Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN

HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

NRP

4213101017

Hari

Senin

Tanggal

15 Juni 2015

Dosen Pembimbing :
Perusahaan

PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari

Pada tanggal 15 Juni 2015, kegiatan kerja praktek pada PT. DOK & PERKAPALAN KODJA
BAHARI diawali dengan pengenalan terhadap berbagai divisi dan bengkel oleh Bapak Arifin
dari bagian HRD. Tata tertib dalam melangsungkan kegiatan kerja praktek pada PT. DOK &
PERKAPALAN KODJA BAHARI yaitu sebagai berikut:
Praktek kerja lapangan industry/riset/magang dilakukan selama 1 (satu) bulan terhitung mulai
tanggal 15 Juni s/d 15 Juli 2015
Jam kerja mulai 07.30 s/d 16.30 WIBdan mengikuti senam kesegaran jasmani setiap hari
Jumat.
Selama melaksanakan, peserta riset/magang/kerja praktek diwajibkan
mengenakan,membawa, Helm, pakaian kerja werpak atau pakaianseragam dinas
instansi/Almamater.
Peserta riset, magang/PKL wajib mentaati peraturan perusahaan dan sebelum melakukan
riset/magang/PKL agar melaporkan diri 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan ke Human Capital
Shipyard Jakarta I
Selama magang/PKL mendapatkan makan siang dari Senin s/d Jumat.
Kerja praktek hari pertama dilakukan pada bagian Engineering. Tugas bagian engineering pada
PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI adalah sebagai intendent dalam aktivitas
bangunan baru dan reparasi. Bagian engineering akan menerima daftar reparasi yang diperlukan
atau proses pengerjaan suatu bangunan baru yang diberikan oleh owner kapal.
Dalam kegiatan bangunan baru, gambar disediakan oleh owner kapal. Dalam keadaan lain,
gambar desain kapal dapat menggunakan gambar dok lain atau penggambaran ulang setelah
repair dan revisi pada suatu kapal. Gambar sebelum dan setelah dilakukan reparasi akan
diberikan kepada owner sebagai arsip apabila di kemudian hari akan dilakukan repair pada kapal
tersebut.
Selain gambar terbaru hasil revisi, bagian engineering juga akan mencatat dan memberikan
docking report setelah proses docking selesai. Informasi yang termuat dalam docking report
meliputi,

Replating
Ultrasonik Test
Hasil uji alat elektronik

Pengukuran propulsi kapal


Pengukuran auxiliary

Pada bagian engineering juga dibantu oleh bagian renwas yang mengatur porsi kerja dan lama
pengerjaan suatu aktivitas bangunan baru atau repair. Dimana engineering akan memberikan
daftar kerja dan renwas akan memberikan perencanaan waktu, jumlah sumber daya manusia yang
diperlukan untuk suatu pekerjaan.

Figure 1 alat bantu ukur

Mengetahui,
Kepala Bidang Engineering

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

NRP

4213101017

Hari

Selasa

Tanggal

16 Juni 2015

Dosen Pembimbing :
Perusahaan

PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari

Pada 16 Juni 2015, kegiatan kerja praktek dilaksanakan pada bagian RENWAS (Rencana
dan Pengawasan) yang merupakan salah satu bagian dari divisi engineering. Bidang yang diurus
oleh bagian renwas meliputi beberapa hal yaitu;

Menjadwalkan kunjungan surveyor berdasarkan panggilan


Menjadwalkan survey kapal yang dilakukan per section tergantung dari penyelesaian
bangunan kapal
Membuat rencana timeline kerja yang mendetail. Perencanaan timeline didasari oleh
pengalaman galangan untuk melakukan repair atau aktivitas serupa.
Pengerahan tenaga kerja untuk suatu pekerjaan. Pengerahan tenaga kerja dilakukan dengan
mengerahkan tenaga kerja dengan skill yang spesifik.
Membuat rencana jam orang (JO), tenaga kerja dan deadline yang nantinya kana dipakai
oleh pihak bengkel
Melakukan analisa perencanaan, penggunaan waktu yang kemudian dibandingkan dengan
realita pada lapangan. Analisa penggunaan waktu meliputi kesulitan pengerjaan, kendala dan
kemudahan selama pengerjaan.

Pada poin 5, dijelaskan bahwa renwas akan membuat rencana JO. JO adalah waktu yang
dialokasikan untuk tenaga kerja bekerja atau dikenal dengan manhour. Semisal untuk
mengerjakan pelat dibutuhkan 50 JO dan dikerjakan oleh 10 orang, maka dari itu dapat diketahui
bahwa setiap orang mendapat perencanaan untuk bekerja 5 jam untuk menyelesaikan tugas
tersebut.
Jam Orang ( JO )= jumlah orang jam kerja jumlah hari
Langkah kerja yang dilakukan pada bagian renwas dari awal proyek hingga akhir proyek adalah;
Mendapat repair list dari owner yang berisi daftar bagian bagian yang ingin di reparasi.
Melakukan perkiraan JO berdasarkan database yang dimiliki hasil pekerjaan terdahulu.
Melakukaan perkiraan deadline berdasarkan database yang dimiliki hasil pekerjaan
terdahulu.

Membuat master timeline yang meliputi setiap section secara besar, section pada master time
line di pecah untuk setiap bagian pengerjaan secar spesifik.
Melakukan Crosscheck anatara pekerjaan yang sudah selesai dengan perencanaan seperti
penggunaan plat dan material pada akhir pengerjaan, apakah sesuai dengan perencanaan atau
tidak.
Analisa data, data yang telah dianalisa akan digunakan untuk track record yang dapat
digunakan untuk memperbaharui database perkiraan JO dan deadline.

Sebagai informasi tambahan, jumlah pekerja pada PT. DKB sampai akhir mei berisi
- Pegawai Organik: 487 orang
- Pegawai THK: 89 orang

Mengetahui,
Kepala Bidang Renwas

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

NRP

4213101017

Hari

Rabu

Tanggal

17 Juni 2015

Dosen Pembimbing :
Perusahaan

PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari

Pada hari ke-3 di divisi produksi, dijelaskan mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
divisi produksi terutama asisten manajer 1 yang bertanggung jawab pada kegiatan kegiatan repair
pada kapal. Bagian asisten manajer adalah bagian pada galangan yang berkordinasi dengan
kepala proyek agar suatu proyek dapat berjalan sesuai dengan perencanaan dan juga berkordinasi
dengan bagian perencanaan dan pengadaan.

