Modul-04/PJ.042/2013
2013
UNTUK KEPENTINGAN DINAS
Modul Pemeriksaan – Industri Makanan &Minuman 2013
DISCLAIMER
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka peningkatan kapasitas dan
kompetensi pegawai Direktorat Jenderal Pajak khususnya Pemeriksa Pajak dalam memahami
proses bisnis dari bidang industri makanan dan minuman.
Materi dalam modul ini bersumber dari berbagai literatur, nara sumber, ketentuan formal,
pengalaman tim penyusun dan sumber lainnya.
Informasi/ bahan-bahan ajar yang ada dalam modul ini hanya untuk kepentingan internal
Direktorat Jenderal Pajak, digunakan sebagai bahan ajar dan bukan dimaksudkan sebagai
aturan dalam pemeriksaan pajak atau pelaksanaan tugas.
PENGHARGAAN
Ucapan terima kasih diberikan kepada tim penyusun atas segala jerih payah dalam
penyampaian informasi/ bahan yang berharga ini, sehingga tersusun modul ini. Semoga hasil
karya ini menjadi bagian amal baik bagi tim penyusun dan membawa manfaat bagi
penggunanya.
TIM PENYUSUN
Penanggungjawab :
Freddy Dwi Artanto - Kepala SubDirektorat Teknik dan Pengendalian Pemeriksaan
Ketua Tim :
Sirmu - Kepala Seksi Teknik Pemeriksaan
Penyusun :
Tim Kanwil DJP Jawa Barat I
Editor :
Akhmad Karyadi – Pemeriksa Pajak
Ramot Immanuel A L Tobing- Pelaksana Seksi Evaluasi dan Kinerja Pemeriksaan
i
Modul Pemeriksaan – Industri Makanan &Minuman 2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
yang selalu memberikan limpahan rahmat, semangat, dan kekuatan untuk selalu dapat
meningkatkan kapasitas pegawai Direktorat Jenderal Pajak khususnya para Pemeriksa
Pajak. Sehingga diharapkan hal tersebut dapat mendukung pelaksanaan tugas
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan dan optimalisasi penerimaan pajak yang
merupakan tugas utama Direktorat Jenderal Pajak.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-184/PMK.01/2010
tanggal 11 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan,
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan memiliki tugas untuk merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pemeriksaan. Dalam
pelaksanaan tugas, kami berkomitmen untuk selalu bekerja dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai Kementerian Keuangan, yaitu integritas, profesionalisme, sinergi, pelayanan,
dan kesempurnaan.
Salah satu upaya untuk menjaga komitmen tersebut adalah dengan
meningkatkan kapasitas Pemeriksa Pajak melalui serangkaian pendidikan dan pelatihan
berjenjang maupun In House Training (IHT) yang didukung oleh modul pembelajaran
yang materinya berasal dari hasil kajian kebutuhan bahan ajar disesuaikan dengan
perkembangan proses bisnis dunia usaha, telaahan proses bisnis sektor-sektor tertentu,
dan dinamika peraturan perundang-undangan perpajakan. Penyediaan modul
pembelajaran diharapkan dapat mendukung pelaksanaan tugas.
