Anda di halaman 1dari 94

MATERI KULIAH

METALLURGY

METALLURGY EKSTRAKSI
NOVERIADY, M.T

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN - FT


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

REFERENSI BACAAN
Mokh Winanto Ajie, Untung Sukamto, dan Sudaryanto. 2001.

Metallurgy

Dasar,

Veteran Yogyakarta.

Jurusan

Teknik

Pertambangan,

UPN

Macam Metallurgy
1. Metallurgy Ekstraksi : suatu ilmu yang mempelajari
cara-cara mendapatkan metal dari ore, konsentrat,
scrap, slag sehingga bermanfaat bagi manusia.
2. Metallurgy fisik : upaya memadukan 2 logam / lebih
agar hasil perpaduan ini mempunyai sifat fisik
sesuai dengan yang diinginkan.
3. Metallurgy Mekanik : pembentukan logam dengan
struktur tertentu agar dapat dimanfaatkan atau
upaya pemprosesan logam lebih lanjut agar dapat
dimanfaatkan oleh manusia, misal untuk jembatan
yang mempunyai daya dukung tertentu.

Tahapan Metalurgi Ekstraksi


1. Preparasi (fisik, kimia)
Preparasi fisik : aglomeration yg terdiri dari : peletizing,
sintering, briquieting
Preparasi kimia : roasting, calcining
2. Ekstraksi metal
Pyrometallurgi : menggunakan energi bhn bakar pdt cair gas
(smelting, converting, retorting, fire refining)
Hydrometalurgi : menggunakan reagen pelarut (leaching,
presipitasi)
Ellectrometalurgi : menggunakan energi listrik (electrothermik
(peleburan dgn energi listrik), electrolisa dalam larutan air
(electro refining, electro winning, electro plating), fused salt
electrolisis (electrolisa garam lembut)).
3. Pemurnian (Mudah dalam mengatur komposisi logam)

Metallurgy Ekstraksi adalah proses pemisahan


dari suatu konsentrat yang diambil dari suatu
bijih melalui eksploitasi, dimana dari konsentrat
tersebut yang diambil hanya logamnya saja dengan
perkataan lain metallurgy ekstraksi adalah suatu
proses pengolahan dalam pekerjaan metallurgy
untuk
mengekstrak
(mengeluarkan
atau
mendapatkan)
suatu
logam
dari
dalam
persenyawaannya.
Misal : Konsentrat FeO diekstrak untuk
mendapatkan Fe.

Metal dapat diperoleh dengan melakukan


suatu
proses
terhadap
bijih/crude
material secara bertahap, baik melalui
tahap unit operation maupun unit
processes.

Crude Material
Solid Ore
Merupakan kumpulan dari mineral-mineral oksida,
sulfida maupun silika yang berbentuk padat.
Liquid Ore
Misal : Air laut diambil Magnesiumnya, dll
Hasil dan Sisa Pengolahan
Matte, Speiss, Bullion, Konsentrat, Middling,
Tailling/Residu, Slag, dll
Scrap
Logam buangan, rongsokan, pernah diperdagangkan

Faktor Pertimbangan Metallurgy


Ekstraksi
Kadar logam berharga (mineral utama dan
assosiasinya) dalam crude material
Jumlah crude material
Harga logam hasil pengolahan
Logam pengganggu / pengotor
Karakteristik crude material
Kondisi Bijih (porous, masif, liquid), dan
Senyawa Bijih (oksida, sulfida, karbonat, dll)
Hasil yang diharapkan (metal, crude metal, dll)
Jarak lokasi bijih dengan pabrik pengolahan

Tahapan
Tahap mineral processing menghasilkan :
Konsentrat kadar mineral berharga
tinggi.
Tailing kadar mineral berharga paling
rendah.
Midling diantara konsentrat dan
tailing.

Tahap ekstraksi metal dari konsentrat


menjadi crude metal (pig iron, lead
bullion, blister cooper, matte)

Tahap pemurnian crude metal


Pemanasan atau elektrolisa.
Tujuan pemurnian sesuai dengan
penggunaan selanjutnya.
Fase distribusi untuk pengotor :
Fase logam-slag
Fase logam-logam
Fase logam-gas

Tahap alloying (paduan)

KUNINGAN
Kuningan adalah paduan logam tembaga dan
logam seng dengan kadar tembaga antara 6096% massa. Dalam perdagangan dikenal 3 jenis
kuningan, yaitu:
Kawat kuningan (brass wire) kadar tembaga
antara 62-95%.
Pipa kuningan (seamless brass tube) kadar
tembaga antara 60-90%.
Kuningan (brass sheet) kadar tembaga antara
60-90%.

