Spo Ppi Dan Gizi Repaired
Spo Ppi Dan Gizi Repaired
BHAYANGKARA
LUMAJANG
KEBERSIHAN TANGAN
NO.
DOKUMEN
NO. REVISI
1/8
Ditetapkan
TANGGAL
TERBIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
HALAMAN
PENGERTIAN
2.
3.
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
KEBERSIHAN TANGAN
NO.
DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
2/8
semua
petugas
kesehatan,
keluarga,
pengunjung
yang
a.
Wastafel
dengan
air
yang
mengalir
dengan
kran
bergagang panjang
b.
c.
Cairan Handrub.
d.
e.
fasilitas
A. Pembersihan Tangan dengan sabun dan air ( Handwash )
Langkah langkah :
1. Buka perhiasan yang digunakan, basahi
mengalir
2. Tuangkan sabun ke telapak tangan 3 5 cc
3. Ratakan dengan kedua telapak tangan
KEBERSIHAN TANGAN
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
HALAMAN
3/8
4. Gosok punggung dan sela-sela jari jari tangan kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya
5. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
6. Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan saling
digosokkan
7. Gosok ibu jari kiri dengan gerakan berputar dalam genggaman
tangan kanan dan lakukan sebaliknya
8. Gosok telapak tangan kiri dengan memutar ujung jari-jari kanan
dan sebaliknya
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10. Keringkan kedua tangan dengan tissue sekali pakai
11. Gunakan bekas tissue tersebut untuk menutup kran air
12. Sekarang tangan sudah aman (Prosedur dilakukan 4060 detik )
B. Pembersihan Tangan dengan Cairan Antiseptik ( Handrub )
Langkah langkah :
PROSEDUR
KEBERSIHAN TANGAN
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
4/8
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
1. Basahi tangan dengan air mengalir.
2. Gunakan cairan antiseptik
dengan
tangan,
gunakan
pembersih
kuku
untuk
Bersihkan kuku secara menyeluruh, kemudian jari- jari, selasela jari, telapak tangan dan punggung tangan
KEBERSIHAN TANGAN
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
NO.
DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
5/8
PROSEDUR
KEBERSIHAN TANGAN
NO.
DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
6/8
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
SAAT MELAKUKAN PRAKTEK KEBERSIHAN TANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
KEBERSIHAN TANGAN
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
NO.
DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
7/8
KEBERSIHAN TANGAN
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
UNIT TERKAIT
NO.
DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
8/8
NO.
DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
TANGGAL
TERBIT
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
1/ 4
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. SRI HANDAYANI, M.M.R.S
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 67100385
PENGERTIAN
Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah Alat yang digunakan sebagai teknik
pencegahan mikroorganisme patogen dari seseorang ke orang lain yang
disebut carrier. Barrier yang umum digunakan masker, kacamata
pelindung, gaun, apron, sarung tangan, penutup kepala, pelindung kaki
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
2/4
1. Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan
leher
2. Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung
3. Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga
melekat dengan baik
4. Periksa ulang pengepasan masker
Langkah langkah melepaskan
Prosedur Pemakaian :
1.Cuci tangan.
NO. REVISI
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
HALAMAN
3/4
PROSEDUR
NO. REVISI
HALAMAN
4/4
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
F. Pemakaian penutup kepala
Langkah langkah :
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
DEKONTAMINASI
No.
Dokumen :
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 4
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tgl. Terbit :
(SPO)
dr. SRI HANDAYANI, MMRS
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 67100385
PENGERTIAN
1.
TUJUAN
KEBIJAKAN
DEKONTAMINASI
No.
Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
2 dari 4
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
A. Dekontaminasi Alat Medis Habis Pakai
1. Persiapan alat :
a. Larutan chlorine 0,5%
b. Air mengalir
c. Gelas ukur
d. Wadah plastik untuk menampung larutan chlorine
e. Alat pelindung diri (sarung tangan rumah tangga, apron, masker
dan kaca mata pelindung wajah.
PROSEDUR
2. Langkah-langkah :
a. Cuci tangan dengan air mengalir sesuai prosedur
b. Pakai APD (sarung tangan, apron, masker dan kacamata
pelindung wajah)
c. Segera rendam peralatan medis setelah dipakai dalam larutan
chlorine 0,5% selama 10-15 menit (disinfektan)
d. Seluruh alat medis harus terendam dalam larutan chlorine
e. Lanjutkan pembersihan dengan cara keluarkan alat-alat medis
yang telah didekontaminasi, bilas dengan air mengalir, sikat
perlahan-lahan alat medis dari setiap permukaan termasuk gerigi
dan lekukan, keringkan alat medis dengan kain atau di udara
f.
DEKONTAMINASI
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
No.
Dokumen
No. Revisi
Halaman
3 dari 4
DEKONTAMINASI
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
No.
Dokumen
UNIT TERKAIT
Halaman
4 dari 4
PROSEDUR
LAMPIRAN
No. Revisi
1.
2.
3.
4.
PENGELOLAAN LIMBAH
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
PENGERTIAN
TUJUAN
1/1
Tgl. Terbit :
Ditetapkan Oleh :
KARUMKIT BHAYANGKARA
LUMAJANG
dr.SRI HANDAYANI,MMRS
AKBP NRP. 67100385
PENGELOLAAN LIMBAH
No. Revisi
0
No. Dokumen
Halaman
2 dari4
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
KEBIJAKAN
PROSEDUR
A. Limbah Infeksius
Limbah padat
1. Gunakan tempat sampah tertutup yang dilapisi plastik warna
kuning
2. Gunakan wadah tahan tembus untuk pembuangan semua benda
benda tajam
3. Letakkan tempat sampah di lokasi yang mudah terjangkau
4. Peralatan yang di pakai untuk mengumpulkan dan mengangkat
limbah tidak boleh di pakai untuk keperluan lain
5. Apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus
diangkut
6. Cuci semua wadah limbah dengan larutan pembersih desinfektan
(larutan klorin 0,5% + sabun antiseptik) dan bilas teratur dengan
air, dan keringkan
7. Gunakan APD ketika menangani limbah (sarung tangan rumah
tangga sampai menutup siku dan sepatu pelindung tertutup)
8. Limbah diangkut menggunakan troly khusus langsung
dimasukkan dalam insenerator sebagai pembuangan akhir
9. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun antiseptik
PENGELOLAAN LIMBAH
No. Dokumen
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
No. Revisi
0
Halaman
3 dari 4
Limbah cair :
Membuang sampah medis infeksius yang bersifat cair (darah dan
produknya, cairan tubuh ) kedalam lubang pembuangan di area
spoel hook.
B. Limbah Non Infeksius
PROSEDUR
PENGELOLAAN LIMBAH
No. Dokumen
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
No. Revisi
0
Halaman
4 dari 4
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 3
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1.
2.
3.
4.
No. Dokumen
No. Revisi
0
Halaman
2 dari 3
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
PROSEDUR
e.
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
0
Halaman
3 dari 3
2. Pembuangan sampah
a. Setelah masuk dalam gerobak sampah maka sampah siap di
buang atau di musnahkan
b. Pembuangan sampah dari ruangan / unit kerja dan halaman
( sampah
medis dan non medis ) melalui samping gedung
menuju tempat pembuangan sementara ( TPS ) container dinas
kebersihan atau incinerator RS Bhayangkara TK. III Lumajang
c. Waktu pelaksanaan pembuangan sampah adalah :
1) Jika pembuangan sampah di lakukan di luar jam tersebut
maka petugas dari unit kerja yang bersangkutan akan
menhubungi bagian sanitasi / stooring
2) Sampah umum ( non medis ) di buang ke container dinas
kebersihan, sedangkan sampah medis di angkut ke
incinerator untuk di musnahkan
d. Setelah selesai pembuangan, gerobak sampah dan tempat
sampah di bersihkan dan atau di desinfeksi
e. Akses dari pembuangan sampah akan terus di jaga agar tidak
terhalangsekurang kurangnya 1 x 24 jam, paling lambat pukul
10.00 WIB
f. Sampah infeksius harus di musnahkan dengan incinerator
dalam suhu di atas 1000C
g. Sampah radioaktif di musnahkan dengan incinerator
1.
2.
3.
4.
5.
6.
LAMPIRAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 2
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1.
2.
3.
Persiapan Alat :
Alat pelindung.
Kertas penyerap / kertas tissue / Koran bekas.
Larutan hipoklorit 0,5% ( dalam alat penyemprot asam basah )
d.
e.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
LAMPIRAN
Halaman :
2 dari 2
f.
g.
PENGERTIAN
UNIT TERKAIT
No. Revisi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
PEMBERSIHAN LINGKUNGAN
No. Dokumen :
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 1
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Tgl. Terbit :
dr. SRI HANDAYANI, M.M.R.S
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 67100385
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PEMBERSIHAN LINGKUNGAN
No. Dokumen
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
0
Halaman
2 dari 2
6. Kain pel yang dapat digunakan kembali harus dicuci dan dikeringkan
setelah digunakan dan sebelum disimpan.
7. Tempat-tempat disekitar pasien harus bersih dari peralatan serta
perlengkapan yang tidak perlu sehingga memudahkan pembersihan
menyeluruh setiap hari
8. Meja pemeriksaan dan peralatan di sekitarnya yang telah digunakan
pasien yang diketahui atau suspek teinfeksi Infeksi Saluran Pernafasan
Atas (ISPA) yang dapat menimbulkan kekhawatiran harus dibersihkan
dengan disinfektan segera setelah digunakan
9. Tidak direkomendasikan fooging dengan alasan sebagai berikut :
a. Hasilnya tidak optimal karena tidak terjangkau bagian terdalam dari
permukaan peralatan yang ada di ruangan
b. Memakan waktu yang lama
c. Chemical fooging mengandung carsinogenic
7.
8.
9.
10.
11.
TRANSPORTASI LINEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1/1
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
TRANSPORTASI LINEN
No. Dokumen
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
UNIT TERKAIT
UNIT TERKAIT
LAMPIRAN
No. Revisi
0
Halaman
2 dari 2
12.
13.
14.
15.
16.
No. Revisi :
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
Halaman :
1/1
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
LAMPIRAN
1. Unit Jangsus
2. Semua Unit (Petugas Linen/PP)
SIRKULASI LINEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 1
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
LAMPIRAN
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Tgl. Terbit :
dr. SRI HANDAYANI, M.M.R.S
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 67100385
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan terhadap
penyediaan linen siap pakai keseluruh ruangan / Departemen
2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial
Setiap petugas linen harus melakukan pencatatan yang benar agar
memudahkan, memonitor perputaran linen
1. Menerima linen kotor yang sudah dipisahkan dari ruangan /
Departemen dengan menggunakan kantong plastik sesuai standar,
lalu dilakukan pencatatan.
2. Kemudian linen kotor diserahkan ke bagian laundry untuk dilakukan
penimbangan, perendaman sampai dengan pencucian dan
pengeringan serta penyetrikaan.
3. Linen bersih disimpan sesuai jenisnya dengan suhu 22 - 27 FR.
4. Linen siap untuk didistribusikan, pada saat pendistribusian linen dari
ruangan ke laundry tidak sama jumlahnya dengan linen yang masuk
ke ruangan, disesuaikan dengan jumlah linen yang ada di laundry
saat itu, dengan catatan persediaan linen ruangan minimal ada 30%.
5. Satu hari sebelum jadwal penggantian linen secara keseluruhan di
ruangan linen sudah didistribusikan ke ruangan sesuai jumlah pasien
pada saat itu.
1. Semua Petugas Departemen
2. Petugas Laundry
3. Tim PPIRS
1. Buku Pedoman Manajemen Linen di Rumah sakit Depkes RI
2. SOP Laundry
PENGELOLAAN LINEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 5
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PENGELOLAAN LINEN
No. Dokumen
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
LAMPIRAN
No. Revisi
0
Halaman
2 dari 5
Gunakan APD
R. Rawat Inap
R. Rawat Jalan
TERCEMAR
DIKIRIM KE
Linen Kotor
LAUNDRY
TIDAK
IGD
TERCEMAR
DIPISAH,
DIKERINGKAN
DITIMBANG
DISETERIKA
Linen non
Gudang
DICUCI (PROSES
Gunakan APD
LINEN
STERIL
CSSD
dis
tri
bu
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 3
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
PROSEDUR
No. Dokumen
No. Revisi
0
Halaman
2 dari 3
RS.BHAYANGKARA
PEMERIKSAAN KESEHATAN KARYAWAN /
PERSONEL SEBELUM BEKERJA
LUMAJANG
No. Dokumen
f.
dan
PROSEDUR
4.
5.
6.
No. Revisi
Halaman
0
3 dari 3
Indera penglihatan (fisik mata, visus, luas lapangan penglihatan
warna.
g. Indera pendengaran.
h. Indera penciuman.
i. Indera perabaan.
Pemeriksaan sinar rontgen.
Pemeriksaan laboratorium.
Kesimpulan pengujian
Internal :
Poliklinik Penyakit Dalam, Laboratorium, Radiologi, Jantung, Paru, Kanit
Rikkes, Kabag umum/ kepegawaian, Ka Polkar.
UNIT TERKAIT
Eksternal :
1. Depnaker.
2. Depkes.
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 2
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
2 dari 2
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Internal :
Kabag umum/ kepegawaian, Kabid yanmed, Kabid jangmed, Ka Smf
Penyakit Dalam,Ka Smf Bedah, Ka Smf Obsgyn, Ka Smf Anak, Ka
Laboratorium, Ka Radiologi, Kanit Rikkes, Ka Polkar,Katim K3 RS
Bhayangkara TK. III LUMAJANG.
Eksternal :
1. Depnaker.
2. Depkes.
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 2
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
No. Revisi :
Halaman :
2 dari 2
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi :
Halaman :
1/1
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
No. Revisi :
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.
ETIKA BATUK
Halaman :
2 dari 2
No.
Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 2
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
ETIKA BATUK
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
2 dari 2
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 2
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Tgl. Terbit :
PROSEDUR
Langkah langkah :
1. Dokter dan perawat melakukan kebersihan tangan
2. Dokter dan perawat memakai APD (Masker dan Sarung tangan)
3. Pasien diberitahu tindakan yang akan dilakukan
4. Pasien miring ke kiri, tarik garis lurus yang menghubungkan
Krista illiaca kiri dan kanan
5. Jarum Lumbal Punksi ditusukkan dititik ini / satu celah diatas,
satu celah dibawah
6. Lakukan tindakan aseptik atau desinfeksi lokasi tusukan dan area
sekitar tusukan.
No. Dokumen
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
No. Revisi
0
Halaman
2 dari 2
PROSEDUR
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 5
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Ditetapkan Oleh :
KARUMKIT BHAYANGKARA
LUMAJANG
Tgl. Terbit :
dr.SRI HANDAYANI,MMRS
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP. 67100385
1. Surveilans Infeksi Rumah Sakit adalah suatu kegiatan pengamatan
yang sistematis, aktif, berkelanjutan, dan terus menerus terhadap
suatu kejadian penyebaran penyakit pada suatu populasi tertentu,
serta hal hal yang mempengaruhi terjadinya infeksi tersebut.
