Anda di halaman 1dari 45

LAPO R AN

OBSERVASI INDUSTRI

PT. MADU BARU


PG. MADUKISMO
(Padokan Tirtonirmolo Kasihan Bantul Yogyakarta)

DISUSUN OLEH:

YATWAWAN LOLO
NIM: 16702251038

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

2016

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat melaksanan Observasi Industri di PT.
Madubaru PG. Madukismo, Yogyakarta dan dapat menyelesaikan laporan
Observasi Industri di PG.Madukismo Bantul tepat waktu.
Laporan Observasi industri merupakan Tugas mata kuliah Pengkajian
dan Penerapan Teknologi. Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan Observasi
Industri tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa bantuan, bimbingan, serta doa
dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga
penyusunan laporan kerja praktek ini, terutama kepada:
1. Dr. Fathur Arifin sebagai Dosen Pengampu, yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melaksanakan Observasi Industri.
2. Bapak Ir. Hardianto selaku kepala bagian pabrikasi yang telah mengijinkan
penulis untuk melaksanakan Observasi industri di PT. Madubaru PG.
Madukismo.
3. Bapak Haris selaku pembimbing di PT. Madubaru PG. Madukismo. yang
telah membantu kelancaran Observasi Industri bagi penulis.
4. Seluruh staf dan karyawan PT. Madubaru PG. Maduksmo yang tidak dapat
disebutkan satu per satu, yang telah memberikan banyak bantuan observasi
indunstri
5. Orang tua dan Saudara yang telah memberikan dukungan dan semangat
kepada penulis selama melaksanakan observasi.
6. Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
kelas kerja sama Sulteng yang telah membantu dan menberi semangat selama
Observasi Industri.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan. Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan di dalam
penyusunan laporan Observasi industri ini. Akhir kata, penulis berharap agar
laporan ini dapat bermanfaat untuk para pembaca dan pihak yang
membutuhkan. Terima kasih.
Yogyakarta, 14 Desember 2016
Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan............................................................................................ 2
C. Manfaat.......................................................................................... 2
D. Ketentuan Observasi Industri......................................................... 3
E. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Observasi Industri..................... 4
F. Lingkup Materi Observasi Industri................................................ 4
G. Peserta Pelaksana Kegiatan Observasi Industri............................. 4
H. Rencana Kegiatan.......................................................................... 5
I.

Bentuk Kegiatan............................................................................ 5

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN............................................... 7


A. Sejarah Perusahaan........................................................................ 7
B. Badan Usaha dan Struktur Organisasi........................................... 9
C. Sumber Daya Manusia (SDM)...................................................... 12
D. Klasifikasi Karyawan..................................................................... 12
E. Kegiatan PT. Madu Baru................................................................ 15
F. Produksi......................................................................................... 16
G. Pemasaran...................................................................................... 17
BAB III PEMBAHASAN................................................................................. 18
A. Unit Pembangkit Tenaga Listrik.................................................... 18
1.Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).................................... 19
2.Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)................................. 30
B. Skema Unit Pembangkit Tenaga Listrik di PT Madubaru............. 37
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 38
A. Kesimpulan.................................................................................... 38
B. Saran.............................................................................................. 38

DAFTAR GAMBA
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi fungsional PT. Madubaru.............................

Gambar 2. 3 Proses Prosuksi Gula..................................................................

17

YGambar 3. 1 Turbin Uap.................................................................................

24

Gambar 3. 2 Generator.....................................................................................

25

Gambar 3. 3 Exiter............................................................................................

26

Gambar 3. 4 Panel Control Indicator PLTU.....................................................

26

Gambar 3. 5 Diagram Pembangkit Listrik Tenagan Uang (PLTU)..................

29

Gambar 3. 6 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)..................................

30

Gambar 3. 7 Panel Control PLTD.....................................................................

32

Gambar 3. 8 Sistem Instalasi Listrik.................................................................

33

Gambar 3. 9 Skema Unit Pembangkit Tenaga Listrik di PT. Madubaru..........

37

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inpres No. 9 Tahun 2016 Pemerintah menitikberatkan dalam
peningkatan sekolah vokasional melalui Kerjasama Lintas Departemen.
Merespon Inpres tersebut dalam hal ini pendidikan tinggi UNY melalui
Program Pasca Sarjana menerapkan Mata Kuliah Pengkajian dan penerapan
Teknologi yang yang mengharuskan mahasiswa untuk terjun langsung ke
industri agar supaya Mahasiswa paham dan mampu mengadaptasi teknologi
yang digunakan di Industri, agar kedepannya ketika mahasiswa menyelesaikan
pendidikan dalam bangku kuliah dapat meneruskan informasi pada
masyarakat sekitanya.
Memandang sumber informasi yang perlu dan mencakup seluruh aspek
dalam perkuliahan tersebut maka kami mencari informasi perusahaan yang
bisa memberikan kami penjelasan tentang teknologi terkini dan teknologi
yang sudah ada saat perusahaan tersebut didirikan, maka kami sepakat
memilih PT. MADUBARU PG. MADUKISMO sebagai referensi yang sangat
baik mengingat peralatan dan teknologi yang dipakai perusahaan ini telah
memenuhi standarisasi. Pada observasi dan survey lapangan ini kami juga
mengharapkan agar menambah wawasan dalam bidang Teknologi Dan
Informasi. Selain itu kami juga dapat mempelajari tentang kesehatan dan
keselamatan kerja dalam dunia Industri, Pada tahap inilah peralatan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi suatu proritas dasar yang harus
diperhatikan dalam proses berjalannya kegiatan industri.
Dewasa ini pun dunia industri dengan dukungan pemerintah telah
membangun badan keselamatan dan kesehatan kerja seperti Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sebagai salah satu kunci dalam
menangani

permasalahan

keselamatan

dan

kesehatan

kerja di

perusahaan. Sebagaimana pelaksanaan Pasal 10 Undang-Undang Keselamatan


Kerja telah diterbitkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No 155/Men/1984.

Dalam Keputusan Menteri tersebut diatur tugas, fungsi dan mekanisme kerja
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Dewan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
Kami mengharapkan dengan Observasi Industri ini dapat menambah
pengetahuan

tentang dunia

kerja

yang

sebenarnya

dan

mencoba

menerapkannya. Terlebih khusus dalam Bidang Pemenuhan Energi listrik


dalam suatu industri seperti PT. Madubaru PG. Modukismo, dengan observasi
ke Industri kami dapat mengetahui apakah kebutuhan akan energi listrik telah
terpenuhi dengan pembangkit listrik yang ada seperti PLN? Apakah ada energi
alaternatif yang tersedia?, atau apakah pihak perusahaan dalam hal ini PT.
Madubaru telah menemukan inovasi baru dalam bidang Pembangkitan Energi
Listrik? Dan manakah Pembangkit yang lebih Efisien dalam Proses Produksi?

B. Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan Observasi Industri ini adalah untuk
meningkatkan keterampilan dan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan
teori yang diperoleh dibangku kuliah ke dalam praktik yang sebenarnya yang
dilaksanakan di Pabrik Gula MADUKISMO, sehingga mahasiswa lebih
memahami terkait materi Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Disamping itu
pelaksanaan Observasi Industri juga akan menciptakan link and match antara
teori dan praktik di Industri.

C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan Observasi Industri bagi
pihak-pihak yang terkait, antara lain :
1.

Bagi Mahasiswa:
a. Dapat mengenal lebih jauh realita ilmu yang telah diterima di
bangku kuliah melalui kenyataan yang ada di Industri.
b. Dapat menguji kemampuan pribadi dalam berkreasi pada bidang
ilmu yang dimiliki serta dalam tatacara hubungan masyarakat di
lingkungan kerja.

c. Memperdalam dan meningkatkan ketrampilan serta kreatifitas diri


dalam lingkungan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang
dimilikinya.
d. Dapat menyiapkan langkah-langkah yang di perlukan untuk
menyesuaikan diri di lingkungan kerjanya di masa mendatang.
e. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman selaku generasi
yang dididik untuk siap terjun langsung di masyarakat khususnya di
lingkungan kerja.
2. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta :
a. Mempercepat peningkatan kerjasama antara Pasca Sarjana UNY
dengan dunia usaha
b. Memberi

masukan

pada

penyempurnaan

kurikulum

program

studi/jurusan dalam menyiapkan lulusan yang siap kerja.


c. Memperoleh masukan yang berupa berbagai kasus yang dapat
digunakan sebagai contoh dalam proses pendidikan.
3. Bagi Perusahaan:
a. Berperan sebagai sarana untuk menjembatani antara perusahaan
dengan pihak Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta
untuk membina hubungan kerjasama lebih lanjut baik bersifat
akademis maupun keorganisasian.
b. Perusahaan bertindak sebagai lembaga pendidik dalam proses
pembentukan jiwa kerja mahasiswa yang lebih unggul.
c. Memperoleh gambaran kondisi SDM dan lingkungan kerja yang akan
datang
d. Memperoleh jalinan kemitraan dengan UNY.

