Anda di halaman 1dari 23

BAB I

Pendahuluan
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN
Pembebanan Struktur Bangunan.
1. Beban Mati merupakan beratnya struktur sendiri, berat dinding dan
elemen lain yang permanen pada bangunan. Bahan stuktur permanen
seperti baja mutu tinggi, beton pratekan dan campuran aluminium
mengurangi besarnya beban mati.
2. Beban Hidup merupakan berat beban-beban yang dapat berpindahpindah atau berubah arah. Sebagai contoh: orang, mesin, penyekat
flexible, air hujan salju, tekanan dan isapan angin, tekanan air dan
tekanan tanah.
3. Beban Angin merupakan beban yang timbul karena tekanan dan
isapan angin. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu:
kecepatan angin, kepadatan udara, permukaan bidang dan bentuk dari
bangunan. Untuk menanggulangi tekanan dan isapan angin perlu
dipasang penguat-penguat yang merupakan siku-siku, bangunan
petak, gelagar dan penguat sudut sebagai konstruksi penahan angin.
4. Beban Termis merupakan beban yang terjadi karena perubahan
temperatur dalam siang menjadi malam atau musim dingin menjadi
musim panas. Perubahan termis dapat mengakibatkan memuai atau
menyusutnyan bahan struktur dan akan mendorong atau menarik
bagian-bagian stuktur.
5. Gerak Bangunan Akibat Gerak Tanah, gerakan ini disebabkan oleh
adanya dua atau beberapa macam tanah di bawah bangunan, sehingga
reaksi tanah tidak sama atau merata. Diperlukan untuk menyelidiki
tanah sebelum menentukan sistem pondasi yang akan digunakan.
Penyelidikan tanah dapat berupa sondering, tes laboratorium atau
pengeboran untuk menentukan garis permukaan air pada musim
kemarau dan hujan.
6. Goyangan Bangunan Akibat Gempa Bumi, terjadi akibat longsoran
tanah, gempa tektonik, letusan gunung berapi, bahan peledak pada
tambang. Getaran gempa dapat berupa gerak vertikal dan horisontal.
Hubungan-hubungan dan landasan struktur mendapat goyangan
seperti hendak dipatahkan dan diuji kekokohannya. Perlu diadakan
perhitungan terhadap gempa pada bangunan 4 lantai atau lebih dan
1

bangunan besar walaupun tidak bertingkat.


7. Beban Dinamis merupakan beban yang berpindah-pindah tempat atau
berubah-ubah beratnya secara cepat. Bila berat beban berubah dengan
cepat dan teratur akan menimbulkan resonansi.
Statika dan Ilmu Kekuatan
Statika adalah ilmu keseimbangan dari gaya-gaya luar dan rangka
bangunan sebagai keseluruhan. Ilmu kekuatan bahan adalah ilmu
mengenai kekuatan gaya-gaya yang akan dihasilkan oleh partikelpartikel di dalam elemen-elemen bahan untuk struktur yang dibuat
dari bermacan-macam bahan bangunan.
Gaya
Gaya mempunyai tiga sifat:
1. Besaran
2. Arah
3. Titik tangkap
Gaya yang berjumlah 2 atau lebih yang bekerja pada 1 titik dapat
diuraikan menjadi satu gaya resultan, sebaliknya gaya dapat
diuraikan dua atau lebih gaya lain.
Tarik Murni
Suatu bahan linier apabila ditarik dari dua arah yang berlawanan,
maka partikel-partikel atau molekul-molekul bahan itu akan tertarik
dan mengadakan perlawanan. Percobaan membuktikan bahwa bahan
bangunan seperti kayu, baja, batu dan lain-lain mempunyai modul
elastisitas yang berlainan dan dalam batas-batas tertentu.
Tekan Bumi
Merupakan kebalikan dari tarik, bahan yang linier yang tertekan,
maka partikel akan memendek ke arah gaya tekan tapi kearah tegak
lurus sumbu gaya partikelnya akan mengembang. Perpendekan
tergantung pada besar gaya luar yang menekan, luas potongan lintang
bahan, panjang bahan dan modul elastisitas terhadap tekan. Bahan
yang tidak mempunyai daya tahan terhadap gaya tarik pada umumnya
dapat menerima gaya tekan yang besar, seperti bahan alam, bata keras
dan beton.
2