Kami berharap, modul ataupun bahan ajar ini tidak hanya digunakan dalam
rangka mendukung pemeriksaan. Namun, dapat dipergunakan lebih luas dalam rangka
penggalian potensi perpajakan secara umum oleh semua pegawai Direktorat Jenderal
Pajak.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kami sampaikan
kepada Tim Penyusun yang telah menuntaskan tugasnya, ikhlas meluangkan waktu dan
mencurahkan tenaga, pengalaman serta pikiran sehingga modul ini dapat tersusun
dengan baik. Semoga segala upaya Tim Penyusun menjadi amal kebaikan, dan modul
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
ii
Modul Pemeriksaan – Industri Makanan &Minuman 2013
DAFTAR ISI
DISCLAIMER ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Gambaran Umum Produk Makanan dan Minuman ............................................... 1
1.2 Sekilas Perkembangan Industri Makanan dan Minuman ...................................... 2
BAB II .............................................................................................................................. 4
PROSES BISNIS ............................................................................................................ 4
2.1 Kegiatan Industri................................................................................................... 4
2.1.1 Pengadaan Bahan Baku ................................................................................... 4
2.1.2 Proses Produksi ................................................................................................ 5
2.1.3 Pemasaran hasil produksi ................................................................................ 8
2.2 Sistem Akuntansi ................................................................................................ 10
2.2.1 Analisis Perkiraan pada Laporan Keuangan dan SPT ..................................... 10
2.2.2 Analisis Perkiraan Penghasilan ....................................................................... 11
2.2.3 Analisis Biaya .................................................................................................. 12
BAB III .......................................................................................................................... 18
PERATURAN DAN DATA TERKAIT ............................................................................. 18
3.1 Peraturan yang Terkait dengan Industri Makanan Dan Minuman........................ 18
3.2 Potensi Perpajakan............................................................................................. 19
3.3 Perijinan ............................................................................................................. 21
3.4 Industri Terkait .................................................................................................... 22
BAB IV ......................................................................................................................... 23
PERSIAPAN DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN .......................................................... 23
4.1 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan ........................................................................ 23
4.1.1 Prosedur Pemeriksaan Atas Peredaran Usaha ............................................... 23
4.1.2 Prosedur Pemeriksaan atas Harga Pokok Penjualan ..................................... 23
iii
Modul Pemeriksaan – Industri Makanan &Minuman 2013
iv
Modul Pemeriksaan – Industri Makanan &Minuman 2013
BAB I
PENDAHULUAN
Bentuk badan hukum dari sebagian besar industri makanan dan minuman di
Indonesia adalah dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT), baik dengan status
penyertaan modal dalam negeri (PMDN) ataupun melalui joint venture yaitu gabungan
penyertaan modal dalam negeri dengan modal asing (PMA).
BAB II
PROSES BISNIS
Bahan baku yang dibutuhkan biasanya bukan berupa bahan mentah melainkan
sudah dalam bentuk bahan setengah jadi, dalam arti sudah melalui suatu proses
produksi sampai level tertentu.
Bahan baku yang sudah setengah jadi tersebut oleh perusahan makanan dan
minuman di Indonesia dimasukkan dalam proses produksi dengan ditambah
bahan penolong untuk menghasilkan suatu produk. Karena bahan bakunya
sudah berupa bahan setengah jadi, dalam proses produksi, tingkat rendemennya
sangat rendah atau bahkan dapat dikatakan tidak terdapat rendemen.
produksi; pemeriksa pajak harus memahami benar kegiatan produksi dari wajib
pajak yang diperiksa.
Proses produksi 1
Bahan
Baku A
Bahan
Baku C
Proses Produksi 2
Bahan
Baku G
Proses
Pemisah
an
Bahan Bahan
Bahan Bahan Baku G2 Baku B
Baku A Baku G1
Proses
Proses Produksi
Produksi
Maka
Maka nanZ
nanY
Packing
Packing
Gudang
Gudang
Biaya Pemasaran
Di dalam proses pemasaran makanan dan minuman akan timbul biaya-biaya
baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam penjualan hasil
produksi. Biaya pemasaran untuk produk makanan dan minuman biasanya
berupa biaya iklan melalui media massa antara lain : koran, majalah, televisi,
radio dan billboard.
Selain biaya iklan, biaya yang biasanya timbul di dalam jalur distribusi /
pemasaran produk makanan dan minuman, adalah :
- Biaya Seminar dan Ekshibisi / Pameran
Biaya ini merupakan pengeluaran untuk memperkenalkan produk
perusahaan baik produk baru maupun produk lama, seperti antara lain :
Honor dan akomodasi peserta,
Sewa tempat, sewa stan dan pemasangan banner/baliho
Biaya presentasi dan lain-lain.
