“PENDAHULUAN“
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya maka kami dapat menyusun Metode Pelaksanaan Pekerjaan sebagai bagian dari
Dokumen Penawaran Teknis untuk Pekerjaan Pengadaan Armada katinting di Kabupaten Buton
Selatan.
umum kepada pengguna jasa tentang pola pendekatan dan teknik pelaksanaan yang akan kami
Besar harapan kami, kiranya Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang kami tawarkan ini dapat
yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan Metode
ROOSLIN
Direktur
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
dilaksanakan sesuai peraturan konstruksi yang dikeluarkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia dan
ketentuan yang ditetapkan dalam kontrak kerja. Sehingga hasil pekerjaan dapat memenuhi
standar mutu yang dipersayaratkan dan dapat diselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu maka
dalam pelaksanaan pekerjaan Pengadaan Armada Katinting dibutuhkan suatu metode yang tepat
dan dapat diterapkan dilapangan. Berbagai aspek yang perlu menjadi perhatian hendaknya
dipertimbangkan sehingga tidak akan mengganggu setiap tahapan pekerjaan dan tujuan akhir
daripada pekerjaan tersebut dapat tercapai dengan baik. Keberhasilan suatu proyek dapat
dideteksi sejak dini melalui metode pelaksanaan yang akan diterapkan. Metode pelaksanaan
merupakan kunci untuk dapat mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik.
Pada dasarnya metode pelaksanaan pekerjaan merupakan penerapan konsep rekayasa yang
berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam kontrak kerja, peraturan konstruksi kapal,
keadaan teknis dan ekonomis yang ada dilapangan, dan seluruh sumber daya termasuk
pengalaman dalam pekerjaan yang sama. Peranan metode pelaksanaan pekerjaan adalah untuk
menyusun cara-cara kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan suatu cara untuk memenuhi,
menetapkan, memilih peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan yang sesuai dengan jenis
pekerjaan yang efektif dan efisien dalam biaya operasi. Cara kerja juga dapat membantu dalam
suatu pekerjaan. Setiap proyek konstruksi selalu membutuhkan sumberdaya proyek sebagai
komponen input dalam proses konstruksi. Ada 5 (lima) sumber daya proyek, yaitu pekerja,
material, metode, alat, uang. Tahap pelaksanaan konstruksi membutuhkan berbagai alat bantu
dari yang sederhana hingga berteknologi tinggi sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Keberadaan peralatan konstruksi tidak lain adalah mendukung proses sehingga dimungkinkan
tercapainya efisiensi yang baik guna mencapai target yang telah ditetapkan. Metode Pengadaan
Armada Katinting disusun dengan tetap mengacu pada teknologi pembuatan kapal secara umum
yang dimulai dari tahap perencanaan (pradesain dan desain), pembangunan dan peluncuran
kapal. Kapal yang akan diproduksi harus memenuhi unsur yang berkaitan dengan pengoperasian
gambaran tentang pola pendekatan dan teknik pelaksanaan yang akan diterapkan. Metode
pelaksanaan pekerjaan ini disusun dengan tujuan untuk menghasilkan pekerjaan yang memenuhi
3. Dasar Hukum
Pekerjaan ini akan dilaksanakan dalam kurun waktu 120 (seratus dua puluh) hari
6. Pengawasan Pekerjaan
akan melaksanakan pengawasan secara internal dan akan memberikan akses yang seluas-luasnya
kepada pengawas yang ditunjuk oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buton Selatan.
tahapan pekerjaan sejak dimulainya pekerjaan sampai selesai sebagai upaya untuk mencapai
Pihak pengawas berhak menolak bahan-bahan dan peralatan yang tidak sesuai
dengan Rencana Kerja & Syarat Syarat (RKS) yang telah disetujui oleh Dinas Kelautan dan
Setelah kapal dinyatakan selesai 100 % dan telah dilakukan uji coba, maka
sebelum dilakukan serah terima kapal CV. Link Boats akan mempersiapkan hal-hal sebagai
berikut :
6. Familiarisasi
CV. Link Boats akan memberikan jaminan pemeliharaan teknis untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan pekerjaan ke penerima kapal.
ataupun kesalahan akibat pengerjaan. Kesalahan operasi kapal bukan bagian dari jaminan
pemeliharaan.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
“ PERSIAPAN PEKERJAAN “
Jl. Poros Pantai Lakeba Kel. Katobengke – Kec. Betoambari - Kota Baubau
Network Planning dan Time Schedule sangatlah penting dibuat dan dirancang
agar memudahkan dalam pencapaian target pekerjaan sesuai skala prioritas yang telah ditetapkan
sehingga penyelesaian pekerjaan tidak melampaui batas waktu dan adanya jaminan kualitas
sesuai yang telah disepakati dalam Kontrak Kerja. Pembuatan Network Planning dan Time
2. Hasil identifikasi dan analisa atas pekerjaan sejenis yang pernah dikerjakan
sebelumnya.
3. Teknologi dan atau Perangkat pendukung yang akan digunakan dalam penyelesaian
pekerjaan.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka akan diperoleh suatu urutan pekerjaan
yang terstruktur dan tertata rapi dengan mempertimbangkan bahwa ada bagian pekerjaan yang
dapat dilaksanakan secara bersamaan dengan bagian pekerjaan lainnya dan ada pekerjaan yang
Tahapan ini bertujuan untuk memastikan kondisi fisik dan phisikis tenaga kerja
yang tersedia saat ini sehingga jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pembangunan kapal
dapat segera disediakan dan diorganisir dalam satu tim yang solid dan kompak. Pengorganisasian
tenaga kerja dituangkan dalam struktur organisasi dengan tugas dan tanggungjawab sesuai
bidang keahlian yang terkait dengan pembangunan kapal. Hal tersebut sangat penting dilakukan
untuk mencapai tujuan pembangunan kapal yang bermutu dan tepat waktu.
3. Mobilisasi Bahan/Material
Link Boats segera melakukan kegiatan mobilisasi bahan/material setelah dinyatakan sebagai
yang ini bertujuan untuk memastikan kondisi peralatan memenuhi standar minimum yang
adalah :
4. Alat Ukur, berupa : Roll Meter, Meter Siku, Waterpas, Busur Derajat;
5. Peralatan Finishing, berupa : Mesin Amplas, Mesin Polish dan Mesin Duco;
7. Toolkit, berupa : Kunci Pas, Kunci Sok, Kunci Ring, Obeng, Tang;
5. Persiapan Bengkel Kerja (Shop)
mengingat bahan/material fiberglass harus terlindung dari sinar matahari langsung dan air hujan.
Selain itu proses pembuatan fiberglass yang bermutu dibutuhkan suhu normal ± 28 derajat
Celcius. Tata letak dan luas area kerja sangat mempengaruhi jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan, untuk itu diperlukan penataan area kerja yang baik dan tepat sehingga mempermudah
Gambar kerja dibuat untuk memastikan kesesuaian Desain dan Rencana Kerja
Syarat (RKS) yang tertuang dalam kontrak kerja. Apabila terjadi perbedaan jumlah, volume,
spesifikasi antara Desain dan RKS, maka CV. Link Boats akan segera melakukan koordinasi
dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meminta persetujuan dan pengesahan.
Gambar kerja yang telah mendapat persetujuan dan pengesahan, akan dijadikan
1. Rencana Garis (lines Plan), berguna untuk menentukan model, bentuk dan ukuran
dan ukuran tata letak seluruh ruangan, tangki-tangki, instalasi perpipaan, instalasi
dan ukuran konstruksi tulangan. Detail konstruksi yang dimaksud adalah Rencana
konstruksi.
7. Pembuatan Mould/Cetakan
Kalibrasi cetakan bertujuan untuk memastikan ukuran dan bentuk lambung yang
akan dihasilkan sesuai dengan gambar kerja yang telah diapprroved BKI. Cetakan yang
digunakan harus dipastikan dapat digunakan secara berulangulang dan mudah dalam tahap
pelaksanaan pekerjaan. Dalam rangka memperlancar pekerjaan, maka CV. Link Boats akan
2. Dimensi Mould/Cetakan
“ TAHAP PELAKSANAAN “
BUTON SELATAN
A. Umum
Armada Katinting fibreglass dengan konstruksi lambung FRP terdiri dari 2 bagian
utama yaitu badan kapal bagian bawah (hull) dan bagian geladak kapal (deck) di haluan, dimana
masing-masing bagian dibuat dengan konstruksi FRP yang dicetak single skin dengan sistem
hand Lay-Up.
Lapisan setiap laminasi dikerjakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga
laminasi tiap bagian menyatu. Pekerjaan pembuatan bagian-bagian kapal yang tidak diatur dalam
ketentuan yang ada maka pekerjaan tersebut akan dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yang
Bentuk lambung kapal dirancang sedemikian rupa dapat memenuhi kriteria kapal
ikan, antara lain ruang muat luas, mudah loading - unloading ikan, olah gerak (maneuverability)
dan stabilitas yang baik sesuai dengan ketentuan laik laut, laik tangkap dan laik simpan sehingga
mampu menjaga kenyamanan, keamanan dan keselamatan ABK serta terjaminnya kualitas hasil
keselamatan, kenyamanan, mobilisasi, distribusi berat, kebutuhan pengguna, kearifan lokal serta
aspek pemeliharaan.
A. 1. Armada Katinting
Spesifikasi Armada Katinting adalah petunjuk untuk membangun kapal ikan tipe
lambung “mono hull” dibangun dengan material bahan Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) yang
didesain untuk 1 (satu) unit mesin penggerak jenis katinting inboard engine, seperti di gambar
rencana umum. Galangan hanya membangun badan kapal dan menyediakan inventaris kapal
Bagian lambung kapal dibatasi oleh sekat-sekat yang di atur dalam Gambar
Rencana Umum dari buritan (AP) ke arah haluan (FP) sehingga kapal memiliki beberapa
ruangan dengan pembagian berdasarkan sekat melintang yang membagi kapal ke arah
a. Ruang Ceruk Haluan merupakan ruang kosong (void), bila diperlukan bisa juga
c. Ruang Ceruk Buritan merupakan ruang kosong (void), bila diperlukan bisa juga
3. Pemasangan Fender
Metode pekerjaan yang akan digunakan adalah metode hand lay-up, yaitu suatu
metode pembuatan kapal fiberglass yang paling sederhana dan mudah dikerjakan dengan dengan
cara melumuri kuas pakai resin cair dan ditekan merata ke permukaan serat penguat yang sudah
ditata di cetakan dengan menggunakan penekan roll sehingga merupakan satu kesatuan yang
utuh.
Berdasarkan desain dan spesifikasi teknis Armada Katinting, maka komposisi dan
BOTTOM SHELL
R + WR600 + R + M450 + R
SIDE SHELL
R;
Pekerjaan laminasi kulit kapal akan dilaksanakan secara cermat dan hati-hati
sesuai komposisi dan susunan laminasi yang telah ditetapkan mengingat lambung kapal adalah
single skin. Tahapan pekerjaan laminasi kulit kapal akan kami uraian sebagai berikut :
Langkah – 1
Seluruh permukaan cetakan diolesi wax dan dilap dengan menggunakan kain
majun dan atau mesin polish. Langkah ini dilakukan secara berulang minimum sebanyak 5 kali
Langkah – 2
Seluruh permukaan cetakan yang telah licin dan mengkilap diolesi cairan PVA
secara merata dan tipis dengan menggunakan spon. Agar mendapatkan hasil yang baik, maka
pengolesan dilakukan kearah yang sama secara teliti dan tidak diperbolehkan melakukan
pengolesan yang berulang pada permukaan yang telah diolesi cairan PVA.
Langkah – 3
adalah melakukan pewarnaan sesuai warna yang diinginkan pemilik pekerjaan. Pewarnaan
dilakukan dengan cara mencampurkan pigment ke dalam gelcoat dalam satu wadah dan diaduk
secara merata kemudian dicampur dengan katalis untuk membantu proses pengeringan. Seluruh
permukaan cetakan dicat dengan gelcoat secara merata dan tipis untuk pengecatan pada lapisan
pertama. Setelah cat kering pada permukaan cetakan, maka dilakukan penebalan dengan mencat
ulang seluruh permukaan cetakan. Gelcoat adalah permukaan luar kulit kapal (Outer shell) dan
Langkah – 4
Setelah cat telah mencapai pengeringan 100 % pada seluruh permukaan cetakan,
maka serat penguat (yang terdiri dari : CSM, WR, Multi Axial, Fiber Cloth) ditata di cetakan dan
menggunakan pisau pemotong dilantai kerja berdasarkan ukuran yang diinginkan. Cara
pemotongan dapat dilakukan dengan membuat pola dari tripleks atau bahan lain yang elastis.
Dibuat beberapa potongan untuk permukaan cetakan yang luas agar memudahkan proses
Susunan CSM, WR, Multi Axial, Fiber Cloth dibuat seperti susunan batu bata dan
setiap pertemuan potongan dibuat saling bertumpu satu sama lain dengan jarak minimum 10 cm.
Pengolesan cairan resin yang telah dicampur dan telah diaduk secara merata
dengan katalis dilakukan secara hati-hati dan teliti disetiap lapisan serat fiberglass dengan
menggunakan kuas tangan dan kuas roll dengan tekanan yang sama sehingga tidak terjadi
penggumpalan. Udara yang terjebak dihilangkan secara manual dengan penekan atau roller untuk
menyelesaikan struktur laminasi. Tekanan kuas/roll dilakukan sampai serat fiberglass benar-
benar rapat pada permukaan cetakan. Pengolesan resin dilakukan pada suhu normal ± 27 derajat
Celcius. Semua peralatan yang digunakan terutama kuas/roll diusahakan tidak tersentuh air
pengolesan resin pada lapisan berikutnya dilakukan setelah 3 lapisan pertama mencapai
kekeringan 90%. Langkah ini dilakukan secara terus menerus sampai mencapai lapisan yang
Langkah – 5
Setelah susunan CSM, WR, Multi Axial, Fiber Cloth diolesi resin dan mencapai
kekeringan 100%, maka langkah selanjutnya adalah pemasangan Tulang Memanjang dan Tulang
Melintang. Tulang memanjang dan melintang yang telah dicetak ditempat lain, diassembly
(digabungkan) dengan lambung kapal yang telah dicetak untuk menghasilkan kekuatan
melintang dan memanjang kapal sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini.
B. 2. Pemasangan Tulangan
Pemasangan tulangan pada kulit kapal yang telah dicetak akan dilaksanakan
sesuai peraturan standarisasi pembangunan kapal fiberglass yang berlaku di Indonesia. Cara
penggabungan tulangan dengan lambung kapal dilakukan dengan mengolesi resin pada serat
fiberglass pada bagian yang konstruksi disambung sampai mencapai ketentuan penggabungan
B.2.1. Gading
Berdasarkan desain dan spesifikasi teknis Armada katinting, maka komposisi dan
Berdasarkan desain dan spesifikasi teknis Armada katinting, maka komposisi dan
bertujuan untuk memastikan kapal memenuhi standar kualitas baik dari aspek estetika maupun
aspek konstruksi. Selanjutnya dilakukan pengecatan kapal sesuai warna yang dipersyaratkan
permukaan yang akan dicat harus diratakan dengan menggunakan dempul dan dibersihkan
Cat yang digunakan adalah cat marine use dengan mutu yang baik dan cara
pengecatannya harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat cat sesuai merek cat yang
digunakan.
Warna cat dan skema pengecatan terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buton Selatan. Pengecatan kapal dibagi menjadi 2 (dua)
bagian yaitu :
E. Peluncuran (Launching)
Peluncuran kapal dilaksanakan setelah konstruksi fisik kapal telah selesai 100 %
dan telah mendapat persetujuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buton Selatan.
Metode peluncuran yang digunakan pada pekerjaan ini adalah Metode peluncuran membujur
(end launching).
F. Pengujian
Setelah kapal dinyatakan selesai, maka akan dilakukan pengujian dan hasil
pengujian dituangkan dalam laporan resmi berupa Berita Acara Pengujian Kapal. Apabila dalam
pengujian terjadi hal-hal yang belum memenuhi ketentuan spesifikasi teknik yang tertuang dalam
kontrak kerja maka CV. Link Boats bersedia melakukan perbaikan dan penyempurnaan.
Sebelum pelaksanaan percobaan berlayar (sea trial), maka terlebih dahulu dilakukan
Progressive Speed Test, untuk mengetahui kecepatan kapal pada beberapa kondisi
kekuatan mesin.
ZIG – ZAG Manuver Test, untuk mengetahui kemampuan olah gerak kapal.
serta merujuk pada pengalaman CV. Link Boats dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan
kapal ikan berbahan fiberglass, maka dapat kami sampaikan bahwa ada beberapa faktor yang
1. Cuaca;
2. Peralatan;
3. Material;
4. Tenaga Kerja;
5. Finansial;
Oleh karena itu maka sedini mungkin dilakukan identifikasi secara komprehensif
A. Cuaca
1. Hujan
Permasalahan – 1 :
Proses produksi menjadi lambat akibat terjadinya penurunan suhu. Perlu diketahui
bahwa pembuatan kapal berbahan fiberglas merupakan hasil reaksi kimiawi yang
mempersyaratkan suhu tertentu untuk menghasilkan mutu yang baik khususnya pada
Permasalahan – 2 :
Kehadiran tenaga kerja menurun baik disebabkan karena sakit akibat terjadinya
perubahan cuaca maupun disebabkan kurangnya fasilitas yang memadai untuk sampai
di galangan kapal.
Solusi – 2 :
Pekerja ditempatkan di mess dalam area galangan dan disiapkan obat-obatan serta
2. Angin/Badai
Permasalahan – 1 :
Proses produksi dapat saja berhenti karena debu beterbangan dan kemungkinan
Solusi – 1 :
Menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) dan memastikan konstruksi hangar dapat
meminimalisir kerusakan dan kecelakaan yang disebabkan terjangan badai yang datang
secara tiba-tiba. Melakukan maintenance secara berkala terhadap fasilitas galangan yang
pengiriman dilakukan sesuai petunjuk dan informasi prediksi cuaca yang dikeluarkan
oleh BMKG.
B. Peralatan
1. Kehilangan
Permasalahan :
Mengganggu proses produksi karena perbandingan volume pekerjaan, tenaga kerja dan
ketat dan memasang CCTV dibeberapa titik rawan serta menerapkan peraturan yang
2. Kerusakan
Permasalahan :
Mengganggu proses produksi karena perbandingan volume pekerjaan, tenaga kerja dan
C. Material
1. Kerusakan
Permasalahan – 1 :
Material tidak dapat digunakan, akibat kerusakan pada saat pembelian dan pengiriman
Solusi – 1 :
Memastikan kondisi material pada saat dilakukan pembelian adalah 100 % asli dan
kondisi baru. Material yang rentan terhadap air, cuaca, getaran, dll dikemas dengan cara
menggunakan kontainer.
Permasalahan – 2 :
Material tidak dapat digunakan, akibat kerusakan pada saat penyimpanan di gudang
material.
Solusi – 2 :
Memastikan tata letak, fasilitas dan temperature gudang memenuhi syarat penyimpanan
2. Kehilangan
Permasalahan :
Mengganggu proses produksi karena jumlah material berkurang dari estimasi kebutuhan
produksi.
Solusi :
Volume material disiapkan melebihi dari jumlah kebutuhan untuk total unit yang akan
material.
Permasalahan :
Mengganggu proses produksi karena jumlah material berkurang dari estimasi kebutuhan
produksi.
Solusi :
Melakukan pencatatan dan pengawasan secara ketat serta menerapkan peraturan dan
D. Tenaga Kerja
1. Sistem Upah
Permasalahan – 1 :
pengawasan secara ketat dan memberlakukan sanksi apabila tidak dapat memenuhi
Permasalahan – 2 :
Solusi – 2 :
Melakukan pengawasan secara ketat dan memberlakukan sanksi apabila bekerja tidak
Permasalahan :
Proses produksi dapat berhenti akibat terjadinya kecelakaan kerja. Solusi : Menerapkan
E. Finansial
1. Pembayaran Pekerjaan
Permasalahan :
pekerjaan.
Solusi :
2. Pembayaran Upah
Permasalahan :
Solusi :