D. Ketentuan Observasi Industri


1. Mahasiswa yang melakukan Observasi Industri sanggup memenuhi segala
peraturan yang ada dalam perusahaan.

2. Bidang Observasi Industri yang diambil sesuai dengan kesepakatan antara


kebutuhan informasi yang diperlukan oleh mahasiswa dengan kebijakan
yang ada di perusahaan.

E. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Observasi Industri


3. Tempat Pelaksanaan :
Nama Tempat Observasi

: PT. MADUBARU PG. PS. MADU KISMO

Alamat Perusahaan

: Padokan Tirtonirmolo Kasihan Bantul


Yogyakarta

No. Telp

: (0274) 377049 - 377916

4. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Observasi Industri ini kami rencanakan
berlangsung selama 3 (Tiga) Kali pada bulan Nopember - Desember 2016
atau sesuai kesepakatan dengan pihak perusahaan.

F. Lingkup Materi Observasi Industri


Adapun lingkup materi yang akan kami jadikan objek observasi adalah
sarana Prasarana pendukung proses produksi di PT. MADUBARU PG. PS.
MADU KISMO yang sesuai dengan jurusan Mahasiswa.

G. Peserta Pelaksana Kegiatan Observasi Industri


Peserta kegiatan Observasi Industri yaitu Mahasiswa Jurusan Pasca
Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta, dengan nama sebagai berikut :
Tabel. 1 Daftar peserta Observasi Industri
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

NAMA
Andi Faisal Nahariddin
Fadli A.M. Mandagi
Marlan Gemal
Yatwawan Lolo
Mohamad Rizal Dumo
Nurhuda

NIM
16702251042
16702251036
16702251037
16702251038
16702251039
16702251043

JURUSAN
PTK Konsentrasi Mesin
PTK Konsentrasi Mesin
PTK Konsentrasi Fisika
PTK Konsentrasi Elektro
PTK Konsentrasi Informatika
PTK Konsentrasi Elekronika

H. Rencana Kegiatan
Jadwal pelaksanaan Observasi Industri yang kami ajukan adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. Tabel Rencana kegiatan

I. Bentuk Kegiatan
Adapun bentuk kegiatan Observasi Industri yang akan dilaksanakan
selama 3 (tiga) minggu adalah sebagai berikut:
1.

Interview
Dalam pencarian data di perusahaan, melakukan tanya jawab
langsung dengan pihak yang berkaitan dengan objek penelitian.

2. Observasi
Teknik observasi yang dilakukan adalah non partisipasi yaitu
mengamati dan mencatat fenomena-fenomena yang berhubungan langsung
dengan tujuan pelaksanaan Observasi Industri.
3. Dokumentasi
Mendapatkan

dokumen-dokumen

berupa

perusahaan, Struktur Organisasi Perusahaan,

sejarah

singkat

dan hal terkait sarana

Prasarana pendukung proses produksi di PT. MADUBARU PG. PS.


MADUKISMO yang sesuai dengan Jurusan Mahasiswa.

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Pada jaman pendudukan Belanda, di sekitar D.I Yogyakarta terdapat
tujuh pabrik gula, yang diantaranya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pabrik gula Mlati.


Pabrik gula Medari.
Pabrik gula Cebongan.
Pabrik gula Gesikan.
Pabrik gula Ganjuran
Pabrik gula Kedatan
Pabrik gula Padokan.
Seluruhnya dikelola dan diusahakan oleh pemerintah Belanda. Pabrik

gula Padokan sekarang ini dibangun menjadi pabrik gula Madukismo. Pada
awalnya pabrik gula tersebut dikuasai oleh pemerintah Belanda, setelah sekitar
tahun 1942 Belanda mundur dan dikuasai oleh pemerintah Jepang, tetapi
pemerintah Jepang tidak menguasai sepenuhnya pabrik-pabrik tersebut karena
pada saat itu masih dalam suasana perang. Pemerintah Jepang tidak dapat
mengusahakan produktifitas pabrik sepenuhnya. Sesudah 17 Agustus 1945
pemerintah mengambil alih pabrik - pabrik gula tersebut.
Setelah keadaan pemerintah Indonesia pulih dengan baik maka Sri
Sultan HB IX memprakarsai dalam pembangunan pabrik gula di D.I
Yogyakarta, maka disusunlah pendiri pabrik yang diberi nama PPGB (Panitia
Pendiri Pabrik Gula) dan disempumakan menjadi YAKTI (Yayasan Kredit
Tani indonesia). Panitia-panitia tersebut bekerja sama dengan DPRD DIY.
Pabrik gula Madukismo mulai dibangun pada 14 Juni 1955 di daerah pabrik
gula Padokan sekitar 5 (lima) kilometer selatan kota Yogyakarta yang
berbentuk PT. dengan nama pabrik gula PT. Madu Baru. Saham-saham
perusahaan ini dibagi antara Sri Sultan HB IX dengan Pemerintah, Sebesar
75% dimiliki oleh Sri Sultan HB IX dan sebesar 25% dimiliki oleh pemerintah
yang dikuasai oleh Departemen Keuangan

Pembangunan pabrik gula Madikismo yang dimulai pada tanggal 14 Juni


1955 dan selesai pada tanggal 31 Maret 1958, diresmikan oleh Presiden
Soekamo pada tanggal 28 Mei 1958.
Pemilihan lokasi Pabrik gula Madukismo berdasarkan alasan - alasan
sebagai berikut:
1. Disekitar pabrik terdapat banyak areal persawahan yang sangat cocok
sebagai tanaman tebu dikarenakan lahan yang subur.
2. Dekat dengan sungai winongo, jadi masalah kebutuhan air sangat
terpenuhi.
3. Terdapat tenaga kerja ahli dan tenaga kerja berat yang sangat banyak
disekitar wilayah pabrik.
4. Penduduk disekitar telah berpengalaman dalam penanaman tebu karena
sebelum Madukismo berdiri pernah berdiri pabrik gula Padokan.
5. Lahan yang sangat luas maka diadakan perluasan jika diperlukan dalam
memajukan pabrik.
Pada tahun 1962 pemerintah RI mengambil semua perusahaan yang ada
menjadi milik pemerintahan. Pada tahun 1962 pabrik Gula Madukismo
berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) maka dibentuklah badan untuk
memimpin pabrik-pabrik gula yang diberi nama BPUPPN (Badan Pimpinan
Umum Perusahaan Perkebunan Negara). Tepatnya pada tanggal 2 Maret 1962
terjadi serah terima Pabrik Gula Madukismo dengan pemerintahan RI yang
dilakukan antara Sri Sultan BB IX selaku Presiden Direktur dengan
pemerintah RI. Kejadian tersebut tidak bertahan lama, sekitar awal September
1968 pabrik-pabrik gula menarik din maka status pabrik menjadi Perseroan
Terbatas (PT.) yang disebut P2G Madu Baru PT. yang membawahi pabrik gula
dan pabrik spirtus. Sekitar tahun 1974 P2G Madu Baru PT. dikelola oleh
pemerintah RI yang dibawahi oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia (BUMN
Departemen

Keuangan)

dan

berdasarkan

kontrak

manajemen

yang

ditandatangani pada tanggal 14 Maret 1984 oleh Direktur Utama PT. Rajawali
Nusantara Indonesia.
Pada tahun 2016 ini PT. Rajawali Nusantara Indonesia masih mengelola
PT. Kontrak tersebut dilakukan setiap 10 bulan sekali dan kali ini sudah kedua

kalinya kontrak pada PT. Rajawali Nusantara Indonesia. Pada saat ini
kepemilikan PT. Madu Baru dibagi antara kesultanan Yogyakarta dengan
pemerintah republik Indonesia dengan komposisi 65% kesultanan yogyakarta
dan 35% pemerintah (BUMN).