2. Surveilans Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) adalah pengumpulan
data kejadian infeksi aliran darah akibat penggunaan alat intravaskuler
secara sistematik, analisis dan interpretasi yang terus menerus untuk
digunakan dalam perencanaan penerapan dan evaluasi suatu tindakan
yang berhubungan dengan kesehatan yang didesiminasikan secara
berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan.
PENGERTIAN
No. Dokumen
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
PENGERTIAN
5.
No. Revisi
Halaman
2 dari 5
KEBIJAKAN
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
3 dari 5
PROSEDUR
A. Surveilans IADP
Langkah langkah :
1.
Siapkan formulir surveilans dan alat tulis yang akan di
gunakan untuk mendata pasien yang akan di survei
2.
Tentukan ruangan yang akan disurvei
3.
Catat nama, nomor medik, diagnosa penyakit dan identitas lain
dari pasien yang akan di survei dalam formulir surveilans
4.
Catat tanggal di lakukan tindakan serta lama tindakan
5.
Observasi tempat dan lokasi insersi Intra Vaskular
6.
Observasi adanya tanda tanda infeksi yang meliputi adanya
pembengkakan, kemerahan, panas area insersi, dan adanya rasa
nyeri.
7. Apabila ditemukan adanya tanda tanda infeksi tersebut segera
lakukan pemeriksaan kultur (darah atau ujung kateter infus)
8. Apabila hasil kultur positif dilaporkan ulang ke IPCO untuk
menentukan adanya IADP.
9. Dokumentasikan kejadian IADP yang ditemukan ke formulir
surveilans yang diletakkan dalam Status Pasien, Formulir Harian,
dan Formulir Bulanan Surveilans Infeksi Rumah Sakit.
B. Surveilans ISK
Langkah langkah :
1. Siapkan formulir surveilans, alat tulis yang akan di
gunakan
untuk mendata pasien yang akan di survei
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei
3. Catat nama, nomor medik, diagnosa penyakit dan identitas lain
dari pasien yang akan di survei dalam formulir surveilans
4. Catat tanggal di lakukan tindakan serta lama tindakan
5. Observasi tempat dan lokasi pemasangan dower kateter atau
tindakan aseptik lain
6. Observasi adanya tanda tanda infeksi yang meliputi
peningkatan suhu badan > 38C, anyang anyangan,
polakisuri, disuri, atau nyeri suprapubik, catat dan laporkan
pada IPCO untuk menetapkan apakah benar terjadi infeksi
saluran kemih.
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
No. Dokumen
No. Revisi
0
Halaman
4 dari 5
PROSEDUR
Langkah langkah :
1. Siapkan formulir surveilans, buku surveilans, alat tulis yang akan di
gunakan untuk mendata pasien yang akan di survei
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei
3. Catat nama, nomor medik, diagnosa penyakit dan identitas lain dari
pasien yang akan di survei dalam formulir surveilans / buku
surveilans
4. Catat tanggal di lakukan tindakan serta lama tindakan
5. Observasi adanya tanda tanda infeksi yang meliputi peningkatan
badan > 38C, produksi sputum banyak dan purulen, bunyi
pernapasan
menurun/ pekak, ronchi basah daerah paru,
adanya batuk, peningkatan leukosit (pemeriksaan hapus sputum
>25/LPK), atau hasil X-ray adanya infiltrat paru
6. Apabila ditemukan tanda tanda infeksi tersebut segera lakukan
pemeriksaan kultur sputum disekitar ETT (VAP), atau kultur sputum
melalui batuk efektif (HAP)
7. Apabila hasil kultur positif
dilaporkan ulang ke IPCO untuk
menentukan adanya VAP/HAP
8. Dokumentasikan kejadian VAP/HAP yang ditemukan ke formulir
surveilans yang diletakkan dalam Status Pasien, Formulir Harian,
dan Formulir Bulanan Surveilans Infeksi Rumah Sakit.
D.Surveilans ILO
Langkah langkah :
1. Siapkan formulir surveilans, alat tulis yang akan digunakan untuk
mendata pasien yang akan di survei
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei
3. Catat nama, nomor medik, diagnosa penyakit dan identitas lain dari
pasien yang akan di survei dalam formulir surveilans
4. Catat tanggal di lakukan tindakan serta lama tindakan
No. Dokumen
No. Revisi
0
Halaman
5 dari 5
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
5. Observasi adanya tanda tanda infeksi yang meliputi :
a. Superfisial : adanya nyeri / tenderness, bengkak lokal,
kemerahan atau panas, keluarnya cairan purulen dari area
insisi
b. Deep Insisional (insisional dalam) : keluarnya cairan purulen
dari jaringan lunak dalam dan bukan dari organ, ditemukan
abses, adanya peningkatan suhu tubuh >38 C, atau nyeri/
tenderness
c. Organ/rongga : adanya cairan purulen melalui stab wound
pada organ/ rongga dan abses
6. Apabila ditemukan tanda tanda infeksi tersebut segera lakukan
pemeriksaan kultur luka operasi dengan teknik aseptik
7. Apabila hasil kultur positif dilaporkan ulang ke IPCO untuk
menentukan adanya ILO
8. Dokumentasikan kejadian ILO yang ditemukan ke formulir
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
LAMPIRAN
17.
18.
19.
20.
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 2
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
1.
2.
3.
No. Dokumen
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
PROSEDUR
No. Revisi
0
Halaman
2 dari 2
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
1.
LAMPIRAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 1
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.
ISOLASI PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
Halaman :
1 dari 3
Ditetapkan Oleh :
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Tgl. Terbit :
dr. SRI HANDAYANI, M.M.R.S
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP.
67100385
Isolasi adalah segala usaha pencegahan penularan/penyebaran kuman
patogen dari sumber infeksi (petugas, pasien, karier, pengunjung) ke
orang lain.
A. Pengunjung
Setiap pengunjung harus melapor kepada perawat jaga untuk
mendapatkan penjelasan mengenai isolasi yang berlaku untuk pasien.
PROSEDUR
ISOLASI PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
2 dari 3
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
PROSEDUR
ISOLASI PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
3 dari 3
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
UNIT TERKAIT
LAMPIRAN
1.
2.
3.
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 4
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
kebersihan,
hepatitis B,
a.
b.
Jangan panik.
Penatalaksanaan lokasi terpapar :
1) Segera cuci bagian yang terpapar dengan sabun antiseptik dan air
mengalir
2) Bilas dengan air bila terpapar pada daerah membran mukosa
3) Bilas dengan air atau cairan NaCl bila terpapar pada daerah mata.
No. Revisi :
Halaman :
2 dari 4
2. Penanganan Lanjutan :
a. Bila terjadi di luar jam kerja segera ke Instalasi Gawat Darurat
(IGD) untuk penatalaksanaan selanjutnya
b. Bila terjadi di dalam jam kerja segera ke Poliklinik Penyakit Dalam
dengan membawa surat konsul dari dokter rungan unit kerja
PROSEDUR
No. Revisi :
Halaman :
3 dari 4
PROSEDUR
4).Laporan
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 3
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Tgl. Terbit :
dr. SRI HANDAYANI, M.M.R.S
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 67100385
PENGERTIAN
TUJUAN
1. Mengurangi resiko terjadinya KLB infeksi rumah sakit pada pasien yang
dirawat petugas dan pengunjung RS Bhayangkara TK. III Lumajang.
2. Mengidentifikasi secara dini terjadinya KLB infeksi rumah sakit.
3. Tatalaksana apabila terjadi KLB infeksi rumah sakit.
4. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut pola kuman yang ada di RS
Bhayangkara TK. III Lumajang
5. Menjamin mutu pelayanan rumah sakit.
KEBIJAKAN
No. Revisi :
Halaman :
2 dari 3
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
A Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS)
1. Menerima laporan dari IPCN/Ruangan/bahwa telah terjadi dugaan
KLB di ruangan.
2. Menginvestigasi lapangan untuk memastikan KLB.
3. Melaporkan kejadian tersebut kepada Ka Tim PPIRS, tembusan
Dirbinyanmed dan ruangan yang bersangkutan.
4. Mengadakan rapat khusus untuk mengevaluasi KLB dan
berkoordinasi dengan instalasi / unit / bagian yang terkait.
5. Apabila diperlukan mengusulkan kepada Ka Tim PPIRS untuk
mengisolasi ruangan atau mengisolasi pasien bersangkutan yang
dianggap tercemar infeksi.
B Infection Prevention Control Nurse (IPCN)
1. Mengidentifikasi secara dini adanya KLB di ruangan
2. Melaporkan ke PPIRS.
3. Berkoordinasi dengan Panitia Infeksi Rumah Sakit dan
Instalasi/ruangan yang bersangkutan dalam hal tatalaksana KLB.
4. Melakukan pemantauan secara khusus dan berkala agar tidak
terjadi KLB berulang.
PROSEDUR
C Perawat ruangan
Melaksanakan tindakan untuk mencegah infeksi rumah sakit dengan
cara :
1. Melakukan isolasi terhadap pasien.
- bila pasien dirawat bersama penderita lain, maka dipindahkan
ke kamar
isolasi.
- bila pasien dalam kamar 2 orang, maka yang sehat
dipindahkan dan kamar
tersebut menjadi kamar isolasi.
- bila pasien sendiri, kamar berubah menjadi isolasi.
2. Mengambil bahan dari berbagai lokasi tersangka sumber infeksi
untuk dibiakkan dan antibiogram sampai ditemukan sumber
infeksi dan mengirim ke Instalasi Patologi klinik.
3. Memasang label biru di tempat penampungan bahan
pemeriksaan laboratorium pasien penyakit menular disertai tulisan
: AWAS BAHAN MENULAR.
4. Memisahkan linen yang dipakai pasien dalam kantong plastik
dengan
tanda/label tertentu (merah), dan mengirim ke Laundry
RS Bhayangkara TK. III Lumajang dengan menggunakan troly
linen kotor.
5. Mengumpulkan semua kotoran dari pasien, tinja/urine dan
membuang sesuai Prosedur biasa.
No. Revisi :
Halaman :
3 dari 3
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
PROSEDUR
DOKUMEN TERKAIT
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Rumah
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 3
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Tgl. Terbit :
dr. SRI HANDAYANI, M.M.R.S
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 67100385
PENGERTIAN
Infeksi luka infus pada pasien terpasang CVL adalah Infeksi yang
terjadi pada tempat pemasangan infus dan timbul tanda- tanda radang
seperti : bengkak (tumor), kemerahan (rubor), panas setempat (calor), dan
rasa nyeri (dolor)
Pengambilan Specimen Pada dugaan pasien infeksi akibat
pemasangan infus Pada CVL adalah pengambilan specimen yang
dilakukan pada pasien yang terpasang infus via CVL dengan mengambil
sampel darah dan ujung kateter infus CVL untuk diperiksakan di
laboratorium.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Alkohol 70%
Kapas
Sarung tangan steril
Spuit 5 cc
Media biakan darah
Untuk sample ujung kateter infus di gunakan media
Transport ( stuart )
Plester
Bengkok
A. Prosedur Pengambilan spesimen darah
1.
2.
3.
4.
No. Revisi :
Halaman :
2 dari 3
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
5. Pasang pengalas di bawah area vena yang di pilih
6. Pakai sarung tangan
7. Bersihkan area penusukan dengan alkohol 70% dengan area
melingkar dari dalam keluar
8. Desinfeksi dengan menggunakan larutan povidone iodine 10 % atau
chlorhexidine
9. Diamkan selama 2 menit
10. Bersihkan daerah tersebut dengan alkohol 70%, biarkan sampai
kering ( tidak boleh di tiup )
11. Lakukan pengambilan darah dengan mempertahankan kesterilan area
penusukan
12. Buka penutup botol media dan lakukan desinfeksi pada bagian karet
yang akan ditusuk
13. Masukkan darah ke botol media biakan dengan mempertahankan
tehnik aseptik
14. Segera campur darah yang ada di dalam botol media tersebut dengan
cara membolak balikkan
15. Tulis nama, ruangan, tanggal dan jam pengambilan pada botol media
16. Lepaskan sarung tangan
17. Lakukan cuci tangan sesuai dengan SOP
18. Segera kirim ke laboratorium
PROSEDUR
No. Revisi :
Halaman :
3 dari 3
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
No.
Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 4
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
A. Prosedur :
3. Pasien di isolasi dengan menggunakan alat-alat medis tersendiri
4. Setiap petugas harus menggunakan alat pelindung diri seperti :
sarung tangan, gaun/baju pelindung dan masker bila menangani
pasien
5. Setiap petugas kesehatan harus mencuci tangan dengan
antiseptik atau handrub setiap kali sebelum dan sesudah merawat
pasien
No. Revisi :
Halaman :
2 dari 4
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
6.
7.
PROSEDUR
No. Revisi :
Halaman :
3 dari 4
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
PROSEDUR
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
4 dari 4
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
UNIT TERKAIT
LAMPIRAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 2
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Tgl. Terbit :
PROSEDUR
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
2 dan 2
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
UNIT TERKAIT
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 2
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Tgl. Terbit :
dr. SRI HANDAYANI, M.M.R.S
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 67100385
Alat Single Use adalah alat medis dysposible yang dinyatakan oleh
pabrik untuk penggunaan sekali pakai.
Alat Re Usable adalah alat medis yang oleh rekomendasi pabrik dapat
digunakan kembali.
Alat single use - re use adalah alat medis single use yang akan
digunakan kembali oleh karena pertimbangan pengadaan sulit di dapat
dan harga yang mahal yang
diatur dalam kebijakan
Mengatur penggunaan alat single use yang akan digunakan kembali
dengan tetap memperhatikan keamanan pasien
Alat single use re use harus memperhatikan syarat syarat yang
direkomendasikan yaitu kondisi alat masih baik, tidak rusak, tidak cacat,
mudah di gunakan kembali.
1. Daftar Alat Medis Single Use - Re Use :
No
Nama Alat
Ruang
Penggunaan
1
1
2
PROSEDUR
3
4
5
6
7
8
9
10
11
2
Acromionizer Pul Radius
Incisor (Shaver)
Super Turbovac 90
(Arthrocare)
Aortic Root
Venous Canule
Aortic Canule
Aortic Punch
Biopsi Forcep EGI
Spuit BMP
Spuit Biopsy Sumsum
Tulang
Biopsi Forcep/Alligator
Bronchoscopy
Aspiration Biopsi Sheet
Bronchoscopy
4
IKO
5
1 (satu) kali re use
IKO
IKO
IKO
IKO
IKO
PoliPeny.
Dalam
Hematologi
Hematologi
Poliklinik Paru
Poliklinik Paru
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
2 dari 2
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 3
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Tgl. Terbit :
dr. SRI HANDAYANI, M.M.R.S
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 67100385
PENGERTIAN
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi pada saluran kemih dari
kandung kemih hingga ginjal dengan gejala : demam, anyang-anyangan,
disuri, nyeri supra publik.