Momen
Timbul apabila pada suatu bidang datar bekerja suatu gaya, yang
tidak melalui sumbu, sumbu yang berdiri tegak lurus pad bidang itu,
maka bidang itu akan berputar terdorong oleh gaya.
UPPER STRUKTUR
Atap merupakan bagian paling atas dari suatu bangunan, yang melindungi
secara fisik maupun metafisik. Adapun fungsi dari atap yaitu mencegah
terhadap pengaruh angin, bobot sendiri dan curah hujan, melindungi
ruang bawah, manusia serta elemen bangunan dari pegaruh cuaca seperti
hujan, sinar panas matahari, sinar cahaya matahari, petir, dll. Pekerjaan
atap terdiri dari tiga unsur, yaitu kuda-kuda , rangka atap dan penutup
atap. Kuda-kuda akan menopang suatu atap yang dirangkai dengan rangka
atap. Rangka atap terdiri dari gording sebagai rangka pengaku dan
tumpuan kaso di bagian tengah, nok sebagai rangka pengaku dan tumpuan
kaso dibagian paling atas (bubungan), jurai sebagai rangka penghubung
antara dua arah kaso dan sebagai kedudukan talang. Murplat merupakan
rangka pengaku dan tumpuan kaso di atas ringbalk atau badan bangunan
serta kaso atau reng bila penutupatapnya dari genteng. Bila menggunakan
penutup atap dari lembaran seng metal, fiber, atau asbes, penutup atap
tersebut akan langsung dipakukan pada gording.
Nama bagian-bagian atap yaitu:
1. Bubungan
Bubungan merupakan bagian atap paling atas yang selalu dalam
kedudukan mendatar. Sering kali juga bubungan atap menentukan
arah.
2. Tirisan atap
Merupakan bagian terbawah garis atap, menentukan garis paling
bawah atap yang mendatar.
3. Garis patahan atap
Pada tambahan kasau miring atau pada atap mansard, adalah garis
pertemuan antara dua bidangatap yang berbeda kemiringannya.
Arahnya sejajar dengan garis tirisan atap, berarti kedudukannya
mendatar.
4. Jurai luar
Merupakan bagian tajam pada atap berawal dari garis tiris atap sampai
bubungan (pertemuan dua bidang atap bangunan dengan sudut
mengarah keluar)
5. Jurai dalam
Merupakan bagian tajam pada atap berawal dari garis tiris atap sampai
3

bubungan(pertemuan dua bidang atap bangunan dengan sudut


mengarah kedalam).
6. titik pertemuan jurai dan bubungan adalah tempat bertemunya 3
bidang atap atau lebih.
7. bubungan penghubung miring merupakan garis jurai pada bidang
bidang atap yang tinggi bubungannya berbeda dan bertemu pada sutu
titik, juga berfungsi menghubungkan dua titik pertemuan jurai dan
bubungan.
8. pinggiran gevel merupakan bagian akhir dari atap pada gevel (dinding
berbentuk segitiga.)
KEMIRINGAN ATAP
Dipengaruhi prinsip konstruktif (konstruksi atap datar, atap kasau, atau
atap peran/gording. dipengaruhi juga oleh pelapis atap, semakin banyak
celah, semakin kecil ukuran elemen penutup atap maka atap harus dibuat
semakin curam agar air hujan dapat mengalir dengan cepat. Juga
dipengaruhi oleh cuaca dan iklim.
BAHAN KONSTRUKSI ATAP
Kayu
1. bahan bangunan yang sesuai untuk lebar bentang tidal lebih dari
4m karena mudah didapat, mudah dikerjakan dengan alat
sederhana, bobot agak ringan, kuat tarik, kuat tekan dan kekuatan
lendutan cukup tinggi
2. Merupakan bahan bangunan ekologis karena dapat dibudayakan.
3. kekurangannya, selalu menyesuaikan kadar air dengan keadaan
sekitar sehingga bisa menyusut atau mengembang.
4. Mudah membusuk jika terkena air pada bagian yang tidak terkena
pengudaraan.
Baja
1. Baja berbentuk profil gilas atau pelat yang dibengkokan
merupakan bahan bangunan atap yang sesuai untuk bentang lebar
10-30 M.
2. biasanya merupakan konstruksi rangka batang yang dilas atau
dibaut.
3. biasanya disediakan secara prakilang / prefabrikasi di bengkel
tertentu sebelum dimuat ke tempat bangunan.
Balok Beton bertulang
1. Bahan ini apabila di cor di tempat, hanya cocok untuk balok-balok
horizontal saja. Apabila digunakan untuk rangka batang vertikal
harus di cor dalam keadaan mendatar pada lantai kerja kemudian
4

diangkat keatas ring balok.


