Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN


PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA

OLEH :
Nama Kelompok

:1. Arny / S.0015 G.004


2. Dias Purnama / S.0015 G.005
3. Waode Indrawati /

STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI


JURUSAN S1 GIZI
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan ibu dan anak adalah pangkal kesehatan dan kesejahteraan
bangsa. Ibu sehat akan melahirkan anak yang sehat, menuju keluarga sehat
dan bahagia. Mengingat anak-anak merupakan salah satu aset bangsa maka
masalah kesehatan anak memerlukan prioritas masih cukup tinggi.
Sekitar 37,3 juta penduduk di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan,
setengah dari total rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari
kebutuhan sehari-hari, lima juta balita berstatus gizi kurang, lebih dari 100
juta penduduk beresiko terhadap berbagai masalah kurang gizi.
Dalam hal kematian, Indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai
sasaran Millenium Development Goals (MDGs) untuk mengurangi jumlah
penduduk yang miskin dan kelaparan serta menurunkan angka kematian
balita

menjadi

tinggal

setengah

dari

keadaan

pada

tahun

2000

(Syarief,Hidayat.2004).
Sumber daya manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan
keberhasilan pembangunan suatu Negara. Terbentuknya sumber daya
manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas,
dan produktif.
Pada

bayi

dan

balita,

kekurangan

gizi

dapat

mengakibatnya

terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spiritual.


Bahkan pada bayi, gangguan tersebut dapat bersifat permanen dan sangat
sulit untuk diperbaiki. Dengan demikian akan mengakibatkan rendahnya
kualitas sumber daya manusia. Negara dan bangsa juga akan menderita bila
ibu, anak dan keluarga serta masyarkat tidak sehat.Sebab kematian balita

sangat erat hubungannya dengan tingkat sosial ekonomi, keadaan gizi dan
pelayanan kesehatan.
B. TUJUAN
1) Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan anak
balita
2) Untuk mengetahui apa tujuan dilaksanakannya pelayanan kesehatan
3)

anak balita
Untuk mengetahui siapa saja sasaran dari pelayanan kesehatan anak

balita
4) Untuk mengetahui apa saja pelayanan kesehatan anak balita

BAB II
PEMBAHASAN
PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA
A. DEFINISI
Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan di bidang
kesehatan yang menyangkut kesehatan anak balita. Balita merupakan
anak usia 1-5 tahun. Pelayanan kesehatan pada anak balita
B.

TUJUAN DILAKSANAKAN
1) Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat khsususnya ibu dalam pelayanan dan
meningkatkan kesehatan anak balita.
2) Untuk mengetahui secara dini tentang kondisi kesehatan anak balita.

C. SASARAN
1) Sasaran Primer

Sasaran primer dalam promosi kesehatan adalah masyarakat pada umumnya sesuai dengan
masalah kesehatan anak balita maka sasaran ini ditujukan orang tua(bapak dan ibu)
2) Sasaran sekunder
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan menganai pelayanan kesehatan anak balita yaitu
tokoh masyarakat,tokoh agama, tokoh adat.Para tokoh ini diharapkan dapat memberikan
pendidikan kesehatan kepada ibu ,disamping itu dengan perilaku sehat tokoh masyarakat
sebagai hasil dari pendidikan yang di terima maka para tokoh masyarakat akan menjadi panutan
dalam hal perilaku dan pola hidup yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan anak balita.
3) Sasaran Tersier
Sasaran Tersier dalam promosi kesehatan adalah para pembuat keputusan dangan kebijakankebijakan yang dibuat oleh kelompok, kelompok tersier ini diharapkan akan berdampak pada
tokoh masyarakaat dan juga kepada ibu sehingga dapat meningkatkan kesehatan anak balita.
D. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA
1. Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana
dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan
pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita
di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu
atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan
keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi
kesalahan atau ketidak seimbangan pemberian makan pada anak.
KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas
kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan
kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan
atau

memulihkan

kesehatan-

nya.

KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak,


imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi
kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI,
pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi


orang tua balita tenta ng kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).
Manfaat KMS adalah :

Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita


secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi

kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.


Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk

menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.