B. Badan Usaha dan Struktur Organisasi


PG. Madu Baru yang berstatus sebagai perseroan terbatas (PT.) dipimpin
oleh seorang Direktur yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh kepala
kepala bagian, yang meliputi : Kabag. Keuangan & Administrasi, Kabag.
SDM & Umum, Kabag. Tanaman, Kabag. Instalasi, Kabag. Pabrikasi, Kabag.
Spirtus, dan dibantu juga oleh Kasubag, Kasi, dan para Kasubsi. Berikut
struktur organisasi PT. Madu Baru

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi fungsional PT. Madubaru


Adapun personil Struktur Organisasi Fungsional PT.Madu Baru Tahun
2016 adalah sebagai berikut :
Penasehat: Sri Paduka Sultan HB X
1. Direktur

Tugas-tugasnya adalah :
a. Menentukan tujuan serta menerapkan stategi untuk mecapai tujuan
tersebut.
b. Menyusun rencana kerja jangka panjang yang berkesinambungan.
c. Membuat kebijakan dalam bidang keuangan dan personalia.
d. Membuat kebijaka dan pedoman peyusunan tahunan.
2. Administrasi
Adalah pimpinan tertinggi yang menangani proses produksi.
Tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Memimpin,

mengkoordinir

dan

mengawasi

bagian-bagian

dibawahnya.
b. Melaksanakan policy perusahaan sesuai dengan yang ditetapkan
direksi.
c. Mengajukan rencana poduksi.
3. Kepala Bagian Keuangan
Tugas-tugasnya adalah:
a. Menyediakan keuangan sebagai modal kerja.
b. Menyusun pembukuan dan mengurus arsip surat-surat perusahaan.
c. Menyediakan keuangan untuk administrasi dan pengobatan
d. karyawan serta memberikan dana sosial.
e. Mengajukan laporan keuangan dan melaksanakan tugas lain.
4. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia
Tugas-tugas kepala bagian sumber daya manusia adalah :
a. Melaksanakan

fungsi

operasional

berupa

penanganan

tenaga

kerja,latihan, pengembangan dan pemeliharaan kerja.


b. Memelihara hubungan baik dengan organisasi karyawan, misalnya
yayasan pensiunan dan koperasi karyawan.
c. Kepala bagian sumber daya manusia membawahi kepala seksi
pekerjaan, kepala seksi pelatihan dan pengembangan, kepala seksi
poliklinik serta beberapa kepala sub seksi.
5. Kepala Bagian Umum

10

Tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :


a. Membantu kepala bagian keuangan dalam menjalankan tugas
pemimpin.
b. Melaksanakan pengawasan terhadap orang luar yang masuk kedalam
lingkungan pabrik.
c. Kepala bagian umum membawahi kepala seksi rumah tangga dan
sekretariat, kepala seksi kendaraan dan kepala seksi keamanan.
6. Kepala Bagian Tanaman
Tugas-tugasnya adalah sebaga berikut :
a. Mengkoordinasikan urusan tanaman mulai dari pengadaan bibit,
pengolahan tanah, penanaman sampai penebangan tebu.
b. Menyusun anggaran belanja tanaman.
c. Menyusun kebutuhan tanaman, misal alat-alat pertanian dan pupuk.
7. Kepala Bagian Pabrikasi
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya kepala bagian pabrikasi dibantu oleh
beberapa chemicer.
Tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Mengatur, memimpin dan melaksanakan proses produksi.
b. Memeriksa bahan baku, menentukan redemen tebu dan menentukan
jadwal tebang.
c. Melaksanakan pengawasan mutu gula.
8. Kepala Bagian Pabrik Spiritus
Tugas-tugasnya adalah :
a. Menjalankan kebijaksanaan administratur dalam bidang produksi
alkohol dan spiritus.
b. Melaksanakan kebijakan-kebijakan administratur dalam hal proses
produksi, pengendalian dan pemeliharaan produk serta reparasi dan
perluasan instalasi pabrik alcohol dan spiritus.
9. Kepala Bagian Instalasi
Dalam melaksanakan tugasnya bagian instalasi dibantu oleh
beberapa masinis yang bekerja sesuai dengan bagian-bagiannya.

11

Adapun tugas-tugas kepala bagian instalasi adalah sebagai berikut:


a. Melakukan perbaikan-perbaikan pada mesin-mesin produksi yang
mengalami kerusakan.
b. Memelihara dan merawat pesawat-pesawat proses produksi serta mesinmesinnya.

C. Sumber Daya Manusia (SDM)


PT. Madu Baru mempunyai jumlah karyawan dengan berbagai macam
status, adapun perincian jumlah karyawan pada PT. Madu Baru adalah sebagai
berikut (sumber : Sekretariat PT. Madubaru) :
a. Karyawan Tetap
: 624 orang.
b. Kampanye & musiman : 832 orang.
c. Borongan tebang tebu : 2500-3000 orang

D. Klasifikasi Karyawan
Karyawan tetap adalah karyawan yang mengikuti hubungan kerja
dengan PT. Madu Baru untuk jangka waktu yang tidak ditentukan atau hingga
masa habis akibat pensiun. Karyawan tetap terbagi dalam 16 golongan.
Karyawan tidak tetap adalah golongan karyawan yang bekerja untuk
jangka waktu sesuai kebutuhan perusahaan, golongan karyawan ini terdiri dari
dua bagian:
1. Karyawan kontrak kerja waktu tertentu (KKWT), adalah karyawan yang
dikontrak untuk bekerja pada waktu musim giling. Biasanya jangka waktu
kontraknya berkisar 4 6 bulan. Karyawan ini bekerja pada bagianbagian penebangan tebu, bagian gilingan, bagian gudang gula, bagian
pembangkit tenaga dan lain-lain. Biasanya mereka adalah tenaga
pelaksanaan produksi.
2. Karyawan borongan adalah karyawan yang bekerja sesuai dengan
kebutuhan

perusahaan.

Misalnya

pada

saat

perusahaan

sedang

menjalankan proses maintenance ada bagian-bagian tertentu yang


membutuhkan tambahan tenaga terbang di lapangan, maka tenaga-tenaga
tersebut dipenuhi dengan kontrak secara harian.

12

a. Mekanisme Penerimaan Karyawan


Dalam perekrutan karyawan di PT. Madu Baru pada prakteknya terdapat dua
cara yaitu:
1) Langsung, yaitu calon langsung datang kepada PT. Madu Baru dengan
cara mengajukan lamaran.
2) Tidak langsung, yaitu calon karyawan dibawa/diusulkan oleh sesorang
yang telah menjadi karyawan PT. Madu Baru.
Dan kedua cara di atas kemudian oleh bagian personalia
ditawarkan kepada bagian-bagian lain. Bila ada bagian yang membutuhkan
kemudian kepada calon karyawan tersebut diberikan serangkaian tes
sebagai kualifikasi apakah dia memenuhi syarat sebagai karyawan atau
tidak. Tata cara diatas diberlakukan hanya untuk calon karyawan tetap.
Untuk karyawan kampanye atau harian syarat masuknya misalnya dengan
menunjukan ijazah minimal SMA,SMK, sederajat dengan melakukan tes
tertulis dan kesehatan. Perekrutan dilakukan langsung oleh masing-masing
bagian yang membutuhkan.
b. Jaminan Sosial Hak-hak karyawan PT.
Madu Baru
PT. Madu Baru memberikan jaminan sosial dan hak hak
karyawan untuk mencapai kesejahtraan karyawan, bentuk jaminan
sosial dan hak hak karyawan adalah sebagai berikut :
1) Semua karyawan diikutsertakan dalam progam jamsostek.
2) Jaminan hari tua atau pensiun (karyawan tetap).
3) Program Thaskat ( karyawan kampanye ).
4) Koperasi karyawan dan pensiunan.
5) Perumahan dinas & Pakaian dinas (karyawan tetap).
6) Poliklinik dan klinik perusahaan.
7) Taman kanak-kanak perusahaan.& sarana olah raga.
8) Biaya pengobatan & kesempatan keluarga (karyawan tetap).