2. ketepatgunaannya terbatas karena bobotnya cukup berat.
3. sesuai untuk lebar bentang 4 10 M
KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU
Konstruksi kuda-kuda tradisional
1. Juga dinamakan konstruksi atap peran (gording)
2. Untuk atap pelana, atap perisai, atap lesenaar dan atap datar.
3. Dipengaruhi konstruksi tradisional Belanda.
Konstruksi Atap Kasau
1. Atap kasau dan atap kasau balok bangsal merupakan konstruksi tanpa
kuda-kuda.
2. kemiringan atap > 300
3. Sesuai untuk rumah yang agak kecil.
4. Setiap kasau bersilangan gunting bertindak sebagai kuda-kuda
penopang yang menyalurkan muatan langsung ke balok loteng.
5. Panjang kasau < 5M Konstruksi kuda-kuda gantung 1. Merupakan
sistem atap yang menyalurkan semua beban ke dinding luar yang
menerima beban. 2. Konstruksi ini dipilih bila panjang balok loteng
melebihi 5 M tanpa adanya tiang atau dinding pendukung 3. kudakuda dengan 1 tiang cocok untuk bentang < 8M, kuda-kuda dengan
dua 2 tiang untuk lebar bentang < 12M. 4. Sambungan tarik pada
balok gantung dan balok loteng dapat dibuay dari pelat string dan
purus atau yang lebih sederhana dengan baut simplex. Konstruksi
kuda-kuda dengan tiang. 1. Merupakan sistem konstruksi atap paling
sederhana dan yang menyalurkan beban kedinding luar yang
menerima beban maupun ke ander (tiang yang mendukung balok
bubungan) yang menyalurkan beban atap ke dinding dalam yang
menerima beban. Konstruksi kayu rangka batang (vakwerk). 1.
Merupakan konstruksi rangka segitiga saja dimana garis sumbu
batang harus lurus dan masing-masing hanya menerima gaya tekan
dan tarikan. 2. Garis sumbu batang bertemu pada titik simpul yan
bekerja sebagai engsel dalam didang rangka batang. 3. Beban pada
konstruksi rangka batang hanya boleh bekerja pada titik simpul.
KONSTRUKSI LANGIT-LANGIT
Pengertian, Fungsi dan Konstruksi
1. Biasanya dipasang untuk estetika ( menutupi konstruksi kuda-kuda
atap atau balok dukungan pada konstruksi pelat langit beton bertulang
dan sebagainya) maupun karena kebutuhan teknis (terhadap
kebakaran, perbaikan akustik ruang atau sebagai penutup instansi
listrik, ac, dan utilitas lainnya).
2. Terdiri dari dua bagian yaitu konstruksi rangka dasar/rangka
5

penggantung dan lapisan penutup langit-langit.


KONSTRUKSI RANGKA DASAR LANGIT-LANGIT
1. Konstruksi ini sebaiknya disesuaikan dengan jarak kssau atau
konstruksi pelat langit dari kayu (bila bangunan kayu bertingkat)
sehingga sesuai dengan ukuran pelat penutup langit-langit.
2. Penutup langit-langit dipotong sesuai konstruksi dsar dan dapat
dipaku dibawah kasu atau konstruksi pelat lantai kayu.
3. Dapat berfungsi sebagai lapisan atap kedua yang kedap air, tahan
terhadap kebocoran.
KONSTRUKSI RANGKA PENGGANTUNG
- Biasanya dibuat daru usuk 5/7 yang dipasang berselingan sesuai
dengan bentuk dan ukuran bahan penutup langit-langit.
- Konstruksi rangka penggantung dari logam terdiri dari
baja/aluminium profil tegak lurus yang dipasang langsung pada kawat
gantung oleh penjepit.
BAHAN PENUTUP LANGIT-LANGIT
1. Triplek, bahan ini dapt dibentuk sesuai ukuran rangka langit-langit.
Tripleks agak peka terhadap air sehingga perlu diawetkan dengan cat
atau lapisan rapat air lainnya di bawah atap genteng.
2. Serat semen ( eternit), bahan ini diperdagangkan dengan ukuran
standart yaitu 1x1 M dan 1x2 M, sehingga rangka harus menyesuaikan
ukuran tersebut. Untuk memperkuat eternit dengan tebal 6 mm,
sebaiknya diberi rangka tambahan sehingga ukuran maksimal tidak
melebihi 0,5x1 M
3. Gipskarton, bahan ini diperdagangkan dengan ukuran 1,22 x 2,44 M,
tebal 10 12 MM. Bahan ini bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan
dengan bentuk konstruksinya. Untuk mencegah kerusakan diperlukan
pelapis atap kedap air. Untuk mencegah lengkung, ukuran maksimal
dibuat 0,6 x 0,6 M.
4. Papan kayu, dipilih jenis kayu dengan motif indah dan warna terang.
Bentuk dan ukuran disesuaikan konstruksi langit-langit. Tebalnya
dpilih 10 14 MM.
5. Bambu, bahan ini sering digunakan sebagai anyaman di rumah
pedesaan. Motif dan ukurannya dapat dipesan langsung pada
produsennya.
PENGERTIAN DINDING
Dinding dapat diartikan sebagai bagian struktur bangunan yang berbentuk
didang vertikal dan yang berguna untuk melindungi, membagi.
FUNGSI DINDING
6

1. sebagai pemisah antar ruang.