- Bonus
Bonus merupakan penghargaan berupa uang (black bonus) atau barang
kepada distributor dan atau retailer (supermarket/pasar/toko) yang telah
berprestasi dalam pencapaian target yang telah ditetapkan.
- Promotion Materials
Biaya ini merupakan contoh makanan dan minuman yang diberikan
kepada distributor dan atau retailer dalam rangka memperkenalkan
produknya.
Pengakuan pendapatan pada umumnya diakui bila risiko yang signifikan dan
kekuasaan atas kepemilikan produk telah berpindah kepada pembeli, dan tidak
ada ketidak-pastian yang signifikan yang mungkin terjadi.
Gross Sales
Gross Sales adalah penjualan kotor dari produk yang dihasilkan yaitu makanan
dan minuman-makanan dan minumanan, baik tunai maupun kredit.
Pencatatan pendapatan/penjualan ini pada umumnya diakui pada waktu barang
telah dikirimkan dan diterima oleh pembeli dalam hal ini Distributor / Pedagang
Besar dan telah dibuatkan Faktur Penjualannya.
Penjualan kepada Distributor ini biasanya adalah penjualan putus, sehingga
risiko yang terjadi setelah penjualan adalah ditanggung oleh pembeli (Distributor
/ Pedagang Besar).
Discount on Sales
Discount on Sales ini dicatat atau dicantumkan dalam Faktur Pajak yang
diterbitkan oleh perusahaan sebagai pengurang penjualan.
Sponsorship
Promotional Materials
Proffesional Fees
Contract Labour
imbalan kepada supermarket, pasar dan toko makanan dan minuman, dan biaya-
biaya lainnya sehubungan dengan kegiatan promosi. Dalam biaya ini kadang-
kadang ada pula biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan sewa stan dalam
seminar/pameran.
disaksikan oleh instansi yang berwenang (BPOM) dan dibuatkan berita acaranya
pula.
Riset nomor 1 dan 2 pada umumnya dilakukan pada laboratorium milik sendiri,
sedangkan riset nomor 3 selain dapat dilakukan di laboratorium sendiri juga
dapat meminta jasa pihak ketiga.
Untuk tujuan tersebut di atas, perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut.
Minta dan pelajari layout atau peta proses produksi dari pabrik dan gudang
penyimpanannya.
Lakukan tinjauan ke pabrik
Minta jenis produk dan bandingkan dengan keadaan dilapangan
Lakukan tinjauan ke gudang
Mintakan kartu gudang dan bandingkan dengan saldo per akhir tahun.
BAB III
- Pembelian (impor/lokal)
2. Pembelian bahan baku PPh Ps.22, PPh Ps.23
- Penyimpanan
dan PPN ( Jasa Luar
- Pengangkutan
Negeri )
3 Proses Produksi :
3.c Royalty Tidak ada pegawai dari PPN Jasa Luar Negeri,
pemilik royalty yang datang PPh Ps. 26
3.d Technical Assistance Tidak ada pegawai yang PPN Jasa Luar Negeri,
Fees datang PPh Ps. 26
- Biaya Penyusutan
3.e Atas Aset PPh Ps. 23. PPh Ps. 25
- Biaya pemeliharaan
4. Pemasaran :
4.b Pemberian imbalan kpd. Pemberian imbalan kpd PPh Ps.21, Ps. 23
Retailer, konsultan supermarket, pasar, atau
toko yang telah mencapai
target penjualan tertentu
untuk produknya atau
konsultan.
3.3 Perijinan
Untuk melindungi masyarakat dari produk pangan olahan yang membahayakan
kesehatan konsumen, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan keamanan pangan. Salah satunya
adalah peraturan mengenai kewajiban pendaftaran produk pangan olahan seperti
yang tercantum dalam PP No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan dan
PP No. 48 tahun 2001 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang Berlaku pada Badan Pengawas Makanan dan minuman dan Makanan.