BAJA TAHAN KARAT


Baja tahan karat atau lebih dikenal
dengan Stainless Steel adalah senyawa
besi yang mengandung setidaknya 10,5%
Kromium untuk mencegah proses korosi
(pengkaratan logam).
Kemampuan tahan karat diperoleh dari
terbentuknya
lapisan
film
oksida
Kromium, dimana lapisan oksida ini
menghalangi
proses
oksidasi
besi
(Ferum).

PERUNGGU
Perunggu adalah campuran tembaga
dengan unsur kimia lain, biasanya dengan
timah, walaupun bisa juga dengan unsurunsur lain seperti fosfor, mangan,
alumunium,
atau
silikon.
Perunggu
bersifat keras dan digunakan secara luas
dalam industri.

Klasifikasi Dari Pada Logam


Logam ferro yaitu logam besi dan logam
campuran besi
Logam non ferro
- Logam berat: Pb, Cu, Zn, Ni, Sn, Mn.
- Logam ringan : Al, Mg, Be, Li, Na, K.
- Logam mulia : Au, Ag, Pt, Os, Ir.
- Logam secondari :As, Sb, Bi, Cd
- Logam tahan api : W, Mo, Ta, Ti, P.
- Logam radio aktif : Ar, Ra, Th, U, Te
- Logam jarang terdapat di kerak bumi : Ce, La
- Logam sangat jarang ditemukan : Ge, In, Zr, Gd

PIROMETALLURGY

PIROMETALLURGY
Suatu
proses
yang
dilakukan
pada
temperatur tinggi 500 C
Tahapan :
Preparasi (fisik, kimia) yg berlangsung
dibawah titik lelehnya.
Ekstraksi
logam
berlangsung
pada
temperatur tinggi disertai peleburan,
penguapan untuk menghasilkan logam
Pemurnian agar mudah dalam mengatur
komposisi logam

Proses Pirometallurgy (1)


Drying (Pengeringan) Adalah proses pemindahan panas
kelembapan cairan dari material. Pengeringan biasanya
sering terjadi oleh kontak padatan lembab dengan
pembakaran gas yang panas oleh pembakaran bahan
bakar fosil.
Pada beberapa kasus, panas pada pengeringan bisa
disediakan oleh udara panas gas yang secara tidak
langsung memanaskan.
Biasanya suhu pengeringan di atur pada nilai diatas
titik didih air sekitar 120C. Pada kasus tertentu,
seperti pengeringan air garam yang dapat larut, suhu
pengeringan yang lebih tinggi diperlukan.

Proses Pirometallurgy (2)


Calcining
(Kalsinasi)
Kalsinasi
adalah
dekomposisi
panas
material.
Contohnya
dekomposisi
hydrate
seperti
ferric
Hidroksida menjadi ferric oksida dan uap air
atau dekomposisi kalsium karbonat menjadi
kalsium oksida dan karbon diosida dan atau
besi karbonat menjadi besi oksida.Proses
kalsinasi
membawa
dalam
variasi
tungku/furnace termasuk shaft furnace,
rotary kilns dan fluidized bed reactor.

Proses Pirometallurgy (3)


Roasting (Pemanggangan) Adalah pemanasan
dengan
kelebihan
udara
dimana
udara
dihembuskan pada bijih yang dipanaskan disertai
penambahan regen kimia dan pemanasan ini tidak
mencapai titik leleh (didih).
Kegunaan Roasting adalah :
Mengeluarkan sulfur, Arsen, Antimon dari
persenyawaannya
Merubah mineral sulfida menjadi oksida dan
sulfur
Membentuk material menjadi porous

Proses Pirometallurgy (4)


Smelting Adalah proses peleburan logam pada
temperatur tinggi sehingga logam ,leleh dan
mecair setelah mencapai titik didihnya.

Proses Pirometallurgy (5)


Refining (Pemurnian) adalah pemindahan
kotoran dari material dengan proses
panas.

