Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PERUMUSAN MASALAH DALAM PENELITIAN


Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian yang
diampu oleh Ibu Riani Lubis, S.T., M.T.

disusun oleh :
10114243 - Fajar Fauzi Ramadhan
10113463 - Muhammad Heda N
10113026 - Bintang Januari Haliri
10113320 - Rizky Wijayamulya
KELOMPOK 6
METODE PENELITIAN - 2

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2016

I. MASALAH PENELITIAN
1. Menemukan Masalah Penelitian atau Pemilihan Topik
Masalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benarbenar terjadi, antara teori dengan praktik, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana
dengan pelaksanaan (Sugiyono, 2014:56). Masalah timbul karena adanya tantangan,
kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena, adanya kemenduaan
arti (ambiguity), adanya halangan dan rintangan, adanya celah (gap), baik antar kegiatan atau
antar fenomena, baik yang telah ada ataupun yang akan ada (Nazir, 2014:96). Penelitian
diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah itu, atau sedikit-dikitnya manutup celah
yang terjadi.
Untuk menemukan masalah dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis masalah,
yaitu dengan pohon masalah. Dengan analisis masalah melalui pohon masalah ini dapat
diketahui mana masalah yang penting, yang kurang penting dan yang tidak penting. Melalui
analisis masalah ini juga dapat diketahui akar-akar permasalahannya. Selain itu, penelitian
diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah yang terjadi. Penelitian murni maupun
terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian terapan, hasilnya langsung
dapat digunakan untuk membuat keputusan (Sugiyono, 2014:55).
2. Pemilihan Topik dalam Penelitian.
Memilih topik penelitian merupakan keputusan yang paling penting dan harus
dilakukan dalam melkaukan penelitian. Umumnya para mahasiswa atau peneliti paruh waktu
yang terdaftar dalam pengambilan gelar kesarjanaan dan menuntut mereka untuk melakukan
penelitian skala kecil serta mereka yang sedang menerima semacam dukungan dari atasan
mereka, menerima jika pilihan topik penelitian mereka ditentukan, paling tidak sebagian oleh
atasan mereka (Guritno et al, 2011). Ada dua belas isu untuk dipertimbangkan ketika memilih
topik penelitian, yaitu :
1
.
2
.
3
.
4
.
5
.

Jumlah pilihan yang Anda miliki

7.

Waktu Anda yang tersedia

Motivasi Anda

8.

Biaya penelitian

Regulasi dan harapan

9.

Sumber daya Anda yang tersedia

Subyek atau bidang studi Anda

10.

Kebutuhan Anda akan dukungan

Contoh dari proyek riset sebelumnya

11.

Akses ke dalam isu-isu

6
.

Ukuran topik Anda

12.

Metode untuk melakukan penelitian.

Jika kita telah berkeputusan untuk melakukan penelitian namun kita tidak dapat
memikirkan apa yang harus dilakukan. Hal ini merupakan masalah umum dan mungkin
berkaitan dengan keyakinan diri kita atau kurang keyakinan diri dalam melakukan proyek
penelitian.
3. Sumber-Sumber Masalah Penelitian
Masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara
pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya
pengaduan, dan kompetisi (Sugiyono, 2014).
Sumber-sumber untuk memperoleh masalah penelitian diantaranya adalah sebagai
berikut:
1
.
2
.
3
.
4
.
5
.
6
.

Pengamatan terhadap kegiatan manusia

7.

Praktik serta keinginan masyarakat

Bacaan

8.

Bidang spesialisasi

Analisis bidang pengetahuan

9.

Pelajaran yang diikuti

Ulangan serta perluasan penelitian

10.

Pengamatan terhadap alam sekeliling

Cabang Studi yang sedang dikerjakan

11.

Diskusi-diskusi ilmiah

Pengalaman dan catatan pribadi

4. Ciri-ciri masalah yang baik


Beberapa ciri-ciri masalah yang harus diperhatikan, baik dilihat dari segi isi rumusan
masalah, ataupun dari segi kondisi penunjang yang diperlukan dalam pemecahan masalah
yang telah dipilih. Ciri-ciri masalah yang baik adalah sebagai berikut:
A. Masalah harus ada nilai penelitian
Masalah harus mempunyai isi yang mempunyai nilai penelitian, yaitu mempunyai
kegunaan tertentu serta dapat digunakan untuk suatu keperluan. Masalah mempunyai nilai
penelitian jika hal-hal berikut diperhatikan:
a. Masalah haruslah mempunyai keaslian,
b. Masalah harus menyatakan suatu hubungan,
c. Masalah harus merupakan hal yang penting,