Institusi pemerintah yang bertanggungjawab terhadap peredaran produk pangan
olahan di seluruh Indonesia adalah Badan Pengawasan Makanan dan minuman dan
Makanan (Badan POM) RI.
Semua produk makanan dan minuman yang akan dijual di wilayah Indonesia, baik
produksi lokal maupun impor, harus didaftarkan dan mendapatkan nomor
pendaftaran dari Badan POM, sebelum boleh diedarkan ke pasar. Peraturan ini
berlaku bagi semua produk pangan yang dikemas dan menggunakan label sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagi Badan POM, nomor
pendaftaran ini berguna untuk mengawasi produk-produk yang beredar di pasar,
sehingga apabila terjadi kasus akan mudah ditelusuri siapa produsennya.
Apabila kita melihat pada produk-produk makanan dan minuman yang beredar di
supermarket, toko, warung dan pasar, maka nomor pendaftaran dapat kita temukan
di bagian depan label produk pangan tersebut dengan kode SP, MD atau ML yang
diikuti dengan sederetan angka. Nomor SP adalah Sertifikat Penyuluhan, merupakan
nomor pendaftaran yang diberikan kepada pengusaha kecil dengan modal terbatas
dan pengawasan diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kodya, sebatas
penyuluhan. Nomor MD diberikan kepada produsen makanan dan minuman
bermodal besar yang diperkirakan mampu untuk mengikuti persyaratan keamanan
pangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan nomor ML, diberikan
untuk produk makanan dan minuman olahan yang berasal dari produk impor, baik
berupa kemasan langsung maupun dikemas ulang.
Bagi produsen yang mempunyai beberapa lokasi pabrik yang berlainan, namun
memproduksi produk yang sama, maka nomor MD yang diberikan adalah
berdasarkan kode lokasi produk. Sehingga dapat terjadi suatu produk pangan yang
sama, akan tetapi mempunyai nomor MD yang berbeda karena diproduksi oleh
pabrik yang berbeda. Akhir-akhir ini semakin banyak produsen yang menggunakan
jasa produksi dari pabrik lain, atas istilah tol manufaktur atau maklon. Dalam kasus
ini, nomor MD adalah diberikan kepada pobrik yang memproduksi produk tersebut.
Sehingga apabila produsen tersebut akan mengalihkan produksinya ke pabrik lain,
maka harus mendaftar ulang kembali ke Badan POM.
BAB IV
Jika dilakukan dengan jasa event organizer atau pihak ketiga mintakan dan
pelajari perjanjian kegiatan peluncuran produk tersebut,
Resume biaya-biaya yang ada hubungannya dengan Obyek PPh pasal 21
dan 23
Bandingkan dengan SPT PPh pasal 21 dan Pasal 23 nya
Keluarkan biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan kena
pajak
a. Equalisasi PPN
Lakukan pengujian equalisasi antara perhitungan PPN dalam SPT masa PPN
selama masa yang diperiksa dengan obyek PPN yang dilaporkan pada SPT PPh
Badan baik untuk PPN Masukan maupun PPN Keluaran.
BAB V
PENUTUP
CONTOH KASUS
Dua contoh kasus yang mungkin terjadi dalam industri makanan dan minuman:
1) PT ABC merupakan perusahaan industri minuman teh dalam kemasan yang terdaftar
di KPP Pratama ABCD. Tim Pemeriksa Pajak melakukan pemeriksaan lapangan pada
perusahaan tersebut. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan perbedaan signifikan
antara laporan SPT dengan Pembukuan Wajib Pajak. Namun diketahui Wajib Pajak
membuat packing product kepada PT. DEF. Dari hasil konfirmasi pada PT. DEF
diketahui pembelian kemasan produk oleh PT. ABC sebanyak 3 kali dari total penjualan
yang dilaporkan.