13

c. Kesejahteraan Karyawan PT. Madu Baru


Dalam rangka menjamin kesejahteraaan para karyawan, pabrik gala PT.
Madu Baru menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan, perumahan, olah raga,
kesenian, dan sarana transportasi adalah :
Dalam bidang kesehatan, PT. Madu Baru menyediakan fasilitas berupa
subuah klinik kesehatan yang dilengkapi dengan mobil ambulance.Klinik ini
terletak di lingkungan pabrik dan selalu siap melayani kesehatan
karyawan.Untuk mengatasi masalah kesehatan yang tidak dapat dapat
diatasi oleh klinik pabrik, maka pihak pabrik telah menunjuk beberapa
rumah sakit di kota Yogyakarta yang punya peralatan lebih lengkap.
1) Dalam bidang perumahan PT. Madu Baru menyediakan kurang lebih
150 buah rumah dinas yang dapat ditempati dengan cuma-cuma,
termasuk pemakaian listrik air minum, namun fasilitas ini tidak dapat
diberikan kepada seluruh karyawan.
2) Dalam bidang olah raga, telah disediakan fasilitas berupa lapangan dan
bantuan peralatan untuk cabang- olah raga sepak bola, panahan, tennis,
bulu tangkis, dan lain-lain.
3) Sedangkan untuk bidang kesenian telah disediakan perlatan untuk band,
dan kulintang. Untuk bidang pendidikan PT. Madu Baru menyediakan
sarana pendidikan tingkat Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, yang
pengelolaan selanjutnya diserahkan pemerintah. Sedangkan untuk pada
karyawannya sering dilakukan pengiriman ke kursus- kursus ataupun
penataran.
4) Guna menunjang kelancaran hubungan kerja dengan pihak luar
lingkungan pabrik, telah disediakan sarana transportasi berupa kendaraan
sepeda motor, truck, pick up, dan bis sekolah.
5) Dalam bidang kerohanian, PT. Madu Baru menyediakan sarana
peribadatan berupa masjid dan gereja.
6) Sedangkan guna menjamin kesejahteraan di hari tua bagi karyawannya,
telah dibentuk suatu Yayasan Dana Pensiun, yang disediakan bagi
karyawan tetap dan telah berumur 50 tahun dengan masa kerja 20 tahun,

14

maka berhak menerima tunjangan pensiunan bekerja sebesar 75% dari


gaji terakhir

E. Kegiatan PT. Madu Baru


Kegiatan yang dilaksanakan di PT. Madu Baru pada pokoknya dibagi
menjadi dua tahap, yaitu:
1. Kegiatan pada waktu giling.
Dalam satu tahun kegiatan-giling berlangsung selama enam bulan,
yaitu dimulai bulan Mei - Oktober. Dalam musim giling ini, semua
peralatan dan ketel uap, turbin uap, generator, dan motor-motor di bagian
pabrikasi bekerja nonstop selama 24 jam setiap harinya. Oleh karena itu
pembagian jam kerja bagi karyawan yang tetap dibagi menjadi tiga tahap
jam kerja, yaitu:
a. Tahap 1

: Bekerja mulai jam 06.00 14.00 WIB

b. Tahap II

: Bekerja mulai jam 14.00 22.00 WIB

c. Tahap III

: Bekerja mulai jam 22.00 06.00 WIB

Sedangkan untuk karyawan tidak tetap atau musiman, yaitu


karyawan yang dipekerjakan oleh pabrik selama musim giling,
perhitungan jam kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Siang hari

: 7 jam / hari (40 jam / minggu)

b. Malam hari : 6 jam / hari (35 jam / minggu)

2. Kegiatan pada waktu tidak giling.


Kegiatan ini dilaksanakan setelah beberapa hari sehabis musim
giling selesai. Pada dasarnya fungsi dan tugas dan pada karyawanya
terutama bagian instalasi mulai memeriksa atau mereparasi semua
peralatan, hal ini untuk tindakan pencegahan terhadap kerusakan yang
lebih berat. Untuk kegiatan bagian laboratorium penelitian, tugasnya
adalah mempertinggi effisisensi pabrik dan jenis air tebu yang dihasilkan.

15

Juga mengenai air kondensat mengandung gula atau tidak, kemudian air
ketelnya sudah memenuhi sebagai pengisian atau belum.
Peningkatan efisiensi dari pabrik meliputi penekanan pada kadar
gula yang tertuang pada ampas, yang disebut dengan blotong dan tetes
agar dapat diusahakan sekecil mungkin. Sedangkan pengaturan jam kerja
bagi karyawan pada waktu tidak giling senin s/d kamis dari jam 06.30 s/d
15.00.dan jum'at s/d sabtu dari jam 06.30 s/d 11.30 dengan satu jam
istrahat. Untuk kegiatan dibagian administrasi dilakukan pada waktu
giling maupun waktu tidak giling. Dimana meliputi pembelanjaan
penjualan dan pemasaran. Pembelajaan ini meliputi pembelian kebutuhan
perusahaan, misalnya saja bahan baku dan komponen-komponen mesin
pabrik. Sedangkan pemasaran fungsinya menjual gula dari pabrik ke
pasaran dalam hal ini bulog.

F. Produksi.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa kegiatan pada pabrik
gula madu baru terdiri dari kegiatan pada musim giling dan bukan musim
giling. Adapun kegiatan pada musim giling menghasilkan produksi sebagai
berikut :
1. Masa produksi PT. Madubaru PG.Modukismo adalah 4-6 bulan pertahun
(24 jam perhari) antara bulan mei oktober atau juni sampai November
tergantung ketersediaan bahan baku tebu.
2. Produksi Utama dari PT. Madubaru PG.Modukismo adalah gula SHS 1A
(Superior Head Sugar) atau gula Kristal putih (GKP) sebanyak 25.000
45.000 ton/tahun dan bahan baku gamping dan belerang.
3. Produksi sampingan PT. Madubaru PG.Modukismo adalah alcohol
sebanyak 2,5 3,5 juta kilo/tahun yang dipasarkan sebagai alcohol murni
dan spiritus bakar. Bahan baku yang diperlukan adalah tetes tebu
sebanyak 10.000 12.000 ton/tahun dengan bahan pembantu pupuk ZA,
urea, asam sulfat dan fosfat.

16

G. Pemasaran
Pemasaran gula sejak tahun 1998 PT. Madubaru PG.Modukismo dijual bebas.
Gula milik petani diserahkan dan dijual langsung oleh petani. Untuk mendukung
bagian pemasaran gula PT. Madubaru PG.Modukismo memiliki dua buah gudang
yaitu:
1. Gudang Gula A berkapasitas 15.000 m3.
2. Gudang gula B berkapasitas 50.000 m3.
Pemasaran alcohol dan spiritus diatur sendiri oleh perusahaan melalui
distributor diantaranya distributor daerah Jakarta, Tegal, Semarang, Solo,
Yogyakarta dan Surabaya. Penjualan alcohol dan spiritus ini dilakukan dengan 2
cara yaitu tunai dan kredit (jangka waktu maksimal 2 bulan). Kapasitas gudang
alcohol dan spiritus sebagai berikut :
1. Gudang 1 berkapasitas 1.608.350 liter terdiri dari 24 tangki digunakan
untuk menyimpan alcohol dan spiritus.
2. Gudang 2 berkapasitas 50.000 m3 terdiri dari 4 tangki untuk menyimpan
tetes.

Gambar 2. 2 BAB
ProsesIII
Prosuksi Gula

PEMBAHASAN
A. Unit Pembangkit Tenaga Listrik
Sumber energy listrik sangat mempunyai peranan penting dalam
produksi gula di PT. Madubaru PG. Madukismo Yogyakarta karena suluruh

17

alat-alat produksi menggunakan motor listrik sebagai sumber tenaga


penggeraknya, meskipun ada sebagian alat yang menggunakan tenaga uap,
sehingga kebutuhan daya listrik yang dibutuhkan untuk proses produksi ini
juga relative besar.
Sumber listrik yang digunakan di PT. Madubaru PG. Modukismo
Yogyakarta ada tiga sumber yaitu Pembangkit LIstrik Tenaga Uap (PLTU) dan
PLTD yang merupakan milik PT. Madubaru PG. Modukismo dan Sumber
Energi dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sumber Listrik PLN yang
tersedia sebesar 1300KVA digunakan dalam masa giling maupun diluar masa
giling. Pembangkit Listrik Tenga Uap (PLTU) digunakan sebagai tenaga
utama selama masa giling, sedangkan PLTD digunakan diluar masa giling
sebagai emergency atau cadangan apabila listrik dari PLN terjadi Trip dan
untuk cadangan apabila terjadi masalah pada PLTU atau apabila terjadi
kelebihan beban pada PLTU. Pemakaian bersama-sama Ketiga pembangkit
tersebut dilakukan apabila permintaan daya pada mesin-mesin yang
memproduksi gula meningkat, tetapi sebelum digunakan bersama-sama harus
dilakukan singkronisasi frekuensi dan tegangan (menurut anggota Instalator
Perusahaan an Bpk Taufik).
Kebutuhan Listrik pada masa giling relative besar karna motor-motor
yang digunakan jumlahnya sangat banyak dan spesifikasinya juga bermacammacam, dari yang berkapasitas kecil hingga yang berkapasitas besar. Pabrik
ini umumnya menggunakan motor-motor yang berkapasitas besar, biasanaya
konsumsi daya yang dibutuhkan dalam orde KiloWatt, mulai dari 1 KW
sampai 250 KW setiap unitnya. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
dinilai sangat mengutungkan karena bahan bakar yang digunakan untuk
memanaskan air menggunakan ampas tebu sisa dari pemerahan Nira dan
persediaan air juga cukup banyak yaitu air dari sungai Winongo.
Dalam hal ini penulis akan membahas lebih jauh tentang pembangkita
Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
dan system Instalasinya.

18

1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


Generator sebagai Pembangkit Listrik di PT. Madubaru PG.
Modukismo Yogyakarta sebanyak 3 unit. Ketiga unit tersebut mempunyai
spesifikasi yang sama yaitu :
a.
b.
c.
d.

Merek Sachsenwesh buatan Jerman


Tegangan output 6300 Volt.
Daya output 1280 KW atau 1600KVA dengan cos 0,8
Rotor kumparan bintang dengan putaran 1500 rpm.
Generator ini digerakan oleh turbin uap dengan uap yang dihasilkan

dari stasiun ketel dengan suhu 3250 C, tekanan 15 kgm/cm2 dan


kebutuhan uap rata-rata sebanyak 14 ton/jam.
Secara keseluruhan bagian-bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) adalah sebagai berikut :
a. Turbin
Bagian ini berfungsi untuk mengubah tenaga uap menjadi
tenaga gerak (mekanis) berupa putaran yang nantinya digunakan
untuk memutar poros generator dan exiter. Generator membutuhkan
putaran sebesar 1500 rpm dengan penggerak turbin uap, sedangkan
uap yang dibutuhkan adalah uap yang bertekanan 15 kgm/cm2, suhu
3250 C dengan kebutuhan rata-rata uap sebanyak 14 ton/jam. Tekanan
uap harus dijaga agar tidak berubah agar putaran rotor stabil. Masukan
uap berasal dari stasiun ketel dan sisa keluarannya juga masih berupa
uap tetapi tekanannya berkurang menjadi 0,8 kgm/cm2, uap bekas ini
masih bisa dipakai untuk kebutuhan yang lain yaitu sebagai tenaga
penggerak mesin pemerah nira dan untuk kebutuhan proses
pembuatan gula.
b. Fungsi turbin uap
Penggunaan turbin uap PT. Madubaru PG. Modukismo tidak
hanya untuk pembangkit tenaga listrik tetapi juga digunakan sebagai
penggerak dan pembantu dalam proses produksi gula dan spiritus.
Peralatan-peralatan yang menggunakan turbin uap sebagai sumber
tenaga penggrak lain adalah :

19

1)
2)
3)
4)

Generator Listrik.
Penumbuk Tebu.
Pemerah Tebu.
Pompa air pengisi ketel.
Turbin uap tersebut digunakan sebagai penggerak hanya pada
saat musim giling. Hal ini dikarenakan pada saat musim giling jumlah
kebutuhan akan tenaga listrik untuk pengoperasian berbagai macam
mesin sangatlah besar sehingga generator yang dipakai sehari-hari
tidak mampu memenuhi kebutuhan energy listrik.
Kelebihan turbin uap adalah :
1) Ukurannya lebih sederhana.
2) Memiliki rendemen mekanik yang lebih tinggi karena tidak banyak
bagian-bagian yang bergerak.
3) Penggunaan bahan bakar lebih efisien karena turbin tidak
membutuhkan bahan bakar secara langsung.
4) Khusus di industry gula, penggunaan turbin uap sangatlah efisien.
Karena energinya berasal dari uap, maka dapat menghemat biaya
operasional generator dan sisanya juga dipergunakan dalam proses
pembuatan gula.
5) Perawatannya lebih mudah.
Sebagai pembangkit energy listrik maka turbin uap dihubungkan
dengan generator pembangkit tenaga listrik. Turbin uap tersebut akan
menggerakan generator agar menghasilkan beda potensial didalam
generator yang kemudian akan menghasilkan energy listrik. Jumlah
generator pembangkit energy listrik yang menggunakan tenaga uap ada
3 buah. Masing-masing turbin uap tersebut dapat menggerakan sebuah
generator yang menghasilkan daya sekitar 1280 KW.
Ketiga generator tersebut hanya digunakan pada dimasa produksi,
sedangkan kebutuhan listrik diluar masa produksi dipenuhi dengan
menggunakan listrik PLN dan generator untuk cadangan yang
digerakkan oleh mesin Diesel. Generator dengan penggerak uap
tersebut sangat diperlukan pada masa produksi, hal ini dikarenakan
pada masa produksi memerlukan tenaga listrik yang sangat besar dan

20

kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi oleh suplay dari PLN dan generator
Diesel yang ada.
c. Spesifikasi Turbin Uap.
Turbin uap penggerak

generator di PT. Madubaru PG.

MODUKISMO merupakan produk buatan Turbin Fabrik Dresden


Jerman pada tahun 1955. Turbin ini termasuk dalam jenis turbin
impuls atau turbin aksi.
Spesifikasi turbin uap yang digunakan sebagai berikut :
1) Tipe Turbin
: Impuls atw aksi
2) Tipe sudut
: De laval-zoelly
3) Tipe nozzle
: 25 buah
4) Sudut nozzle
: 200
5) Jumlah pemakaian Uap : 16 ton/jam
6) Pengatur putaran
: Governor Hydraulic
7) Jumlah motor
: 4 buah
8) Daya
: 1280 KW
9) Putaran normal
: 6000 rpm
10) Putaran maksimal
: 6600 rpm
11) Tekanan uap baru
: 15 kgm/cm2
12) Tekanan Uap bekas
: 0.8 kgm/cm2
13) Tekanan kerja pelumas : 1,16 kg/cm2
14) Tipe pelumas
: Shell Turbo Oil T68
15) Suhu uap masuk
: 3200 Celcius
16) Suhu uap keluar
: 1200 Celcius
d. Cara Kerja Turbin Uap
Turbin uap salah satu mesin dengan pembakaran diluar atau external
Combustion engine. Kerja turbin uap adalah mengubah tenaga potensial
yang terkandung dalam uap di ubah menjadi tenaga kinetic oleh nozzle.
Tenaga kinetic ini selanjutnya diubah menjadi tenaga gerak (Mekanik)
oleh sudut-sudut turbin yang kemudian diteruskan ke poros turbin
sehingga menyebabkan poros menjadi berputar.
Putaran dari poros ini kemudian digunakan untuk menggerakkan
suatu

peralatan

termasuk

Generator.

Sebelum

digunakan

untuk

menggerakkan suatu perlatan biasanya dilakukan reduksi terlebih dahulu


oleh sebuah Gearbox agar putarannya menjadi turun. Gear box tersebut

21

digunakkan untuk menurunkan putaran poros yang cukup tinggi, sebab


putaran dari sudut-sudut turbin mempunyai RPM yang tinggi.
Menggerakkan turbin tersebut diperlukan uap kering dengan suhu
3200C dan tekanan Uap 15 kg/cm. sedangkan uap bekasnya memiliki
suhu 1200C dengan tekanan 0,8 kgm/cm2. Pemasukan uap baru melalui
katup utama kemudian menuju ke 4 buah katup pengatur yang
dikendalikan oleh governor hydraulic. Pada saat mesin sudah beroperasi,
pengaturan governor hydraulic akan dilakukan secara otomatis dengan
mengikuti besar kecilnya pembebanan generator.
e. Pengoperasian Turbin Uap.
2) Prosedur starting turbin uap.
a) Buka kran afsluiter induk uap baru kemudian lakukan pengeringan
uap minimal pada suhu 2000 C.
b) Masukan spinde penutup cepat.
c) Buka saluran uap perlahan untuk menjalankan pompa darurat.
d) Suhu minimal minyak pelumas 300C.

e) Buka perlahan afsluiter uap baru pada turbin generator sehingga


rotor turbin berputar lambat 250 rpm.
2 menit naikkan putaran menjadi 500 rpm
5 menit naikkan putaran pada 500 rpm
2 menit kemudian naikkan putaran menjadi 700 rpm.
5 menit kemudian naikkan putaran pada 700 rpm.
2 menit setelah putaran 700 rpm naikkan putaran menjadi 900
rpm.
Setelah 5 menit naikkan putaran pada 900 rpm.
2 menit kemudian naikkan menjadi 1100 rpm
5 menit kemudian naikkan pada 1100 rpm.
2 menit kemudian naikkan pada putaran 1220 rpm.
Sampai putaran penuh 1500 rpm, periksa metal-metal, jika
semua normal maka langkah pemasukkan generator listrik
dapat dilakukan.
f) Buka pendingin-pendingin udara generator dan pendingin minyak
pelumas.
g) Buka semua saluran uap baru yang melalui kondenspot-kondenspot
dibawah turbin generator.

22

3) Prosedur stopping turbin uap.


a) Lepas terlebih dahulu beban generator dari jaringan induk.
b) Tutup afsluiter uap bekas, bersamaan dengan itu lepas klep spindle
cepat.
c) Tutup afsluitser uap baru turbin.
d) Jalankan pompa darurat.
e) Setelah putaran turun 1000 rpm kemudian masukkan spindle
cepat agar minyak pelumas naik ke metal-metal turbin.
f) Lakukan pendinginan pada minyak pelumas dan metal-metal
turbin.
g) Jangan tergesa-gesa mematikan pompa darurat.
f. Pemeliharaan turbin Uap.
Guna menjaga ketahanan turbin, perlu dilakukan pemeliharaan dan
perawatan secara rutin. Pemeliharan dilakukan pada saat pabrik tidak
sedang melakukan proses produksi. Pemeliharaan meliputi perbaikan,
pemeriksaan peralatan dan kelengkapan-kelengkapan pada semua bagian
turbin. Pemeliharaan ini dilakukan dengan system breadown maintenance,
jadi semua turbin mengalami pembongkaran total.
Perawatan dilakukan pada semua bagian yang digerakkan oleh
tenaga uap setelah selesai dipakai atau berhenti untuk dalam jangka
waktu yang lama, bagian-bagian tersebut harus dibuka dan diberi
pelapis agar terhindar dari pengaruh korosi akibat kondensasi uap
air.Bagian-bagian yang, perlu dilakukan perawatan dan pemeliharaan
adalah antara lain rumah turbin, sudut-sudut labirin, governor
hydraulic, pompa pelumas, filter, pendingin, reservoir, sistem
pelumasan, sistem indikator, sistem pengaman, dan juga bearing.
Selesai masa perawatan, unit turbin tersebut diistirahatkan hingga
menjelang musim giling. Beberapa hari sebelum musim giling dimulai
terlebih dahulu dilakukan uji coba pada setiap unit produksi.Hal tersebut
bertujuan untuk memastikan kinerja mesinmesin penunjang produksi
agar pada saat musim gilingan semua mesin benar-benar dalam kondisi
siap beroperasi.

23

Gambar 3. 1 Turbin Uap


g. Generator uap
Generator merupakan bagian yang paling penting dimana
generator ini sebagai penghasil tegangan yang nantinya digunakan atau
disalurkan ke beban. Seperti pada umumnya, generator mempunyai dua
bagian utama yaitu rotor dan stator.Rotor merupakan inti besi yang dililit
kumparan penghantar dan dapat berputar (digerakkan oleh poros).
Bagian ini merupakan electromagnet, sehingga jika kumparan ini diberi
tegangan dari exiter dapat menghasilkan medan magnet. Stator adalah
kumparan yang tidak dapat bergerak (statis), yaitu kumparan yang
dipasang mengelilingi kumparan rotor. Kedua kumparan ini dirancang
sedemikian rupa sehingga posisinya saling berdekatan agar kumparan
stator dapat memotong garis-garis gaya magnet dari rotor.

h. Exiter
Exiter merupakan jenis pembangkit listrik, tetapi kapasitas arus
dan teganganya lebih kecil dari pada generator utama. Fungsi dari exiter
Gambar 3. 2 Generator
ini untuk memberikan tegangan pada rotor generator utama. Output yang

24

yang dihasilkan exiter tegangannya berkisar antara 15V sampai dengan


25V sedangkan arusnya 170 Ampere. Poros exiter ini dijadikan satu
dengan poros generator sehingga kecepatan putaranya sama.

Gambar 3. 3 Exiter

i. Panel Control
Bagian ini berfungsi untuk mengontrol pembangkit listrik tenaga
uap (PLTU). Pada saat digunakan, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
ini digunakan sebagai pembangkit utama, beda dengan pembangkit
listrik tenaga diesel (PLTD) digunakan sebagai cadangan, jika
pembangkit utama ada kerusakan.

Gambar 3. 4 Panel Control Indicator PLTU


25

Gambar 3.4 Panel Control indicator PLTU


j. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Uap pangs yang dihasilkan dari stasiun ketel dengan tekanan 15
Kg/cm2. suhu 325C. dan kapasitas 16 ton/jam dialirkan melalui pipapipa besi menuju ke turbin. Turbin ini akan mengubah tenaga uap
tersebut menjadi gerakan mekanis berupa putaran dengan kecepatan
putaran yang, stabil 1500 rpm. Putaran turbin ini digunakan untuk
memutar poros generator dan exiter yang dirangkai menjadi satu
sehingga generator dan exiter akan berputar secara bersama-sama.
Exiter akan menghasilkan tegangan keluaran sebesar 25 V, 170 A
tegangan ini disalurkan ke bagian elektromagnet rotor generator
sehingga menghasilkan garis-garis .gaya magnet. Sebelum masuk rotor,
tegangan exiter dilewatkan pada bagian AVR (Automatic Voltage
Regulator) agar tegangan tersebut dapat diatur berkisar antara 15 V 25 V. Tujuanya adalah agar kuat medan magnet dapat diatur besarnya.
Medan magnet yang berputar disekitar kawat penghantar, maka
kawat penghantar akan memotong garis-garis gaya magnet tersebut
sehingga pada kedua ujung penghantar akan yang terjadi pada sebuah
generator.

Kumparan

rotor

yang

diberi

tegangan

exiter

akan

menghasilkan medan magnet dan kumparan stator memotong garis gaya


magnet rotor sehingga ujung-ujung kumparan stator akan timbul
tegangan. timbul tegangan.
Besarnya tegangan keluaran generator sangat dipengaruhi oleh
kuatnya medan magnet dan banyaknya jumlah lilitan kumparan stator
menentukan besarnya. Tegangan output dapat dilakukan dengan
merubah salah satu dari kedua faktor diatas, yaitu menambah dan
mengurangi jumlah lilitan stator atau mengatur besarnya kuat medan
magnet. Cara menambah atau mengurangi jumlah lilitan stator adalah
tidak mungkin karena baik jumlah lilitan rotor maupun stator sudah di
setting dari pabrik dan tidak dapat di ubah-ubah lagi. Cara yang

26

dilakukan adalah mengatur besarnya kuat medan magnet. Cara ini sangat
mudah, kerena hanya mengatur besarnya tegangan exiter saja. Tegangan
exiter berbanding lurus dengan kuat medan magnet, semakin besar
tegangan maka semakin besar pula medan magnet yang dihasilkan,
demikian pula sebaliknya. Semakin besar tegangan exiter maka tegangan
output generator juga semakin besar, atau sebaliknya. Proses pengaturan
ini tidak dilakukan secara manual tetapi dengan bantuan AVR yang bisa
bekerja secara otomatis. Selama generator bekerja AVR juga akan
bekerja secara otomatis. Proses pengaturan awal dilakukan sedemikian
rupa sehingga output generator akan tetap stabil pada tegangan 6300
Volt.
AVR bekerja berdasarkan tegangan referensi yang diambil dari
sebagian output trafo daya. Suatu saat tegangan referensinya naik maka
AVR secara otomatis akan menurunkan tegangan exiter sehingga output
generator akan kembali turun. Sebaliknya bila tegangan referensinya
turun maka AVR akan menaikkan tegangan exiter sehingga tegangan
output generator kembali naik pada kedudukan 6300 Volt, sehingga
output akan tetap terjaga kesetabilannya.
Output generator ini ialah 3 fasa RST 6300 Volt, 1280 KVA,
50Hz kemudian dimasukkan ke trafo untuk diturunkan teganganya
menjadi 400VoIt (F-F) atau 220 Volt (F-N). Setiap unit generator
dipasang sebuah trafo 1600 KVA baru kemudian output dari ketiga trafo
tersebut disinkronkan menjadi satu. Demikian daya output merupakan
hasil penjumlahan dari ketiga daya generator.dan baru siap dipakai untuk
memenuhi kebutuhan beban.
Secara prinsip, generator dan motor adalah sama, motor yang
diberi tegangan akan menghasilkan putaran pada porosnya, sebaliknya
jika poros sebuah motor listrik diputar maka juga dapat menghasilkan
tegangan. Salah satu dari ketiga generator ini mengalami gangguan pada
bagian turbin maka rpm turun dan lama-kelamaan berhenti berputar.
Saat berhenti berarti tegangan keluaran juga akan hilang. Kedua
generator yang lain masih bekerja normal sehingga arusnya justru

27

mengalir balik menuju ke generator tersebut dan akan berubah fungsi


menjadi sebuah motor yang memutar turbin. Hal ini sangat tidak
diperbolehkan karena akan mengakibatkan kerusakan fatal pada
komponen-komponen dalam turbin. Hal ini perlu ditanggulangi dengan
memasang suatu alat namanya Reverse Power. Fungsi dari alat ini
adalah untuk memutus koneksi output generator apabila terjadi arus
balik menuju generator. sehingga generator tidak akan berubah menjadi
motor, dengan demikian generator akan aman dari kerusakan yang,
sangat fatal.

Gambar 3. 5 Diagram Pembangkit Listrik Tenagan Uang (PLTU)


Keterangan:
1) Garis putus putus merupakan poros putaran yang menghubungkan
antara turbin, generator dan exiter.
2) Kumparan generator yang pada gambar teletak paling luar atau
paling pinggir adalah kumparan stator dan 3 kumparan yang terletak
di bagian dalam adalah kumparan rotor.
3) Garis panah tebal merupakan arah aliran uap panas.

28

2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)


Selain menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
sebagai penghasil listrik utama juga dibantu dengan menggunakan
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Pembangkit Listrik Tenaga
Uap terdiri dari tiga buah generator seperti telah dibahas diatas,
sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) terdiri dari empat
buah Generator yang mempunyai spesifikasi yang berbeda yaitu:
a. Generator pertama dan kedua spesifikasinya sama yaitu:
1) Merk SKL
2) Tegangan output 400 Volt
3) Daya output 200 KW atau 250 KVA, Cos 8 = 0,8
4) Kumparan bintang 1500 Rpm, 50 Hz
b. Generator ketiga spesifikasinya sama yaitu:
a) Merk Kato Tegangan output 400 Volt
b) Daya output 400 KW atau 500 KVA, Cos 0 = 0,8
c) Kumparan bintang 1500 Rpm, 50 Hz
c. Generator gkeempat dengan spesifikasi:
a) Merk Stamfoid
b) Tegangan output 400 Volt
c) Daya output 400 KW atau 500 KVA, Cos 0 = 0,8
d) Kumparan bintang 1500 Rpm, 50 Hz

Gambar 3. 6 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)

29

Adapun bagian-bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel


(PLTD) adalah sebagai berikut :
a. Penggerak
Penggerak merupakan bagian yang berfungsi untuk memutarkan
generator. Penggerak generator ini menggunakan mesin diesel seperti
layaknya mesin diesel biasa dengan bahan solar, poros mesin diesel
dihubungkan dengan poros generator sehingga kecepatan putar antara
generator dengan mesin diesel sama. Mesin diesel yang digunakan
mempunyai delapan silinder dengan kapasitas yang berbeda, mesin
pertama dan kedua mempunyai kapasitas 96000 CC (SKL), sedangkan
mesin ketiga dan keempat mempunyai kapasitas 24000 CC
(Stamford dan Kato).
b. Generator
Generator pada pembangkit diesel pada dasamya sama dengan
generator pada umumnya. Generator ini mempunyai dua bagian utama
yaitu rotor dan stator.Rotor terbuat dari inti besi yang dililiti oleh lilitan
atau kumparan penghantar, karena rotor merupaklan electromagnet
maka membutuhkan pembangkit mula, sehingga dibutuhkan exiter
Stator merupakan kumparan yang mengelilingi rotor dan tidak
bergerak. Kedua kumparan ini dirancang sedemikian rupa sehingga
posisinya saling berdekatan agar kumparan stator dapat memotong
garis-garis gaya magnet dari rotor.
c. Panel Control
Bagian ini berfungsi untuk mengontrol pembangkit listrik
tenaga diesel (PLTD).Pada saat pembangkit utama ada kerusakan
karena pembangkit listrik tenaga diesel ini hanya sebagai cadangan.

30

Gambar 3. 7 Panel Control PLTD

d. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)


Motor stater yang ada pada mesin diesel dihubungkan dengan
sumber tegangan (baterai) jika dihidupkan akan memutar poros mesin
diesel sehingga mesin tersebut hidup. Ketika mesin diesel hidup maka
generator juga mulai bekerja karena pada poros mesin diesel disatukan
dengan poros generator. Poros generator adalah rotor yang berupa
electromagnet yang diberi tegangan mula oleh exiter. Tegangan mula
dari exiter ini mengakibatkan munculnya garis gaya magnet pada rotor.
Garis gaya magnet tersebut akan terpotong oleh kumparan konduktor
yang ada pada stator, sehingga pada stator muncul gaya listrik. Kedua
ujung kumparan konduktor pada stator dihubungkan diesel seperti
layaknya mesin diesel biasa dengan bahan bakar solar, Poros mesin
diesel ke beban maka akan muncul arus ke beban. Tegangan mula dari
exiter akan bekerja pada saat generator mulai dihidupkan. Setelah
generator bekerja maka tegangan dari exiter akan diambil alih oleh
sebagian tegangan output yang dihasilkan oleh generator tersebut
dengan bantuan saklar otomatis.
Output generator adalah 3 fasa RST 400 Volt, 250 KW, 50 Hz
untuk masing-masing generator pertama dan kedua, sedangkan untuk

31

generator ketiga dan keempat masing-masing 400 Volt, 500 KVA, 400
KW, 50 Hz. Output generator tersebut akan disinkronkan, dan
dilakukan dengan dua bagian yaitu penyingkronan pertama generator
pertama dan generator kedua disinkronkan, sedangkan penyinkronan
yang kedua yaitu generator ketiga dan generator keempat. Masingmasing bagian penyinkronan tersebut mempunyai jalur instalasi
sendiri-sendiri atau tidak disinkronkan lagi. Output dari Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD) juga tidak disinkronkan dengan output
dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap(PLTU), sehingga jika dari
Pembangkit Listrik Tenaga Uap(PLTU) bekerja maka Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ini berhenti dan sebaliknya.
e. Sistem Instalasi
Instalasi merupakan bagian yang paling penting dalam
rnengirimkan arus listrik kepusat beban sehingga dalam pemasangan
harus benar-benar teliti untuk menjaga keamanan. Kesalahan atau
kerusakan yang terjadi pada jaringan instalasi akan mengakibatkan
kerusakan yang fatal. Sistem instalasi ini menggunakan kabel yang
berbeda-berbeda dari kabel berpenampang 2,5mm sebagai jalur
kepusat beban sampai kabel berpenampang 400 mm sebagai jalur
utama.