2. sebagai penahan cahaya, angin, hujan, banjir, dan lain-lain yang
bersumber dari alam.
3. sebagai penahan struktur.
4. sebagai penahan kebisingan untuk ruang yang memerlukan ambang
kekedapan suara tertentu seperti studio rekaman atau studio siaran.
5. sebagai penahan radiasi sinar atau zat-zat tertentu seperti pada ruang
radiologi, ruang operasi, laboratorium, dll.
6. sebagai fungsi artistik tertentu.
JENIS-JENIS KONSTRUKSI DINDING
1. Konstruksi dinding masif. Merupakan dinding dari 1 bahan bangunan
saja (termasuk di dalamnya mortar dan plesteran). Fungsinya
menerima beban (load bearing wall/struktur primer serta menahan
radiasi panas sinar matahari.
2. Konstruksi dinding batu bata. Merupakan dinding batu buatan yang
dibakar, dengan ketebalan minimal setengah batu atau 11 CM.
Diperkuat rangka pengaku (kolom/ balok beton bertulang), setiap luas
12 M2 / setiap panjang 2-3 M siar tegak diusahakan tidak merupakan
1 garis tetapi harus bersilangan.
3. Konstruksi
dinding
batako
atau
conblok.
Memiliki ketebalan sekitar 15 cm, tinggi maksimal 3M, panjang
dinding maksimal 7,5 M dan luas maksimal 12 M2. untuk ukuran
yang melebihi ketentuan diatas perlu ditambahkan kolom praktis dan
ring balok sebagai pengikat atas. Dan merupakan campuran dari
mortar(spesi) 1 pc : 5 pasir.
4. Konstruksi dinding beton. Terbuat dari campuran beton (pc, agregat
kasar dan halus serta air) yang dicor dalam bekesting. Dapat diperkuat
dengan tulangan baja, anyaman tulangan baja atau serat baja dst.
Keuntungan dari konstruksi ini yaitu tahan terhadap kebakaran, tahan
gempa bumi, penyerap panas dan perambatan suara melalui materi.
5. Konstruksi dinding tanah liat (pise). Kegunaan tanah liat dalam
gradasi yang cocok dan dalam keadaan lembab dapat
ditumpuk/ditumbuk dalam bekesting yang mirip dinding beton.
Bekesting tanah liat dapat digunakan bertahap karena setelah
ditumbuk tanah liat menjadi stabil dan bekesting dapat langsung
dilepas. Tanah liat ditumpuk dalam bekesting setebal < 10 cm
kemudian dipadatkan menjadi 5 cm. 6. Konstruksi dinding kerangka
dan kolom. Pada dinding berlapis dan dinding rangka, masing-masing
tugas dinding (menerima beban, melindungi konstruksi gedung dan
penghuni, membagi ruang, menangkal panas, dst) dibagi atas lapisan
dinding tertentu. Setiap fungsi dinding dapat dilaksanakan secara
optimal. 7. Konstruksi bangunan rangka kayu. Konstruksi rangka kayu
merupakan bentuk dasar suatu bangunan. Konstruksi ini dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu konstruksi rangka tersusun dengan
7

pembangunan konstruksi dinding setingkat demi setingkat, biasanya


berkonstruksi tiang balok dan konstruksi rangka terusan dengan
tiang papan yang menembus melalui semua tingkat bangunan. 8.
Konstruksi dinding rangka baja. Penanganan konstruksi ini harus
dilakukan dengan keahlian dan dikerjakan dengan teliti. Bahan,
tegangan, bentuk dan ukuran harus memenuhi syarat peraturan
nasioanl. Untuk bagian yang mudah mengalami karatan maka harus
dilapisi cat anti karat. 9. Konstruksi dinding rangka beton bertulang.
Konstruksi bangunan rangka beton bertulang terdiri dari kolom beton
bertulang dan pelat lantai bertulang yang kadang diperkuat dengan
balok pendukung. Konstruksi ini sangat cocok untuk bangunan
gedung tinggi, bangunan di daerah rawan gempa, dsb. 10. Konstruksi
dinding dalam, pemisah ruang. Konstruksi ini tidak mempengaruhi
kestabilan bangunan karena tidak menerima beban apapun. Tetapi
mempunyai fungsi lain yaitu meredam suara, mencegah kebakaran
dan mengatur fungsi dalam ruang.
JENIS-JENIS KONSTRUKSI DINDING DALAM
1. Konstruksi dinding batu bata. Tidak menerima beban. Dengan tebal
dinding minimal 11 cm dengan aturan batu memanjang, kolom praktis
dipasang setiap 2 3 M dan dibawah pelat lantai dipasang balok.
2. Konstruksi dinding batako/ conblock. Dipasang diatas lantai beton
dengan tebal > 80 mm (batako tidak berlubang) dan tebal < 60 mm
(batako berlubang). Dan pada setiap 4 m harus dipasang kolom
praktis, setiap tinggi 3 m dipasang ring balok.
3. Konstruksi dinding kayu dan bambu. Konstruksi ini dapat dengan
mudah dibongkar pasang. Biasanya menggunakan rangka kayu ukuran
6/12 baik arah vertikal maupun horisontal dengan sambungan bibir
lurus atau takikan. Kemudian rangka dilapisi papan kayu, tripleks,
gypsum board, semen berserat sintetis, papan serat kayu semen,
anyaman bambu, dll.
4. Konstruksi dinding tirai. Terdiri dari elemen dinding dan jendela
ringan yang dipasang berjarak dengan strktur primer. Umumnya
memiliki bagian yang terdiri dari kaca yang sangat tinggi atau
mungkin kaca saja.
SUB STRUKTUR
Pengertian pondasi.
Pondasi merupakan komponen bangunan yang menghubungkan bangunan
dengan tanah. Pembangunan pondasi harus dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap berat pondasi itu sendiri , beban-beban berguna dan
gaya-gaya luar seperti: tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain. Adanya
penurunan pondasi setempat atau secara merata yang melebihi batas
tertentu akan menyebabkan rusaknya bangunan. Oleh karena itu,
penggalian tanah untuk pondasi sebaiknya harus mencapai tanah keras.
8

