Contoh Jurnal Ekonomi Peran Lembaga Keuangan Mikro PDF
Contoh Jurnal Ekonomi Peran Lembaga Keuangan Mikro PDF
NOER SOETRISNO
1. Latar Belakang
Pembicaraan Kredit Mikro kedalam pembiayaan perumahan mengawali babak
baru pemikiran untuk mencoba lembaga keuangan mikro dibawa pada arus
pembiayaan jangka menengah panjang yang berbeda dengan tradisi LKM yang
hidup dari pembiayaan jangka pendek. Kita sadar setiap langkah baru selalu tidak
mudah, tetapi yang dapat dipastikan langkah baru juga memberikan peluang baru
dan harapan baru. Mengingat catatan di muka pada kesempatan ini akan dikupas
tiga catatan penting, Mengapa kita ingin membawa LKM pada pembiayaan
perumahan atau mengajak LKM menciptakan produk jasa keuangan yang
bernama pembiayaan perumahan.
Pertama, dari segi kedudukan, penyediaan rumah yang layak, adalah hak dasar
setiap warga negara dan bangsa ini mempunyai tanggung jawab memenuhinya.
Pada saat ini diperkirakan sekitar 13 juta penduduk belum menghuni rumah yang
layak,
sehingga
peningkatan
kualitas
perumahannya
menjadi
persoalan
kebutuhan rumahnya dengan cara lain, termasuk alokasi administratif dari kantor.
Ketiga, Kredit mikro menjadi agenda yang mendunia karena adanya realitas
kehidupan usaha mikro sebagai kegiatan ekonomi berskala mikro yang unik dan
sering bergerak lokal. Mengenai kriteria dan besaran usaha mikro mungkin kita
bisa bedebat dan berbeda, tetapi kita sependapat dengan ciri umum usaha mikro
yakni terabaikan oleh pelayanan bank komersial yang konvensional. Hal ini hanya
Noer Soetrisno18-02-2008
mungkin diberikan kalau bank ingin masuk melayani mereka harus disertai
pengertian tersendiri, yaitu
seperti biasa. Jika itu lembaga keuangan bukan bank, termasuk koperasi,
memang seharusnya didedikasikan untuk itu karena memang pillihan dan
tugasnya.
2. Agenda Percepatan Pembangunan Perumahan
Secara kuantitatif sasaran Pembangunan Perumahan dalam masa 2005-2009
adalah sebagai berikut:
#. Penataan,Peremajaan dan Revitalisasi 79 Kawasan
#. Membangun 1.350.000 unit Rumah Baru Layak Huni
#. Membangun 60.000 unit Rumah Susun sederhana Sewa
#. Membangun 25.000 unit Rumah susun Sederhana Milik
#.Akses Kredit Mikro pembangunan dan perbaikan rumah swadaya
bagi
Noer Soetrisno18-02-2008
Untuk tahap pertama telah dialokasikan dana subsidi sebesar Rp. 63 miliar.
Dengan cara ini sejak awal tahun para pengembang telah memiliki kepastian
arah fasilitasi Pemerintah sejak awal, sehingga jangka waktu penyelesaian
cukup panjang.
2) Peningkatan pembangunan Rusunawa bagi pekerja dan mahasiswa;
Pada tahun 2006 akan dibangun 31 Twin Blok Rusunawa bagi pekerja dan
mahasiswa
3) Peningkatan akses MBR terhadap kredit perumahan, melalui penjaminan
RSH sebanyak
100.000 unit.
4) Penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan RSH bersubsidi;
Untuk mengurangi harga jual rumah, Pemerintah dalam Tahun 2006 akan
membantu penyediaan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) bagi 1.000 unit
Rumah Sederhana Sehat bersubsidi.
5) Percepatan operasionalisasi dan pengembangan Secondary Mortgage Market
(SMM);
Untuk mengurangi mis-match,
kesenjangan
pembiayaan perumahan.
Mengingat Sumber pembiayaan KPR saat ini berasal dari sumber dana jangka
pendek (rekening giro, deposito, dan tabungan). Pada Tahun 2006 akan
didorong operasionalisasi PT. Saraa Multigriya Finansial (SMF).
PT SMF akan membeli portofolio KPR melalui mekanisme jual putus (trae-sale)
sehingga Bank tidak lagi menghadapi risiko likuiditas dan gejolak suku bunga.
PT. SMF akan menerbitkan surat berharga (Surat Partisipasi dan Surat Utang)
dalam rangka sekuritisasi portofolio KPR tersebut. Melalui sekuritisasi ini
diharapkan dapat dimobilisasi sumber-sumber dana jangka panjang.
Noer Soetrisno18-02-2008
keswadayaan masyarakat;
Untuk masyarakat yang membangun/memperbaiki rumah secara swadaya
dan mempunyai sertifikat kepemilikan tanah/rumah, dapat memanfaatkan
fasilitas Subsidi KPR untuk membangunan/memperbaiki rumah dengan
besaran subsidi untuk: Kelompok Sasaran I sebesar Rp 5 Jt dengan
minimum kredit Rp 7 juta; Kelompok Sasaran II Rp 7 juta dengan minimum
kredit Rp 5 juta; dan Kelompok Sasaran III Rp 9 juta; dengan minimum
kredit sebesar Rp 3 juta.
Untuk Kelompok sasaran yang tidak Bankable, dilakukan pemberdayaan
masyarakat untuk dapat melakukan perbaikan rumah sebanyak 1.700 unit;
dan pembangunan rumah barusebanyak 800 unit.