d. Masalah harus dapat diuji,


e. Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
B. Masalah harus fisibel
Masalah harus mempunyai fisibilitas, yaitu suatu masalah dapat dipecahkan. Ini
berarti:
a. Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia,
b. Equipment dan kondisi harus mengizinkan,
c. Biaya untuk memecahkan masalah harus seimbang,
d. Masalah harus didukung oleh sponsor yang kuat,
e. Tidak bertentangan dengan hukum adat.
C. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi penelitian
Masalah harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti sendiri dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Menarik bagi si peneliti,
b. Masalah harus sesuai dengan kulifikasi.
II. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam suatu penelitian latar belakang masalah bertujuan untuk menjelaskan
pentingnya alasan masalah yang diteliti baik dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu,
dan kepentingan pembangunan. Hal yang perlu dijelaskan dalam latar belakang masalah yaitu
apa yang membuat peneliti merasa gelisah dan resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti.
Dalam latar belakang masalah sebaiknya peneliti mengungkapkan gejala kesenjangan di
lapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan dan mengutarakan
kerugian yang bakal diderita apabila masalah tersebut dibiarkan tidak diteliti dan keuntungan
yang kiranya bakal diperoleh apabila masalah diteliti. Peneliti perlu pula menguraikan secara
jelas kedudukan masalah yang hendak diteliti di dalam wilayah bidang studi yang ditekuni
oleh peneliti yang bersangkutan. Contohnya adalah dalam keseluruhan upaya pendidikan,
PBM (Proses Belajar Mengajar) merupakan aktivitas yang penting karena melalui proses
itulah tujuan pendidikan akan dicapai dalam bentuk perubahan perilaku mahasiswa.
Kepribadian dosen mempunyai pengaruh langsung dan kumulatif terhadap perilaku
mahasiswa (Guritno et al, 2011 : 57).
III. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya


melalui pengumpulan data. Perumusan masalah merupakan langkah yang penting dan
pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah. Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi
perumusan hipotesis nantinya, dan dari rumusan masalah dapat menghasilkan topik
penelitian, atau judul dari penelitian. Rumusan masalah harus dilakukan dengan kondisi
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.


Rumusan hendaklah jelas dan padat.
Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam pembuatan hipotesis.
Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam merumuskan masalah antara lain:
a. Masalah ilmiah tidak boleh merupakan pertanyaan-pertanyaan etika atau moral.
b. Hindarkan masalah yang merupakan metodologi.
c. Formulasikan masalah, untuk memformulasikan masalah ada dua cara yang pertama
dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada dan cara kedua adalah dengan
cara observasi ke lapangan langsung.
d. Sesudah memformulasikan masalah maka langkah selanjutnya adalah membangun
tujuan penelitian.
Bentuk-bentuk rumusan masalah dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah permasalahan yang tidak dibandingkan dan
tidak menghubungkan dengan variabel lain atau hanya menggambarkan variabel
(Guritno et al, 2011:62). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan mencari hubungan variabel
itu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2014:59).
2. Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah permasalahan yang mencari hubungan atau
pengaruh antara dua variabel atau lebih (Guritno et al, 2011:63). Terdapat tiga
bentuk

hubungan

yaitu

hubungan

simetris,

hubungan

kausal

dan

interaktif/resiprokal/timbal balik (Sugiyono, 2014:61).


3. Rumusan masalah komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah permasalahan yang menggambarkan
perbedaan karakteristik dua variabel atau lebih (Guritno et al, 2011:64).
IV. BATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dilakukan, peneliti
memilih sejumlah masalah (dua, tiga, atau empat) disertai penjelasan ruang lingkup masalah,
baik keluasan maupun kedalamannya. Sebagaimana contoh di atas, maka secara konseptual
penelitian ini menelaah dua unsur yang terjadi dalam PBM, yaitu dosen dengan menelaah
kepribadiannya dan unsur mahasiswa dengan menelaah motivasi belajar.
a. Seorang dosen akan mempunyai pengaruh terhadap mahasiswa. Pengaruh tersebut ada
yang terjadi melalui pendidikan dan pengajaran yang dilakukan secara sengaja da
nada pula yang terjadi secara tidak sengaja. Bahkan pengagruh tersebut mungkin tidak
disadari oleh dosen, yaitu melalui sikap, gaya, dan macam-macam penampilan
kepribadian dosen. Secara hipotesis ada dugaan keterkaitan antara kepribadian dosen
dalam PBM yang dirasakan mahasiswa dengan motivasi belajar mahasiswa. Untuk
melihat hubungan antara kepribadian PBM dengan motivasi belajar, peneliti dapat
melihat pada unsur-unsur yang mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa.
b. Selanjutnya, ada pula dugaan keterkaitan antara motivasi belajar dan mahasiswa
dengan kepribadian yang ditampilakn dosen dalam PBM.

DAFTAR PUSTAKA
Guritno, Suryo et al. 2011. Theory and Application of IT Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai