MODUL Diklat Pemeriksaan Sarana Pengangkut Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis PDF
MODUL Diklat Pemeriksaan Sarana Pengangkut Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis PDF
MODUL
MATERI
PEMERIKSAAN KAPAL SECARA SISTEMATIK
OLEH :
TIM PENYUSUN MODUL PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI
KATA PENGANTAR
KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI
Sebagai bagian dari proses belajar mengajar yang berlangsung di Pusdiklat Bea dan
Cukai, kebutuhan akan modul yang mudah dan dapat dipelajari oleh para peserta Diklat
Pemeriksaan Sarana Pengangkut adalah sangat mendesak diperlukan.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas, maka disusunlah Modul Pemeriksan
Kapal Secara Sistematik.
Rangkuman yang dijadikan dasar pembuatan modul terdiri dari berbagai ketentuan
dan peraturan yang sedang dan masih berlaku antara lain diambil dari Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006 tanggal 15 Nopember 2006 tentang Perubahan atas Undang Nomor
10 Tahun 1995 tanggal 30 Desember 1995 tentang Kepabeanan, Undang-Undang Nomor
39 Tahun 2007 tanggal 15 Agustus 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
11 Tahun 1995 tanggal 30 Desember 1995 tentang cukai, dan Peraturan Pemerintah RI,
Surat Keputusan Menteri Keuangan RI, Surat Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai,
dan aturan-aturan lain yang berkaitan dengan topik bahasan dalam modul ini.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi
sehingga modul ini dapat disajikan. Kami menyadari akan keterbatasan prasarana dan
sarana penunjang dalam pembuatan modul ini, karena itu kami harapkan saran-saran dan
kritik dari pihak yang berkepentingan akan modul ini, yang nantinya akan dapat
menyempurnakan modul ini.
Jakarta,
Nopember 2007
Ttd.
Endang Tata
NIP. 060044462
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar . ............................................................................................................
Pendahuluan . .....................................................................................................
1.
1.
Test Formatif . 40
3.
4.
5.
Daftar Pustaka . .. 44
MODUL
PEMERIKSAAN KAPAL SECARA SISTEMATIK
2. Pendahuluan
1.1.Deskripsi Singkat
Sarana pengangkut yang tiba dari luar daerah pabean mempunyai resiko untuk
dijadikan alat untuk melakukan pelanggaran di bidang kepabeanan. Hal ini mengingat
banyak pihak memiliki akses terhadap sarana pengangkut ketika sarana pengangkut
tersebut berada di luar daerah pabean. Dapat anda bayangkan bagaimana ramainya
suatu pelabuhan laut internasional atau bandara internasional. Belum lagi bila hal
tersebut dikaitkan dengan kemungkinan adanya konspirasi internal antara pelaku pelaku
dengan oknum di lingkungan agen sarana pengangkut tersebut.
Dari pemikiran seperti itu maka pemeriksaan sarana pengangkut menjadi penting, hal
ini dimaksudkan agar hak-hak negara, berupa penerimaan pajak, dapat terjamin. Juga
agar jangan sampai barang-barang impor yang masuk jenis larangan dan pembatasan
masuk secara illegal dengan menggunakan sarana pengangkut tersebut. Penghentian
sarana pengangkut untuk pemeriksaan terhadap sarana pengangkut dan/atau barang di
atasnya dalam rangka penindakan dilakukan oleh Satuan Tugas yang terdiri dari
sekurang-kurangnya dua Pejabat Bea dan Cukai berdasarkan Surat Perintah yang
dikeluarkan oleh Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang dan diterbitkan berdasar kan
petunjuk yang cukup.
Penghentian sebagaimana dimaksud dapat dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai tanpa
Surat Perintah hanya dalam keadaan mendesak dan berdasarkan petunjuk yang cukup
bahwa sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya belum dipenuhi/diselesaikan
kewajiban pabeannya, tersangkut pelanggaran Kepabeanan, Cukai atau peraturan
larangan/ pembatasan impor atau ekspor. Keadaan mendesak sebagaimana dimaksud
adalah suatu keadaan dimana penegahan harus seketika itu dilakukan dan apabila tidak
dilakukan dalam arti harus menunggu surat perintah terlebih dahulu, barang dan sarana
pengangkut tidak dapat lagi ditegah sehingga penegakan hukum tidak dapat lagi
dilakukan.