Fungsi pondasi.
Adapun fungsi dari pondasi yaitu sebagai kaki bangunan atau alas
bangunan, sebagai penahan bangunan dan meneruskan beban dari atas ke
dasar tanah yang cukup kuat, dan sebagai penjaga agar kedudukan
bangunan stabil (tetap).
Kekuatan tanah sebagai dasar pondasi. Tergantung pada susunan dan
struktur tanah, makin heterogen strukturnya makin sulit perencanaan
pondasinya. Penyelidikan kekuatan tanah mencakup: Kedalaman dan
ketebalan lapisan bumi, terutama lapisan yang akan menerima beban,
tegangan tanah yang akan diizinkan keadaan hidrologisnya.
Kekokohan landasan tanah juga dipengaruhi oleh:
1. pemadatan dan penurunan tanah akibat vibrasi lalu lintas, peralatan
berat industri, dll.
2. penurunan tanah akibat perubahan hidrologi atau pengikisan pada tepi
sungai, dll.
3. pergeseran tanah atau longsor akibat tekanan berat, terendam air
akibat banjir atau air pasang.
Hal-hal yang dihindari untuk menjamin kestabilan/keseimbangan
bangunan terhadap pembebanan:
BAHAN PONDASI
Bahan bangunan berkaitan dengan bentuk pondasi, seperti : konstruksi
kayu untuk rumah panggung/ tiang pancang, batu kali, batu merah atau
beton berbatu untuk pondasi lajur, beton bertulang untuk pondasi
setempat, pelat beton bertulang, tiang pancang atau pemboran atau baja
untuk tiang pancang.
1. Pondasi batu kali.
Dibuat
dengan
batu
pecahan
yang
cukup
besar.
Batu kali disusun berselang dan diisi rapat dengan mortar (1/2 pc : 1
kapur : 7 pasir. Lebar pondasi minimal adalah tebal dinding ditambah
10 cm kanan kirinya. Tinggi minimal 2x lebarnya.
2. Pondasi batu bata.
Harus dibuat dari batu bata mutu tinggi agar tidak hancur pada tanah
yang lembab. Tinggi pondasi batu bata minimal adalah 5 lapis batu
dengan siar melintang yang teratur.
3. Pondasi beton tidak bertulang. Pada umumnya hanya digunakan pada
gedung bertingkat. Pondasi ini hanya menerima gaya tekan saja. Mutu
beton minimal kelas II, K125.
4. Pondasi beton bertulang. Digunakan pada bangunan bertingkat banyak
dan kalu daya dukung tanah kecil. Perbandingan lebar dengan tinggi
tidak terbatas , sehingga ekonomis karena menghemat beton. Tebal
selimut beton sebaiknya setebal 5 cm.
5. Pondasi kayu dapat digunakan sebagai pondasi lajur maupun tiang
9

pancang di daerah rawa atau dalam air. Kekurangan oksigen dalam


air/rawa akan menghindarkan kebusukan.
BALOK PEMERATA BEBAN (SLOOF)
Berfungsi untuk membagi beban secara merata sekaligus mengikat
pondasi batu kali atau tiang. Dapat dibuat dari konstruksi kayu, batu bata,
atau beton bertulang.
LAPISAN KEDAP AIR (TRASRAAM)
Berfungsi untuk mencegah naiknya kelembaban tanah melalui pondasi ke
dalam dinding yang menyebabkan dinding busuk. Trasraan dapat berupa
lapisan batu merah diikat dengan mortar ( 1 pc : 3 pasir), lapisan aspal,
karet trasraam, plat seng datar, plesteran emulsi. Dapat dibagi menjadi
trasraam vertikal dan horisontal.