Pada bagian produksi (repair), terdapat beberapa tugas utama yaitu:


Melakukan pengawasan, koordinasi dengan suatu proyek repair kapal yang berada pada
galangan.
Koordinasi dengan bagian lain agar proses pengerjaan dapat berjalan sesuai rencana,
kordinasi dilakukan dengan bagian bengkel, pemasaran dan pengadaan.
Menerima dan mengevaluasi laporan bengkel terhadap suatu pengerjaan.
Melakukan kegiatan administrasi terhadap suatu kapal.
Bentuk keterkaitan kepala proyek pada bagian produksi terhadap bengkel adalah melakukan
evaluasi gambar perencanaan dengan keadaan asli pengerjaan. Pengawasan dilakukan untuk
memeriksa apakah pengerjaan pada lapangan sesuai dengan gambar, tidak tepat namun dapat di
toleransi atau perlu dikerjakan ulang.
Selain tugas diatas, bagian produksi juga memiliki tugas membantu memelihara sarana dan
kondisi kerja yang aman dan nyaman. Selain itu bagian produksi juga ikut serta dalam menjaga
keselamatan kerja dan untuk menjaga kondisi lingkungan kerja di koordinir oleh divisi sarana
fasilitas.
Bagian produksi juga akan menerima dokumen spesifikasi teknis yang menjadi tugas dan
kesepakatan antara galangan dengan owner, hal yang diuraikan dalam document tersebut adalah;
Harga Kontrak
Materiil kontrak yang harus diserahkan
Persyaratan dari kontrak
Syarat dan kondisi pembayaran kontrak
Penyerahan hasil produksi

Denda
Jaminan
Hak Cipta, paten dan kerahasiaan dari suatu proyek
Penyelesaian apabila terjadi suatu perselisihan atau masalah antara pihak galangan
dengan owner.
Kondisi pemutusan kontrak kerja.
Jaminan pelaksanaan kegiatan produksi.
Jaminan pembayaran uang muka.
Jaminan Pemeliharaan.
Uji coba kapal.
Lingkup pekerjaan.
Modifikasi dan penggantian apabila terjadi revisi.
Masa efektif dan masa berlakunya kontrak yang akan ditanda tangan.
Tanda tangan.

Praktikan juga diberikan penjelaskan proses suatu kapal untuk naik ke floating dock, langkah
yang perlu diikuti adalah sebagai berikut;
Menempatkan stockblock sesuai docking plan pada gambar yang disediakan.
Memberikan tanda batas haluan, buritan, centerline dan midship pada kapal
Memastikan kapal yang akan naik keatas dock berada pada kondisi yang telah stabil
Melakukan pemeriksaan terhadap perlengkapan dan peralatan bantu untuk proses docking
dalam keadaan baik.
Melakukan evaluasi terhadap kondisi pasang surut laut untuk memperkirakan sarat
penurunan floating deck.
Floating Deck kemudian diturunkan sesuai sarat yang dibutuhkan dan mengikuti kondisi
trim dari kapal.
Proses penurunan floating dock diatur pada ruang pompa yang terdapat diatas floating
dock.
Kapal melakukan docking yang dibantu oleh tugboat.
Pengecekan posisi kapal, apakah telah sejajar dengan garis tengah dan sesuai dengan
batas.
Floating dock dinaikan.

Mengetahui,
Asisten Manajar I Produksi

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

NRP

4213101017

Hari

Kamis

Tanggal

18 Juni 2015

Dosen Pembimbing :
Perusahaan

PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari

Hari ke 2 di bidang produksi, praktikan dibimbing oleh Asisten Manajar II yang bertanggung
jawab untuk proyek proyek bangunan baru atau memproduksi kapal. Pada bagian bangunan baru,
terdapat berbagai hal yang lebih kompleks dibanding dengan repair dikarenakan para kegiatan
repair, evaluasi dan pengawasan yang dilakukan tidak seketat bangunan baru. Bangunan baru
juga memiliki kesulitan tersendiri dalam proses fabrikasi dan erection.
Pada bidang produksi bangunan baru, perencanaan yang dilakukan harus memiliki dasaran yang
didapat dari;
Perencanaan bidan RENWAS.
Desain tambahan atau revisi yang dikeluarkan oleh bidang engineering.
Standar pengerjaan yang dimiliki oleh bidang QC dan badan klasifikasi yang dipakai oleh
owner.
Praktikan juga mendapat tambahan informasi akan tugas dari bidang produksi adalah merawat
fasilitas dan sarana yang terdapat pada galangan, untuk menangani fasilitas yang ada pada
galangan terdapat 2 bagian yang dikhususkan yaitu;
Sarana Darat.
Sarana Laut.
Selain menjaga fasilitas yang ada pada galangan, proses launching kapal baik side launching atau
end launching juga merupakan tanggung jawab dari bagian produksi.

Mengetahui,
Asisten Manajer II Produksi

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

NRP

4213101017

Hari

Jumat

Tanggal

19 Juni 2015

Dosen Pembimbing :
JALAN JALAN
Perusahaan

PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari

Pengerjaan bangunan baru pada pada PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI terdapat

beberapa proyek yang masih berlangsung. Proyek yang masih berlangsung antara lain adalah
Utility Boat Aditya Anugerah sebanyak 3 kapal, dan kapal AT milik TNI. Untuk kapal AT saat
ini sudah berada diatas air dan sedang dalam proses pengerjaan sistem dan bagian dalam kapal
seperti panelboard kamar mesin, panelboard ruang navigasi, installasi listrik pada bagian
akomodasi dan ruang kendali. Sedangkan untuk Utility boat, terdapat 2 yang masih berada
didaratan dan pengerjaan hull nya belum terselesaikan serta 1 utility boat yang telah launching
namun belum terselesaikan.
Terdapat beberapa masalah yang berada pada kapal AT milik TNI yaitu ketinggian antara lantai
dengan langit langit pada ruang mesin yang terlalu rendah, ditambah lagi belum terpasangnya
ducting untuk kabel sehingga akan mengurangi jarak antara lantai dengan langit-langit.
Pengerjaan lain yang belum terselesaikan pada kapal AT milik TNI adalah pemasangan pipa
exhaust dari mesin menuju funnel. Saat ini progress installasi mesin kapal baru sampai tahap
penempatan diatas dudukan mesin. Selain installasi mesin, ruang akomodasi seperti kamar juga
belum terselesaikan seperti pemasangan langit langit, pintu, lantai, dan dinding kamar.

Mengetahui,
Asisten Manajer II Produksi

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

II

NRP

4213101017

Hari

Senin

Tanggal

22 July 2015

Dosen Pembimbing :

Perusahaan
: PT.konstruksi,
Dok & Perkapalan
Kodja
Bahari pengerjaan dan aktivitas yang dilakukan
Hari
pertama di bengkel
praktikan
dijelaskan
pada bengkel pipa secara singkat mulai dari persiapan hingga pemasangan pipa pada suatu kapal.
Bengkel pipa pada PT.DKB pada dasarnya tidak memproduksi/membuat sebuah pipa untuk
sistem perpipaan kapal namun bengkel pipa memiliki tugas untuk membentuk pipa-pipa yang
mulanya lurus sehingga memiliki bentuk dan rangkaian tertentu. Suatu rangkaian pipa dapat
dicapai dengan menyambungkan pipa pipa yang telah dibentuk menggunakan las atau
sambungan flange.