Prinsip Ekstraksi Pirometallurgy


berlangsungnya
reaksi
kimia
yang
menghasilkan logam dari senyawa
terbentuknya dua fase/lebih logam yang
dihasilkan dapat terpisah dari senyawa yang
tidak dikehendaki.
Reaksi yang berlangsung : reduksi, oksidasi,
netral (tanpa redoks)

Proses Reduksi
Dalam ekstraksi metallurgy proses reduksi
memegang peranan penting
Proses reduksi, proses pembentukan logam
dari senyawa oksida dengan reduktor.
Oksida logam ada yang terdapat dialam
sebagai bijih tetapi ada juga berbentuk
senyawa lain/ sulfida.
Reduksi beberapa logam ada yang terjadi
pada temperatur dibawah titik lelehnya
(NiO, FeO) sebagai reduktor : C (batubara,
kokas, H, CH).

Peleburan Reduksi
Dilakukan pada bijih / konsentrat oksida untuk
menghasilkan logam digunakan reduktor (karbon
hidrogen)
Reaksi :
MO + CO M + CO
Reaksi dgn C padat
MO+ C = M + CO
CO yang terbentuk dapat menjadi reduktor. Unsur
pengotor ada kemungkinan ikut tereduksi
XO + CO X + CO

Metallothermik
Merupakan proses peleburan reduksi suatu
oksida logam dengan menggunakan reduktor
logam lain
Metoda ini dilakukan apabila logam yang akan
direduksi sangat stabil, sehingga tidak dapat
direduksi dengan karbon, kecuali direduksi
pada temperatur tinggi
Demikian juga logam yang membentuk karbida,
tidak mungkin dengan karbon
Kerugiannya adalah reduktornya relatif mahal

DGo
0

2M + O2 2MO

M +O2 MO2

0o

Tp

Penjelasan Grafik
< Tp logam M lebih Stabil daripada
logam M, sehingga M dapat mereduksi
MO
Namun pada temperatur > Tp, logam M
dapat mereduksi MO, sebab yang lebih
stabil adalah logam M

Reduksi Oksida
750OF

1800OF

2800OF

Cu2O

Cu2O

PbO

SO2

PbO

Cu2O

PbO

NiO

NiO

CO

SO2

SnO2

NiO

CoO

ZnO

CoO

SnO2

CoO

Penjelasan Tabel
Perhatikan tabel, letak PbO pada temperatur
rendah dan tinggi, posisinya berbeda.
Posisi yang lebih rendah dapat menggantikan
yang diatas, sebab yang di bawah lebih stabil
dari yang di atas.
Perhatikan harga logam.

Proses Oksidasi
Proses oksidasi merupakan proses peningkatan
kadar dalam pirometallurgy dengan tujuan
untuk mengubah senyawa sulfida (matte)
menjadi logam.
Logam pengotor akan teroksidasi menjadi
logam oksida yang akan masuk kedalam slag
sehingga logam utamanya akan terbebas dari
logam pengotor.

Contoh.
Logam cair sebagai umpan biasanya masih mengandung 4
4,5% C, 1 1,75% Si, dan 0,7% Mn. Dimasukkan
kedalam converter dimana posisi conventer dalam
keadaan miring sambil dimasukkan udara dari bagian
bawah converter. Setelah selesai pemasukkan umpan
converter ditegakkan kembali.

Posisi Bessemer Converter Pada Pengumpanan

Pada waktu proses pengumpanan, terjadi


proses oksidasi dari logam pengotor dengan
reaksi sebagai berikut :
2Fe + O 2FeO
2FeO + Si 2Fe + SiO
FeO + Mn Fe + MnO
Setelah SiO dan MnO menjadi slag dan
dikeluarkan, maka karbon akan terbakar
dengan reaksi sebagai berikut :
2C + O 2CO

HYDROMETALLURGY

HYDROMETALLURGY
Hydrometallurgy
merupakan
proses
ekstraksi logam maupun logam radioaktif
yang mendasarkan atas reaksi kimia di
dalam air dengan menambahkan zat
pelarut.

Tahap Hydrometallurgy
1. Tahap Pelindian / LEACHING merupakan
pelarutan logam (senyawa logam) secara
selektif dari mineral-mineral yang ada dalam
bijih / dari produk-produk lain sehingga
dapat
dipisahkan
dari
unsur/logam
pengotor yang tidak larut.
2. Tahap Perolehan kembali / RECOVERY logamlogam / sengawa logam berharga dari larutan
kaya hasil pelindian.

Material Yang Mungkin Diproses


Dengan Hydrometallurgy
Bijih kadar rendah (emas, uranium
oksida, tembaga oksoda, vanadium).
Material lain, dapat berupa : konsentrat
(zinc
sulfida),
kalsin
(hasil
pemanggangan), matte speiss, alloy
(pelindian
terhadap
perpaduan
/
parting).

Raw Material
Untuk bijih yang berkadar rendah,
proses pelarutan harus dilakukan secara
besar-besaran, sehingga dibutuhkan
pelarut yang banyak.
Agar proses ini menguntungkan maka
pelarut harus disirkulasikan kembali.
Untuk jenis material yang mempunyai
kadar lebih tinggi, biasanya dibutuhkan
pelarut yang lebih sedikit.

Pelarut (1)
Bahan pelarut yang dipakai dalam proses
hidrometallurgy, harus mempunyai persyaratan
sebagai berikut :
a) Harus cukup cepat melarutkan bijih
konsentrat yang akan dilarutkan dan selektif
(gangue
mineral
tidak
terlarutkan).
Diharapkan bahwa pelarut ini mempunyai
sifat kimia dan fisika yang sesuai dengan
bahan yang akan dilarutkan.

Pelarut (2)
Selektifitas pelarut tergantung pada :
Konsentrasi
pelarut

semakin
tinggi
konsentrasi pelarut berarti semakin banyak pula
logam yang akan terlarut.
Temperatur bila temperatur dinaikkan akan
mempercepat reaksi, namun yang perlu
diperhatikan
adalah
naiknya
temperatur
memungkinkan pengotor ikut terlarut.
Waktu kontak semakin lama waktu kontaknya
berarti semakin banyak
logam dan metal
pengotor ikut terlarut.

Pelarut (3)
b) Harganya relatif murah dan mudah
didapatkan dalam jumlah banyak.
c) Sifat korosifitas reagen dan akibatnya
terhadap konstruksinya diharapkan
sekecil mungkin.
d) Kemungkinan didaur ulang agar lebih
ekonomis.

Macam-macam Pelarut (1)


Air (water) air dapat digunakan untuk melarut
beberapa mineral yang senyawa sulfat, seperti CuSO,
ZnSO maupun khlorida.
Asam (acid) asam sulfat encer sering digunakan
untuk melarutkan tembaga (Cu) oksida maupin zinc
oksida, dengan reaksi sebagai berikut :
CuO + HSO --------------> CuSO + HO
ZnO + HSO --------------> ZnSO + HO
Asam sulfat pekat sering digunakan untuk pemisahan
gold silver alloy. Asam khlorida digunakan untuk
melarutkan logam Zn, sedangkan asam nitrat dapat untuk
melarutkan logam emas dan perak.

Macam-macam Pelarut (2)


Basa amonium hidroksida maupun amonium
karbonat cocok untuk melarutkan native copper
maupun copper karbonat.
Garam (salt)
Natrium sianida (NaCN) atau kalium sianida (KCN),
melarutkan emas dan perak asalkan ditambah
dengan udara.
Garam ferrie (FeCl,Fe(SO)), dapat melarutkan
tembaga.
NaCO untuk pelidihan uranium.
NaCl sering digunakan untuk pelidihan PbSO.
NaS sering digunakan untuk pelidihan mineral
sulfida, membentuk poly sulfida. dll

Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Proses Pelarutan
Kadar bijih
Ukuran partikel
Kekuatan larutan
pH larutan
Persen solid pulp
Lamanya proses pelarutan
Agitasi dan aerasi
Pengaruh penambahan bahan kimia lainnya
Pengaruh temperatur

Hidrometallurgy Memberikan
Beberapa Keuntungan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bijih tidak harus dipekatkan, melainkan hanya harus


dihancurkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Pemakaian batubara dan kokas pada pemanggangan bijih dan
sekaligus sebagai reduktor dalam jumlah besar dapat
dihilangkan.
Polusi atmosfer oleh hasil samping pirometalurgi sebagai
belerang dioksida, arsenik (III) oksida, dan debu tungku dapat
dihindarkan.
Untuk bijih-bijih peringkat rendah (low grade), metode ini lebih
efektif.
Suhu prosesnya relatif lebih rendah.
Reagen yang digunakan relatif murah dan mudah didapatkan.
Produk yang dihasilkan memilki struktur nanometer dengan
kemurnian yang tinggi.