10

BAB II
STRUKTUR & KONSTRUKSI BANGUNAN 1

Struktur dan Konstruksi Bangunan


Struktur berarti benda sedangkan konstruksi berarti teknik atau cara
membuat (rekayasa).

Struktur :
1. Cara sesuatu disusun / dibentuk / dibangun; susunan; bangunan2 . Y a n g
d i s u s u n d e n g a n p o l a t e r t e n t u 3.Pengaturan unsur atau bagian
suatu benda (bangunan)4.Ketentuan unsur-unsur dari stau benda
(bangunan) [ KBBI3]
2. Dalam Teknik dan Arsitektur, struktur adalah badan atau assemblageof
tubuh dalam ruang untuk membentuk sebuah sistem yang mampu
mendukung beban.
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun
prasarana.

Super Structure :
Sistem bangunan utama, yang membuat bangunan tersebut rigid, kokoh,
dan bisa berfungsi.

Super Structure :
STRUKTURAL
Sistem Struktur Atap
Sistem Struktur Dinding (bearing wall, sloof, balok,dan kolom)
Sistem Struktur Lantai (untuk bangunan bertingkat)
NON STRUKTURAL
Sistem penutup atap
Sistem plafond
Sistem pengisi dinding
Sistem pintu dan jendela
Sistem penutup lantai
11

Sub Structure :
Sistem penopang Super Structure, supaya super structure bisa tetap stabil
berdiri / pada posisiyang dikehendaki.

Sub Structure :
STRUCTURAL
Sistem pondasiUmpak, cerucuk, anchor, raft, ponton, etcpondasi batu kali,
pondasi telapak beton, bor pile, tiangpancang, sumuran, etc
(under surface / upper surface)

12

Super Structure and Sub Structure.1

Super Structure and Sub Structure.2

SISTEM STRUKTUR

13

14

BUKAN SISTEM STRUKTUR

Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga
dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada
beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan
bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur
Bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan.
contoh lain: Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi Kapal, dan
lain lain.
Konstruksi Bangunan terdiri dari dua suku kata yaitu konstruksi
(construction) yang berarti membangun, sedangkan bangunan yang berarti suatu
benda yang dibangun atau didirikan untuk kepentingan manusia dengan tujuan,
biaya dan waktu tertentu. Konstruksi bangunan berarti suatu cara atau teknik
membuat/mendirikan bangunan agar memenuhi syarat kuat, awet, indah,
fungsional dan ekonomis.
Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak)
suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya) Walaupun kegiatan
konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi
15

merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang
berbeda.
Konstruksi :
1. Susunan (model, tata letak) suatu bangunan [ KBBI3]
2. Dalam Arsitektur dan Teknik Sipil, Konstruksi adalah proses yang terdiri
dari bangunan atau perakitan ainfrastructure
3. PROSES, seni, atau cara sesuatu konstruksi [Merriam-Webber Dict.]
4. Jalan dimana sesuatu yang dibangun atau disatukan; proses atau tindakan
costructing atau cara di mana hal-hal yang dibangun.
Bangunan dikelompokkan kedalam 4 kelompok yaitu:
1. Bangunan Gedung yaitu: kantor, rumah sakit, hotel, rumah dan lain-lain.
2. Bangunan Transportasi yaitu: jalan, jembatan, rel kereta api, terminal,
pelabuhan,lapangan terbang dan sebagainya.
3. Bangunan Air yaitu: bendungan, saluran irigasi, saluran drainase,
bangunan bagi, gorong- gorong dan sebagainya.
4. Bangunan khusus yaitu: anjungan lepas pantai, menara jaringan listrik
tegangan tinggi, menara pemancar radio, TV dan sebagainya.
Secara umum konstruksi bangunan harus memenuhi 5 syarat yaitu:
1. Kuat dan awet, dalam arti tidak mudah rusak sehingga biaya pemeliharaan
relatip menjadi murah.
2. Fungsional, dalam arti bentuk, ukuran dan organisasi ruangan mememihi
kebutuhan sesuai dengan fungsinya.
3. Indah, dalam arti bentuknya enak dipandang mata .
4. Hygienis, dalam arti sirkulasi udara dan cahayanya cukup sehingga
penghuninya merasa nyaman dan sehat.
5. Ekonomis, dalam arti tidak terdapat pemborosan sehingga pembiayaan
menjadi relatif efisien dan efektif.