Petunjuk yang cukup sebagaimana dimaksud adalah bukti permulaan ditambah dengan
keterangan dan data yang diperoleh antara lain, laporan pegawai; laporan hasil
pemeriksaan biasa; keterangan saksi dan/atau informan; hasil intelijen; atau hasil
pengembangan
Dalam hal Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang sebagaimana dimaksud tidak
menerbitkan Surat Perintah dalam waktu satu kali dua puluh empat jam sejak menerima
laporan dari Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan penghentian, pengangkut/sarana
pengangkut dan/atau barang di atasnya dapat segera meneruskan perjalanannya. Yang
dimaksud pemeriksaan dengan cara konvensional adalah pemeriksaan dengan
menggunakan alat dan peralatan yang sederhana, yang dominan menggunakan
pengalaman dalam pelaksanaan tugas, dan biasanya dilakukan untuk kapal yang belum
memiliki peralatan dan kelengkapan yang modern.
Kerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar, dalam hal ada yang tidak dapat
difahami/dimengerti atas penjelasan, keterangan, data yang ada pada modul agar
dibuatkan catatan untuk ditanyakan kepada pengajar.
Setiap akan belajar untuk mata pembelajaran ini agar modul dibaca dan dipelajari,
berdasarkan sistem pembelajaran KBK (pembelajaran atau kuliah berbasiskan
kompetensi), artinya sistem ini memacu peserta diklat harus lebih aktif belajar, diskusi
dan bertanya kepada pengajar, widyaiswara, diruang pembelajaran untuk memandu
diskusi sebagai moderatur atau fasilitator, untuk memacu peserta diklat lebih maju dan
kreatif.
wajib
menunjukkan
surat
perintah
kepada
pengangkut;dan
Dalam hal pengangkut tidak memenuhi kewajibannya, satuan tugas Bea dan Cukai
berwenang mencari semua surat dan dokumen dan memeriksa tempat-tempat dimana
disimpan surat atau dokumen yang diperlukan. Setiap tindakan, satuan tugas Bea dan
Cukai wajib membuat Laporan Penindakan. Untuk keperluan pemeriksaan barang di
atas kapal, pengangkut/nakhoda atau kuasanya wajib menunjukkan bagianbagian/tempat-tempat dimana disimpan barang; menyerah-kan barang dan membuka
peti kemas/kemasan barang; dan menyaksikan pemeriksaan. Dalam hal pengangkut
atau kuasanya tidak memenuhi kewajibannya , satuan tugas Bea dan Cukai berwenang
melakukan pemeriksaan karena jabatan. Setiap tindakan pemeriksaan kapal secara
jabatan, Satuan tugas Bea dan Cukai wajib membuat Laporan Penindakan. Dalam hal
hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya pelanggaran, pengangkut/sarana pengangkut
dan/atau barang di atasnya dapat segera meneruskan perjalanannya.
Dalam hal hasil pemeriksaan ditemukan adanya pelanggaran, kapal dan/atau barang di
atasnya ditegah dan dibawa ke Kantor Pabean yang mudah dicapai atau Kantor Pabean
tempat kedudukan pejabat penerbit Surat Perintah dan diserahkan kepada Pejabat
Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bea dan Cukai (PPNC DJBC) untuk dilakukan
penyidikan lebih lanjut. Atas hasil pemeriksaan kapal dan/atau barang di atasnya,
pejabat Bea dan Cukai wajib membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Dalam rangka pemeriksaan kapal, diperlukan juga pengetahuan ketentuan dan
terminologi nautika, nautika ini penting agar kapal berlayar tidak ada gangguan teknis,
maupun non teknis. Untuk optimalisasi hasil pemeriksaan kapal dilakukan pemeriksaan
kapal secara sistematisn dan menggunakan pengetahuan dan alat yang lebih maju atau
modern.
Maksud dari suatu pemeriksaan kapal adalah agar setiap pihak yang terkait dengan
pengoperasian kapal yang datang dari luar daerah pabean mematuhi ketentuan tentang
kewajiban untuk memberitahukan barang-barang impor yang dibawanya dari luar
daerah pabean, sebagaimana diperintahkan oleh Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995
tentang kepabeanan, khususnya ketentuan yang diatur dalam pasal 7 Undang-Undang
tersebut. Sedangkan tujuan dari suatu pemeriksaan kapal adalah untuk mencegah,
mencari dan menemukan adanya suatu tindakan yang dapat diduga sebagai pelanggaran
ketentuan kepabeanan dan cukai.
Menaiki kapal setelah bendera kuning diturunkan, yang merupakan tanda bahwa
kapal telah selesai dilakukan pemeriksaan oleh pihak Karantina dan dinyatakan bersih
Mencatat dan menghitung draft kapal secara kasar, untuk dibandingkan dengan berat
muatan kapal yang tercantum dalam manifes
menyatakan kapal akan diperiksa oleh satuan tugas Bea dan Cukai (Customs)
Meminta nakhoda untuk mengisi daftar isian tentang data-data kapal, yang meliputi :
- nama kapal
- kebangsaan
- pelabuhan terakhir yang disinggahi
- nama nakhoda
- pelabuhan tujuan lanjutan
- draft kapal (depan dan belakang)
- berat muatan kapal
- berat bahan bakar
- berat air tawar/air minum
- berat air balast
- berat bahan makanan
- jumlah berat keseluruhan
- hasil pemeriksaan draft
- selisih berat muatan
- tanggal, bulan, tahun dan jam tinggal di ambang luar
- tanggal, bulan, tahun, dan jam sandar di pelabuhan
- tanda tangan nakhoda
Meminta nakhoda untuk mengisi surat pernyataan tentang muatan kapal, meliputi :
- berat keseluruhan muatan
- berat bongkaran transit
- berat muatan ekspor
- berat muatan re-ekspor dan pelabuhan tujuan barang tersebut
- tanda tangan
- Ruang Palka
o bagian tersembunyi di antara dua ruang palka
o bagian atas saluran kabel di atas palka
o bagian bawah dari kayu-kayu penutup palka
- Buritan
o di dalam tangki air
o ruang-ruang tersembunyi di antara tangki kemudi dan tangki air segar
o di bawah gulungan-gulungan tali di atas dek
o di bawah gulungan tali di bawah ruangan penyimpan tali
o bagian-bagian tersembunyi di antara lorong-lorong palka
o di bawah lantai penyimpanan barang-barang kebutuhan dek
o bagian-bagian, ruangan-ruangan lainnya yang mencurigakan
- Kamar Mesin
o di dalam tangki keperluan sehari-hari
o di dalam tangki minyak pelumas
o di dalam lobang-lobang tiang penyangga meja kerja ABK kamar mesin
o bagian dan kelengkapan mesin bubut
o di dalam pipa ventilasi
o bagian-bagian tersembunyi di dalam tangki bahan bakar
o bagian-bagian tersembunyi di antara kamar mesin dengan ruang palka
o di dalam saluran udara ke msin uap
o bagian tersembunyi di sekitar as
o rongga-rongga di dalam switch control board
o tempat-tempat, bagian-bagian lainnya yang dicurigai dapat dipakai untuk
menyembunyikan barang-barang
- Membuat Berita Acara Penegahan barang yang ditandatangani oleh nakhoda kapal
sebagai saksi,
- Melaporkan setiap kejadian adanya pelanggaran kepada atasan langsung,
- Menegah dan mengamankan barang yang termasuk barang yang diimpornya
dibatasi,
- Membuat Berita Acara Penegahan atas barang pembatasan tersebut yang
ditantangani juga oleh Nakhoda sebagai saksi,
- Membawa barang-barang yang ditegah ke tempat menyimpanan barang-barang
tegahan,
- Memberikan tembusan Berita Acara Penegagan barang yang bersangkutan kepada
pihak-pihak yang barangnya ditegah,
- Meminta Nakhoda untuk menandatangani Surat Pernyataan Hasil Pemeriksaan
Sarana Pengangkut,
- Membuat laporan pemeriksaan kapal untuk dilaporkan kepada atasan langsung.