Bengkel pipa pada PT. DKB pengerjaanya dan ukuranya menggunakan standar jepang atau
dikenal sebagai JIS (Japanese Industrial Standard) dan DIN.
Secara garis besar, pipa terbagi menjadi 3 jenis yaitu:
1. Spiral Welded: pipa yang terbuat dari plat datar yang kemudian digulung.
2. Longitudinal Welded: pipa yang terbuat dari plat datar kemudian dibending.
3. Seamless: pipa yang diproduksi dengan cara melubangi sebuang selongsong silinder.
Dalam kegiatan produksi bangunan baru, PT.DKB menggunakan sistem blok dimana sebuah
blok kapal akan diselesaikan secara tuntas termasuk sistem perpipaanya kemudian disambung
dengan blok-blok lainya. Pengerjaan sistem perpipaan tidak mungkin dapat diselesaikan
langsung pada blok kapal, sehingga pihak bengkel akan melakukan proses
fabrikasi/pembentukan pipa pada bengkel kemudian akan di bawa ke lapangan untuk proses
erection. Proses fabrikasi juga dibuat per-section sehingga bentuk sambungan-sambungan pipa
yang berada pada bengkel cukup sederhana dan mudah untuk erection saat berada pada kapal.

Mengetahui,
Kepala Bengkel Pipa

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

II

NRP

4213101017

Hari

Selasa

Tanggal

23 July 2015

Dosen Pembimbing :
Perusahaan

PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari

Hari ke 2 pada bengkel pipa, praktikan dijelaskan tentang gambar-gambar rancangan pengerjaan
pipa suatu section untuk sistem bilge. Praktikan juga dijelaskan permasalahan yang sering
muncul apabila membangun kapal menggunakan sistem blok, masalah yang kerap muncul ialah
rancangan pipa yang di fabrikasi ternyata ketika proses erection memiliki bentrok dengan frame,
bertabrakan dengan pipa lain, dan pada akhirnya agar pipa dapat terpasang, dilakukan koreksi
sehingga ada perbedaan perencanaan dengan keadaan di lapangan.
Proses dalam pengerjaan pipa adalah sebagai berikut:

Identifikasi material untuk pipa. (ex. STPG 370S, SCH 60 GLV)


Gambar oleh pihak engineering
Gambar diagram isometric + informasi gambar
Pengerjaan per section
Penggabungan/erection dilakukan pada blok kapal.

Praktikan juga diberikan informasi untuk proses welding pada sistem pipa memiliki metode sama
seperti welding pada kebanyakan pelat yaitu 3 lapis bagian;

Root (tembusan)
Capping (pengisi)
Coverpass

Penggunaan material las untuk 3 bagian tersebut berbeda, dimana proses capping memiliki
ketebalan paling tebal diantara lapisan lain.
Mengetahui,
Kepala Bengkel Pipa

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

II

NRP

4213101017

Hari

Rabu

Tanggal

24 July 2015

Dosen Pembimbing :

Perusahaan
: PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
Divisi Quality Control (QC) adalah divisi yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap materialmaterial yang akan digunakan oleh suatu kapal dan juga melakukan pemeriksaan terhadap segala jenis
pekerjaan yang telah diselesaikan. Tugas QC secara langsung adalah memastikan kualitas hasil pekerjaan
sebelum diserahkan kepada badan klasifikasi untuk di inspeksi dan sebelum diterima oleh owner.
Terdapat beragam jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh bidang QC antara lain:
Fit Up: pemeriksaan terhadap ukuran, jenis kualitas dan ketebalan plat.
Material Identification: Proses identifikasi plat yang akan digunakan sebagai konstruksi pada
kapal.
Scantling Deck: Pemeriksaan geometri untuk penyesuaian bentuk plat ketika proses assembling.
Edge Preparation: Pemeriksaan terhadap ujung-ujung dari plat yang akan disambungkan
menggunakan welding dimana ujung-ujung dari plat harus digerinda agar rapi sehingga
pengelasan lebih mudah, dan kuat.
Pressure Test: Pengujian untuk menguji kekuatan tangki, pipa dan bagian tertutup dalam
menangani suatu tekanan dan mengetahui adanya kebocoran dengan memberikan tekanan
kedalam pipa atau tangki dan memberikan air sabun diluar pipa/tangki untuk menunjukan letak
kebocoran.
Pemeriksaaan Deformasi: Pemeriksaan bagian pelat yang mengalami perubahan/deformasi akibat
proses welding.
Pemeriksaan Pickling: Pemeriksaan kondisi kebersihan pipa setelah proses pickling menggunakan
bahan kimia.
Pemeriksaan Flushing: Pemeriksaan kondisi kebersihan pipa setelah proses flushing dengan
mensirkulasikan fluida minyak pada sistem.

Mengetahui,
Kepala Bidang QC

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

II

NRP

4213101017

Hari

Kamis

Tanggal

25 July 2015

Dosen Pembimbing :

Perusahaan
: PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
Pemeriksaan pada hasil wielding pada kegiatan repair maupun bangunan baru sangat diperlukan agar
kualitas yang diberikan kepada owner merupakan kualitas terbaik. Maka dari itu pihak galangan akan
melakukan proses pemeriksaan dengan metode NDT (Non-Destructive Test). Pemeriksaan dengan metode
NDT sendiri memiliki berbagai jenis antara lain;
MPI (Magnetic Particle Inspection)
Sebuah material yang memiliki sifat ferro magnetic tentu memiliki medan magnet dan fluks
magnet dapat dilihat melalui garis garis gaya magnet. Pada kondisi hasil welding yang memiliki
crack atau terdapat ruang udara, partikel serbuk magnet akan tertarik ke daerah yang memiliki
kekurangan fluks.
Ultrasonic
Pemeriksaan ultrasonic adalah pemeriksaan menggunakan frequensi yang dihasilkan oleh
transduser. Gelombang yang dihasilkan oleh alat tersebut akan merambat memasuki material dan
gelombang tersebut akhirnya dipantulkan kembali ke transduser. Gelombang yang dipantulkan
kembali menuju ke alat akan di visualisasikan pada osiloskop sehingga dapat dilihat apakah ada
cacat pengerjaan atau tidak.
Liquid Penetrant
Suatu larutan yang diaplikasikan pada permukaan objek yang akan di periksa, sebelkum aplikasi
dari larutan, objek harus dibersihkan dengan thinner. Larutan akan mengisi bagian-bagian yang
defect karena sifat kapilaritas dari larutan tersebut. Selanjutnya, zat bernama developer digunakan
untuk menarik larutan penetrant dari objek.
Radiografi
X-ray digunakan untuk memberikan visualisasi dari sebuah objek menggunakan film dan detector
lain yang memiliki sensitivitas terhadap radiasi. Pemeriksaan dilakukan dengan cara meletakan
objek diantara sumber radiasi dan detector.