Mencanangkan kembali program Prona bagi peruntukan perumahan
dengan luasan kurang dari 500 m2.
8) Percepatan penyusunan peraturan dan perundang-undangan yang dapat
Sekurangnya
Gerakan
Nasional
Pengembangan
Sejuta
Rumah
memiliki rumah umumnya telah memiliki rencana untuk dapat memiliki atau
menghuni rumah sendiri dalam jangka waktu maksimal tiga tahun, angka ini
diperkirakan mencapai sekitar 35% (BPS, 2004).
permintaan hunian masih cukup besar, salah satu hambatan untuk merubah dari
Noer Soetrisno18-02-2008
(baca
Pembiayaan
Perumahan)
adalah
satu
upaya
untuk
mengundang segenap LKM yang ada, baik Bank maupun bukan bank untuk turut
serta masuk dalam pasar pembiayaan perumahan. Kita yakin dengan fakta
perkembangan LKM di tanah air maka sangatlah beralasan untuk mengundang
teman-teman yang bergerak didalam bisnis LKM untuk memikirkan hal itu.
Pekerjaan kepeloporan memang tidak mudah tetapi kemitraan antara
pemerintah-dunia usaha dan masyarakat akan membuka jalan kearah itu.
Jika isu pengaturan dan stimulan menjadi penting maka kita hanya dapat
merumuskan peran apa yang harus dimainkan oleh pemerintah agar LKM dapat
melayani calon pembeli atau konsumen yang ingin memperbaiki rumah
memperoleh pembiayaan. Upaya untuk meningkatkan jangkauan (outreach) dari
LKM terhadap masyarakat berpenghasilan rendah ini memang penting untuk
meningkatkan kapasitas masyarakat membangun dan memperbaiki rumahnya.
Peran Pemerintah dalam mempersiapkan dukungan bagi LKM untuk dapat
ikut serta dalam pembiayaan perumahan perlu dikaji, instrumen apa yang dapat
dimanfaatkan serta stimulasi apa yang menjadikannya lebih menarik. Dalam
jangka pendek memang penyediaan dukungan penjaminan dan asuransi dapat
dinilai sebagai pilihan insentif bagi pelaku LKM untuk menyediakan pembiayaan
perumahan. Advokasi untuk alokasi anggaran pada berbagai tingkatan perlu
dilakukan
baik
pada
tatanan
APBN,
APBD
propinsi
maupun
APBD
kabupaten/kota.
Noer Soetrisno18-02-2008
Berdasarkan pengalaman
Sehingga ada
keinginan kuat dari para pengembang dan konsumen untuk mengajak semua
Bank Umum, terutama Bank Pemerintah (BUMN), untuk menyediakan KPR
termasuk KPR Bersubsidi.
pikiran tentang SBA ini bukan hanya menyangkut piutang tetapi juga partisipasi,
sehingga mempunyai manfaat yang luas. Dalam perkiraan saya, UU ini juga
membuka peluang bagi LKM mengaitkan dirinya dengan arus utama dana murah
dari pasar modal, tidak hanya menjadi perpanjangan pasar uang (Perbankan)
yang relatif mahal. Untuk itu saya melihat sama pentingnya LKM untuk
mempelajari agar dapat memanfaatkan instrumen baru ini.
Noer Soetrisno18-02-2008
Modalitas
kelembagaan yang dapat dimanfaatkan juga cukup luas antara lain Badan
Layanan Umum di bawah tanggung jawab Unit Kerja PEMDA.
Keberhasilan perkreditan/pembiayaan mikro bukan semata karena alasan
efisiensi, tetapi yang terpenting adalah kecepatan komunikasi antara nasabah
dan LKM. Ini dimungkinkan karena karakter pendampingan dari LKM kepada
nasabahnya sangat menonjol. Karena pembangunan perumahan memerlukan
persyaratan teknis yang tidak menjadi bagian dari keseharian masyarakat,
maka komponen pendamping teknis harus menjadi bagian dari keseharian
pemerintah. Namun harus diingat hal ini akan hemat dan efektif kalau
diserahkan pada LKM dan pendampingnya dan tidak perlu membentuk
pendamping baru tetapi meningkatkan kapasitas pendampingan petugas LKM.
Beberapa catatan kunci ini dapat menjadi landasan dan dukungan bagi
masuknya LKM dalam pembiayaan perumahan swadaya. Langkah strategis
selanjutnya dapat dikembangkan lebih lanjut. Dengan memasuki bisnis baru
ini LKM juga dapat memperluas pasar dan memperkuat kehadirannya dalam
masyarakat.
Selanjutnya yang perlu kita dorong adalah agar dukungan pembiayaan
untuk modal kerja bagi LKM yang masuk dalam pembiayaan perumahan harus
menjadi perhatian semua instansi Pemerintah yang mengembangkan Program
Perkuatan LKM.
(Perkuatan) LKM untuk masing-masing sektor juga diizinkan sekurangkurangnya 10% dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan dan perbaikan
rumah dengan jangka waktu dua tahun atau lebih.
selama ini pembiayaan perumahan hanya dilihat dari sisi konsumsi dan
Noer Soetrisno18-02-2008
dianggap tidak produktif serta dalam JUKNIS sering disebutkan jangka waktu
pinjaman kurang dari satu tahun.
mengerem laju arus balik uang daerah ke kota yang lebih besar, karena uang
bantuan modal harus mengendap lebih lama
Kegiatan
Noer Soetrisno18-02-2008