Atrial Septal Defek
Atrial Septal Defek
A. JUMRIATNA K
C 121 07 030
Mengetahui :
PEMBIMBING
I.
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Defek septum atrial atau Atrial Septal Defect (ASD) adalah gangguan
septum atau sekat antara rongga atrium kanan dan kiri atau lubang abnormal
pada sekat yang memisahkan kedua belah atrium sehingga terjadi pengaliran
darah dari atrium kiri yang bertekanan tinggikedalamatrium kanan yang
bertekanan rendah . Septum tersebut tidak menutup secara sempurna dan
membuat aliran darah atrium kiri dan kanan bercampur.
Menurut lokasi defek, ASD dikelompokkan menjadi:
Defek septum atrium sekundum
Defek terjadi pada fosa ovalis dan sering disertai dengan aneurisma fosa
ovalis.
Defek septum atrium dengan defek sinus venosus superior
Defek terjadi dekat muara vena kava superior sehingga terjadi koneksi
biatrial.Sering vena pulmonalis dari paru-paru kanan juga mengalami
anomali.Dapat juga terjadi defek sinus venosus tipe vena kava inferior,dengan
lokasi di bawah foramen ovale dan bergabung dengan dasar vena kava inferior.
Defek septum atrium primum
Bagian dari defek septum atrioventrikular dan pada bagian atas berbatas
dengan fosa ovalis sedangkan bagian bawah dengan katup atrioventrikular.
ASD diklasifikasikan menjadi:
1. ASD sederhana dengan defek pada septum dan disekitar fossa ovalis
(dikenal dengan DSA sekundum), defek pada tepi bawah septum (DSA
primum) dan defek d isekitar muara VCS (defek sinus venosus) yang
seringkali disertai anomali parsialdrainase vena pulmonalis.
2. ASD kompleks yang merupakan bentuk dari defek endocardial cushion
yang sekarang dikenal sebagai defek septum atrioventrikular (DSAV) atau
AV canal. Defek septum atrium sekundum adalah kelainan yang dimana
terdapat lubang patologis di tempat fossa ovalis. Akibatnya terjadi pirau
dari atrium kiri ke atrium kanan, dengan beban volume di atrium dan di
ventrikel kanan.
B. Etiologi
Jantung membentuk selama 8 minggu pertama perkembangan janin.
Ini dimulai sebagai tabung hampa, kemudian partisi dalam tabung
mengembangkan yang akhirnya menjadi septa (atau dinding) membagi sisi
kanan jantung dari kiri. Defek septum atrium terjadi ketika proses partisi tidak
terjadi sepenuhnya, meninggalkan sebuah lubang di septum atrium.
Beberapa cacat jantung bawaan mungkin memiliki link genetik, baik
yang terjadi karena cacat pada gen, kelainan kromosom, atau paparan
lingkungan, menyebabkan masalah jantung lebih sering terjadi dalam keluarga
tertentu. Defek septum atrium Kebanyakan terjadi secara sporadis (secara
kebetulan), tanpa alasan yang jelas bagi perkembangan mereka.
Faktor-faktor penyebab tersebut diantaranya :
1.
Faktor Prenatal
a.
b.
Ibu alkoholisme
c.
d.
e.
2.
Faktor genetik
a.
b.
c.
d.
C. Patofisiologi
Pada individu terpengaruh, ruang sisi kiri jantung berada di bawah
tekanan tinggi dari ruang dari sisi kanan jantung. Hal ini karena ventrikel kiri
harus menghasilkan tekanan yang cukup untuk memompa darah ke seluruh
tubuh, sementara ventrikel kanan hanya untuk menghasilkan tekanan yang
cukup untuk memompa darah ke paru-paru.
Dalam kasus ASD besar (> 9mm), yang dapat mengakibatkan shunt
kiri ke kanan klinis yang luar biasa, darah akan shunt dari atrium kiri ke
atrium kanan. Ini darah tambahan dari atrium kiri dapat menyebabkan
kelebihan volume kedua atrium kanan dan ventrikel kanan. Jika tidak diobati,
kondisi ini dapat mengakibatkan pembesaran dari sisi kanan jantung dan
akhirnya gagal jantung.
Setiap proses yang meningkatkan tekanan di ventrikel kiri dapat
menyebabkan perburukan dari shunt kiri ke kanan. Ini termasuk hipertensi,
yang meningkatkan tekanan ventrikel kiri yang telah menghasilkan dalam
rangka untuk membuka katup aorta selama sistol ventrikel, dan penyakit arteri
D. Manifestasi Klinis
Adanya dipsnea
Kecenderungan infeksi pada jalan nafas
Palpitasi
Atrium kanan dan kiri membesar
Diastolik meningkat
Sistolik rendah
E. Komplikasi
Gagal Jantunng
Penyakit pembuluh darah paru
Endokarditis
Aritmia
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto toraks
Pada penderita ASD dengan pirau yang bermakna, foto toraks AP
menunjukkan atrium kanan yangmenonjol, dan dengan konus pulmonalis
yang menonjol.Jantung hanya sedikit membesar dan vaskularisasi paru
yang bertambah sesuai dengan besarnya pirau.
2. Elektrokardiografi
Menunjukkan pola RBBB pada 95%, yang menunjukkan beban volume
ventrikel kanan. Deviasi sumbu QRS ke kanan (right axis deviation)
padaASDsekundum
membedakannya
dari
defek
primum
yang
utama
pemeriksaan
ekokardiografi
pada
ASD
adalah
untuk mengevaluasi pirau dari kiri ke kanan di tingkat atrium antara lain
adalah:
1. Mengidentifikasi secara tepat defek diantara ke dua atrium
2. Memisualisasikan hubungan seluruh vena pulmonalis
3. Menyingkirkan lesi tambahan lainnya
4. Menilai ukuran ruang-ruang jantung (dilatasi)
5. Katerisasi jantung
Penderita di operasi tanpa katerisasi jantung, katerisasi hanya
dilakukan apabilaterdapat keraguan akan adanya penyakit penyerta atau
hipertensi pulmonal.
G. Penatalaksanaan
Pembedahan
Untuk tujuan praktis, penderita dengan defek sekat atrium dirujuk ke
ahli bedah untuk penutupan bila diagnosis pasti. Berdalih tentang
pembedahan jantung yang didasarkan pada ukuran shunt menempatkan
lebih pada kepercayaan terhadap data dari pada alasan yang diberikan.
Dengan terbuktinya defek sekat atrium dengan shunt dari kiri ke kanan
pada anak yang umurnya lebih dari 3 tahun, penutupan adalah beralasan.
Agar terdeteksi, shunt dari kiri ke kanan harus memungkinkan rasio
QP/QS sekurang-kurangnya 1,5 : 1 ; karenanya mencatat adanya shunt
merupakan bukti cukup untuk maju terus. Dalam tahun pertama atau
kedua, ada beberapa manfaat menunda sampai pasti bahwa defek tidak
akan menutup secara spontan. Sesudah umur 3 tahun, penundaan lebih
lanjut jarang dibenarkan. Indikasi utama penutupan defek sekat atrium
adalah mencegah penyakit vascular pulmonal abstruktif. Pencegahan
masalah irama di kemudian hari dan terjadinya gagal jantung kongesif
nantinya mungkin jadi dipertimbangkan, tetapi sebenarnya defek dapat
ditutup kemudian jika masalah ini terjadi. Sekarang resiko pembedahan
jantung untuk defek sekat atrium varietas sekundum benar-benar nol. Dari
430 penderita yang dioperasi di Rumah Sakit Anak Boston, tidak ada
mortalitas kecuali untuk satu bayi kecil yang amat sakit yang mengalami
pengikatan duktus arteriosus paten. Kemungkinan penutupan tidak
sempurna pada pembedahan jarang. Komplikasi kemudian sesudah
pembedahan jarang dan terutama adalah masalah dengan irama atrium.
menggembungkan
balon
dan
mengukur
diameter
yang
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
pertumbuhan
dan
perkembangan
berhubungan
dengan
C. Rencana Keperawatan
NO.
1.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Risiko penurunan curah
jantung berhubungan dengan
defek struktur.
2.
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
gangguan sistem transport
oksigen
3.
TUJUAN
Klien akan menunjukkan perbaikan curah
jantung. Dengan Kriteria Hasil :
Frekwensi jantung, tekanan darah,
dan perfusi perifer berada pada
batas normal sesuai usia.
Keluaran urine adekuat (antara 0,5
2 ml/kgbb, bergantung pada usia)
Klien mempertahankan tingkat energi yang
adekuat tanpa stress tambahan.Kriteria
Hasil :
Anak menentukan dan melakukan
aktivitas yang sesuai dengan
kemampuan.
Anak mendapatkan waktu
istirahat/tidur yang tepat.
INTERVENSI
1. Beri digoksin sesuai program, dengan menggunakan
kewaspadaan yang dibuat untuk mencegah toxisitas.
2. Beri obat penurun afterload sesuai program.
3. Beri diuretik sesuai program.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
6.
6.
1.
2.
3.
o Disritmia
o Peningkatan upaya pernapasan retraksi,
mengorok, batuk, sianosis.
o Hipoksemia sianosis, gelisah.
o Kolaps kardiovaskular pucat, sianosis,
hipotonia.
Ajari keluarga untuk melakukan intervensi selama
serangan hipersianotik
o Tempatkan anak pada posisi lutut-dada dengan
kepala dan dada ditinggikan.
o Tetap tenang.
o Beri oksigen 100% dengan masker wajah bila ada.
o Hubungi praktisi
Jelaskan atau klarifikasi informasi yang diberikan oleh
praktisi dan ahli bedah pada keluarga.
Siapkan anak dan orang tua untuk prosedur.
Bantu membuat keputusan keluarga berkaitan dengan
pembedahan.
Gali perasaan mengenai pilihan pembedahan.
Diskusikan dengan orang tua dan anak (bila tepat)
tentang ketakutan mereka dan masalah defek jantung dan
gejala fisiknya pada anak karena hal ini sering
menyebabkan ansietas/rasa takut.
Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan
anak selama hospitalisasi untuk memudahkan koping
yang lebih baik di rumah.
Dorong keluarga untuk memasukkan orang lain dalam
perawatan anak untuk mencegah kelelahan pada diri
mereka sendiri.
4. Bantu keluarga dalam menentukan aktivitas fisik dan
metode disiplin yang tepat untuk anak.
DAFTAR PUSTAKA
Faisal, Baraas. 2009. Pengantar Penyakit Jantung pada Anak. Jurnal Kardiologi Indonesia
Vol. XVII No. 2. April Juni 2009.
Markum.. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Sistem Kardiovaskuler
dan Hematologi. Jakarta : Salemba.
Rokhaeni, H dkk. 2001. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler. Ed 1. Jakarta : Bidang
Diklat Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita.
Anonim.
Defek
Septum
Atrium
(ASD,
Atrial
Septal
Defect).
http://medicastore.com/penyakit/908/Defek_Septum_Atrium_ASD_Atrial_Septal_Defe
ct.html Diakses tanggal 19 Maret 2012.
PENYIMPANGAN KDM
Faktor prenatal
Faktor Genetik
(Keluarga penderitaPJB,
kelainan kromosom)
Defek struktur
Dilatasi dan
peningkatan sistolik
ventrikel kanan
Intoleransi
Gangguan
aktivitas O2
transportasi