Kondisi Yang Baik Untuk


Hidrometallurgy
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.

Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang murah.
Metal yang larut tersebut harus dapat diambil dari larutannya
dengan mudah dan murah.
Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada
proses berikutnya.
Mineral-mineral pengganggu (gangue minerals) jangan terlalu banyak
menyerap (bereaksi) dengan zat pelarut yang dipakai.
Zat pelarutnya harus dapat diperoleh kembali untuk didaur ulang.
Zat yang diumpankan (yang dilarutkan) jangan banyak mengandung
lempung (clay minerals), karena akan sulit memisahkannya.
Zat yang diumpankan harus porous atau punya permukaan kontak yang
luas agar mudah (cepat) bereaksi pada suhu rendah.
Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (noncorrosive and non-toxic), jadi tidak membahayakan alat dan operator.

Beberapa Jenis Leaching


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Leaching in Place (In-situ Leaching)


Heap Leaching
Vat Leaching /Percolation Leaching
Pulp/ Slime Leaching
Pressure Leaching
Hot Digestion
Acid Curing

Leaching in Place/ Insitu/


Pelarutan Setempat
Untuk melarutkan bijih tembaga kadar
sangat rendah, sehingga tidak mungkin
dilakukan
penambangan
maupun
ditranspor.
Pelindian
dilakukan
di
tambang dengan membuat terowongan
maupun
saluran-saluran
untuk
mengalirkan pelarut.

Heap Leaching
Untuk bijih berkadar rendah. Bijih yang
berbongkah-bongkah ditumpuk pada suatu
tempat dengan dasar agak miring.
Tinggi tumpukan sekitar 6-9 m.
Air tambang / reagen pelarut asam sulfat encer
disemprotkan dari atas dan pelarut yang sudah
menjadi larutan kaya ditampung di dasar, proses
ini dilakukan berulang-ulang agar kadar logam
berharganya relatif tinggi. Agar distribusi
pelarut rata dan sirkulasi udara baik maka di
tengah-tengah
tumpukan
dipasang
pipa
berlubang secara vertical.

Percolation/Vat Leaching/ Sand


Leaching
Cocok untuk material berukuran pasir dan
distribusinya secara homogen dan keadaannya
porous. Proses ini dalam tangki yang dasarnya
berlubang dan dilapisi sebuah filter. Pelarut
ditambahkan dari atas yang akhirnya turun
melalui material yang dilarutkan. Tangki dapat
disusun secara seri dan proses pelindian secara
counter current.
Keuntungan : penggunaan pelarut minimalis,
dapat diperoleh larutan kaya kadar tinggi dan
tidak memerlukan thickener maupun filter
khusus.

Pulp/ Slime Leaching


Material harus dihaluskan, Proses
pelarutan secara kontinue dilakukan
pengadukan dan pemberian pelarut juga
kontinue. Tempat pelarutan digunakan
agiator yang dilengkapi dengan air lift
maupun rake sebagai pengaduk.

Pressure Leaching
Gas
oksigen
maupun
hydrogen
dimasukkan
dengan
menggunakan
tekanan tinggi. Jumlah gas yang terlarut
tergantung akan tekanan gas.

Hot Digestion
Pelarutan dilakukan dalam sebuah vessel
yang dipanaskan dari luar.
Biasanya digunakan untuk mengerjakan
material dengan pelarut konsentrasi
tinggi dengan keadaan panas atau
mendekati titik didih dan diperlukan
pengadukan yang efektif.

Acid Curing
Dilakukan terhadap material halus yang
ditambah dengan air, sebanyak kurang lebih
10% dan ditambahkan asam sulfat pekat
secukupnya.
Material tersebut dibiarkan dalam sebuah
bin, kemudian dilakukan pemanggangan.
Dibuat pulp kembali dengan menambahkan
air, sehingga didapatkan larutan kaya yang
dipisahkan dengan padatan dengan cara
filtrasi atau counter current decantation.