Sistem Bangunan
Sebuah sistem dapat didefinisikan sebagai suatu susunan bagian-bagian
yang saling berhubungan atau saling tergantung satu sama lain yang membentuk
sebuah kesatuan kompleks dan berlaku untuk satu fungsi. Sebuah bangunan dapat
diartikan sebagai wujud fisik dari beberapa sistem dan subsistem yang saling
berhubungan, terkoordinasi, terintegrasi satu sama lain sekaligus dengan wujud
tiga dimensinya, serta organisasi spasialnya secara utuh

Sistem Struktural
16

Sistem struktural sebuah bangunan dirancang dan dikonstruksi untuk dapat


menyokong dan menyalurkan gaya gravitasi dan beban lateral ke tanah dengan
aman tanpa melampaui beban yang diizinkan atau yang dapat ditanggung oleh
bagian-bagian sistem struktur itu sendiri.
A. Substruktur atau struktur bawah: adalah struktur dasar yang
membentuk fondasi sebuah bangunan.
B. Struktur: berupa kolom, balok, dan dinding penopang menyokong
struktur lantai dan atap.
C. Superstruktur atau struktur atas: adalah perpanjangan vertikal
bangunan di atas fondasi.
Dari elemen-elemen bangunan tersebut diatas, selanjutnya dapat disusun
sedemikian sehingga sesuai dengan fungsinya masing-masing dan seefisien
mungkin, karena elemen yang satu terhadap yang lain saling berkaitan menjadi
satu kesatuan yaitu yang disebut gedung atau rumah.

Sistem Selubung
Sistem selubung merupakan cangkang atau selimut bangunan yang terdiri
dari atap, dinding eksterior, jendela, dan pintu.
o Atap dan dinding eksterior melindungi ruang-ruang interior dari cuaca,
mengkontrol kelembaban, panas, dan aliran udara dengan susunan lapisan
komponen konstruksi.
o Dinding eksterior dan atap juga meredam kebisingan, serta memberikan
keamanan dan privasi bagi penghuni bangunan.
o Pintu memberikan akses fisik.
o Jendela memberikan akses terhadap cahaya, udara, dan pemandangan.
o Dinding interior dan partisi membagi ruang interior bangunan menjadi
satuan ruang-ruang yang lebih kecil.

Sistem Mekanikal
Sistem mekanikal bangunan memberikan pelayanan yang penting bagi
bangunan, diantaranya:

Sistem pasokan air menyediakan air untuk konsumsi dan sanitasi


penghuni.
Sistem pembuangan air membuang limbah cair dan zat organik ke luar
bangunan.
Sistem pemanas, ventilasi, dan AC (air conditioning) mengkondisikan
keadaan ruang interior untuk kenyamanan penghuni.
17

Sistem elektrikal mengendalikan, mengukur, melindungi sumber daya


listrik bangunan dan mendistribusikannya dengan aman untuk memenuhi
kebutuhan
Sistem penerangan, keamanan, dan komunikasi Sistem transportasi
vertikal (lift) membawa crane dan barang dari satu lantai ke lantai lain
dalam bangunan bertingkat sedang Ban tinggi.
Sistem kebakaran mendeteksi dan memadamkan api.
Struktur bangunan bertingkat tinggi mungkin memerlukan sistem
pembuangan limbah serta sistem daur ulang.

Gb.kontruksi rumah dari kayu


Gb.kontruksi rumah dari baja
2. Jenis-jenis Bangunan
Bangunan sebagai suatu benda hasil karya orang umumnya besar dan
mempunyai bobot yang tinggi serta dikerjakan oleh orang banyak. Mengingat
banyaknya macam bangunan dalam bidang teknik, maka dapat dibedakan menjadi
jenis-jenis sebagai berikut :
a. Bangunan kering, yang diantaranya adalah gedung, rumah, jalan, pabrik,
tempat ibadah , dan lain-lain.
b. Bangunan basah, yang diantaranya adalah saluran air, menara air,
dermaga, pelabuhan, bendungan,
saluran irigasi dan lain
sebagainya.Mengingat ruang lingkup dan jenis bangunan yang cukup luas,
maka dalam materi ini hanya akan dibahas ilmu bangunan gedung saja.
3. Bagian-bagian Bangunan Gedung
Setiap bangunan merupakan susunan sesuatu yang terdiri dari komponenkomponen yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya agar mendapatkan
konstruksi yang stabil.
Ditinjau dari sisi susunannya, bagunan gedung dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
bagian yaitu sebagai berikut:
1. Bagian bawah
Yaitu bagian-bagian bangunan yang terletak dibawah permukaan lantai
atau bagian bangunan yang ada di dalam tanah, seperti balok beton (sloof), kolom
beton dan pondasi. Bangunan bagian bawah ini berfungsi untuk menahan semua
beban bangunan yang berada diatasnya termasuk beratnya sendiri.
2. Bagian tengah
18

Yaitu bagian-bagian bangunan yang terletak diatas balok beton (sloof),


seperti dinding, pintu
dan jendela.
3. Bagian atas
Yaitu bagian-bagian bangunan yang terletak diatas dinding (pasangan
bata), seperti plafond, balok cincin (ring balk), rangka atap dan penutup atap.
Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Untuk
melindungi suatu ruang terhadap iklim dan bahaya bahaya yang ditimbulkan
oleh alam. Menyalurkan beban ke dalam tanah
Beban dibedakan dalam beberapa arti :
Beban Gravitasi : Tegak Lurus Kebumi, vertikal ke bumi, beban yang
secara alami dimiliki oleh setiap benda di muka bumi.
Beban Lateral atau Horizontal :Tegak Lurus terhadap beban gravitasi atau
mendatar relatif sejajar permukaan bumi.
Pembagian beban berdasarkan sebabnya :
1. Beban yang disebabkan Alam (Geofisika)
Arus dan Gelombang air, geothermal-uap dan gas, angin, gempa tektonik
dan vulkanik, hujan, salju, dsb.
2. Beban yang disebabkan Buatan Manusia (Man Made)
getaran kendaraan, suara buatan, ledakan bom, nuklir, benturan, pukulan,
dsb.
Perbedaan beban hidup dan beban mati

Beban Mati
- Berat Sendiri Struktur dan Seisinya
- Sifatnya Permanen Tetap, Statik
- Beban mati dapat dihitung dengan akurat material dan komponennya
jelas.
Contoh :
Struktur dinding, lantai, atap, plafon, perlengkapan Sistem Mekanikal
Elektrikal

Beban Hidup
- Salju, Air hujan, Es
- Tekanan Air,Tanah, dan Air Tanah
- Beban Angin
19

Beban Gempa
- Pergeseran pada Patahan/plate
- Tanah Longsor, Tanah Turun pada lapisan bawah
- Tsunami
- Beban Termis Panas, Memuai dan Pemuaian
- Beban Ledakan Nuklir, Super Sonic
- Sifatnya Berubah atau Temporari atau Semi Permanen
- Beban Hidup terkadang sukar diprekdiksi arah dan besarnya
- Besaran dapat berubah menurut Waktu dan Tempat
- Beban Hidup dapat bekerja secara Statik ataupun Dinamik
Contoh :
Orang, Perabot Interior-Furnitur, Dinding Partisi, Sebagian
Perlengkapan Mekanikal (tangki air, pipa, dll).

Konsep dasar sistem struktur :


Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih dan mendisain
struktur adalah
Pola Geometrikbentuk geometrik diperlukan untuk kemudahan dalam hal ;
a. organisasi fungsi ruang,
b. visual,
c. stabilitas,
d. distribusi beban.

20

BAB III
Kesimpulan
Struktur berarti benda sedangkan konstruksi berarti teknik atau cara
membuat (rekayasa). Dalam Teknik dan Arsitektur, struktur adalah badan atau
assemblageof tubuh dalam ruang untuk membentuk sebuah sistem yang mampu
mendukung beban.
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun
prasarana. Struktur terbagi dua Super Structure dan Sub Structure. Super structure yaitu
sistem bangunan utama, yang membuat bangunan tersebut rigid, kokoh, dan bisa
berfungsi, dan sub structure yaitu Sistem penopang Super Structure, supaya super
structure bisa tetap stabil berdiri / pada posisi yang dikehendaki.
Sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur
pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan
sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur.
Konstruksi Bangunan terdiri dari dua suku kata yaitu konstruksi (construction)
yang berarti membangun, sedangkan bangunan yang berarti suatu benda yang
dibangun atau didirikan untuk kepentingan manusia dengan tujuan, biaya dan
waktu tertentu. Konstruksi bangunan berarti suatu cara atau teknik
membuat/mendirikan bangunan agar memenuhi syarat kuat, awet, indah,
fungsional dan ekonomis.
Terdapat juga sistem bangunan yaitu sebuah sistem dapat didefinisikan
sebagai suatu susunan bagian-bagian yang saling berhubungan atau saling
tergantung satu sama lain yang membentuk sebuah kesatuan kompleks dan
21

berlaku untuk satu fungsi. Di samping itu terdapat pula sistem struktural yaitu
sistem struktural sebuah bangunan dirancang dan dikonstruksi untuk dapat
menyokong dan menyalurkan gaya gravitasi dan beban lateral ke tanah dengan
aman tanpa melampaui beban yang diizinkan atau yang dapat ditanggung oleh
bagianbagian sistem struktur itu sendiri dan sistem-sistem lainnya.

PAPER:

STRUKTUR DAN KOSTRUKSI


BANGUNAN1

22

Nama
Stambuk
Prody
Fakultas
Judul Tugas
Bangunan 1
Dosen

:
:
:
:
:

Meditasari Pelupessy
03420140016
Teknik Arsitektur
Teknik
Paper. Struktur dan Konstruksi

Ir. Aris Alimudin, M.T

23

Anda mungkin juga menyukai