Pemeriksaan Sistematis
Kita lebih sering menganggap pemeriksaan kapal sebagai kegiatan yang tidak sulit,
sehingga kita sangat mudah melewatkan atau luput terhadap sesuatu yang sebenarnya
kita cari. Pemeriksaan kapal adalah kegiatan pemeriksaan yang paling rumit yang
dilakukan sebuah tim. Ketika melaksanakan pemeriksaan yang sulit, petugas harus
melakukannya secara sistematik. Pemeriksaan secara sistematik memiliki ciri-ciri:
metodis, terorganisasir, efisiens, logis, tertib, dan disiplin.
Pemeriksaan secara
sistematik akan membuka kesempatan yang lebih besar dalam menemukan apa yang
sebenarnya kita cari, jika benar-benar ada,
Pemeriksaan
Sangatlah tidak mungkin untuk memeriksa seluruh tempat yang ada pada kapal niaga.
Lebih baik melakukan tingkat pemeriksaan 5% namun dilakukan secara mendalam
(100%) dan sistematik daripada memeriksa seluruh tempat/ruang yang ada di kapal.
Karena keterbatasan kemampuan mental dan fisik petugas yang hanya mampu melakukan
pemeriksaan secara efektif selama 2 - 4 jam pada kondisi udara yang panas, lebih dari itu
pemeriksaan tidak efektif lagi karena faktor lelah (mental dan fisik). Petugas yang
merencanakan pemeriksaan, harus menjamin bahwa tempat-tempat yang ditargetkan
memiliki potensi yang sangat besar dalam menemukan apa yang kita cari (keputusan
peneentuan target lokasi didasarkan pada informasi yang tersedia)
Informasi
Merencanakan pemeriksaan kapal harus didasarkan pada informasi yang diperoleh dari:
-
Peninjauan kapal
Denah kapal
Waktu pemeriksaan
Dana
Nakhoda atau perwira kapal yang bertanggung jawab dihubungi untuk ditanyai dan
dimintai informasi
Pemeriksaan
o Kenali di mana kita akan memulai, bagaimana kita melakukannya dan di mana
lokasi terakhir pemeriksaan.
o Bagilah lokasi yang diperiksa menjadi beberapa bagian dan tempatkan anggota
tim di tiap lokasi. Penting bagi anggota tim untuk mengetahui tempat yang
menjadi tanggung jawabnya untuk menghindari pengulangan dan memastikan
pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dan lengkap.
o Sangatlah penting menjaga komunikasi antar petugas selama pemeriksaan,
komunikasi yang bagus akan membantu dalam pemeriksaan secara menyeluruh.
o Cobalah untuk berusaha apakah ada jalan termudah untuk memasuki tempat
yang akan diperiksa
o Selain hal-hal tersebut di atas, lihat dan berfikir!!
Awak Kapal
o Kenali lingkungan (tempat kerja) mereka.
o Waktu-mereka memiliki banyak waktu untuk menyembunyikan barang dengan
rapi atau dengan cara yang sangat sederhana (bahkan kadang disembunyikan
tepat di hadapan atau di bawah kita).
o Perlu diingat bahwa awak kapal telah sering menghadapi pemeriksaan kapal
yang dilakukan oleh Petugas Bea dan Cukai di seluruh dunia. Mereka
mengetahui bagaimana cara petugas melakukan pemeriksaan, dimana petugas
melakukan pemeriksaan, dan seberapa jauh petugas melaksanakannya.
memastikan
bahwa
menyembunyikan barang.
tempat
tersebut
tidak
digunakan
untuk
Bagian belakang anjungan biasanya adalah ruang peta, ruang peta terdiri dari peta
untuk keperluan navigasi yang dibutuhkan kapal dalam pelayarannya. Peta ini terpisah
lembar per lembar. Di tiap lembarnya terdiri peta dari daerah tertentu. Terkadang peta
pelayaran terbagi dalam beberapa lembar jika kapal sering melakukan rute yang sama.