Perbandingan Metode Pelindian


Metode

Ukuran Butir

Kecepatan
Ekstraksi

Biaya

Agitation
Leaching

< 0,5 mm

90 95% /hari

Kapasitas dan
biaya operasi
tinggi

Vat Leaching

< 10 mm

80%/minggu

Kapasitas dan
biaya operasi
tinggi

Heap Leaching

Broken Ore

50%/bulan

Kapasitas dan
biaya operasi
rendah

Dump Leacing

Hasil Tambang

50%/tahun

Kapasitas dan
biaya operasi
rendah

Leaching in Place

Tergantung
Permeability

berpariasi

Rendah

Proses Pelidihan
Pelindian pada dasarnya adalah pelarutan kimiawi secara
selektif terhadp logam berharga dari mineral bijihnya.
Pelindian logam
Reaksi pelarutan Emas dan Perak (Habashi)
2Au + 4NaCN + O + HO 2Na Au(CN) + NaOH +
HO ...(1)
2Ag + 4NaCN + O + HO 2Na Ag(CN) + NaOH +
HO ...(2)

Proses Pelindian
Pelindian oksida
Oksida logam tembaga dapat dilakukan pelindian dengan
reaksi berikut :
Oksida tembaga
Tenorit : CuO + HSO CuSO + HO ...(1)
Cuprit : CuO + 2HSO + 0,5 O 2CuSO + 2HO
...(2)
Pada reaksi (2) ternyata diperlukan oksigen sebagai
oksidator.

Proses Pelindian
Pelindian Sulfida
Dalam prakteknya, logam yang di ekstraksi dari bijih
sulfida adalah tembaga, besi maupun zinc, terutama bijih
yang mengandung bakteri Thiobacillus Ferrobacillus.
Sulfida tembaga
Covellit : CuS + 2O ----- bakteri -----> CuSO

Pengambilan Logam dari Larutan


(Recovery)
Dalam pengambilan logam dari larutan kaya yang selalu
dilakukan purifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara
yaitu :
Cara Kristalisasi
Cara ini dapat digunakan apabila logam berharga yang ada
dalam larutan dapat diendapkan sebagai kristal, dengan
temperatur yang diatur.
Cu -------> CuSO
200C, sedangkan HSO tetap dalam
larutan
Zn -------> ZnSO
200C, sedangkan HSO tetap dalam
larutan
Ni -------> NiSO
200C, sedangkan HSO tetap dalam
larutan
Co -------> CoSO
200C, sedangkan HSO tetap dalam
larutan

Pengambilan Logam dari Larutan


(Recovery)
Cara Presipitasi
Cara ini pun memanfaatkan sifat kelarutan suatu
senyawa dari logam berharga yang diambil. Senyawa
tersebutdibentuk dalam larutan dengan menambahkan
ion-ion tertentu. Dalam hal ini temperatur dan tekanan
tidak dilakukan pengaturan/pengerjaan khusus.
Contoh.
2LiCl + NaCO --------> LiCO + 2NaCl

Pengambilan Logam dari Larutan


(Recovery)
Cara Adsorbsi
Cara ini terutama memanfaatkan kemampuan arang kayu
yang dapat mengadsorbsi garam tertentu dari
larutannya. Sebagai contoh senyawa kompleks cianida Au
dan Ag dapat diadsorbsi oleh arang kayu/arang batok
kelapa.
Menurut Gross dan Scott, arang pinus dapat
mengadsorbsi senyawa komplek tersebut dengan
kemampuan 0,04g Au/g arang atau 0,02g Ag/g arang.
Keseimbangan dapat dicapai setelah waktu kontak
selama 50 jam.

ELEKTROMETALLURGY

ELEKTROMETALLURGY
Merupakan suatu proses untuk mengambil metal
dari bijih/ore, konsentrat, crude metal dan
larutan dengan menggunakan tenaga listrik.
Termasuk electrometallurgy:
1. Electrowinning
2. Electrorefining
3. Electroplatting
4. Electrothermic
5. Electrolisa garam lebur (Fused Salt
Electrolysis)

TUJUAN
1.
2.
3.
4.
5.