2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang
sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar
dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu
meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan
penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran
yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A,
yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada
bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun.
(Depkes RI, 2007)

Vitamin A terdiri dari 2 jenis :

Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-

11 bulan satu kali dalam satu tahun


Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ).
Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami

pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau


konjungtiva
Pemberian

dan
vitamin

selaput
A

bening

termasuk

dalam

kornea

program

mata

Bina

Gizi

).
yang

dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan


Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis
dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan demikian
diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama
bagi balita dari keluarga menengah kebawah.
3. Pelayanan Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk

Upaya

Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan


dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan
memberikan

kesehatan
kemudahan

guna

memberdayakan

kepada

masyarakat

masyarakat

dalam

dan

memperoleh

pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka


kematian ibu dan bayi.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk
balita mencakup :
1)
2)
3)
4)

Penimbangan berat badan


Penentuan status pertumbuhan
Penyuluhan
Jika ada tenaga kesehatan
kesehatan, imunisasi

Puskesmas

dilakukan

dan deteksi dini tumbuh

ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas.


4. Manajemen Terpadu Balita Sakit
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

pemeriksaan

kembang, apabila

atau

Integrated

Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang


terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada
kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan
merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara
menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan

kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit


rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk
Pustu,

Polindes,

Poskesdes,

dll).

Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap


untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan
kematian bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi
upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif
(berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakitpenyakit dan masalah yang sering terjadi pada balita. Badan Kesehatan
Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok
diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka
kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita.
Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
1) Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus
balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula
memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih).
2) Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak
3)

program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).


Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di
rumah

dan

upaya

pencarian

pertolongan

kasus

balita

sakit

(meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan).


5. Pelayanan Immunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan
menyuntikkan vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang
diberi imunisasi akan terlindung dari infeksi penyakit-penyakit: sebagai
berikut: TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejan), Polio, Campak dan
Hepatitis B. Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari penyakitpenyakit, terhindar dari cacat, misalnya lumpuh karena Polio, bahkan
dapat terhindar dari kematian.
Imunisasi bermanfaat untuk memberikan kekebalan pada bayi dan
anak sehingga tidak mudah tertular penyakit:TBC, tetanus, difteri,
pertusis (batuk rejan), polio, campak dan hepatitis.

Imunisasi dapat diperoleh di Posyandu, Puskesmas, Puskesmas


Pembantu, Puskesmas Keliling, Praktek dokter atau bidan, dan di Rumah
sakit.
Imunisasi wajib diantaranya:
a. BCG :
Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Pada anak
yang telah mendapat vaksinasi BCG diharapkan dianya kan terhindar dari
penyakit tuberkulosis, ataupun kalau terinfeksi bentukna adalah ringan,
tidak menimbulkan infeksi yang berat seperti tuberkulosis otak, tulang
ataupun melibatkan organ tubuh yang lain.
b. Polio Oral Vaksin:
Mengandung tiga macam virus hidup yang telah dilemahkan, yang dapat
digunakan dalam memberikan daya lindung terbadap kelumpuhan dan
c.

kematian
Vaksin Hepatitis B :
Pemberian vaksin ini sangat bermanfaat untuk memberikan perlindungan
agar tidak terjadi penyakit hati yang kronis, yang rasa berlanjut dengan

terjadi karsinoma hati.


d. Vaksin campak:
Memberi kekebalan terhadap penyakit campak
e. DPT:
memberikan kekebalan terhadap penyakit dipteri pertusis dan tetanus
6. Konseling pada keluarga balita
Konseling yang dapat diberikan adalah :
o Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita
o Pemberian makanan bayi
o Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.
o Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita

peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan


seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal idenitasnya sebagai
laki-laki atau perempuan

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan di bidang kesehatan yang
menyangkut kesehatan anak balita. Balita merupakan anak usia 1-5 tahun. Pelayanan
1.
2.
3.
4.
5.

kesehatan pada anak balita, meliputi:


Pemeriksaan kesehatan anak balita secara berkala
Penyuluhan pada orang tua
Imunisasi dan upaya pencegahan penyakit
Pemberian vitamin A, kapsul vit.A berwarna merah diberikan 2 kali dalam setahun
Identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada bayi dan cara
menanggulanginya

B.

SARAN
Diharapkan para pembaca agar mengetahui bagaimana pentingnya pelayanan
kesehatan anak balita sehingga tidak terjadi penyimpangan yang berhubungan dengan
tumbuh kembang balita.

DAFTAR PUSTAKA
Hikmawati, Isna M.Kes. 2011. Promosi kesehatan untuk kebidanan. Nuha medika.
Yogjakarta
http ://pelayanan kesehatan anak-balita.html diakses.
http:// tujuan/sasaran-pelayanan kesehatan-pada anak-dan-balita.html

Anda mungkin juga menyukai