Pengambilan specimen pada dugaan infeksi saluran kemih adalah
pengambilan sampel pada pasien yang terpasang kateter urin yang di
duga infeksi saluran kemih dengan tanda klinis yang muncul.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Setiap pasien yang terpasang kateter urin dan diduga infeksi saluran
kemih dengan tanda klinis yang jelas harus dilakukan pengambilan
specimen urine untuk diperiksakan dilaboratorium.
Persiapan Alat :
1. Lidocain 1% (untuk aspirasi supra publik).
2. Sarung tangan steril dan bersih.
3. Spuit 5 cc/10cc.
4. Media transport.
5. Plester.
6. Bengkok.
7. Set perawatan kateter steril.
8. Pengalas.
9. Alkohol 70%
10. Urin kolektor.
11. Cairan pembersih
12. Sampiran.
Prosedur :
1. Isi formulir permintaan pemeriksaan.
2. Cuci tangan pada air yang mengalir dengan menggunakan cairan
antiseptik jika secara kasat mata tangan kita kotor, apabila tangan tampak
bersih cukup menggunakan handsrub.
3. Beritahukan pasien.
No. Revisi :
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
Halaman :
2 dari 3
1.
2.
3.
4.
Cucilah glans penis dengan sabun dan bilas dengan air mengalir
Kurang lebih 20 ml urine pertama tidak ditampung
Selanjutnya tampung kurang lebih 20 ml urine berikutnya dalam wadah
yang steril, bersih, kering dan bertutup ulir
No. Revisi :
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
Halaman :
3 dari 3
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 3
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Tgl. Terbit :
dr. SRI HANDAYANI, M.M.R.S
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 67100385
PENGERTIAN
Infeksi Luka Operasi adalah infeksi yang terjadi pada daerah sayatan
operasi.
Pengambilan Specimen Pada dugaan Infeksi Luka Operasi adalah
Pengambilan specimen (bahan/sampel) dengan cara swab atau aspirasi
yang dilakukan oleh petugas kesehatan (Dokter, Perawat, Analis
Kesehatan) pada dugaan infeksi luka operasi.
TUJUAN
KEBIJAKAN
Setiap pasien yang diduga infeksi luka operasi harus dilakukan
pengambilan specimen untuk menegakkan diagnosa apakah pasien
termasuk katagori infeksi luka operasi atau tidak
PROSEDUR
A. Persiapan alat :
1. Alkohol 70%
2. Lidi kapas steril
3. Sarung tangn steril
4. Spuit.
5. Spons kapas.
6. Forsep
7. Media transport
8. Plester.
9. Nacl 0,9%
10. Bengkok
11. Kom steril
12. Set perawatan luka steril.
No. Revisi :
Halaman :
2 dari 3
B. Prosedur Apusan
Cuci tangan pada air yang mengalir dengan menggunakan cairan
antiseptik, jika secara kasat mata tangan kita kotor, apabila tangan
tampak bersih cukup menggunakan handsrub.
1. Beritahukan pasien.
2. Pakai masker dan sarung tangan steril
3. Dengan forsep ambil spons kapas, celupkan dalam larutan NaCl
0,9% dan cuci permlukaan luka sampai bebas dari eksudat.
4. Ambil lidi kapas steril dari bungkusnya dan tekan ujung lidi kapas
terlalu panjang, patahkan sebagian agar media transport dapat
ditutup.
5. Berikan balutan yang baru sesuai dengan kondisi luka.
6. Tuliskan nama. Tanggal dan nama ruangan pasien di media
transport.
7. Lepaskan sarung tangan dan masker.
8. Lakukan cuci tangan sesuai dengan SOP
9. Isi formulir permintaan pemeriksaan.
C. Prosedur Aspirasi.
1. Cuci tangan pada air yang mengalir dengan menggunakan cairan
antiseptik.
2. Memberitahukan pasien.
3. Pakai masker dan sarung tangan steril.
4. Ambil spons kapas dengan forseps, basahkan dengan alkohol 70%
dan dekontaminasi tepi luka, biarkan alkohol kering dan ulangi
tindakan dekontaminasi sekali lagi.
5. Tusukkan jarum ke daerah tepi luka yang sudah didekontaminasi
tersebut dan aspirasi bahan dari dalam luka.
6. Oleskan sebagian bahan pada lidi kapas steril dan masukkan lisi
kapas steril tersebut kedalam media transport, sisa bahan di
oleskan pada kaca obyek dan dibuat apusan dengan ujung jarum.
7. Beri balutan baru, sesuai dengan kondisi luka.
8. Lepaskan sarung tangan dan masker.
9. Cuci tangan sesuai dengan SOP
10. Isi formulir permintaan pemeriksaan
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
3 dari 3
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
Catatan :
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.
No. Dokumen :
No. Revisi :
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
Halaman :
1 dari 2
Ditetapkan Oleh :
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
dr. SRI HANDAYANI,M.M.R.S
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP. 67100385
PENGERTIAN
Infeksi saluran nafas bawah adalah infeksi yang terjadi pada bronkus
hingga paru.
Pengambilan Spesimen Pada Dugaan Infeksi Saluran Nafas
bawah/Terpasang VAP adalah Pengambilan spesimen/sampel yang
dilakukan pada pasien yang terpasang ventilator/diduga infeksi saluran
nafas bawah yang diambil pada daerah bronkus hingga paru.
TUJUAN
KEBIJAKAN
Persiapan alat :
PROSEDUR
1. Nacl 0,9%
2. Sarumg tangan steril
3. Spuit 5 cc/10 cc.
4. Media transport.
5. Plester.
6. Bengkok
7. Set ganti balutan steril
8. Pengalas
9. Alkohol 70%
10. Mukosa ekstaktor.
11. Kateter suction steril.
No. Revisi :
Halaman :
2 dari 2
Langkah langkah :
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi :
Halaman :
1/1
Ditetapkan Oleh :
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
dr. SRI HANDAYANI,M.M.R.S
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP. 67100385
PENGERTIAN
TUJUAN
Kebijakan Umum
KEBIJAKAN
No. Dokumen
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
No. Revisi
0
Halaman
2 dari 4
Kebijakan Khusus
No
Lini
1.
Lini 1
2.
Lini 2
KEBIJAKAN
3.
PROSEDUR
Lini 3
Jenis AB
Amoksisilin
Eritromisin
Trimetropim
Sulfametoxazol
Ampicilin
Amoxiclav
Cefadroxil
Cefixime
Cefpodoxime Ceftriaxone
Cefotaxim
Ciprofloxacin
Gentamisin
Azitromisin
Ceftazidim
Ceftizoxime
Cefoperazon-Sulbactam
Amikasin
Levofloxacin
Meropenem
Lini 4
PJ
Dokter Umum
Dokter Umum
Dokter Spesialis
Dokter Spesialis
Dokter Spesialis IPCD
Dokter
Spesialis
IPCO / KIC
Berdasarkan klinis dan
kultur
Persetujuan Tim PPRA
No. Dokumen
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
No. Revisi
Halaman
3 dari 4
PROSEDUR
No. Dokumen
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
No. Revisi
0
Halaman
4 dari 4
PROSEDUR
SUMBER PUSTAKA
UNIT TERKAIT
NO.
DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
1/ 2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
TANGGAL
TERBIT
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA TK.III LUMAJANG
TUJUAN
KEBIJAKAN
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
PERALATAN
BIDANG
PROSEDUR
NO. REVISI
HALAMAN
1/ 2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PERALATAN
BIDANG
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA TK.III LUMAJANG
TANGGAL
TERBIT
NO. REVISI
HALAMAN
2/ 2
Mulut
: Harus dibersihkan setiap hari, setelah makan
terutama pada
pagi hari dan setelah makan malam.
Lidah
: Dibersihkan bila telah tampak kotor
Rambut : Dicuci setiap seminggu minimal 3 kali
Kuku
: Selalu dirapikan dan dipotong sekali seminggu
Tangan : Harus dicuci dengan sabun setelah memegang
makanan
Kaki
: Selalu bersih dan dicuci bila kotor
Pakaian : Tidak terlalu sempit/longgar dan jika basah
harus segera
diganti, pakaian kerja harus diganti secara rutin.
2. Pastikan personal hygiene dalam keadaan rapi setiap hari.
3. Cuci tangan sebelum bekerja atau menjamah makanan dan
setelah selesai memasak.
NO. REVISI
HALAMAN
1/ 2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA TK.III LUMAJANG
TANGGAL
TERBIT
TUJUAN
KEBIJAKAN
PERALATAN
BIDANG
NO. REVISI
HALAMAN
2/ 2
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
PROSEDUR
1. Setelah Petugas Distribusi mendistribusikan makanan ke
pasien, Petugas Distribusi menunggu sekitar1 jam dari
pendisribusian makanan
2. Petugas Distribusi kembali kekamar pasien sambil melihat
apakan makanan yang diberikan telah dikonsumsi apa
belum.
3. Apabila makanan telah habis dikonsumsi, alat makan pasien
di ambil dan dibawa ke dapur.
4. Apabila makanan pasien belum habis, Petugas Distribusi
meminta ijin kepada pasien untuk memindahkan sisa
makanan yang masih ingin dikonsumsi ke wadah makan
yang lain milik pribadi pasien.
NO. REVISI
HALAMAN
1/ 2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PERALATAN
PROSEDUR
TANGGAL
TERBIT
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA TK.III LUMAJANG
NO. REVISI
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
sifat dan suhu barang yaitu pada suhu ruangan.
HALAMAN
2 / 2
PROSEDUR
NO. REVISI
HALAMAN
1/ 3
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA TK.III LUMAJANG
TANGGAL
TERBIT
NO. REVISI
HALAMAN
2 / 3
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
9. Keputusan Menkes RI Nomor 374/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Gizi.
KEBIJAKAN
PERALATAN
BIDANG
PROSEDUR
NO. REVISI
HALAMAN
3 / 3
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
c. Pemasukan dan pengeluaran bahan makanan serta
berbagai pembukuan dibagian penyimpanan bahan
makanan kering.
PROSEDUR
DISTRIBUSI MAKANAN
NO.
DOKUMEN
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
NO. REVISI
HALAMAN
1/ 2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
TANGGAL
TERBIT
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA TK.III LUMAJANG
PERALATAN
BIDANG
PROSEDUR
DISTRIBUSI MAKANAN
NO.
DOKUMEN
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
NO. REVISI
HALAMAN
2/ 2
4.
5.
PROSEDUR
6.
7.
8.
9.
NO. REVISI
HALAMAN
1/ 3
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
TANGGAL
TERBIT
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA TK.III LUMAJANG
TUJUAN
KEBIJAKAN
PERALATAN
BIDANG
PROSEDUR
Serangkaiankegiatandalamprosespengadaanmakanandirumah
sakityangberkaitandengan prosesmengubah atau memasak
bahan makanan mentah menjadi makanan
1. Mengurangi resiko kehilangan zat gizi bahan makanan
2. Meningkatkan nilai cerna
3. Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, tekstur,
dan penampilan makanan (kualitas makanan)
4. Bebas dari bahan potensial dan zat yang berbahaya bagi
tubuh
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
4. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan 2002.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
6. Permenkes RI No : 1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang
Hygiene Sanitasi Jasa Boga.
7. Keputusan Menkes RI Nomor 270/Menkes/SK/III/2007
tentang pedoman manajerial rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
8. Keputusan Menkes RI Nomor 436/Menkes/SK/VI/1993
tentang standar pelayanan rumah sakit dan standar
pelayanan medis.
Peralatan memasak
Tenaga Pemasak
1. Pemasakan makanan dilakukan dengan berbagai cara
seperti membakar, merebus, menggoreng, mengetim,
menyemur, mengukus atau mengkombinasi cara- cara
tersebut diatas.
2. Dalam proses pemasakan perlu memperhatikan standar
kualitas seperti penampilan (warna, tekstur, porsi, bentuk
bahan makanan, dan pengaturan) dan rasa (suhu, bumbu,
kerenyahan, keempukan, aroma, dan tingkat kematangan.
3. Petugas
pengolahan
menerima
rekapan
jumlah
permintaan diet dari ahli gizi.
NO. REVISI
HALAMAN
2 / 3
NO. REVISI
HALAMAN
3 / 3
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
-
NO. REVISI
HALAMAN
1/ 1
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
TANGGAL
TERBIT
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA TK.III LUMAJANG
KEBIJAKAN
PERALATAN
BIDANG
PROSEDUR
NO. REVISI
HALAMAN
1/ 1
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA TK.III LUMAJANG
TANGGAL
TERBIT
KEBIJAKAN
PERALATAN
BIDANG
PROSEDUR
Instalasi Gizi
1. Membersihkan semua alat alat masak yang lama tidak
terpakai maupun yang sering terpakai
2. Membersihkan kompor, tempat pencucian piring dan
tempat pencucian bahan makanan
3. Membersihkan bagian plafon (sawang)
4. Membersihkan kulkas dan tempat penyimpanan bahan
makanan kering, bahan makanan yang sudah tidak layak
digunakan dikeluarkan dari tempat penyimpanan.
5. Membersihkan meja persiapan, meja penyajian dan lantai.
NO. REVISI
HALAMAN
1/ 2
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TANGGAL
TERBIT
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA TK.III LUMAJANG
TUJUAN
KEBIJAKAN
PERALATAN
BIDANG
PROSEDUR
permintaan/pesanan pembeli.
Diterimanya pesanan barang dalam macam, jumlah, serta
spesifikasi yang disepakati sesuai dengan waktu permintaan
pesanan.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
4. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan 2002.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
6. Keputusan Menkes RI Nomor 270/Menkes/SK/III/2007 tentang
pedoman manajerial rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
7. Keputusan Menkes RI Nomor 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang
standar pelayanan rumah sakit dan standar pelayanan medis.
8. Permenkes RI No : 1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang
Hygiene Sanitasi Jasa Boga.
ATK, form pemesanan, kalkulator
Tenaga Pemasak
1. Supplier meletakkan semua bahan makanan yang
sudah dipesan pemasak di hari sebelumnya di tempat
penerimaan
2. Petugas pemasak/penerimaan mengecek bahan
makanan yang datang, dengan memeriksa hal-hal
sebagai berikut:
NO. REVISI
HALAMAN
2/ 2
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
-
PROSEDUR
NO. REVISI
HALAMAN
1/ 2
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
TANGGAL
TERBIT
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA TK.III LUMAJANG
TUJUAN
Gudang selalu layak, bersih, rapi, dan bebas tikus, cicak dan
hewan pengerat
KEBIJAKAN
NO. REVISI
HALAMAN
2/ 2
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
PERALATAN
BIDANG
PROSEDUR
NO. REVISI
HALAMAN
1/ 2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
TANGGAL
TERBIT
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA TK.III LUMAJANG
TUJUAN
Gudang selalu layak, bersih, rapi, bebas bau, dan bebas tikus,
cecak dan hewan pengerat serta mempunyai suhu dan
kelembaban yang sesuai standar
KEBIJAKAN
NO. REVISI
HALAMAN
2/ 2
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
PERALATAN
BIDANG
PROSEDUR
Kain lap
PetugasDistribusi
1. Bahan makanan dikeluarkan dari gudang
penyimpanan. Khusus bahan makanan yang
terdapat di freezer maka dikeluarkan dan
dipindahkan sementara ke dalam refrigerator
2. Cairkan bunga-bunga es yang terdapat pada
freezer
3. freezer dibersihkan dari sisa bahan makanan dan
lantai disapu
4. Siapkan larutan sabun yang dicampur dengan air
NO. REVISI
HALAMAN
1/ 2
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
TANGGAL
TERBIT
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA TK.III LUMAJANG
Kesehatan.
4. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan 2002.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
PERALATAN
BIDANG
PROSEDUR
NO. REVISI
HALAMAN
2/ 2
RS. BHAYANGKARA
LUMAJANG
PENGERTIAN
KEBIJAKAN
PERALATAN
BIDANG
PROSEDUR
Kesehatan.
4. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan 2002.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Sabun cuci piring, dan alat-alat masak
Tenaga Pemasak
1. Pencucian peralatan masak di tempat khusus pencucian
peralatan masak
2. Bersihkan sisa masakan dan buang di tempat sampah
3. Alat yang sudah bersih dari sisa makanan digosok/disikat
dengan sabun cuci dan bilas hingga bersih
4. Angkat dan keringkan (tiriskan)
5. Periksa kembali apakah masih ada alat yang kurang
bersih, retak atau pecah. Jika ada alat masak yang kurang
bersih maka lakukan ulang prosedur pencucian. Jika ada
alat
yang
retak
atau
pecah
maka
segera
disisihkan/dibuang.
6. Simpan dengan teratur pada tempatnya masing-masing
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
NO.
DOKUMEN
TANGGAL
TERBIT
NO. REVISI
HALAMAN
1/ 1
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA TK.III LUMAJANG
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PERALATAN
BIDANG
PROSEDUR
NO.
DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
1/ 1
PROSEDUR
prosedur pembersihan sisa makanan, petugas diwajibkan
menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa sarung
tangan karet (latex gloves)
CSSD
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 1
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Tgl. Terbit :
dr. SRI HANDAYANI, M.M.R.S
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 67100385
c.
d.
e.
benda-benda
yang
sudah
terkontaminasi
mikroorganisme penyebab penyakit.
Peralatan pakai ulang ( re-useabe ) yang sudah
terkontaminasi harus ditangani, dikumpulkan dan
dibawa ke ruang dekontaminasi sedemikian rupa
sehingga menghindari kontaminasi terhadap pasien,
pekerja dan fasilitas lainnya.
Untuk proses dekontaminasi perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1) Peralatan pakai ulang dipisahkan dari alat-alat yang
bersih dan dari limbah/ buangan di tempat
pemakaian oleh pekerja.
2) Pemisahan terhadap benda-benda tajam dalam
wadah yang tidak tembus.
3) Peralatan yang terkontaminasi dibungkus dalam
kantong tertutup dan segera dibawa ke ruang
dekontaminasi untuk menghindari kontaminasi
selama proses transportasi dan menghindari
kotoran
yang
mengering
sehingga
sukar
dibersihkan.
4) Alat-alat yang tidak dipakai dan tidak terbuka dapat
langsung disteril ulang untuk selanjutnya didistribusi
ke ruangan.
5) Petugas
harus
menggunakan
APD
untuk
menghindari cipratan, atau tumpahan selama
proses dekontaminasi
Dekontaminasi dilakukan dengan perendaman bahan
atau instrumen dalam cairan dekontaminan. Lama
perendaman disesuaikan dengan jenis alat dan bahan
yang didekontaminasi.
Dekontaminasi di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri
dilakukan di CSSD.
Pencucian
Semua alat-alat yang dipakai ulang harus dicuci hingga
benar-benar bersih sebelum didesinfeksi atau
disterilkan. Hal ini karena uap sterilisasi atau gas tidak
dapat menembus alat bila masih dilapisi kotoran, protein
atau lemak.
Untuk memulai pembersihan, alat-alat harus :
1) Diperhatikan pelepasan sambungan bila merupakan
alat rakitan
2) Disortir berdasarkan metode pembersihan
3) Bahan-bahan pencuci harus memperhatikan
kesesuaian dengan bahan, alat dan metode
pencucian. Sebaiknya mengikuti rekomendasi
produsen pembuat alat sehingga pencuci dapat
menghilangkan residu kotoran organik tanpa
merusak alat.
Pencucian merupakan satu rangkaian dengan
dekontaminasi sehingga masih dilakukan di masingmasing ruang perawatan. Pencucian dilakukan dengan
teknik manual dengan pembilasan dengan air mengalir.
Pengeringan
Pengeringan merupakan penghilangan sisa-sisa air dari
alat yang telah melalui proses pencucian. Pengeringan
untuk instrumen tidak berlumen dilakukan dengan lap
bersih tidak berserat pada seluruh bagian sehingga
tidak menggores alat. Sedangkan untuk alat berlumen
pengeringan dibantu dengan menggantung alat pada
posisi tegak tanpa lekukan.
Pengemasan
Pengemasan adalah proses untuk membungkus,
mengemas, menampung alat-alat yang dipakai ulang
f.
g.
h.
Direbus
Kimiawi
Bersihkan dengan air steril dan keringkan
12 menit.
5. Jangan melakukan disinfeksi fogging di area keperawatan.
Tiga Tingkat Proses Disinfeksi
1. Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) : mematikan kuman dalam waktu
20 menit - 12 jam akan mematikan semua mikroba kecuali
spora bakteri.
2. Disinfeksi Tingkat Sedang (DTS) : dapat mematikan mikro
bakteria vegetatif hampir semua virus, hampir semua jamur,
tetapi tidak bisa mematikan spora bakteria.
3. Disinfeksi Tingkat Rendah (DTR) : dapat mematikan hampir
semua bakteria vegetatif, beberapa jamur, beberapa virus
dalam waktu < 10 menit.
UNIT TERKAIT
Tgl. Terbit :
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Intalasi Farmasi
2. Bagian Gudang Farmasi
UNIT TERKAIT
3. Penunjang Medis
4. Bagian Keperawatan
Tgl. Terbit :
PENGERTIAN
TUJUAN
Brankar jenazah
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.
Rawat inap
IGD
Kamar Jenazah
Kesling
Loundry
PAMULASARAAN JENAZAH
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 1
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
dengan kapas/kasa
11. Bersihkan tubuh jenazah dan tutup dengan kain bersih untuk
disaksikan oleh keluarga
Pasang label identitas pada kaki
12. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan
ALUR JENAZAH KE KAMAR JENAZAH
3. Petugas kamar jenazah menyiapkan kereta jenazah khusus dan
perlengkapan yang diperlukan dan membawa keruang jenazah
4. Petugas instalasi Sterilisasi dan Sanitasi datang ke ruangan tersebut
untuk membawa bahan habis pakai yang dipergunakan untuk
membersihkan jenazah serta melakukan desinfeksi ruangan dan
membantu petugas kamar jenazah memindahkan jenazah pada
kereta jenazah.