Mengetahui,
Kepala Bidang QC

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

II

NRP

4213101017

Hari

Jumat

Tanggal

26 July 2015

Dosen Pembimbing :

Perusahaan
: PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
Sebagai divisi quality control yang bertugas untuk memastikan kualitas dari suatu pengerjaan pada kapal,
tentu memiliki acuan untuk membandingkan hasil pekerjaan dengan hasil yang ideal. Acuan hasil
pekerjaan yang ideal merupakan dokumentasi dari hasil pekerjaan-pekerjaan yang telah diterima oleh
industry dan memiliki standar nasional maupun internasional.
Divisi quality control pada DKB memiliki buku standar pekerjaan tersendiri yang menjadi acuan kualitas
untuk suatu pekerjaan sehingga pekerjaan yang dilakukan oleh galangan dapat menghasilkan hasil yang
memuaskan dan memenuhi standar kualitas serta keamanan. Buku standar acuan yang dimiliki DKB
sendiri merupakan standar yang diadopsi dari badan klasifikasi serta JIS (Japan Industrial Standard)
sehingga standar yang menjadi acuan DKB secara tidak langsung merupakan standar yang telah diterima
secara umum.
Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh bidang QC selama pengerjaan bangunan baru adalah sebagai
berikut;
Hull (Fabrikasi):Identifikasi material, Blasting-Painting, Fabrikasi, Sub-Assembly, Assembly,
Erection.
Hull (Pengujian dan Dimensional): NDT, Destructive Test, Keel Deflection, Test Tank (Kapur dan
minyak, X-ray, ultrasonic flow detector, uji tekan udara, uji tekan air)
Perpipaan (Fabrikasi): Identifikasi material, Pickling, Fabrikasi, Sub-Assemblu, Assembly,
Instalasi, Flushing.
Perpipaan (Pengujian): NDT
Permesinan: Identifikasi Material, Instalasi, Alignment, Chockfast, Uji fungsi, Uji kemringan, Sea
trial
Sedangkan pemeriksaan yang dilakukan oleh QC pada pengerjaan reparasi adalah sebagai berikut
Konstruksi: Pengukuran ketebalan plat, Welding check, NDT, Destructive Test
Propulsi: Pengukuran poros baling-baling, tongkat kemudi, plummer block, pengujian keretakan,
Alignment rumah bush poros dan tongkat kemudi, pengukuran komponen mesin diesel.
Selain penjelasan pemeriksaan, praktikan juga diajak berkeliling untuk melihat kapal KRI Sutanto yang
baru saja naik dok untuk proses reparasi. Dikarenakan adanya kendala, kegiatan reparasi tidak dilakukan
pada 26 July 2015 sehingga praktikan hanya dapat berkeliling kapal KRI Sutanto.
Praktikan diberikan penjelasan oleh awak kapal mengenai kapal KRI Sutanto. KRI Sutanto merupakan
kapal yang beroperasi di perairan perbatasan Indonesia. Wilayah operasi KRI Sutanto menjadi alasan
kapal tersebut dilengkapi dengan sonar dan persenjataan untuk kegiatan sweeping di perairan.

Sebagai persyaratan KRI Sutanto untuk naik dok adalah memastikan gudang penyimpanan amunisi kapal
telah bebas dari simpanan amunisi untuk semua senjata sehingga meminimalisir terjadinya resiko selama
proses reparasi. Keberadaan sonar pada bagian bawah kapal juga mengharuskan pihak galangan memiliki
lubang pada floating dock sehingga sonar tetap terpapar dengan air mengingat peralatan sonar tidak boleh
berada dalam kondisi kering karena dapat merusak sistem yang berada dalam sonar itu sendiri.

Mengetahui,
Kepala Bagian QC

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

III

NRP

4213101017

Hari

Senin

Tanggal

29 Juni 2015

Dosen Pembimbing :

Perusahaan
: PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
Bagian outfitting pada PT. DKB merupakan divisi yang terbagi menjadi 2 sub-divisi yaitu;
Perawatan pada lambung (blasting dan coating)
Interior (Pembuatan, pemasangan, pembongkaran mebel dan furniture kapal)
Praktikan dijelaskan proses kerja galangan dalam memberikan perawatan lambung pada suatu kapal yaitu
dengan
Water jet
Lambung kapal disemprot dengan air tawar untuk membersihkan fouling yang menempel dan
kadar garam yang masih menempel pada lambung kapal.
Sand Blast
Kapal yang telah bersih dari fouling serta telah melewati proses water jet akan melewati proses
sand blasting. Sand Blasting adlaah proses dimana lambung kapal akan dibersihkan menggunakan
pasir yang disemprotkan dengan tekanan tinggi. Proses sand blasting akan membersihkan
lambung kapal dari lapisan-lapisan cat pada kapal dan juga karat. Sand blasting juga dibagi
beberapa jenis berdasarkan tingkat kehalusan yang dihasilkan (SA 1.5 hingga SA 2.5). Semakin
rendah nilai SA maka semakin rendah hasil sand blasting, sebagai contoh SA 1.5 adalah sweeping
atau membersihkan cat kapal dan sekedar memberikan kekasaran.
Pengecatan
Pengecatan pada kapal biasanya terdiri dari 2 lapisan atau lebih dimana setiap lapisan memiliki
fungsi tersendiri yang mendukung operasional kapal. Terdapat 3 lapisan utama yang harus ada
dalam pengecatan kapal yaitu
1. Primer
2. Anti Korosi (AC)
3. Anti Fouling (AF)
Dimana Cat primer merupakan warna dasar kapal sedangkan AC dan AF merupakan coating
setelah cat primer diaplikasikan. Saat ini banyak manufaktur cat kapal yang memproduksi cat
primer yang juga mewakili anti korosi sehingga dapat meminimalkan lapisan cat kapal.
Sedangkan cat AF atau anti fouling hanya perlu diaplikasikan dibawah garis air kapal karena
fungsi dari AF sendiri adalah mencegah menempalnya kerang-kerang atau objek hidup pada
kapal.
Proses pengukuran ketebalan cat dilakukan pada 2 fase yaitu;
WFT (Wet Film Thickness)
Pengukuran ketebalan cat ketika diukur dalam kondisi cat yang masih basah
DFT (Dry Film Thickness)

Pengukuran ketebalan cat ketika diukur dalam kondisi cat yanh telah kering
Proses pengukuran WFT dan DFT menggunakan alat elcometer. Praktikan dijelaskan penggunaan
elcometer oleh sub-contractor cat yaitu dengan cara meletakan jarum pengukur tegak lurus terhadap
bidang yang akan diperiksa. Jarum pengukur akar memancarkan sinyal yang menembus lapisan cat, ketika
sinyal mencapai lambung kapal, sinyal akan dipantulkan kembali menuju jarum pengukur. Elcometer
dapat menghitung ketebalan cat dari waktu yang dibutuhkan ketika sinyal dipancarkan dan sinyal
kembali, hasil pengukuran ketebalan cat diukur dalam satuan micron.

Mengetahui,
Kepala Bengkel Outfitting

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

III

NRP

4213101017

Hari

Selasa

Tanggal

30 Juni 2015

Dosen Pembimbing :

Perusahaan
: PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
Sub-divisi interiorpada divisi outfitting praktkan mendapatkan penjelasan tentang kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh bengkel outfitting dalam kegiatan repair atau bangunan baru.
Dalam mendesain interior pada kapal, secara umum memiliki pengerjaan yang sama seperti interior pada
daratan hanya saja pada kapal terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan menjadi pertimbangan
dalam memproduksi interior untuk kapal, hal yang harus diperhatikan adalah;
Dimensi mebel
Keamanan dan kekuatan dari mebel
Dimensi dari mebel harus menjadi pertimbangan mengingat ruangan yang tersedia pada kapal sangat
terbatas dan relative sempit sehingga dalam mengaplikasikan suatu mebel diperlukan perencanaan
dimensi yang tepat. Keamanan mebel pada kapal juga menjadi pertimbangan mengingat kapal ketika
berlayar selalu terombang ambing, untuk mengurangi resiko maka mebel diwajibkan untuk dibaut pada
dinding atau lantai sehingga tidak bergerak.
Sub-divisi interior secara umum banyak bekerja dengan material dasar kayu. Selain melakukan installasi
interior seperti mebel, keramik dan glasswoll sebagai isolator panas pada dinding, subdivisi interior juga
memiliki tugas untuk membuat bantalan pada boss propeller yang dibuat dari bahan dasar lignum vitae
atau kayu phock hout. Kayu tersebut bukan material yang berasal dari Indonesia, namun produk yang di
import. Kayu Lignum Vitae dipilih sebagai bantalan karena sifatnya yang dapat mengeluarkan pelumas
ketika tercampur dengan air laut. Pembuatan bantalan juga memiliki beberapa syarat yaitu;
Bagian bawah bantalan disusun dengan kayu phock hout dengan serat kayu melintang
Bagian atas bantalan disusun dengan kayu phockout dengan serat kayu memanjang
Syarat tersebut diaplikasikan untuk mencegah kerusakan dini pada bantalan, bagian bawah disusun
dengan serat melintang karena bantalan bagian bawah banyak mengalami gaya tekan serta rotasi dari boss
propeller.
Praktikan juga dijelaskan bahwa bengkel outfitting dalam pengerjaan ducting untuk kabel dan udara saat
ini sudah dapat menggunakan material baru yang jauh lebih ringan, tahan api, dan mudah untuk dibentuk
sehingga dapat menjadi alternative selain menciptakan ducting dari rangka besi. Material alternatif sangat
mudah untuk dibentuk karena untuk pemotonganya dapat menggunakan pisau/cutter kemudian
disambungkan dengan lem namun memiliki fungsi yang sama seperti ducting pada umumnya.

Mengetahui,
Kepala Bengkel Outfitting

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

III

NRP

4213101017

Hari

Rabu

Tanggal

1 Juli 2015

Dosen Pembimbing :

Perusahaan
: PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
Hari pertama di bengkel mesin mekanik, praktikan dijelaskan bagian-bagian serta lingkup pekerjaan yang
dikerjakan oleh bengkel mekanik. Secara umum bengkel mekanik akan mengerjakan segala pekerjaan
yang memiliki hubungan dengan kerja mekanik seperti bantalan, seal, poros, valve, dan kegiatan bubut.
Untuk pembagian kerja, bengkel mesin mekanik dibagi menjadi 6 bagian yaitu;
Bubut: produksi atau pelayanan (reparasi)
Kikir dalam: Penimbangan dan bongkar propeller
Valve: Rekondisi valve (Bubut dan penghalusan)
Alat bantu: Reparasi crane, dredge, kampas rem, dll
Mesin: Pembersihan mesin, maintenance ringan
Propeller dan kemudi: Cek clearance, balancing, penambalan
Praktikan juga dijelaskan masalah yang sering muncul pada propeller. Masalah yang sering menjadi
pekerjaan bengkel mesin mekanik adalah balancing propeller. Dalam beroperasi propeller bergerak rotasi
dan mengharuskan setiap bilahnya memiliki berat yang seimbang agar menghasilkan momen putar yang
tetap. Uji balancing dilakukan dengan menggantung propeller dan melihat bilah propeller mana yang
memiliki berat berlebih dibandingkan bilah lainya. Kemdian bilah propeller yang terlalu berat akan di
gerinda hingga memiliki berat yang sama dengan bilah lainya.
Langkah langkah yang dilakukan dalam pembongkaran propeller adalah sebagai berikut;
Pembongkaran rudder agar tidak menghalangi keluarnya propeller beserta shaft nya mengingat
shaft kapal memiliki panjang tertentu yang menyambungkan propeller dengan mesin kapal.
Pelepasan shaft propeller terhadap mesin, apabila propeller CPP maka sistem hidrolis juga perlu
dibongkar dari dalam kamar mesin sehingga tidak menghambat proses pencabutan propeller.
Setelah hubungan antara shaft dengan mesin terlepas, seal-seal yang terpasang dilepas agar tidak
menyulitkan proses pencabutan.
Propeller ditarik perlahan bersama dengan shaftnya, ketika shaft yang muncul keluar sudah cukup
panjang,maka disusun sebuah rel, balok penunjang. Shaft yang keluar akan ditahan oleh balok
penunjang yang berdiri diatas rel agar shaft tidak melengkung karena bebanya sendiri. Untuk
mencegah deformasi karena kontak antara shaft dengan balok penunjang, maka diberikan
bantalan kayu.
Propeller ditarik menggunakan tali baja yang dililitkan pada poros kemudian ditarik
menggunakan motor. Untuk mencegah poros bergerak maka digunakan beberapa katrol yang
talinya digunakan untuk menahan poros. Semakin panjang poros yang keluar, maka balok
penahan ditambahkan dengan tujuan mencegah poros melengkung.