Peta biasanya disimpan di dalam meja peta dan disimpan di laci besar dengan ruang
kosong dibelakang laci. Terdapat banyak rak, yang terdiri dari berita navigasi yang
dibutuhkan kapal. Locker di tempat ini berisi isyarat keadaan darurat, jas hujan, dll.
Ruang peta
Terdapat juga ruang atau tempat untuk menyimpan bendera isyarat dan bendera dari
berbagai macam negara. Di dermaga, pintu masuk ke anjungan hanya disediakan bagi
perwira jaga, dan selalu dalam keadaan terkunci. Di laut, anjungan selalu ditempati
perwira jaga dan juru mudi. Di atas anjungan terdapat daerah yang disebut dek
embarkasi (monkey island). Tempat ini berada pada posisi tertinggi di kapal. Biasanya
memiliki ruang battery yang terdiri dari batery darurat yang menjadi cadangan bagi
semua alat komunikasi apabila terjadi kerusakan sistem power. Pemeriksaan ruang
battery tersebut harus hati-hati mengingat bahaya yang dapat ditimbulan dari cairan
asam baterry. Di monkey island juga terdapat kompartemen tahan air lainnya berisi
tanda isyarat dengan bentuk khusus (bola dan belah ketupat) yang harus dibawa
kapal.Tiang isyarat kapal, yang berhubungan dengan lampu navigasi dan lampu isyarat
lainnya digunakan untuk menginformasikan keadaan tertentu di kapal. Tiang isyarat
juga disebut pohon natal. Scanner radar juga terpasang di atas tiang (pohon natal).
Karena besarnya tegangan dan transimisi gelombang radio yang digunakan radar,
sangat penting bagi kita untuk memastikan bahawa radar dalam keadaan mati ketika
kita bekerja di sekitar monkey island. Antena alat navigasi dan komunikasi juga dapat
ditemukan di area ini.
Anjungan adalah area dari kapal dimana kapal dikenal. Terdiri dari alat navigasi,
komunikasi, alat pencegah tabrakan, dan alat kendali kapal. Di bawah dek anjungan
terdapat dek akomodasi. Tepat di bawah anjungan adalah ruang/cabin kapten/nakhoda.
Pada kebanyakan kapal Juru Mudi akan ditemukan di sisi kanan (startboard) kapal
sementara Kepala Kamar Mesin berada di sisi kiri (port) kapal. Tempat penyimpanan
barang (bonded store) juga terdapat di dek ini, begitu juga brankas kapal.
Semua dek lain di bawahnya adalah akomodasi bagi perwira lain dan awak kapal.
Berbagai lemari penyimpan/locker miliki bagian lain juga terdapat di gang/lorong
akomodasi. Denah kapal menunjukakan beberapa area dari kapal, denah umum, palka,
tanki, denah pemadam kebakaran, prosedur darurat, isyarat darurat dll akan tampak di
dinding sekat akomodasi.
Terminologi nautika
Abaft
Abeam
Aboard
di atas kapal
Aft (buritan)
Alleyway
Amidship
Anchor (Jangkar)
Jangkar cadangan
Anchor Cable
(Rantai Jangkar)
rantai
besar
yang menghubungkan
Astern
Athwartship
Ballast
Beam
Berth
Bilge (got)
Bill Of Lading
Bitts (bolder)
Bow
Bow line
Bridge
Bulk carrier
Bulkhead
dinding/sekat kapal
Bulwark
Bunkers
Cabin
Capstan
Catwalk
Chain Locker
Cofferdam
Companionway
Crows Nest
Davits
Deadweight
Deck (geladak)
lantai kapal
Deck head
langit-langit kapal
Sekoci penyelamat
Derrick
mesin
derek
yang
digunakan
untuk
mengangkat/
Draught
Fairlead
Fathom
Fender
Flotsam
Frames
Freeboard
Galley
dapur kapal
Gangway
Gantry
Guys
Hatch
Helm
kemudi kapal
Hold
Hull
In Ballast
Keel (lunas)
Knot
List
Life Raft
Load line
Log
Log book
buku harian kapal, biasa disebut juga rough log book atau
deck log book
Manifest
Mess
Monkey Island
Mooring Line
O.B.O
Old man
master/captain kapal
Pilot Ladder
Poop
Port
Rudder
Samson Posts
Smokestack
Sounding
Starboard
Stem
Stern
buritan kapal
Superstructure
Stern
buritan kapal
Superstructure
Tanker
Gross Tonnage
Net tonnage
Trim
Windlass
Winch
mooring winches
Draft kapal
- Cara menghitung berat muatan:
Menghitung dwt dengan memakai deadweight scale
Menghitung displacement dengan menggunakan hydrostatic curve
Menghitung displacement dengan menggunakan ukuran utama kapal
Menggunakan volume ruang muat yang tertera pada surat ukur kapal
- Tonage
peraturan dan cara tertentu yang dapat dianggap menunjukkan internal capacity suatu
kapal, yaitu banyaknya ruangan didalam kapal yang dapat memberikan keuntungan.
Terdapat dua macam register tonage, yaitu Brt (bruto register tonage), dan Nrt (netto
register tonage)
- Cb = coefisient block adalah perbandingan antara volume badan kapal di bawah air
dengan volume kotak yang dibatasi oleh panjang (l), lebar (b) dan sarat air (d)
yang sama. Rumus: Cb = volume displacement : (l x b x d)
= 0,65 - 0,75
= 0,35 - 0,50
kapal tanker
= 0,75 - 0,80
barge (tongkang)
= 0,80 - 0,95
= 0,65 - 0,70
- Displacement adalah jumlah air dalam ton yang dipindahkan oleh kapal terapung,
atau gaya tekan keatas oleh air terhadap kapal yang besarnya sama dengan berat
zat cair yang dipindahkan atau sama dengan volume badan kapal yang tercelup
dikalikan dengan berat jenis air laut (BD air laut = 1,025).
Rumus, Displacement = volume x BD air laut = l x b x t x cb x bd
- Dead weight ( Dwt ) atau bobot mati adalah gabungan berat dalam ton untuk
berat muatan,
- Light weight (lwt) atau berat kapal kosong adalah berat badan kapal,bangunan atas,
peralatan/perlengkapan kapal, permesinan kapal dan lain-lain
Rumus, Lwt = Displacement-Dwt
- Berat muatan ( PB ) hasil perhitungan berat muatan yang secara kasar tersebut akan
dibandingkan dengan berat muatan yang tercantum dalam manifest kapal, dari
perbandingan tersebut petugas dapat memperkirakan kemungkinan ada/tidak nya
kelebihan atau pelanggaran. Rumus, PB = Dwt-Lwt
Denah Kapal
Denah Kapal
Denah Kapal
Denah Kapal
Draf Kapal
Sarat kapal adalah kedalaman bagian kapal yang terendam air. Sarat kapal ini terkait
dengan berat kapal beserta isinya. Hubungan antara bobot mati (dead weight) kapal
dengan saratnya dapat di ambil sebagai perkiraan sebagai berikut.
Sarat Kapal
Dalam Kaki (FT)
Sarat Kapal
Dalam Desimeter (DM)
10.000
26
79
20.000
30
91
50.000
38
115
100.000
48
146
200.000
60
183
300.000
72
219
500.000
90
274
1.2.Latihan
1). Pertanyaan:Jelaskan apa saja yang harus dipersiapkan sebelum Petugas Bea dan Cukai
melakukan pemeriksaan kapal!
Jawab: Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan kapal
adalah sebagai berikut mempersiapkan Surat Perintah Pemeriksaan Kapal,
mempersiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan, seperti cermin, obeng, kunci
pas, lampu senter, kamera, dan narcotest, dll. Mempersiapkan Formulir-Formulir,
mempelajari denah kapal, menghubungi agen atau kantor perwakilan untuk kapal
yang berbendera asing, dan mengatur pembagian tugas pemeriksaan kapal. Yang
perlu diingat disini adalah bahwa kapal yang dapat diperiksa di kade atau di perairan
pelabuhan adalah kapal yang melakukan pembongkaran, atau singgah lebih dari satu
kali dua puluh empat jam.
2).