5. Petugas kereta jenajah dengan kereta jenazah khusus, membawa
jenazah ke instalasi pemulasaraan jenazah dilengkapi surat kematian
ditanda tangani dokter/dokter jaga ruangan
Universal Precaution ( pakaian bedah sekali pakai, Aprron plastic, sarung
tangan dua lapis, sepatu boot serta masker ) disediakan berdasarkan
petugas kamar jenazah yang terlibat
PERALATAN PEMULASARAAN
PERSIAPAN PETUGAS:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PERSIAPAN PERALATAN
1. Washlap
2. Handuk
3. Waskom berisi air, sabun
4. Plester kedap air
5. Kapas
6. Pembalut
7. Sisir atau sikat
8. Pewangi
9. Wadah barang berharga
10. Brankar jenazah
PELAKSANAAN PEMULASARAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cusi tangan
APD
Mandikan jenazah keringkan dengan handuk
Ganti pembalut absorben di perineum
Ganti tutup mata, telinga dan mulut
Letakan jenazah dalam posisi terlentang, tangan disisi atau terlipat di
dada
7. Taruh handuk kecil di bawah kepala
8. Sampah dan bahan kontaminasi dimasukan ke kantung plastic
infeksius
9. Setiap percikan atau tumpahan darah / cairan tubuh dipermukaan
segera bersihkan dengan larutan klorin 0,05 %
Peralatan
yang
akan
dipergunakan
kembali
harus
diproses
kepercayaan agamanya
11. Jenazah yang telah dibungkus tidak boleh dibuka lagi
12. Jenazah tidak boleh di balsam, disuntik untuk pengawetan dan di
otopsi kecuali oleh petugas khusus
13. Otopsi dapat dilakukan setelah disetujui oleh pimpinan rumah sakit
14. Melepaskan APD
Cuci tangan
UNIT TERKAIT
2.
3.
4.
5.
1. Rawat inap
IGD
Kamar Jenazah
Kesling
Loundry
No. Revisi :
Halaman :
1 dari 1
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Tgl. Terbit :
dr. SRI HANDAYANI, M.M.R.S
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 67100385
TUJUAN
Sebagai
acuan
dalam
penerapan
langkah
langkah
dalam
menyampaikan pendidikan kesehatan terhadap pasien dan keluarga
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
1. Rawat jalan
2. Rawat inap
No. Dokumen :
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
No. Revisi :
Halaman :
1/1
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Pegawai Rumah Sakit wajib memakai APD bila melalukan kegiatan yang
berisiko terjadi paparan.
linen
Sampah Infeksius :
1. Lakukan identifikasi sampah yang berpotensi akan terjadinya
transmisi infeksi dengan kantong warna berbeda.
2. Lakukan pembakaran semua sampah infeksius dengan incenerator.
3. Buang sampah infeksius yang bersifat cairan kedalam saluran
pembuangan yang sudah ditetapkan.
UNIT TERKAIT
No. Revisi :
Halaman :
1/1
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
PENGERTIAN
Tgl. Terbit :
TUJUAN
KEBIJAKAN
I.
Petugas Kesehatan :
1. Gunakan wadah saat memberikan jarum suntik yang
sudah terbuka dan instrumen tajam ke petugas kesehatan
lain. (Mis : asisten operasi memberikan instrumen operasi ke
dokter operator)
2. Gunakan wadah saat membawa benda tajam bekas pakai
3. Buang segera benda tajam yang sudah digunakan ke
dalam wadah pembuangan benda tajam yang sudah disiapkan
4. Ganti wadah pembuangan bila sudah terisi 2/3 bagian
II.
Cleaning service :
1. Pakai APD mulai dari apron, sepatu, dan sarung tangan
2. Tutup lubang di wadah pembuangan jarum menggunakan
isolasi/lakban sebelum dibawa ke tempat pembuangan sampah
3. Masukkan wadah pembuangan jarum yang sudah di tutup ke
dalam trolley pembuangan sampah
4. Dorong trolley sampah ke tempat pembuangan sampah,
pastikan benda tajam tidak tercecer di jalan.
5. Letakkan wadak pembuangan ke tempat pembuangan
sampah sementara.
6. Lepas APD mulai dari sarung tangan, sepatu, apron dan
masker
7. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
1. Komite medis
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Kamar Operasi
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Rawat Intensif
6. Instalasi Rawat Inap
7. Instalasi Laboratorium
8. Bagian Pemeliharaan Sarana
Cleaning Service
No. Revisi :
Halaman :
1/1
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
infeksius
adalah
TUJUAN
KEBIJAKAN
1. Pendaftaran
PROSEDUR
ke
petugas
ruangan
yang
menerima
telfon
4. Cleaning Service
Lakukan pemberihan sesuai SPO pembersihan ruang isolasi
1. Keperawatan
UNIT TERKAIT
2. Laundry
3. Instalasi Laboratorium
4. Cleaning service
5. Instalasi gizi
6. Bagian Rekam Medis Pendaftaran
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
No. Revisi :
Halaman :
1/1
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
1. Mencegah
dan
mengurangi
penyebaran
mikroorganisme
yang
pasien
lain
PROSEDUR
2. Masker.
3. Apron.
4. Sepatu boot.
5. Cairan desinfektan.
6.
Peralatan kebersihan.
Rincian Kegiatan:
I.
Pembersihan Rutin:
1. Bersihkan ruang isolasi setelah membersihkan ruang perawatan
pasien
2. Siapkan cairan pembersih : Untuk lap permukaan dan pel lantai
sesuai petunjuk tabel presept
3. Buka jendela kamar pasien
4. Cuci tangan
5. Gunakan APD dimulai dari apron, masker, sepatu dan sarung
tangan. Gunakan sarung tanga dissposible
6. Lap permukaan dinding yang terjangkau, meja pasien terakhis
wastafel menggunakan cairan detergen
7. Keringkan dengan lap kering
8. Lap ulang area no 6 dengan cairan dsinfektan
9. Pel lantai menggunakan larutan presept sesuai aturan
10. Buang sampah medis dan ikat ujungnya, ganti kantong plastic
sampah dengan yang baru
11. Lepas APD mulai dari sarungtangan, sepatu, apron dan masker, dan
buang APD yang tidak digunakan kembali ke tempat sampah
12. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir Dekontaminasi lap dan
kain pel menggunkan cairan presept sesuai tabel pengenceran
sebelum digunakan untuk ruangan lain
dengan
kantong
plastik
baru
sesuai
dengan katagori
sampah.
10. Bersihkan ruangan mulai dari dinding atas ke arah bawah, meja
pasien, tempat tidur terakhir adalah wastafel dengan sabun (bila ada
kotoran) kemudian di bilas dan di bersihkan dengan cairan disinfektan
(presept/sodium hypochlorite) dari area bersih ke kotor.
11. Bersihkan
jendela
dan
pintu
dengan
cairan
disinfektan
dan
biarkan kering.
12. Pel
lantai
dengan
cairan
disinfektan
presept/sodium
ruang
isolasi
untuk
pasien
berikutnya
jika
sudah
No. Dokumen :
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
LAMPIRAN
PETA KUMAN
RS.BHAYANGKARA
LUMAJANG
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
1/1
Ditetapkan
KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tgl. Terbit :
PENGERTIAN
Peta Kuman adalah gambaran kuman kuman yang ada di ruang ruang
perawatan (ruang rawat inap, ruang rawat jalan) yang menginfeksi pada
pasien di RS Bayangkara serta gambaran sifat sifat kuman tersebut
terhadap jenis antibiotika yang digunakan di RS Bayangkara
TUJUAN
KEBIJAKAN
Setiap pasien Rawat inap dan Jalan dengan infeksi sebaiknya dilakukan
pemeriksaan kultur sampel
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
1. Laboratorium
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan