Anda di halaman 1dari 512

Amelia Z.

Siregar, dkk

Biologi
Pertanian
SMK

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Departemen Pendidikan Nasional

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional


Dilindungi Undang-undang

Biologi
Pertanian
Untuk SMK
Penulis

SIR
b

: Amelia Zuliyanti Siregar


Utut Widyastuti Suharsono
Hilda Akmal
Hadisunarso
Sulistijorini
Nampiah Sukarno
Anja Merdiyani
Tri Heru Widarto
Raden Roro Dyah Perwitasari

SIREGAR, Amelia Zuliyanti


Biologi Pertanian untuk SMK/oleh Amelia Zuliyanti Siregar, Utut
Widyastuti Suharsono, Hilda Akmal, Hadisunarso, Sulistijorini, Nampiah
Sukarno, Anja Merdiyani, Tri Heru Widarto, Raden Roro Dyah Perwitasari. ---Jakarta : Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
v. 505 hlm
Daftar Pustaka : 505

Diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008

KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia
Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah melaksanakan
penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis untuk
disebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi siswa SMK.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yang
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh
penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para
pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia.
Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download), digandakan,
dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk
penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkannya soft
copy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat untuk mengaksesnya
sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah
Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar
ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Selanjutnya,
kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat
memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini
masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat
kami harapkan.

Jakarta,
Direktur Pembinaan SMK

PENGANTAR
Perkembangan ilmu biologi pada masa ini berkembang sangat
cepat

seiring

perkembangan

teknologi.

Untuk

mengupas

tuntas

permasalahan biologi, diperlukan kecerdasan, keuletan, kesabaran, dan


berpikir kritis sehingga diperoleh konsep-konsep dasar ilmu biologi.
Penyusunan buku ini berdasarkan atas Permendiknas Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas Nomor 23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Oleh karena itu pihak
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
mengupayakan penerbitan buku ini bekerjasama dengan dunia akademik
Buku Biologi Pertanian mengajak Anda mengenal dan memahami
biologi secara lengkap dan mendalam. Buku ini disajikan materi meliputi:
penelitian dalam biologi, struktur dan fungsi sel, sistem metabolisme sel,
hereditas pada organisme, prokariot dan virus, fungi, plantae, animalia,
ekosistem dan konservasi, pencemaran lingkungan, serta bioteknologi
dan peranannya bagi kehidupan. Materi yang disajikan bersifat up to
date, apersepsi disertai rangkuman dan latihan agar pengguna
memperoleh pemahaman.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada editor Dr. Nampiah
Sukarno dan

Dr. Utut Widyastuti dari Departemen Biologi, FMIPA IPB

atas keikhlasan, kesabaran dan bantuannya dalam mengedit buku ini.


Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Nuryani
Rustaman atas saran dan masukannya sehingga buku ini menjadi lebih
baik. Penulis juga mengucapkan penghargaan yang tinggi kepada
Akhmad Amirullah dan Isnan Prasetyo Widodo atas dedikasinya di dalam
membantu penyelesaian buku ini. Akhir kata, penulis berharap buku ini
akan memberi manfaat bagi pelajar di Sekolah Menengah Kejuruan
bidang Pertanian mengenal Biologi dan aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari. Experience is a good teacher for us!
Medan dan Bogor, Januari 2008

SINOPSIS
Buku

Biologi

Pertanian

mengajak

Kalian

mengenal

dan

memahami biologi secara lengkap dan mendalam. Materi yang disajikan


bersifat up to date, apersepsi dan psikomotorik disertai tujuan
pembelajaran, kata-kata kunci, gambar, rangkuman dan latihan untuk
mengupas tuntas permasalahan biologi, dengan kecerdasan, keuletan,
kesabaran, dan berpikir kritis sehingga diperoleh suatu konsep-konsep
dasar ilmu biologi.
Materi buku ini mencakup model penelitian biologi, struktur dan
fungsi sel, sistem metabolisme sel, hereditas pada organisme, monera,
protista, fungi, plantae, animalia, ekosistem dan konservasi, pencemaran
lingkungan, serta bioteknologi dan peranannya bagi kehidupan.
Buku ini disusun untuk menumbuhkembangkan kewirausahaan,
etos kerja, memupuk sikap ilmiah (jujur, objektif, terbuka, ulet, berpikir
kritis, dapat bekerja sama dengan orang lain) pada diri sendiri. Disamping
pengembangan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji
hipotesis melalui percobaan dan dikomunikasikan secara lisan dan
tulisan oleh siswa.
Kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif dengan konsep
dan prinsip biologi untuk membentuk beberapa kecakapan seperti:
personal, akademik, vokasional, dan sosial dalam bentuk unjuk kerja
meningkatkan pemahaman biologi melalui eksprimen. Apresiasi terhadap
keanekaragaman hayati menggugah kesadaran untuk mengenal potensi,
cara pemeliharaan dan meningkatkan kesadaran dan peran dalam
menjaga kelestarian lingkungan, didukung penerapan pengetahuan dan
keterampilan aplikasi bioteknologi sederhana secara tepat guna.

ii

DAFTAR ISI
I. PENELITIAN DALAM BIOLOGI (PERTANIAN)
1.1 Biologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
1.2. Metode Ilmiah
1.3. Cabang-Cabang dan Manfaat Ilmu Biologi
1.4. Tahap-Tahap Klasifikasi
1.5. Kunci Determinasi
1.6. Macam-Macam Klasifikasi

(1)
(2)
(4)
(9)
(11)
(14)
(16)

II. STRUKTUR DAN FUNGSI SEL


2.1. Struktur Sel Prokariotik dan Eukariotik
2.2. Struktur dan Fungsi Organel Sel
2.3. Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan
2.4. Ciri-Ciri Mahluk Hidup

(25)
(26)
(29)
(33)
(34)

III. METABOLISME SEL


3.1. Katabolisme: Respirasi
3.2. Anabolisme: Fotosintesis
3.3. Enzim dan Peranannya

(39)
(47)
(51)
(60)

IV. HEREDITAS PADA MAKHLUK HIDUP


4.1. Struktur Kimia Materi Genetik
4.2. Pembelahan Mitosis dan Meiosis
4.3. Hereditas Menurut Hukum Mendel dan Penyimpangannya
4.4. Mutasi
4.5. Peranan Manusia Dalam Revolusi Hijau dan Revolusi Biru
4.6. Penemuan Bibit Unggul

(71)
(72)
(86)
(94)
(120)
(126)
(127)

V. VIRUS DAN PROKARIOT


5.1. Ciri, Sifat, dan Keragaman Virus
5.2. Ciri, Sifat, dan Keragaman Prokariotik

(139)
(140)
(155)

VI. PROTISTA
6.1. Ciri, Sifat, dan Keragaman
6.2. Peranan Protista Dalam Kehidupan

(181)
(182)
(194)

VII. FUNGI
7.1. Sifat, Ciri, dan Keragaman
7.2. Klasifikasi dan Peranan Cendawan

(201)
(202)
(204)

VIII. PLANTAE
8.1. Jaringan Tumbuhan
8.2. Organ Tumbuhan
8.3. Sistem Jaringan Penyusun Tubuh Tumbuhan
8.4. Transportasi Pada Tumbuhan
8.5. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
8.6. Gerak Pada Tumbuhan
8.7. Reproduksi Pada Tumbuhan
8.8. Klasifikasi Tumbuhan

(219)
(221)
(228)
(232)
(237)
(249)
(259)
(265)
(275)

iii

8.9. Pertanian Organik

(281)

IX. ANIMALIA
9.1. Jaringan Pada Hewan
9.2. Sistem Organ Pada Hewan
9.3. Klasifikasi Hewan (Invertebrata dan Vertebrata)
9.4. Reproduksi Hewan
9.5. Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan
9.6. Mekanisme Gerak Hewan

(297)
(298)
(310)
(312)
(347)
(348)
(352)

X. EKOSISTEM DAN KONSERVASI


10.1. Makhluk Hidup dan Lingkungan
10.2. Komponen Penyusun Ekosistem
10.3. Tipe-tipe Eksosistem
10.4. Suksesi dan Klimaks
10.5. Perubahan Lingkungan

(377)
(378)
(387)
(391)
(401)
(403)

XI. PENCEMARAN LINGKUNGAN


11.1. Ciri, Sifat, Macam Polusi dan Limbah
11.2. Dampak Polusi Terhadap Kesehatan Manusia
11.3. Pengelolaan Limbah Organik

(413)
(414)
(428)
(431)

XII. EVOLUSI
12.1. Pencetus Teori Evolusi
12.2. Hukum Hardy-Weinberg
12.3. Seleksi Alam
12.4. Terbentuknya Spesies Baru
12.5. Fosil
12.6 Teori asal usul kehidupan

(443)
(445)
(447)
(450)
(451)
(456)
(459)

XIII. BIOTEKNOLOGI DAN PERANANNYA BAGI KEHIDUPAN


13.1. Ciri dan Sifat Mikroorganisme
13.2. Ilmu-Ilmu Yang Digunakan Dalam Bioteknologi
13.3. Dampak Pengembangan Bioteknologi
13.4 Kultur sel dan jaringan
13.5 Rekayasa Genetik
13.6 Penanggulangan Dampak Negatif Bioteknologi

(467)
(468)
(469)
(472)
(487)
(491)
(496)

DAFTAR PUSTAKA

(501)

GLOSARI

(505)

iv

PETA KOMPETENSI
TIU: Setelah menyelesaikan pelajaran ini, siswa akan dapat
mengidentifikasi, mendeskripsikan, menganalisis serta melatih
keterampilan memahami konsep biologi dengan kecerdasan, keuletan,
kesabaran, berpikir kritis dan unjuk kerja di bidang pertanian

13

Bioteknologi dan
peran di kehidupan

12

Evolusi

11

Pencemaran
Lingkungan

10

Ekosistem dan
konservasi

Virus dan
Prokariot

Protista

Fungi

Plantae

Animalia

Hereditas pada
Organisme

Metabolisme sel

Struktur dan
fungsi sel

model penelitian
biologi

BAB I
PENELITIAN DALAM BIOLOGI (PERTANIAN)

Gambar 1.1. Pengelompokan buah-buahan.


Buah-buahan, sayuran dan ikan yang tertata rapi di pasar atau
supermarket umumnya disusun berdasarkan jenisnya (Gambar 1.1).
Kalian dapat melihat buah jeruk berbeda dari apel, pir, atau
semangka, bahkan antara sekelompok anggur yang satu dengan
kelompok anggur lainnya. Demikian juga halnya dengan makhluk
hidup di alam ini. Dalam suatu golongan, individu yang satu dengan
individu yang lain memiliki kemiripan, tetapi dengan golongan individu
yang lain akan memiliki banyak perbedaan. Perbedaan morfologi,
anatomi, biokimia, tingkah laku dan peranannya menjadi dasar dalam
klasifikasi makhluk hidup.
Standar Kompetensi
Memahami hakekat biologi sebagai ilmu.
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi ruang lingkup biologi.
Mendeskripsikan objek
dan permasalahan biologi di berbagai
tingkat
organisasi kehidupan (molekul, sel, jaringan, organ,
individu, populasi, ekosistem, dan bioma).
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Penelitian dalam Biologi (Pertanian), kalian
diharapkan dapat:

Mengidentifikasi karakteristik biologi sebagai pengetahuan dan


produk ilmiah.
Mengidentifikasi langkah-langkah dalam metode ilmiah untuk
menemukan konsep biologi.
Mengidentifikasi sikap ilmiah seorang biologiwan dalam menemukan
konsep biologi.
Mendeskripsikan dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup.
Mendeskripsikan tujuan dan manfaat klasifikasi makhluk hidup.
Melakukan klasifikasi makhluk hidup dengan menggunakan kunci
determinasi sederhana.
Kata-Kata Kunci
Applied science
Determinasi
Dikotomi
Herba
Hipotesis
Kingdom
Klasifikasi
Pencandraan
Pure science

Resisten
Semak
Spesies
Taksonomi
Takson
Terna
Variabel bebas
Variabel bergayut
Variabel

Pernahkah kalian melakukan suatu penelitian ilmiah? Apa saja yang


harus kalian lakukan selama proses penelitian berlangsung? Penelitian
hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang memiliki sikap ilmiah. Rasa
ingin tahu yang tinggi merupakan sikap ilmiah yang mendorong
seseorang untuk melakukan penelitian. Sikap ilmiah akan menuntun
seseorang
untuk melalui tahapan-tahapan terencana dan sesuai
prosedur dalam melakukan percobaan (penelitian). Penelitian itu sendiri
digunakan untuk memperoleh konsep-konsep suatu ilmu. Biologi, fisika,
dan kimia merupakan contoh ilmu pengetahuan alam. Dalam bab ini
kalian
akan mempelajari penelitian dalam biologi yang akan
mempelajari hakikat biologi sebagai ilmu.
1.1. Biologi sebagai ilmu pengetahuan
Tahukah kalian apakah biologi itu? Biologi berasal dari kata bios,
artinya hidup dan logos, artinya ilmu. Biologi adalah ilmu yang
mempelajari segala sesuatu tentang makhluk hidup. Biologi mengalami
perkembangan yang sangat pesat dan dapat membantu manusia
memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan seharihari. Salah satu penelitian model biologi dilakukan dengan
menggunakan Sarcocystis singaporensis yang berasal dari feses ular
Phyton untuk mengontrol populasi tikus sawah seperti pada Gambar
1.2.

Laboratorium Sarcocystis singaporensis

Feces Ular Piton

Tempat penelitian

Ular piton Phyton reticulatus

Gambar 1.2. Penelitian biologi menggunakan Sarcocystis


singaporensis yang berasal dari feses ular piton, untuk mengontrol
populasi tikus sawah.
Kajian biologi mencakup berbagai tingkat organisasi kehidupan,
meliputi sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem, bahkan
sampai dengan bioma. Tingkat molekul dipelajari dalam biologi
molekuler. Dengan demikian, kita dapat mengetahui tingkat-tingkat
metabolisme berbagai jenis makhluk hidup. Biologi sel merupakan ilmu
yang membahas organel-organel yang terkandung dalam sel berkaitan
dengan fungsi dan peranannya bagi kehidupan, berkat adanya
ketekunan para ilmuwan yang mengkajinya.
Jaringan tubuh makhluk hidup memperoleh perhatian khusus para
ahli bidang histologi. Dengan mempelajari histologi, dokter dapat
memperbaiki wajah yang rusak karena terbakar melalui operasi.
Tingkat organisasi kehidupan berupa organ dapat dipelajari dengan
ilmu anatomi dan fisiologi. Adapun ekologi merupakan ilmu yang
mempelajari makhluk hidup dalam tingkatan individu (spesies dan
koloni), populasi (kumpulan individu dalam suatu tempat dan waktu
yang sama), ekosistem (hubungan timbal balik antara faktor biotik dan
abiotik lingkungan), serta bioma (gabungan berbagai ekosistem).
Biologi merupakan kelompok ilmu murni (pure science).
Kedudukannya sama dengan fisika, kimia, dan matematika. Biologi
sebagai ilmu murni berperan dalam pengembangan ilmu terapan
(applied science). Misalnya kedokteran, pertanian, dan farmasi. Jadi
kalian tidak mungkin dapat menguasai ilmu terapan tersebut tanpa
3

menguasai biologi. Kalian telah mengetahui bahwa biologi


berkedudukan sebagai ilmu pengetahuan. Untuk menemukan suatu
konsep atau teori maka harus dilakukan suatu penyelidikan ilmiah.
Disebut penyelidikan ilmiah jika dilakukan dengan metode ilmiah.
1.2. Metode ilmiah
Metode ilmiah dalam biologi dibedakan menjadi eksperimen dan
metode observasi. Untuk menemukan konsep atau teori biologi dari
metode eksperimen, kalian harus mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut.
1.2.1. Perencanaan penyelidikan ilmiah
Diawali dengan rasa ingin tahu yang tinggi, seseorang akan
terdorong melakukan perencanaan, pengamatan, dan pengumpulan
data yang relevan untuk menjawab rasa keingintahuan tersebut
(Gambar 1.3). Sebelum menetapkan bentuk penyelidikan yang akan
dilaksanakan, peneliti harus merumuskan tujuan penelitian.

Gambar 1.3. Prosedur dalam metode ilmiah: menentukan


Sarcosystis sp. a. Pengamatan sporosit , b. penyaringan sporosit,
c.sporosit disentrifugase, d.sporosit Sarcocystis, e. pemberian label,
f. penyimpanan sporosit dalam lemari es.
Setelah menentukan tujuan penelitian, langkah-langkah berikut
disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan peneliti untuk
menghimpun data awal penelitian. Setelah data awal terkumpul, dibuat
dugaan atau jawaban sementara yang disebut hipotesis. Jawaban
sementara makin meningkatkan rasa ingin tahu sehingga peneliti
melakukan percobaan untuk membuktikan dugaannya. Percobaan
dibuat dengan memperhatikan pembanding atau kontrol dan variabel
yang berkaitan terhadap masalah tersebut. Pembanding (kontrol)
4

merupakan suatu perangkat percobaan, adapun variabel merupakan


suatu faktor yang mempengaruhi suatu percobaan. Variabel dapat
berupa variabel yang dikendalikan variabel terikat maupun variabel
perlakuan (variabel bebas).
Variabel yang dikendalikan disebut juga variabel bergayut
(variabel respons) berkait dengan perubahan yang akan diteliti, variabel
bergayut merupakan variabel yang berfungsi sebagai tanggapan
terhadap respon yang diberikan. Adapun variabel bebas adalah
perlakuan yang ingin dilihat pengaruhnya.
Setelah mengetahui macam variabel, kalian dapat menentukan alat
dan bahan yang dibutuhkan untuk mendukung bahan percobaan sesuai
dengan tujuan penelitian. Apabila alat dan bahan telah tersedia, kalian
harus segera menentukan instrumen penelitian.
Berdasarkan tujuan penelitian pula, kalian menetapkan instrumen
yang sesuai untuk mendapatkan data yang konkret. Instrumeninstrumen itu akan diperoleh dengan memprediksikan cara
menganalisis hubungan antara variabel dan tujuan penelitian tersebut.
Gambar 1.4. Diagram Alur Penelitian

Observasi terhadap
suatu masalah
(rumusan masalah)

Hipotesis baru/
alternatif untuk
permasalahan sama

Dugaan yang
Mungkin timbul

Prediksi untuk
Penelitian lanjutan

Diuji
eksprimen

Penjelasan
valid
(teori, hukum, model)

Hipotesis
diterima
Penelitian
lanjutan
Hipotesis
ditolak

Gambar 1.4. Diagram alur penelitian.


Ingat, pada perencanaan penyelidikan ilmiah, kalian telah
menentukan suatu hipotesis. Nantinya apabila kalian melaksanakan
penyelidikan ilmiah tersebut secara eksperimen, maka kalian dapat
mengambil suatu kesimpulan. Kesimpulan yang kalian ambil dapat

ditarik dari hipotesis yang telah kalian tetapkan di awal penelitian.


Dengan melihat hasil analisis data, kalian dapat menyimpulkan bahwa
hipotesis kalian tersebut diterima atau ditolak. Hipotesis kalian diterima
apabila hasil analisis penelitian tersebut mendukung hipotesis kalian.
Hipotesis kalian ditolak (hipotesis nol) apabila hasil analisis penelitian
tersebut bertolak belakang dengan hipotesis kalian. Diagram alur pada
suatu penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.4.
1.2.2. Pelaksanaan penyelidikan ilmiah dalam bidang biologi
Sebelum merencanakan suatu penelitian, terlebih dahulu
diidentifikasi masalah-masalah nyata yang ingin diteliti. Masalahmasalah itu dapat berupa peristiwa yang sedang hangat dibicarakan
seperti penyakit DBD, SARS dan flu burung, atau masalah yang
sederhana seperti munculnya nyamuk yang kebal (resisten) terhadap
obat anti nyamuk.
Kalian dapat mengambil contoh masalah nyamuk modern tersebut
untuk diselidiki melalui penelitian ilmiah. Dalam permasalahan nyamuk
modern, kalian perlu membatasi penyelidikan pada satu jenis nyamuk
tertentu.
Berdasarkan hal itu, kalian akan mengetahui sifat dan ciri khas
nyamuk yang dimaksud, termasuk cara perkembangbiakannya. Apabila
telah mendapatkan informasi yang lengkap mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan nyamuk, kalian dapat merumuskan suatu
masalah baru mengenai nyamuk.
Setelah itu kalian dapat menentukan suatu hipotesis, misalnya yang
berkaitan dengan macam obat anti nyamuk atau berkaitan dengan
dosis dan kandungan zat yang ada di dalamnya.
Dari batasan tersebut, kalian dapat mengidentifikasi metode
penelitian yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Metode
penelitian yang kalian pilih membutuhkan alat dan bahan tertentu yang
menunjang tercapainya tujuan penelitian.
Setelah mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan, kalian
dapat melakukan pengumpulan data dengan cara yang tepat. Teknik
pengumpulan data antara lain dengan cara pengamatan, percobaan,
atau gabungan dari keduanya. Untuk memperoleh hasil yang
maksimal, perlu dilakukan suatu percobaan awal dan pengulangan
perlakuan (replikasi). Dari hasil pengulangan tersebut akan kalian
dapatkan data mentah.
Data mentah yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis sesuai
dengan keperluan jenis penelitian. Pengolahan dan analisis data
6

dilakukan dengan perhitungan statistika. Perhitungan statistika


menunjukkan
apakah
perlakuan
memberi
pengaruh
atau
memperlihatkan perbedaan yang cukup berarti. Dari perhitungan
statistika tersebut kalian sudah dapat menarik suatu kesimpulan. Di
samping itu pengaruh faktor lingkungan, biologi dan tingkah laku
masyarakat perlu juga diikutsertakan.
1.2.3. Mengkomunikasikan Hasil Penyelidikan Ilmiah
Hasil penelitian harus dapat secara rasional diterima oleh
masyarakat luas, dari kalangan awam sampai kalangan ilmuwan. Hasil
penelitian diinformasikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan
disampaikan dengan jelas dalam bentuk laporan ilmiah.
Prosedur penelitian tersebut juga harus diinformasikan dengan
jelas agar orang lain dapat melaksanakan penelitian seperti yang
kalian kerjakan. Begitu pula dengan cara mengolah dan menganalisis
data harus diinformasikan secara lengkap.
Hasil pengolahan data dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik,
diagram alur (flow chart), dan peta konsep. Laporan hasil penelitian
dapat disajikan menggunakan metode yang sesuai. Dengan media
tersebut, peneliti harus dapat menjelaskan data secara lisan dengan
baik. Di dalam laporan hasil penelitian, model, hubungan, dan simbol
harus sesuai dengan standar internasional dan gunakan secara benar.
Hasil penemuan kalian harus disampaikan menggunakan bahasa
dan istilah biologi yang standar atau dibakukan dalam kode
internasional sehingga mudah dimengerti oleh peneliti di seluruh dunia.
Selanjutnya, peneliti juga harus dapat menyajikan pola hubungan dari
peta konsep yang ditemukan kemudian dianalisis lebih lanjut. Setelah
itu, peneliti harus mendeskripsikan kecendrungan hubungan, pola, dan
keterkaitan variabel yang telah dibuat. Berdasarkan hal-hal tersebut
peneliti merumuskan rekomendasi hasil penelitiannya kepada
masyarakat.
Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mampu melanjutkan
penelitian tersebut dengan menggali permasalahan dan mengadakan
penelitian mendalam. Umumnya para peneliti mengkomunikasikan
penelitiannya dalam suatu jurnal.
Selain metode eksperimen, kalian dapat memperoleh konsep
biologi dengan melakukan penelitian metode observasi yang
dibedakan menjadi dua, yaitu metode observasi dengan variabel bebas
dan metode observasi tanpa variabel bebas.

1.2.3.1.Metode observasi dengan variabel bebas


Metode observasi dengan variabel bebas membutuhkan adanya
suatu pengaruh perlakuan. Dengan adanya pengaruh perlakuan,
kalian dapat mengamati akibat yang ditimbulkan oleh pengaruh
perlakuan tersebut terhadap objek yang kalian teliti.
Perbedaan metode observasi ini dengan metode eksperimen
adalah pada tipe pengaruh perlakuan yang dikenakan pada objek.
Pada metode eksperimen, perlakuan yang dilakukan dapat kalian
kendalikan.
Misalnya, kalian dapat mengatur konsentrasi pupuk Phospat
terhadap beberapa kelompok tanaman yang kalian teliti. Adapun dalam
metode observasi, pengaruh perlakuan tersebut tidak dapat kalian
kendalikan. Misalnya, kalian tidak dapat mengatur jumlah curah hujan
di suatu areal persawahan pada musim hujan. Meskipun terdapat
perbedaan dengan metode eksperimen. Metode observasi dengan
variabel bebas juga memiliki persamaan dengannya. Misalnya, pada
metode observasi ini diperlukan perlakuan dengan suatu pengulangan
sehingga akan diperoleh objek-objek apa saja yang dipengaruhi oleh
perlakuan dan apa saja yang tidak.
1.2.3.2. Metode observasi tanpa variabel bebas
Metode ini berbeda dengan metode sebelumnya sebab dilakukan
tanpa melibatkan variabel bebas. Oleh karena itu, pengamatan yang
dilakukan dapat menggunakan lebih satu objek. Misalnya, kalian dapat
melakukan observasi terhadap cara hewan memelihara anaknya.
Secara umum, kalian akan mendapati cara bebek memelihara
anaknya. Akan tetapi, lain halnya bebek dengan jenis hewan yang lain,
misalnya belut. Apabila induk yang memelihara bebek adalah induk
betina maka induk jantan belutlah yang mengerami dan memelihara
telur-telur hasil perkawinan dengan induk betina.
Seorang peneliti harus peka terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu
menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat di sekelilingnya. Hasil
penelitian disampaikan secara tertulis pada jurnal, majalah, buletin,
ataupun langsung (lisan) kepada masyarakat sekelilingnya.
Argumentasi dan pertanyaan diajukan dengan berani dan santun.
Contohnya ketika kalian mengadakan pelatihan di lapangan. Semua
pendapat yang dikemukakan haruslah ilmiah dan kritis. Berdasarkan
hasil penelitian, seorang peneliti harus mengusulkan perbaikan atas
suatu usaha atau kondisi yang tidak sesuai dengan hasil penelitiannya.
Dia juga harus dapat mempertanggungjawabkan usulan tersebut.

Selama proses penelitian, seorang peneliti harus dapat bekerja


sama dengan pihak atau orang lain agar memperoleh data yang benar
dan akurat. Kerja sama yang baik akan memudahkan pengumpulan
data. Satu sikap yang juga harus dimiliki oleh seorang peneliti adalah
jujur terhadap fakta. Kondisi yang sebenarnya di lingkungan dan
merupakan hasil penelitian jangan sampai dimanipulasi sehingga
menjadi suatu kesimpulan hasil penelitian yang sesuai dengan
harapannya. Sebab hal itu akan merugikan peneliti itu sendiri dan
masyarakat pada umumnya. Artinya, dia telah membohongi diri sendiri
dengan hasil penelitiannya tersebut. Apabila hasil penelitian tidak
menunjukkan hasil maka seorang peneliti harus sabar, jujur, objektif,
terbuka, ulet, berpikir kritis dan bertanggung jawab dengan mengulang
penelitiannya kembali. Proses penelitian harus dilakukan dengan tekun
sampai mendapatkan hasil penelitian.
1.3. Cabang-cabang dan manfaat ilmu biologi
1.3.1. Cabang-cabang biologi
Biologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Biologi
berkembang menjadi cabang cabang ilmu yang khusus mempelajari
sesuatu yang khas. Adapun biologi dikelompokkan menjadi beberapa
cabang biologi sebagai berikut :
1.3.1.1. Berdasarkan objek studi
a. botani
: ilmu yang mempelajari seluk beluk tumbuhan.
b. zoologi
: ilmu yang mempelajari seluk beluk hewan.
c. mikrobiologi : ilmu yang mempelajari kehidupan mikroorganisme
(makhluk renik).
Cabang-cabang ilmu lainnya adalah sebagai berikut:
d. mikologi
: ilmu yang mempelajari seluk beluk jamur (fungi).
e. entomologi
: ilmu yang mempelajari kehidupan serangga.
f. virologi
: ilmu yang mempelajari kehidupan virus dan
pengaruhnya terhadap makhluk hidup lain.
g. bakteriologi
: ilmu yang mempelajari kehidupan bakteri dan
pengaruhnya terhadap makhluk hidup lain.
h. zimologi
: ilmu yang mempelajari kehidupan khamir.
1.3.1.2. Berdasarkan tingkat organisasi
a. sitologi
: ilmu yang mempelajari susunan dan fungsi
bagianbagian dari sel, baik hewan maupun sel
tumbuhan.
b. histologi
: ilmu yang mempelajari susunan dan fungsi
jaringan tubuh makhluk hidup.
c. organologi
: ilmu yang mempelajari organ organ makhluk
hidup.

Cabang-cabang ilmu lainnya adalah sebagai berikut:


d. anatomi
: ilmu yang mempelajari struktur tubuh mahluk hidup.
e. morfologi
: ilmu yang mempelajari struktur luar dan fungsi
organ suatu mahluk hidup.
f. fisiologi
: ilmu yang mempelajari proses normal dan fungsi
metabolisme (faal) serta kegiatan hidup makhluk
hidup
g. embriologi : ilmu yang mempelajari perkembangan makhluk
hidup dari telur sampai menjadi embrio (calon
individu baru).
1.3.1.3. Berdasarkan persoalan/tema pokok
a. evolusi
: ilmu yang mempelajari perkembangan mahluk
hidup dari bentukbentuk yang sederhana menjadi
bentuk yang paling rumit (sempurna).
b. ekologi
: ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara mahluk hidup dan lingkungannya.
c. genetika
: ilmu yang mempelajari cara-cara pewarisan sifat
individu kepada keturunannya.
d. patologi
: ilmu yang mempelajari penyakit dan pengaruhnya
terhadap makhluk hidup.
e. higiene
: ilmu yang mempelajari cara-cara pemeliharaan
kesehatan suatu makhluk hidup, terutama manusia.
f. taksonomi
: ilmu yang mempelajari penggolongan makhluk
hidup.
g. paleontologi : ilmu yang mempelajari fosil dan bentuk-bentuk
kehidupan di masa lampau.
Selain digolongkan berdasarkan hal-hal di atas, biologi dapat
juga dibedakan sebagaimana terlihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. Penggolongan biologi berdasarkan objek: tumbuhan dan
hewan
Berdasarkan objek studi
Berdasarkan tingkat organisasi
dan persoalan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

10

Botani
Zoologi
Mikrobiologi
Mikologi
Entomologi
Virologi
Bakteriologi
Zimologi

a. Sitologi
b. Histologi
c. Organologi
d. Anatomi
e. Morfologi
f. Fisiologi
g. Embriologi
h. Evolusi
i. Ekologi
i. Genetika

j. Patologi
k. Higiene
l. Taksonomi
n. Paleontologi
1.3.2. Manfaat biologi dalam berbagai bidang
Biologi juga dapat dimanfaatkan dalam bidang keilmuan lainnya,
misalnya kedokteran, pertanian, dan farmasi.
1.3.2.1. Bidang kedokteran
Dahulu orang menganggap penyakit merupakan suatu kutukan
dari tuhan atau karena udara buruk. Contohnya, penyakit malaria
berasal dari kata mala yang artinya buruk dan aria yang berarti udara.
Pengobatan penyakit dahulu umumnya tidak membuahkan hasil yang
memuaskan. Sekarang, orang modern akan mencari tahu penyebab
penyakit
tersebut
dan
mengusahakan
pengobatan
atau
pencegahannya. Kemajuan bidang kedokteran tidak lepas dari
dukungan lmu biologi dan ilmu-ilmu lainnya.
Dengan kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran yang sangat
pesat, sekarang sudah dapat disembuhkan berbagai macam
penyakit, misalnya penyakit jantung, kanker, dan tumor. Kemajuan
ilmu biologi diharapkan dapat menurunkan tingkat kematian dan
meningkatkan gizi makanan.
1.3.2.2. Bidang pertanian
Kemajuan ilmu biologi berperan dalam peningkatan sumber daya
pangan, kemajuan teknologi alat pertanian, penggunaan pupuk
secara tepat dan pemilihan bibit unggul. Bahkan rekayasa genetika,
teknik kloning, pemeliharaan dan pembudidayaan tanaman secara
modern (kultur jaringan dan genetika) semakin terkendali.
1.3.2.3. Bidang peternakan
Dengan kemajuan ilmu biologi, inseminasi buatan (kawin suntik),
fertilisasi in vitro, dan kloning dengan menghasilkan embrio di luar
uterus (rahim) induk betina dalam jumlah tertentu semakin
berkembang.
1.4. Tahap-tahap klasifikasi
Apabila kalian cermati, kalian akan melihat makhluk hidup di alam
ini beraneka ragam. Makhluk hidup yang beraneka ragam jenis ini
memiliki persamaan dan perbedaan ciri khas. Berdasarkan hal itu,
makhluk hidup dapat digolongkan kepada golongan tertentu. Proses
pengaturan atau penggolongan makhluk hidup dalam kategori
golongan yang bertingkat disebut klasifikasi. Hasil dari proses

11

tersebut berupa sistem klasifikasi. Klasifikasi mempermudah kita


dalam mempelajari dan menyederhanakan obyek studi.
Artinya, mengamati dan mempelajari satu jenis makhluk sudah
mewakili semua makhluk yang berada dalam satu tingkat
pengelompokan. Cabang biologi yang khusus mempelajari klasifikasi
disebut taksonomi. Pengelompokam makhluk hidup berdasarkan
aturan tertentu dikatakan sebagai klasifikasi. Adapun dasar-dasar
yang dapat digunakan dalam klasifikasi makhluk hidup seperti
berikut ini.
1.4.1. Berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri morfologi
Coba kalian amati ayam dan bebek yang berada di lingkungan
sekitar kalian, keduanya dikelompokkan dalam unggas karena
adanya persamaan ciri morfologi. Tetapi keduanya juga memiliki
perbedaan, sehingga ayam dan bebek merupakan golongan berbeda
seperti terlihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2. Persamaan dan perbedaan ciri morfologi
Ciri-Ciri
Persamaan:
1. Tulang
Belakang
2. Jumlah
kaki
3. Jantung
4. Bulu
Perbedaan:
1. Paruh
2. Kaki

Ayam

Bebek

1.4.2. Berdasarkan peranannya dalam kehidupan manusia


Pengelompokan makhluk hidup dapat dilakukan berdasarkan
peranannya dalam kehidupan manusia, yaitu menguntungkan atau
merugikan, atau dapat juga berdasarkan fungsinya sebagai tanaman
sayuran, obat-obatan, pangan, beracun. Sebagai contoh kelompok
tanaman peneduh: akasia, mahoni, asem, talok, dan beringin; kelompok
tanaman hias: mawar, melati, anggrek, dan suplir.
Klasifikasi atas dasar peranannya dapat dilakukan oleh siapa saja
asalkan pengelompokan tersebut jelas. Contohnya, padi, jagung,
singkong, dan sagu dikelompokkan dalam tumbuhan sumber bahan
pangan. Contoh lain, yang tergolong hewan ternak antara lain sapi,
kambing dan ayam.

12

1.4.3. Berdasarkan ciri anatomi suatu makhluk hidup


Klasifikasi berdasarkan ciri anatomi lebih ditekankan pada ciri-ciri
yang terdapat dalam organ tubuh makhluk hidup atau pada struktur
penyusun tubuhnya. Sebagai contoh, klasifikasi berdasarkan anatomi
batang tumbuhan:
a. Tumbuhan memiliki kambium pada batang sehingga batang dapat
bertambah besar, misalnya jambu, mangga, rambutan, jati, dan jeruk.
b. Tumbuhan yang tidak memiliki kambium batang sehingga batang
tidak dapat bertambah besar, misalnya jagung, padi, dan rumput.
Hewan juga dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri anatomi.
Misalnya, klasifikasi pada hewan berdasarkan ada tidaknya tulang
belakang terbagi menjadi Avertebrata (tidak bertulang belakang) dan
Vertebrata (bertulang belakang).
1.4.4. Berdasarkan ciri biokimia
Perkembangan ilmu pengetahuan mendorong perkembangan
klasifikasi makhluk hidup. Artinya, tidak hanya ciri-ciri yang mudah
diamati saja digunakan untuk klasifikasi, namun dapat juga berdasarkan
sifat biokimia dalam tubuh makhluk hidup tersebut. Sifat biokimia ini
dimulai dari molekul, DNA, dan membran sel yang dapat digunakan
sebagai dasar pengelompokan.
1.5. Tujuan klasifikasi
Dasar pengelompokan makhluk hidup antara sistem klasifikasi yang
satu dengan yang lain mungkin saja berbeda. Namun, pada umumnya
klasifikasi makhluk hidup tersebut mempunyai tujuan dan manfaat yang
hampir sama. Tujuan klasifikasi adalah:
a. Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup agar mudah dikenali.
b. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri.
c. Melihat hubungan kekerabatan antar anggota kelompok makhluk
hidup dalam klasifikasi tersebut. Makin banyak persamaan satu
golongan dengan golongan lain artinya kedua golongan tersebut
memiliki hubungan kekerabatan makin dekat.
d. Mengurutkan proses evolusi/ perkembangan suatu makhluk hidup
berdasarkan hubungan kekerabatan dengan golongan lain.
1.6. Manfaat klasifikasi
Selain memiliki tujuan, klasifikasi juga bermanfaat untuk
kepentingan manusia. Adapun manfaat klasifikasi antara lain sebagai
berikut.
a. Menyederhanakan objek studi.
Apabila kita akan mempelajari sesuatu tidak perlu semua makhluk
hidup yang ada di muka bumi diteliti satu persatu, tetapi cukup
dengan sampel atau perwakilan dari objek tersebut yang dianggap
13

sudah mewakili semua. Misalnya untuk mempelajari serangga atau


lebah dengan karekteristik yang mewakili serangga tersebut.
b. Diketahui hubungan kekerabatan.
Dengan melihat hubungan pengelompokan\klasifikasi tersebut
dapat diketahui hubungan kekerabatannya. Misalnya, ayam lebih
dekat hubungan kekerabatannya dengan bebek daripada dengan
ular.
1.7 Tahapan klasifikasi
Tahapan
klasifikasi
meliputi
pencandraan/
pengelompokan, dan pemberian nama kelompok.

identifikasi,

a. Pencandraan (identifikasi)
Pencandraan atau identifikasi merupakan pengamatan ciri-ciri atau
sifat-sifat makhluk hidup. Hal-hal yang diamati meliputi morfologi,
anatomi, fisiologi, kromosom, dan tingkah laku. Contoh pencandraan
dengan memperlihatkan data-data berupa: tubuh ditumbuhi rambut,
berkaki empat, memiliki dua mata, dan memiliki kelenjar mammae di
dada. Data tersebut menunjukkan ciri khas makhluk hidup yang
tergolong mamalia.
b. Pengelompokan
Setelah pencandraan, langkah berikut ialah mengelompokkan
makhluk hidup yang memiliki banyak kesamaan berdasarkan
pencandraan dalam kelompok yang sama. Misalnya, kambing, kelinci,
kuda, dan sapi termasuk dalam satu kelompok karena sama-sama
merupakan hewan pemakan tumbuhan. Setelah itu, masuk pada tahap
yang ketiga, yaitu pemberian nama kelompok.
c. Pemberian nama
Berdasarkan contoh pengelompokan di atas, nama kelompok
hewan-hewan tersebut adalah mammalia herbivor. Para ahli taksonomi
telah melakukan penelitian terhadap berbagai jenis hewan dan
tumbuhan di dunia ini. Mereka telah melakukan tahap-tahap klasifikasi
dan akhirnya mampu memberikan nama terhadap makhluk hidup
tersebut. Untuk mempermudah mencari nama makhluk hidup yang
belum kalian kenal, kalian dapat menggunakan kunci determinasi.
1.8. Kunci determinasi
Kunci determinasi digunakan untuk mencari nama tumbuhan atau
hewan yang belum diketahui. Kunci determinasi yang baik adalah kunci
yang dapat digunakan dengan mudah, cepat serta hasil yang diperoleh
tepat. Pada umumnya kunci disusun secara menggarpu (dikotom),
memuat ciri-ciri yang bertentangan satu sama lain. Artinya, apabila
suatu makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang satu, berarti ciri yang lain
14

pasti gugur. Dikenal dua macam kunci determinasi, yaitu kunci


determinasi bertakik (Idented Key) dan kunci determinasi paralel
(Bracketed Key).
a. Contoh kunci determinasi bertakik:
1. Daun berseling
2.Buah berbiji tunggal
3. Bunga biseksual..........................................................Allmania
3. Bunga uniseksual...................................................Amaranthus
2.Buah berbiji banyak...........................................................Celosia
1. Daun berhadapan
4. Kepala putik satu..................................................Althernanthera
4. Kepala putik bercabang dua.....................................Gomphrena
b. Contoh kunci determinasi paralel:
1.a. Daun berhadapan.......................................................................2
1.b. Daun berseling...........................................................................3
2.a. Kepala putik satu..................................................Althernanthera
2.b. Kepala putik bercabang dua.....................................Gomphrena
3.a. Buah berbiji banyak..........................................................Celosia
3.b. Buah berbiji tunggal....................................................................4
4.a. Bunga biseksual.............................................................Allmania
4.b. Bunga uniseksual......................................................Amaranthus
Tugas: buat kunci determinasi (bentuk takik maupun paralel) dari
spesimen yang disediakan.
Perhatikan petunjuk pembuatannya sebagai berikut:
a. Pilihlah ciri-ciri khas yang dapat merupakan ciri kontras dari spesimen
yang akan dibandingkan, yang mudah dilihat secara makroskopis dan
bersifat tetap.
b. Siapkan Tabel Pembanding (lihat contoh)
c. Pada setiap pasang pernyataan, pakailah istilah yang paralel dan
bersifat komparatif. Hindarkan pemakaian kalimat yang bersifat
negatif.
d. Hindarkan pengukuran yang tumpang tindih (overlapping).
Contoh Tabel Pembanding
No.
Spesimen 1
1. Habitus
liana
2. Susunan
berhadapan
daun
3.Jumlah
7-10
daun
kelopak
4.Jumlah
7
benangsari

Spesimen 2
semak
berseling

Spesimen 3
herba
roset

Spesimen 4
semak
berhadapan

10

15

5.Tipe buah

kotak

buni

kotak

kotak

Berdasarkan Tabel Pembanding dapat dibuat kunci bertakik dan kunci


paralel sebagai berikut.
a. Kunci bertakik
1. Herba
2. Daun roset, benangsari 10...........................................spesimen 3
2. Daun berhadapan, benangsari 5.................................spesimen 4
1. Liana atau semak
3. Daun berhadapan, benangsari 7.................................spesimen 1
3. Daun berseling, benangsari 5......................................spesimen 2
b. Kunci paralel
1.a. Herba...........................................................................................2
1.b. Herba atau liana...........................................................................3
2.a. Daun roset, benangsari 10..........................................spesimen 3
2.b. Daun berhadapan, benangsari 5.................................spesimen 4
3.a. Daun berhadapan, benangsari 7.................................spesimen 1
3.b. Daun berseling, benangsari 5......................................spesimen 2
1.9. Macam-macam klasifikasi
Klasifikasi bermanfaat untuk mengetahui hubungan kekerabatan
antara makhluk hidup yang beraneka ragam. Hewan atau tumbuhan
yang masih dekat hubungan kekerabatannya mempunyai banyak
persamaan ciri morfologi. Ada beberapa macam sistem klasifikasi, di
antaranya sistem klasifikasi alami, sistem klasifikasi buatan dan
sistem klasifikasi filogenik.
1.9.1 Sistem klasifikasi alami
Merupakan suatu cara pengelompokan makhluk hidup
berdasarkan banyaknya persamaaan ciri morfologi yang dimiliki.
Pengamatan dilakukan menggunakan mata telanjang dengan
mengamati bentuk luar tubuh suatu makhluk hidup, antara lain warna,
ukuran tubuh, tinggi/pendek, bentuk daun, bentuk paruh, bentuk kaki
dan bentuk batang.
Penganut sistem ini adalah Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles
seorang ahli filsafat Yunani yang mengelompokkan tumbuhan
berdasarkan jumlah kotiledon, ada tidaknya mahkota bunga, dan letak
bakal buah. Selain beliau, Theophrastus (370-285 SM) yang disebut
Bapak Botani dengan karyanya berjudul History of Plants yang
berisi pembagian dunia tumbuhan menjadi empat kelompok, antara
lain:
Pohon: tumbuhan yang memiliki batang berkayu, misalnya pohon
mangga dan pohon jeruk.
16

Semak/Perdu: tumbuhan
berkayu, memiliki banyak ranting dan
bercabang pendek, misalnya tanaman pagar atau teh-tehan.
Setengah Semak/Setengah Perdu:
tumbuhan berbatang rendah dengan percabangan banyak dan
mudah patah, misalnya tanaman cabai dan tanaman melati.
Herba/Terna: tanaman yang memiliki batang berair atau berbatang
lunak, misalnya tanaman bayam, kangkung atau sawi.
Kelebihan sistem ini ialah identifikasi yang mudah.
Pengelompokan makhluk hidup yang kurang dikenal masih mungkin
dilakukan dalam sistem klasifikasi ini. Sistem ini juga relatif lebih stabil
karena tidak akan berubah oleh perubahan perkembangan
pengetahuan.
1.9.1.1. Sistem klasifikasi buatan
Sistem klasifikasi buatan (artifisial) adalah pengelompokan
makhluk hidup yang didasarkan atas adanya beberapa persamaan
ciri morfologi, alat reproduksi, lingkungan tempat tumbuh, dan daerah
penyebarannya tanpa memperhatikan kesamaan struktur yang
mungkin memperlihatkan hubungan kekerabatan. Misalnya kupukupu dan kelelawar merupakan satu kelompok karena keduanya
dapat terbang. Penganut sistem klasifikasi ini adalah John Ray
(1627-1705), seorang naturalis Inggris yang menuangkan
pendapatnya dalam Historia Plantarum, berisi 1800 jenis tumbuhan
yang menggunakan ciri bunga, batang dan akarnya. Klasifikasi ini
kurang teratur dan tidak disertai dengan tata nama. Kelebihan sistem
ini adalah semua orang dapat melakukan pengelompokan makhluk
hidup dengan menentukan sendiri aturan yang digunakan. Dengan
demikian, dasar yang digunakan untuk pengelompokan antar orang
yang berbeda akan berbeda pula.
1.9.1.2. Sistem klasifikasi filogenik
Pengelompokan berdasarkan jauh dekatnya hubungan
kekerabatan antar takson (kelompok). Charles Robert Darwin (1859)
dalam bukunya On the Origin of Species by Means of Natural
Selection mengkaitkan antara klasifikasi dan evolusi. Dasar
pemikiran Darwin adalah setiap makhluk hidup mengalami perubahan
sehingga sifat/cirinya berbeda dengan sifat/ciri nenek moyangnya.
Kelebihan sistem klasifikasi ini adalah dapat diketahui adanya
hubungan filogenik antar makhluk hidup yang berada dalam satu
kelompok. Selain itu, banyak informasi yang dapat diperoleh,
misalnya anggota kelompok dapat ditambah dengan mudah dan
kebanyakan makhluk hidup dalam kelompok memiliki ciri dasar yang
diturunkan.
17

Carolus Linnaeus (1707-1778), sarjana kedokteran dari Swedia


yang sangat besar perhatiannya terhadap bidang botani, menganut
sistem klasifikasi buatan. Linnaeus menyatakan bahwa makhluk hidup
yang memiliki persamaan paling banyak digolongkan dalam tingkatan
yang sama, mengenal adanya tingkatan pengelompokan makhluk
hidup yang disebut takson. Anggota-anggota dalam tingkatan takson
yang semakin tinggi mempunyai persamaan semakin sedikit.
Sebaliknya, makin rendah tingkatan takson, maka semakin banyak
persamaannya. Umumnya kelompok (takson) dari tinggi ke rendah
adalah sebagai berikut:
Kingdom (Dunia)
Phylum (Filum) atau Division (Divisi)
Classis (Kelas)
Ordo (Bangsa)
Familia (Suku)
Genus (Marga)
Species (Spesies/Jenis)
Berikut ini adalah Tabel 1.3 tentang contoh klasifikasi pada tumbuhan
dan hewan.
Tabel 1.3.Klasifikasi tumbuhan dan hewan
Tumbuhan
Plantae
Spermatophyta
Angiospermae
Dicotyledoneae
Rutales
Rutaceae
Citrus
C.macrocarpa
(J. keprok)

Takson
Kingdom
Phylum/Division
Sub Phylum/Sub Division
Classis
Ordo
Familia
Genus
Species

Hewan
Animalia
Chordata
Vertebrata
Mammalia
Theria
Marsupialia
Marcapus
M. kangaroo
(Kangguru)

Linnaeus juga memelopori cara pemberian nama makhluk hidup


menggunakan sistem penamaan yang dikenal dengan sistem
binomial nomenklatur (sistem tata nama ganda). Ketentuan
penamaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Nama
ilmiah makhluk
hidup ditulis dalam bahasa Latin
atau bahasa asing yang dilatinkan. Contohnya, nama ilmiah
melinjo adalah Gnetum gnemon yang berasal dari bahasa Melayu
gnemu.
b. Setiap nama jenis terdiri atas dua suku kata. Kata pertama
menunjukkan nama genus, sedangkan kata kedua menunjukkan
keterangan jenis/spesies (misalnya mammosum= seperti

18

mammae). Contohnya nama ilmiah harimau adalah Felis tigris


dan nama ilmiah padi adalah Oryza sativa.
c. Huruf pertama pada kata pertama ditulis dengan huruf kapital,
misalnya Felis dan Oryza. Adapun huruf pertama pada kata kedua
ditulis dengan huruf kecil, misalnya tigris dan sativa.
d. Nama jenis makhluk hidup dicetak miring, misalnya Oryza sativa
atau dapat juga digarisbawahi, misalnya Felis tigris.
e. Nama varietas ditulis sebagai kata ketiga, misalnya Oryza sativa
glutinosa, yaitu nama lain padi varietas ketan.
Beberapa alternatif sistem klasifikasi menggunakan sistem dua
dunia, sistem tiga dunia, sistem empat dunia, dan sistem lima dunia.
Sistem dua dunia dikategorikan dalam dunia hewan (animalia),
makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan
sendiri,
memerlukan makhluk hidup lain sebagai sumber makanannya, dan
dapat melakukan gerak berpindah tempat; dan dunia tumbuhan
(plantae), makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri
dengan bantuan sinar matahari, mengubah senyawa anorganik
menjadi senyawa organik, kelompok ini tidak dapat berpindah tempat
meskipun dapat melakukan gerak yang terbatas.
Sistem tiga dunia disusun berdasarkan cara makhluk hidup
memperoleh makanan yang dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1866,
Bangsa Jerman). Sistem ini terdiri atas kingdom protista
(mikroorganisme), kingdom plantae dan kingdom animalia.
Sistem klasifikasi berdasarkan data sekuen dari RNA ribosom
(rRNA) membagi makhluk hidup hidup ke dalam tiga domain yaitu
Bakteria, Archaea dan Eukarya. Anggota domain Bakteria dan
Archaea ialah makhluk hidup prokariot, sedangkan domain Eukarya
ialah makhluk hidup eukariot. Domain Eukarya terdiri dari 5 dunia,
yaitu protista, chromista, fungi, plantae, dan animalia.
Sistem lima dunia dikemukakan oleh Robert H. Whittaker
(1969), meliputi kingdom monera (prokariotik, inti sel tidak
bermembran = ganggang hijau biru dan bakteri), kingdom protista,
kingdom fungi (cendawan), kingdom plantae dan kingdom animalia.
Klasifikasi disusun berdasarkan struktur organisasi internal sel,
struktur organisasi sel, dan tipe nutrisi sel. Sistem ini yang paling
sering digunakan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup hidup.

19

Rangkuman
Biologi merupakan ilmu murni. Biologi adalah ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang menyangkut makhluk hidup.
Pelaksanaan suatu penelitian tidak pernah lepas dari langkah-langkah
yang mendukung hasil penelitian. Langkah-langkah penelitian disebut
metode ilmiah, terdiri atas: identifikasi masalah, observasi atau
pengumpulan data informasi,
menyusun
hipotesis
(jawaban
sementara), perencanaan percobaan
berdasarkan hasil observasi,
pengumpulan data dan analisis. Selanjutnya tahap terakhir adalah
kesimpulan.
Sikap ilmiah dalam kinerja ilmiah bermanfaat untuk menentukan
konsep-konsep biologi. Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang
biologiwan antara lain jujur, memiliki rasa ingin tahu, sesuai dengan fakta,
berani dan santun, dan dalam melakukan penelitian harus tekun agar
hasil yang diperoleh maksimal.
Objek tingkat organisasi dan persoalan/tema yang dipelajari dalam
biologi mulai dari tingkat kecil berupa susunan molekul dan sel
sampai tingkat tertinggi yaitu bioma.
Klasifikasi adalah suatu cara mengelompokkan segala sesuatu
(objek, organisme, dan lain-lain) berdasarkan aturan tertentu. Tahap
klasifikasi, yaitu pencandraan (identifikasi), pengelompokan, dan
pemberian nama. Tujuan klasifikasi adalah menyederhanakan objek
(penelitian). Sistem klasifikasi berdasarkan pendekatannya dibedakan
menjadi sistem alami, sistem buatan dan sistem filogenik.
Klasifikasi menurut Carolus Linnaeus menggunakan sistem
peralihan alami > buatan. Dalam klasifikasi ini, Linnaeus menyertakan
tatacara dalam pengelompokan dengan aturan pemberian tata nama
ganda yang dikenal sebagai Binomial Nomenklatur. Setiap satu
spesies memiliki satu nama untuk tiap tingkatan takson. Urutan takson
dari tingkat rendah sampai yang tinggi adalah spesies (jenis), genus
(marga), familia(suku), ordo(bangsa), kelas, divisi/filum, kingdom(dunia)
dan domain.
Beberapa alternatif sistem klasifikasi menggunakan sistem dua
dunia, sistem tiga dunia, sistem empat dunia, dan sistem lima dunia.
Sistem dua dunia dikategorikan dalam hewan (animalia) dan tumbuhan
(plantae). Sistem tiga dunia terdiri atas protista (mikroorganisme), plantae
dan animalia.Sistem empat dunia terbagi atas monera, fungi (cendawan),
plantae dan animalia, dan sistem lima dunia terbagi atas monera,
protista, fungi, plantae dan animalia.

20

Soal Latihan
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e untuk
jawaban yang tepat!
1. Untuk memecahkan masalah hama kutu loncat yang menyerang
tanaman lamtoro gung, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah ....
a. melakukan eksprimen
b. mengemukakan teori
c.mengadakan observasi untuk mengumpulkan informasi
d. menyusun hipotesis
e. merumuskan masalah
2. Di antara gejala-gejala berikut yang termasuk gejala biologi adalah
....
a. timbulnya wabah penyakit
b. peledakan jumlah penduduk
c. bencana kelaparan
d. serangan hama wereng
e. kerusakan lingkungan
3. Imperata cylindrica (alang-alang) merupakan jenis gulma yang
banyak merugikan petani. Namun, hasil penelitian menunjukkan
umbi akar alang-alang dapat digunakan sebagai bahan baku
obat-obatan. Orang yang melakukan penelitian tersebut
merupakan ahli dalam bidang ....
a. gulmasida
d. botani
b. zoologi
e. taksonomi
c. farmakologi
4. Dalam pengamatan bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) dilakukan pengukuran diameter dan panjang mahkota
yang dibuat pada lokasi berbeda, di setiap lokasi diambil
sampel lima tanaman yang sama. Dari pengamatan tersebut
yang dikatakan sebagai variabel bebas adalah ....
a. diameter mahkota bunga
b. panjang mahkota
c. lokasi yang berbeda
d. setiap lokasi lima tanaman
e. bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
5. Tingkatan organisasi kehidupan yang paling rendah dan merupakan
ciri suatu makhluk hidup ditunjukkan oleh ....
a. sel organ - jaringan
b. molekul - sel jaringan
c. sel jaringan organ
21

d. individu populasi komunitas


e. sel organ sistem jaringan
6. Hal-hal berikut dapat digunakan sebagai dasar klasifikasi buatan
antara lain ....
a. persamaan/perbedaan ciri yang ada
b. tempat hidupnya
c. morfologi
d. cara perkembangbiakannya
e. tingkah lakunya
7. Berikut ini yang bukan termasuk manfaat mempelajari klasifikasi
....
a. untuk menyederhanakan objek
b. menunjukkan hubungan kekerabatan makhluk hidup
c. menunjukkan gambaran evolusinya
d. menunjukkan ciri-ciri makhluk hidup
e. memanfaatkan makhluk hidup yang berguna bagi manusia
8. Sistem klasifikasi yang telah mulai menggolongkan Archaebacteria
dan Eubacteria menjadi kingdom yang berbeda merupakan sistem
klasifikasi ....
a. dua dunia
b. tiga dunia
c. enam dunia
d. tujuh dunia
e. delapan dunia
9. Sistem pengelompokan yang paling mudah dan semua orang dapat
melakukannya adalah ....
a. sistem filogenik
b. sistem alami
c. sistem dua dunia
d. sistem tiga dunia
e. sistem artifisial
10. Berikut ini macam makhluk hidup ....
(1) Manihot utilissima
(2) Hibiscus rosa-sinensis
(3) Solanum tuberosum
(4) Manihot tuberosum
(5) Oryza sativa
Di antara makhluk hidup tersebut, yang paling dekat hubungan
kekerabatannya antara ....
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (4)
22

c. (3) dan (4)


d. (3) dan (5)
e. (2) dan (4)
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1. Jelaskan persiapan yang harus dilakukan seorang peneliti!
2. Jelaskan suatu hipotesis dikatakan sebagai hipotesis nol!
3. Mengapa biologi disebut sebagi pure science?
4. Jelaskan tahapan dalam metode ilmiah!
5. Jelaskan bagaimana C. Laveran menemukan penyakit malaria!
6. Sebutkan tujuan dilakukan klasifikasi!
7. Sebutkan dasar-dasar
makhluk hidup!

yang

8. Jelaskan langkah-langkah
klasifikasi makhluk hidup!

digunakan

yang

dalam

ditempuh

klasifikasi

dalam

teknik

9. Atas dasar apa pengelompokan makhluk hidup dibedakan


menjadi dua dunia?
10. Sebutkan nama lima orang ilmuwan yang berjasa dalam
klasifikasi makhluk hidup!

23

BAB II
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
Sel merupakan kesatuan dasar sruktural dan fungsional makhluk
hidup. Sebagai kesatuan struktural berarti makhluk hidup terdiri atas
sel-sel. Makhluk hidup yang terdiri atas satu sel disebut makhluk hidup
bersel tunggal (uniseluler = monoseluler) dan makhluk hidup yang
terdiri dari banyak sel disebut makhluk hidup multiseluler.
Sel
sebagai
unit
fungsional
berarti
seluruh
fungsi
kehidupan/aktivitas kehidupan (proses metabolisme, reproduksi,
iritabilitas, digestivus, ekskresi dan lainnya) pada makhluk hidup bersel
tunggal dan bersel banyak berlangsung di dalam tubuh yang dilakukan
oleh sel.

Standar Kompetensi
Mengidentifikasi sel dan jaringan makhluk hidup

Kompetensi Dasar
2.1. Mengidentifikasi sel prokariotik dan sel eukariotik
2.2. Mengidentifikasi struktur dan fungsi organel sel
2.3. Mengidentifikasi perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Struktur dan Fungsi Sel, kalian diharapkan
dapat memahami dan mengidentifikasi perbedaan struktur dan fungsi
sel tumbuhan dan hewan dalam kehidupan.
Kata-Kata Kunci
Adaptasi
Ekskresi
Eukariotik
Iritabilitas
Krista
Kloroplas
Kromoplas
Leukoplas

Noktah
Nutrisi
Plasmodesmata
Prokariotik
Regulasi
Reproduksi
Sekresi
Sintesis
25

2.1. Struktur sel prokariotik dan eukariotik


Istilah sel pertama kali dikemukakan oleh Robert Hooke, Ilmuwan
Inggris, pada tahun 1665 yang berarti ruangan kosong. Ia meneliti
sayatan gabus di bawah mikroskop yang terdiri atas ruangan-ruangan
yang dibatasi oleh dinding. Hal tersebut benar karena sel-sel gabus
merupakan sel-sel yang telah mati sehingga di dalam sel tersebut
kosong, tidak berisi.
Pada tahun 1839, seorang biolog Perancis, Felix Durjadin meneliti
beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam rongga sel yang
penyusunnya disebut sarcode. Johanes Purkinje (1789-1869)
mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi protoplasma. Max
Schultze (1825-1874), seorang anatomi mengemukakan protoplasma
merupakan dasar fisik kehidupan.
Theodore Schwann (1801-1881), seorang pakar zoologi Jerman,
meneliti secara cermat dan intensif sel-sel hewan; dan Mathias
Schleiden (1804-1881), pakar botani Jerman meneliti sel-sel
tumbuhan. Berdasarkan hasil pengamatannya, kedua peneliti tersebut
mengemukakan bahwa baik tubuh hewan maupun tubuh tumbuhan
terdiri atas sel-sel.
Robert Brown (1831), seorang biolog Skotlandia, menemukan
benda kecil yang melayang-layang dalam protoplasma. Benda tersebut
diberi nama Inti (Nukleus). Sedangkan Rudolf Virchow mengatakan
sel berasal dari sel Omnis Cellula Cellula. Dengan demikian sel
merupakan kesatuan hereditas.
Perkembangan pengetahuan tentang sel tidak terlepas dari
perkembangan ilmu di bidang lainnya. Dengan teknik pewarnaan
secara histokimia dan penggunakan mikroskop elektron, terungkap
bahwa di dalam sitoplasma, terdapat berbagai macam organel (organ
kecil).
Semua sel mempunyai sifat-sifat dasar secara umum. Semua sel
dibatasi oleh membran plasma. Di dalamnya terdapat bahan semicair
yang dinamakan sitosol yang mengandung organel-organel. Semua sel
mengandung kromosom, yang membawa gen-gen (DNA, asam nukleat
deoksiribosa). Semua sel mengandung ribosom yang merupakan
organel kecil yang berfungsi membentuk protein menurut instruksi dari
gen.
Berdasarkan keadaan intinya, sel dibedakan dalam dua macam,
yaitu: sel prokariotik dan sel eukariotik. Pada sel prokariotik, materi inti
(DNA) terdapat dalam nukleoid yang tidak dibatasi oleh membran inti.
Contoh sel prokariotik ialah bakteri, dan gangang biru yang termasuk
26

Monera. Sedangkan pada sel eukariotik terdapat membran inti, yang


memisahkan materi inti (DNA dan protein histon membentuk
kromosom) dari sitoplasma. Sel eukariotik dijumpai pada Tumbuhan,
Hewan, Cendawan, dan Protista.
Sel bakteri dibatasi oleh membran plasma. Di dalamnya terdapat
nukleoid (DNA) tanpa dibatasi oleh membran inti, dan ribosom (lihat
Gambar 2.1 Di sebelah luar dari membran plasma terdapat dinding sel
yang disusun oleh peptidoglikan (kompleks gula dan protein). Pada
sebagian bakteri sel tersebut dibungkus oleh kapsul (disusun oleh
gula). Bakteri mempunyai alat gerak berupa flagel. Pada permukaan
sel bakteri terdapat pili yang dapat digunakan untuk menempel pada
substratnya. Pada bakteri fotosintetik dan ganggang hijau biru terdapat
klorofil yang tersebar dalam sitoplasma, tanpa membran yang
membatasinya dengan bagian sel lainnya. Jadi, sel prokariotik ada yang
mempunyai klorofil tetapi tidak dalam kloroplas (plastid yang berwarna
hijau). Sel prokariotik mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil (kurang
lebih sepersepuluhnya) dari sel eukariotik.

Gambar 2.1 Sel bakteri prokariotik (Campbell et al, 2006).


Pada sel tumbuhan, sel hewan, dan sel eukariotik lainnya, selain
membran plasma yang membatasi sel dengan lingkungan luarnya, juga
terdapat sistem membran dalam (internal) yang membatasi organelorganel di bagian dalam sel dengan sitoplasma (lihat Gambar 2.2).
Nukleus (inti) dibatasi oleh membran inti sehingga bahan-bahan yang
ada di dalamnya terpisah dari sitoplasma. Vakuola terpisah dari
sitoplasma karena dibatasi oleh membran (tonoplas). Demikian juga
27

pada organel bermembran lainnya, yang terpisah satu sama lain


sehingga masing-masing organel menyelenggarakan reaksi-reaksi
kimia secara terpisah. Dengan kata lain, sel eukariotik telah mengalami
kompartementasi, terbagi dalam beberapa ruang.

A. Sel Tumbuhan

B. Sel Hewan

Gambar 2.2. Sel eukariotik dengan organelnya (Campbell et al, 2006).

28

Secara ringkas, perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik dapat


dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1. Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik
Struktur
Membran nukleus
Membran plastida
Nukleus
Plastida
Mitokondria
Badan Golgi
DNA
RNA
Histon
Pigmen

Prokariotik
+
+
+
+

Eukariotik
+
+
+
+/+
+
+
+
+
+

Keterangan: - (tidak ada); + (ada)


Berdasarkan jumlah kromosom dan fungsinya, sel dibedakan ke
dalam dua kelompok, yaitu sel somatik dan sel reproduktif. Sel somatik
merupakan sel-sel penyusun tubuh, dengan jumlah kromosom 2n
(diploid). Dalam proses pertumbuhan makhluk hidup multiseluler sel
somatik mengalami proses pembelahan mitosis. Sel reproduktif
berfungsi untuk perbanyakan makhluk hidup secara seksual. Sel ini
dibentuk melalui proses meiosis sehingga mempunyai jumlah
kromosom n (haploid).
Bagian sel ada yang bersifat hidup dan ada yang mati. Bagian sel
yang hidup dikenal sebagai protoplasma, terdiri atas inti dan
sitoplasma. Bagian mati berupa dinding sel dan isi vakuola.
Sel-sel pada tubuh hewan dan tumbuhan termasuk dalam golongan
sel eukariotik, sedangkan pada mikroorganisme ada yang eukariotik
misalnya protozoa, protista, dan fungi. Ada pula yang bersifat
prokariotik misalnya pada bakteri dan ganggang biru.
2.2. Struktur dan fungsi organel sel
Sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional penyusun
makhluk hidup yang dapat memperbanyak diri. Aktivitas yang ada
dalam sel terjadi dalam organel-organel yang mendukung fungsi-fungsi
tertentu. Adapun fungsi dari bagian-bagian penyusun sel adalah
sebagai berikut:
2.2.1. Dinding sel
Dinding sel bersifat permeabel, berfungsi sebagai pelindung dan
pemberi bentuk tubuh. Sel-sel yang mempunyai dinding sel antara lain:
bakteri, cendawan, ganggang (protista), dan tumbuhan. Kelompok
makhluk hidup tersebut mempunyai sel dengan bentuk yang jelas dan
29

kaku (rigid). Pada protozoa (protista) dan hewan tidak mempunyai


dinding sel, sehingga bentuk selnya kurang jelas dan fleksibel, tidak
kaku. Pada bagian tertentu dari dinding sel tidak ikut mengalami
penebalan dan memiliki plasmodesmata (Gambar 2.3), disebut noktah
(titik).

noktah

Gambar 2.3 Noktah pada batang pinus (A) dan Plasmodesmata (B)
(Campbell et al, 2006).
2.2.2. Membran plasma
Membran plasma membatasi sel dengan lingkungan luar, bersifat
semi/selektif permeabel, berfungsi mengatur pemasukan dan
pengeluaran zat ke dalam dan ke luar sel dengan cara difusi, osmosis,
dan transport aktif. Membran plasma disusun oleh fosfolipid, proten,
kolesterol, dl.
2.2.3. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan sel yang berada di luar inti, terdiri
atas air dan zat-zat yang terlarut serta berbagai macam organel sel
hidup. Organel-organel yang terdapat dalam sitoplasma antara lain::
a. Retikulum Endoplasma (RE) berupa saluran-saluran yang dibentuk
oleh membran (Gambar 2.4). RE terbagi dua macam, yaitu RE
halus dan RE kasar.

30

Gambar 2.4 Retikulum Endoplasma


(Campbell, et al 2006).
Pada RE kasar terdapat ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis
protein. Sedangkan pada RE halus tidak terdapat ribosom,
berfungsi sebagai tempat sintesis lipid.
b. Ribosom terdiri atas dua unit yang kaya akan RNA, berperan
dalam sintesis protein. Ribosom ada yang menempel pada RE
kasar dan ada yang terdapat bebas dalam sitoplasma.
c. Mitokondria
memiliki
membran
rangkap, membran luar dan membran
dalam. Di antara kedua membran
tersebut terdapat ruang antar membran.
Membran dalam berlekuk-lekuk disebut
krista yang berfungsi untuk memperluas
bidang
permukaan
agar
proses
penyerapan oksigen dan pembentukan
energi lebih efektif. Pada bagian
membran dalam terdapat enzim ATP
sintase yang berfungsi sebagai tempat
sintesis ATP. Fungsi mitokondria ini
adalah tempat respirasi aerob.
Gambar 2.5. Mitokondria
(Campbell, et al 2006).
d. Lisosom berupa butiran kecil/bundar, berisi enzim pencerna yang
berfungsi dalam pencernaan intrasel.
e. Aparatus Golgi (Badan Golgi) berupa tumpukan kantung-kantung
pipih, berfungsi sebagai tempat sintesis dari sekret (seperti getah
pencernaan, banyak ditemukan pada sel kelenjar), membentuk

31

protein dan asam inti (DNA/RNA), serta membentuk dinding dan


membran sel.
f. Plastida
Berbentuk bulat cakram yang ditemukan pada tumbuhan, terbagi
atas tiga macam:
- Leukoplas = Amiloplas: plastida yang tidak berwarna, dapat
membentuk dan menyimpan butir-butir zat tepung/pati.
- Kromoplas adalah plastida berwarna selain hijau, karena adanya
pigmen: melanin (hitam), likopin (merah), xantophil (kuning),
karoten (jingga), fikosianin (biru), dan fikoeritrin (coklat).
- Kloroplas merupakan plastida berwarna hijau, karena
mengandung zat hijau daun (klorofil), terdiri atas: klorofil a (warna
hijau biru=C55H72O5N4Mg) dan klorofil b (warna hijau
kuning=C55H70O6N4Mg).

Gambar 2.6. Kloroplas (Campbell, et al 2003).


g. Vakuola berbentuk rongga bulat, berisi senyawa kimia tertentu atau
sisa produk metabolisme sel, yang mengandung berbagai macam
zat sesuai pada jenis selnya. Misalnya dapat berisi garam nitrat
pada tanaman tembakau, tanin pada sel-sel kulit kayu, minyak
eteris pada kayu putih dan mawar, terpentin pada damar, kinin pada
kina, nikotin pada tembakau, likopersin pada tomat, piperin pada
lada.
h. Nukleus (Inti sel) dibatasi oleh membran inti, mengandung benangbenang kromatin dan nukleolus (anak inti sel). Membran inti terdiri
atas dua lapis dan mempunyai pori. Benang-benang kromatin akan
memendek pada waktu proses pembelahan sel membentuk
kromosom. Nukleus berfungsi mengatur segala aktivitas yang
terjadi dalam sel (Gambar 2.7).

32

Gambar 2.7. Nukleus dan Retikulum Endoplasma kasar


(Campbell, et al 2006).
2.3. Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan
Data observasi dengan menggunakan mikroskop cahaya pada
sediaan sel daun tumbuhan (Elodea sp) dan sel epitel pipi manusia
diperoleh hasil sesuai Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Perbandingan sel Elodea dan sel epitel pipi
No
1
2
3
4
5

Bagian sel
Sitoplasma
Inti/nukleus
Kloroplas
Dinding sel
Membran sel

Elodea, Hydrilla, Valesneria


Ada
Ada
Ada
Ada
Ada

Sel epitel pipi


Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada

Dari Tabel 2.2 kalian dapat mengetahui persamaan antara sel


hewan dan sel tumbuhan, yaitu bagian-bagian yang dijumpai pada sel
Elodea dan epitel pipi (sebutkan!) Demikian juga kalian dapat
mengetahui ciri-ciri khas tumbuhan, yaitu bagian-bagian yang dijumpai
pada sel Elodea tetapi tidak dijumpai pada sel epitel pipi. Dengan
adanya kloroplas pada sel Elodea maka tumbuhan ini dapat
mensintesis makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Demikian
juga adanya dinding sel pada sel Elodea menjadikan bentuk selnya
lebih jelas dibandingkan pada sel pipi.
Jika kalian amati secara cermat, kloroplas, dan inti sel Elode
terletak di pinggir dekat ke dinding sel. Hal ini disebabkan dibagian
tengah dari sel tumbuhan terdapat adanya vakuola besar yang terletak
di tengah-tengah sel (disebut vakuola sentral), sedangkan pada sel

33

hewan tidak teramati adanya vakuola sentral, karena ukuran


vakuolanya kecil.
Karena sel hewan tidak mempunyai kloroplas (plastid) maka tidak
dapat melakukan fotosintesis sehingga energi yang diperolehnya bukan
dari cahaya matahari, tetapi berasal dari makanan. Dalam sel hewan,
organel yang disebut lisosom (karena ukurannya kecil maka tidak dapat
diamati dengan mikroskop cahaya) berfungsi mencerna makanan yang
diabsorbsi oleh sel. Organel ini tidak dijumpai pada sel tumbuhan.
Apabila kita mengamati reproduksi seksual pada sel hewan dan
sel tumbuhan maka pada saat proses pembelahan sel terdapat adanya
sentriol dekat inti sel hewan. Organel ini umumnya tidak terdapat pada
sel tumbuhan. Gamet jantan pada hewan mempunyai flagel, sedangkan
pada pada tumbuhan tingkat tinggi tidak berflagel.
Berdasarkan pengamatan dan keterangan tersebut, kita dapat
menyebutkan perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan,
Perbedaan kedua makhluk hidup tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan
Ciri
Dinding sel
Bentuk sel
Butir plastida
Asal energi
Vakuola
Sentriol
Flagel

Sel tumbuhan
Ada
Tetap
Ada
Fotosintesis
Vakuola besar (Sentral)
Tidak ada
Tidak ada

Sel hewan
Tidak ada
Bervariasi
Tidak ada
Makanan
Lisosom
Ada
Ada

2.4. Ciri-ciri mahluk hidup


Selain ada perbedaan, antara hewan dan tumbuhan juga
mempunyai banyak persamaan yang merupakan ciri makhluk hidup.
Ciri-ciri makhluk hidup antara lain: memerlukan makanan (nutrisi),
bernafas (respirasi), ekskresi, sintesis, tumbuh dan berkembang,
regulasi, reproduksi, iritabilitas, adaptasi, interaksi dengan lingkungan,
serta bentuk dan ukuran tertentu, terdiri dari sel.
a. Nutrisi
Makhluk hidup memerlukan makanan dan memilih jenis makanan
yang sesuai dengan kondisi tubuhnya. Makanan tersebut akan
mengalami proses pemecahan secara enzimatis untuk mendapatkan
energi dalam melakukan aktivitas, penyusun sel-sel, dan mengganti
bagian yang rusak. Makanan yang diperlukan untuk melaksanakan
aktivitas hidup disebut nutrisi.

34

b. Respirasi
Respirasi atau pernafasan adalah proses penyederhanaan
senyawa kimia dari zat makanan untuk mendapatkan energi.
Pernafasan dapat terjadi secara:
* Aerob (memerlukan oksigen)
* Anaerob (tidak menggunakan oksigen, melalui proses fermentasi).
c. Ekskresi
Pengeluaran senyawa-senyawa kimia sisa metabolisme yang
tidak berguna bagi tubuh makhluk hidup, dan bila terdapat dalam
tubuh akan bersifat toksik (meracuni).
d. Sintesis
Dalam tubuh terjadi perubahan dari suatu senyawa ke senyawa
lain untuk kepentingan penyusun tubuh, memelihara kelangsungan
hidup, dan mempertahankan tubuh dalam berinteraksi dengan
lingkungan. Penyusunan senyawa kimia dalam tubuh untuk aktivitas
hidup dinamakan sintesis.
e. Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya volume dan
jumlah sel serta jumlah senyawa kimia dalam tubuh yang bersifat
irreversible (tidak kembali ke asal) pada jangka waktu tertentu.
Perkembangan adalah pertumbuhan yang diikuti dengan berubah
sifat menuju kedewasaan. Sedangkan diferensiasi adalah
pertumbuhan sel diikuti dengan spesialisasi (fungsi khusus) sel.
f. Regulasi
Pengaturan baik secara kuantitas maupun kualitas pada setiap
saat terhadap sruktur suatu sistem metabolisme dalam makhluk hidup
disebut dengan regulasi.
g. Iritabilitas
Iritabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan makhluk hidup
menerima rangsang dan sanggup mengadakan respons terhadap
rangsangan tersebut.
h. Reproduksi
Proses bertambahnya jumlah individu yang berperan untuk
kelestarian keturunannya disebut reproduksi.
i. Adaptasi
Penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan pada waktu yang
relatif pendek disebut toleransi, sedangkan toleransi yang
berlangsung dalam waktu yang relatif panjang disebut adaptasi.

35

j. Interaksi
Untuk menjaga stabilitas hidupnya atau mempertahankan
hidupnya makhluk hidup harus bersaing dengan individu lain.
Persaingan terjadi dalam mendapatkan tempat hidup, makanan,
cahaya dan lainnya.
k. Makhluk hidup memiliki bentuk dan ukuran tertentu, dan terdiri dari
sel
Makhluk hidup sangat bervariasi baik jenis maupun bentuk serta
ukurannya, tetapi setiap jenis menunjukkan bentuk yang spesifik serta
ukuran tertentu pula. Variasi dalam satu jenis tidak
dapat
menghilangkan bentuk spesifiknya. Makhluk hidup memiliki kesamaan
yaitu tersusun oleh sel.
Bagaimana dengan virus? Apakah virus merupakan makhluk
hidup atau benda mati ? Virus terdiri dari asam nukleat (DNA/RNA)
yang dibatasi oleh mantel protein, bukan merupakan sel. Virus dapat
dikristalkan (ciri benda mati). Virus memiliki sifat makhluk hidup, yaitu:
dapat berkembangbiak dan beradaptasi dengan melalui mutasi.
Namun demikian virus hanya dapat hidup dan berkembangbiak dalam
tubuh makhluk hidup. Dalam media buatan virus tidak dapat hidup
dan berkembangbiak. Oleh karena itu, sebagian ahli biologi
menempatkan virus sebagai jembatan antara yang mahkluk hidup
dan benda mati.
Rangkuman
Sel pertama sekali ditemukan Ilmuwan Inggris, Robert Hooke
(1665) dengan meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop yang terdiri
dari ruangan-ruangan yang dibatasi oleh dinding disebut sel. Pada
tahun 1839, seorang biolog Perancis, Felix Durjadin menemukan isi
penyusun dalam rongga sel disebut sarcode. Johanes Purkinje (17891869) mengadakan perubahan nama sarcode menjadi protoplasma.
Theodore Schwann (1801-1881), seorang pakar zoologi Jerman dan
Mathias Schleiden (1804-1881), pakar botani Jerman mengemukakan
bahwa tubuh hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel. Robert Brown
(1831), seorang biolog Skotlandia menemukan inti (nukleus). Max
Schultze (1825-1874), seorang pakar anatomi mengemukakan
protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan. Rudolf Virchow
mengatakan sel berasal dari sel Omnis Cellula Cellula.
Sel dibedakan atas beberapa bentuk, diantaranya berdasarkan
keadaan inti sel (sel eukariotik dan prokariotik), berdasarkan keadaan
kromosom dan fungsinya (sel somatik dan reproduktif), berdasarkan
sifatnya (bagian hidup dan bagian yang mati).

36

Sel tumbuhan terdiri atas: dinding sel, membran plasma,


sitoplasma, dan organel-organel (retikulum endoplasma kasar dan
halus, ribosom, mitokondria, apartus golgi, plastida, vakuola sentral dan
nukleus). Sedangkan sel hewan terdiri atas membran sel, sitoplasma
dan organel-organel (retikulum endoplasma kasar dan halus, ribosom,
mitokondria, lisosom, aparatus golgi, vakuola, dan nukleus).
Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan adalah sel tumbuhan
bentuknya tetap, terdiri dari dinding sel yang mengandung selulosa,
terdapat butir plastida, dan vakuola sentral yang besar, tidak ada
lisosom dan sentriol. Sedangkan sel hewan bentuknya bervariasi, tidak
ada butir plastida, vakuola kecil, terdapat lisosom dan sentriol.
Makhluk hidup memiliki ciri-ciri utama sebagai berikut: dapat
melakukan nutrisi, transportasi, respirasi, ekskresi, sintesis,
pertumbuhan dan perkembangan, regulasi, iritabilitas, reproduksi,
adaptasi, interaksi, memiliki bentuk dan ukuran tertentu, serta terdiri
dari sel. Virus merupakan jembatan antara makhluk hidup dan benda
mati.
Soal Latihan
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e untuk
jawaban yang tepat!
1. Perbedaan RE kasar dan RE halus dengan adanya ....
a. lisosom
d. mitokondria
b. sentrosom
e. badan golgi
c. ribosom
2. Organel di bawah ini yang memiliki sistem membran rangkap adalah
....
a. lisosom dan ribosom
d. vakuola dan sentrosom
b. mitokondria dan kloroplas
e. peroksisom dan sentriol
c. badan golgi dan RE kasar
3. Persamaan sel prokariotik dan sel eukariotik adalah keduanya
memiliki ....
a. membran inti dan membran sel
d. membran sel dan ribosom
b. dinding sel dan kompleks golgi
e. kloroplas dan ribosom
c. sitoplasma dan membran inti
4. Di bawah ini organel yang terdapat di dalam sel ....
1. kloroplas
4. vakuola
2. mitokondria
5. sentrosom
3. dinding sel
6. lisosom
37

Organel yang hanya dimiliki sel hewan adalah ....


a. 1, 2, dan 3
d. 1,3, dan 5
b. 1, 5, dan 6
e. 5 dan 6
c. 4 dan 5
5. Aktivitas kehidupan makhluk hidup dapat tercermin melalui aktivitas
sel. Hal ini sesuai dengan teori sel yaitu sel merupakan kesatuan ....
a. struktural
d. fungsional
b. herediter
e. pertumbuhan
c. regenerasi
6. Yang bukan termasuk dalam organel sel tumbuhan adalah ....
a. plastida
d. ribosom
b. dinding sel
e. lisosom
c. vakuola
7. Plastid berwarna hijau disebut ....
a. klorofil
d. kloroplas
b. kromoplast
e. karoten
c. leukoplast
8. Proses bertambahnya volume dan jumlah sel serta jumlah senyawa
kimia dalam tubuh yang bersifat irreversible (tidak kembali ke asal)
pada jangka waktu tertentu disebut dengan ....
a. nutrisi b. respirasi c. pertumbuhan d. eksresi e. sintesis
9. Dinding sel tidak dijumpai pada sel ....
a. bakteri
d. tumbuhan
b. ganggang
e. hewan
c. cendawan
10. Irritabilitas adalah ....
a. penyusunan senyawa kimia dalam tubuh untuk aktivitas hidup
b. proses pemecahan senyawa anorganik menjadi organik
c. kemampuan makhluk hidup menerima rangsang dan berespons
d. proses bertambahnya jumlah individu untuk kelestarian
keturunan
e. penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan dalam waktu
pendek
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1. Apakah perbedaan ketiga plastida (leukoplas, kromoplas, dan
kloroplas) pada tumbuhan?
38

2. Tuliskan fungsi organel sel: a. mitokondria b. ribosom c. lisosom


d. retikulum endoplasma
e.vakuola
f. plastida
3. Pada makhluk hidup apa sajakah sel prokariotik ditemukan?
4. Gambarkan perbedaan anatomi sel hewan dan sel tumbuhan!
5.

Tuliskan perbedaan sel eukariotik dan sel prokariotik!

6. Buatlah secara skematis perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan!


7. Apakah yang dimaksud dengan Omnis Cellula Cellula?
8. Sebutkan lima orang ilmuwan yang meneliti organel sel !
9. Gambarkan inti sel dan sebutkan bagian-bagiannya.
10. Apakah yang dimaksud dengan:
a. nutrisi
c. metabolisme
b. reproduksi
d. adaptasi

39

BAB III
SISTEM METABOLISME SEL
Standar Kompetensi
Mengidentifikasi metabolisme dan enzim.

Kompetensi Dasar
3.1. Katabolisme (Respirasi)
3.2. Anabolisme (Fotosintesis)
3.3. Klasifikasi enzim dan peranannya

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Sistem Metabolisme Sel, kalian diharapkan
dapat:
Mendeskripsikan proses katabolisme (respirasi) pada
makhluk hidup
Mendeskripsikan proses anabolisme (fotosintesis) pada
makhluk hidup.
Mengidentifikasi enzim dan peranannya.

Kata-Kata Kunci
Anabolisme
Autotrof
Asimilasi
Biokatalisator
Enzim
Fermentasi
Fotosintesis
Haustorium
Heterotrof

Hiperparasit
Insectivor
Katabolisme
Kemosintesis
Metabolisme
Parasit Fakultatif
Parasit Obligat
Respirasi

Setiap makhluk hidup mengadakan pertukaran zat dengan


lingkungannya, artinya makhluk hidup tidak hanya mengambil zat-zat
tertentu dari lingkungannya, tetapi ia juga mengembalikan zat-zat
tertentu kedalam lingkungannya. Inilah yang disebut proses
metabolisme. Metabolisme adalah reaksi kimia untuk pembentukkan

41

dan perombakan bahan organik. Metabolisme dibedakan ke dalam


anabolisme dan katabolisme.
1. Anabolisme, yaitu pembentukan senyawa-senyawa kompleks dari
senyawa sederhana. Proses ini memerlukan energi.
2. Katabolisme, yaitu penguraian senyawa kompleks menjadi senyawasenyawa sederhana. Proses ini menghasilkan energi. Energi ini
dapat digunakan oleh makhluk hidup untuk berbagai kegiatan.
Makhluk hidup memerlukan materi dan energi untuk
pertumbuhannya. Materi diperoleh dari tanah, air, dan udara. Energi
diperoleh dari matahari, reaksi kimia, atau dari makanan. Berdasarkan
cara mendapatkan materi dan energi, setiap makhluk hidup dibedakan
menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. fotoautotrof (mensintesis makanan sendiri dengan menggunakan
energi cahaya matahari melalui proses fotosintesis).
Contoh: tumbuhan, dan makhluk hidup berklorofil lainnya.
2. kemoautotrof (mensintesis makanan sendiri dengan menggunakan
energi dari reaksi kimia). Contohnya: bakteri Nitrosomonas, bakteri
sulfur, dan bakteri besi).
3. fotoheterotrof (mengubah zat organik dengan bantuan energi
matahari dijadikan makanannya. Contohnya: bakteri purple/ungu.
4. kemoheterotrof (mengubah zat organik dengan bantuan energi
dari reaksi kimia.
Makhluk hidup autotrof dapat mensintesis makanannya sendiri,
sedangkan makhluk hidup heterotrof tidak dapat mensintesis
makanannya sendiri. Untuk membangun tubuh maupun sebagai
sumber energinya, makhluk hidup heterotrof mengambil zat-zat organik
dari lingkungannya. Jadi makhluk hidup yang tidak dapat membuat
makanannya sendiri, secara langsung atau tidak langsung, hidupnya
bergantung pada makhluk lain. Berdasarkan cara hidupnya, makhluk
hidup heterotrof dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Saprofit, yaitu makhluk hidup yang hidupnya bergantung pada sisasisa makhluk hidup lainnya yaitu dengan menguraikannya sehingga
disebut juga makhluk hidup pengurai. Jenis tumbuhan ini
menggunakan energi yang tersimpan dalam sisa-sisa makhluk
hidup yang telah mati tersebut. Contoh sebagian besar jamur dan
bakteri.

42

2. Simbion, yaitu makhluk hidup


makhluk hidup yang lain.

yang

hidup bersama dengan

a. Simbion helotisme = simbion parasitisme, kedua simbion hidup


bersama, yang satu (inang) dirugikan dan yang lain (parasit)
mendapatkan keuntungan.
b. Simbion mutualisme, kedua simbion yang hidup bersama ini
mendapat keuntungan. Contoh : bakteri Rhizobium yang hidup pada
bintil akar tumbuhan kacang-kacangan (legum)
c. Simbion komensalisme, dalam hidup bersama ini, makhluk hidup
yang satu mendapatkan keuntungan, sedang makhluk hidup yang
lain tidak mendapat rugi maupun untung.
Parasit adalah makhluk hidup yang sebagian besar atau seluruh
kebutuhan hidupnya bergantung pada makhluk lain yang
ditumpanginya (inang).
1. Berdasarkan cara hidupnya, parasit dapat dibedakan atas:
a. Parasit obligat, yaitu makhluk hidup yang hanya dapat hidup
sebagai parasit saja, hidupnya bergantung sekali pada inang. .
Contoh tali putri (Cassytha filiformis).
b. Parasit fakultatif, yaitu makhluk hidup yang hidupnya tidak hanya
sebagai parasit, tetapi juga dapat hidup sebagai saprofit. Contoh:
Phytophthora parasitica pada tembakau dan tomat.
2. Berdasarkan kebutuhan makanannya, parasit dibagi atas:
a. Parasit sejati, parasit yang seluruh kebutuhannya diambil dari
inangnya. Contoh: tali putri, tumbuhan ini mengisap makanannya
dari inangnya dengan akar isap (haustorium).
b. Semi atau parasit (parasit setengah), yaitu parasit yang sebagian
dari kebutuhan makanannya diambil dari inangnya.
Contoh:
Benalu.
c. Hiper parasit, yaitu parasit yang hidup pada parasit lainnya.
Contoh: Vicum sp. tumbuh pada benalu.
Tubuh makhluk hidup disusun oleh materi. Materi diperoleh dari
udara (misalnya oksigen untuk pernafasan, karbon dioksida untuk
fotosintesis), air dan bahan-bahan yang terlarut, atau dari makanan.
Nutrien adalah zat hara yang dibutuhkan setiap makhluk hidup untuk
43

keperluan penyusun tubuhnya. Setiap makhluk hidup membutuhkan


nutrien organik maupun nutrien anorganik. Lingkungan abiotik hanya
menyediakan nutrient anorganik saja. Nutrient organik dapat dibuat
dari nutrient anorganik bagi makhluk hidup autotrof. Prosesnya
disebut asimilasi. Asimilasi dapat secara fotosintesis (asimilasi
karbon) maupun secara kemosintesis (asimilasi nitrogen).
Beberapa tumbuhan yang hidup di tempat gersang, kekurangan
memperoleh nutrien tertentu. Pernahkah kalian melihat kantong
semar (Nephentes). Dinamakan kantong semar karena sebagian dari
daun ada yang mengalami modifikasi membentuk piala (berbentuk
seperti kantung). Tahukah kalian, apa fungsi kantong tersebut?
Kantong ini berfungsi sebagai perangkap serangga. Serangga yang
terperangkap akan menempel di dalamnya dan akhirnya mati.
Serangga ini akan dicerna dan menghasilkan nutrisi bagi tumbuhan
tersebut, terutama nitrogen, yang umumnya sedikit dijumpai di daerah
gersang. Oleh karena itu, tumbuhan ini disebut juga insektivora ,
yang artinya pemakan serangga. Tumbuhan pemakan serangga ini
juga melakukan asimilasi karbon (C).
Tubuh tumbuhan disusun oleh berbagai macam zat. Cara untuk
mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh tumbuhtumbuhan adalah dengan analisis kimia melalui kultur air atau kultur
pasir. Tujuan dilakukan kedua kultur tersebut adalah:
a. Untuk mengetahui unsur-unsur yang diperlukan
b. Untuk mengetahui bentuk dan asal unsur-unsur tersebut diambil
oleh tumbuh-tumbuhan.
Cara lain untuk mengetahui unsur-unsur penyusun tubuh
tumbuhan adalah dengan Analisis Abu. Tumbuhan yang dianalisis
dikeringkan sampai 110C untuk mengetahui bobot keringnya,
kemudian dibakar serta diperiksa kadar abu serta gas-gas yang
keluar, untuk menunjukkan adanya berbagai macam unsur yang
menyusun tubuh tumbuhan. Unsur-unsur ini dapat dibedakan atas
tiga golongan, yaitu:
1. Unsur- unsur makro, yaitu unsur-unsur yang selalu terdapat pada
tubuh tumbuhan dalam jumlah banyak dan harus ada di tubuh
tanaman. Unsur-unsur makro terdiri dari: C, H, O, N, S, P, Ca,
K, Mg, Fe. Unsur-unsur ini dikenal juga sebagai penyusun tubuh
tumbuhan sehingga disebut unsur-unsur klasik atau unsur-unsur
Sachs, sesuai dengan nama penemunya.
2. Unsur-unsur mikro, yaitu unsur yang mutlak diperlukan oleh
tumbuhan, tetapi jumlahnya sangat kecil. Dalam jumlah banyak

44

unsur ini dapat menyebabkan keracunan. Unsur-unsurnya adalah:


Cl, Zn, B, Mo, Mn, dan Cu.
3. Unsur-unsur tambahan, yaitu unsur yang hanya terdapat pada
tumbuhan tertentu, kadang-kadang dalam persentasi yang cukup
tinggi misalnya, Na, Al, Cl, dan Si.
Fungsi unsur-unsur tersebut untuk tumbuh-tumbuhan:
C-H-O: Pembentuk karbohidrat, protein, lemak, asam nukleat (DNA
dan RNA), serta senyawa organik lainnya.
N
: Pembentuk protein, dan asam nukleat
P
: Pembentuk asam nukleat, ATP, ADP
S
: Pembentuk protein.
K
: Pembentuk enzim.
Ca
: Pembentuk dinding sel.
Mg
: Pembentuk klorofil.
Fe
: Sebagai katalisator.
Semua unsur-unsur yang diperlukan diambil dari dalam tanah
oleh akar dalam bentuk larutan garam mineral, kecuali CO 2 (untuk
berfotosintesis) dan O 2 (untuk berespirasi) yang diambil dari udara
dalam bentuk gas. Karbondioksida masuk melalui ke dalam tubuh
tumbuhan melalui mulut daun (stoma) dan lentisel.
Dahulu dianggap bahwa semua zat yang diperlukan tumbuhan
diambil dari humus yang terdapat di dalam tanah. Pendapat itu
dikenal dengan teori humus. Menurut hasil penelitian para ahli,
tumbuhan mengambil zat-zat dari lingkungannya. Sekarang timbul
pertanyaan zat-zat apakah yang diambil dari tanah, dan zat-zat apa
yang berasal dari udara? Bagaimanakah cara mengetahui bahwa zatzat tertentu mutlak diperlukan oleh tumbuhan sedangkan zat-zat
lainnya tidak begitu dibutuhkan tumbuhan?
Dengan menjalankan percobaan menggunakan kultur air atau
kultur pasir yang diberi zat makanan, pertanyaan diatas dapat dijawab
sebagai berikut. Unsur C diambil dari udara dalam bentuk CO2. Hal ini
dapat dibuktikan dengan percobaan mengalirkan udara tanpa CO2
kepada tumbuhan, ternyata pertumbuhannya berhenti.
Unsur-unsur selain C yang diperlukan tumbuhan diambil dalam
bentuk zat anorganik berupa ion-ion garam. Baik dalam bentuk anion
maupun kation dalam larutan. Dengan mengurangi zat-zat makanan
dalam larutan secara bergantian, maka diketahui ada zat mutlak
diperlukan (sebagai unsur esensial) dan ada yang tidak (non
esensial). Bila zat yang mutlak diperlukan tidak diberikan, tumbuhan
45

akan memperlihatkan gejala sakit (kekurangan unsur), yang disebut


defisiensi. Selanjutnya dapat kita lihat fungsi unsur-unsur di atas dan
gejala defisiensi yang muncul jika kekurangan unsur tersebut dialami
oleh suatu tumbuhan.
Unsur-unsur C, H, O. Unsur-unsur ini mempunyai peranan dalam
proses fotosintesis (asimilasi karbon) yang diambil dalam bentuk CO2
dari udara, dan H2O dari dalam tanah. Kekurangan air berakibat fatal
pada tumbuhan, yaitu menyebabkan tumbuhan menjadi layu, kering
dan mati.
Nitrogen (N). Unsur ini terutama dibutuhkan untuk membentuk
protein bersama-sama dengan unsur C, H, O. Protein banyak
dibutuhkan pada bagian yang sedang tumbuh sehingga penting sekali
untuk pertumbuhan vegetatif. Gejala kekurangan unsur N, terutama
pada daun tua, adalah warna daun menjadi hijau muda dan akhirnya
kuning, tanaman menjadi kerdil, buah tak sempurna, kecil-kecil dan
lekas masak.
Fosfor (P). Unsur ini terutama dibutuhkan untuk pembentukan bunga
dan buah, yakni pada bagian-bagian tanaman yang sedang dalam
pertumbuhan, jika kekurangan unsur P, pada daun tua terlihat gejala
antara lain warna daun hijau tua, atau lebih tua daripada biasanya,
tanaman kerdil, pembentukan buah jelek, menurunkan hasil biji.
Kalium (K). Unsur ini bersifat bergerak (mobil). Peranannya adalah
memperlancar pertukaran zat, proses asimilasi, dan memperkuat
serabut-serabut, sehingga secara langsung memperkuat tubuh
tumbuhan itu. Defisiensi unsur ini memperlihatkan gejala pada daun
tuanya, daun mula-mula berkerut, ujung daun tepinya pucat (klorosis),
kadang-kadang gugur dan buahnya lekas gugur, umbinya berkurang,
dan batangnya juga lemah.
Sulfur (S). Unsur ini perlu untuk membentuk protein bersama unsur
C, H, O, dan N. Selain itu, unsur ini untuk mmembentuk vitamin B1,
juga penting untuk ketahanan dan pertumbuhan. Defisiensi unsur ini
pada daun muda terlihat warnanya menjadi hijau muda, kadangkadang tidak merata sehingga menjadi kekuning-kuningan.
Magnesium (Mg). Unsur ini digunakan untuk membentuk klorofil.
Defisiensi Mg terjadi pada daun tua, memperlihatkan gejala klorosis
pada tulang-tulang daun dan akhirnya menjadi kuning dan lemah.
Kalsium (Ca). Unsur ini banyak terdapat pada daun dan batang,
tetapi kurang pada biji. Unsur ini berguna mengatur permeablitas
dinding sel. Kalau ion K mempertinggi permeabilitas dinding sel, maka
46

ion Ca sebaliknya. Hal ini mencegah terlalu banyaknya pengisapan


air agar struktur koloid sitoplasma tidak menjadi rusak. Defisiensi Ca
terjadi pada daun muda, terlihat gejala klorosis pada ujung dan tepi
daun, kemudian ke tulang daun dan pucuk. Selain itu kuncupnya akan
mati, dan perakaran kurang sekali.
Ferum atau besi (Fe). Unsur ini merupakan katalisator pada
pembentukan hijau daun. Selain itu berfungsi untuk pembentukan
enzim-enzim pernapasan yang mengoksidasikan karbohidrat menjadi
CO2 dan H2 O. Defisiensi Fe pada tanaman muda memperlihatkan
klorosis diantara tulang-tulang daun dari daun muda dan kemudian
menjadi kuning.
Mangan (Mn). Unsur ini penting untuk pembentukan hijau daun dan
enzim-enzim pernapasan. Defisiensinya menyebabkan daun muda
mengalami klorosis di antara tulang-tulang daun, sedangkan tulang
daunnya sendiri tidak.
Boron (B). Unsur ini berguna dalam pertumbuhan jaringan.
Defisiensinya menyebabkan pertumbuhan meristem berkas pembuluh
angkut terganggu. Kuncup dan pucuknya mati dan daun mengalami
klorosis di tepinya.
Cuprum atau tembaga (Cu). Unsur ini penting dalam mereduksi
nitrat. Defisiensinya mengakibatkan pertumbuhan terganggu dan bila
terlalu banyak akan menjadi racun.
Zincum atau Seng (Zn). Unsur ini penting untuk mengaktifkan
beberapa enzim dalam pembentukan asam indol asetat (hormon
tumbuh tanaman). Defisiensi seng mengakibatkan salah tumbuh pada
ujung akar yang akhirnya menghambat pertumbuhan.
3.1. Katabolisme (Respirasi)
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim.
Penguraian suatu senyawa dapat menghasilkan energi. Energi kimia
yang terdapat dalam senyawa tidak dapat digunakan secara langsung
oleh sel. Energi akan diubah terlebih dahulu menjadi adenosin
trifosfat (ATP) yang dapat digunakan oleh sel sebagai sumber energi
terpakai. Energi itu digunakan untuk melangsungkan reaksi-reaksi
kimia, pertumbuhan, transportasi, reproduksi, dan merespons
rangsangan.
Contoh katabolisme adalah proses pernafasan sel atau respirasi.
Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang
menghasilkan energi. Respirasi dilakukan oleh semua sel penyusun
47

makhluk hidup, baik sel-sel tumbuhan, bakteri, protista, cendawan,


maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik siang
maupun malam. Ditinjau dari bentuknya respirasi terbagi dua macam,
yaitu respirasi eksternal (luar) dan internal (dalam). Respirasi
eksternal meliputi proses pengambilan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida dan uap air antara makhluk hidup dengan
lingkungannya, misalnya pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Respirasi internal disebut juga pernafasan seluler karena pernafasan
ini terjadi di dalam sel, yaitu di dalam sitoplasma dan mitokondria.
Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, respirasi internal dibagi
menjadi respirasi aerobik (memerlukan oksigen) dan respirasi
anaerobik (tidak membutuhkan oksigen).
3.1.1. Respirasi Aerob
Respirasi aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang
mengubah glukosa secara sempurna menjadi CO2, H2O, dan
menghasilkan energi sebesar 38 ATP. Pada pernapasan ini,
pembebasan energi menggunakan oksigen bebas dari udara. Pada
tumbuhan, oksigen yang dibutuhkan diperoleh dari udara melalui
mulut daun dan lentisel. Zat organik terutama karbohidrat dipecahkan.
Dalam respirasi aerob, glukosa dioksidasi oleh oksigen, dan reaksi
kimianya dapat digambarkan sebagai berikut:
mthri

C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2

klorofil

6 CO2 + 12 H2O + 675 kal

Dalam kenyataan, reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu.


Banyak tahapan reaksi yang terjadi dari awal hingga terbentuknya
energi. Reaksi-reaksi itu dapat dibedakan menjadi tiga tahapan, yaitu:
glikolisis, siklus Krebs, dan transpor elektron (lihat Gambar3.1)

Gambar 3.1. Respirasi aerob (Campbell, 2006).

48

3.1.1.1. Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah
glukosa (terdiri dari 6 atom C) menjadi asam piruvat (terdiri dari 3
atom C). Reaksi ini melepaskan energi untuk menghasilkan ATP dan
NADH2. Glikolisis terjadi di sitoplasma dan tidak memerlukan oksigen.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
+
2 asam piruvat + 2 ATP + 2 NADH + 2H
C6H12O6
Asam piruvat yang dihasilkan akan memasuki mitokondria untuk
melakukan siklus Krebs. Namun sebelum memasuki siklus Krebs,
asam piruvat (3C) ini diubah terlebih dahulu menjadi asetil koA (2C) di
dalam matriks mitokondria melalui proses dekarboksilasi oksidatif.
Senyawa selain glukosa, misalnya fruktosa, manosa, galaktosa, dan
lemak dapat pula mengalami metabolisme melalui jalur glikolisis
dengan bantuan enzim-enzim tertentu.
3.1.1.2. Siklus Krebs
Siklus Krebs merupakan serangkaian reaksi metabolisme yang
mengubah asetil koA yang direaksikan dengan asam oksaloasetat
(4C) menjadi asam sitrat (6C). Selanjutnya asam oksaloasetat
memasuki daur menjadi berbagai macam zat yang akhirnya akan
membentuk oksaloasetat lagi.
Pada siklus Krebs dihasilkan energi dalam bentuk ATP dan
molekul pembawa hidrogen, yaitu : NADH dan FADH2. Hidrogen
yang terdapat dalam NADH dan FADH2 tersebut akan dibawa ke
sistem transpor elektron. Seluruh tahapan reaksi dalam siklus Krebs
terjadi di dalam mitokondria. Dalam siklus ini, asetil koA dioksidasi
secara sempurna menjadi CO2
3.1.1.3. Transpor Elektron
Transpor elektron adalah serangkaian reaksi pemindahan elektron
melalui proses reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Hidrogen yang
terdapat pada molekul NADH serta FADH2 ditranspor dalam
serangkaian reaksi redoks yang melibatkan enzim, sitokrom, quinon,
pirodoksin, dan flavoprotein. Pada akhir transport elektron, oksigen
akan mengoksidasi elektron dan ion H menghasilkan air (H20).
Transport elektron terjadi pada membran dalam mitokondria.
3.1.2. Respirasi anaerob
Pernahkah kalian membuat atau melihat cara membuat tape ?
Tape dibuat dari singkong yang dikukus lalu ditaburi dengan ragi.
Jika setelah diberi ragi singkong tersebut dibiarkan dalam udara
terbuka maka kalian tidak mendapatkan tape yang diinginkan,
mengapa demikian ?

49

Pembuatan tape merupakan salah satu contoh proses fermentasi


yang menghasilkan alkohol. Fermentasi alkohol merupakan proses
respirasi anaerob, yang tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itu
jika membuat tape, singkong yang telah ditaburi dengan ragi tersebut
disimpan dalam ruang tertutup yang tidak atau sedikit mengandung
udara. Misalnya setelah singkong beragi tersebut ditaruh dalam panci,
kemudian panci tersebut dibungkus rapat dengan kain agar
kondisinya menjadi anaerob.
Respirasi anaerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang
memecah glukosa secara tidak sempurna karena kekurangan
oksigen. Pada manusia, respirasi anaerob menghasilkan asam laktat
sehingga menyebabkan rasa lelah, sedangkan pada tumbuhan, ragi,
reaksi ini menghasilkan CO2 dan alkohol. Respirasi anaerob hanya
menghasilkan sedikit energi, yaitu 2 ATP.

Gambar 3.2 Respirasi anaerob menghasilkan:asam laktat (A) atau


etanol (B).
Respirasi anaerob, disebut fermentasi atau peragian. Pada
umumnya respirasi ini terjadi pada tumbuhan, fungi dan bakteri.
Proses fermentasi sering disebut sesuai dengan hasil akhir yang
terbentuk. Misalnya: fermentasi alkohol bila hasil akhir fermentasi

50

berupa alkohol. Menurut hasil samping yang terbentuk, maka


fermentasi dibedakan atas:
a. fermentasi alkohol pada ragi (khamir) dan bakteri anaerobik.
b. fermentasi asam laktat pada umumnya di sel otot.
c. fermentasi asam sitrat pada bakteri heterotrof.
Bahan baku respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa,
disamping itu juga terdapat fruktosa, galaktosa, dan manosa. Hasil
akhirnya adalah alkohol, karbon dioksida, dan energi. Alkohol bersifat
racun bagi sel-sel ragi. Sel-sel ragi hanya tahan terhadap alkohol
pada kadar 9-18%. Lebih tinggi dari kadar tersebut, proses
alkoholisasi (pembuatan alkohol) terhenti. Hal tersebut merupakan
suatu kendala pada industri pembuatan alkohol.
Oleh karena glukosa tidak terurai lengkap menjadi air dan karbon
dioksida, maka energi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan
respirasi aerobik. Pada respirasi aerobik dihasilkan 675kal.,
sedangkan pada respirasi anaerobik hanya dihasilkan 21 kal. seperti
reaksi dibawah ini:
C6H12O6

2 C2H5OH

+ 2 CO2 + 21 kal

Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa oksigen tidak


diperlukan. Bahkan, bakteri anaerobik seperti Clostridium tetani
(penyebab tetanus) tidak dapat hidup jika berhubungan dengan udara
bebas. Infeksi tetanus dapat terjadi jika luka dalam atau tertutup
sehingga memberi kemungkinan bakteri Clostridium tersebut tumbuh
subur karena dalam lingkungan anaerob.
3.2. Anabolisme (fotosintesis dan kemosintesis)
3.2.1. Fotosintesis
Lingkungan fisik menyediakan nutrien-nutrien anorganik. Semua
zat anorganik yang diambil makhluk hidup akan dikembalikan lagi
pada lingkungannya. Ada yang dikembalikan dalam bentuk ekskret
yang dihasilkan oleh makhluk hidup waktu bereksresi, dan sisa-sisa
makhluk hidup akan diuraikan (dekomposisi = demineralisasi) oleh
makhluk pengurai (dekomposer) seperti cendawan dan bakteri
kembali menjadi zat-zat anorganik.
Fotosintesis adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari
zat anorganik (air, karbon dioksida) dengan pertolongan energi
cahaya. Fotosintesis dilakukan oleh tumbuhan dan makhluk hidup
yang mempunyai klorofil. Komponen-komponen yang diperlukan
dalam fotosintesis adalah: CO2, H2O, cahaya dan klorofil. Karbon
dioksida diambil dari udara, H2O diambil dari tanah. Peranan klorofil
51

dalam fotosintesis adalah untuk menyerap cahaya dan sumber


elektron. Cahaya yang paling efektif digunakan untuk mendapatkan
hasil fotosintesis yang maksimum adalah cahaya merah dan biru.
Proses pembentukan karbohidrat ini berlangsung secara
bertingkat. Zat yang stabil yang mula-mula terbentuk adalah gula
sederhana. Kelebihan molekul-molekul gula sederhana akan
disimpan dalam bentuk zat tepung (pati). melalui proses biosintesis
dengan melepaskan nH2O. Untuk pembentukan 1 gram gula ternyata
sama dengan jumlah energi yang diperlukan dalam pembakaran 1
gram gula yaitu 675 kilo kalori. Inilah jumlah energi yang diperlukan
dalam fotosintesis.
Menurut percobaan setiap 1 m2 luas daun/jam dapat menyerap
200 kilo kalori, sementara di dalam daun dapat terbentuk 1-2 gram
gula. Jadi dapat dihitung bahwa energi yang jatuh pada daun hanya
2% yang digunakan untuk fotosintesis. Hasil lain fotosintesis, O2
dibebaskan ke udara dan ini berasal dari H2O. Ini dapat diketahui
berdasarkan uji menggunakan isotop oksigen yang dilakukan oleh
Ruben dan Van Niel. Bagian tubuh tumbuhan yang melakukan
asimilasi C (karbon) adalah bagian yang mengandung zat hijau daun.
Secara singkat, persamaan reaksi fotosintesis yang terjadi di alam
dituliskan sebagai berikut:
6CO2+12H2O cahaya matahari C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
klorofil

Percobaan tentang Fotosintesis


Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi
kehidupan makhluk hidup di bumi. Dengan fotosintesis, tumbuhan
menyediakan makanan bagi makhluk hidup lain baik secara langsung
maupun tidak langsung. Banyak ilmuwan yang melakukan penelitian
tetang fotosintesis, diantaranya adalah:
3.2.1.1 Ingenhousz
Orang yang peatama sekali menemukan fotosintesis adalah Jan
Ingenhousz (1730-1799). Beliau memasukkan tumbuhan air Hydrila
verticilata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup
dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang berisi
air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama
kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air. Setelah diuji,
ternyata gelembung tersebut adalah oksigen. Ingenhousz
menyimpulkan fotosintesisis menghasilkan oksigen.
3.2.1.2. T W Engelman
Pada tahun 1822, T W Engelmann melakuakn percobaan
menggunakan gangang Spyrogyra. Ganggang ini mempunyai

52

kloroplas seperti spiral. Hanya kloroplas yang terkena cahaya yang


mengeluarkan oksigen. Kloroplas yang tidak kena cahaya tidak
mengeluarkan oksigen. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bakteri
suka oksigen yang berkerumun di bagian kloroplas yang terkena
cahaya. Kesimpulan akhirnya adalah:
a. Fotosintesis dilakukan oleh kloroplas
b. kloroplas hanya berfotosintesis jika terkena cahaya
3.2.1.3. Sachs
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa proses fotosintesis
menghasilkan amilum. Daun yang sebagian dibungkus kertas timah
(kertas bungkus rokok) dipetik di sore hari, setelah terkena matahari
sejak pagi hari, daun tersebut direbus untuk dimatikan sel-selnya.
Selanjutnya daun tersebut dimasukkan ke dalam alkohol, agar
klorofilnya larut sehingga daun tersebut menjadi pucat. Saat daun itu
ditetesi dengan iodium, bagian yang tertutup oleh ketas timah tetap
pucat, sedangkan bagian daun yang tidak tertutup warnanya menjadi
biru kehitaman. Warna biru kehitaman menandakan bahwa di bagian
daun tersebut terdapat amilum.
3.2.1.4 Hill dan FF Blackman
Hill pada tahun 1937 berhasil membuktikan bahwa energi sinar
+
yang diterima digunakan untuk memecah molekul air menjadi H dan
O2. Peristiwa ini dikenal sebagai fotolisis yang merupakan tahap awal
dari fotosintesis. Fotolisis berlangsung dengan bantuan cahaya
matahari sehingga disebut reaksi terang (lihat Gambar 3.3)
Pada reaksi terang, molekul air (H2O) terurai menjadi molekul
+
oksigen (O2), proton (H ) dan elektron. Elektron tersebut akan
mengalami transport elektron melalui reaksi redoks. Pada akhir
+
transport elektron elektron tersebut bersama dengan H akan
+
ditangkap oleh NADP sehingga terbentuk NADPH. Selain NADPH,
reaksi terang juga menghasilkan ATP.
Persamaan reaksi terang adalah sebagai berikut:
12 H2O + ATP + 24 NADP

6 O2 + ATP + 24 NADPH

53

Gambar 3.3. Fotosintesis: Reaksi terang & Reaksi gelap.