Untuk mendapatkan logam dari suatu larutan hasil dari leaching


process electro winning
Untuk pemurnian Crude Metal yang mana crude metal ini
dibentuk sebagai anoda sedang katodanya dipakai metal yang
sejenis dengan metal yang akan dimurnikan electro refining
Untuk melapisi suatu metal dengan metal lain yang lebih
berharga, lebih menarik, lebih tahan korosi, dan tahan oksidasi
electro platting
Untuk mengextraksi logam yang reaktif seperti Al, Mg yakni
dengan cara elektrolisa garam lebur Fused Salt Electrolysis
Untuk melebur ore/bijih, konsentrat, Scrap dengan cara
mengubah tenaga listrik menjadi tenaga panas Electro
Thermis Process.

Proses Elektrometallurgy
Dengan adanya berbagai proses dalam
temperatur, maka dapat dikelompokan
menjadi 2 macam tentang penggunaan arus
listrik:
1. Untuk elektrolisa dalam temperatur
kamar seperti electro platting.
2. Untuk menimbulkan panas misalnya :
Fused salt electrolysis dan peleburan
dengan menggunakan listrik.

Prinsip Proses (1)


Mengalirnya arus searah melalui suatu larutan
berkaitan dengan gerakan partikel bermuatan
(ion).
Ujung-ujung keluar masuknya arus dari/ke
larutan disebut elektroda yang terdiri dari
anoda dan katoda.
Pada katoda terjadi proses reduksi, sedangkan
pada anoda terjadi proses oksidasi.
Ion yang bergerak (migrasi) ke anoda disebut
anion, sedangkan yang menuju katoda disebut
kation.

Prinsip Proses (2)


Elektroda dapat berupa logam atau
paduan logam (alloy), grafit, air raksa
(mercury) cair, platina dsb.
Larutan konduktor yang digunakan dalam
proses elektrolisa disebut elektrolit
(berupa larutan aqueous, larutan garam
dan elektrolit padat).

Prinsip Proses (3)


Bila listrik mengalir antara jenis
konduktor, biasanya disertai reaksi
kimia. Itulah sebabnya pada batas
antara elektroda dan elektrolit (selalu)
terjadi reaksi kimia.
Pada sistem elektrokimia, bila diberi
tegangan, ion-ion bergerak menuju
elektroda.

Prinsip Dasar Elektrokimia


Elektrokimia adalah suatu cabang ilmu
yang mengkaji perubahan energi listrik
dari/ke energi kimia. Perintis dari
elektrokomia adalah Machael Faraday,
1791-1867.

Hukum Faraday, 1833


Penguraian kimia pada proses elektrolisis hanya
terjadi pada elektroda.
Besar penguraian kimia (diukur berdasarkan
berat
atau
volume)
selama
elektrolisis
sebanding dengan kuat arus dan lamanya arus
elektrik yang mengalir, yaitu jumlah tenaga
elektrik yang mengalir melalui larutan.
Bila sejumlah elektrik tertentu dialirkan melalui
berbagai jumlah elektrolit, maka berat zat yang
dibebaskan
sebanding
dengan
ekivalensi
elektrokimianya.

Proses ekivalensi elektrokimia suatu zat adalah berat


zat dalam gram yang dibebaskan pada elektroda oleh
aliran listrik sebesar 1 coulomb, melalui elektrolit yang
bersangkutan.

e=
e
B.A
n
F

gram/coulomb
.

= ekivalensi elektrokimia
= berat atom
= jumlah muatan
= bilangan Faraday

Cont.
Untuk perak, e = (107,88)/(96.494) = 0,001118 gram/coulumb
Untuk tembaga, e = (63,57)/(2 x 96.494) = 0,000326 gram/coulumb

Jumlah metal (M), dalam gram yang diendapkan pada


katoda akan sebanding dengan ekivalensi elektrokimianya
(e), dalam gram/coulomb, dan arus (I), dalam Ampere,
yang dilewatkan selama waktu(t) tertentu, dalam detik.
M = e.I.t, gram
Dalam elektrodeposisi yang diperlukan bukanberapa
total logam yang terendapkan pada katoda, tetapi tebal
dan distribusi endapan di katoda. Sehingga apabila
katoda mempunyai luas (A) tertentu, dalam meter, maka
kuat arus (I), dalam Ampere, yang dilewatkan merupakan
rapat arusnya (i), yaitu :
i = I/A, Ampere/m