Proses pencabutan poros memakan waktu yang cukup lama karena kendala teknis. Kendala yang
memperlambat proses pencabutan adalah poros yang telah defleksi sehingga terus bergesekan ketika
ditarik. Selain kondisi poros, merangkai rel serta balok penunjang poros juga memakan waktu karena
menyesuaikan ketinggan poros dengan balok penahan memiliki kesulitan tersendiri. Beberapa balok
penahan juga dihubungkan dengan batang besi yang di las untuk menambah kekuatan sehingga
diperlukan waktu tambahan untuk merangkai rangka penahan antara balok penahan. Selain kendala teknis,
komunikasi antar teknisi juga terkadang menjadi kendala dalam pengerjaan seperti komunikasi antara
operator motor penarik dengan teknisi yang berada di dekat poros.
Untuk mencegah shaft tergores akibat pasir dan debu, maka shaft diusahakan tetap steril dengan cara
membungkus shaft dengan plastic pembungkus.

Mengetahui,
Kepala Bengkel Mekanik

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

III

NRP

4213101017

Hari

Kamis

Tanggal

2 Juli 2015

Dosen Pembimbing :

Perusahaan
: PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
Hari ke dua pada bengkel mesin mekanik, komponen-komponen kapal yang berasal dari floating deck
dibawa ke bengkel mesin mekanik untuk melewati proses treatment atau rekondisi sehingga dapat
digunakan kembali dan diaplikasikan kedalam kapal.
Kemudi
Masalah yang biasa terdapat pada rudder adalah geometris kemudi, dimana geometrisnya tidak lagi
streamline atau terdapat penyok pada badan rudder sehingga mengurangi efisiensi dari rudder dalam
membantu kapal bermanuver. Maka dari itu di bengkel mesin mekanik rudder yang dibawa diproses
dengan cara penambalan atau mengganti sebagian badan rudder yang mengalami deformasi.
Selain geometris mesin kemudi yang dikerjakan pada bengkel, mesin hidrolik yang terletak pada kapal
juga menjadi bagian yang perlu perawatan atau maintenance untuk memastikan hidrolik dapat
menggerakan rudder dengan baik.
Bearing/Bantalan
Bearing atau bantalan yang dibawa ke bengkel mesin mekanik biasanya dicek terlebih dahulu
kerusakanya. Apabila bearing telah pecah akibat beban berlebih atau bearing telah beroperasi lebih dari
waktu maka pihak galangan menyarankan untuk mengganti dengan bearing yang baru. Reparasi yang
dilakukan pada bengkel mekanik mesin adalah clearance dari bearing dan sistem pelumasan pada
bearing, clearance bearing yang telah terlalu besar dapat ditambal apabila bearing menggunakan material
logam, sedangkan untuk sistem pelumasan dilakukan pengecekan terhadap lubang pelumas dan sistem
penyaluran pelumasan.
Poros
Pengerjaan pada poros kapal apabila terdapat defleksi dapat dipanaskan kemudian di press dengan
harapan poros yang sebelumnya mengalami defleksi dapat kembali lurus atau setidaknya berada dalam
batas wajar defleksi. Namun pengerjaan poros dengan cara pemanasan kemudian di press tidak
diperbolehkan di aplikasikan pada poros untuk propeller CPP karena resiko terjadinya kerusakan lebih
besar terhadap poros atau sistem hidrolik didalam poros.
Propeller
Propeller yang dibawa ke bengkel mesin mekanik biasanya akan di proses dengan balancing. Proses
balancing diawali dengan penimbangan setiap bilah propeller. Penimbangan propeller dilakukan dengan
cara menggantung propeller pada sebuah poros. Apabila salah satu bilah propeller lebih berat dari bilah
yang lainya, maka ketika propeller diputar posisi akhir bilah tersebut akan selalu berada dibawah. Untuk
menanggulangi masalah tersebut, dapat dengan cara menggerinda bilah yang lebih berat sehngga memiliki

berat yang sama dengan yang lain. Apabila bilah propeller sudah sangat tipis, maka pihak galangan
memilih untuk menambal propeller dengan cara menambahkan material las pada propeller.
Apabila terdapat masalah lebih kompleks terhadap propeller seperti propeller patah, atau propeller sobek,
bengkel mesin mekanik akan memberikan propeller tersebut ke bengkel konstruksi untuk perbaikan
terhadap geometri propeller.

Mengetahui,
Kepala Bengkel Mesin Mekanik

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

III

NRP

4213101017

Hari

Jumat

Tanggal

3 Juli 2015

Dosen Pembimbing :

Perusahaan
: PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
Pada bengkel mesin mekanik, terdapat berbagai jenis peralatan untuk memproduksi atau reparasi
komponen kapal. Mesin-mesin kerja ang tersedia pada bengkel meesin mekanik antara lain adalah;

Bubut
Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Mesin bubut memilki
proses pemakanan dengan sayatan yang dilakukan dengan cara mendekatkan benda yang diputar
ke mata pahat yang diam.
Sekrap
Sekrap merupakan mesin perkakas yang memiliki gerakan translasi. Mata pahat berada pada
bagian yang bergerak bolak balik sedangkan objek tetap diam pada meja kerja. Kegunaan dari
mesin sekrap adalah merubah bentuk, menipiskan atau meratakan suatu objek.
Korter
Mesin korter pada dasarnya memiliki cara kerja yang mirip dengan mesin bubut yang objek
kerjanya biasnaya berbentuk silinder. Fungsi utama dari mesin korter adalah menambah ruang
atau menambah ukuran lubang dari bidang silinder. Mata pahat dari mesin korter akan mengikis
bagian dalam dari silinder sehingga memiliki diameter yang sesuai.
Bor
Bor merupakan jenis perkakas dimana mata bor yang memiliki ulir berputar dan melakukan
proses pemakanan.Fungsi dari mesin bor adalah menciptakan lubang berbentuk lingkaran dengan
diameter tertentu pada lembaran kerja
Frais
Mesin Frais atau mesin milling memiliki mata bor yang berputar dan meja kerja yang dapat
digerakan terhadap 3 axis. Kegunaan dari mesin frais adalah pembuatan bidang rata, permukaan
melengkung, membuat suatu alur. Hasil dari mesin frais tergolong masih kasar sehingga
diperlukan penggunaan gerinda untuk menghaluskan.