Reaksi terang terjadi pada membran tilakoid di grana. Grana
berupa tumpukan tilakoid, terdapat di dalam kloroplas,. Tilakoid
adalah membran pipih berbentuk cakram yang membrannya
mengandung klorofil, pigmen fotosntesis.
Blackman mengemukakan adanya reaksi gelap yang terjadi di
stroma, merupakan matriks kloroplas tak berwarna yang mengandung
grana. Reaksi gelap tidak memerlukan cahaya. Dalam reaksi gelap,
ATP dan NADPH yang terbentuk pada reaksi terang digunakan untuk
pembentukan glukosa dari karbon dioksida (lihat Gambar 3.2).
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
6 O2 + ATP + NADPH

(CH2O)6 + 6 H2O

Jika reaksi terang dan reaksi gelap tersebut digabungkan akan


menghasilkan persamaan reaksi sebagai berikut:
6 O2 + 12 H2O + energi

C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2

Jadi, reaksi gelap hanya berlangsung jika tersedia energi kimia


+
(ATP dan NADPH) serta proton (H ) yang dihasilkan oleh reaksi
terang. Tanpa didahului reaksi terang, reaksi gelap tidak akan
berlangsung.
Proses pembentukan karbohidrat terutama glukosa dilakukan
melalui beberapa langkah. Di dalam stroma terdapat senyawa
ribulosa bifosfat, suatu senyawa dengan 5 atom C. ribulosa bifosfat
mengikat CO2 sehingga terbentuk senyawa 6C, tetapi tidak stabil
54

sehingga terpecah menjadi 2 molekul masing-masing dengan 3 atom


(asam fosfogliserat). Asam fosfogliserat diubah nenjadi gliseraldehid.
Gliseraldehid mengikat fosfat membentuk gliseraldehid 3 fosfat, yang
kemudian diubah menjadi dihidroksi aseton fosfat. Senyawa ini
berikatan dengan gliseraldehid 3 fosfat membentuk fruktosa 1.6
difosfat, kemudian akhirnya akan membentuk glukosa. Sebagian dari
gula triosa fosfat diubah kembali menjadi ribulose difosfat sehingga
membentuk siklus yang dinamakan siklus Calvin (untuk menghargai
penemunya, yaitu Melvin Calvin)
3.2.2. Kemosintesis
Cahaya digunakan sebagai sumber energi untuk memecah
molekul air. Elektron yang dihasilkan digunakan dalam proses
transport elektron yang menghasilkan NADPH dan ATP. Senyawa
NADH dan ATP ini digunakan untuk sintesis gula (selanjutnya diubah
menjadi amilum) yang akan digunakan sebagai cadangan makanan
oleh tumbuhan. Jadi, energi cahaya diubah menjadi energi yang
tersimpan dalam bentuk ikatan kimia.
Sumber energi tidak hanya cahaya. Beberapa mikroorganisme
ada yang dapat memperoleh energi dengan jalan mengoksidasi
senyawa kimia. Misalnya bakteri belerang (Begiota, Thiotrix), bakteri
nitrit (Nitrosomonas), bakteri nitrat (Nitrosobacter), dan bakteri besi
(Cladotrix).
Bakteri belerang mengoksidasikan H2S untuk memperoleh energi.
Selanjutnya energi yang diperoleh digunakan untuk melakukan
asimilasi C. Proses penyusunan bahan organik itu menggunakan
energi pemecahan senyawa kimia, maka disebut kemosintesis.
Perhatikan reaksinya:
2H2S + O2

2 H2O + 2 S + energi

Energi yang diperoleh lebih kecil jumlahnya daripada yang


dihasilkan dari cahaya. Energi tersebut digunakan untuk fiksasi CO2
menjadi karbohidrat. Dengan demikian, reaksi selengkapnya adalah:
CO2 + 2 H2S

CH2O + 2S + H2O

Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara mengoksidasi


+
Fe2 menjadi Fe3 . Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus
+
mengoksidasi NH4 untuk memperoleh energi dengan reaksi berikut
ini:
+

(NH4)2 CO3 + 3 O2

2 HNO2 + CO2 + 3H2O + Energi

55

Demikian pula bakteri Nitrobacter melakukan kemosintesis untuk


menghasilkan energi dengan reaksi sebagai berikut:
Ca (NO2)2 + O2

Ca (NO3)2 + Energi

Bakteri di atas dapat melakukan asimilasi C. Kemampuan ini


dapat dibuktikan dengan memelihara bakteri tersebut dan
memberikan zat-zat anorganik saja, ternyata bakteri tersebut dapat
hidup dan berkembang. Apakah CO2 di alam akan habis karena
dipakai tumbuhan untuk asimilasi C? Tentu saja jawabannya tidak.
CO2 yang terpakai untuk asimilasi tumbuhan dan makhluk hidup
fotosintetik lainnya diganti dengan CO2 dari pernapasan semua
makhluk hidup, hasil pembakaran bahan-bahan organik, kegiatan
gunung api, dan aktivitas makhluk hidup lainnya.
Proses anabolisme dan katabolisme terjadi silih berganti. Reaksi
reaksi kimia yang terjadi dalam dunia kehidupan, melibatkan
lingkungan fisik di sekitarnya sehingga terjadi daur materi seperti:
daur nitrogen, daur karbon dan oksigen, daur air, daur belerang dan
daur fosfor.
Daur nitrogen
Nitrogen atau zat lemas merupakan unsur yang diperlukan oleh
setiap makhluk hidup. Nitrogen tidak diperlukan dalam bentuk unsur,
melainkan dalam bentuk persenyawaan. Atmosfer bumi mengandung
79% gas nitrogen. Gas ini sulit bereaksi dan karenanya tidak dapat
dimanfaatkan secara langsung oleh makhluk hidup.
Apa fungsi nitrogen bagi tubuh makhluk hidup? Nitrogen
merupakan salah satu pembentuk asam amino. Asam amino
merupakan persenyawaan pembentuk protein. Protein merupakan
senyawa yang berguna sebagai penyusun tubuh, misalnya otot,
daging, dan sebagai penggiat reaksi-reaksi metabolisme tubuh,
misalnya enzim pencernaan untuk mencernakan makanan.
Karena petir, nitrogen di atmosfer bersenyawa dengan oksigen
membentuk nitrat (NO3). Tumbuhan menyerap nitrat dari tanah untuk
dijadikan protein. Ketika tumbuhan dimakan konsumer, nitrogen
berpindah ke tubuh hewan. Urin, bangkai hewan, dan tumbuhan
yang mati akan diuraikan oleh makhluk hidup pengurai menjadi
amonium dan amoniak. Bakteri nitrit Nitrosomonas mengubah
amonium menjadi nitrit. Selanjutnya bakteri nitrat Nitrosobacter akan
mengubah nitrit menjadi nitrat. Peristiwa pengubahan amonium
menjadi nitrit dan nitrat disebut sebagai nitrifikasi. Nitrat akan
diserap lagi oleh tumbuhan.
56

Ada pula bakteri yang mampu mengubah nitrat atau nitrit menjadi
nitrogen bebas di udara. Proses ini disebut sebagai denitrifikasi.
Pada umumnya makhluk hidup tidak mampu memanfaatkan
nitrogen secara langsung dari udara. Akan tetapi ada pula yang dapat
memanfaatkannya. Contohnya bakteri Rhizobium yang bersimbiosis
dengan kacang-kacangan (kelompok Leguminosae) membentuk bintil
akar dan mampu mengikat nitrogen dari udara. Bakteri tersebut
sangat menguntungkan para petani, karena dapat menyediakan
nitrogen bagi tumbuhan inangnya dan juga dapat menyuburkan
tanah. Tanah yang kekurangan bakteri Rhizobium dapat ditaburi
dengan legin, yaitu biakan bakteri pengikat nitrogen yang saat ini
sudah banyak dijualbelikan. Jika tanah tersebut pernah ditanami
tanaman kacang-kacangan berarti tanah tersebut sudah mengandung
Rhizobium. Bila kalian menanam kedelai, tidak perlu memupuk (ZA,
urea) dalam jumlah banyak, karena sebagian dari N tersebut akan
dipenuhi oleh Rhizobium yang ada dalam bintil akar.
Daur karbon dan oksigen
Unsur C (karbon) diserap tumbuhan dalam bentuk CO 2 .
Tumbuhan tidak dapat menyerapnya dalam bentuk gula atau zat
tepung. Sebaliknya, hewan hanya dapat memanfaatkan karbon dalam
bentuk persenyawaan organik. Unsur C dan O selalu terlibat dalam
proses respirasi dan fotosintesis, yaitu dalam bentuk CO 2 dan O 2 .
Oleh karena itu, membahas daur karbon pada dasarnya juga
melibatkan pembahasan daur oksigen.
Daur karbon ini diawali oleh penyerapan CO 2 oleh tumbuhan,
dan dijadikan persenyawaan organik, seperti glukosa, melalui proses
fotosintesis. Selanjutnya, glukosa disusun menjadi amilum, kemudian
amilum diubah menjadi senyawa organik lainnya seperti, lemak,
protein, dan vitamin. Pada proses pernafasan tumbuhan, dihasilkan
lagi CO2. Dengan demikian, daur karbon terpendek terjadi pada
tumbuhan-lingkungan-tumbuhan. Demikian pula daur oksigen.
Hewan mendapatkan karbon setelah memakan tumbuhan baik
secara langsung maupun tak langsung. Tubuh hewan dan tumbuhan
yang mati diuraikan menjadi karbon dioksida, air, dan mineral oleh
makhluk hidup pengurai. Karbon dioksida yang terbentuk dilepaskan
ke udara. Demikian seterusnya daur karbon ini berlangsung. Daur
karbon ini merupakan daur karbon terpanjang yang berlangsung
melalui tumbuhan-hewan-pengurai-karbon dioksida di udaratumbuhan.
Dalam ekosistem normal, terjadi keseimbangan antara daur
karbon dan oksigen. Oksigen diserap hewan dan tumbuhan untuk
57

respirasi dan hasilnya berupa karbon dioksida akan dilepaskan ke


udara. Karbon dioksida ini digunakan oleh tumbuhan untuk
fotosintesis.
Daur air
Air sangat penting artinya bagi makhluk hidup karena air berfungsi
sebagi pelarut kation dan anion, pengatur suhu tubuh, pengatur
tekanan osmotik sel, dan bahan baku untuk fotosintesis. Bagi
manusia, air bermanfaat untuk minum, mandi, mencuci, irigasi,
pariwisata, dan pembangkit tenaga listrik. Di alam terjadi daur air
yang dapat diuraikan sebagai berikut.
Air laut, danau, dan sungai yang terkena cahaya matahari akan
menguap. Tumbuhan dan hewan juga mengeluarkan uap air. Uap air
akan membumbung ke atmosfer dan berkumpul membentuk awan.
Karen tiupan angin, awan akan bergerak menuju ke permukaan
daratan. Pengaruh suhu yang rendah mengakibatkan terjadinya
kondensasi uap air menjadi titik-titik air hujan. Air hujan yang turun di
permukaan, sebagian meresap kedalam tanah, sebagian
dimanfaatkan tumbuhan dan hewan, sebagian yang lain mengalir di
permukaan tanah menjadi sungai-sungai, dan sebagian lagi menguap
menjadi uap air yang akan turun kembali bersama air hujan.
Air yang meresap kedalam tanah bergerak menuju tempat-tempat
yang rendah karena gravitasi bumi. Pada tempat tertentu muncul
sebagai mata air yang akan mengalir sebagai sungai. Di sungai, air
dimanfaatkan lagi oleh biota sungai. Sungai yang menampung air,
baik dari air tanah, air hujan, maupun kelebihan air telah
dimanfaatkan manusia akhirnya mengalir menuju laut.
Indonesia merupakan negara di daerah khatulistiwa memilki daur
air alami. Secara kuantitatif Indonesia seharusnya tidak kekurangan
air. Akan tetapi, karena gangguan terhadap daur air alami, misalnya
akibat penebangan hutan secara liar, proses peresapan air terganggu
sehingga timbul banjir. Demikian juga, kuantitas air tidak terdistribusi
sebagaimana mestinya. Akibatnya, pada musim hujan terjadi banjir,
sedangkan pada musim kemarau terjadi kekeringan. Selain ini, air
bersih menjadi semakin langka karena pencemaran.
Daur belerang
Belerang (sulfur) merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan
2mendapatkan belerang dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ).
Di dalam tubuh tumbuhan, belerang digunakan sebagai penyusun
protein. Hewan dan manusia mendapatkan belerang dengan jalan
memakan
tumbuhan. Jika tumbuhan dan hewan mati,

58

mikroorganisme akan menguraikannya menjadi gas berbau busuk


2yaitu H2S atau menjadi SO2 dan SO4 .
Secara alami, belerang terkandung di dalam tanah dalam bnetuk
mineral tanah. Beberapa gunung berapi, misalnya Gunung Arjuno di
Jawa Timur, mengeluarkan belerang yang kemudian ditambang
menjadi belerang batangan. Gas belerang dihembuskan ke udara.
Selain itu, belerang di udara juga berasal dari sisa pembakaran
minyak bumi dan batubara, dalam bentuk SO2. Gas demikian banyak
dihasilkan oleh asap kenderaan dan pabrik. Karena uap air hujan, gas
tersebut berubah menjadi sulfat, yang jatuh di tanah, sungai, atau
lautan. Selanjutnya sulfat dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan atau
ganggang.
Daur fosfor
Fosfor merupakan bahan pembentuk tulang pada hewan. Semua
makhluk hidup memerlukan fosfor karena digunakan sebagai
pembentuk DNA, RNA, protein, energi (ATP), dan senyawa organik
lainnya. Daur fosfor terjadi melalui proses berikut.
Di dalam tanah, terkandung fosfat anorganik yang dapat diserap
tumbuhan. Hewan mendapatkan fosfor setelah memakan tumbuhan.
Tumbuhan dan hewan yang mati, feses, dan urinnya akan terurai
menghasilkan fosfat organik. Oleh bakteri, fosfat organik akan di ubah
menjadi fosfat anorganik yang dapat diserap tumbuhan.
Di dalam ekosistem air, juga terjadi daur fosfor, yakni tumbuhan
hewan air bakteri fosfat anorganik. Bagian tumbuhan yang jatuh
ke dasar danau yang dalam atau lautan dalam akan membentuk
endapan fosfor (batuan fosfor) yang tiak dapat dimanfaatkan kembali.
Inilah salah satu alasan semakin kecilnya ekosistem air dalam yang
tidak mempunyai arus air. Lautan yang memiliki arus air
mengakibatkan endapan fosfor teraduk dan menyuburkan ekosistem
laut. Pada tempat-tempat tertentu terjadi penimbunan fosfor karena
pemupukan kotoran burung. Kotoran burung ini dijadikan sebagai
pupuk organo.
Daur materi sangat penting artinya bagi kelestarian makhluk hidup
dan ekosistem. Ini berarti kelestarian ekosistem akan terancam jika
daur materi itu terganggu. Suatu contoh, di dalam ekosistem hutan,
semua predator mati. Karena tidak ada pemangsa, daur materi
terhenti. Makanan tertimbun di dalam tubuh herbivor yang kemudian
digunakan untuk berkembang biak tanpa kendali. Akibatnya, bahan
makanan berkurang dan terjadilah kompetisi dalam memperebutkan
makanan. Apa yang terjadi kemudian, sangat sulit untuk diramalkan.

59

3.3. Enzim dan peranannya


Reaksi-reaksi yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup
bekerja secara optimal pada suhu 30C (suhu ruang), misalnya pada
suhu tubuh tumbuhan. Sedangkan di dalam tubuh hewan homoitermis
berlangsung pada suhu 37C. Pada suhu tersebut proses oksidasi
akan berjalan lambat. Agar reaksi-reaksi berjalan lebih cepat
diperlukan katalisator.
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat
tersebut tidak ikut bereaksi. Dalam sel makhluk hidup, reaksi- reaksi
kimia dapat berlangsung dengan cepat karena adanya katalisator
hidup atau biokatalisator, yaitu : enzim.
Enzim merupakan pengatur suatu reaksi. Berikut ini adalah
contoh reaksi yang diatur oleh enzim. Contohnya:
Enzim maltase

Maltosa
(substrat)

2 glukosa
(produk)

Bahan tempat enzim bekerja disebut substrat. Dalam contoh


reaksi di atas substratnya adalah maltosa. Bahan baru atau materi
yang dibentuk sebagai hasil reaksi disebut produk. Dalam contoh
reaksi di atas hanya ada 1 produk yaitu glukosa. Enzim yang
mengkatalisis adalah maltase.
Reaksi tersebut dapat berlangsung ke arah sebaliknya. Dengan
kata lain reaksinya dua arah (reversible), maltosa dapat berubah
menjadi glukosa dan glukosa dapat berubah menjadi maltosa. Enzim
yang bekerja di kedua reaksi adalah maltase. Jika terdapat maltosa
lebih banyak daripada glukosa, reaksi berlangsung dari kiri ke kanan.
Sebaliknya, jika glukosa terdapat lebih banyak daripada maltosa,
maka reaksi berlangsung dari kanan ke kiri.
3.3.1. Susunan enzim
Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua
bagian, yaitu bagian protein dan bagian yang bukan protein. Bagian
protein disebut apoenzim, bersifat labil (mudah berubah), misalnya
terpengaruh oleh suhu dan keasaman. Bagian yang bukan protein
disebut gugus prostetik (aktif), terdiri atas kofaktor atau koenzim.
Kofaktor berasal dari molekul anorganik, yaitu logam, misalnya besi,
tembaga, dan seng. Sedangkan koenzim merupakan gugus prostetik
terdiri atas senyawa organik kompleks, misalnya NADH, FADH,
koenzim A, dan vitamin B.

60

3.3.2. Ciri-ciri enzim


Enzim merupakan suatu protein yang bekerja secara khusus,
dapat digunakan berulangkali, rusak oleh panas tinggi, terpengaruh
oleh pH, diperlukan dalam jumlah sedikit, dan dapat bekerja secara
bolak-balik.
3.3.2.1. Protein
Sebagian besar enzim (kecuali ribozime),
adalah protein.
Dengan demikian sifat-sifat yang dimilikinya sama dengan sifat
sifat protein, yaitu: menggumpal pada suhu tinggi dan terpengaruh
oleh pH
3.3.2.2. Bekerja secara khusus
Enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaksi tertentu, dan
tidak dapat mempengaruhi reaksi lainnya. Sebagai contoh: di
dalam usus rayap terdapat protozoa yang menghasilkan enzim
selulase sehingga rayap dapat hidup dengan makan kayu karena
dapt
mencerna
selulosa
(salah
satu
jenis
karbohidrat/polisakarida).
Sebaliknya manusia tidak dapat
mencerna kayu, meskipun mempunyai enzim amilase, yaitu enzim
yang dapat mencerna amilum/pati (yang juga merupakan jenis
polisakarida). Enzim amilase dan selulase masing-masing bekerja
secara khusus.
3.3.2.3. Dapat digunakan berulang kali
Enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah
pada saat terjadi reaksi. Meskipun dalam jumlah sedikit, adanya
enzim dalam suatu reaksi yang dikatalisirnya akan mempercepat
reaksi, karena enzim yang telah bekerja dalam reaksi tersebut
dapat digunakan kembali.
3.3.2.4. Rusak oleh panas
Enzim adalah suatu protein yang dapat rusak oleh panas disebut
denaturasi. Kebanyakan enzim rusak pada suhu di atas 50C.
Reaksi kimia akan meningkat dua kali lipat dengan kenaikan suhu
sebesar 10oC. Kenaikan suhu di atas suhu 50C tidak dapat
meningkatkan reaksi yang dikatalisir oleh enzim, tetapi justru
menurunkan atau menghentikan reaksi tersebut.
Hal ini
disebabkan enzimnya rusak sehingga enzim tersebut tidak dapat
bekerja. Demikian juga apabila kita memesan enzim-enzim dari
luar negeri, biasanya dikirim dalam pengepakan khusus dalam es
kering agar tidak rusak dalam perjalanan, dan enzim tersebut
disimpan dalam lemari es. Suhu rendah tidak merusak enzim
tetapi hanya menonaktifkannya saja.

61

3.3.2.5. Diperlukan dalam jumlah sedikit


Oleh karena enzim berfungsi sebagai mempercepat reaksi, tetapi
tidak ikut bereaksi, maka jumlah yang dipakai sebagai katalis tidak
perlu banyak. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali,
selama molekul tersebut tidak rusak.
3.3.2.6. Dapat bekerja bolak-balik
Umumnya enzim dapat bekerja secara bolak-balik. Artinya, suatu
enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa menjadi
senyawa-senyawa lain, dan sebaliknya dapat pula bekerja
menyusun senyawa-senyawa itu menjadi senyawa semula. Pada
tumbuhan, proses fotosintesis menghasilkan glukosa. Apabila
glukosa yang dihasilkan dalam jumlah banyak, maka glukosa
tersebut diubah dan disimpan dalam bentuk pati. Pada saat
diperlukan, misalnya untuk pertumbuhan, pati yang disimpan
sebagai cadangan makanan tersebut diubah kembali menjadi
glukosa.
3.3.2.7. Kerja enzim dipengaruhi lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh pada kerja enzim adalah suhu, pH,
hasil akhir, dan zat penghambat.
3.3.2.7.1 Suhu
Enzim bekerja optimal pada suhu 30C atau pada suhu tubuh
dan akan rusak pada suhu tinggi. Biasanya enzim bersifat nonaktif
pada suhu rendah (0C atau di bawahnya), tetapi tidak rusak. Jika
suhunya kembali normal enzim mampu bekerja kembali.
Sementara pada suhu tinggi, enzim rusak dan tidak dapat
berfungsi kembali.
3.3.2.7.2. pH
Enzim bekerja optimal pada pH tertentu, umumnya pada pH
netral. Pada kondisi asam atau basa, kerja enzim terhambat. Agar
enzim dapat bekerja secara maksimal, pada penelitian/percobaan
yang menggunakan enzim, kondisi pH larutan dijaga agar tidak
berubah, yaitu dengan menggunakan larutan penyangga (buffer)
3.3.2.7.3. Hasil akhir
Kerja enzim dipengaruhi hasil akhir. Hasil akhir yang
menumpuk menyebabkan enzim sulit bertemu dengan substrat.
Semakin menumpuk hasil akhir, semakin lambat kerja enzim.
3.3.2.7.4. Zat penghambat
Zat yang dapat menghambat kerja enzim disebut zat
penghambat atau inhibitor. Zat tersebut memiliki struktur seperti
enzim yang dapat masuk ke substrat, atau ada yang memiliki
62

struktur seperti substrat sehingga enzim salah masuk ke


penghambat tersebut. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
semisal enzim itu anak kunci, terdapat zat penghambat (inhibitor)
yang:
- strukturnya mirip anak kunci (enzim), sehingga zat penghambat
itu dapat masuk ke dalam gembok kunci (substrat).
- bentuknya mirip gembok kunci (substrat), sehingga enzim
sebagai anak kunci keliru masuk ke anak kunci palsu.
3.3.3. Penamaan enzim
Enzim diberi nama sesuai dengan substratnya, diberikan akhiran
ase.
a. Enzim selulase, adalah enzim yang dapat menguraikan selulosa.
b. Enzim lipase, menguraikan lipid atau lemak.
c. Enzim protease, menguraikan protein.
d. Enzim karbohidrase, menguraikan karbohidrat.
Karbohidrase merupakan suatu kelompok enzim. Termasuk di
dalamnya amilase, menguraikan amilum menjadi maltosa dan
maltase, menguraikan maltosa menjadi glukosa.
Ada dua cara penamaan enzim, yaitu secara sistematis
(berdasarkan atas reaksi yang terjadi) dan trivial (nama singkat).
Contohnya:
ATP+ glukosa

ADP+Glukosa 6-Fosfat

Nama sistematik: ATP: Glukosa 6-Fosfat


Nama trivial : Heksokinase
Dengan berkembangnya ilmu genetika dan dilakukannya berbagai
percobaan di bidang ini, dapat dibuktikan bahwa pembentukan enzim
atau kelompok enzim diatur oleh gen atau kelompok gen dalam
kromosom. George Beadle dan Edward Tatum mendapat hadiah
novel pada tahun 1958 atas jasa mereka menemukan gen pengendali
sintesis protein dan enzim yang disimpulkan dalam suatu teori one
gene, one enzyme.
3.3.4. Cara kerja enzim
Molekul selalu bergerak dan bertumbukan satu sama lain. Jika
suatu molekul substrat menumbuk molekul enzim yang tepat, maka
akan menempel pada enzim.Tempat menempelnya molekul substrat
pada enzim disebut sisi aktif. Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk
molekul produk. Ada 2 teori mengenai kerja enzim, yaitu:

63

a. Teori gembok anak kunci (key-lock)


Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai
untuk satu jenis substrat saja Gambar 3.4 A) Substrat sesuai
dengan sisi aktif seperti gembok kunci dengan anak kuncinya. Hal
itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Jika enzim
mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif
berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga
mempunyai pengaruh yang sama.
b. Teori cocok terinduksi (induced fit).
Sisi aktif enzim lebih fleksibel dalam menyesuaikan struktur
substrat. Ikatan antara enzim dan substrat dapat berubah
menyesuaikan dengan substrat.
3.3.5. Inhibitor
Merupakan zat yang dapat menghambat kerja enzim. Bersifat
reversible dan irreversible. Inhibitor reversible dibedakan menjadi
inhibitor kompetitif dan nonkompetitif (Gambar 3.4B )
a. Inhibitor kompetitif
Menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif enzim.
Inhibitor ini besaing dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif
enzim. Pengambatan bersifat reversibel (dapat kembali seperti
semula) dan dapat dihilangkan dengan menambah konsentrasi
substrat.
Inhibitor kompetitif misalnya malonat dan oksalosuksinat, yang
bersaing dengan substrat untuk berikatan dengan enzim suksinat
dehidrogenase, yaitu enzim yang bekerja pada substrat oseli
suksinat.
b. Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor ini biasanya berupa senyawa kimia yang tidak mirip
dengan substrat dan berikatan pada sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan
ini menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga sisi aktif enzim
tidak sesuai lagi dengan substratnya. Contohnya antibiotik penisilin
menghambat kerja enzim penyusun dinding sel bakteri. Inhibitor ini
bersifat reversible tetapi tidak dapat dihilangkan dengan
menambahkan konsentrasi substrat.

64

Gambar 3.4. A Kerja enzim seperti gembok-anak kunci


B. Inhibitor kompetitif dan non kompetitif
(Campbell, 2006)
c. Inhibitor irreversibel
Inhibitor ini berikatan dengan sisi aktif enzim secara kuat sehingga
tidak dapat terlepas. Enzim menjadi tidak
aktif dan tidak dapat
kembali
seperti
semula
(irreversible).
Contohnya,
diisopropilfluorofosfat yang menghambat kerja asetilkolin-esterase.
Rangkuman
Zat-zat yang masuk dalam tubuh makhluk hidup dapat dalam
bentuk organik maupun anorganik. Pertukaran zat meliputi
anabolisme (penyusunan senyawa-senyawa organik dari senyawa
sederhana menjadi senyawa kompleks dengan menggunakan energi)
dan katabolisme (penguraian senyawa-senyawa organik yang
kompleks menjadi sederhana dengan menghasilkan energi yang
digunakan oleh makhluk hidup untuk berbagai kegiatan).
Makhluk hidup memerlukan materi dan energi untuk
pertumbuhannya. Berdasarkan cara mendapatkan materi dan energi,
setiap makhluk hidup dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu:
fotoautotrof, kemoautotrof, fotoheterotrof, dan kemoheterotrof.
Makhluk hidup autotrof dapat mensintesis makanannya sendiri.
Berdasarkan cara hidupnya, makhluk hidup heterotrof dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: saprofit dan simbion
(helotisme = parasitisme, mutualisme, dan komensalisme).

65

Zat-zat penyusun tubuh tumbuhan diperoleh dengan analisis


kimia, kultur air, kultur pasir dan analisis abu yang menghasilkan
unsur hara makro, unsur hara mikro dan unsur tambahan.
Kekurangan unsur-unsur hara tersebut akan menyebabkan gejalagejala klinis tanaman seperti tanaman menjadi kuning, kekeringan,
layu sampai mengalami kematian.
Tumbuhan juga melakukan katabolisme (respirasi) dan
anabolisme (fotosintesis dan kemosintesis). Katabolisme adalah
reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim. Berdasarkan kebutuhan akan
oksigen, respirasi internal dibagi menjadi respirasi aerobik
(memerlukan oksigen) dengan tiga tahap yaitu glikolisis, siklus Krebs,
dan transpor elektron serta respirasi anaerobik (tidak membutuhkan
oksigen) yang menghasilkan fermentasi alkohol, asam laktat, atau
asam sitrat.
Fotosintesis adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari
zat anorganik (air, karbon dioksida) dengan pertolongan energi
cahaya. Beberapa ilmuwan yang melakukan penelitian tetang
fotosintesis adalah Ingenhousz, T W Engelmann, Sachs, Hill dan
Blackman dengan reaksi terang dan reaksi gelap.
Proses penyusunan bahan organik menggunakan energi
pemecahan senyawa kimia, disebut kemosintesis. Kemosintesis
dilakukan oleh mikroorganisme seperti bakteri belerang (Begiota,
Thiotrix), bakteri nitrit (Nitrosomonas), bakteri nitrat (Nitrosobacter),
dan bakteri besi (Cladotrix).
Pada peristiwa anabolisme terjadi suatu siklus yang
memperlihatkan hubungan antara lingkungan abiotik dengan dunia
kehidupan, seperti: daur nitrogen, daur karbon dan oksigen, daur air,
daur belerang dan daur fosfor.
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat
tersebut tidak ikut bereaksi. Enzim merupakan biokatalisator yang
mempercepat proses metabolisme pada tumbuhan dan hewan.
Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua
bagian, yaitu bagian protein dan bagian yang bukan protein.
Ciri-ciri enzim merupakan protein, bekerja secara khusus, dapat
digunakan berulang kali, rusak oleh panas, diperlukan dalam jumlah
sedikit, dapat bekerja bolak-balik, kerja enzim dipengaruhi lingkungan
(suhu, pH, hasil akhir, dan zat penghambat).Penamaan enzim sesuai
dengan substratnya, misalnya enzim selulose adalah enzim yang
dapat menguraikan selulosa. George Beadle dan Edward Tatum
66

menemukan gen pengendali sintesis protein dan enzim yang dengan


teori one gene, one enzyme.
Cara kerja enzim seperti teori gembok dan anak kunci (key-lock)
dan teori cocok terinduksi (induced fit). Zat yang dapat menghambat
kerja enzim disebut inhibitor, dibedakan dalam dua kelompok, yaitu:
inhibitor kompetitif, inhibitor non kompetitif, dan inhibitor irreversibel.

Soal Latihan
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e untuk
jawaban yang tepat!
1. Fermentasi alkohol yang dilakukan oleh Saccharomyces dalam
larutan yang mengandung glukosa dapat dituliskan dalam
persamaan reaksi .
a. C6H12O6
C2H5OH+CO2
b. C6H12O6
2C2H5OH+2CO2+28kkal
c. C6H12O6
2C2H5OH+2CO+O2
d C6H12O6.
2C3H4O3+2H2
e. C6H12O6
C2H5OH+2H2O+2CO2
2. Perbedaan antara kemosintesis dan fotosintesis terletak pada .
a. macam unsur yang digunakan
b. sumber energi yang dimanfaatkan
c. macam makhluk hidup yang bekerja
d. medium tempat hidup makhluk hidup
e. zat hasil sintesisnya
3. Gejala klorosis pada tumbuhan dapat dihindarkan jika tanah tempat
tumbuhnya diberi pupuk yang mengandung .
a. urea
b. N, P, K
c. Fe dan Mg
d. Fosfat
e. C, H, O
4. Pembuatan tape dari singkong dengan bantuan ragi merupakan
proses .
a. respirasi
b. hidrolisis
a. fermentasi
b. degradasi
c. fosforilasi
67

5. Manakah yang merupakan peristiwa awal dari proses fotosintesis


.
a. terurainya CO2
b. terurainya klorofil
c. ionisasi CO2
d. teraktivasinya klorofil
e. terurainya molekul H2O
6. Fotosintesis pada tumbuhan berklorofil akan berlangsung jika
terdapat .
a. cahaya, tanah, CO2
b. cahaya, air, O2
c. cahaya, tanah, O2
d. cahaya, air, CO2
e. cahaya, tanah, air
7. Dalam tanaman terkandung unsur-unsur makro dan mikro.
Setelah diadakan analisis abu maka unsur-unsur yang ditemukan
dalam jumlah sangat sedikit adalah ....
a. Cu, Zn, Mo, S
b. Zn, B, Mo, Ca
c. Cl, Mo, B, Zn
d. B, Mo, Cl, Mg
e. Mo, Cl, Cu, Fe
8. Tumbuhan yang dapat hidup sebagai parasit dan sebagai saprofit
disebut .
a. hiperparasit
b. parasit obligat
c. setengah saprofit
d. parasit fakultatif
e. mutualisme
9. Fungsi klorofil pada proses fotosintesis adalah
a. mentransfer energi matahari
b. memfiksasi CO2 menjadi glukosa
c. merupakan donor elektron
d. membentuk amilum dari glukosa
e. peristiwa fotolisis
10. Enzim yang dapat mengubah pati menjadi maltosa disebut ....
a. maltose
b. amylase
c. amilose
d. protease
e. selulase
68

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!


1. Sebutkan macam-macam asimilasi beserta contoh-contohnya!
2. Berdasarkan kebutuhan makanannya parasit dapat dibedakan
menjadi tiga. Jelaskanlah!
3. Coba kalian jelaskan siklus nitrogen yang terjadi pada tumbuhan!
4. Sebutkan unsur-unsur pada tumbuhan ....
a. makro
b. mikro
c. tambahan
5. Jelaskan proses analisis abu pada tumbuhan!
6. Sebutkan lima jenis enzim yang berperan bagi kehidupan
manusia!
7. Salah satu sifat enzim seperti key-chain and lock. Apa
maksudnya, jelaskanlah!
8. Daun tua terlihat gejala antara lain warna daun hijau tua, atau
lebih tua daripada biasanya, tanaman kerdil, pembentukan buah
jelek, merugikan hasil/biji termasuk ciri tumbuhan kekurangan
unsur ...
9. Enzim merupakan biokatalisator. Mengapa demikian? Uraikanlah
pendapat kalian!
10. Respirasi anaerob dapat membentuk tiga macam fermentasi.
Jelaskan pendapat kalian!

69

BAB IV
HEREDITAS PADA MAKHLUK HIDUP
Melalui persilangan resiprok yaitu persilangan dengan asal
gamet jantan dan betina dipertukarkan, telah diketahui bahwa gamet
dari masing-masing induk (Parental =P) memberikan saham yang
sama di dalam pewarisan sifat. Bagian dari gamet induk yang
bertanggung jawab dalam pewarisan tersebut adalah gen yang
terdapat dalam kromosom. Istilah gen sebagai bahan keturunan
diperkenalkan oleh W. Johanse, sedangkan istilah kromosom
diperkenalkan oleh W. Waldayer.
Standar Kompetensi
Menerapkan prinsip-prinsip genetik tumbuhan dan hewan
Kompetensi Dasar
4.1. Mengidentifikasi gen, kromosom, pembelahan mitosis dan
meiosis.
4.2. Menerapkan Hukum Mendel dan penyimpangannya.
4.3. Mendeskripsikan mutasi dan faktor penyebabnya.
4.4. Mendeskripsikan peranan manusia dalam revolusi hijau dan
revolusi biru.
4.5. Menerapkan dasar-dasar pemuliaan (penemuan bibit unggul).
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Hereditas Pada Tumbuhan dan Hewan,
Kalian
diharapkan
dapat
memahami,
menafsirkan,
dan
mengkomunikasikan pemahaman konsep hereditas, penerapan
Hukum Mendel dan penyimpangannya serta dasar-dasar pemuliaan
tumbuhan dan hewan.
Kata-Kata Kunci
Alel
Antikodon
Antisense
Autosom
Breeding
Dihibrida
Diploid

Kromatin
Kromomer
Kromosom
Kromosom homolog
Kromosom kelamin
Letal
Lokus

71

Dominan
Double helix
Ekson
Epistasis
Fenotipe
Genotipe
Genom kromosom
Haploid
Heterozigot
Hipostasis
Homozigot
Intron
Karier
Kodon
Kriptomeri

Modifikasi
Monohibrida
Mutasi
Nukleosida
Nukleotida
Pautan
Pindah silang
Replikasi
Seleksi
Sense
Sistron
Template
Transkripsi
Translasi
Triplet

4.1. Struktur kimia materi genetik


4.1.1. Struktur DNA
Analisis secara kimia sel menunjukkan bahwa di dalam sel
terdapat senyawa-senyawa organik, seperti karbohidrat, lemak,
protein, dan asam nukleat. Asam nukleat ini (DNA) terdapat di dalam
nukleus sebagai penyusun benang-benang kromatin yang pada waktu
pembelahan sel akan memendek membentuk kromosom.
Nukleoplasma mengandung bermacam-macam bahan kimia,
seperti larutan fosfat, gula ribosa, protein, nukleotida, asam nukleat,
serta garam-garam mineral. Selain zat-zat tersebut, kita ketahui pula
bahwa bahan dasar nukleus adalah protein yang khas yang disebut
protein inti atau nukleoprotein. Nukleoprotein dibangun oleh senyawa
protein dan asam nukleat. Dari beberapa macam asam nukleat yang
ada sangkut pautnya dengan hereditas ada dua macam, yaitu DNA
dan RNA. DNA (Deoxyribose Nucleic Acid = Asam Deoksiribo Nukleat
= ADN) dan RNA (Ribose Nucleic Acid = Asam Ribo Nukleat = ARN).
Keduanya bertanggung jawab membentuk protein serta mengontrol
sifat-sifat keturunan. DNA merupakan materi genetik gen yang berada
dalam lokus kromosom. RNA dibentuk oleh DNA, membawa kode
genetik yang akan ditranslasi dan menentukan urutan asam amino
pembentuk protein. Protein fungsional (enzim) yang terbentuk akan
menentukan dapat tidaknya suatu reaksi berlangsung.
Penemu DNA dan RNA adalah seorang ahli kimia
berkebangsaan Jerman, Frederich Miesher (1869), yang menyelidiki
susunan kimia nukleus. Zat yang mengandung fosfor sangat tinggi
dalam nukleus mula-mula disebut nukleat.

72

Dengan penelitian lebih lanjut diketahui bahwa asam nukleat


tersusun
atas
nukleotida-nukleotida
sehingga
merupakan
polinukleotida. Satu nukleotida terdiri atas nukleosida dan fosfat (PO4).
Sedangkan nukleosida terdiri dari sebuah gula pentosa (berkarbon
lima) dan sebuah basa nitrogen, berupa: purin atau pirimidin. Jadi,
nukleosida adalah nukleotida yang tanpa fosfat, sedangkan nukleotida
adalah nukleosida dengan fosfat.
Asam deoksiribonukleat (DNA) merupakan molekul kompleks
yang dibentuk oleh 3 macam molekul, yaitu:
1. gula pentosa (deoksiribosa)
2. fosfat (PO4)
3. basa nitrogen terdiri dari:
a. Purin: Guanin (G) dan Adenin (A)
b. Pirimidin: Timin (T) dan Sitosin (C)
Jadi, suatu molekul nukleotida yang menyusun DNA terdiri dari
ikatan gula pentosa, basa N, dan fosfat, dapat berbentuk:
1. adenin nukleotida = adenin deoksiribosa fosfat
2. guanin nukleotida = guanin deoksiribosa fosfat
3. sitosin nukleotida = sitosin deoksiribosa fosfat
4. timin nukleotida = timin deoksiribosa fosfat
Berdasarkan hasil penelitian Franklin dan M.H.F. Wilkins pada
DNA dengan menggunakan sinar X, J.D.Watson dan F.C.H. Crick
mengemukakan suatu model gen (1953), yang terkenal dengan nama
double helix (tangga tali berpilin ganda) (lihat Gambar 4.1). Watson
dan Crick mendapatkan hadiah Nobel pada tahun 1962 atas
penemuan tersebut.

Gambar 4.1. Struktur molekul DNA heliks ganda.


73

Struktur kimia gen (DNA) menurut Watson-Crick berupa tangga


berpilin tersusun atas:
1. gula dan fosfat sebagai induk/ ibu tangga.
2. basa nitrogen, dengan pasangan tetapnya sebagai anak tangga.
G berpasangan dengan C, dihubungkan oleh tiga ikatan (lemah)
hidrogen, sedangkan T berpasangan dengan A dihubungkan oleh dua
ikatan (lemah) hidrogen
DNA mempunyai kemampuan autokatalitik membentuk DNA
baru yang sama persis dengan DNA asal, proses ini disebut replikasi,
Selain itu DNA juga mempunyai kemampuan membentuk molekul
kimia lain dari salah satu atau sebagian rantainya yang disebut
kemampuan heterokatalitik.
Peristiwa replikasi DNA pertama-tama diselidiki pada tahun 1957
oleh Taylor dan kawan-kawan dengan menggunakan nitrogen
radioaktif N15 yang dilabelkan dalam timidin. Timidin ialah senyawa
antara timin dan deoksiribosa. Percobaan Taylor dan kawan-kawan ini
diperkuat oleh penelitian Matthew Miselson dan Franklin Stahl (1958)
dengan menggunakan N dalam bentuk N15O3 pada bakteri
Escherichia coli, ternyata sel-sel anakan yang terbentuk mengandung
bahan radioaktif itu pula. Cara replikasi DNA berdasarkan percobaan
Meselson dan Stahl ini disebut dengan cara semi konservatif (lihat
Gambar 4.2), yang banyak diterima oleh sebagian besar ahli biologi.
Teori semi konservatif menyatakan bahwa dua pita dari double
helix memisahkan diri dan masing-masing pita yang lama membentuk
pita baru. Dengan demikian DNA yang dibentuk mempunyai satu utas
DNA lama yang berpasangan dengan utas DNA yang baru dibentuk
dan merupakan komplemennya.
Pada proses replikasi, urutan
nukleotida kedua DNA yang baru dibentuk tersebut persis sama
dengan urutan nukleotida pada DNA sebelumnya.
Replikasi berlangsung pada sel-sel yang sedang tumbuh, saat
interfase (mitosis). Proses replikasi DNA ini melibatkan beberapa
enzim antara lain:
a. Helikase, untuk mempermudah membuka rantai ganda DNA
menjadi dua buah rantai tunggal.
b. Polimerase, untuk menggabungkan deoksiribo nukleosida trifosfat.
c. Ligase, untuk menyambung bagian-bagian rantai tunggal DNA
yang baru terbentuk.

74

A. Replikasi menghasilkan DNA baru yang mempunyai urutan


nukleotida persis sama dengan DNA lama.

B. semikonservatif menghasilkan DNA baru yang mempunyai


satu utas dari DNA pembentuknya.

Gambar 4.2 Proses replikasi DNA.


Seperti halnya DNA, RNA mempunyai daya absorpsi maksimum
terhadap sinar violet dengan panjang gelombang 260 milimikron, serta
menyerap warna yang bersifat basa. RNA merupakan polinukleotida
yang disusun oleh gula ribose (pentosa), fosfat, dan basa nitrogen
berupa purin (Adenin dan Guanin) serta pirimidin (Cytosin dan Urasil)
yang menggantikan timin. Selain itu, RNA merupakan utas tunggal.
Perbedaan antara DNA dan RNA secara ringkas dapat dilihat
pada Tabel 4.1.

75

Tabel 4.1. Perbedaan DNA dan RNA


DNA

RNA

1.

Rantai
panjang dan
(double helix).

ganda

1.

Rantai pendek dan tunggal.

2.

Basa nitrogennya terdiri atas: purin,


yaitu (Adenin=A) dan (Guanin=G),
pirimidin berupa (Timin=T) dan
(Sitosoin=C).

2.

Basa nitrogennya terdiri atas:


purin, yaitu (Adenin=A) dan
(Guanin=G) dan pirimidin yaitu
(Urasil=U) dan Sitosin=C).

3.

Komponen gula pentosanya adalah


deoksiribosa,

3.

Komponen gula pentosanya


adalah ribosa.

4.

Hanya
ditemukan
dalam
kromosom,
mitokondria,
dan
kloroplas.

4.

Ditemukan dalam sitoplasma


(ribosom dan nukleus).

5.
5.

Fungsinya
berhubungan
dengan penurunan sifat
sintesis protein.

Fungsinya berhubungan erat


dengan
sintesis
protein
fungsional.

6.
6.

6. Kadarnya
tidak dipengaruhi
oleh aktivitas sintesis protein.

Kadarnya
dipengaruhi oleh
aktivitas sintesis protein.

erat
dan

RNA dibentuk oleh DNA di dalam nukleus melalui proses


transkripsi. Ada tiga macam RNA, yaitu :
1. RNA duta disebut juga mRNA (messenger RNA), berperan
membawa kode genetik dari DNA.
2. RNA ribosom (rRNA), berperan sebagai penyusun ribosom.
3. RNA transfer (tRNA), berperan membawa asam amino.
4.1.2. Kode genetik
Kode genetik ialah suatu cara untuk menetapkan jumlah serta
urutan nukleotida yang berperan dalam menentukan posisi yang tepat
dari tiap asam amino dalam rantai peptida yang panjang (polipeptida).
Berapa jumlah nukleotida yang diperlukan untuk mengkode
penempatan asam amino dalam polipeptida?
Nerenberg, Khorona, dan Holley tahun 1968 menerima hadiah
nobel karena menciptakan kode genetik dengan membuat mRNA
buatan yang hasilnya sebagai berikut:
1. Jika sebuah kodon hanya terdiri dari dari satu nukleotida saja,
maka akan didapatkan 4 kodon, yaitu A,G,C, dan U. Kode genetik
yang menggunakan 1 nukleotida saja disebut kode singlet, kode ini
tidak memenuhi syarat, sebab baru mengkode 4 asam amino,
padahal jumlah asam aminonya 20.
76

2. Jika sebuah kodon terdiri dari tiga nukleotida, didapatkan 43 = 64


kodon disebut kode triplet. Dengan kode triplet akan ada kelebihan
64-20= 44 kodon, tetapi ini tidak menjadikan masalah karena satu
macam asam amino dapat dikode oleh beberapa kodon (lihat
Tabel 4.2)
Maka semakin jelas bahwa kode yang berlaku sampai sekarang
adalah kode triplet. Dari 64 macam kodon, 3 kodon yaitu UAA, UAG,
dan UGA merupakan kodon nonsense (kodon stop), yaitu kodon yang
mengakhiri sintesis protein. Sedangkan kodon UAG dengan
terjemahannya metionin merupakan kodon awal (kodon start) yaitu
kodon untuk memulai terjadinya sintesis protein.
Tabel 4.2. Kodon triplet pada mRNA

4.1.3. Sintesis polipeptida


Kode genetik diekspresikan ke dalam bentuk sintesis protein.
Sintesis protein membutuhkan bahan dasar asam amino dan
berlangsung dalam ribosom. Sintesis ini melibatkan DNA, RNA, dan
ribosom. Secara garis besar ekspresi gen berlangsung melalui dua
tahap, yaitu transkripsi dan translasi (lihat Gambar 4.3)

77

Gambar 4.3. Proses transkripsi dan translasi.


4.1.3.1. Transkripsi
Informasi genetik dicetak dalam bentuk kode oleh DNA di dalam
inti sel. Pembawa informasi atau kode ini adalah mRNA (messenger
RNA) atau RNA duta. Kode-kode tercermin pada susunan atau urutan
basa nitrogen yang teratur dalam mRNA. Ini berarti kode atau
informasi adalah mRNA sendiri.
Pencetakan mRNA (kode) berdasarkan DNA cetakan disebut
transkripsi. Transkripsi adalah pembentukan mRNA dari salah satu
pita DNA (DNA cetakan) dengan bantuan enzim RNA polimerase
(Gambar 4.4)

Gambar 4.4. Transkripsi dengan enzim RNA polimerase.


Proses transkripsi adalah sebagai berikut:
a. RNA polimerase melekat pada molekul DNA
menyebabkan sebagian dari double helix terbuka.

78

sehingga

b. Akibat terbukanya pita DNA, basa-basa pada salah satu pita


menjadi bebas, sehingga memberi kesempatan pada basa-basa
pasangannya menyusun mRNA. Misalnya; Timin (T) dari DNA
akan membentuk Adenin (A) pada mRNA, Sitosin (C) dari DNA
akan membentuk Guanin (G) pada mRNA, dan seterusnya. Oleh
karena enzim RNA polimerase bergerak di sepanjang pita DNA
yang menjadi model. DNA yang melakukan transkripsi adalah DNA
sense/template.
c. mRNA yang sudah selesai dicetak akan meninggalkan inti sel
menuju sitoplasma dan melekat pada ribosom. Ribosom adalah
granula-granula dalam sitoplasma yang berperan dalam sintesis
protein. Biasanya berderet 4 atau 5 dan disebut polisom.
d. Transkripsi ini mirip dengan replikasi DNA, hanya bedanya:
- Basa Urasil RNA mengganti Timin DNA.
- mRNA yang terbentuk tidak tinggal berpasangan dengan pita
DNA pembuatnya, tetapi melepaskan diri meninggalkan inti sel.
- Replikasi DNA memberikan hasil yang tetap di dalam genom,
sedangkan pembentukan molekul RNA berlangsung dan
hasilnya digunakan langsung dalam waktu singkat untuk
sintesis protein
4.1.3.2. Translasi
Ribosom akan membaca kode yang ada pada mRNA dengan
bantuan RNA lain, yakni RNA transfer (tRNA). Di dalam sitoplasma
banyak terdapat tRNA, asam-asam amino dan lebih dari 20 enzimenzim amino hasil sintetase. Prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Pemindahan asam amino dari sitoplasma ke ribosom dilakukan
oleh tRNA. Asam amino terlebih dahulu diaktipkan dengan ATP
(Adenosin Trifosfat), proses ini dipengaruhi oleh enzim amino asil
sintetase. Hasilnya berupa Aminoil Adenosin Monofosfat (AA-AMP)
dan fosfat organik.
b. AA-AMP diikat oleh tRNA untuk dibawa ke ribosom.
c. Ujung bebas tRNA mengikat asam amino tertentu yang telah
diaktifkan. Di bagian lengkungan terdapat tiga basa nukleotida
yang disebut antikodon, yang nantinya berpasangan dengan tiga
basa yang disebut kodon pada pita mRNA.
d. Dalam ribosom terdapat situs (tempat) melekatnya mRNA dan
dan dua situs tRNA (P site dan A site) (lihat Gambar 4.5). Anti
kodon pada tRNA harus sesuai dengan pasangan basa dari kodon
pada mRNA. Jika asam-asam amino yang terdapat pada P site
telah bergabung ke asam amino yang terdapat pada tRNA di A site
79

maka ribosom akan bergerak sepanjang mRNA ketiga basa


berikutnya.
e. tRNA yang telah melepaskan asam amino kemudian meninggalkan
ribosom, bebas dalam sitoplasma untuk selanjutnya mampu
mengikat asam amino lain semacam yang telah diaktifkan oleh
ATP, sedangkan tRNA dengan rantai asam amino menempati P
site, tRNA berikutnya dengan asam amino akan datang ke ribosom
ke P site. Demikian seterusnya sehingga dalam polisom terangkai
bermacam-macam asam amino dan tersusun menjadi rangkaian
polipeptioda yang selanjutnya akan membentuk protein fungsional.

ribosom
tRNA

Asam amino (AA)

mRNA

P site

A site

Gambar 4.5 Translasi melibatkan ribosom, mRNA dan tRNA, dan


asam amino.
Translasi meliputi tiga tahapan, yaitu: inisiasi, elongasi dan
terminasi. Proses translasi akan berakhir jika sampai ke kodon
akhir. Perlu diingat bahwa pada setiap tahap diperlukan enzim
dan dua tahap pertama memerlukan energi.
Jadi dalam ribosom berlangsung penerjemahan urutan
nukleotida DNA ke protein. Urutan singkat sintesis protein
fungsional adalah sebagai berikut:
1. DNA membentuk mRNA untuk membawa kode sesuai urutan
basa N-nya.
2. mRNA meninggalkan inti, pergi ke ribosom dalam sitoplasma.
3. tRNA datang membawa asam amino yang sesuai dengan kode
yang dibawa oleh mRNA. tRNA ini bergabung dengan mRNA
sesuai dengan kode pasangan basa N-nya yang seharusnya.

80

4. Asamasam amino akan berjajar-jajar dalam urutan yang


sesuai dengan kode sehingga terbentuklah rangkaian
polipeptoda yang selanjutnya membentuk protein fungsional
(lihat Gambar 4.6)
5. Protein yang terbentuk merupakan enzim yang mengatur
metabolisme sel dan reproduksi.

DNA

mRNA

Gambar 4.6. Urutan asam amino pada protein (polipeptida),


ditentukan oleh urutan kodon triplet pada mRNA.
4.1.4. Kromosom
Kromosom adalah benang-benang halus (kromatin) dalam
plasma inti (nukleoplasma) yang mengalami pemendekan dan
perbesaran sewaktu sel mengalami proses pembelahan (mitosis
dan meiosis). Kromatin itu sendiri terdiri atas protein histon yang
dililit oleh DNA membentuk nukleosom. Pada waktu mitosis,
benang kromatin memendek melalui proses spiralisasi membentuk
selenoid, superkoil, akhirnya membentuk kromosom yang pendek
dan tebal, terlihat dalam bentuk dua belahan memanjang yang
dinamakan kromatid (Gambar 4.7). Kromosom tersebut menyusun
diri di bidang ekuator pada saat metafase. Pada saat metafase
masing-masing individu kromosom dapat dilihat dengan jelas
sehingga jumlahnya dapat dihitung.

81

sentromer

DNA

Serat silindris

dua kromatid

superkoil
histon

Gambar 4.7 Kromosom terbentuk melalui spiralisasi.


Setiap makhluk hidup mempunyai jumlah kromosom tertentu.
Individu yang satu spesies mempunyai jumlah kromosom sama.
Manusia misalnya, jumlah kromosom dalam setiap sel tubuhnya
ada 46 kromosom (23 pasang), Gorilla 48 kromosom, domba 60
kromosom, Lalat buah 8 kromosom, dan makhluk hidup lainnya
seperti pada Tabel 4.3.
Struktur kromosom dapat dilihat dengan jelas pada metafase
saat inti sel membelah. Sehubungan dengan itu ada 4 macam
bentuk kromosom menurut posisi sentromer, yakni:
1. Telosentrik: letak sentromer di ujung.
2. Akrosentrik: letak sentromer mendekati ujung.
3. Sub metasentrik: letak sentromer agak jauh dari ujung
kromosom dan biasanya membentuk huruf L atau J.
4. Metasentrik: letak sentromer berada di tengah sehingga
panjang masing-masing lengan sama.
Tabel 4.3. Jumlah kromosom makhluk hidup
Manusia
Gorilla
Orang Utan
Simpanse
Siamang
Kukang
Marmot
Kelinci
Kuda
Domba
Kambing
Sapi
Anjing
Kucing
82

46
48
48
48
50
50
60
44
60
60
60
60
78
38

Tikus (Rattus)
Mencit (Mus)
Ayam
Kadal
Katak
Salamander
Kumbang
Nyamuk (Culex)
Lalat (Musca)
Belalang
Drosophila melanogaster
D. obscura
D. virilis
Ascaris

42
40
40
34
26
28
28
16
12
24
8
10
12
2

nukleosom

Jengkerik
Cyclops
Pakis
Tomat
Tembakau
Kentang

24
4
44
24
48
48

Kecubung
Bawang
Jagung
Gandum (wheat)
Ercis
Buncis

24
16
20
42
14
14

Menurut fungsi mengatur jenis gamet, kromosom dapat


dibedakan atas:
1. Autosom (Kromosom tubuh): kromosom yang selalu terdapat
dalam pasangan sama pada individu jantan dan betina, dan
tidak berperan dalam mengatur jenis kelamin.
2. Gonosom (allosom = kromosom seks = kromosom kelamin =
kromosom pembeda): kromosom yang susunan pasangannya
berbeda pada individu jantan dan betina, dan bertanggung
jawab atas penentuan sifat jenis kelamin dan beberapa sifat
yang berkaitan dengannya.
Pada manusia dan kebanyakan hewan, kromosomnya terdiri atas:
*) 1 pasang gonosom (kromosom seks)
*) (n-1) pasang autosom (kromosom tubuh)
Contoh:
1. Lalat buah yang jumlah kromosomnya 8 (4 pasang) terdiri:
- 1 pasang gonosom (2 gonosom)
- 3 pasang autosom (6 autosom)
Maka:
a. Lalat buah jantan:
- setiap sel tubuhnya (somatis) mengandung:
3 pasang autosom (6 autosom) + sepasang gonosom (XY).
- setiap gamet mengandung: 3 autosm + X atau Y.
b. Lalat buah betina:
- setiap sel tubuhnya (somatis) mengandung:
3 pasang autosom + sepasang gonosom pasang autosom (XX)
- setiap gamet mengandung: 3 autosom + X.
2. Manusia mempunyai jumlah 46 kromosom (23 pasang), terdiri :
- 22 pasang autosom (44 autosom).
- 1 pasang gonosom (2 gonosom).
Maka:
a. Laki-laki:
- setiap sel tubuhnya (somatis) mengandung:
22 pasang autosom (44 autosom) + sepasang gonosom (XY).

83

- setiap gamet mengandung: 22 pasang autosom + X atau Y.


b. Perempuan:
- setiap sel tubuhnya (somatis) mengandung:
22 pasang autosom (44 autosom) + sepasang gonosom (XX).
- setiap gamet mengandung: 22 autosom + X.
Untuk bahan standar dalam mempelajari tingkah laku dan
susunan kromosom Drosophila melanogaster dijadikan sebagai
objek penyelidikan, disebabkan lalat memiliki sifat-sifat berikut ini:
1. memiliki kromosom raksasa (besarnya sampai 100 X
kromosom biasa).
2. cepat berkembang biak, mudah diperoleh, mudah dipelihara.
3. setelah 10-14 hari lalat sudah dewasa (siklus hidup singkat).
4. lalat betina bertelur banyak.
5. mempunyai 8 kromosom sehingga memudahkan penyelidikan.
4.1.5. Gen, Alel dan Alel Ganda
Thomas Hunt Morgan menemukan bahwa gen tersimpan
dalam lokus yang khas dalam kromosom. Jadi lokus merupakan
tempat kedudukan gen dalam kromosom.
Gen adalah substansi hereditas (DNA) yang mengkodekan
suatu sifat makhluk hidup, merupakan senyawa kimia yang antara
lain memiliki sifat-sifat:
a. sebagai zarah tersendiri yang terdapat dalam kromosom
b. mengandung informasi genetik
c. dapat menduplikasikan diri pada peristiwa mitosis, artinya dapat
membentuk gen yang serupa sehingga dapat menyampaikan
informasi genetik kepada generasi berikutnya.
Gen mempunyai dua fungsi pokok, yaitu:
1. mengatur perkembangan dan metabolisme individu.
2. menyampaikan informasi genetik kepada generasi berikutnya
melalui meiosis.
Gen-gen disimbolkan dengan huruf yang merupakan karakter
yang diaturnya. Huruf kapital untuk karakter yang dominan dan
huruf kecil untuk karakter yang resesif.
-

84

Bulat karakter dominan B


Kisut karakter resesif b (bukan k)
Kuning karakter dominan K
Hijau karakter resesif k (bukan h)

Berkaitan dengan lokus sebagai tempat gen dalam kromosom,


gen-gen pada kromosom digambarkan sebagai garis-garis pendek
horizontal pada garis vertikal sebagai Gambaran dari kromosom
(seperti pada Gambar 4.8).
B

Gambar 4.8. Alel pada suatu lokus.


Karena kromosom selalu berpasangan dalam sel tubuh
(kromosom homolog) maka gen-gen itu pun ditulis berpasangpasangan, dimana pasangan itu merupakan pasangan huruf yang
sama baik huruf kapital ataupun huruf kecil.
- kedudukan gen B di atas pada satu kromosom adalah
setentang/selevel/setingkat/bersesuaian dengan gen B dari
kromosom lain yang homolog. Demikian pula halnya dengan gen
b adalah setentang/selevel dengan gen b dari kromosom lain
yang homolog.
- Gen-gen
yang
berada
pada
lokus
yang
setentang/selevel/bersesuaian pada kromosom yang homolog
inilah yang disebut alel. Jadi alel merupakan bentuk alternatif
suatu gen.
Oleh karena itu gen B adalah alel dari b dan sebaliknya,
sedangkan gen K adalah alel dari k dan sebaliknya. Jadi Alel
adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian pada
pasangan kromosom yang sehomolog dan memiliki pekerjaan
sama atau berbeda tetapi untuk satu tugas tertentu.
- Umumnya alel terdiri atas 2 anggota. Namun ada juga seri alel
atau pasangan gen yang memiliki lebih dari 2 anggota alel,
misalnya 3, 4 sampai 20 atau lebih. Seri alel yang demikian
disebut alel ganda (multiple alleles).
- Berapa pun banyaknya anggota seri alel ganda, tetapi hanya dua
anggota yang terdapat dalam suatu sel tubuh dan hanya satu
anggota di dalam sel kelamin (gamet).
Contoh alel ganda:
Untuk warna bulu pada kelinci, pada 4 alel yang dirumuskan
dengan gen W, Wh, Wh dan w. Urutan dominasinya: W > Wk >
Wh >w, dimana gen:
- W : bulu normal
85

- Wk : bulu kelabu muda (Chinchlia)


- Wh : bulu himalaya (putih)
- w : bulu albino (tidak berpigmen)
Jadi:
- Untuk ekspresi bulu berwarna normal memiliki 4
kombinasi gen, yaitu: WW, WWk, WWh, Ww.
- Untuk ekspresi bulu kelabu muda memiliki 3
kombinasi gen, yaitu: WkWk, WKWh, Wkw.
- Untuk ekspresi bulu himalaya memiliki 2
kombinasi gen yaitu: WhWh dan Whw.
- Dan untuk ekspresi bulu albino hanya memiliki 1
kombinasi gen yaitu: ww.

kemungkinan
kemungkinan
kemungkinan
kemungkinan

Untuk golongan darah manusia Gen yang bertanggung jawab


dalam penentuan golongan darah untuk sistem ABO ada 3 alel
yaitu IA, IB, IO. Urutan dominasinya adalah IA = IB > IO. Golongan
darah A misalnya memiliki 2 kemungkinan kombinasi yaitu: IAIA dan
IAIO. Begitu juga dengan B memiliki 2 kemungkinan kombinasi
yaitu: IBIB dan IBIO. Sedangkan golongan darah O dan AB hanya
memiiliki 1 kombinasi yaitu IAIB dan IOIO.
4.2. Pembelahan mitosis dan meiosis
Pada makhluk hidup bersel eukariotik terdapat dua macam
reproduksi sel, yaitu mitosis dan meiosis. Kedua jenis reproduksi
ini akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
4.2.1. Pembelahan mitosis
Sel yang membelah secara mitosis akan menghasilkan dua sel
anak, masing-masing memiliki sifat dan jumlah kromosom yang
sama dengan induknya. Mitosis terjadi pada sel tubuh (sel
somatik), bersifat diploid (2n) dan pembelahan berlangsung secara
bertahap melalui beberapa fase, yaitu: profase, metafase,
anaphase, telofase, dan interfase.
a. Profase
Pada fase ini (lihat Gambar 4.9), sel induk yang akan
membelah memperlihatkan gejala terbentuknya dua sentriol dari
sentrosom, yang satu tetap berada di tempatnya, sedangkan yang
satu bergerak kearah kutub yang berlawanan. Masing-masing
sentriol memencarkan serabut-serabut berupa filamen yang
disebut benang gelendong pembelahan (benang spindle), yang
menghubungkan sentriol satu dengan lain.
Membran inti yang masih tampak pada profase awal kemudian
segera terpecah-pecah. Butiran kromatin memanjang menjadi
86

benang kromatin. Benang kromatin kemudian memendek dan


menebal menjadi kromosom, dengan bagian yang menggenting
disebut sentromer. Sentromer adalah bagian kromosom yang
tidak bisa menyerap zat warna.
Masing-masing sentromer
mengandung kinetokor, yaitu tempat mikrotubulus terikat.
Selanjutnya kromosom berduplikasi membujur menjadi dua
bagian yang masing-masing disebut kromatid. Bersamaan dengan
itu, anak inti (nukleolus) mengecil dan tidak tampak atau
menghilang. Dengan demikian, kromatid benang spindle meluas
keluar ke segala arah, disebut sebagai aster.
Di akhir pofase, selubung inti sel pecah dan setiap kromatid
melekat di beberapa benang spindle di kinektor. Kromosom
duplikat lalu meninggalkan daerah kutub dan berjajar di ekuator

Gambar 4.9 Profase Mitosis.


Pada sel tumbuhan yang tidak mempunyai sentriol, benang
gelendong pembelahan ini terbentuk di antara dua titik yang
disebut titik kutub.
b. Metafase
Periode selama kromosom di ekuatorial disebut metafase
(Gambar 4.10). Membran inti sudah menghilang, kromosom
berada di bidang ekuator, dengan sentromernya seolah kromosom
berpegang pada benang gelendong pembelahan. Pada fase ini
kromosom tampak paling jelas.

Gambar 4.10. Tahap metaphase Mitosis.

87

c. Anafase
Selama anafase (Gambar 4.11), kromatid bergerak menuju
kearah kutub-kutub yang berlawanan. Kinetokor yang masih
melekat pada benang spindel yang berfungsi menunjukkan jalan,
sedangkan lengan kromosom mengikuti di belakang.

Gambar 4.11. Tahap Anafase Mitosis.


d. Telofase
Pada tahap telofase, kromatid-kromatid mengumpul pada
kutub-kutub yang berlawanan (Gambar 4.12). Benang gelendong
menghilang, kromatid memanjang kembali membentuk benangbenang kromatin. Membran inti dan nukleolus terbentuk kembali.
Pada sel tumbuhan, di bidang ekuator terjadi pembentukan
lempengan sel dari bagian tengah menuju ke luar, sedangkan
pada sel hewan terjadi lekukan dari sebelah luar yang makin lama
makin ke dalam hingga sel induk terbagi menjadi dua. Kedua sel
anak, masing-masing mempunyai sifat dan jumlah yang kromosom
yang sama dengan induknya.

Gambar 4.12.Tahap telofase Mitosis.


e. Interfase
Interfase disebut pula fase istirahat, tetapi sebutan ini kurang
tepat karena justru pada saat ini sel mempersiapkan diri untuk
pembelahan lagi dengan mengumpulkan materi dan energi. Pada
fase ini kromosom tidak tampak.

88

Gambar 4.13. Tahap interfase.


Akhirnya pembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel
anak yang masing-masing sel anakan memiliki jumlah dan sifat
kromosom yang sama dengan sel induknya. Pada pembelahan ini
terjadi
pembagian
inti
(kariokinesis)
dan
pembagian
plasma/sitoplasma (sitokinesis).
Pada makhluk hidup multiseluler, mitosis merupakan
mekanisme memperbanyak sel atau pertumbuhan, penyembuhan
luka, dan perbanyakan secara vegetatif; sedangkan pada makhluk
hidup bersel satu, mitosis merupakan cara bereproduksi. Bagi
makhluk hidup bersel satu menjadi dua secara mitosis berarti
memperbanyak diri.
Apabila kalian menanam ubi kayu, ubi jalar, pisang, atau tebu,
kalian melakukan perbanyakan secara vegetatif. Tanaman yang
kalian peroleh akan menghasilkan sifat-sifat yang sama dengan
induknya. Hal ini disebabkan pada perbanyakan secara vegetatif
prinsipnya melalui pembelahan secara mitosis.
Pembelahan
mitosis menghasilkan sel-sel yang mempunyai sifat sama dengan
induknya, dari sel diploid menghasilkan sel-sel diploid, jumlah dan
susunan kromosom masih tetap sama. Perbanyakan vegetatif
lainnya adalah dengan cara okulasi, cangkok, menyambung, dan
kultur jaringan. Semuanya menghasilkan keturunan yang sama
dengan induknya.
Pada okulasi dan menyambung, kita menggabungkan dua sifat
tanaman induk, yaitu tanaman yang digunakan sebagai tanaman
bawah dan tanaman atas. Tanaman bawah biasanya dipilih
tanaman yang mempunyai sifat perakaran yang baik, tahan
terhadap penyakit akar, meskipun produksi tidak baik. Tanaman
atas dipilih tanaman yang mempunyai produksi bagus tetapi tidak
tahan terhadap penyakit akar. Dengan praktek menyambung dan
okulasi kita dapat memperoleh tanaman yang mempunyai
perakaran baik dan tahan terhadap penyakit akar serta mempunyai
produksi yang bagus. Praktik okulasi dan menyambung banyak

89

dilakukan pada tanaman karet, jeruk, manggis, durian, dan


tanaman buah-buahan lainnya.
4.2.2. Pembelahan meiosis
Pembelahan sel ini berlangsung melalui dua tahap melalui
interfase, dikenal dengan meiosis I dan meiosis II (lihat Gambar
4.14)
Meiosis I

Meiosis II

Tanpa
interfase

Profase I Metafase I Anafase I Telofase I

Profase II Metafase II Anafase II Telofase II

Gambar 4.14 Meiosis I dan II.


4.2.2.1. Meiosis I
Meiosis I, fase-fasenya meliputi :
a. Profase I
Profase terbagi lagi menjadi fase-fase sebagai berikut :
- Leptonema: benang-benang kromatin menjadi kromosom.
- Zigonema: kromosom yang sama bentuknya atau kromosom
homolog berdekatan dan bergandengan. Setiap pasang
kromosom homolog disebut bivalen.
- Pakinema: setiap bagian kromosom homolog mengganda, tetapi
masih dalam satu ikatan sentromer sehingga terbentuk tetrad.
- Diplonema: sentrosom membentuk dua sentriol yang masingmasing membentuk benang gelendong pembelahan.
Satu
sentriol tetap, sedangkan sentriol yang lain bergerak kea rah
kutub yang berlawanan. Membran inti dan nukleolus hilang.
Empat kromatid bivalen tadi disebut tetrad dan terjerat oleh
benang gelendong yang dibentuk oleh sentriol-sentriol.
b. Metafase I
Tetrad berkumpul di bidang ekuator.
c. Anafase I
Benang gelendong pembelahan dari masing-masing kutub
menarik kromosom homolog sehingga setiap pasangan
kromosom homolog berpisah bergerak ke arah kutub yang
berlawanan, sentromer belum membelah.
Setiap kutub
menerima campuran acak kromosom dari ibu dan bapak.
90

d. Telofase I
Kromatid memadat, selubung inti terbentuk, dan nukleous
muncul lagi, kemudian sitokinesis berlangsung. Pada manusia
terjadi duplikasi 2 kromosom dari jumlah sehingga terbentuk 4
kromatid sehingga terbentuk 23 kromosom yang diduplikasi di
setiap kutub. Benang gelendong lenyap, kromatid muncul
kembali; sentriol berperan sebagai sentrosom kembali.
4.2.2.2. Meiosis II
Meiosis II, fase-fasenya meliputi :
a. Profase II
Sentrosom membentuk dua sentriol yang letaknya pada kutub
yang berlawanan dan dihubungkan oleh benang gelendong.
Membran inti dan nukleolus lenyap, kromatin berubah menjadi
kromosom yang terjerat oleh benang gelendong.
b. Metafase II
Kromosom berada di bidang ekuator, kromatid berkelompok
dua-dua. Belum terjadi pembelahan sentromer.
c. Anafase II
Kromatid terkumpul pada kutub pembelahan lalu berubah
menjadi kromatid kembali. Bersamaan dengan itu membrane
inti dan anak inti terbentuk lagi, dan sekat pemisah semakin
jelas sehingga akhirnya terjadilah dua sel anakan.
Pada pembelahan meiosis terjadi dua kali pembelahan. Antara
pertama dan meiosis kedua tidak terdapat interfase. Satu sel
induk yang diploid (2n) menghasilkan empat sel anakan yang
bersifat haploid (n). Meiosis dapat disebut pula pembelahan
reduksi yang berarti terjadi pengurangan jumlah kromosomnya.
Hewan dan tumbuhan mengalami meiosis dan mitosis. Pada
hewan, fase diploid lebih dominan dibanding fase haploid. Pada
tumbuhan lumut, dan fungi, fase haploid lebih dominan dibanding
fase diploid. Pada tumbuhan berpembuluh seperti paku-pakuan,
tumbuhan berbiji terbuka maupun tertutup, fase
diploid lebih
dominan dibandingkan dengan fase haploid. Pada sel tumbuhan,
fase haploid disebut generasi gametofit dan fase diploid disebut
generasi sporofit.
Pada sel tumbuhan, sebelum pembentukan gamet didahului
dengan proses meiosis menghasilkan megaspora atau mikrospora.
Sebagai akibatnya terjadinya pengurangan jumlah kromosom
menjadi setengahnya selama proses ini.
Spora tersebut
91

selanjutnya mengalami mitosis membentuk gamet. Semua fase


haploid ini dari spora hingga gamet disebut generasi gametofit.
Meiosis memegang peran penting dalam pembentukan sel
kelamin/gamet dalam kelenjar kelamin (gonad), yang pada hewan
jantan terjadi di testis dan pada hewan betina terjadi di ovarium.
Pada tumbuhan berbiji, meiosis terjadi pada kepala sari dan
kandung lembaga. Pada tumbuhan lumut, meiosis terjadi di
sporangiumnya. Dengan demikian sekarang kita telah mengetahui
bahwa pada paku meiosis terjadi di sporangiumnya. Kita juga
mengenal bahwa spora yang terbentuk pada tumbuhan berspora
sifatnya haploid, mengapa?
Pada tumbuhan spermatophyta, yaitu tumbuhan bunga
(Anthophyta) atau angiospermae, benang sari terdiri atas kepala
sari (anter) dan tangkai sari (filamen). Gamet jantan (serbuk sari)
dibentuk di kepala sari. Di dalam kepala sari terdapat ruang serbuk
sari yang jumlahnya tergantung spesiesnya. Di tiap ruang ini
terdapat sejumlah sel induk, yaitu mikrosporosit (2n) yang
kemudian membelah secara meiosis sehingga terbentuk empat
mikrospora.
Setiap sel mikrospora menjadi berkembang dewasa
membentuk serbuk sari. Tiap serbuk sari mengandung 1 sel
tabung dan 1 inti generatif yang siap membuahi. Peristiwa
pembentukan gamet jantan di atas disebut mikrosporogenesis.
Putik terdiri dari kepala putik (stigma), tangkai putik dan
ovarium yang berisi bakal biji (ovulum). Di ovarium terdapat sel
induk (megasporosit) yang bersifat diploid. Setelah membelah
secara meiosis terbentuklah empat sel. Namun, hanya satu yang
bertahan menjadi megaspora sedangkan tiga yang lain mengalami
degerasi. Inti sel megaspora kemudian membelah menjadi dua,
membelah lagi menjadi empat, membelah lagi sehingga terdapat
delapan inti haploid. Selanjutnya, tiga inti berada di dekat pintu
bakal biji (mikropile), yaitu dua sebagai sinegrid (pengiring) dan
satu di tengah diapit sinegid sebagai ovum. Tiga inti lain berada di
tempat yang berlawanan dengan mikropile sebagai antipoda. Dua
inti bergabung di tengah sebagai inti kandung lembaga sekunder.
Pada perkembangan berikutnya bagian ini siap untuk dibuahi.
Pembuahan yang terjadi akan menghasilkan zigot bersifat diploid
dan endospermae bersifat triploid.
4.2.3. Perbedaan mitosis dan meiosis
Perbedaan antara mitosis dan meiosis dapat dilihat pada Tabel
4.4. berikut ini.
92

Tabel 4.4. Perbedaan Mitosis dan Meiosis


Faktor
Pembanding
Tujuan

Tempat terjadi

Tahap
pembelahan

Hasil

Mitosis
Pada makhluk hidup
bersel satu, bertujuan
untuk memperbanyak
diri (reproduksi).
Pada makhluk hidup
multiseluer bertujuan
untuk perbanyakan sel
dan pertumbuhan.
Pada tumbuhan terjadi
di jaringan meristematis,
misalnya di ujung
batang, ujung akar, dan
kambium.
Pada hewan terjadi di
sel-sel somatik (sel
tubuh).
Terjadi lewat rangkaian
tahapan, yaitu profase,
metafase, anafase,
telofase, dan interfase.

Dua sel anakan yang


memiliki jumlah
kromosom seperti
induknya (diploid).

Meiosis
Pada makhluk hidup
multiseluler untuk
membentuk sel kelamin
(gamet).
Berfungsi megurangi
jumlah kromosom agar
keturunannya memiliki
jumlah kromosom yang
sama.
Pada tumbuhan terjadi
di benang sari dan putik
Pada hewan terjadi di
alat kelamin

Terjadi dua rangkaian


tahapan yaitu meiosis I
dan meiosis II
Meiosis I
* Profase I (loptonema,
zigonema, pakinema,
diplonema, diakenesis),
metafase I, anafase I,
dan telofase I.
* Meiosis II
Profase II, metafase II,
anafase II dan
Telofase II.
Empat sel anakan
yang memiliki setengah
jumlah kromosom
induknya (haploid).

4.2.4. Gametogenesis
Proses pembentukan gamet disebut gematogenesis, yang
berlangsung secara meiosis (pematangan), yaitu perkembangan
dari hasil akhir meiosis yang tidak langsung menjadi gamet. Di
bagian muka telah disinggung bahwa gametogenesis berlangsung
di alat-alat kelamin baik pada tumbuhan maupun hewan.
Gametogenesis dibedakan menjadi dua yaitu spermatogenesis
(pembentukan sperma) dan oogenesis (pembentuikan ovum).
Secara prinsip keduanya melalui cara pembelahan yang sama,
namun hasil akhirya berbeda.

93

a. Spermatogenesis
Proses ini berlangsung dalam alat kelamin jantan, pada hewan
disebut testis terdapat bagian yang disebut tubulus seminiferus.
Pada bagian tersebut terdapat sel-sel primordial yang bersifat
tersebut berulang kali mengalami pembelahan secara mitosis, di
antaranya membentuk spermatogonium yang dianggap sebagai
induk sperma.
Spermatogonium bersifat diploid (2n), dalam pertumbuhannya
spermatogonium membentuk sel spermatosit primer yang bersifat
diploid pula, kemudian sel ini akan melakukan meiosis. Pada
meiosis I, dihasilkan dua sel anakan yang bersifat haploid. Pada
meiosis II, setiap sel tersebut menghasilkan dua sel anakan,
hingga pada meiosis II terbentuk empat sel anakan yang disebut
spermatid.
Spermatid
bersifat
haploid,
yang
dalam
pertumbuhannya mengalami maturasi membentuk spermatozoon.
Sel spermatid dilengkapi dengan ekor sehingga spermatozoon
dapat bergerak bebas bila berada pada medium cair. Hasil akhir
dari spermatozoon (jamak: spermatozoa) fungsional dari satu sel
induk yang mengalami meiosis.
b. Oogenesis
Oogenesis berlangsung dalam ovarium hewan atau kandung
lembaga dalam bakal biji pada tumbuhan berbiji (gametofit betina).
Sel primordial (asal) dalam ovarium yang bersifat diploid ialah
oogonium, dalam pertumbuhannya terbentuk oosit primer yang
bersifat diploid. Sel ini mengalami meiosis I sehingga terbentuk
dua sel anakan, yang satu selnya kecil disebut badan kutub primer.
Keduanya bersifat haploid karena telah terjadi reduksi pada
kromosom. Kedua sel ini mengalami meiosis II. Pada sel oosit
sekunder juga dihasilkan dua sel anakan, yang satu kecil di sebut
sel badan kutub, yang satu lagi ootid yang berlangsung pada
meiosis I juga berlangsung pada meiosis II, dan hasil anakan
berupa dua sel badan kutub. Namun sel badan kutub mengalami
degenerasi dalam perkembangannya hingga akhirnya mati,
sedangkan ootid mengalami perkembangan menjadi ovom.
Dengan demikian pada oogenesis, satu induk akhirnya membentuk
satu ovum yang fungsional dan tiga sel badan kutub yang tidak
fungsional (tidak terlibat dalam pembuahan).
4.3. Hereditas menurut hukum mendel dan penyimpangannya
Untuk membuktikan kebenaran teorinya, Gregor Johann
Mendel
(1822-1884)
melakukan
eksperimen
dengan
membastarkan tanaman-tanaman yang memiliki sifat beda.
Tanaman yang dipilih adalah tanaman kacang ercis (Pisum
sativum) karena memiliki kelebihan-kelebihan berikut:
94

1. mudah melakukan penyerbukan silang


2. mudah didapat
3. mudah hidup atau mudah dipelihara
4. cepat berbuah atau berumur pendek
5. dapat terjadi penyerbukan sendiri
6. terdapat jenis-jenis yang memiliki sifat beda yang mencolok,
misalnya: a. warna bunga: ungu atau putih
b. warna biji: kuning atau hijau
c. warna buah (polong): hijau atau kuning
d. bentuk biji : bulat (licin) atau keriput
e. kulit biji: halus atau kasar
f. ukuran batang; tinggi atau pendek
g. letak bunga aksial (di ketiak daun) atau terminal
(terletak di ujung batang)
Keragaman sifat pada Ercis dapat dilihat pada Gambar 4.15.

Gambar 4.15. Variasi karakter/sifat morfologi pada Pisum sativum.


Sebelum mempelajari hereditas Mendel, kita harus mengenal
beberapa istilah seperti gen dominan adalah gen yang mendominasi
pasangannya, seperti sifat B dikategorikan sebagai bulat. Gen
resesif merupakan gen yang tidak mendominasi pasangannya
seperti sifat keriput dengan simbol (b). Homozigot dominan adalah
pasangan gen dengan sifat yang sama seperti BB dan bb.
Heterozigot atau intermediet merupakan pasangan gen dengan sifat
yang berbeda seperti Bb. Berdasarkan hereditas menurut Mendel,
95

mangga bergalur murni dengan sifat buahnya kecil namun rasanya


manis, kita akan dapat memperoleh jenis mangga hibrida (hasil
pembastaran) dengan sifat buah yang besar dan rasanya
manis.dengan syarat sifat besar dominan terhadap sifat kecil, dan
sifat manis dominan terhadap sifat masam.
Untuk mengetahui bahwa satu tanaman bergalur murni dapat
dilakukan penyerbukan sendiri. Tanaman bergalur murni akan selalu
menghasilkan keturunan yang sifatnya sama dengan sifat induk
meski dilakukan berulang kali dalam beberapa generasi. Pada
perkawinan induk jantan dan induk betina disebut parental (tetua)
dan disimbolkan dengan huruf P (huruf kapital). Hasil persilangan
parental disebut anak (Filial) dan disimbolkan dengan huruf F (huruf
kapital). Persilangan induk galur murni dengan induk galur murni
disebut P1, dan filialnya disebut F1. Sedangkan persilangan induk
galur murni jantan F1 dengan individu betina F1 disebut F2, dan
seterusnya. Galur murni selalu bergenotipe homozigot dan
disimbolkan dengan dua huruf yang sama, huruf kapital semua atau
huruf kecil semua. Misalnya BB (untuk sifat dominan) atau bb (untuk
sifat resesif). Genotipe ialah sifat tidak tampak yang ditentukan oleh
pasangan gen dalam individu. Sifat yang tampak dari luar atau sifat
keturunan yang dapat kita amati disebut fenotipe. Contoh:
1. sifat warna biru pada bulu ayam adalah fenotipe, disimbolkan
BB, maka BB adalah genotipe.
2. sifat pemarah adalah fenotipe, disimbolkan RR, maka RR adalah
genotipe.
Menurut Stern (1930), genotipe dan faktor lingkungan dapat
mempengaruhi fenotipe, dengan demikian,dua genotipe yang sama
dapat menunjukkan fenotipe yang berbeda apabila lingkungan bagi
keduanya genotipe tersebut berlainan. Genotipe homozigot BB dan
RR disebut homozigot dominan, sedangkan bb dan rr adalah
homozigot resesif. B (huruf kapital) dengan b (huruf kecil) atau R dan
r merupakan pasangan gen yang masing-masing disebut alel.
Menurut letaknya alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang
bersesuaian di kromosom homolog, sedangkan jika dilihat dari
pengaruh gen pada fenotipe, alel adalah anggota dari sepasang gen
yang memiliki pengaruh berlawanan.
Misalnya:
1. B menentukan sifat warna biru pada bulu ayam, sedangkan b
tidak biru (putih misalnya) maka B merupakan alel dari b.
2. R (pemarah) alelnya r (penyabar) jadi B bukan alel dari r
demikian pula R bukan alel dari b.

96

Jika genotipe suatu individu terdiri dari pasangan alel yang tidak
sama maka disebut genotipe heterozigot (hetero = lain, zigot = hasil
penyatuan gamet jantan dan gamet betina sampai terjadi
pembelahan). Jika genotipe terdiri dari pasangan alel yang sama
disebut homozigot. Perlu difahami bahwa huruf-huruf BB, bb, RR, rr
dan sebagainya yang kita sebut genotipe, dengan fenotipe: warna
biru X putih: sifat pemarah X penyabar; merupakan suatu perjanjian
yang disepakati bersama (suatu konvensi).
Beberapa konvensi lain adalah sebagai berikut:
1). Gen-gen dominan (yang bersifat kuat sehingga menutupi
pengaruh alelnya) disimbolkan dengan huruf kapital, sedangkan
gen yang tertutup alelnya disebut resesif dan disimbolkan
dengan huruf yang sama dengan gen dominan, tetapi huruf kecil.
Contoh:
a. besar dominan terhadap kecil dapat ditulis dengan simbol
sebagai berikut: B x b
b. biru dominan terhadap putih dapat dituliskan dengan simbol:
B x b.
2). Genotipe individu heterozigot dituliskan dengan dua huruf. Gen
dengan sifat dominan dituliskan dengan huruf kapital di depan
dan sifat resesif alelnya ditulis dengan huruf kecil di belakang.
Contoh: RR fenotipenya pemarah ; R fenotipenya juga pemarah,
akan tetapi untuk genotipe penyabar selalu rr. Jadi fenotipe sifat
resesif selalu bergenotipe homozigot, yang berarti selalu bergalur
murni.
4.3.1. Monohibrid dan dihibrid
Monohibrid atau monohibridisasi adalah suatu persilangan
dengan satu sifat beda. Monohibrid pada percobaan Mendel
dilakukan dengan menyilangkan ercis berbatang tinggi dan ercis
berbatang pendek.
Untuk mengetahui bahwa suatu gen bersifat dominan maka
harus dilakukan monohibridisasi antara dua individu bergalur murni
yang memiliki sifat kontras (alelnya). Jika fenotipe F1 sama dengan
salah satu sifat gen yang diuji tadi, berarti jelaslah bahwa sifat itulah
yang dominan.
Jika diamati pada pembentukan gamet dari tanaman
heterozigot (F1), ternyata ada pemisahan alel, sehingga ada gamet
dengan alel T, dan ada gamet dengan alel t. Prinsipnya pada
pembentukan gamet pada genotipe induk yang heterozigot dengan
pemisahan alel tersebut terkenal dengan Hukum Mendel yang
disebut Hukum segregasi (pemisahan) gen secara bebas.
97

Cara mencari macam dan jumlah gamet menggunakan


diagram garpu. Dari data yang diperoleh dari percobaanpercobaannya Mendel menyusun hipotesis yang menerangkan
hukum-hukum hereditas sebagai berikut:
1. Tiap sifat makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang faktor
keturunan (gen) satu dari induk jantan lainnya dari induk betina.
2. Tiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif
sesamanya. Misalnya cokelat atau putih, bulat atau kisut, manis
atau asam, kedua bentuk alternatif ini disebut alel.
3. Satu dari pasangan alel itu dominan atau menutup alel yang
resesif bila keduanya bersama-sama.
4. Pada pembentukan sel kelamin (gamet) yaitu proses meiosis,
pasangan faktor-faktor keturunan memisah. Setiap gamet
menerima salah satu faktor dari pasangan itu, kemudian pada
proses fertilisasi, faktor-faktor itu akan berpasangan secara acak
5. Individu murni (galur murni) mempunyai dua alel yang sama,
dominan semua atau resesif semua. Alel dominan disimbolkan
dengan huruf besar, sedangkan alel resesif disimbolkan dengan
huruf kecil. Contohnya BB untuk pasangan alel bulat dominan
dan bb untuk pasangan tidak bulat atau keriput, bersifat resesif.
6. Semua individu F1 adalah seragam.
7. Jika sifat dominan tampak sepenuhnya, maka individu F1
memiliki fenotipe seperti induknya yang dominan.
Jika dominansi tampak sepenuhnya maka perkawinan monohibrid
(Tt X Tt), bila T= tinggi, dan t = rendah, menghasilkan keturunan
yang memperlihatkan perbandingan fenotipe pada F2 = 3 tinggi : 1

3
1
tinggi dibanding
rendah), tetapi perbandingan
4
4
1
genotipenya
1(TT):
2(Tt):
1(tt)
(yaitu
TT
dibanding
4
2
1
Tt dibanding tt ) .
4
4

rendah

(yaitu

Jika sifat gen dominan tidak penuh (intermediate) maka fenotipe


individu F1 tidak seperti salah satu fenotipe induk galur murni,
melainkan mempunyai sifat fenotipe diantara kedua induknya.

98

Demikian pula perbandingan fenotipe F2nya tidak 3:1, melainkan


1:2:1, sama dengan perbandingan genotipe F2nya.
Dihibrid atau dihibridisasi ialah suatu persilangan (pembastaran)
dengan dua sifat beda. Untuk membuktikan Hukum Mendel II yang
terkenal dengan prinsip berpasangan secara bebas, Mendel
melakukan eksperimen dengan membastarkan tanaman Pisum
sativum bergalur murni dengan memperhatikan dua sifat beda, yaitu
biji bulat berwarna kuning, dengan galur murni berbiji kisut berwarna
hijau. Gen R (bulat) dominan terhadap r (kisut), dan Y(kuning)
dominan terhadap y (hijau).
Dalam membuat perhitungan itu Mendel menganggap bahwa
gen-gen pembawa sifat itu terpisah secara bebas terhadap
sesamanya sewaktu terjadi pembentukan gamet. Hukum Mendel II
ini disebut juga Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas.
Jadi, pada dihibrid RrYy, misalnya:
Gen R mengelompok dengan Y
Gen R mengelompok dengan y
Gen r mengelompok dengan Y
Gen r mengelompok dengan y

gamet RY
gamet Ry
gamet rY
gamet ry

Angka-angka perbandingan fenotipe F2 monohibrid = 3:1,


sedangkan perbandingan fenotipe F2 dihibrid = 9:3:3:1 (Gambar 4.16)
Akan tetapi dalam kenyataannya perbandingan yang diperoleh tidak
persis seperti angka perbandingan di atas, melainkan mendekati
perbandingan 3:1 atau 9:3:3:1.
Misalnya:
Pada monohibrid diperoleh perbandingan keadaan batang tanaman:
Tinggi
:
pendek
787
:
277
2.814
:
1
3
:
1
Pada dihibrid diperoleh perbandingan:
Bulat kuning =
315 tanaman
bulat hijau
=
101 tanaman
Kisut kuning =
108 tanaman
Kisut hijau
=
32 tanaman
Angka-angka
mendekati 9:3:3:1.

tersebut

menunjukkan

suatu

perbandingan

99

Gambar 4.16. Persilangan dihibrid menghasilkan perbandingan


fenotipe 9 bulat kuning : 3 bulat hijau:
3 keriput kuning: 1 keriput hijau.
Pada dihibridisasi intermediate (dominan tidak penuh)
perbandingan fenotipe F1 tidak sama dengan salah satu fenotipe sel
induk melainkan mempunyai sifat diantara kedua gen dominan dengan
gen resesif. Jika prinsip-prinsip Mendel kita gabungkan, maka dapat
kita simpulkan sebagai berikut:
1. Prinsip hereditas menyatakan bahwa sifat-sifat makhluk hidup
dikendalikan oleh faktor-faktor menurun (gen). Setiap individu
berkembang dari zigot yang merupakan penyatuan gamet jantan
(spermatozooa) dan gamet betina (ovum). Melalui gamet-gamet
inilah informasi genetik dari kedua orang tua atau (induk)
diturunkan kepada individu yang dibentuknya. Informasi genetik
merupakan struktur nyata yaitu gen yang terkandung dalam
kromosom.
2. Prinsip segregasi bebas: pada pembentukan gamet pasangan gen
memisah secara bebas sehingga tiap gamet mendapatkan salah
satu gen dari pasangan gen (alel) tersebut.
3. Prinsip berpasangan bebas: pada pembuahan (fertilisasi), gen-gen
dari gamet jantan maupun gen-gen dari gamet betina akan
berpasangan secara bebas.

100

4. Prinsip dominansi penuh atau tidak penuh (intermediate), fenotipe


gen dominan akan menutupi pengaruh gen resesif. Sedangkan
pada prinsip dominasi tidak penuh, fenotipe gen pada individu
heterozigot berada diantara pengaruh kedua alel gen yang
menyusunnya.
Perkawinan resiprok
Prinsip-prinsip Mendel tersebut diatas mudah dibuktikan bila
diadakan perkawinan (penyilangan) resiprok. Perkawinan resiprok
adalah penyilangan antara tetua harus homozigot dan dari satu
individu berperan sebagai gamet jantan dan gamet betina
sehingga menghasilkan keturunan.
Back coss dan test cross
Backross adalah perkawinan antara individu F1 dengan salah
satu induknya (induk dominan atau induk resesif). Testcross
adalah perkawinan F1 dengan salah satu tetua yang bersifat
homozigot resesif.
Testcross merupakan perkawinan antara F1 dengan tetua
homozigot resesif, disebut juga perkawinan pengujian (uji silang)
karena bertujuan mengetahui apakah suatu individu bergenotipe
homozigot (galur murni) atau heterozigot. Jika hasil testcross
menunjukkan perbandingan fenotipe keturunan yang memisah
1:1, maka dapat disimpulkan bahwa individu yang diuji bukan
galur murni, berarti heterozigot. Jika hasil testcross 100%
berfenotipe sama berarti individu yang diuji bergenotipe
homozigot. Pada masa kini hibridisasi sangat berperan dalam
pencarian bibit unggul. Demikian pula penyakit keturunan pada
manusia dapat diketahui pewarisannya.
4.3.2. Penyimpangan semu Hukum Mendel (PSHM)
Penyimpangan semu hukum mendel (PSHM) terjadi apabila
munculnya perbandingan yang tidak sesuai atau menyimpang
dengan dengan Hukum Mendel. Disebut dengan penyimpangan
semu karena sebenarnya prinsip segregasi gen bebas tetap
berlaku, tetapi karena gen-gen yang membawa sifat memilki ciri
tertentu maka perbandingan yang dihasilkan menyimpang dari
Hukum Mendel (perbandingannya tidak 3:1 atau 9:3:3:1).
Penyimpangan ini meliputi: polimeri, komplementer, epistasishipostasis dan pautan gen.
a. Polimeri
Polimeri adalah gen dengan banyak sifat beda yang berdiri
sendiri-sendiri, tetapi mempengaruhi bagian yang sama pada
suatu makhluk hidup. Untuk memahami peristiwa itu Nilson-Ehle

101

mengadakan percobaan persilangan satu jenis gandum, yaitu


gandum bersekam merah dengan gandum bersekam putih.
b. Gen-gen komplementer
Gen komplementer adalah interaksi antara dua gen dominan,
jika terdapat bersama-sama akan saling melengkapi sehingga
muncul fenotipe alelnya. Bila salah satu gen tidak ada maka
pemunculan sifat terhalang. Contohnya: perkawinan pria bisu tuli
dengan wanita bisu tuli, ternyata keturunannya F1 semua normal,
c. Inhibiting gen (Epistasis-hipostasis)
Inhibiting gen adalah penyimpangan semu yang terjadi karena
terdapat dua gen yang dominan jika bersama-sama pengaruhnya
akan menghambat pengaruh salah satu gen dominan tersebut
sehingga perbandingan fenotipenya = 13:3.
d . Pautan gen
Gen yang ada dalam setiap makhluk hidup sangat banyak,
padahal kromosom yang ada hanya sedikit, hal tersebut dapat
mengakibatkan di dalam satu kromosom terdapat lebih dari satu
gen. Bila dalam satu kromosom terdapat lebih dari satu gen yang
mengendalikan sifat yang berbeda (bukan alelnya) maka peristiwa
itu disebut pautan gen (linkage=berangkai=pautan)
A
B
C
D
E

a
b
c
d
e

meiosis

A
B
C
D
E

dan

a
b
c
d
e

Pada skema di atas gen A terpaut dengan gen B; B terpaut


dengan C; C terpaut dengan gen D; dan D terpaut dengan E pada
kromosom yang sama, sedangkan alelnya a terpaut dengan b; b
terpaut dengan c; c terpaut dengan d; dan d terpaut dengan e.
Pada pembelahan sel secara meiosis, pembentukan sel gamet
kromosom memisah secara bebas sehingga gen-gen yang terletak
pada kromosom yang berlainan dapat memisah secara bebas.
Dalam peristiwa meiosis pada gen terpaut seperti diatas akan
dihasilkan dua macam gamet dengan susunan gen ABCDE dan
abcde, mengapa demikian? Menurut Sutton, gen-gen yang
letaknya pada satu kromosom tidak dapat diturunkan secara
bebas. Lebih-lebih gen yang berdekatan lokusnya cenderung
memisah bersama-sama. Dengan kata lain saling berpaut satu
sama lain. Jadi individu dengan genotipe AaBb yang mengalami
pautan, akan membentuk dua macam gamet saja, yakni gamet AB
dan ab.
102

Contoh: pada lalat Drosophila dikenal gen-gen


C = gen untuk sayap normal
c = gen untuk sayap keriput (lalat tak dapat terbang)
S = gen untuk dada polos
s = gen untuk dada bergaris-garis.
Misalnya untuk lalat jantan bersayap normal, dada polos
homozigotik CCSS dikawinkan dengan lalat betina bersayap
keriput, dada bergaris-garis ccss. Lalat-lalat F1 bersayap normal,
dada polos heterozigotik CcSs. Oleh karena ada pautan gen maka
hibrid ini akan membentuk dua macasm gamet saja, yaitu gamet
CS dan gamet cs. Akibatnya pekawinan dua lalat dihibrid tidak
akan menghasilkan keturunan F2 dengan perbandingan fenotipe
9:3:3:1 seperti Hukum Mendel, melainkan 3 lalat sayap normal
dada polos : 1 lalat sayap keriput bergaris-garis = 3:0:0:1 = 3:1
Jarak antar gen mempengaruhi ke eratan sifat pautan ini.
Makin dekat jarak antara gen, maka semakin erat pautan gen.
Untuk mengetahui adanya pautan antara dua gen dapat dilakukan
testcross, yaitu penyilangan individu F1 dengan tetua yang
homozigot resesif. Bila dalam testcross ternyata kombinasi
parental lebih besar 50% dan rekombinasi lebih kecil 50% maka
dapat disimpulkan bahwa terjadi pautan gen, persentase pautan
merupakan indikator kuat lemahnya pautan gen. Contoh: tanaman
mangga berbuah Bulat (BB) dan berkulit Kuning (KK) dominan
terhadap mangga berbuah Kisut (bb) warna Hijau (kk). Bila B dan
K tidak terpaut demikian pula gen b dan k, maka dari persilangan
induk BBKK dengan bbkk akan diperoleh F1 dengan fenotipe
Bulat Kuning (BbKk).
4.3.3. Pindah silang (Crossing over)
Pembentukan sel gamet jantan dan betina terjadi selama
pembelahan meiosis. Pada profase meiosis I, masing-masing
kromosom mengganda menjadi dua kromotid. Pada saat itulah
terjadi peristiwa pindah silang (crossing over); yaitu pertukaran
segmen kromatid-kromatid dari pasangan kromosom homolog.
Tempat persilangan dua kromatid disebut kiasma(Gambar 4.18).
Kromatid yang bersilang melekat dan terputus di bagian kiasma.
Setiap potongan kemudian melekat pada kromatid sebelahnya
secara timbal balik, sehingga akan diperoleh empat macam gamet.
Dua macam gamet yang memiliki gen seperti induknya (parental)
disebut gamet tipe parental.

103

Gambar 4.18. Pindah silang pada kiasma.


Dua macam gamet lainnya nerupakan gamet yang berbeda
dengan induknya. Gamet ini merupakan hasil peristiwa pindah
silang, sehingga disebut gamet rekombinasi. Gamet tipe parental
tidak mengalami pindah silang sehingga dibentuk dalam jumlah
yang lebih banyak. Gamet rekombinasi jumlahnya lebih sedikit,
akibatnya adalah keturunan yang memiliki sifat seperti parental
selalu lebih banyak dibanding dengan keturunan tipe rekombinasi.
Terdapat dua macam peristiwa pindah silang, yaitu pindah silang
tunggal dan pindah silang ganda.
Pindah silang tunggal terjadi pada satu tempat. Pindah silang
ganda terjadi di dua tempat atau lebih. Dengan terbentuknya
keturunan tipe parental dan rekombinasi besarnya nilai pindah
silang (NSP) dapat dihitung. NSP adalah angka yang menunjukkan
besarnya persentase kombinasi baru yang dihasilkan akibat
terjadinya pindah silang. Percobaan Morgan dan Bridges pada lalat
Drosophila melanogaster menunjukkan tidak adanya pindah silang
pada lalat jantan. Jika pada uji silang digunakan lalat jantan
dihibrid, maka hanya dihasilkan dua macam fenotipe saja yang
mirip lalat tipe parental. Jika digunakan lalat betina dihibrid akan
dihasilkan lalat tipe parental dan rekombinasi.
4.3.4. Penentuan jenis kelamin (determinasi seks)
Jenis kelamin pada makhluk hidup dibedakan atas jantan dan
betina. Tetapi di alam juga terdapat tumbuhan dan hewan tingkat
tinggi yang hemafrodit. Artinya dalam tubuh makhluk hidup
tersebut dapat dihasilkan gamet jantan dan betina. Terjadinya
perbedaan seks pada makhluk hidup dipengaruhi oleh faktor
genetik dan lingkungan.
104

a. Faktor genetik
Faktor genetik ditentukan oleh komposisi kromosom yang
mengandung bahan genetik.
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan biasanya ditentukan oleh keadaan fisiologis.
Bila kadar hormon kelamin dalam tubuh tidak seimbang dapat
mempengaruhi penampilan fenotipenya sehingga jenis kelamin
suatu makhluk dapat berubah.
4.3.5. Kromosom gamet
Pada tahun 1891, Henking seorang ahli biologi bangsa Jerman
mengawali penelitian tentang hubungan kromosom dengan jenis
kelamin. Dalam penelitian yang dilakukan pada spermatogenesis
beberapa serangga, dia berhasil ditemukan suatu struktur di dalam
inti sel yang dinamakan badan X. Henking menyatakan, setengah
jumlah kromosom pada sperma serangga mengandung struktur
tersebut. Penelitian tersebut dilanjutkan pada tahun 1902 oleh
McClung terhadap belalang. Pada penelitian itu tidak ditemukan
badan X berhubungan dengan penentuan jenis kelamin.
Penelitian-penelitian selanjutnya menghasilkan kesimpulan bahwa
badan X adalah sebuah kromosom. Oleh sebab itu badan X
disebut sebagai kromosom X. beberapa tipe penentuan jenis
kelamin yang dikenal adalah sebagai berikut:
a. Tipe XY, misalnya pada lalat buah, manusia dan mamalia.
Pada lalat buah, sel tubuhnya hanya memiliki 8 kromosom
(4 pasang). Delapan kromosom yang ada dalam inti sel itu
dibedakan atas 6 buah kromosom (3 pasang) yang bentuknya
sama pada jantan maupun betina, disebut autosom (kromosom
tubuh) disingkat A. Adapun kromosom lainnya disebut kromosom
seks (gonosom) sebab anggota dari sepasang kromosom ini tak
sama bentuknya antara lalat jantan dan betina.
Pada lalat betina, kedua kromosom X berbentuk batang lurus
dan diberi simbol XX, sedangkan kromosom lalat jantan memiliki
sebuah kromosom X berbentuk batang dan sebuah kromosom Y
yang lebih pendek dan ujungnya membengkok diberi simbol XY.
Karena lalat betina memiliki dua kromosom sejenis (yaitu
kromosom X) maka dikatakan bersifat homogametik dan lalat
jantan dikatakan bersifat heterogametik karena memiliki
kromosom X dan kromosom Y.
Dengan dasar di atas maka kromosom lalat Drosophila dapat
ditulis untuk lalat betina = AAXX dan lalat jantan =AAXY. Dalam
keadaan normal, lalat betina membentuk satu macam sel telur
105

haploid (AX). Sedangkan lalat jantan membentuk dua macam


spermatozoa yang membawa kromosom X (AX) dan yang
membawa kromosom Y (AY). Bila spermatozoa yang membawa
kromosom Y membuahi ovum akan dihasilkan anak lalat jantan
(AAXY). Perhatikan diagram di bawah ini :
P :

3AA
XX
/
\
3A 3A
X
X
ovum

F1 :

3AA
XX

3AA
XX

Lalat

><

3AA
XY
/
\
3A 3A
X
Y
spermatozoa

3AA
XY

3AA
XY

Lalat

Dengan demikian kariotip dari setiap sel tubuh lalat buah adalah:
* lalat betina 6A+XX atau 3AA+XX
* lalat jantan 6A+XY atau 3AA+XY
Pada meiosis lalat betina menghasilkan satu macam gamet
dengan kariotipe 3A+X sedangkan lalat jantan menghasilkan dua
macam gamet dengan kariotipe 3A+X dan 3A+Y.
Pada manusia kromosom dibedakan menjadi kromosom tubuh
(autosom) dan kromosom gamet (gonosom). Setiap sel tubuh
manusia mengandung 46 kromosom terdiri dari 44 (22 pasang)
autosom dan 2 gonosom (1 pasang). Pada wanita kromosom
kelamin berupa dua kromosom X, sedangkan pada pria sebuah
kromosom X dan sebuah kromosom Y, sehingga pada manusia
normal kromosom dapat ditulis sebagai berikut:
1. Cara lama berdasarkan kongres genetika internasional di
Denver, USA tahun 1960, wanita = 22AA XX dan pria =
22 AA XY.
2. Cara baru berdasarkan kongres genetika international di Paris,
Perancis tahun 1971; wanita = 46, XX dan pria= 46, XY.
Kromosom manusia berjumlah 46 dapat diklasifikasikan
berdasarkan ukurannya mulai dari yang terpanjang hingga
terpendek, sehingga terbentuk sebuah kariotipe.
106

b. Tipe XO, berlaku bagi banyak jenis serangga misalnya


serangga. Serangga betina memiliki dua buah kromosom X
sehingga disebut XX, sedangkan serangga yang jantan hanya
memiliki kromosom X saja sehingga disebut XO. Drosophila XO
merupakan lalat jantan steril, tetapi belalang berkromosom XO
adalah jantan fertil.
c. Tipe ZW misalnya pada burung, kupu-kupu dan lain-lain. Pada
tipe ini yang heterogametik adalah betina sedangkan yang jantan
homogametik. Untuk menghindari kekeliruan dengan tipe XX-XY
maka pada tipe ini dipakai Z dan W. jadi burung betina adalah ZW
(atau XY) sedangkan burung jantan ZZ (atau XX).
d. tipe Haplo-diploid, misalnya pada serangga. Pada tipe ini
makhluk hidup yang memiliki kromosom haploid adalah betina dan
yang diploid adalah jantan.
e. tipe ZO, berlaku pada unggas (ayam, itik, dan sebagainya).
Pada tipe ini yang heterogametik adalah hewan betina, tetapi
hanya memiliki sebuah kromosom gamet saja (ZO atau XO),
sedangkan yang jantan homogametik (ZZ atau XX).
4.3.6. Pautan Seks
Setiap makhluk hidup memiliki dua macam kromosom, yaitu
autosom dan kromosom gamet (gonosom). Pewarisan sifat dari
induk kepada anak-anaknya ditentukan oleh gen pada autosom
tanpa membedakan jenis kelamin, misalnya warna mata, warna
rambut, albino dan sebagainya. Selain gen autosomal, ada juga
gen yang terdapat pada kromosom gamet yang disebut pautan
seks (sex lingkage).
Gen-gen yang terangkai pada kromosom gamet disebut gen
terpaut kelamin/seks (sex linked gene), yang dapat dibedakan
menjadi gen terpaut-X (X-linked gene) dan gen terpaut-Y (Y-linked
gene).
a. Pautan seks pada Drosophila melanogaster
Peristiwa yang menunjukkan adanya hubungan antara sifat
keturunan dan sifat kelamin telah diketahui sejak tahun 600 SM.
Misalnya peristiwa darah sukar membeku pada luka yang diderita
anak laki-laki. Pada tahun 1901, Morgan berhasil menemukan
adanya pautan seks melalui percobaan dengan menggunakan lalat
Drosophila melanogaster. Morgan mengawinkan lalat jantan
bermata putih dengan lalat betina normal (bermata merah?)
ternyata semua lalat F1 bermata merah, sedangkan F2
107

memperlihatkan semua perbandingan

3
1
bermata merah dan
4
4

bermata putih, selain itu lalat F2 yang bermata merah adalah


betina. Setengah jumlah lalat jantan bermata merah dan setengah
lagi bermata putih. Dengan kata lain, semua keturunan yang
bermata putih adalah jantan.
b. Pautan seks pada manusia
Sekitar 150 sifat keturunan pada manusia yang kemungkinan
besar disebabkan oleh gen-gen tersebut-X, misalnya buta warna,
hemofilia, dan anadontia.
a. Buta Warna
1. Buta warna merah hijau
Buta warna ini disebabkan atas:
a. Buta warna deutan, apabila yang rusak atau lemah bagian
mata yang peka terhadap warna hijau.
b. buta warna protan, apabila yang rusak atau lemah bagian
mata yang peka terhadap warna merah. Buta warna
deutan lebih sering dijumpai daripada buta warna protan.
2. Buta warna total
Penderita buta warna total hanya melihat warna hitam dan
putih. Buta warna disebabkan oleh gen resesif c (dari kata
colour blind) yang terpaut kromosom X. Seorang wanita
memiliki dua kromosom X, maka kemungkinannya adalah
seorang wanita dapat normal homozigot (XCXC), normal
heterozigot (XCXc), atau buta warna homozigot (XcXc).
Seorang pria memiliki sebuah kromosom X, sehingga
kemungkinannya hanya normal (XCY) atau buta warna
(XcY).
Perhatikan diagram di bawah mengenai perkawinan antara
seorang pria buta warna dengan wanita normal homozigot.
Sifat buta warna yang dimiliki ayah akan diwariskan kepada
seluruh anaknya yang perempuan. Tidak satupun anaknya
yang laki-laki menderita buta warna dan seluruh anaknya
perempuan normal carrier (pembawa sifat buta warna).
P
Gamet
F1

108

: XC XC
><
Xc Y
(normal)
(buta warna)
:
XC
Xc ; Y
C c
: X X = perempuan normal (carrier)
XC Y = laki-laki normal

Bagaimanakah jika keadaannya terbalik? Perkawinan


antara pria normal (XCY) dengan wanita buta warna (Xc Xc),
maka semua anak perempuan normal tetapi carier (XC Xc)
dan anak laki-laki semuanya buta warna. Perhatikan
diagram berikut !
P
Gamet
F1

: Xc Xc
><
XC Y
(buta warna)
(normal)
:
Xc
XC ; Y
C c
: X X = perempuan normal (carrier)
Xc Y = laki-laki buta warna

Pada bagian diagram ini, tampak bahwa sifat ayah


(normal) diwariskan kepada semua anak perempuan,
sedangkan sifat ibu (buta warna) diwariskan kepada semua
anak laki-laki. Cara pewarisan ini disebut cara pewarisan
bersilang (criss-cross inheritance) yang merupakan ciri
khas bagi pewarisan gen-gen terpaut-X.
Pada dua contoh diatas, semua anak perempuan
normal tetapi pembawa (carrier) gen resesif buta warna.
Bagaimanakah bila anak perempuan yang normal tetapi
carrier melakukan perkawinan dengan laki-laki buta warna?
Perhatikan diagram berikut!
P
Gamet

: XC Xc
(normal)
(carrier)
: XC, Xc

F1 : XC Xc
Xc Xc
XC Y
Xc Y

><

Xc Y
(buta warna)
Xc; Y

= perempuan normal (carrier) = 25%


= perempuan buta warna = 25%
= Laki-laki normal = 25%
= Laki-laki buta warna = 25%

b. Hemofilia
Hemofilia adalah suatu penyakit keturunan yang
mengakibatkan seseorang yang terluka darahnya sukar
membeku. Bila orang normal mengalami luka, darahnya akan
segera mambeku dalam waktu 5-7 menit, sedangkan penderita
hemofilia darahnya baru akan membeku antara 20 menit
hingga 2 jam. Sehingga dapat mengakibatkan kematian karena
kehabisan darah.

109

Hemofilia semula dikenal di negara-negara Arab. Akan


tetapi rahasia pewarisan penyakit ini baru terbuka ketika salah
satu putra mahkota kerajaan inggris meninggal dunia karena
hemofilia. Penyelidikan selanjutnya menunjukkan bahwa gen
resesif diwariskan dari Ratu Victoria yang merupakan carrier
untuk hemofilia dalam keluarganya. Hemofilia disebabkan oleh
gen resesif yang terpaut seks pada kromosom X. Gen H
menyebabkan sifat normal pada darah, dan gen h
menyebabkan hemofilia seperti pada Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5. Gamet perempuan dan laki-laki penderita hemofilia

Jenis kelamin
Perempuan
Laki-laki

Normal
X X , XHXh (carrier)
XHY
H

Hemofilia
XhXh
XhY

Perhatikan diagram perkawinan berikut ini:


1. Perkawinan antara wanita normal homozigot (XHXH ) dengan
pria hemofilia (XhY).
P
:
XHXH
><
XhY
(normal)
(buta warna)
Gamet :
XH
Xh ; Y
H h
F1
: X X = perempuan normal (carrier,pembawa hemofili)
XHY = laki-laki normal
Dari perkawinan dihasilkan 50% anak perempuan normal
carrier dan 50% anak laki-laki normal.
2. Perkawinan antara wanita carrier dengan pria hemofilia.
P
:
XHXh
><
XhY
(carrier hemofilia)
(hemofilia)
Gamet :
XH : Xh
Xh ; Y
H h
F1
: X X = 25% perempuan normal (carrier)
XhXh = 25% peremnpuan hemofilia (letal)
H
X Y = 25% Laki-laki normal
XhY = 25% Laki-laki hemofilia
3. Perkawinan antara wanita carrier dengan pria normal.
P
:
XHXh
><
XHY
(carrier)
(normal)
Gamet :
XH ; Xh
XH ; Y
H H
F1
: X X = 25% perempuan normal
XHXh = 25% perempuan carrier
XHY = 25% laki-laki normal
XhY = 25% laki-laki hemofilia
Dari diagram-diagram diatas dapat disimpulkan bahwa:
110

1. Laki-laki hemofilia lahir dari perkawinan wanita carrier


dengan pria normal atau pria hemofilia.
2. Seorang ayah yang hemofilia mewariskan sifat hemofilianya
kepada anak perempuannya.
3. Tidak ada wanita hemofilia yang bertahan hidup, tetapi
wanita normal yang membawa sifat hemofilia (carrier).
c. Anadontia
Anadontia merupakan kelainan menurun (herediter) yang
disebabkan oleh gen resesif pada kromosom X. penderita
anadontia tidak memiliki benih gigi di dalam tulang rahangnya,
sehingga gigi tidak akan tumbuh. Kelainan ini lebih sering
dijumpai pada pria. Alel dominan A menentukan orang yang
bergigi normal, alel resesif a menetukan orang yang anadontia.
d. Sindroma lesch-Nyhan
Penyakit ini timbul karena adanya pembentukan purin yang
berlebihan, terutama basa guanin. Karena penderita tak
mampu membentuk enzim Hipoxantin Guanin Phospho Ribosil
Transferase (HGPRT) yang akan menyebabkan semakin
aktifnya enzim Adenine Pospho Ribosil Transferase (APRT).
Penderita menjadi abnormal, misalnya kejang otot
menggeliatkan anggota kaki dan tangan, tuna mental, suka
menggigit bibir serta merusak jari-jari tangan, sukar menelan,
dan sering muntah.
e. Hidrosefali terpaut-X
Hidrosefali adalah penyakit yang ditandai dengan kepala
membesar akibat penimbunan cairan serebrospinal di dalam
otak. Sesungguhnya ada 9 penyakit keturunan yang
menunjukkan hidrosefali, tetapi hanya satu yang disebabkan
gen resesif terpaut-X. Bickers dan Adams (1949) melaporkan
adanya suatu keluarga yang selama dua generasi memiliki 7
bayi laki-laki penderita hidrosefali. Dalam keadaan normal,
cairan serebrospinal berguna menjaga gangguan otak dari
goncangan, tetapi bila cairan ini terlalu banyak menyebabkan
tekanan pada otak yang dapat merusak jaringan otak sehingga
penderita dapat meninggal dunia.
f. Gigi cokelat
Gigi cokelat disebabkan oleh gen dominan B terpaut
kromosom X. Alel resesif gen b menentukan gigi normal.
Biasanya gigi cokelat mudah rusak karena kurang email.
Contoh kasus, perkawinan pria bergigi cokelat dengan wanita
bergigi normal maka kemungkinan keturunannya adalah
semua anak perempuan bergigi cokelat dan semua anak laki111

laki bergigi normal. Disini tampak adanya criss cross


inheritance (pewarisan gen bersilang).
Perhatikan diagram di bawah ini:
XbXb
><
XBY
(gigi normal)
(gigi cokelat)
Gamet :
Xb
XB ; Y
B b
F1
: X X = perempuan , gigi cokelat
XbY = laki-laki , gigi normal

c. Pautan seks pada mamalia


Penentuan jenis kelamin pada mamalia sama dengan manusia,
yaitu mengikuti sistem XY. Oleh karena itu hewan betina adalah
XX, dan hewan jantan adalah XY. Contoh: gen yang menentukan
warna rambut kucing terpaut pada kromosom X, yaitu:
B = gen yang menentukan warna hitam
b = gen yang menentukan warna kuning.
Bb = genotipe untuk kucing belang tiga.
Perkawinan antara kucing jantan berwarna kuning dengan
betina berwarna hitam homozigot akan menghasilkan keturunan
sebagai berikut:
- kucing betina belang tiga (hitam, kuning, putih) disebut kucing
calico
- kucing jantan hitam
Jika persilangan dilanjutkan maka akan dihasilkan F2:
- 25% kucing betina hitam, 25% kucing betina calico.
- 25% kucing jantan hitam, dan 25% kucing jantan kuning.
Pada umumnya kucing calico adalah betina, jarang dijumpai
berjenis kelamin jantan. Penah ada kucing jantan calico yang
terjadi karena peristiwa nondisjunction (gagal berpisah) sehingga
berkromosom XXY dan steril.
d. Pautan Seks Pada Ayam
Penentuan jenis kelamin pada ayam mengikuti tipe ZW. Ayam
betina ZW dan ayam jantan ZZ. Pada ayam dikenal gen-gen
terpaut pada kromosom seks, misalnya :
B = gen untuk bulu bergaris-garis (blorok)
b = gen untuk bulu polos
Perkawinan antara ayam jantan berbulu polos dengan ayam
betina blorok akan menghasilkan keturunan berupa ayam jantan
blorok dan ayam betina blorok
112

4.3.7. Gen letal


Gen letal adalah gen yang dalam keadaan homozigot
menyebabkan kematian individu. Adanya gen letal pada suatu
individu menyebabkan perbandingan fenotipe dalam keturunan
menyimpang dari hukum Mendel. Gen letal terdiri atas gen
dominan letal dan resesif letal.
a. Gen dominansi letal
Gen dominan letal adalah gen dominan yang bila dalam
keadaan homozigot akan menyebabkan individu mati. Contoh :
Ayam creeper
Pada ayam ras dikenal adanya C = gen untuk ayam creeper
(tubuh normal, kaki pendek); c = gen untuk ayam normal. Gen
dominansi C bila hozigot CC berakibat letal, sehingga perkawinan
2 ayam creeper akan menghasilkan keturunan dengan
perbandingan 2 creeper : 1 normal.
Perhatikan persilangan berikut:
P
:
Cc
><
Cc
(creeper)
(creeper)
Gamet :
C;c
C;c
F1
: CC = Letal (mati)
Cc = creeper
Cc = creeper
cc = normal
Jadi perbandingan fenotipe keturunannya creeper : normal = 2:1
Tikus kuning
Pada tikus dikenal beberapa gen sebagai berikut :
A* = warna kuning atau ada yang menggunakan simbol AY
a = warna hitam
Genotipe A*A* berakibat letal, tikus mati pada waktu embrio.
Tikus A*a adalah kuning, sedangkan aa hitam.
Perkawinan 2 ekor tikus kuning menghasilkan keturunan
dengan perbandingan 2 kuning : 1 hitam.
A*a
(kuning)
A* ; a

Gamet

F1

: A* A* = letal (mati)
A*a = kuning
A*a = kuning

><

A*a
(kuning)
A* ; a

113

aa = hitam
Perbandingan fenotipe keturunannya adalah: kuning: hitam = 2:1
Penyakit Huntingtons Chorea/Huntingtons Disease
Penyakit Huntingtons Chorea diperkenalkan pertama kali
oleh Waters pada tahun 1848, kemudian oleh Lyon pada tahun
1863. Gejala penyakit ini adalah penderita menunjukkan gejala
abnormal, kejang-kejang, dan sering membuang barang yang
dipegangnya tanpa disadari. Sistem saraf buruk dan sel-sel otak
rusak sehingga menyebabkan depresi, sehingga tak jarang pasien
bunuh diri.
Penyakit ini disebabkan oleh gen dominan letal H. Orang yang
genotipenya homozigot HH mula-mula tampak normal, tetapi
umumnya mulai umur 25 tahun memperlihatkan gejala penyakit ini.
Orang yang heterezigot Hh juga sakit tetapi tidak parah,
sedangkan yang bergenotipe hh adalah normal.
Pada tahun 1872, makalah tentang penyakit ini dibawakan oleh
George Huntington dan kini penyakit ini lebih dikenal sebagai
Huntingtons Disease atau disingkat HD.
b. Gen resesif letal
Gen resesif letal ialah gen resesif yang bila homozigot akan
menyebabkan kematian individu. Contohnya: tanaman jagung
berdaun putih dan penyakit ichtyosis congenital.
Tanaman jagung
Pada jagung (Zea mays) berdaun putih dikenal gen-gen :
G = membentuk klorofil (zat hijau daun).
g = tidak membentuk klorofil bila dalam keadaan homozigot
resesif (gg), sehingga daun kecambah tidak dapat
menjalankan fotosintesis, dan kecambah mati dalam
beberapa hari.
Perhatikan diagram berikut ini:

114

Gg
(hijau)
G; g

Gamet

F1

: GG
Gg
Gg
gg

= hijau =
= hijau =
= hijau =
= putih =

><

1
1
1
1 (mati)

Gg
(hijau)
G;g

Dengan berperannya gen letal resesif pada tanaman jagung


menyebabkan persilangan dua tanaman berdaun hijau heterozigot
menghasilkan keturunan dengan perbandingan 3 berdaun hijau
dan nol tanaman berdaun putih. Tanaman berdaun putih mati
akibat tidak dapat menjalankan fotosintesis.
Ini artinya gen resesif letal tidak menghasilkan keturunan
dengan tidak menghasilkan keturunan dengan perbandingan
seperti Hukum Mendel.
c. Ichtyosis Congenital
Ichtyosis Congenital merupakan penyakit keturunan pada
manusia yang berakibat kematian (letal). Ini terjadi karena bayi
lahir berkulit tebal, banyak luka berupa sobekan terutama daerah
lekukan, biasanya bayi mati dalam kandungan/sewaktu lahir.
Sifat letal disebabkan adanya gen homozigot resesif,
sedangkan alel dominan I menentukan bayi normal. Perkawinan
dua menentukan F1, yang normal semua karena keturunan yang
homozigot (Ii) dapat hidup normal sedangkan yang homozigot (ii)
letal sewaktu di dalam kandungan/waktu lahir. Perhatikan diagram!
P

Gamet
F1

:
: II
Ii
Ii
ii

Ii
><
Ii
(normal)
(normal)
I;i
I;i
= normal
= normal
= normal
= Ichtyosis Congenital (letal).

E. Hereditas pada manusia


Sifat-sifat manusia diturunkan pada keturunannya mengikuti
pola pewarisan sifat tertentu. Sifat yang diturunkan ada yang tidak
merugikan (normal). Sifat turunan yang akan dibahas adalah cacat
dan penyakit bawaan serta golongan darah.
Cacat dan penyakit bawaan dapat diwariskan melalui gen.
Fenomena kelainan fisik pada manusia semakin lama semakin
banyak jumpai. Kelainan fisik ini berupa penyakit atau cacat
bawaan. Penyakit ini bukan disebabkan infeksi kuman penyakit,
melainkan diwarisi dari orang tua melalui gen. Penyakit genetik ini
tidak menular, dan dapat diusahakan agar terhindar.
Pada umumnya, penyakit genetik dibawa oleh gen yang
bersifat resesif. Jadi, akan muncul sebagai suatu penyakit atau
cacat bila dalam keadaan resesif homozigot seperti pada Tabel
4.6.
115

Tabel 4.6. Sifat-sifat yang diturunkan dan ekspresinya.


Sifat
Rambut
Warna rambut
Rambut tubuh
Rambut kepala
Warna kulit
Warna bola mata
Penglihatan
Penglihatan
Ukuran bibir
Ukuran mata
Pendengaran

Dominan
Keriting
Cokelat tua
Kasar
Botak (laki-laki)
Normal
Cokelat
Rabun jauh (dekat)
Normal
Lebar
Besar
Normal

Resesif
Lurus
Warna lain
Halus
Botak (wanita)
Albino
Biru (abu-abu)
Normal
Buta warna
Tipis
Sipit
Tuli

Untuk keadaan gen yang heterozigot, individu yang bersangkutan


tidak menampakkan kelainan atau penyakit. Individu yang
demikian dikatakan sebagai pembawa sifat (carrier). Individu yang
bersifat carrier walaupun meampakkan fenotipe normal, dapat
mewariskan sifat yang negatif kepada generasi selanjutnya.
Cacat bawaan ada yang diturunkan lewat kromosom kelamin atau
kromosom tubuh.
1. Cacat bawaan yang terpaut kromosom tubuh (autosom)
Cacat tersebut dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a. Cacat bawaan terpaut kromosom tubuh yang resesif.
Cacat ini meliputi albino, hemofilia, botak, sistis fibrosis,
fenilketonuria (fku),Tay sach, schizofreni, anemia sel sabit
(sickle cell), dan thalasemia.
b. Cacat bawaan terpaut kromosom tubuh yang dominan.
Penyakit ini meliputi sindaktili, polidaktili, brakidaktili,
hipertensi, dan Huntington.

2. Cacat bawaan yang terpaut kromosom kelamin


Cacat bawaan tipe ini biasanya bersifat resesif. Contohnya
adalah buta warna dan hemofilia. Berikut ini akan kita bahas
beberapa penyakit yang diturunkan.
a. Albino
Penderita albino ditandai dengan proses pigmentasi yang
tidak normal pada kulit dan bagian tubuh yang lain. Penderita
albino mudah silau, karena matanya sangat peka terhadap
sinar yang memiliki intensitas tinggi, seperti sinar matahari.
Selain itu penderita albino juga memiliki kelemahan pada
116

jaringan saraf mata dibandingkan dengan orang normal untuk


memfokuskan sinar. Kemampuan memfokuskan sinar ke
dalam bola mata kurang lebih 60%. Mata juga tampak
kemerahan karena pembuluh darah tampak jelas.
Penderita albino yang hidup di daerah beriklim dingin tidak
terlalu bermasalah, akan tetapi bila hidup daerah beriklim tropis
sangat mungkin terkena kelainanan kulit yang berbahaya.
Disamping keadaan fisik yang menganggu, penderia albino
juga mengalami beban mental dalam kehidupannya seharihari.
Jika kedua orang tua merupakan penderita albino, maka
dapat dipastikan akan melahirkan anak-anak yang albino.
Akan tetapi, jika salah satu orang tua normal homozigot maka
anak-anaknya akan normal.
Jika kedua orangtuanya
heterozigot, maka peluang anaknya sebagai penderita albino
ada 25 %.
Perhatikan diagram berikut
Bila gen
P = normal
P = albino
P
:
Gamet :
F1
:

PP
><
P dan P
PP, PP, PP dan PP
Normal : Albino
(75%)
(25%)

PP
P dan P

Pederita albino juga dapat dilahirkan oleh orang tua normal carrier
albino dan lainnya menderita albino :
P
:
Gamet :
F1
:

Pp
><
pp
P dan p
p
Pp
dan pp
Normal (50%) dan albino (50%)
Untuk mengetahui apakah seseorang normal pembawa sifat
albino, secara fisik memang tidaklah mudah, satu-satunya jalan
adalah dengan menggunakan peta silsilah.
b. Brakidaktili, Sindaktili, dan Polidaktili
Cacat ini menyerang jari kaki dan tangan. Brakidaktili adalah
cacat yang menyebabkan jari-jari menjadi pendek. Sindaktili
adalah cacat yang menyebabkan jari-jari tangan atau kaki saling
berlekatan. Polidaktili adalah cacat yang menyebabkan jumlah jari
lebih dari 5.

117

c. Buta warna
Penderita buta warna dapat mewarikan sifat buta warna dari
orng tuanya, meskipun keadaan lahiriah kedua orang tua normal.
Pewarisan buta warna ini disebabkan oleh gen yang terpaut
kromosom X. Gen-gen tersebut bersifat resesif ini berpasangan
dengan kromosom X, tidak menyebabkan buta warna, tetapi
individu yeng bersangkutan membawa sifat buta (carrier).
Apabila gen resesif berpasangan dengan kromosom y akan
menyebabkan pria buta warna. Untuk lebih jelasnya perhatikan
genotipe dan fenotipe berikut :
Genotipe XX
: menunjukkan wanita normal.
:
Genotipe XcbX
menunjukkan wanita carrier buta warna
Genotipe XcbXcb
: menunjukkan wanita buta warna
Genotipe X Y
: menunjukkan laki-laki normal
Genotipe XcbY
: menunjukkan laki-laki buta warna.
Jika pasangan suami istri yang istrinya normal tetapi carrier
sedangkan suaminya normal, maka keturunan (anak-anaknya)
adalah sebagai berikut
P
Gamet
F1

:
:
:

XcbX
><
XY
X cb ; X
X;Y
25% XX (wanita normal),
25% XcbX (wanita pembawa),
25 % XY (laki-laki normal)
25 % XcbY (laki-laki buta warna)

Kemungkinannya adalah 3 anak normal dan 1 anak buta


warna. Yang buta warna adalah anak laki-lakinya, sedangkan
semua anak wanitanya normal. Wanita yang carrier buta warna
memiliki penglihatan yang normal, tetapi sifat buta warna ini akan
muncul pada keturunannya.
Bila ayah dan ibu buta warna maka dapat dipastikan semua
anak-anaknya menderita buta warna
cb
P
:
Xcb X cb
><
X Y
cb
cb
Xcb ; Y
Gamet
: X X
cb cb
F1
:
X X
= wanita buta warna (50%)
cb
X Y
= pria buta warna (50%)
Buta warna dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Buta warna sebagian (parsial) yaitu buta warna yang
tidak dapat membedakan warna-warna tetentu saja,

118

misalnya tidak dapat membedakan warna merah dan


hijau.
b. Buta warna total (akromatisme), yaitu penderita yang
tidak mampu membedakan semua warna, kecuali dasar
hitam dan putih.
d. Hemofilia
Hemofilia adalah sifat ketidakmampuan darah untuk membeku.
Apabila penderita hemofilia terluka dan terjadi pendarahan, darah
sukar membeku sehingga penderia kehilangan banyal darah dan
dapat berakibat fatal. Seperti juga buta warna, hemofilia tergolong
penyakit herediter yang terpaut kromosom kelamin (seks linkage).
Mortalitas penderita hemofilia tergolong tinggi terutama pada
anak-anak. Bila pria penderita hemofilia bertahan hidup dan
selamat hingga perkawinan, maka dia akan menurunkan anakanak wanita yang normal namun membawa sifat hemofilia.
Kemudian anak-anak wanita keturunannya ini akan menurunkan
hemofilia kepada sebagian anak laki-lakinya, sehingga sebagian
anak laki-lakinya ada yang menderita hemofilia.
Penyakit hemofili ada 2 jenis :
a. Hemofilia A, yaitu penderita tidak memiliki faktor pembeku
darah yang disebut FAH (faktor anti hemofilia) atau fakta VIII.
b. Hemofilia B, yaitu penderita tidak memiliki faktor KPT
(Komponen Plasma Tromboplastin).
e. Anemia Sel Sabit (Sickle Cell)
Kelainan ini disebabkan oleh agen homozigot dominansi
seperti Tabel 4.7. dibawah ini.

Tabel 4.7. Genotipe dan fenotipe penderita Sickle Cell


Genotipe
Fenotipe
Keterangan
SS
Ss
Ss

Anemia sel sabit


Carrier anemia sel sabit
Normal

Mati sebelum dewasa


Tidak menderita anemia
Sehat

Pada penderita anemiasel sabit ini, HbS (Hemoglobin sickle


cell) mengendap pada daerah tertentu di erotrosit sehingga
erotrosit bentuknya seperti bulan sabit dan affinitas terhadap
oksigen rendah.
f. Golongan darah
Bagian ini akan bahas penggolongan darah dari segi hereditas.
119

*) Golongan darah sistem ABO


Tinjauan secara genetika menurut hipotesis Bernstein (Jerman)
dan Furuhata (Japan) pada tahun 1925 adalah bahwa golongan
darah ditentukan oleh tiga macam alelnya, yaitu : IA, IB dan IO (I =
isoagglutinogen). Ada empat macam fenotipe golongan darah ,
yaitu: golongan darah A, B, AB dan O (lihat Tabel 4.8). Contoh
perkawinan antara suami yang bergolongan darah AB dengan istri
yang bergolongan darah O, kemungkinan golongan darah anakanaknya adalah berikut ini:
P
:
AB
><
O
Genotipe
:
IAIB
IOIO
A
B
Gamet
:
I ;I
IO ; IO
A O
F1
:
I I
= golongan darah A = 50%
IBIO
= golongan darah B = 50%
Jadi anak-anaknya memiliki kemungkinan bergolongan darah A
(50%) dan bergolongan darah B (50%), jadi persentasenya sama.
Tabel 4.8. Fenotipe dan Genotipe golongan darah sistem ABO
Fenotipe
AB
A
B
O

Genotipe homozigot
_
IAIA
IBIB
IOIO

Genotipeheterozigot
IAIB
IAIO
IBIO
_

4.4. Mutasi
Mutasi adalah perubahan organisasi materi genetika yang dapat
direproduksi dan diwariskan kepada generasi berikutnya (Gambar
14.1). Faktor-faktor penyebab mutasi disebut mutagen, dan individu
yang mengalami mutasi disebut mutan.
Mutan tidak selalu berubah menjadi spesies baru, kecuali bila
perubahan itu amat jauh menyimpang dari individu semula dan
dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
Istilah dan teori mutasi pertama kali dikenalkan oleh Hugo de
Vries, dengan terbitnya buku The Mutation Theory tahun 1901. ia
melakukan percobaan pada bunga pukul empat Oenothera
lamarckiana.
L. J. Stadler, merupakan pionir dalam menginduksi mutasi
dengan menggunakan sinar X dengan sinar gamma pada
tumbuhan, terutama pada jagung dan jelai. Sedangkan
A. F. Blakeslee, A. G. Avery; O. Y. Eigsti dan B. R. Nebel
merupakan sarjana yang melakukan eksperimen induksi mutasi
kromosom dengan menggunakan kolkisin, yang diekstrak dari

120

krokus colchicum autumnale. Mutasi secara garis besar dapat


dibedakan atas: mutasi kromosom dan mutasi gen.
4.4.1. Mutasi kromosom (aberasi)
Mutasi kromosom, yaitu mutasi yang terjadi karena perubahan
struktur dan susunan kromosom, meliputi:
a. perubahan set kromosom/aneuploidi
b. perubahan pergandaan/aneusomi
c. kerusakan kromosom/fragmentasi
A. Perubahan set kromosom/aneuploidi
Perubahan set kromosom merupakan perubahan pada jumlah Nnya atau pada pasangan set kromosomnya tidak benar. Dalam hal ini
keadaan setnya dapat berkurang atau lebih dari normal (2n = diploid),
misalnya menjadi monoploid (n), triploid (3n), tetraploid (4n),
pentaploid (5n),dan heksaploid (6n). Sedangkan perubahan set
kromosom 3n ke atas juga digolongkan dalam poliploid.
Keadaan N yang bermacam-macam ini (heteroploid) banyak
dijumpai pada tanaman perdu, tomat, apel, jeruk, bit gula dan tebu.
Sedangkan pada hewan dapat pula ditemukan pada serangga, bulu
babi, bintang laut, cacing gelang, pada katak, bahkan juga dijumpai
pada mammalia.
Menurut kejadiannya, poliploidi dapat dibagi menjadi 2:
a. Autopoliploidi: dalam hal ini genom (N) sendiri yang berganda
karena gangguan waktu meiosis.
b. Allopoliploidi:
terjadi
karena perkawinan antara spesies
atau genus yang berbeda susunan kromosomnya.
B. Perubahan pergandaan/aneusomi
Pada peristiwa ini, jumlah autosom maupun gonosomnya dapat
berkurang atau bertambah dari normal. Kelainan ini meliputi:
1. Monosomi (2n-1)
Dalam hal ini ada makhluk hidup yang satu kromosomnya 1,
sedangkan kromosom yang lainnya normal. Contoh: Sindrom
Turner (45.0): Monosomik pada gonosom.
2. Trisomi (2n+1)
Salah satu kromosomnya bukan 2 tapi 3. Contoh:
- Sindrom Klinifelter (47,XXY), trisomik pada gonosom.
- Sindrom Down (47,XX atau 47,XY), trisomik pada autosom,
yaitu kromosom no.21, disebut Mongolism, karena bermata
sipit, kaki pendek, dan berjalan agak lamban.

121

Sindrom Edwards (47,XX atau 47, (47,XX atau 47,XY),


trisomik pada autosom, mungkin kromosom no. 16, 17, 18.
tengkorak lonjong, dada pendek-lebar, telinga rendah dan tak
wajar, serta 90% mati 6 bulan pertama sejak lahir.

Sindrom Patau (47,XX atau 47,XY), trisomik pada autosom,


mungkin kromosom no. 13,14,15. 0.1% kelahiran hidup,
kepala kecil, mata kecil, telinga tendah dan buruk, tuli, dan
kelainan jantung.

3. Tetrasomi (2n+2)
Ada salah satu macam kromosomnya yang 4, atau 2 macam
kromosom yang masing-masing 3 (tiga).
4. Nullisomi (2n-2)
Ada yang 2 macam kromosomnya masing-masing hanya satu,
karena itu individunya kekurangan 2 kromosom.
C. Kerusakan kromosom/fragmentasi.
Dapat dibagi atas 4 macam bentuk:
1. Inversi: terjadi karena kromosom berpilin dan bagian yang
berpilin itu jadi terbalik. Gen-gennya pun berpindah lokus.
2. Duplikasi: terjadi karena suatu kromosom patah dan patahan
itu melekat pada kromosom homolognya, sehingga
kromosom homolog itu bertambah jumlah gennya dan itulah
yang mengalami duplikasi.
3. Delesi: sesuai dengan nomor 2 diatas, kromosom yang
mengalami patahan kehilangan sebagian gen.
4. Translokasi: terjadi pertukaran gen antara dua kromosom
yang tidak sehomolog.
4.4.2. Mutasi gen
Mutasi Gen yaitu mutasi yang terjadi karena perubahan
susunan molekul dari satu atau beberapa gen (ADN) dengan
lokus gen tetap, yang akan mengubah susunan asam amino yang
dihasilkan. Mutasi ini dapat menimbulkan alel varietas baru.
Sehubungan dengan itu mutasi gen dapat dibayangkan sebagai
analog berita yang salah disampaikan. Contohnya adalah berikut.
1. Penggantian (substitution)
Berita yang diniatkan:
Dia ke toko membeli baju
Berita kenyataan:
Dia ke toko membeli baja

122

2. Penyisipan (insertion)
Berita yang diniatkan:
Kasim belum baik lagi
Berita kenyataan:
Kasim belum balik lagi
3. Pelenyapan (deletion)
Berita yang diniatkan:
Sediakan gulai untuknya
Berita kenyataan:
Sediakan gula untuknya
4. Penyungsangan (inversion)
Berita yang diniatkan:
Antarkan ibu ke stasiun
Berita kenyataan:
Antarkan ubi ke stasiun
Contoh mutasi gen:
Pada pembentukan haemoglobin S, dimana Hb jenis ini akan
terbentuk bila asam amino asam glutamat pada urutan ke-6 dari Hb
yang normal diganti dengan Valin, pada kedua rantai polipeptida b.
Rantai polipeptida b.
1. Valin
valin
2. Histidin
histidin
3. Leusin
leusin
4. Treonin
treonin
5. Prolin
prolin
6. As.Glutamat valin
7. As.Glutamat
as.glutamat
Hb A.
Hb B.
(Normal) (Sickle Cell Anemia )
Selanjutnya, berdasarkan pada daerah yang mengalami mutasi
dapat dibedakan menjadi 2 bagian:
1. Mutasi pada sel tubuh (somatis = vegetatif), yakni mutasi yang
terjadi pada sel tubuh atau jaringan vegetatif, misalnya pada
epitel, otot, jaringan ikat dan syaraf. Mutasi ini tidak diwariskan.
2. Mutasi pada gamet (gonosom = generatif), yaitu mutasi yang
terjadi pada sel gamet yang terdapat dalam gonad. Mutasi ini
diwariskan dari generasi ke generasi.
4.4.3. Sebab-sebab mutasi
Berdasarkan faktor-faktor
dibedakan atas 2 bagian, yaitu:

penyebabnya,

mutasi

dapat

123

1. Mutasi alam
Mutasi yang disebabkan oleh alam, misalnya sebagai berikut:
- Sinar kosmos yang berasal dari angkasa luar (foton, positron,
meson dan proton).
- Batuan radioaktif (thorium, uranium, radium, dan isotop kalium).
- Sinar ultraviolet matahari.
- Sesuatu yang tak jelas dalam metabolisme sehingga terjadi
kekeliruan dalam sintesa bahan genetik.
- Radiasi ionisasi internal dari bahan radioaktif yang mungkin
terkandung dalam jaringan (lewat makanan atau minuman yang
kena pencemaran radioaktif).
Mutasi alam sangat jarang terjadi dan apabila terjadi adalah
secara kebetulan, amat lambat tetapi pasti. Penelitian mengenai
mutasi ini sangat sukar karena terjadinya jarang dan lambat.
Mutasi alam menyediakan bahan baku terjadinya evolusi. Evolusi
ini memungkinkan kelangsungan hidup suatu jenis di alam yang
selalu berubah.
2. Mutasi buatan (induksi)
Mutasi yang disebabkan oleh usaha manusia. Orang yang
menjadi pelopor dan yang pertama memikirkan serta mencoba
mengadakan penelitian mengenai mutasi ini adalah Herman
Joseph Muller, ahli genetika dari Amerika Serikat (1890-1945),
murid Morgan. H.J.Muller melakukan penelitian dengan jalan
melakukan penyinaran sinar X terhadap lalat buah (Drosophila)
dan hasil penyinaran ini menunjukkan bahwa lalat buah tersebut
mengalami mutasi letal.
Mutasi buatan dapat disebabkan oleh:
a. Bahan fisika, terdiri dari:
- Sinar X, sinar gamma, dan isotop radioaktif
- Partikel yang dapat mengionisasi (netron, elektron, proton,
partikel a dan ion-ion berat)
- Sinar ultraviolet
- Suhu yang tinggi
b. Bahan kimia, terdiri dari:
- Pestisida: DDT, Aziridin
- Makanan-minuman: kafein, siklamat, sikloheksilamin,
natrium nitrit, (NaNO2), dan asam nitrit (HNO2).
- Obat: radiomimitik, yaitu zat-zat kimia yang kerjanya sama
dengan radiasi, misalnya ion ferrum, dapat mengadakan
otooksidasi dalam udara menjadi senyawa ferri dengan
melepaskan radikal bebas seperti sinar X.

124

Agen alkilasi (gas mustard, dimetil dan dietil sulfat, beta


propilakton, dan etil metan (sulfat).
Hodroksilamine (NH2OH)
Gas metan, kolkisin, dan digitonin.

c. Bahan biologi
Lebih dari 20 macam virus penyebab kerusakan kromosom.
Ada virus hepatitis menimbulkan aberasi pada darah/sumsum
tulang, virus campak, demam kuning, benguk dan cacar juga
dapat menimbulkan aberasi.
Dapat pula ditambahkan, perbuatan manusia yang menambah
radiasi dapat menyebabkan mutan, misalnya:
1. Penggunaan
sinar
X dalam
pengobatan,
penelitian,
perdagangan, dan industri.
2. Penggunaan zat-zat kimia yang radioaktif atau radioisotop.
3. Penggunaan bahan kimia dalam makanan dan minuman atau
obat-obatan yang dapat menyebabkan mutasi.
4. Percobaan-percobaan yang menggunakan bom radioisotop.
5. Kebocoran radiasi dari reaktor nuklir atau kendaraan bertenaga
atom, misalnya roket dan pembuangan sampah-sampah industri
yang mengandung radioaktif.
Pada saat ini, mutasi buatan telah banyak dimanfaatkan
orang untuk mendapatkan tanaman yang poliploid. Misalnya
dengan jalan menyuntikkan zat kimia kolkisin pada tanaman kol,
tomat dan anggur. Tanaman poliploid ini mempunyai sifat:
1. Ukurannya lebih besar dari tanaman normal.
2. Kromosom selnya banyak.
3. Gagal membentuk alat-alat generatif, sehingga bila dipandang
dari tanaman itu sendiri akan merugikan tanaman tersebut.
Angka laju mutasi yaitu angka yang menunjukkan berapa
jumlah gen yang bermutasi diantara seluruh gamet yang dihasilkan
oleh satu individu dari satu spesies. Sekali pun angka laju mutasi
sangat rendah yang mempengaruhi pertumbuhan spesies.
4.5. Peranan manusia dalam revolusi hijau dan revolusi biru
4.5.1. Revolusi HIjau
Revolusi hijau adalah pengembangan teknologi pertanian,
untuk meningkatkan produksi bahan pangan dan serealia
(makanan pokok bagi sebagian besar penduduk dunia). Misalnya:
gandum, padi, jagung, dan sorgum.
Program revolusi hijau diusahakan melalui pemuliaan tanaman
untuk mendapatkan varietas baru yang melampaui daya adaptasi
125

dari varietas yang telah ada. Varietas unggul yang baru akan lebih
berhasil bila mempunyai adaptasi geografis yang lebih luas,
responsif terhadap pengairan dan pemupukan serta tahan
terhadap hama dan penyakit.
Program ini dimulai di Mexico (Cymmyt, tahun 1950-an) dan
pada tahun 1960-an dapat melepas varietas gandum unggul.
Selanjutnya IRRI (International Rice Research Institute) di Filipina
pada tahun 1960 menemukan varietas padi unggul. Varietas padi
unggul hasil IRRI mulai diperkenalkan pada tahun 1966-1967 dan
cara ini dengan cepat dapat diterima petani.
Di India, varietas padi unggul berdaya hasil tinggi telah
ditanam pada lebih 50% total areal pertanian yang menghasilkan
kenaikan produksi 75% dari total produksi. Adapun di Indonesia
masalah penyediaan pangan kini telah digarap dengan Intensifikasi
(meliputi: penggunaan bibit unggul, pestisida, pupuk) maupun
ekstensifikasi (perluasan lahan, irigasi, drainase, dan sebagainya).
Program peningkatan hasil pertanian tersebut dikenal dengan
istilah Panca Usaha Tani. Salah satu akibat sampingan daripada
revolusi hijau ialah bahwa pemakaian pupuk dan pestisida
meningkat, dan ini berpengaruh terhadap perubahan lingkungan.
4.5.2. Revolusi biru
Revolusi hijau telah mampu menyelamatkan sebagian besar
penduduk dunia pada saat ini dari kelaparan. Untuk masa yang
akan datang kita perlu memanfaatkan jasa lautan yang kita kenal
dengan istilah revolusi biru, mengingat hampir +70% permukaan
bumi ini terdiri dari lautan. Oleh karena itu, generasi muda harus
menyadari bahwa masa depan kita terletak di laut. Jadi revolusi
biru adalah pengembangan teknologi pemanfaatan kekayaan laut
yang dapat digunakan manusia, yaitu:
a. Air laut
Air laut mengandung unsur-unsur kimia, misalnya:
- NaCl untuk pangan.
- Mg untuk industri pesawat terbang, roket, dan peralatan medis.
- Merupakan sumber air tawar dengan menggunakan teknologi
osmosis balik yaitu penghitungan garam dasar air laut (sudah
diusahakan di Amerika Serikat dan Israel).
b. Nodul di dasar laut
Nodul ini berupa endapan logam seperti Mn, Ni, Ca, Cu, Au, Sn
dan Fe.

126

c. Energi
Energi ini merupakan energi panas yang berasal dari matahari
(OTEC=Ocean Thermal Convertion).
d. Bahan pangan baik berupa tumbuhan maupun hewan
- Sumber ikan dan udang, misalnya terdapat di seluruh pantai
Sumatera ke Aceh, sepanjang Selat Malaka, Pantai Sulawesi
Selatan, selat Malekas, sekitar muncar dan selat Bali.
- Kepiting dan penyu terdapat di laut Ambon.
- Kekayaan Cakalang (Ikan Tuna) yang paling besar terutama di
laut Banda. Bahkan diperkirakan mengandung cadangan
paling besar di kawasan Asia Pasifik. Saat ini penelitian
dilakukan terhadap alga hijau (Chlorella sp) yang juga hidup di
air tawar dan hasilnya memberi harapan baik untuk menjadi
sumber pangan baru.
e. Bahan industri
Berjenis-jenis rumput laut dimanfaatkan untuk antibiotik, tekstil,
pengolahan plastik, dan kosmetik.
Revolusi biru digiatkan di Indonesia dengan alasan:
a. Pemanfaatan sumber daya hayati laut yang terutama bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan pangan
b. Pemeliharaan tanaman untuk mendapatkan varietas baru yang
mempunyai kemampuan adaptasi.
c. Peningkatan produksi pangan dalam rangka memenuhi
kebutuhan penduduk.
d. Mengusahakan meningkatkan produksi dengan tidak
menimbulkan perubahan pada kondisi keseimbangan alam.
e. Untuk memperoleh bibit tanaman dari laut yang dapat
dimanfaatkan hasilnya.
4.6. Penemuan bibit unggul
4.6.1. Jenis tumbuhan unggul
Untuk pemuliaan tanaman maupun hewan, peranan penelitian
untuk memperoleh bibit unggul sangat penting. Pemuliaan
tanaman atau hewan adalah suatu metode yang secara sistematik
merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat
bagi manusia. Jadi diperlukan:
1. Adanya keragaman genetik.
2. sistem-sistem logis dalam pemindahan dan fiksasi gen.
3. Konsepsi dan tujuan yang jelas.
4. Mekanisme penyebaran hasilnya kepada masyarakat.
Bibit unggul adalah tumbuhan atau hewan yang memiliki sifat
unggul (misalnya: ketahanan terhadap penyakit, rasa enak, umur
pendek, produksi tinggi, dan sebagainya).
127

Contoh-contoh bibit unggul


1. Jenis padi unggul
- Padi unggul dapat diperoleh melalui hibridisasi dan seleksi
seperti Sigadis, Bogowonto, Mahakam, Barito, Cisadane,
Klara, Pelita I, Pelita II, C-4, dan Tondano. PB5 dan PB8
(Petak Baru) adalah padi ungul hasil penelitian IRRI.
Bengawan, Nama padi ini sebenarnya adalah IR5 dan IR8
(Gambar 4.19), kemudian di Indonesia diubah menjadi PB5
dan PB8 karena alasannya dulu adalah dari padi jenis unggul
Petak yang terdapat di Indonesia.
- Padi unggul yang diperoleh melalui radiasi. Sebagai contoh
adalah Atomita I dan Atomita II dihasilkan akibat radiasi sinar
gamma yang berasal dari CO-60. penelitian ini dikerjakan oleh
BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional), berasal dari padi jenis
unggul Pelita I/1. Atomita I dan II tahan wereng coklat. Atomita
II dapat hidup baik di daerah asin, tahan terhadap penyakit
hawar daun (Xanthomonas orizae).

Gambar 4.19. Padi jenis IR-8.


Atomita I dan Atomita II merupakan contoh bibit unggul yang
diperoleh melalui mutasi buatan. Padi ini memiliki keunggulan,
antara lain:
- tanamannya pendek sehingga tidak mudah tertiup angin.
- umurnya lebih pendek.
- tahan terhadap beberapa jenis hama.
2. Jenis hewan unggul
- Jenis ayam unggul antara lain adalah Leghorn, Rhode Island
Red, dan Barred-Plymouth.
- Jenis domba dan lembu unggul yaitu: Marino, South Down, dan
Shropsire (Gambar 4.20).

128

Gambar 4.20. Lembu Unggul Shropsire.


- Jenis sapi unggul, antara lain adalah Guerney, Fries-Holland
(Gambar 4.21), dan Short-Horn.

Gambar 4.21. Sapi Unggul Fries Holland.


- Jenis kelinci unggul yang digunakan sebagai sumber makanan
(Gambar 4.22).

Gambar 4.22. Kelinci Unggul.

129

Bibit unggul dapat diperoleh melalui:


1. Perkawinan silang
Perkawinan silang bertujuan untuk menggabungkan dua atau
lebih sifat-sifat unggul yang terdapat pada dua tetua yang
berbeda. Misal tetua 1 mempunyai sifat unggul pertama (AA)
tetapi tidak unggul dalam sifat kedua (bb) Sedangkan tetua 2 tidak
mempunyai sifat unggul pertama tetapi memiliki sifat unggul ke dua
(BB). Pada F1 akan diperoleh turunan heterozigot (AaBb), yang
unggul baik pada sifat pertama maupun sifat kedua. Proses
selanjutnya bergantung pada cara perbanyakan.
Jika A dan B merupakan gen dominan, dan tanaman dapat
diperbanyak secara vegetatif, maka tanaman F1 sudah merupakan
tanaman unggul terhadap kedua sifat tersebut, selanjutnya dapat
diperbanyak secara vegetatif. Tanaman yang diperbanyak secara
vegetatif misalnya : kentang, ubi jalar, ubi kayu, tebu.
Jika A dan B merupakan gen dominan dan diperbanyak
dengan biji, maka tanaman F1 merupakan tanaman hibrid unggul
untuk kedua sifat tersebut. Jika F1 ditanam dan menghasilkan biji
F2, maka biji-biji yang dihasilkan belum tentu sama dengan
induknya karena terjadi segregasi. Sebagian mempunyai kedua
sifat unggul tetuanya, sebagian lagi hanya memiliki salah satu sifat
unggul tetuanya, sedangkan sebagian lainnya tidak memiliki kedua
sifat induknya. Oleh karena itu kita harus menggunakan bibit F1
langsung dari pemulia (breeder). Contoh varietas hibrid misalnya
pada jagung hibrida.
Jika tanaman unggul yang kita kehendaki mempunyai sifat
homozigot, maka usaha mencari bibit unggul ini diperlukan waktu
8-10 generasi. F1 yang diperoleh disilangkan kembali dengan
salah satu tetuanya (backcross), dan dipilih tanaman yang
mempunyai sifat tersebut. Misalnya kita mempunyai tanaman
unggul dengan produksi tinggi, tetapi tidak resisten terhadap
penyakit tertentu. Usaha yang dilakukan adalah menyilangkan
tanaman tersebut dengan tanaman yang resisten. Sumber sifat
resisten biasanya terdapat pada tanaman liar yang juga
mempunyai banyak sifat yang tidak dikehendaki sehingga metode
yang digunakan adalah backcross.
Karena hibrid hasil perkawinan dengan silang memiliki
sifat-sifat yang mirip dengan induknya, maka dalam memilih
(menyeleksi) suatu jenis unggul harus hati-hati mengingat suatu
hibrid ada yang bersifat heterozigot dan homozigot. Sedangkan
yang kita inginkan adalah hibrid homozigot.

130

2. Mutasi buatan
Jenis unggul dapat juga diperoleh melalui mutasi buatan. Cara
ini banyak dilakukan pada tanaman-tanaman misalnya tomat,
anggur, jeruk, kubis, dan gandum.
Tanaman hasil mutasi buatan ini pada umumnya adalah
poliploid, yaitu kromosomnya bertambah banyak (>2n) dan gagal
membentuk alat generatif. Sehubungan dengan itu tanaman
poliploid harus dibibitkan terus-menerus. Seperti tanaman
semangka yang banyak digemari orang (Gambar 4.23).

Gambar 4.23. Semangka poliploid.


Sedangkan pada ternak terdapat beberapa cara untuk
memperbaiki keturunan, yaitu:
a. Purebreeding (Silang murni): mengawinkan ternak jantan dan
betina yang sama bangsanya, bertujuan untuk mempertinggi
sifat homozigot. Misalnya perkawinan antara sapi Madura di
pulau Madura.
b. Inbreeding (Silang dalam): perkawinan antara ternak jantan
dan betina yang masih ada hubungan famili (keluarga). Bila
hubungan famili sangat dekat disebut sebagai Closebreeding
(silang dekat).
c. Crossbreeding (Silang luar): perkawinan silang antara dua
bangsa yang berdarah murni (galur murni) yang bertujuan
untuk mendapatkan ras baru yang memiliki sifat-sifat menonjol.
Misalnya perkawinan antara sapi Fries-Holland dengan sapi
Madura.
d. Upgrading: perkawinan antara pejantan yang diketahui
mutunya (biasanya didatangkan dari luar negeri) dengan
betina-betina setempat. Perkawinan ini bertujuan untuk
memperbaiki mutu ternak rakyat.

131

Usaha perbaikan mutu tumbuhan dan hewan piaraan dapat


juga dilakukan dengan mengawinkan (membastarkan) hewan dan
umbuhan liar dengan tumbuhan atau hewan peliharaan.
Tumbuhan dan hewan liar tersebut merupakan kekayaan alam
yang disebut dengan sumber gen atau plasma nutfah
Rangkuman
Struktur kimia DNA merupakan rantai double helix
polinukleotida, terdiri atas gula deoksiribosa (pentosa), fosfat, dan
basa nitrogen Adenin, Guanin, Thymin, dan Cytosin, terdapat
dalam kromosom (nukleus), mitokondria, dan klorofil.
RNA tersusun atas polinukleotida tunggal, dengan komponen
gula ribosa (pentosa), fosfat, dan basa nitrogen: Adenin, Guanin,
Cytosin dan Urasil.
Sintesis protein membutuhkan bahan dasar asam amino dan
berlangsung di dalam ribosom. Secara garis besar, sintesis protein
berlangsung melalui dua tahap, yaitu transkripsi dan translasi.
Menurut fungsi mengatur jenis gamet, kromosom dapat
dibedakan atas: autosom (kromosom tubuh) dan kromosom
kelamin (gonosom).
Prinsip hereditas menyatakan bahwa sifat-sifat makhluk
hidup dikendalikan oleh faktor-faktor menurun (gen). Prinsip
segregasi bebas: pada pembentukan gamet pasangan gen
memisah secara bebas sehingga tiap gamet mendapatkan salah
satu gen dari pasangan gen (alel) tersebut.
Prinsip berpasangan bebas: pada pembuahan (fertilisasi),
gen-gen dari gamet jantan maupun gen-gen dari gamet betina
akan berpasangan secara bebas.
Prinsip dominan penuh atau tidak penuh (intermediate),
fenotipe gen dominan akan menutupi pengaruh gen resesif.
Sedangkan pada prinsip dominan tidak penuh, fenotipe gen pada
individu heterozigot berada di antara pengaruh kedua alel gen
yang menyusunnya.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel (PSHM) terjadi apabila
munculnya perbandingan yang tidak sesuai atau menyimpang
dengan dengan Hukum Mendel. Penyimpangan ini meliputi:
polimeri, komplementer, epistasis-hipostasis dan pautan gen.

132

Sekitar 150 sifat keturunan pada manusia yang kemungkinan


besar disebabkan oleh gen-gen terpaut-X, misalnya buta warna,
hemofilia, anadontia, Sindroma lesch-Nyhan, hidrocephali, dan gigi
cokelat.
Mutasi adalah perubahan organisasi materi genetika yang
dapat direproduksi dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Faktor-faktor penyebab mutasi disebut mutagen, dan individu yang
mengalami mutasi disebut mutan.
Mutasi secara garis besar dapat dibedakan atas: mutasi
kromosom dan mutasi gen. Mutasi kromosom, yaitu mutasi yang
terjadi karena perubahan struktur dan susunan kromosom,
meliputi: perubahan set kromosom (aneuploidi), perubahan
pergandaan (aneusomi), dan kerusakan kromosom (fragmentasi).
Mutasi Gen, yaitu mutasi yang terjadi karena perubahan
susunan molekul dari satu atau beberapa gen (DNA) dengan
lokus gen tetap. Terdiri dari: substitusi, delesi, inversi, dan
duplikasi.
Berdasarkan pada daerah yang mengalami mutasi dapat
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu: mutasi somatis dan mutasi
gamet.
Berdasarkan faktor penyebabnya, mutasi dapat dibedakan
atas 2 bagian. Mutasi alami, terdiri dari sinar kosmos, sinar ultra
violet, batuan radioaktif, dan reaksi ionisasi internal.
Mutasi buatan seperti penggunaan fisik (sinar kosmos, uv, x),
bahan kimia (pestisida, obat radiomimitik, agen alkilasi,
hodroksilamine, gas metan, kolkisin dan digitonin); dan biologi
(virus, bakteri, dan jamur).
Perbuatan manusia yang menambah radiasi dapat
menyebabkan mutan, misalnya: penggunaan sinar X; zat-zat kimia
yang radioaktif atau radioisotop: bahan kimia dalam makanan,
minuman
atau
obat-obatan:
percobaan-percobaan
yang
menggunakan bom radioisotop: kebocoran radiasi dari reaktor
nuklir atau kendaraan bertenaga atom, misalnya roket dan
pembuangan sampah-sampah industri yang mengandung
radioaktif.
Sekarang ini, mutasi buatan telah banyak dimanfaatkan orang
untuk mendapatkan tanaman poliploid. Misalnya dengan jalan

133

menyuntikkan zat kimia kolkisin pada tanaman kol, tomat, anggur,


semangka, jeruk dan buah lainnya.
Angka laju mutasi yaitu angka yang menunjukkan berapa
jumlah gen yang bermutasi di antara seluruh gamet yang
dihasilkan oleh satu individu dari satu spesies.
Soal Latihan
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e untuk
jawaban yang tepat!
1. Disilangkan individu BB dengan Bb. Keturunan yang dihasilkannya
memiliki kemungkinan sama dengan induknya yang dominan
sebesar ....
a. 100%
b. 75%
c. 50%
d. 25%
e. 15%
2. Jeruk berkulit keriput bersifat resesif terhadap jeruk berkulit halus.
Apabila ingin dihasilkan banyak pohon jeruk berkulit halus, maka
persilangan manakah yang harus dilakukan?
a. HH x hh b. Hh x Hh c. HH x Hh d. Hh x hh e. HH x HH
3. Apabila berada dalam keadaan homozigot, gen berikut dapat
menyebabkan kematian. Gen tersebut adalah:
a. gen letal b. alel ganda c. poligen d. gen intermediate
e. gen berpaut
4. Bunga warna merah dominan terhadap bunga warna putih. Apabila
bunga warna merah heterozigot disilangkan sesamanya, diperoleh
keturunan berjumlah 36 batang. Berapa batangkah yang berbunga
warna merah?
a. 9 batang b. 18 batang c. 27 batang d. 30 batang e. 35 batang
5. Lalat buah dengan kromosom XXX merupakan lalat betina super
yang terbentuk akibat adanya ....
a. pautan
d. pautan seks
b. pindah silang
e. kriptomeri
c. gagal berpisah
6. Terbentuknya jenis kelamin pria dan wanita dipengaruhi oleh ....
a. kromosom autosom
d. membran inti
b. kromosom seks
e. Gen dominan
c. inti sel
7. Tipe kromosom X dan Y ditemukan pada tanaman ....
a. fungi
b.monera c. lumut d. spermatophyta e. paku
134

8. Berikut ini yang bukan termasuk sifat dominan pada manusia ....
a. rambut keriting
d. bibir tebal
b. hidung melengkung
e. warna mata cokelat
c. lidah menggulung
9. Seorang wanita karier buta warna menikah dengan seorang pria
normal. Sifat buta warna akan tampak pada anak ....
a. laki-laki
d. sebagian perempuan
b. perempuan
e. laki-laki dan perempuan
c. sebagian laki-laki
10. Seorang wanita bergolongan darah A heterozigot dan suaminya
bergolongan darah O. Kemungkinan anak mereka bergolongan
darah O sebesar ....
a. 25%
b. 50%
c. 75%
d. 80%
e.100%
11. Beberapa usaha tersebut dilakukan melaksanakan revolusi hijau:
1. mengadakan rotasi
2. mengadakan reboisasi
3. menanam tumbuhan yang meningkatkan kesuburan tanah
4. membuat irigasi
Usaha yang paling tepat dilakukan pada lahan kritis adalah ....
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 1 dan 4
12. Perbaikan mutu ternak rakyat melalui perkawinan antara betina
setempat dengan pejantan telah diketahui kualitasnya disebut ....
a. upgrading
b. purebreeding
c. inbreeding
d. closebreeding
e. crossbreeding
13. Seorang petani menginginkan produksi tanamannya meningkat,
maka mereka menanam jenis tanaman hasil hibridisasi, dalam hal
ini kemajuan ilmu dan teknologi mendukung di bidang ....
a. pemupukan
b. pengolahan tanah
c. irigasi
d. pembibitan
e. pemberantasan hama
135

14. Berikut ini yang bukan membudidayakan laut adalah


pengembangan dan pemeliharaan ....
a. rumput laut
b. kerang mutiara
c. ikan-ikan
d. udang
e. biota laut

upaya

15. Jenis kelamin manusia ditentukan oleh ada tidaknya ....


a. kromosom X
b. kromosom y
c. kromosom ZO
d. kromosom XO
e. kromosom U
16. Pada pembastaran bunga merah AAbb dengan bunga putih aaBB
dihasilkan keturunan ungu. Bila antar bunga ungu dibastarkan
maka rasio fenotipe ungu: merah: putih adalah ....
a. 12: 3: 1
d. 9: 6: 1
b. 9: 3: 4
e. 6: 9: 1
c. 9: 4: 3
17. Penyakit atau kelainan berikut ini yang tidak diwariskan melalui
pola hereditas adalah ....
a. hemofilia
b. imbisil
c. albino
d. anadontia
e. lepra
18. Individu yang memiliki susunan genotipe CcAANnTTIIKk, saat
meiosis akan menghasilkan gamet berjumlah ....
a. 2 macam
b. 4 macam
c. 8 macam
d. 16 macam
e. 32 macam
19. Pindah silang yang terjadi antar kromatid dari kromosom
homolognya, sering terjadi saat ....
a. profase
b. metafase
c. anafase
d. telofase
136

e. interfase
20. Perubahan jumlah kromosom seks ....
a. melibatkan kromosom Y
b. tidak melibatkan nondisjunction
c. tidak menyebabkan sindrom
d. menyebabkan monosomi dan trisomi
e. semuanya benar
B. Jawablah dengan singkat dan tepat
1. Sebutkan manfaat mempelajari genetika!
2. Mengapa perkawinan antar keluarga dekat sebaiknya dihindari?
3. Mengapa seorang wanita buta warna, ayahnya pasti buta warna
dan ibunya tidak selalu buta warna?
4. Domestikasi, seleksi, hibridisasi dan mutasi buatan merupakan
cara-cara yang dilakukan manusia dalam rangka memperoleh
jenis-jenis unggul. Jelaskan!
5. Tuliskan peranan manusia dalam revolusi biru?
6. Indonesia Negara agraris, mengapa kita mengimpor beras dari
Negara tetangga Thailand dan Filipina. Coba kalian jelaskan!
7. Apakah yang dimaksud dengan:
a. In breeding
c. mutasi buatan
b. up breeding
d. rekayasa genetika
8. Mengapa produk transgernik hasil radiasi dapat membahayakan
kesehatan manusia?
9. Sebutkan 3 macam penyakit yang terpaut kromosom Y!
10. Bila seseorang siswa bergolongan dari B mengalami kecelakaan,
maka dia dapat menerima donor darah dari golongan O.
Mengapa?Jelaskan secara skematis!

137

BAB V
VIRUS dan Prokaryot
Pernahkah kalian terserang influenza? Influenza menyebabkan
kalian menjadi pilek, pusing, dan kadang disertai demam. Gejala ini
cukup mengganggu kegiatan kalian sehari-hari bukan? Influenza
merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme, seperti virus (Gambar 5.1). Beberapa penyakit pada
hewan dan tumbuhan dapat disebabkan oleh virus, misalnya flu
burung dan mosaik tembakau.
Standar Kompetensi
Mengidentifikasi mikroorganisme dan peranannya bagi kehidupan.
Kompetensi Dasar
5.1. Mengidentifikasi ciri, sifat, dan keragaman dan virus.
5.2. Mengidentifikasi peranan virus dan prokaryot dalam bidang
pertanian.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Mikroorganisme dan Peranannya, kalian
diharapkan dapat:
Mengidentifikasi virus dan prokaryot dengan pengamatan morfologi
dan anatomi serta penafsiran gambar.
Mendeskripsikan perbedaan virus dan bakteri.
Mengkomunikasikan peranan virus dan prokaryot dalam bidang
pertanian dan dalam kehidupan sehari-hari.
Kata-Kata Kunci
Kapsomer
Kapsid
Daur litik
Daur lisogeni
Polisom
Flagel
Endospora
Pembelahan biner
Heterosista

Autotrof
Heterotrof
Transformasi
Transduksi
Konyugasi
Lisis
Virion
Akinet
Asidofil

139

5.1. Ciri, sifat dan keragaman virus


5.1.1. Ciri, sifat dan keragaman virus
Selama hidupnya, seseorang yang pernah terkena AIDS tidak
akan bisa sembuh secara total dari penyakit tersebut. Mengapa
demikian? Hal itu karena penyebab AIDS adalah virus. Salah satu
sifat virus adalah mampu bertahan didalam sel/jaringan makhluk
hidup dan kemudian menyerang sel/jaringan tersebut jika kondisi
memungkinkan (misalnya, daya tahan tubuh menurun).
Virus merupakan salah satu faktor penyebab penyakit, contohnya
HIV, influenza, flu burung, mosaik tembakau, dan virus kentang.
Namun, tahukah kalian seperti apakah bentuk virus itu? Makhluk
hidupkah dia? Benda matikah dia? Marilah kita pelajari dalam bab ini.
Sejarah penemuan virus
Keberadaan Virus mulai diketahui sejak penemuan Adolf Meyer,
seorang ilmuwan Jerman, pada tahun 1883. Meyer menyelidiki
penyakit bintik kuning pada tanaman tembakau sehat ternyata dapat
menularkan penyakit bintik kuning. Penelitian itu diulangi oleh Dmitri
Ivanowsky pada tahun 1983. Oleh Ivanowsky, ekstrak daun tembakau
yang terkena penyakit kuning disaring dengan saringan bakteri. Hasil
penyaringan itu masih menyebabkan penyakit kuning jika disuntikkan
pada tanaman tembakau yang sehat. Berdasarkan hal itu,
disimpulkan bahwa penyebab penyakit itu berukuran lebih kecil dari
bakteri karena lolos dalam saringan bakteri.
Pada tahun 1897, seorang ahli mikrobiologi Belanda bernama
Martinus W. Beijerinck melakukan percobaan terhadap penyakit bintik
kuning tersebut. Hasil pencobaannya menunjukkan bahwa patogen
(penyebab penyakit) sebagai agen itu hanya dapat berkembang biak
pada makhluk hidup. Pada tahun 1935, seorang ilmuwan Amerika
Serikat bernama Wendelly Stanley, Walaupun telah dikristalkan,
patogen itu masih mampu menimbulkan penyakit jika disuntikkan
pada tembakau yang sehat. Stanley memberi nama patogen tersebut
tobacco mosaic virus atau TMV (virus mosaik tembakau). Virus
berasal dari bahasa Latin, berarti racun atau bersifat membunuh.
Gambar 5.1. memperlihatkan berbagai macam virus
a. Ciri- ciri dan sifat virus
Virus bukan merupakan tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme.
Walaupun demikian, virus tampak seperti makhluk hidup hidup karena
kemampuan berkembangbiaknya yang sangat luar biasa. Namun,
virus bukanlah makhluk hidup dalam arti yang sesungguhnya.

140

Diselubungi

Tidak diselubungi

(Brock Biology of microorganisms, 2006)


Gambar 5.1. Beberapa jenis virus. (A) virus pada bakteri,
(B) virus pada hewan.
Virus dapat bertahan hidup (tidak aktif) di luar sel inangnya, tetapi
dapat berkembang biak dalam sel inang tertentu. Tanpa sel inang,
virus tidak dapat menjalankan fungsi hidup untuk melakukan proses
metabolisme. Virus tidak dapat mensintesis protein karena tidak
mempunyai ribosom yang berperan sebagai mesin pembentuk
protein. Untuk itu, virus harus menginfeksi sel inang dan
menggunakan ribosom sel inang untuk mentranslasi duta ARN virus
guna membentuk protein virus. Virus tidak dapat menghasilkan atau
menyimpan energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat).
Virus merupakan partikel berukuran sangat kecil dibandingkan
dengan bakteri. Virus berukuran antara 10-400 nm (0.01-0.4 m).
Ukuran virus terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mikroskop
cahaya biasa dan lolos dari saringan bakteri. Virus hanya dapat
diamati dengan miskroskop elektron, tidak tersusun atas sel-sel.
Semua virus mempunyai senyawa asam nukleat (DNA atau RNA)
sebagai bahan inti. Namun, suatu virus hanya mengandung DNA atau
RNA.
Komponen satuan protein struktur yang membungkus asam
nukleat virus dinamakan kapsomer, dan kumpulan kapsomerkapsomer yang membungkus asam nukleat tersebut dinamakan
Kapsid. Struktur kapsid dan asam nukleat virus dinamakan
Nukleokapsid (Gambar 5.2).

141

Nukleo
-kapsid

Kapsomer

Selubung
Kapsid

Asam
nukleat

Asam
nukleat

Kapsid
(disusun
oleh
kapsomer)
Virus tanpa
selubung

Virus berselubung

(Brock Biology of microorganisms, 2006)


Gambar 5.2. Komponen virus.
Dalam bentuk yang tidak aktif atau berada diluar sel inang,
sebuah partikel virus disebut virion. Setiap virion paling sedikit
mengandung satu jenis asam nukleat (DNA atau RNA) sebagai bahan
inti. Virion atau disebut juga benda seperti virus adalah pembawa
penyakit (patogen) yang hanya mengandung asam nukleat (RNA) dan
tidak mempunyai selubung protein. Beberapa partikel lain seperti
virus disebut prion dan viroid. Prion disusun oleh protein dan tidak
memiliki asam nukleat, sedangkan viroid adalah molekul utas tunggal
RNA dan merupakan patogen terkecil yang diketahui.
Beberapa virus merupakan parasit pada sel-sel hewan,
tumbuhan, dan beberapa jenis mikroorganisme tertentu. Contoh virus
yang hanya menyerang satu jenis sel atau kumpulan sel (jaringan)
pada makhluk hidup adalah influenza. Virus influenza hanya
menyerang sel-sel penyusun permukaan saluran pernapasan.
Adapun virus yang menyerang bakteri, misalnya bakteri Escherichia
coli, disebut bakteriofag.
Virus disebut sebagai makhluk hidup peralihan, antara benda mati
dan makhluk hidup. Virus memiliki sifat benda mati, yaitu dapat
dikristalkan dan tidak berprotoplasma. Virus memiliki sifat makhluk
hidup karena mampu berkembang biak dan mempunyai asam
nukleat.

142

Replikasi virus
Virus mempunyai cara reproduksi yang berbeda dengan makhluk
hidup lain. Virus hanya mampu berkembang biak di dalam sel
makhluk hidup. Pada prinsipnya replikasi virus dapat dikatagorikan ke
dalam 5 tahap (Gambar 5.3) :
1. Penempelan/adsopsi virion pada inangnya
2. Penetrasi virion atau asam nukleatnya ke dalam sel inang
3. Sintesis asam nukleat dan protein virus mulai dari awal sampai
akhir infeksi. Awal infeksi, virus mengendalikan metabolisme sel
untuk mensintesis asam nukleat dan protein virus baru. Akhir
infeksi, protein struktural yang merupakan sub unit pembungkus
virus (kapsomer) disintesis.
4. Penyusunan (Assembly) subunit struktural (dan komponen
membran pada virus berselubung lipid) dan pengepakan asam
nukleat menjadi partikel virus.
5. Pelepasan virion dari sel inang.

(Brock Biology of microorganisms, 2006)


Gambar 5.3. Replikasi virus.
Berdasarkan virulensinya ada 2 jenis virus bakteri yaitu virus
virulen/litik dan virus temperate/lisogeni.

143

(Brock Biology of microorganisms, 2006)


Gambar 5.4. Dua jenis virus bakteri berdasarkan virulensinya.
1. Daur litik
Untuk mempelajari virus litik, kita ambil contoh perkembangbiakan
bakteriofag T4 di dalam sel bakteri E. coli. Partikel-partikel virus yang
baru (hasil perkembangbiakan) dikeluarkan sel inang melalui proses
lisis. Lisis adalah pecahnya membran sel inang dan keluarnya
sitoplasma. Proses lisis menyebabkan sel inang mati dengan cepat,
karenanya bakteriofag T4 bersifat virulen. Daur litik dapat
berlangsung selama 20-40 menit. Selama satu kali daur litik
dihasilkan 50-200 virus. Daur litik meliputi beberapa fase, yaitu
absorpi, penetrasi, replikasi, perakitan, dan lisis.
a. Fase adsorpsi
Penempelan serabut ekor bakteriofag T4 bagian reseptor E. coli.

144

b. Fase penetrasi
Selubung ekor virus berkontraksi dan menyuntikkan DNA
bakteriofag T4 ke dalam sitoplasma bakteri E. coli. Sebelumnya,
dinding sel E. coli meluruh karena kerja enzim lisozim yang ada di
lempeng (cakram) dasar bakteriofag T4.
c. Fase replikasi
DNA bakteriofag T4 mengarahkan bakteri E. coli untuk mengode
enzim hidrolitik guna menghancurkan DNA bakteri itu sendiri dan
memperbanyak protein DNA serta enzim bakteriofag T4 melalui
proses transkripsi dan translasi. Fase ini disebut periode eklips.
d. Fase perakitan
Setelah menguasai proses metabolisme bakteri E.coli, gen
bakteriofag T4 mengarahkan sel E.coli untuk memproduksi
komponen-komponen virus. Komponen-komponen tubuh virus
yang berupa selubung protein, serabut ekor, dan kepala,
selanjutnya dirakit membentuk virus-virus baru. Hasil rakitannya
berupa bakteriofag T4 baru yang masih bersifat virion, yaitu virus
yang belum aktif.
e. Fase lisis
Setelah proses perakitan berakhir, bakteriofag T4 membentuk
enzim lisis untuk merusak dinding sel E.coli menyebabkan bakteri
mati dan keluarnya virion-virion bakteriofag T4. Virion-virion ini
akan menjadi bakteriofag T4 yang aktif setelah menginfeksi
bakteri E. coli yang lain.

Serat ekor
pin ekor
membran luar
peptidoglikan
membran sitoplasma
Genom T4

(Brock Biology of microorganisms, 2006)


Gambar 5.5. daur litik pada virus.

145

2. Daur lisogenik
Beberapa virus, antara lain herpes, HIV, dan bakteriofag lamda,
berkembang biak melalui daur lisogenik. Pada daur lisogenik, materi
genetik virus bergabung dengan materi genetik sel inang. Ketika sel
inang membelah, materi genetik virus juga menggandakan dan
diturunkan pada keturunannya. Pengaruh dari luar dan sinyal dari
materi genetik kemungkinan menyebabkan materi genetik virus
berada di bawah pengaruh materi genetik sel inang. Karena materi
genetik virus dilindung oleh selubung protein dan tidak dapat
menjalankan sendiri proses biokimiawinya, virus dapat hidup lama di
dalam sel inang. Beberapa virus dapat tidur di dalam materi genetik
sel inang selama beberapa tahun sebelum berkembang biak. Sebagai
contoh, orang yang terinfeksi HIV dapat hidup tanpa menunjukkan
virus penyebab AIDS itu ke orang lain.
Pada daur lisogenik, partikel-partikel virus yang baru dibentuk
melalui daur litik. Pada beberapa virus tertentu, daur litik dapat
melengkapi daur lisogenik, misalnya pada bakteriofag lamda. Ketika
memasuki daur lisogenik, DNA bakteriofag lamda mengalami
rekombinasi dengan kromosom E. coli. DNA bakteriofag lamda yang
menyisip pada materi genetik sel inang disebut profag. Profag
merupakan bahaya laten di dalam kromosom sel inang selama
beberapa generasi yang suatu saat akan keluar dan memisahkan diri,
kemudian memasuki daur litik. Virus yang dapat menjalani daur litik
dan lisogenik disebut temperate fag.
b. Keragaman virus
Virus dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis asam nukleatnya.
Berdasarkan jenis asam nukleat yang dimilikinya, virus dapat
dikelompokkan menjadi virus DNA dan virus RNA. Yang termasuk
kelompok virus DNA adalah sebagai berikut.
1. Adenoviridae, contohnya adenovirus (Gambar 5.6).

Gambar 5.6. Bentuk virus adenoviridae (adenovirus) contohnya


penyebab gastroenteritis

146

2. Herpesviriade, contohnya virus herpes simpleks pada manusia


(Gambar 5.7).

Gambar 5.7. Bentuk virus herpesviridae (herpes)


3. Hepadnaviriade, contohnya virus hepatitis B (Gambar 5.8).

Gambar 5.8. Bentuk virus hepadnaviridae (Hepatitis-B).


4. Papovaridae, contohnya virus papilloma manusia.
5. Parvoviridea, contohnya parvovirus.
6. Poxviridae, contohnya virus cacar.
Termasuk kelompok virus RNA, antara lain:
1. Picornaviridae, contohnya virus polio dan virus hepatitis A.
2. Caliciviridae, contohnya virus hepatitis D.
3. Togaviridae, contohnya virus rubella.
4. Flaviridae, contohnya virus demam kuning dan virus hepatitis C
(Gambar 5.9).
147

Gambar 5.10. Bentuk Flaviridae (hepatitis c)


5. Filoviridae, contohnya virus Ebola (gambar 5.11).

Gambar 5.9. Bentuk virus Flaviridae (hepatitis c).


5. Filoviridae, contohnya virus ebola (Gambar 5.10).

Gambar 5.10. Bentuk filoviridae (virus ebola).

148

6. Coronaviridae, contohnya virus flu burung (Gambar 5.11).

Gambar 5.11. Bentuk coronaviridae (corona).


7. Rhabdoviridae, contohnya virus rabies.
8. Paramyxoviridae, contohnya virus gondong (parotitis) dan virus
campak.
9. Reoviridae, contohnya Rotavirus A penyebab diare.
10. Retroviridae, contohnya virus HIV 1 dan 2 serta HTLV (Gambar
5.12).

Gambar 5.12. Bentuk HIV-1 (AIDS).

149

11. Orthomyxoviridae, contohnya virus influenza A,B, dan C (Gambar


5.13).

Gambar 5.13. Bentuk orthomyxoviridae (flu)


12. Bunyaviridae, contohnya virus Bunyamvera.
13. Arenaviridae, contohnya virus limfosit koriomeningitis.
5.1.2. Peranan virus dalam kehidupan
Pada umumnya, virus menyebabkan berbagai penyakit pada
makhluk hidup. Namun, tidak semua virus merugikan. Beberapa virus
sengaja dibudidayakan manusia untuk tujuan tertentu, yaitu
meningkatkan kesejahteraan manusia. Beberapa manfaat virus
antara lain ialah:
Bakteri yang mengandung profag bermanfaat untuk pengobatan
berbagai macam penyakit.
Untuk membuat interferon dari virus melalui rekayasa genetika.
Untuk membuat vaksin (mikroorganisme yang dilemahkan
sehingga sifat patogenitasnya hilang, akan tetapi sifat antigenitas
tetap).
Untuk membuat peta kromosom.
a. Penggunaan virus untuk medis
Teknologi kedokteran telah menggunakan bakteriofag (fag virulen)
untuk mengenal dan mengidentifikasikan bakteri patogen. Ketahanan
dan kerentanan bakteri terhadap serangan bakteriofag dapat
digunakan untuk menentukan galur-galur bakteri dalam sistem
klasifikasinya. Setiap galur bakteri menunjukkan tipe lisis tertentu
apabila terinfeksi oleh tipe fag tertentu pula. Cara menentukan galur
bakteri dengan melihat tipe lisis setelah diinfeksi fag tertentu disebut
penentuan tipe fag. Proses penentuan ini secara rutin dipakai untuk
mengidentifikasikan bakteri patogen, misalnya stafilokokus dan
150

basilus tifoid. Jadi, fag merupakan alat untuk mendiagnosis suatu


penyakit dan untuk mengikuti penyebaran penyakit di masyarakat.
Lisogenik pada bakteri merupakan suatu model konseptual untuk
menelaah virus onkogenik (virus penyebab kanker) karena virus-virus
itu juga mempunyai kemampuan untuk mengekalkan materi
genetiknya dalam sel sel yang terinfeksi.
b. Penggunaan virus untuk mengukur dosis radiasi
Kerentanan fag-fag tertentu terhadap radiasi yang telah diketahui
dengan tepat digunakan untuk mengukur dosis radiasi. Hal itu
dilakukan dengan cara mencampur fag ke dalam bahan yang akan
diradiasi. Dosis radiasi kemudian dapat dihitung dari derajat
kerusakan yang dialami oleh bakteriofag itu.
c. Pengunaan virus untuk membasmi hama tanaman
Dalam bidang pertanian, virus dapat digunakan sebagai
biopestisida untuk membasmi hama tanaman budidaya, misalnya
baculovirus. Virus ini apabila disemprotkan pada tanaman budidaya,
tanpa sengaja akan termakan oleh serangga hama. Serangga hama
menjadi sangat rakus dan sempat melakukan perkawinan. Akibatnya,
virus itu menyebar ke serangga lain melalui perkawinan dan
menyebabkan kematian massal.
Kerugian yang disebabkan oleh virus
Selain bermanfaat, virus juga dapat menimbulkan kerugian,
terutama karena dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan,
dan tumbuhan.
a. Virus penyebab penyakit pada manusia
Virus penyebab penyakit pada manusia:
1. Herpesvirus varicelae, penyebab penyakit cacar.
2. Virus polio, penyebab penyakit poliomielitis (Gambar 5.14).

Gambar 5.14. Bentuk virus polio


151

3. Virus influenza, penyebab penyakit influenza atau flu.


4. Virus morbili, penyebab penyakit campak.
5. Virus rabies, penyebab penyakit rabies.
6. Virus H5N1, penyebab penyakit flu burung (avian influenza)
(Gambar 5.15).

Gambar 5.15. Bentuk virus H5N1 (Avian influenza).


7. Paramyxovirus (virus parotitis), penyebab penyakit gondong.
8. HIV (Human Immunodeficiency Virus), penyebab AIDS (Gambar
5.16).

Gambar 5.16. HIV dibawah mikroskop.

152

b. Virus penyebab penyakit pada hewan


Virus penyebab penyakit pada hewan adalah:
1. virus rabies (Rhabdovirus), penyebab penyakit rabies pada anjing,
kucing dan monyet.
2. virus NCD, (New Castle Disease), penyebab penyakit tetelo pada
ayam.
3. virus FMD (Foot and Mouth Disease), penyebab penyakit mulut
dan kuku pada ternak
4. virus cowpox, penyebab penyakit cacar pada sapi.
5. Virus sarcoma (Rous Sarcoma Virus=RSV), penyebab tumor
ayam.
6. Virus bovine papilloma virus (BPV), penyebab tumor sapi.
c. Virus penyebab penyakit tumbuhan
Virus penyebab penyakit pada tumbuhan:
1. Virus mosaik, menyerang tanaman kentang (Gambar 5.17), tomat
dan tembakau (Gambar 5.18).

Gambar 5.17. TMV pada kentang.


2. Citrus Vein Phloem Degeneratif (CVPD), menyerang jeruk.
3. Virus tungro, menyerang tanaman padi.
4. Potato Yellow Mosaic Virus (PYMV), menyerang tanaman kentang.
5. Beans Yellow Mosaic Virus (BYMV), menyerang buncis.
6. Cucumber Mosaic Virus pada ketimun (Gambar 5.19).
153

Gambar 5.18. TMV pada tembakau.

Gambar 5.19 Cucumber mosaic virus (timun).


7. PStV pada kacang tanah (Gambar 5.20).

Gambar 5.20. PStV pada daun kacang tanah.


8. Germinivirus pada Capsicum annum (cabe merah)

154

5.2. Ciri, sifat dan keragaman prokariotik


5.2.1. Ciri, sifat, dan keragaman bakteri
Pernahkah kalian bertanya bagaimana sapi mencerna rumput atau
kenapa makanan menjadi busuk? Kedua proses ini merupakan kerja
dari mikroorganisme. Kalau mendengar kata bakteri, langsung
terbayang di kepala kita makhluk kecil penyebab penyakit. la
menyerang tubuh kita dan menggerogoti kesehatan dengan dayanya
yang cenderung negatif.
Belum lagi kalau kita membicarakan Escherichia coIi yang banyak
terdapat di air kotor sebagai penyebab utama diare. Pemahkah kalian
terserang diare? Diare merupakan salah satu penyakit pada saluran
pencernaan yang disebabkan oleh kuman. Apakah kuman itu?
Kuman adalah makhluk hidup yang sangat kecil (mikroorganisme)
yang dapat menyebabkan penyakit. Mikroorganisme mempunyai
peranan yang sangat besar dalam kehidupan manusia, baik yang
bersifat merugikan misalnya penyebab berbagai penyakit maupun
yang menguntungkan seperti bakteri bintil akar pada tanaman
kacang-kacangan. Seperti apakah bakteri itu. Penyakit apa saja yang
disebabkan oleh bakteri? Apa sajakah kegunaan bakteri? kalian ingin
tahu lebih jauh tentang bakteri? Pelajarilah bab ini.
Perbedaan eukariotik dan prokariotik
Bakteri merupakan makhluk hidup atau makhluk hidup sama
halnya dengan manusia. Meskipun begitu, sel bakteri berbeda
dengan sel-sel penyusun tubuh manusia. Sel-sel tubuh manusia
merupakan sel eukariotik, sedangkan sel bakteri adalah sel
prokariotik. Apakah perbedaannya. Sel eukariotik dan sel prokariotik
berbeda dalam hal ada tidaknya membran inti sel. Sel eukariotik
sudah memiliki membran inti. Dengan kata lain, sel ini sudah memiliki
organel-organel bermembran. Makhluk hidup eukariotik meliputi
protista, fungi, serta tumbuhan dan hewan, termasuk manusia.
Adapun sel prokariotik ialah sel yang belum memiliki membran
inti sehingga materi genetiknya berada dalam sitoplasma. Jadi, dapat
dikatakan bahwa sel prokariotik belum memiliki inti sejati. Sel
prokariotik tidak memiliki organel-organel bermembran. Seperti sel
eukariotik, sel prokariotik juga memiliki ribosom, meskipun begitu,
ribosom pada sel prokariotik berukuran lebih kecil dan memiliki lebih
sedikit subunit protein dibandingkan ribosom pada sel eukariotik.
Hampir semua sel prokariotik dilindungi oleh dinding sel yang
kaku. Di bawah dinding sel terdapat membran plasma tipis yang
menyelubungi sitoplasma. Sebagian besar makhluk hidup prokariotik
bersel tunggal dan sebagian lagi membentuk rantai filamen, atau
155

bentuk-bentuk kelompok lainnya. Meskipun merupakan makhluk


hidup mikroskopis, sejumlah prokariotik uniseluler bergabung
membentuk koloni yang dapat dilihat. Kendati sel-sel prokariotik
berkelompok membentuk rantai, filamen atau koloni. masing-masing
merupakan individu yang berdiri sendiri. Pada makhluk hidup
prokariotik. tidak ada organisasi jaringan yang nyata.
Meskipun merupakan makhluk hidup sederhana, prokariotik
mampu melakukan semua fungsi dasar kehidupan. Kenyataan bahwa
mereka
sederhana
secara
struktural
agak
membatasi
kemampuannya, tetapi di sisi lain merupakan satu keuntungan bagi
mereka. Contohnya. mereka mampu memperbanyak diri dengan
sangat cepat. Pada umumnya makhluk hidup prokariotik bereproduksi
secara aseksual, yaitu dengan cara membelah diri. Makhluk hidup
prokariotik hidup di hampir semua lingkungan yang ada di muka bumi.
Makhluk hidup prokariotik dapat ditemukan di palung samudra, pada
kedalaman 9-6 km di bawah permukaan laut serta di Kutub Selatan
dan Kutub Utara.
Tidak seperti makhluk hidup lainnya, makhluk hidup prokariotik
memiliki
perbedaan morfologis yang dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan
mereka.
Secara
tradisional,
prokariotik
dikelompokkan berdasarkan karakter fisiologi, komposisi molekuler,
dan reaksinya terhadap pewarnaan gram, yang dibandingkan
berdasarkan
hubungannya
secara
evolusi.
Berdasarkan
perbandingan rangkaian RNA ribosomnya, para ahli membagi
makhluk hidup prokariotik menjadi dua kingdom, yaitu kingdom
Eubacteria dan kingdom Archaebacteria.
Carl Woese (1970-an) dari Universitas Ulions (USA)
menggunakan teknik biologi molekuler, yaitu analisis sekuen rRNA
sub unit kecil untuk mempelajari kekerabatan semua makhluk. Hasil
yang diperoleh adalah anggota kelompok prokariot sangat berkerabat
dengan dan sangat mirip satu sama lain. Berdasarkan hasil klasifikasi
yang dibuat dengan mengacu pada analisis variasi molekul rRNA
tahun 1978, Woese mengajukan pendapat bahwa sesungguhnya
prokariot terdiri atas dua kelompok yang berbeda secara fundamental,
yaitu Archaebacteria dan Eubacteria sehingga secara garis
evolusioner kehidupan yang ditentukan berdasar analisis rRNA
tersebut ada tiga, yaitu: Eubacteria, Archaebacteria, dan Eukariot.
Kini Eubacteria disebut bacteria dan Archaebacteria disebut Archaea.
Bakteri merupakan makhluk hidup yang umumnya tidak berklorofil,
mempunyai diameter berukuran 0,5-1 m, dan panjang 0,1-10 m.
Bakteri mampu hidup di berbagai media sehingga disebut bersifat
kosmopolitan.

156

a. Ciri-ciri dan sifat bakteri


Struktur tubuh yang selalu ada pada setiap bakteri, antara lain
materi genetik, ribosom, plasma sel, dinding sel, membran sel, dan
cadangan makanan. Materi genetik berupa struktur nukleoid yang
berupa molekul DNA melingkar berisi beribu-ribu gen untuk
mengendalikan aktivitas sel bakteri tersebut. DNA mengandung
seperangkat informasi genetik. Ribosom bakteri berfungsi untuk
sintesis protein dan tersusun atas protein dan RNA. Kumpulan
ribosom disebut polisom atau poliribosom. Bakteri memiliki dinding
sel, berfungsi memberikan bentuk kaku tubuh bakteri (Gambar 5.21).
Dinding sel yang kaku berfungsi mencegah sel membengkak dan
pecah akibat tekanan osmosis, jika diletakkan pada larutan yang lebih
rendah konsentrasinya (hipotonik). Berdasarkan Struktur dinding
selnya, bakteri dibagi menjadi kelompok bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif. Membran permukaan sel memiliki sifat
permeabel terhadap sebagian glukosa, asam amino, dan gliserol.

Dinding sel
Kapsul

Ribosom Sitoplasma
Mesosom

Flagella

DNA
Membran plasma

Gambar 5.21. Struktur tubuh satu bakteri.


Dinding sel yang kaku berfungsi mencegah sel membengkak dan
pecah akibat tekanan osmosis, jika diletakkan pada larutan yang lebih
rendah konsentrasinya (hipotonik). Berdasarkan Struktur dinding
selnya, bakteri dibagi menjadi kelompok bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif. Membran permukaan sel memiliki sifat
permeabel terhadap sebagian glukosa, asam amino, dan gliserol.
Selain struktur yang sudah ada, beberapa bakteri memiliki
Struktur tambahan, misalnya flagel pada Salmonella typhosa,
membran fotosintesis pada Rhodobacter dan Rhodospirillum, serta

157

pilus yang digunakan saat konjugasi pada bakteri Escherichia coli.


Kapsul dan lapisan lendir merupakan struktur tambahan pada
bakteri. Kapsul memiliki struktur lebih tebal dan padat dibandingkan
lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir memberikan perlindungan
tambahan pada bakteri, misalnya pada Streptococcus pneumoniae
(penyebab radang paru-paru).
Flagellum merupakan struktur tambahan yang memungkinkan
bakteri untuk bergerak (mobil). Gerakannya menyerupai gerak alat
pembuka tutup botol (gerak memutar). Flagellum bakteri aerob
berguna untuk bergerak menuju tempat yang mengandung oksigen.
Adapun flagellum bakteri fotosintesis berguna untuk bergerak menuju
ke arah datangnya cahaya.
b. Letak Flagela Bakteri
Berdasarkan tipe flagellumnya. bakteri
monotrik, amfitrik, lopotrik, peritrik, dan atrik.

dibedakan

menjadi

Monotrik memiliki satu flagel yang terletak di salah satu


ujungnya. misalnya pada Pseudomonas aeruginosa.
Amfitrik memiliki dua flagel pada kedua ujungnya, misalnya
pada Aquaspirillum serpens.
Lopotrik memiliki banyak flagel di salah satu ujungnya,
minisalnya pada Pseudomonas tluorescens (Gambar 5.22).
Peritrik memiliki banyak flagel di seluruh tubuhnya. misalnya
pada Salmonella typhosa (Gambar 5.23).
Atrik tidak memiliki flagel.

Gambar 5.22. Bakteri lopotrik pada P. Fluorescens.

158

Membran plasma
Sitoplasma
Dinding sel

DNA

Ribosom
Pili
Flagella

Gambar 5.23. Bakteri peritrik pada S. Typhosa.


Pili (Jamaknya: Pilus) merupakan alat pelekat antara sel bakteri
yang satu dan sel bakteri yang lain atau antara sel bakteri dan
permukaan tubuh makhluk hidup lain. Pilus F merupakan saluran
penghubung dalam transfer DNA saat konjugasi.
Membran fotosintetik adalah struktur yang khusus pada bakteri
fotosintetik. Membran fotosintesis merupakan membran permukaan
sel yang melekuk ke dalam dan mengandung alat fotosintesis.
Genus tertentu, misalnya Clostridium dan Bacillus, akan
membentuk endospora (spora yang dihasilkan di dalam sel).
Endospora bersifat dorman (suatu keadaan sel yang tidak aktif dan
proses metabolisme berkurang), resistan terhadap panas (suhu lebih
dari 80 oC), dan tahan terhadap radiasi gelombang pendek. Spora
bakteri bukan merupakan alat perkembangbiakan, tetapi merupakan
usaha bakteri untuk melindungi diri dari keadaan yang kurang
menguntungkan (kondisi ekstrem). Di perairan Indonesia, tepatnya di
perairan Jepara terdapat cumi yang dapat memancarkan cahaya
(Loligo duvaucelli). Cahaya yang dipancarkan ternyata merupakan
bentuk simbiosis antara cumi dengan bakteri Photobacterium
phosphoreum yang hidup dalam organ cahaya cumi.
Bakteri dapat dikelompokkan berdasarkan
memperoleh makanan, dan kebutuhan oksigen.

morfologi,

cara

159

I. Berdasarkan morfologinya, bakteri dapat dibedakan menjadi basil,


kokus, dan spiral (Gambar 5.24).
a. Basil (batang)
Bakteri berbentuk batang dibedakan menjadi
diplobasil, dan streptobasil.
1. Monobasil (batang tunggal).
Contoh: E. coli, L. casei.
2. Diplobasil (batang berkelompok dua-dua).
Contoh: S. typhosa.
3. Streptobasil (rantai batang).
Contoh: Azotobacter dan B. anthracis.

Kokus

Batang

Spiral

Spiroketa

Hifa

Filamen
(Brock Biology of microorganisms, 2006)
Gambar 5.24. Variasi bentuk bakteri.

160

monobasil,

b. Kokus (bulat)
Bakteri berbentuk bulat dibedakan menjadi monokokus,
diplokokus. streptokokus, dan stafilokokus.
1. Monokokus (tunggal).
Contoh: M. gonorhoe (penyebab kencing nanah).
2. Diplokokus (bola berkelompok dua-dua)
Contoh: D. pneumoniae (penyakit radang paru).
3. Streptokokus (bentuk rantai).
Contoh: S. thermophilus (bakteri pembuat yoghurt).
4. Stafilokokus (gerombol seperti anggur).
Contoh: Staphylococcus aureus.
5. Sarkina (berbentuk kubus).
c. Spirilum (Spiral atau seperti huruf S)
Bakteri berbentuk spiral terbagi atas:
1. Koma.
Contoh: Vibrio cholerae (penyebab penyakit kolera).
2. Spirokaeta (spiral dan berekor).
Contoh: S. pallidum (penyakit raja singa/ sifilis).
Perkembangbiakan bakteri
Pertumbuhan bakteri merupakan penambahan jumlah sel bakteri
dalam suatu koloni dengan cara membelah diri. Hal itu dipengaruhi
oleh suhu, kelembapan, dan oksigen. Suhu yang terlalu tinggi atau
rendah bagi pertumbuhan optimum bakteri akan menyebabkan
kematian atau penghambatan perkembangan bakteri. Zat kimia
tertentu akan membunuh koloni bakteri, misalnya antibiotik penisilin.
Faktor-faktor yang membatasi pertumbuhan bakteri, antara lain
ialah nutrisi (zat makanan), zat hasil ekskresi yang tertimbun dalam
medium, dan predator.
a.Nutrisi (zat makanan)
Jumlah nutrisi (zat makanan) yang tersedia dalam jumlah banyak
akan meningkatkan jumlah koloni bakteri. Sebaliknya, berkurangnya
nutrisi mengakibatkan koloni bakteri menyusut, bahkan akan mati
dengan habisnya nutrisi yang tersedia.
b. Zat hasil ekskresi yang tertimbun dalam medium
Metabolisme bakteri akan menghasilkan bahan buangan.
Pertambahan jumlah koloni akan meningkatkan timbunan hasil
buangan tersebut dalam media. Timbunanhasil buangan tersebut
dapat menggangu metabolisme bakteri yang kemudian akan
menyebabkan penurunan jumlah koloni bakteri.
c. Predator (pemangsa) bakteri
Pemangsa bakteri biasanya adalah Amoeba dan Didinium.
161

Amoeba memakan mikroorganisme kecil, beberapa di antaranya


adalah Protozoa dan Algae.
Untuk mengamati bakteri dapat dilakukan langkah berikut ini.
Ambillah tanaman kacang panjang yang telah berumur kira-kira 4
bulan. Cucilah bagian akarnya dengan hati-hati dengan cara
mengalirkan air dari keran secara langsung. Amatilah bagian akar
yang menggelembung, kemudian belahlah dan amatilah di bawah
mikroskop. Dapatkah kalian temukan Rhizobium?
Perkembangbiakan bakteri dapat terjadi secara aseksual dengan
cara membelah diri menjadi dua (pembelahan biner). Disamping itu,
rekombinasi genetik dapat terjadi dengan cara penggabungan materi
genetik yang berupa DNA antar bakteri. Rekombinasi genetik pada
bakteri dapat dibedakan menjadi transformasi, transduksi dan
konjugasi.
a. Transformasi
Transformasi merupakan proses pemindahan materi genetik herupa
DNA dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lain. Menurut Frederick
Griffith (1928), transformasi dapat terjadi pada bakteri Streptococcus
pneumoniae. Haemophillus. Neisseria gonorhoe, Bacillus, dan
Rhizobiurn.
b. Transduksi
Transduksi merupakan pemindahan materi genetik dari sel bakteri
yang satu ke sel bakteri yang lain dengan melalui perantara (berupa
bakteriofag). Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian Norton Zinder
dan Joshua Lederberg (1952).
c. Konjugasi
Konjugasi merupakan pemindahan DNA secara langsung melalui
kontak sel dengan menggunakan pilus F, misalnya pada bakteri
Escherichia coli.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bakteri dapat mengambil
makanan secara langsung dari alam. Namun, ada juga bakteri yang
harus mengubah senyawa tertentu menjadi senyawa yang
dibutuhkan.
II. Berdasarkan cara memperoleh makanannya, bakteri dibedakan
menjadi bakteri autotrof dan heterotrof.
a. Bakteri autotrof
Bakteri autotrof ialah bakteri yang dapat membuat makanannya
162

sendiri dari zat-zat anorganik dan mengubahnya menjadi zat-zat


organik. Ada dua macam bakteri autotrof, yaitu bakteri fotoautotrof
dan kemoautotrof. Bakteri fotoautotrof adalah bakteri yang
menggunakan cahaya sebagai sumber energinya, misalnya bakteri
hijau. Bakteri kemoautotrof adalah bakteri yang menggunakan
senyawa kimia sebagai sumber energinya, misalnya bakteri belerang,
bakteri besi, bakteri nitrogen, dan bakteri nitrat.
b. Bakteri heterotrof
Bakteri heterotrof ialah bakteri yang tidak dapat menyintesis
makanannya sendiri. Bakteri heterotrof dibedakan menjadi bakteri
patogen dan saprofit. Bakteri patogen memperoleh makanan dengan
cara mengambil senyawa organik kompleks dari makhluk hidup lain.
misalnya Mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC). Bakteri
saprofit memperoleh makanan dari sisa-sisa makhluk hidup yang
telah mati atau limbah, misalnya bakteri yang hidup di tempat
sampah, Escherichia coli.
III. Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, bakteri dibedakan
menjadi bakteri aerob dan anaerob.
a. Bakteri aerob
Bakteri aerob ialah bakteri yang membutuhkan oksigen bebas
untuk keperluan hidupnya, contohnya bakteri nitrat (Nitrobacter) dan
bakteri nitrit (Nitrosomonas). Bakteri nitrat dan bakteri nitrit
melakukan proses nitrifikasi yang membutuhkan oksigen untuk
mengoksidasi amonia menjadi nitrat.
+

NH4 + O2

Nitrasi

Amonia Oksigen Nitrosomonas

Nitrasi

HNO2 + O2

HNO3

Nitrit Oksigen Nitrobacter Nitrat

b. Bakteri anaerob
Bakteri anaerob adalah bakteri yang mendapatkan energi tanpa
menggunakan oksigen, contohnya bakteri Micrococcus denitrificans.
Clostridium desulfuricans, dan Clostridium tetani (penyebab
tetanus). Energi diperoleh dari penguraian senyawa-senyawa
organik secara anaerob. Salah satu peranan bakteri anaerob adalah
dalam peristiwa denitrifikasi yaitu proses penguraian nitrat/nitrit
menjadi amonia.
Berdasarkan hubungannya secara evolusi, bakteri dapat
dikelompokkan menjadi 12 filum. Berikut ini akan dibahas empat
filum utama bakteri, yaitu Spirochaeta, bakteri Gram positif,
Proteobacteria, dan Cyanobacteria (Cyanophyta).

163

*) Spirochaeta
Filum ini beranggotakan bakteri-bakteri Gram negatif yang
berbentuk spiral. Bakteri Gram negatif merupakan bakteri yang
memiliki lapisan lipopolisakarida tambahan di luar dinding selnya
dan akan berwarna merah muda jika diberi pewarnaan Gram.
Anggota Spirochaeta ada yang hidup secara aerob dan ada yang
secara anaerob. Mereka bergerak dengan menggunakan flagela
yang tertanam di dalam dinding sel. Spirochaeta hidup secara
bebas, bersimbiosis, atau sebagai patogen, tetapi ada pula yang
hidup sebagai dekomposer. Filum ini dibagi menjadi tiga famili yang
termasuk dalam satu ordo, Spirochaetales. Ketiga famili tersebut
ialah:
1. Spirochaetaceae (contoh: Borelia burylorferi), penyebab Lyme.
2. Brachyspiraceae (contoh: Brachyspira).
3. Leptospiraceae (contoh: Treponema pallidum), penyebab sifilis.
*)

Bakteri Gram Positif


Meskipun namanya bakteri Gram positif, tidak semua anggota
filum ini merupakan bakteri Gram positif. Sejumlah kecil bakteri
Gram negatif juga termasuk dalam filum ini karena mereka memiliki
kesamaan secara molekuler dengan bakteri Gram positif. Ciri utama
bakteri Gram positif adalah struktur dinding selnya sederhana,
tersusun atas peptidoglikan tanpa lapisan lipopolisakarida. Jika
diberi pewamaan Gram, bakteri Gram positif akan berwarna ungu.
Anggota bakteri Gram positif banyak yang menyebabkan
penyakit pada manusia, misalnya Streptococcus pneumoniae yang
menyebabkan pneumonia (radang paru-paru). Bakteri Gram positif
banyak yang menghasilkan toksin, misalnya Clostridium botulinum.
Toksin yang dihasilkan oleh bakteri C. botulinum sangat mematikan,
satu gram toksin dapat membunuh lebih dari satu juta orang.
Selain dapat menimbulkan penyakit dan menghasilkan racun,
bakteri Gram positif juga dapat menghasilkan bahan-bahan yang
menguntungkan. Contohnya, antibiotik yang dihasilkan oleh bakteri
dari kelompok Actinomycetes. Antibiotik membunuh bakteri-bakteri
Gram positif lainnya dengan cara mencegah bakteri tersebut
membentuk protein. Antibiotik hanya mempengaruhi pertumbuhan
bakteri tanpa membahayakan sel-sel tubuh manusia. Bakteri Gram
positif digunakan untuk membuat yoghurt, acar, keju, dan mentega.
*) Proteobacteria
Proteobacteria
merupakan
filum
terbesar
dalam
Kingdom/Domain Eubacteria. Semua Proteobacteria merupakan
bakteri Gram negatif. tetapi memiliki bentuk bermacam-macam
(batang, bulat, dan spiral). Kebanyakan bergerak dengan flagela,
164

tetapi ada yang bergerak meluncur atau tidak dapat bergerak.


Sebagian besar anggotanya termasuk mikroorganisme anaerob
fakultatif atau obligat. Anggota Proteobacteria ada yang hidup
bebas, bersimbiosis ataupun sebagai patogen pada manusia,
hewan, dan tumbuhan.
Berdasarkan rangkaian rRNA-nya, Proteobacteria dibagi
menjadi lima kelompok. yaitu Alpha () Proteobacteria, Beta ()
Proteobacteria,
Gamma
()
Proteobacteria,
Delta
()
Proteobacteria, dan Epsilon () Proteobacteria.
* Alpha () Proteobacteria
Alpha () Proteobacteria meliputi bakteri fototrof dan bakteri yang
menggunakan senyawa C1. Anggota kelompok ini ada yang
bersimbiosis dengan tanaman (contohnya, Rhizobium sp) dan
hewan. Ada pula yang merupakan patogen pada hewan dan
manusia. contohnya Rickettsia prowazek. Bakteri ini menyebabkan
demam tifus jika berpindah dari kutu ke manusia. Contoh lainnya
adalah
Agrobacterium
tumefaciens
dan
Magnetospirilum
magnerotuctlicum.
* Beta () Proteobacteria
Beta () Proteobacteria terdiri atas kelompok bakteri aerob
fakultatif. bakteri kemolitotrof (misalnya, Nitrosomonas), serta
bakteri fototrof (misalnya, Rhodocyclus). Contoh spesies patogen
dalam kelompok ini adalah Neisseria gonorrhoea.
* Gamma () Proteobacteria
Gamma () Proteobacteria terdiri atas kelompok-kelompok bakteri
yang banyak digunakan untuk keperluan medis dan penelitian,
contohnya Enterobacteri, Vibrio, dan Pseudomonas. Namun. ada
pula yang merupakan patogen, misalnya Salmonella (tifus). Vibrio
(kolera),dan Yersinia.
* Delta () Proteobacteria
Kelompok ini terdiri atas bakteri pembentuk badan buah, yaitu
Myxobacteria. Bakteri tersebut ditemukan di tanah dan bahanbahan organik yang membusuk.
* Epsilon () Proteobacteria
Dua anggota kelompok kecil ini merupakan patogen pada
manusia. Contohnya, Helicobacter pylori yang menyebabkan tukak
lambung dan Campylobacter jejuni yang menyebabkan gangguan
gastrointestinal.

165

*)

Cyanophyta (Ganggang Hijau-Biru)


Cyanophyta atau ganggang hijau-biru merupakan makhluk
hidup prokariotik. Habitatnya adalah di air tawar, air laut, tempat
yang lembap, batu-batuan yang basah, menempel pada tumbuhan
atau hewan, di kolam yang banyak mengandung bahan organik
(nitrogen), di sumber air panas (suhu mencapal 80oC), dan di
perairan yang tercemar. Ganggang hijau-biru hidup secara soliter
(sendiri) alau berkelompok (koloni). Individu yang berkoloni
biasanya berupa benang (filamen), dengan trikom (tabung), dan
memiliki selubung. Tubuhnya mempunyai klorofil. karotenoid, serta
pigmen fikobilin (gabungan antara fikoeritrin (merah) dan fikosianin
(biru) sehingga berwama hijau kebiru-biruan.
Cyanophyta merupakan makhluk hidup perintis. Makhluk hidup
perintis adalah makhluk hidup pertama yang memberi
kemungkinan hidup pada makhluk hidup lain di tempat yang sulit
dijadikan tempat hidup. Pada umumnya Cyanophyta dapat
mengikat nitrogen bebas di udara. Proses itu disebut fiksasi
nitrogen. Fiksasi nitrogen mengubah nitrogen (N2) menjadi amonia
(NH3) untuk digunakan tumbuhan sebagai bahan untuk mensintesis
senyawa organik (asam amino). Cyanophyta yang mampu mengikat
nitrogen, antara lain Anabaena, Nostoc, dan Gloeocapsa.
Macam-macam Cyanophyta
Cyanophyta ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak.
Cyanophyta bersel satu, misalnya Chroococcus dan Gloeocapsa.
Chroococcus mempunyai ciri hidup di dasar kolam yang tenang,
berkembang biak dengan membelah diri, tidak membentuk spora,
dan memiliki heterosista. Gloeocapsa mempunyai sel berselubung
berwama biru, hidup di batu'-batuan yang lembap atau epifit pada
tumbuhan lain, dan mampu mengikat N dari udara.
Cyanophyta yang hidup secara berkelompok atau berkoloni,
misalnya Polycystis. Polycystis memiliki ciri bentuk koloni seperti
bola, berkembang biak dengan membelah diri dan fragmentasi,
serta hidup di kolam yang airnya tenang.
Bentuk Cyanophyta yang lain adalah benang (filamen), misalnya
Oscillatoria, Nostoc commune, Anabaena sp, dan Rivularia.
Oscillatoria memiliki ciri mampu membentuk trikom tidak bercabang,
tidak diliputi lendir, serta berkembang biak dengan membelah diri
dan fragmentasi melalui hormogonium pada trikomnya.
Nostoc commune memiliki ciri trikom berbentuk bulat, hidup di
tanah alkali dan batu-batuan yang lembap, selubung berwama
kuning/kecokelatan, memiliki struktur akinet (sel yang tidak aktif
akan membentuk trikom baru setelah masa dorman selesai). Pada
166

sel-sel tertentu dindingnya akan menebal membentuk heterosista


untuk mengikat nitrogen. Anabaena ayllae dan Anabaena cycadae
mempunyai tubuh berselaput lendir dan trikomnya berbentuk bola
(membentuk rantai), berkembang biak dengan fragmentasi dan
heterosista, memiliki akinet, mampu menambat N, dan hidup
sebagai plankton. Rivularia mempunyai tubuh seperti bola
diselubungi oleh lendir, trikomnya meruncing, hidup menempel pada
tanaman air/batuan yang lembap, dan tidak memiliki akinet.
Perkembangbiakan Cyanophyta
Reproduksi Cyanophyta pada umumnya adalah dengan cara
membelah diri. Cyanophyta yang berbentuk filamen dapat
melakukan reproduksi dengan cara fragmentasi dan pemutusan
bagian sel yang lemah (hormogonium). Masing-masing sel akan
tumbuh menjadi individu baru. Selama itu, heterosista dapat juga
digunakan sebagai alat reproduksi, misalnya pada Anabaena.
Peranan Cyanophyta
Karena mampu melakukan fotosintesis, Cyanophyta berperan
sebagai penyedia oksigen bagi perairan. Cyanophyta merupakan
penyedia oksigen terbesar di perairan. Selain itu, Cyanophyta
merupakan penyedia bahan pangan (produsen) bagi makhluk hidup
di air. sebagai fitoplankton.
Cyanophyta pengikat nitrogen yang hidup bebas mampu
menyuburkan tanah, misalnya Nostoc commune dan Gloeocapsa.
Cyanophyta pengikat nitrogen yang hidup bebas, ada juga yang
hidup bersimbiosis dengan makhluk hidup lain, misalnya Anabaena
cycadae bersimbiosis dengan akar pakis haji (Cycas rumphii} dan
Anabaena azollae bersimbiosis dengan akar tanaman paku-pakuan
(Azolla pinnata}.
Cyanophyta berperan sebagai bahan makanan, misalnya
Spirullina maxima. Spirullina banyak mengandung protein, yaitu 45% 49% dari berat keringnya. Spirullina sudah lama digunakan sebagai
bahan makanan oleh bangsa indian di Meksiko. Selain
menguntungkan, Cyanophyta juga dapat merugikan, menyebabkan
blooming dan menghasilkan racun neurotoksin, misalnya Microcystis.
5.2.2. Peranan bakteri dalam kehidupan
Bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan bidang
pertanian, dan kesehatan pada manusia.

167

a. Bakteri yang menguntungkan


1. Bidang pertanian
a. Rhizobium leguminosorum pada
kacangan, mengikat nitrogen bebas.

akar

tanaman

kacang-

b. Azotobacter chlorococcum mampu menyuburkan tanah dengan


mengikat nitrogen di udara.
c. Nitrosomonas
dan
menyuburkan tanah.

Nitrosococcus, menghasilkan nitrit yang

Jenis-jenis bakteri yang menguntungkan tersebut dapat digunakan


sebagai pupuk hayati.
2. Bidang industri makanan
a. Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus,
digunakan untuk membuat yoghurt.
b. Acetobacter xylinum, digunakan untuk membuat nata de coco.
c. Streptococcus lactis, digunakan untuk membuat keju.
d. Acetobacter sp, digunakan untuk membuat cuka.
3. Bidang farmasi
a. Streptomyces griceus, menghasilkan antibiotik streptomisin
(membunuh bakteri penyebab TBC).
b. Streptomvces aureofaciens, menghasilkan antibiotik aureomisin.
c. Streptomyces olivaceus, untuk menghasilkan sianokobalamin
vitamin B12.
d. Streptomyces venezuelae, menghasilkan antibiotik kloromisetin.
e. Bacillus brevis, menghasilkan antibiotik tiromisin (Gambar 5.25).

Gambar 5.25. Bakteri Bacillus brevis (antibiotik).

168

f. Pseudomonas denitrificans dan Propioni bacterium, menghasilkan


vitamin B12 (Gambar 5.26).

Gambar 5.26. Pseudomonas sp.


g. Clostridium acetobutylicum, menghasilkan aseton dan butanol.
h. Xanthomonas campestris, menghasilkan polisakarida.
i. Acetobacter aceti, digunakan untuk membuat asam cuka.
j. Leucanostoc masenteroides, menghasilkan dekstran.
k. Lactobacillus delbruecki, penghasil asam laktat.
4. Pembuatan biogas dan pengurai
a. Escherichia
coli, membantu proses pembusukan makanan
dalam kolon manusia dan pembentuk vitamin K (Gambar 5.27).

Gambar 5.27. Escherichia coli di usus sapi.

169

b. Methanobacterium omelianski dan Methanobacterium ruminatum,


menguraikan asam cuka (CH3COOH) menjadi metana (CH4)
dan CO2.
c. Clostridium sporangeus, menguraikan asam amino menjadi
amonia.
d.

Desulfovibrio desulfuricans, menguraikan bangkai dan


menguraikan sulfat di tempat becek dan menghasilkan H2S.

e. Thiobacillus denitrificans, menguraikan nitrit dan menghasilkan N


atau disebut denitrifikasi.
Kalian telah mengetahui macam-macam bakteri yang
menguntungkan. Lakukanlah kegiatan berikut agar kalian dapat
menerapkan ilmu biologi yang kalian peroleh dalam kehidupan.
Kalian tentu pernah minum yogurt? Seperti yang kalian ketahui,
yogurt merupakan minuman yang baik untuk kesehatan sebab
mengandung bakteri-bakteri yang melindungi tubuh dari bakteri
penyebab penyakit. Untuk membuat yoghurt diperlukan bahan
berupa susu sapi layak minum, gelas plastik, termometer, dan
lemari es. Yogurt dapat diperoleh dengan melakukan fermentasi
susu menggunakan biakan starter Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococus thermophilus.
Tahap pertama, susu dipanaskan pada suhu 90oC. Hal ini
dilakukan untuk mencegah kontaminasi dan merupakan kondisi
yang baik untuk inokulasi bakteri. Selain itu, perubahan kasein
karena pemanasan akan memberikan hasil akhir yang baik dengan
kondisi yang seragam. Selanjutnya pada tahap yang kedua, susu
didinginkan menjadi 43oC. kemudian diinokulasi dengan 2% biakan
starter campuran Lactobacilus bulgaricus dan Streptoccocus
thermophilus. Suhu campuran tersebut di biarkan selama 3 jam
hingga diperoleh keasaman yang diinginkan (0.35-0.95)%.
Usahakan pH pada kemasaman mencapal pH 4.5. Produk
didinginkan hingga suhunya menjadi 5oC. Selanjutnya, kalian dapat
mengemas produk yoghurt.
b. Bakteri yang merugikan
Bakteri dikatakan merugikan karena menyebabkan penyakit
pada manusia, hewan, dan tumbuhan atau menghasilkan toksin.
1. Bakteri penyebab penyakit pada manusia
a. Mycobacterium tuberculosis, penyebab penyakit TBC.

170

b. Mycobacterium leprae, penyebab penyakit lepra.


c. Salmonella typhosa, penyebab penyakit tifus.
d. Shigella dysentriae, penyebab penyakit disentri.
e. Diplococcus pneumoniae, penyebab penyakit radang paru-paru.
f. Treponema pallidum, penyebab penyakit sifilis (raja singa).
g. Klebsiella pneumoniae penyebab infeksi saluran pernapasan
h. Meningococcus, penyebab meningitis, yaitu penyakit radang
selaput otak (meninges).
i. Neisseria gonorrhoea, penyebab penyakit kencing nanah.
j. Vibrio cholerae, penyebab penyakit kolera.
k. Bacillus

anthracis, penyebab penvakit antraks.

2. Bakteri penyebab penyakit pada hewan


a. Campylobacterfetus sp, penyebab keguguran
kambing, serta radang usus manusia.

pada

sapi,

b. Bacillus anthracis, menyebabkan penyakit antraks pada temak.


Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan adalah
dengan cara menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kebersihan
badan (mandi dan mencuci tangan sebelum makan), melakukan
olahraga secara teratur, makan makanan bergizi, dan istirahat.
3. Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan
a. Agrobacterium tumefaciens, penyebab tumor pada tumbuhan
dikotil.
b. Pseudomonas cattleyae, rnenyerang tanaman anggrek.
c. Pseudomnonas solanacearum, menyerang tanaman pisang.
d. Bacterium papaye, menyerang tanaman pepaya.
4. Bakteri penghasil toksin
a. Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan
bongkrek pada tempe bongkrek.

racun

asam

171

b. Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinurn pada


makanan kaleng yang sudah rusak.
c. Leuconostoc mesentroides, menyebabkan makanan berlendir.
Keanekargaman bakteri
Bakteri sangat beragam dan sangat banyak jumlahnya. Baru
sekitar 0.1% anggota bakteri yang telah diketahui dari jumlah spesies
yang diperkirakan sekitar 3 juta spesies. Oleh karena itu peluang
penemuan spesies baru dari bakteri termasuk di Indonesia masih
terbuka luas. Hal ini terbukti bahwa baru-baru ini 6 spesies baru
bakteri ditemukan oleh Dr. Puspita Lisdayanti. Keenam spesies
bakteri tersebut adalah Acetobacter cibinongensis (dari daerah
Cibinong), Acetobacter indonestensis (dari Indonesia), Acetobacter
syzygii (dari buah sirsak), Acetobacter tropicalis dan Acetobacter
bogoriensis (dari daerah Bogor), serta Kozakia baliensis (dari daerah
Bali). Selain itu beberapa spesies bakteri baru dari genus Asaia,
seperti Asaia bogariensis, ditemukan oleh peneliti Jepang. Asaia ialah
salah satu bakteri yang penting untuk industri.
Archaebacteria
Archaebacteria tidak dikenali sebagai bentuk kehidupan lain dari
bakteri hingga tahun 1977 saat Carl Woese dan George Fox
menunjukkan kingdom ini melalui analisis RNA. Archaebacteria
merupakan makhluk hidup tertua (rchae = purba) yang hidup di bumi.
Mereka termasuk makhluk hidup prokariotik uniseluler.
Archaebacteria berbeda dari Eubacteria dalam hal dalam hal
pelipatan 16SrRNA dan dalam hal komposisi membran plasma serta
dinding selnya. Dinding sel Archaebacteria tidak memiliki
peptidoglikan, meskipun secara struktural mirip prokariotik uniseluler.
Bentuk Archaebacteria bervariasi, yaitu bulat, batang, spiral,
atau tidak beraturan. Beberapa spesies dapat dalam bentuk set
tunggal, sedangkan jenis lainnya berbentuk filamen atau koloni.
Reproduksinya dilakukan dengan cara membelah diri (pembelahan
biner), membentuk tunas, atau fragmentasi. Archaebacteria sering
disebut makhluk hidup ekstrimofil karena mampu hidup di lingkungan
dengan kondisi yang ekstrem. Misalnya di mata air panas dan di
dasar samudra. Semua anggota Archaebacteria merupakan makhluk
hidup non patogen. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya.
kingdom ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu metanogen,
ekstrem halofil, dan termoasidofil.

172

(Brock Biology of microorganisms, 2006)


Gambar 5.28. Keragaman morfologi
metanogen.
1. Metanogen
Ciri khas makhluk hidup metanogen ialah memiliki kemampuan
menggunakan hidrogen untuk mereduksi karbon dioksida menjadi gas
metan. Dari reaksi tersebut, dihasilkan energi. Reaksinya adalah
sebagai berikut.
CO2

karbon
dioksida

+ 4H2

hidrogen

CH4 + 2H20 + energi

metan

uap air

(Brock Biology of microorganisms, 2006)


Gambar 2.29. Methanobrevibacterrium ruminantium dan
Methanosarcina barkerii.
Bakteri hidup di lingkungan yang anaerob, seperti dasar rawarawa, tempat penampungan limbah, dan saluran pencernaan hewan,
termasuk manusia. Di dalam saluran pencernaan sapi, mereka
173

menguraikan selulosa sehingga memungkinkan sapi memperoleh


nutrisi dari tumbuhan. Dalam industri, metanogen digunakan untuk
mengolah limbah dan menjemihkan air. Contoh Archaebacteria
metanogen, antara lain Methanopyrus, Methanobrevibacter, dan
Methanococcus.
2. Ekstrim Halofil
Makhluk hidup kelompok ekstrim halofil mampu hidup di
lingkungan yang salinitasnya sangat tinggi (10 kali salinitas air laut),
seperti makanan yang diasinkan. Makhluk hidup ini menggunakan
garam untuk membentuk ATP. Contoh anggota kelompok ini adalah
Halobacterium halobium. Di dalam membran plasma Halobacterium
halobium. terdapat pigmen rodopsin yang disebut bakteriorodopsin.
Bakteriorodopsin bertanggung jawab terhadap proses pembentukan
ATP pada spesies tersebut. Contoh lain Halobacteroides holobius.

(Brock Biology of microorganisms, 2006)


Gambar 5.30. Habitat Arkea halofilik.

174

3. Termoasidofil
Anggota kelompok ini dapat ditemukan di lingkungan yang sangat
masam dan bersuhu tinggi. Mereka dapat hidup di lingkungan yang
bersuhu 110C dengan pH di bawah 2, misalnya di bawah gunung
berapi dan lubang hidrotermal di dasar samudra. Sebagian besar
kelompok ini merupakan makhluk hidup anaerob yang menggunakan
belerang (sulfur) sebagai akseptor hidrogen untuk respirasi,
menggantikan oksigen. Contohnya adalah Sulfolobus solfataricus dan
Sulfolobus acidocaldarius.

(Brock Biology of microorganisms, 2006)


Gambar 5.31.Daerah termofil tampat hidup archaea.

175

Beberapa bakteri ditemukan merugikan di bidang pertanian


karena dapat merusak pertumbuhan tanaman, diantaranya adalah:
1. Pseudomonas syringae pv. Tomato
2. Ralstonia solanacearum pada tanaman pisang
3. Xanthomonas campestris pv glycine

Rangkuman
Virus berukuran mikroskopis, makhluk hidup metagenesis
(peralihan mahkluk hidup dan benda mati), bentuknya kompleks,
mempunyai asam nukleat (DNA atau RNA) sebagai bahan inti. Virus
merupakan salah satu faktor penyebab penyakit, contohnya HIV,
influenza, flu burung, mosaik tembakau, dan virus kentang.
Virus melakukan reproduksi dengan proliferasi secara daur litik
dan daur lisogenik. Daur litik terdiri dari 5 fase, yaitu fase adsorpsi,
penetrasi, replikasi, perakitan, dan lisis. Sedangkan daur lisogenik
akan membntuk profag.
Pada daur litik, sel inang akan mati karena terjadi penguasaan inti
sel inang oleh virus. Sedangkan pada daur lisogenik, sel inang tidak
mati karena inti sel inang dan sel virus bergabung membentuk profag.
Pada umumnya, virus menyebabkan berbagai penyakit pada
makhluk hidup. Namun, beberapa virus sengaja dibudidayakan
manusia untuk tujuan tertentu, yaitu meningkatkan kesejahteraan
manusia. Diantaranya adalah bakteri yang mengandung profag
bermanfaat untuk pengobatan berbagai macam penyakit, untuk
membuat interferon dari virus melalui rekayasa genetika, untuk
membuat vaksin (mikroorganisme yang dilemahkan sehingga sifat
patogenitasnya hilang, akan tetapi sifat antigenitas tetap), dan untuk
membuat peta kromosom.
Makhluk hidup prokariotik merupakan makhluk hidup yang belum
memiliki membran inti sel sehingga bahan asam nukleatnya tersebar
di dalam sitoplasma. Umumnya prokariotik merupakan makhluk hidup
bersel tunggal, tetapi ada yang membentuk rantai, filamen, atau
koloni. Berdasarkan struktur ribosomnya, prokariotik dibagi menjadi
dua kingdom, yaitu: Eubacteria dan Archaebacteria.
Eubacteria merupakan bakteri yang kita kenal pada umumnya.
Sebagian besar merupakan makhluk hidup heterotrof, meskipun ada
juga yang merupakan makhluk hidup fotosintetik dan kemotrof.
Eubacteria hidup secara aerob ataupun anaerob. Anggota kingdom ini

176

ada yang hidup bebas, bersimbiosis, atau sebagai patogen pada


tumbuhan, hewan, dan manusia.
Bakteri dapat dikelompokkan berdasarkan morfologi, cara
memperoleh makanan, dan kebutuhan akan oksigen. Namun,
berdasarkan hubungannya secara evolusi, bakteri dibagi menjadi 12
filum, empat diantarnya adalah Cyanobacteria, Spirochaeta, bakteri
gram positif, dan Proteobacteria.
Faktor-faktor yang membatasi pertumbuhan bakteri, antara lain
ialah nutrisi (zat makanan), zat hasil ekskresi yang tertimbun dalam
medium, dan predator.
Archaebacteria meliputi makhluk hidup prokariotik aerob dan
anaerob yang beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ekstrim.
Berdasarkan tempat hidupnya, makhluk hidup ini dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu metanogen, termoasidofil, dan ekstrim halofil.

Soal Latihan
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e untuk jawaban
yang tepat!
1. Makhluk hidup yang termasuk prokariotik yaitu ....
a. Ganggang
b. bakteri
c. fungi
d. plantae

e. manusia

2. Cara bereproduksi makhluk hidup prokariotik yang sering dijumpai


adalah ....
a. melahirkan b. bertelur c. membelah diri d. bertunas e. berspora
3. Berikut ini yang bukan sifat-sifat virus antara lain .
a. hanya memiliki satu macam asam nukleat (DNA atau RNA)
b. tidak memiliki protoplasma
c. bentuk dan ukurannya bervariasi
d. untuk bereproduksi hanya memerlukan bahan organik
e. aktif pada makhluk hidup yang spesifik
4. Berikut ini nama macam-macam virus :
1. new castle disease virus
2. tobacco mosaic virus
3. citrus vein phloem degeneration virus
4. virus gumboro
5. virus tungro
6. foot and mouth disease virus
Virus menyerang vertebrata antara lain ....
177

a.
b.
c.
d.
e.

(1)-(2)-(3)
(1)-(4)-(5)
(1)-(4)-(6)
(2)-(3)-(5)
(4)-(5)-(6)

5. Pada siklus reproduksinya DNA virus dapat melakukan replikasi,


artinya
a. mampu melekatkan diri pada sel inang
b. menyerang satu jenis sel makhluk hidup tertentu
c. menyuntikkan materi genetik ke sitoplasma sel inang
d. memperbesar ukuran sel
e. mampu memperbanyak diri
6. Virus flu burung termasuk golongan
a. Piconaviridae
b. Herpesviriade
c. Filoviridae
d. Retroviridae
e. Coronaviridae
7. Berdasarkan cara hidupnya, bakteri nitrat termasuk bakteri autotrof
yang dapat hidup.....
a. tanpa oksigen
d. tanpa cahaya
b. dari at organik
e. dengan cahaya
c. dari zat anorganik
8. Bakteriofag adalah .
a. bakteri yang menyerang virus
b. virus yang menyerang bakteri
c. bakteri yang menyerang mananusia
d. virus yang menyerang manusia
e. virus yang menyebabkan penyakit
9. Berikut ini yang bukan cara-cara penularan AIDS adalah .
a. hubungan seksual
b. berjabat tangan
c. transfusi darah
d. ibu hamil kepada janinnya
e. pemakaian jarum suntik bekas

178

10. Berikut ini adalah tahap-tahap reproduksi bakteriofag :


(1) menempelkan tubuh virus pada bakteri
(2) sintesis DNA pada tubuh bakteri
(3) DNA bakteri dihancurkan
(4) Dinding sel bakteri hancur
(5) DNA virus masuk ke dalam sel bakteri
Tahap daur litik yang benar secara berurutan adalah
a.(1)-(3)-(2)-(5)-(4)
b.(1)-(4)-(5)-(6)-(2)
c. (1)-(5)-(3)-(2)-(4)
d. (1)-(5)-(6)-(2)-(4)

e. (1)-(5)-(6)-(3)-(4)
11. Berikut ini yang bukan merupakan sifat virus ....
a. Mempelajari onkogen
b. Sebagai biopestisida
c. Digunakan dalam pembuatan vaksin
d. Pembuatan peta kromosom
e. Digunakan dalam pengawetan makanan
12. Bintil akar tanaman kacang-kacangan banyak mengandung bakteri
yang dapat mengikat nitrogen bebas. Bakteri tersebut bemama ....
a. Clostridium
b. Azotobacter
c. Nitrosomonas
d. Nitrosococcus
e. Rhizobium
13. Berikut ini yang bukan merupakan karakter Archaea
a. dinding selnya disebut peptidoglikan
b. dapat menghasilkan metan
c. hidup di daerah dengan suhu tinggi
d. hidup di daerah dengan salinitas tinggi
e. hidup di daerah yang sangat asam
14. Pasangan yang tepat tentang bakteri dengan fungsinva adalah ....
Spesies

Fungsi

a.

Lactobacillus bulgaricus

Menghasilkan antibiotik

b.

Streptomyces venezuelae

Menghasilkan aseton

c.

Escherichia coli

Membuat Yoghurt

d.

Clostridium acetobutylicum

Menghasilkan vit. B12

e.

Acetobcter xylium

Membuat nata de coco

179

B. Jawablah dengan singkat dan tepat!


1. Jelaskan cara reproduksi virus !
2. Sebutkan perbedaan antara daur litik dan lisogenik !
3. Sebutkan perbedaan antara bakteriofag dan sel bakteri !
4. Gambarkanlah sebuah virion sederhana dan tunjukkan struktur
struktur berikut : kapsid, kapsomer, nukleokapsid, asam nukleat, dan
selubung !
5. Apakah virus dapat dilawan dengan antibiotik? Mengapa?
6. Sebutkan macam ganggang hijau-biru yang dapat mengikat nitrogen!
7. Sebutkan peranan Cyanophyta dalam kehidupan!
8. Mengapa Archaebacteria lebih mirip dengan makhluk hidup eukariotik
dibandingkan dengan bakteri?
9. Sebutkan ciri-ciri kelompok metanogen!
10. Apakah yang dimaksud dengan bakteriorhodopsin!

180

BAB VI
PROTISTA
Pada awalnya makhluk hidup yang ada di bumi dikelompokkan
oleh Aristoteles menjadi dua kingdom, yaitu kingdom Plantae
(tumbuhan) dan Kingdom Animalia (hewan). Dalam pengelompokan
tersebut, hewan dikelompokkan berdasarkan tempat hidupnya (darat,
air, dan udara), sedangkan tumbuhan dikelompokkan berdasarkan
strukturnya (herba, semak, dan pohon).
Ditemukannya mikroskop dan dunia mikroorganisme mendorong
para ahli untuk memperbaiki pengelompokan tersebut. Sebagai
contoh, apakah Euglena termasuk kelompok hewan atau tumbuhan?
Euglene mampu melakukan fotosintesis seperti tumbuhan, dan
mampu bergerak seperti hewan. Oleh karena itu perlu adanya
kingdom ketiga, yaitu Protista (diperkenalkan Ernst Haeckel, biolog
Jerman, pada tahun1886).
Protista merupakan makhluk hidup eukariotik uniseluler atau
multiseluler. Protista belum memiliki diferensiasi jaringan.
Berdasarkan kemiripan ciri-cirinya dengan hewan, tumbuhan, dan
jamur dalam memperoleh nutrisinya, Protista dibedakan menjadi tiga
subkingdom, yaitu subkingdom Protozoa (protista mirip hewan),
subkingdom Algae (protista mirip tumbuhan), dan subkingdom
Myxomycotina (jamur lendir).
Standar Kompetensi
Mengidentifikasi mikroorganisme dan peranannya bagi kehidupan.
Kompetensi Dasar
6.1. Mengidentifikasi ciri, sifat, dan keragaman protista (protozoa),
(algae), dan myxomycophyta.
6.2. Mengidentifikasi peranan protista (protozoa), algae,
dan
myxomycophyta dalam bidang pertanian.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Mikroorganisme dan Peranannya, kalian
diharapkan dapat:
Mengidentifikasi protista (protozoa, algae, dan myxomycophyta)
dengan pengamatan morfologi dan anatomi serta penafsiran
gambar.
Mendeskripsikan perbedaan protozoa, algae, dan myxomycophyta.
181

Mengkomunikasikan peranan protista dalam bidang pertanian dan


dalam kehidupan sehari-hari.
Kata-Kata Kunci
Skizogoni
Diatomae
Epiteka
Sporulasi
Pirenoid
Flagel
Hipoteka
Algae
Sporogoni
Rhizopodia

Plantae
Reseptakulum
Sitoplasma
Stigma
Zigospora
Zoospora
Protozoa
Sitostoma
Ciliata
Mastigophora

6.1. Ciri, sifat, dan keragaman


6.3.1. Ciri dan sifat protista
Protista terbagai atas 3 kelompok, yaitu protozoa, algae dan
myxomycetes.
A. Protozoa
Protozoa merupakan protista uniseluler yang bergerak dan
mendapatkan makanan seperti hewan. Protozoa hidup di air tawar,
laut, tanah, bahkan didalam tubuh makhluk hidup lain. Sebagian
besar hidup bebas, sedangkan lainnya adalah parasit. Dalam
ekosistem perairan, protozoa hidup bebas sebagai zooplankton,
maupun sebagai zoobentos. Protozoa parasit sering mengakibatkan
penyakit serius pada manusia, misalnya malaria, disentri, dan
giardiasis. Berdasarkan alat geraknya, Protozoa dibedakan menjadi
empat filum, yaitu Rhizopoda, Mastigophora, Ciliata, dan Sporozoa.
Amoeba

Paramecium

Dunallella

(Brock Biology of microorganisms, 2006)


Gambar 6.1. Berbagai protozoa.

182

Plasmodium

1. Rhizopoda
Rhizopoda (Sarcodina) termasuk hewan bersel satu dengan ciriciri, antara lain memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia),
hidup bebas, ada yang parasit, dan bentuk tubuh tidak tetap. Ada
beberapa macam kaki semu, yaitu lobidia (dengan ujung tumpul),
filofidia (halus dan ujung meruncing), dan aksopodia (teratur dari
satu titik pusat).
Contoh Rhizopoda, antara lain Amobea proteus, hidup bebas
dalam perairan tawar yang kaya bahan organik; Entamoeba
histolytica, penyebab disentri amoeba (amoebiasis), hidupnya dalam
usus halus manusia dan merusak jaringan darah atau getah bening;
Entamoeba gingivalis, dapat merusak gigi; Entamoeba coli, dapat
membantu membusukkan makanan dan membentuk vitamin k;
Arcella sp, hidup di air tawar, memiliki kerangka dari zat kitin;
Difflugia sp, hidup di air tawar, tubuhnya di tempeli pasir;
Foraminifera sp, hidup di laut sebagai indikator adanya minyak bumi;
dan Radiolaria sp, hidup di laut sebagai bahan penggosok.

Sumber: Brock Biology of microorganisms tahun 2006


Gambar 6.2 Amuba memakan protozoa.
2. Mastigophora
Ciri-ciri Mastigophora (Flagellata), yaitu mempunyai flagel (bulu
cambuk) sebagai alat gerak. Beberapa Mastigophora hidup sebagai
parasit atau hidup bebas di habitat air laut dan air tawar. Permukaan
tubuhnya dilapisi oleh kutikula sehingga bentuknya tetap.
Mastigophora memiliki dua macam protoplasma, yaitu, ektoplasma
(lapisan luar) yang memadat dan lapisan dalam berupa endoplasma
yang berwujud agak encer. Mastigophora atau Flagellata terdiri atas
Phytoflagellata dan Zooflagellata.

183

Volvox sp (Chlorophyta, phytoflagelata), hidup berkoloni,


berbentuk seperti bola dan dilapisi oleh lapisan lendir. Noctiluca
miliaris (Dinophyta, zooflagellata), dapat menghasilkan bioluminens
sehingga pada malam hari apabila terjadi blooming spesies ini, air
laut akan tampak bercahaya. Zooflagellata bersifat heterotrof dan
sebagian besar hidup sebagai parasit. Trypanosoma gambiense
merupakan salah satu contoh zooflagellata yang menyebabkan
penyakit tidur Afrika. Contoh flagellata lainnya adalah Leishmania
tropica yang menyebabkan penyakit Leishmaniasis kulit di negaranegara AsiaTrypanosoma gambiense merupakan salah satu contoh
zooflagellata yang menyebabkan penyakit tidur Afrika. Contoh
flagellata lainnya adalah Leishmania tropica yang menyebabkan
penyakit Leishmaniasis kulit di negara-negara Asia.

Sumber: Brock Biology of microorganisms tahun 2006


Gambar 6.3. Flagelata: Giardia (a) dan Trypanosoma dalam sel darah
(b).
3. Ciliata
Ciliata (Infusoria) mempunyai alat gerak berupa silia, (bulu getar).
Protozoa ini hidup bebas atau parasit. Bentuk tubuhnya tetap. Cara
reproduksinya adalah aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
dilakukan dengan cara membelah diri dan reproduksi seksual
dilakukan dengan cara konjugasi.
Contoh Ciliata, antara lain:
Paramecium caudatum (hewan sandal), memiliki cara reproduksi
unik; Balantidium coli, hidup pada usus besar manusia, penyebab
diare berdarah; Stentor sp dengan bentuk tubuh seperti terompet;
Vorticella sp dengan bentuk tubuh seperti lonceng; Didinum sp
sebagai peredator di air tawar; dan Stylomychia koloninya berbentuk
seperti cakar.
Perkembangbiakan Paramecium caudatum secara konjugasi
adalah sebagai berikut.

184

a. Dua Paramecium bersatu melalui lekukan mulut.


b. Masing-masing mikronukleus mengalami meiosis menghasilkan
makronukleus haploid.
c. Tiga mikronukleus berdegenerasi.
d. Mikronukleus yang tersisa membelah menjadi dua, tetapi tidak
sama besar; mikronukleus yang lebih kecil dipertukarkan.
e. Dua mikronukleus pada masing-masing Paramecium membelah
menjadi satu.
f. Kedua Paramecium memisahkan diri
g. Mikronukleus yang melebur membelah secara mitosis sebanyak
tiga kali menghasilkan delapan mikronukleus identik.
h. Mikronukleus menghasilkan degenerasi. Empat mikronukleus
lainnya tetap sebagai mikronukleus. Tiga mikronukleus
berdegenerasi, dan hanya satu mikronukleus yang tinggal.
i. Paramecium membelah sebanyak dua kali untuk mendapatkan
paramecium anak.

Sumber: Brock Biology of microorganisms tahun 2006


Gambar 6.4 Siliata: Paramecium (kiri) dan Stentor (kanan).
4. Sporozoa
Sporozoa tidak mempunyai alat gerak. Sporozoa hidup sebagai
parasit dan menghasilkan spora (endospora) dalam daur hidupnya.
Cara reproduksi sporozoa adalah dengan cara aseksual dan seksual.
Cara aseksual dilakukan dengan pembelahan biner dan skizogoni,
sedangkan cara seksual dilakukan dengan sporogoni. Pada penyakit
malaria, apakah masa sporulasi pada bebagai jenis penyakit malaria
akan selalu sama?
Contoh anggota Sporozoa adalah Plasmodium yang merupakan
penyebab malaria pada manusia. Terdapat empat jenis Plasmodium
yang masing-masing yang menyebabkan tipe penyakit malaria yang
berbeda. Keempat jenis Plasmodium tersebut adalah Plasmodium
falciparum, penyebab malaria tropikana dengan masa sporulasi tidak
185

tentu; Plasmodium vivax, penyebab malaria tertina dengan masa


sporulasi 48 jam; Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana
dengan masa sporulasi 72 jam; dan Plasmodium ovale, penyebab
malaria yang memiliki masa sporulasi hampir sama dengan malaria
tertina.
Reproduksi secara aseksual yang terjadi dalam eritrosit manusia
disebut skizogoni dan secara seksual yang terjadi dalam lubang atau
dinding usus nyamuk Anopheles, disebut sporogoni. Selain itu, juga
terjadi peristiwa yang disebut sporulasi, yaitu fase dimana terjadi
pecahnya sel darah merah karena terinfeksi oleh Plasmodium.
Keluarnya merozoit-merozoit baru dari eritrosit yang pecah
menyebabkan suhu tubuh penderita malaria naik.
Pemberantasan Plasmodium penyebab malaria dilakukan dengan
cara memutus daur hidupnya, yaitu membersihkan lingkungan di
sekitar kita yang dapat menjadi sarang nyamuk dengan gerakan 3M
(menguras, menimbun, dan membakar). Adapun untuk pencegahan,
kalian dapat menggunakan kelambu waktu tidur dan obat atau lotion
anti nyamuk.

Sumber: Brock Biology of microorganisms tahun 2006


Gambar 6.5. Apikompleksan:Plasmodium.
B. Algae (ganggang)
Algae atau ganggang merupakan makhluk hidup mirip tumbuhan
yang termasuk kingdom Protista. Sebagian besar Algae merupakan
makhluk hidup uniseluler, sebagian lagi merupakan makhluk hidup
multiseluler yang berukuran besar. Algae berbeda dari protozoa
karena mampu membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis,
seperti tumbuhan. Hal itu karena Algae memiliki klorofil (Gambar 6.2).

186

Namun, Algae berbeda dari tumbuhan karena tidak memiliki


diferensiasi jaringan dan tidak memiliki akar, daun,atau batang yang
sesungguhnya. Tubuh ganggang disebut talus.
Chlamydomonas: alga
hijau uniseluler

Diatoms: Alga uniseluler

Volvox: koloni alga hijau

Dinoflagellata: Alga uniseluler

Sumber: Brock Biology of microorganisms tahun 2006


Gambar 6.6. contoh-contoh alga.
Struktur reproduksinya juga berbeda dari tumbuhan; algae
membentuk gamet di dalam terdapat gametangia yang multiseluler.
Oleh karena itu, Algae dimasukkan dalam kingdom Protista.
Sebagian besar algae memiliki habitat di perairan. Sel-sel Algae
mengandung pirenoid, yaitu organ pembentuk dan penyimpanan
amilum. Ada empat strukutur tubuh Algae, yaitu uniseluler, koloni,
filamentous, dan multiseluler. Berdasarkan dominasi pigmennya,

187

Algae dibedakan menjadi enam filum, yaitu Chlorophyta, Phaeophyta,


Chrysophyta, Rhodophyta, Euglenophyta, dan Pyrophyta.
1. Chlorophyta
Chlorophyta (ganggang hijau) merupakan makhluk hidup bersell
tunggal atau banyak. Hidup soliter (sendiri), berkoloni (berkelompok)
berupa benang bercabang, atau berbentuk lembaran. Habitat di air
sebagai plankton, bentos, dan perifiton serta juga dapat hidup di
tanah yang basah atau lembab. Reproduksi secara vegetatif
berlangsung dengan fragmentasi, yaitu pemutusan bagian tubuh
tumbuhan, sedangkan secara generatif berlangsung melalui
peleburan dua sel yang disebut konjugasi.
Chlorophyta bermacam-macam, ada yang bersel satu tidak dapat
bergerak, bersel satu dapat bergerak, berbentuk filamen (benang),
dan berbentuk lembaran.
Chlorophyta bersel satu yang tidak dapat bergerak, contohnya
adalah Chlorococcum, hidup di air tawar dan berkembang biak secara
seksual dengan isogami. Isogami adalah penyatuan dua sel kelamin
(gamet) yang sama bentuk dan ukurannya. Contoh lain adalah
Chlorella yang hidup di air tawar, air laut, dan di tempat-tempat
basah. Ciri-cirinya, tubuh berbentuk seperti bola, protoplasma
berbentuk seperti mangkuk, dan mengandung protein tinggi sehingga
merupakan alternatif sumber makanan baru.
Chlorophyta bersel satu yang dapat bergerak, contohnya
Chlamydomonas dengan ciri-ciri bersel tunggal (Gambar 6.4).
Bentuk bulat dengan 2 flegella, memiliki 1 vakuola, 1 inti, kloroplas,
stigma (bintik mata), dan pirenoid yang merupakan pusat
pembentukan zat tepung (amilum). Habitat Chlamydomonas adalah
di air payau, air laut, dan di tanah. Chlamydomonas berkembang biak
dengan cara membelah diri dan konjugasi. Hasil konjugasi
Chlamydomonas berupa zigospora.
Chloropyhyta berkoloni dapat bergerak, yaitu Volvox globator,
memiliki ciri-ciri koloni berbentuk seperti bola berflagel. Habitatnya di
air tawar. Dalam koloni diantara sel-sel Volvox globator ada
plasmosdesmata, yaitu penghubung antara satu sel dengan sel lain
berupa benang-benang sitoplasma.
Chlorophyta berkoloni tidak bergerak, contohnya Hidrodyction
dengan ciri-ciri tubuh berbentuk seperti jala. Air tawar merupakan
habitat koloni ini. Hidrodyction yang berkembang biak dengan

188

fragmentasi akan membentuk zoospora, sedangkan Hidrodyction


berkembang biak dengan konjungsi akan membentuk zigospora.
Chlorophyta berbentuk filamen (benang), contohnya Spirogyra
dengan ciri-ciri tubuh berbentuk benang. Spirogyra memiliki kloroplas
berbentuk pita melingkar (spiral), habitatnya di air tawar. Berkembang
biak dengan fragmentasi dan konjugasi. Contoh lain adalah
Oedogonium yang hidup di habitat air tawar. Oedogonium
berkembang biak secara vegetatif dengan zoospora berflagel banyak
dengan cara generatif dengan penyatuan ovum dan sperma. Apabila
sel telur dan sperma berasal dari satu talus disebut homotalus dan
apabila berlainan talus disebut heterothalus.
Contoh Chlorophyta yang berbentuk lembaran adalah Ulva
(selada laut). Habitat makhluk hidup ini di perairan laut maupun
perairan payau yang dangkal dengan cara menempel pada substrat
berbatu dengan menggunakan holdfast. Makhluk hidup ini
berkembang biak secara vegetatif dengan spora berflagel 4 dan
secara generatif dengan membentuk zigospora yang akan lepas
menjadi individu baru. Contoh yang lain adalah Chara yang hidup
pada habitat air tawar dengan seluruh tuuh terendam air. Chara
mempunyai batang dan cabang yang beruas-ruas, pada cabang akan
terbentuk oogonium (alat kelamin betina) dan antheredium (alat
kelamin jantan). Reproduksi generatif dengan membentuk zigospora
yang akan lepas dan menjadi individu baru.
2. Phaeophyta
Di pantai akan kita temukan tumbuhan laut yang memiliki
semacam gelembung-gelembung udara. Tumbuhan itu berwarna
cokelat dan biasanya bercabang-cabang. Tumbuhan laut ini
dikelompokkan ke dalam Phaeophyta (ganggang cokelat).
Kelompok
Phaeophyta
memiliki
tubuh
berbentuk
benang/lembaran. Panjanya dapat mencapai beberapa meter
sehingga bentuknya menyerupai tumbuhan tingkat tinggi. Phaeophyta
merupakan algae yang banyak ditemukan di daerah intertidal pantai
berkarang laut tropis dan sub tropis. Pigmen dominan yang dimiliki
ialah fukosantin (cokelat).
Phaeophyta ini mampu menghasilkan asam alginat yang sangat
penting untuk bahan industri, seperti salep dan es krim. Phaeophyta
berkembang biak secara vegetatif dengan membentuk zoospora
berflagel. Phaeophyta juga berkembangbiak secara generatif dengan
membentuk reseptakulum, yaitu organ yang berisi alat
perkembangbiakan pada ujung lembaran yang fertil (subur). Pada
reseptekulum terdapat konseptakulum yang menghasilkan sel telur
189

dan spermatozoid. Contohnya Phaeophyta, antara lain Macrocystis,


Laminaria, Turbinaria, Sargassum, dan Fucus vesicolosus.
3. Chrysophyta
Tumbuhan laut yang memiliki warna kuning keemasan terolong
dalam Chrysophyta (ganggang keemasan). Adapun ciri-ciri
Chrysophyta, antara lain bersel tunggal atau bersel banyak, memiliki
klorofil dan pigmen dominan karoten (keemasan). Habitatnya di
perairan tawar, perairan laut, perairan payau dan tanah yang basah
atau lembab.
Ganggang keemasan ada yang bersel satu dan ada yang
berbentuk filamen. Chrysophyta yang bersel satu, contohnya
Ohromonas dengan iri-ciri tubuh menyerupai bola dan memiliki
kloroplas berbentuk lembaran melengkung berwarna kekuningan.
Selain itu, juga memiliki inti, vakuola, stigma, serta memiliki 2 flagel
tidak sama panjang. Ochromonas berkembangbiak dengan
membelah diri.
Navicula adalah contoh lain Chrysophyta bersel satu. Naiula ini
lebih dikenal sebagai ganggang kersik (Diatomea). Habitatnya di air
tawar, air laut dan air payau sebagai plankton. Tubuhnya terdiri atas
epiteka (bagian tutup) dan hipoteka (bagian kotak). Naviula yang
mati akan mengendap di dasar tanah menjadi tanah diatomea. Tanah
ini dapat di manfaatkan sebagai bahan penggosok, isolator, bahan
pembalut dinamit, dan pembuat saringan. Diatomae dapat
berkembang biak secara aseksual dengan cara membelah diri atau
secara seksual dengan cara isogami.
Chrysophyta bersel banyak yang berbentuk benang, contohnya
Vaucheria. Tubuhnya berbentuk benang, bercabang dan tidak
bersekat. Vaucheria berkembang biak secara vegetatif dengan
zoospora berflagel, sedangkan secara generatif dengan pertemuan
antara oogonium dan spermatozoid.
4. Rhodophyta
Rhodophyta (ganggang merah) mempunyai ciri-ciri tubuh bersel
banyak menyerupai benang/lembaran. Rhodophyta memiliki pigmen
dominan fikoeritrin (merah). Rhodophyta sebagian besar hidup di
perairan laut dengan substrat dasar berbatu, mulai dari daerah
intertidal sampai dengan perairan laut yang lebih dalam (zona fotik).
Rhodophyta berkembang biak secara generatif dengan spermatium
(tidak berflagel) dan sel telur. Ganggang yang termasuk Rhodophyta
adalah Eucheuma spinosum. Ganggang ini biasa dimanfaatkan untuk
membuat agar-agar. Contoh lainnya adalah Gellidium dan Gracillaria

190

yang juga di gunakan untuk membuat agar-agar. Contoh yang lain


adalah Palmaria, Bossiella, dan Polysiphonia.
5. Euglenophyta
Euglenophyta merupakan kelompok mahluk hidup antara hewan
dan tumbuhan dengan ciri mempunyai kloroplas untuk fotosintesis
dan alat gerak berupa bulu cambuk. Contoh kelompok ini adalah
Euglena viridis, Euglena pisciformis (berbentuk gelendong), Euglena
spirogyra (berbentuk besar dan tidak begitu aktif), dan Euglena
sanguinea (memiliki hematokrom).
Euglena viridis (Gambar 6. 5) merupakan ganggang bersel satu,
bentuk panjang, runcing pada bagian anterior, dan tumpul pada
bagian posterior. Di bagian anterior terdapat bagian yang melekkuk
pada bagian dalam disebut sitostoma (mulut) dan dibagian dasarnya
terdapat kerongkongan. Dekat akhir kerongkongan terdapat stigma
(bintik mata merah) yang banyak mengandung hematokrom yang
lebih peka terhadap sinar. Nukleus berada dekat pertengahan tubuh
dan memiliki vakuola kontraktil.

Gambar 6.7. Euglena viridis.


Hasil fotosintesis berupa paramilon yang disimpan dalam pirenoid.
Ganggang ini juga dapat hidup saprofit dengan mengabsorpsi zat-zat
tertentu dari material organik yang larut dalam air melalui seluruh
permukaan tubuhnya. Dalam masa istirahat Euglena memiliki
elastisitas. Benang di bagian anterior Euglena disebut flagelum,
berupa tonjolan elastis yang dilapisi oleh suatu lapisan protoplasma.
Hewan ini melakukan reproduksi dengan membelah diri secara
longitudinal, diawali dengan pembelahan nukleus dan diikuti
pembelahan seluruh tubuh.

191

6. Phyrophyta
Kelompok Phyrophyta (ganggang api) merupakan makhluk hidup
autotrof uniseluler dengan 1 flagel dan dapat bergerak aktif. Dinding
sel tersebut dari selulosa yang bersambungan rapat serta
mengandung plastida yang mengandung klorofil dan figmen cokelat
kekuning-kuningan (xantofil dan karoten). Biasanya, tubuh
diselubungi kutikula yang tebal dan memiliki kromatofor.
Phyrophyta berkembang biak dengan membelah diri dan
menghasilkan dua individu baru (pembelahan biner). Habitat
Phyrophyta di perairan laut, perairan payau, dan perairan tawar. Di
perairan tawar Phyrophyta banyak ditemukan di danau-danau di
Pulau Jawa, Sumatra, dan Bali. Beberapa generasi yang banyak
ditemukan di perairan tawar antara lain adalah Parididium,
Gymnodinium, dan Ceratium. Bebrapa spesies dari filum ini
menghasilkan flouresens (mampu memancarkan cahaya pada malam
hari). Spesies-spesies tersebut antara lain adalah Nocticulum
scintillan dan N. vermilarris.
C. Myxomycophyta (kapang lendir)
Kapang lendir memiliki siklus hidup unik yang membedakannya
dari protozoa, ganggang, dan fungi (cendawan). Kapang lendir
merupakan makhluk hidup eukariotik heterotrof yang multiselular
(bersel banyak) atau multinukleus (berinti banyak). Pada kapang
lendir, terdapat sangat sedikit diferensiasi jaringan.
Dinamakan kapang lendir karena memiliki penampakan yang
mengkilap, basah, bertekstur seperti gelatin, dan terlihat lebih mirip
kapang daripada makhluk hidup lainnya. Tubuh kapang lendir ada
yang berwarna putih, tetapi sebagian besar berwarna kuning atau
merah. Dalam ekosistem, kapang lendir berperan sebagai
dekomposer. Tanah lembab, kayu lapuk, merupakan habitat kapang
lendir.
Dalam daur hidupnya, kapang lendir mengalami dua tahap, yaitu
tahap makan yang bergerak dan tahap reproduksi yang menetap.
Pada saat berproduksi jamur lendir membentuk badan buah, yaitu
struktur pembawa spora. Pada tahap makan mereka berbentuk
seperti Amoeba. Menurut sistematik dari B. Kendrick, kapang lendir
dibagi menjadi 4 filum, yaitu Dictyostelida, Myxostelida, Abyrinthulida,
dan Dictyostelida. Hanya dua filum yang berperan pada manusia yaitu
Dictyostelida dan Myxostelida.

192

1. Dictyostelida
Dictyostelida (dahulu disebut Acrasiamycota) ialah kapang lendir
seluler. Protista ini merupakan bentuk peralihan antara bentuk
Amoeba dan badan buah penghasil spora. Kebanyakan hidup di air
tawar, tanah lembab, atau pada bagian tanaman-tanaman yang
lapuk. Jika ada makanan, mereka akan menyatu membentuk struktur
pseudoplasmodium (plasmodium palsu). Dinamakan demikian,
karena struktur tersebut tersusun atas sel-sel yang berkumpul yang
menyerupai siput tanpa cangkang. Sel-sel tersebut bergerak sebagai
satu kesatuan, tetapi setiap sel merupakan struktur yang berdiri
sendiri. Sering kali pseudoplasmodium menetap dan membentuk
badan buah yang berisi spora haploid. Jika badan buah tersebut
pecah, angin akan menerbangkan spora-spora yang ada didalamnya.
Tiap spora akan berkembang menjadi satu sel amoeboid. Contoh
spesies ini ialah Dyctiostelium.
2. Myxostelida
Myxostelida (dahulu disebut Myxomycota). Berbeda halnya
dengan Dictyostelida yang memiliki pseudoplasmodium, Myxostelida
telah memiliki plasmodium yang sebenarnya. Pada Myxostelida,
plasmodium memiliki bermacam-macam warna dan bentuk yang
berbeda pada tiap tahap kehidupannya. Saat makan, Myxostelida
membentuk suatu massa sitoplasma yang disebut plasmodium. Tiap
plasmodium memiliki banyak inti, dan terdiri atas ribuan sel.
Plasmodium menyerap diatas tanah, batu-batuan atau kayu yang
membusuk, memakan bakteri atau mikroorganisme lainnya dengan
cara fagositosis. Jika makanan atau air tidak mencukupi, plasmodium
bergerak kepermukaan yang terbuka dan mulai berproduksi.
Plasmodium membentuk tubuh buah bertangkai di sebut sporangium
yang berisi spora-spora haploid. Spora-apora tersebut sangat tahan
terhadap kondisi yang buruk. Dalam kondisi yang sesuai, spora akan
pecah dan menghasilkan sel-sel tidak mengalami sitokinesis sehingga
berbentuk sitoplasma berinti banyak (plasmodium). Contoh makhluk
hidup spesies ini ialah Physarum polycephalum.

193

Sel amubiod

Koloni menyerupai siput

Struktur
reproduksi

Gambar 6.7. Kapang lendir.

6.2. Peranan protista dalam kehidupan


Seperti dua sisi mata uang, Protista dapat memberikan manfaat,
tetapi dapat juga menimbulkan kerugian pada manusia, hewan, dan
tumbuhan.
6.2.1. Protista yang menguntungkan
Protista yang menguntungkan, antara lain sebagai berikut.
a. Protista yang hidup bebas di air tawar sebagai plankton, misalnya
Euglena virdis, merupakan indikator polusi air sungai.
b. Cangkang Radiolaria dan Foraminifera, digunakan sebagai
indikator adanya minyak bumi.
c. Entemoeba coli, membusukkan makanan dan membentuk vitamin
k pada saluran pencernaan manusia.
194

d. Saprolegnia, berperan sebagai pengurai dalam ekosistem air


tawar.
e. Ganggang cokelat Turbinaria australis, Sargassum silquosum,
dan Fucus vesicolosus, digunakan untuk membuat salep, es krim,
tablet, dan krim habis bercukur.
f.

Navicula sp yang mati membentuk tanah diatomae yang berguna


untuk bahan isolasi, bahan penggosok, bahan penyekat dinamit
(trinitragliserin=TNT), untuk membuat saringan, serta untuk
campuran semen.

6.2.2. Protista yang merugikan


a. Pada manusia
Protista yang merugikan manusia, antara lain sebagai berikut.
a. Trypanosoma gambiense, menyebabkan penyakit tidur de daerah
Afrika Tengah dan ditularkan oleh lalat tse tse jenis Glossina
palpalis.
b.

Trypanosoma rhodesiense, menyebabkan penyakit tidur di


daerah Afrika Timur dan ditularkan oleh lalat tse tse jenis Glossina
morsitans. Trypanosoma rhodesiense lebih berbahaya karena
penderita dapat meninggal dalam waktu yang singkat.

c. Trypanosoma cruzi, menyebabkan penyakit chagas


menyerang kelenjar limfa, hati, dan sumsum tulang.

yang

d. Trypanosoma brucei, menyebabkan penyakit nagano di Afrika.


e. Plasmodium sp, menyebabkan penyakit malaria.
f. Balantidium
coli,
menyebabkan disentri balantidium yang
menyerang selaput lendir usus besar.
g. Entamobea gingivalis, menyebabkan bau mulut.
h. Leishmania donovani menyebabkan penyakit kalaazar yang
menyerang limpa, hati, dan kelenjar limfa.
b. Pada hewan
Protista yang merugikan hewan, antara lain sebagai berikut.
a. Trichomonas foetus menyebabkan keguguran pada kambing.
195

b. Trypanosoma evansi menyebabkan penyakit surra pada kuda,


unta, dan sapi. Penyakit tersebut dutularkan nyamuk kandang
(Stomoxys sp).
c. Trypanosoma equiperdum menyebabkan penyakit pada kuda dan
keledai.
d. Trypanosoma vivax menyebabkan penyakit pada kuda.

196

Rangkuman
Berdasarkan cara hidupnya, protista dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu protista mirip hewan (protozoa), protista mirip
tumbuhan
(algae=ganggang),
dan
protista
mirip
jamur
(Myxomycophyta =kapang lendir).
Protozoa merupakan kelompok protista yang bergerak dan
memperoleh nutrisi seperti hewan. Berdasarkan jenis alat geraknya,
protozoa dibagi menjadi empat filum, yaitu: Sarcodina, Ciliata,
Zooflagellata, dan Sprozoa.
Algae merupakan kelompok protista yang mirip tumbuhan karena
mampu membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis.
Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dikelompokkan menjadi
enam filum, yaitu: Chlorophyta, Phaeophyta, Chrysophyta,
Rhodophyta, Euglenophyta, dan Phyrophyta.
Myxcomycophyta merupakan kelompok protista mirip jamur
(kapang lendir) dibagi menjadi 4 filum, yaitu Dictyostelida,
Myxostelida, Abyrinthulida, dan Dictyostelida. Hanya dua filum yang
berperan pada manusia yaitu Dictyostelida dan Myxostelida.
Protista dapat memberikan manfaat, tetapi
menimbulkan kerugian pada manusia, dan hewan

dapat

juga

197

Soal Latihan
a. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e untuk
jawaban yang tepat !
1. Berikut merupakan ciri-ciri Protozoa:
1. Tubuh berbentuk bulat
2. Tidak memiliki alat gerak
3. Respirasi secara difusi
4. Reproduksi seksual: peleburan gamet
5. Reproduksi aseksual: membentuk spora
Protista tersebut digolongkan dalam ....
a. Sporozoa
b. Mastigophora
c. Flagellata
d. Ciliata
e. Rhizopoda
2. Protista yang dapat menyebabkan penyakit surra pada ternak
adalah .
a. Balantidium coli
b. Euglena viridis
c. Entamoeba gingivalis
d. Trypanosoma vivax
e. Trypanosoma evansi
3.

Protista berikut menyebabkan penyakit pada tanaman kentang


....
a. Phytophthora infestans
b. Volvox globator
c. Paramecium caudatum
d. Plasmodium ovale
e. Navicula monilifera

4. Konjugasi yang terjadi pada Paramaecium menghasilkan ....


a. Dua makronukleus
b. Satu mikronukleus berdegenerasi
c. Delapan makronukleus anak
d. Satu Paramaecium anak
e. Empat Paramaecium anak
5. Dalam tinja manusia ditemukan suatu makhluk hidup mikroskopis,
tidak berklorofil, memiliki bulu getar (silia), dan dapat
menyebabkan gangguan perut. Mikroorganisme tersebut adalah
.
a. Didinium
d.Vorticella
b. Balantidium
e. Stentor
198

c. Trypanosoma
6. Sisa metabolisme pada Protista dikeluarkan melalui ....
a. ribosom
d. vakuola nonkontraktil
b. vakuola makanan
e. lisosom
c. vakuola kontraktil
b. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar !
1. Mengapa Euglena dikatakan sebagai Protista peralihan?!
2. Sebutkan perbedaan antara phytoflagellata dan zooflagelata!
3. Jelaskan reproduksi pada jamur lendir (Myxomycota)!
4. Gambarkan bagaimana gerakan plasma sel pada Amoeba saat
mencari makanan!
5. Mengapa jamur lendir dimasukkan dalam kingdom Protista,
bukan kingdom Fungi?
6. Jelaskan reproduksi secara seksual pada Plasmodium dan
tempat terjadinya!
7. Sebutkan lima manfaat ganggang bagi kehidupan manusia!
8. Tuliskan klasifikasi jamur lendir yang kalian kenal!
9. Sebutkan tiga macam protista yang menguntungkan!
10. Sebutkan lima macam Protista yang merugikan manusia!

199

BAB VII
FUNGI (CENDAWAN)
Di sekitar kita terdapat aneka makanan yang terbuat dari fungi
atau cendawan, contohnya ialah tempe, oncom, keripik jamur
merang dan sop jamur kuping. Selain sebagai sumber bahan pangan,
cendawan juga mempunyai peranan penting dalam bidang pertanian.
Apa saja peranan fungi dalam bidang pertanian ? Kalian akan dapat
menjawab pertanyaan tersebut setelah memahami materi tentang
cendawan dan sifat-sifatnya yang akan dijelaskan pada bab ini.

Standar Kompetensi
Mengetahui fungi (cendawan) dan peranannya bagi kehidupan.
Kompetensi Dasar
7.1. Mempelajari ciri dan sifat fungi (cendawan).
7.2. Mempelajari sistematika, keragaman dan
(cendawan) dalam bidang pertanian.

peranan

fungi

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari fungi dan peranannya, kalian diharapkan dapat:
Mengenal fungi (cendawan) dengan pengamatan morfologi dan
anatomi serta penafsiran gambar.
Mendeskripsikan perbedaan fungi (cendawan).
Memahami peranan fungi dalam bidang pertanian dan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kata-Kata Kunci
Artrospora
Askokarp
Basidiospora
Blastospora
Plasmogami
Septa
Senositik
Sterigma
Zigospora

Khamir
Konidium
Basidium
Piknidium
Hifa bersekat
Kariogami
Kitin
Klamidospora

201

7.1. Ciri dan sifat fungi (cendawan)


Fungi
dalam bahasa Indonesia disebut cendawan. Ciri-ciri
cendawan secara umum ialah makhluk hidup eukariotik, heterotrofik
(tidak memiliki klorofil), memperoleh nutrisi melalui absorbsi dan enegi
simpanannya berupa glikogen. Cendawan mempunyai struktur
somatik bersel satu atau banyak (multiseluler), kebanyakan berupa
hifa dengan komponen utama dinding selnya ialah zat kitin, serta
berkembang biak secara seksual dan aseksual dengan membentuk
spora. Dalam definisi ini, cendawan mencakup jamur, kapang, dan
khamir. Jamur (mushroom) ialah cendawan yang tubuh buahnya
berukuran besar dan sebaliknya kapang (moulds) ialah cendawan
yang berukuran renik. Khamir (yeast) ialah cendawan bersel tunggal.
Cendawan bukanlah tumbuhan atau hewan. Cendawan tidak
memiliki klorofil seperti tumbuhan sehingga tidak dapat melakukan
fotosintesis dan menyimpan karbohidratnya dalam bentuk glikogen
bukan pati seperti pada tumbuhan. Cendawan tidak menelan dan
mengunyah makanan seperti pada hewan, melainkan merombak
makanannya di luar tubuh secara enzimatik dan diserap melalui hifa.
Cendawan termasuk makhluk hidup eukariotik karena sudah
memiliki inti sel yang terbungkus membran. Hidupnya bersifat
heterotrof dengan menggunakan bahan organik yang sudah tersedia.
Bahan organik yang digunakan dapat berupa bahan organik mati
(saprotrof) atau bahan organik hidup (simbiosis). Simbionsis dapat
bersifat antagonistik (Gambar 7.1) dan mutualistik (Gambar 7.2).
Cendawan yang melakukan simbioisis antagonistik dapat
menyebabkan penyakit parasitik yang merugikan makhluk hidup
inangnya. Sebaliknya, cendawan yang membentuk simbiosis
mutualistik menguntungkan baik inang maupun cendawannya itu
sendiri. Inang untuk cendawan ialah tumbuhan,
hewan, dan
mikroorganisme termasuk cendawan.

Gambar 7.1. Cendawan Ustilago maydis parasit pada jagung yang


menyebabkan penyakit gosong.
202

Gambar 7.2. Cendawan simbiosis mutualistik antara cendawan


endomikoriza dan akar tanaman hortikultura.
Struktur somatik cendawan multiseluler tersusun atas benangbenang yang disebut hifa. Hifa merupakan tabung-tabung kecil berisi
sitoplasma dan nukleus. Dinding sel hifa umunya tersusun atas kitin.
Kumpulan hifa akan membentuk jalinan yang disebut miselium.
Beberapa jenis cendawan memiliki hifa dengan sekat-sekat melintang
yang dinamakan septa. Hifa yang memiliki sekat dinamakan hifa
bersekat atau bersepta. Adapun hifa yang tidak memiliki sekat
dinamakan asepta atau senositik (Gambar 7.3). Hifa senositik
memiliki banyak inti. Pada cendawan yang hidup sebagai parasit
terdapat hifa yang mengalami modifikasi menjadi haustoria. Haustoria
adalah hifa yang berfungsi sebagai organ penyerap makanan atau
menempel pada inang. Selain menyerap makanan, hifa dapat
berkembang membentuk struktur reproduksi.

Gambar 7.3. Struktur somatik cendawan berupa sel tunggal (a), hifa
septat (b) dan hifa aseptat (c).
Cendawan dapat berproduksi secara aseksual dan seksual
dengan membentuk spora. Terdapat bermacam-macam spora
aseksual yang dibentuk oleh cendawan, antara lain ialah konidium
(jamak: konidia), sporangiospora (spora), dan klamidospora.
Pembentukan spora seksual melibatkan proses perkawinan,
kariogami dan meiosis. Ciri-ciri dari spora seksual digunakan dalam
pengelompokan cendawan ke tingkat filum.

203

7.2. Peranan fungi (cendawan) dalam bidang Pertanian


7.2.1 Sistematika, keragaman, dan peranan fungi (cendawan)
dalam bidang pertanian
Berdasarkan perkembangan sistematika cendawan terkini yang
menggunakan ciri-ciri seperti evolusi, ultrastruktur, biokimia dan
molekuler untuk kriteria pembentukan takson maka kingdom (dunia)
fungi ditata ulang. Cendawan yang dahulunya menempati satu
kingdom yaitu fungi sekarang terpisah menjadi 3 kingdom. Ketiga
kingdom ini ialah Chromista, Protoctista dan Fungi. Kingdom
Chromista disebut cendawan semu atau pseudofungi, kingdom
Protoctista disebut cendawan protozoa, dan kingdom Fungi disebut
cendawan sejati atau eufungi. Bahasan dalam buku ini utamanya
mencakup cendawan anggota kingdom Fungi atau cendawan sejati
dan sebagian anggota kingdom Chromista yang mempunyai peranan
penting dalam bidang pertanian. Berdasarkan ciri reproduksi sebagai
pembeda utama, kingdom Chromista atau cendawan semu dan
kingdom Fungi atau cendawan sejati dibagi dalam beberapa filum.
Kingdom Chromista terdiri dari 2 filum yaitu Hyphochytridiomycota
dan filum Oomycota. Cendawan sejati terdiri atas 5 filum yaitu
Chytridiomycota, filum Zygomycota, filum Ascomycota, filum
Basidiomycota dan form-filum Deuteromycota.
Kingdom Chromista (Cendawan semu)
Filum Oomycota
Oomycota atau cendawan air dikatakan sebagai cendawan yang
memiliki telur. Oomycota merupakan cendawan yang tersusun atas
hifa bercabang yang tidak bersekat. Polisakarida penyusun utama
dinding selnya ialah selulosa, bukan kitin seperi pada cendawan
sejati.
Oomycota berproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
secara aseksual dilakukan dengan cara pembentukan zoospora
berflagel 2 di dalam zoosporangium pada ujung hifa. Zoospora akan
tumbuh membentuk hifa-hifa baru. Sementara itu, reproduksi seksual
dilakukan dengan cara peleburan sel telur haploid dengan inti sel dari
anteridium. Proses peleburan sel telur dan anteridium menghasilkan
oospora yang diploid. Setelah mengalami masa dorman, oospora
berkecambah membentuk zooosporangium yang menghasilkan
zoospora diploid. Selanjutnya zoospora akan tumbuh menjadi hifa
baru yang diploid.

204

Oomycota meliputi sejumlah makhluk hidup yang patogen pada


tanaman (Gambar 7.4). Contohnya ialah Phytophthora faberi hidup
sebagai parasit pada tanaman karet, Phytophthora infestans
menyebabkan penyakit karat putih pada tanaman kentang dan
Phytophthora nicotinae menyerang tanaman tembakau. Anggota
oomycota lainnya yang bersifat parasit pada tanaman ialah
Plasmopara viticola menyebabkan penyakit pada tanaman anggur,
dan Phythium sebagai penyebab penyakit lapuk berbulu atau rebah
semai (Gambar 7.5) yang menyerang pangkal kecambah beberapa
tanaman pertanian. Cendawan Oomycota juga ada yang bersifat
saprotrof yaitu Saprolegnia yang hidup pada bangkai hewan atau
tumbuhan mati dalam air tawar (Gambar 7.6).

b
a
c
Sumber: www. vegetablemdonline.ppath.cornell.edu
Gambar 7.4. (a) Kentang yang terserang Phytophtora,
Zoosporangium, (c) Oogonium.

(b)

Sumber: MooreLandecker 1996


Gambar 7.5. Zoosporangium dan vesikel Pythium.

205

Gambar 7.6. Kapang air tumbuh pada hewan dalam air.


Kingdom Fungi (Cendawan sejati)
1. Filum Chytridiomycota
Cendawan ini merupakan cendawan sejati yang paling sederhana
dan sering disebut kitrid. Reproduksi aseksualnya dilakukan dengan
cara membentuk zoospora berflagela tunggal berbentuk whiplash.
Reproduksi seksual dilakukan dengan membentuk spora rehat. Filum
ini merupakan nenek moyang dari cendawan sejati lainnya.
Sebagian kitrid hidup di air tawar, air laut, dan lingkungan yang
lembab. Salah satu kitrid yang bersifat parasit pada tumbuhan ialah
genus Synchytrium. Synchytrium endobiotricum dapat menyebabkan
penyakit pada tanaman kentang.
2. Filum Zygomycota
Cendawan anggota filum Zygomycota banyak yang mempunyai
nilai ekonomi penting. Cendawan ini ada yang digunakan untuk
produksi makanan, industri asam organik, dan bersifat parasitik pada
tanaman. Zygomycota yang digunakan untuk produksi makanan dan
umum kita kenal ialah Rhizopus oryzae atau kapang tempe. Untuk
lebih mengenal cendawan Zygomycota, marilah kita pelajari ciri-ciri
reproduksi kapang tempe. Ciri-ciri R. oryzae secara umum, antara lain
ialah hifa tidak bersekat (senositik), hidup sebagai saprotrof, yaitu
dengan menguraikan senyawa organik. Pembuatan tempe dilakukan
secara aerobik.
Reproduksi aseksual cendawan R. oryzae dilakukan dengan cara
membentuk sporangium yang di dalamnya terdapat sporangiospora.
Pada R. oryzae terdapat stolon, yaitu hifa yang terletak di antara dua
kumpulan sporangiofor (tangkai sporangium). Reproduksi secara
seksual dilakukan dengan fusi hifa (+) dan hifa (-) membentuk
progamentangium.
Progamentangium
akan
membentuk
gametangium. Setelah terbentuk gamentangium, akan terjadi
penyatuan plasma yang disebut plasmogami. Hasil peleburan plasma
206

akan membentuk cigit yang kemudian tumbuh menjadi zigospora.


Zigospora yang telah tumbuh akan melakukan penyatuan inti yang
disebut kariogami dan akhirnya berkembang menjadi sporangium
kecambah. Di dalam sporangium kecambah setelah meiosis akan
terbentuk spora (+) dan spora (-) yang masing-masing akan tumbuh
menjadi hifa (+) dan hifa (-) (Gambar 7.7).

Sumber: Alexopoulos 1996


Gambar 7.7. Daur hidup R. stolonifer.
Coba ambil tempe yang dibungkus dengan daun, ambillah bagian
yang berwarna hitam dengan menggunakan tusuk gigi. Amati bagian
tersebut menggunakan mikroskop. Jelaskan hasil pengamatan kalian!
Dalam pembuatan tempe kedelai, tempe yang belum jadi apabila
dibuka cendawannya masih dapat melangsungkan fermentasi atau
kedelai tersebut tetap menjadi tempe. Mengapa demikian?
Bandingkan dengan proses pembuatan tapai. Mengapa tapai yang
dibuka sebelum fermentasi selesai tidak akan terbentuk?
Anggota cendawan Zygomycota lainnya diantaranya ialah
Pilobolus yang hidup pada kotoran ternak (Gambar 7.8),
Cunninghamella parasit pada pohon pinus, Choaneophora parasit
pada tanaman Curcubitaceae, Glomus dan Gigaspora. Glomus dan
Gigaspora ialah cendawan yang membentuk simbiosis mutualistik
mikoriza dengan berbagai macam tanaman termasuk tanaman
pertanian yang mempunyai nilai ekonomi penting. Oleh karena itu
kedua cendawan tersebut digunakan sebagai pupuk hayati.

207

Gambar 7.8. Pilobolus pada


kotoran ternak.
3. Filum Ascomycota
Kalian pernah makan tapai singkong atau tapai ketan? Tapai
singkong atau tapai ketan yang dibuat dari bahan dasar singkong
atau beras ketan merupakan hasil fermentasi khamir Saccharomyces
cerevisiae.
Marilah kita bahas lebih lanjut ciri-ciri, cara reproduksi, dan
peranan cendawan Ascomycota. Cendawan Ascomycota hidup
sebagai saprotrof, simbiotik antagonistik, dan simbiotik mutualistik.
Struktur somatik cendawan Ascomycota ada yang bersel satu
misalnya Saccharomyces sp. yang disebut khamir, dan ada yang
bersel banyak dengan hifa bersekat. Cendawan yang memiliki sel
banyak yang bersekat ada yang membentuk tubuh buah mikroskopis
misalnya Talaromyces, dan ada yang membentuk tubuh buah
makroskopis misalnya Morchella dan Nectria. Morchella ialah
cendawan pangan dari Ascomycota.
Cendawan kelompok ini melakukan reproduksi secara aseksual
degan cara membentuk konidium. Konidium ialah spora tunggal yang
dihasilkan dalam kantung (sporangium). Selain itu, beberapa
Ascomycota berkembang biak dengan tunas. Tunas terbentuk dari
percabangan sel. Setelah semua bagian sel terbentuk, tunas
melepaskan diri dari induknya.
Reproduksi secara seksual dilakukan dengan membentuk
askokarp. Prosesnya diawali dengan plasmogami antara elemen
jantan (antheridium) dengan gametangium betina (askogonium).
Setelah terjadi fertilisasi akan terbentuk askus yang mengandung inti
diploid. Inti diploid pada askus muda akan mengalami meiosis
membentuk 4 inti haploid yang setelahnya dapat mengalami proses
mitosis berkali-kali. Inti tersebut akan diselubungi dinding dan
208

berkembang menjadi askospora matang. Askus dapat dibentuk dalam


suatu wadah yang disebut askokarp. Askospora yang matang akan
keluar dari askus dan askokarp.
Saccharomyces (khamir) merupakan cendawan bersel satu yang
tidak memiliki hifa dan tubuh buah makroskopis. Reproduksi khamir
secara seksual dilakukan dengan cara persatuan dua sel yang akan
membentuk askus menjadi askospora. Saccharomyces dimanfaatkan
untuk membuat tapai, bir, dan roti. Dalam proses pembuatan bir,
khamir akan mengubah karbohidrat menjadi glukosa. Kemudian
mengubah glukosa tersebut menjadi alkohol. Apabila ditulis dengan
rumus kimia, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
Saccharomyces juga dimanfaatkan untuk mengembangkan
adonan roti, misalnya kue apem atau roti tawar. Adonan yang sudah
jadi tidak langsung diolah, tetapi dibiarkan beberapa saat. Hal ini
berfungsi untuk memberikan kesempatan pada khamir untuk
melakukan proses fermentasi yang menghasilkan gas CO2. Gas CO2
yang terperangkap dalam adonan membuat teksturnya menjadi
berongga dan mengembang. Khamir juga digunakan dalam industri
alkohol. Proses akhir untuk mendapatkan alkohol ialah dengan cara
penyulingan.
4. Filum Basidiomycota
Pernahkah kalian makan keripik jamur merang yang terkenal dari
daerah Karawang atau jamur kancing yang berasal dari Dieng
Wonosobo di Jawa Tengah? Keripik jamur merang ini dibuat dari
bahan dasar jamur yang termasuk ke dalam filum Basidiomycota.
Selain kripik, pernahkah kalian memakan jamur tiram (Pleurotus
ostreatus), jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur shiitake
(Lentinula edodes), dan jamur kuping (Auricularia auricula) (Gambar
7.9). Jamur tersebut merupakan jamur pangan yang telah umum
dibudidayakan.
Selain digunakan sebagai jamur pangan, filum Basidiomycota
juga ada yang dimanfaatkan untuk pengobatan, contohnya
Ganoderma sp. (Gambar 7.10) yang sering disebut LingZhe. Di alam,
Ganoderma yang digunakan sebagai jamur obat, dapat juga bersifat
parasit terutama pada tanaman kelapa sawit yang sulit dikendalikan.

209

(a)
(b)
Gambar 7.9. (a) Jamur shitake, (b). Jamur kuping.

Gambar 7.10. Ganoderma sp.


Jamur tiram (Gambar 7.11), shiitake, dan kuping ialah jamur kayu
yang sering dijumpai tumbuh pada batang pohon yang sudah lapuk,
sedangkan jamur merang tumbuh pada jerami padi.

(a)
(b)
Gambar 7.11. Variasi jamur tiram:
a. jamur tiram coklat, b. jamur tiram putih
Basidiomycota hidup sebagai saprotrof, simbiotik antagonistik,
dan simbiotik mutualistik pada tumbuhan. Basidiomycota umumnya
membentuk tubuh buah makroskopis yang disebut basidiokarp. Di
dalam basidiokarp terdapat basidium yang menyangga spora yang
disebut basidiospora.
210

Reproduksi seksual dimulai setelah terjadinya peleburan 2


miselium haploid atau 2 basidiospora yang serasi (n+n). Sel hifa
haploid yang berinti 2 yang serasi disebut hifa haploid dikariotik. Hifa
haploid dikariotik (n+n) terus tumbuh membentuk basidiokarp.
Beberapa sel yang terdapat pada bagian fertil dari basidiokarp
berkembang membentuk basidium muda yang kemudian melakukan
kariogami menghasilkan inti diploid (2n). Setiap inti diploid mengalami
meiosis menghasilkan 4 inti haploid yang kemudian berkembang
menjadi basidiospora yang dibentuk di ujung basidium. Setiap
basidium dewasa biasanya menyangga 4 basidiospora. Struktur yang
menyangga basidiospora pada basidium disebut sterigma.
5. Cendawan bermitospora
Kelompok cendawan ini memiliki hifa bersekat dan melakukan
reproduksi secara aseksual dengan konidium. Spora aseksual lainnya
dapat berupa blastospora (spora yang dibentuk secara bertunas) atau
artrospora (spora yang dibentuk dari bagian-bagian hifa). Adapun
reproduksi secara seksualnya belum diketahui. Bila cendawan ini
membentuk reproduksi seksual maka akan berubah mejadi filum
Ascomycota jika membentuk askospora dan filum Basidiomycota jika
membentuk basidiospora. Beberapa anggota cendawan ini ada yang
membentuk tubuh buah yang berisi spora aseksual yang disebut
piknidium.
Cendawan cendawan bermitospora banyak yang bermanfaat dan
juga merugikan manusia. Cendawan ini banyak yang sudah
digunakan untuk industri diantaranya ialah antibiotik, pangan, dan
pupuk hayati. Contoh dari cendawan yang berperan dalam industri
antibiotik dan pangan ialah Penicillium. Penicillium chrysogenum dan
Penicillium notatum digunakan sebagai penghasil antibiotik penisilin.
Antibiotik penisilin pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming.
Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti sering digunakan
dalam pembuatan keju.
Contoh lain cendawan bermitospora ialah Monilia sitophila.
(cendawan oncom) yang memiliki konidia berwarna merah jingga.
Cendawan ini digunakan untuk pembuatan oncom merah. Di daerah
Bandung, oncom merupakan makanan yang sangat digemari. Monilia
sitophila membentuk reproduksi seksual dengan askospora sehingga
cendawan seksualnya masuk ke dalam filum Ascomycota.
Kelompok cendawan bermitospora yang digunakan dalam industri
ialah Aspegillus (Gambar 7.12). Aspegillus niger digunakan untuk
produksi asam sitrat atau pupuk hayati. Aspergillus wentii dapat
dimanfaatkan dalam pembuatan kecap, sake, tauco, asam sitrat, dan
asam oksalat. Anggota genus Aspergillus juga ada yang bersifat
211

merugikan. Aspegillus flavus menghasilkan mikotoksin yang disebut


aflatoksin. Aspergillus fumigatus dapat menimbulkan penyakit paruparu pada burung. Aspergillus sp dapat hidup pada makanan,
pakaian, buku, dan kayu yang lembab. Cendawan bermitospora
banyak yang menyebabkan penyakit pada tumbuhan diantaranya
ialah Fusarium, Curvularia, dan Cladosporium.

Gambar 7.12. Konidium Aspergillus sp.


7.2.2 Peranan fungi (cendawan) lainnya dalam bidang pertanian
Keberadaan fungi atau cendawan sangat berlimpah dan
mempunyai peranan yang sangat penting di alam termasuk dalam
bidang pertanian. Dalam bidang pertanian peranan cendawan dapat
merugikan dan menguntungkan. Cendawan simbiotik antagonistik
atau sering disebut cendawan parasit merugikan produksi pertanian,
sedangkan cendawan simbiotik mutualistik sangat menguntungkan.
Simbiotik mutualistik cendawan yang mempunyai peran dalam
pertanian diantaranya ialah mikoriza dan liken.
Mikoriza
Mikoriza ialah simbiosis mutualistik antara cendawan dengan akar
tumbuhan. Dalam simbiosis mikoriza, cendawan mendapatkan unsur
karbon dari tumbuhan, sedangkan tumbuhan mendapatkan air dan
mineral dari cendawan, terutama fosfat. Hampir semua tumbuhan di
dunia bersimbiosis membentuk mikoriza. Cendawan yang membentuk
simbiosis mikoriza disebut cendawan mikoriza. Cendawan mikoriza
termasuk ke dalam filum Zigomycota, Ascomycota, dan
Basidiomycota. Berdasarkan tipe kolonisasinya, mikoriza dibedakan
menjadi ektomikoriza dan endomikoriza.
Ektomikoriza
Salah satu contoh ektomikoriza ialah simbosis mutualistik antara
cendawan dengan akar pohon Pinus sp (Gambar 7.13). Cendawan
yang membentuk ektomikoriza ialah Ascomycota dan Basidiomycota.
Kolonisasi cendawan terbentuk secara interseluler dan membentuk
hifa pada permukaan luar akar inangnya yang disebut mantel. Hifa
cendawan mengkolonisasi akar sampai korteks dan tidak menembus
endodermis. Selain tumbuh di dalam akar hifa cendawan juga tumbuh

212

di dalam tanah yang berfungsi untuk menyerap air dan zat hara
terutama fosfat sehingga mikoriza berfungsi untuk memperluas
bidang penyerapan akar.

Sumber: Moore-Landecker 1996


Gambar 7.13. Peningkatan pertumbuhan tanaman Pinus yang
bersimbiosis dengan cendawan membentuk ektomikoriza.
Endomikoriza
Endomikoriza ialah mikoriza yang kolonisasi cendawannya terjadi
secara intraseluler. Simbiosis mutualistik endomikoriza terbentuk
antara cendawan dengan tanaman pertanian, perkebunan, tanaman
dari hutan tanaman industri, dan tanaman hias. Anggrek, jagung,
alpukat, melon, coklat, sengon, dan kunyit merupakan contoh
tanaman yang bersimbiosis membentuk endomikoriza. Seperti halnya
pada ektomikoriza, pada endomikoriza kolonisasi cendawan hanya
sampai pada korteks. Cendawan mikoriza tidak mengkolonisasi
endodermis akar seperti pada cendawan parasit. Cendawan yang
membentuk endomikoriza termasuk ke dalam filum Zigomycota.
Liken (lumut kerak)
Di tembok-tembok, genting atau pada batang pohon sering kita
temukan struktur seperti sisik berwarna-warni. Sisik tersebut
sebenarnya ialah lumut kerak (lichens/liken). Meskipun disebut lumut
kerak, namun makhluk hidup ini tidak termasuk ke dalam kelompok
lumut. Lumut kerak merupakan simbosis mutualistik antara cendawan
dari kelompok Ascomycota atau Basidiomycota dengan ganggang

213

hijau atau ganggang hijau biru (sianobakteri). Dengan simbosis ini,


cendawan memperoleh makanan dari hasil fotosintesis ganggang,
sedangkan ganggang memperoleh air dan mineral dari cendawan.
Pada liken, sering ditemukan struktur seperti tepung. Tepung itu
adalah beberapa sel ganggang yang terbungkus hifa dan terdapat di
permukaan lumut kerak yang disebut soredium (jamak: soredia).
Soredium berfungsi untuk pembiakan secara vegetatif (fragmentasi),
selain dengan spora dan membelah diri.
Habitat liken sangat bervariasi dan dapat hidup pada daerah yang
ekstrim. Liken dapat melekat pada batu atau tembok yang tidak dapat
ditempati oleh makhluk hidup lain. Oleh karena itu liken disebut juga
makhluk hidup pioner atau perintis. Liken membantu proses
pembentukan tanah dengan cara menghancurkan batuan dengan
unsur likenik (Gambar 7.14). Perubahan cuaca, kelembaban dan
pelepasan zat kimiawi oleh liken menyebabkan permukaan batuan
melapuk yang kemudian dipakai sebagai media tumbuh untuk hidup
tanaman dan hewan-hewan kecil. Liken yang bersimbiosis dengan
sianobakteri dapat melkukan fiksasi nitrogen dari udara. Hal ini
membantu siklus nitrogen yang ada di alam. Liken sangat sensitif
terhadap beberapa jenis polutan yang berbahaya. Misalnya fluorid,
logam berat, zat radioaktif, bahan kimia pertanian, dan pestisida.
Dengan demikian liken tidak dapat hidup di lingkungan yang sudah
tercemar. Sifat inilah yang membuat liken sering dipakai sebagai
indikator pencemaran lingkungan. Liken yang hidup melekat pada
batu-batuan diantaranya ialah Graphis sp sedangkan yang tumbuh
melekat pada batang pohon ialah Usnea dasipoga. Usnea
menghasilkan asam usnin yang dapat digunakan untuk mengobati
penyakit TBC.

Sumber: Biology: Concept and Connection 5th edition tahun 2006


Gambar 7.14. Liken yang melekat pada batu.

214

Rangkuman
Cendawan termasuk makhluk hidup eukariotik (inti sel
bermembran), bersel satu atau banyak (multiseluler) dengan dinding
sel umumnya dari zat kitin dan tidak berklorofil. Memiliki struktur
somatik dan struktur reproduktif. Hidupnya bersifat heterotrof. Dapat
bersifat saprotrof, simbiotik antagonistik, dan simbiotik mutualistik.
Berdasarkan perkembangan sistematika cendawan terkini,
kingdom (dunia) Fungi ditata ulang menjadi 3 kingdom yaitu
Chromista (cendawan semu), Protoctista (cendawan protozoa), dan
Fungi (cendawan sejati). Kingdom Chromista terdiri atas 2 filum
diantaranya ialah Oomycota (cendawan air). Sedangkan kingdom
fungi terdiri atas 5 filum yaitu Chytridiomycota, Zygomycota,
Ascomycota, Basidiomycota, dan form filum Deutromycota.
Zygomycota merupakan cendawan yang memiliki hifa tidak
bersekat (senositik), reproduksi seksual (dengan membentuk
zigospora) dan aseksual (dengan membentuk sporangiospora).
Contoh cendawan ini ialah Rhizopus oryzae (kapang tempe).
Ascomycota merupakan cendawan yang memiliki hifa bersekat.
Reproduksi aseksual dengan membentuk konidium sedangkan
reproduksi seksual dengan askospora. Contohnya Ascomycota ialah
Sacharomyces cerevisiae yang dimanfaatkan dalam pembuatan
tapai, roti, dan bir. Contoh lain Ascomycota ialah Morchella, dan
Nectria.
Basidiomycota merupakan cendawan yang memiliki hifa bersekat.
Reproduksi secara aseksual dengan membentuk konidium dan
seksual membentuk basidiospora. Contoh Basidiomycota yang
digunakan sebagai jamur pangan ialah jamur merang (Volvariela
volvaceae), jamur kuping (Auricularia auricula), dan jamur tiram
(Pleurotus ostreatus). Ganoderma sp. merupakan contoh
Basidiomycota yang digunakan sebagai jamur obat.
Form filum Deutromycota merupakan kelompok cendawan yang
belum diketahui proses reproduksi seksualnya. Reproduksi aseksual
membentuk konidium. Contoh cendawan ini yang menyebabkan
penyakit pada tumbuhan ialah Fusarium, Curvularia, dan
Cladosporium. Sedangkan yang digunakan dalam industri asam
organik, antibiotik dan pangan ialah Aspergillus sp, Penicillium sp,
dan Monilia sitophila.
Bentuk simbiosis mutualistik antara fungi dan akar tumbuhan
disebut mikoriza. Hifa cendawan mikoriza memperluas bidang
215

penyerapan air dan nutrisi yang dilakukan oleh akar tumbuhan.


Mikoriza terdiri atas atas ektomikoriza dan endomikoriza.
Lumut kerak (likens) merupakan simbiosis mutalistik antara fungi
(cendawan) dan algae (ganggang). Contoh lumut kerak ialah Graphis
sp. dan Usnea dasipoga.
Soal Latihan
A. Berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, d, atau e untuk
jawaban yang tepat !
1. Penyakit rebah semai yang sangat merugikan para petani
disebabkan oleh serangan ....
a. Phytophthora infestans
b. Phytophthora faberi
c. Saprolegnia
d. Phytum
e. Achilya
2. Reproduksi seksual Phytophthora ialah dengan cara membentuk
.
a. Spora kembar
b. Oospora
c. Zoospora
d. Askospora
e. Konidiospora
3. Plasmopara viticola merupakan anggota cendawan semu yang
hidup sebagai parasit pada tanaman .
a. Apel
b. Anggur
c. Stroberi
d. Papaya
e. Kubis
4. Salah satu produk pada proses peragian dengan Saccharomyces
cerevisiae ialah ....
a. alkohol
b. karbohidrat
c. antibiotik
d. aflatoksin
e. keju
216

5. Kapang yang tumbuh pada kacang tanah yang menghasilkan


aflatoksin ialah ....
a. Penicillium notatum
b. Aspergillus flavus
c. Fusarium sp.
d. Rhizopus oryzae
e. Sacharomyces cerevisiae
6. Kapang yang digunakan dalam pembuatan tempe ialah ....
a. Rhizopus oryzae
b. Aspergillus oryzae
c. Phytophtora infestans
d. Saccharomyces cerevisiae
e. Aspergillus wentii
7.

Pada proses peragian (fermentasi)


Saccharomyces sp. terjadi reaksi ....
a. CO2 + H2O C6H12O6 + O2
b. C6H12O6 + O2 CO2 + H2O
c. C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
d. C6H12O6+ O2 CO2 + H2O + E
e. CO2 + H2O CH4 + O2

yang

dilakukan

oleh

8. Seorang siswa bernama Mega menemukan makhluk hidup tidak


berklorofil, hifa bersekat, reproduksi aseksual dengan membentuk
konidium, sedangkan reproduksi seksualnya belum diketahui.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, Mega menyimpulkan bahwa
makhluk hidup tersebut termasuk dalam filum ....
a. Oomycota
b. Zygomycota
c. Ascomycota
d. Basidiomycota
e. Deuteromycota
9. Basidiomycota yang digunakan sebagai jamur obat ialah ....
a. Jamur tiram
b. Jamur merang
c. Jamur kuping
d. LingZhe
e. Shiitake
10. Jamur yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan ialah ....
a.Volvariela volvaceae
b.Amanita aplanoides
c. Physarum debarianum
217

d.Saccharomyces cerevisiae
e.Ganoderma aplanatum
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar !
1. Jelaskan daur hidup cendawan Rhizopus stolonifer!
2. Apa perbedaan antara hifa bersekat dan hifa tidak bersekat?
Bagaimana keadaan intinya?
3. Jelaskan pembentukan spora seksual pada Ascomycota!
4. Sebutkan nama cendawan yang menyebabkan penyakit pada
tanaman!
5. Jelaskan pembentukan spora seksual pada Basidiomycota!
6. Sebutkan nama lumut kerak (liken) berdasarkan habitatnya!
7. Berdasarkan tipe simbosisnya, mikoriza dibedakan menjadi
ektomikoriza dan endomikoriza. Jelaskan!
8. Mengapa liken disebut makhluk hidup pioner? Jelaskan!
9. Tuliskan produk yang dihasilkan dari cendawan di bawah ini:
a. Aspergillus fumigatus
b. Aspergillus niger
c. Monilia sitophyla
d. Penicillium chrysogenum
e. Rhizopus oryzae
10. Sebutkan lima jenis cendawan yang merugikan pada bidang
pertanian!

218

BAB VIII
PLANTAE

Gambar 8.1. Hutan hujan tropis (Campbell, 2006).


Ketika kita pergi ke hutan dan mengamati ke sekeliling yang dipenuhi
oleh pohon-pohon yang tumbuh lebat dan subur, sangatlah sulit bagi kita
untuk membayangkan bahwa diperlukan waktu yang sangat lama untuk
mencapai kondisi alam yang seperti itu, daratan hutan yang dipenuhi oleh
kehidupan makroskopik. Kenapa demikian?
Dari fosil-fosil yang ditemukan serta hipotesis yang menyatakan
kehidupan di bumi berasal dari bahan-bahan tak hidup yang terjadi
secara spontan, maka kemungkinan kehidupan berawal dari lautan dan
perairan, di sanalah diperkirakan kehidupan berevolusi selama 3 miliyar
tahun, berupa kehidupan mikroskopik.
Tumbuhan kemungkinan berevolusi dari alga hijau yang hidup di
perairan, dengan berbagai bentuk adaptasi terhadap kehidupan di darat.
Sehingga saat ini kita mengenal beragam tumbuhan, mulai dari
Bryophyta (tumbuhan lumut, tanpa jaringan pembuluh), Pteridophyta
(tumbuhan paku, tumbuhan berpembuluh tanpa biji), Gymnospermae
(tumbuhan berpembuluh, berbiji terbuka), dan Angiospermae (tumbuhan
berpembuluh berbiji tertutup).

219

Standar Kompetensi
Mengidentifikasi ciri morfologi dan anatomi tubuh tumbuhan (sel,
jaringan, sistem jaringan pada organ, organ), proses tumbuh dan
berkembang, reproduksi dan pemencarannya, klasifikasi dan peranan
tumbuhan bagi kehidupan.

Kompetensi Dasar
8.1. Mengidentifikasi ciri morfologi dan ciri anatomi tubuh tumbuhan
(sel, jaringan, sistem jaringan pada organ, organ).
8.2. Mengidentifikasi proses tumbuh dan berkembang, reproduksi
serta pemencarannya pada tumbuhan.
8.3. Mengklasifikasikan jenis tumbuhan berdasarkan ciri dan sifat
yang ada
8.4. Mendeskripsikan peranan tumbuhan bagi kehidupan.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Plantae, kalian diharapkan dapat:
Mengidentifikasi penyusun tubuh tumbuhan (sel, jaringan, sistem
jaringan pada organ , dan organ) dengan pengamatan ciri morfologi
dan anatomi serta penafsiran Gambar.
Mendeskripsikan perbedaan proses tumbuh dan berkembang,
reproduksi serta pemencarannya pada tumbuhan.
Mengklasifikasikan jenis tumbuhan berdasarkan ciri dan sifat yang
ada.
Mengkomunikasikan peranan plantae dalam bidang pertanian dan
dalam kehidupan sehari-hari.
Kata-Kata Kunci
Alogami
Amfiksis
Anatomi
Angiospermae
Apomiksasis
Aporogami
Autogami
Diferensiasi
Difusi
Dikogami Meristem
Dikotil
Dispersal
Dormansi
Ekstravaskuler
220

Herkogami
Hibridisasi
Hidroponik
Higroskopis
Heterostili
Imbibisi
Involunter
Irreversibel
Klasifikasi
Konyugasi
Monokotil
Morfologi
Morfogenesis
Parenkim

Endonom
Esionom
Etiolasi
Floem
Fototropisme
Gutasi
Geitonogami
Gymnospermae

Partenogenesis
Partenokarpi
Porogami
Transport Aktif
Transpirasi
Vaskuler
Volunter

8.1. Sel dan jaringan tumbuhan


Perbedaan sel tumbuhan dari sel hewan ditunjukkan dari adanya
kloroplas, sel yang dewasa memiliki vakuola sentral yang besar yang
berfungsi membantu memelihara turgiditas sel, serta adanya dinding sel
pada sel tumbuhan. Dinding sel tumbuhan terutama disusun oleh
selulosa. Kebanyakan sel tumbuhan, khususnya sel yang memberikan
kekuatan, memiliki dua lapis dinding sel, dinding primer dan sekunder.
Pada dinding sel ada bagian-bagian yang tetap tipis disebut noktah,
melalui noktah inilah aliran sitoplasma sel-sel yang berdampingan
(plasmodesmata) dapat saling berhubungan. Plasmodesmata merupakan
saluran komunikasi dan sirkulasi di antara sel-sel tumbuhan yang
berdampingan (Gambar 8.2)
Pada makhluk hidup multiseluler, sel-sel yang sejenis mengalami
proses spesialisasi untuk membentuk jaringan embrional (meristem),
pada tumbuhan terdapat pada titik tumbuh. Jaringan embrional kemudian
berdiferensiasi membentuk jaringan lainnya. Berkenaan dengan proses
tersebut, pada tumbuhan dan hewan dijumpai berbagai macam jaringan.
Berdasarkan perkembangannya, jaringan tumbuhan dibedakan atas dua
macam, yaitu jaringan meristem (embrionik = muda) dan jaringan
dewasa.
Jaringan dewasa tidak lagi mengalami pembelahan sel, dibedakan atas
jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong (klorenkima
dan sklerenkim), jaringan pembuluh (xilem dan floem), serta jaringan
gabus (periderm).

221

Noktah

Gambar 8.2. Struktur sel tumbuhan (Campbell, 2006)..


a. Jaringan meristem
Pada jaringan ini terjadi pembentukan sel-sel baru (aktif
membelah). Jaringan meristem terdapat pada titik tumbuh, misalnya
pada ujung akar, ujung batang, maupun kambium. Jaringan yang
terdapat di ujung akar dan ujung batang disebut meristem
ujung (apical meristem), yang terdapat di antara xilem dan floem
disebut kambium pembuluh dan yang menggantikan fungsi epidermis
sebagai jaringan protektif disebut jaringan gabus, disebut juga
periderm seperti Gambar 8.3 .berikut.

222

Gambar 8.3. Jaringan meristem pada akar (Campbell, 2006).


b. Jaringan epidermis
Jaringan epidermis merupakan lapisan terluar dari organ
tumbuhan, umumnya terdiri dari selapis sel hidup dan tersusun rapat,
berbentuk pipih, kubus, prisma, atau berlekuk- lekuk (Gambar 8.4).
Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan yang terletak di dalamnya
dari kerusakan fisik atau infeksi patogen. Pada organ yang
mengalami pertumbuhan sekunder fungsi perlindungan digantikan
oleh jaringan gabus, yang terbentuk kemudian. Pada daun atau
batang beberapa tumbuhan, sel-sel epidermisnya menghasilkan
senyawa lilin yang disebut kutikula (apa fungsi kutikula?).

223

Gambar 8.4. Jaringan epidermis daun dikotil (Campbell, 2006)..

Stomata
Epidermis

Sumber: Botany, 1979


Gambar 8.5. Epidermis permukaan daun Zea mays.
c. Jaringan parenkim
Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar, terdiri atas sel-sel
hidup, mempunyai dinding yang tipis (Gambar 8.6), umumnya
berbentuk poligonal. Pada daun dijumpai sel parenkim yang
mengandung kloroplas yang disebut klorenkima, berperan penting
dalam proses fotosintesis. Dijumpai pula sel-sel parenkim tanpa
kloroplas pada umbi, buah, biji, yang berfungsi sebagai tempat
cadangan makanan. Sel parenkim memiliki vakuola besar, dapat
mengandung pati, minyak, kristal, serta beragam hasil sekresi sel
lainnya. Sel parenkim dewasa dapat membelah dan berdiferensiasi
menjadi tipe sel lainnya. Kemampuan sel parenkim memperbanyak
diri sangat penting untuk memperbaiki jaringan yang rusak, misalnya
pada saat tumbuhan terluka.

224

Noktah
Butir amilum

Gambar 8.6. Sel parenkim (Campbell, 2006).


d. Jaringan penyokong/penguat
Jaringan penyokong berfungsi agar dapat mengokohkan
berdirinya tubuh tumbuhan. Jaringan ini terbagi dua tipe, yaitu
kolenkim (sel hidup, penebalan dinding selulosa pada sudut-sudut sel,
pektin), berperan mengokohkan batang muda yang belum berkayu,
dan sklerenkim (sel mati, dinding tebal dan mengeras, lignin). Ada
dua tipe sklerenkim yaitu sklereid (sel batu, bentuk bulat, pada
tempurung kelapa) dan serat (bentuk panjang dan kedua ujung
meruncing, terdapat pada permukaan batang kelapa).
* Jaringan kolenkim
Seperti halnya jaringan parenkim, sel-sel kolenkim tersusun dari
sel-sel hidup, tetapi dinding sel mengalami penebalan yang tidak
merata sehingga dapat menghasilkan berbagai tipe kolenkim, seperti
kolenkim sudut dan kolenkim bidang. Fungsinya sebagai jaringan
penunjang organ-organ muda (Gambar 8.7).

Sumber: Biology of Plants 5th edition, 1992


Gambar 8.7. Sel kolenkim.
* Jaringan sklerenkim
Berbeda dengan kolenkim, jaringan sklerenkim tersusun dari selsel yang berdinding tebal dan protoplasmanya mati atau tidak aktif,
mengandung lignin (zat kayu). Adanya lignin menyebabkan dinding
sel menjadi kaku dan keras. Jaringan sklerenkim yang dewasa
225

terdapat di daerah yang pertumbuhan memanjangnya sudah berhenti.


Terdapat dua tipe jaringan sklerenkim yakni serat dengan sel-sel
panjang dan ramping dengan ujung meruncing serta sklereid dengan
sel-sel pendek agak membulat (Gambar 8.8). Beberapa spesies
tumbuhan mempunyai serat bernilai ekonomi tinggi, misalnya serat
manila sebagai bahan dasar tali. Sel sklereid berdinding tebal dan
sangat keras, dijumpai sebagai penyusun kulit kacang dan kulit biji
(dapatkah kalian mencari contoh serat dan sklereid lainnya?).
noktah

noktah

Gambar 8.8. Sel sklerenkim, serat (kiri) dan sklereid (kanan)


(Campbell, 2006).
e. Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut, jaringan pertama adalah xilem (pembuluh
kayu: sel mati, dinding berlignin), tersusun atas trakea, trakeid, serat,
dan parenkim xilem, berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari
akar ke daun. Jaringan kedua ialah floem (pembuluh tapis dengan sel
pengiring = companion cell), berfungsi sebagai pengangkut hasil
asimilasi dari daun ke seluruh organ tubuh yang lain. Floem tersusun
atas: pembuluh tapis, sel tapis, serat floem, parenkim floem serta sel
pengiring.
Jaringan xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks yang berfungsi sebagai
jaringan pengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun. Sel-sel
jaringan tersebut panjang-panjang menyerupai serat. Berdasarkan
sifat hubungan sel-selnya, dikenal dua macam xilem, yaitu trakea dan
trakeid (Gambar 8.9). Dikatakan trakea, jika dinding batas di antara
sel-sel penyusunnya telah hilang dan yang lain. terdapat lempeng
perforasi. Dikatakan trakeid, jika
batas di antara sel sel
penyusunnya tampak berlubang lubang yang disebut noktah (pit).
Pada umumnya, dinding dinding samping juga bernoktah.

226

Noktah
Trakea

Trakeid

Noktah
Lempeng
perforasi

Gambar 8.9. Jaringan xylem (Campbell, 2006).


Jaringan floem
Jaringan floem termasuk jaringan kompleks dan berfungsi
sebagai jaringan pengangkut. Berbeda dengan xilem, zat yang
diangkut umumnya senyawa organik hasil fotosintesis yang
terjadi di daun. Floem terdiri dari pembuluh tapis, sel tapis,
parenkim, serat dan sel pengirim (Gambar 8.10). Komponen
pembuluh tersusun dari sel-sel panjang yang ujung-ujungnya
menyatu sehingga membentuk pembuluh. Dinding batas kedua
sel berlubang-lubang seperti tapisan, melalui lubang-lubang
tersebut protoplasma kedua sel dapat berhubungan secara
langsung.
Komponen pembuluh tapis (floem) merupakan sel-sel yang
hidup. Suatu keistimewaan dari bagian tersebut adalah bahwa
nukleusnya hilang setelah sel dewasa sehingga sel-sel
komponen pembuluh tapis berhubungan dengan satu atau
beberapa sel pengiring, di antara keduanya dihubungkan oleh
sejumlah plasmodesmata.
Sel
pengiring
sangat erat
hubungannya dengan pembuluh tapis, apabila pembuluh tapis
mati, maka sel pengiring akan mati (kenapa demikian?),
keduanya terbentuk dari sel induk yang sama.

227

Gambar 8.10. Jaringan floem(Campbell, 2006).


Komponen pembuluh tapis (floem) merupakan sel-sel yang hidup.
Suatu keistimewaan dari bagian tersebut adalah bahwa nukleusnya
hilang setelah sel dewasa sehingga sel-sel komponen pembuluh tapis
berhubungan dengan satu atau beberapa sel pengiring, di antara
keduanya dihubungkan oleh sejumlah plasmodesmata. Sel pengiring
sangat erat hubungannya dengan pembuluh tapis, apabila pembuluh
tapis mati, maka sel pengiring akan mati (kenapa demikian?),
keduanya terbentuk dari sel induk yang sama.
Jaringan xilem dan floem membentuk satu kesatuan fisiologis.
Pada umumnya, xilem dan floem berdekatan letaknya dan dapat
dengan mudah dibedakan dari bagian yang lain. Kedua jaringan
kompleks tersebut membentuk jaringan pengangkut.
f. Jaringan periderm (jaringan gabus)
Jaringan gabus (periderm) terdiri atas sel-sel gabus yang
dihasilkan oleh kambium gabus (felogen), berfungsi menutupi akar,
batang dan cabang dari gangguan fisik, menggantikan fungsi
epidermis sebagai pelindung. Jaringan gabus terdapat pada
tumbuhan dikotil.
8.2. Organ tumbuhan
Tubuh tumbuhan terdiri dari akar dan tajuk yang dihubungkan
secara kontinyu oleh jaringan pembuluh. Perhatikan Gambar 8.11!
Akar berfungsi sebagai penopang berdirinya tumbuhan, pengabsorbsi
air dan mineral, serta tempat menyimpan cadangan makanan. Tajuk
terdiri dari batang dan daun, serta bunga (bunga merupakan adaptasi
untuk reproduksi tumbuhan angiospemae). Batang adalah bagian
tumbuhan yang terdapat di atas tanah, mendukung daun-daun dan
bunga. Pada pohon, batang meliputi batang pokok dan semua

228

cabang-cabang, termasuk ranting-ranting yang kecil.


Batang
mempunyai buku sebagai tempat melekatnya daun, juga mempunyai
ruas yang terdapat di antara dua buku. Daun merupakan tempat
utama berlangsungnya proses fotosintesis, terdiri dari helai daun yang
melebar (lamina) dan tangkai daun (petiol) yang menghubungkan
helai daun dengan batang. Pada ujung batang terdapat tunas yang
belum berkembang, disebut tunas ujung (tunas apikal). Pada ketiak
daun terdapat tunas lateral yang nantinya dapat tumbuh membentuk
cabang atau bunga.

Gambar 8.11. Tubuh tumbuhan (dikotil) (Campbell, 2006).

8.3. Sistem jaringan penyusun tubuh tumbuhan


Akar, batang, dan daun tersusun atas tiga sistem jaringan, yaitu
epidermis, sistem berkas pembuluh, dan sistem jaringan dasar.

229

Epidermis berfungsi melindungi akar, batang, dan daun yang masih


muda dari kerusakan fisik atau infeksi patogen. Dijumpai senyawa
lilin, disebut kutikula, berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari
proses kehilangan air (pada tumbuhan yang hidup di habitat kering,
bagaimana lapisan kutikulanya?). Sistem jaringan pembuluh
(xilem&floem) berperan dalam transport air dan garam mineral serta
hasil fotosintesis. Sistem jaringan dasar, mengisi daerah di antara
sistem epidermis dan sistem pembuluh, memiliki fungsi sebagai
tempat berlangsungnya fotosintesis, tempat cadangan makanan,
sebagai penguat atau penyokong tubuh tumbuhan, terutama tersusun
dari parenkim, tetapi terdapat juga kolenkim dan sklerenkim.
A. Struktur akar tumbuhan dikotil dan monokotil
Akar tumbuhan tersusun dari berbagai macam jaringan,
berkembang dari jaringan meristem yang terdapat di ujung akar.
Letak jaringan tersebut tidak tepat di ujung, melainkan sedikit agak ke
belakang dari bagian ujung. Letak yang demikian memungkinkan akar
membentuk sel-sel baru untuk memperpanjang sumbu akar dan selsel yang akan menjadi tudung akar. Bagian tersebut berfungsi
sebagai organ yang melindungi bagian meristem, melumasi akar utuk
mengurangi gesekan antara ujung akar dan partikel tanah, serta
mengatur pertumbuhan bagian-bagian akar yang lain.
Di belakang tudung akar, sepanjang lebih kurang 1 cm terdapat
bagian akar dengan permukaan yang halus. Daerah itu dikenal
sebagai daerah perpanjangan. Sel-sel hasil pembelahan jaringan
meristem tumbuh dengan cepat dan menghasilkan perpanjangan
akar. Satu atau beberapa sentimeter dari titik tempat perpanjangan
berhenti terdapat rambut-rambut halus yang menutupi permukaan
akar. Bagian itu disebut rambut akar. Di belakang daerah rambut akar
merupakan tempat timbulnya akar lateral.
Susunan akar tumbuhan dikotil
Untuk memperoleh Gambaran yang baik tentang struktur akar
dikotil dapat dipelajari irisan melintang akar primer dewasa. Preparat
tersebut dapat diperoleh dari bagian daerah rambut akar atau bagian
yang lebih tua. Perhatikan Gambar di atas! Pada umumnya, akar
tumbuhan dikotil tersusun dari lapisan penutup luar (epidermis), kulit
(korteks), dan silinder pusat (stele) (Gambar 8.12).
a. Epidermis
Epidermis tersusun dari selapis selapis yang tersusun rapat,
menutupi permukaan akar. Air dan unsur garam (mineral) diserap
oleh akar dari tanah melalui sel-sel epidermis. Beberapa sel
epidermis tumbuh menjulur membentuk rambut akar. Keberadaan

230

rambut-rambut akar akan memperluas bidang permukaan sehingga


penyerapan menjadi lebih efektif.
b. Korteks
Di sebelah dalam epidermis, terdapat sistem jaringan dasar yang
membentuk korteks akar, parenkim sebagai komponen utamanya.
Sel-sel parenkim korteks susunannya longgar sehingga membentuk
ruang-ruang antar sel. Cadangan makanan berupa pati biasanya
ditimbun pada korteks akar.
Satu atau beberapa lapisan sel korteks di bawah epidermis
memiliki dinding sel yang dilapisi suberin, sejenis karbohidrat yang
menyebabkan bagian tersebut tampak berbeda dengan bagian
korteks yang lain. Bagian korteks itu disebut eksodermis. Lapisan selsel korteks yang paling dalam tersusun rapat tanpa ruang antarsel
dan terdiri atas sel-sel berbentuk kotak. Lapisan sel itu disebut
endodermis. Sel-sel endodermis mengalami penebalan suberin
pada dinding-dinding radial dan vertikalnya sehingga membentuk
semacam pita. Pita itu disebut pita Caspary, sesuai dengan nama
penemunya, Caspary. Pita Caspary memiliki fungsi penting sebagai
penghalang masuknya air serta mineral terlarut melalui jalur
ekstraseluler, menentukan jenis-jenis mineral apa saja yang dapat
memasuki xilem akar. Beberapa sel endodermis tetap berdinding
tipis, disebut sel peresap (apa fungsi sel peresap?).

Sumber: Biology of Plants 5th edition, 1992


Gambar 8.12. Penampang melintang akar dikotil.
c. Stele
Silinder pusat tersusun dari perisikel dan ikatan pembuluh.
Perisikel terdapat di sebelah dalam endodermis. Perisikel tersusun
dari sel-sel parenkim. Pada bagian inilah tumbuh akar lateral. Ikatan
pembuluh tersusun dari xilem dan floem yang berselang-seling pada
bidang radial. Dalam penampang melintang tampak xilem
231

mengelompok di tengah dan membentuk Gambaran seperti bintang.


Floem tampak sebagai jalur-jalur di antara lengan-lengan bintang
xilem. Antara xilem dan floem dipisahkan oleh sederetan parenkim
yang dikenal sebagai parenkim penghubung.
Susunan akar tumbuhan monokotil
Pada dasarnya, susunan jaringan pada akar tumbuhan monokotil
adalah sama dengan akar tumbuhan dikotil. Beberapa perbedaan
yang tampak, antara lain:
a. Endodermis sering membentuk dinding sekunder tebal sehingga
mudah dikenali pada penampang melintang akar (Gambar 8.13).
Pertumbuhan xilem tidak berbentuk bintang, melainkan terpisah
satu sama lainnya. Ditengah silinder pembuluh terbentuk empulur
yang berisi sel-sel parenkim.

Sumber: Biology of Plants 5th edition, 1992


Gambar 8.13. Penampang melintang akar monokotil (Zea mays).
B.Struktur batang tumbuhan dikotil dan monokotil
Batang merupakan suatu organ tumbuhan yang tersusun dari
berbagai macam jaringan. Untuk memperoleh Gambaran yang baik
tentang struktur batang, pelajarilah struktur batang tumbuhan jarak
pagar (Jatropa curcas) sebagai contoh tumbuhan dikotil dan batang
jagung (Zea mays) sebagai contoh tumbuhan monokotil.
Susunan batang tumbuhan dikotil
Bagian terluar batang dikotil berupa selapis sel-sel yang tersusun
rapat dan tertutup kutikula. Lapisan sel itu disebut epidermis. Pada
beberapa tempat jaringan tersebut robek dan membentuk lubang
yang disebut lentisel.
Di sebelah dalam lentisel terdapat ruang udara yang berhubungan
langsung dengan sistem ruang udara antar sel parenkim. Di sebelah

232

dalam epidemis terdapat korteks yang dapat dibedakan sebagai


berikut:
a. korteks luar, terdiri atas jaringan parenkim dan kolenkim. Pada
beberapa tempat bagian tersebut tidak ada, tetapi pada bagian
lain tampak selapis sel-sel parenkim yang berhubungan erat
dengan kolenkim dan berselang-seling atau saling berdesakan
antara keduanya.
b. Korteks dalam, terdiri atas jaringan parenkim longgar dengan
ruang antar sel yang jelas berhubungan dengan ruang udara di
bawah lentisel.
Sel-sel kolenkim banyak mengandung klorofil yang memberi
warna hijau pada batang, terutama batang yang masih muda. Bagian
terdalam korteks sering mengandung banyak pati sehingga mudah
dikenali, disebut seludang pati. Dinding radial dan melintang dari
bagian tersebut saling menempel erat sehingga tidak dijumpai ruang
antar sel yang menghubungkannya dengan bagian lain dari korteks
(Gambar 8.14).
Sebelah dalam dari korteks adalah silinder pusat (stele). Pada
bagian tersebut terdapat ikatan pembuluh dengan susunan yang
bervariasi, bergantung pada jenis tumbuhannya.
Pada tumbuhan jarak, ikatan pembuluhnya bertipe kolateral, xilem
di dalam dan floem diluar. Diantara xilem dan floem terdapat
meristem yang dikenal dengan kambium. Dengan adanya kambium
maka batang tumbuhan dikotil dapat melakukan penebalan sekunder.
Akibat pertumbuhan tersebut maka struktur batang dikotil dewasa
berbeda dengan struktur batang yang muda.
Bagian paling dalam merupakan bagian pusat yang tersusun dari
jaringan parenkim yang susunannya longgar. Bagian itu disebut
empulur. Pada beberapa jenis tumbuhan, perpanjangan batang
(pertumbuhan primer) menyebabkan robeknya empulur, sehingga
empulur tersebut berlubang.

233

Empulur

Gambar 8.14. Susunan batang utama tumbuhan dikotil dengan


penebalan sekunder (Cecie, 1996).
Susunan batang tumbuhan monokotil
Pada bagian terluar batang tumbuhan monokotil terdapat
epidermis dengan stomata. Di bawah epidermis, terdapat satu atau
beberapa lapis sel-sel serat yang menyusun korteks. Bagian itu tidak
dapat dibedakan secara jelas dengan bagian empulur. Selain itu,
ikatan pembuluh pada tumbuhan monokotil tersebar dalam empulur.
Jumlah ikatan pembuluh dapat mencapai 200 buah dengan susunan
kolateral. Pada penampang melintang batang, xilem tersusun
menyerupai huruf V atau Y dan floem terletak pada lengan V atau Y.
Pada dasar V atau Y terdapat bagian yang kosong, disebut rongga
protoxilem. Bagian itu terbentuk akibat proses pertumbuhan
memanjang dari batang sehingga xilem yang terbentuk lebih awal
akan robek dan meninggalkan lubang.
Setiap ikatan pembuluh dikelilingi seludang berkas yang
umumnya tebal, terutama pada ikatan pembuluh perifer (perifer =
tepi). Pada beberapa tumbuhan monokotil, ikatan pembuluh tersebut
tebal dan rapat sehingga seludang berkasnya hampir membentuk
silinder yang sempurna, berhubungan dengan lapisan serat tipis di
bawah epidermis. Pada beberapa tumbuhan monokotil yang
berbentuk pohon terdapat pita perifer parenkim di luar daerah
penyebaran ikatan pembuluh. Pada daerah korteks inilah terdapat

234

kambium sehingga batang tumbuhan tersebut mampu melakukan


pertumbuhan menebal sekunder.
C. Struktur daun tumbuhan dikotil dan monokotil
Susunan daun tumbuhan dikotil
Epidermis menutupi permukaan atas dan permukaan bawah daun
yang dilanjutkan dengan epidermis batang. Pada beberapa jenis
tumbuhan dikotil, misalnya oleander (Nerium oleander) mempunyai
epidermis atas yang berlapis-lapis. Akan tetapi, ciri khas epidermis
hanya lapisan terluarnya saja dan lapisan-lapisan sel di bawahnya
berfungsi menampung air. Adanya lapisan lemak (kutin) pada sel-sel
epidermis menimbulkan terbentuknya lapisan nonseluler yang tebal,
yang
disebut
lapisan
kutikula.
Lapisan
tersebut
dapat
mempertahankan kekakuan daun, selain melindungi daun dari
penguapan yang berlebihan.
Mesofil merupakan daerah utama untuk berlangsungnya proses
fotosintesis. Bagian tersebut tersusun dari jaringan parenkim longgar
dan berklorofil. Umumnya dibedakan atas dua bagian, yaitu jaringan
tiang (palisade) dan jaringan bunga karang (spons).
Jaringan tiang umumnya terdiri atas selapis sel, tetapi pada
beberapa tumbuhan dikotil seperti bunga soka (Ixora sp.) memiliki
beberapa lapis sel. Pada umumnya, jaringan tiang terdapat pada
permukaan atas daun, seperti pada daun Nerium oleander, tetapi
ada kalanya jaringan tersebut ditemukan pada kedua permukaan
daun, seperti pada daun kayu putih (Eucalyptus sp.). Posisi jaringan
tiang adalah tegak lurus dengan permukaan daun dan sel-sel
penyusunnya penuh dengan kloroplas. Tidak ada bagian lain dari
tubuh tumbuhan
yang
mengandung
kloroplas sebanyak yang
terdapat pada sel-sel jaringan tersebut.
Lapisan bunga karang terdiri atas sel-sel yang tersusun lepas,
umumnya bercabang tidak beraturan dan saling berhubungan di
ujung-ujung percabangan. Dengan susunan demikian menimbulkan
Gambaran seperti bunga karang dengan sistem rongga antarsel yang
intensif. Kloroplas yang dikandung tidak sebanyak yang terdapat
pada sel-sel jaringan tiang.
Sistem pembuluh pada daun membentuk sistem percabangan jala
yang kompleks pada bagian mesofil, tepatnya pada tempat-tempat
pertemuan antara jaringan tiang dengan jaringan bunga karang.
Masuknya jalur yang lebih besar menyebabkan mesofil menonjol
keluar, terutama di permukaan bawah membentuk venasi daun

235

(pertulangan daun). Pada kebanyakan dikotil,


membentuk pertulangan menjala (Gambar 8.15).

venasi

daun

(a)
(b)
Gambar 8.15. Pola venasi daun: a. menjala, b. sejajar.
Susunan daun tumbuhan monokotil
Pada umumnya, daun tumbuhan monokotil tersusun dari satu
lapis sel yang terdapat di permukaan bawah daun. Pada tempattempat tertentu di temukan stomata. Selain itu, pada daun tumbuhan
monokotil khususnya Graminae (rumput-rumputan) terdapat
sekumpulan sel-sel epidemis yang susunannya seperti kipas, disebut
sel bulliform (Gambar 8.16).

Sumber: Biology of Plants 5th edition tahun 1992


Gambar 8.16. Penampang melintang daun monokotil.
Kelompok sel-sel ini tidak mempunyai lapisan kutikula sehingga
dindingnya tipis. Sel-sel itulah yang berperan dalam penggulungan
daun tumbuhan monokotil pada waktu udara kering. Dapatkah kalian
menerangkannya? Diskusikanlah dengan teman atau kelompok

236

belajarmu. Jika tidak memperoleh jawaban yang pasti, dapat


ditanyakan kepada guru biologimu!
Jaringan mesofil pada tumbuhan monokotil tidak berkembang
sempurna seperti pada tumbuhan dikotil. Pada kebanyakan tumbuhan
monokotil, venasi membentuk pertulangan sejajar. Pertulangan daun
terpecah pada dasar daun atau sepanjang ibu tulang daun dan
akhirnya bertemu lagi di ujung daun.
8.4. Transportasi pada tumbuhan
Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri melalui suatu proses
yang disebut proses fotosintesis. Salah satu komponen alam yang
dibutuhkan tumbuhan untuk proses tersebut adalah air. Air diperoleh
tumbuhan dari dalam tanah. Melalui mekanisme tertentu air tersebut
sampai ke daun, tempat biasanya berlangsung fotosintesis. Dapatkah
kalian menerangkan mekanisme yang dimaksud?
Tumbuhan tingkat tinggi memerlukan air, karbondioksida, garamgaram mineral dan oksigen yang diambil dari lingkungan untuk
fotosintesis. Pada tumbuhan tingkat tinggi, gas diangkut melalui
proses difusi, tetapi air, garam-garam mineral, dan senyawa hasil
fotosintesis diangkut melalui jaringan pembuluh atau jaringan vaskuler
(Gambar 8.17 dan 8.18).
Pembuluh-pembuluh pengangkut berkelompok membentuk
berkas ikatan pembuluh atau berkas pembuluh yang meluas ke
seluruh organ tubuh, misalnya akar, batang, daun, dan bunga
sehingga transportasi tumbuhan dapat berlangsung dengan cepat
dan efisien.
Penyerapan zat-zat hara
Protista, fungi dan tumbuhan yang hidup di dalam air, seluruh
permukaan tubuhnya bersentuhan dengan air sehingga air dapat
langsung menyerap zar-zat yang diperlukan, baik berupa ion maupun
gas. Tumbuhan yang hidup di darat mengambil zat-zat yang
diperlukan dari lingkungannya, seperti air, garam mineral, karbon
dioksida, dan oksigen melalui alat-alat khusus. Untuk pengambilan air
dan garam mineral yang terlarut, dilakukan oleh rambut-rambut akar
dan akar yang masih muda dengan dinding yang belum bergabus.

237

Gambar 8.17. Rute horizontal pengangkutan air dan garam mineral


dari akar ke daun (Campbell, 2006).
Pengambilan zat-zat berupa gas dilakukan melalui alat khusus
yaitu stomata. Stomata adalah celah yang dibatasi oleh dua sel
penutup. Pada tumbuhan darat (terestrial) stomata banyak ditemukan
pada permukaan daun sebelah bawah (sisi abaksial) sedangkan pada
tumbuhan air (akuatik) banyak ditemukan pada permukaan daun
sebelah atas (sisi adaksial).
Pada tumbuhan yang hidup di dalam air maupun yang di darat,
proses pengambilan zat-zat yang diperlukan dilakukan melalui proses
kimia dan biologi, yaitu imbibisi, difusi, osmosis dan transport aktif.

238

Gambar: 8.18. Rute vertikal pengangkutan air dan garam mineral


dari akar ke daun (Campbell, 2006).
1. Imbibisi
Imbibisi berasal dari bahasa latin, imbibire, yang berarti minum.
Dalam hubungannya dengan pengambilan zat oleh tumbuhan imbibisi
berarti kemampuan dinding sel dan plasma sel untuk menyerap air
dari luar sel. Air yang terserap disebut air imbibisi. Pada peristiwa
tersebut, molekul-molekul air terikat di antara molekul-molekul dinding
sel atau plasma sel. Akibatnya plasma sel mengembang. Benda yang
dapat mengadakan imbibisi dibedakan menjadi dua golongan berikut.
a. Benda yang pada waktu imibibisi mengembang dengan terbatas,
artinya setelah mencapai volume tertentu tidak dapat
239

memembang lagi. Misalnya, kacang tanah yang direndam air


akan mengembang sampai volume tertentu.
b. Benda yang pada waktu imbibisi mengembang dengan tidak
terbatas, artinya bagian-bagian yang menyusunnya akhirnya
terlepas dan bercampur air menjadi koloid dalam fase sol.
Misalnya roti yang direndam air akan mengembang dan akhirnya
hancur dan larut dalam air tersebut.
2. Difusi
Difusi adalah pergerakan molekul-molekul zat
dari daerah
berkonsentrasi lebih tinggi (hipertonis) ke daerah berkonsentrasi lebih
rendah (hipotonis). Misalnya, setetes tinta dimasukkan ke dalam
gelas yang berisi air maka warna biru akan menyebar ke seluruh
penjuru dan akhirnya warna biru merata ke seluruh air dalam gelas.
3. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan molekul-molekul air dari larutan
berkonsentrasi rendah ke daerah berkonsentrasi tinggi atau dari
daerah yang konsentrasi molekul-molekulnya airnya tinggi ke daerah
yang konsentrasi molekul-molekul airnya rendah melalui selaput yang
hanya dilalui oleh molekul air dan zat tertentu saja (selaput
semipermiabel).
Permukaan air di dalam pipa corong naik disebabkan molekulmolekul air yang berpindah dari gelas kimia dan masuk ke dalam
corong lebih tinggi dari pada di luar corong, sedangkan molekulmolekul gula tidak dapat keluar. Berdasarkan dapat tidaknya selaput
dilalui oleh molekul zat, selaput dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
sebagai berikut:
a. Selaput permiabel, yaitu selaput yang dapat dilalui oleh molekul
air dan zat yang larut di dalamnya.
b. Selaput semipermiabel, yaitu selaput yang dapat dilalui molekulmolekul air dan zat tertentu saja sehingga disebut juga selaput
permiabel selektif.
c. Selaput impermiabel, yaitu selaput yang tidak dapat ditembus
oleh air maupun zat yang terlarut.
Sel tumbuhan memiliki ketiga macam selaput tersebut. Dinding
sel yang berlapiskan gabus merupakan selaput impermiabel,
sedangkan yang hanya mengandung selulosa bersifat permiabel. Di
sebelah dalam dinding sel terdapat membran sel, pada sel hidup
240

bersifat semipermiabel atau permiabel selektif. Fungsi selaput


tersebut mengatur pertukaran zat yang masuk dan keluar sel. Oleh
karena itu, permiabilitasnya dapat berubah-ubah. Misalnya rambut
akar juga dapat berubah.
Seorang ahli bernama Pfeffer berhasil membuat selaput semipermiabel dengan mencampur K4Fe(CN)6 dengan CuSO4 di dalam
sebuah pot tanah yang berpori. Endapan Cu2 Fe(CN)6 yang terbentuk
pada dinding sebelah dalam pot merupakan selaput semipermiabel,
sedangkan dinding pot tanah itu sendiri bersifat permiable. Alat itu
dikenal sebagai Pfeffer dan jika dihubungkan dengan manometer
terbuka merupakan alat yang dapat mengukur tekanan osmosis suatu
larutan dibandingkan dengan air. Alat itu dikenal sebagai Osmometer
dari Pfeffer.
Sel Pfeffer diisi dengan larutan gula yang diukur tekanan
osmosisnya kemudian dimasukkan dalam bejana yang berisi air.
Konsentrasi larutan gula lebih besar dari pada air. Oleh sebab itu,
larutan tersebut mempunyai kemampuan untuk menyerap air yang
ada di sekitarnya. Besarnya tekanan yang ditimbulkan oleh daya isap
larutan gula dapat dibaca pada manometer. Tekanan tersebut
dinamakan tekanan osmosis. Suatu larutan yang mempunyai tekanan
osmosis lebih besar daripada larutan lain disebut isotonis atau
isosmostis. Sel-sel tumbuhan dapat digambarkan seperti keadaan sel
Pfeffer, yaitu mempunyai daya isap dan tekanan osmosis yang dapat
berubah-ubah. Pada waktu sel menyerap air, dinding sel akan
menggembung dan mengalami kenaikan tekanan. Keadaan tegang
yang timbul antara dinding sel dan isi sel karena sel menyerap air
disebut turgor. Sel yang mempunyai tekanan turgor tertentu disebut
turgesen. Tekanan isi sel pada dinding sel disebut tekanan turgor
yang besarnya sama dengan tekanan dinding sel pada isi sel. Sel
yang mempunyai turgesen mempunyai kekuatan tertentu. Jaringan
yang terdiri atas sel-sel yang turgesen mempunyai kekuatan tertentu,
disebut tegangan jaringan.
Tumbuhan yang kehilangan air, misalnya karena proses
penguapan, akan kehilangan tegangan jaringan (layu). Jika sel
berada pada larutan hipertonis terhadap cairan sel maka air akan
keluar sel. Jika konsentrasi larutan di luar sel cukup tinggi maka sel
akan kehilangan turgor, dinding sel tidak dapat mengerut lagi
sehingga protoplasma akan lepas dari dinding sel. Peristiwa ini
disebut plasmolisis.
4. Transport aktif
Proses difusi dan osmosis yang telah dibahas adalah proses
fisika, yaitu molekul-molekul atau ion-ion bergerak dari daerah yang
241

berkonsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah. Dalam


proses biologi dapat terjadi sebaliknya, yaitu molekul-molekul atau
ion-ion bergerak dari daerah yang berkonsentrasi rendah ke daerah
yang berkonsentrasi tinggi. Pengangkutan zat seperti di atas
memerlukan energi yang disebut transport aktif.
Proses transport aktif dapat berhenti jika berada pada suhu
rendah (misalnya, 2-40C), ada racun atau kehabisan energi.
Bagaimanakah proses transpor aktif berlangsung? Salah satu
hipotesis menyatakan bahwa dalam selaput plasma terdapat carrier
yang dapat mengantar molekul-molekul atau ion-ion di permukaan
luar selaput plasma ke permukaan dalam selaput plasma. Setelah itu,
carrier kembali ke permukaan luar dan mengulangi pekerjaannya.
Proses transpor aktif memerlukan energi yang didapat dari
pemecahan ATP menjadi ADP atau ADP menjadi AMP. Selaput
plasma tidak hanya mengontrol zat-zat yang masuk ke dalam sel,
tetapi juga yang keluar sel. Misalnya, banyak sel yang menimbun
kalium (K+), tetapi membuang natrium (Na+). Perlu diingat pula bahwa
selaput plasma dapat melalukan suatu zat tertentu, tetapi tidak dapat
bagi zat-zat lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa selaput
plasma bukan pelindung sel yang pasif, melainkan batas antara isi sel
dengan lingkungannya yang dinamis.
Pengangkutan air dan garam-garam mineral oleh tumbuhan
Air dan garam-garam mineral diserap oleh tumbuhan kemudian
diangkut ke seluruh bagian tubuh tumbuhan, terutama ke daun.Pada
tumbuhan transportasi berlangsung dengan dua cara, yaitu :
1. Pengangkutan ekstravaskuler
Pengangkutan ekstravaskuler adalah pengangkutan air dan garam
mineral di luar berkas pembuluh, berlangsung dari sel ke sel secara
horizontal. Pengangkutan tersebut mulai dari rambut akar pada
epidermis, parenkim korteks, endodermis, perisikel lalu ke pembuluh
kayu. Proses pengangkutan dari epidermis ke sel-sel korteks
berlangsung secara difusi dan osmosis. Begitu pula setelah sampai di
daun. Di dalam daun, air keluar dari pembuluh kayu masuk ke dalam
sel-sel mesofil. Reaksinya adalah:
Parenkim akar

Parenkim batang

osmosis, difusi

mesofil daun
osmosis, difusi

Dari hasil penelitian, nilai osmosis sel-sel korteks makin ke dalam


makin tinggi. Dengan demikian, air dengan mudah mengalir dari luar
ke dalam secara osmosis. Setelah
sampai
di
endodermis,
terjadi pengaturan pemasukan air karena dinding radial endodermis

242

mengalami penebalan dari gabus sehingga terbentuk lapisan gabus


yang disebut pita Caspary. Oleh sebab itu, pemasukan air hanya
melalui dinding transversal saja. Nilai osmosis sel endodermis
ternyata lebih rendah daipada nilai osmosis sel korteks di sebelah
luarnya. Meskipun demikian, endodermis dapat mendorong air masuk
ke pusat silinder. Menurut Ursprung Nilai Osmosis Sel-sel Akar
Kacang Babi (Vicia faba) dapat dilihat pada tabel 8.1 dibawah ini.
Tabel 8.1. Nilai osmosis beberapa sel
Sel yang diukur
Nilai Osmosis (atm)
Epidermis
0.1
Lapis korteks 1
1.4
Lapis korteks 2
1.5
Lapis korteks 3
2.1
Lapis korteks 4
2.8
Lapis korteks 5
3.0
Endodermis
1.7
Perisikel
0.8

2. Pengangkutan vaskuler
Pengangkutan vaskuler adalah pengangkutan air dan garamgaram mineral melalui pembuluh pengangkut. Pengangkutan
tersebut melalui pembuluh xilem dari akar ke batang, terus sampai ke
daun. Pada beberapa tumbuhan, jarak pengangkutan tersebut cukup
jauh. Misalnya, pada pohon Eucalyptus regnaus di Victoria dan
Tasmania, serta Sequoia gigantea di California, tingginya dapat
mencapai 100 meter.
Meski demikian, ujung-ujung pohon tetap mendapat air yang
cukup dari akar. Untuk itu, diperlukan tenaga untuk pengangkutan.
Transportasi vaskuler hanya ada pada Tracheophyta, dengan alur
sebagai berikut:
Parenkim akar
sel endodermis
trakea/trakeid
mesofil daun
osmosis, difusi
energi loncatan,
tekanan akar,
endodermis

daya isap daun,


kohesi air pembuluh kapiler
energi aktif

Transportasi zat anorganik vaskuler


Transportasi zat anorganik vaskuler diangkut melalui trakea dan
trakeid yang terdapat pada xilem. Zat anorganik ini dapat mengalir di
sepanjang pembuluh karena adanya: tekanan akar, daya isap daun,
kohesi air dalam pembuluh kapiler dan terjadi secara aktif.
Zat anorganik yang dapat ditransportasikan mulai dari akar
sampai mesofil daun dengan jalur sebagai berikut:
Tanah

rambut akar

parenkim akar

(transportasi ekstravasikuler)

243

Imbisi, osmosis, difusi aktif

osmosis + difusi (transportasi vaskuler)

Pada mesofil daun sebagian air dikeluarkan supaya sel di atas


selalu hipertonis terhadap sel yang ada di bawahnya, hingga
transportasi dapat tetap berlangsung. Dari dalam daun, air dapat
dikeluarkan dalam bentuk :
Uap air, prosesnya disebut transpirasi, apabila uap air itu keluar
melalui stomata. Sedangkan evaporasi terjadi apabila uap air itu
keluar melalui epidermis daun.
Tetesan air, prosesnya disebut gutasi, dimana air akan keluar melalui
gutatoda = emisarium dengan energi tekanan akar. Gutasi terjadi
pada saat udara lembab.
Transportasi zat organik
Karbohidrat hasil fotosintesis pada waktu siang hari disimpan
sementara dalam bentuk amilum, malam hari diubah kembali menjadi
glukosa lalu ditransportasikan ke seluruh tubuh. Beberapa tenaga
pengangkutan air dipengaruhi oleh faktor berikut ini yaitu:
tekanan akar, daya isap daun, daya kapilaritas, dan pengaruh sel-sel
yang hidup.
a. Tekanan akar
Adanya tekanan akar dapat diamati dengan memotong batang
tanaman pisang kemudian bagian tengahnya dilubangi. Setelah satu
hari maka akan terlihat air keluar dari permukaan potongan.
Keluarnya air akibat adanya tekanan yang mendorong air ke atas
disebut tekanan akar. Adanya tekanan akar dapat pula diamati pada
tandan bunga enau atau kelapa yang dilukai sehingga keluar air gula
yang dapat dibuat gula kelapa atau aren. Besarnya tekanan akar
dapat diukur, rata-rata sekitar 0.7-2 atm (tabel 8.2).
Tabel 8.2.Tekanan Akar beberapa Jenis Tanaman
Jenis tanaman
Petuna hibrida
Morus alba
Ricinus communis
Urtica dioca
Vitis vinivera
Betula alba
Schirnolobium
exelsum

244

Tanaman akar
(cmHg)
0.7
1.2
33.4
46.2
90-100
139
600

b. Daya isap daun


Daya isap daun terjadi sebagai akibat penguapan air di
permukaan daun. Besarnya penguapan air bergantung pada luas
permukaan daun. Makin luas permukaan daun makin besar daya isap
daun. Pohon yang besar dengan jumlah daun yang banyak
menyebabkan daya isap daun lebih besar dibandingkan pohon yang
kecil dan daunnya sedikit. Daya isap daun mampu menaikkan air
setinggi 100 meter, jauh lebih besar dibandingkan tekanan akar yang
hanya mampu menaikkan air setinggi 18 meter (tabel 8.3).
Tabel 8.3. Daya isap daun pada Hedera helix
Jarak yang ditempuh
2,.5 meter di atas tanah
0.35 meter di atas tanah
Akar tua di dalam tanah

Daya Isap
Daun (atm)
4.2
2.1
2.1

c. Daya kapilaritas
Pembuluh-pembuluh kayu merupakan pipa-pipa yang sangat
kecil sehingga merupakan pipa kapiler. Pipa kapiler yang diameternya
10 mikron, dapat menaikkan air sampai setinggi 3 meter. Hal itu
menyebabkan air naik dalam pembuluh kayu dari akar sampai ke
daun. Bagi tumbuhan yang tinggi, daya kapilaritas tidak cukup untuk
menaikkan air sampai ke daun.
d. Pengaruh sel-sel yang hidup
Pembuluh-pembuluh kayu tersusun dari sel-sel yang mati, sekat
di antara sel-selnya telah lenyap sehingga merupakan saluran untuk
jalannya air dari akar ke ujung batang. Perjalanan di dalam pembuluh
akan menentang gaya berat maupun gesekan dinding sel, tetapi
pengangkutan air dapat terlaksana karena adanya sel-sel hidup,
misalnya sel-sel parenkim dan sel jejari empulur.
a. Kecepatan pengangkutan air
Dari hasil percoban, kecepatan pengangkutan pada berbagai
macam tumbuhan tidak sama. Kecepatan pengangkutan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
1. Faktor luar, banyaknya air dalam tanah (Tabel 8.4), suhu, angin,
dan kelembaban udara.
2. Faktor dalam, banyaknya pembuluh kayu dan keaktifan sel-sel
dalam akar, batang, dan daun.
Tabel 8.4. Kecepatan Pengangkutan air pada beberapa tumbuhan

245

Tanaman
Jagung
Bunga matahari
Pisang
Tembakau
Labu

Kecepatan pengangkutan air


(cm/jam)
36
63
100
118
600

b. Pengangkutan hasil fotosintesis


Zat organik sebagai hasil fotosintesis yang di bentuk di dalam
daun dan diangkut ke seluruh bagian tubuh yang memerlukan.
Supaya zat-zat tersebut dapat diangkut, zat tersebut akan diuraikan
terlebih dahulu oleh enzim menjadi zat yang dapat larut dan dapat
keluar dari sel sampai ke ujung pembuluh tapis (floem) (Gambar
8.19).
Kemudian, zat-zat tersebut diangkut melalui pembuluh tapis ke
seluruh bagian tubuh tumbuhan. Proses pengangkutan bahan organik
pada pembuluh tapis disebut translokasi. Arah pengangkutannya dari
atas ke bawah. Kecepatannya beberapa ratus kali kecepatan difusi.
Misalnya, pada tumbuhan berkisar antara 0.5-1 meter per jam.
Bagaimana mekanisme pengangkutan zat organik tersebut?
Ada beberapa pendapat mengenai pergerakan bahan organik di
dalam floem, yaitu sebagai berikut:
1. Beberapa ahli fisiologi berpendapat bahwa suatu aliran materi
(mass flow) di dalam floem terjadi sebagai akibat adanya tekanan
turgor yang lebih tinggi pada ujung pembuluh tapis yang mengandung
timbunan bahan cadangan gula yang dihasilkan oleh daun yang
secara aktif disekresikan atau di pompa ke dalam pembuluh tapis
oleh sel-sel parenkim sekelilingnya.

246

Gambar 8.19. Rute pengangkutan hasil fotosintesis (fotosintat).


(Campbell, 2006).
2. Para ahli fisiologi lain meyatakan bahwa aliran sitoplasma
memegang peranan penting dalam pengangkutan bahan dari satu
sel ke sel yang lain dengan bantuan difusi melalui
plasmodesmata, yaitu benang-benang
sitoplasma yang
menghubungkan sel yang berdampingan.

247

3. Pendapat lain adalah proses pengangkutan disebabkan ada difusi


aktif, yaitu aktivitas metabolisme dari sel hidup untuk
mempercepat proses difusi.
Pendapat di atas ada benarnya dan ada pula kelemahannya
karena belum ada bukti yang memuaskan. Namun demikian,
hampir semua penemuan pada translokasi dianggap sebagai
keterangan yan dapat diterima, meskipun masih perlu penelitian dan
keterangan yang lebih lanjut.
Peristiwa translokasi dapat kita amati pada peristiwa mencangkok,
yaitu dengan menyayat batang pada bagian floemnya,
xilem
dibiarkan utuh. Setelah beberapa lama akan terjadi penggembungan
pada bagian yang di sayat karena ada timbunan bahan organik.
Bagian bekas luka yang menggembung disebut kalus. Pada batang
atau akar tumbuhan dikotil, jika mengalami luka maka akan ada
usaha untuk memperbaiki bagian tesebut dengan pembentukan kalus
dan dengan bantuan hormon luka atau kambium luka (asam
traumalin). Translokasi dapat pula diamati pada pengeluaran getah
pada proses penyadapan.
Pengeluaran oleh zat tumbuhan
Tumbuhan tidak hanya mengambil atau menyerap zat dari
lingkungannya, tetapi juga mengeluarkan zat kembali ke
lingkungannya yang disebut pengeluaran zat (eliminasi). Zat yang
dikeluarkan pada eliminasi dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok,
yaitu:
1. Zat yang dikeluarkan sama dengan ketika diserap, misalnya air
yang dikeluarkan pada peristiwa penguapan dan penetesan air.
2. Zat yang dikeluarkan sebagai hasil fotosintesis, misalnya madu
yang dikeluarkan oleh kelenjar madu.
3. Zat yang dikeluarkan sebagai hasil proses pembakaran. Misalnya
CO2 dan H2O dari proses pernapasan.
1. Transpirasi
Transpirasi adalah pengeluaran air tumbuhan yang berbentuk uap
air ke udara bebas. Besarnya penguapan dipengaruhi oleh faktorfaktor yakni suhu udara, luas daun, jumlah daun, jumlah stomata,
tekanan udara, dan kelembaban. Transpirasi daun dibedakan sebagai
berikut:
a. Transpirasi kutikula, yaitu penguapan melalui permukaan daun
dengan menembus epidermis dan kutikula.

248

b. Transpirasi substomata, yaitu penguapan melalui stoma dalam


keadaan tertutup.
c. Transpirasi stomata, yaitu penguapan melalui stoma.
2. Penetesan (Gutasi)
Gutasi adalah peristiwa pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes
air melalui celah-celah yang terdapat pada tepi daun, disebut
hidatoda atau gutatoda atau emisarium. Hal itu terjadi jika udara jenuh
uap air tetapi penyerapan oleh akar sangat intensif.
3. Perdarahan
Perdarahan adalah pengeluaran zat oleh tumbuhan ke
lingkungannya melalui luka atau hal-hal lainnya yang tidak wajar.
Misalnya, penyadapan pohon karet, dan pohon aren.
8.5. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Untuk mempertahankan jenisnya, tumbuhan, hewan, dan manusia
melakukan perkembangbiakan. Tumbuhan dapat menghasilkan spora
atau biji sebagai alat pembiakan. Biji akan tumbuh menjadi tanaman
baru yang kecil dan terus tumbuh menjadi besar sampai menjadi
dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua hal yang selalu
menandai
suatu
kehidupan.
Namun,
pertumbuhan
dan
perkembangan tidak terjadi begitu saja. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi kedua kegiatan hidup tersebut. Faktor apa sajakah
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup?
Demikian juga hewan dan manusia menghasilkan sel telur yang
akan dibuahi oleh sperma (spermatozoa) kemudian tumbuh menjadi
zigot, embrio, lahir sebagai bayi, dan tumbuh menjadi dewasa.
Bertambah besar dan tingginya badan tubuh hewan atau manusia
disebabkan bertambah banyaknya sel, masa dari sel itu, maupun
jenis sel-sel penyusun organ-organ yang dimiliki oleh hewan atau
manusia itu. Sebuah sel yang disebut zigot akan membelah lalu
mengalami diferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang menyusun
jaringan-jaringan tubuh makhluk hidup.
Perubahan yang terjadi pada tubuh tumbuhan, hewan, dan
manusia meliputi perubahan secara kualitatif maupun kuantitatif yang
disebut pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan adalah peristiwa pertambahan volume yang
mencakup pertambahan jumlah sel, volume sel, jenis sel, maupun

249

substansi yang terdapat di dalam sel dan bersifat irreversible (tak


dapat kembali).
Perkembangan adalah suatu proses yang berjalan sejajar
dengan pertumbuhan. Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu
proses menuju tercapainya kedewasaan, tidak dapat dinyatakan
dengan ukuran-ukuran.
Jaringan meristem pada tumbuhan terdiri atas:
1.Titik tumbuh :
Terjadinya pada ujung akar dan ujung batang, menyebabkan
tumbuhan meninggi atau memanjang, disebut pertumbuhan primer.
Ada dua Teori titik tumbuh yaitu:
a. Teori Histogen dikemukakan oleh Hanstein. Titik tumbuh terdiri
dari : - Dermatogen, yang akan menjadi epidermis
- Periblem, yang akan menjadi korteks
- Plerom, yang akan menjadi silinder pusat.
b.Teori Tunika Korpus dikemukakan oleh Schmidt. Titik tumbuh
terdiri dari : - Tunika, yang memperluas titik tumbuh.
- Korpus, yang menjadi jaringan-jaringan.
2.Kambium pembuluh (antara xilem dan floem).
Pada akar dan batang Dikotil dan Gymnospermae.
Pada
Monokotil hanya terdapat pada batang tumbuhan tertentu misalnya
Agave dan Peomele. Kambium ini ke arah luar membentuk floem
sekunder, ke arah dalam membentuk xilem sekunder dan ke arah
samping tumbuh membentuk jaringan meristematis baru sehingga
memperluas kambium. Kambium pembuluh
meyebabkan
pertumbuhan melebar, disebut pertumbuhan sekunder. Jaringan
yang tidak bertambah pada pertumbuhan sekunder adalah jaringan
epidermis. Aktivitas kambium pembuluh menyebabkan terbentuknya
lingkar tahun, yaitu xilem yang dibentuk oleh kambium dari satu
musim ke musim yang sama pada tahun berikutnya, dimana xilem
yang dibentuk selama musim hujan mempunyai pembuluh yang lebar
sedangkan yang dibentuk selama musim kemarau berpembuluh
banyak tetapi diameter pembuluhnya sempit. Hal inilah yang
menyebabkan terbentuknya lingkaran-lingkaran konsentris pada
batang yang disebut lingkar tahun (Gambar 8.20). Bila ada pohon
yang telah ditebang, dapatkah kalian menentukan umur pohon
tersebut dengan mengamati penampang melintangnya?

250

Gambar 8.20. Anatomi batang pohon(Campbell, 1997).


3. Kambium gabus (felogen).
Kambium ini terbentuk pada permukaan luar organ tumbuhan
yang epidermisnya pecah akibat pertumbuhan sekunder. Kambium
ini ke arah luar membentuk sel gabus (felem) pengganti epidermis
yang pecah untuk menutupi permukaan. Karena sel gabus tidak dapat
di tembus udara, maka antar sel gabus terdapat celah/lubang untuk
masuknya udara yang disebut lenti sel. Kambium gabus ke arah
dalam membuat sel feloderm yang hidup, karena itu kambium gabus
disebut kambium felogen.
4. Perisikel (perikambium)
Jaringan yang membentuk cabang-cabang akar maupun batang.
Pada akar terletak pada permukaan silinder pusat (eksogen) dan
pada batang sebelah dalam silinder pusat (endogen).
5. Parenkim batang beberapa Monokotil ada yang
meristematis, seperti parenkim batang pohon palem raja.

bersifat

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:


1. Faktor intraseluler : faktor intraseluler yang mempengaruhi
pertumbuhan adalah gen (= faktor hereditas)
2. Faktor interseluler : hormon.
Tumbuhan bertambah tinggi dan besar karena kegiatan titik
tumbuh primer (pada ujung akar dan batang) yang menyebabkan

251

bertambah tingginya tumbuhan dan kegiatan titik tumbuh sekunder


(kambium) yang menyebabkan bertambah besarnya tumbuhan.
Pertumbuhan pada tumbuhan dimulai dengan pembelahan sel,
pemanjangan dan diferensiasi sel yang terjadi pada daerah titik
tumbuh. Ujung batang dan ujung akar tumbuhan merupakan titik
tumbuh primer, sedangkan kambium merupakan daerah titik tumbuh
sekunder. Kecepatan pertumbuhan ujung batang dan akar di tiap-tiap
bagian tidak sama. Hal itu disebabkan pada daerah titik tumbuh
terdapat tiga daerah pertumbuhan dan perkembangan, yaitu:
a. daerah pembelahan, terletak paling ujung,
b. daerah pemanjangan, terletak di bawah daerah pembelahan,
c. daerah diferensiasi, merupakan daerah yang sel-selnya telah
mengalami spesifikasi dan terletak paling belakang pada daerah
titik tumbuh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor
intraseluler (hereditas/gen) dan faktor interseluler yaitu makanan
(nutrisi), gen, lingkungan, dan zat tubuh (hormon).
a. Nutrisi (makanan)
Tumbuhan yang diberi pupuk akan tumbuh lebih baik dan lebih
cepat dibandingkan dengan tumbuhan yang tidak diberi pupuk. Hal itu
membuktikan zat makanan (pupuk) mempengaruhi pertumbuhan
tumbuhan (Gambar 8.21)

Gambar 8.21. Perbedaan pertumbuhan pada tanaman jagung.


Tanaman yang tercukupi unsur nitrogennya (kiri), defisiensi unsur
nitrogen (kanan) (Campbell, 2006).
.

252

Pengaruh pemberian nutrisi pada tumbuhan juga dapat dilihat


pada penanaman dengan cara hidroponik. Medium tanaman diberi
larutan nutrisi yang sesuai dengan jenis tanaman yang ditanam, akan
membuat tanaman tumbuh, berkembang, dan bertambah besar.
Contoh nutrisi yang diperlukan tumbuhan dapat dilihat Tabel 8.5.
berikut ini.

Tabel 8.5. Nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan


Unsur
Bentuk
Fungsi
digunakan
tumbuhan
Mikro
O2, H2O
Pembentuk zat organik
Oksigen
Pembentuk zat organik
Karbon
CO2
Pembentuk zat organik
Hidrogen
H2O
Pembentuk asam inti
Nitrogen
NO3-,NH4+
Bentuk
protein,
osmosis,
Kalium
K+
membuka/menutup stomata
Stabilitas dinding sel
Kalsium
Ca2+
Komponen klorofil, aktivasi
Magnesium
Mg2+
enzim
Komponen asam inti, ATP,
Fosfor
H2PO4-,
koenzim
HPO42Komponen protein dan koenzim
Sulfur
SO42Makro
Klor
Besi
Boron
Mangan
Seng
Tembaga
Molibdenum

ClFe3+,Fe2+
H3BO3
Mn2+
Zn2+
Cu+, Cu2+
Mo4-

Aktivasi fotosintesis dan air


Aktivasi enzim
Transportasi KH & asam inti
Pembentukan asam amino
Pembentukan klorofil & enzim
Enzim reduksi oksidasi
Pengikatan nitrogen

253

Gambar 8.22. Kondisi daun. (a) daun normal, (b) defisiensi nitrogen,
(c) defisiensi fosfat, (d) defisiensi potasium (Campbell, 2006).
b. Gen
Gen adalah faktor pembawa sifat yang dimiliki oleh semua jenis
makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Kalau kita mengambil
dua kelompok biji kacang, kelompok yang pertama bijinya besarbesar, sedangkan kelompok yang ke dua bijinya kecil-kecil, keduanya
lalu ditanam pada kondisi tanah yag sama maka biji kacang yang
besar-besar diharapkan akan tumbuh lebih baik daripada biji kacang
yang kecil-kecil. Hal ini disebabkan karena faktor pembawa sifat yang
terkandung dalam biji kacang yang besar berbeda dengan yang
dikandung oleh biji kacang yang kecil.
c. Lingkungan
Lingkungan yang berada di sekitar tumbuhan dapat berupa
suhu, cahaya atau sinar, air dan kelembaban.
1). Suhu
Tumbuhan dapat tumbuh baik jika berada dalam suhu yang
optimum. Tumbuhan di daerah tropis mempunyai suhu optimum
antara 22-27 0C. Suhu terendah yang memungkinkan tumbuhan
masih dapat hidup disebut suhu minimum, sedangkan suhu
maksimum merupakan suhu tertinggi yang memungkinkan tumbuhan
254

masih dapat hidup. Suhu minimum maupun suhu maksimum dari


berbagai jenis tumbuhan berbeda-beda. Pada tumbuhan tropis, suhu
minimumnya sekitar 100C, sedangkan tumbuhan yang hidup di
daerah dingin mempunyai suhu minimum sekitar 50C.
2). Cahaya
Pada tumbuhan hijau, cahaya memang sangat diperlukan untuk
keperluan fotosintesis, tetapi terhadap pertumbuhan, cahaya bersifat
menghambat. Mengapa demikian?
Sebenarnya pada daerah pertumbuhan terdapat zat tumbuh yang
disebut auksin. Auksin berfungsi merangsang pembelahan sel untuk
memperpanjang tubuh tumbuhan. Jika terkena sinar matahari,
auksin akan terurai atau berubah menjadi zat lain sehingga di daerah
pertumbuhan tidak ada yang mempengaruhi untuk pembelahan selselnya, akibatnya pertumbuhan terhambat.
Sebagai bukti adalah jika ada dua macam kecambah (tanaman
muda), yang satu dibiarkan terkena sinar matahari dan yang lainnya
ditutup rapat agar tidak terkena sinar matahari maka tanaman yang
tidak terkena sinar matahari atau sedikit menyerap cahaya matahari
tidak akan mati akan tetapi tanaman akan menderita etiolasi,
batangnya lemas karena defisiensi sinar matahari.
3). Air atau kelembaban
Air sangat diperlukan
Contohnya:

oleh

tanaman

untuk

pertumbuhan.

a). Jika ada dua tanaman dalam pot, yang satu disiram dengan air
dan yang lainnya tidak maka tanaman yang sering disiram akan
tumbuh dengan baik. Tetapi perlu diketahui bahwa tanaman
memerlukan air hanya pada batas tertentu saja. Pada jenis
tanaman
tertentu
kelebihan air
dapat mengakibatkan
kematiannya. Coba cari contoh tanaman tersebut!
b). Biji-bijian jika berkecambah (tumbuh) juga memerlukan air, bahkan
ada beberapa tanaman menggunakan air sebagai media
pertumbuhan seperti tanaman Nymphea sp (Gambar 8.24). Coba
kalian letakkan beberapa biji kedelai pada kapas yang kering.
Amatilah apa yang akan terjadi setelah tiga hari? Apakah yang
dapat kalian simpulkan dari kegiatan tersebut?

255

Gambar 8.23. Air sebagai media pertumbuhan.


d. Zat tumbuh (hormon)
Ada beberapa zat tumbuh (hormon) pada tumbuhan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan organ-organ tertentu. Zat tumbuh
tersebut, antara lain auksin, giberelin, sitokinin, dan kalin.
1). Auksin
Auksin merupakan senyawa indol asetat maupun turunannya,
ditemukan di ujung tumbuhan yang sedang memanjang. Auksin
banyak ditemukan pada ujung koleoptil (tudung pembungkus tunas)
dari tumbuhan gandum (Avena sativa).
Fungsi auksin, yaitu:
a. merangsang perpanjangan sel.
b. merangsang titik tumbuh,
c. merangsang pembentukan buah tanpa adanya penyerbukan yang
dinamakan partenokarpi. Contohnya: pisang.
d. membengkokan batang,
e. merangsang perkembangan akar lateral dan akar serabut.
f. merangsang pembelahan kambium pembuluh.
g. menyebabkan diferensiasi sel menjadi xilem.
h. meningkatkan perkembangan bunga dan buah.
i. dominasi
apikal
(menghambat
pertumbuhan
kuncup
samping/ketiak).
Pembelokan yang terjadi pada pertumbuhan tanaman yang
terkena sinar pada satu sisinya, disebabkan karena auksin di bagian
yang terkena sinar matahari mengalami penguraian sehingga
pertumbuhan pada bagian tersebut terhambat.

256

Sebaliknya, auksin pada sisi yang tidak terkena sinar tetap


bekerja normal. Kecepatan pembelahan yang tidak sama antar kedua
sisi tanaman tersebut menyebabkan tanaman membelok ke arah
sinar (Gambar 8.24).

Gambar 8.24. Peranan auksin berperan pada fototropisme


(Campbell, 2006).
Auksin dengan konsentrasi tinggi merangsang pertumbuhan
batang, tapi menghambat pertumbuhan akar. Auksin menjauhi sinar
matahari. Hormon auksin yang diisolasi dari tumbuhan adalah Indol
Asam Asetat (IAA). Auksin sintetik adalah 2.4 D, dalam konsentrasi
tertentu tidak berpengaruh pada golongan Graminae tetapi dapat
mematikan tumbuhan lain.
Auksin juga dapat menyebabkan tumbuhan membentuk lapisan
absisi yang menyebabkan buah dapat tumbuh sampai masak dan
dapat merangsang perkembangan buah tanpa biji (tanpa fertilisasi).
2). Giberelin
Giberelin ditemukan pada Giberella fujikuroi (sejenis jamur
parasit pada tanaman padi). Fungsi giberelin adalah untuk :
a. merangsang aktivitas kambium.
b. menyebabkan tanaman lebih cepat berbunga.
c. memperbesar ukuran buah dan tanaman (Gambar 8.25).
d. mempengaruhi perkembangan embrio.
e. menghambat pembentukan biji.
f. merangsang pembentukan saluran serbuk sari dan pembentukan
bunga.
257

g. mematahkan dormansi biji dan kuncup samping/aksiler.

Gambar 8.25. Pengaruh giberelin terhadap pertumbuhan buah.


(Campbell, 2006).
3). Sitokinin
Sitokinin berfungsi untuk :
a. merangsang pembelahan sel dengan cepat.
b. merangsang daerah pucuk untuk tumbuh ke samping.
c. merangsang pelebaran daun (Gambar 8.26).
d. memperkecil dominansi apikal.
e. mengatur pembentukan bunga dan buah.
f. menunda pengguguran daun, bunga, dan buah
meningkatkan transpor makanan ke organ tersebut.

dengan

Gambar 8.26. Pengaruh sitokinin terhadap pelebaran daun.


4). Kalin
Tumbuhan juga mempunyai hormon seperti pada hewan yang
fungsinya merangsang pertumbuhan dari organ-organ tertentu,
disebut kalin.
Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, dibedakan menjadi:
a. kaulokalin, fungsinya merangsang pertumbuhan batang.

258

b. rhizokalin, fungsinya merangsang pertumbuhan akar (rhizokalin


identik dengan vitamin B1).
c. fitokalin, fungsinya merangsang pertumbuhan daun (folium).
d. anthokalin, fungsinya merangsang pertumbuhan bunga.
e. asam traumalin, fungsinya merangsang pertumbuhan kalus pada
batang dikotil yang dilukai.
f. Asam absisat, fungsinya menghambat pertumbuhan bila kondisi
buruk sehingga tanaman berada dalam keadaan dorman.
Pemanfaatan zat tumbuh (hormon) dalam bidang pertanian
Dalam bidang pertanian, zat tumbuh (hormon) dapat
dimanfaatkan, misalnya untuk merangsang pertumbuhan batang dan
akar, perkembangan tanaman, dan kecepatan pembentukan buah.
Auksin dihasilkan di dalam daun di tempat terjadinya pertumbuhan.
Selain menumbuhkan, auksin juga berperan dalam mengatur
tanggapan pertumbuhan mengikuti cahaya dan gaya berat.
Dr.F.W.Went
pernah
meneliti
pengaruh
auksin
terhadap
pertumbuhan Avena (gandum) sehingga menghasilkan gandum yang
lebih banyak.
Hormon pada tumbuhan dapat pula berfungsi mengatur gugurnya
daun dan buah. Para ilmuwan telah menemukan bahwa
penyemprotan auksin pada sisi tertentu tanaman apel dapat
mencegah kerontokan buah sebelum waktunya. Penyemprotan zat
anti auksin pada tanaman kapas dapat merontokkan daun sehingga
mempermudah pemetikan kapas.
8.6. Gerak pada tumbuhan
Gerak pada tumbuhan tingkat tinggi bukan berarti pindah dari
satu tempat ke tempat yang lain, akan tetapi sebenarnya berupa
pembengkokan bagian tumbuhan akibat pertumbuhan yang tidak
seimbang atau akibat turgor jaringan yang tidak sama.
Gerakan pada tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan bagian
yang bergerak dan faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan
tersebut. Macam gerak tersebut adalah gerak higroskopis, gerak
endonom, dan gerak esionom.
1. Gerak higroskopis
Gerak higroskopis adalah gerak karena perbedaan kadar air yang
tidak merata pada bagian tubuh tumbuhan. Gerak tersebut dijumpai
pada pecahnya kulit buah polong, membuka dan menutupnya
annulus pada sporangium paku, serta membuka dan menutupnya gigi
peristom pada sporangium lumut. Jika buah polong, misalnya buah
bunga merak (Caesalpinia pulcherima) terkena sinar matahari, maka
bagian yang kena sinar akan kehilangan air lebih banyak,
259

mengakibatkan terjadi perbedaan kadar air pada kedua sisi buah


polong-polongan tersebut.
Perbedaan kadar air tersebut menyebabkan mengembang dan
mengerutnya kulit buah menjadi tidak seimbang. Akibatnya, sisi yang
ikatannya kurang kuat akan pecah mendadak. Biji yang ada di
dalamnya akan melenting.
2. Gerak endonom
Gerak endonom adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang
disebabkan oleh rangsangan dari dalam. Jenis rangsangan juga
belum jelas sehingga ada pakar yang menyebutkan gerakan tersebut
terjadi karena kemauan tumbuhan maka sering disebut gerak otonom.
Contoh gerak endonom, antara lain gerak sitoplasma pada sel umbi
lapis bawang merah, gerak melingkar batang gadung (Dioscorea sp.),
palmae, maupun batang kacang panjang. Ujung batang gadung akan
selalu melilit batang rambatannya ke arah kiri, sedangkan ujung
batang kacang panjang akan melilit ke arah kanan. Mengapa
demikian?
3. Gerak esionom
Gerak esionom adalah gerak berupa reaksi terhadap rangsang
dari luar. Rangasangan itu dapat berupa cahaya, gravitasi bumi,
sentuhan, senyawa kimia, dan air. Gerak esionom dibedakan menjadi
tiga, yaitu nasti, tropisme, dan taksis.
I. Nasti
a. Niktinasti
Niktinasti adalah gerak menutupnya daun pada banyak spesies
Leguminoceae ketika malam hari. Pada sebagian besar peristiwa
niktinasti, permukaan daun ada pada posisi horizontal dan
menghadap ke matahari sepanjang hari, tetapi melipat dalam posisi
vertikal jika matahari terbenam (Gambar 8.27). Jadi, terjadinya
periode yang berselang antara terang dan gelap itulah yang mengatur
gerakan tersebut.

260

Gambar 8.27. Gerak niktinasti pada Leguminoceae.


Gerak niktinasti terjadi karena perubahan turgor suatu jaringan
yang memiliki struktur khusus pada persendian tangkai daun
(pulvinus). Jaringan tersebut tersusun dari sel-sel khusus (sel motor)
yang berfungsi sebagai pemompa ion K+ dari satu bagian ke bagian
lainnya. Dengan demikian akan mengubah potensial air pada sel-sel
tertentu. Pada pohon ki hujan (Samanea saman) anak-anak daunnya
menggantung pada malam hari, gerakan ke atas anak daun pada
pagi hari disebabkan oleh peningkatan turgor pada sel motor ventral
dan penurunan turgor pada sel motor dorsal. Perubahan yang
sebaliknya terjadi ketika anak daun melipat dan menggantung pada
waktu matahari terbenam. Jika ion K+ dipompa keluar dari sel-sel
pulvinus maka akan diikuti mengalirnya air keluar dari sel-selitu. Hal
itu menyebabkan turunnya tekanan turgor pada jaringan pulvinus di
jaringan persendian daun sehingga tangkai daun menuju kebawah
dan terjadilah gerak tidur.
b. Seismonasti
Seismonasti adalah gerak menutupnya daun yang disebabkan
oleh sentuhan (Gambar 8.28). Mekanisme dari gerak tersebut
disebabkan oleh perubahan turgor pada pulvinus, sama seperti
prinsip gerak tidur (niktinasti). Untuk lebih jelasnya, lakukanlah
pengamatan gerak seismonasti pada si kejut (Mimosa pudica).
Bagaimanakah pola gerakannya?
c. Fotonasti
Fotonasti adalah gerak nasti karena rangsangan cahaya,
misalnya membukanya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada
sore hari. Sebenarnya tidak semata-mata cahaya, tetapi ada faktor
lain yang ikut berpengaruh terhadap membuka dan menutupnya
bunga tersebut, seperti suhu maupun kelembaban udara.

261

Gambar 8.28. Gerak seismonasti pada Mimosa pudica(Campbell,


1997).
d. Termonasti
Termonasti adalah gerak nasti karena rangsang suhu, misalnya
bunga tulip (di daerah dingin) yang membuka karena pengaruh
temperatur. Bunga tersebut akan mengembang jika mendadak
mengalami kenaikan temperatur dan akan menutup lagi jika
temperatur menurun.
e. Gerak kompleks
Gerak kompleks adalah gerak nasti yang terjadi karena berbagai
faktor rangsangan yang bekerja sama. Berbagai rangsangan
tersebut, antara lain zat kimia, suhu, cahaya, dan air. Proses
membukanya stomata daun pada siang hari dan menutup di malam
hari merupakan contoh dari gerak tersebut.
II. Tropisme
Tropisme ialah gerak tumbuh bagian tubuh tumbuhan dengan
arah gerak yang ditentukan oleh arah datangnya rangsang. Jika arah
gerak mendekati sumber rangsangan, disebut tropisme positif.
Sebaliknya, jika menjauhi rangsangan disebut tropisme negatif.
Berdasarkan cara perangsangannya, gerak tropisme dapat dibedakan
menjadi gerak fototropi, geotropi, tigmotropi, dan hidrotropi.
a. Fototropisme
Fototropisme adalah gerak tumbuh bagian tubuh tumbuhan
karena rangsangan cahaya. Hal itu dapat kita lihat pada tanaman pot
yang kita letakkan dekat jendela, dimana cahaya hanya datang dari
satu sisi (Gambar 8.24).
Dapatkah kalian menduga apa yang akan terjadi pada
pertumbuhan batang tersebut? Fototropisme dapat dibedakan
menjadi fototropisme positif dan fototropisme negatif. Gerak tumbuh
ujung batang menuju ke arah datangnya cahaya adalah contoh gerak

262

fototropisme positif, sedangkan gerak pertumbuhan akar menjauhi


sumber cahaya disebut fototropisme negatif.
Orang pertama yang melakukan eksperimen untuk mempelajari
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan batang adalah Charles
Darwin, biolog Inggris yang amat terkenal dalam mempelajari evolusi.
Percobaan lain untuk menyelidiki gerak fototropi adalah dengan
menggunakan klinostat! Tumbuhan yang ditempatkan pada klinostat
diletakkan mendatar dan diputar secara perlahan-lahan sehingga
bagian tumbuhan tersebut mendapat cahaya secara merata.
Akibatnya, batang dan akar tumbuhan itu tetap mendatar. Mengapa
demikian? Dapatkah kalian meramalkan apa yang akan terjadi jika
pemutaran dihentikan? Mengapa hal itu terjadi?
b. Geotropisme
Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan menuju ke pusat
bumi karena rangsangan gaya gravitasi bumi. Gerak tersebut juga
dapat dibedakan menjadi gerak geotropisme positif dan geotropisme
negatif. Contoh gerak geotropisme positif adalah gerak pertumbuhan
akar menuju ke arah pusat bumi. Perhatikan Gambar 8.29! Ke
manakah arah pertumbuhan batang dan akar tumbuhan tersebut?
Mengapa demikian?

Gambar 8.29. Gerak geotropisme akar (Campbell, 2006).


c. Tigmotropisme (haptotropisme)
Tigmotropisme atau haptotropisme adalah gerak membelok
bagian tubuh tumbuhan sebagai akibat dari sentuhan atau
persinggungan (Gambar 8.30). Contohnya adalah gerak ujung batang
atau ujung sulur pada famili Cucurbitaceae, misalnya mentimun dan
markisa (Passiflora quadrangularis). Jika ujung sulur menyentuh
ranting atau batang tumbuhan lain pada sisi kirinya maka sulur akan
membelok melilit ke arah kiri. Jika tidak tersentuh, ujung sulur akan
263

tumbuh lurus. Jika tersentuh pada sisi kanannya maka ujung sulur
akan melilit memutar ke kanan.

Gambar 8.30. Gerak tigmotropisme.


d. Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan menuju ke
tempat yang lembab atau karena rangsang air. Arah gerak
pertumbuhan akar menuju lapisan tanah yang cukup air juga
merupakan contoh gerak tersebut
e. Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena
rangsangan zat kimia. Misalnya gerak tabung sari menuju tempat
pembentukan sel telur, gerak ujung akar menuju ke lapisan tanah
yang kaya unsur hara, dan gerak akar napas menuju ke tempat yang
cukup O2 (Gambar 8.31).

Gambar 8.31. Gerak kemotropisme pteridophyta.

264

III. Taksis
a. Fototaksis
Fototaksis adalah gerak yang disebabkan oleh cahaya. Contoh
gerak tersebut adalah gerakan Euglena menuju ke tempat yang
bercahaya dan gerakan pemencaran spora dari sporangium jamur
Pilobolus sp.
b. Kemotaksis
Kemotaksis adalah gerak yang disebabkan oleh rangsangan zat
kimia. Contoh gerak tersebut adalah gerakan spermatozoid ke arah
sukrosa atau asam maleat pada arkegonium tumbuhan lumut atau
paku dan gerakan bakteri aerob menuju ke tempat yang banyak O2.
8.7. Reproduksi pada tumbuhan

Gambar 8.32. Struktur bunga (Campbell, 2006).


Reproduksi (re = ulang, produksi = hasil), mengandung arti
perkembangbiakan. Dispersal, artinya pemencaran alat-alat
perkembangbiakan. Untuk melestarikan jenisnya, (kelangsungan
hidup dan proses mempertahankan jenis) tumbuhan mengadakan
perkembangbiakan dengan cara yang berbeda-beda menurut
jenisnya masing-masing. Alat perkembangbiakan pada tumbuhan
lengkap seperti Gambar 8.32. Perkembangbiakan pada umumnya
dibedakan dalam dua cara berikut ini:
1. Perkembangbiakan aseksual
2. Perkembangbiakan seksual
1.Perkembangbiakan aseksual (vegetatif)
Reproduksi aseksual (vegetatif) yaitu terjadinya calon individu
baru tanpa peleburan
gamet jantan dan gamet betina.

265

Perkembangbiakan vegetatif berdasarkan ada tidaknya campur


tangan manusia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Vegetatif
alamiah, pada perkembangbiakan ini calon individu
baru terjadi tanpa peleburan 2 buah gamet dan tanpa campur
tangan manusia. Misalnya:
* Pembelahan sel, seperti pada Amoeba proteus, Chlorophyceae,
dan bakteri.
* Pembentukan spora (sel terspesialisasi bereproduksi vegetatif
dan spora terbentuk dari peleburan dua sel dilakukan secara
generatif), seperti jamur (fungi).
* Fragmentasi (melepaskan sejumlah sel disebut homogonium),
seperti Cyanophyceae, dan Liken.
* Pembentukan tunas/anakan, seperti bambu dan pisang.
* Tunas adventif, seperti cocor bebek.
* Rizoma = rimpang (batang yang tumbuh sejajar di bawah
permukaan tanah), seperti alang-alang.
* Kormofita, seperti mangga, durian, dan sawo manila.
* Umbi lapis, seperti bawang merah (Allium cepa).
* Umbi batang, seperti kentang.
* Umbi akar, seperti ubi kayu.
* Geragih atau stolon (batang yang tumbuh menjalar di atas
permukaan tanah), seperti lengkuas, dan jahe.
b.

Vegetatif buatan, merupakan


perkembangbiakan dengan
bantuan campur tangan manusia. Misalnya: mencangkok,
menempel (okulasi), menyambung, merunduk, mengenten, dan
stek. Keuntungannya ialah mendapatkan tanaman sesuai dengan
sifat induknya dan cepat menghasilkan buah. Sedangkan
kerugiannya ialah tumbuhan tidak kokoh dan tidak tahan hidup
lama.

2. Perkembangbiakan seksual (generatif)


Generatif (seksual), yaitu terjadinya calon individu baru didahului
dengan peleburan sepasang gamet. Reproduksi generatif dapat
berlangsung dengan cara:
* Konyugasi (peleburan dua sel yang belum terspesialisasi
disebut zygospora). Contoh: Chlorophyta.
*

Fertilisasi (peleburan sepasang


Contoh: Chrysophyta

gamet membentuk

zigot).

* Partenogenesis (ovum tidak dibuahi, dapat menjadi individu baru).


Contoh: Spermatophyta.

266

Metagenesis
(pergiliran
keturunan dimana reproduksi
vegetatif bergantian dengan generatif). Contoh: Cormophyta.

Pada tumbuhan berbiji, pembuahan didahului oleh peristiwa


penyerbukan atau persarian. Penyerbukan terjadi apabila serbuk sari
sampai pada tempat tujuannya. Pada Gymnospermae, serbuk sari
sampai di tetes penyerbukan pada bakal biji dan pada Angiospermae
terjadi bila serbuk sari sampai di kepala putik.
Berhubungan dengan peristiwa penyerbukan dan pembuahan ini
maka tumbuhan berbiji memiliki alat penyerbukan yaitu serbuk sari
dan kepala putik. Serbuk sari/tepung sari terdapat pada benang sari,
kepala putik terdapat pada putik
I. Macam-macam penyerbukan (Polinasi)
Polinasi (penyerbukan) adalah jatuhnya serbuk sari yang berisi
sperma ke tempat bakal biji yang berovum. Polinasi hanya terdapat
pada tumbuhan yang mempunyai serbuk sari dan bakal biji, yaitu
pada Angiospermae dan Gymnospermae.
Penyerbukan dibagi berdasarkan:
a. Asal serbuk sari, yaitu:
1. Penyerbukan sendiri (autogami), yaitu serbuk sari berasal dari
bunga yang sama. Kalau penyerbukan terjadi selagi bunga belum
mekar disebut kleistogami.
2. Penyerbukan tetangga (geitonogami), yaitu serbuk sari berasal
dari bunga lain pada satu individu.
3. Penyerbukan silang (alogami), yaitu serbuk sari berasal dari
individu lain yang spesiesnya sama.
4. Penyerbukan bastar, yaitu serbuk sari berasal dari bunga
tumbuhan yang berbeda spesies.
b. Faktor yang menyebabkan serbuk sari sampai di tempat tujuan
(dengan perantara), dibedakan atas:
1. Penyerbukan dengan bantuan angin (anemogami)
Ciri-ciri tumbuhannya ialah memiliki serbuk sari yang banyak,
lembut, kering dan warna mahkota tidak perlu menarik perhiasan
bunganya tidak ada dan kalau ada hanya kecil, sederhana dan
ringan. Misalnya: pada padi-padian dan berbagai jenis rumputrumputan.
2. Dibantu oleh air (hidrogami), misalnya terjadi pada Hydrilla sp.

267

3. Dibantu oleh hewan (zoidogami) dibedakan atas:


a. Penyerbukan dengan bantuan serangga (entomogami).
Ciri tumbuhannya: memiliki mahkota yang menarik (berwarna
warni), menghasilkan madu, atau serbuk sari.
b. Penyerbukan dengan bantuan burung (ornitogami)
Ciri tumbuhannya: bunganya mengandung banyak madu,
berukuran besar.
c. Penyerbukan dengan bantuan kelelawar (kiropterogami).
Ciri tumbuhannya: bunganya mekar pada malam hari.
d. Penyerbukan siput (malakogami)
Terjadi pada tumbuhan yang sering mendapat kunjungan dari
siput.
4. Dibantu oleh manusia (antropogami), karena di alam tidak ada
perantara yang cocok dalam proses penyerbukannya, misalnya
pada tumbuhan vanilli. Faktor-faktor yang menyebabkan
tumbuhan tidak dapat mengadakan penyerbukan sendiri
(autogami) adalah:
(i) Dioseus (berumah dua), yaitu serbuk sari dan putik terletak
pada individu yang berbeda. Contoh: salak, melinjo.
(ii) Dikogami, yaitu masaknya serbuk sari dan putik tidak
bersamaan, dapat dibedakan atas:
a. Protogini, yaitu putik matang lebih dulu. Contoh: cokelat,
alpokat.
b. Protandri, yaitu serbuk sari suatu bunga masak lebih dulu.
Contoh: jagung.
c. Herkogami, yaitu serbuk sari tidak dapat jatuh ke kepala putik
(vanili).
d. Heterostili
Yang terjadi pada serbuk sari setelah penyerbukan :
Eksin pecah, serbuk sari membentuk buluh serbuk dan di
dalamnya mengandung dua inti yaitu inti tabung dan inti generatif.
Inti generatif membelah menghasilkan dua inti sperma. Buluh
serbuk memanjang menuju mikropil.

268

Sinergid membantu inti sperma memasuki bakal biji melalui


mikropil.
Dalam bakal biji satu inti sperma melebur dengan ovum, hasilnya
adalah zigot diploid. Inti sperma lainnya melebur dengan dua inti
kutub membentuk inti triploid yang akan berkembang menjadi
endosperm = tempat makanan cadangan untuk lembaga (
fertilisasi ganda pada Angiospermae). Pada Gymnospermae
semua inti sperma melebur dengan ovum (fertilisasi tunggal).
Cara masuknya inti sperma ke dalam bakal biji dibedakan menjadi:
Porogami : bila inti sperma masuk melalui mikropil
Aporogami: bila inti sperma masuk tidak melalui mikropil,
misalnya melalui kalaza disebut Kalazogami.
Cara terbentuknya lembaga (bakal tumbuhan baru) dilakukan dengan:
Amfiksis, bila lembaga berasal dari hasil peleburan ovum dan
sperma.
Apomiksis, bila lembaga bukan berasal dari hasil peleburan
ovum dan sperma.
Apomiksis dapat terjadi secara :
Partenogenesis, embrio berasal dari ovum yang tidak dibuahi.

Apogami, embrio berasal dari bagian lain dari luar kandung


lembaga tanpa dibuahi misalnya dari sinergid.

Embrionik adventif, embrio berasal dari sel di luar bakal biji tanpa
dibuahi.

Apomiksis dapat menyebabkan terbentuknya lebih dari satu


embrio (poliembrioni) dalam biji, sering terdapat pada biji mangga dan
jeruk.
II. Pembuahan
Pembuahan (fertilisasi) adalah peristiwa terjadinya peleburan
antara gamet jantan dan betina. Terdapat perbedaan pembuahan
pada gymnospermae dan angiospermae. Pada gymnospermae,
terjadi pembuahan tunggal, sedangkan pada angiospermae terjadi
pembuahan ganda.
a. Pembuahan tunggal pada Gymnospermae
Pembuahan tunggal terjadi bila setiap pembuahan (satu kali
pembuahan) menghasilkan embrio. Tumbuhan yang melaksanakan
pembuahan ini mempunyai alat perkembang biakan yang berkumpul
269

pada satu badan yang disebut strobilus (kerucut). Strobilus jantan


kecil disebut mikrosporofil, sedangkan strobilus betina besar disebut
makrosporofil.
Jalannya pembuahan tunggal
1. serbuk sari (mikrospora) yang sampai di tetes penyerbukan (pada
strobilus betina) terisap masuk ke ruang serbuk sari melalui
mikropil. Serbuk sari ini terdiri dari sel generatif atau sel
anteridium (kecil) dan sel vegetatif atau sel tabung (besar).
2. serbuk sari yang berada di ruang serbuk kemudian tumbuh
membentuk buluh serbuk sari menuju ruang arkegonium. Pada
saat itu sel generatif membelah menjadi dua yaitu sel dinding
(dislokator) dan sel spermatogen.Sel spermatogen kemudian
membelah lagi membentuk dua sperma yang berambut getar.
3. selanjutnya sel vegetatif lenyap, sedangkan sel sperma yang
berambut getar membuahi ovum yang terdapat pada ruang
arkegonium dan akhirnya terbentuklah zigot.
b. Pembuahan ganda pada Angiospermae
Pembuahan ganda terjadi dua kali pembuahan yang menghasilkan
satu embrio dan endosperm (Gambar 8.33).
Jalannya pembuahan ganda
Sebelum pembuahan ini terjadi, terlebih dahulu ada perubahanperubahan pada benang sari dan pada putik, antara lain:
1. Perubahan pada putik
a. Di ruang bakal biji (ovul) sel kandung lembaga dalam nuselus
membelah menjadi 4, 3 di antaranya kemudian menyusut dan
yang satu lagi menjadi sel calon kandung lembaga primer. Inti sel
calon kandung lembaga primer membelah menjadi 2 dan masingmasing menuju kutub. Kemudian masing-masing membelah lagi 2
kali berturut-turut sehingga terbentuk 8 inti.
b. Di dekat mikropil terdapat 3 inti yang menempatkan diri pada
dinding disebut antipoda. Sedangkan inti yang satu lagi menuju ke
tengah bergabung dengan satu inti yang lain dan membentuk inti
kandung lembaga sekunder (polar nuclei = inti polar).
c. Di dekat mikropil terdapat 3 inti yang menempatkan diri pada
dinding bagian tengah disebut sel telur, sel pengapitnya disebut
sinergid. Dalam keadaan seperti inilah putik siap dibuahi.

270

Gambar 8.33. Perkembangan gametofit dan pembuahan ganda


pada Angiospermae(Campbell, 2006).

271

2. Perubahan pada serbuk sari


Setelah proses meiosis berlangsung dalam kotak sari maka akan
dihasilkan butir serbuk sari (polen). Serbuk sari mempunyai 2
membran, membran luar (ektin) dan membran dalam (intin).
Serbuk sari ini mempunyai 2 inti yakni, inti vegetatif (inti tabung)
dan inti generatif. Serbuk sari yang jatuh di kepala putik setelah
beberapa saat akan berkecambah (tumbuh). Ektinnya pecah dan
intin membuat buluh serbuk sari (pollen tube=buluh serbuk sari).
Jadi dalam buluh serbuk sari terdapat inti vegetatif pada bagian
depan dan inti generatif di bagian belakang.
Perkembangan berikutnya inti generatif membelah lagi menjadi 2
inti generatif (inti sel sperma) tanpa rambut getar. Inti generatif yang
di depan disebut inti generatif I (di belakang inti vegetatif) dan inti
generatif yang berada di belakang inti generatif I disebut inti generatif
II (inti sperma II). Jadi pada buluh serbuk (tabung serbuk sari)
sekarang dijumpai 3 inti dan telah siap untuk mengadakan
pembuahan.
Saat-saat pembuahan
Melalui tabung buluh serbuk sari, inti vegetatif akan sampai ke
mikropil dan seketika lenyap. Selanjutnya inti generatif I dan inti
generatif II bergerak menuju ruang kandung lembaga. Inti generatif l
melebur dengan inti sel telur membentuk zigot yang akan
berkembang menjadi embrio (bakal individu baru), inti generatif II
membuahi inti kandung lembaga sekunder menjadi endosperm.
Endosperm
berperan
sebagai
cadangan
makanan
bagi
perkembangan embrio kelak.
Berkaitan dengan proses penyerbukan dan pembuahan di atas,
beberapa hal yang perlu diketahui antara lain:
a. Porogami, yaitu masuknya sperma ke dalam kandung lembaga
melalui mikropil. Sedangkan bila tidak melalui mikropil disebut
aporogami.
b. Kalazogami, yaitu masuknya sperma ke dalam kandung lembaga
melalui kalaza.
c. Amfiksis, merupakan peleburan ovum dan sperma yang kemudian
berkembang menjadi embrio.
d. Ampomiksis, yaitu pembentukan embrio tanpa didahului oleh
peleburan sperma dan ovum. Terjadi karena:
a. Partenogenesis, yaitu pembentukan embrio dari sel telur yang
tidak dibuahi.

272

b. Apogami, yaitu pembentukan embrio dari bagian lain kandung


lembaga tanpa perkawinan. Misalnya dari sinergid, antipoda.
c. Embrio adventif, yaitu embrio yang terjadi dari sel-sel lain
kandung lembaga. Misalnya dari nuselus.
Apomiksis menyebabkan terdapatnya lebih dari satu embrio
dalam biji dan kejadian ini disebut poliembrio. Misalnya pada jeruk,
mangga, atau duku.
III. Pemencaran alat perkembangbiakan
Berdasarkan luasnya areal penyebaran, tumbuhan dapat
dibedakan menjadi :
Tumbuhan
Kosmopolit,
yaitu
tumbuhan
yang
areal
penyebarannya luas (terdapat di mana-mana). Contohnya Lumut.
Tumbuhan Endemik, tumbuhan yang daerah penyebarannya
terbatas, hanya terdapat di daerah tertentu saja. Contohnya
Raflesia arnoldii hanya ada di daerah Bengkulu.
Untuk memperluas tempat tumbuhnya, (areal atau daerah
distribusi), calon individu baru dari suatu tumbuhan dilepaskan atau
meninggalkan induknya (dipencarkan atau didispersalkan) dengan
atau tanpa bantuan faktor-faktor lain. Pemencaran terbagi dua
macam, yaitu: tanpa bantuan faktor luar dan dengan bantuan faktor
luar.
Tanpa Bantuan Faktor Luar
Pemencaran alat perkembangbiakan tanpa bantuan faktorfaktor luar, misalnya:
1. Rhizoma. Rhizoma tumbuh menjalar dalam tanah, dan pada suatu
jarak tertentu dari induknya tunas rhizoma muncul di atas
permukaan tanah menjadi tumbuhan baru. Misalnya pada bunga
tasbih (Canna) dan berbagai jenis jahe-jahean (zingiberaceae).
2. Pembentukan tunas-tunas (anakan) yang tetap berada dekat
induknya sehingga terjadi rumpun. Misalnya pada bamboo
(Bambusa), pisang (Musa) dan lain-lain.
3. Tumbuhan induk pada geragih (stolon), pada jarak tertentu dapat
menghasilkan tumbuhan baru. Misalnya pada pegagan (Centela
asiatica), rumput teki (Cyperus rotundus).

273

4. Gerak higroskopis. Gerak ini menyebabkan biji terpelanting.


Misalnya pada : jarak (Ricinus sp) , kembang merak (Caesalpinia
pulcherrima) dan lain-lain.
Dengan Bantuan Faktor Luar
Pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan faktor luar,
antara lain :
1. Dengan perantaraan angin (anemokori).
Ciri
tumbuhannya:
alat
perkembangbiakannya
mudah
diterbangkan oleh angin. Contoh tanamannya ialah:
a. Anggrek (orchidaceae): biji kecil dan ringan.
b. Lalang (Imperata cylindrica), kapuk (Ceiba pentandra), biduri
(Calotropis gigantea): bijinya kecil, mempunyai rambut dan
bulu-bulu.
c. Mahoni (Swietenia): biji bersayap.
d. Meranti, tengkawang: buah bersayap.
2. Dengan perantaraan air (hidrokori)
Ciri tumbuhannya alat perkembangbiakan ringan, massa jenis
lebih besar dari satu, mempunyai pelindung (perikarp/kulit buah)
yang baik bagi calon individu baru. Contoh:
a. Kelapa mempunyai tiga lapisan perikarp:
* Eksokarp merupakan lapisan yang tipis, licin , mengkilap,
tidak mudah basah, tidak mudah tembus air.
* Mesokarp merupakan lapisan yang tebal dan banyak ronggarongga udaranya.
* Endokarp merupakan lapisan yang keras, kuat, dan berfungsi
sebagai pelindung terhadap embrio.
3. Dengan perantaraan hewan (zookori)
Berdasarkan jenis hewan perantaranya dibedakan atas:
a. Entomokori, yaitu pemencaran dengan bantuan serangga.
Ciri tumbuhannya: biji kecil dan mengandung lemak, misalnya
tembakau (Nicotiana).
b. Ornitokori, yaitu
pemencaran dengan bantuan burung. Ciri
tumbuhannya: biji tidak dapat dicerna misalnya beringin
(Ficus), dan benalu (Loranthyus).
c.

274

Kiropterokori, yaitu pemencaran dengan bantuan kelelawar.


Ciri tumbuhannya memiliki bagian buah yang dapat dimakan,
sedangkan bijinya tidak dapat dicerna. Misalnya: jambu biji
(Psidium guajava), dan jambu air (Eugenia javanica).

d.

Mamokori, yaitu pemencaran melalui mamalia. Ciri


tumbuhannya: memiliki buah atau biji yang dapat menempel
pada tubuh mamalia, misalnya rumput jarum (Andropogon
aciculatus) pada kelelawar, biji kopi (Coffea) oleh musang.

4. Perantara manusia (antropokori), secara:


* Sengaja, membantu pemencaran biji-biji tumbuhan dengan
sengaja karena penting bagi kehidupan manusia. Misalnya
kina dan pala dari Amerika selatan, kopi dan kelapa sawit dari
Afrika.
* Tidak sengaja, yaitu menempel dan melekat pada pakaian,
tercampur dengan bahan-bahan tumbuhan yang didatangkan
dari daerah lain. Contoh rumput jarum dan pulutan.
5. Dengan bantuan panas
Panas dapat meningkatkan tekanan udara ruang dalam buahbuahan, sehingga ketika tekanannya maksimum buah tersebut
meledak dan biji-bijinya terpental keluar.
8.8. Klasifikasi Tumbuhan
Awal periode evolusi tumbuhan memperlihatkan bahwa tumbuhan
berasal dari nenek moyang makhluk hidup akuatik, kemungkinan
ganggang hijau, dengan berbagai bentuk penyesuaian terhadap
kehidupan di darat.
Tumbuhan merupakan makhluk hidup eukariotik multiseluler yang
dapat membuat molekul organik dari bahan-bahan anorganik melalui
proses fotosintesis.
Keanekaragaman tumbuhan modern diwakili oleh empat
kelompok besar tumbuhan yakni Bryophyta ( lumut),Pteridophyta
(paku-pakuan),Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan
Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).
Bryophyta mirip dengan tumbuhan lain karena memiliki kutikula
serta embrio yang berkembang dalam gametangia, tetapi berbeda
dalam hal tidak memiliki xilem dan floem. Tanpa xilem dan floem,
lumut (Bryophyta) tidak memiliki pendukung internal yang kaku.
Coba kalian amati lumut yang terhampar di tanah atau di tebingtebing yang lembab, sebetulnya mereka terdiri atas banyak tumbuhan
yang tumbuh rapat. Lumut tersebut bersifat seperti spons, dapat
menyerap sekaligus menahan air. Masing-masing tumbuhan lumut
275

memiliki batang serta daun kecil dan melekat ke tanah dengan sel-sel
yang memanjang atau perpanjangan seperti akar. Lumut memiliki
sperma berflagel, sperma tersebut harus berenang untuk mencapai
telur dan membuahinya, berarti proses pembuatannya memerlukan
adanya air.
Pada lumut, generasi gametofit merupakan generasi yang lebih
dominan dibandingkan generasi sporofitnya.
Paku-pakuan (Pteridophyta) termasuk tumbuhan berpembuluh
tanpa biji, telah mempunyai akar yang berkembang baik dan batang
yang kaku. Pada banyak spesies, daun paku yang umum disebut
ental (frond), tumbuh dari batang yang menjalar di bawah tanah. Ciri
khas tumbuhan paku ditunjukkan dengan daun muda (ental) yang
menggulung. Tumbuhan paku umumnya hidup di tempat teduh,
keragamannya tinggi di daerah tropik. Seperti halnya lumut,
tumbuhan paku juga mempunyai sperma berflagel yang memerlukan
lapisan air untuk terjadinya pembuahan.
Tumbuhan berbiji (Angiospermae dan Gymnospermae) memiliki
keragaman yang tinggi, mencakup hampir 90% dari sekitar 265.000
spesies tumbuhan hidup. Beberapa kunci adaptasi mendasari
keberhasilan tumbuhan berbiji, pertama mereka menghasilkan biji
sebagai bentuk adaptasi kehidupan di darat, kedua tumbuhan berbiji
tidak memerlukan lapisan air untuk proses pembuahan. Tumbuhan
berbijii menghasilkan pollen, suatu kendaraan yang mentransfer sel
pembentuk sperma tak berflagel ke bagian gametangium betina.
Pollen dibawa secara pasif oleh hewan atau angin, dan sampainya
pollen pada bagian betina (misalnya putik) disebut penyerbukan.
Pembuahan terjadi beberapa saat setelah penyerbukan.
Tumbuhan berbiji yang ada paling awal adalah Gymnospermae
(Yunani: gymnos=telanjang; sperma=biji). Biji Gymnospermae
dikatakan telanjang karena tidak dilindungi oleh daun buah.
Sekarang, konifer/pinus, dan banyak pohon lain dengan kerucut
pembawa biji dan dengan daun seperti jarum merupakan kelompok
terbesar dari Gymnospermae.
Tumbuhan berbiji yang secara evolusi bercabang dari garis
Gymnospermae disebut tumbuhan berbunga atau Angiospermae
(Yunani:angeion=pembuluh;sperma=biji). Bunga merupakan struktur
reproduksi yang kompleks yang mengembangkan biji. Sebagian
besar tumbuhan modern berupa Angiospermae yaitu sekitar 235.000
spesies.

276

1.Lumut (Bryophyta)
Pada lumut, generasi gametofit merupakan generasi yang lebih
dominan dibandingkan dengan generasi sporofit. Lumut yang kalian
lihat sehari-hari umumnya berada dalam generasi gametofit. Generasi
ini mempunyai masa hidup yang panjang, ukurannnya lebih besar
daripada generasi sporofit.
Generasi sporofit pada lumut bergantung pada generasi
gametofit dalam hal makanan, masa hidupnya lebih pendek. Contoh
lumut misalnya Marchantia (lumut hati/liverwort), Anthoceros (lumut
tanduk/hornwort), dan Polytrichum (lumut daun/mosses) (Gambar
8.34). Lumut termasuki tumbuhan pionir dalam ekosistem dan secara
kolektif dapat berfungsi sebagai reservoir karena memiliki kantungkantung untuk menampung air. Selain itu di Amerika Utara, biomassa
lumut juga dimanfaatkan sebagai sumber energi penghasil panas.

Gambar 8.34. Keanekaragaman lumut, (a) lumut hati, (b) lumut daun, (c)
lumut tanduk (Campbell, 2006).
2.Paku-pakuan (Pteridophyta)
Tumbuhan paku-pakuan adalah tumbuhan berpembuluh yang
berkembangbiak dengan spora. Tubuh tumbuhan paku dapat
dibedakan menjadi akar, batang, dan daun. Tumbuhan ini tidak
memiliki bunga maupun biji.
Paku-pakuan dapat hidup di tanah, air, pada cabang pohon
(epifit), bahkan dapat menempel di bebatuan. Paku yang hidup di
tanah ada yang menyukai tempat yang lembab dan terlindung ada
juga yang hidup di daerah terbuka dan panas. Paku epifit banyak
dijumpai di hutan-hutan dengan penyinaran matahari yang tak terlalu
277

panas. Anggota paku air tidak sebanyak paku tanah dan epifit, hidup
mengapung bebas di air atau berakar dalam tanah tapi sebagian
tubuhnya terdapat di air. Tumbuhan paku mempunyai daerah
penyebaran yang luas, dari tepi pantai sampai pegunungan, bahkan
di daerah dingin atau dekat kawah. Di daerah pegunungan
keragamannya jauh lebih banyak dibandingkan di dataran rendah.
Bila kalian jalan-jalan ke hutan kalian dapat menjumpai berbagai
tumbuhan paku misalnya paku kawat (Lycopodium), paku gajah
(Angiopteris), paku pohon (Dicksonia dan Cyathea), paku rane
(Selaginella) dan berbagai suplir (Adiantum) (Gambar 8.35).
Tumbuhan paku telah banyak digunakan untuk berbagai
keperluan, antara lain sebagai tanaman hias, obat-obatan, media
tumbuh anggrek, sebagai sayuran, bahkan batangnya dapat
digunakan sebagai penyangga rumah (jenis paku pohon).

Gambar 8.35. Tumbuhan paku (Pteridophyta) (Campbell, 1997).


3.Gymnospermae
Kelompok Gymnospermae yang dominan pada saat sekarang
adalah konifer (tumbuhan berbiji terbuka yang menghasilkan kerucut),
contohnya pohon pinus. Pohon pinus berdaun seperti jarum tahan
terhadap kekeringan karena mempunyai sedikit area permukaan
untuk transpirasi. Kutikula yang tebal yang menutupi permukaan daun
juga membantu menahan air. Pohon pinus termasuk generasi
sporofit, generasi gametofitnya tumbuh di dalam kerucutnya. Terdapat
dua macam kerucut, kerucut betina berukuran lebih besar daripada
kerucut jantan, mempunyai sisik yang keras, masing-masing sisik
membawa sepasang bakal biji (ovul). Kerucut jantan umumnya kecil,
lebih lunak dibanding kerucut betina dan masa hidupnya pendek.
Gametofit jantan (butir pollen) berkembang dari spora. Bila kerucut
278

jantan matang, sisiknya terbuka dan melepaskan jutaan pollen. Pada


butir pollen, terdapat sel yang akan berkembang menjadi sperma.
Sperma memerlukan waktu berbulan-bulan untuk berkembang di
dalam butir pollen. Pembuahan baru akan terjadi lebih dari setahun
sejak terjadinya penyerbukan. Setelah pembuahan, keseluruhan ovul
berkembang menjadi biji.
Biji mengandung cadangan makanan untuk perkembangan
embrio, mempunyai kulit biji yang kuat. Pada pinus, biji dilepaskan
dari kerucut betina sekitar dua tahun setelah penyerbukan.
Gymnospermae dibedakan ke dalam empat divisi, yakni
Coniferophyta, Cycadophyta, Ginkgophyta, dan Gnetophyta (Gambar
8.36). Dari keempat divisi ini yang terbesar adalah Coniferophyta,
yaitu konifer. Konifer mendominasi hutan di belahan bumi utara.
Hampir semua konifer adalah evergreen (selalu hijau, tidak gugur).
Divisi Cycadophyta menyerupai palem, memiliki biji terbuka yang
terdapat dalam sporofil, yaitu daun yang terspesialisasi untuk
reproduksi. Ginkgo adalah satu-satunya spesies yang masih hidup
dari divisi Ginkgophyta. Tumbuhan ini memiliki daun seperti kipas
yang warnanya berubah keemasan dan rontok pada musim gugur,
suatu sifat yang tidak umum pada Gymnospermae. Divisi Gnetophyta
terdiri atas tiga genus, yang kemungkinan tidak berkerabat dekat satu
sama lain, contohnya Gnetum gnemon (melinjo), tumbuh di daerah
tropis.
Berbagai manfaat diperoleh dari Gymnospermae antara lain
penggunaan batang pohon sebagai bahan bangunan, sebagai bubur
kertas, penghasil resin, bahan makanan, obat-obatan, dan lain-lain.
4.Angiospermae
Saat ini Angiospermae merupakan tumbuhan yang
keanekaragamannya paling tinggi dan secara geografis tersebar
palinh luas. Dewasa ini dikenal sekitar 250.000 spesies
Angiospermae, mencakup hampir 80% dari semua tumbuhan.
Angiospermae mensuplai hampir semua makanan kita dan juga serat
untuk tekstil. Butir-butir sereal, meliputi gandum, jagung, serta buahbuahan seperti halnya mangga, jeruk, pepaya, juga sayuran, rami,
kapas, semuanya merupakan tumbuhan Angiospermae. Kita juga
menanam Angiospermae untuk mendapatkan obat-obatan, bahan
parfum, pewarna, pemanis, bahan penyamak kulit, dan lain-lain

279

Gambar 8.36. Keanekaragaman Gymnospermae


(Campbell, 2006).
Ada beberapa adaptasi unik untuk keberhasilan Angiospermae.
Daun-daun dari kebanyakan spesies lebar dan rata, suatu bentuk
yang membuat mereka menjadi pengumpul energi matahari yang
efektif.
Semua Angiospermae ditempatkan dalam satu divisi tunggal,
Anthophyta (Yunani:Antho=bunga;phyta=tumbuhan). Anthophyta
dibagi menjadi dua kelas: Monokotiledon (monokotil), dan Dikotiledon
(dikotil), terutama berdasarkan jumlah keping bijinya (kotiledon)
(Gambar 8.37). Contoh-contoh monokotil adalah anggrek, palem,
rumput-rumputan, dan lain-lain, contoh dikotil meliputi kacangkacangan, tumbuhan bergetah, tanaman hias, dan lain-lain.

280

Gambar 8.37. Keanekaragaman Angiospermae


(Campbell, 2006)..

Gambar 8.38. Perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil.


(Campbell, 2006).
8.9. Pertanian organik
Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang
ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintesis dalam pertanian.
Orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi
kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan
281

back to nature telah menjadi trend baru meninggalkan pola hidup


lama yang menggunakan bahan kimia non alami, seperti pupuk
sintesis, pestisida kimia, dan hormon tumbuh dalam produksi
pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi
dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik.
Pertanian organik adalah teknik budi daya pertanian yang
mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan
kimia sintesis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan
produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi
kesehatan produsen dan konsumennya, serta tidak merusak
lingkungan. Gaya hidup demikian telah melembaga secara
internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian
harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan
nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (ecolabelling attributes). Preferensi seperti ini menyebabkan permintaan
produk pertanian organik dunia meningkat pesat.
Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang
unik. Kelimpahan sinar matahari, ketersediaan air dan tanah, serta
budaya masyarakat yang menghormati alam, mendukung potensi
pertanian organik yang sangat besar. Pasar produk pertanian organik
dunia meningkat 20% per tahun, oleh karena itu pengembangan
budidaya pertanian organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai
ekonomi tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan
ekspor.
Peluang pertanian organik di Indonesia
Luas lahan yang tersedia untuk lahan organik di Indonesia sangat
besar. Dari 75,5 juta ha lahan yang dapat digunakan untuk usaha
pertanian, baru sekitar 25,7 juta ha yang telah diolah untuk sawah
dan perkebunan (BPS, 2000). Pertanian organik menuntut agar lahan
yang digunakan tidak atau belum tercemar oleh bahan kimia dan
mempunyai aksesibilitas yang baik. Kualitas dan luasan menjadi
pertimbangan dalam pemilihan lahan. Lahan yang belum tercemar
adalah lahan yang belum diusahakan, tetapi secara umum lahan
demikian kurang subur. Lahan yang subur umumnya telah
diusahakan secara intensif dengan menggunakan bahan pupuk dan
pestisida kimia. Menggunakan lahan seperti ini memerlukan masa
konversi cukup lama, yaitu sekitar 2 tahun.
Di samping itu, volume produk pertanian organik mencapai 5-7%
dari total produk pertanian yang diperdagangkan di pasar
internasional. Sebagian besar disuplai oleh Negara-negara maju
seperti Australia, Amerika dan Eropa. Di Asia, pasar produk pertanian
282

organik lebih banyak didominasi oleh negara-negara timur jauh


seperti Jepang, Taiwan, dan Korea.
Potensi pasar produk pertanian organik di dalam negeri sangat
kecil, hanya terbatas pada masyarakat menengah ke atas. Berbagai
kendala yang dihadapi antara lain : 1) belum ada insentif harga yang
memadai untuk produsen produk pertanian organik, 2) perlu investasi
mahal pada awal pengembangan karena harus memilih lahan yang
benar-benar steril dari bahan agrokimia, 3) belum ada kepastian
pasar, sehingga petani enggan memproduksi komoditas tersebut.
Areal tanam pertanian organik di negara Australia dan Ocenia
mempunyai lahan terluas yaitu sekitar 7,7 juta ha. Eropa, Amerika
Latin dan Amerika Utara masing-masing 4,2 juta; 3,7 juta dan 1,3 juta
ha. Areal tanam komoditas pertanian organik di Asia dan Afrika masih
relatif rendah, yaitu sekitar 0,09 juta dan 0,06 juta ha (tabel 8.6).
Sayuran, kopi dan teh mendominasi pasar produk pertanian
internasional di samping produk peternakan.
Tabel 8.6.Luas areal tanam lahan pertanian organik di dunia
No
1
2
3
4
5
6

Nama negara
Australia dan Ocenia
Eropa
Amerika latin
Amerika utara
Asia
Afrika

Luas areal tanam (juta ha)


7,70
4,20
3,70
1,30
0,09
0,06

Sumber : IFOAM, 2002; PC-TAS, 2002

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing di


pasar internasional walaupun secara bertahap. Hal ini karena
berbagai keunggulan komperatif yang ada, antara lain : 1) Banyak
sumber daya lahan yang dapat dibuka untuk mengembangkan sistem
dan teknologi untuk mendukung pertanian organik seperti pembuatan
kompos, tanam tanpa olah tanah, pestisida hayati dan lain-lain.
Pengembangan pertanian organik di Indonesia harus ditujukan untuk
memenuhi permintaan pasar global. Oleh sebab itu komoditas
komoditas eksotik seperti sayuran,hasil perkebunan seperti kopi dan
teh yang memiliki potensi ekspor cukup cerah,
perlu segera
dikembangkan. Produk kopi misalnya, Indonesia merupakan
pengekspor terbesar ke dua setelah Brasil, tetapi sangat disayangkan
di pasar internasional kopi Indonesia belum memiliki merek dagang.
Pengembangan pertanian organik di Indonesia belum
memerlukan struktur kelembagaan baru, karena sistem ini sama
halnya dengan pertanian intensif seperti saat ini. Kelembagaan petani
283

seperti kelompok tani, koperasi, asosiasi atau korporasi masih sangat


relevan. Namun yang paling penting lembaga pertanian tersebut
harus dapat memperkuat posisi tawar petani.
Petani organik modern
Beberapa tahun terakhir, pertanian organik modern masuk dalam
sistem pertanian Indonesia secara sporadis dan kecil-kecilan.
Pertanian organik modern berkembang memproduksi bahan pangan
yang aman bagi kesehatan dan sistem produksi yang ramah
lingkungan. Tetapi secara umum konsep pertanian organik modern
belum banyak dikenal dan masih banyak dipertanyakan. Penekanan
sementara ini lebih kepada meninggalkan pemakaian pestisida
sintesis. Dengan makin berkembangnya pengetahuan dan teknologi
kesehatan, lingkungan hidup, mikrobiologi, kimia, biologi molekuler,
biokimia dan lain-lain. Pertanian organik terus berkembang.
Dalam sistem pertanian organik modern diperlukan standar mutu
yang diberlakukan oleh negara-negara pengimpor dengan sangat
ketat. Seringkali satu produk organik harus dikembalikan ke negara
pengekspor, termasuk ke Indonesia,
karena masih ditemukan
kandungan residu pestisida maupun bahan kimia lainnya. Banyaknya
produk-produk yang diklaim sebagai produk pertanian yang tidak
disertifikasi membuat keraguan dipihak konsumen. Sertifikasi produk
pertanian organik dapat dibagi menjadi dua kriteria sebagai berikut:
a). sertifikasi lokal untuk pangsa pasar dalam negeri.
Kegiatan pertanian ini masih mentolerir penggunaan pupuk kimia
sintesis dalam jumlah yang minimal atau low external input
sustainable agriculture (LEISA), namun sudah sangat membatasi
penggunaan pestisida sintesis. Pengendalian OPT dengan
menggunakan biopestisida, varietas toleran, maupun agensia hayati.
Tim untuk merumuskan sertifikasi nasional sudah dibentuk oleh
departemen pertanian dengan melibatkan perguruan tinggi dan pihakpihak lain yang terkait.
b) sertifikasi internasional untuk pangsa ekspor dan kalangan tertentu
di dalam negeri.
Misalnya sertifikasi yang dikeluarkan oleh SKAL maupun IFOAM.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain ialah masa
konversi lahan, tempat penyimpanan produk organik, bibit, pupuk dan
pestisida serta pengolahan hasilnya harus memenuhi persyaratan
tertentu sebagai produk pertanian organik.
Beberapa komoditas prospektif yang dapat dikembangkan dengan
sistem pertanian organik di Indonesia antara lain tanaman pangan,
284

hortikultura, perkebunan, tanaman rempah-rempah, tanaman obatobatan serta peternakan (tabel 8.7). Menghadapi era perdagangan
bebas (tahun 2010), diharapkan pertanian organik Indonesia sudah
dapat mengekspor produknya ke pasar internasional.
Table 8.7. Komoditas produk unggulan dengan sistem pertanian
organik
No
1
2
3
4
5

Kategori komoditi
tanaman pangan padi
hortikultura sayuran :brokoli, kubis merah, petsai, caisin, cho putih,
kubis tunas, bayam daun, labu siyam, oyong dan baligo.
buah-buahan: nangka, durian, salak, mangga, jeruk, dan manggis.
perkebunan kelapa, pala, jambu, mete, cengkeh, lada, vanilli, dan
kopi.
rempah dan obat: jahe, kunyit, temulawak, dan temu-temuan
lainnya.
peternakan susu, telur dan daging

Bagaimana mengenali produk organik di pasaran?


Ada pendapat bahwa untuk mengenali produk organik dapat
dilihat dari penampakan daun, buah atau batang tanaman. Bila
terdapat lubang atau berulat, menandakan bahwa tanaman tersebut
menggunakan hanya sedikit atau tanpa pestisida, karena biasanya
sayuran yang betul-betul mulus tanpa cela menunjukkan si petani
menggunakan pestisida berlebihan. Sebaliknya sayuran yang
daunnya berlubang atau batangnya berulat menandakan petani
menggunakan hanya sedikit atau tanpa pestisida.
Sayuran organik seperti kacang panjang, buncis dan wortel terasa
manis dan renyah, kesegarannya juga lebih tahan lama. Sedangkan,
nasi yang berasal dari beras organik beraroma wangi, empuk dan
lebih awet.
Tetapi dari fakta lapangan menunjukkan bahwa
budidaya
pertanian dapat menghasilkan produk yang mulus, tidak berlubang,
tidak berulat bila proses perawatan dan monitoringnya dilakukan
dengan baik. Selain itu produk organik yang dipasarkan tidak hanya
produk pertanian segar, tetapi juga terdapat produk segar (olahan)
dari ternak atau perikanan. Cara di atas hanya memberikan informasi
awal untuk mengetahui keorganikan produk, tetapi bukan jaminan
keorganikan produk organik.
Bagaimana menentukan keorganikan produk organik?
Keyakinan dan kepercayaan menjadi landasan konsumen memilih
produk organik. Keorganikan suatu produk organik ditentukan bukan
285

berdasarkan produknya tetapi bagaimana produk tersebut diproses


(organically produced). Konsumen sebaiknya mengetahui bagaimana
proses untuk menghasilkan produk organik yang di konsumsi dengan
berkunjung ke lahan budidaya pertanian organik, sehingga konsumen
menjadi yakin dan percaya, bahwa produk tersebut benar-benar
organik.
Bagaimana mengetahui keorganikan produk organik bila jarak
konsumen dan produsen jauh sehingga konsumen tidak mengetahui
siapa dan bagaimana proses produksinya?
Jika produsen memiliki orientasi pemasaran yang makin luas
(pasar nasional atau ekspor), dan konsumen tidak dapat diorganisir
secara langsung, maka diperlukan sertifikasi atau pelabelan produk
organik untuk memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada
konsumen bahwa produk tersebut benar-benar organik.
Apa sertifikasi organik itu?
Proses untuk mendapatkan pengakuan bahwa proses budidaya
pertanian organik atau proses pengolahan produk organik dilakukan
berdasarkan standar dan regulasi yang ada disebut dengan sertifikasi
organik. Apabila memenuhi prinsip dan kaidah organik, produsen dan
atau pengolah akan mendapatkan sertifikasi organik dan berhak
mencantumkan label organik pada produk yang dihasilkan dan pada
bahan-bahan publikasinya.
Apakah untuk menentukan keorganikan produk diperlukan pengujian
laboratorium?
Pengujian laboratorium untuk menentukan keorganikan produk
organik diperlukan bila terdapat kecurigaan terjadinya praktek yang
melanggar prinsip dan kaidah pertanian organik yang dilakukan pada
proses budidaya atau pada proses pengolahan produksi. Bila
dilakukan pengujian laboratorium, contoh uji bukan hanya pada
produk akhir saja, tapi juga air dan tanah yang dipergunakan dalam
proses pengolahan produksinya. Pengujian dilakukan setiap saat
pada tiap tahap proses sehingga biaya pengujian laboratorium
menjadi amat besar, yang tentunya memberatkan produsen dan
petani itu sendiri.

286

Rangkuman
Sel tumbuhan terdiri atas: dinding sel, sitoplasma (retikulum
endoplasma, ribosom, mitokondria, aparatus golgi, plastida,mirotubul,
vakuola) dan nukleus. Sel tumbuhan bentuknya tetap karena memiliki
dinding sel yang mengandung selulosa. Pada dinding sel tumbuhan
dijumpai struktur khusus yang disebut noktah. Melalui noktah ini aliran
sitoplasma sel-sel yang berdampingan (plasmodesmata) dapat saling
berhubungan.
Jaringan adalah kelompok sel-sel yang struktur dan fungsinya
sama. Di dalam tubuh tumbuhan terdapat dua jenis jaringan utama,
yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem
adalah jaringan yang aktif membelah, terdiri atas meristem primer
yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang, dan meristem
sekunder yang ditemukan pada batang tumbuhan dikotil. Jaringan
dewasa tersusun dari sel-sel yang kompleks, berupa parenkim,
epidermis, jaringan penyokong (klorenkim dan sklerenkim), jaringan
pengangkut (xilem dan floem), dan jaringan gabus (periderm).
Organ pada tumbuhan terdiri atas tajuk (batang, cabang, dan
daun) serta akar. Organ pada tumbuhan monokotil dan dikotil (akar,
batang dan daun),
berbeda dalam
struktur morfologi dan
anatominya.
Berkas pengangkut berkelompok membentuk berkas pembuluh
atau berkas pembuluh yang meluas ke seluruh organ tubuh, akar,
batang, daun, dan bunga sehingga transportasi tumbuhan dapat
berlangsung dengan cepat dan efisien.
Pertumbuhan adalah peristiwa pertambahan volume yang
mencakup pertambahan jumlah sel, volume sel, jenis sel, maupun
substansi yang terdapat di dalam sel dan bersifat irreversible (tak
dapat kembali). Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh 2 faktor,
yaitu faktor intraseluler (hereditas/gen) dan faktor interseluler yaitu
makanan (nutrisi), gen, lingkungan, dan zat tubuh (hormon).
Perkembangan adalah suatu proses yang berjalan sejajar dengan
pertumbuhan. Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses
menuju tercapainya kedewasaan, tidak dapat dinyatakan dengan
ukuran.
Gerak pada tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan bagian yang
bergerak dan faktor-faktor yang mempengaruhi gerak tersebut.
Macam gerak tersebut adalah gerak higroskopis, gerak endonom, dan
gerak esionom.

287

Perkembangbiakan pada umumnya dibedakan dalam dua cara


yaitu
perkembangbiakan
aseksual
(vegetatif),
serta
perkembangbiakan seksual (generatif).
Reproduksi vegetatif terbagi dua yaitu alami (pembentukan spora,
fragmentasi, tunas adventif, geragih/stolon, rizoma, rizoid, tunas, umbi
akar, umbi batang, umbi daun) dan buatan (mencangkok,
menempel/okulasi, menyambung, merunduk, mengenten, dan stek).
Keuntungan reproduksi vegetatif ialah mendapatkan tanaman sesuai
dengan sifat induknya dan cepat menghasilkan buah, sedangkan
kerugiannya ialah batang tidak kokoh dan tidak tahan hidup lama.
Reproduksi generatif pada tumbuhan berlangsung melalui tiga tahap
yaitu polinasi, pembuahan, dan pemencaran alat perkembangbiakan.
Pemencaran terbagi dua macam, yaitu: tanpa bantuan faktor luar
(rizoma, tunas, stolon, dan higroskopis),serta dengan bantuan faktor
luar (angin, air, hewan, manusia, dan panas).
Tumbuhan kemungkinan besar berevolusi dari ganggang hijau
yang hidup di perairan, dengan berbagai bentuk adaptasi terhadap
kehidupan di darat. Tumbuhan merupakan makhluk hidup eukariot
multiseluler yang dapat membuat molekul organik dari molekul
anorganik melalui proses fotosintesis. Keanekaragaman tumbuhan
modern dewasa ini diwakili oleh empat kelompok besar, yakni
Bryophyta (lumut), Pteridophyta (paku-pakuan), Gymnospermae
(tumbuhan berbiji terbuka), dan Angiopermae (tumbuhan berbiji
tertutup).
Pertanian organik adalah teknik budi daya pertanian yang
mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan
kimia sintesis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan
produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi
kesehatan produsen dan konsumennya, serta tidak merusak
lingkungan. Gaya hidup demikian telah melembaga secara
internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian
harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan
nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (ecolabelling attributes).

288

Soal Latihan
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e untuk
jawaban yang tepat!
1. Lapisan gabus pada batang suatu tumbuhan disebut dengan ....
a. felem
d. prokambium
b. felogen
e. perisikel
c. perikambium
2.

Di antara jaringan-jaringan di bawah ini yang bukan jaringan


tumbuhan adalah ....
a. floem
d. xilem
b. kolenkim
e. parenkim
c. epitel

3.

Dengan adanya rambut-rambut akar maka terjadi proses


penyerapan air dan garam-garam mineral dari dalam tanah oleh
tanaman. Proses ini disebut dengan ....
a. difusi
d.imbibisi
b. absorbsi
e.respirasi
c. reasorpsi

4. Sel tumbuhan yang memberi kekuatan pada tempurung kenari


dan kelapa adalah ....
a. kolagen
d. kolenkim
b. parenkim
e. sklereid
c. xylem
5. Sel-sel yang dapat membelah terdapat pada ....
a. buah yang masak
d. batang
b. ujung akar
e. bunga
c. jaringan permanen
6. Yang membedakan antara sel kolenkim dan sel sklerenkim adalah
....
a. ukurannya
b. keadaan dindingnya
c. bentuknya
d. jumlah selnya
e. kepadatan selnya

289

7.

Umumnya sel epidermis tumbuhan tidak mempunyai klorofil,


kecuali ....
a. epidermis bawah
b. jaringan spons
c. jaringan palisade
d. sel epidermis atas
e. sel penutup stomata

8.

Dari modifikasi organ apakah organ bunga pada tumbuhan


dibentuk?
a. batang
d.daun
b. akar
e.buah
c. biji

9. Bukan perbedaan batang monokotil dan dikotil ialah ....


a. percabangan pada batang
b. susunan jaringan pembuluh
c. lokasi empulur
d. struktur kambium
e. bentuk sel parenkim
10. Selain letak dan fungsinya, pembuluh xilem dan floem dapat
dibedakan menurut ....
a. struktur penyusun
b. warna
c. jaringan dasar
d. kandungan klorofil
e. lapisan epidermis
11. Fermentasi alkohol yang dikerjakan oleh Saccharomyces dalam
larutan yang mengandung glukosa dapat dituliskan dalam
persamaan reaksi ....
a. C6H12O6
C2H5OH+CO2
b. C6H12O6
2C2H5OH+2CO2+28kkal
c. C6H12O6
2C2H5OH+2CO+O2
d C6H12O6.
2C3H4O3+2H2
e. C6H12O6
C2H5OH+2H2O+2CO2
12. Perbedaan antara kemosintesis terletak pada ....
a. macam unsur yang digunakan
b. sumber energi yang dimanfaatkan
c. macam makhluk hidup yang bekerja
d. medium tempat hidup makhluk hidup
290

e. zat hasil sintesisnya


13. Gejala klorosis pada tumbuhan dapat dihindarkan jika tanah
tempat tumbuhnya diberi pupuk yang mengandung ....
a. urea
b. N, P, K
c. Fe dan Mg
d. Fosfat
e. C, H, O
14. Pembuatan tape dari singkong dengan bantuan ragi merupakan
proses ....
a. respirasi
b. hidrolisa
c. fermentasi
d. degradasi
e. fosforilasi
15. Gerak melilit sulur tanaman markisa pada ranting tanaman lain
termasuk gerak ....
a. hidrotropi
b. tigmotropi
c. geotropi
d. fototropi
e. otonom
16. Persamaan antara gerak tropi dan taksis adalah bahwa kedua
macam gerak tersebut ....
a. dipengaruhi oleh cahaya
b. geraknya menjuhi sumber rangsang
c. arah gerak ditentukan sumber rangsang
d. gerak tidak bebas
e. dipengaruhi suhu
17. Di antara gerak berikut ini yang termasuk fotonasti adalah ....
a. gerak kloroplas ke sisi sel yang dikenai matahari
b. spermatozoid menuju sel telur
c. membuka stomata
d. menutup stomata
e. batang kecambah

291

18. Pada waktu sore hari kita sering melihat daun-daun famili
Leguminoceae menutup. Gerakan itu disebut ....
a. fotonasti
b. seismonasti
c. termonasti
d. nasti
e. niktinasti
19. Sebuah tanaman dalam pot diletakkan horizontal dalam ruang
gelap akan terlihat batangnya tumbuh ke atas. Akan tetapi, jika
pot tersebut diputar terus-menerus maka batangnya tetap
horizontal karena ....
a. pemutaran menolong pertumbuhan ke arah horizontal
b. pemutaran mencegah rangsangan luar
c. pemutaran tersebut meniadakan pengaruh cahaya matahari
d. pemutaran mencegah rangsangan dalam
e. pemutaran tersebut meniadakan gaya tarik bumi
20. Penyebaran alat perkembangbiakan secara entomokori terjadi
pada tumbuhan yang bijinya ....
a. kecil dan mengandung lemak
b. kecil dan ringan
c. dapat dimakan dan ringan
d. kecil dan mempunyai sayap
e. mempunyai rambut-rambut
21. Salah satu di antara tumbuhan di bawah ini yang penyebaran
alat perkembangbiakannya dibantu dengan air adalah ....
a. padi
d. kelapa
b. vanili
e. kopi
c. anggrek
22. Tumbuhan yang penyebarannya dibantu dengan angin antara
lain ....
a. meranti
d. mahoni
b. kapok
e. jambu biji
c. anggrek

292

23. Berikut ini adalah ciri-ciri bunga tumbuhan yang penyerbukannya


dibantu oleh angin, kecuali ....
a. tidak memiliki mahkota
b. serbuk sarinya banyak
c. serbuk sarinya ringan
d. mengeluarkan bau yang khas
e. kepala putiknya besar
24. Pada reproduksi tumbuhan berbunga, masaknya benang sari dan
daun buah adalah sangat penting. Bila masaknya benang sari
lebih dahulu dari bakal buah maka bunga demikian dinamakan ....
a. herkogami
b. kleistogami
c. protogini
d. protandri
e. apogami
25. Pada bunga kembang sepatu, letak kepala sari lebih rendah dari
kepala putik. Cara penyerbukan yang tidak mungkin terjadi pada
bunga tersebut adalah penyerbukan ....
a. silang
b. tetangga
c. baster
d. sendi
e. serangga
26. Hormon berikut tidak termasuk hormon pertumbuhan pada
tumbuhan ....
a. asam absisat
d. sitokinin
b. auksin
e. tiroksin
c. giberellin
27. Pertumbuhan biji diawali dengan penyerapan ....
a. oksigen
d. air
b. karbondioksida
e. cahaya
c. mineral
28. Untuk mempermudah pengamatan jaringan penyusun batang,
secara mikroskopis dapat digunakan reagen .
a. millon
d. metilen biru
b. benedict
e. asetokarmin
293

c. anilin
29. Hormon yang berfungsi untuk mempengaruhi penyembuhan luka
pada batang mangga, yaitu ....
a. kaulokalin
d. filokalin
b. rhizoklain
e. anthokalin
c. asam traumalin
30. Di bawah ini yang bukan faktor interseluler pertumbuhan
tumbuhan adalah ....
a. cahaya
d. air
b. gen
e. nutrisi
c. suhu
31. Di antara fungsi makhluk hidup di bawah ini yang erat kaitannya
dengan fungsi kelestarian jenis, yaitu ....
a. respirasi
d. inspirasi
b. reproduksi
e. transportasi
c. ekskresi
32. Penyerbukan pada tumbuh-tumbuhan yang dibantu oleh burung
disebut ....
a. zodiogami
d. malakogami
b. entomogami
e. ornitogami
c. kiroptogami
33. Proses pembentukan embrio dari sel telur tanpa pembuahan
disebut ....
a. parthenogenesis
d. apogamik
b. amfiksis
e. neoteni
c. apomiksis
34. Tujuan mencangkok tumbuhan adalah ....
a. menghasilkan keturunan yang mewarisi sifat gabungan
dari induk jantan dan betina
b. menghasilkan spesies tumbuhan baru
c. menghasilkan keturunan yang sama dengan induknya
d. melindungi varitas liar supaya tidak punah
e. menghasilkan spesies yang unggul

294

35. Penyebaran alat perkembangbiakan entomokori terjadi pada


tumbuhan yang bijinya ....
a. kecil dan mengandung lemak
b. kecil dan ringan
c. dapat dimakan dan ringan
d. kecil dan mempunyai sayap
e. mempunyai rambut-rambut
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1. Mengapa tumbuhan yang diletakkan pada klinostat dan diputar,
arah pertumbuhan batangnya tetap mendatar?
2.

Para petani dalam menyebar benih padi tidak pernah


memperhatikan jatuhnya biji padi mereka di tanah. Apakah jika
padi itu jatuh terbalik atau sebaliknya akan menimbulkan masalah
terhadap arah pertumbuhan batang dan akar padi tersebut?
Jelaskanlah pendapatmu!

3. Buktikanlah bahwa pertumbuhan akar dan batang masing-masing


dipengaruhi oleh gaya berat bumi dan matahari!
4. Berdasarkan pengetahuan tentang difusi auksin pada batang
dan pengaruh cahaya, jelaskanlah pendapatmu jika pertumbuhan
batang tanaman pot diletakkan di dekat kaca akan membelok ke
luar?
5. Apakah yang dimaksud dengan ....
a. penyerbukan
b. pembuahan
c. pemencaran
d. okulasi
e. stek
f. niktinasti
g. kemotaksis
h. geotropisme
i. endonom
j. esionom
k. higroskopis
6. Pembiakan vegetatif berdasarkan ada tidaknya campur tangan
manusia dibedakan atas dua kelompok. Jelaskan beserta contohcontoh yang termasuk pembiakan vegetatif alami!

295

7. Sebutkan keuntungan dan kerugian yang diperoleh Tanti apabila


menggunakan pembiakan vegetatif buatan dalam memperbanyak
tanaman Manilkara kauki (sawo kecik)!
8. Penyerbukan pada vanili harus dilakukan oleh manusia. Mengapa?
Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan tumbuhan tidak
dapat mengadakan penyerbukan sendiri?
9. Tuliskan ciri-ciri tumbuhan yang pemencarannya dibantu oleh angin
(anemogami)!
10. Gambarkan alat-alat pembiakan generatif pada tumbuhan!
11. Pembiakan pada serangga dapat terjadi secara partenogenesis.
Coba Kalian jelaskan beserta contohnya!
12. Vegetatif berdasarkan ada tidaknya campur tangan manusia
dibedakan atas dua kelompok. Jelaskan beserta contoh-contoh
yang termasuk vegetatif alami!
13. Tuliskan ciri-ciri tumbuhan yang pemencarannya dengan bantuan
air(hidrokori)!

296

BAB IX
ANIMALIA
Menurut para ahli biologi, sebagian besar hewan yang hidup di
muka bumi termasuk kedalam kelompok invertebrata. Mereka adalah
hewan yang tak memiliki tulang belakang. Hewan yang bertulang
belakang (vertebrae) disebut hewan vertebrata. Nah, bagaimanakah
menurut Kalian tentang pendapat ahli biologi tersebut? Dapatkah
Kalian sebutkan hewan-hewan yang temasuk invertebrata, dan
hewan hewan yang tergolong vertebrata? Bagimanakah dan apakah
peranan hewan bagi manusia dan kehidupan di alam?
Standar Kompetensi
Mengidentifikasi penyusun tubuh hewan (jaringan, organ, sistem
organ), klasifikasi, proses tumbuh dan berkembang, reproduksi, dan
peranan hewan bagi kehidupan.
Kompetensi Dasar
9.1. Mengidentifikasi penyusun tubuh hewan (jaringan, organ, sistem
organ).
9.2. Mengklasifikasikan hewan invertebrata dan vertebrata.
9.3. Mengidentifikasi proses tumbuh dan berkembang.
9.4. Mengidentifikasi proses reproduksi pada hewan
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Animalia, Kalian diharapkan dapat:
Mengidentifikasi penyusun tubuh hewan (jaringan, organ, sistem
organ) dengan pengamatan morfologi dan anatomi serta penafsiran
Gambar.
Mengklasifiksikan hewan invertebtrata dan vertebrata.
Mendeskripsikan perbedaan proses tumbuh dan berkembang, serta
reproduksi pada hewan.
Mengkomunikasikan peranan hewan dalam bidang pertanian dan
dalam kehidupan sehari-hari.

Ametabola
Apterygota
Faset

Kata-Kata Kunci
Membran timfanum
Oselus
Ovipositor

297

Flame Cell
Ganglion
Gizzard
Hemimetabola
Holometabola
Invertebrata
Kopulasi
Metamorfosis

Pseudoselom
Pterygota
Spermateka
Spirakel
Stilus
Trakeolus
Vertebrata

9.1. Jaringan pada hewan


Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk yang sama
dan melakukan suatu fungsi tertentu. Jaringan hewan terdiri dari 1)
jaringan epitel, 2) jaringan ikat, 3) jaringan otot, dan 4) jaringan syaraf.
Berbagai jenis jaringan tersebut menyatu dalam berbagai organ dan
memunculkan fungsifungsi tertentu pada organ tersebut. Misalnya
lambung tersusun dari berbagai macam jaringan tersebut seperti
terlihat pada Gambar 9.1. berikut. Fungsi lambung adalah untuk
membantu proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi.

Gambar 9.1. Macam-macam jaringan hewan

9.1.1. Jaringan epitel


Jaringan ini melapisi permukaan tubuh sebelah luar (kulit),
berbagai rongga, dan saluran di dalam tubuh (Gambar 9.2).
Fungsinya sebagai pelindung jaringan yang terdapat di sebelah
dalamnya, sebagai bagian dari kelenjar, dan sebagai tempat
penyerapan. Berdasarkan bentuknya, jaringan epitel dibedakan
atas:
1. Epitel berlapis tunggal
Jaringan epitel ini hanya memiliki satu lapisan sel.
Berdasarkan bentuknya, jaringan epitel ini dapat
dibedakan menjadi :

298

i.

Epitel pipih
Sel-selnya berbentuk pipih dan terdapat pada
lapisan yang melapisi usus, saluran pembuluh
darah dan limfe, dinding alveolus, selaput
jantung dan peritonium (selaput rongga perut)

ii.

Epitel kubus
Sel-selnya berbentuk kubus dan terdapat pada
lapisan saluran kelenjar, kelenjar tiroid, ginjal,
lensa mata.

iii.

Epitel silindris.
Sel-selnya berbentuk silindris seperti batang
dan terdapat pada kelenjar pencernaan,
selaput mukosa usus (dinding usus sebelah
dalam), lambung.

iv.

Epitel silindris berambut getar


Sel-selnya
berbentuk
silindris
dengan
permukannya berambut getar (silia). Jaringan
ini terdapat pada lapisan permukaan sebelah
dalam batang dan cabang tenggorokan (trakea,
bronkus), saluran telur dan saluran sperma.

Gambar 9.2. Macam-macam jaringan epitel

299

2. Epitel berlapis banyak


Jaringan epitel ini memiliki lebih dari satu lapisan sel.
Berdasarkan bentuknya, jaringan epitel berlapis banyak ini
juga dapat dibedakan menjadi :
i.

Berbentuk pipih
Sel-sel penyusun epitel ini berbentuk pipih dan
terdapat pada rongga mulut, rongga hidung,
esofagus, telapak kaki dan vagina.

ii.

Berbentuk kubus
Sel-sel penyusun epitel ini berbentuk kubus
dan terdapat pada permukaan ovarium (indung
telur), testis, saluran kelenjar minyak dan
keringat kulit.

iii.

Berbentuk silindris.
Sel-sel penyusun epitel ini berbentuk silindris
seperti batang dan terdapat pada laring, faring,
dan trakea. Beberapa jaringan ini sel-sel
penyusunnya
berambut
getar.
Sel-sel
penyusun epitel ini berbentuk silindris. Jaringan
ini terdapat pada lapisan permukaan sebelah
dalam batang dan cabang tenggorokan (trakea,
bronkus), saluran telur dan saluran sperma.

Secara khusus, epitel mempunyai banyak fungsi, diantaranya :


1. Melindungi jaringan dibawahnya dari kerusakan yang
disebabkan oleh gesekan, radiasi ultra violet, dan
serangan bakteri. Contoh : epitel kulit.
2. Membantu pengangkutan zat makanan ke dan dari
jaringan dan organ. Contoh : epitel pipih selapis pada
pembuluh darah.
3. Memproduksi enzim pencernaan ke dalam usus, dan
menyerap sari makanan hasil pencernaan. Contoh : epitel
kolumnar yang terdapat di saluran pencernaan.
4. Melapisi seluruh kelenjar pencernaan yang menghasilkan
hormon (kelenjar endokrin) dan menghasilkan ludah atau
keringat (kelenjar eksokrin). Contoh : epitel kelenjar.
5. Menghasilkan mukus (lendir) untuk menangkap partikel
debu yang terhirup. Contoh : epitel silindris bersilia di
saluran pernafasan.

300

6. Menghasilkan sel gamet untuk reproduksi. Contoh : epitel


kecambah di tubulus seminiferous testis.
9.1.2. Jaringan ikat
Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi untuk mengikat
sel-sel sehingga membentuk suatu jaringan dan mengikat suatu
jaringan dengan jaringan lainnya, menyokong dan melindungi bagianbagian tubuh, mengisi rongga-rongga yang kosong, menyimpan
lemak (sumber energi), dan untuk transposrtasi. Jaringan ikat
tersusun dari sel-sel yang hidup dan matriks (bahan tak hidup).
Sel-sel penyusun jaringan ikat dapat berupa :
i.
Fibroblas : sel yang berbentuk serat dan mensekresi
serat protein
ii.
Sel lemak : sel khusus untuk menyimpan lemak
iii.
Sel plasma : sel ini menghasilkan anti bodi untuk
perlindungan tubuh
iv.
Sel makrofag : sel ini memiliki bentuk yang mudah
berubah-ubah yang berfungsi untuk menelan (fagosit)
benda asing seperti bakteri, virus atau sel-sel yang mati.
v.
Sel tiang (mast cell) : sel ini menghasilkan heparin (zat
antikoagulan atau anti pembekuan darah) dan histamin
(zat dihasilkan sebagai reaksi alergi terhadap suatu zat).
Matriks
Matriks adalah zat yang dihasilkan sel-sel penyusun jaringan
ikat dan tersebar di antara sel-sel tersebut (ekstraseluler). Zat
penyusun matriks berupa bahan dasar dan serat-serat. Bahan dasar
ini merupakan bahan yang homogen dan semicair yang mengandung
serat protein, proteoglikan (gabungan protein dan karbohidrat), serta
garam-garam mineral.
Serat-serat penyusun jaringan ikat sangat kuat dan memberi
bentuk jaringan, serta berfungsi untuk menopang jaringan ikat.
Seratnya dapat berupa 1) serat kolagen yang berwarna putih, kuat,
kelenturan rendah, namun daya regangnya tinggi, terdapat pada
tendon, tulang dan kulit; 2) serat elastin yang berwarna kuning dan
sangat lentur, terdapat pada pembuluh darah dan ligamen; 3) serat
retikuler seperti serat kolagen dengan kelenturan rendah, tipis
bercabang-cabang, terdapat pada limpa dan hati.

301

Gambar 9.3 Macam-macam jaringan ikat


Jenis-jenis jaringan ikat meliputi :
i.

Jaringan ikat longgar : adalah jaringan ikat yang


didominasi oleh matriks dengan ketiga jenis serat di
atas. Semua jenis sel ada pada jaringan ikat ini dan
ditemukan misalnya pada mesenterium (pengikat usus)
dan pada pembungkus pembuluh darah dan di bawah
epitel saluran pencernaan.

ii. Jaringan ikat padat : adalah jaringan ikat yang


didominasi oleh serat kolagen. Sel dan cairan
ekstraselnya sedikit. Misalnya tendon (penghubung dan
pengikat otot dengan tulang), ligamen (penghubung dan
pengikat tulang dengan tulang).
iii. Jaringan lemak : adalah jaringan ikat yang tersusun
dari sel-sel yang khusus untuk menyimpan lemak
sebagai sumber energi saat dibutuhkan. Sel-sel ini tidak
menghasilkan matriks atau serat. Jaringan lemak juga
berfungsi untuk bantalan peredam benturan, sebagai
pengatur kehilangan panas sehingga temperatur tubuh
dapat terjaga.
iv. Jaringan tulang : adalah jaringan yang berfungsi
sebagai penunjang dan pelindung tubuh. Jaringan ini
dibedakan atas jaringan tulang rawan (kartilago) dan
jaringan tulang sejati (osteon).

302

a. Jaringan tulang rawan (kartilago) adalah jaringan


yang banyak ditemukan pada bayi dan anak-anak.
Tersusun dari sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang
berkembang dari bakal sel tulang rawan
(kondroblas). Kondrosit meghasilkan matriks.
Berdasarkan
matriksnya,
tulang
rawan
dikelompokkan menjadi 1) tulang rawan hialin:
berwarna putih kebiru-biruan dan transparan,
matriksnya mengandung banyak serat kolagen
berdaya lentur yang tinggi, merupakan penunjang
utama tubuh saat embrio (bayi), sedangkan pada
saat dewasa hanya ditemukan di persendian,
saluran pernafasan, laring, hidung dan antara ujung
tulang rusuk dan tulang dada; 2) tulang rawan
elastis: berwarna kuning dengan serabut elastin
pada matriksnya, agak kaku tapi elastis, ditemukan
pada daun telinga, epiglotis dan tuba eustachius; 3)
tulang rawan fibrosa, berwana gelap, matriksnya
mengandung lebih banyak serat kolagen dibanding
tulang rawan hialin, ditemukan diantara tulang-tulang
belakang (vertebrae) dan pada simfisis pubis (tulang
kemaluan).
b. Jaringan tulang sejati (osteon) adalah jaringan ikat
yang tersusun atas sel-sel tulang (osteosit) yang
berkembang dari bakal sel tulang (osteoblas).
Osteosit terletak di dalam lakuna. Antara satu
osteosit dengan osteosit lainnya di dalam lakuna
terhubungkan oleh saluran halus yang disebut
kanalikuli. Lakuna dan osteositnya tersusun secara
konsentris (melingkar) disebut lamela. Di tengah
lamela terdapat saluran sentral mikroskopis disebut
Saluran Havers (Gambar 9.4) yang mengandung
pembuluh darah (vena, arteri, kapiler), saraf, dan
pembuluh getah bening (limfe). Antara saluran
Havers saling terhubungkan oleh Saluran Volkman.
Tulang merupakan jaringan yang sangat keras
yang matriksnya tersusun dari : serat kolagen,
senyawa organik (protein), dan senyawa anorganik,
seperti: Ca3(PO4)2 = 85%, CaCO3 = 10%, CaCl2,
MgCl2, MgSO4, dan FeSO4.
Tulang dewasa adalah tulang rawan yang telah
mengalami mineralisasi, yaitu proses pengubahan
303

bahan organik tulang menjadi bahan anorganik


tulang. Mineral utama penyusun tulang adalah
kalsium dan fosfor.

Gambar 9.4. Saluran Havers dikeliling oleh osteosit yang terdapat di


dalam lakuna.

Bila tulang rusak, jaringan lama akan diserap oleh sel


tulang berinti banyak (osteoklas) dan digantikan oleh sel tulang
baru yang dihasilkan oleh osteoblas. Peristiwa penyerapan
kembali (resorpsi) bagian tulang yang rusak dan pembentukan
sel tulang baru disebut osifikasi.
Lapisan tulang paling luar disebut periostium (berfungsi
untuk memperbaiki keretakan/kerusakan tulang).
v. Jaringan darah : adalah jaringan yang zat dasarnya
atau matriksnya berupa cairan yang disebut plasma
darah. Tidak seperti jaringan ikat lainnya, matriks ini
tidak dihasilkan oleh sel-sel darah penyusun jaringan
darah.

304

Gambar 9.5. Jaringan darah tersusun dari plasma darah,


beberapa jenis sel darah (eritrosit, leukosit dan trombosit) dan
fibrinogen

Sel darah pada mamalia terdiri dari eritrosit (sel


darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit
(keping darah, dan serabut protein (fibrinogen) (Gambar
9.5).
Darah memiliki banyak fungsi dan sangat penting
bagi tubuh. Beberapa fungsi utamanya adalah
1. mengangkut berbagai jenis sel darah ke seluruh
tubuh
2. mengangkut O2 dari paru-paru dan nutrisi (sarisari makanan) dari sistem pencernaan untuk di
edarkan ke seluruh tubuh
3.
mengangkut limbah (CO2 dan urea) dari
berbagai jaringan tubuh ke organ pembuangan
(paru-paru dan ginjal)
4. trombosit dan fibrinogen berperan penting dalam
pembekuan darah
5. plasma darah membantu pengaturan suhu tubuh
6. sel darah putih dan antibodi menjadi dari bagian
sistem pertahanan dan kekebalan tubuh
9.1.3. Jaringan otot
Bersama-sama jaringan tulang, jaringan ini berfungsi sebagai
alat gerak. Tulang sebagai alat gerak pasif dan otot sebagi alat
gerak aktif. Jaringan otot bersifat khusus, yaitu dapat berkontraksi
(berkerut) dan berelaksasai (mengendur) karena adanya miofibril
(serabut otot). Setiap miofibril mengandung beberapa sarkomer
dengan protein aktomiosin (gabungan antara filamen halus aktin
305

dan filmen kasar miosin). Ketika kontraksi, sarkomer menjadi


pendek, dan kembali ke posisi semula ketika relaksasi. Untuk itu,
sel otot mempunyai struktur yang khusus di dalam sitoplasma
yang dikenal dengan serabut kontraktil. Jaringan otot mempunyai
plasma yang disebut sarkoplasma (=membran plasma sel otot)
dan selaput otot yang disebut sarkolema.

Gambar 9.6. Macam-macam jaringan otot hewan


Ada tiga jenis otot yang menyusun tubuh hewan, yaitu otot polos,
otot lurik dan otot jantung. Otot polos merupakan otot
Otot polos menyebabkan kebanyakan organ dalam tubuh
mampu berkontraksi secara lambat di bawah pengendalian
sistem saraf otonom. Meskipun lambat, otot ini mampu bekerja
dalam waktu yang lama. Mereka bekerja tidak dibawah kendali
kesadaran kita. Misalnya, kontraksi otot polos menggerakkan
makanan melalui saluran pencernaan. Otot polos mangendalikan
aliran darah di dalam pembuluh darah, dan juga mengosongkan
urin dari kantung kemih (urin). Sel-sel otot polos adalah yang
paling sederhana. Mereka berbentuk gelendong panjang, dan
setiap sel memiliki satu inti di tengah. Disebut otot polos karena
penampakannya yang polos di bawah mikroskop, tidak seperti
otot jantung dan otot lurik (kerangka).
Otot jantung dan otot lurik menampakkan adanya pita-pita gelap
bersalang- seling dengan pita terang (lurik) ketika diamati di
bawah mikroskop (Gambar 9.7). Ini dapat terjadi karena filamen-

306

filamen aktin dan miosin tersusun secara beraturan sehingga


terlihat lurik. Sedangkan pada otot polos, susunan kedua filamen
itu tidak beraturan.
Otot jantung tersusun dari sel-sel otot membentuk seperti
anyaman bercabang-cabang. Sel otot jantung memiliki inti di
tengah, mampu bereaksi cepat terhadap rangsang dan tidak
berada di bawah kendali kesadaran kita. Otot jantung hanya
ditemukan di organ jantung. Memiliki serabut otot ang lebih tebal
dari otot polos. Keistemewaan otot ini adalah mampu berkontraksi
secara ritmis dan terus-menerus dalam waktu yang lama tanpa
mengenal lelah.
Otot kerangka (otot lurik) adalah otot-otot yang melekat pada
kerangka tubuh. Sel-sel yang menyusun otot ini berbentuk silinder
panjang, memiliki lebih dari satu intu dan terletak di tepi sel. Otot
ini bereaksi cepat terhadap rangsang, namun tidak dapat
berkontraksi dalam waktu yang lama. Perbedaan ketiga jenis otot
dapat dibaca pada tabel 9.1.
Tabel 9.1. Perbedaan otot polos, otot lurik dan otot jantung
Otot Polos

Otot Jantung

Otot Lurik

Bentuk

Polos, berinti satu


ditengah,

Ukuran sel panjang,


banyak inti sel di
tepi,

Serabut
ototnya

tidak beraturan,
tidak berlurik

Sel otot bercabang,


saling berhubungan
satu dengan lainnya,
inti satu di tengah
beraturan,
berlurik

Gerakan

lambat, mampu
lama

ritmis, terusmenerus, lama

cepat, tidak
beraturan, tidak
mampu lama

Kerja saraf

otonom.

otonom.

somatik.

Kontrasi

Tak sadar

Tak sadar

Sadar

Terdapat

Lambung, uterus,
kantong urin,
pembuluh darah,
rahim

Jantung

Tubuh, rangka, dan


anggota gerak

Beraturan,
berlurik.

Sedangkan perbedaan antara jaringan otot bila dilihat di bawah


mikroskop dapat dilihat pada pada Gambar 9.7 dibawah ini.

307

(a) otot polos

(b) otot jantung

c. Otot lurik

Gambar 9.7 Jenis-jenis otot.


9.1.4. Jaringan saraf
Jaringan saraf adalah jaringan yang sangat rumit )kompleks). Namun
pada dasarnya jaringan ini terdiri dari dua jenis sel saja, yaitu neuron
(sel saraf) dan neuroglia (penyokong neuron). Neuron adalah sel
yang
berfungsi
sebagai
pembawa
dan
pengirim
pesan/rangsang/sinyal (impuls saraf) dan merupakan unit utama dari
sistem saraf. Sedangkan neuroglia, adalah sel yang tidak ikut
berperan dalam transmisi impuls, tetapi menunjang kerja neuron.
Neuroglia itu seperti jaringan ikat untuk sistem saraf.

Gambar 9.8. Neuron hewan terlihat di bawah mikroskop


Neuron terdiri dari beberapa bagian, yaitu dendrit, badan sel, dan
neurit (akson). Dendrit adalah penjuluran bercabang-cabang dari
badan sel yang berfungsi untuk menerima sinyal untuk diteruskan ke
badan sel saraf. Badan sel adalah bagian utama neuron yang
mengandung inti. Badan sel saraf dapat terletak di sistem saraf pusat
(otak dan sumsum tulang belakang), dapat pula di luar sistem saraf
pusat. Pada kasus pertama, disebut inti, sedangkan kumpulan badan
sel di luar sistem saraf pusat disebut ganglion (simpul saraf). Akson
adalah penjuluran memanjang dari badan sel yang berfungsi untuk
meneruskan sinyal-sinyal dari badan sel ke neuron yang lain atau ke
efektor. Fungsinya seperti kabel telepon.

308

Neuroglia tidak ikut berperan secara langsung dalam pengiriman


sinyal. Fungsinya adalah menyokong, merawat dan melindungi
neuron. Macamnya lebih banyak dari neuron. Dua diantaranya
adalah sel Schwan yang membungkus akson pada sistem saraf tepi;
dan sel oligodendrosit yag juga membungkus akson, tetapi pada
sistem saraf pusat. Kedua sel tersebut menghasilkan selubung
myelin. Myelin berfungsi seperti selubung isolator pada akson. Myelin
tidak membungkus seluruh akson. Bagian akson yang terbuka ini
disebut nodus Ranvier. Adanya myelin perjalanan sinyal jauh lebih
cepat. Kecepatannya dapat mencapai 150 meter per detik. Karena
perjalanan sinyal sepanjang akson berlangsung dengan cara
melompati daerah-daerah yang bermyelin.

Gambar 9.9. Neuron dan bagian-bagiannya


Berdasarkan fungsinya neuron dibedakan menjadi:
1. neuron sensorik, berhubungan dengan reseptor (indra dan organ
sensoris lainnya) untuk menghantarkan rangsang (stimulus) dari
reseptor ke sistem saraf pusat.
2. neuron motorik, berfungsi menghantarkan tanggapan (respons)
dari sistem saraf pusat ke efektor (otot atau kelenjar).
3. neuron konektor/interneuron, berfungsi menghubungkan neuronneuron motorik dan sensorik, terletak di dalam sistem saraf pusat
(otak dan sumsum tulang belakang). Neuron ini disebut juga neuron
ajustor, karena berfungsi mengolah informasi yang di terimanya
untuk kemudian diteruskan sebagai respon ke efektor.
Pertemuan antara ujung-ujung akson suatu neuron dengan
neuron lain atau dengan efektor disebut sinapsis. Pada sinapsis, ada
celah yang memisahkan dua neuron. Sinyal yang sampai di ujung

309

akson akan diteruskan dengan bantuan neurotransmiter. Ia adalah


suatu senyawa yang dihasilkan oleh ujung akson. Salah satunya
bernama asetilkolin, zat penghantar untuk saraf sadar. Senyawa ini
penting dalam memori, belajar dan berfikir. Contoh lainnya adalah
epinefrin, sebagai penghantar saraf tidak sadar.
Senyawa ini
berkaitan dengan stres, denyut jantung dan tekanan darah.
9.2. Sistem organ pada hewan
Seluruh hewan multiseluler tersusun atas lebih banyak sel. Di
dalam tubuh sel-sel tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan
membentuk suatu sistem kerjasama. Kerjasama antara sel itulah
yang memungkinkan berlangsungnya aktivitas kehidupan. Kita sudah
pelajari sel-sel yang sama bentuk dan fugsinya membentuk jaringan.
Bermacam jaringan menyusun tubuh.
Untuk dapat melaksanakan tugas yang lebih kompleks, antar
jaringan perlu adanya kerjasama. Kumpulan jaringan yang saling
bekerja sama untuk melaksanakan fungsi tertentu disebut organ.
Beberapa contohnya : paru-paru, jantung, lambung, limpa, hati,
pankreas, dan usus. Organ-organ tersebut kemudian juga bekerja
sama untuk melaksanakan fungsi atau tugas tertentu. Kumpulan
organ-organ tersebut kita sebut sistem organ. Hidung, laring, trakea,
paru-paru adalah organ-organ yang membentuk sistem (organ)
pernafasan. Organ-organ apa sajakah yang menyusun sistem
pencernaan pada hewan?

Gambar 9.10. . Lambung sebagai organ merupakan


kumpulan dari berbagai jaringan.
Lambung merupakan salah satu contoh organ dalam sistem
pencernaan. Lambung tersusun dari beberapa jaringan, antara lain
jaringan epitel, jaringan otot, jaringan ikat, dan jaringan saraf.
Keempat jaringan tersebut bersama-sama melakukan satu kesatuan
fungsi. Jaringan epitel sebagai penghasil getah lambung yang
diperlukan dalam proses pencernaan secara enzimatis, jaringan otot
310

untuk gerakan peristaltik, jaringan ikat sebagai bantalan (jaringan


lemak), maupun alat transportasi (jaringan darah), dan jaringan saraf
agar dapat merasakan adanya zat-zat makanan di dalam lambung.
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dalam sistem pencernaan,
lambung harus bekerjasama dengan organ-organ lain dalam sistem
pencernaan, seperti mulut, gigi, lidah, faring, kerongkonga, usus, hati,
dan pankreas. Organ-organ tersebut merupakan satu kesatuan
fungsional yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan, kita sebut
sebagai sistem pencernaan
Pada tubuh hewan, selain sistem pencernaan terdapat juga
sistemsistem organ lainnya. Misalnya, sistem pernafasan yang
menyuplai oksigen dan membuang zat-zat sisa berupa gas. Dapatkah
kalian sebutkan sistem organ yang lainnya, sebutkan organ-organ
penyusunnya dan jelaskan fungsi-fungsinya ?

Gambar 9.11. Sistem organ pada manusia dan hewan pada dasarnya
hampir sama. Dapatkah kalian sebutkan sistem organ pada Gambar di
atas ?

311

9.3. Klasifikasi hewan (invertebrata dan vertebrata)


Hewan merupakan makhluk hidup yang telah teradaptasi dengan
berbagai lingkungan. Mereka dapat hidup di laut, air tawar, darat, di
kutub, dan padang pasir (gurun). Beberapa ciri yang dimilki oleh
hewan adalah :
bersel banyak (multiseluer) yang sel-selnya memiliki inti
bermembran (eukariotik)
tidak dapat membuat makanan sendiri (tidak berfotosintesis).
bereproduksi secara aseksual dan seksual
sel penyusun tubuhnya tidak memilki dinding sel dan plastida.
dapat merespons dengan cepat terhadap rangsang.
aktif bergerak (motil) pada tahap (fase) tertentu dalam siklus
hidupnya.
Para saintis menempatkan hewan pada dua katergori utama,
yaitu: invertebrata (in = tanpa, vertebrae = tulang belakang) dan
vertebrata (bertulang belakang). Invertebrata adalah hewan tingkat
rendah dan tidak memiliki tulang belakang. Sedangkan vertebrata
adalah hewan tingkat tinggi dan memiliki tulang belakang. Hewan
bersel banyak berkembang dari zigot bersel satu. Zigot, sebagaimana
kita ketahui adalah hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma. Zigot
kemudian membelah menjadi dua, empat, delapan, 16 sel dan terus
bertambah banyak menjadi blastula yang bentuknya menyerupai bola.
Sel-sel penyusun blastula kemudian melekuk kedalam sehingga
terbentuklah dua lapis lembaga, yaitu ektoderm (di sebelah luar) dan
endoderm (di sebelah dalam).
Berdasarkan jumlah lapisan lembaga, ada hewan yang hanya
memiliki dua lapis dalam perkembangannya (ekto dan endoderm),
disebut diploblastik. Misalnya Coelenterata (ubur-ubur, hewan
pembentuk terumbu karang, anemon laut). Sedangkan hewan lainnya
memiliki tiga lapis kecambah, yaitu ekto, meso dan endoderm.
Mereka disebut hewan triploblastik. Mesoderm berkembang diantara
ekto dan endoderm. Ketiga lapis kecambah tersebut kemudian
berkembang menjadi berbagai macam organ. Ektoderm berkembang
menjadi kulit dan otak serta jaringan syaraf. Mesoderm berkembang
menjadi otot. Sedangkan endoderm berkembang menjadi organorgan dalam.
Hewan triploblastik dapat dibedakan berdasarkan rongga
tubuhnya. Ada hewan yang tak mempunyai rongga tubuh, disebut
hewan aselomata. Misalnya Platyhelminthes atau cacing pipih
(Planaria dan cacing pita). Sedangkan pada Nemathelminthes
(Gambar 9.12a) atau cacing gilig (misalnya cacing kremi, cacing
tambang, cacing Ascaris) telah memiliki rongga tubuh, tetapi hanya
sebagian yang dibatasi oleh mesoderm. Rongga tubuh ini disebut
312

rongga tubuh semu (peudoselom) sehingga mereka disebut hewan


pseudoselomata.
Hewan-hewan yang memiliki rongga tubuh sejati (selom) disebut
hewan selomata. Yang termasuk selomata adalah seluruh hewan dari
Annelida sampai dengan Mamalia (Gambar 9.12b). Mereka memiliki
rongga tubuh yang seluruhnya dibatasi dengan mesoderm.

Gambar 9.12a. Pseudocelomata pada Nemathelminthes

Gambar 9.1b. Selom pada Annelida.

9.3.1. Invertebrata
Invertebrata
terdiri
dari
filum
Porifera,
Coelentrata,
Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda,
dan Echinodermata . Pada bab ini kita akan membahas klasifikasi dan
karakteristik Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, dan

313

Arthropoda yang berkaitan dengan bidang pertanian. Tiga yang


pertama sering dikelompokan kedalam Vermes (cacing).
9.3.1.1. Filum Platyhelminthes (cacing pipih)
Tubuhnya pipih; triploblastik; ada yang bersegmen-segmen, ada
yang tidak; simetris bilateral (bila tubuhnya dibelah dua, sisi kiri dan
kanan sama); tidak memiliki selom; habitat diperairan, daratan (tanah)
atau hidup sebagai parasit. Sistem saraf tangga tali. Sistem saraf ini
terdiri dari sepasang ganglia (simpul saraf), dua tali saraf memanjang
yang terhubung oleh tali saraf melintang sehingga membentuk seperti
tangga tali. Sistem repirasi dan sistem peredaran darahnya tidak
punya. Sistem pencernaan dengan mulut, faring, usus, dan tidak
punya anus. Respirasi menggunakan permukaan tubuh untuk
pertukaran gas. Oksigen dan sari-sari makanan diedarkan keseluruh
tubuh dengan cara difusi. Demikian pula dengan pengangkutan CO2
ke permukaan tubuh. Sistem ekskresinya berupa organ sederhana
yang disebut protonefridia yang dilengkapi dengan flame cell (sel api).
Sel-sel api berentuk seperti bola lampu dengan silia di dalamnya. Silia
ini bergerak-gerak seperti gerakan nyala api untuk mengalirkan cairan
tubuhnya. Karenanya disebut sel api.
Reproduksinya seksual dan aseksual. Pada reproduksi seksual
terjadi penyatuan sel sperma dan sel telur (fertilisasi=pembuahan).
Sebagian bersifat hermaprodit, yaitu dalam satu tubuh memiliki organ
reproduksi jantan (testis) dan betina (ovarium). Namun untuk
berkembang biak tetap diperlukan dua individu. Jadi mereka
melakukan pembuahan silang (cross fertilisation), bukan pembuahan
sendiri (autofertilisation).
Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan tubuh
atau fragmentasi. Potongan-potongan tubuhnya itu kemudian
mengalami regenerasi menjadi individu baru.
Contohnya Planaria sp. (Gambar 9.13). Klasifikasi dibagi menjadi
tiga kelas seperti tabel 9.2 berikut ini

Gambar 9.13. Bentuk tubuh Planaria sp.

314

Filum Platyhelminthes dikelompokan ke dalam tiga kelas, yaitu


Turbelaria, Trematoda, dan Cestoda.
Tabel 9.2. Pembagian kelas dari Filum Platyhelminthes
Kelas Turbelaria

Kelas Trematoda

Kelas Cestoda

Tubuh pipih ditutupi silia,


tak bersegmen. Ukuran
15-18 mm, panjang 2-3
cm. Bagian anterior
tumpul dan posterior
tajam, memiliki stigma
(bintik mata).
Sistem pencernaan tidak
sempurna ( tak ada
anus).
Alat reproduksi menyatu
dalam satu tubuh
(hermaprodit).
Reproduksi seksual:
dengan fertilisasi;
Reproduksi aseksual
dengan fragmentasi.
Kemampuan
regenerasinya tinggi.
Habitat: hidup bebas di
air tawar. Tidak bersifat
parasit.

Bentuk tubuh seperti daun, tidak


bersegmen, tidak bersilia.
Panjang 2-5 cm, lebar 1 cm.
Memiliki dua alat isap (saker).
Sistem pencernaan tidak sempurna
(tak ada anus). Alat reproduksi
terpisah (bersifat gonokoris), dan
hermaprodit. Hidup sebagi parasit.
Memiliki alat isap untuk melekat pada
inang.

Tubuh bersegmen; terdiri


dari kepala (skoleks),
leher (strobila), dan
rangkaian segmen tubuh
(proglotid); ukuran
tubuhnya 1 mm, tidak
bersilia. Pada skoleks
terdapat alat isap dan
alat kait (rostelum).
Bersifat parasit. Sistem
pencernaan tidak ada
(tidak ada mulut);
makanan diserap dari
usus inag melalui seluruh
permukaan tubuh.

Contoh: Planaria sp.

Contohnya:
Clonorchis sinensis (cacing ikan).
Fasciola buski (cacing isap).
Fasciola hepatica (cacing hati).
Paragomphus westermani (cacing
isap, paru-paru).
Schistosoma japonicum (cacing
darah, hidup di pembuluh darah balik
perut).
Siklus hidup F. hepatica:
Ada dua inangnya. Di dalam tubuh
inang utamanya adalah fase seksual;
di inang perantara adalah fase
aseksual.
Telur yang terdapat di dalam feses
ternak menetas menjadi mirasidium
(larva pertama bersilia, hidup
ditempat basah); lalu masuk ke tubuh
siput air (Lymnaea sp) yang menjadi
inang perantaranya; berkembang
menjadi sporokist. Sporokist akan
pecah menghasilkan larva kedua
disebut redia. Lalu redia berkembang
menjadi serkaria. Serkaria keluar dari
tubuh siput, bergerak dan menempel
pada tumbuhan air atau rumput,
membentuk kista disebut
metaserkaria. Metaserkaria yang
termakan ternak akan berubah
menjadi Fasciola dewasa di hati
ternak dan bertelur di organ ini.

Contohnya:
Taenia saginata (sapi).
Taenia solium (babi)
Siklus hidup Taenia:
Proglotid melepaskan
diri, disebut strobilasi
bersama feses inang.
Proglotid termakan
sapi/babi (inang
perantara), masuk ke
ususnya dan
berkembang menjadi
embrio onkosfer
(hexacanth) dengan
enam alat kait. Onkosfer
menembus dinding usus
menuju pembuluh darah
dan limfa lalu ke otot
lurik. Di otot ini akan
berubah menjadi kista,
yang disebut sistiserkus.
Daging tersebut dimakan
manusia, maka
sistiserkus berkembang
dan hidup kembali
sebagai taenia.

315

9.3.1.2. Filum Nematoda atau Nemathelminthes (Cacing gilig atau


cacing tambang)
Bentuk tubuh giling seperti tali atau tambang; triploblastik, tidak
bersegmen; simetris bilateral (Gambar 9.14); selom semu; dan
permukaan tubuh dilapisi kutikula. Ukurannya bervariasi, umumnya
mikroskopis, namun ada yang mencapai panjang 1 meter. Tubuh
dengan ujung ekor lurus dan tumpul pada betina; runcing dan
membengkok pada jantan (Gambar 9.14). Testis dan ovarium
terpisah pada individu yang berbeda (gonokoris); betina berukuran
lebih besar daripada jantan. Sistem pencernaan lengkap (mulut,
faring, usus, dan memiliki anus).
Sistem saraf tangga tali (ganglion). Sistem transportasi
menggunakan cairan tubuh. Tidak ada sistem respirasi, berlangsung
difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Reproduksi secara fertilisasi
internal (gonokoris, seksual). Habitat di tanah, air atau hidup parasit
pada manusia, hewan dan tumbuhan. Beberapa contoh
Nemathelminthes parasit pada Gambar 9.14. dan tabel 9.3. berikut
ini.

(a)

(b)

(c)

Gambar 9.14. Cacing: a. Ascaris b. Oxyuris sp

c. Wucheria sp

Tabel 9.3. Siklus hidup beberapa jenis cacing Nematoda

316

Ascaris
lumbricoides
(cacing perut)

Ancylostoma sp
dan Necator sp
(cacing tambang)

Enterobius/Oxyuris
vermicularis
(cacing kremi)

Wucheria
bancrofti
(cacing filaria)

Betina berukuran
20-40 cm, ujung
ekornya lurus.
Jantan berukuran

Berukuran 1-1.5
cm, mulut dengan
alat kait (skoleks).
Betina bertelur

Betina berukuran 8-13


mm, ekor panjang,
runcing.Jantan
berukuran 2-5 mm,

Bentuk tubuh
seperti benang,
warna putih
kekuningan,

10-15 cm, ujung


ekor bengkok.
Hidup parasit
pada manusia,
terutama pada
anak-anak.
Siklus hidup:
Telur berembrio
tertelan melalui
makanan atau
minuman yang
mengandung
telur; telur
menetas menjadi
larva; larva
meninggalkan
usus masuk ke
peredaran darah
sehingga sampai
ke jantung dan
paru. Selanjutnya
cacing dewasa di
dalam usus.

9000 butir per hari.


Siklus hidup:
Telur keluar
bersama feses,
menetas menjadi
larva. Larva lalu
menginfeksi kulit
melalui telapak kaki
dan masuk ke
peredaran darah.
Cacing mengisap
darah dan
mengeluarkan zat
antikoagulasi
sehingga penderita
mengalami anemia.

dengan ekor melingkar.


Habitat di usus besar
manusia.
Siklus hidup:
Cacing betina bertelur
disekitar anus pada
malam hari sehingga
menimbulkan gatal.
Ketika digaruk, telur
melekat di jari, tertelan
oleh si penderita
(autoinfeksi). Telur
menetas di usus kecil
menjadi larva, lalu
tumbuh dan
berkembang, dan
akhirnya kawin di usus
besar. Kemudian
bertelur di sekitar anus.
Berlangsung selama 24 minggu.

panjang 2-70 cm.


Betina vivipar
menghasilkan
mikrofilaria pra
larva aktif.
Siklus hidup:
Larva mikrofilaria
masuk melalui
gigitan nyamuk
menuju pembuluh
limfa, tumbuh
sampai dewasa.
Dalam jumlah
banyak dapat
menyumbat
pembuluh limfe
sehingga cairan
tidak dapat kembali
ke pembuluh limfe.
Terjadi genangan
cairan dan
menimbulkan
pembengkakakan
di kaki.

Banyak anggota Nematoda yang mikroskopis hidup sebagai


parasit pada akar berbagai jenis tumbuhan sehingga sering dikenal
sebagai cacing akar. Cacing dewasa bertelur di akar/tanah dan
dalam jangka waktu yang cukup lama telur menetas menghasilkan
larva. Selanjutnya larva menginfeksi akar dan masuk ke dalam akar
dan makan jaringan di dalamnya. Akar bereaksi dengan membentuk
tumor atau parut seperti bekas luka. Salah satu contohnya adalah
Heterodera radicola yang dilaporkan hidup parasit pada 1000
varietas tanaman dan umumnya menginfestasi tanaman pertanian,
buah-buahan, semak, pohon peneduh dan gulma.

Gambar 9.15 Cacing nemathelminthes yang hidup parasit pada


akar tanaman.
317

9.3.1.3. Annelida (Cacing tanah)


Ciri-cirinya:
Tubuh bersegmen (metameri), setiap segmen mempunyai organ
tubuh (sistem pencernaan, otot, pembuluh darah, alat reproduksinya
hermaprodit, sedangkan alat gerak dengan chetae, dengan sepasang
alat eksksresi (nefridium) yang saling berhubungan dan terkoordinasi.
Tubuhnya simetris bilateral, berlapis kutikula. Sistem pencernaan
sempurna (memiliki anus). Sistem sarafnya tangga tali, dan sistem
peredaran darah tertutup. Salah satu
paling berperan dalam
kehidupan manusia (dalam bidang pertanian) adalah cacing tanah
(Kelas Oligochaeta) yang mampu meningkatkan kesuburan tanah.
Annelida terdiri atas 3 kelas utama, yaitu Polychaeta, Oligochaeta,
dan Hirudinea. Ciri-ciri dan contohnya dapat dilihat pada di bawah ini.
Tabel 9.4. Pembagian kelas dari Filum Annelida
Kelas Polychaeta
(memiliki banyak seta)
Kepala terdiri atas
prostomium dan
peristomium
Segmen memiliki
parapodia (kaki
dengan seta banyak).
Alat pencernaan
(mulut, faring,
oesofagus, usus, dan
anus).Terdapat selom
dan nefridium (untuk
ekskresi).
Peredaran darah
terdiri dari pembuluh
dorsal, ventral dan
lateral.
Contoh-contohnya:
Arenicola, Eunice
viridis (palolo), dapat
dimakan.
Lysidice oele (wawo),
dapat dimakan.
Nereis virens (cacing
pasir).

318

Kelas Oligochaeta
(memiliki sedikit seta)
Kepala dengan prostomium
dan peristomium,
Tubuh silindris panjang,
bersegmen-segmen. ]
Segmen 14-16 membengkak
disebut klitelum, berfungsi
membentuk lendirn pelindung
telur.
Dinding tubuh terdiri dari
epidermis yang diselaputi
kutikula, , otot melingkar, dan
otot memanjang.
Segmen tubuh dipisahkan oleh
septum (sekat), Eksresinya
dengan nefridium.
Respirasi secara difusi melalui
permukaan kulit.
Alat pencernaan (peristomium,
farings, oesofagus, crop,
gizzard, usus, anus).
Habitatnya didalam tanah yang
lembab.
Contoh-contohnya:
Lumbricus terestis (cacing
tanah).
Perichaeta musica (cacing

Kelas Hirudinae
(tidak memiliki seta)
Tubuh pipih, tidak
ada seta dan
parapodia.
Mempunyai alat
hisap. Respirasi
secara difusi.
Ekskresi dengan 17
pasang nefridium.
Gonad bersifat
hermaprodit.
Makanan berupa
cacing, larva
serangga,
invertebrate, dan
darah vertebrata.
Contoh-contohnya:
Acanthobdella sp
(parasit ikan
salem).
Haemodipsa
zeylanice (pacet,
darat).
Hirudo medicinalis
(lintah, air).

Odontocilic (cacing
api)

tanah).
Phertima sp (cacing tanah).
Tubifex (bioindikator, di
selokan).

Hirudinaria javanica
(lintah kuning).

(a)
(b)
(c)
Gambar 9. 16 Beberapa contoh Annelida : a. cacing palolo, b.
cacing tanah, c. Lintah
Peranan cacing di bidang pertanian
Cacing tanah adalah cacing yang sudah dikenal lama (sejak
zaman Aristoteles) sebagai hewan yang berperan dalam
meningkatkan kesuburan tanah. Cara hidupnya dengan menggali
lubang meningkatkan porositas tanah sehingga aerasi tanah
(masuknya udara ke dalam tanah) dan air dapat merembes ke
dalam tanah. Dengan kegiatannya itu, mereka juga mengaduk
tanah sehingga bahan organik dapat tersebar meluas dan
menjadikan tanah gembur.
Cacing tanah juga dimanfaatkan untuk membuat kompos.
Kompos adalah bahan-bahan organik (sisa tanaman atau limbah
hewan) yang diolah oleh cacing sehingga dapat digunakan
sebagai pupuk rganik.
Selain itu cacing tanah juga diternakan untuk digunakan sebagai
sumber protein pada pakan terrnak (ikan, ayam, itik, burung, dan
bebek). Cacing tanah dikeringkan, lalu ditumbuk halus sebagai
tepung cacing (pengganti tepung ikan), dan dicampurkan dengan
sumber makanan lainnya menjadi pakan ternak.

319

Gambar 9. 17. Kompos hasil olahan cacing tanah siap digunakan.


9.3.1.4. Filum Arthropoda
Ciri-cirinya
Arthropoda (arthros = sendi atau ruas dan podos = kaki) adalah
hewan yang memiliki kaki bersendi/beruas-ruas. Arthropoda
merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Jumlah spesiesnya
lebih banyak dari filum-filum lainnya. Arthropoda dapat ditemukan di
berbagai habitat, antara lain di air, di darat, di dalam tanah dan ada
juga yang hidup sebagai parasit pada hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Arthropoda adalah hewan triploblastik, selomata (tubuh dan kaki
beruas-ruas) dan bilateral simetris. Tubuhnya terdiri atas kepala,
dada, dan abdomen yang keseluruhannya dibungkus oleh zat kitin
dan merupakan kerangka luar (eksoskeleton). Biasanya diantara
ruas-ruas terdapat bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas
tersebut mudah digerakkan. Pada waktu tertentu kulit dan tubuh
arthropoda dapat mengalami pergantian kulit (eksdisis.
Arthropoda memiliki sistim pencernaan yang sempurna (memiliki
anus). Mulut dilengkapi dengan rahang. Sistim peredaran darahnya
terbuka dan darahnya berwarna biru, karena mengandung
disebabkan oleh hemosianin (bukan hemoglobin). Sistem
pernapasannya ada yang berupa trakea, insang, paru-paru buku, atau
melalui seluruh permukaan tubuhnya. Organ ekskresinya berupa
tubulus malphigi yang bermuara pada usus belakang. Reproduksi
dilakukan dengan perkawinan, tetapi ada juga beberapa hewan yang
melakukan parthenogenesis. Partenogenesis adalah proses
perkembangan embrio dari telur yang tidak dibuahi. Jenis kelaminnya
terpisah (gonokori). Artinya ada hewan jantan ada hewan betina.
Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali.

320

Klasifikasi filum Arthropoda


Berdasarkan persamaan dan perbedaan struktur tubuhnya,
arthropoda dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu Custacea,
Insekta, Diplopoda Arachoinidea, dan Chilopoda. Persamaan dan
perbedaan ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

Susunan
Tubuh

Antena
Anggota
tubuh

Sayap
Alat
respirasi
Habitat

Kelas
Crustacea
(udangudangan):
Kepala (5
ruas), dada
(8 ruas), dan
perut (6
ruas) .

Kelas
Insekta
(serangga):

Kelas
Arachnoidea
(laba-laba

Kelas
Diplopoda
(kaki
seribu):
kepala dan
badan yang
bentuknya
silindris..

Kelas
Chilopoda
(kelabang):

Kepala,
dada, dan
perut.

Kepala, dada,
dan perut..

2 pasang
Sepasang
pada setiap
ruas untuk
berbagai
fungsi, 5
pasang kaki
pada dada
Tak ada
Insang atau
permukaan
tubuh
air

sepasang
3 pasang
kaki

Tak ada
4 pasang kaki
pada
sefalotoraks

sepasang
2 pasang
kaki pada
setiap ruas
tubuh

sepasang
Sepasang
kaki pada
setiap ruas

Ada
trakea

Tak ada
Paru-paru
buku

Tak ada
trakea

Tak ada
trakea

darat

darat

darat

darat

Kepala dan
badan yang
memanjang
agak
gepeng.

9.3.1.4.1. Kelas Crustacea


Crustacea pada umumnya hidup di air (akuatik), ada yang hidup
di laut, air tawar, dan di tempat yang lembab. Crustacea yang hidup di
laut sebagian besar merupakan zooplankton. Ukuran tubuh
bervariasi, ada yang kecil (plankton) sampai dengan ukuran yang
besar, seperti kepiting dan udang.
Ciri-cirinya
Tubuh terdiri atas kepala dan dada yang tersusun menjadi
satu (sefalothoraks), serta perut (abdomend yang
ujungnya disebut telson.
Memiliki kulit yang keras dari zat kitin dan zat kapur yang
merupakan eksospeletonnya. Pada bagian kepala dan
dada terlindung oleh kulit yang keras, disebut karapaks.
Memiliki dua pasang antena.
Memiliki satu pasang kaki pada setiap ruas tubuh.
Bernafas dengan insang, dada dan permukaan tubuh.

321

Alat ekskresi berupa sepasang badan yang disebut green


gland (kelenjar hijau) terletak di bagian ventral dari
sefalothoraks di depan oesofagus.
Bereproduksi secara kawin, jenis kelaminnya terpisah
(gonokori).
Sistem saraf berupa tangga tali.
Alat pencernaan dilengkapi dengan mulut, oesofagus
lambung, usus, dan anus.
Sistem peredaran darah terbuka, darahnya tidak
berwarna. Fungsinya mengangkut zat makanan dari alat
pencernaan keseluruh tubuh.
Pada udang terdapat statosis (alat keseimbangan) yang
terletak di dasar ruas pada masing-masing antenulae.

Subkelas Entomostraca
Merupakan jenis udang tingkat rendah. Anggotanya terdiri atas udang-udang kecil yang hidup
sebagai zooplankton dan penting bagi kehidupan ikan yaitu sebagai sumber makanannya.
Ciri

Ukuran tubuh

Habitat

Contoh

Ordo Branchiopoda

Tubuh pipih seperti


daun, bersegmen,
transparan bergerak
dengan antena.

Ukuran tubuhnya
hingga 10 cm

Kebanyakan
di air tawar

Artemia,
Daphnia

Ordo Ostracoda

Segementasi tidak
jelas, Berenang
dengan antenanya.

Sangat kecil

Air tawar
dan laut

Chandona.

Ordo Copepoda

Segmentasi tubuh
tampak jelas, tidak
memiliki mulut tetapi
memiliki alat isap..

Kecil (4 mm) hingga


mikroskopik

Air tawar
dan laut atau
sebagai
parasit

Cylops
(bebas)
dan Caligus
(parnit ikan)

Ordo Cirripedia

Bentuk tubuh seperti


kerang dengan
cangkang keras.

Makroskopis

Bebas di laut
atau parasit

Teritip
Balanus,
Lepas
(bebas),
Sacculina
(parasit
pada
kepiting)

Ordo Branchiura

Tubuh pipih, kepala


dan dada terlindung
karapaks.

Kecil

Air tawar
dan laut
sebagai
parasit

Argulus
(parasit
ikan)

Subkelas Malacostraca
Merupakan kelompok udang tingkat tinggi. Sekitar tiga perempat jumlah jenis crustaceae banyak
dikenal orang. Sebagai contoh yang terkenal adalah udang yang hidup di laut, air tawar, dan
danau.
Ordo Isopoda

322

Memiliki kaki
sama. Tubuh

Kecil, 4-5
mm

Di darat, air
tawar dan

Contohnya:
Oniscus

pipih.

laut, juga
ada yang
hidup
sebagai
penggerek
kayu yang
merugikan
manusia

asellus.

Orda Stomatopoda

Bentuk
tubuhnya
seperti
belalang
sembah.
Kebanyakan
berwarna
mencolok.

Besar

Hidup di laut.

Contohnya:
Squolla
empusa

Ordo Dekapoda

Memiliki 10
kaki.
Merupakan
kelompok
yang banyak
dikenal
orang yaitu
udang dan
kepiting.:

Besar

Udang dan
kepiting
memiliki
manfaat
yang besar
bagi
manusia.
Antara lain
sebagai
sumber
makanan
yang
mengandung
protein.

Penaeus
sp (udang
windu),
hidup di air
payau,
udang
galah,
Pagarus
(kelomang),
Birgo latro
(kepiting
kelapa)

Struktur tubuh udang


Tubuh udang terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada yang
terdiri atas 13 ruas yang menyatu) dan abdomen (perut) terdiri atas 6
ruas. Eksoskeleton bagian sefalotoraks mengeras dan dinamakan
karapaks. Disebelah dorsal terdapat suatu lekukan yang melintang
yang membagi sefalotoraks menjadi dua yaitu bagian depan (sefal
atau kepala) dan bagian belakang (toraks atau dada)
Bagian karapaks yang mencuat disebut prostonium atau rostrum.
Di bawahnya terdapat sepasang mata majemuk (mata faset)
bertangkai. Mulut udang mempunyai sepasang mandibula dan
dibelakangnya terdapat maksila, memiliki antenna dan antenula. Pada
bagian toraks terdapat 5 pasang kaki jalan yang terdiri atas sepasang
kaki capit (cheliped) sebagai alat penjepit untuk menangkap
mangsanya dan 4 pasang kaki digunakan untuk berjalan.
Pada bagian abdomen, setiap ruasnya terdapat sepasang kaki
renang. Di bagian posterior abdomend terdapat bagian yang melebar
yang disebut telson. Berfungsi untuk alat keseimbangan dan
pelindung telur.

323

9.3.1.4.2. Kelas Insecta (Insekta)


Kelompok insekta disebut juga heksapoda (kakinya berjumlah
enam) merupakan kelas yang terbesar di dalam filum Artropoda.
Memiliki anggota mencapai kurang lebih 80% atau 675.000 spesies
dari kehidupan hewan yang terbesar di seluruh penjuru dunia, yang
penyebarannya sangat meluas dengan jumlah anggota paling besar
di alam. Habitatnya di darat, air tawar, tanah/lumpur dan di dalam
tumbuh-tumbuhan. Ilmu yang khusus mempelajari tentang serangga
disebut dengan entomologi.
Ciri-cirinya
Pada umumnya bagian tubuh serangga terdiri atas kepala (caput),
dada (toraks) dan perut (abdomen).
a. Kepala (caput) dilengkapi dengan sepasang antena yang
berfungsi sebagai indra pembau; mata yang terdiri atas faset
(mata majemuk) dan ocelus (mata tunggal); mulut yang
dilengkapi dengan alat-alat mulut disesuaikan fungsinya
untuk mengisap, mengunyah, atau menjilat dengan
beberapa tipe mulut, yaitu menggigit, menusuk, mengisap,
serta menjilat.

Gambar 9.18. Tubuh serangga: caput-toraks-abdomen


b. Dada (toraks) terdiri atas tiga segmen, yaitu, prototoraks,
mesotoraks, dan metatoraks. Pada setiap segmen terdapat
sepasang kaki. Pada mesotoraks terdapat sayap depan,
sedangkan pada metatoraks terdapat sayap belakang.
c. Badan (abdomen)terdiri atas 11 segmen atau beberapa
segmen saja. Segmen pertama terdapat alat pendengaran
(membran timfanum). Setiap segmen terdiri dari stigma,

324

sedangkan segmen terakhir bermodifikasi menjadi alat


kawin (kopulasi).
Anggota tubuh serangga memilki tiga pasang kaki yang berduriduri. Segmen kaki dari pangkal ke ujung tersusun dari coxa,
trochanter, femur, tibia, dan tarsus. Sedangkan tipe tungkai atau
kaki serangga saat bervariasi sesuai dengan fungsinya. Beberapa
modifikasi tersebut antara lain, yaitu:
a. Tipe Cursorial, kaki untuk berjalan dan berlari. Misalnya
lipas (Periplaneta americana).
b. Tipe Saltatorial, femur kaki belakang digunakan untuk
meloncat. Misalnya belalang (Valanga nigricornis).
c. Tipe Raptorial,
kaki depan besar digunakan untuk
menangkap dan memegang mangsanya. Misalnya belalang
sembah (Mantis religiosa).
d. Tipe Fussorial, kaki depan mengalami modifikasi sebagai
kuku penggali. Misalnya gangsir (Gryllotalpa africana).
e. Tipe Natatorial, kaki serangga air bermodifikasi menjadi kaki
renang. Misalnya kumbang air (Dytisticus marganalis).
f. Tipe Clasping, kaki depan kumbang air bermodifikasi untuk
memegang serangga betina selama kopulasi.
Hampir seluruh sistem organ tubuh pada serangga telah
berkembang dengan baik. Sistem pencernan makanannya terbagi
atas 3 kelompok berikut ini.
a. foregut (usus depan), terdiri atas mulut, faring, oesofagus,
tembolok, dan empedal (gizzard) berfungsi untuk menggiling
makanan.
b. midgut (usus tengah), terdiri atas lambung dengan 8 pasang
gastrik caeca (kantong kerucut yang menghasilkan enzim
pencernaan). Pencernaan dan penyerapan terjadi di bagian
ini.
c. hindgut (usus belakang), terdiri atas ileum, kolon, rektum,
dan anus.
Sistem peredaran darah serangga adalah sistem peredaran
darah terbuka. Alat peredaran darah adalah jantung yang memompa
darah dari belakang ke depan melalui aorta dan terus beredar ke
seluruh tubuh. Darah serangga tidak mengandung haemoglobin dan

325

hanya berfungsi untuk mengangkut zat makanan serta memusnahkan


bibit penyakit yang masuk kedalam tubuh.
Sistem ekskresi serangga berupa saluran Malpigi yang berfungsi
mengeluarkan sisa metabolisme berupa cairan. Saluran malpigi
bermuara pada usus belakang dan akhirnya cairan dari saluran ini
dibuang melalui anus seperti pada semut. Apabila kita perhatikan
Famili formicidae (semut), maka mereka akan meningalkan jejak
dengan aroma feromonnya sehingga mereka tidak tersesat kembali
kesarangnya, dimana jalan pergi dan pulang ketika mencari makanan
melalui arah jalan yang sama.
Semut dibagi menjadi dua bentuk berdasarkan warnanya, yaitu
semut hitam dan semut merah. Sedangkan menurut kastanya, semut
terbagai atas 3 kelompok, yaitu semut ratu, semut raja, dan semut
pekerja.
Sistem respirasi terdiri atas sistem cabang (jaringan) dari
pembuluh-pembuluh yang disebut trakea. Trakea tersebut ke bagian
luar berhubungan dengan lubang pernafasan yang terletak dibagain
perut dan dada yang disebut stigmata (spirakel) dengan
percabangannya disebut trakeol. Melalui trakeol inilah udara disuplai
ke seluruh jaringan tubuh dan karbondioksida dibawa keluar.
Sistem saraf merupakan sistem tangga tali, terdiri atas ganglion
otak (tiga pasang di kepala), ganglion kerongkongan, ganglion perut,
dan ganglion dada.
Sistem reproduksi pada serangga terdiri atas alat kelamin
jantan dan betina. Alat kelamin jantan terdiri atas dua buah testis
yang masing-masing dihubungkan oleh vas deferen yang akan
bersatu membentuk saluran ejakulasi yang terbuka ke permukaan
dorsal. Alat kelamin betina terdiri atas dua buah ovarium dengan
sejumlah tabung-tabung telur yang disebut ovariola. Ovariola tersebut
melekat dibagian posterior pada oviduk. Dua oviduk akan bersatu
membentuk vagina pendek, diteruskan ke porus genital yang terdapat
di antara peletak telur (ovipositor). Di daerah vagina juga terdapat
kantong penerima sperma (spermateka).
Reproduksi secara internal dan sel telur yang telah dibuahi akan
dilepaskan (ovipar). Dalam proses menuju kedewasaannya dikenal
ada pergantian bentuk yang disebut metamorfosis

326

Ada tiga bentuk metamorfosis pada serangga yaitu :.


a. Ametabola, tidak ada pergantian bentuk dan hanya dapat
dilihat pertambahan besar ukuran saja. Misalnya Colembola,
Thysanura dan Lepisma.
b. Hemimetabola (metamorfosis tidak sempurna), fase dimulai
dari telur - larva (nimfa) dewasa (imago). Tanpa fase pupa.
Misalnya Orthoptera, Hemiptera dan Odonata.

Gambar 9.19. Metamorfosis tak sempurna (hemimetabola) pada belalang.

c. Holometabola (metamorfosis sempurna), dimulai dari fase telur


larva pupa - imago. Misalnya: Coleoptera, Diptera,
Hymenoptera, dan Lepidoptera.

Gambar 9.20. Metamorfosis sempurna (holometabola) lalat.

327

Klasifikasi Insekta
Berdasarkan ada tidaknya sayap, serangga dibagi menjadi dua.
1. Sub kelas Apterygota (serangga ini tidak bersayap). Contoh:
Thysanura, Lepisma sacharima.

Gambar 9.21. Lepisma sacharina.


2. Sub kelas Pterygota (serangga bersayap) yang dapat dibedakan
menjadi dua ordo yaitu:
a. Eksopterygota, sayap berasal dari tonjolan luar dinding
tubuh.
b. Endopterygota, sayap berasal dari tonjolan dalam
dinding tubuh.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 9.22. Contoh Orthoptera: a. kecoak b. dan c.belalang d. jangkrik


328

Tabel klasifikasi Insekta


Sub kelas
1. Apterygota (Tak
bersayap)
(a = tidak; pteron =
sayap)

2. Pterygota
(bersayap)
Eksopterygota
sayap berasal
dari tonjolan luar
dinding tubuh

Ciri-ciri

Tipe mulut

Meta
morfosis
Ametabola

Panjangnya sampai 50 mm dan


antena panjang.Tubuh bersisik
kecil-kecil dan berwarna putih
keperakan. Abdomen 11 segmen,
metamorfosis ametabola.
Menghasilkan enzim selulase.
Merusak buku-buku.
Memiliki sayap

Menggigit

Ordo

Jumlah sayap

Tipe mulut

Orthoptera
(ortho=lurus)

2 pasang lurus

menggigit

Hemiptera
(hemi=seten
gah)

2 pasang, tak
sama panjang

Menusuk, menghisap

Homoptera
(homo=
sama)

2 pasang, depan
dan belakang
berbeda tetapi
sama
strukturnya

Menghisap

Hemi
metabola

Isoptera

2 pasang, sama
panjang dan
strukturnya
2 pasang seperti
jala

Menggigit

Hemi
metabola

menggigit

Hemi
metabola

Odonata

Meta
morfosis
Hemi
metabo
la
Hemi
metabola

Contoh
Thysanura, Lepisma
sacharima

Contoh
Periplaneta americana
(kecoak);Valanga
nigricornis (belalang)
Leptocorisa acuta
(walang sangit),
Cymex rotundatus
(kutu busuk)
menghisap darah
manusia.
Duadubia manifera
(tenggoret), merusak
akar tanaman di
tanah; Nilaparvata
lugens (wereng
coklat), pembawa
virus tungro padi;
Leurocanthus sp (kutu
daun berperisai);
Nephotetix apicalis
(wereng hijau); Aphis
sp (kutu daun);
Pediculus capitis (kutu
kepala
Rayap
Pantala sp (capung
kuning); Ephemeria
vulgota (capung kecil);
Epiophlebia sp
(capung besar)

329

Endopterygota
sayap berasal
dari tonjolan
dalam dinding
tubuh

330

Coleoptera
(coleos=peris
ai)

2 pasang
Sayap depan
keras

Menggigit

Holo
metabola

Hymenoptera
(hymen=sela
put)

2 pasang berupa
selaput

Menggigit, menggigit
menjilat

Holo
metabola

Diptera
(di=dua)

Sepasang untuk
terbang,
sepasang untk
keseimbangan

Menghisap, menusuk
menghisap,
menggigit menjilat

Holo
metabola

Lepidoptera
(lepis=sisik)

2 pasang
bersisik halus

menghisap

Holo
metabola

Neuroptera
(neuro=jala)

2 pasang tipis,
banyak urat
menjala

menggigit

Holo
metabola

Siphonoptera
(shipon=pen
ghisap)

Tidak bersayap,
kaki kuat untuk
meloncat

Menusuk, menghisap

Holo
metabola

Oryctes rhinoceros
(kumbang badak),
hama menyerang
daun muda kelapa,
sagu, dan kelapa
sawit.; Coccinella
arquata, musuh hama
wereng; Cybister
tripunctatus (kumbang
buas air), pemakan
ikan dan katak;
Sitophylus oryzae
(kumbang beras),
merusak beras yang
disimpan di gudang;
Rhyzoperta dominica,
merusak simpanan
biji-bijian
Oecophyla smargllina
(semut rangrang);
Monomorium sp
(semut hitam); Apis
dorsata, A.indica, A.
mellifera (lebah
madu); dan Xylocopa
latipes (tawon)
Aedes aegypti
(nyamuk demam
berdarah), Anopheles
sp (nyamuk malaria),
Culex fatigans
(nyamuk rumah),
Antherigona exigna
(penggerek pucuk
padi, Drosophila
melanogaster (lalat
buah), Glossina
morsitans, G. Palpali,
Musa domestica (lalat
rumah).
Papilio memmon
(kupu-kupu
pastur).Attacus atlas
(kupu-kupu siramarama), Bombyx moori
(ulat sutera),
Acherontia lachesis
(kupu-kupu malam).
Myrmeleon frontalis
atau undur-undur
(hewan ini melekatkan
telurnya di pasir atau
ditanah dan larvanya
sering menyerang
sarang semut), dan
Chrysopa sp.
Purex irritans (kutu
manusia),
ctenocephalus canis
(kutu parasit pada
anjing)

(a)
(b)
Gambar 9.23. Beberapa contoh Hemiptera: a. Cymex sp b. Gerris
remigis.

Gambar 9.24. Beberapa contoh Homoptera.

(a

(b)

(c)

Gambar 9.25. Beberapa contoh Odonata: a. habitat di darat, b. dan c.


habitat di air.

Rayap adalah anggota Isoptera yang hidup secara sosial. Dalam


kehidupan rayap terdapat polimorfisme, yaitu sistem pembagian tugas
tertentu dalam satu koloni. Raja dan ratu fertile melakukan
perkawinan. Kemudian kedua pasang sayap ratu tersebut terlepas.
Selanjutnya mereka membuat koloni baru dengan beranak
membentuk kelompok prajurit dan tentara. Kelompok prajurit/ tentara
memiliki kepala besar dan mandibula besar. Mereka bertugas
mempertahankan sarangnya. Kelompok pekerja bertugas membuat
lorong-lorong. Membangun sarang mengumpulkan makanan, dan
memelihara larva. Makanan rayap adalah selulosa. Rayap ikut
menghancurkan sisa-sisa tumbuhan, tetapi sering juga merusak
bangunan yang berasal dari kayu.

331

(a)
(b)
Gambar 9.26. Beberapa contoh Coleoptera: a. Oryctes sp, b.
Cocinella sp.

Lebah adalah serangga sosial seperti rayap anggota


Hymenoptera. Bersifat polimorfisme, misalnya lebah madu (Apis
dorsata) dengan pembagian tugas sebagai berikut:
Ratu, lebah betina fertil.
Raja, lebah jantan yang partenogenesis (telur tanpa dibuahi
tumbuh menjadi individu baru).
Pekerja, lebah jatan yang steril dan bertugas menggumpulkan
madu bunga.

(a)

(b)

(c)

Gambar 9.27. Beberapa contoh Hymenoptera


a. Oecophyla sp
b. Monomorium sp c. Apis dorsata

(a)

(b)

(c)

Gambar 9.28. Beberapa contoh Diptera : a. Aedes aegypti b. Musa


domestica c. Drosophila melanogaster.

332

(a)

(b)

(c)
(d)
Gambar 9.29. Beberapa contoh Lepidoptera: a. Papilio sp
b. Acherontia sp c. dan d. Attacus sp

Peranan serangga di bidang pertanian


Serangga mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis
di bidang pertanian. Beberapa jenis diantaranya membantu proses
penyerbukan untuk pertanian dan perkebunan, seperti Apis dorsata,
A. indica, A. Mellifera (lebah madu), Monomorium sp (semut hitam),
Xylocopa latipes (tawon), Lepidoptera. Serangga Penyerbuk Kelapa
Sawit (SPKS) seperti Elaeidobius kamerunicus dan Thrips
hawainensis, Forcipomya (penyerbuk tanaman coklat). Beberapa
Odonata, Coleoptera dan Homoptera bersifat sebagai predator bagi
serangga hama lainnya seperti terlihat pada Gambar 9.30.
Selain itu serangga juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
industri seperti ulat sutera (Bombyx moori) yang menghasilkan
benang sutera atau Laccifer leca yang menghasilkan lapisan lak
untuk pernis. Disamping itu serangga dapat dijadikan sebagai sumber
makanan seperti belalang, jangkrik, ulat sutera dan beberapa jenis
dapat dijadikan bahan koleksi seperti Lepidoptera, Odonata dan
Coleoptera. Madu lebah sejak lama dikenal sebagai sumber makanan
yang banyak manfaatnya untuk kesehatan.

333

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 9.30. Contoh peranan serangga bagi kehidupan: a. Koleksi,


b-d. Penyerbukan, e. predator

Selain yang menguntungkan, banyak juga arthropoda yang


merugikan. Misalnya sebagai vektor penyakit pada manusia (nyamuk,
lalat tse tse, lalat rumah), menimbulkan gangguan pada manusia (
penyebab kudis, kutu kepala, kutu busuk), hama tanaman pertanian
(wereng coklat, kumbang tanduk), perusak makanan ( kutu gabah,
kutu jagung), perusak berbahan baku alami (kutu buku, rayap).
9.3.1.4.3. Kelas Arachnoinidea
Arachnida berasal dari kata arachno, artinya laba-laba. Anggota
kelas ini meliputi jenis-jenis hewan yang tidak disukai oleh manusia,
misalnya kala jengking, laba-laba dan tungau.
Ciri-cirinya
1. Tubuh terdiri atas sefalotaraks (kepala dan dada), dan
abdomen (badan).
2. Nemiliki empat pasang kaki pada bagian sefalotoraks. Bagian
abdomen tidak memiliki kaki.
3. Memiliki dua pasang alat mulut, yaitu
a. sepasang keliserea, bentuknya seperti gunting atau
catut yang berfungsi untuk memegang mangsanya.
b. sepasang pedipalpus bentuknya seperti kaki dan pada
ujungnya terdapat cakar. Berfungsi untuk menangkap
dan memegang mangsanya.
4. Hidup di darat, dan ada yang hidup sebagai parasit.
5. Memiliki delapan mata, dan tidak memiliki antena.
6. Alat pernapasannya berupa paru-paru buku.
7. Alat ekskresinya berupa pembuluh malpigi.
8. Alat pencernaan dimulai dari mulut sampai anus.
9. Sistem saraf dengan ganglion otak dan simpul saraf yang
terjulur keseluruh tubuh.
10. Jenis kelamin terpisah dan pembuahan secara internal.

334

Klasifikasi Arachoinidea
a). Ordo Scorpionida
Meliputi segala macam golongan kala. Abdomannya
bersegman dan panjang, pada segmen terahir berubah bentuk
menjadi alat sengat. Memiliki pedipalpus, berbentuk sebagai
catut besar dan kelisera yang kecil. Contoh: Thelyphobnus
sp. (kala jengking) dan Bhutus afer(ketungging).
b). Ordo Araneae
Meliputi bangsa laba-laba. Abdomennya tidak bersegmen.
Pada bagian ventral abdomen dan didepan anusnya terdapat
alat yang mengelurkan benang sutra yang berguna untuk
membuat jaring-jaring. Alat tersebut yangt disebut spineret,
benang-benang yang dikeluarkan untuk membuat sarang
sekaligus sebagai jaring penangkap mengsanya. Selain itu,
berguna untruk membentuk kokon. Contoh: Heteropoda
venatoria (laba-laba pemburu). Nephila maculate, dan Gastera
sp. (laba-laba duri).
c). Ordo Acarina
Meliputi jenis yang merupakan parasit dan merugikan
manusia. Misalnya tugau atau caplak. Tubuh berukuran kecil
dan tidak bersegmen-segmen. Abdomennya bersatu dengan
sefalotoraks. Semua anggota acarina bernapas melalui
seluruh permukaan tubuhnya. Ilmu yang khusus mempelajari
caplak disebut Acarologi. Contoh: Sarcoptes sp. (caplak
penyebab penyakit kudis), Dermacentor sp. (caplak pengisap
darah mamalia atau manusia), dan Tetranychus sp.
9.3.1.4.4. Kelas Chilopoda
Anggota chilopoda ini sering disebut hewan berkaki seratus atau
sentipeda. Bentuk tubuhnya pipih memanjang serta bersegmensegmen. Pada setiap segmen terdapat sepasang kaki, kecuali
pada segmen di elakang kepala. Pada bagian tersebut terdapat
cakar racun yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Cakar
tersebut dinamakan, pedes maksilaris. Chilopoda hidup didarat
atau dibawah batuan. Hidup sebagai hwan buas (karnivora) yang
dapat bergerak cepat dengan menggunakan kaki yang banyak.
Alat pernapasannya berupa trakea yang bercabang-cabnang
keseluruh bagian tubuh. Lubang trakea terdapat pada tiap-tiap
segmen . alat ekskresinya berupa saluran malpigi. Pada bagian
kepala chilopoda terdapat antenna panjang. Alat pencernaannya
berkembang baik. Makanannya berupa binatang-binatang kecil
(misalnya insekta, cacing dan moluska). Chilopoda memiliki
335

rahang yang kuat dan gigitan yang berbisa. Mereka bereproduksi


secara kawin dengan pembuahan secara internal. Telur yang
telah dibuahi diletakkan dibawah batuan yang ditempati. Contoh:
Scolopendra gipas (kelabang atau lipan) dan Lithobius forficatus
(kelabang yang beracun berbahaya).
5). Kelas Diplopoda
Anggota kelas diplopoda sering disebut hewan berkaki seribu atau
millepeda. Seperti anggota sentipeda, kelompok hewan ini juga
memiliki banyak segmen . bentuk tubuhnya bulat panjang
(silindris) dan beberapa segmen tubuh menyatu. Pada setiap
segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki. Hidup ditempattempat gelap dan lembab, biasanya hidup sebagai herbivora.
Makanan utamanya berupa tumbuh-tumbuhan yang membusuk.
Pada kepala terdapat mulut dan sepasang antenna. Pada antena
terdapat rambut-rambut olfaktori (penciuman) dan sepasang
kelenjar yang bermuara sebelah lateral. Mereka memiliki mata
yang masih sederhana.
Alat pernapasannya adalah berupa trakea yang tidak bercabangcabang. Memiliki jantung berupa suatu pembuluh dengan ostia
disebelah lateral. Alat ekskresinya berupa pembuluh malpigi.
Gerakan hewan ini sangat lambat. Beberapa jenis diantaranya
dapat menggulung diri dalam bentuk seperti spiral atau bola. Alat
kelaminnya terpisah dan bereproduksi secara kawin. Telur
biasanya diletakkan ditanah yang lembap. Pada hewan jantan dua
pasang kaki disegmen ketujuh mengalami modifikasi membentuk
alat kopulasi (alat kawin).
9.3.2. Vertebrata
Filum Chordata memiliki anggota sekitar 45.000 spesies.
Sebagian besar diantaranya masuk dalam kelompok hewan
vertebrata (lebih kurang 43.700 spesies), sedangkan sisanya
adalah invertebrata. Anggota filum ini paling sukses hidupnya,
mereka dapat beradaptasi di lingkungan terestial maupun akuatik,
termasuk laut. Chordate mempunyai empat ciri pokok yang
muncul pada suatu masa disepanjang hidupnya, yaitu: bagian
punggung (dorsal) disokong oleh batang lentur bernama
notokorda. notokorda tersebut terbentuk didalam embrio dari
lapisan mesoderm dorsal. Letaknya tepat dibawah batang saraf
dorsal (punggung) yang mengandung kanal berisi cairan. Tali
saraf vertebrata sering kali dinamankan sum-sum punggung yang
dilindungi oleh tulang belakang. Sedangkan kantong insang

336

tersebut hanya terlihat pada saat perkembangan embrio pada


sebagian besar vertebrata. Kantong insang pada invertebrata,
ikan, dan amfibi berubah menjadi celah insang. Air masuk
kedalam mulut dan faring melalui celah insang yang dilengkapi
dengan lengkung insang. Pada vertebrata terrestrial, kantong
tersebut mengalami perubahan untuk maksud-maksud tertentu
(misalnya berkembang menjadi kelenjar timus dan paratiroid). Jika
pada masa dewasa tidak ada ditemukan, maka hanya tampak
pada masa embrio.
Ciri-cirinya
Vertebrata adalah golongan hewan yang memiliki tulang
belakang. Tulang belakang berasal dari perkembangan sumbu
penyokong tubuh primer atau notokorda (korda dorsalis). Notokorda
vertebrata hanya ada pada masa embrionik, setelah dewasa akan
mengalami penulangan menjadi sistem penyokong tubuh sekunder,
yaitu tulang belakang (vertebrae).
Tubuh vertebrata bertipe simetri bilateral, bagian organ dalam
dilindungi oleh rangka dalam atau endoskeleton, khusus bagian otak
dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak (kranium). Bagian terluar
tubuh berupa kulit yang tersusun atas epidermis (lapisan luar) dan
dermis (lapisan dalam). Organ dalam, seperti organ pencernaan,
jantung, dan pernapasan terdapat didalam suatu rongga tubuh atau
selom. Vertebrata memiliki alat tubuh yang lengkap, sebagai berikut:
a. Sistem pencernaan memanjang dari mulut hingga anus.
b. Sistem peredaran darah tertutup.
c. Alat ekskresi berupa ginjal.
d. Alat pernapasan berupa paru-paru ataub insang.
e. Sepasang alat reproduksi (kanan dan kiri).
f. Sistem endokrin yang berfungsi menghasilkan hormon.
g. Sistem saraf yang terdiri atas susunan saraf pusat (otak dan
sumsum tulang belakang) dan susunan saraf tepi (serabut saraf).
Klasifikasi Vertebrata
Sub filum vertebrata terbagi atas beberapa kelas, yaitu Pisces
(Chondrichthyes, Osteichthyes), Ampibia, Reptilian, Aves, dan
Mamalia.
9.3.2.1. Pisces
Seluruh anggota kelompok ikan hidup didalam air dan
bereproduksi secara ovipar. Biasanya sel telur dan sperma
disebarkan didalam air atau sarang. Pada kebanyakan ikan bertulang
sejati, fertilisasi dan perkembangan embrio berlangsung diluar tubuh
induk betina. Ikan terbagi menjadi beberapa kelas, kelas agnatha
337

(ikan tanpa rahang), kelas gnatostomata (ikan berahang), kelas


chondrichthyes (ikan bertulang rawan), kelas osteichthyes (ikan
bertulang sejati). Pada bahan kajian ini kita akan membahas tentang
Kelas Chondrichthyes dan Kelas Osteichthyes.
9.3.2.1.1. Ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)
Anggota ikan bertulang rawan (850 spesies) antara lain adalah ikan
hiu dan ikan pari. Ikan tersebut memiliki skeleton berupa tulang
rawan sebagai pengganti tulang keras. Pada kedua sisi faring
terdapat lima hingga tujuh celah insang dan tidak mempunyai tutup
insang (operculum).
Ikan bertulang rawan memiliki dua tipe sisik, yaitu plakoid dan
ganoid. Bagian dalam sisik plakoid disusun oleh bahan tulang dan
bagian luarnya disusun oleh bahan email (mirip email gigi
manusia). Pada sisik ganoid, bagian dalam disusun oleh bahan
tulang dan bagian luarnya dari bahan ganoin. Gigi hiu teratur dalam
enam sampai duapuluh baris, tetapi hanya baris pertama dan
kedua yang aktif digunakan untuk makan (selebihnya merupakan
gigi pengganti).
Ikan hiu dan pari mempunyai beberapa indra yang sangat berguna
untuk mendapatkan mangsa. Mereka dapat merasakan arus listrik
didalam air yang ditimbulkan moleh gerakan otot hewan lainnya,
mempunyai gurat sisi, dan mempunyai indra pembau yang sangat
tajam. Gurat sisi tersebut berupa rangkaian yang sel peka terhadap
rangsangan tekanan. Tekanan tersebut dapat disebabkan oleh
gerakan ikan atu hewan lain yang berenang didekatnya. Kerjasama
antara indra pembau dan otak dapat mendeteksi satu tetes darah
didalam 115 liter air laut.
Ikan hiu terbesar bukanlah predator, namun merupakan hewan
penyaring makanan (filter-freeder). Seekor ikan hiu paus (whale
shark) membutuhkan berton-ton crustacean kecil untuk dimakan.
Beberapa jenis ikan hiu merupakan predator yang dapat berenang
dengan kecepatan tinggi dilaut terbuka. Ikan hiu putih dengan
panjang lebih kurang tujuh meter mempunyai hewan buruan tetap
berupa lumba-lumba, singa laut, dan anjing laut. Habitat ikan pari
adalah dasar laut. Ciri khas ikan pari adalah memiliki sirip pada
dada yang lebar mirip sayap. Hewan ini memiliki sengatan listrik
hingga 300 volt yang dapat digunakan untuk menangkap mangsa.
9.3.2.1.2. Ikan bertulang sejati (Osteichthyes)
Lebih kurang 20 ribu spesies ikan ber tulang sejati mempunyai
skeleton dari tulang sejati. Kelompok ini meruoakan vertebrata

338

paling sukses dan beragam. Sifat dan cara hidupnya bermacamacam, antara lain sebagai penyaring makanan ataupun predator.
Permukaan tubuh tertutup oleh sisik bertipe sikloid dan stenoid.
Ciri-ciri sisik tipe sikloid antara lain adalah bebentuk sirkuler, jika
diamati dibawah mikroskop akan tamnpak garis-garis konsentris
berjumlah sesuai dengan umurnya, tampak mengilap kebiruan
mengandung kristal guanine, dan sel-sel pigmen yang berbentuk
bintang, mengandung zat warna hitam (melatonin). Bentuk sirip
stenoid mirip dengan siri sikloid, tetapi bagian belakang memiliki
gerigi.
Ikan bertulang sejati memiliki gelembung renang yaitu kantong
udara yang dapat digunakan untuk mengubah daya apung dan
sebagai alat bantu dalam bernafas. Beberapa anggotanya dapat
berpindah dari perairan asin ke perairan tawar, misalnya ikan
salmon dan belut laut. Pada saat berada di air tawar, ginjal
mengeluarkan urin yang sangat encer dan insangnya menyerap
garam dari air dengan cara transfor aktif.
Selain memiliki endoskeleton, dibagian luar tubuh ikan dilindungi
oleh eksoskeleton yang berupa sisik (squama). Dibawah sisik
terdapat kulit yang banyak mengandung mukosa. Suhu tubuhnya
bergantung pada lingkungan disekitarnya atau bersifat poikiloterm.
Hal tersebut dimungkinkan karena ikan belum memiliki organ yang
mengatur suhu tubuh.
Pada bagian sisi tubuh terdapat gurat sisi (linea lateralis). Alat ini
berfungsi untuk mengetahui perubahan takanan air dan posisinya
di dalam air. Ikan juga dilengkapi oleh gelembung renang (vesika
natatoria) yang berguna sebagai alat hidrostatis dan membantu
dalam proses pernafasan.
Ikan memiliki tiga lubang pengeluaran (muara) didepan sirip dubur
belakang. Ketika lubang tersebut (berturut-turut dari arah depan
kebelakang) adalah sebagai berikut: anus, merupakan lubang
pembuangan sisa makanan porus qeuitelis, merupakan lubang
saluran kelamin yang berasal dari gonat porus ekskretorius,
merupakn lubang saluran urin.
Ikan memiliki tidak hanya memiliki satu sirip. Sirip ikan terdiri atas
dua sirip dada, dua sirip perut, satu sirip punggung, satu sirip ekor,
dan satu sirip belakang.
Ikan telah memiliki saluran dan kelenjar pencernaan makanan.
Saluran pencernaan ikan meliputi rongga mulut, faring,
339

kerongkongan (esophagus), lambung, dan usus (intestinum).


Didalam rongga mulut terdapat gigi berbentuk kerucut (konus pada
rahang), lidah yang tidak dapat digerak-gerakkan dan kelenjar
mukosa. Ikan tidak memiliki kelenjar ludah. Usus ikan berbentuk
tabung yang berkelok-kelok dan dilengkapi oleh alat penggantung
usus (mesentrium) agar dapat dikaitka kedinding punggung.
Kelenjar makanan ikan terdiri atas hati, kantong empedu, dan
pankreas.
Hati
(hepar)
berfungsi
untuk
menghasilkan
danmenyimpan empedu. Kantong empedu berwarna kehijauan.
Kantong tersebut memiliki saluran, duktus sistikus, yang bermuara
di lambung. Kantong empedu berfungsi untuk menampung cairan
empedu dan mencurahkannya kedalam usus. Di dalam usus,
cairan empedu digunakan untuk mencerna lemak. Pankreas
bersifat mikroskopi yang berfungsi untuk menghasilkan enzimenzim pencernaan.
Sistem ekstresi (pengeluaran urime) dan kelamin ikan bergabung
menjadi satu sehingga disebut sistem urogenitalia. Alat ekskresi
terdiri atas ginjal (ren), ureter, kantong kemi dan korus ekskretorius.
Sepasang ginjal ikan berwarna merah tua, keduanya dihubungkan
kekandung kemih melalui ureter. Kandung kemih merupakan
tempat penampung urine dari ureter kanan dan kiri, sedangkan
korus ekskretorius merupakan lunbang pengeluaran urine.
Kelenjar kelamin (gonad) jantan atau testis dan gonat betina atau
ovarium. Testis tersebut berwarna putih dan menghasilkan
spermatozoid alat pernafasan utama ikan berupa insang (brankia).
Insang terdiri atas lengkung insang (arkus bankialis) dan lembaran
insang (hemi brankia) yang mengandung banyak kapiler darah.
Lembaran insang yang melekat pada insang disebut holobrankia.
Pernafasan pada ikan berlangsung dalam dua fase yaitu fase
inspirasi dan fase ekspirasi. Pada fase inspirasi, oksigenmasuk ke
dalam rongga mulut, sedangkan fase ekspirasi udara dilepaskan
dari alat pernafasan ke lingkungan sekitarnya. Ikan juga memiliki
suatu alat yang digunakan untuk membantu mendapatkan oksigen
dari lingkungan, yaitu gelembung renang (vesika natatoria atau
pneumatosis). Alat ini berasal dari penonjolan dinding bawah
saluran pencernaan (rongga perut) Gelembung renang tersebut
memiliki bentuk oval dan berisi oksigen berisi nitrogen dan
karbondioksida. Pneumatosisi berguna untuk membantu alat
pernafasan atau berfungsi layaknya paru-paru sehingga disebut
pulmosit. Selain itu, pneumatosisi juga berfungsi sebagai
hidrostatis sehingga ikan dapat mengetahui daya berat badannya

340

di suatu tempat dan menentukan tinggi rendah posisinya di dalam


air.
Alat peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh arteri dan
pembunuh vena. Jantung ikan dibungkus oleh selaput perikardium
dan terletak di rongga pericardium. Selain jantung, di dalam rongga
perikardium terdapat gelembung renang, ginjal, dan alat
reproduksi. Jantungnya beruang dua, yaitu satu atrium (serambi)
dan satu ventrikel (bilik). Darah di dalam jantung tidak mengandung
oksigen. Darah mengalir melalaui urat nadi kelembaran insang. Di
dalam lembaran insang tersebut CO 2 di keluarkan dan O 2 diambil
dari air. Darah yang mengandung O 2 langsung diedarkan ke
berbagai jaringan.
Peranan pisces dalam kehidupan manusia
Secara umum, banyak jenis ikan yang dimanfaatkan manusia untuk
memenuhi kebutuhan pangan. Selain itu dapat pula dimanfaatkan
untuk bahan penelitian, kesenangan dan rekreasi. Sebagai bahan
pangan ikan merupakan salah satu sumber protein hewani. Di
bidang yang lain, memancing ikan merupakan salah satu jenis
olahraga (rekreasi) yang banyak digemari dan memelihara ikan
hias di dalam akuarius atau kolam termasuk hobi yang dapat
memberi hiburan bagi manusia.
9.3.2.2. Amfibi
Hewan amfibi (kelas amphibian) merupakan hewan tetrapoda
(berkaki empat), terdiri atas 3900 speses. Penyebaran amfibi
pertama adalah pada periode karboniverus dan dikenal sebagai
tahun amfibi. Hingga saat ini terdapat tiga kelompok amfibi, yaitu
Ordo Anura (contohnya katak dan kodok), Ordo Urodella/Caudata
(contohnya, salamander), dan Ordo Apoda/Gymnophiona
(contohnya, salamander cacing).
Salamander termasuk hewan karnivor, makanannya berupa
invertebrata kecil, seperti serangga, siput, keong kecil, maupun
cacing. Fertilisasi salamander dilakukan secara internal. Umumnya
jantan menghasilkan sel sperma yang mengandung spermatofor
yang nantinya akan di tampung oleh hewan betina di dalam kloaka.
Kloaka salamander merupakan muara dari saluran urine, genital,
dan pencernaan (urogenital). Setelah sel telur betina dibuahi, sel
sperma akan dientuk telur. Telur tersebut diletakkan di air atau di
darat.

341

Salamander tidak berkaki, sering kali buta, berukuran sebesar


cacing dengan panjang 10 cm sampai 1 meter. Hidup terkubur di
tanah subur dan makanannya berupa cacing atau invertebrate
tanah lainnya. Tubuh dan ekor salamander panjang dan dilengkapi
oleh sepasang kaki. Bergerak seperti ikan dengan membentuk
huruf S. Katak (misalnya Rana sp) dan kodok (misalnya Bufo sp).
Merupakan jenis amfibi tak berekor. Kepala kedua hewan tersebutr
bergabung dengan anggota badan belakang yang terspesialisasi
untuk melompat. Katak mempunyai kulit yang halus dan kaki yang
panjang, hidup di dekat perairan tawar, sedangkan kodok bertubuh
gemuk, kulit kasar berbinntil, dan hidup di tempat berlumpur.
Amfibi berasal dari bahasa Latin, amphibian=dua kehidupan,
maksudnya kelompok hewan tersebut dapat hidup di darat dan di
air. Kebanyakan amfibi ke air hanya untuk melangsungkan
reproduksi. Fertilisasi secara eksternal, sel sperma membuahi sel
telur di luar tubuh amfibi betina. Umumnya telur dilindungi oleh
selubung agar-agar dan bercangkang. Pada saat menetas
dihasilkan kecebong yang melangsungkan kehidupan di air.
Kecebong merupakan larpa akuatik berinsang dan akan
bermetamorfosis menjadi dewasa. Hewan dewasa keluar dari
perairan dan bernafas dengan paru-paru. Selain di air, beberapa
jenis amfibi mampu bereproduksi di darat.
Amfibi mempunyai lidah untuk menangkap mangsa, kelopak mata
untuk menjaga kelembaban mata, telinga untuk menangkap
gelombang suara, dan laring yang dapat mengeluarkan suara. Otak
amfibi lebih luas dibandingkan otak ikan. Alat pernafasan utama
amfibi dewasa biasanya berupa paru-paru yang dibantu oleh poripori kulit. Sistem peredaran darahnya adalah system peredaran
darah ganda. Pada system peredaran darah tersebut sebagian
darah kaya O 2 masih bercampur dengan darah miskin O 2
diventrikel. Jantung amfibi beruang tiga, terdiri atas dua atrium
(serambi) dan satu fentrikel (bilik).
Kulit amfibi tidak bersisik dan halus, kelembabannya terjaga oleh
berbagai kelenjar mukosa. Kulit hewan tersebut berperan dalam
menjaga keseimbangan air dan respirasi, membantu mengatur
suhu tubuh ketika berada di darat melalui penguapan, dan
melindungi diri dari hewan predator melalaui pengeluaran racun
yang terdapat di dalam kelenjar kulit. Meskipun kulit tersebut
lembab dan tipis, amfibi tersebut biasanya tetap berada di sekitar
tempat berair agar tidak terkena resiko kekeringan. Beberapa
amfibi memiliki kemamapuan mimikri dan kulitnya dapat

342

berfluoresen mengeluarkan warna hijau dan merah (khususnya


pada katak beracun).
Amfibi termasuk hewan poikiioterm (eksoterm: berdarah dingin)
sehingga pengaturab suhu tubuhnya bergantung pada lingkungan.
Oleh sebab itu, wajar jika amfibi yang hidup di daerah subtropik
temeprat menjadi tidak aktif dan tidak bergerak selama musim
dingin. Pada umumnya katak yang hidup di benua eropa dapat
bertahan pada suhu hingga -60C.
Peranan amfibi dalam kehidupan manusia.
Dalam rantai makanan, peranan amfibi cukup penting untuk
mengatur populasi serangga. Amfibi juga merupakan makanan
bagi berbagai vertebrata lain, misalnya ular atau burung. Sebagian
orang menjadikan amfibi (misalnya, katak hijau) sebagian makanan
untuk memperoleh asupan protein.
9.3.2.3.. Reptil
Reptil (bahasa latin reptile=ular) termasuk dalam kelas reptilian dan
beranggotakan 6000 speses. Hewan ini diyakini berasal dari
perkembangan nenek moyang amfibi pada periode Permian. Reptil
mendominasi kehidupan di bumi lebih kurang 170 juta tahun sejak
era mesozoik, kemudian kebanyakan diantaranya mati.
Reptil adalah vertebrata pertama yang menyesuaikan diri terhadap
kehidupan di tempat yang kering. Reptil memiliki sifat autotomi,
yaitu dapat memotong ekornya apabila dalam keadaan bahaya.
Sisiknya merupakan eksoskeleton dari zat tanduk yang berasal dari
epidermik. Salah satu bentuk penyesuaian hewan terrestrial adalah
cara bereproduksi yang tidak bergantung pada air di sekelilingnya.
Reptil melakukan fertilisasi secara internal dan menghasilkan telur
yang dilindungi oleh cangkang. Telur yang dihasilkan merupakan
telur amneotik. Karena mengandung amnion. Amnion merupakan
membran embrionik penyelubung embrio yang bermanfaat untuk
melindungi embrio dan mengeluarkan limbah nitrogen. Selain itu,
membrane tersebut dapat juga berperan dalam menyediakan O2,
makanan, dan air untuk embrio.
Reptil banyak tersebar di tropik dan subtropik. Reptil air terdiri atas
Alligator, buaya, dan kura-kura. Sedangkan kadal dan ular
merupakan reptil darat. Reptil terdiri menjadi empat ordo, yaitu
Lacertilia, contohnya, cecak, biawak, dan komodo; Opidia,
contohnya, ular; Chelonia, contohnya, kura-kura dan penyu; dan
Crocodilia, contohnya, buaya dan alligator.

343

Dalam ekosisitem akuatik, buaya dan alligator menduduki tingkat


teratas dalam piramida makanan. Makanannya berupa ikan, jurakura, dan beberapa jenis hewan darat. Tubuhnya dilengkapi rahang
yang kuat dan ekor berotot yang berguna sebagai senjata dan
dayung. Kulitnya terbuat dari zat tanduk. Meski reptil tidak
mengeluarkan suara, buaya jantan dan betina mengeluarkan suara
untuk menarik perhatian pasangannya. Pada beberapa sepsies
reptile, hewan jantan bertugas melindungi telur dan menjaganya
untuk waktu tertentu.
Kura-kura mempunyai cangkang yang berat. Hewan ini kehilangan
gigi, tetapi digantikan oleh paruh yang tajam. Kebanyakan kurakura menghabiskan waktu di dalam air. Kura-kura laut akan
meninggalkan laut hanya pada saat bertelur. Kaki kura-kura laut
datar mirip dayung sedangkan kaki kura-kura terrestrial umumnya
kuat, berjari, berkuku yang berguna untuk berjalan.
Kadal mempunyai empat cakar kaki. Hewan ini merupakan karnivor
bagi serangga dan hewan kecil, termasuk jenis kadal lainnya.
Iguana yang mendiami kepulauan Galapagos dapat beradaptasi
dengan cara menghabiskan waktu di laut karena makanannya
berupa vegetasi laut. Bunglon terbiasa hidup di pohon, dilengkapi
oleh lidah yang lengket dan panjang untuk menangkap serangga
dari jarak jauh. Kadal mempunyai kemampuan mimikri, warna
kulitnya dapat berubah tersamar dengan lingkungannya. Kadal
bereproduksi secara ovovivivar.
Ular berasal dari kadal yang kehilangan kaki karena adaptasinya
untuk membuat liang. Hewan ini tidak mempunyai anggota tubuh
dan bergerak dengan otot perut. Rusuknya banyak, tetapi tidak
mempunyai tulang dada. Ular merupakan karnivor dan mempunyai
rahang yang melekat secara kendur di tengkorak. Hal tersebut
menyebabkan ular dapat menelan mangsa yang lebih besar
dibandingkan ukuran kepalanya. Lidah ular yang terjulur dapat
mengumpulkan molekul-molekul yang terkandung di dalam udara
dan mengirimkannya ke organ Jacobson untuk diperiksa. Organ ini
merupakan organ yang terletak di atap rongga mulut dan berperan
sebagai organ olfaktori untuk menciumi bahan kimia yang
terkandung di udara. Proses pencernaan makanan berlangsung
lama. Sebagian besar ular tidak beracun. Pada ular beracun
terdapat taring yang dapat merobek dan menginveksikan racun
(bisa). Tairng ular berbisa tidak dapat dilipat. Ular merupakan
hewan ovivar.
Reptil mempunyai kulit berkeratin yang tebal, bersisik, dan
impermiabel terhadap air. Keratin merupakan bahan protein yang
344

ditemukan di rambut, kuku jari, dan bulu. Kulit akan melindungi ular
dari kehilangan air danmengalami beberapa kali pergantian dalam
setahun (kornifikasi). Paru-paru reptile telah mengalami
perkembangan yang baik dan mampu bergerak secara ritmik
sesuai kembang kempis sangkar tulang rusuk.
Pada umumnya jantung reptil memiliki empat ruang yang belum
sempurna, kecuali jantung pada buaya yang sudah sempurna.
Meski demikian, darah miskin O2 telah terpisah sepenuhnya dari
darah kaya O2. Ginjal mengekskresi asam urik, limbah nitrogen
yang dihasilkan dibuang bersama air. Reptil termasuk hewan
eksoteron. Dalam adaptasi tingkah laku, kehangatan suhu tubuh
diperoleh dengan cara berjemur diri.
Peranan reptil dalam kehidupan manusia
Reptil banyak dimanfaatkan manusia sebagai bahan makanan,
obat-obatan, hiasan atau sandang. Misalnya, telur penyu dapat
dimanfaatkan sebagai sumber protein bagi manusia. Sebagian
orang meyakini bahwa darah dan bias ular dapat digunakan
sebagai obat. Untuk keperluan sandang, kulit buaya banyak
digunakan sebagai bahan baku pembuatan tas atau sepatu. Bagi
petani, kehadiran ular atau kadal sangat penting untuk mengontrol
populasi hama tikus.
9.3.2.4. Aves
Burung termasuk dalam kelas aves dan beranggotakan lebih
kurang 9000 spesies. Meski burung tidak mempunyai gigi dan
hanya memiliki ekor, hewan ini mempunyai kesamaan ciri dengan
reptil, seperti bentuk tubuh, sisik kaki, paruh yang keras dan
termasuk hewan ovivar yang menghasilkan telur amniotik
bercangkang keras.
Klasifikasi burung berdasarkan tipe paruh, habitat dan tingkah laku.
Keberagaman terlihat dari beragamnya ordo, antara lain burung
pemburu yang memiliki paruh menukik dan cakar tajam, burung
pantai yang memiliki paruh yang ramping dan tajam serta tungkai
yang panjang, burung pelatuk yang berparuh seperti pahat dengan
tipe kaki penggenggam, burung air yang mempunyai jari bersirip
dan paruh lebar, penguin yang memodifikasi sayap seperti dayung,
dan burung pengicau yang memiliki tipe kaki untuk bertengger.
Burung adalah satu-satunya hewan modern yang berbulu. Bulu
tersebut merupakan modifikasi dari sisik reptile. Ada dua jenis bulu,
yaitu bulu terbang dan bulu bawah yang berguna untuk
menghalangi hilangnya panas tubuh. Hal tersebut penting karena
345

burung termasuk hewan homeoterm yaitu hewan yang memelihara


suhu konstan dan relative tetap tinggi. Sehingga tetap dapat aktif
walau cuaca dingin. Berdasarkan susunan anatominya, bulu dapat
dibagi menjadi tiga macam yaitu:
(a). Plumae, merupakan bulu yang memberi dasar bentuk
tubuh yang berada pada sayap dan ekor, berfungsi untuk
terbang.
(b). Plamulae, bulu yang terdapat pada burung yang masih
muda dan pada burung yang sedang mengerami telur,
berfungsi sebagai isolator (misalnya, suhu).
(c). Filoplumae, bulu yang memiliki rambut. Bulu tersebbut
tumbuh di seluruh permukaan tubuh. Berfungsi sebagai
sensor.
Tubuh burung tidak sepenuhnya ditumbuhi oleh bulu. Sebagian
permukaan kulit yang tidak berbulu disebut apteria sedangkan yang
berbuku disebut pterilae.
Bentuk dan struktur tubuh burung sering dihubungkan dengan
kemampuannya untuk terbang. Hal demikian berkaitan dengan
dimilkinya tulang berronga udara yang sangat ringan. Paruh dapat
meggantikan fungsi rahang serta mempunyai leher ramping, tulang
dada burung agak luas sesuai untuk penyeimbang tubuh dan
dilengkapi oleh otot yang kuat untuk terbang. Otot memperoleh
energi melalui oksidasi di dalam tubuh. Oksigen tersebut mengalir
satu arah melalui kantong udara (hawa) dan paru-paru. Fungsi
kantong hawa (saccus pneumaticus) antara lain untuk membantu
pernafasan ketika terbang, membungkus organ dalam agar tidak
kedinginan, mencegah hilangnya panas terlalu banyak, mengatur
berat jenis tubuh ketika berenang. Dan membantu memperkeras
suara. Sistem peredaran darah ganda pad burung sudah lebih
sempurna karena jantungnya terdiri atas empat ruang dan darah
yang kaya O2 sudah terpisah dari darah miskin O2.
Kemampuan terbang burung didukung oleh indra dan sistem saraf
yang telah berkembang dengan baik. Daya penglihatan burung
sangat kuat dan memiliki refleks otot yang sangat baik. Adanya
kemampuan terbang menyebabkan hewan ini dapat bermigrasi dan
mencari sumber makanan hingga jauh dari habitat aslinya.
Salauran pencernaan burung terdiri atas paruh, rongga mulut,
taring esophagus, tembolok, lambung kelenjar, lambung
pengunyah, usus halus, usus besar, dan kloaka. Tembolok
merupakan pelebaran dari esophagus.

346

Peranan aves bagi kehidupan manusia


Hampir seluruh potensi yang dimiliki burung telah dimanfaatkan
manusia, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun ekonomi. Daging
dan telur unggas merupakan sumber lemak dan protein yang
dibutuhkan manusia. Keindahan kicauan dan warna jenis burung
tertentu menyebabkan manusia tertarik untuk memeliharanya.
Dahulu, bulu burung cendrawasih dijadikan hiasan kepala oleh sukusuku masyarakat di papua. Begitu juga kemempuan terbang
beberapa jenis merpati dimanfaatkan untuk suatu hobi atau
diperlombakan.
9.4. Reproduksi pada hewan
Untuk menjaga kelestarian jenisnya, setiap makhluk hidup melakukan
perkembangbiakan (reproduksi), tak terkecuali hewan. Reproduksi
pada hewan dapat dilakukan secara generatif (seksual) atau vegetatif
(aseksual).
Reproduksi secara generatif adalah proses perkembangbiakan
yang melibatkan dua individu yang berbeda jenis kelaminnya. Hewan
jantan akan menghasilkan sel kelamin jantan (sel sperma atau
spermatozoa). Sedangkan hewan betina menghasilkan telur atau sel
telur (ovum). Ketika dua jenis hewan sudah dewasa kelamin bertemu
(kawin), maka akan diikuti dengan peristiwa pembuahan (fertilisasi).
Fertilisasi adalah proses bertemunya sel sperma dan ovum.
Fertilisasi dapat terjadi di dalam tubuh (interna) atau di luar tubuh
(eksterna). Fertilisasi interna misalnya dilakukan oleh ayam, kelinci,
sapi. Sedangkan fertilisasi eksterna, misalnya dilakukan oleh katak
dan ikan.
Pertemuaan dua sel kelamin yang berbeda (sperma dan ovum) akan
menyatukan inti kedua sel dan terbentuklah zigot. Zigot kemudian
akan membelah, menjadi 2, 4, 8, 16 dan seterusnya hingga
terbentuklah morula, blastula, gastrula hingga akhirnya menjadi
embrio dan individu baru setelah melakukan pembelahan sel hingga
jutaan kali. Proses pembelahan sel ini akan terus berlangsung
sepanjang hayat.
Reproduksi secara vegetatif adalah proses perkembang biakan
tanpa melibatkan sel sperma dan sel telur. Ada bagian-bagian tubuh
yang dapat berkembang menjadi individu baru. Beberapa cara
dilakukan hewan dalam reproduksi secara vegetatif, Diantaranya
adalah pertunasan, fragmentasi dan patenogenesis.

347

Pertunasan adalah munculnya individu baru karena adanya


pertumbuhan suatu bagian tubuh. Misalnya : Hydra. Fragmentasi
adalah proses pertumbuhan bagian tubuh dari bagian tubuh yang
terpisah-pisah. Misalnya pada Planaria. Potongan-potongan tubuh
Planaria dapat tumbuh menjadi individu baru. Peristiwa ini
dimungkinkan karena tubuh Planaria memiliki kemampuan regenerasi
(tumbuh yang baru) yang tinggi. Partenogenesis adalah cara
reproduksi yang khusus, yaitu ovum berkembang menjadi individu
baru tanpa adanya pembuahan oleh sperma. Misalnya yang
dilakukan oleh lebah, semut, kadal.
9.5. Pertumbuhan dan perkembangan hewan
Setelah menjadi ovum dibuahi oleh sperma, zigot mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan
hewan dapat dikelompokkan ke dalam dua fase, yaitu: fase
embrionik (pembelahan, blastulasi, gastrulasi, morfogenesis, induksi
embrionik, diferesiensi dan spesialisasi, organogenesis) dan fase
pasca embrionik (metamorfosis, regenerasi).
Pada fase pertama,
zigot berubah menjadi embrio dengan
mengalami beberapa tahapan, sebagai berikut :
a. Tahapan morula, yaitu sel-sel yang menggerombol membentuk
struktur seperti buah murbei dan disebut morula
b. Tahapan blastula, adalah tahapan ketika morula merubah
strukturnya menjadi seperti bola yang didalamnya berongga dan
disebut blastula. Pada mamalia, digunakan istilah blastosis.
c. Tahapan gastrula, adalah tahapan ketika sel-sel pada blastula
menyususn diri sehingga terbentuklah dua lapisan sel atau tiga
lapis sel, disebut gastrula. Pada, ubur-ubur (Coelenterarata)
gastrula memiliki dua lapisan sel saja yang kemudian berkembang
menjadi endoderm dan ektoderm (Coelenterata disebut juga
hewan yang bersifat diploblastik). Sedangkan hewan-hewan
selain Coelenterata gastrula memiliki tiga lapis sel, yaitu
endodermis, mesoderm dan ektoderm. Mereka dikelompokkan ke
dalam hewan yang bersifat triploblastik.
Pada hewan triploblastik, sel-sel pada setiap lapisan sel akan
mengalami proses diferensiasi dan spesialisasi. Sel-sel tersebut
akan berkembang menjadi berbagai jaringan dan organ tubuh,
seperti dapat dilihat dari tabel berikut :

348

Tabel diferensiasidan spesialisasi sel-sel penyusun gastrula.


Endoderm
Mesoderm
Ektoderm

sel-sel yang melapisi bagian dalam sistem


pencernaan, sistem sirkulasi dan juga jaringan dan
organ lain seperti hati dan paru-paru
menjadi otot, tulang, ginjal, darah, kelenjar kelamin
(testis atau ovarium) dan jaringan ikat
sistem syaraf, kulit, rambut, kuku, kelenjar keringat,
kelenjar minyak dan saluransaluran sekresi.

Pada banyak jenis hewan, baik invertebrata maupun vertebrata,


seperti katak dan belalang (serangga), embrionya berkembang dalam
telur. Jika telur menetas akan keluar larva, selanjutnya mengalami
metamorfosis menjadi bentuk dewasa muda (imago). Misalnya
perkembangan pada katak hijau sebagai berikut :
a. insang dalam terbentuk setelah 18 hari,
b. tutup insang terbentuk setelah 12 hari,
c. tungkai belakang terbentuk setelah 2 bulan,
d. tungkai depan terbentuk setelah 3 bulan,
e. metamorfosis selesai lebih dari 3 bulan,
f. katak mulai dewasa setelah 1 tahun.
Perhatikan siklus hidup katak berikut!
1. Katak jantan dan betina sedang kawin.
2. Sel-sel sperma
3. Sel telur
4. Telur dibuahi setelah 1 jam, selubung telur serupa lendir
membengkak
5. Perkembangan embrio:
a. stadium morula (setelah 3-7 jam)
b. stadium blastula (setelah 18 jam)
c. stadium gastrula (setelah 34 jam)
d. perkembangan lapisan-lapisan (setelah 62 jam)
e. ekor mulai tumbuh (setelah 84 jam)
6. Stadium menetas, dalam bentuk larva mempunyai insang luar
(setelah 6 hari)
7. Perkembangan selama metamorfosis :
a. insang dalam (setelah 8 hari)
b. tutup insang (setelah 12 hari)
c. tungkai belakang (setelah 2 bulan)
d. tungkai muka (setelah 2 -3 bulan)
8. Metamorfosis selesai (3 bulan lebih)

349

Proses pada ulat daun, metamorfosis terjadi secara sempurna


(holometabola) (Gambar 9.31), artinya perubahan bentuk antara satu
tahapan dengan tahapan berikutnya terlihat sangat jelas. Pada
capung,
metamorfosisnya
tidak
sempurna
(hemimetabola).
Perubahan jelas hanya terlihat ketika telur menetas dan
menghasilkan nimfa. Nimfa kemudian akan mengalami pergantian
kulit (molting) beberapa kali hingga mencapa dewasa. Selama
molting, perubahan bentuknya tidak terlihat. Hanya ukurannya
bertambah besar.

a)

b)

http://www.tulane.edu/~ldyer/outreach/Metamorphosis%20of%20monarch%20butterfly.jpg
http://www.maungatapu.school.nz/home/gate1/dragonfly_life_cycle.jpg

Gambar 9.31. Metamorfosis pada : a. ulat daun (holometabola) dan b.


capung (hemimetabola).

Regenerasi adalah proses pemulihan jaringan tubuh atau bagian


tubuh (organ) yang rusak. Di dalam tubuh tersedia sel-sel yang siap
membelah memperbanyak diri saat diperlukan untuk mengganti selsel jaringan yang rusak. Sel-sel tersebut belum terdiferensiasi. Sel-sel
semacam ini disebut sel batang (stem cell). Regenerasi tidak
membuat organ baru. Saat tubuh terluka, luka tersebut akan segera
menutup kembali karena ada regenerasi. Saat dinding rahim luruh
(ketika menstruasi), sel-sel di bawahnya akan segera membelah
begitu menstruasi selesai. Ekor cicak yang putus juga akan tumbuh
lagi karena adanya pembelahan sel-sel yang baru.

350

Pada reptil (seperti kadal dan kura-kura) dan aves (seperti ayam dan
burung), embrio berkembang di dalam sel telur yang besar. Sel telur
ini mengandung banyak cadangan makanan untuk perkembangan
embrio. Sel telur mereka berada di dalam cangkang kapur yang
keras. Untuk perkembangannya, sel telur itu harus dihangatkan pada
suhu tertentu. Induk reptil akan melakukannya dengan menempatkan
telur-telur mereka di tempat yang dapat terkena hangatnya matahari.
Sedangkan induk aves, melakukannya dengan menggunakan panas
tubuhnya dengan cara mengeraminya. Setelah 21 hari masa
pengeraman, anak ayam akan keluar dari cangkag telur (menetas).
Dapatkah kalian menetaskan telur ayam yang biasa dikonsumsi ?
Pertumbuhan dan perkembangan pada mamalia
Embrio mamalia berkembang didalam rahim induknya (uterus) dan
mendapat zat makanan (nutrisi) dan oksigen dari induk melalui
plasenta dengan perantara tali pusat. Masa pertumbuhan embrio
sampai kelahiran fetus disebut masa kehamilan (gestasi). Jenis
hewan yang satu dengan yang lain memiliki masa gestasi yang
berbeda-beda seperti tabel 9.5, bergantung pada bentuk dan ukuran
tubuhnya.
Pada hewan paruh bebek (Ornithorynchus) tidak dijumpai plasenta
karena jenis mamalia tersebut bersifat ovipar. Paruh bebek dewasa
menyusui anaknya setelah telur menetas.
Selama masa pertumbuhan dan perkembangan, berbagai faktor
mempengauhinya. Secara umum dikelompokkan ke dalam faktor luar
(eksternal) dan faktor dalam (internal). Dapatkah kalin menyebutkan
faktor-faktor tersebut ?
Tabel 9.5. Masa kehamilan pada beberapa hewan
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jenis hewan
Tikus
Anjing/kucing
Kambing/biri-biri
Manusia
Zebra/kuda
Gajah

Masa gestasi
22 hari
60 hari
150 hari
280 hari
400 hari
700 hari

351

9.6. Mekanisme Gerak Pada Hewan

Gambar 9.32. Hewan senantiasa bergerak untuk


mempertahankan kelangsungan hidupnya .

Bergerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup, misalnya


untuk mendapatkan makanan, menyelamatkan diri dari musuh, atau
mencari pasangan hidupnya. Cara gerak hewan berbeda-beda, ada
yang dengan cara berenang, melata, berjalan (Gambar 9.32), berlari,
atau melompat.
Pada vertebrata, gerak melibatkan tulang dan otot yang
merupakan alat gerak yang berkaitan erat. Tulang dapat bergerak
karena digerakkan oleh otot.
Semua sistem dalam tubuh vertebrata dibangun oleh organorgan dan jaringan yang teksturnya lemah. Jaringan dan organ
pembangunnya mempunyai bentuk yang tetap, namun bentuk tak
dapat dipertahankan tanpa perlindungan dan penopang. Rangka
dapat menopang dan melindungi organ-organ tubuh tersebut. Tanpa
rangka, tubuh tidak mempunyai bentuk.
Rangka tubuh disamping menopang dan melindungi serta
menstabilkan tubuh, juga mempunyai peran penting dalam membuat
gerakan. Tidak semua hewan mempunyai rangka, misalnya gurita.
Untuk membuat gerakan gurita terbantu oleh air sebagai tempat
hidupnya. Sebagian hewan mempunyai rangka luar (eksoskeleton)
yang berperan utama sebagai pelindung, seperti umumnya pada
artropoda.

352

Hewan darat terutama vertebrata termasuk manusia memerlukan


banyak faktor untuk menunjang gerakan tubuhnya. Vertebrata
mempunyai rangka dalam (endoskeleton) yang terdiri dari tulang dan
tulang rawan. Vertebrata adalah kelompok hewan yang mempunyai
ruas tulang belakang yang menopang tubuh dengan kuat. Selain
tulang belakang, vertebrata juga dilengkapi dengan tulang-tulang
anggota tubuh yang memungkinkan terjadi gerakan yang bervariasi.
Manusia mempunyai kemampuan yang sangat menakjubkan untuk
melakukan sejumlah variasi gerakan yang kompleks.
9.5.1.Tulang
Di dalam tubuh manusia, tulang-tulang menyusun alat gerak pasif
dalam bentuk rangka. Susunan rangka dibangun dari gelang-gelang
dan lebih dari 200 potong tulang. Tulang-tulang bertemu satu dengan
yang lain pada sambungan tertentu.
Sambungan itulah yang dapat membantu kelancaran gerakan.
Sejumlah gerakan dapat terjadi karena adanya macam-macam
hubungan antar tulang (artikulasi). Namun, gerakan tak mungkin
terjadi tanpa penggerak, yaitu otot. Oleh karen itu, tualng disebut
sebagai alat gerak pasif sedangkan otot yang berperan sebagai
penggerak tulang disebut alat gerak aktif.
` Menurut bentuk dan ukurannya tulang dibedakan sebagai berikut:
1. Tulang pendek
Tulang pendek bentuknya seperti silider kecil, berfungsi agar
tulang dapat bergerak bebas. Tulang pendek terdapat pada
pergelangan tangan dan kaki, telapak tangan dan kaki.
2. Tulang panjang
Tulang panjang bentuknya seperti pipa, berfungsi untuk
artikulasi, terdapat pada tulang hasta, tulang paha dan tulang
betis.
3. Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar, berfungsi untuk
melindungi struktur dibawahnya, seperti pada pelvis, tulang
belikat dan tempurung kepala.
4. Tulang tidak beraturan
Tulang tidak beraturan ini bentuknya kompleks dan
berhubungan dengan fungsi khusus. Contoh tulang tidak
beraturan adalah tulang punggung dan tulang rahang.

353

Gambar 9.33. Kerangka manusia.


Menurut bahan pembentuknya, tulang dapat dikelompokkan atas
tulang rawan (kartilago) dan tulang (osteon).
a. Tulang rawan (kartilago)
Keadaan tulang rawan lentur (elastis). Telinga, ujung hidung,
dan laring (Adam`s apple) dibentuk dan ditopang oleh tulang
rawan. Pada umumnya, matriks pada tulang rawan
mengandung serabut kolagen dan tidak mengandung kalsium.

354

Tulang rawan dibentuk oleh sel-sel tulang rawan (kondrosit)


yang dihasilkan oleh kondroblas (pembentuk tulang rawan).
Antara sel-sel rawan terbentuk matriks dari kolagen dalam
bentuk gel dari karbohidrat dan protein. Macam-macam tipe
tulang rawan adalah sebagai berikut:
tulang rawan hialin, sifatnya halus dan terdapat di
ujung tulang.
tulang rawan elastis, sifatnya elastis pada telinga
dan epiglotis.
tulang rawan yang liat (kuat) terbentuk dari
serabut kolagen yang banyak dalam matriks,
terdapat pada tendon dan ligamen.
b. Tulang sejati (osteon)
Tulang terdapat pada seluruh anggota gerak. Bagian
lapisan luar tulang keras (tulang kompak) dan mengelilingi
rongga yang disebut rongga sumsum. Berdasarkan teksturnya,
tulang dibedakan atas 2 macam, yaitu:
tulang kompak, membentuk lapisan luar yang padat.
tulang spons (berongga), bagian dalam pipih, seperti
pada tulang tengkorak dan pada ujung-ujung tulang
panjang dekat sambungan tulang. Bentuk rongga ini
melindungi tulang itu sendiri jika ada tekanan, benturan
atauhentakan.
Bila tulang dipotong sedemikian rupa kemudian dilihat
dengan mikroskop, maka akan terlihat lingkaran-lingkaran sel
tulang yang tersusun secara konsentris, melingkari pembuluh
darah dan saraf. Lingkaran sel tulang bersama dengan
pembuluh darah dan saraf membentuk saluran Havers atau
sistem Havers.
Bagian dalam dari tulang berisi sumsum tulang yang terdiri
dari dua tipe, yaitu sumsum merah dan sumsum kuning.
Sumsum merah merupakan tempat produksi sel darah merah.
Pada anak-anak, sumsum merah terdapat pada seluruh
tulang; sedangkan pada orang dewasa, sumsum merah
terdapat pada tulang tengkorak, ruas tulang belakang, tulang
rusuk, dan tulang gelang.
Sumsum kuning terdapat pada tulang-tulang anggota gerak
dewasa. Sumsum kuning terbentuk dari campuran sel jaringan
ikat, seperti jaringan lemak dan sumsum merah.

355

Tulang dibentuk dari osteosit dan matriks. Osteosit


dibentuk dari Osteoblas. Jenis-jenis matriks adalah sebagai
berikut:
semen: tersusun dari molekul karbohidrat.
kolagen: bentuknya seperti serabut. Kolagen yang diikat
oleh semen akan menampakkan ciri tulang. Tanpa
kolagen, tulang menjadi rapuh seperti kepingan-kepingan
karang atau kapur. M
mineral: misalnya seperti kalsium, fosfat, dan karbonat.
Tanpa adanya mineral dalam matriks tulang menjadi
lentur. Dalam matriks terdapat kalsium yang menjadikan
tulang bersifat keras, sedangkan mineral merupakan 65%
dari berat seluruh tulang.
Tulang adalah jaringan hidup. Ini berarti bahwa tulang dapat
tumbuh dan memperbaiki sendiri bagian yang rusak (patah,
retak). Pada tulang dewasa ada bagian tulang yang dirusak
(pada bagian tengah tulang pipa) oleh perombak sel tulang
(osteoblas). Tulang tumbuh menjadi besar dengan
perbanyakan sel dan menjadi panjang. Tempat memanjangnya
tulang pada daerah pertumbuhan atau cakra epifisis (daerah
dekat ujung-ujung tulang).
9.5.2. Rangka
Rangka manusia (vertebrata) dapat dikelompokkan menjadi tiga
bagian, yaitu: tengkorak, berfungsi melindungi otak; tulang badan,
berfungsi menopang tubuh secara keseluruhan dan membentuk
tubuh; tulang-tulang anggota, berfungsi menopang anggota gerak dan
meletakkan otot ke tubuh. Secara garis besar, rangka dibagi menjadi
rangka sumbu dan rangka tambahan. Rangka sumbu terdiri dari
tengkorak dan tulang badan, yaitu tulang belakang, tulang dada, dan
tulang rusuk. Rangka tambahan terdiri dari tulang-tulang anggota
tubuh. Berikut ini kita bahas organisasi rangka satu per satu.
a. Tengkorak
Tengkorak terbentuk dari tempurung kepala (kranium), tulang
muka, dan rahang. Tulang tenggkorak tersusun dari 22 tulang yang
dibagi dua kelompok sebagai berikut:
Tulang tempurung kepala = kranium
Kranium atau tempurung kepala mengelilingi dan menlindungi
organ yang vital, yaitu otak. Sebelum lahir, tulang tempurung kepala
terpisah-pisah dan terdiri atas 8 (delapan) bagian. Setelah lahir,
bagian-bagian tulang ini belum menyatu tapi berlekatan dengan jaring
356

serabut. Sambungan ini adalah hubungan yang tak dapat digerakkan.


Selama pertumbuhan menjadi dewasa, tulang-tulang ini menyatu
membentuk tempurung kepala yang menjadi pelindung otak.
Saraf dan pembuluh darah masuk dan keluar dari otak melalui
lubang khusus, yaitu foramen magnum yang terletak di dasar
tempurung otak menuju sumsum belakang.
Tulang muka dan rahang
Tulang-tulang muka terletak pada bagian muka kepala. Tulang ini
terdiri dari 14 buah tulang yang menyusun bentuk khusu muka; di
antaranya membentuk rongga mata untuk melindungi mata,
membentuk rongga hidung, langit-langit, rahang atas dan rahang
bawah, serta gigi.
Kecuali rahang bawah (mandibula), semua tulang-tulang muka
bersatu dan tidak dapat digerakkan. Rahang bawah adalah tulang
muka yang dapat digerakkan, sehingga menyebabkan mulut terbuka
waktu mengunyah dan berbicara.
b. Tulang badan
Tulang badan terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian dada, bagian
belakang, dan bagian panggul. Setiap bagian ini terdiri dari otot dan
tulang yang melindungi rongga tubuh. Bagian dada terdiri dari ruas
tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang dada. Bagian belakang
hanya terdiri dari ruas tulang belakang. Bagian tulang panggul terdiri
dari tulang pinggul, tulang belakang, dan tulang kemaluan.
Ruas tulang belakang
Ruas tulang belakang berada di tengah tubuh yang menopang
seluruh tubuh dan melindungi organ-organ lunak di dalam rongga
tubuh, menyokong tubuh, dan menjaga kestabilan tubuh.
Terdapat 33 ruas tulang belakang yang membentuk tulang
belakang dan melakukan gerakan yang berbeda sesuai letakknya,
walaupun mempunyai bentuk dasar yang sama. Tiap ruas
mempunyai lubang di tengah. Lubang-lubang ini berhubungan
membentuk saluran spinal. Saluran ini melindungi sumsum tulang di
sepanjang tulang tulang belakang. Selain itu, ada bagian-bagian ruas
berbentuk duri/taju (tonjolan) yang memperkuat tulang.
Jika diamati akan terlihat bahwa tulang belakang tidak lurus, ada
bagian yang melengkung. Lengkung ini sangat penting untuk
membantu tubuh dalam menjaga keseimbangan berat kepala, badan,
dan anggota gerak.

357

Struktur dari ruas tulang belakang bervariasi karena mempunyai


tugas yang berbeda, yakni:
a. 7 ruas tulang leher
b. 12 ruas tulang punggung
c. 5 ruas tulang pinggang (lumbar)
d. 5 ruas tulang kelangkang/sakrum bersatu
e. 3-5 ruas tulang ekor/koksiks bersatu.
Tulang leher memiliki tonjolan yang kecil, sehingga tulang ini
agak lentur (fleksibel) dan dapat digerakkan, misalnya untuk gerakan
kepala.
Tulang punggung gerakannya kurang fleksibel karena adanya
tonjolan dan bagian lain tempat melekatnya tulang rusuk.
Tulang pinggang agak besar ukurannya. Tonjolan pada tulang ini
juga agak besar sehingga kokoh dan sukar digerakkan.
Tulang kelangkang bersatu dan tak dapat digerakkan. Tulang ini
menjadi bagian dari gelang panggul.
Koksiks (tulang ekor) kecil ukurannya, terdiri atas 3-5 ruas
vertebrata yang bersatu dan tak berfungsi; terdapat di ujung
belakang.
Tulang rusuk dan tulang dada
Stuktur tulang rusuk tersusun dari:
1. 7 pasang rusuk sejati (kosta vera)
2. 3 pasang rusuk palsu (kosta spurla)
3. 2 pasang rusuk melayang (kosta fluktuatens)
Sedangakan struktur tulang dada tersusun dari bagian hulu
(manubrium sterni), bagian badan (corpus sterni), dan taju pedang
(proccesus xyphoigeus).
Tulang gelang
Terdapat dua macam tulang gelang pada vertebrata, yaitu:
1. gelang bahu yang terdiri dari tulang belikat (skapula) yang
melekat pada tulang rusuk, dan tulang selangka (klavikula) yang
melekat pada tulang dada.
2. gelang panggul yang terdiri dari tulang pinggul dan tulang
kemaluan.
c. Tulang anggota tubuh
Menurut tempatnya, ada dua kelompok tulang anggota, yaitu
tulang anggota depan dan tulang anggota belakang.
358

Pada hewan, tulang anggota depan adalah tungkai depan,


sedangkan tulang anggota belakang tungkai belakang. Tulang
anggota melekat pada tubuh dengan bantuan rangka gelang.
Perlekatan ini, untuk anggota depan, dilekatkan oleh pangkal lengan
(humerus); sedangkan untuk anggota belakang dilekatkan oleh tulang
paha (femur).
Dari siku, berpangkal dua tulang lengan bawah, yaitu tulang
hasta (ulna) dan tulang pengumpil (radius). Radius dapat digerakkan
di atas ulna (gerak memutar). Pada anggota belakang setelah femur
terdapat tulang tempurung lutut (patella), tulang betis (fibula), dan
tulang kering (tibia).
Pada anggota depan, di bawah tulang hasta dan pengumpil
derdapat tulang pangkal lengan (karpal), tulang tapak tangan
(metakarpal), dan tulang jari tangan (falang). Pada anggota belakang,
di bawah tulang betis dan tulang kering terdapat tulang pangkal kaki
(tarsal), tulang tapak kaki (metatarsal), dan tulang jari kaki (falang).
Siku dan tangan
Siku merupakan alat yang sangat penting karena dapat
melakukan banyak gerakan. Ini dimungkinkan pula oleh susunan
tulang-tulang dan ototnya. Tulang pangkal tangan (karpal)
memungkinkan terjadinya gerak rotasi.
Ada dua tipe otot yang menggerakkan tangan, sehingga dapat
melipat dan melurus. Otot-otot ini tertata pada tulang lengan bawah
bagian depan hingga ke jari-jari membentuk tendon yang panjang.
Tendon adalah penghubung antara ujung otot dan tulang.
Kamu dapat melihat dan merasakan otot-otot pada lengan
bawah jika jari-jari digerakkan. Selain itu terdapat otot-otot kecil pada
jari-jari yang menyebabkan gerakan jari-jari itu sendiri.
Kaki
Tungkai didisain untuk 2 fungsi utama:
1. untuk menopang berat tubuh.
2. mengatur gerak tubuh/berjalan.
Jika kaki hanya terdiri dari satu tulang yang kuat, maka dapat
menopang berat tubuh, namun tidak ada fleksibilitas untuk gerakan
berjalan. Untuk itu, kaki terdiri dari struktur tulang yang kecil untuk
menarik otot dan tendon pada bagian muka; dan jari kaki, yaitu
bagian untuk mengangkat dan meningkatkkan kekuatan gerak.

359

Ada tiga lengkungan pada kaki; dua diantaranya melengkung di


sepanjang kaki, dan yang satu melintang. Lengkungan-lengkungan
tulang dibentuk untuk beberapa kepentingan sebagai berikut:
1. membuat gerakan lengkung menjadi lebih stabil, karena pada
dasar lengkungan tulang diikat ligamen. Ligamen adalah jaringan
ikat yang kuat yang menghubungkan tulang dengan tulang.
2. untuk membantu gerakan mengangkat, karena dasar lengkungan
dihubungkan oleh tendon.
Hubungan antar tulang (artikulasi)
Hubungan tulang adalah tempat satu atau lebih ujung tulang
bertemu dan dapat mengakibatkan gerak atau tidak. Hubungan tulang
yang memungkinkan pergerakan disebut persendian. Persendian ini
disusun oleh beberapa bagian yang dapat memperkuat sendi dan
mempermudah gerakan, yaitu ligamen, kapsul, cairan sinovial dan
membran sinovial.
1. Ligamen
Ujung-ujung tulang diikat bersama dari luar oleh jaringan ikat yang
disebut ligamen. Ligamen berfungsi seperti karet gelang yang kuat,
mengikat kedua ujung tulang pada satu hubungan tulang, mencegah
terkilirnya tulang (dislokasi), namun tetap memberi peluang untuk
gerakan tulang.
2. Kapsul
Kapsul merupakan lapisan serabut yang menyelubungi sendi dan
menghubungkannya bersama-sama. Di dalam kapsul, sendi
membentuk rongga.
3. Membran sinovial dan cairan sinovial
Pada bagian kapsul terdapat selaput yang membatasi
permukaan. Dalam selaput ini ada selapis membran tipis yang disebut
membran sinovial yang dapat mensekresikan cairan yang disebut
cairan sinovial. Cairan sinovial berfungsi untuk melumasi tulang.
4. Tulang rawan hialin
Bagian ujung tulang pada hubungan sinovial ditutupi/dilapisi oleh
lapisan tulang bawah hialin. Tulang rawan hialin ini bersama-sama
dengan cairan sinovial melindungi bagian-bagian ujung tulang,
sehingga dapat menghasilkan gerakan yang bebas.
Berdasarkan dapat dan tidaknya digerakkan, hubungan tulang
dibedakan atas diartrosis, amfiartrosis, dan sinartrosis.
1. Diartrosis
Gerak tubuh yang umum adalah gerak karena hubungan sinovial.
Hampir semua hubungan tulang anggota badan adalah hubungan
360

sinovial. Hubungan ini didisain untuk dapat digerakkan sebanyak


mungkin, walaupun memang ada sebagian hubungan ini yang arah
geraknya tertentu saja.
Diartrosis memudahkan tulang untuk bergerak oleh karena
adanya struktur seperti kapsul dan cairan sinovial, juga dimungkinkan
oleh adanya bentuk-bentuk tertentu dari ujung-ujung tulang.
Hubungan ini disebut persendian. Berdasarkan arah gerakannya,
diartrosis dibedakan sebagai berikut:
a. Sendi peluru
Pada kedua ujung tulang terjadi bentuk yang berlawanan, ujung
yang satu berbongkol, ujung yang lain berlekuk. Bentuk bongkol tadi
seperti peluru, karena itu sendi ini disebut sendi peluru (endartrosis).
Bentuk dan ukuran bongkol harus sesuai dengan bentuk dan ukuran
lekuk sendi pada ujung tulang yang lain. Bentuk demikian
memungkinkan terjadinya gerakan lebih besar ke segala arah.
Contohnya terdapat pada gelang bahu, tulang humerus dan gelang
panggul, dan tulang femur.
b. Sendi engsel
Pada sendi engsel, ujung tulang yang berhubungan terdiri dari
bongkol dan lekuk, tetapi lekuk tidak terlalu dalam. Selain itu bagian
tertentu terdapat struktur penganjal, sehingga gerakan yang dilakukan
terbatas satu arah. Contohnya pada siku atau lutut.
c. Sendi putar
Ada gerakan tertentu yang disebabkan oleh kedudukan tulang
yang satu tehadap tulang yang lain, yaitu gerak rotasi (memutar).
Contohnya antara tulang hasta dan pengumpil (gerakan spin);
gerakan ini akibat adanya sendi putar.
d. Sendi pelana
Ujung tulang antara ibu jari tangan dan tulang telapak tangan
membentuk pelana antara satu dengan yang lain; gerakan yang
dilakukan adalah dua arah, ke depan dan ke belakang atau ke kiri dan
ke kanan. Hubungan tulang ini disebut sendi pelana.
2.Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah hubungan tulang yang masih memungkinkan
adanya sedikit gerakan. Amfiartrosis dihubungkan oleh kartilago.
Contohnya adalah hubungan antara tulang belakang dan tulang iga.
3.Sinartrosis
Hubungan di kedua ujung tulang pada sinartrosis ini dipersatukan
oleh serabut jaringan ikat. Kemudian hubungan oleh serabut ini
361

mengalami osifikasi, sehingga persendian sinartrosis ini tidak dapat


digerakkan. Contoh hubungan sinartrosis adalah pada tulang
tengkorak.
Gangguan dan kelainan tulang
Kelainan dan gangguan pada tulang dapat disebabkan oleh
berbagai hal, misalnya akibat infeksi, susunan tulang, defisiensi, dan
kebiasaan yang buruk.
a. Gangguan infeksi
Gangguan tulang yang menimbulkan rasa sakit waktu digerakkan
antara lain disebabkan oleh radang getah dalam sendi yang terbentuk
oleh kerja kuman yang merusak selaput sendi. Keadaan ini disebut
artritis eksudatif.
Gangguan lain adalah adanya bunyi ketika tulang digerakkan
dan menimbulkan rasa nyeri. Penyebab gangguan ini adalah
berkurangnya cairan (minyak) sinovial. Keadaan ini disebut artritis
sika. Infeksi lain yang menimbulkan terbentuknya nanah pada sendi
dan mengakibatkan kulit berwarna merah adalah infeksi gonorea.
Biasanya penyakit ini menyerang lutut dan pangkal paha. Selain
gonorea, sifilis dapat juga menyerang sendi. Akibat penyakit sendi
yang kronis memungkinkan sendi tidak berfungsi dan tak dapat
melakukan gerakan (kaku).
b. Kelainan tulang
Fungsi tulang untuk melaksanakan gerak akan terganggu jika
terjadi kelainan, seperti selaput tulang rusak dan bergeser, selaput
tulang sobek (memar), atau lepasnya ujung tulang dari sendi/urat
sendi. Banyak kerusakan pada tulang oleh macam-macam sebab,
diantaranya tulang patah (fraktura). Tulang patah disebabkan atas:
1. patah tulang tertutup; tulang patah sedangkan kulit tidak terbuka.
2. patah tulang terbuka; tulang patah hingga mencuat keluar dari kulit.
patah tulang terbuka memudahkan terjadinya infeksi.
c. Nekrosa
Nekrosa dikenal sebagai penyakit matinya sel tulang. Di bagian
luar tulang terdapat selaput tulang (periosteum) yang berfungsi dalam
pertumbuhan tulang, terutama untuk suplai makanan. Jika periosteum
rusak, suplai makanan terhenti, maka timbullah nekrosis. Selain itu,
periosteum dapat mensuplai zat penyembuh untuk menyambung
tulang patah yang tidak sampai lepas atau jika tulang hanya retak
(fisura); peranan periosteum sangat penting untuk menyambungnya
kembali.

362

d. Defisiensi
Kekurangan vitamin D sehingga mengakibatkan
kekurangan zat kalsium sehingga membengkok.

tulang

e. Kebiasaan buruk
Banyak kelainan tulang akibat kebiasaan buruk yang tidak
disadari, sehingga menyebabkan terganggunya gerakan. Kebiasaan
buruk yang umumnya dilakukan saat tulang sedang berumbuh
mengakibatkan kelainan pada posisi tulang belakang. Kelainan
tersebut antara lain:
* Keadaan tulang belakang melengkung ke depan (lordosis).
* Keadaan tulang belakang melengkung ke belakang (kiposis).
* Keadaan tulang belakang melengkung ke samping (skoliosis).
f. Layuh semu
Layuh semu disebabkan oleh rusaknya cakra epifise akibat
infeksi sifilis pada anak sejak dalam kandungan. Kadaan rusaknya
cakra epifise menyebabkan tulang tidak bertenaga atau menjadi
layuh.
9.5.3. Otot
Tulang tak dapat bergerak tanpa otot. Persendian tulang sebagai
suatu konstruksi untuk pergerakan dikelilingi oleh otot. Otot mampu
menghasilkan gerak karena ada sel otot. Jika ada rangsangan, sel
otot dapat berkontraksi; dalam hal ini adalah otot rangka (lurik). Otot
yang berkontraksi menjadi pendek dan bagian tengahnya menebal,
menyebabkan tulang tempat otot itu bertaut dapat tertarik. Oleh
karena kemampuannya menggerakkan tulang, otot disebut alat gerak
aktif.
Jaringan otot tersusun dari sejumlah berkas otot yang dibungkus
oleh fasia superfasial. Berkas otot tersusun atas serabut otot (benang
otot) yang terbentuk oleh sel-sel otot. Sel-sel otot tampak lurik
disebabkan oleh susunan protein otot berupa fibril yaitu aktin dan
miosin. Protein otot menyebabkan adanya bagian gelap dan terang.
Jika diamati dibawah mikroskop, tampak seperti terdapat garis-garis
melintang dari sisi satu ke sisi lain. Di sepanjang fibril terdapat
miofibril (selubung otot).
Dengan mikroskop cahaya biasa, garis-garis tidak terlalu tampak,
sedangkan miofibril tampak sebagai garis tipis. Akan tetapi dengan
mikroskop elektron, miofibril tampak jelas. Masing-masing miofibril
terbagi menjadi pita gelap dan pita terang. Di tengah pita gelap
terdapat bagian terang yang disebut zona H. Di tengah zona H
terdapat garis gelap, yaitu garis M. Sementara itu di tengah pita

363

terang terdapat garis gelap yaitu garis Z. Daerah pada satu miofibril
dan garis Z satu ke garis Z lainnya disebtu sarkomer.
Jenis otot menurut bentuk selnya adalah otot lurik dan otot polos,
menurut sifatnya adalah otot sadar dan otot tak sadar, menurut lokasi
adalah otot dalam dan otot rangka, menurut tempat melekatnya
adalah otot rangka dan otot kulit.
Otot lurik umumnya merupakan otot sadar yang bekerja
berdasarkan perintah otak, misalnya otot yang melekat pada rangka.
Sedangkan otot polos merupakan otot tak sadar yang dapat bekerja
tanpa perintah otak, yaitu otot pada organ-organ dalam. Ada satu
pekecualian pada otot jantung, yaitu bentuk selnya seperti otot lurik,
tetapi dapat bekerja secara tak sadar. Fungsi otot lurik untuk
melaksanakan kerja, diantaranya: berjalan, memegang dan
mengangkat. Sedangkan untuk transpor makanan dan mengalirkan
darah oleh sel-sel pembuluh darah dilakukan oleh otot polos. Otot
jantung berfungsi menggerakkan jantung untuk memompa darah ke
seluruh tubuh.
Otot rangka melekat pada tulang. Ujung otot yang melekat pada
tulang yang tetap dalam posisinya (tidak berubah kedudukannya)
ketika otot berkontraksi, disebut origo. Sedangkan ujung otot lain
yang melekat pada tulang yang berubah kedudukannya (bergerak)
ketika otot berkontraksi disebut insesio. Origo otot rangka berbeda;
ada yang dua, seperti otot biseps (bi=dua, ceps=cephal=kepala) dan
ada yang tiga seperti otot triseps. Origo dan insesio adalah bagian
ujung otot (tendon). Ada tendon yang panjang sesuai fungsinya
seperti otot penggerak jari.
Mekanisme kontraksi otot
Seperti telah disebutkan bahwa otot bekerja dengan dua cara,
yaitu berkontraksi (memendek dan menebal) dan relaksasi (kembali
ke keadaan semula). Otot dapat memandek (kontraksi) maksimal,
keadaan ini disebut tonus, kemudian relaksasi. Namun, seringkali
rangsangan tertentu menyebabkan keadaan tonus tidak diikuti oleh
relaksasi keadaan otot seperti itu disebut tetanus (kejang).
a. Sebab terjadinya kontraksi
Telah disebutkan bahwa bagian otot yang berkontraksi
sebenarnya adalah sel-sel otot. Pada diagram tentang struktur otot
lurik terlihat adanya filamen protein, yaitu aktin yang tipis dan miosin
merupakan struktu yang agak tebal yang dihubungkan oleh struktur
benang, seperti jembatan.

364

Rangsangan yang tiba ke sel otot akan mempengaruhi asetikolin


yang peka terhadap rangsangan. Asetilkolin adalah ester asetil dari
kolin yang merupakan pemindah rangsang yang diproduksi oleh
bagian ujung serabut saraf. Asetilkolin yang lepas akan
membebaskan ion kalsium yang berada di antara sel otot. Ion kalsium
ini masuk ke dalam otat mengangkut troponium dan tropomisin ke
aktin. Kemudian posisi aktin berubah dan mempengaruhi filamen
penghubung.
Aktin tertarik mendekati miosin, sehingga aktin dan miosin
bertempelan membentuk aktomiosin. Akibatnya benang (sel) menjadi
pendek. Pada keadaan inilah otot sedang berkontraksi. Setelah itu ion
kalsium masuk kembali ke plasma sel, sehingga ikatan troponium dan
ion kalsium lepas, menyebabkan lepasnya perlekatan aktin dan
miosin, keadaan inilah yang disebut otot relaksasi.
b. Energi untuk kontraksi otot
Ingat bahwa kegiatan kontraksi memerlukan energi. Energi
yang digunakan disuplai dalam bentuk energi kimia. Energi ini diambil
dari molekul ATP (Adenosin Trifosfat dan Kreatinfosfat) yang
berenergi tinggi. Energi ini menggerakkan filamen penghubung antara
aktin dan miosin. Kreatinfosfat menyumbangkan fosforil pada ADP
selama otot berkontraksi. ATP yang dihidrolisis akan terurai menjadi
ADP (Adenosin Difosfat) dan mengeluarkan energi. Jika kehabisan
ATP dan tinggal ADP, ADP ini juga akan terurai menjadi AMP
(Adenosin Monofosfat). Proses perubahan ATP dan ADP menjadi
AMP sebagai berikut:
ATP ADP + P + E
ADP AMP + P + E
Dalam keadaan seperti ini (ADP AMP + P + E), otot tidak dapat
berkontraksi lagi, sebab tidak ada energi lagi. Fase ini disebut fase
anaerob. ATP harus dibentuk kembali agar otot dapat bergerak.
c. Pembentukan kembali ATP
Di dalam otot tersimpan gula otot, yaitu glikogen. Glikogen akan
dilarutkan menjadi laktasidogen (pembentuk asam laktat=asam susu).
Laktasidogen kemudian diuraikan menjadi glukosa dan asam susu.
Oleh peristiwa respirasi dengan O2, glukosa dipecah menjadi H2O dan
CO2 sambil membebaskan energi. Proses perubahan tersebut
tampak sebagai berikut:
Glukosa + O2 H2O + CO2 + E

365

Energi ini akan digunakan untuk membentuk ATP. Fase ini


disebut fase aerob (menggunakan oksigen).
Menurut sifat kerjanya, gerak dibedakan menjadi dua macam, yaitu
antagonis dan sinergis.
a. Kerja yang berlawanan (antagonis)
Kerja otot yang antagonis terjadi bila salah satu otot berkontraksi,
sedangkan otot yang lainnya relaksasi, contohnya: otot biseps
(kontraksi) dan otot triseps (relaksasi). Arah gerak otot yang
antagonis misalnya:
ekstensor
dan
fleksor;
gerak
meluruskan
dan
membengkokkan,
abduktor dan adduktor; gerak menjauhkan dan medekatkan
tungkai dari sumbu tubuh,d
epressor dan elevator; gerak ke bawah dan ke atas,
supinator dan pronator; gerak menengadah dan melungkup.
b. Kerja yang bersamaan (sinergis)
Gerak beberapa otot yang searah, contohnya pronator teres dan
pronator kuadratus terdapat pada lengan bawah.

366

Gangguan pada otot


Gangguan pada otot dapat disebabkan karena faktor luar dan
faktor dalam. Faktor luar meliputi kecelakaan dan serangan
organisme. Faktor dalam meliputi kesalahan gerak dan tidak pernah
melatih otot. Gangguan pada otot antara lain terlihat pada tabel
berikut:
Nama
gangguan
Karena serangan
mikroorganisme

Karena aktivitas

Penyebab

Gejala

Tetanus

bakteri Clostriduim
tetani

Atrofi otot

virus polio

Mengecilnya otot, dikuti


dengan kelumpuhan

Kaku leher
(stiff)

gerak yang
menghentak atau
salah gerak

menyebabkan otot
trepesius leher
meradang dan kaku

otot terus menerus


melakukan aktivitas

otot menjadi kejang


dan tidak mampu lagi
berkontraksi

Kram

otot tidak pernah


digunakan untuk
melakukan aktivitas.

Tondisi ketegangan
otot yang terus
menerus (terus
berkontraksi)

okuran otot mengecil


atau fungsinya turun

Atrofi
Karena hal lain

Distrofi otot
karena
bawaan

Hernia
abdominal

Myastenia

Genetik (sejak di
dalam kandungan)

distrofi otot merupakan


penyakit kronis
melemahnya otot sejak
kanak-kanak hingga
dewasa

sobeknya dinding otot


perut di dalam rongga
perut

usus menjadi masuk ke


celah otot dinding perut
yang lemah atau robek

kelainan pada sistem


kekebalan tubuh

otot melemah secara


berangsur-angsur
hingga menyebabkan
kelumpuhan

gravis

367

Rangkuman
Tubuh hewan memiliki enam jaringan utama, yaitu jaringan
epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan syaraf. Jaringan
epitel melapisi permukaan tubuh sebelah luar (kulit), berbagai rongga,
dan saluran di dalam tubuh. Fungsinya sebagai pelindung jaringan
yang terdapat di sebelah dalamnya, sebagai bagian dari kelenjar, dan
sebagai tempat penyerapan. terdiri dari bentuk pipih, kubus, batang,
dan kolumnar. mengikat sel-sel sehingga membentuk suatu jaringan
dan mengikat suatu jaringan dengan jaringan lainnya, menyokong
dan melindungi bagian-bagian tubuh, mengisi rongga-rongga yang
kosong, menyimpan lemak (sumber energi), dan untuk transposrtasi
Klasifikasi hewan terbagi atas dua bentuk, yaitu invertebta (hewan
tidak bertulang belakang) dan vertebrata (hewan bertulang belakang).
Vermes memiliki tubuh simetris bilateral, habitat di perairan dan
daratan (tanah), sistem saraf ganglion (tangga tali), sistem repirasi
menggunakan permukaan tubuh, flame cell (sel api), reproduksi
seksual, aseksual dan hermaprodit. Bersifat parasit dan saprofit,
terbagi atas 3 filum, yaitu: Platyhelminthes, Nemathelminthes dan
Annelida.
Platyhelminthes terbagi atas tiga kelas, yaitu Turbellaria (Planaria
sp), Trematoda (Fasciola hepatica = cacing hati), dan Cestoda
(Taenia saginata = cacing usus sapi).
Jenis-jenis dominan sebagai parasit dari Nemathelminthes,
diantaranya adalah Ascaris lumbricoides (cacing perut), Ancylostoma
sp dan Necator sp (cacing tambang), Enterobius/Oxyuris vermicularis
(cacing kremi) dan Wucheria bancrofti (cacing filaria).
Annelida terbagi atas tiga kelas, yaitu: Polychaeta (Eunice viridis
(palolo), dimakan. Dan Lysidice oele (wawo), dimakan); oligochaeta
(Lumbricus terestis, Pheretima sp=cacing tanah), dan Hirudinae
(Hirudo medicinalis, Haemodipsa sp).
Diantara vermes yang berperan penting pada bidang pertanian
adalah cacing tanah berfungsi untuk menggemburkan tanah
pertanian. Beberapa jenis dapat bersifat parasit pada tumbuhtumbuhan, seperti: Melaidogyne sp dan Heterodera sp.
Serangga terdiri atas caput (kepala), dada (toraks) dan abdomen
(perut). Terdapat membran tymphanum sebagai alat pendengaran,
tubulus malphigi sebagai alat eksresi dan ganglion saraf. Sistem
pencernaan makanan terdiri tiga, yaitu: foregut (mulut, faring,
oesofagus, tembolok, dan empedal (gizzard) berfungsi untuk
menggiling makanan; midgut (lambung dengan 8 pasang gastrik
368

caeca, melakukan proses pencernaan dan penyerapan; dan hind-gut,


terdiri atas ileum, kolon, rektum, dan anus.
Metamorfosis pada serangga terbagi atas tiga bentuk, yaitu:
ametabola (tidak ada pergantian bentuk, terjadi pertambahan besar
ukuran. Misalnya Colembola dan Thysanura);
hemimetabola
(metamorfosis tidak sempurna), fase dimulai dari telur - larva (nimfa)
dewasa (imago). Misalnya Orthoptera, Hemiptera dan Odonata;
dan holometabola (metamorfosis sempurna), dimulai dari fase telur
larva pupa - imago. Misalnya: Coleoptera, Diptera, Hymenoptera,
dan Lepidoptera.
Beberapa serangga jenis membantu proses penyerbukan untuk
pertanian dan perkebunan, seperti Apis dorsata, A. indica, A. mellifera
(lebah madu), Monomorium sp (semut hitam), Xylocopa latipes
(tawon), Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit (SPKS) seperti
Elaeidobius kamerunicus dan Thrips hawainensis, Forcipomya sp
(penyerbuk tanaman coklat), beberapa Odonata, Coleoptera dan
Homoptera bersifat sebagai predator bagi serangga hama lainnya.
Vertebarta terbagia tas 5 kelas, yaitu Pisces, Amfibi, Reptilia,
Aves, dan Mamalia. Alat gerak pada vertebrata meliputi tulang dan
otot. Tulang merupakan alat gerak pasif, sedangkan otot merupakan
alat gerak aktif. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang dibedakan
atas tulang pendek, tulang panjang, tulang pipih, dan tulang yang
tidak beraturan. Sedangkan menurut bahan pembentuknya, tulang
dibedakan atas tulang rawan dan tulang. Tulang rawan dibentuk oleh
kondroblas, terdapat pada telinga, ujung hidung, dan laring. Tulang
dibentuk oleh osteoblas, terdapat pada kebanyakan tulang lainnya.
Tulang sebagai alat gerak pasif, juga berfungsi sebagai tempat
pembuatan darah merah dan tempat melekatnya otot. Tulang-tulang
dalam tubuh tersusun membentuk rangka dan berfungsi membentuk
tubuh serta melindungi bagian atau organ tubuh lainnya.
Persendiaan mempunyai unsur-unsur yang dapat mempermudah
gerakan, yaitu ligamen, kapsul, cairan sinovial, dan membran
sinovial.Menurut dapat atau tidaknya digerakkan, hubungan antar
tulang dapat dibedakan menjadi diartrosis, amfiartrosis, dan
sinartrosis.
Otot merupakan alat gerak aktif, yang berfungsi menggerakkan
tulang. Otot tersusun dari sel-sel otot, berkas otot, benang serabut
otot, dan jaringan otot.
Ada tiga jenis otot, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
Otot lurik merupakan otot sadar yang berkerja atas perintah otak,
369

terdapat pada otot rangka. Otot polos merupakan otot tak sadar yang
bekerja dibawah pengaruh saraf otonom, terdapat pada alat-alat
dalam. Otot jantung merupakan otot lurik, tetapi bekerja dibawah
pengaruh saraf otonom.
Kerja otot ada dua macam, yaitu kontraksi dan relaksasi.
Kontraksi maksimum disebut tonus, dan tonus yang tidak ralaksasi
disebut tetanus. Jenis kerja otot ada dua, yaitu kerja berlawanan
(antagonis) dan kerja bersamaan (sinergis).
Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan yang
menyebabkan asetilkolin membebaskan ion Ca2+. Ion Ca2+ masuk ke
dalam otot mengangkut troponium dan tropomisin ke aktin.
Sel-sel penyusun embrio hewan tersusun dari tiga lapisan, yaitu
ektoderm, mesoderm, dan endoderm, yang masing-masing akan
membelah membentuk spesifikasi sel berkembang menjadi organorgan. Pada hewan kedewasaannya ditandai dengan kemampuan
untuk menghasilkan sel kelamin berupa sel telur maupun sel kelamin
jantan.
Pertumbuhan hewan meliputi 2 fase, yaitu: fase embrionik
(pembelahan, blastulasi, gastrulasi, morfogenesis, induksi embrionik,
diferesiensi, organogenesis) dan fase pasca embrionik (metamorfosis,
regenerasi). Perkembangan meliputi fertilisasi, pembelahan dari zigot
sampai terbentuk jaringan dan organ.

Soal Latihan
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e untuk
jawaban yang tepat!
1. Termasuk jaringan ikat padat adalah jaringan ....
a. tendon
d. kolagen
b. fibroblast
e. mesenkim
c. fibrosit
2. Manakah yang dikategorikan sebagai zat pelelah pada otot ....
a. asam fosfat
d. asam lemak
b. glukosa
e. glikogen
c. asam laktat
3. Bagian-bagian dibawah ini yang banyak mengandung zat kalsium
fosfat dalam keadaan normal adalah ....

370

a. darah
b. sel saraf
c. tulang

d. sel epitel
e . otot

4. Macam jaringan yang tidak bertambah banyak pada orang dewasa


....
a. sel saraf
d. sel leukosit
b. sel trombosit
e. sel epitel
c. sel eritrosit
5. Tenaga untuk kontraksi otot berasal dari ....
a. oksidasi asam laktat
b. pemecahan glikogen jadi asam laktat
c. sintesis adenosine trifosfat
d. pemecahan asam laktat
e. penguraian fosfat organik
6. Otot mampu menjadi alat gerak aktif karena ....
a. otot menghasilkan tenaga
b. adanya serabut-serabut kontraktil
c. adanya selubung otot
d. adanya plasma otot
e. otot bersifat lentur
7. Bukan membedakan antara kartilago dan tulang sejati adalah ....
a. kelenturannya
b. morfologinya
c. struktur penyusunnya
d. ada tidaknya matriks
e. letaknya dalam tubuh
8. Hubungan antartulang yang terdapat pada siku adalah ....
a. sendi peluru
b. sendi pelana
c. sendi engsel
d. sendi putar
e. sendi pergelangan tangan
9. Pada tulang tengkorak terdapat hubungan antar tulang yang tidak
dapat digerakkan. Hubungan seperti ini disebut ....
a. diartrosis
b. skoliosis
c. kiposis
d. sinfibrosis
e. amfiartrosis

371

10. Dari gerak antagonis di bawah ini pasangan yang cocok ....
a. fleksi ekstensi
b. pronasi supinasi
c. pronasi abdukasi
d. abdukasi ekstensi
e. rotasi adduksi
11. Sistem gastrovaskuler pada Planaria sp mempunyai kesamaan
fungsi dengan sistem ....
a. saraf
b. regulasi
c. ekskresi
d. respirasi
e. transportasi
12. Klitelum dimiliki cacing dari jenis ....
a. cacing pita
b. cacing tambang
c. cacing tanah
d. lintah
e. pacet
13. Seseorang akan terinfeksi cacing pita jika memakan daging sapi
yang mengandung ....
a. sistiserkus
b. serkaria
c. proglotid
d. onkosfer
e. skoleks
14. Diantara cacing berikut yang dalam daur hidupnya pernah
singgah di jantung dan hati adalah ....
a. F. hepatica dan N.americanus
b. A. duodenale dan N. americanus
c. F. hepatica dan O. vermicularis
d. T. saginata dan T. solium
e. A. lumbricoides dan O. vermicularis
15. Hewan dibawah ini yang bukan termasuk Annelida adalah ....
a. lintah
b. pacat
c. lintah kuning
d. cacing palolo
e. cacing tanah

372

16. Contoh dibawah ini yang bukan temasuk Diptera adalah ....
a. Culexs fatigans
b. Aedes aegypti
c. Anopheles ludwi
d. Ctenocephalus filis
e. Drosophila melanogaster
17. Diantara ordo insekta dibawah ini bersifat holometabola adalah
....
a. Diptera
b. Thysanura
c. Orthoptera
d. Siphonoptera
e. Hemiptera
18. Sifat polimorfisme dapat ditemukan pada serangga jenis ....
a. kupu-kupu
b. undur-undur
c. anai-anai
d. lalat buah
e. nyamuk
19. Dibawah ini yang bukan modifikasi tungkai serangga adalah ....
a. natatorial
b. fusorial
c. raptorial
d. saltatorial
e. classing
20. Dibawah ini yang termasuk tipe mulut serangga, kecuali ....
a. mengunyah
d. menelan
b. menggigit
e. menjilat
c. mengisap

373

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!


1. Jelaskan dengan singkat siklus hidup:
a. Taenia saginata
b. Ascaris lumbricoides
c. Fasciola hepatica
2. Jelaskan perbedaan antara strobilasi dan metameri!
3. Tuliskan ciri-ciri filum Nemathelminthes!
4. Mengapa cacing tanah dapat menyuburkan tanah?
Jelaskan pendapat Kalian!
5. Bagaimanakah daur hidup cacing tambang di tubuh manusia?
6. Sebutkan tahapan metamorfosis yang terjadi:
a. hewan holometabola
b. hewan hemimetabola
c. hewan ametabola
7. Banyak serangga yang merusak tan di bidang pertanian, tetapi
serangga juga sangat penting dalam pemberantasan secara
biologis. Jelaskan dan berikan contohnya!
8. Pterygota meliputi serangga bersayap yang dapat
dibedakan menjadi dua kelompok. Jelaskanlah!
9. Apakah yang dimaksud dengan:
a. tubulus malpigi
b. kopulasi
c. spermateka
d. trakeol
10. Sebutkan lima jenis serangga yang berguna pada bidang
pertanian!
11. Buatlah secara skematis perbedaan otot polos, otot lurik, dan
otot jantung!
12. Apakah yang dimaksud dengan osifikasi?
13. Sebutkan pembagian tulang rawan kartilago!

374

14. Gambarkan satu penampang melintang saraf dengan


keterangan yang lengkap!
15. Apakah yang dimaksud dengan:
a. Sarkolema
b. Ektoflois
c. Eukariotik
d. Sarkoplasma
16. Apakah yang dimaksud dengan metamorfosis?
17. Jelaskan pertumbuhan pada fase pasca embrionik belalang!
18. Apakah yang dimaksud dengan fase gastrulasi? Jelaskan
dengan satu contoh!
19. Sebutkan masa gestasi:
a. Kucing
b. kambing
c. kuda
d. gajah
20. Sebutkan perbedaan metamorfosis secara holometabola dan
hemimetabola!

375

BAB X
EKOSISTEM DAN KONSERVASI

Gambar 10.1. Interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.


Bila ada waktu luang, coba kalian lakukan suatu observasi
terhadap kehidupan makhluk hidup yang ada di sekitar lapangan
terbuka yang masih alami, halaman sekolah, atau taman rekreasi. Di
sana mungkin kalian melihat kupu-kupu yang terbang tinggi dan
hinggap dari bunga ke bunga lainnya, capung yang beraneka ragam,
laba-laba menyergap mangsa yang terperangkap di bawah jalanya,
atau burung-burung yang bertengger di dahan kayu sambil mencari
makanannya. Semua itu contoh interaksi antar spesies di alam.
Lingkungan hidup adalah ruang yang ditempati suatu makhluk
hidup bersama dengan makhluk hidup (biotik) dan makhluk tak hidup
(abiotik). Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan, hewan dan
tumbuhan, serta terdapat hubungan saling ketergantungan diantaranya
(Gambar 10.1)
Standar Kompetensi
Mengidentifikasi hubungan antar komponen dalam ekologi, interaksi
makhluk hidup dengan lingkungannya, komponen penyusun ekosistem
serta peranan manusia dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
Kompetensi Dasar
10.1. Mengidentifikasi peristiwa interaksi antar komponen biologi.
10.2. Memahami hakikat ekologi dan saling ketergantungan antar
makhluk hidup.
10.3. Mengidentifikasi proses-proses terjadinya perubahan lingkungan.
10.4. Mendeskripsikan definisi dan bentuk ekosistem di alam.

377

10.5. Mengidentifikasi jenis dan contoh ekosistem yang terdapat di


dunia.
10.6 Mengidentifikasi proses suksesi yang terjadi di alam.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Makhluk Hidup dan Lingkungan, kalian
diharapkan dapat memahami komponen lingkungan; interaksi antar
komponen; peristiwa rantai dan jaring-jaring makanan; piramida energi
dengan siklus biogeokimia; proses perubahan yang terjadi di
lingkungan; konsep niche, habitat, dan ekosistem; tipe-tipe ekosistem;
serta proses dan tipe suksesi.
Kata-Kata Kunci
Afotik
Amensalisme
Antibiosa
Abatial
Batial
Bentos
Bioenergi
Biomassa
Bioma
Ekosistem
Ekologi
Fagotrof
Food chain
Fotik
Komensalisme
Kompetisi
Komunitas
Limnetik
Litoral
Mutualisme
Nekton

Neritik
Netralisme
Neuston
Niche
Parasitisme
Perifiton
Piramida biomassa
Piramida energi
Piramida jumlah
Plankton
Predasi
Profundal
Protokooperasi
Populasi
Rodentia
Saprofit
Siklus biogeokimia
Spektrum biologi

10.1. Makhluk hidup dan lingkungan


10.1.1. Interaksi antar komponen
Setiap makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya.
Lingkungan dalam hal ini adalah segala sesuatu yang terdapat di
sekeliling makhluk hidup, berupa unsur-unsur biotik maupun unsur
abiotik yang mempengaruhi dan dipengaruhi makhluk hidup tersebut.
Ruang lingkup ekologi meliputi beberapa unit dalam spektrum biologi.

378

Unit-unit lingkup ekologi tersebut secara hirarki dimulai dari individu,


populasi, komunitas, ekosistem dan bioma.
Individu adalah satuan makhluk hidup dari satu spesies tertentu.
Misalnya satu tumbuhan rumput, seekor belalang, seekor burung atau
seekor ular.
Populasi merupakan sekelompok makhluk hidup terdiri atas
berbagai kumpulan yang saling berinteraksi sesamanya pada suatu
tempat dan waktu tertentu. Misalnya populasi rumput, populasi
belalang, populasi puyuh, atau populasi ular.
Komunitas adalah kelompok makhluk hidup terdiri atas berbagai
populasi yang saling berinteraksi sesamanya pada suatu tempat dan
waktu tertentu. Misalnya komunitas padang rumput, meliputi populasi
rumput, populasi belalang, populasi burung puyuh, dan populasi ular.
Sedangkan komunitas kolam, meliputi populasi ganggang, populasi
siput, populasi tanaman air, populasi ikan tertentu.
Eksosistem adalah suatu kondisi hubungan
interdependensi
(saling ketergantungan) antara faktor biotik (jenis-jenis makhluk hidup)
dengan faktor abiotik (fisik dan kimiawi) pada suatu tempat dan waktu
tertentu. Misalnya ekosistem kolam, ekositem pantai, atau ekosistem
hutan rawa gambut.
Bioma merupakan ekosistem dalam skala besar yang melibatkan
iklim akibat perbedaan letak geografis, disebut juga ekosistem klimaks.
Misalnya gurun, hutan hujan tropis, hutan gugur, dan tundra.
Ekologi merupakan cabang biologi yang relatif baru, namun banyak
kaitannya dengan cabang-cabang ilmu biologi lainnya. Keterkaitan
ekologi dengan cabang-cabang biologi lainnya dapat ditunjukkan pada
Gambar 10.2.
Pendekatan ekologi adalah memahami faktor-faktor dan prosesproses penting yang melandasi keberadaan dan kelimpahan jenis di
tempat hidupnya. Berbagai faktor atau proses penting itu dijadikan
sumber informasi dan titik acuan untuk kepentingan manusia.
Makhluk hidup meluangkan waktunya untuk berkompetisi dalam
memperoleh makanan, tempat berlindung, dan pasangan kawin. Di
dalam lingkungan biotik terdapat interaksi antara individu sejenis
maupun antara jenis berbeda. Interaksi antara individu dapat
menyebabkan keuntungan, kerugian, atau tidak menimbulkan pengaruh
sama sekali seperti terdapat pada Tabel 10.1.

379

Gen

Genetika

Kromosom
Sel

Histologi

Jaringan

Sitologi

Organ

Organologi

Individu
Populasi

Komunitas

Ekosistem

Abiotik

Bioma

Ekologi

Gambar 10.2. Spektrum biologi.


Beberapa macam hubungan atau interaksi ekologi antar sesama
makhluk hidup terjadi dalam bentuk saling merugikan, saling
membunuh, atau saling menguntungkan. Berikut ini uraian interaksi
antar spesies dalam suatu komunitas.
1. Kompetisi
Beberapa spesies dapat hidup berdampingan di dalam sebuah
komunitas sepanjang mereka mempunyai kebutuhan yang berbeda
dalam suatu relung ekologi, meskipun relung mereka saling tumpang
tindih. Kehidupan demikian dapat terpenuhi selama kebutuhan hidup
terhadap sumber yang sama tersedia dalam jumlah yang berlebihan.
Akan tetapi jika sumber kebutuhan terbatas, maka hubungan
antarspesies akan berubah menjadi suatu bentuk persaingan atau
kompetisi. Kompetisi adalah interaksi antara dua makhluk hidup yang
mengakibatkan kedua makhluk hidup tersebut mengalami kerugian.
Adapun kebutuhan hidup yang sering diperebutkan antara lain,
adalah makanan, tempat berlindung, tempat bersarang, sumber air, dan
pasangan untuk kawin. Semakin besar tumpang tindih relung ekologi,
semakin sering terjadi kompetisi. Bentuk kompetisi yang terjadi berupa
380

kompetisi intraspesifik (kompetisi antar anggota satu spesies),


contohnya jenis burung di hutan yang memakan serangga yang sama.
Tabel 10.1. Interaksi antara makhluk hidup
Macam hubungan
(interaksi)

1. Kompetisi
(A dan B bersaing)

Pengaruh pada pertumbuhan


Bila tidak
Bila berhu berhubungan
bungan
A
A
B
B
O
O
-

Hasil hubungan
(interaksi)

Populasi kalah keluar


dari niche

2. Protokooperasi
(A dan B bekerjasama)

O
O

+
+

Interaksi
menguntungkan kedua
pihak.

3. Mutualisme
(A dan B merupakan
patner)

+
+

Interaksi merupakan
keharusan untuk 2
pihak.

+
O

Interaksi merupakan
keharusan bagi A, B
tidak berpengaruh.

O
O

Interaksi merupakan
gangguan bagi A, B
tidak berpengaruh.

+
_

Interaksi merupakan
keharusan bagi A, B
terganggu/ terhambat.

+
-

4. Komensalisme
(A=komensal,
B=Hospes)

5. Amensalisme
(A=Amensal,
B= Antibiotik)

6. Parasitisme
(A=Parasit,
B=Hospes)

7. Predasi
(A=Predator,
B=Mangsa)

Interaksi merupakan
bagi A, B terganggu/
terhambat.

Kompetisi interpesifik merupakan kompetisi antar anggota yang


berbeda spesies. Kompetisi ini terjadi jika dua atau lebih populasi pada
suatu wilayah memiliki kebutuhan hidup yang sama, sedangkan
ketersediaan kebutuhan tersebut terbatas. Sebagai contoh adalah rusa
dan kambing yang sama-sama membutuhkan rumput sebagai pakan di
tempat yang sama. (Gambar 10.3). Di alam, persaingan antar individu
dalam spesies penting artinya untuk mengatur populasi spesies
tersebut sehingga terjadi suatu keseimbangan.

381

Gambar 10.3. Kompetisi interspesifik antara rusa


dan kambing mencari makanan
(rerumputan).
2. Simbiosis
Sebuah hubungan yang dekat antara dua spesies makhluk hidup
yang berbeda disebut simbiosis, yang berarti hidup bersama. Simbiosis
dapat dibedakan menjadi parasitisme, komensalisme, protokooperasi,
dan mutualisme.
Simbiosis parasitisme merupakan bentuk interaksi antara dua jenis
populasi dengan satu jenis memperoleh keuntungan sedangkan jenis
lain menderita kerugian. Makhluk hidup
yang
memperoleh
keuntungan dari interaksi ini disebut parasit, sedangkan makhluk hidup
yang dirugikan disebut inang.
Parasit memperoleh makanan dari inang (hospes). Ada dua jenis
parasit, yaitu endoparasit (makhluk hidup yang hidup di dalam jaringan
tubuh inangnya, seperti bakteri paru-paru, cacing perut, dan
Plasmodium) dan ektoparasit (parasit yang hidup dipermukaan tubuh
inangnya, seperti kutu daun, hama wereng, benalu).
Parasit dapat hidup pada permukaan kulit, atau dalam tubuh
makhluk hidup(inangnya). Beberapa contoh hubungan para-sitisme
adalah : caplak dan pinjal anjing hidup pada permukaan kulit dan
menghisap darah anjing; cendawan pada udang; dan Carapus sp. (ikan
mutiara) hidup pada Actinopygia sp. (mentimun laut).
Simbiosis
komensalisme
adalah
bentuk
interaksi
yang
menyebabkan satu individu jenis populasi mendapatkan keuntungan,
sedangkan individu jenis yang lain
tidak terpengaruh (tidak
diuntungkan, maupun dirugikan). Contoh: ikan remora yang melekatkan

382

diri dengan alat penghisap pada sisi bawah ikan hiu. Ikan remora
mendapat makanan dari sisa-sisa makanan hiu, sedangkan hiu tidak
dirugikan dengan kehadiran ikan remora.
Simbiosis protokooperasi merupakan bentuk interaksi yang dapat
menghasilkan keuntungan secara bersama-sama, tetapi bukan
merupakan keharusan bagi kedua populasi untuk selalu saling
behubungan agar dapat hidup. Contoh: burung pemakan kutu dengan
kerbau.
Simbiosis mutualisme adalah bentuk interaksi yang menyebabkan
kedua spesies sama-sama mendapat keuntungan, disebut juga dengan
simbiosis obligat. Contohnya adalah polinasi pada bunga dibantu oleh
lebah, kupu-kupu, burung, atau kelewar. Begitu juga interaksi antara
semut dengan tumbuhan Acacia di daerah tropis.
3. Predasi
Merupakan jenis interaksi makan dan dimakan. Pada predasi,
umumnya satu spesies memakan spesies lainnya. Ada juga beberapa
hewan memangsa sesama jenisnya (sifat kanibalisme). Makhluk hidup
yang memakan disebut pemangsa (predator), sedangkan makhluk
hidup yang dimakan disebut mangsa (prey).
Predasi tidak terbatas antar hewan, tetap juga dapat terjadi pada
herbivora dan tumbuhan. Pada predasi antar hewan, predator
kebanyakan berukuran lebih besar daripada mangsanya.
Ekologi dan saling ketergantungan
Di dalam ekosistem, diantara komponen pembentuknya terdapat
hubungan saling ketergantungan, sehingga perubahan pada komponen
yang satu akan menyebabkan perubahan pada komponen yang lain.
Contoh: Kepadatan suatu tanaman tergantung pada jenis dan
kesuburan tanah, sebaliknya keadaan dan kesuburan tanah tergantung
juga pada tanaman dan hewan yang hidup di kawasan itu.
Salah satu hubungan saling ketergantungan yang jelas antara
komponen pembentuk ekosistem adalah peristiwa makan dan dimakan
yang melukiskan suatu rantai makanan atau jaring-jaring makanan.
Adanya rantai makanan menyebabkan terjadinya piramida energi,
piramida jumlah, piramida biomassa dan aliran materi yang berupa
siklus atau daur.

383

Rantai makanan dan jaring-jaring makanan


Petunjuk yang dapat digunakan sebagai ciri keberadaan sebuah
ekosistem adalah energetika (produsen, konsumen dan dekomposer),
produktivitas ekosistem, dan daur unsur diantaranya adalah nitrogen,
karbon dan fosfor
Dalam ekosistem, produsen yang berupa tumbuhan merupakan
makanan dari hewan-hewan herbivora (konsumen primer). Selanjutnya
macam-macam herbivora menjadi makanan dari hewan-hewan
karnivora (konsumen sekunder). Hewan-hewan karnivora dapat pula
menjadi makanan dari hewan karnivora lain (konsumen tersier atau
karnivora puncak = top carnivor). Proses transfer energi makanan dari
sumbernya (tumbuhan) melalui serangkaian proses makan dimakan
disebut rantai makanan (food chain).
Pada umumnya jumlah tingkatan dalam rantai makanan terdiri dari
4 atau 5 tingkatan. Masing-masing tingkatan disebut tingkatan tropik
(tropic level). Tumbuhan menempati tingkatan tropik pertama, hewanhewan herbivora menempati tingkatan tropik kedua, hewan-hewan
karnivora menempati tingkatan tropik ketiga, demikian seterusnya.
Proses saling makan dalam ekosistem biasanya tidak terjadi dalam
urutan yang linear, melainkan merupakan proses yang kompleks.
Proses saling makan yang kompleks ini disebut jaring makanan (food
web). Hal ini disebabkan karena satu makhluk hidup seringkali
mempunyai makanan banyak. Misalnya ikan kecil, makan
microcrustaceae, alga, serangga dan mikroorganisme lainnya. Jadi
dalam ekosistem alamiah, sebenarnya rantai makanan yang linear
hampir tidak pernah terjadi.
10.1.2. Piramida energi
Materi dan energi kimia potensial ditransfer dari satu tingkatan
tropik ke tingkatan tropik yang di atasnya. Dalam proses transfer energi
ini tidak pernah 100% efesien. Selalu ada sebagian energi yang hilang
ataupun tidak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat dipahami karena
masing-masing tingkat tropik melakukan fungsi kehidupan, dan tidak
semua anggota tingkatan tropik yang di bawahnya dapat dimanfaatkan
oleh anggota tingkat tropik yang di atasnya. Sehubungan dengan itu
terjadilah aliran energi, dimana energi berpindah melalui tiap tingkatan
tropik yang semakin lama semakin kecil. Energi tidak pernah habis,
tetapi berubah menjadi bentuk yang lain, misalnya panas. Berhubungan
dengan inilah maka istilah aliran energi digunakan dalam ekosistem,
bukan siklus energi.

384

Kalau jumlah energi untuk tiap-tiap tingkatan tropik ini digambarkan


dalam suatu histogram dimana tingkatan tropik yang tinggi di sebelah
atas maka akan membentuk semacam piramida yang disebut piramida
energi, yang berarti makin tinggi tingkatan tropiknya, jumlah energinya
makin kecil.
Data yang diperoleh Howard Odum dari studi ekosistem sungai di
Silver Spring, Florida menunjukkan bahwa hanya 17% energi potensial
dari produsen yang ditransfer ke herbivora. Konsumen tingkat dua
hanya memperoleh 21% dari energi potensial yang ada pada herbivora.
Hanya kira-kira 5% energi potensial pada konsumen sekunder yang
ditransfer ke konsumen tersier. Dan konsumen tersier hanya menerima
kira-kira 0,1% energi potensial yang berasal dari produsen.
Piramida jumlah dan biomassa
Adanya energi yang hilang sepanjang rantai makanan
menyebabkan terjadinya piramida jumlah (pyramide of number) dan
piramida biomassa (pyramide of biomass).
Piramida jumlah memberi pengertian bahwa makin rendah
tingkatan tropiknya makin besar jumlah individunya, sedangkan makin
tinggi tingkatan tropiknya makin sedikit jumlah individunya.
Selanjutnya piramida biomassa memberi pengertian bahwa makin
rendah tingkatan tropiknya makin besar biomassanya, meskipun jumlah
individu mungkin sedikit. Biomassa adalah bobot kering makhluk hidup
per satuan luas ekosistem.
Produktivitas ekosistem merupakan keseluruhan sistem yang
dinyatakan dengan biomassa atau bioenergi dalam kurun waktu
tertentu. Produktivitas eksosistem merupakan parameter pengukuran
yang penting dalam penentuan aliran energi total melalui semua tingkat
trofik dari suatu ekosistem.
Energi matahari memasuki seluruh tingkat trofik dalam suatu
ekosistem melalui produsen, tersimpan dalam bentuk senyawasenyawa organik (hasil fotosintesis). Seluruh senyawa organik yang
dikandung dalam produsen dari suatu eksosistem disebut Produktivitas
Primer Kotor (PPK). PPK digunakan oleh produsen untuk respirasi
(sekitar 35%), sisanya sebagai Produktivitas Primer Bersih (PPB). PPB
dari produsen inilah yang digunakan oleh konsumen pertama dan
konsumen berikutnya, dengan nilai PPB yang semakin mengecil.

385

Siklus Materi dalam Ekosistem


Kalau energi yang ada dalam suatu ekosistem itu merupakan aliran
maka materi merupakan aliran yang bersiklus. Artinya materi yang
berupa air, CO2, serta mineral-mineral tanah akan berpindah terusmenerus melalui masing-masing tingkatan tropik dan setelah melalui
proses mineralisasi oleh pengurai akan dimanfaatkan kembali oleh
produsen.
Siklus materi yang terjadi di biosfer disebut siklus biogeokimia
artinya suatu siklus dari bahan kimia, dari bagian abiotik dalam
ekosistem ke komponen biotik, kemudian diuraikan lagi menjadi
mineral. Air (H2O) dalam biosfer mengalami siklus biogeokimia dimana
struktur kimianya tidak berubah. Unsur-unsur kimia lain seperti N,
P, S, C, di dalam siklus biogeokimia akan berubah-ubah melalui
bentuk molekul yang bermacam-macam misalnya unsur C, di dalam
siklus biogeokimia terdapat dalam bentuk CO2, karbonat, atau karbon
organik.
Habitat dan niche
Habitat adalah tempat hidup asli (di dalam alam) suatu makhluk
hidup. Pengertiannya dapat disamakan dengan tempat tinggal atau
alamat suatu makhluk hidup di alam. Sebagai contoh, habitat kecebong
adalah air yang tergenang, tidak terlalu keruh dan terdapat tumbuhtumbuhan air.
Niche atau relung yang berasal dari bahasa Prancis (Niche) atau
bahasa Latin (Nidus) yang berarti sarang. Dalam ekologi, niche memiliki
dua pengertian yang berbeda.
Pertama:
Niche adalah lingkungan kecil (micro environment) yang khusus bagi
suatu jenis makhluk hidup yang berbeda dengan makhluk hidup yang
lain walaupun keduanya terdapat dalam suatu ekosistem.
Kedua:
Niche adalah peranan suatu makhluk hidup dalam komunitas, misalnya
sebagai produsen, konsumen atau pengurai. Dalam pengertian ini,
niche dikenal sebagai jabatan, profesi, pekerjaan, ataupun status
fungsional.
Di dalam suatu ekosistem yang stabil, setiap spesies menempati
niche tersendiri. Kalau dua spesies menempati niche yang sama, maka
akan terjadi persaingan yang sangat besar, karena mereka mempunyai
kebutuhan biologi yang sama.

386

10.2. Komponen penyusun ekosistem


Setiap makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya.
Lingkungan dalam hal ini adalah segala sesuatu yang terdapat di
sekeliling makhluk hidup, kecuali makhluk hidup itu sendiri. Ada dua
macam faktor, yaitu biotik dan abiotik.
Faktor biotik (hayati) adalah segala makhluk hidup di sekitar dan
di dalam makhluk hidup, misalnya: ayah, ibu, teman sekelas, anjing,
pinjal pada anjing, dan pohon sepanjang jalan.
Faktor abiotik adalah segala sesuatu yang bersifat tidak hidup
tetapi diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup misalnya air,
cahaya, suhu, kelembaban udara, tanah, dan angin
Beberapa makhluk hidup dari spesies yang sama yang menempati
suatu kawasan tertentu pada masa tertentu disebut populasi. Contohnya:
populasi kambing di suatu desa, populasi cecak di suatu rumah, dan
populasi padi di sebidang tanah.
Kepadatan populasi adalah jumlah individu dalam hubungannya
dengan ruang yang mereka tempati pada waktu tertentu (D = N/S).
Satuan untuk makhluk hidup di darat adalah satuan luas, misalnya m2,
sedangkan untuk makhluk hidup yang hidup di air umumnya dipakai
satuan volume, seperti m3, dan liter.
Contoh:
Dalam satu kebun yang menempati ukuran 50 m X 100 m terdapat
72 pohon karet, berapakah kepadatan pohon karet dalam kebun
tersebut?
Jawab:
Kepadatan pohon karet adalah 72 : (50m x 100m) = 0.014 tiap m2.
Kepadatan populasi suatu makhluk hidup dalam ruang dan waktu
tertentu ditentukan oleh adanya hubungan angka-angka kematian
(mortalitas), kelahiran (natalitas), migrasi (emigrasi dan imigrasi).
Di alam, kita tidak akan pernah menjumpai sebuah populasi
tunggal, melainkan bersama-sama dengan populasi lainnya. Berbagai
populasi yang saling berinteraksi dan hidup bersama pada suatu
kawasan tertentu dan pada saat tertentu disebut komunitas. Komunitas
secara sederhana terdiri atas produsen, konsumen dan dekomposer.
Contoh: pada sutun padang rumput dapat kita temukan populasi
serangga, populasi rumput, dan populasi mikrob tanah. Rumput
merupakan produsen, serangga merupakan konsumen, dan mikrob
merupakan dekomposer.

387

Interaksi antara populasi dalam komunitas itu bermacam-macam,


ada yang sangat erat, ada yang kurang erat dan ada yang tidak jelas
terlihat. Kita dapat mengkategorikan interaksi antar populasi, sebagai
berikut:
a. Netralisme
b. Kompetisi atau persaingan
c. Predasi
d. Parasitisme
e. Komensalisme
f. Mutualisme
g. Antibiosa
Komunitas dengan lingkungan abiotik tempat hidupnya membentuk
suatu ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya
(faktor biotik dan abiotik). Contoh ekosistem, misalnya: akuarium, kolam,
sawah, padang rumput, dan hutan.
10.2.1. Faktor biotik
Komponen biotik terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme,
cendawan, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi,
invertebrata, dan vertebrata serta manusia. Setiap komponen biotik
memiliki cara hidup sendiri yang akan menentukan interaksi dengan
komponen biotik lainnya dan komponen abiotik. Misalnya tumbuhan hijau
melakukan fotosintesis untuk memperoleh makan, herbivora memakan
tumbuhan, dan mikroorganisme menguraikan sisa-sisa tumbuhan serta
hewan untuk memperoleh energi.
Berdasarkan fungsinya, komponen biotik dapat dibedakan atas:
a. Produsen (berklorofil = autotrof)
b. Konsumen (heterotrof), terdiri atas beberapa tingkat yaitu:
1. Konsumen primer (hewan herbivora).
2. Konsumen sekunder (hewan yang makan hewan herbivora).
3. Konsumen tersier (hewan karnivora).
c. Pengurai (dekomposer: bakteri, cendawan).
Produsen adalah makhluk hidup yang menyusun senyawa organik
atau membuat makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari.
Makhluk hidup yang tergolong produsen, meliputi makhluk hidup yang
melakukan fotosintesis (tumbuhan, bakteri fotosintesis, ganggang hijau,
ganggang hijau-biru).
Konsumen (makhluk hidup heterotrof) adalah makhluk hidup yang
tidak mampu menyusun senyawa organik atau membuat makanannya
sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan makanannya, makhluk hidup ini
388

bergantung pada makhluk hidup lain. Hewan dan manusia tergolong


sebagai konsumen.
Dekomposer atau detritivora (pengurai) merupakan makhluk
hidup yang menguraikan sisa-sisa makhluk hidup mati untuk memperoleh
makanan atau bahan organik yang diperlukan. Penguraian
memungkinkan zat-zat organik yang kompleks terurai menjadi zat-zat
yang lebih sederhana dan dapat dimanfaatkan kembali oleh produsen.
Makhluk hidup yang termasuk dekomposer adalah bakteri, cendawan,
cacing, beberapa jenis rodent dan serangga tanah.
10.2.2. Faktor abiotik
Faktor abiotik merupakan faktor yang bersifat tidak hidup (non
hayati), meliputi faktor-faktor iklim atau klimatik (suhu, cahaya, tekanan
udara, kelembaban, angin, curah hujan), dan faktor-faktor tanah atau
edafik (jenis tanah, struktur dan tekstur tanah, derajat keasaman atapun
pH, kandungan mineral dan air, serta dalamnya permukaan air tanah).
Masing-masing faktor tersebut
dapat
diukur
dan diketahui
pengaruhnya pada makhluk hidup. Faktor abiotik bersifat saling berkaitan
dan tidak satu pun bekerja sendiri-sendiri.
Suhu
Suhu atau temperatur adalah derajat energi panas. Sumber utama
energi panas adalah radiasi matahari. Suhu merupakan komponen
abiotik di udara, tanah, dan air. Suhu sangat diperlukan oleh setiap
makhluk hidup, berkaitan dengan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup. Reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup memerlukan
enzim. Kerja suatu enzim dipengaruhi oleh suhu tertentu. Suhu juga
mempengaruhi perkembangbiakan makhluk hidup. Contohnya, beberapa
jenis burung akan melakukan migrasi menuju ke daerah yang suhunya
sesuai untuk berkembang biak.
Cahaya
Sinar matahari menyediakan energi cahaya yang digunakan
tumbuhan dalam fotosintesa, tetapi juga menghangatkan lingkungan
hidup dan menaikkan suhu air. Selanjutnya akan terjadi penguapan, dan
setelah terjadi proses kondensasi dapat turun ke bumi dalam bentuk
hujan dan salju. Cahaya matahari terdiri dari beberapa macam panjang
gelombang. Panjang gelombang, intensitas cahaya, dan lama penyinaran
cahaya matahari berperan dalam kehidupan makhluk hidup. Misalnya
tumbuhan memerlukan cahaya matahari dengan panjang gelombang
tertentu untuk proses fotosintesis.

389

Air
Air merupakan pelarut mineral-mineral tanah sangat penting bagi
tumbuhan dan keperluan dalam tubuh hewan, serta sebagai medium bagi
makhluk hidup hidup. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Di alam,
air dapat berbentuk padat, misalnya es dan kristal es (salju), serta
berbentuk gas berupa uap air. Dalam kehidupan, air sangat diperlukan
oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuhnya mengandung air.
Kelembaban
Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan
tanah. Kelembaban di udara berarti kandungan uap air di udara,
sedangkan kelembaban di tanah berarti kandungan air dalam tanah.
Kelembaban diperlukan oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat
kering karena penguapan. Kelembaban yang diperlukan setiap maklhuk
hidup berbeda-beda. Sebagai contoh, cendawan dan cacing memerlukan
habitat yang sangat lembab.
Udara
Udara terdiri dari berbagai macam gas, diantaranya nitrogen
(78.09%), oksigen (20.93%), karbon dioksida (0.03%), dan gas-gas lain.
Nitrogen diperlukan makhluk hidup untuk membentuk protein. Oksigen
digunakan makhluk hidup untuk bernafas, sedangkan karbondioksida
diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis.
Garam-Garam Mineral
Garam-garam mineral antara lain ion-ion nitrogen, fosfat, sulfur,
kalsium, dan natrium. Komposisi garam-garam mineral tertentu
menentukan sifat tanah dan air. Contohnya kandungan ion-ion hidrogen
menentukan tingkat keasaman, sedangkan kandungan ion natrium dan
klorida di air menentukan tingkat salinitas (kadar garam). Tumbuhan
mengambil garam-garam mineral (unsur hara) dari tanah dan air untuk
proses fotosintesis.
Tanah
Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh
iklim atau lumut, dan pembusukan bahan organik. Tanah memiliki sifat,
tekstur, dan kandungan garam mineral tertentu. Tanah yang subur sangat
diperlukan oleh makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur.
Setiap makhluk hidup dalam ekosistem menempati suatu tempat
yang spesifik. Tempat hidup tersebut antara lain di dasar perairan, di
bawah bebatuan, atau di dalam tubuh makhluk lainnya. Itulah sebabnya
pada tempat-tempat tertentu kita dapat menemukan makhluk hidup yang
khas dan tidak dijumpai di tempat lainnya. Tempat hidup yang spesifik
dikenal dengan istilah habitat.
390

Untuk melakukan berbagai aktivitas hidupnya, setiap makluk hidup


membutuhkan energi dan nutrien. Kebutuhan hidup tersebut dapat
dipenuhi melalui berbagai proses yang dapat menentukan kedudukan
mereka dalam suatu ekosisitem. Dalam hal ini, makhluk hidup dapat
berperan sebagai produsen, konsumen, dekomposer, predator, mangsa,
parasit, atau pesaing. Masing-masing makhluk hidup dengan peranannya
yang berbeda-beda secara bersama-sama dengan lingkungan abiotiknya
akan membentuk suatu relung ekologi.
Istilah relung (niche) dalam ekologi dapat diartikan sebagai tempat
atau cara hidup. Relung ekologi setiap spesies meliputi semua macam
hubungan antara spesies dengan lingkungannya. Contohnya tikus sawah
yang dipengaruhi oleh faktor abiotik, misalnya struktur, air, dan iklim di
sawah. Sebaliknya tikus sawah juga mempengaruhi lingkungan abiotik
dengan membuat lubang-lubang di pematang sawah tempat berlindung
dan menyembunyikan makanan. Cara hidup tikus sawah tersebut tidak
akan dapat berlangsung di daerah padang pasir atau habitat lainnya.
Setiap spesies memerlukan habitat yang sesuai dengan cara hidupnya.
Dengan demikian, relung ekologi merupakan cara hidup suatu makhluk
hidup pada suatu habitat.
10.3. Tipe-tipe ekosistem
Berdasarkan tempat terjadinya hubungan timbal balik antar
komunitas dengan lingkungannya, ekosistem dapat dibedakan atas
ekosistem darat, pantai, air tawar dan ekosistem air laut. Seluruh
ekosistem yang ada di dunia ini disebut Biosfer. Biosfer juga dapat
didefinisikan sebagai bagian bumi yang mengandung makhluk hidupmakhluk hidup hidup.
10.3.1. Ekosistem darat (teresterial)
Berdasarkan perbedaan letak geografis dan fisiografis ekosistem
dibedakan atas beberapa bioma atau daerah habitat. Bioma secara
geografis merupakan daerah luas unit biotik yang merupakan kumpulan
besar tumbuhan dan hewan yang bentuk kehidupan dan kondisi
lingkungannya sama atau sering pula disebut dengan ekosistem
dalam skala besar. Penamaannya berdasarkan vegetasi (tumbuhan)
yang dominan. Beberapa bioma darat antara lain: pamah, pegunungan,
gurun, padang rumput, hutan basah, hutan gugur, taiga dan tundra.
10.3.1.1. Pamah
Meliputi daerah dengan ketinggian 0-1000 meter diatas permukaan
laut, terdiri dari:

391

a. Hutan rawa air tawar


Terletak di belakang hutan bakau, dengan ketinggian pohonpohon yang sama dengan perakaran khusus (akar tunjang dan akar
lutut). Hutan ini secara teratur digenangi air tawar akibat dari pengaruh
pasang surutnya air laut.
b. Hutan rawa gambut
Terletak berdampingan dengan hutan rawa air tawar. Pohonpohonnya berukuran tinggi, kurus, dengan jumlah jenis sedikit. Tanah
mempunyai pH rendah (kurang dari 4) dengan sedikit kandungan unsur
hara. Bagian vegetasi yang mati akan terendam air sehingga sukar
mengalami proses pelapukan dan akan menjadi lapisan gambut. Gambut
yang terbentuk memiliki ketebalan 0.5-20 meter, terbentang dari tepi ke
tengah hutan.
c. Hutan tepi sungai
Vegetasi rawa musiman, terletak di sepanjang sungai besar.
Umumnya tersusun oleh tumbuhan berkayu. Di Kalimantan, hutan tepi
sungai merupakan habitat pohon tengkawang dan kayu lilin.
10.3.1.2. Pegunungan
Terdiri dari komposisi jenis dan tinggi tumbuhan yang bervariasi
sehingga membentuk strata kanopi (lapisan tudung) yang jelas. Terbagi
atas:
a. Hutan pegunungan bawah
Terletak pada ketinggian 1000-2500 meter di atas permukaan laut.
Dominasi vegetasi di hutan ini berbeda-beda, tergantung pada
ketinggiannya. Ketinggian 1000-1500 meter didominansi oleh tumbuhan
semak, sedangkan pada ketinggian lebih dari 1500 meter didominansi
oleh lumut, anggrek, dan tumbuhan paku efifit.
b. Hutan pegunungan atas
Meliputi daerah dengan ketinggian 2500-3300 meter di atas
permukaan laut. Hutan ini memiliki pohon-pohon dengan tinggi hingga 25
meter dan sangat lebat, tetapi keanekaragaman jenisnya sangat sedikit
dibandingkan dengan hutan dibawahnya.
10.3.1.3. Gurun
Biasanya terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik)
berbatasan dengan padang rumput. Misalnya gurun Gobi di RRC, Sahara
di Afrika Utara, Liano Estacado di Amerika Utara, Kalahari di Afrika
Selatan dan Atakama di Amerika Selatan.

392

Karakteristik gurun adalah


- gersang, curah hujan rendah (250 mm/tahun).
- sangat terik, penguapan tinggi, kelembaban udara rendah.
- pada siang hari, suhu sangat tinggi.
- perbedaan suhu siang dan malam sangat besar (siang 400C,
malam hari 200C)
Ciri-ciri tumbuhan gurun adalah:
- tanaman semusim dengan daun kecil-kecil, relatif sedikit,
berbunga dan berbuah pada waktu hujan datang (tumbuhan
evader), berumur relatif pendek.
- tanaman tahunan dengan daun seperti duri atau tak berdaun,
dilapis semacam lilin (kutikula), aka berukuran panjang dan
mempunyai jaringan untuk menyimpan air (sukulen) , misalnya:
kaktus.
Ciri-ciri hewan gurun adalah:
- rodentia (pengerat), ular, kadal, kalajengking dan sebagainya
yang mencari mangsa pada pagi atau malam hari. Bahkan juga
hewan unta, kodok, dan kumbang dapat beradaptasi dengan
lingkungan gurun.
10.3.1.4. Padang rumput
Terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropis ke daerah
subtropik. Padang rumput ini diberi nama yang berbeda-beda (Gambar
10.4), disebut Steppa (Rusia Selatan), Puzta (Hongaria), Prairi (Amerika
Utara) , dan Pampa (Argentina).

Gambar 10.4. Ekosistem padang rumput.

393

Karakteristik padang rumput adalah :


- curah hujan kurang lebih antara 250-800 mm/tahun.
- hujan turun tidak teratur.
- Porositas (pori tanah) banyak, sehingga aliran udara dalam
tanah sangat lancar dan drainase (pengaturan atau peresapan
air) berjalan cepat.
Ciri-ciri tumbuhan padang rumput adalah:
- Terdiri atas tumbuhan terna (herba) dan rumput, yang keduanya
tergantung pada kelembaban.
Ciri-ciri hewan gurun adalah :
- herbivora, misalnya bison, zebra, kanguru, kijang.
- karnivora, misalnya singa, harimau, dan serigala.
- jenis lainnya, misalnya rodentia, insekta dan burung.
10.3.1.5. Hutan basah/hutan hujan tropis
Terdapat di daerah tropik dan subtropik (Gambar 10.5). Misalnya di
berbagai daerah di Indonesia, Papua New Guinea, Australia bagian
Utara, lembah Amazon Amerika Selatan, lembah Kongo Afrika, Muang
Thai, Malaysia maupun di Amerika Tengah.

Gambar 10.5. Ekosistem hutan hujan tropis


Ciri-ciri hutan hujan tropis adalah :
- curah hujan kurang lebih antara 2000-2250 mm/tahun.
- Keragaman jenis pohon sangat besar, dan berbeda antar hutan
pada letak geografis yang berbeda.
- tinggi pohon-pohon utama berkisar antara 50-80 m

394

- cabang-cabang pohon yang tinggi berdaun lebat sehingga


membentuk tudung (kanopi). Berhubungan dengan itu maka di
dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang di
sekitar makhluk hidup). Daerah tudung cukup mendapat sinar
matahari, sedang dasar hutan selalu gelap, sehingga terbentuk
variasi suhu dan kelembaban Secara umum kelembaban di dalam
hutan relatif tinggi tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 250C.
- dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan yang khas,
yaitu:
o Liana (tumbuhan memanjat) misalnya rotan.
o Epifit (tumbuhan menempel) misalnya anggrek, lumut, paku
sarang burung.
- jenis hewan diantaranya adalah kera, burung, babi hutan, kucing
hutan, macan tutul, badak, bajing, ular pohon, kadal pohon,
katak pohon, serangga, dan lain-lain.
10.3.1.6. Hutan gugur/deciduous forest
Hutan jenis ini terdapat di daerah beriklim sedang yaitu sebagian
besar wilayah Eropa dan Cina, sebagian di Amerika Selatan dan dataran
tinggi Amerika Tengah, serta Amerika Utaran bagian timur.
Karakteristik hutan gugur daun adalah :
- curah hujan merata sepanjang tahun ( 750-1000 mm/tahun).
- adanya musim dingin, semi, panas dan gugur.
- spesies pepohonan sedikit, antara 10-20 spesies, dengan jarak
antar pepohonan tidak terlalu rapat
o Tumbuhan menggugurkan daunnya menjelang musim dingin.
Tumbuhan yang umum adalah: Maple (Acer camestre),
Syseamore (Acer pseudoplanatus), Oak (Quercus robur dan
Quercus petrata), Beech (Fagus sylvatica),birch (Betula spp),
dan Ash (Fraxinus spp).
- jenis hewan diantaranya rusa, rubah, kijang dan burung pelatuk.
10.3.1.7. Taiga = hutan konifer
Kebanyakan terdapat di belahan bumi sebelah utara, juga terdapat
di pegunungan daerah tropik.
Karakteristik hutan konifer adalah:
- suhu di musim dingin rendah.
- curah hujan 350-400 mm/tahun.
- biasanya merupakan hutan yang terdiri dari satu genus,
diantaranya adalah Norway spruce (Picea abies), Scot pine (Pinus
sylvestris), birch (Betula pubescens)
- semak dan tumbuhan basah sedikit sekali.
395

- pertumbuhan tanaman terjadi pada musin panas, berlangsung


antara 3-6 bulan.
- hewan-hewannya antara lain moose (sejenis rusa), beruang hitam,
ajag, musang dan burung-burung yang berimigrasi ke sebelah
selatan pada musim gugur.
10.3.1.8.Tundra/Padang lumut
Tundra berarti dataran tanpa pohon, terdapat di belahan bumi
sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara.
Karakteristik tundra adalah :
- suhu sangat rendah
- curah hujan 12 cm/tahun.
- musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang
panjang dan terang terus menerus.
- terdiri tumbuhan semusim berumur pendek dan berbunga
serentak pada musim pertumbuhan pendek 60 hari,
- jenis tumbuhannya: lumut Sphagnum, lichenes, tumbuhan berbiji
semusim, tumbuhan kayu yang pendek-pendek dan rumput,
tumbuhan tersebut mampu beradaptasi terhadap keadaan dingin.
- jenis-jenis hewan antara lain: sapi, kesturi, rusa, rusa kutub,
beruang kutub, cerpelai kutub (lemning), insekta terutama nyamuk
dan lalat hitam, burung pinguin, anjing laut dan walrus.
Adaptasi hewan tundra antara lain:
- mempunyai rambut atau bulu yang tebal.
- lapisan lemak yang tebal.
- bulu yang berwarna putih.
Catatan:
Urutan bioma dari ekuator ke kutub (suksesi latitudinal) sama
dengan urutan bioma dari dataran rendah ekuator ke arah yang lebih
tinggi (suksesi altitudinal). Urutan bioma dari suatu gunung di daerah
tropika ialah hutan gugur, konifer, tundra dan daerah es.
10.3.2. Ekosistem perairan (air tawar)
Terdapat di tempat yang airnya tenang (disebut sebagai perairan
lentik), misalnya danau, rawan, kolam dan di tempat yang airnya
berganti-ganti atau mengalir (lotik), misalnya sungai.
Ciri-ciri ekosistem air tawar adalah:
- salinitas rendah bahkan lebih rendah daripada protoplasma.
- variasi suhu bergantung pada kedalaman
- adanya aliran air (pada sungai).
396

- Jenis-jenis tumbuhan bervariasi diantaranya adalah: Hidrylla sp.,


eceng gondok (Eichornia crassipes), kiambang (Salvinia natans).
Berbagai jenis alga (ganggang) dapat tumbuh pada perairan tawar.
Adaptasi jenis tanaman terhadap kondisi yang selalu berair adalah:
anatomi batang banyak berongga, daun lebar, stomata banyak, gutatoda
di tepi ujung daun, berkutikula, serta selnya berdinding yang dapat
membatasi osmosis ke dalam sel. Sedangkan yang hidup di sungai
mempunyai akar atau alat semacam akar yang melekat pada dasar
sungai.
Keragaman hewan yang hidup dalam ekosistem air tawar cukup
tinggi. Adaptasi jenis hewan terhadap kondisi perairan adalah:
- mensekresikan air yang berlebih.
- sistem ekskresi, pencernaan dan insang berfungsi untuk
memelihara keseimbangan air dalam tubuh.
- terhadap aliran air, penyesuaiannya dengan alat pelekat atau otot
yang kuat.
- alat gerak umumnya berupa sirip atau serupa sirip.
Makhluk hidup air tawar dikelompokkan berdasarkan 2 bentuk, yaitu:
1. Berdasarkan aliran energi, dibedakan:
a. Autotrof (produsen), yaitu tumbuhan hijau dan mikroorganisme
yang melakukan kemosintesis dan fotosintesis.
b. Fagotrof (makro konsumen), yaitu herbivora, predator dan
parasit.
c. Saprofit, yaitu makhluk hidup yang hidup pada subtrat sisa-sisa
makhluk hidup hidup lainnya.
2. Berdasarkan kebiasaan hidup di lingkungan air, dibedakan:
a. Plankton, yaitu hewan atau tumbuhan (mikroorganisme) yang
hidup melayang-layang dalam air. Plankton terdiri atas
fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton contohnya: alga
mikroskopis (Chlorophyccae, Cyanophyceae, Diatomae),
sedangkan zooplankton contohnya: Protozoa serta hewanhewan lain golongan Porifera, Coelenterata, Crustacea, dan
lain-lain.
b. Nekton, yaitu hewan-hewan yang aktif berenang kian kemari
umpama ikan, amfibi dan serangga air.
c. Neuston, yaitu jenis hewan yang beristirahat atau berenang di
permukaan air. Contohnya: beberapa jenis insekta yang
berenang di dalam atau di permukaan air.

397

d. Perifiton, yaitu baik tumbuhan maupun hewan yang melekat


atau bertengger pada batang, daun, akar tumbuhan atau
pada permukaan benda lain. Contohnya: hydra, ganggang dan
tiram.
e. Bentos, yaitu hewan-hewan yang melekat atau beristirahat pada
dasar atau hidup pada endapan. Contohnya: siput, kerang, dan
cacing.
3. Berdasarkan bagian daerah tempat hidup, dibedakan atas:
a. Daerah Litoral, yaitu daerah yang airnya dangkal (bagian
pinggir) dengan sinar matahari sampai pada dasar. Di daerah ini
terdapat tumbuh-tumbuhan berakar.
b. Daerah Limnetik, yaitu daerah air terbuka yang mendapat sinar
matahari efektif. Di daerah ini terjadi keseimbangan antara
fotosintesis dengan respirasi yang dilakukan oleh makhluk
hidup-makhluk hidup yang hidup di situ. Komunitas di daerah ini
terdiri atas plankton, nekton dan kadang-kadang neuston.
c. Daerah Profundal, yaitu daerah di bawah daerah limnetik
sampai pada dasar. Daerah ini sering tidak dijumpai pada setiap
kolam.
Selanjutnya, berdasarkan deras aliran, habitat sungai dapat
dibedakan menjadi:
- daerah yang deras aliran airnya.
- daerah yang lambat aliran airnya.
10.3.3. Ekosistem Air Laut
Ciri-ciri ekosistem air laut adalah:
- salinitas tinggi di daerah tropik dan rendah di daerah yang jauh dari
katulistiwa.
- tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
- pada permukaan laut, perubahan suhu juga sesuai dengan musim.
- di daerah tropik perbedaan suhu air bagian atas dengan
dibawahnya tinggi, hal ini menyebabkan air laut tidak dapat
bercampur. Batas dari kedua bagian ini disebut termoklin. Di daerah
dingin, perbedaan suhu air di permukaan dengan suhu air di
bawahnya dapat dikatakan tidak ada, akibatnya air dapat
bercampur terus.
- hewan tingkat tinggi (misalnya ikan), mempunyai
cara
menyesuaikan diri terhadap tekanan osmosis air laut adalah dengan
jalan:
398

o
o
o

banyak minum dan mengeluarkan urine sedikit.


pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang.
garam yang berlebih diekskresikan lewat insang secara
aktif.

Pembagian Ekosistem Laut


1. Berdasarkan daya tembus sinar matahari ke dalam air laut,
dapat dibedakan menjadi daerah:
a. fotik, yaitu daerah yang masih dapat diterangi sinar matahari.
b. afotik, yaitu daerah yang sama sekali gelap.
Diantara kedua daerah ini, terdapat suatu daerah remang-remang
yang sering disebut dengan nama twilight.
2. Secara fisik, habitat laut dibagi menjadi 4 kelompok berikut:
a. daerah litoral, yaitu daerah yang berbatasan dengan darat.
b. daerah neritik, yaitu daerah yang masih dapat ditembus cahaya
matahari sampai pada dasarnya ( 200 m).
c. daerah batial, yaitu daerah yang kedalamannya 200-2500 m.
d. daerah abisal, yaitu daerah yang lebih dalam dan lebih jauh dari
pantai.
3. Berdasarkan kebiasaan hidup, makhluk hidup laut
Dibedakan menjadi plankton, perifiton, nekton, neuston, dan
bentos. Di bagian laut yang dalam tidak terdapat produsen. Oleh
karena itu dalam proses makan memakan di kalangan hewan-hewan
berlaku hukum rimba. Hewan-hewan di lautan yang dalam
kebanyakan berwarna hitam atau merah tua dan mempunyai mata
yang sangat peka. Sementara itu, hewan-hewan yang terdapat dalam
goa yang gelap kebanyakan buta dan putih (kehilangan pigmen).
Rantai makanan di daerah ini terjadi karena adanya gerakan air
dari pantai ke tengah, di samping adanya gerakan air dari
permukaan ke bawah dan sebaliknya.
10.3.4. Ekosistem Pantai
Karena hempasan gelombang air laut, di daerah pasang surut
yang merupakan perbatasan darat dan laut akan terbentuk gundukan
pasir. Setelah gundukan ini biasanya terdapat hutan, yang disebut
hutan pantai.
Ekosistem hutan pantai terdiri atas beberapa formasi. Formasi
adalah unit vegetasi yang terbentuk karena habitatnya dan
penamaannya disesuaikan dengan tumbuhan yang menyolok. Secara

399

berurutan, formasi yang terdapat pada ekosistem hutan pantai dari


daerah pasang surut ke arah darat adalah:
1. Hutan Mangrove (bakau)
- terdapat di daerah pasang surut
- dibedakan atas:
a. Yang dasarnya dari lumpur.
Tumbuhan khasnya, antara lain: Rhizopora (bakau), Avicennia
(kayu api), Bruguiera (bogem), Acanthus, Cerbera dan Ceriops.
b. Yang dasarnya dari beting/pasir koral.
Tumbuhan khasnya ialah Sonneratio alba (preparat). Cara
tumbuhan beradaptasi antara lain:
o mempunyai akar nafas (Aficennia dan Sonneratia).
o mempunyai akar lutut (Bruguiera)
o mempunyai daun-daun yang tebal dan kaku dengan lapisan
kutikula yang tebal untuk mencegah penguapan air yang
berlebihan.
o bijinya berkecambah dalam buah, belum tanggal dari pohon
induknya, dan jelas tampak akar yang tumbuh ke bawah,
panjangnya mencapai satu meter. Fenomena ini dikenal
dengan vivipari.
2. Formasi Pes-caprae
- di daerah berpasir garis pantai.
- dicirikan oleh Ipomea-pes-caprae (Telapak kambing) sebagai
tumbuhan penyusun yang paling menyolok. Di samping itu juga
didapati rumput angin (Spinifex sp.).
3. Formasi Barringtonia
- terdapat setelah formasi pes-caprae (lebih jauh dari garis pantai).
- daerahnya berpasir/berbatu cadas.
- formasi ini dimulai dari daerah yang ditumbuhi oleh pandan
(Pandanus), bakung (Crinum), dan babakoan. Sedangkan
tumbuhan penyusunnya yang paling menyolok adalah pohon
Barringtonia sp. (keben, butun) dan Terminalia sp. (ketapang).
10.3.5. Air Payau (Estuari)
Merupakan wilayah pertemuan antara air tawar dengan air laut
atau disebut muara sungai (estuari). atau pantai lumpur. Dalam
peristiwa inilah air payau terbentuk dengan tingkat salinitas diantara
air tawar dan air laut. Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau dan
nipah. Beberapa makhluk hidup laut melakukan perkembangbiakan di
wilayah ini, seperti ikan, udang, dan moluska yang banyak dijumpai
dan dapat di makan. Berdasarkan kadar garamnya (salinitas), estuari
dibedakan atas:
1. Oligohalin, yaitu daerah yang berkadar garam rendah ( 0.25%)
400

2. Mesohalin, yaitu daerah yang berkadar garam sedang (berkisar


antara 0.25-1.6%)
3. Polihalin, yaitu daerah dengan kadar garam tinggi (1.6-3%).
10.4. Suksesi dan klimaks
Dalam hidup sehari-hari, Kalian tentu sering melihat hidup
matinya tanaman di pekarangan rumah atau hewan yang memakan
tumbuhan atau hewan lainnya. Di sekitar kita, cendawan mendaur
ulang bahan-bahan kimiawi, penyusun komponen biotik setiap
eksosistem. Dalam hal ini ekosistem bersifat dinamis.
Pernahkah kalian melihat bekas areal sawah yang dibiarkan
pemiliknya? Atau sebidang halaman rumah yang berumput yang
rapi dan teratur sebagai sebuah lingkungan yang stabil. Lingkungan
seperti ini tidak menyebabkan terjadinya perubahan komunitas karena
rumput dipotong secara rutin. Dalam kondisi alamiah, halaman
rumput yang tidak terawat akan banyak ditumbuhi oleh semak.
Semak akan tumbuh membentuk hutan. Pada kondisi tertentu,
pertumbuhan hutan akan terhenti, dikenal sebagai proses suksesi.
Vegetasi yang pertama muncul dalam proses suksesi
pelopor/perintis, biasanya terdiri atas kelompok sianobakteria (alga
biru-kehijauan). Kehadiran kelompok ini akan menciptakan kondisi
lingkungan yang lebih baik, sehingga memacu perkecambahan dan
pertumbuhan kelompok-kelompok lainnya. Suksesi akan mencapai
klimaks, bila terbentuk suatu komunitas tertentu yang komposisi
populasinya relatif tetap dan stabil. Disebut komunitas klimaks.
Komunitas klimaks merupakan akhir dari serangkaian proses
suksesi. Artinya, komunitas demikian dapat dicapai setelah melalui
beberapa tahap suksesi. Tiap-tiap tahap suksesi disebut tahap
suksesional, sedangkan seluruh rangkaian tahapan suksesi dikenal
dengan istilah sere. Beberapa ciri komunitas klimaks antara lain
adalah: mampu menyokong kehidupan seluruh spesies yang hidup
didalamnya dan mengandung lebih banyak makhluk hidup dan
macam
interaksi
dibandingkan komunitas suksesional. Contoh
komunitas klimaks adalah suksesi rawa menjadi daratan.
Tipe komunitas klimaks yang berkembang dibedakan oleh faktorfaktor pembatas lingkungan. Di daerah dimana air merupakan faktor
pembatas, komunitas klimaksnya adalah gurun. Pada daerah
pegunungan, komunitas klimaksnya terdiri dari lumut kerak dan lumut,
jarang terdapat pohon karena faktor pembatasnya adalah suhu, air,
dan angin. Sepanjang kondisi lingkungan menjadi konstan, maka
komunitas klimaks akan tetap bertahan.
401

Sebuah tatanan lingkungan yang terbentuk dari ekosistem alami


yang mengalami perusakan disebut ekosistem suksesi. Dibedakan
atas 2 bentuk, yaitu:
a. Suksesi primer
Terbentuk pada substrat batu, seperti penutupan tanah oleh
timbunan abu setelah letusan gunung merapi. Contohnya suksesi
Gunung Krakatau dan Gunung Batur. Di Indonesia, proses suksesi
primer berhasil diamati di daerah bekas Gunung Krakatau yang
meletus dahsyat pada tahun 1883. Kawasan yang sebelumnya
tertutup lapisan lahar membatu, mulai muncul makhluk pioner (liken).
b. Suksesi sekunder
Terbentuk pada substrat lama yang telah rusak akibat aktivitas
manusia. Misalnya, penebangan hutan di Bukit Lawang atau
pembakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera pada tahun 2001 dan
2003.
Peristiwa tersebut telah menimbulkan berbagai masalah, baik
yang bersifat lokal maupun regional. Asap yang berasal dari
kebakaran hutan tersebut dapat menyebabkan udara dipenuhi oleh
gas karbondioksida (CO2), serta gas yang dapat mengganggu sistem
pernafasan manusia dan makhluk hidup lainnya. Ratusan jenis
tumbuhan dan hewan terbakar. Ribuan plasma nutfah hilang tiada
bekas. Selain itu, banyak hewan yang terpaksa meninggalkan
habitatnya karena rusak atau sumber makanannya berupa tumbuhan
mati terbakar. Tumbuhan dan hewan kehilangan kesempatan untuk
hidup, berinteraksi dan berkembang biak.
Selanjutnya hutan tersebut sekarang telah mengalami pemulihan
secara bertahap, dari satu vegetasi ke vegetasi lainnya dalam kurun
waktu yang cukup panjang. Proses perubahan vegetasi ini
berlangsung terus-menerus, dari komunitas sederhana menjadi
kompleks, disebut suksesi sekunder.
Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat
berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan
alami misalnya angin topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar
yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan.
Proses suksesi sangat terkait dengan faktor lingkungan, seperti
letak lintang, iklim, dan tanah. Lingkungan sangat menentukan
pembentukan struktur komunitas klimaks. Misalnya jika suksesi
berlangsung di daerah beriklim kering, maka proses tersebut akan
terhenti (klimaks) pada tahap komunitas rumput.
402

Jika suksesi berlangsung di iklim dingin dan basah maka proses


suksesi akan terhenti pada komunitas (hutan) konifer, serta jika
berlangsung di daerah iklim hangat dan basah maka kegiatan yang
sama akan terhenti pada hutan hujan tropik.
Laju proses suksesi sangat beragam, tergantung kondisi
lingkungan. Proses suksesi pada daerah hangat, lembab, dan subur
dapat berlangsung selama seratus tahun.
Suksesi pada daerah yang ekstrim, misalnya di puncak gunung,
lereng Danau Toba, atau daerah yang sangat kering berlangsung
ribuan tahun. Proses suksesi terjadi di daratan dan perairan, pada
dua kelompok yaitu tumbuhan dan hewan.
10.5. Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan dapat terjadi:
a. Secara alami (misalnya: akibat gempa bumi, gunung meletus,
angin ribut dan banjir).
b. Akibat perbuatan manusia (misalnya: akibat penebangan hutan
untuk pertanian, pembangunan rumah, jalan besar, pabrik, dan
bendungan).
Perubahan lingkungan secara langsung ataupun tidak langsung
akan mempengaruhi kehidupan makhluk hidup. Sehubungan dengan
itu, agar makhluk hidup bisa hidup normal maka perubahan
lingkungan tidak boleh sampai keluar dari kisaran tertentu.
Manusia dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan
secara aktif karena manusia mempunyai tingkat kemampuan berfikir
(kecerdasan) yang lebih tinggi dari makhluk lain. Misalnya bila suhu
terlalu rendah, manusia akan memakai pakaian hangat atau membuat
api unggun.
Manusia mampu mengubah lingkungan misalnya pemberian pupuk,
penghijauan, reboisasi, irigasi dan sebagainya untuk meningkatkan
bidang pertanian dan melestraikan lingkungan.
Sedangkan untuk mendukung peningkatan sumber daya perairan,
manusia dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas perikanan
dengan proses pembibitan, pembudidayaan dan teknik akuakultur
ikan di tambak secara tepat guna.
Perubahan lingkungan oleh manusia, walaupun untuk kepentingan
manusia sendiri, namun perlu diperhitungkan masak-masak, misalnya
403

mendirikan pabrik, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dan


menurunkan daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan
adalah ketersediaan sumber daya alam cukup ruang untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada tingkat kestabilan sosial tertentu.

Gambar 10.6. Ekosistem stabil.


Lingkungan yang stabil adalah keseimbangan diantaranya
komponen-komponen penyusunnya. Hutan yang tidak terganggu
merupakan ekosisitem yang stabil, adanya perubahan oleh manusia
membuat ekosistem menjadi tidak stabil. (Gambar 10.6).
Kestabilan ekosistem dapat diukur juga pada skala yang lebih
sempit. Sebagai contoh adalah habitat cacing tanah (Pheretima sp.)
yang hidup ditanah yang lembab. Tanah yang lembab memiliki suhu,
kelembaban dan kandungan zat organik yang sesuai dengan
kebutuhan hidup cacing tanah. Jika tanah tidak terganggu , maka
kestabilan tetap terjaga. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
dalam sebuah ekosistem terjadi keseimbangan yang dinamis dalam
bentuk saling ketergantungan komponen yang satu dengan
komponen lainnya dan sebaliknya.
Contoh lain bentuk saling ketergantungan adalah ditemukan
sumber alam berupa pupuk yang disebut guano di Peru pada akhir
abad 19. Guano terbentuk akibat adanya aliran Humbolt, yaitu aliran
air dari kutub selatan ke arah kutub utara sampai ke pantai Peru
sehingga membawa banyak mineral fosfat dan nitrat.

404

Rangkuman
Setiap makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekeliling makhluk
hidup, berupa unsur-unsur biotik dan abiotik yang saling mempengaruhi
makhluk hidup tersebut. Unit-unit lingkup ekologi tersebut secara hirarki
dimulai dari individu, populasi, komunitas, ekosistem dan bioma yang
ditunjukkan dalam spektrum biologi.
Pendekatan ekologi adalah memahami faktor-faktor dan prosesproses penting yang melandasi keberadaan dan kelimpahan jenis di
tempat hidupnya.
Makhluk hidup meluangkan waktu untuk berkompetisi dalam
memperoleh makanan, tempat berlindung, dan pasangan kawin. Didalam
lingkungan biotik terdapat interaksi antara individu sejenis maupun antara
jenis yang berbeda, terdiri atas kompetisi, dan simbiosis.
Kompetisi terbagi atas: kompetisi intraspesifik (kompetisi antar
anggota satu spesies), dan kompetisi interspesifik (kompetisi antar
anggota yang berbeda spesies).
Simbiosis terdiri dari amensalisme, protokooperasi, mutualisme,
komensalisme, parasitisme, dan predasi. Antara komponen pembentuk
ekosistem terdapat hubungan saling ketergantungan, sehingga
perubahan pada
komponen
yang
satu
akan menyebabkan
perubahan pada komponen yang lain.
Peristiwa makan dan dimakan yang melukiskan suatu rantai makanan
atau jaring-jaring makanan. Peristiwa rantai makanan menyebabkan
terjadinya piramida energi, piramida jumlah, piramida biomassa dan
aliran materi yang berupa siklus atau daur materi dalam ekosistem.
Siklus materi yang terjadi di biosfer disebut siklus biogeokimia artinya
suatu siklus dari bahan kimia, dari bagian abiotik dalam ekosistem ke
komponen biotik, kemudian diuraikan lagi menjadi mineral.
Habitat adalah tempat hidup asli (di dalam alam) suatu makhluk
hidup. Niche dapat bermakna ganda. Pertama, lingkungan kecil (micro
environment) yang khusus bagi suatu jenis makhluk hidup. Kedua,
peranan suatu makhluk hidup dalam komunitas, misalnya sebagai
produsen, konsumen atau pengurai.
405

Daya dukung lingkungan adalah ketersediaan sumber daya alam


cukup ruang untuk memenuhi kebutuhan dasar pada tingkat kestabilan
sosial tertentu.
Perubahan lingkungan dapat terjadi secara alami dan buatan
manusia. Secara alami, misalnya: akibat gempa bumi, gunung meletus,
angin ribut dan banjir. Sedangkan secara buatan akibat aktivitas
manusia, misalnya: akibat penebangan hutan untuk pertanian,
pembangunan rumah, jalan besar, pabrik, dan bendungan.
Manusia mampu mengubah lingkungan misalnya pemberian pupuk,
penghijauan, reboisasi, irigasi dan sebagainya untuk meningkatkan
bidang pertanian dan melestarikan lingkungan.
Setiap makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya. Komponen
penyusun eksosistem terdiri atas dua, yaitu biotik dan abiotik. Faktor
biotik (hayati) adalah segala makhluk hidup di sekitar dan di dalam
makhluk hidup, sedangkan abiotik terdiri dari lingkungan, fisik (iklim,
suhu, penyinaran, tekanan udara, kelembaban, angin, curah hujan, dan
faktor-faktor tanah edafik, dan kimia (pH, senyawa kimia, dan lainnya.
Interaksi antar populasi dikategorikan dalam bentuk netral, kompetisi
atau persaingan, predasi, parasitisme, komensalisme, mutualisme dan
antibiosa.
Seluruh ekosistem yang ada di dunia ini disebut Biosfer. Biosfer
didefenisikan sebagai bagian bumi yang mengandung makhluk hidupmakhluk hidup . Ekosistem dapat dibedakan atas ekosistem darat, pantai,
air tawar dan ekosistem air laut.
Beberapa bioma darat antara lain: pamah, pegunungan, gurun,
padang rumput, hutan basah, hutan gugur, taiga dan tundra. Sedangkan
bioma pantai terdiri dari mangrove, formasi pes caprae, formasi
baringtonia, dan air payau. Ekosistem air tawar dapat dibedakan atas
perairan dengan air tenang, misalnya danau, rawan, kolam; serta
perairan dengan air mengalir. Berdasarkan bagian daerah tempat hidup,
dibagi tiga yaitu litoral, limnetik dan profundal.
Bioma perairan terdiri dari berdasarkan daya tembus sinar matahari
ke dalam air laut, terbagi atas fotik dan afotik. Secara fisik, habitat laut
dibagi empat yaitu, berupa: litoral, neritik, batial dan abisal.
Berdasarkan kebiasaan hidup, makhluk hidup perairan
menjadi plankton, perifiton, nekton, neuston, dan bentos.

406

dibedakan

Sebuah komunitas terbentuk melalui serangkaian proses yang


disebut suksesi suksesi. Dibedakan atas 2 bentuk, yaitu suksesi primer
dan suksesi sekunder.
Suksesi primer terbentuk pada suatu wilayah yang belum pernah
terjadi kehidupan sama sekali, sedangkan suksesi sekunder terbentuk
pada wilayah yang pernah ada kehidupan kemudian rusak akibat
kejadian alam atau akibat aktivitas manusia. Contoh: komunitas yang
terbentuk setelah letusan Gunung Krakatau, Gunung Kelud, atau hutan
yang terbentuk setelah kebakaran.
Suksesi akan mencapai klimaks, bila terbentuk suatu komunitas
tertentu yang komposisi populasinya relatif tetap dan stabil disebut
komunitas klimaks
Soal Latihan
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e untuk
jawaban yang tepat!
1. Bila karbondioksida dalam ekosistem jumlahnya makin berkurang,
maka makhluk hidup yang pertama-tama akan mengalami
dampak negatif adalah ....
a. pengurai
d.karnivora
b. produsen
e.karnivora puncak
c. herbivora
2. Salah satu alasan mengapa kita harus berusaha untuk
melestarikan lingkungan adalah untuk ....
a. meningkatkan usaha pariwisata
b. melindungi kehidupan margasatwa
c. meningkatkan hasil produksi pangan
d. menambah devisa negara
e. menjaga keseimbangan antara lingkungan biotik dan abiotik
3. Dalam suatu ekosistem yang tercemar DDT hidup berbagai
komponen organik, antarnya: rumput, cacing, tikus, ular, burung
biji, kelinci, serigala. Akumulasi DDT paling tinggi terdapat pada
tubuh ....
a. rumput
b. cacing
c. kelinci
d. serigala
e. tikus

407

4. Didalam suatu ekosistem yang normal, kelompok makhluk hidup


yang paling kecil biomassanya adalah ....
a. pengurai
d. konsumen III
b. produsen
e. konsumen IV
c. konsumen II
5. Dalam suatu ekosistem kolam terdapat: 1. ikan karnivora, 2.
bakteri pengurai, 3. fitoplankton, 4. ikan herbivora, 5. zat-zat
organik. Dari komponen ekosistem tersebut dapat disusun suatu
mata rantai makanan ....
a. 3-4-5-1-2
d. 3-4-1-2-5
b. 2-5-3-4-1
e. 5-3-4-1-2
c. 5-3-4-2-1
6. Iklim di daerah pegunungan berbeda dengan daerah hutan
dataran rendah. Penentu iklim dalam hal ini adalah ....
a. letak geografis
d. suhu
b. letak topografi
e. curah hujan
c. intensitas cahaya
7. Dalam siklus unsur, di alam sumber oksigen yang utama adalah
....
a. aktivitas produsen
b. aktivitas konsumen
c. aktivitas dekomposer
d. denitrifikasi
e. dekomposisi
8. Interaksi yang terjadi antara rayap dan flagelata di dalam ususnya
termasuk interaksi ....
a. predasi
d. parasitisme
b. kompetisi
e.komensalisme
c. mutualisme
9. Interaksi merupakan ganguan bagi A, B tidak berpengaruh
merupakan interaksi bersifat ....
a. amensalisme
b. komensalisme
c. mutualisme
d. parasitisme
e. predatorisme
10. Ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan
dasar dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat
kestabilan sosial tertentu disebut ....
a. kualitas lingkungan
b. kuantitas lingkungan
408

c. parameter lingkungan
d. daya dukung lingkungan
e. siklus lingkungan
11. Adaptasi tumbuhan menahun di gurun mempunyai daun yang ....
a. berbentuk duri
b. lebar dan tipis
c. lebar dan tebal
d. kecil dan tipis
e. pita dan panjang
12. Adaptasi ikan dengan tekanan osmotik air laut dilakukan dengan
cara ....
a. sedikit minum, banyak buang urine
b. banyak minum, sedikit buang urine
c. sedikit membuang urine, banyak buang garam
d. banyak membuang urine, dan garam
e. garam laut disaing insang secara aktif
13. Jenis ikan pada perairan laut yang memanfaatkan plankton
sebagai makanannya , dapat ditemukan pada zona pada ....
a. batial
d. pantai
b. abisal
e. limnetik
c. afotik
14. Bioma yang paling banyak jenis populasinya adalah ....
a. tundra
d. taiga
b. hutan gugur
e. hutan tropis
c. padang rumput
15. Tumbuhan semusim berumur pendek dan bijinya akan tumbuh
tiap datang musim penghujan, merupakan cirri dari bioma ....
a. hutan tropis
d. padang rumput
b. gurun
e. taiga
c. hutan gugur
16. Ikan-ikan besar yang hidup di daerah neritik dan litoral perlu
mengadakan adaptasi berikut ini, kecuali ....
a. fisiologi
d. behaviour
b. anatomi
e. klimatologi
c. morfologi
17.Pada perjalanan suatu suksesi, yang biasanya menjadi pelopor
adalah ....
a. lumut
d. tumbuhan berkayu
409

b. tumbuhan hijau
c. bakteri fotosintetik

e. cendawan

18. Ciri khas suatu rantai makanan adalah ....


a. adanya aliran energi: produsen-konsumen
b. aliran energi pindah: konsumen-produsen
c. adanya materi biotik
d. aliran energi yang tetap
e. energi selalu berasal dari cahaya matahari
19. Gurun adalah suatu habitat alami yang memiliki sifat suhu yang
tinggi pada siang hari, dingin pada malam hari, dan kurang air,
sehingga di tempat itu jarang dijumpai ....
a. mamalia
d. ular
b. insekta
e. amfibia
c. rodentia
20. Untuk beradaptasi dengan defisiensi air, tumbuhan menahun di
gurun mempunyai daun yang ....
a. menyerupai duri
d. sempit dan tipis
b. lebar dan tebal
e. tipis sekali
c. lebar dan tipis
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1. Tuliskan kedua definisi niche yang kalian ketahui!
2. Bagaimanakah hubungan antara transformasi energi dengan
energi yang hilang dalam tiap tingkatan tropik?
3. Sebutkan bentuk-bentuk interaksi antara individu sejenis
maupun antara jenis yang berbeda!
4. Perubahan lingkungan dapat terjadi disebabkan dua hal.
Jelaskanlah!
5. Buatlah satu contoh rantai makanan dalam ekosistem sawah!
6. Jelaskanlah perbedaan antara daur nitrogen, daur karbon dan
daur sulfur di alam!
7. Jelaskan perbedaan antara Produksi Primer Bersih (PPB) dan
Produksi Primer Kotor (PPK)!
8. Sebutkan definisi dari:
410

a. Ekosistem
b. Komunitas
c. Niche
d. Populasi
9. Buatlah suatu jaring-jaring makanan dan berikan penjelasannya!
10. Gambarkan bentuk spektrum biologi hubungan ekologi dengan
ilmu biologi lainnya!
11. Tuliskan ciri-ciri tumbuhan hydrofit!
12. Tuliskan ciri-ciri, tumbuhan dan hewan yang terdapat pada hutan
gugur/deciduous forest!
13. Secara fisik, habitat laut terbagi 4 bentuk. Jelaskanlah!
14. Apakah yang menjadi syarat-syarat terjadinya suksesi primer dan
suksesi sekunder?
15. Pengendalian hama tanaman dapat dilakukan menggunakan
predator. Apakah yang dimaksud dengan predator dan berikan
beberapa contoh jenis predator!
16. Mengapa ekologi disebut sebagai ilmu multidisipliner? Berikan
contoh bidang apakah yang kalian ketahui!
17. Apakah perbedaan antara kompetisi intraspesies dan kompetisi
antarspesies? Berikan masing-masing contohnya!
18. Berdasarkan kebiasaan hidup di lingkungan air, makhluk hidup
dibedakan menjadi lima kelompok. Sebutkanlah!
19. Tuliskan ciri-ciri

tumbuhan

hutan hujan tropis!

20. Apakah yang dimaksud dengan ....


a. bioma
b. klimaks
c. neuston, ferifiton, bentos
d. profundal
e. formasi
f. meso halin
g. iklim mikro

411

BAB XI
PENCEMARAN LINGKUNGAN

Gambar 11.1. Sungai yang bersih.


Pernahkah kalian berjalan-jalan di hutan dan menemukan
sungau yang bersih? Sebuah sungai yang mengalir dan bersih
merupakan suatu ekosistem (Gambar 11.1). Di dalamnya hidup
berbagai organisme, misalnya tanaman air, ikan, udang, ganggang,
dan organisme lainnya. Semua organisme tersebut saling
berinteraksi dan saling membutuhkan. Manusia juga turut
memanfaatkan komponen biotik dan abiotik dari sungai tersebut. Air
menjadi kebutuhan pokok yang dimanfaatkan manusia. Ikan dan
udang sebagai sumber makanan bagi manusia.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi, daerah di sekitar sungai sering menjadi suatu
permukiman padat penduduk. Banyak manusia yang tidak peduli
akan lingkungannya. Mereka membuang sampah atau limbah
rumah tangga ke sungai (Gambar 11.2).

Gambar 11.2. Pencemaran dari limbah rumah tangga.

413

Pabrik-pabrik membuang limbahnya ke sungai. Sungai yang


awalnya bersih menjadi kotor dan penuh bahan-bahan beracun
yang membahayakan kesehatan organisme hidup (tumbuhan,
hewan dan manusia). Bagaimanakah nasib organisme hidup dalam
sungai tersebut? Mungkin tidak ada lagi organisme yang hidup.
Manusia pun tidak dapat memanfaatkan air sungai tersebut. Sungai
yang semula sebagai sumber kehidupan, sekarang tidak berguna
sama sekali. Apakah ini akan dibiarkan dan terjadi pada ekosistem
yang lain? Marilah kita pelajari bab Pencemaran Lingkungan ini agar
kita memiliki bekal pengetahuan untuk menjaga lingkungan dan
ekosistem agar tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
Standar Kompetensi
Mendeskripsikan proses pengolahan limbah organik (tumbuhan dan
hewan)
Kompetensi Dasar
11.1. Mengidentifikasi ciri, sifat, macam polusi dan limbah.
11.2. Dampak polusi terhadap kesehatan manusia.
11.3. Mengolah limbah organik.
Tujuan Pembelajaran
Setelah
mempelajari
Pencemaran
Lingkungan,
kalian
diharapkan
dapat
memahami,
menafsirkan,
dan
mengkomunikasikan pemahaman konsep tentang berbagai macam
ciri, sifat, macam polusi dan limbah, pengelolahan dan manfaat
limbah bagi tumbuhan, hewan, dan manusia.
Kata-Kata Kunci
Biogas
Daur ulang
Daya dukung
Daya lenting
Efek rumah kaca
Hujan asam
Insenerasi

Limbah anorganik
Limbah organik
Lingkungan
Pencemaran/polusi
Sanitary landfill
Ozon

11.1. Ciri, sifat, macam polusi dan limbah


Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Jika
komponen biotik berada dalam komposisi yang proporsional antara
tingkat trofik dengan komponen abiotik yang mendukung kehidupan
414

komponen biotik, lingkungan tersebut berada dalam keseimbangan


atau stabil.
Contoh lingkungan aIami yang seimbang adalah hutan. Di hutan,
tumbuhan sebagai produsen ada dalam jumlah yang mencukupi
untuk perlindungan dan makanan bagi konsumen tingkat pertama,
seperti burung pemakan tumbuhan, rusa dan monyet. Tumbuhan di
hutan dapat berkembang dengan baik karena kondisi lingkungan
abiotik yang sesuai. Hewan sebagai konsumen tingkat pertama
berada dalam jumlah yang mencukupi untuk kehidupan konsumen
tingkat kedua, misalnya harimau, musang, dan ular. Jumlah masingmasing komponen biotik tersebut tidak mendominasi satu dengan
yang lainnya sehingga terbentuk rantai makanan yang seimbang.
Keseimbangan lingkungan tidak statis, artinya dapat terjadi
penurunan atau kenaikan populasi tiap jenis tumbuhan dan hewan
serta berbagai komponen biotik. Perubahan komponen biotik dan
abiotik dalam batas-batas tertentu tidak mengganggu keseimbangan
lingkungan. Sebagai contoh jumlah rusa yang berkurang karena
diburu manusia tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
pemangsanya, misalnya harimau. Selama masih ada hewan lain di
hutan, seperti kelinci, tikus, dan ayam hutan maka harimau akan
memangsa hewan-hewan tersebut. Jumlah rusa juga dapat
berkembang kembali selama perburuan tidak dilakukan terusmenerus.
Kemampuan hutan mendukung kelangsungan hidup harimau
dengan adanya hewan mangsa adalah contoh daya dukung
lingkungan. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan
lingkungan mendukung kehidupan berbagai makhluk hidup di
dalamnya.
Bertambahnya
kembali
jumlah
rusa
setelah
berkurangnya perburuan adalah contoh daya lenting lingkungan.
Daya lenting lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk
pulih kembali pada keadaan seimbang jika mengalami perubahan
atau
gangguan.
Dengan
demikian,
lingkungan
mampu
menanggulangi perubahan-perubahan selama perubahan tersebut
masih dalam daya dukung dan daya lentingnya.
Keseimbangan lingkungan dapat menjadi rusak, artinya
lingkungan menjadi tidak seimbang jika terjadi perubahan yang
melebihi daya dukung dan daya lentingnya. Perubahan lingkungan
dapat terjadi karena alam maupun aktivitas manusia.
Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh manusia dan
berakibat pada alam, misalnya penebangan hutan. Penebangan
hutan secara besar-besaran mengakibatkan fungsi hutan sebagai
penahan air hujan akan berkurang.
415

Hilangnya pohon-pohon dapat mengakibatkan tidak adanya


perakaran yang dapat menahan air hujan. Akibatnya hanya sedikit
air yang terserap oleh tanah sehingga sebagian besar air akan
mengalir sebagai air permukaan yang dapat mengakibatkan tanah
longsor dan banjir.
Banjir lumpur panas Sidoarjo, Jawa Timur merupakan kasus
menyemburnya lumpur panas yang diduga diakibatkan oleh aktivitas
pengeboran untuk eksplorasi gas. Semburan lumpur tersebut
menurut data dari pertama kali mencapai volume 5000 meter kubik
perhari. Kemudian meningkat menjadi 40.000 meter kubik per hari,
dan sekarang ini mencapai 135.000 meter kubik per hari. Sejumlah
upaya telah dilakukan untuk menangulangi luapan lumpur,
diantaranya dengan membuat tanggul untuk membendung area
genangan lumpur. Namun tanggul akhirnya jebol. Menurut Menteri
kelautan dan perikanan, kerugian oleh banjir lumpur panas tersebut
mengakibatkan produksi tambak pada lahan seluas 989 hektar di
dua kecamatan dan 1600 hektar di pesisir Sidoarjo mengalami
kegagalan panen, sehingga kerugian diperkirakan mencapai 10.9
milyar per tahun.
Kegiatan manusia mengubah lingkungan dilakukan karena
adanya kebutuhan hidup. Kebutuhan ini akan menjadi semakin
meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk. Upaya
pemenuhan kebutuhan menusia dipengaruhi oleh perkembangan
budaya. Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil
perkembangan budaya digunakan untuk mengembangkan berbagai
industri yang dapat memenuhi kebutuhan manusia, antara lain
sebagai berikut:
1. Industri primer, mengupayakan kebutuhan dari alam secara
langsung, seperti pertanian, pertambangan, perkebunan,
kehutanan, peternakan, dan perikanan.
2. Industri sekunder, mengolah hasil industri primer seperti industri
makanan, industri tekstil, industri kertas, industri pengolahan
minyak bumi, dan industri logam.
3. Industri tersier, menghasilkan jasa atau pelayanan seperti
industri informasi dan komunikasi, transportasi, dan
perdagangan. Perkembangan industri tidak hanya mengubah
lingkungan tetapi juga menimbulkan pencemaran.
Berbagi industri selain menghasilkan produk yang digunakan
manusia juga menghasilkan buangan atau limbah.
Limbah adalah suatu benda atau zat yang dapat mengandung
berbagai bahan yang membahayakan kehidupan manusia, hewan,
416

serta makhluk hidup lainnya. Banyak limbah dihasilkan dari aktivitas


manusia, termasuk industri dan kegiatan rumah tangga. Masuknya
limbah rumah tangga dan industri ke dalam sungai menyebabkan
pencemaran atau polusi air sungai. Pencemaran adalah perubahan
keadaan lingkungan, baik secara fisik, kimia, atau pun biologi,
meliputi udara, daratan, dan air yang tidak diinginkan.
Makhluk hidup, zat, energi, atau komponen penyebab
pencemaran disebut polutan atau pencemar. Contoh polutan
makhluk hidup atau polutan biologi ialah bakteri penyebab penyakit
pada sampah dan kotoran. Polutan zat kimia disebut polutan
kimia, contohnya limbah yang mengandung logam merkuri (Hg), gas
CO2, gas CFC, debu asbes, dan pestisida. Sedangkan polutan
energi disebut polutan fisik, misalnya panas dan radiasi.
Pencemaran berdasarkan bentuknya terbagi menjadi empat macam,
yaitu pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan
pencemaran suara.
11.1.1. Pencemaran udara
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran
atmosfer bumi. Atmosfer merupakan lapisan udara yang
menyelubungi bumi sampai ketinggian 300 km. Sumber
pencemaran udara berasal dari kegiatan alami dan aktivitas
manusia seperti tercantum pada Tabel 11.1
Tabel 11.1 Bahan pencemar udara dan sumbernya
No
1
2
3
4

Polutan
Karbon dioksida
(CO2)
Sulfur dioksida
(SO2) nitrogen
monoksida (NO)
Karbonmonoksida
(CO)
Kloro Fluoro
Carbon (CFC)

Dihasilkan dari
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau
batubara), pembakaran gas alam dan hutan,
respirasi, serta pembusukan.
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau
batubara), misalnya gas buangan kendaraan.
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau
batubara) dan gas buangan kendaraan bermotor
yang pembakarannya tidak sempurna.
Pendingin ruangan, lemari es, dan perlengkapan
yang menggunakan penyemprot aerosol.

Sumber pencemaran udara di setiap wilayah atau daerah


berbeda-beda. Sumber pencemaran udara berasal dari kendaraan
bermotor, kegiatan rumah tangga, dan industri (Gambar 11.3).

417

Gambar 11.3. Pencemaran udara dari aktivitas industri.


Dampak pencemaran udara dapat berskala mikro dan makro.
Pada skala mikro atau lokal, pencemaran udara berdampak pada
kesehatan manusia. Misalnya, udara yang tercemar gas karbon
monoksida (CO) jika dihirup seseorang akan
menimbulkan
keracunan, jika orang tersebut terlambat ditolong dapat
mengakibatkan kematian. Dampak pencemaran udara berskala
makro, misalnya fenomena hujan asam dalam skala regional,
sedangkan dalam skala global adalah efek rumah kaca dan
penipisan lapisan ozon.
Karbon dioksida (CO2)
Pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan
gas alam telah lama dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan
manusia terhadap energi. Misalnya untuk berbagai keperluan rumah
tangga, industri, dan pertanian. Ketika bahan bakar minyak tersebut
dibakar, karbon dioksida dilepaskan ke udara. Data yang diperoleh
menunjukkan bahwa jumlah karbon dioksida yang dilepaskan ke
udara terus mengalami peningkatan. Apakah dampak peningkatan
CO2 terhadap lingkungan?
Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berbau,
tidak berasa, dan tidak stabil. Karbon monoksida yang berada di
kota besar sebagian besar
berasal
dari pembuangan gas
kendaraan bermotor yang gas-gas pembakarannya tidak sempurna.
Selain itu, karbon monoksida dapat berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil serta proses industri.
Karbon monoksida dalam tubuh manusia lebih cepat berikatan
dengan hemoglobin daripada oksigen. Jika di udara terdapat karbon

418

monoksida, oksigen akan kalah cepat berikatan dengan hemoglobin.


Beberapa orang akan menderita defisiensi oksigen dalam jaringan
tubuhnya ketika haemoglobin darahnya berikatan dengan karbon
monoksida sebesar 5%. Seorang perokok haemoglobin darahnya
sering ditemukan mengandung karbon monoksida lebih dari 10%.
Defisiensi oksigen dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang
menderita sakit kepala dan pusing. Kandungan karbon monoksida
yang mencapai 0.1.% di udara dapat mengganggu metabolisme
tubuh organisme. Oleh karena itu, ketika memanaskan mesin
kendaraan di dalam garasi sebaiknya pintu garasi dibuka agar gas
CO yang terbentuk tidak terakumulasi di dalam ruangan dan
terhirup.
Sulfur dioksida
Sulfur dioksida dilepaskan ke udara ketika terjadi pembakaran
bahan bakar fosil dan pelelehan biji logam. Konsentrasi SO2 yang
masih diijinkan ialah antara 0.3 sampai 1.0 mg m-3. Akan tetapi, di
daerah yang dekat dengan industri berat, konsentrasi senyawa
tersebut menjadi lebih tinggi, yaitu 3.000 mg m-3 .
Peningkatan konsentrasi sulfur di atmosfer dapat menyebabkan
gangguan kesehatan pada manusia, terutama menyebabkan
penyakit bronkitis, radang paru-paru (pneumonia), dan gagal
jantung. Partikel-partikel ini biasanya sulit dibersihkan bila sudah
mencapai alveoli sehingga menyebabkan iritasi dan mengganggu
pertukaran gas.
Pencemaran sulfur (sulfur oksida) di sekitar daerah pencairan
tembaga dapat menyebabkan kerusakan pada vegetasi hingga
mencapai jarak beberapa kilometer jauhnya. Tumbuhan
mengabsorbsi sulfur dioksida dari udara melalui stomata. Tingginya
konsentrasi sulfur dioksida di udara seringkali menimbulkan
kerusakan pada tanaman pertanian dan perkebunan.
Nitrogen oksida
Nitrogen oksida memainkan peranan penting di dalam
penyusunan jelaga fotokimia. Nitrogen dioksida dihasilkan oleh gas
buangan kendaraan bermotor. Peroksiasil nitrat yang dibentuk di
dalam jelaga sering menyebabkan iritasi pada mata dan paru-paru.
Selain itu, bahan polutan tersebut dapat merusak tumbuhan.

Hujan asam

419

Dua gas yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan


serta pembangkit listrik tenaga disel dan batubara yang utama
adalah sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2). Gas yang
dihasilkan tersebut bereaksi di udara membentuk asam yang jatuh
ke bumi bersama dengan hujan dan salju. Misalnya, sulfur dioksida
berreaksi dengan oksigen membentuk sulfur trioksida.
2 SO3
2 SO2 + O2
Sulfur trioksida kemudian bereaksi dengan uap air membentuk
asam sulfat.
H2SO4
SO3 + H2O
Uap air yang telah mengandung asam ini menjadi bagian dari awan
yang akhirnya turun ke bumi sebagai hujan asam atau salju asam.
Hujan asam dapat mengakibatkan kerusakan hutan, tanaman
pertanian, dan perkebunan. Hujan asam juga akan mengakibatkan
berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam, misalnya
jembatan dan rel kereta api, serta rusaknya berbagai bangunan.
Selain itu, hujan asam akan menyebabkan penurunan pH tanah,
sungai, dan danau, sehingga mempengaruhi kehidupan organisme
tanah, air, serta kesehatan manusia.
Efek rumah kaca (green house effect)
Efek rumah kaca merupakan gejala peningkatan suhu
dipemukaan bumi yang terjadi karena meningkatnya kadar CO2
(karbon dioksida) di atmosfer. Gejala ini disebut efek rumah kaca
karena diumpamakan dengan fenomena yang terjadi di dalam
rumah kaca.
Pada rumah kaca, sinar matahari dapat dengan mudah masuk
ke dalamnya. Sebagian sinar matahari tersebut digunakan oleh
tumbuhan dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke arah kaca.
Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat keluar dari rumah kaca dan
mengalami pemantulan berulang-ulang. Energi yang dihasilkan
meningkatkan suhu rumah kaca sehingga rumah kaca menjadi
panas.
Di bumi, radiasi panas yang berasal dari matahari ke bumi
diumpamakan seperti menembus dinding kaca rumah kaca. Radiasi
panas tersebut tidak diserap seluruhnya oleh bumi. Sebagian radiasi
dipantulkan oleh benda-benda yang berada di permukaan bumi ke
ruang angkasa. Radiasi panas yang dipantulkan kembali ke ruang
angkasa merupakan radiasi infra merah. Sebagian radiasi infra
merah tersebut dapat diserap oleh gas penyerap panas (disebut:
gas rumah kaca). Gas penyerap panas yang paling penting di
420

atmosfer adalah H2O dan CO2. Seperti kaca dalam rumah kaca, H2O
dan CO2 tidak dapat menyerap seluruh radiasi infra merah sehingga
sebagian radiasi tersebut dipantulkan kembali ke bumi. Keadaan
inilah yang menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat atau
yang disebut dengan pemanasan global (global warning).
Kenaikan suhu menyebabkan mencairnya gunung es di kutub
utara dan selatan. Kondisi ini mengakibatkan naiknya permukaan air
laut, sehingga menyebabkan berbagai kota dan wilayah pinggir laut
akan tenggelam, sedangkan daerah yang kering menjadi semakin
kering. Efek rumah kaca menimbulkan perubahan iklim, misalnya
suhu bumi meningkat rata-rata 3C sampai 4C pada abad ke-21,
kekeringan atau curah hujan yang tinggi di berbagai tempat dapat
mempengaruhi produktivitas budidaya pertanian, peternakan,
perikanan, dan kehidupan manusia.
Penipisan lapisan ozon
Lapisan ozon (O3) adalah lapisan gas yang menyelimuti bumi
pada ketinggian 30 km diatas bumi. Lapisan ozon terdapat pada
lapisan atmosfer yang disebut stratosfer. Lapisan ozon ini berfungsi
menahan 99% radiasi sinar Ultra violet (UV) yang dipancarkan ke
matahari.
Gas CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang berasal dari produk
aerosol (gas penyemprot), mesin pendingin dan proses pembuatan
plastik atau karet busa, jika sampai ke lapisan stratosfer akan
berikatan dengan ozon. CFC yang berikatan dengan ozon
menyebabkan terurainya molekul ozon sehingga terjadi kerusakan
lapisan ozon, berupa penipisan lapisan ozon.
Penipisan lapisan ozon di beberapa tempat telah membentuk
lubang seperti di atas Antartika dan kutub Utara. Lubang ini akan
mengurangi fungsi lapisan ozon sebagai penahan sinar UV. Sinar
UV yang sampai ke bumi akan menyebakan kerusakan pada
kehidupan di bumi. Kerusakan tersebut antara lain gangguan pada
rantai makanan di laut, serta kerusakan tanaman budidaya
pertanian, perkebunan, serta mempengaruhi kesehatan manusia.
Radiasi
Makhluk hidup sudah lama menjadi objek dari bermacammacam bentuk radiasi. Misalnya, radiasi matahari yang
mengandung sinar ultraviolet dan gelombang infra merah. Selain
berasal dari matahari, radiasi dapat juga berasal dari luar angkasa,
berupa sinar kosmis dan mineral-mineral radioaktif dalam batubatuan. Akan tetapi bentuk radiasi akibat aktivitas manusia akan
menimbulkan polusi.
421

Bentuk-bentuk radiasi berupa kegiatan uji coba bom nuklir dan


penggunaan bom nuklir oleh manusia dapat berupa gelombang
elektromagnetik dan partikel subatomik. Kedua macam bentuk
radiasi tersebut dapat mengancam kehidupan makhluk hidup.
Dampak radiasi dapat dilihat pada tingkat genetik dan sel tubuh.
Dampak genetik pada interfase menyebabkan terjadinya perubahan
gen pada AND atau dikenal sebagai mutasi gen. Dampak somatik
(sel tubuh) adalah seseorang memiliki otak yang lebih kecil daripada
ukuran normal, cacat mental, dan gangguan fisik lainnya serta
leukemia.
11.1.2. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah berasal dari limbah rumah tangga, kegiatan
pertanian, dan pertambangan.
Limbah rumah tangga
Dalam rumah tangga, air digunakan untuk minum, memasak,
mencuci, dan berbagai keperluan lainnya. Setelah digunakan, air
dibuang atau mengalir ke selokan. Selanjutnya, air tersebut mengalir
ke sungai, danau, dan laut. Air buangan rumah tangga atau dikenal
sebagai limbah domestik mengandung 95% sampai 99% air dan
sisanya berupa limbah organik .

Gambar 11.4. Pencemaran dari limbah organik.


Sebagian dari air buangan terdiri atas komponen nitrogen,
seperti urea dan asam urik yang kemudian akan terurai menjadi
amoniak dan nitrit. Pada perairan yang dimasuki oleh limbah rumah
422

tangga biasanya akan menyebabkan populasi ganggang menjadi


meningkat pesat sebagai akibat banyaknya persediaan nutrien
seperti tampak pada Gambar 11.4.
Sebaliknya, persediaan oksigen dalam perairan tersebut
semakin berkurang. Di sana dapat ditemukan Tubifex sp., hewan air
yang mampu hidup dengan baik di bawah kondisi defisiensi oksigen.
Semakin ke hilir atau ke arah muara, limbah organik lebih terurai
secara sempurna sehingga kandungan oksigen dalam air kembali
normal. Hewan dan tumbuhan air dapat tumbuh dengan baik.
Selain itu limbah rumah tangga terpenting adalah sampah.
Sampah dalam jumlah banyak seperti di kota-kota besar, berperan
besar dalam pencemaran tanah, air, dan udara. Tanah yang
mengandung sampah diatasnya akan menjadi tempat hidup
berbagai mikroorganisme penyebab penyakit. Pencemaran oleh
mikroorganisme dan polutan lainnya dari sampah akan mengurangi
kualitas air tanah. Air tanah yang menurun kualitasnya dapat terlihat
dari perubahan fisiknya, misalnya bau, warna, dan rasa, bahkan
terdapat lapisan minyak. Beberapa jenis sampah, seperti plastik dan
logam sulit terurai sehingga berpengaruh pada kemampuan tanah
menyerap air.
Limbah pertanian
Dalam kegiatan pertanian, penggunaan pupuk buatan, zat kimia
pemberantas hama (pestisida), dan pemberantas tumbuhan
pengganggu (herbisida) dapat mencemari tanah, dan air.
Herbisida merupakan pestisida yang 40% produknya sudah
digunakan di dunia. Para petani menggunakan herbisida untuk
mengontrol atau mematikan sehingga tanaman pertanian dapat
tumbuh dengan baik. Percobaan pada kelinci dan kera
menggunakan dosis herbisida diatas 25% menunjukkan bahwa
pemberian makanan dan minuman yang dicampur herbisida dapat
menyebabkan organ hati dan ginjal hewan tersebut mudah terkena
tumor dan kanker.
Fungisida merupakan pestisida yang digunakan untuk
mengontrol atau memberantas cendawan (fungi) yang dianggap
sebagai wabah atau penyakit. Penyemprotan fungisida dapat
melindungi tanaman pertanian dari serangan cendawan parasit dan
mencegah biji (benih) menjadi busuk di dalam tanah sebelum
berkecambah. Akan tetapi, sejak metal merkuri sangat beracun
terhadap manusia, biji-bijian yang telah mendapat perlakuan
fungisida yang mengandung metal merkuri
tidak pernah
423

dimanfaatkan untuk bahan makanan. Fungisida dapat memberi


dampak buruk terhadap lingkungan.
Insektisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk
membunuh serangga hama. Jenis pestisida ini sudah digunakan
manusia sejak lama. Pestisida dan herbisida memiliki sifat sulit
terurai dan dapat bertahan lama di dalam tanah. Residu pestisida
dan herbisida ini membahayakan kehidupan organisme tanah.
Senyawa organoklorin utama di dalam insektisida adalah DDT
(Dikloro Difenil Trikloroetana) dapat membunuh mikroorganisme
yang sangat penting bagi proses pembusukan, sehingga kesuburan
tanah terganggu Tanah yang tercemar pupuk kimiawi, pestisida, dan
herbisida dapat mencemari sungai karena zat-zat tersebut dapat
terbawa air hujan atau erosi.
Penggunaan pupuk buatan secara berlebihan menyebabkan
tanah menjadi masam, yang selanjutnya berpengaruh terhadap
produktivitas tanaman. Tanaman menjadi layu,
berkurang
produksinya, dan akhirnya mati. Pencemaran tanah oleh pestisida
dan herbisida terjadi saat dilakukan penyemprotan. Sisa-sisa
penyemprotan tersebut akan terbawa oleh air hujan, akhirnya
mengendap di tanah. Penggunaan bahan-bahan kimiawi secara
terus menerus akan mengakibatkan kerusakan tekstur tanah, tanah
mengeras, dan akan retak-retak pada musim kemarau (Gambar
11.5)

Gambar 11.5. Pencemaran tanah akibat aktivitas pertanian.


Pertambangan
Aktivitas penambangan bahan galian juga dapat menimbulkan
pencemaran tanah. Salah satu kegiatan penambangan yang
memiliki pengaruh besar mencemarkan tanah adalah penambangan
424

emas. Pada penambangan emas, polusi tanah terjadi akibat


penggunaan merkuri (Hg) dalam proses pemisahan emas dari
bijinya. Merkuri tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun
yang dapat mematikan tumbuhan, organisme tanah, dan
mengganggu kesehatan manusia.
11.1.3. Pencemaran air
Pencemaran air meliputi pencemaran di perairan darat, seperti
danau dan sungai, serta perairan laut. Sumber pencemaran air,
misalnya pengerukan pasir, limbah rumah tangga, industri,
pertanian, pelebaran sungai, pertambangan minyak lepas pantai,
serta kebocoran kapal tanker pengangkut minyak (Gambar 11.6).

a)

b)

c)
d)
Gambar 11.6. Bentuk-bentuk pencemaran perairan:
a. pengerukan pasir b. limbah rumah tangga,
c. industri, d. pertambangan emas.

Limbah rumah tangga


Limbah rumah tangga seperti deterjen, sampah organik, dan
anorganik memberikan andil cukup besar dalam pencemaran air

425

sungai, terutama di daerah perkotaan (Gambar 11.7). Sungai yang


tercemar deterjen, sampah organik dan anorganik yang
mengandung miikroorganisme dapat menimbulkan penyakit,
terutama bagi masyarakat yang mengunakan sungai sebagai
sumber kehidupan sehari-hari. Proses penguraian sampah dan
deterjen memerlukan oksigen sehingga kadar oksigen dalam air
dapat berkurang. Jika kadar oskigen suatu perairaan turun sampai
kurang dari 5 mg per liter, maka kehidupan biota air seperti ikan
terancam.

Gambar 11.7. Pencemaran dari limbah rumah tangga di perkotaan


Limbah industri
Limbah industri yang mencemarkan air dapat berupa polutan
sampah organik dan anorganik. Polutan tersebut berasal dari pabrik
pengolahan hasil ternak, polutan logam berat, dan polutan panas
yang antara lain berasal dari air pendingin industri. Limbah industri
dapat membunuh mikroorganisme air. Akan tetapi, beberapa pabrik
tidak mampu menghilangkan unsur kimia atau racun yang
dikandungnya. Limbah industri yang dapat mencemari air
bergantung pada jenis industrinya. Limbah tersebut berupa organik,
anorganik, dan panas.
Sebagian besar industri membuang limbah cairnya ke perairan
sungai tanpa diolah terlebih dahulu. Untuk mengendalikan
pencemaran air oleh industri, pemerintah membuat aturan bahwa
limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke
sungai. Limbah cair yang telah diolah, sisa olahannya pun masih
mengandung bahan beracun dan berbahaya seperti merkuri (Hg),
timbal (Pb), krom (Cr), tembaga (Cu), seng (Zn), dan nikel (Ni).
Merkuri dapat berasal dari air limbah penggilingan kertas (pulp =
bubur kertas) dan pabrik yang membuat vinil plastik atau berasal
dari air hujan. Kebanyakan merkuri terakumulasi di dasar perairan,
seperti sungai, danau, dan lautan, kemudian diuraikan menjadi
metal merkuri oleh metan yang diproduksi oleh bakteri. Metil merkuri
bersifat sangat beracun dan dapat diabsorpsi oleh makhluk hidup
426

yang berada di perairan. Ikan yang tercemar oleh merkuri jika


dikonsumsi oleh ibu yang hamil, keturunannya dapat menderita
cacat karena kerusakan pada saraf, bahkan dapat mengakibatkan
kematian.
Tembaga dapat masuk ke perairan atau sungai melalui
pembuangan air limbah yang berasal dari bijih atau cairan tembaga
yang dibuang oleh penambangan tembaga. Tembaga merupakan
logam yang sangat beracun. Kadar tembaga yang kurang dari 1
ppm pada perairan dapat mematikan ikan dan hewan air lainnya.
Ikan mengabsorbsi tembaga melalui insangnya. Di perairan yang
mengandung konsentrasi oksigen terlarut rendah, gerakan
membuka dan menutupnya insang berlangsung lebih cepat
sehingga proses kematian ikan akibat polusi tembaga menjadi lebih
cepat.
Pembakaran bensin pada mesin pabrik menghasilkan lebih dari
80% timah di udara. Timah yang ditambahkan ke dalam bensin
adalah timah tetraetil (TEL) yang berfungsi sebagai senyawa anti
knock. Di daerah pedesaan, kandungan timah di udara yang
berasal dari kegiatan manusia sekitar 20%, sedangkan di kota-kota
besar lebih dari 50%. Orang yang bekerja memperbaiki kendaraan
bermotor di ruangan tertutup, dalam darahnya akan mengandung
konsentrasi timah yang lebih tinggi dibandingkan bagi mereka yang
bekerja pada ruangan yang terbuka.
Jika suatu perairan mengandung timah yang berasal dari tangki
atau pipa saluran air minum dengan konsentrasi lebih dari 0.5 ppm,
maka logam tersebut dapat bersifat racun bagi kehidupan ikan di
perairan. Hanya beberapa ganggang dan serangga yang mampu
hidup di perairan tersebut. Jika ikan yang tercemar tersebut
dikonsumsi manusia, akan membahayakan kesehatan manusia.
Limbah pertanian
Kegiatan pertanian dapat menyebabkan pencemaran air
terutama karena penggunaan pupuk buatan, pestisida, dan
herbisida. Pencemaran air oleh pupuk, pestisida, dan herbisida
dapat meracuni organisme air, seperti plankton, ikan, hewan yang
meminum air tersebut dan juga manusia yang menggunakan air
tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Residu pestisida seperti DDT
yang terakumulasi dalam tubuh ikan dan biota lainnya dapat
terbawa dalam rantai makanan ke tingkat trofil yang lebih tinggi,
yaitu manusia.

427

Selain itu, masuknya pupuk pertanian, sampah, dan kotoran ke


bendungan, danau, serta laut dapat menyebabkan meningkatnya
zat-zat hara di perairan. Peningkatan tersebut mengakibatkan
pertumbuhan ganggang atau enceng gondok menjadi pesat
(blooming).
Pertumbuhan ganggang atau enceng gondok yang cepat dan
kemudian
mati
membutuhkan
banyak
oksigen
untuk
menguraikannya. Kondisi ini mengakibatkan kurangnya oksigen
dan mendorong terjadinya kehidupan organisme anaerob.
Fenomena ini disebut sebagai eutrofikasi.
Limbah pertambangan
Pencemaran minyak di laut terutama disebabkan oleh limbah
pertambangan minyak lepas pantai dan kebocoran kapal tanker
yang mengangkut minyak. Setiap tahun diperkirakan jumlah
kebocoran dan tumpahan minyak dari kapal tanker ke laut mencapai
3.9 juta ton sampai 6.6 juta ton. Tumpahan minyak merusak
kehidupan di laut, diantaranya burung dan ikan. Minyak yang
menempel pada bulu burung dan insang ikan mengakibatkan
kematian hewan tersebut.
11.1.4. Pencemaran Suara (Kebisingan)
Ancaman serius lain bagi kualitas lingkungan manusia adalah
pencemaran suara. Bunyi atau suara yang dapat mengganggu dan
merusak pendengaran manusia disebut kebisingan. Tingkat
kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 50 desibel (db).
Oleh karena kebisingan dapat mengganggu lingkungan, kebisingan
dapat dimasukkan sebagai pencemaran.
Suara dengan intensitas tinggi, seperti yang dikeluarkan oleh
mesin industri, kenderaan bermotor, dan pesawat terbang secara
terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat mengganggu
manusia, bahkan
menyebabkan cacat pendengaran yang
permanen. Oleh karena itu, bunyi dapat dianggap sebagai bahan
pencemar serius yang mengganggu kesehatan manusia.
11.2. Dampak polusi terhadap kesehatan manusia
1. Defisiensi
oksigen
dalam
tubuh dapat menyebabkan
seseorang sakit kepala dan pusing. Udara yang tercemar gas
karbon monoksida (CO) jika dihirup seseorang akan
menimbulkan keracunan, jika orang tersebut terlambat ditolong
dapat
mengakibatkan
kematian.
Kandungan
karbon
monoksida yang mencapai 0.1.% di udara dapat
mengakibatkan kematian.
428

2. Penipisan
lapisan
ozon dapat menyebabkan terjadinya
kanker kulit (terutama untuk orang yang berkulit putih) dan
kerusakan mata (katarak).
3. Limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit, diantaranya ialah
penyakit kulit, kolera, dan disentri.
4. Ketika menghirup udara yang tercemar timah, maka timah
dapat terabsorpsi kedalam darah dan terakumulasi di dalam
hati, ginjal, dan tulang yang akan mengganggu proses
metabolisme tubuh, bahkan dapat menimbulkan kematian.
5. Konsentrasi merkuri tertinggi terdapat di ginjal, hati, dan otak,
sehingga dapat menyebabkan manusia mengalami kehilangan
sensasi, menjadi buta yang berasal dari ikan yang dikonsumsi
dari teluk Minamata di Jepang, bahkan dapat menyebabkan
cacat janin pada ibu hamil yang mengkonsumsi ikan tersebut.
6. Kadmium yang masuk ke tubuh manusia melalui udara
(pernafasan)
menyebabkan
kerusakan
ginjal
dan
meningkatnya tekanan darah (hipertensi).
Parameter kualitas limbah
Pencemaran lingkungan
dapat diukur dengan parameter
kualitas limbah. Parameter tersebut digunakan untuk mengetahui
tingkat pencemaran yang sudah terjadi di lingkungan. Beberapa
parameter kimia kualitas air yang perlu diketahui antara lain adalah
BOD, COD, DO, dan pH. Pengukuran fisik dapat dilakukan dengan
memperhatikan warna, bau, dan rasa air sungai, kecepatan laju air
dengan bola pingpong, penetrasi cahaya, dalam dan lebar sungai
dan lainnya.
Manakala pengukuran biologi dilakukan dengan menghitung
indeks keanekaragaman dan kelimpahan organisme air seperti
plankton, benthos, serangga air, moluska, ikan dan lainnya sehingga
diperoleh data yang valid. Pengukuran ketiga metode (faktor fisik,
kimia dan biologi) merupakan metode paling tepat dan akurat dalam
menentukan parameter kualitas perairan.
BOD (Biochemical oxygen demand)
BOD adalah ukuran kandungan oksigen terlarut yang diperlukan
oleh mikroorganisme yang hidup di perairan untuk menguraikan
bahan organik yang ada di dalamnya. Apabila kandungan oksigen
dalam air menurun, maka kemampuan mikroorganisme aerobik
untuk menguraikan bahan organik tersebut juga menurun.
429

BOD ditentukan dengan mengukur jumlah oksigen yang


digunakan oleh mikroorganisme selama kurun waktu dan pada
temperatur tertentu (biasanya lima hari pada suhu 20C). Nilai BOD
diperoleh dari selisih oksigen terlarut awal dengan oksigen terlarut
akhir. BOD merupakan ukuran utama kekuatan limbah cair.
COD (Chemical oxygen demand)
COD merupakan jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan
buangan yang ada didalam air dapat teroksidasi melalui reaksi
kimiawi. Indikator ini umumnya digunakan pada limbah industri.
DO (Dissolved oxygen)
DO adalah kadar oksigen terlarut dalam air. Penurunan DO
dapat diakibatkan oleh pencemaran air yang mengandung bahan
organik sehingga menyebabkan organisme air terganggu. Semakin
kecil nilai DO dalam air, tingkat pencemarannya semakin tinggi. DO
penting dan berkaitan dengan sistem saluran pembuangan maupun
pengolahan limbah.
pH
Nilai pH limbah cair adalah ukuran kemasaman atau kebasaan
limbah. Air yang tidak tercemar memiliki pH antara 6.5-7.5. Sifat air
bergantung pada besar kecilnya pH. Air yang memiliki pH lebih kecil
dari pH normal akan bersifat masam, sedangkan air yang memilki
pH lebih besar dari pH normal akan bersifat basa. Perubahan pH air
tergantung pada polutan air tersebut. Air yang memiliki pH lebih
kecil atau lebih besar dari kisaran pH normal tidak sesuai untuk
kehidupan bakteri asidofil atau organisme lainnya.
Penanganan limbah
Kegiatan yang dilakukan makhluk hidup banyak menghasilkan
limbah. Produksi limbah yang berlebihan dapat menimbulkan
masalah bagi lingkungan. Berdasarkan komponen penyusunnya,
limbah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu limbah organik dan
limbah anorganik. Limbah organik ialah limbah yang dapat diuraikan
oleh organisme detrivor karena berasal dari bahan-bahan organik.
Contoh limbah organik ialah limbah yang berasal dari tumbuhan dan
hewan, misalnya kulit pisang, atau kotoran ayam.
Limbah anorganik adalah limbah yang tidak dapat diuraikan oleh
organisme detrivor atau diuraikan tetapi dalam jangka waktu yang
lama. Bahan yang diuraikan berasal dari sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaruhi, seperti mineral, minyak bumi dan berasal
dari proses industri, seperti botol, plastik, dan kaleng. Limbah
organik dapat dimanfaatkan baik secara langsung (contohnya untuk
430

makanan ternak) maupun secara tidak langsung melalui proses daur


ulang (contohnya pengomposan dan biogas).
Limbah anorganik yang dapat di daur ulang, antara lain adalah
plastik, logam, dan kaca. Namun, limbah yang dapat didaur ulang
tersebut harus diolah terlebih dahulu dengan cara sanitary landfill,
pembakaran (incineration), atau penghancuran (pulverisation).
11.3. Pengelolaan Limbah Organik
Pengelolaan limbah yang berasal dari tumbuhan dapat dijadikan
sebagai makanan ternak, kompos, dan di daur ulang sebagai bahan
kerajinan.
11.3.1. Makanan Ternak
Di Indonesia, sampah organik seperti sayur-sayuran (contohnya
wortel, kubis, kol, kentang, selada air, kangkung, dan sawi) ataupun
buah-buahan (kulit pisang, kulit nenas, kulit jeruk) biasanya
dimanfaatkan untuk makanan kelinci, kambing, ayam, atau itik. Hal
ini sangat menguntungkan karena selain mengurangi jumlah
sampah, juga mengurangi biaya pakan untuk hewan ternak.
Sampah organik yang mudah rusak dapat dimanfaatkan untuk
makanan ternak. Namun, sampah organik ini harus dibersihkan dan
dipilih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi ternak. Penanganan
sampah organik terpisah dengan sampah anorganik Jika sampah
organik bercampur dengan sampah yang mengandung logam-logam
berat, maka dapat terakumulasi di dalam tubuh ternak yang akan
membahayakan manusia pengkonsumsi daging ternak tersebut.
11.3.2. Pengomposan (Composting)
Pengomposan merupakan upaya pengelolaan limbah dari
tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan prinsip penguraian bahanbahan organik menjadi bahan-bahan anorganik oleh aktivitas
organisme. Proses pengomposan menghasilkan kompos yang dapat
menyuburkan tanah. Organisme yang berperan dalam proses
pengomposan ialah bakteri, cendawan, khamir, dan hewan seperti
serangga, serta cacing. Agar pertumbuhan organisme dalam
pengomposan optimum maka diperlukan beberapa kondisi yang
sesuai, diantaranya ialah campuran nutrisi yang yang seimbang,
suhu, kelembaban, udara, dan kandungan oksigen yang cukup.
Unsur hara dalam pupuk kompos lebih tahan lama jika dibandingkan
dengan pupuk buatan. Sistem pengomposan memilki beberapa
keuntungan, diantaranya adalah:
Kompos merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak
431

merusak lingkungan.
Bahan yang dipakai tersedia.
Masyarakat dapat membuatnya sendiri (tidak memerlukan
peralatan yang mahal)

11.3.3. Daur Ulang (Re-Cycle)


Masyarakat Indonesia secara tradisional memiliki kebiasaan
melakukan daur ulang, misalnya pemulungan sampah. Daur ulang
merupakan salah satu cara untuk mengolah sampah oragnik
maupun anoragnik menjadi benda-benda yang bermanfaat. Daur
ulang mememiliki potensi yang besar untuk mengurangi timbunan,
biaya pengolahan, dan tempat pembuangan akhir sampah. Manfaat
dari daur ulang adalah berikut ini.
1. Menghindari pencemaran atau kerusakan lingkungan.
2. Melestarikan kehidupan makhluk hidup di suatu lingkungan.
3. Menjaga keseimbangan ekosisitem.
4. Mengolah sampah organik dan anorganik.
5. Mendapatkan produk hasil yang berguna.
6. Memperoleh tambahan penghasilan.
Daur ulang diperoleh setelah melalui tiga tahapan berikut ini:
1. Pemisahan bahan-bahan organik (sampah tumbuh-tumbuhan
dan hewan) dan anorganik (seperti kaleng, tembaga, botol, dan
plastik).
2. Penyimpanan bahan-bahan dari sampah tumbuhan dan hewan
yang dapat dijadikan kompos dan pengolahan kaleng, plastik,
dan botol bekas.
3. Pengiriman/penjualan kepada pemulung atau pun pabrik.
Salah satu contoh sampah yang dapat di daur ulang adalah
sampah kertas. Sampah kertas berasal dari rumah tangga maupun
industri, misalnya dari kegiatan administrasi perkantoran,
pembungkus makanan, dan media cetak. Sampah kertas dapat
dimanfaatkan menjadi tempat surat, keranjang sampah, tas, tempat
buku, rak kecil, dan lainnya yang memiliki nilai jual tinggi bila
mendapat sentuhan teknologi dan seni.
Selain itu, bahan gelas yang pecah dapat di daur ulang menjadi
botol kecap, botol sirup, piring dan gelas yang baru. Aluminium
dapat didaur ulang menjadi kaleng pengemas, sementara baja
dijadikan bahan baku pembutan baja baru, dan plastik dimanfaatkan
menjadi aneka produk seperti tas, botol minuman, wadah minyak
pelumas, botol minuman, dan botol shampo.

432

Macam-macam limbah lainnya dapat dimanfaatkan secara


langsung tanpa menunggu dan melakukan proses daur ulang,
seperti:
1. Ampas tahu menjadi bahan makanan ternak (pakan ternak)
yang menambah bobot tubuh hewan ternak secara langsung
karena mengandung protein yang tinggi.
2. Enceng gondok dapat diolah menjadi barang kerajinan seperti
tas, sepatu, tempat kosmetik dan lainnya.
3. Sampah organik seperti daun-daun dan kotoran ternak dijadikan
pupuk hijau dan kompos.
11.3.4. Biogas
Gas-gas yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah
oragnik secara anaerobik dapat digunakan sebagai bahan bakar
alternatif. Bahan bakunya dapat diambil dari kotoran hewan, sisasisa tanaman, atau campuran keduanya. Secara garis besar, biogas
dapat dibuat dengan cara memcampur sampah organik dengan air
kemudian dimasukkan kedalam tempat yang kedap udara.
Selanjutnya campuran tersebut dibiarkan selama kurang lebih dua
minggu. Biogas memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
Mengurangi jumlah limbah.
Menghemat energi.
Sumber energi yang tidak merusak lingkungan.
Nyala api bahan bakar biogas lebih terang/bersih.
Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
Limbah anorganik sangat sulit diuraikan oleh alam, oleh karena
itu penanganan limbah tersebut dilakukan dengan 3 cara berikut ini.
1. Sanitary Landfill
Merupakan salah satu metode pengolahan sampah organik atau
sampah campuran terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik.
Sampah organik dan sampah campuran dibuang di suatu tempat,
kemudian dipadatkan dengan traktor. Selanjutnya sampah organik
dan sampah campuran ditutup tanah. Pada bagian dasar tempat
tersebut dilengkapi sistem saluran yang berfungsi sebagai saluran
limbah cair sampah yang harus diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke sungai atau lingkungan. Selain itu, pada sistem ini
juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktivitas
penguraian sampah organik dan sampah campuran. Cara ini sangat
menguntungkan karena menghilangkan polusi udara.
2. Pembakaran pada suhu dan tekanan tinggi(insenerasi)
Sampah anorganik dibakar di dalam insinerator. Hasil
pembakaran adalah gas dan residu pembakaran. Penurunan
433

volume sampah anorganik hasil pembakaran dapat mencapai 70%.


Namun, cara ini relatif membutuhkan biaya yang lebih mahal
dibandingkan dengan sanitary landfill, yaitu sekitar tiga kali lipatnya.
3. Penghancuran (Pulverisation)
Penghancuran sampah organik maupun sampah campuran
dilakukan di dalam mobil pengumpul sampah yang telah dilengkapi
alat pelumat sampah. Sampah organik dan sampah campuran
langsung dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil yang dapat
dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang letaknya rendah.
Kerugian Ekonomi Akibat Pencemaran
Biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan limbah cair maupun
limbah padat sangat besar. Di Jakarta, berdasarkan data statistik
tahun 1990, kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air ditaksir
oleh Bank Dunia sebesar 300 juta dolar AS. Udara juga tidak
luput dari pencemaran yang berat.
Menurut Bank Dunia, biaya kesehatan karena pencemaran
udara di Jakarata sekitar 200 Juta dolar AS per tahun. Kesehatan
masyarakat akibat pencemaran udara menyebabkan meningkatnya
kematian yang diakibatkan penyakit yang berhubungan dengan
lingkungan. Penyakit tersebut yaitu gangguan pernafasan dan
kanker. Contoh-contoh tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa
pembangunan yang tidak ramah lingkungan menyebabkan
kerusakan lingkungan hidup semakin meningkat yang sangat
mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri.
Ada tiga pinsip dasar yang perlu dilakukan untuk menjaga
kelestarian, mencegah dan menanggulangi pencemaran, yaitu:
1.

Penanggulangan secara administratif


Secara admisnistratif pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan
dengan menerbitkan peratutan dan undang-undang untuk
mencegah penceamaran dan mencegah ekploitasi yang berlebihan
terhadap sumber daya alam. Peraturan dan perundang-undangan
itu adalah:
a. Pelarangan pembuangan limbah oleh industri ke lingkungan
sebelum diolah terlebih dahulu, atau dinetralkan.
b. Cerobong asap pabrik harus dilengkapi dengan saringan udara.
c. Produk-produk industri harus ramah lingkungan, misalnya
menghentikan gas CFC (Chloro fluoro karbon) dan digantikan
senyawa lain yang lebih ramah terhadap lingkungan.
d. Setiap industri harus memilki instalasi pengolahan limbah cair
sendiri.
434

e. Pengembang harus melakukan studi analisis mengenai dampak


lingkungan (AMDAL) sebelum membangun pabrik.
f. Pembanguan pabrik atau industri harus jauh dari daerah
pemukiman.
g. Menerbitkan panduan baku mutu lingkungan dan sosialisasi
konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
2. Penanggulangan secara teknologis
Beberapa industri perlu mengadakan unit pengolah limbah.
Pengolahan limbah dapat di lakukan secara biologis dengan
menggunakan mikroorganisme dengan teknik filter, dan insenerator.
Cara lain membuat jalur hijau dan taman kota di daerah
perkotaan atau daerah industri yang bertujuan untuk menghasilkan
oksigen yang bersih, keindahan kota, dan tempat rekreasi.
3. Penanggulangan secara edukatif
Kegiatan yang dilakukan diantaranya ialah mengadakan
penyuluhan kepada masyarakat untuk ditanamkan sifat positif dan
meningkatkan kesadaran dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Program Pembersihan Kali dan Sungai (Prokasih) merupakan
upaya pemberdayaan masyarakat untuk menjaga kelestarian
lingkungannya (Gambar 11.8 dan 11.9).

Gambar 11. 8. Program prokasih.

435

Gambar 11.9. Pembersihan sungai tercemar


dari limbah rumah tangga.
Program edukatif diantaranya adalah himbauan agar tidak
mencemari lingkungan, tidak membuang sampah di sembarang
tempat, jangan menggunakan kertas secara berlebihan, dan jangan
membuang plastik serta kaleng ke tempat sampah, melainkan
sebaiknya ditanam.
Penggunaan pestisida secukupnya sesuai takaran dan aturan
yang ditentukan. Sebaiknya jangan mencuci peralatan penyemprot
lahan pertanian di sungai, sumur, atau parit. Menghindari erosi
dengan membuat sengkedan pada lahan pertanian miring dan
reboisasi pada lahan kritis dengan menanam tanaman tahunan dari
jenis lokal. Taman jenis lokal selain cocok dengan kondisi tanah
setempat, juga membantu program pemeliharaan biodiversitas dan
konservasi organisme lokal. Contohnya penanaman Albibizia sp.
(pohon sengon).
Disamping itu mengembalikan kesuburan tanah dengan cara
pemupukan (pemberian zat hara yang dibutuhkan tanaman), rotasi
tanaman (menanam lahan pertanian dengan jenis tanaman berbeda
secara bergantian), tumpang sari, dan penghijauan agar tidak
mudah terjadi longsor, banjir, dan erosi (Gambar 11.10 dan 11.11)

436

Gambar 11.10.
Sistem tumpang sari

Gambar 11.11. Banjir di Tapanuli


Utara akibat illegal loging (Mei
2007)

Rangkuman
Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil perkembangan
budaya digunakan untuk mengembangkan berbagai industri yang
dapat memenuhi kebutuhan manusia, seperti industri primer,
sekunder, dan tersier.
Berbagi industri selain menghasilkan produk yang dihasilkan
manusia juga menghasilkan buangan atau limbah. Makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen penyebab pencemaran disebut polutan.
Polutan makhluk hidup atau polutan biologi, contohnya bakteri pada
sampah dan kotoran. Polutan zat kimia seperti merkuri (Hg), gas
CO2, gas CFC, debu asbes, dan pestisida, sedangkan polutan fisik
adalah panas dan radiasi.
Pencemaran berdasarkan bentuknya terbagi empat, yaitu
pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan
pencemaran suara. Pencemaran udara dapat berasal dari karbon
monoksida, karbondioksida, nitrogen oksida, sulfur dioksida, hujan
asam, efek rumah kaca, penipisan lapisan ozon, dan radiasi.
Pencemaran air meliputi pencemaran di perairan, seperti danau,
sungai, serta laut. Sumber pencemaran air berasal dari aktivitas
limbah rumah tangga, industri, pertanian, pertambangan minyak
lepas pantai, serta kebocoran kapal tanker pengangkut minyak.
Pencemaran tanah berasal dari limbah rumah tangga, kegiatan
pertanian, dan pertambangan. Ancaman serius lain bagi kualitas
lingkungan manusia adalah pencemaran suara. Bunyi atau suara
yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia
disebut kebisingan bila intensitas bunyi melebihi 50 desibel.
Dampak polusi terhadap kesehatan manusia adalah berikut ini:
dapat menyebabkan seseorang sakit kepala dan pusing,

437

menimbulkan keracunan, jika orang tersebut terlambat ditolong


dapat mengakibatkan kematian, kanker kulit, katarak, infeksi saluran
pernafasan, penyakit kulit, kolera, disentri, hati, ginjal, dan tulang,
cacat pada saraf mata, kerusakan hati, ginjal, dan tulang, buta, dan
hipertensi.
Parameter kimiawi penentuan kualitas air yang perlu diketahui
antara lain adalah BOD, COD, DO, dan pH. Pengukuran fisik dapat
dilakukan dengan memperhatikan warna, bau, dan rasa air sungai,
kecepatan laju air dengan bola pimpong, penetrasi cahaya, dalam
dan lebar sungai dan lainnya. Manakala pengukuran biologi
dilakukan dengan menghitung indeks keanekaragaman dan
kelimpahan mikroorganisme air seperti plankton, benthos, serangga
air, moluska, ikan dan lainnya sehingga diperoleh data yang valid.
Limbah anorganik sangat sulit diuraikan oleh alam, maka
dilakukan pengelolahannya dengan cara: sanitary landfill,
pembakaran sampah (insenerasi) dan penghancuran (pulveration).
Manfaat dari daur ulang adalah: menghindari pencemaran atau
kerusakan lingkungan, melestarikan kehidupan makhluk hidup di
suatu lingkungan, menjaga keseimbangan ekosisitem, mengolah
sampah anorganik, mendapatkan produk hasil yang berguna, dan
memperoleh tambahan penghasilan.
Ada tiga pinsip dasar yang perlu dilakukan untuk menjaga
kelestarian, mencegah dan menanggulangi pencemaran, yaitu
penanggulangan secara administratif, teknologis, dan edukatif.
Soal Latihan
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e untuk
jawaban yang tepat!
1. Keseimbangan lingkungan dapat menjadi rusak akibat ....
a. perubahan tidak melebihi daya dukung dan adanya lenting
b. perubahan melebihi daya dukung
c. perubahan melebihi daya lenting
d. perubahan yang statis
e. b dan c benar
2. Berikut ini gas yang dapat menyebabkan hujan asam adalah ....
a. SO3
b. SO2
c. H2SO4
d. NH4
e. CO2
438

3. Polusi udara berhubungan dengan polusi atmosfer bumi. Berikut


ini polusi udara yang terjadi akibat kegiatan manusia, kecuali .
a. kegiatan pabrik yang menimbulkan gas beracun dan
berbahaya
b. penggunaan knederaan bermotor
c. kegiatan pembukaan lahan dengan cara pembakaran hutan
d. kegiatan rumah tangga menimbulkan limbah
e. konsumsi masyarakat terhadap produk industri yang
menghasilkan gas CFC
4. Berikut ini merupakan efek pemanasan global adalah ....
a. kabut
b. hujan asam
c. penipisan lapisan ozon
d. mencairnya es dikutub
e. a, b, dan c benar
5. Pencemaran air tanah
di kawasan permukiman biasanya
akan segera dirasakan oleh penduduk setempat. Tanda yang
akan segera diamati dalam bentuk ....
a. tanah berubah warna
b. air tanah menjadi berbau tidak sedap
c. banyak tanaman yang mati
d. keluar uap air dari dalam tanah
e. kualitas air tanah menurun
6. Tidak semua bahan pencemar adalah zat asing tetapi dapat zat
yang secara alami ada di lingkungan. Contoh zat pencemar
udara yang secara aklami sebenarnya terdapat di udara adalah
....
a. O2
b. CO
c.CO2
d.SO2
e.NO2
7. Sampah yang tidak dapat diuraikan secara biologis adalah ....
a. material tanaman
b. makanan
c. plastik
d. kertas koran
e. bangkai hewan

439

8. Apabila pemerintah telah memutuskan suatu tempat digunakan


sebagai lahan atau tempat pembuangan akhir (TPA) sampah,
teknologi yang seharusnya disiapkan adalah ....
a. sanitary landfill
b. insenerasi
c. pulverisation
d. recycling
e. composting
9. Pertambangan emas sangat berpotensi mencemari lingkungan
dalam skala luas dan memberikan dampak dalam jangka
panjang. Dalam proses penambanagan emas, bahan berbahaya
yang digunakan adalah ....
a. HCl
b. merkuri
c. timbal
d. DDT
e. CFC
10. Adanya mikroorganisme pada pembuatan kompos berfungsi
untuk ....
a. menyuplai ketersediaan oksigen
b. mengurangi aerasi pada sampah
c. meningkatkan keasaman sampah
d. membantu penguraian sampah
e. menurunkan kebasaan sampah
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1. Mengapa kadar CO yang lebih tinggi dibandingkan O2 di udara
berbahaya bagi manusia?
2. Apakah akibat pemanasan global yang berpengaruh pada
manusia?
3. Mengapa aktivitas pertanian dan perindustrian mempengaruhi
peningkatan efek rumah kaca?
4. Lihatlah di sekitar rumahmu, seperti dapur, kamar mandi, kamar,
dan garasi. Berapa banyak produk aerosol yang kalian beli? Apa
bahayanya menggunakan produk ini?
5. Tuliskan bentuk-bentuk pengolahan limbah peternakan ditemukan
di sekitar kalian!

440

6. Salah satu pencemaran serius adalah pencemaran suara.


Jelaskan kriteria pencemaran suara dan bagaimanakah dampak
pencemaran tersebut bagi manusia?
7. Lingkungan pertanian sering diidentifikasi sebagai lingkungan
yang aman bagi lingkungan. Akan tetapi, sebenarnya lingkungan
pertanian modern tidak sepenuhnya aman. Identifikasikan
minimal tiga sumber polutan yang dihasilkan dari lingkungan
pertanian dan dampaknya bagi lingkungan sekitarmu!
8. Mengapa perusakan hutan hujan tropis mempengaruhi penemuan
obat untuk penyembuhan penyakit?
9. Jelaskan cara penanganan limbah anorganik!
10. Tuliskan manfaat penggunaan biogas dalam kehidupan!

441

BAB XII
EVOLUSI
Standar Kompetensi
Mengidentifikasi proses terbentuknya spesies baru dari penemuan
ilmuwan yang dikaitkan dengan teori asal usul kehidupan dan
penemuan fosil. Di samping itu juga dapat memahami proses-proses
terjadinya kesetimbangan gen menggunakan hukum Hardy-Weinberg.
Kompetensi Dasar
12.1. Menyebutkan pencetus teori evolusi.
12.2. Memahami penggunaan Hukum Hardy-Weinberg.
12.3. Mendeskripsikan terbentuknya spesies baru, teori asal usul
kehidupan dan penemuan fosil.
12.4. Memahami proses-proses terjadinya kesetimbangan gen
berdasarkan hukum Hardy Weinberg.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Evolusi, kalian diharapkan dapat memahami
proses terbentuknya spesies baru, pencetus teori evolusi, teori asal
usul kehidupan, penemuan fosil dan penggunaan Hukum HardyWeinberg.
Kata-Kata Kunci
Abiogenesis
Aliran gen
Biogenesis
Evolusi
Fosil
Generatio spontanea
Hanyutan gen

Isolasi tingkah laku


Isolasi ekologi
Isolasi gamet
Isolasi mekanik
Isolasi temporal
Kawin acak
Seleksi alam

Evolusi berarti perubahan pada makhluk hidup berdasarkan


waktu, yang mengubah makhluk hidup di bumi dari bentuk
sebelumnya menjadi bentuk yang ada sekarang ini. Studi evolusi
berusaha memahami faktor-faktor yang mendorong terbentuknya
berbagai makhluk hidup yang ada di dunia saat ini, mempelajari
bagaimana berbagai spesies tumbuhan dan hewan dapat
memunculkan spesies baru seiring dengan berjalannya waktu, dan

443

bagaimana spesies-spesies
kekerabatan.

yang

berbeda

dapat

memiliki

Seperti halnya berbagai konsep di dalam ilmu, ide utama Darwin


yang mengatakan bahwa:
- spesies yang hidup sekarang berasal dari bentuk kehidupan
sebelumnya
- spesies berubah dengan berjalannya waktu
Sejak abad ke-6 sebelum Masehi, banyak ahli yang telah berusaha
mengemukakan pendapatnya tentang asal usul berbagai jenis
makhluk hidup yang ada di dunia dan banyak ahli yang pendapatnya
kemudian menjadi fondasi dalam teori evolusi. Di antara para ahli
tersebut ialah:
1. Anaximander (500 SM)
Seorang filusuf Yunani yang mengemukakan bahwa kehidupan
berawal di dalam air dan bentuk kehidupan yang kompleks
berasal dari kehidupan yang lebih sederhana.
2. Aristoteles
Seorang filusuf Yunani; pendapatnya sangat berpengaruh
terhadap kebudayaan Barat: spesies tetap atau tidak berubah,
dan tidak mengalami evolusi. Ide Aristoteles ini selama 6000
tahun mendominasi kaum intelektual Barat.
3. Georges Buffon (pertengahan abad 17)
Berdasarkan studi fosil, naturalis berkebangsaan Perancis ini
mengemukakan bahwa umur bumi kemungkinan lebih tua dari
6000 tahun. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kemungkinan
fosil merupakan bentuk purba dari spesies yang ada sekarang.
4. Sir Charles Lyell (1797-1875)
Lyell adalah seorang ahli Biologi Skotlandia yang berpendapat
bahwa permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam
jangka waktu yang lama. Pendapatnya ini bertentangan dengan
pendapat para ahli lainnya, yang menganggap bumi masih
berusia muda. Lyell menerbitkan teorinya dalam buku Principles
of Geology. Hasil karyanya ini mempengaruhi pemikiran Charles
Darwin dan Lyell menjadi salah satu pendukung Darwin.
Setelah itu bermunculan pendapat para ahli biologi lainnya. Para
ahli biologi menyatakan bahwa makhluk hidup senantiasa mengalami
perubahan bentuk morfologi, anatomi, dan tingkah laku secara
berangsur-angsur dalam waktu yang sangat lama. Perubahan444

perubahan ini mengakibatkan munculnya sifat-sifat baru, yang


nantinya akan menunjukkan penyimpangan sedikit saja dari nenek
moyangnya. Kemudian pada generasi selanjutnya, penyimpanganpenyimpangan itu semakin banyak sehingga muncul spesies baru.
Hal ini yang menjadi dasar teori evolusi.
12.1. Pencetus teori evolusi
1. J.B. Lamarck
Jean Baptiste Lamarck (1744-1829) seorang ahli Biologi Perancis,
mengemukakan hubungan fosil dengan makhluk hidup yang ada
sekarang dapat dijelaskan jika kehidupan mengalami evolusi.
Lamarck menjelaskan bagaimana spesies berevolusi sebagai
berikut:
- Individu yang menggunakan bagian tubuh maupun tidak
menggunakan bagian tubuh akan mewariskan sifat tertentu ke
keturunannya. Sebagai contoh, nenek moyang jerapah
mempunyai leher panjang akibat berusaha mencapai daun di
pohon yang tinggi.
- Berdasarkan hal ini Lamarck menyimpulkan bahwa evolusi
spesies merupakan hasil interaksi dengan lingkungan.
2. Charles Darwin
Charles Robert Darwin (1809-1882) adalah seorang peminat ilmu
alam dari Inggris. Darwin lahir pada tanggal 12 Februari 1803.
Pada tahun 1831, Darwin mengikuti kapal HMS Beagle untuk
memetakan jalur pelayaran di Amerika Selatan. Darwin banyak
mengumpulkan fosil, batuan, dan mengamati berbagai makhluk
hidup yang dijumpai. Ketika Beagle merapat di Kepulauan
Galapagos yang terpencil (1050 km dari daratan utama Amerika
Selatan), Darwin menemukan hewan dan tanaman yang memiliki
kemiripan dan juga perbedaan dari hewan dan tanaman di
daratan Amerika Selatan. Selama pelayaran, Darwin membaca
buku hasil karya Charles Lyell, Principles of Geology. Dari buku ini
Darwin dapat memahami bahwa kekuatan alami secara bertahap
mengubah permukaan bumi dan hal ini masih terjadi sampai
sekarang.

445

Gambar 12.1. Rute pelayaran Darwin.


Di awal 1840, Darwin menulis esai panjang yang menjelaskan
teori evolusinya. Ia sadar bahwa teori ini akan menggemparkan
masyarakat sehingga publikasi teori evolusi ditangguhkan. Sebelum
Darwin mempublikasikan ide tentang evolusi secara luas, ia
membaca karya ilmiah dari Alfred Robert Wallace (1823-1913) yang
melakukan penelitian di Indonesia. Tulisan Wallace tersebut hampir
identik dengan ide Darwin sehingga mereka memutuskan untuk
menerbitkan tulisan bersama-sama pada tahun 1858. Buku Darwin,
The Origin of Species by Means of Natural Selection, diterbitkan
setahun setelah itu.
Di dalam The origin of Species terdapat 2 hal penting:
a) Darwin mengemukakan fakta bahwa spesies yang hidup saat ini
merupakan keturunan dari spesies yang ada sebelumnya (nenek
moyang). Sejarah evolusi ini disebut descent with modification
(pewarisan dengan modifikasi).
b) Mekanisme dalam evolusi disebut seleksi alam (natural selection)
3. August Weismann
Weismann (1834-1914) berpendapat bahwa sel-sel tubuh tidak
dipengaruhi oleh lingkungan. Ia membuktikan pendapatnya
dengan mengawinkan 2 tikus yang dipotong ekornya. Sampai
generasi ke-21, semua anak tikus yang dilahirkan dari keturunan
2 tikus tadi berekor panjang. Weismann berkesimpulan:
1. Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan
diwariskan ke generasi berikutnya. Hal ini membuktikan
bahwa teori evolusi Lamarck tidak benar.
2. Evolusi berkenaan dengan pewarisan gen-gen melalui sel
gamet.

446

12.2 Hukum Hardy-Weinberg


Seorang profesor Matematika dari Inggris Goodfrey Harold
Hardy dan dokter Jerman, Wilhelm Weinberg secara terpisah
mempublikasikan mengenai kesetimbangan gen dalam populasi yang
dikenal sebagai Hukum Hardy-Weinberg di tahun 1908.
Mereka menyatakan bahwa populasi dapat tetap stabil/konstan
dan tetap berada dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan
syarat:
1. populasi besar
2. tidak ada aliran gen; hal ini berarti tidak ada migrasi individu
maupun gamet dari dan atau ke dalam populasi
3. tidak ada mutasi (perubahan di dalam gen)
4. perkawinan acak (random mating).
5. tidak ada seleksi alam; semua individu mempunyai keberhasilan
reproduksi yang sama
Mari kita bayangkan satu populasi burung bubi yang mempunyai
anggota berselaput renang dan tidak berselaput pada kakinya.
Selaput renang ini dikontrol oleh gen tunggal. Kita asumsikan alel
untuk kaki tidak berselaput (W) bersifat dominan terhadap alel kaki
berselaput (w). Berdasarkan hal ini kita membayangkan bahwa dari
generasi ke generasi akibat perkawinan seksual alel dominan akan
mendominasi populasi. Pada kenyataannya hal tersebut tidak terjadi.
Percampuran alel yang menyertai reproduksi seksual tidak mengubah
komposisi gen dalam populasi. Dengan kata lain reproduksi seksual
saja tidak menyebabkan evolusi. Berapa kalipun alel berpisah
(bersegregasi) ke gamet yang berbeda akibat meiosis dan mitosis,
lalu bersatu (dalam kombinasi yang berbeda) melalui fertilisasi,
frekuensi alel akan konstan kecuali ada faktor lain. Prinsip ini disebut
sebagai kesetimbangan Hardy-Weinberg.
Jika frekuensi alel A di dalam populasi diumpamakan p,
sedangkan frekuensi alel a diumpamakan q, maka kemungkinan
kombinasi spermatozoa dan sel ovum pada perkawinan individu
heterozigot Aa x Aa yaitu:
P.
G
F1.
Jumlah

Aa
A;a
2
AA (p )

X
: 2 Aa (pq)
=

p (AA)

Aa
A;a
2
: aa (q )
: pq (2 Aa)

: q (aa)

Karena (p+q) = 1, maka p+q = 1, sehingga p = 1 - q

447

Untuk mencari frekuensi dua buah alel di dalam suatu populasi


digunakan Hukum Hardy-Weinberg:
p2 (AA) + 2pq (Aa) + q2 (aa)
(p+q)2 = 1,
sehingga (p+q) = 1, p = 1 - q
12.2.1. menghitung frekuensi gen kodominan
Dari 1000 orang penduduk yang diperiksa golongan darahnya
berdasarkan sistem MN, ditemukan 640 orang bergolongan M, 320
orang MN dan 40 orang N. Berapakah frekuensi alel LM dan LN dalam
populasi itu?
Penyelesaian:
misal p = frekuensi untuk alel LM, q= frekuensi untuk alel LN ,
maka menurut Hukum Hardy-Weinberg:
p2LMLM + 2pqLMLN + q2LNLN
q2 = 40/1000 = 0.04 q = 0,04 = 0.2
p+q=1
p = 1- 0.2 = 0.8
Jadi : frekuensi alel LM = p = 0.8
frekuensi alel LN = q = 0.2
12.2.2. menghitung frekuensi gen jika ada dominansi
Di dalam satu populasi didapatkan 64% perasa PTC, 36% bukan
perasa PTC. Bagaimana perbandingan frekuensi genotipe yang
terdapat dalam populasi?
Penyelesaian:
Genotipe kelompok bukan perasa PTC diberi simbol tt; genotipe
kelompok perasa PTC diberi simbol TT atau Tt.
Frekuensi genotipe tt = 36% atau 0,36%.
Jadi frekuensi gen t dalam populasi = 0,36 = 0.6.
T + t = 1, maka T = 1- 0.6
T = 0.4.
Frekuensi genotipe dapat dihitung sebagai berikut:
0.4 T
0.6 t

0.4 T
0.16 TT
0.24 Tt

0.6 t
0.24 Tt
0.36 tt

Jadi, perbandingan frekuensi genotipe yang terdapat didalam


populasi adalah:
448

TT : Tt : tt = 16 : 48 : 36
= 4 : 12 : 9
12.2.3. menghitung frekuensi alel ganda
Persamaan (p + q) = 1, hanya berlaku apabila terdapat dua alel
pada suatu lokus autosomal. Apabila lebih banyak alel ikut terlibat
maka dalam persamaan harus digunakan lebih banyak simbol.
Misalnya pada golongan darah sistem ABO dikenal tiga alel, yaitu IA,
IB,I|O.
Misalnya: p = frekuensi alel IA
q = frekuensi alel IB
r = frekuensi alel i
Maka persamaan menjadi (p + q + r) = 1.
Hukum Keseimbangan Hardy-Weinberg untuk golongan darah
sistem ABO berbentuk sebagai berikut:
p2IAIA + 2 pr IAIO + q2IBIB + 2qr IBIO + 2pq IAIB + r2 IOIO
Misalnya 1000 orang siswa di SMA Reksana diperiksa golongan
darahnya menurut sistem ABO. Ditemukan 320 siswa golongan A,
150 golongan B, 40 golongan AB, dan 490 golongan O.
a. berapakah frekuensi alel IAIB dan IO?
b. berapakah jumlah siswa golonganj darah A homozigot ?
c. berapakah jumlah siswa golongan darah heterozigot ?
Penyelesaian :
misal p = frekuensi alel IA
q = frekuensi alel IB
r = frekuensi alel I O
menurut Hukum Hardy-Weinberg:
a.

p2 (IAIA) + 2pr (IAIO) + q2IBIB + 2pq (IAIB) + r2 (IOIO)


r2= frekuensi golongan darah O
= 490/1000 = 0.49
r = 0,49 = 0.7

(p + r )2 = frekuensi golongan A + golongan O =

320 + 490
= 0.81
1000

(p + r ) = 0,81 = 0.9
p = 0.9 0.7 = 0.2 oleh karena (p + q+ r ) = 1 maka, q = 1 ( p+ r) =
1 (0.2 + 0.7) = 0.1
Jadi : frekuensi alel IA = p = 0.2
frekuensi alel IB = q = 0.1
frekuensi alel IO = r = 0.7

449

frekuensi genotipe IAIA = p2 = (0.2)2 = 0.04.


Jadi dari 320 siswa golongan darah A diperkirakan homozigot
IAIA = 0.04x 1000= 40 orang siswa.

frekuensi genotipe IBIO = 2pr = 2(0.1 x 0.7) = 0.,14.


Jadi dari 150 siswa golongan darah B diperkirakan heterozigotik
IBIO = 0.14 x 1000 = 140 orang siswa.

12.2.4. menghitung frekuensi gen terpaut-X


Bagaimana menghitung frekuensi gen terpaut kromosom X?
* untuk laki-laki = p + q karena genotipe laki-laki = XAY dan XaY
* untuk perempuan = p2 + 2pq + q2, genotipenya = XAXA, XAXa dan
XaXa.
Contoh: 6% dari laki-laki di suatu daerah menderita penyakit buta
warna merah hjau.
Hitung:
a. frekuensi dari perempuan didaerah itu yang diduga normal
b. frekuensi dari permpuan yang buta warna
Penyelesaian:
Menurut Hukum Hardy-Weinberg untuk menghitung frekuensi gen
yang terangkai pada kromosom X
* frekuensi gen buta warna = q = 0.06
* frekuensi gen normal (C) = p = 1 0.06 = 0.94
a. frekuensi perempuan diduga normal adalah (CC dan Cc) = p2+ 2pq
= (0.94)2 + 2 (0.94) (0.06) = 0.9964.
b. frekuensi perempuan diduga buta warna (cc) = q2 = (0.06)2 =
0.0036.
Hukum Hardy-Weinberg ternyata mempunyai aplikasi yang luas.
Para peneliti kesehatan masyarakat menggunakan hukum ini untuk
mengestimasi berapa banyak manusia pembawa alel penyakit yang
diwariskan secara genetis seperti buta warna, fenilketonuria/PKU
(individu tidak mempunyai kemampuan untuk memecah asam amino
fenilalanin).
12.3. Selain seleksi alam, hanyutan gen dan aliran gen dapat
berkontribusi terhadap evolusi
Penyimpangan dari kondisi kesetimbangan Hardy-Weinberg
dapat menyebabkan perubahan dalam gene pool. Tiga penyebab
utama perubahan tsb yaitu: hanyutan gen, aliran gen dan seleksi
alam. Dari ketiga hal ini, hanya seleksi alam yang menyebabkan
evolusi adaptif.
450

Hanyutan gen (genetic drift) yaitu perubahan dalam gene pool di


dalam populasi yang disebabkan oleh peluang. Semakin kecil
populasi (jumlah anggota sedikit) semakin besar peluang populasi tsb
mengalami hanyutan gen. Frekuensi alel di dalam populasi lebih
stabil dari satu generasi ke generasi berikutnya, jika populasi tsb
besar (jumlah anggota banyak). Dengan berjalannya waktu hanyutan
gen menyebabkan penurunan variasi genetik.
Aliran gen; suatu populasi akan kehilangan alel maupun
mendapat alel baru jika individu fertil masuk atau ke luar populasi
atau pada saat gamet (serbuk sari tumbuhan) bertukar antar populasi.
Aliran gen cenderung menurunkan perbedaan di antara populasipopulasi. Sebagai contoh: sekarang ini, manusia bergerak dengan
mudah ke belahan bumi manapun, hal ini aliran gen merupakan agen
penting dalam perubahan secara evolusi.
Seleksi alam; individu dengan karakter yang mampu beradaptasi
baik dengan lingkungan akan mempunyai kesuksesan reproduksi
tertinggi. Dalam kondisi kesetimbangan Hardy-Weinberg, seleksi
alam tidak berlaku, hal ini berarti semua individu di dalam populasi
sama di dalam kemampuan bereproduksi. Kondisi seperti ini tidak
mungkin kita temui di alam. Jika kita kembali ke contoh penjelasan
dominan-resesif pada burung bubi, maka kita dapat membayangkan
bahwa populasi burung bubi dengan selaput renang di kakinya akan
bertahan dan menghasilkan keturunan lebih banyak. Mengapa ?
Burung bubi dengan selaput renang akan lebih efisien dalam
berenang dan mencari makan.
12.4. Terbentuknya spesies baru
Teori Darwin mengenai evolusi sebagian besar memberi
penekanan pada seleksi alam dan adaptasi populasi secara bertahap
terhadap lingkungannya. Proses ini disebut mikroevolusi. Jika
mikroevolusi benar-benar terjadi maka bumi akan dihuni oleh makhluk
hidup yang sangat adaptif dibandingkan makhluk hidup sebelumnya.
Spesiasi asal-usul spesies baru berada pada pusat dari
evolusi. Pada saat spesiasi terjadi maka keanekaragaman hayati
meningkat. Bagaimana keanekaragaman makhluk hidup yang luar
biasa dapat terjadi ?
Makroevolusi menyebabkan perubahan biologis secara dramatis dan
hal ini dimulai dengan munculnya spesies baru. Jika ada dua varietas
dari suatu spesies mendiami dua habitat yang sangat berbeda tanpa
dapat melakukan perkawinan antar keduanya, dan selanjutnya
mengalami perubahan morfologi, anatomi, dan tingkah laku, maka
akhirnya dapat membentuk satu spesies baru.

451

12.4.1.Penghalang
reproduktif
(reproductive
barriers)
mempertahankan terpisahnya spesies
Suatu penghalang reproduktif adalah karakter-karakter dari
makhluk hidup yang menghalangi populasi saling kawin meskipun
mempunyai habitat yang tumpah tindih. Ada dua macam penghalang
reproduktif yaitu:
1. Penghalang prezigotik; mencegah perkawinan atau fertilisasi
antar spesies
a. isolasi musim (temporal)
Spesies pinus Pinus radiata dan P. muricata hidup di area
yang sama di Kalifornia Tengah. Kedua spesies ini tidak dapat
saling kawin karena P. radiata melepaskan serbuk sari pada
bulan Februari, sedangkan P. muricata pada bulan April.
Sigung dari bagian Timur (Gambar 12.c) dan sigung dari
bagian Barat (Gambar 12.d) padang rumput di Amerika,
mempunyai musim kawin yang berbeda, sehingga tidak dapat
saling kawin.

Gambar 12.2. Sigung.


b. isolasi habitat
Dua spesies yang berkerabat dekat, seperti ular garter di
Amerika Utara bagian Barat yang hidup di darat dan air,
tidak mungkin saling kawin.

Gambar 12.3. Ular garter.

452

c. isolasi tingkah laku


Tidak ada ketertarikan seksual di antara jantan dan betina
pada spesies yang berbeda. Sinyal khusus yang
mengawali terjadinya perkawinan merupakan hal unik di
dalam satu spesies (Gambar 12.4e).
Biasanya hewan jantan memberi tanda atau sinyal tertentu
dalam bentuk tingkah laku, seperti mengeluarkan suara,
melakukan ritual, tarian atau mengekskresikan zat kimia.
Contohnya burung bower jantan akan menghiasi
sarangnya dengan ranting berwarna biru, menari dan
berkicau untuk menarik perhatian betina. Setelah proses
ritual selesai, maka akan terjadi perkawinan.

Gambar 12.4. Burung bower.


d. isolasi mekanik
Perkawinan tidak dapat terjadi akibat organ seksual
eksternal yang tidak cocok satu sama lain.
Organ kopulasi pada banyak insekta jantan hanya sesuai
untuk betina dari spesies yang sama. Banyak spesies
tumbuhan mempunyai struktur bunga yang beradaptasi
dengan polinator tertentu (insekta/hewan lain misal
burung) (Gambar 12.5 f dan g): tanaman sage hitam
memiliki bunga kecil, penyerbukan dilakukan oleh lebah
kecil. Sage putih memiliki struktur bunga yang besar
sehingga penyerbukan hanya dapat dilakukan oleh lebah
besar.

453

Gambar 12.5. Bunga.


e. isolasi gametik
Jantan dan betina dari spesies yang berbeda dapat
melakukan perkawinan, tetapi pembuahan yang terjadi
tidak akan menghasilkan zigot. Hal ini berlaku pada
pembuahan internal maupun eksternal; pada banyak
mamalia sperma tidak dapat bertahan hidup di dalam
saluran reproduksi betina spesies lain; jantan dan betina
bulu babi mengeluarkan sperma dan telur di laut.
Fertilisasi dapat berlangsung jika molekul pada permukaan
sperma dan telur dapat bersatu.
2. Penghalang poszigotik; mencegah perkembangan makhluk hidup
dewasa yang fertil; zigot yang dihasilkan disebut hibrid zigot. Ada
tiga macam penghalang poszigotik:
a. Ketidakmampuan hibrid untuk berkembang (hybrid
inviability); misal katak dari genus Rana yang hidup di
habitat sama dapat saling kawin tetapi hibrid tidak dapat
berkembang sempurna atau menjadi individu yang lemah.
b. Sterilitas hibrid (hybrid sterility); hibrid yang dihasilkan dari
perkawinan dua spesies berbeda, bersifat steril, oleh
karena itu hibrid ini tidak dapat mewariskan sifat tetuanya;
misalnya hibrid (Gambar 12.6j; disebut bagal) antara kuda
(Gambar 12.6k) dan keledai (Gambar 12.6l).

454

Gambar 12.6. Sterilitas hybrid.


c. Kegagalan rantai pewarisan pada hibrid (hybrid
breakdown); generasi hibrid pertama fertil dan mampu
berkembang, tetapi jika hibrid ini saling kawin maka atau
hibrid kawin dengan tetua maka hibrid keturunannya
bersifat steril.
12.4.2.Isolasi
geografik
dapat
menyebabkan
spesiasi
(pembentukan spesies baru)
Kunci asal-usul spesies adalah pemisahan populasi satu
dengan yang lainnya, dalam hal ini pemisahan gene pool. Perubahan
frekuensi alel yang disebabkan oleh seleksi alam, hanyutan gen
(genetic drift), dan mutasi tidak dipengaruhi oleh aliran gen (gen flow)
dari populasi lain. Pada pembentukan spesies baru, penghalang
aliran gen antar populasi yang utama yaitu penghalang geografis
(geographic barrier). Spesiasi semacam ini disebut spesiasi alopatrik
(allopatric speciation), populasi yang terbentuk disebut populasi
alopatrik. Proses geologi dapat menyebabkan populasi terfragmentasi
menjadi satu atau lebih populasi yang terisolasi. Isolasi geografik
memberi peluang terjadinya spesiasi tetapi belum tentu terjadi
spesies baru.
Spesies baru terjadi jika adanya penghalang
reproduksi antara populasi terisolasi dengan populasi induk.

Gambar 12.7. Isolasi geografik.


455

Tidak semua spesies terbentuk sebagai akibat dari isolasi geografik.


Pada spesiasi simpatrik (sympatric speciation), isolasi reproduksi
terjadi dan spesies baru terjadi tanpa pembatas geografik.

Gambar 12.8 Spesiasi, (a) allopatric, (b) sympatric.


12.5. Fosil
Informasi yang diperoleh dari para ahli antropologi dan
paleontologi dari fosil dan peninggalan-peninggalan masyarakat
purba memungkinkan para ilmuwan untuk mempersiapkan suatu
bagan silsilah spesies manusia.
Spesies manusia berkembang secara perlahan-lahan dalam
pengertian biologis maupun kultural. Hal ini diketahui berdasarkan
fosil dari genus Homo yang ditemukan di India, Cina, Eropa, dan
Afrika. Kata fosil berasal dari bahasa Latin, fosilis yang artinya
menggali. Istilah fosil diartikan sebagai sisa-sisa hewan, tumbuhan,
atau manusia yang telah membatu. Ilmu yang mempelajari tentang
kehidupan purba melalui fosil disebut Paleontologi. Paleoantropologi
yaitu ilmu yang mempelajari asal usul manusia serta evolusinya.
Sejumlah karakter turunan yang membedakan manusia dari
hominoid lain (hominid : spesies yang lebih dekat kekerabatannya
dengan manusia daripada simpanse) seperti: bipedal, rahang yang
pendek, wajah yang rata. Selain itu manusia mempunyai otak lebih
besar, mempunyai kemampuan menggunakan bahasa, mengartikan
simbol serta mampu menggunakan alat.

456

Gambar 12.9. Contoh fosil-fosil makhluk hidup.


Berdasarkan catatan fosil, hominid tertua yaitu Sahelanthropus
tchadensis, yang hidup sekitar 7-6 juta tahun lalu. Keanekaragaman
hominid meningkat dramatis dalam kurun waktu 4-2 juta tahun yang
lalu, dan kelompok ini disebut Australopith.
-

Australopith mulai dikenal sejak ditemukannya Australopithecus


africanus (kera dari Afrika Selatan) di Afrika Selatan pada tahun
1924. Spesies ini hidup sekitar 3-2.4 juta tahun yang lalu.
Tahun 1974 di daerah Afar, Etiopia, ahli paleoantropologi
menemukan 40% rangka utuh berumur 3.24 juta tahun lalu, diberi
nama Lucy atau Australopithecus afarensis. Fosil menunjukkan
bahwa spesies ini berjalan dengan dua kaki.
Bipedalisme merupakan karakter hominid yang sangat tua.
Australopithecus anamensis mempunyai tulang kaki yang
menunjukkan sifat bipedal. Tahun 1978, Mary Leakey seorang
antropologis Inggris menemukan jejak kaki hominid di dalam debu
vulkanik di Tanzania, Afrika Timur berumur 3.5 juta tahun yang
lalu.

Hominid-hominid awal ini menunjukkan bahwa bipedalisme berevolusi


jutaan tahun lalu sebelum berkembangnya ukuran otak.
12.5.1. Kapan dan di mana Homo sapiens muncul ?
-

Fakta dari studi fosil dan DNA mendukung hipotesis bagaimana


spesies manusia, Homo sapiens muncul dan menyebar di dunia.
Saat ini sudah jelas bahwa nenek moyang manusia berasal dari
Afrika. Spesies yang lebih tua (mungkin H. ergaster atau H.
457

erectus) berkembang menjadi H. heidelbergensis (asal Afrika;


berumur 600 ribu tahun) dan pada akhirnya menjadi H. sapiens.
Fosil manusia tertua ditemukan di Etiopia, berumur 160 ribu 195
ribu tahun. Hal ini mendukung hipotesis bahwa spesies manusia
muncul di Afrika, menyebar ke Asia, lalu ke Eropa dan Australia.
Fosil manusia tertua di luar Afrika berumur 50 ribu tahun.
Tahun 2004, peneliti melaporkan penemuan rangka hominid
dewasa berumur 18 ribu tahun di pulau Flores.

Beberapa fosil temuan para ahli :


1. Australopithecus (Australo = Selatan, pithecus = kera), memiliki
kepurbaan berkisar antarra 2-5 juta tahun (zaman Pliosin). Fosilfosilnya pertama kali ditemukan pada tahun 1924 di Afrika Selatan
oleh Raymond Dart. Ada empat spesimen teridentifikasi, yaitu:
a.

Australopithecus africanus, berevolusi menjadi manusia


bipedal, menghabiskan sebagian besar waktunya di tanah,
memakai batu, tulang, dan kayu sebagai senjatanya.

b. Australopithecus robustus, hidup di Afrika Selatan dengan usia


yang lebih muda dari A. africanus.
c. Australopithecus boisai, ciri yang menonjol adalah gigi dan
tulang rahang menjadi lebih kuat, berbadan kekar, dan berasal
dari Afrika Timur.
d. Australopithecus habilis, ramping, intelegensinya lebih tinggi,
disebut homo purba.
2. Pithecanthropus (pithecus = kera, anthropus = manusia), memilki
kepurbaan berkisar antara 2-0.2 juta tahun. Di Jawa ada 3 jenis
yang teridentifikasi, yaitu:
a. Pithecanthropus robustus (modjokertoensis), ditemukan di
Perung, Mojokerto, Jawa Timur pada tahun 1936 oleh
Cokrohandoyo (seorang mantri geologi) berupa tengkorak
anak usia 6 tahun. Kemudian fosil-fosil lainnya yang sejenis
ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah.
b. Pithecanthropus erectus, ditemukan di Trinil, Jawa Timur pada
tahun 1891 oleh Eugene Dubois dengan tungkai yang lebih
modern, berotak primitif dengan rongga otak mencapai
setengah dari Homo sapiens.

458

c. Pithecanthropus soloensis, ditemukan di Ngandong, Blora,


Jawa Tengah pada tahun 1932 oleh Oppenoarth merupakan
tipe peralihan antara P. Erectus dan Homo sapiens.
Selain itu, ditemukan pula tiga spesies lainnya di dunia, yaitu:
a. Meganthropus palaejavanicus, hingga
sekarang masih
dipertanyakan kelompoknya masuk ke Meganthropus atau
Pithecantropus.
b. Homo neanderthalensis, fosilnya banyak ditemukan di daratan
Eropa dan Asia Barat, tetapi tidak dijumpai di Indonesia.
Memilki peradaban di tahun 200.000-40.000 SM. Merupakan
makhluk yang ulet, tidak begitu liar, dan mempunyai rongga
otak hampir sama dengan manusia modern.
c. Homo wadjakensis (manusia wajak) ditemukan di Wajak,
Tulungagung, Jawa Timur pada tahun 1889 oleh Eugene
Dubois, berusia kira-kira 40.000 tahun.
Kemudian ditemukannya manusia dari Stabat, Gilimanuk, dan
Plawangan. Selanjutnya hasil identifikasi menunjukkan penemuan
Homo sapiens modern yang sudah melakukan cara bercocok
tanam, menjinakkan binatang dan lebih berbudaya.
12.6. Teori asal usul kehidupan: bagaimana kehidupan bermula ?
Dari zaman Yunani kuno sampai abad 19, pendapat umum
mengatakan bahwa sesuatu yang hidup berasal dari material tak
hidup. Banyak orang percaya bahwa, lalat muncul dari daging yang
busuk, ikan berasal dari lumpur di lautan, dan mikroorganisme
berasal dari kaldu daging.
Sekitar abad 16, percobaan menunjukkan bahwa makhluk hidup
besar seperti insekta tidak dapat muncul dari material tidak hidup.
Meskipun begitu, perdebatan mengenai makhluk hidup mikroskopik
berlanjut sampai tahun 1860-an. Tahun 1862, ilmuwan Perancis Louis
Pasteur memastikan bahwa: semua kehidupan termasuk mikroba,
berasal dari hasil reproduksi makhluk hidup sebelumnya,
Dalam Biologi dikenal tiga teori asal usul kehidupan yaitu:
12.6.1. Teori abiogenesis (generatio spontanea)
Aristoteles (384-322 SM), seorang ahli filsafat dan ilmu
pengetahuan Yunani kuno, mengemukakan konsep bahwa kehidupan
berasal dari makhluk tak hidup. Teori ini kita kenal dengan nama
generatio spontanea atau teori abiogenesis. Dari hasil penelitian
459

Aristoteles tentang hewan-hewan yang hidup di air, ternyata ikanikan


tertentu melakukan perkawinan kemudian bertelur. Dari telur-telur
tersebut lahirlah ikan-ikan yang sama dengan induknya. tetapi ada
juga percaya bahwa ikan-ikan tertentu dibentuk dari lumpur. Contoh
orang yang percaya abiogenesis adalah Nedham, ilmuwan Inggris
pada tahun 1700. Nedham melakukan penelitian dengan merebus
kaldu dalam wadah selama beberapa menit lalu memasukkannya
dalam botol dan di tutup dengan gabus. Setelah beberapa hari
ternyata tumbuh bakteri dalam kaldu tersebut. Oleh karena itu
Nedham menyatakan bahwa bakteri berasal dari kaldu. Namun, teori
Nedham ini dapat dipatahkan oleh Spallanzani yang menggunakan
air kaldu sebagai bahan penelitian.
Pada abad ke17, Antonie van Leeuwenhoek berhasil membuat
mikroskop. Dengan menggunakan mikroskop ia menemukan adanya
benda-benda aneh yang sangat kecil dalam setetes air rendaman
jerami. Penemuan Leuwenhoek ini merangsang kembali para peneliti
lainnya untuk membuktikan kebenaran dari teori generatio spontanea,
bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk tak hidup.
12.6.2. Teori biogenesis
Eksperimen terkenal yang menentang teori abiogenesis dilakukan
antara lain oleh: Fransesco Redi (Itali), Lazzaro Spalanzani
(Italia),dan Louis Pasteur (Perancis).
a. Percobaan Fransisco Redi
Fransisco Redi (1626 1698), fisikawan Italia, merupakan orang
pertama yang melakukan penelitian untuk membantah teori generatio
spontanea. Redi melakukan serangkaian penelitian menggunakan
daging segar, ulat yang akan menjadi lalat dan lalat selalu ditemukan
tidak jauh dari sisa- sisa daging.
b. Percobaan Lazzaro Spalanzani
Pada tahun 1765, biologiwan Italia yang bernama Lazzaro
Spalanzani melakukan percobaan yang berlawanan dengan teori
Nedham. Spalanzani menyatakan bahwa Nedham tidak merebus
tabung cukup lama sampai semua makhluk hidup terbunuh dan
Nedham juga tidak menutup leher tabung dengan rapat sekali
sehingga masih ada makhluk hidup yang masuk dan tumbuh.
Dari percobaan yang di lakukannya Spalanzani menyimpulkan
timbulnya suatu kehidupan hanya mungkin jika telah ada suatu
bentuk kehidupan sebelumnya. Mikroorganisme yang terdapat dalam
kaldu percobaan timbul karena adanya mikroorganisme yang telah
lebih dulu tersebar sebelumnya di udara.
460

c. Percobaan Louis Pasteur


Louis Pasteur pada tahun 1864 melakukan percobaan
menggunakan tabung berbentuk leher angsa. Pasteur sendiri
meyakini bahwa sebuah sel pasti berasal dari sel sebelumnya.
Pasteur dalam percobaannya merebus kaldu hingga mendidih
kemudian mendiamkannya. Udara mampu masuk ke dalam tabung,
namun partikel debu akan menempel pada leher tabung. Setelah
sekian lama, ternyata tidak ada bakteri yang tumbuh. Namun setelah
Pasteur memiringkan tabung leher angsa, air kaldu di dalam tabung
kemudian ditumbuhi oleh mikroba. Hal ini membuktikan bahwa
kehidupan yang ada berasal dari kehidupan sebelumnya.
Selanjutnya teori biogenesis dikenal dengan istilah omne vivum
ex ovo, omne ovum ex vivo, yang artinya kehidupan berasal dari
telur, dan telur berasal dari suatu kehidupan. Atau disebut juga omne
vivum ex vivo, yang artinya adanya kehidupan karena telah ada
kehidupan sebelumnya.
12.6.2. Teori pembentukan senyawa organik secara abiotik
Pencetus teori ini adalah A.I. Oparin, Harold Urey, dan Stanley
Miller.
Pada tahun 1953, Miller yang berusia 23 tahun menjadi
mahasiswa pasca sarjana di laboratorium Harold Urey, Universitas
Chicago. Saat itu, Miller mengadakan percobaan yang menunjukkan
bahwa asam amino dan molekul organik lain dapat terbentuk secara
abiotik. Percobaan Miller ini merupakan pengujian hipotesis mengenai
asal-usul kehidupan yang dikembangkan di tahun 1920 oleh ahli biokimia
Rusia A. I. Oparin dan ahli genetika Inggris, J. B. S. Haldane. Saat ini
Miller menjadi profesor di Universitas Chicago, San Diego.
Percobaan A.I. Oparin
A.I. Oparin mengemukakan bahwa atmosfer primitif berisi gas
metana, amonia, hidrogen dan air. Reaksi kimia yang terjadi
membentuk molekul organik pertama. Hipotesis ini mendapat
perhatian yang luar biasa tetapi tanpa pengujian tidak dapat diterima
dengan baik.
Percobaan Harold Urey dan Stanley Miller
Pembentukan molekul kompleks dari molekul sederhana
membutuhkan energi. Miller dan Urey berpendapat bahwa sumber
energi melimpah di lingkungan bumi purba.
Miller dan Urey
memprediksi bahwa molekul organik dapat terbentuk dari molekul
anorganik dalam kondisi serupa itu. Percobaan Miller-Urey di
461

laboratorium merupakan simulasi bumi purba menggunakan aparatus


dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Atmosfer mengandung uap air, gas hidrogen (H2), metana (CH4),
dan amonia (NH3).
2. Energi yang timbul dari aliran listrik seperti layaknya halilintar
merupakan energi dalam reaksi kimia molekul-molekul
3. Kondensor mendinginkan uap air di dalam campuran gas-gas
tersebut menyebabkan hujan (berisi gas terlarut)
4. Terbentuknya molekul organik sederhana
Sejak tahun 1950-an, Miller bersama peneliti lain menggunakan
modifikasi aparatus untuk menghasilkan 20 macam asam amino,
gula, lipid, nitrogen pembentuk DNA dan RNA bahkan ATP.

Gambar 12.10. Simulasi bumi purba menurut Miller.

462

Rangkuman
Proses kompleks pewarisan sifat makhluk hidup yang berubah
dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun disebut
evolusi. Tiga tokoh pencetus teori evolusi adalah J. B. Lamarck,
Charles Darwin, dan August Weismann.
Evolusi berdasarkan suatu gagasan bahwa perubahan pada suatu
individu disebabkan oleh lingkungan dan bersifat diturunkan disebut
teori Lamarck, dengan contoh jerapah memiliki leher yang panjang
untuk mencapai daun-daun di pohon yang tinggi.
Ide-ide Charles Darwin dari buku The Origin of Species by Means
of Natural Selection adalah makhluk hidup bervariasi dengan sifat
yang dapat diturunkan; jumlah individu yang dilahirkan lebih
banyak
dari
yang
dapat bertahan hidup; individu-individu
berkompetisi untuk memperoleh sumber daya agar mampu bertahan
hidup; dimana sifat-sifat yang diwariskan milik individu membuat
mereka dapat bertahan hidup dan bereproduksi pada keadaan
lingkungan tertentu; dan sebagai akibat dari seleksi lingkungan,
hanya individu dengan sifat yang adaptif terhadap lingkungan dapat
hidup dan menurunkan sifat tersebut pada keturunannya. Seleksi
alam akhirnya akan mengubah sifat dalam populasi, bahkan
menghasilkan spesies baru.
August Weisman menyimpulkan bahwa: perubahan sel tubuh
karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan ke generasi
berikutnya, dan evolusi adalah masalah pewarisan gen-gen melalui
sel gamet.
Frekuensi alel atau genotipe dalam populasi dapat stabil dan
tetap berada dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg dari suatu
generasi ke generasi dengan syarat: populasi besar; tidak ada aliran
gen; tidak ada mutasi (perubahan di dalam gen) ; terjadi perkawinan
acak (random); tidak ada seleksi alam.
Penghalang reproduktif (reproductive barriers) mempertahankan
terpisahnya spesies. Ada dua macam penghalang reproduktif yaitu:
1. Penghalang prezigotik; mencegah perkawinan atau fertilisasi
antar spesies seperti isolasi musim (temporal), isolasi habitat,
isolasi tingkah laku, isolasi mekanik, isolasi gametik
2. Penghalang poszigotik; mencegah perkembangan makhluk hidup
dewasa yang fertil; zigot yang dihasilkan disebut hibrid zigot. Ada
tiga macam penghalang poszigotik: Ketidakmampuan hibrid untuk

463

berkembang (hybrid inviability), sterilitas hibrid (hybrid sterility),


kegagalan rantai pewarisan pada hibrid (hybrid breakdown)
Ilmu yang mempelajari tentang kehidupan purba melalui fosil
disebut Paleontologi. Paleoantropologi yaitu ilmu yang mempelajari
asal usul manusia serta evolusinya.
Dalam biologi dikenal tiga teori asal usul kehidupan yaitu: teori
abiogenesis (generatio spontanea) oleh Aristoteles, Nedham, dan
Anthonie van Leeuwenhoek. Eksperimen terkenal yang menentang
teori abiogenesis dilakukan antara lain oleh: Fransesco Redi (Itali),
Lazzaro Spalanzani (Italia),dan Louis Pastur (Perancis) dengan teori
biogenesisnya. Teori biogenesis dikenal dengan istilah omne vivum
ex ovo, omne ovum ex vivo, yang artinya kehidupan berasal dari
telur, dan telur berasal dari kehidupan. Atau disebut juga omne vivum
ex vivo, yang artinya kehidupan karena telah ada kehidupan
sebelumnya.
Percobaan Harold Urey dan Stanley Miller menguji hipotesis
mengenai asal-usul kehidupan dari A. I. Oparin mendapatkan bahwa
pembentukan molekul kompleks dari molekul sederhana dengan
bantuan energi.
Soal Latihan
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e untuk
jawaban yang tepat!
1. Proses kompleks pewarisan sifat makhluk hidup yang berubah dari
generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun disebut ....
a. adaptasi
d. domestikasi
b. aklimatisasi
e. evolusi
c. ekologi
2. Permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka
waktu yang lama dikemukan oleh ....
a. Harold Urey
d. Sir Charles Lyell
b. Stanley Miller
e. Melvin Calvin
c. Lazzaro Spalanzani
3. Frekuensi alel/gen dalam populasi dapat stabil dan tetap berada
dalam kesetimbangan dari suatu generasi ke generasi merupakan
bunyi hukum dari ....
a. Mendel I
d. Avogadro
b. Mendel II
e. Genetika populasi
c. Hardy-Weinberg
464

4. Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan


diwariskan ke generasi berikutnya adalah pendapat dari ....
a. August Weisman
d. Nedham
b. Stanley Miller
e. Aristoteles
c. A.I. Oparin
5. Dibawah ini adalah fosil yang diidentifikasi di Indonesia, kecuali ....
a. Pithecantropus erectus
c. Pitheantropus robustus
b. Australopithecus boisai
d. Homo sapiens
c. Homo neanderthalis
6. Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, dikemukan dalam teori
....
a. generatio spontanea
d. abiogenesis
b. biogenesis
e. evolusi kimia
c. nebula
7. Di bawah ini yang bukan pencetus teori asal-usul kehidupan adalah
....
a. Harold Urey
d. Melvin Calvin
b. Stanley Miller
e. Aristoteles
c. A.I. Oparin
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1. Tuliskan 5 bentuk ide-ide Charles Darwin yang dituliskannya
dalam buku The Origin of Species by Means of Natural Selection!
2. Sebutkan berbedaan teori evolusi J.B. Lamarck dengan teori
evolusi Charles Darwin!
3. Hukum Hardy-Weinberg berlaku dalam populasi dengan lima
syarat. Jelaskanlah!
4. Apakah yang dimaksud dengan penghalang reprodukti? Jelaskan!
5. Apakah kalian setuju bahwa manusia berasal dari monyet?
Berikan alasaan kalian!
6. Jika dalam satu populasi terdapat 81% perasa PTC, 36% bukan
perasa PTC. Hitunglah perbandingan frekuensi genotipe yang
terdapat dalam populasi?

465

7. Dari 1000 orang penduduk yang diperiksa golongan darahnya


berdasarkan sistem ABO, ditemukan 640 orang bergolongan A
dan B, 320 orang AB, dan 40 orang O. Berapakah frekuensi alela
B
IA dan I dalam populasi itu?

466

BAB XIII
BIOTEKNOLOGI DAN PERANANNYA
BAGI KEHIDUPAN

Gambar 13.1. Kelinci (a) dan Tanaman (b) yang dapat berpendar
seperti ubur-ubur (c).
Coba kalian lihat foto kelinci dan tanaman yang dapat berpendar
seperti hewan ubur-ubur pada Gambar 13.1. Ahli biologi molekular telah
mengembangkan makhluk hidup yang dapat memancarkan cahaya
seperti makhluk hidup laut ubur-ubur. Para peneliti memasukkan DNA
dari makhluk hidup laut yang bertanggung jawab dalam memancarkan
cahaya ke dalam zigot kelinci atau kromosom tanaman. Akibatnya,
dihasilkan kelinci ataupun tanaman yang mengalami perubahan genetik
sehingga dapat berpendar hijau pada keadaan tertentu. DNA kelinci
ataupun tanaman yang dapat berpendar hijau ini merupakan hasil hasil
rekayasa genetik menggunakan teknologi DNA rekombinan. Rekayasa
genetik merupakan bagian bioteknologi modern yang belakangan ini
berkembang sangat pesat.
467

Praktek bioteknologi sebenarnya telah berlangsung sejak berabadabad yang lalu, yaitu melalui bioteknologi tradisional.
Contohnya
penggunaan mikroba untuk membuat minuman anggur dan keju, serta
pemuliaan atau penangkaran hewan ternak dan tanaman.
Standar Kompetensi
Mengidentifikasi pengembangan bioteknologi dan dampaknya bagi
kehidupan
Kompetensi Dasar
13.1. Mengidentifikasi ciri dan sifat mikroorganisme dalam proses
bioteknologi.
13.2. Mengidentifikasi dampak pengembangan bioteknologi.
13.3. Mengidentifikasi peranan bioteknologi bagi pertanian sampai
kesehatan manusia.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Bioteknologi dan Peranannya Bagi Kehidupan,
kalian
diharapkan
dapat
memahami,
menafsirkan,
dan
mengkomunikasikan
pemahaman
konsep,
penerapan
dan
pengembangan bioteknologi dalam kehidupan.
Kata-Kata Kunci
Antiserum
Bioteknologi
Bioteknologi modern
Bioteknologi tradisional
Bakteri Mesofil
Bakteri Psikrofil
Bakteri Toksoid
Eksplan
Enzim ligase
Enzim restriksi endonuklease
Fertilisasi invitro

Mikoprotein
Makhluk hidup transgenik
Pencucian mikrobial
Penguraian lumpur
Plasmid
Protein Kristal Insektisida
Protein Sel Tunggal
Rekayasa genetik
Termofil
Toksitas selektif antibiotik
Vaksin atenuasi

13.1. Ciri dan sifat mikroorganisme


Bioteknologi secara harafiah berarti ilmu yang menerapkan prinsipprinsip biologi. Pengertian bioteknologi yang lebih lengkap adalah
pemanfaatan teknik rekayasa terhadap makhluk hidup, sistem, atau
proses biologis untuk menghasilkan atau meningkatkan potensi makhluk
hidup maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup
manusia.

468

Bioteknologi tidak terlepas dari mikroorganisme sebagai subyek


(pelaku). Mikroorganisme yang dimaksud adalah virus, bakteri,
cendawan, alga,protozoa, tanaman maupun hewan. Mikroorganisme
menjadi subyek pada proses bioteknologi karena beberapa hal berikut ini:
1. Reproduksinya sangat cepat.
Dalam hitungan menit telah dapat berkembang biak sehingga
merupakan sumber daya hayati yang sangat potensial.
Mikroorganisme dapat memproses bahan-bahan menjadi suatu
produk dalam waktu yang singkat.
2. Mudah diperoleh dari lingkungan kita.
3. Memiliki sifat tetap, tidak berubah-ubah.
4. Melalui teknik rekayasa genetik para ahli dapat dengan cepat
memodifikasi/ mengubah sifat mikroorganisme sehingga dapat
menghasilkan produk yang sesuai dengan yang kita inginkan.
5. Dapat menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia
dan tidak tergantung musim/iklim.
Pemanfaatan mikroorganisme untuk bioteknologi sangat membantu
manusia untuk mengatasi berbagai masalah, misalnya di bidang
makanan, pertanian, pengobatan, limbah, industri, dan lainnya.
Sejak tahun 6000 SM, orang telah mengenal proses fermentasi
pada bahan makanan misalnya untuk membuat bir. Namun, bukti bahwa
mikroorganisme inilah yang melakukan fermentasi baru diketahui setelah
penelitian yang dilakukan oleh Louis Pasteur (1857-1876). Saat ini,
teknologi produksi bahan makanan melalui fermentasi dikategorikan
dalam bioteknologi konvensional/klasik. Coba kalian sebutkan
produk/bahan makanan atau minuman yang diproduksi melalui proses
fermentasi.
Teknologi yang telah diterapkan untuk menghasilkan produk dalam
skala industri dengan menggunakan makhluk hidup, sistem atau proses
bioteknologi dikategorikan sebagai bioteknologi modern. Bioteknologi
modern ini sangat tergantung pada mikrobiologi, biokimia, dan rekayasa
genetika.
13.2 Ilmu-ilmu yang digunakan dalam bioteknologi
Dewasa ini, setiap perkembangan ilmu yang dihasilkan manusia
pasti diikuti dengan penerapannya dalam kehidupan. Ilmu tersebut
dikembangkan dengan metode ilmiah dan diterapkan dalam bentuk
teknologi.
Hal ini terjadi juga pada biologi. Biologi telah berkembang dengan
pesat, terutama cabang-cabang mikrobiologi dan genetika, serta cabang
kimia yaitu biokimia. Cabang-cabang biologi dan kimia ini kemudian
diterapkan dalam bentuk bioteknologi. Disamping itu perkembangan ilmu
469

komputer juga mendukung pengembangan bioteknologi menjadi cabang


ilmu bioinformatika.
13.2.1. Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan cabang biologi yang mempelajari tentang
mikroba atau jasad renik. Pengaturan sifat-sifat dan struktur mikroba
mendukung kemajuan bioteknologi. Misalnya, mikroba berupa bakteri
dapat tumbuh pada kisaran suhu tertentu. Bakteri dapat digolongkan
sebagai psikrofil yang tumbuh pada suhu 0 0 C hingga 30 0 C, mesofil yang
tumbuh pada suhu 25 0 C hingga 40 0 C, dan termofil yang tumbuh pada
suhu 50 0 C atau lebih. Pengetahuan mengenai bakteri ini dapat
digunakan saat membuat yogurt. Yogurt dibuat dari susu yang
difermentasikan dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bukgaricus
pada suhu 40 0 C selama 2.5 sampai 3.5 jam.
13.2.2. Biologi Sel
Biologi sel merupakan cabang biologi yang mempelajari sel.
Pengetahuan mengenai sifat-sifat dan struktur sel akan mendukung
aplikasi bioteknologi. Pengetahuan mengenai sifat protoplasma suatu sel
yang dapat berfusi atau bergabung dengan protoplasma sel lain pada
spesies yang sama, bermanfaat bagi aplikasi fusi sel di bidang pemuliaan
tanaman sehingga dapat menghasilkan tanaman yang lebih unggul
karena semua bagian sel bergabung, tidak seperti melakukan perkawinan
antara bunga jantan dan betina.
Selain itu pengetahuan mengenai sifat totipotensi pada sel-sel
tanaman sangat bermanfaat untuk pengembangan kultur jaringan.
Totipotensi merupakan kemampuan sel-sel tanaman hidup untuk
berdefrisiensiasi menjadi berbagai organ tanaman yang baru bahkan
menjadi tanaman lengkap (Gambar 13.2).

470

Gambar 13.2. Kemampuan totipotensi tanaman.


13.2.3. Genetika
Genetika merupakan cabang biologi yang mempelajari sifat-sifat
genetik makhluk hidup dan sistem pewarisannya dari saru generasi ke
generasi berikutnya. Pemahaman mengenai bentuk dan karakteristik
DNA (gen) yang berperan dalam mengontrol suatu sifat akan membantu
percepatan kemajuan bioteknologi. Beberapa penemuan seperti tanaman
tomat yang tidak mudah busuk, insulin yang dihasilkan oleh mamalia dan
diperlukan untuk pengobatan diabetes telah dapat disintesis dengan
memasukkan gen yang bertanggung jawab untuk insulin ke dalam bakteri
Escherichia coli dan memproduksinya. Hal ini merupakan salah satu
penerapan ilmu genetika dalam bioteknologi.
13.2.4. Biokimia
Biokima merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari makhluk
hidup dari aspek kimianya.
Biokimia menganggap hidup adalah
menyangkut proses kimia, sehingga dengan pengetahuan biokimia maka
ahli bioteknologi memperlakukan makhluk hidup sebagai bahan kimia
yang dapat dipadukan dan direaksikan.
Selain mikrobiologi, biologi sel, dan biokimia, ilmu-ilmu lain juga
digunakan dalam bioteknologi. Contohnya virologi (ilmu mengenal virus),
teknologi pangan, biologi pertanian, biologi kedokteran, biologi kehutanan
dan ilmu komputer.

471

13.3. Dampak pengembangan bioteknologi


Perkembangan bioteknologi telah melalui sejarah yang panjang
sebelum manipulasi genetik mulai berkembang. Secara tidak langsung
masyarakat telah banyak melakukan kegiatan bioteknologi, walaupun
tanpa sebutan bioteknologi, seperti: pemanfaatkan mikroba pada proses
fermentasi untuk membuat minuman, roti, keju. Proses seleksi tanaman
yang dilakukan oleh para petani untuk mendapatkan tanaman unggul
maupun melalui persilangan juga merupakan kegiatan bioteknologi,
demikian juga dengan penangkaran hewan. Kegiatan seperti diatas ini
juga disebut sebagai bioteknologi tradisional.
Sebaliknya, bioteknologi modern yang menggunakan proses
rekayasa genetika mulai berkembang setelah penemuan struktur DNA
sekitar tahun 1950, yang diikuti dengan penemuan-penemuan lainnya,
seperti: enzim pemotong DNA (enzim restriksi endonuklease), enzim
yang dapat menggabungkan DNA (enzim ligase). Selanjutnya ditunjukkan
dengan keberhasilan menciptakan DNA rekombinaan melalui
penggabungan DNA dari dua makhluk hidup yang berbeda. Teknologi
DNA rekombinan atau yang juga dikenal dengan teknik kloning
merupakan contoh bioteknologi modern.
Bioteknologi pada saat ini lebih didasarkan kepada teknik
manipulasi atau rekayasa DNA.
Manipulasi DNA dimulai dengan
mengisolasi DNA yang bertanggung jawab untuk sifat tertentu dengan
bantuan enzim pemotong DNA, selanjutnya digabungkan dengan
bantuan enzim ligase dan memindahkannya pada makhluk hidup yang
berbeda seperti bakteri, hewan dan tumbuhan (Gambar 13.3). Hasil dari
teknik tersebut diantaranya adalah insulin manusia yang dihasilkan
dengan bantuan bakteri E. coli, kloning domba Dolly, tanaman kapas
tahan insektisida.
13.3.1 Aplikasi bioteknologi
Selama kurang lebih empat dasawarsa terakhir, kita melihat begitu
pesatnya perkembangan bioteknologi tradisional maupun modern
diberbagai bidang. Pesatnya perkembangan bioteknologi ini sejalan
dengan tingkat kebutuhan hidup manusia di muka bumi. Hal ini dapat
dipahami, mengingat bioteknologi menjanjikan suatu revolusi pada
hampir semua aspek kehidupan manusia, mulai dari bidang pertanian,
peternakan hingga kesehatan dan pengobatan maupun ketahanan
negara (HANKAM).

472

Bacterial cell
Isolate plasmid DNA
and human DNA.

lacZ gene
(lactose
breakdown)

Human
cell

Restriction
site
ampR gene
(ampicillin
resistance)

Bacterial
plasmid

Gene of
interest
Sticky
ends

Cut both DNA samples with


the same restriction enzyme.

Human
DNA

Mix the DNAs; they join by base pairing.


The products are recombinant plasmids
and many nonrecombinant plasmids.
Recombinant DNA plasmids
Introduce the DNA into bacterial cells
that have a mutation in their own lacZ
gene.
Recombinant
bacteria
Plate the bacteria on agar
containing ampicillin and X-gal.
Incubate until colonies grow.

Colony carrying nonrecombinant plasmid


with intact lacZ gene

Colony carrying
recombinant
plasmid with
disrupted lacZ gene

Bacterial
clone

Gambar 13.3. Teknologi DNA rekombinan.


13.3.1.1. Bioteknologi tradisional
Aplikasi bioteknologi tradisional mencakup berbagai aspek pada
kehidupan manusia, seperti aspek pangan, pertanian, peternakan, hingga
kesehatan dan pengobatan.

473

13.3.1.1.1. Bidang pangan


Mikroorganisme dapat menjadi bahan pangan ataupun mengubah
bahan pangan menjadi bentuk lain. Proses yang dibantu oleh
mikroorganisme misalnya melalui fermentasi, seperti keju, yoghurt, dan
berbagai makanan lain termasuk kecap dan tempe. Pada masa
mendatang diharapkan peranan mikroorganisme dalam penciptaan
makanan baru seperti mikroprotein dan protein sel tunggal. Mengenal
sifat dan cara hidup mikroorganisme juga akan sangat bermanfaat dalam
perbaikan teknologi pembuatan makanan.
1. Pembuatan roti
Pada pembuatan roti, biji-bijian serelia dipecah dahulu untuk
membuat tepung terigu. Selanjutnya oleh enzim amilase tepung
dirubah menjadi glukosa. Selanjutnya khamir Saccharomyces
cerevisiae, yang akan memanfaatkan glukosa sebagai substrat
respirasinya sehingga akhirnya membentuk gelembunggelembung yang akan terperangkap pada adonan roti. Adanya
gelembung ini menyebebkan roti bertekstur ringan dan
mengembang. Sedangkan jika ditambah protease maka roti yang
dihasilkan akan bertekstur lebih halus.
2. Pengolahan hasil susu
Susu dapat diolah dengan bioteknologi sehingga menghasilkan
produk-produk baru, seperti keju, mentega dan yogurt.
a. Keju
Pada pembuatan keju, kelompok bakteri yang dipergunakan
adalah bakteri asam laktat.
Bakteri ini berfungsi
memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat
menurut reaksi berikut.
C12H22O11 + H2O
Laktosa

Air

4CH3CHOHCOOH
Asam laktat

Bakteri asam laktat yang bisa digunakan adalah Lactobacillus


dan Sterptococcus. Di dalam proses pembuatan keju, susu
terlebih dahulu di panaskan 90C atau dipesteurisasikan
melalui pemanasan sebelum kultur bakteri asam laktat
dinokulasikan (di tanam). Akibat aktivitas bakteri, pH menjadi
turun dan mengakibatkan susu terpisah menjadi dadih padat
dan cairan whey; proses ini disebut pedadihan. Kemudian
ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk
menggumpalkan dadih. Pada saat ini, enzim rennin dari sapi
sudah digantikan dengan enzim buatan yaitu kimosin. Whey
yang terbentuk dimanfaatkan sebagai makanan sapi,
sedangkan dadih yang terbentuk dipanaskan dengan suhu 3242C sehingga menghasilkan keju.
Selain itu pada

474

pembuatan keju juga digunakan cendawan agar kualitas lebih


baik. Ada 4 macam jenis keju, yaitu :
1. keju sangat keras, contoh: keju Romano, keju Permesan.
2. keju keras , contoh: keju Cheddar, keju Swiss.
3. keju setengah lunak, contoh: keju Requefort (keju biru).
4. keju lunak, contoh: keju Camembert.
b. Yoghurt
Pada yoghurt, susu dipasteurisasi dahulu, lalu sebagian besar
lemak dibuang. Mikroorganime yang digunakan adalah bakteri
asam laktat, yaitu Lactobaphillus dan Streptococcus
thermophillus. Kedua bakteri ini ditambahkan pada susu
dengan jumlah yang seimbang, lalu disimpan dalam suhu
45C selama 5 jam. Dalam penyimpanan ni pH turur jadi 4,0
akibat didinginkan dan bisa ditambahkan cita rasa buah jika
diinginkan.
Yoghurt berasal dari bahasa Turki serta memiliki nama lain
seperti mast (Iran), kiselmleka (Balkan), mauzun (Armenia),
cieddu (Italia). Yoghurt yang cukup terbaik adalah tanpa rasa
tanpa warna (cukup ditambah gula saja).
c. Mentega
Pada pembuatan mentega, mikroorganisme yang digunakan
adalah Streptococcuslactis dan Leuconostoc cremoris yang
membantu proses pengasaman. Setelah itu, susu ditambah
dengan cita rasa tertentu, kemudian lemak mentega
dipisahkan. Pengadukan lemak mentega menghasilkan
mentega yang siap makan.
3. Produk makanan lain
Pengolahan produk makanan lain dapat berupa sayur, buah dan
sebagainya. Di antaranya akan dijelaskan berikut ini:
a. Sauerkraut
Sauerkraut adalah sayuran yang diasamkan agar dapat awet
di simpan. Cara membuatnya, sayuran seperti kol atau sawi
diirisi kemudian dicampur dengan garam lalu di tekan dalam
tempat penyimpanan untuk mengeluarkan udara. Kemudian
di tambahkan bakteri asam laktat.
Aktivitas bakteri ini
meurunkan pH menjadi 5.0. pH ini mencegah mikroorganisme
lain tumbuh, selain itu dapat menimbulkan cita rasa unik akibat
akumulasi zat organik yang oleh bakteri.

475

b. Penyimpanan zaitun dan timun


Zaitun dan timun dapat diawetkan dengan menyimpannya
dalam larutan garam yang ditambah bakteri asam laktat.
Dalam kondisi anaerob, bakteri tumbuh dengan subur dan
menurukan pH hingga 4.0. Dengan pH rendah ini aktivitas
mikroba lain dapat dicegah.
c. Tahu kuning, tahu putih, dan tempe dibuat dari kedelai
menggunakan cendawan Rhizopus (Gambar 13.4)

Gambar 13.4. Produk tahu 2 bentuk dan 2 warna.


d.

Oncom, dibuat dari bungkil kacang tanah menggunakan


cendawan Neurospora sithopila.

e. Tapai, dibuat dari ketela pohon dengan menggunakan khamir


Saccharomyces cereviceae.
13.2.1.1.2. Bidang pertanian
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang pertanian
ialah:
1. Hidroponik,
merupakan
cara
bercocok
tanam
tanpa
menggunakan tanah sebagai tempat menanam tanaman
(Gambar 13.5).

Gambar 13.5. Hidroponik tanaman selada air.

476

2. Seleksi tanaman yang memiliki karakter yang unggul seperti biji


besar atau tinggi maupun produksi yang besar.
13.2.1.1.3. Bidang peternakan
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang peternakan
misalnya pada:
1. Domba ankon, merupakan domba berkaki pendek dan bengkok,
hasil mutasi alami.
2. Sapi Jersey yang diseleksi oleh manusia agar menghasilkan susu
berkrim banyak (Gambar 13.6).

Gambar 13.6. Sapi bersusu krim tinggi.


13.2.1.1.4. Kesehatan dan pengobatan
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang pengobatan,
misalnya:
1. Antibiotik yang digunakan manusia untuk pengobatan diisolasi
dari bakteri dan jamur (Gambar 13.7)

477

Gambar 13.7. Cendawan penghasil penisilin.


2. Vaksin merupakan mikroorganisme atau bagian mikroorganisme
yang sifat virulensinya telah dimatikan, bermanfaat untuk
meningkatkan imunitas.
13.2.1.2. Bioteknologi modern
Aplikasi bioteknologi modern juga mencakup berbagai aspek
kehidupan manusia, misalnya pada aspek pangan, pertanian,
peternakan hingga kesehatan dan pengobatan.
13.2.1.2.1. Pangan
Beberapa contoh bioteknologi modern di bidang pada bidang
pangan, misalnya:
1. Kandungan vitamin A pada tanaman padi Golden rice.
2. Kentang yang telah mengalami mutasi genetik sehingga kadar pati
kentang meningkat 20% dari kentang biasa.
13.2.1.2.2. Bidang pertanian
Beberapa contoh bioteknologi modern di bidang pertanian,
misalnya:
1. Tanaman jagung, kapas dan tomat yang resisten terhadap
serangan penyakit gen tertentu (setelah gennya dimanipulasi
menggunakan teknologi DNA rekombinan) (Gambar 13.8).

478

Kapas biasa

Kapas-Bt

Gambar 13.8. Kapas resisten serangan serangga (Kapas BT)


3. Tanaman padi tahan genangan air. (Gambar 13.9).

Gambar 13.9. Tanaman padi tahan genangan air.

479

4.

Pohon jati 10 bulan dengan tinggi 7 m dari teknik kultur


jaringan/mikropropagasi (Gambar 13.10).

Gambar 13.10. Ketinggian pohon jati super.


13.2.1.2.3. Bidang peternakan
Beberapa contoh bioteknologi modern di bidang peternakan, yaitu:
1. Pembelahan embrio secara fisik (spilitting) (Gambar 13.11)
mampu menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi,
dan kuda.

Gambar 13.11. Spilitting pada domba.


2. Ternak unggul hasil manipulasi genetik, contohnya unggul pada
daging dan susunya
3. Ikan salmon yang disisipkan hormon pertumbuhan menjadi 2 kali
lipat besarnya (Gambar 13.12)

480

Gambar 13.12. Ikan salmon yang ditambahkan gen hormon


pertumbuhan.
13.2.1.2.4. Kesehatan dan pengobatan
Beberapa contoh bioteknologi modern di bidang kesehatan dan
pengobatan antara lain:
1. Hormon insulin manusia yang dihasilkan dengan bantuan
Escherechia coli (Gambar 13.13)
2. manipulasi produk vaksin dengan menggunakan E. coli agar
lebih efisien.
13.3. Bioteknologi dengan menggunakan mikrobiologi
Bioteknologi tradisional maupun modern telah menggunakan
mikroorganisme sebagai bagian suatu proses untuk meningkatkan
produk
dan
jasa.
Bioteknologi
umumnya
menggunakan
mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast), dan kapang, dengan
alasan:
1. pertumbuhannya cepat.
2. sel-selnya mempunyai kandungan protein yang tinggi.
3. dapat menggunakan produk-produk sisa sebagai substratnya
misalnya dari limbah pertanian.
4. menghasilkan produk yang tidak toksik.
5. sebagai makhluk hidup, reaksi biokimianya dikontrol oleh enzim
makhluk hidup itu sendiri sehingga tidak memerlukan tambahan
reaktan dari luar.

481

Gambar 13.13. hormon insulin yang diproduksi


menggunakan bakteri E. Coli.
Bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme antara lain
penemuan dan penyelesaian masalah pangan, obat-obatan,
pembasmian hama tanaman, pencemaran, dan pemisahan logam
dari bijih logam.
13.3.1. Mikroorganisme pengubah dan penghasil makanan atau
minuman
Mikroorganisme dapat mengubah nilai gizi makanan atau
minuman dalam proses fermentasi. Proses fermentasi merupakan
perubahan enzimatik secara anaerob dari senyawa organik menjadi
produk organik yang lebih sederhana. Aktivitas mikroorganisme
tersebut antara lain dalam fermentasi yang mengubah ampas tahu
atau kacang kedelai menjadi oncom, kacang kedelai menjadi tempe
atau putih menjadi arak hitam atau putih. Mikroorganisme pada
proses fermentasi menyebabkan:
a. perubahan senyawa-senyawa kompleks pada makanan atau
minumam menjadi senyawa yang lebih sederhana.
b. peningkatan cita rasa dan aroma makanan atau minuman.
Misalnya oncom dapat dibuat dari ampas tahu, kelapa atau
kacang tanah dengan penambahan mikroorganisme berupa
Neuspora. Neuspora mengeluarkan enzim amilase, lipase, dan
protease yang aktif selama proses fermentasi, juga menguraikan
bahan-bahan dinding sel ampas kacang kedelai atau kelapa.
Fermentasi pada pembuatan oncom juga menyebabkan
terbentuknya sedikit alkohol dan berbagai ester yang beraroma
sedap.
Mikroorganisme dapat dijadikan langsung sebagai sumber
pembuatan makanan. Hal ini disebabkan:
a. massa mikroorganisme tumbuh menjadi dua kali lipat dalam
waktu satu jam, sedangkan massa tumbuhan atau hewan
memerlukan waktu berminggu-minggu.

482

b. massa mikroba minimal mengandung 40% protein serta


mempunyai kandungan vitamin dan mineral yang tinggi. Pada
tabel 15.1 berikut terlihat bahwa protein yang dihasilkan setiap
hari dari 1000 biomassa (kg) bakteri mencapai nilai tertinggi
dibandingkan produksi protein oleh hewan ternak, tanaman
kacang kedelai, dan khamir.
Tabel 13.1 produksi protein oleh berbagai jenis makhluk hidup.
Makhluk hidup
Hewan ternak
Tanaman kacang kedelai
Khamir
Bakteri

Protein yang dihasilkan setiap hari


dari 100 g sampai biomasa (kg)
1
100
100000
1.000.000.000.000.000.

Makanan yang berasal dari mikroorganisme disebut protein sel


tunggal (PST) atau disebut juga single-cell (SCP).
Tunggal
merupakan makanan kaya protein yang berasal dari mokroorganisme.
Awalnya, sekitar tahun 1960-an mikroorganisme protein sel
tunggal ditumbuhkan dalam medium yang mengandung minyak.
Namun, meningkatnya hara minyak pada tahun 1970 menyebabkan
produksi protein sel tunggal ditumbuhkan di dalam sirup glukosa,
ampas buah-buahan, dan sisa berbagai produk pertanian.
Contoh mikroorganisme protein sel tunggal yaitu cendawan
Fusarium gramineaum yang mengandung protein 45% dan lemak
13%. Fusarium sangat bergizi, disebut sebagai mikroprotein. Merek
dagang mikroprotein disebut Quorn. Quorn merupakan produk
seperti lembaran adonan kue.
Quorn yang ditambah dengan
berbagai warna dan aroma dapat menghaslkan berbagai macam
makanan, juga dapat digunakan sebagai pengganti daging sapi dan
ayam. Quorn juga sering digunakan sebagai campuran untuk
membuat sosis (Gambar 13.14).

483

Gambar 13.14. Beberapa produk hasil bioteknologi: a. sosis b. ikan


c.daging, d. Mie, e.kultur sel hewan f. Tape.
13.3.2. Mikroorganisme penghasil obat
Mikroorganisme merupakan agen yang dapat membantu bidang
pengobatan.
Mikroorgansime tersebut misal digunakan untuk
membuat antibiotik dan vaksin, seperti yang akan dibahas berikut ini.
13.3.2.1. Antibiotik
Merupakan senyawa yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme
untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain.
Banyak
ditemukan mikroorganisme yang mengandung substansi dengan
aktivitas antibiotik.
13.3.2.2. Penisilin
Diproduksi secara komersial dicampurkan dengan berbagai
senyawa, namun komponen utama berupa penisilin. Komponen
utama penisilin tersebut merupakan penisilin G yang dapat diubah
menjadi bentuk-bentuk lain dengan aktivitas yang sedikit berbeda.
Penisilin G terdegradasi oleh asam lambung sehingga penisilin ini
lebih baik diberikan diberikan melalui suntikan.
Contoh lain adalah penisilin yang tidak dapat dipengaruhi oleh
asam lambung sehingga dapat dikonsumsi dalam bentuk sirup
maupun tablet. Adanya kisaran pada penisilin memungkinkan staf
kesehatan untuk memilih jenis pengobatan yang paling sesuai
dengan penyakit tertentu.
Pilihan-pilihan ini juga membantu
menuntaskan perkembangan resistansi penyakit terhadap obat.

484

13.3.2.3. Sefalosporin
Dihasilkkan oleh jamur Chepalosporium yang diyemukan pada
tahun 1984. Sefalosporin aktif untuk bakteri yang mempunyai
karakter dengan kisaran yang kurang lebih sma dengan penisilin.
Sefalosporin terbaru sangat efektif untuk melawan bakteri yang
resisten terhadap penisilin.
13.3.2.4. Tetrasiklin
Dihasilkan oleh bakteri Sterptomycin aureofaciens. Berbagai
bentuk tetrasiklin aktif melawan bakteri yang mempunyai karakter
dengan dengan kisaran kurang lebih sama dengan penisilin. Walau
demikian, berkembangnya resistensi telah mengurangi efektivitas
antibiotik ini. Tetrasiklin mengikat kalsium dan diakumulasi dalam
tulang dan gigi yang sedang berkembang.
13.3.2.5. Eritromisin
Mempunyai kisaran yang sama dengan penisilin. Eritromisin
bermanfaat untuk melawan bakteri yang resisten terhadap penisilin
atau dapat digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin.
Pada antibiotik berarti bakteri dapat membunuh atau
menghambat pertumbuhan namun, tidak menyebabkan kerusakan
pada sel-sel inang atau sel-sel tubuh manusia. Antibiotik mempunyai
target tertentu yang hanya terdapat pada sel bakteri, misalnya
penisilin dan sefalosporin mampu menghambat biosintesis sel bakteri.
13.3.2.6. Vaksin
Merupakan mikroorganisme atau bagian mikroorganisme yang
telah dilemahkan. Vaksin dimasukkan (dengan disuntikkan atau oral)
ke dalam tubuh manusia agar sistem kekebalan tubuh manusia aktif
melawan mikroorganisme tersebut. Vaksin telah membantu berjutajuta orang di dunia dalam pencegahan serangan penyakit yang
serius. Vaksin berasal dari sumber-sumber berikut.
a. Mikroorganisme yang telah mati
Penggunaan mikroorganisme yang telah mati antara lain
digunakan untuk menghasilkan vaksin batuk rejan dari bakteri
penyebab batuk rejan.
Bakteri tersebut dimatikan dengan
pemanasan atau penggunaan senyawa kimia untuk mendenaturasi
enzimnya.

485

b. Mikroorganisme yang telah dilemahkan


Vaksin yang dihasilkan dari mikroorganisme yang sudah
dilemahkan disebut sebagai atermsi. Vaksin yang melawan aktivitas
bakteri secara cepat merupakan vaksin atenuasi. Contoh vaksin yang
menggunakan sumber tersebut adalah vaksin difteri dan tetanus yang
dihasilkan dari substansi toksin yang sudah tidak berbahaya dari
bakteri. Toksoid bertujuan untuk merangsang produksi toksin, namun
mengurangi resiko terinfeksi oleh bakteri dari jenis tertentu.
13.3.3. Mikroorganisme pembasmi hama tanaman
Mikroorganisme di alam dapat dijadikan sebagai agen pengendali
hayati, yaitu pengendalian terhadap hama dengan menggunakan
musuh alami. Misalnya pengendalian hama serangga pada tanaman
pertanian dengan menggunakan bakteri patogen serangga, yaitu
Bacillus thuringiensis (Bt).
Bakteri Bt dapat ditemukan di tanah dan tanaman Bacillus
thuringiensis merupakan spesies bakteri yang dikembangkan menjadi
insektisida mikrobial. Bakteri Bt menghasilkan protein kristal yang
dapat membunuh serangga maupun larva atau ulat serangga.
Aktivitas Bt pada tanaman misalnya membunuh ngengat yang
menjadi hama pada buah apel, dan pir, ulat pada kol (kubis), brokoli,
dan kentang.
Bt yang telah dikembangkan dalam jumlah besar dicampur
dengan cairan tertentu befungsi sebagai perekat dan langsung dapat
disemprot pada tanaman pertanian. Bacillus thuringiensis yang
berbeda akan menghasilkan protein kristal yang toksik untuk
kelompok makhluk hidup yang berbeda. Bt telah dijual di Amerika
Utara sebagai insektisida microbial komersial sejak tahun 1960, dan
dijual dengan berbagai nama merk dagang. Bt dapat digunakan
dengan cara penyemprotan konvensional pada tanaman pertanian.
Beberapa Bt yang tersedia secara komersial dengan hama
targetnya adalah sebagai berikut.
Bacillus thuringiensis varietas Tenebrionis menyerang kumbang
kentang Colorado dan larva kumbang daun.
Bacillus thuringiensis varietas Kurstaki menyerang berbagai jenis
ulat tanaman pertanian.
Bacillus thuringiensis varietas Israelensis menyerang nyamuk
dan lalat hitam.
Bacillus thuringiensis varietas Aizawai menyerang larva ngengat
dan berbagai ulat, terutama ulat ngengat diamondback.

486

Protein kristal Bt akan berpengaruh efektif terhadap larva, ulat


serangga, dan serangga bila Bt yang dikonsumsi dalam jumlah yang
mencukupi dan pH usus serangga berada pada kondisi alkali (basa).
13.3.4. Mikroorganisme pengelola limbah
Mikroorganisme membantu pengelolaan berbagai jenis limbah,
terutama dalam penguraian limbah organik. Limbah organik dari
rumah tangga, pasar atau industri sering dibuang langsung ke sungai,
yang mengakibatkan pencemaran di sungai atau timbulnya limbah
cair. Tujuan utama pengelolaan limbah cair dengan mikroorganisme
adalah untuk mengurangi kandungan BOD dan bahan padat
tersuspensi.
Pengelolaan limbah cair juga dibutuhkan untuk
menghilangkan pupuk yang masuk saluran air bahan kimia beracun,
dan padatan terlarut.
Mikroorganisme mengelola limbah cair melalui proses penguraian
secara aerob dan anaerob. Pada pemrosesan aerob terdapat
berbagai mikroorganisme (bakteri, protista dan cendawan) yang
menguraikan materi organik dari limbah menjadi mineral-mineral, gasgas dan air. Aktivitas ini membutuhkan banyak oksigen. Bioteknologi
modern juga memanfaatkan makhluk hidup dalam tingkat
seluler/molekuler, diantaranya kultur jaringan, rekayasa genetik, dan
kloning.
13.4. Kultur sel dan jaringan
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman secara
vegetatif buatan yang didasarkan pada sifat totipotensi tumbuhan.
Totipotensi adalah kemampuan sel/jaringan makhluk hidup untuk
tumbnuh menjadi individu baru. Totipotensi tumbuhan membuat sel
tumbuhan dalam proses kultur jaringan dapat berkembang menjadi
tumbuhan lengkap jika ditumbuhkan pada kondisi yang memungkinkan.
Dengan kultur jaringan, dalam waktu yang bersamaan dapat diperoleh
bibit tanaman dalam jumlah banyak.
Kultur jaringan memiliki manfaat berikut ini:
a. Melestarikan sifat tanaman induk.
b. Menghasilkan tanaman yang memiliki sifat seragam
c. Menghasilkan tanaman baru dalam jumlah besar
d. Dapat menghasilkan tanaman yang bebas virus.
e. Dapat dijadikan sarana untuk melestarikan plasma nutfah
f. Untuk menciptakan varietas baru melalui rekayasa genetika. Sel
yang telah direkayasa dikembangkan melalui kultur sel sehingga
menjadi tanaman baru secara lengkap.

487

13.4.1. Macam-macam kultur jaringan


Berbagai tanaman dapat digunakan sebagai eksplan dalam kultur
jaringan, antara lain:
a. Kultur meristem, menggunakan jaringan meristem (akar, batang,
daun) yang muda/ merismatik .
b. Kultur antera, menggunakan kepala sari sebagai eksplan
c. Kultur embrio, menggunakan embrio. Misalnya pada embrio
kelapa kopyor yang sulit dikembangbiakkan secara alamiah.
d. Kultur protoplas, menggunakan sel jaringan hidup sebagai
eksplan tanpa dinding.
e. Kultur pollen, menggunakan serbuk sari sebagai eksplannya

Gambar 13.15. Tahapan Kultur antera.


13.4.2. Prosedur kultur jaringan terdiri dari:
1. Persiapan
Medium cair dan padat disiapkan dalam botol Erlenmeyer yang
ditutup dengan kain kasa steril dan aluminium foil. Botol yang bersisi
medium disterilkan dengan memanaskannya dalam autoklaf yang
bersuhu 120C dan tekanan 1.5 kg/m2 selama 20 menit. Setelah
disterilkan, medium kultur disimpan dalam tempat steril atau kulkas.
Ruangan dan peralatan harus disterilkan dengan larutan antiseptik
(alkohol atau sodium hipoklorit). Lampu UV dalam ruangan entkas
atau laminar air flow dinyalakan satu jam sebelum digunakan,
tujuannya untuk mensterikan ruangan tersebut.

488

2. Pengambilan dan perawatan eksplan


Eksplan (bahan tanaman) dapat diambil dari tunas pucuk, ketiak
daun, ujung akar, atau daun muda. Bahan eksplan disterilkan dengan
cara merendamnya dalam larutan kalsium hipoklorit 5% selama 5
menit. Setelah itu eksplan dibilas beberapa kali menggunakan
akuades yang steril. Bahan eksplan yang sudah steril dan botol
erlenmeyer berisi medium padat atau cair dimasukkan ke dalam
entkas.
Bagian luar eksplan dikupas memakai pisau yang tajam yang
steril sampai eksplan berukuran 1-1.5 mm. Setelah eksplan siap
tanam, tutup botol Erlenmeyer di buka dan eksplan di tanam memakai
pinset lalu dimasukkan kedalam medium cair atau padat, tergantung
penggunaan jenis eksplannya. Botol yang sudah ditanami eksplan
ditutup kembali menggunakan kain steril dan aluminium foil.
3. Pengocokan
Botol yang sudah ditanami eksplan diletakkan di atas meja
pengocok (shaker) yang sudah dinyalakan jika menggunakan medium
cair, frekuensi pengocokan sekitar 60-70 kali per menit. Pengocokan
dilakukan 6 jam sehari selama 1.5-2 bulan. Tujuan pengocokan
adalah sebagai berikut:
Menggiatkan kontak antara permukaan eksplan dengan larutan
medium.
Memudahkan peresapan larutan nutrisi ke dalam jaringan
eksplan.
Melancarkan sirkulasi udara, sehingga udara bisa masuk ke
dalam medium.
Merangsang terpisahnya PLB yang terbentuk.
Dalam medium cair, dari eksplan akan tumbuh PLB dan lama
kelamaan PLB akan lepas dari eksplan. PLB yang terbentuk dapat
dipisah-pisahkan dan daapt dipindahkan ke dalam botol lain sehingga
dihasilkan banyak PLB. PLB yang terbentuk dapat dipindahkan ke
dalam medium padat dan dikulturkan dalam ruangan yang steril.
Suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya ruangan harus diatur.
Dalam medium, PLB akan tumbuh menjadi tanaman lengkap
(planlet).
Setelah menghasilkan daun atau membentuk tanaman sempurna
planlet harus dipindahkan kedalam botol lain yang berisi media padat.
Populasi planlet dikurangi sesuai dengan tingkat pertumbuhannya.
Akhirnya, planlet dipindahkan ke dalam kelompok yang terdiri dari
campuran tanah dan kosmos atau pupuk kandang, dan diletakkan

489

dalam rumah kaca. Setelah pertumbuhannya sempurna, plantet


dipindahkan ke dalam pot, satu pot berisi satu tanaman baru.
4. Medium
Medium tanaman terdiri dari dua jenis, yaitu medium cairan dan
medium padat. Medium cair untuk menumbuhkan eksplan sampai
terbentuk PLB. Medium padat digunakan untuk menumbuhkan PLB
sampai terbentuk planlet. Medium padat dibuat dengan melarutkan
nutrisi dan agar-agar kedalam akuades yang disterilkan.
Media kultur harus mengandung nutrisi lengkap yang terdiri dari
unsur makro, unsur mikro, vitamin, gula, dan ZPT (Zat Pengatur
tumbuh tanaman) seperti auksin, sitokinin, dan giberalin.
Zat pengatur tumbuh yang akan digunakan dapat dipilih dari
bahan-bahan di bawah ini:
a. IAA (Indole Asetic Acid/Asam Indol Asetat).
b. IAAId (Indole Acet Aldehyde/Indol Asetat Dehida).
c. IAN (Indole Aceton Nitrile/Indol Aseto Nitril).
d. IAEt (Ethylen Doleacetate/Etilendol Asetat).
e. IpyA (Indolepyruvic Acid/Asam Indol Piruvat).
Ada banyak medium kultur jaringan yang penamaannya diambil dari
nama penemunya, antara lain:
1. Murashige and Skoog (1962) dapat digunakan hampir untuk
semua jenis kultur, terutama untuk tanaman herba.
2. White (1934), sanagt cocok untuk kultur tanaman tomat.
3. Wacin and Went, dapat digunakan untuk kultur jaringan anggrek.
4. Nitch and Nitsch, biasanya digunakan dalam kultur serbuk sari
dan kultur sel.
5. Scenk and Herberlandt (1972), cocok untuk kultur jaringan
tanaman monokotil.

Gambar 13.16. Penyimpanan tanaman di ruang kultur.


490

13.5. Rekayasa Genetik


Rekayasa genetik atau penggunaan teknologi DNA rekombinan
sangat bermanfaat pada berbagai bidang kehidupan manusia.
Misalnya bidang kedokteran dan farmasi, peternakan dan pertanian,
serta perindustrian.
13.5.1. Bidang Kedokteran dan farmasi
*) Pembuatan insulin manusia oleh bakteri
Insulin merupakan suatu protein yang bertugas mengatur
metabolisme gula di dalam tubuh manusia. Penderita diabetes tidak
mampu membentuk insulin dalam jumlah yang dibutuhkan. Penderita
diabetes akut harus menerima suntikan insulin setiap hari.Biasanya
untuk memperoleh 0.45 kg insulin yang dibutuhkan oleh 750 pasien
diabetes selama satu tahun, diperlukan 3600 kg kelenjar pankreas
yang berasal dari 23.000 ekor hewan.
Dengan teknik rekayasa genetika, para peneliti berhasil
menyisipkan DNA pengendali insulin ke dalam bakteri sehingga
bakteri mampu untuk membentuk insulin yang mirip sekali dengan
insulin manusia dan insulin yang dihasilkan dapat diterima lebih baik
oleh tubuh manusia. Biaya pembuatan insulin ini pun jauh lebih
murah. Sehingga penderita diabetes dapat tertolong.
*) Terapi gen manusia
Teknologi DNA rekombinan dapat digunakan untuk membantu
kelainan genetik yang disebabkan oleh alel tunggal melalui
penyisipan gen pada sel stem cell yang menghasilkan semua sel
darah dan sistem imun. Stem cell merupakan kandidat utama sel
yang menerima alela normal. Sebagian besar percobaan saat ini
masih dalam taraf pendahuluan yang didesain untuk menguji
keamanan dan kelayakan prosedur, bukan untuk penyembuhan.
*) Antibodi monoklonal
Antibodi merupakan protein yang dihasilkan oleh sistem imunitas
vertebrata sebagai sistem pertahanan untuk melawan infeksi. Antibodi
memiliki keunikan dibandingkan protein lainnya karena terdapat
berjuta-juta antibodi dengan bentuk-bentuk yang berbeda. Masingmasing antibodi tersebut mempunyai tempat pengikatan yang
spesifik, yang hanya mengenali molekul target yang juga spesifik
(antigen).
Antibodi dapat dihasilkan dengan menyuntikkan beberapa kali
suatu sample yang berisi antigen ke dalam seekor hewan kelinci,
kambing, atau marmot. Kemudian serum darah hewan tersebut
491

diambil karena banyak mengandung antibodi (anti serum). Antiserum


tersebut mengandung campuran antibodi yang dihasilkan oleh
limfosit-B.
13.5.2. Bidang peternakan, perikanan, dan pertanian
*) Transfer gen pada hewan
Bakteri bukan satu-satunya makhluk hidup yang dapa dimodifikasi
dengan teknologi DNA rekombinan atau yang dikenal rekayasa
genetika. Rekayasa genetika juga dapat menstransfer gen-gen
tertentu ke tumbuhan berbunga, jamur, dan mamalia yang
mengakibatkan perubahan genotipe makhluk hidup tersebut atau
disebut makhluk hidup transgenik. Makhluk hidup transgenik
merupakan makhluk hidup yang menerima gen-gen dari spesies lain
yang sama sekali berbeda tetapi masih dalam satu kingdom ataupun
dapat juga dari kingdom yang berbeda. Hewan maupun tumbuhan
transgenik (Gambar 13.17) dihasilkan dengan berbagai teknik,
misalnya perpindahan gen menggunakan bantuan bakteri
Agrobacterium, mikroinjeksi, penembakan gen, kloning embrio.

Gambar 13.17 Beberapa produk transgenik: a. Babi hasil


kloning embrio, b. Tanaman pepaya tahan virus ring spot.
Contoh transfer gen pada hewan adalah domba Tracey. Tracey
merupakan domba betina yang sehat dan normal, namun DNA-nya
telah disisispi oleh gen manusia. Gen manusia tersebut mengkode
produksi protein alfa-1-antitripsin (ATT) berkhasiat untuk mengobati
penyakit paru-paru pada manusia, misalnya fibrosistik dan empisema
(menggelembungnya membran alveoli hingga pecah yang dapat
menyebabkan bronkitis kronis).
a. Kloning embrio
Kloning embrio telah digunakan untuk produksi hewan ternak,
misalnya sapi atau domba yang secara genetik identik. Pada sapi
atau domba, setiap kehamilan hanya mengandung seekor anak saja.
Dengan teknik kloning embrio akan memungkinkan bagi peternak
untuk meningkatkan jumlah hewan ternaknya.

492

b. Transfer nukleus
Transfer nukleus (gen inti) adalah dengan memasukkan donor
DNA dari hewan yang karakternya diinginkan kedalam sel telur hewan
yang intinya (DNA-nya) telah dihilangkan (Gambar 13.18). Setelah
terbentuk embrio lalu embrio ditanamkan ke rahim induk hewan yang
akan membesarkannya. Contohnya adalah domba Dolly.
Kloning pada hewan merupakan proses yang mahal dengan
kelebihan yang terbatas dibandingkan dengan teknik reproduksi
lainnya. Kloning pada hewan menimbulkan pertanyaan tentang
kemungkinan kloning pada manusia. Banyak negara yang melarang
percobaan kloning manusia, selain bertentangan dengan agama, juga
dianggap melanggar estetika dan prinsip ilmu dan hukum kedokteran.
Saat ini kloning pada hewan belum dimanfaatkan secara
maksimal karena mahal dan sulit dikerjakan. Kloning pada mamalia
akan dikombinasikan dengan bioteknologi lain untuk menghasilkan
organ-oragan tubuh hasil klon dan jaringan yang digunakan untuk
transplantasi.
*) Transgenik pada tanaman
Agrobacterium tumefaciens merupakan bakteri tanah penyebab
infeksi tumor crown gall pada beberapa tanaman dan dimanfaatkan
sebagai alat untuk melakukan proses transfer gen pada tanaman.
Tanaman transgenik direkayasa menggunakan bantuan
Agrobacterium tumefaciens untuk memperoleh sifat-sifat berikut:
* Penundaan pematangan pada tanaman tomat. Tomat hasil
rekayasa (tomat flavor savor) dapat bertahan beberapa minggu
lebih lama dibandingkan dengan tomat biasa (Gambar 13.19).

493

Gambar 13.18. Tahapan transfer nukleus pada kloning embrio.

494

Gambar 13.19. Tanaman Tomat transgenik yang membawa gen


penunda pematangan buah.
*

Resistensi/ketahanan terhadap insektida yaitu tanaman dapat


mensintesis protein kristal insektisidal (Insectisidal Crystal Protein
= ICP) yang berasal dari Bacillus thuringensis. Protein kristal
insektisida mempengaruhi usus hama seperti ulat atau serangga
tertentu yang makan tanaman ini sehingga hama mati.
* Resistensi terhadap kondisi lingkungan. Misalnya transfer gen
dapat menghasilkan:
1. Tanaman yang tahan kering karena mempunyai lapisan
kutikula yang lebih tebal sehingga tumbuh baik di daerah
kering (Gambar 13.20).

Gambar 13.20.Tanaman bunga matahari tahan kering.

495

3. Tanaman yang tahan terhadap angin.


Contohnya adalah tanaman kedelai yang telah dimanipulasi
agar mempunyai batang yang lebih kuat dengan tingi yang
seragam sehingga tahan terhadap angin kencang.
13.6. Penanggulangan dampak negatif bioteknologi
Bioteknologi telah menghasikan produk-produk yang bermanfaat
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun perlu juga
diperhatikan dampak negatif dari perkembangan bioteknologi
tersebut. Beberapa dampak negatif yang mungkin timbul akibat
perkembangan bioteknologi adalah berikut ini:
1. Alergi
Gen asing yang disisipkan pada makhluk hidup yang menjadi
makanan manusia dapat menyebabkan alergi terhadap individu
tertentu. Untuk mencegahnya perlu dilakuakn pengujian dalam jangka
waktu yang lama untuk memastikan ada tidaknya efek negatif
tersebut terhadap konsumen. Selain itu, produk yang mengandung
makhluk hidup hasil rekayasa genetik bioteknologi harus diberi label
dengan jelas guna memberi informasi kepada konsumen mengenai
produk yang dikonsumsi.
2. Hilangnya plasma nutfah
Akibat budidaya hewan dan tumbuhan unggul atau pertanian
konvensional yang monokultur dapat mengakibatkan plasma nutfah
atau keanekaragaman makhluk hidup dapat musnah. Kepunahan
plasma nutfah dapat diatasi dengan melakukan pemeliharaan
berbagai jenis hewan dan tumbuhan di situs konservasi tertentu.
Selain itu penggunaan yang terus menerus dari tanaman unggul
tahan herbisida, insektisida juga ditakutkan dapat menyebabkan
munculnya gulma maupun hama baru.
3. Rusaknya eksosistem
Tanaman kapas Bt selain menyebabkan matinya hama ulat yang
memakannya, juga diduga menyebabkan larva kupu-kupu ikut mati.
Akibat gangguan dan perubahan kondisi lingkungan yang tidak
seimbang dapat menyebabkan rusaknya suatu ekosistem.

496

Rangkuman
Bioteknologi merupakan pemanfatan prinsip-prinsip Biologi dan
teknologi rekayasa terhadap makhluk hidup, sistem, atau proses
biologis, untuk menghasilkan atau meningkatkan potensi makhluk
hidup maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup
manusia. Bioteknologi berkaitan dan berkembang seiring kemajuan
ilmu mikrobiologi, biologi sel, genetika, dan biokimia.
Bioteknologi yang sudah dikenal atau diterapkan sejak dahulu
disebut bioteknologi tradisional, yang memanfatakan mikroba, proses
biokimia dan genetik secara alami, misalnya pada pembuatan tempe,
oncom, tape, dan asinan. Sebaliknya bioteknologi modern
berhubungan dengan manipulasi (rekayasa) DNA (gen) dan transfer
DNA antar makhluk hidup dengan menggunakan teknologi DNA
rekombinan. Misalnya produksi insulin manusia dengan bantuan
bakteri E. coli, yang telah membawa DNA rekombinan yang
mengandung gen insulin, kloning domba Tracey, domba Dolly, dan
kapas transgenik tahan pestisida . Aplikasi bioteknologi tradisional
maupun modern dapat mencakup bidang pangan, peternakan,
kesehatan, dan pengobatan.
Bioteknologi tradisional dengan menggunakan mikroorganisme
mencakup mikroorganisme pengubah dan penghasil makanan atau
minuman, misalnya oncom, tempe, kecap, minuman anggur, dan
protein sel tunggal. Mikroorganisme penghasil obat, misalnya
antibiotik dan vaksin. Mikroorganisme pembasmi hama tanaman,
misalnya kristal protein bakteri Bacillus thuringiensis (Bt).
Bioteknologi dengan menggunakan kultur jaringan merupakan
teknik kloning menggunakan sel somatik. Bioteknologi dengan
rekayasa genetik mencakup teknik pembuatan DNA rekombinan yang
bermanfaat bagi manusia di bidang: kedokteran dan farmasi,
misalnya pada pembuatan insulin manusia oleh bakteri, terapi gen
manusia, dan antibodi monoklonal. Peternakan dan pertanian,
misalnya adanya makhluk hidup transgenik baik hewan maupun
tumbuhan yang bermanfat bagi manusia.

497

Soal Latihan
A. Berilah tanda silang (x) pada hurup a, b, c, d, atau e untuk
jawaban yang tepat!
1. Mikroorganisme yang bukan digunakan untuk bioteknologi adalah
....
a. Rhizopus oryzae
b. Sacharomyces cereviceae
c. Streptococcus thermophillus
d. Acetobacter xylinum
e. Salmonella thyposa
2. Penerapan bioteknologi untuk mendapatkan varietas-varietas
unggul akan menjurus pada ....
a. meningkat jenis hama tanaman
b. meningkat keanekaragaman genetik
c. meningkat keanekaragaman ekologi
d. menurunkan kualitas produk pertanian
e. menurunkan kualitas lingkungan
3. Suatu perkebunan besar di Kalimantan memerlukan bibit unggul
yang seragam dan dalam jumlah beasr. Teknik perbanyakan
tanaman yang dapat dilakukan untuk memenuhi permintaan
tersebut adalah ....
a. stek
b. menempel
c. DNA rekombinan
d. kultur jaringan
e. menyambung
4.

Salah satu hasil rekayasa genetik di bidang pertanian yang


merupakan sumber daya hayati adalah ....
a. kelapa hibrida
b. mangga harum manis
c. mangga golek
d. durian Lampung
e. salak manis

5. Pemuliaan tanaman untuk mendapatkan bibit unggul dengan cara


memindahkan gen tertentu dari suatu spesies lain dengan
perantaraan mikroorganisme dikenal sebagai ....
a. kultur jaringan
b. rekayasa genetik
c. transplantasi
d. radiasi induksi
e. mutasi buatan

498

6. Dibawah ini yang bukan pemanfaatan bioteknologi di bidang


peternakan adalah ....
a. kloning embrio
b. domba cloning Tracey
c. kloning transfer inti
d. domba kloning Dolly
e. tomat dan wortel mini
7.

Rekayasa genetik dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas


sumber daya hayati. Salah satu diantaranya adalah ....
a. kedelai muria hasil radiasi
b. jambu tanpa biji hasil okulasi
c. jeruk manis hasil penyilangan
d. semangka manis hasil stek
e. tanaman padi tahan kekeringan

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!


1. Jelaskan keuntungan teknik kultur jaringan!
2. Coba kalian jelaskan beberapa cara menghasilkan hewan transgenik!
3. Apakah manfaat bioteknologi tradisional pada bidang pangan dan
pertanian!
4. Apakah keuntungan insulin manusia yang diproduksi dengan bantuan
E. coli?
5. Apakah yang dimaksud denagn makhluk hidup transgenik?
6. Identifikasi dan jelaskan masalah sosial yang akan muncull berkaitan
dengan bioteknologi pada bidang pertanian!
7. Apa yang kalian ketahui tentang GMPlants (Genetically Modified
Plants?
8. Sebutkan 3 contoh dari hasil produk protein sel tunggal!
9. Sebutkan manfaat penggunaan mikroorganisme dalam pemanfaatan
bioteknologi pada hewan!
10.

Apakah yang dimaksud dengan:


a. otipotensi sel
b. resistensi
c. transgenik
d. bioteknologi
499

DAFTAR PUSTAKA
Abas M, Yadi R, Imam S, Sri N, Sutarto, Murtiningsih, Parlan, Retno N,
Soewarni, Ispondia, Suradi. 2002. Panduan Belajar Biologi I A dan
IB. Yudhistira, Jakarta.
Alberts B. 1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi Kedua. Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Alexopoulos CJ, Mims CW, Blackwell M. 1996. Introductory Mycology.
John Wiley & Sons, Inc. New York.
Beckett B & Gallagher RM. 1990. All About Biology. Oxford University
Press, UK-England.
Bold HC & Wynne MJ. 1978. Introduction to the Algae. Prentice-Hall, Inc.,
Englewood Cliffs, New Jersey, USA.
Boolootian RA. 1979. Zoology. The Macmillan Company, London.
Madigan MT, Martinko JM, Parker J. 2006. Brock, Biology of
Microorganisms, 10th ed. Prentice Hall. New Jersey.
Brum G. 1994. Biology: Exploring Life. Johns Wiley and Sons, Inc., New
York.
nd

Campbell NA. Mitchell LG, Reece JB. 1997. Biology, 2 ed. Benjamin
Cummings Publishing Company, Inc., Redword City, England.
Campbell NA. Mitchell LG, Reece JB, Taylor MR, Simon EJ. 2006.
th
Biology, 5 ed. Benjamin Cummings Publishing Company, Inc.,
Redword City, England.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan (GBPP) Mata Pelajaran Biologi. Depdikbud,
Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan (GBPP) Mata Pelajaran Biologi. Depdikbud,
Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. Standar Kompetensi.
Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Kejuruan. Depdikbud,
Jakarta.

501

Frandson RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gajah Mada


University Press, Yogyakarta.
Green NPO. 1986. Biological Sciences II. Cambridge University Press,
London.
Haynes NL. 1973. Biological Science and Ecological Approach (BSCS
Green Version). Rand McNally and Company, Chicago.
Imms A. 1960. A General Textbook of Entomology. Methuen & Co,
London.
Jeffrey C. 1982. An Introduction to Plant Taxonomy. Cambridge
University Press, New York.
Johnson WH. 1965. General Biology. Holt, Reinhad and Winston, Inc,
USA.
Jones KC. 1977. Introductory Biology. John Wiley & Sons, Inc., Canada.
th

Keeton WT & Gould JL. 1996. Biological Science, 5 ed. W.W. Norton &
Company, Inc.USA.
Kimball JW, Tjitrosomo SS, Soegiri N. 1996. Biology Jilid I, II, III.
Erlangga, Jakarta.
Kondo. 1982. The New Book of Popular Science. Grolier Int. Inc., New
York.
Lederer RJ. 1984. Ecology and Field Biology. The Benjamin Cummings,
California.
Luria SE, Gould SJ & Singer S. A View of Life. Harper Collins Publishers,
New York.
Mackean DG. 1991. GCSE. Introduction to Biology. John Murray,
London.
Marshall AJ & Williamms WD. 1981. Textbook of Zoology. Vol I:
Invertebrates. Macmillan Press, Australia.
Mix MC. 1992. Biology. The Network of Life. Harper Collins Publishers,
New York.
Monger G & Sangster M. 1988. Systematics and Classification. Longman
Group, London.
502

Moore-Landecker E. 1996. Fundamentals of the Fungi. 4th ed. Prentice


Hall. New Jersey.
Mukayat DB. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Neushul M. 1974. Botany. Hamilton Publishing Co., California.
Nuswamarheni S, Diah P & Endang PS. 1993. Mengenal Buah Unggul
Indonesia. Penerbit Swadaya, Jakarta.
th

Oram, Hammer, Smoot. 1986. Biology Living Systems, 5 ed. Charles E.


Merrit Publishing Company, Columbia, Ohio.
Pelczar MJ & Chan ECS. Dasar-Dasar Mikrobiologi. 1986. Penerbit
universitas Indonesia, Jakarta.
Philips WD & Chilton TJ. 1989. A Level Biology. Oxford University Press,
Oxford.
th

Purves WK. Life the Science of Biology, 7 ed. Sinauer associations, inc.
WH Freeman and company, USA.
Radioputra. 1983. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Raven PH & Johnson GB. 2005. Biology, 2
College Publishing, Toronto.

nd

ed. Times/Miror/Mosby

Resosoedarmo RS. 1993. Pengantar Ekologi. PT Remaja Rosdakarya,


Bandung.
Roberts MBV & Monger G. 1993. Biology: A Functional Approach.
Thomas Nelson and Sons Ltd, London.
Rochyadi Y. 1986. Pegangan Biologi. Armico, Bandung.
Sastrapradja SD. 1989. Mengenal Sumber Pangan Hayati dan Plasma
Nutfahnya. Puslitbang Bioteknologi-LIPI, Bogor.
Smith GM. 1983. Cryptogamic Botany Algae and Fungi Vol. I. Tata
McGraw Hill, New Delhi.
Smith RL. 1992. Elements of Ecology. 3rd ed. Harpercollins Pub, New
York.
Starr C & Taggart R. 1984. The Unity and Diversity of Life, 3
Wadsworth Publishing Co, California.

rd

ed.

503

Storer T & Usinger R. 1961. Element of Zoology, 2nd ed. McGraw Hill
Book Publishing Co., New York.
rd

Solomon. 1993. Biology, 3


Worth.

ed. Saunders College

Publishing, Fort

Tjitrosomo SS. 1984. Botani Umum 3. Penerbit Angkasa, Bandung.


Torrance J. 1991. Standard Grade Biology. Hodder & Stoughton, London.
Wallace RA. 1992. Biology. The World of Life, 6th ed. Harpen Collins, New
York.
Watson JD, David JT & Kurtz T. 1998. Alih Bahasa Wisnu Gunarso. DNA
Rekombinan. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Weier E. 1982. Botany: An Introduction to Plant Biology. 6th ed. John
Wiley Sons, Singapore.
Winatasasmita D & Sukarno. 1993. Biologi 1 untuk SMU. Depdikbud,
Jakarta.
Yatim W. 1983. Genetika. Tarsito, Bandung.
Yayasan Studi Kurikulum Biologi. 1987. Biologi Umum 1, 2, 3. PT
Gramedia, Jakarta.
Yudianto SA. 1992. Pengantar Cryptogamic. Tarsito, Bandung.
Zottoli R. 1983. Pengantar Biologi Laut. Mosby Company, London.

504

DAFTAR ISTILAH (GLOSARI)


Abisal
Afotik
Akinet
Alel
Alogami
Ametabola
Amfiartrosis
Amnensalisme
Anabolisme
Anatomi
Aneuploidi
Aneusomi
Autosom
Autopoliploidi
Amfiksis
Applied Science
Apomiksasis
Aporogami
Autogami
Angiospermae
Apterygota
Asimilasi
Askokarp
Artospora

: daerah yang lebih dalam dan lebih jauh dari pantai


: daerah yang sama sekali gelap
: sel yang tidak aktif akan membentuk trikom baru
setelah masa dorman selesai
: gen-gen yang berada pada lokus yang setentang/
selevel/bersesuaian
pada
kromosom
yang
sehomolog
:
serbuk sari berasal dari individu lain yang
spesiesnya sama
: tidak ada pergantian bentuk dan hanya dapat
dilihat pertambahan besar ukuran
:
hubungan tulang yang masih memungkinkan
adanya sedikit gerakan.
: Interaksi merupakan ganguan bagi satu makhluk
hidup tapi tidak berpengaruh pada makhluk hidup
lainnya
: penyusunan senyawa-senyawa organik dari
senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks
menggunakan energi
: susunan tubuh makhluk hidup
: perubahan set kromosom
: jumlah autosom maupun gonosomnya dapat
berkurang atau bertambah dari normal
: sel tubuh manusia
: genom (N) sendiri yang berganda karena gangguan
waktu meiosis
: kandung lembaga berasal dari hasil peleburan
ovum dan sperma
: ilmu terapan
: kandung lembaga bukan
berasal dari hasil
peleburan ovum dan sperma.
: inti sperma masuk tidak melalui mikropil, misalnya
melalui kalaza
: serbuk sari berasal dari bunga yang sama, proses
penyerbukan terjadi selagi bunga belum mekar
: tumbuhan berbiji tertutup
: serangga tidak bersayap
: proses sintesis senyawa-senyawa an-organik untuk
disusun menjadi senyawa-senyawa organik
: tubuh buah yang mengandung askospora pada
Ascomycota
: spora yang dihasilkan dari pemisahan hifa

505

Autotrop
Bakteriofag
Batial
Bentos
Biogas
Biokatalisator
Bioenergi
Biomassa
Bioma
Blastospora
Breeding
Daur ulang
Daya dukung
Daya lenting
Determinasi
Diploblastik
Dendrit
Dihibrida
Diferensiasi
Difusi
Diploid
Dikotomi
Dikotil
Double helix
Dominan
Dispersal
Dikogami
Delesi
506

makhluk hidup yang dapat membuat makanan


sendiri
: virus yang menyerang bakteri
: daerah yang kedalamannya 200-2500 m
: hewan-hewan yang melekat atau beristirahat pada
dasar atau hidup pada endapan
:
pembuatan
gas
yang
memanfaatkan
mikroorganisme
: sifat enzim yang mempercepat suatu reaksi tetapi
tidak ikut bereaksi
: energi hasil dari proses biologi
: bobot makhluk hidup persatuan luas ekosistem
: ekosistem dalam skala besar yang melibatkan iklim
akibat perbedaan letak geografis
: spora aseksual yang dihasilkan dengan cara
berkuncup, contohnya pada khamir
: proses perkawinan silang pada makhluk hidup
: salah satu cara untuk mengolah sampah organik
dan anorganik menjadi benda-benda yang
bermanfaat
: ketersediaan sumber daya alam, cukup ruang untuk
memenuhi kebutuhan dasar pada tingkat kestabilan
sosial tertentu
: kemampuan lingkungan untuk pulih kembali pada
keadaan seimbang jika mengalami perubahan atau
ganguan.
: membandingkan ciri-ciri morfologi makhluk hidup
yang berlawanan
: dinding tubuh terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan
luar dan dalam
: bagian saraf-saraf memanjang penerima rangsang
: suatu persilangan (pembastaran) dengan dua sifat
beda
: proses pembentukan organ-organ tubuh makhluk
hidup secara spesialisasi
: pergerakan molekul-molekul zat dari daerah
berkonsentrasi lebih tinggi (hipertonis) ke daerah
berkonsentrasi lebih rendah (hipotonis)
: memiliki 2 set kromosom yang homolog (2n)
: pembeda memiliki dua pilihan yang berlawanan
: tumbuhan berkeping dua
: tangga tali berpilin pada kromosom
: sifat yang utama
: pemencaran alat-alat perkembangbiakan
: masaknya serbuk sari dan putik tidak bersamaan
: kehilangan gen

Duplikasi
Efek rumah kaca
Ekosistem
Ekologi
Elastis
Esionom
Endonom
Endospora
Ekstravaskuler
Embrionik
Enzim

Epistasis
Epiteka
Etiolasi
Eukariotik
Fagotrof
Faset
Fenotipe
Fermentasi
Fertilisasi in vitro
Fisura
Flame Cell
Floem
Fotik
Fototropisme
Fotosintesis
Food chain

: penggandaan gen
: Merupakan gejala peningkatan suhu dipermukan
bumi yang terjadi karena meningkatnya kadar CO2
(karbon dioksida) di atmosfer
: suatu kondisi hubungan interaksi antara faktor biotik
dengan faktor abiotik
: ilmu yang mempelajari hubungan makhluk hidup
dengan lingkungannya
: bersifat lentur
: gerak berupa reaksi terhadap rangsang dari luar
: gerak bagian tubuh tumbuhan yang disebabkan
oleh rangsangan dari dalam
: spora yang dihasilkan di dalam sel
: pengangkutan
air dan garam mineral di luar
berkas pembuluh, berlangsung dari sel ke sel
secara horizontal
: proses pembentukan dan perkembangan embrio
pada makhluk hidup
: katalis protein yang dihasilkan oleh sel dan
bertanggung jawab untuk laju dan bersifat khusus
yang tinggi dari satu atau lebih reaksi biokimia
intraseluler atau ekstraseluler
: faktor yang membwa sifat yang menutup
: bagian tutup dari alga diatomae
: batang tumbuhan lemas karena kekurangan sinar
matahari
: makhluk hidup yang memiliki membran inti sel
: makhluk hidup makro konsumen
: mata yang terdapat pada serangga
: sifat-sifat yang tampak pada makhluk hidup, seperti
warna kult, tinggi, jenis rambut
: perubahan enzimatik dan anaerob dari substansi
organik oleh mikroorganisme untuk menghasilkan
zat organik yang lebih sederhana
: proses pembuahan yang terjadi di luar tubuh
: retak tulang
: sel-sel api
: pembuluh tapis
: daerah yang masih dapat diterangi sinar matahari
: gerak tumbuh bagian tubuh tumbuhan karena
rangsang cahaya
: asimilasi karbon yang menggunakan cahaya
sebagai energi.
: Proses transfer energi makanan dari sumbernya
(tumbuhan) melalui serangkaian makhluk hidup
yang makan dan dimakan
507

Fraktura
Gastrulasi
Genom
Genotipe
Geitonogami
Gestasi
Gizzard
Gutasi
Gymnospermae
Haustorium
Hemimetabola
Holometabola
Herba
Heterotrof
Hibridisasi
Higroskopis
Hipotesis
Heterosista
Hiperparasit
Hujan asam
Identifikasi
Imbibisi
Inhibitor
Inceneration
Insectivor
Involunter
Irreversibel

508

: patah tulang terbuka dan tertutup


: fase perkembangan embrio setelah pembelahan
dan perubahan dari blastula ke gastrula
: set kromosom
: sifat-sifat yang dibawa gen
: serbuk sari berasal dari bunga lain pada satu
individu
: masa kehamilan hewan
: organ tubuh berfungsi untuk menggiling makanan.
: peristiwa pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes
air melalui celah yang terdapat pada tepi daun
: tumbuhan berbiji terbuka
: cabang khusus suatu hifa yang berguna sebagai
alat melekat dan menghisap pada bagian luar
tumbuhan, atau menyerap makanan di dalam sel
: metamorfosis tidak sempurna pada serangga
: metamorfosis sempurna pada serangga
: tanaman yang memiliki batang berair atau
berbatang lunak, misalnya bayam
: makhluk hidup tidak berklorofil dan tidak
menghasilkan bahan organik sendiri
: proses perkawinan
: gerak karena perbedaan kadar air yang tidak
merata pada bagian tubuh tumbuhan.
: dugaan sementara
: dinding sel-sel tertentu pada sianobakteri menebal
dan berfungsi untuk mengikat nitrogen
: parasit yang hidup pada parasit lainnya, contoh
Vicum sp pada benalu
: sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2)
bereaksi di udara membentuk asam yang jatuh ke
bumi bersama dengan hujan dan salju
: menelaah sifat-sifat suatu makhluk hidup untuk
menentukan namanya
dari hasil pengamatan
morfologi (pencandraan)
: kemampuan dinding sel dan plasma sel untuk
menyerap air dari luar sel
: zat penghambat enzim
: proses penghancuran sampah padat dibakar di
dalam alat insinerator
: tumbuhan yang dapat menangkap serangga
sebagai sumber nitrogen
: mekanisme kerja saraf tidak sadar
: kemampuan dinding sel dan plasma sel menyerap
air dari luar sel

Isogami

: penyatuan dua sel kelamin (gamet) yang sama


bentuk dan ukurannya
Kalus
: bagian sel yang mempunyai kemampuan
membelah terus menerus pada kultur jaringan
Katabolisme
: penguraian senyawa-senyawa organik kompleks
menjadi sederhana dengan melepaskan energi
yang digunakan makhluk hidup untuk berbagai
kegiatan
Kariogami
: persatuan inti dari dua individu
Kapsomer
: virus yang memiliki lipoprotein, bahan dari lemak
dan protein
Kapsid
: kapsul protein yang mengelilingi asam nukleat virus
Kartilago
: tulang rawan
Kemosintesis
: makhluk hidup yang melakukan asimilasi Karbon
dengan menggunakan energi yang berasal dari
reaksi-reaksi kimia
Khamir
: cendawan (fungi) uniseluler yang berkuncup,
contohnya Saccharomyces
Klasifikasi
: Proses pengaturan atau penggolongan makhluk
hidup dalam kategori golongan yang bertingkat
Kranium
: tulang tengkorak
Kromatin
: benang-benang pembawa sifat keturunan
Kromosom
: pembawa sifat menurun, terdapat dalam inti sel,
perkembangan dari kromatin, tampak pada saat sel
membelah
Kromosom homolog : kromosom yang saling berpasangan pada sel
diploid
Kromosom seks
: kromosom yang menentukan jenis kelamin jantan
atau betina
Komensalisme
: hubungan simbiosis antara dua makhluk hidup,
satu makhluk hidup mendapat keuntungan
sedangkan pasangannya tidak terpengaruh
Kompetisi
: persaingan antar anggota satu spesies atau yang
berbeda spesies
Komunitas
: sekelompok makhluk hidup terdiri atas berbagai
populasi yang saling berinteraksi sesamanya pada
suatu tempat dan waktu tertentu.
Konyugasi
: penggabungan materi DNA
Kopulasi
: transfer sel sperma atau sel telur ke makhluk hidup
lain
Lentik
: ekosistem air tawar yang airnya tenang
Lokus
: lokasi gen terletak pada satu tempat yang sama
dalam kromosom
Lotik
: ekosistem air tawar yang berganti-ganti antara air
tenang dan deras

509

Limbah anorganik

limbah yang dihasilkan dari bahan-bahan


anorganik, yang tidak dapat diolah, contohnya
plastik,kaleng, aluminium
Limbah organik
: limbah yang dihasilkan dari bahan-bahan organik,
dapat diolah kembali.
Lingkungan
: interaksi antara faktor biotik dan abiotik dengan
makhluk hidup
Limnetik
: daerah air terbuka yang mendapat sinar
matahari efektif
Litoral
: daerah yang berbatasan dengan darat.
Lisis
: proses perusakan dinding sel inang oleh virus
Membran timfanum : alat pendengaran pada serangga
Meristem
: jaringan muda yang sel-selnya aktif membelah diri
Metabolisme
: reaksi kimia untuk pembentukkan dan perombakan
bahan organik
Metagenesis
: proses pergiliran keturunan pada makhluk hidup,
dimana reproduksi vegetatif bergantian dengan
reproduksi generatif
Metamorfosis
: proses perubahan bentuk serangga melalui
beberapa fase
Multiseluler
: tubuh makhluk hidup yang tersusun atas beberapa
sel
Mutualisme
: hubungan yang saling menguntungkan kedua pihak
Monokotil
: tumbuhan berkeping biji satu
Mutagen
: penyebab mutasi
Mutan
: makhluk hidup yang mengalami mutasi
Mutasi letal
: mutasi yang menyebabkan kematian
Modifikasi
: proses perubahan bentuk morfologi
dan
anatomi secara bertahap
Monohibrida
: perkawinan tumbuhan/hewan dengan satu sifat
beda
Morfologi
: ilmu yang mempelajari struktur luar suatu tanaman,
hewan atau manusia.
Morfogenesis
: proses pembentukan organ-organ tubuh pada
makhluk hidup
Mutasi
: perubahan organisasi materi genetika yang dapat
diwariskan kepada generasi berikutnya
Mutasi somatik
: mutasi yang terjadi dalam tubuh yang tidak
diwariskan
Nekton
: hewan-hewan yang aktif berenang seperti ikan,
amfibi dan serangga air
Neritik
: daerah yang masih dapat ditembus cahaya
matahari sampai dasar ( 200 m)
Neuston
: jenis hewan yang beristirahat atau berenang di
permukaan air

510

Netralisme

: interaksi yang tidak mempengaruhi kedua pihak


(bersifat netral)
Nekrosis tulang
: sel-sel mati pada jaringan tulang
Nits
: lingkungan kecil (mikro environment) yang
khusus bagi suatu jenis makhluk hidup
Nukleosida
: nukleotida tanpa fosfat
Nullisomi
: mutasi yang terjadi karena individu kehilangan
dua buah kromosom
Ocelus
: mata semu pada serangga
Osteosit
: tulang sejati
Osifikasi
: peristiwa peresapan bagian tulang yang rusak dan
pergantian sel tulang baru
Osteoklast
: jaringan lama akan diserap jaringan tulang berinti
banyak
Ovipositor
: peletak telur pada serangga
Ozon
: lapisan gas yang menyelimuti bumi pada ketinggian
30 km diatas bumi.
Parasitisme
: makhluk hidup yang merugikan makhluk inangnya
Parasit Fakultatif
: makhluk hidup saprofit yang dapat juga berperan
sebagai parasit dalam keadaan lingkungan
tertentu, contohnya cendawan pada tanaman
tembakau atau tomat
Parasit Obligat
: parasit yang hanya dapat hidup pada makhluk
hidup yang lain, contoh tali putri
Parenkima
: jaringan dasar yang menempati suatu tempat,
terdiri dari sel-sel hidup
Partenokarpi
: merangsang pembentukan buah tanpa adanya
penyerbukan
Partenogenesis
: ovum yang tidak dibuahi dapat menjadi individu
baru
Porogami
: bila inti sperma masuk melalui mikropil
Pencandraan
: menegenal ciri-ciri makhluk hidup melalui
pengamtan visual
Pencemaran
: perubahan
yang
tidak
diinginkan
pada
lingkungan yang meliputi udara, daratan, air secara
fisik, kimia, atau pun biologi
Perifiton
: tumbuhan maupun hewan yang melekat atau
bertengger pada batang, daun, akar tumbuhan atau
pada permukaan benda lain
Piknidium
: tubuh buah yang terdapat pada cendawan
bermitospora
Pilus
: saluran penghubung dalam transfer DNA dalam
berkonjugasi pada bakteri
Piramida biomassa : makin rendah tinggkatan tropiknya makin besar
biomassanya, meskipun jumlah individu mungkin
sedikit
511

Piramida energi
Piramida jumlah
Polusi
Plankton
Plasmogami
Predasi
Polisom
Populasi
Progametangium

Prokariotik
Proliferasi
Profag
Profundal
Protokooperasi
Protista
Pseudoselom
Pterigota
Replikasi
Regenerasi
Respirasi
Rodentia
Sanitary landfill
Saprofit
Sarkolema
Sarkoplasma
Sekresi

512

: proses perpindahan energi melalui tiap tingkatan


tropik yang semakin lama semakin kecil
: makin rendah tingkatan tropiknya makin besar
jumlah individunya
: pencemaran
: mikroorganisme yang hidup melayang-layang di air
: peleburan plasma dari dua sel, yang disusul oleh
kariogami
: interaksi antar spesies, satu spesies yaitu predator
memangsa (memakan) spesies yang lainnya yaitu
mangsa
: kumpulan ribosom
: sekelompok makhluk hidup terdiri atas berbagai
kumpulan yang saling berinteraksi sesamanya
pada suatu tempat dan waktu tertentu
: cabang lateral pada cendawan (fungi) yang
membengkok sebagai stimulus akibat pertemuan
hifa (+) dan hifa (-), yang kemudian tumbuh
menjadi
suspensor
dan
gametongium
multinukleat
: sel yang belum memiliki membran inti sehingga
materi genetiknya berada dalam sitoplasma
: pertumbuhan disebabkan oleh pembelahan sel,
bukan karena bertambah besarnya sel
: DNA bakteriofag lamda yang menyisip pada materi
genetik sel inang
: daerah di bawah daerah limnetik sampai pada
dasar
: interaksi menguntungkan kedua pihak
: merupakan makhluk hidup eukariotik uniseluler atau
multiseluler
: rongga tubuh semu pada Nemathelminthes
: serangga bersayap
: peristiwa perbanyakan DNA
: peristiwa memperbanyak keturunan
: proses pernafasan makhluk hidup
: hewan mengerat
: metode pengolahan sampah terkontrol dengan
sistem sanitasi yang baik
: makhluk hidup yang hidup dari bahan organik mati
: selaput otot
: plasma yang terdapat pada jaringan otot
: (1) proses pengeluaran zat yang disintesis oleh sel,
(2) pada ginjal vertebrata, pelepasan limbah dari
darah ke dalam filtrat yang berasal dari tubul
nefron.

Siklus biogeokimia : siklus materi yang melibatkan senyawa-senyawa


kimia yang berinteraksi dengan faktor fisik, terjadi
di alam
Sinartrosis
: gerak yang dilakukan sebanyak mungkin karena
adanya struktur seperti kapsul dan cairan sinovial
Sinergis
: gerak beberapa otot yang searah
Senositik
: hifa yang tidak bersekat, sel multinukleat
Skoliosis
: keadaan tulang belakang melengkung ke samping
Sklereid
: sel batu, bentuk bulat, pada tempurung kelapa
Sporulasi
: pelepasan merozoit dari sel darah merah yang
terinfeksi Plasmodium sp
Sterigma
: tangkai kecil menyerupai paku yang menyangga
sporangium, konidium, atau basidiospora
Takson
: tingkatan pengelompokkan makhluk hidup
Transduksi kapsid : pemindahan materi genetik dari sel bakteri yang
satu ke sel bakteri yang lain dengan melalui
perantara (berupa bakteriofag)
Transformasi
: pemindahan materi genetik herupa DNA dari satu
sel bakteri ke sel bakteri lain
Transpirasi
: pengeluaran air tumbuhan yang berbentuk uap air
ke udara bebas
Transport aktif
: proses pengankutan makanan yang terjadi pada
tumbuhan secara aktif
Triploblastik
: tubuh terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan luar,
tengah, dan dalam
Uniseluler
: makhluk hidup bersel tunggal
Vaksin
: varian patogen yang sudah dilemahkan atau
bagiannya yang digunakan untuk menstimualsi
sistem imunitas makhluk hidup inang untuk
melawan patogen
Vaskuler
: pengangkutan air dan garam-garam mineral
melalui pembuluh pengangkut
Variabel
: suatu faktor yang mempengaruhi suatu percobaan
Virion
: virus tunggal raksasa yang berstruktur lengkap
Virulen
: virus yang sifat penyerangan terhadap sel inangnya
sangat aktif dan ganas sehingga sel inang tersebut
cepat mati
Volunter
: mekanisme kerja otot sadar

513

Anda mungkin juga menyukai