Gambar 3. 8 Sistem Instalasi Listrik

32

Gambar 3.8 dapat kita lihat bahwa dari beberapa pembangkit


listrik penyingkronannya digolongkan sesuai dengan jenisnya.
Pembangkit utamanya adalah tiga Pembangkit Listrik Tenaga
Uap(PLTU) dan pembangkit cadangannya adalah empat Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Arus listrik yang dihasilkan pembangkit
utama sebelum masuk ke jalur instalasi akan melewati trafo sebagai
penurun tegangan yaitu dari tegangan 6300 Volt menjadi 220 Volt (FN) atau 400 Volt (F-F). Setelah tegangan diturunkan oleh trafo baru
masuk ke jalur instalasi utama (pusat beban). Arus dari Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD) bisa langsung masuk ke jalur utama,
karena dari keempat generator tegangan outputnya sama, yaitu 220
Volt (Fasa-Netral) atau 400 Volt (Fasa-Fasa).
Penyingkronan merupakan proses penggabungan output dari
dua generator ataudigabungkan manjadi satu untuk memperoleh
akumulasi total daya yang lebih besar. Proses penyingkronan ini tidak
bisa dilakukan sembarangan, tetapi ada syarat-syarat yang harus di
penuhi, yaitu tegangan, frekuensi dan fasa dari masing-masing
generator yang akan disinkronkan harus sama. Misalkan ada dua buah
generator GI dan G2, masing-masing 3 fasa RST. Sebelum generator
disinkronkan, langkah awal yang dilakukan yaitu melakukan
pengaturan awal untuk menyamakan tegangan output dan frekuensi
dari masing-masing generator. Misalnya pada tegangan 400 Volt
frekuensi 50 Hz, maka kedua generator diatur supaya outputnya benarbenar sama pada kondisi tersebut. Langkah selanjutnya yaitu
menyamakan fasaoutput, maksudnya adalah menggabungkan tiap-tiap
output generator pada fasa yang sejenis, yaitu fasa R G/ dengan fasa R
G2, fasa S G/ dengan fasa S G2 dan fasa T G/ dengan fasaT G2.
Demikian maka output dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) juga telah sama dan
bisa

langsung

digunakan

untuk

memenuhi

kebutuhan

listrik

perusahaan. Jika syarat-syarat diatas tidak dipenuhi, kemungkinan

33

akan terjadi kerusakan pada generator itu sendiri mengakibatkan


kerusakan pada piranti beban.
Output dari masing-masing generator sebelum masuk
kejalur

utama

ACB.Scanding

dilewatkan
adalah

pada

saklar

Scading,
kutub

yang

MCCB

dan

mempunyai

kemampuan melewatkan arus yang besar dengan keandalan


ON dan OFF. ACB (Air Circuit Breaker) adalah sama halnya
dengan saklar, tetapi cara menggerakkanya (mena-ON-kan dan
meng-OFFkan)

berdasarkan

prinsip

kerja

dari

elektris

dan

pneumatic. MCCB (Motorized Control Cicuit Breaker) adalah mirip


dengan ACB, perbedaanya yaitu pada ACB tenaga penggeraknya
menggunakan

udara

sedangkan

pada

MCCB

tenaga

penggeraknya menggunakan motor.


f. Distribusi Aliran Listrik
Suplai energi listrik di PT. MaduBaru, selain menggunakan
tenaga listrik dari PLN, juga menggunakan 3 buah generator utama
yang digerakkan oleh turbin, dan juga digunakan 4 buah generator
cadangan yang digerakkan oleh mesin diesel. Generator utama
membutuhkan uap kering untuk penggerak turbinnya, dan kebutuhan
uap tersebut disediakan oleh stasiun ketel uap, dimana stasiun ketel
uap berfungsi untuk menghasilkan uap.Ketel uap menggunakan bahan
bakar dari ampas tebu hasil gilingan pada stasiun gilingan. Secara
keseluruhan proses pembangkitan energi listrik dihasilkan dengan
bahan baku yang sudah tersedia di pabrik, tetapi penggunaan listrik
dari PLN dianggap lebih murah daripada menggunakan sistim tersebut,
karena dilihat dari segi perawatannya.
Dalam penggunaan energi listrik di PT. MaduBaru terbagi 2
tahapan yaitu yang pertama dalam masa giling, listrik yang digunakan
bersumber dari Turbin dan PLN sedangkan di luar masa giling
menggunakan listrik dari PLN dan diesel tetapi penggunaan hanya

34

apabila suplay listrik PLN tidak mencukupi . Kebutuhan suplai listrik


untuk produksi di pabrik, peralatan kantor, dan lingkungan pabrik
sehari-hari dengan menggunakan listrik PLN. Daya listrik yang di
gunakan di PT. MaduBaru sekitar 2 x 690 KVA untuk pabrik bagian
utara dan pabrik bagian selatan. Pembagian aliran listrik di dalam
pabrik ditangani sepenuhnya oleh seksi kelistrikan.
Kontak-kontak yang menghubungkan antara pembangkit energi
dengan beban pengguna adalah menggunakan open chink ataupun
NFB. Kontak-kontak ini digunakan untuk menentukan beban yang
akan dilayani. Beban yang terhubung haruslah dibawah daya yang
tersedia ketika generator sedang membangkitkan energi listrik.
Pembagian aliran beban ini sangat diperlukan jika terjadi kerusakan
generator, karena saat ada generator yang rusak maka akan
mengakibatkan jumlah daya yang diproduksi juga menurun. Penurunan
daya tersebut apabila tidak diimbangi dengan jumlah beban yang
terhubung, maka dapat terjadi pembebanan lebih/over load pada
generator lain dimana hal ini justru akan membuat seluruh generator
yang terhubung menjadi berat dan rawan terhadap lepas jaringan.

35

B. Skema Unit Pembangkit Tenaga Listrik di PT Madubaru

Gambar 3. 9 Skema Unit Pembangkit Tenaga Listrik di PT. Madubaru


36

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.
1. Berdasarkan hasil survey dan observasi khususnya dalam bidang
kelistrikan kami mendapatkan kesimpulan bahwa PT. Madubaru PG.
Modukismo menggunakan 3 Jenis Pembangkit Tenaga Listrik yaitu :
a) Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
b) Pembangkit Listrik Tenaga Diesel.
c) Pembangkit Listrik Dari PLN
2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap dihasilkan dari Pemasakan air didalam
Boiler yang menggunakan bahan Bakar sisa Penggilingan Tebu. Uap
kering Dari boiler tersebut dapat memutar Turbin Generator sebesar 2 x
1250 kw, dengan Putaran Turbin 1500 rpm.
3. Penggunaan PLTU milik PT. Madubaru PG. Modukismo dapat
meminimalisir cost biaya Listrik bagi Perusahaan pada masa Giling.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di gunakan sebagai cadangan
untuk operasioal Pabrik Jika supply dari PLN terhambat karena adanya
gangguan.
4. Penggunaan Sumber PLN digunakan bersama-sama dengan PLTU
ketika masa giling dengan terlebih dahulu menyingkronkan tegangan,
Frekuesnsi.

B. Saran.
Untuk lebih memahami tentang penggunaan teknologi dalam industry
diperlukan waktu yang panjang agar supaya kita dapat mengkaji lebih teliti
dan mendalam tentang kebutuhan energy listrik dan sumber yang tersedia.
Kemudian

ketika

hendak

melakukan

observasi

kedepan

agar

memperhatikan jadwal Produksi pabrik kita bisa terlibat langsung mulai


dari star awal proses hingga menjadi produk siap edar.

37

Lampiran :

38

39

40

Anda mungkin juga menyukai