Mengetahui,
Kepala Bengkel Mesin Mekanik

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

IV

NRP

4213101017

Hari

Senin

Tanggal

6 Juli 2015

Dosen Pembimbing :

Perusahaan
: PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
Hari ke 4 di bengkel mesin mekanik, praktikan menuju kapal Nusa Setia untuk melihat proses perawatan
mesin diesel dari kapal ferry.
Pada kapal Nusa Setia, perawatan mesin diesel yang dilakukan adalah;
Connecting Rod
Cylinder Liner
Piston Crown
Penggantian Piston Ring
Connecting rod merupakan bagian dari mesin diesel yang berfungsi sebagai converter dari gerakan
translasi piston menjadi gerakan rotasi pada crankshaft. Setelah beroperasi permukaan connecting rod
akan mengalami perubahan pada warna dan tingkat kehalusan permukaan. Perubahan yang terjadi pada
connecting rod adalah normal namun dapat terjadi lebih dini apabila penggunaan mesin yang tidak wajar
dan penggantian pelumas yang tidak sesuai interval penggantian.
Perawatan yang dilakukan untuk connecting rod tersebut adalah dengan cara dikeluarkan, kemudian
connecting rod digantung oleh katrol untuk memudahkan pembersihan. Kemudian connecting rod digosok
dengan amplas yang telah dilumuri oleh diesel oil untuk membersihkan connecting rod dari sisa pelumas
yang menempel dan menghaluskan permukaan connecting rod.
Cylinder liner adalah komponen mesin yang berfungsi sebagai lapisan tempat piston meluncur,
mentransfer panas dari dalam cylinder menuju coolant dan compression sealing. Beroperasi pada kondisi
ekstrim menyebabkan cylinder liner mengalami deformasi pada permukaanya. Deformasi pada cylinder
liner mewajibkan reparasi untuk mempertahankan efisiensi mesin dan umur mesin agar tidak cepat rusak
dengan cara menghaluskan kembali permukaan cylinder liner dan kemudian dilapis.
Cylinder liner diangkat dari bagian dalam mesin kapal, kemudian dibawa keluar kapal menuju bengkel
mesin mekanik untuk mendapatkan treatment penghalusan. Apabila kondisi liner sudah terlalu tipis maka
liner harus diganti dengan yang baru.
Piston Crown juga pada sisinya akan mengalami perubahan kekasaran setelah beroperasi cukup panjang.
Kekasaran yang muncul pada sisi sisi piston crown adalah akibat gesekan dengan liner dan akibat proses
combustion yang terjadi pada silinder. Untuk menghaluskan sisi-sisi dari piston crown, proses
pengerjaanya sama dengan menghaluskan connecting rod, yaitu digosok dengan amplas yang telah
dilumuri dengan diesel oil.

Piston ring memiliki peran sebagai seal combustion chamber sehingga tidak ada gas yang menembus
menuju crankshaft. Piston ring harus diganti setelah beroperasi dalam jangka waktu tertentu karena
setelah beroperasi cukup lama, jarak antara piston ring dengan sisi-sisinya akan semakin renggang dan
ketahanan piston ring terhadap tekanan dan tempratur semakin berkurang.
Penggantian piston ring cukup mudah namun memakan waktu karena memperlukan pembongkaran mesin
untuk mengeluarkan piston. Piston ring yang baru cukup ditempatkan pada jalur yang telah disediakan
pada piston kemudian dikencangkan sesuai dengan kekencangan yang diperlukan. Jarak antara liner
dengan piston ring yang terlalu dekat dapat merusak kedua komponen, namun jika longgar akan
menyebabkan tekanan ketika combustion masuk ke crankshaft.

Mengetahui,
Kepala Bidang Mesin Mekanik

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

IV

NRP

4213101017

Hari

Selasa

Tanggal

7 Juli 2015

Dosen Pembimbing :
Perusahaan
Kosong

PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari

Mengetahui,
Kepala Bengkel Mesin Mekanik

()

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

IV

NRP

4213101017

Hari

Rabu

Tanggal

8 Juli 2015

Dosen Pembimbing :

Perusahaan
: PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
Beberapa hari sebelumnya propeller dari kapal Callista telah dibongkar tanpa mencabut porosnya dengan
permintaan owner agar tidak terlalu memakan waktu. Propeller memperlukan reparasi pada bagian sisisisinya karena deformasi serta balancing, proses pencabutan dilakukan oleh bengkel mesin mekanik
kemudian ditimbang terlebih dahulu. Setelah proses penimbangan dibawa ke bengkel konstruksi untuk
proses gerinda dan penambahan berat dengan cara di las. Pada 8 Juli 2015 propeller tersebut dibawa
kembali ke bengkel mesin mekanik untuk ditimbang dan dilihat oleh pihak pemilik kapal.
Praktikan memiliki kesempatan untuk melihat hasil dari las yang diaplikasikan pada propeller.
Material las yang digunakan untuk memberitkan berat tambahan pada propeller tidak menggunakan
material sejenis dengan propeller namun digunakan material berbeda namun tetap dapat menempel
dengan propeller.
Proses las yang dilakukan untuk menambahkan berat pada bilah propeller dikatakan tidak memperlukan
root sehingga teknisi bengkal langsung menggunakan lapisan capping kemudian dilapisi lagi dengan
coverpass. Setelah proses welding selesai, permukaan dari propeller digerinda lagi untuk memastikan
kehalusan dari permukaan propeller.
Proses reparasi propeller diminta untuk sedikit diperbaiki lagi karena hasil las pada bilah propeller
mengalami crack atau keretakan. Penyebab keretakan pada hasil las dapat diakibatkan oleh berbagai
aspek, salah satunya adalah terlalu tingginya arus listrik atau terlalu tingginya suhu ketika proses las
sehingga ketika proses pendinginan terjadi crack antara material las dengan material propeller.

Mengetahui,
Kepala Bengkel Mesin Mekanik

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

IV

NRP

4213101017

Hari

Kamis

Tanggal

9 July 2015

Dosen Pembimbing :

Perusahaan
: PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
Bengkel konstruksi adalah bengkel yang dikepalai oleh Bapak Rubiman. Dijelaskan bahwa bengkel
konstruksi adalah bengkel dengan jumlah teknisi terbanyak dibandingkan dengan bengkel lain yang
terdapat pada PT. DKB yaitu 122 karyawan yang terbagi menjadi supervision dan foreman.
Tugas utama dari bengkel konstruksi adalah melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan pelat
kapal. Pengerjaan pelat yang dikerjakan sangat beragam muali dari pembuatan gambar pada mouldloft,
pembuatan cetakan, pemotongan/pembentukan plat yang mulainya lembaran datar hingga merakit
lambung kapal dari plat-plat tersebut. Selain lambung kapal, bengkel konstruksi juga memiliki tugas
untuk produksi rudder kapal dan repair propeller.
Praktikan juga dijelaskan bahwa hal yang sangat krusial pada bengkel konstruksi adalah pemahaman
rancangan gambar serta pengetahuan akan teknik-teknik dalam memproduksi pelat dan merakit lambung
kapal.
Langkah pengerjaan suatu bangunan baru pada bengkel konstruksi adalah;
Penggambaran cetakan plat pada mouldloft
Penggambaran cetakan plat yang dibutuhkan dalam proses pembentukan dan pemotongan plat
adalah gambar berskala 1:1 untuk memudahkan pembuatan cetakan. Gambar berskala 1:1 yang
diperlukan adalah gambar yang berhubungan dengan lambung kapal seperti bukaan kulit,
rancangan garis, konstruksi tiap frame dan geometri rudder.
Fabrikasi
Proses pemotongan dan pembentukan plat yang mulainya berupa lembaran dengan ketebalan
tertentu menjadi suatu bagian dengan bentuk tertentu sesuai dengan rancangan ada. Proses
fabrikasi sangat tergantung dengan gambar yang telah dibuat pada mouldloft karena cetakan untuk
fabrikasi diambil dari gambar tersebut.
Assembly
Perakitan pelat pelat yang telah difabrikasi menjadi suatu rangkaian yang pada akhirnya akan
menjadi sebuah blok. Proses pembuatan blok harus sangat presisi agar ketika penggabungan
dengan blok lainya dapat tergabung.
Erection
Penggabungan blok-blok lambung kapal yang telah dibuat menjadi sebuah kapal. Sebagai acuan
penggabungan blok, biasanya salah satu blok dibuat sebagai masterblock kemudian blok lainya
dibuat mengikuti masterblock tersebut.
Praktikan diarahkan menuju suatu ruangan dengan lantai kayu yang dicat dimana lantai tersebut berfungsi
sebagai lantai gambar atau dikenal sebagai mould loft. Pada mouldloft terdapat berbagai rancangan garis

antara lain bodyplan, sheer plan, halfbreadth plan, shell expansion, dan proyeksi potongan-potongan dari
rudder. Gambar yang dilukiskan pada mouldloft merupakan rancangan yang dibuat oleh divisi engineering
kemudian digambar ulang dengan skala 1:1 secara manual.
Langkah kerja dalam membuat sebuah mouldloft untuk suatu kapal adalah;
Pelapisan lantai kayu dengan cat
Membagi mouldloft menjadi 2 bagian, bagian tengah menjadi centerline
Membuat garis bantu waterline. Dari dasar hingga inner bottom dibuat setiap 250mm, diatas inner
bottom dibuat setiap 500mm
Membuat garis bantu per frame.
Membuat garis bodyplan, sheerplan dan halfbreadth plan dari data offset yang disediakan.
Melakukan uji terhadap keselarasan bodyplan, sheerplan, dan halfbreadth plan. Apabila terjadi
perbedaan, maka diperlukan revisi pada penggambaran sebelumnya.
Menggambar garis block joint. (garis untuk menyambungkan block)\
Menggambar nat block. Penggambaran nat block merupakan proyeksi block joint pada body plan
Proses penggambaran pada mouldloft dibantu dengan batang kayu, faiber atau pelat logam tipis yang
dapat ditekuk sehingga membantu teknisi dalam membuat garis. Penggambaran tiap garis dilakukan per
frame, dimana 1 garis bantu frame bisa mewakili 3 frame
\

\
Mengetahui,
Kepala Bengkel Konstruksi

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

IV

NRP

4213101017

Hari

Jumat

Tanggal

10 Juli 2015

Dosen Pembimbing :

Perusahaan
: PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
Hari ke-2 pada bengkel konstruksi, praktikan mendapat kesempatan untuk menggambar rancangan garis
pada mouldloft.
Praktikan menggunakan centerline, garis waterline, garis frame yang sudah ada sebelumnya untuk kapal
utility boat aditya anugerah. Data offset untuk penggambaran juga disediakan oleh pihak bengkel
sehingga praktikan dapat langsung mencoba menggambar rancangan garis secara manual pada mould loft.
Langkah langkah pengerjaan dari penggambaran rancangan garis pada mouldloft sebagai berikut;
Memberikan titik pada setiap waterline dengan jarak dari waterline hingga ke sisi. Bagian kiri
centerline merupakan bodyplan bagian belakang kapal, sedangkan bagian kanan centerline
merupakan bagian depan kanan.
Setelah terdapat titik pada setiap waterline, kayu digunakan untuk membantu membuat garis
dengan cara kayu ditekuk untuk melewati setiap titik.
Pada setiap titik yang dilewati kayu, maka kayu harus diberi pemberat agar tidak berubah ubah
posisi.
Setelah kayu tidak berubah posisi, penggambaran bodyplan dapat dimulai.
Bodyplan yang telah selesai pada suatu frame, dapat diproyeksikan untuk menggambar
halfbreadth plan.

Untuk menggambar bagian bagian yang tidak melengkung ekstrim, praktikan disarankan menggunakan
kayu sebagai alat bantu menggaris. Sedangkan untuk area yang memiliki kelengkungan cukup ekstrim,
praktikan disarankan menggunakan fiber atau pelat tipis yang dapat ditekuk dengan mudah dan dapat
membantu proses menggaris.

Mengetahui,
Kepala Bengkel Konstruksi

()

LAPORAN
HARIAN
KERJA
PRAKTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TEKNIK SISTEM
PERKAPALAN
Kampus ITS Sukoillo, Surabaya 60111
FORM KP-03

Nama Mahasiswa

Aldio Paruna

Minggu ke :

NRP

4213101017

Hari

Senin

Tanggal

13 Juli 2015

Dosen Pembimbing :

Perusahaan
: PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
Pembuatan gambar shell expansion atau bukaan kulit juga dilakukan pada mouldloft. Penggambaran
bukaan kulit dapat dilaksanakan dengan memproyeksikan linesplan yang telah dibuat dengan cara
tertentu.
Langkah-langkah dalam memproyeksikan linesplan menjadi shell expansion sebagai berikut;
Menentukan bagian yang akan di proyeksikan shell expansionya (e.g. frame 60-68)
Menandai titik potong antara nat atas, tengah, dan bawah dengan frame-frame pada sebatang mal
panjang
Membuat mal diagonal pada linesplan tampak depan (bodyplan) dengan menandai nat atas,
tengah, dan bawah pada setiap frame yang akan diproyeksikan menjadi shell expansion
Mengkoreksi jarak diagonal menggunakan garis bantu dari 3 frame dengan jarak masing-masing
yang sama dengan jarak frame.
Pada nat tengah tentukan garis tengahnya sehingga mendapat jarak diagonal baru pada mal.
Meletakan mal diagonal pada sheerplan dimana tanda nat atas menjadi titik 0 sedangkan frame
selanjutnya dimasukan jarak nat atas, tengah dan bawah sehingga mendapatkan panjang nat.
Menyambungkan nat atas, tengah, dan bawah dengan mal per-frame dan dengan mal diagonal
yang sudah dikoreksi.

Mengetahui,
Kepala Bengkel Konstruksi

()

Anda mungkin juga menyukai