Metal yang didapat dari elektrolisa tidak sama dengan


perhitungan dalam teori, karena ada sebagian metal
yang hilang dalam reaksi kimia atau ada yang
tertinggal dalam elektrolit. Sebagian dari arus yang
digunakan untuk menguraikan ion-ion juga hilang
diperjalanan.
Perbandingan antara metal yang benar-benar
terbentuk dengan metal yang seharusnya terbentuk
pada teori disebut dengan Current Efficiency
(efisiensi arus = ).
Efisiensi arus = = (Mnyata/Mteori)*100%

Soal
Berapakah berat tembaga (Cu) yang
diendapkan pada katoda, apabila arus
sebesar 1000 ampere dialirkan selama 1
jam dalam elektrolit yang mengandung
Cu, bila diketahui Berat Atom (BA) Cu =
63,57 dan valensinya = 2
Berapakah efisiensi arus, bila Cu yang
didapat pada kenyataannya adalah 261
gram.

Electrowinning
Pada proses electrowinning fenomena
yang terjadi adalah pengendapan logam
tertentu pada katoda.
Misal electrowinning tembaga. Anoda :
Grafit, katoda : tembaga

Reaksi Reduksi Dapat Terjadi


Pada Katoda
Pengendapan logam tembaga.
Cu + 2e Cu
Pembentukan gas hydrogen
H + e 0,5 H
Penyerapan gas
yaitu proses tereduksi gas hydrogen menjadi ion
hidroksida
O + HO +2e 2OH
Bila ada ion-ion lain
missal ion ferri mk ion tsb akan direduksi ke valensi yg
rendah
Fe+ e Fe

Reaksi Oksidasi Pada Anoda


Pembentukan gas oksigen dan chlor
HO O + 2H+2e
Cl Cl + e
Penyerapan gas
yaitu proses oksidasi gas hydrogen menjadi
ion hydrogen
H 2H+2e
Bila ada ion lain, missal ion ferri maka ion
tersebut akan dioksidasi ke valencia yg lebih
tinggi

Electrorefining
Merupakan tahapan lanjut dari pemurnian
logam
yang
dimaksudkan
untuk
menghasilkan logam berkadar electrolotik.
Logam akan dimurnikan dibentuk sebagai
anoda. Proses yang terjadi merupakan
perpindahan logam utama dari anoda ke
katoda.
Anoda : Crude metal (logam yang
dimurnikan)
Katoda: Logam yang sejenis logam utama
yang akan diekstrak.

Reaksi yang mungkin terjadi pada katoda:


Pb +2e Pb
Pb + 2OH- PbO + H2O
PbO + 2HO +2e Pn + 2OH
Reaksi pd Anoda
Pada anode akan terbentuk slime warna coklat
kehitaman : Pb + 2HO PbO + 4H+ +2e
Reaksi lain :
4OH O+2HO +2e
2HO O+4H+4e

Electroplatting (Penyepuhan)
Suatu pengendapan dengan cara elektrolisa
yang dimaksud untuk melindungi dari korosi
maupun digunakan untuk memberikan warna
yang lebih menarik dari pada metal yang
dilapisi.
Metal
yang
dipakai:
Cr,Ni,Au,Ag,Cu,Zn,Co,Sn,Dt
Tahapan : pencucian, penyepuhan (metal yang
dilapisi sebagai katoda), pelumasan, perataan

Fused Salt Elektrolysis


Ada beberapa metal yang tidak dapat terbentuk
sebagai water solution tapi hanya terbentuk sbg
molten salt. Contoh : Al,Mg,Na,Ca,Ba,Li,Ti,Be,Ce.
Metal tersebut mempunyai afinitas yang besar
terhadap oksigen sehingga tidak bisa dilakukan
pengendapan dalam aqua (perlu T tinggi).
Reaksi: Al+2HO Al(OH) +3H
Arus Listrik berfungsi sebagai:
Elektrolisa
Sumber panas dari elektrolit supaya bath tetap
cair dan biasanya tidak perlu panas dari luar.

Electro Thermic Process


Arus listrik bias digunakan untuk menimbulkan
panas sehingga bias digunakan untuk melebur
metal.
Cara ini dilakukan bila:
Arus di daerah peleburan lebih murah daripada
bahan bakar lainnya.
Panas bahan bakar yang ada tidak cukup untuk
melebur metal
Digunakan pd pembuatan Ferro Alloy, Ferro
Chrom & Ferro Tungsten yang dengan maksud
agar tidak terjadi pengotoran.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai