Anda di halaman 1dari 28

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

“PENDAHULUAN“

Pengadaan Armada Katinting

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

KABUPATEN BUTON UTARA

Tahun Anggaran 2019

CV. LINK BOATS

Jl. Poros Pantai Lakeba

Kel. Katobengke – Kec. Betoambari - Kota Baubau

Provinsi Sulawesi Tenggara


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah-Nya maka kami dapat menyusun Metode Pelaksanaan Pekerjaan sebagai bagian dari

Dokumen Penawaran Teknis untuk Pekerjaan Pengadaan Armada katinting di Kabupaten Buton

Selatan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara

umum kepada pengguna jasa tentang pola pendekatan dan teknik pelaksanaan yang akan kami

terapkan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Besar harapan kami, kiranya Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang kami tawarkan ini dapat

menjadi bahan pertimbangan dalam menilai kompetensi perusahaan kami.

Akhirnya kami berharap semoga Allah SWT senantiasa memberikan imbalan

yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan Metode

Pelaksanaan Pekerjaan Pengadaan Armada Katinting.

Baubau, 03 Agustus 2018

CV. LINK BOATS

ROOSLIN

Direktur
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pekerjaan Pengadaan Armada Katinting Kabupaten Buton Selatan akan

dilaksanakan sesuai peraturan konstruksi yang dikeluarkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia dan

ketentuan yang ditetapkan dalam kontrak kerja. Sehingga hasil pekerjaan dapat memenuhi

standar mutu yang dipersayaratkan dan dapat diselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu maka

dalam pelaksanaan pekerjaan Pengadaan Armada Katinting dibutuhkan suatu metode yang tepat

dan dapat diterapkan dilapangan. Berbagai aspek yang perlu menjadi perhatian hendaknya

dipertimbangkan sehingga tidak akan mengganggu setiap tahapan pekerjaan dan tujuan akhir

daripada pekerjaan tersebut dapat tercapai dengan baik. Keberhasilan suatu proyek dapat

dideteksi sejak dini melalui metode pelaksanaan yang akan diterapkan. Metode pelaksanaan

merupakan kunci untuk dapat mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik.

Pada dasarnya metode pelaksanaan pekerjaan merupakan penerapan konsep rekayasa yang

berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam kontrak kerja, peraturan konstruksi kapal,

keadaan teknis dan ekonomis yang ada dilapangan, dan seluruh sumber daya termasuk

pengalaman dalam pekerjaan yang sama. Peranan metode pelaksanaan pekerjaan adalah untuk

menyusun cara-cara kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan suatu cara untuk memenuhi,

menentukan sarana-sarana pekerjaan yang mendukung terlaksananya suatu pekerjaan. Misalnya :

menetapkan, memilih peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan yang sesuai dengan jenis

pekerjaan yang efektif dan efisien dalam biaya operasi. Cara kerja juga dapat membantu dalam

menentukan urutan pekerjaan, menyusun jadwalnya sehingga dapat menentukan penyelesaian

suatu pekerjaan. Setiap proyek konstruksi selalu membutuhkan sumberdaya proyek sebagai

komponen input dalam proses konstruksi. Ada 5 (lima) sumber daya proyek, yaitu pekerja,
material, metode, alat, uang. Tahap pelaksanaan konstruksi membutuhkan berbagai alat bantu

dari yang sederhana hingga berteknologi tinggi sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Keberadaan peralatan konstruksi tidak lain adalah mendukung proses sehingga dimungkinkan

tercapainya efisiensi yang baik guna mencapai target yang telah ditetapkan. Metode Pengadaan

Armada Katinting disusun dengan tetap mengacu pada teknologi pembuatan kapal secara umum

yang dimulai dari tahap perencanaan (pradesain dan desain), pembangunan dan peluncuran

kapal. Kapal yang akan diproduksi harus memenuhi unsur yang berkaitan dengan pengoperasian

kapal (kecepatan, stabilitas, olah gerak, kekuatan konstruksi, dll.).

2. Maksud dan Tujuan

Metode pelaksanaan pekerjaan ini disusun dengan maksud untuk memberikan

gambaran tentang pola pendekatan dan teknik pelaksanaan yang akan diterapkan. Metode

pelaksanaan pekerjaan ini disusun dengan tujuan untuk menghasilkan pekerjaan yang memenuhi

standar mutu sebagaimana ditetapkan dalam dokumen lelang.

3. Dasar Hukum

Pekerjaan ini akan dilaksanakan sesuai ketentuan yang tertuang dalam : 1.

Dokumen Pengadaan beserta lampiran dan Addendumnya, Nomor : 33/Pokja3-Busel/VII/2018

tanggal 26 Juli 2018 2. Spesifikasi Teknis 3. Gambar/Desain Kapal

4. Ruang Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pembangunan Armada Ketinting , meliputi :

1. Pekerjaan Kasko Kapal

2. Pekerjaan Pemasangan Mesin


3. Pekerjaan Pengadaan Perlengkapan Kapal

5. Jangka Waktu Pelaksanaan

Pekerjaan ini akan dilaksanakan dalam kurun waktu 120 (seratus dua puluh) hari

kalender sejak tanggal penandatanganan kontrak.

6. Pengawasan Pekerjaan

Selama pelaksanaan pekerjaan Pengadaan Armada Katinting, CV. Link Boats

akan melaksanakan pengawasan secara internal dan akan memberikan akses yang seluas-luasnya

kepada pengawas yang ditunjuk oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buton Selatan.

Pengawasan pekerjaan akan dilakukan secara berkesinambungan pada setiap

tahapan pekerjaan sejak dimulainya pekerjaan sampai selesai sebagai upaya untuk mencapai

hasil pekerjaan yang bermutu sebagaimana dipersyaratkan dalam kontrak kerja.

Pihak pengawas berhak menolak bahan-bahan dan peralatan yang tidak sesuai

dengan Rencana Kerja & Syarat Syarat (RKS) yang telah disetujui oleh Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Buton Selatan.

7. Serah Terima Kapal

Setelah kapal dinyatakan selesai 100 % dan telah dilakukan uji coba, maka

sebelum dilakukan serah terima kapal CV. Link Boats akan mempersiapkan hal-hal sebagai

berikut :

1. Berita Acara Pembangunan Kapal

2. Berita Acara Serah Terima Kapal

3. Daftar Inventarisasi Kapal dan Berita Acara Serah Terima Inventaris.


4. As Built drawing perubahan apabila ada.

5. Surat Keterangan Pembangunan atau Sertifikat Galangan.

6. Familiarisasi

8. Masa Pemeliharaan dan Garansi

CV. Link Boats akan memberikan jaminan pemeliharaan teknis untuk jangka

waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan pekerjaan ke penerima kapal.

Garansi diberikan pada kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan konstruksi

ataupun kesalahan akibat pengerjaan. Kesalahan operasi kapal bukan bagian dari jaminan

pemeliharaan.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

“ PERSIAPAN PEKERJAAN “

Pengadaan Armada Katinting

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

KABUPATEN BUTON SELATAN

Tahun Anggaran 2019

CV. LINK BOATS

Jl. Poros Pantai Lakeba Kel. Katobengke – Kec. Betoambari - Kota Baubau

Provinsi Sulawesi Tenggara


PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pembuatan Network Planning dan Time Schedule

Network Planning dan Time Schedule sangatlah penting dibuat dan dirancang

agar memudahkan dalam pencapaian target pekerjaan sesuai skala prioritas yang telah ditetapkan

sehingga penyelesaian pekerjaan tidak melampaui batas waktu dan adanya jaminan kualitas

sesuai yang telah disepakati dalam Kontrak Kerja. Pembuatan Network Planning dan Time

Schedule Time, didasarkan pada beberapa hal antara lain :

1. Hasil diskusi dengan personil inti tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan

menghambat dan atau mempercepat suau pekerjaan.

2. Hasil identifikasi dan analisa atas pekerjaan sejenis yang pernah dikerjakan

sebelumnya.

3. Teknologi dan atau Perangkat pendukung yang akan digunakan dalam penyelesaian

pekerjaan.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka akan diperoleh suatu urutan pekerjaan

yang terstruktur dan tertata rapi dengan mempertimbangkan bahwa ada bagian pekerjaan yang

dapat dilaksanakan secara bersamaan dengan bagian pekerjaan lainnya dan ada pekerjaan yang

tidak dapat dikerjakan sebelum menyelesaikan bagian pekerjaan lainnya.

2. Pengorganisasian Tenaga Kerja

Tahapan ini bertujuan untuk memastikan kondisi fisik dan phisikis tenaga kerja

yang tersedia saat ini sehingga jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pembangunan kapal

dapat segera disediakan dan diorganisir dalam satu tim yang solid dan kompak. Pengorganisasian

tenaga kerja dituangkan dalam struktur organisasi dengan tugas dan tanggungjawab sesuai
bidang keahlian yang terkait dengan pembangunan kapal. Hal tersebut sangat penting dilakukan

untuk mencapai tujuan pembangunan kapal yang bermutu dan tepat waktu.

3. Mobilisasi Bahan/Material

Dalam rangka memperlancar pekerjaan Pengadaan Armada Katinting, maka CV.

Link Boats segera melakukan kegiatan mobilisasi bahan/material setelah dinyatakan sebagai

pemenang tender. Seluruh Bahan-bahan/Material dan perlengkapan kapal yang dipergunakan

kami jamin bermutu baik dan 100 % asli.

4. Kalibrasi Peralatan Kerja

Kalibrasi peralatan kerja merupakan tahapan persiapan pelaksanaan pekerjaan

yang ini bertujuan untuk memastikan kondisi peralatan memenuhi standar minimum yang

dipersyaratkan dalam pembangunan kapal.

Peralatan kerja minimum yang dibutuhkan untuk Pengadaan Armada Katinting

adalah :

1. Alat Pemukul, berupa : Palu berbagai ukuran;

2. Alat Angkat, berupa : Takel, Dongkrak;

3. Alat Pemotong, berupa : Gergaji berbagai tipe, Mesin Gerinda;

4. Alat Ukur, berupa : Roll Meter, Meter Siku, Waterpas, Busur Derajat;

5. Peralatan Finishing, berupa : Mesin Amplas, Mesin Polish dan Mesin Duco;

6. Peralatan Laminating berupa : Kuas berbagai tipe dan ukuran;

7. Toolkit, berupa : Kunci Pas, Kunci Sok, Kunci Ring, Obeng, Tang;
5. Persiapan Bengkel Kerja (Shop)

Bengkel kerja merupakan bagian terpenting dalam Pengadaan Armada Katinting,

mengingat bahan/material fiberglass harus terlindung dari sinar matahari langsung dan air hujan.

Selain itu proses pembuatan fiberglass yang bermutu dibutuhkan suhu normal ± 28 derajat

Celcius. Tata letak dan luas area kerja sangat mempengaruhi jangka waktu pelaksanaan

pekerjaan, untuk itu diperlukan penataan area kerja yang baik dan tepat sehingga mempermudah

lalulintas pekerja untuk melaksanakan pekerjaan pembuatan kapal.

6. Membuat Gambar Kerja

Gambar kerja dibuat untuk memastikan kesesuaian Desain dan Rencana Kerja

Syarat (RKS) yang tertuang dalam kontrak kerja. Apabila terjadi perbedaan jumlah, volume,

spesifikasi antara Desain dan RKS, maka CV. Link Boats akan segera melakukan koordinasi

dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meminta persetujuan dan pengesahan.

Gambar kerja yang telah mendapat persetujuan dan pengesahan, akan dijadikan

acuan dalam Pengadaan Armada Katinting, antara lain :

1. Rencana Garis (lines Plan), berguna untuk menentukan model, bentuk dan ukuran

konstruksi lambung dibawah garis air.

2. Rencana Umum (General Arrangement), berguna untuk menentukan model, bentuk

dan ukuran tata letak seluruh ruangan, tangki-tangki, instalasi perpipaan, instalasi

sanitari dan kamar mesin.

3. Detail Konstruksi (Detail Construction), berguna untuk menentukan model, bentuk

dan ukuran konstruksi tulangan. Detail konstruksi yang dimaksud adalah Rencana

Lapisan (Schedule Laminating) yang telah di Appoved BKI, berguna untuk


menentukan jumlah, susunan dan komposisi serat fiberglass pada setiap bagian

konstruksi.

7. Pembuatan Mould/Cetakan

Kalibrasi cetakan bertujuan untuk memastikan ukuran dan bentuk lambung yang

akan dihasilkan sesuai dengan gambar kerja yang telah diapprroved BKI. Cetakan yang

digunakan harus dipastikan dapat digunakan secara berulangulang dan mudah dalam tahap

pelaksanaan pekerjaan. Dalam rangka memperlancar pekerjaan, maka CV. Link Boats akan

membuat mould/cetakan dengan rincian sebagai berikut :

a). Armada Katinting

1. Jumlah, Tipe dan Material Mould/Cetakan

o Jumlah mould/cetakan : 2 (satu) buah

o Tipe mould/cetakan : Permanen

o Material mould/cetakan : Fiberglass

2. Dimensi Mould/Cetakan

o Panjang Utama Kapal (LOA) : 04.00 Meter

o Lebar Midship (BMld) : 0.80 Meter o Tinggi (H) : 0.35 Meter


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

“ TAHAP PELAKSANAAN “

Pengadaan Armada Katinting

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

BUTON SELATAN

Tahun Anggaran 2018

CV. LINK BOATS

Jl. Poros Pantai Lakeba

Kel. Katobengke – Kec. Betoambari - Kota Baubau

Provinsi Sulawesi Tenggara


PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. Umum

Armada Katinting fibreglass dengan konstruksi lambung FRP terdiri dari 2 bagian

utama yaitu badan kapal bagian bawah (hull) dan bagian geladak kapal (deck) di haluan, dimana

masing-masing bagian dibuat dengan konstruksi FRP yang dicetak single skin dengan sistem

hand Lay-Up.

Lapisan setiap laminasi dikerjakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga

laminasi tiap bagian menyatu. Pekerjaan pembuatan bagian-bagian kapal yang tidak diatur dalam

ketentuan yang ada maka pekerjaan tersebut akan dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yang

lazim dalam pembangunan kapal FRP.

Bentuk lambung kapal dirancang sedemikian rupa dapat memenuhi kriteria kapal

ikan, antara lain ruang muat luas, mudah loading - unloading ikan, olah gerak (maneuverability)

dan stabilitas yang baik sesuai dengan ketentuan laik laut, laik tangkap dan laik simpan sehingga

mampu menjaga kenyamanan, keamanan dan keselamatan ABK serta terjaminnya kualitas hasil

tangkapan selama beroperasi dan berlayar dalam setiap kondisi perairan.

Tata letak ruangan kapal dirancang dengan memperhatikan aspek-aspek

keselamatan, kenyamanan, mobilisasi, distribusi berat, kebutuhan pengguna, kearifan lokal serta

aspek pemeliharaan.

A. 1. Armada Katinting

Spesifikasi Armada Katinting adalah petunjuk untuk membangun kapal ikan tipe

lambung “mono hull” dibangun dengan material bahan Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) yang
didesain untuk 1 (satu) unit mesin penggerak jenis katinting inboard engine, seperti di gambar

rencana umum. Galangan hanya membangun badan kapal dan menyediakan inventaris kapal

sesuai dengan spesifikasi ini.

Bagian lambung kapal dibatasi oleh sekat-sekat yang di atur dalam Gambar

Rencana Umum dari buritan (AP) ke arah haluan (FP) sehingga kapal memiliki beberapa

ruangan dengan pembagian berdasarkan sekat melintang yang membagi kapal ke arah

memanjang menjadi beberapa ruangan, antara lain:

a. Ruang Ceruk Haluan merupakan ruang kosong (void), bila diperlukan bisa juga

digunakan sebagai cadangan daya apung;

b. Ruang Mesin (Engine Room)

c. Ruang Ceruk Buritan merupakan ruang kosong (void), bila diperlukan bisa juga

digunakan sebagai cadangan daya apung.

B. Pekerjaan Konstruksi Lambung Kapal

Berdasarkan desain dan spesifikasi teknis Armada Katinting, maka pekerjaan

konstruksi lambung kapal meliputi :

1. Laminasi kulit kapal : Bottom Shell, Side Shell.

2. Pemasangan Tulangan : Gading melintang dan Gading memanjang.

3. Pemasangan Fender

Metode pekerjaan yang akan digunakan adalah metode hand lay-up, yaitu suatu

metode pembuatan kapal fiberglass yang paling sederhana dan mudah dikerjakan dengan dengan

cara melumuri kuas pakai resin cair dan ditekan merata ke permukaan serat penguat yang sudah
ditata di cetakan dengan menggunakan penekan roll sehingga merupakan satu kesatuan yang

utuh.

B. 1. Laminasi kulit kapal

Berdasarkan desain dan spesifikasi teknis Armada Katinting, maka komposisi dan

susunan material kulit kapal adalah sebagai berikut :

BOTTOM SHELL

TYPE KAPAL SUSUNAN MATERIAL JML. LAYER

Katinting G + M300 + R + M300 + R + WR600 + R + M450 + 6 Ply

R + WR600 + R + M450 + R

SIDE SHELL

TYPE KAPAL SUSUNAN MATERIAL JML. LAYER

Katinting G + M300 + R + M450 + R + WR600 + R + M450 + 3 Ply

R;

Pekerjaan laminasi kulit kapal akan dilaksanakan secara cermat dan hati-hati

sesuai komposisi dan susunan laminasi yang telah ditetapkan mengingat lambung kapal adalah

single skin. Tahapan pekerjaan laminasi kulit kapal akan kami uraian sebagai berikut :
Langkah – 1

Seluruh permukaan cetakan diolesi wax dan dilap dengan menggunakan kain

majun dan atau mesin polish. Langkah ini dilakukan secara berulang minimum sebanyak 5 kali

sampai seluruh permukaan cetakan menjadi licin dan mengkilap.

Langkah – 2

Seluruh permukaan cetakan yang telah licin dan mengkilap diolesi cairan PVA

secara merata dan tipis dengan menggunakan spon. Agar mendapatkan hasil yang baik, maka

pengolesan dilakukan kearah yang sama secara teliti dan tidak diperbolehkan melakukan

pengolesan yang berulang pada permukaan yang telah diolesi cairan PVA.

Langkah – 3

Setelah cairan PVA mengering dipermukaan cetakan, maka langkah selanjutnya

adalah melakukan pewarnaan sesuai warna yang diinginkan pemilik pekerjaan. Pewarnaan

dilakukan dengan cara mencampurkan pigment ke dalam gelcoat dalam satu wadah dan diaduk

secara merata kemudian dicampur dengan katalis untuk membantu proses pengeringan. Seluruh

permukaan cetakan dicat dengan gelcoat secara merata dan tipis untuk pengecatan pada lapisan

pertama. Setelah cat kering pada permukaan cetakan, maka dilakukan penebalan dengan mencat

ulang seluruh permukaan cetakan. Gelcoat adalah permukaan luar kulit kapal (Outer shell) dan

merupakan bagian dari struktur laminasi.

Langkah – 4

Setelah cat telah mencapai pengeringan 100 % pada seluruh permukaan cetakan,

maka serat penguat (yang terdiri dari : CSM, WR, Multi Axial, Fiber Cloth) ditata di cetakan dan

dilumuri resin cair yang telah ditambahkan dengan katalis.


CSM, WR, Multi Axial, Fiber Cloth dipotong sedemikian rupa dengan

menggunakan pisau pemotong dilantai kerja berdasarkan ukuran yang diinginkan. Cara

pemotongan dapat dilakukan dengan membuat pola dari tripleks atau bahan lain yang elastis.

Dibuat beberapa potongan untuk permukaan cetakan yang luas agar memudahkan proses

pengerjaan dengan hasil yang baik.

Susunan CSM, WR, Multi Axial, Fiber Cloth dibuat seperti susunan batu bata dan

setiap pertemuan potongan dibuat saling bertumpu satu sama lain dengan jarak minimum 10 cm.

Pengolesan cairan resin yang telah dicampur dan telah diaduk secara merata

dengan katalis dilakukan secara hati-hati dan teliti disetiap lapisan serat fiberglass dengan

menggunakan kuas tangan dan kuas roll dengan tekanan yang sama sehingga tidak terjadi

penggumpalan. Udara yang terjebak dihilangkan secara manual dengan penekan atau roller untuk

menyelesaikan struktur laminasi. Tekanan kuas/roll dilakukan sampai serat fiberglass benar-

benar rapat pada permukaan cetakan. Pengolesan resin dilakukan pada suhu normal ± 27 derajat

Celcius. Semua peralatan yang digunakan terutama kuas/roll diusahakan tidak tersentuh air

karena dapat mengakibatkan kegagalan pencetakan.

Pengolesan resin dilakukan secara bersamaan untuk 3 lapisan pertama dan

pengolesan resin pada lapisan berikutnya dilakukan setelah 3 lapisan pertama mencapai

kekeringan 90%. Langkah ini dilakukan secara terus menerus sampai mencapai lapisan yang

diinginkan sesuai Rencana Laminating (Schedule Laminating).

Langkah – 5

Setelah susunan CSM, WR, Multi Axial, Fiber Cloth diolesi resin dan mencapai

kekeringan 100%, maka langkah selanjutnya adalah pemasangan Tulang Memanjang dan Tulang
Melintang. Tulang memanjang dan melintang yang telah dicetak ditempat lain, diassembly

(digabungkan) dengan lambung kapal yang telah dicetak untuk menghasilkan kekuatan

melintang dan memanjang kapal sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini.

B. 2. Pemasangan Tulangan

Pemasangan tulangan pada kulit kapal yang telah dicetak akan dilaksanakan

sesuai peraturan standarisasi pembangunan kapal fiberglass yang berlaku di Indonesia. Cara

penggabungan tulangan dengan lambung kapal dilakukan dengan mengolesi resin pada serat

fiberglass pada bagian yang konstruksi disambung sampai mencapai ketentuan penggabungan

konstruksi yang dipersyaratkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia.

B.2.1. Gading

Berdasarkan desain dan spesifikasi teknis Armada katinting, maka komposisi dan

susunan material gading adalah sebagai berikut :

Gading Melintang dan Gading Memanjang

TYPE KAPAL SUSUNAN MATERIAL LAYER

Katinting R + M300 + R + M450 + R + M300 + R + M450 + R 3 Ply


C. Fender

Berdasarkan desain dan spesifikasi teknis Armada katinting, maka komposisi dan

susunan material gading adalah sebagai berikut :

Gading Melintang dan Gading Memanjang

TYPE KAPAL SUSUNAN MATERIAL LAYER

Katinting Kayu Kelas III + R + M300 + R + M450 + R + M450 + R 3 Ply

D. Finishing dan Pengecatan

Finishing merupakan tahap akhir dalam pekerjaan pembangunan kapal yang

bertujuan untuk memastikan kapal memenuhi standar kualitas baik dari aspek estetika maupun

aspek konstruksi. Selanjutnya dilakukan pengecatan kapal sesuai warna yang dipersyaratkan

dalam kontrak kerja.

Cat menggunakan standard marine dimana sebelum dilakukan pengecatan, maka

permukaan yang akan dicat harus diratakan dengan menggunakan dempul dan dibersihkan

dengan menggunakan amplas dan kain lap.

Cat yang digunakan adalah cat marine use dengan mutu yang baik dan cara

pengecatannya harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat cat sesuai merek cat yang

digunakan.
Warna cat dan skema pengecatan terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buton Selatan. Pengecatan kapal dibagi menjadi 2 (dua)

bagian yaitu :

1. cat primer (merupakan cat dasar)

2. cat Finish dimana warnanya disesuaikan dengan keinginan owner (pemilik).

E. Peluncuran (Launching)

Peluncuran kapal dilaksanakan setelah konstruksi fisik kapal telah selesai 100 %

dan telah mendapat persetujuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buton Selatan.

Metode peluncuran yang digunakan pada pekerjaan ini adalah Metode peluncuran membujur

(end launching).

F. Pengujian

Setelah kapal dinyatakan selesai, maka akan dilakukan pengujian dan hasil

pengujian dituangkan dalam laporan resmi berupa Berita Acara Pengujian Kapal. Apabila dalam

pengujian terjadi hal-hal yang belum memenuhi ketentuan spesifikasi teknik yang tertuang dalam

kontrak kerja maka CV. Link Boats bersedia melakukan perbaikan dan penyempurnaan.

1. Percobaan Dok (Dock Trial)

Sebelum pelaksanaan percobaan berlayar (sea trial), maka terlebih dahulu dilakukan

percobaan dok yang meliputi:

 Running test Mesin Induk.

 Uji coba ketahanan Mesin Induk.

 Uji coba lain yang diperlukan sebelum uji coba berlayar.


2. Percobaan Berlayar (Sea Trial) Sea Trial atau uji coba berlayar akan dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan dalam kontrak kontrak kerja, antara lain :

 Progressive Speed Test, untuk mengetahui kecepatan kapal pada beberapa kondisi

kekuatan mesin.

 ZIG – ZAG Manuver Test, untuk mengetahui kemampuan olah gerak kapal.

 Endurance Trial & Fuel Consumption Measurement, untuk mengetahui

karakteristik mesin dan konsumsi pemakaian bahan bakar.


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

“ PERMASALAHAN DAN SOLUSI “

Pengadaan Armada Katinting

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

KABUPATEN BUTON UTARA

Tahun Anggaran 2018

CV. LINK BOATS

Jl. Poros Pantai Lakeba

Kel. Katobengke – Kec. Betoambari - Kota Baubau

Provinsi Sulawesi Tenggara


PERMASALAHAN DAN SOLUSI DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN

Setelah mempelajari dokumen lelang pengadaan Pengadaan Armada Katinting

serta merujuk pada pengalaman CV. Link Boats dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan

kapal ikan berbahan fiberglass, maka dapat kami sampaikan bahwa ada beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan pekerjaan, yaitu :

1. Cuaca;

2. Peralatan;

3. Material;

4. Tenaga Kerja;

5. Finansial;

Oleh karena itu maka sedini mungkin dilakukan identifikasi secara komprehensif

atas berbagai permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan.

A. Cuaca

1. Hujan

Permasalahan – 1 :

Proses produksi menjadi lambat akibat terjadinya penurunan suhu. Perlu diketahui

bahwa pembuatan kapal berbahan fiberglas merupakan hasil reaksi kimiawi yang

mempersyaratkan suhu tertentu untuk menghasilkan mutu yang baik khususnya pada

daya rekat resin dan sifat kekakuan.


Solusi – 1 :

Menyiapkan peralatan pemanas ruangan untuk menetralkan temperature dan mengubah

komposisi campuran antara katalis dengan resin.

Permasalahan – 2 :

Kehadiran tenaga kerja menurun baik disebabkan karena sakit akibat terjadinya

perubahan cuaca maupun disebabkan kurangnya fasilitas yang memadai untuk sampai

di galangan kapal.

Solusi – 2 :

Pekerja ditempatkan di mess dalam area galangan dan disiapkan obat-obatan serta

dilakukan medical chek up secara rutin bekerjasama dengan puskesmas setempat.

2. Angin/Badai

Permasalahan – 1 :

Proses produksi dapat saja berhenti karena debu beterbangan dan kemungkinan

rusaknya hangar kerja.

Solusi – 1 :

Menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) dan memastikan konstruksi hangar dapat

meminimalisir kerusakan dan kecelakaan yang disebabkan terjangan badai yang datang

secara tiba-tiba. Melakukan maintenance secara berkala terhadap fasilitas galangan yang

rentan terhadap terjangan badai.


Permasalahan – 2 :

Pengiriman kapal ke lokasi penerima dan suplay material akan mengalami

keterlambatan karena pengiriman dilakukan melalui jalur laut. Solusi – 2 : Jadwal

pengiriman dilakukan sesuai petunjuk dan informasi prediksi cuaca yang dikeluarkan

oleh BMKG.

B. Peralatan

1. Kehilangan

Permasalahan :

Mengganggu proses produksi karena perbandingan volume pekerjaan, tenaga kerja dan

peralatan menjadi tidak seimbang. Solusi : Melakukan pencatatan, pengawasan secara

ketat dan memasang CCTV dibeberapa titik rawan serta menerapkan peraturan yang

terkait dengan kehilangan peralatan.

2. Kerusakan

Permasalahan :

Mengganggu proses produksi karena perbandingan volume pekerjaan, tenaga kerja dan

peralatan menjadi tidak seimbang. Solusi : Melakukan maintenance secara berkala,

menyiapkan suku cadang dan menyiapkan peralatan cadangan serta menerapkan

peraturan yang terkait dengan kerusakan peralatan.

C. Material

1. Kerusakan

Permasalahan – 1 :
Material tidak dapat digunakan, akibat kerusakan pada saat pembelian dan pengiriman

dari supplier ke galangan.

Solusi – 1 :

Memastikan kondisi material pada saat dilakukan pembelian adalah 100 % asli dan

kondisi baru. Material yang rentan terhadap air, cuaca, getaran, dll dikemas dengan cara

pengemasan yang sesuai standar pengiriman barang yang berlaku, misalnya

menggunakan kontainer.

Permasalahan – 2 :

Material tidak dapat digunakan, akibat kerusakan pada saat penyimpanan di gudang

material.

Solusi – 2 :

Memastikan tata letak, fasilitas dan temperature gudang memenuhi syarat penyimpanan

material. Metode penyimpanan material di gudang dilaksanakan sesuai

petunjuk/rekomendasi dari pabrik material.

2. Kehilangan

Permasalahan :

Mengganggu proses produksi karena jumlah material berkurang dari estimasi kebutuhan

produksi.

Solusi :

Volume material disiapkan melebihi dari jumlah kebutuhan untuk total unit yang akan

diproduksi. Melakukan pencatatan, pengawasan secara ketat dan memasang CCTV


dibeberapa titik rawan serta menerapkan peraturan yang terkait dengan kehilangan

material.

3. Pemakaian secara berlebihan

Permasalahan :

Mengganggu proses produksi karena jumlah material berkurang dari estimasi kebutuhan

produksi.

Solusi :

Melakukan pencatatan dan pengawasan secara ketat serta menerapkan peraturan dan

metode kerja terkait penggunaan material secara berlebihan.

D. Tenaga Kerja

1. Sistem Upah

Permasalahan – 1 :

Sistem upah borongan, tidak menjamin kualitas pekerjaan. Solusi – 1 : Melakukan

pengawasan secara ketat dan memberlakukan sanksi apabila tidak dapat memenuhi

standar kualitas yang ditentukan.

Permasalahan – 2 :

Sistem upah harian, tidak menjamin ketepatan waktu pekerjaan.

Solusi – 2 :

Melakukan pengawasan secara ketat dan memberlakukan sanksi apabila bekerja tidak

dapat memenuhi jangka waktu yang ditentukan.


2. Kecelakaan Kerja

Permasalahan :

Proses produksi dapat berhenti akibat terjadinya kecelakaan kerja. Solusi : Menerapkan

peraturan keselamatan dan kesehatan kerja

E. Finansial

1. Pembayaran Pekerjaan

Permasalahan :

Beban keuangan perusahaan mengalami peningkatan akibat keterlambatan pembayaran

pekerjaan.

Solusi :

Membuat perencanaan keuangan berdasarkan skala prioritas dan senantiasa bekerjasama

dengan pihak perbankan.

2. Pembayaran Upah

Permasalahan :

Pekerja mengalami penutunan etos kerja akibat keterlambatan pembayaran upah.

Solusi :

Membuat perencanaan keuangan berdasarkan skala prioritas dan senantiasa membangun

komunikasi yang baik dengan pekerja terkait keterlambatan pembayaran upah.

Anda mungkin juga menyukai