1.3.Rangkuman
Dalam pelaksanaan tugas pegawai Bea dan Cukai masih ada yang menganggap
pemeriksaan kapal sebagai kegiatan yang tidak sulit, sehingga kita sangat mudah
melewatkan atau luput terhadap sesuatu yang sebenarnya kita cari. Pemeriksaan kapal
adalah kegiatan pemeriksaan yang paling rumit yang dilakukan sebuah tim.
Pemeriksaan secara sistematik akan membuka kesempatan yang lebih besar dalam
menemukan apa yang sebenarnya kita cari, jika benar-benar ada, dan apat dijadikan
dasar untuk menyimpulkan bahwa apa yang kita cari benar-benar tidak ada.
Sangatlah tidak mungkin untuk memeriksa seluruh tempat yang ada pada kapal niaga.
Lebih baik melakukan tingkat pemeriksaan 5% namun dilakukan secara mendalam
(100%) dan sistematik daripada memeriksa seluruh tempat/ruang yang ada di kapal.
Karena keterbatasan kemampuan mental dan fisik petugas yang hanya mampu
melakukan pemeriksaan secara efektif selama 2 - 4 jam pada kondisi udara yang panas,
lebih dari itu pemeriksaan tidak efektif lagi karena faktor lelah (mental dan fisik).
2.Test Formatif
1). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk
tempat yang ada di Tiang Utama Kapal, yang diperhatikan adalah bagian atas tiang
utama, di dalam ventilasi pada bagian kamar pompa, bagian atas palfond tempat
memasukan cargo, dan pada:
a. Ruang di bawah lantai kapal
b. Bagian dasar menara radar
c. Bagian atas saluran kabel ruang ganti
d. Bagian bawah mesin derek
2). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk
tempat yang ada di Ruang Palka, yang diperhatikan adalah bagian tersembunyi di
antara dua ruang palka, bagian atas saluran kabel di atas palka, dan pada:
a. Bagian bawah dari kayu-kayu penutup palka
b. Ruang di bawah lantai kapal
c. Bagian dasar menara radar
d. Bagian atas saluran kabel ruang ganti
3). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk
tempat yang ada di Ruang tengah kapal (sebelah dalam) kamar ABK yang
diperhatikan adalah
barang pribadi, di balik kaca cermin, di balik sofa dan tempat duduk, locker bagian
atas, di bawah bantal-bantal sofa, di bawa dasar locker, di sekitar rangka jendela, laci
bawah meja tulis, rangka kayu tempat tidur, bagian tersembunyi lemari pakaian,
bagian bawah tempat tidur, di bawah pipa ventilasi , dan pada:
a. Ruang di bawah lantai kapal
b. Bagian dasar menara radar
c. Di bawah lantai kamar
d. Bagian atas saluran kabel ruang ganti
4). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk
tempat yang ada di Tempat untuk minum (restoran, bar, dll) yang diperhatikan adalah
langit-langit, di dalam vacuum cleaner, di dalam sambungan pipa toilet, di balik rakrak perbekalan, di balik lemari gantung kamar tempat penyimpanan makanan, di
bawah pot-pot tanaman, dan pada:
a. Ruang di bawah lantai kapal
b. Bagian atas saluran kabel ruang ganti
c. Bagian bawah mesin derek
d. Bagian dasar menara radar
5). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk
tempat yang ada di Bagian tengah kapal (sebelah luar), yang diperhatikan adalah di
dalam perahu karet dan sekoci, saluran udara di dek, di dalam saluran ventilasi, , di
dalam kotak pasir, di dalam tangga tali, di bawah ember-ember pasir, di dalam besibesi berongga, di bawah palang kayu, dan pada :
a. Ruang di bawah lantai kapal
b. Bagian dasar menara radar
c. Bagian atas saluran kabel ruang ganti
d. Bagian bawah mesin derek
6). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk
tempat yang ada di Buritan, yang diperhatikan adalah, ruang-ruang tersembunyi di
antara tangki kemudi dan tangki air segar, di bawah gulungan-gulungan tali di atas
dek, di bawah gulungan tali, di bawah ruangan penyimpan tali, bagian-bagian
tersembunyi di antara lorong-lorong palka, di bawah lantai penyimpanan barangbarang kebutuhan dek, bagian-bagian ruangan-ruangan lainnya yang mencurigakan,
dan pada:
a. Di dalam tangki air
b. Ruang di bawah lantai kapal
c. Bagian dasar menara radar
d. Bagian bawah mesin derek
7). Rangkaian kegiatan pemeriksaan Kapal dilakukan oleh petugasBea dan Cukai dengan
cara menilai resiko secara lengkap, berdasarkan, hasil analisa jurnal kapal, hasil
peninjauan kapal, hasil (laporan) pemeriksaan kapal sebelumnya, dan dengan cara:
a. Hasil menghitng volume barang
b. Hasil menghitung tonase barang impor/ekspor
c. Hasil menghitung draf kapal
d. Hasil menghitung panjang, lebar dan tinggi kapal
9). Ukuran berat kotor kapal, termasuk muatan, bahan bakar, awak kapal, penumpang
dan persediaan, adalah:
a. Brt
b. Nrt
c. Deadweight
d. Displacement
10). Tanda berupa garis di sisi kapal (di tengah), sebagai petunjuk kedalaman atau
kemampuan kapal mengangkut muatan dalam kondisi yang berbeda, adalah:
a. Log book
b. Load line
c. List
d. Life Raft
6. a
2. a
7. c
3. c
8. a
4. b
9. c
5. b
10. b
Cocokkan hasil jawaban dengan kunci jawaban yang disediakan pada modul ini. Hitung
jawaban Anda yang kedapatan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui
tingkat pemahaman terhadap materi. Perhatikan dan cocokan hasil jawaban Anda
dengan hasil perhitungan sesuai rumus dengan hasil pencapaian prestasi belajar
sebagaimana data pada kolom dibawa ini.
TP =
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari
mencapai
91 %
s.d
100 %
Amat Baik
81 %
s.d.
90,00 %
Baik
71 %
s.d.
80,99 %
Cukup
61 %
s.d.
70,99 %
Kurang
5.Daftar Pustaka .
Undang-undang No. 17 tahun 2006 Tanggal 15 Nopember 2006 tentang Perubahan
Undang-undang No. 10 tahun 1995 Tanggal 30 Desember 1995 tentang Kepabeanan.
Territoriale Zee En Maritieme Kringen Ordonantie (TZEMKO) No. 442 Th 1939
Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan
Indische Scheepvaart-Wet (Staatablad 1936 No. 700) Tentang Pelabuhan
Undang-undang No. 19 Tahun 1960 Tentang Pengelola Pelabuhan
Keputusan Mahkamah Internasional tahun 1951 dalam Anglo-Norwegian Fisheries
Case yang membenarkan penarikan garis-garis dasar lurus (straight base lines) dalam
point to point theory dari Archipellagic State Principle, melalui Pengumuman
Pemerintah Indonesia tanggal 13 Desember 1957 yang dikenal dengan nama
Deklarasi Juanda
UU No. 9 Tahun 1969 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan
Instruksi Presiden No. 17/1967 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan
PP No. 18/1969 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan
PP No. 11/Tahun 1983 Tentang Perum Pelabuhan
PP No. 3/Tahun 1983 Tentang pelabuhan di Indonesia dibagi dalam empat Perum.
Undang-Undang Otonomi Daerah, yaitu UU No. 22/1999 dan PP No. 25/2000
Tentang kewenangan provinsi sebagai daerah otonom oleh Pemerintah.
SK Menhub No. 53 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional.
SK Menhub No. 54 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut.
SK Menhub No. 55 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus.
Shipping-Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut, Edisi Revisi, oleh
Capt. R.P.Suyono, penerbit PPM-Jakarta Tahun 2003
Buku Panduan Customs Course Ships Search Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai-Jakarta Tahun 2005 Pemeriksaan Kapal (Buku Panduan ini
diperoleh dari hasil Shipsearch Training Course di National Enforcement Training
Course Australian Customs Service pada bulan April Mei 2005, dan telah
diterjemahkan oleh, Pegawai DJBC Nama Sonny Wibisono, I Wayan Sapta Darma,
Andhi Pramono, dan Fabian Cahyo Wibowo