Anda di halaman 1dari 2

Strategi Penyelesaian Konflik

Seorang pemimpin bertugas mengenali manajemen konflik atau strategi penyelesaian


masalah yang paling tepat untuk setiap situasi. Pilihan strategi yang tepat tergantung pada
banyak variabel, misalnya situasi itu sendiri, kekuatan atau status pihak yang terlibat dan
kedewasaan orang yang terlibat dalam konflik (Marquis & Huston, 2010). Ada beberapa
strategi yang digunakan dalam penyelesain konflik yaitu kompromi atau negosiasi, kompetisi,
akomodasi, smoothing, menghindar, dan kolaborasi (Nursalam, 2009).
a. Kompromi atau negosiasi
Suatu strategi penyelesaian konflik dimana semua yang terlibat saling menyadari dan
sepakat pada keinginan bersama. Penyelesaian strategi ini sering diartikan sebagai
loselose situation kedua unsur yang terlibat menyepakati hal yang telah dibuat
(Nursalam, 2009). Kompromi bekerja menuju kepuasan parsial, semua pihak mencari
sebuah solusi yang dapat diterima dan bukan yang optimal dengan demikian tidak ada
pihak yang menang maupun kalah secara mutlak (Winardi, 2007). Strategi ini dapat
dilakukan ketika tujuan-tujuannya penting, ketika pihak lawan dengan persamaan
kekuasaan sepakat untuk mencapai tujuan bersama. Strategi ini dapat dilakukan
dengan tujuannya untuk mencapai penyelesaian sementara untuk isu-isu yang
kompleks, untuk mencapai solusi yang bijaksana, dan sebagai cadangan ketika gaya
kolaborasi dan kompetisi tidak berhasil (Rivai, 2003).
b. Kompetisi
Strategi ini dapat diartikan sebagai winlose penyelesaian konflik. Penyelesaian ini
menekankan bahwa hanya ada satu orang atau kelompok yang menang tanpa
mempertimbangkan yang kalah. Akibat negatif dari strategi ini adalah kemarahan
putus asa dan keinginan untuk memperbaiki di masa mendatang (Nursalam, 2009).
Strategi ini sering digunakan apabila keputusan keputusan cepat dan desisif
diperlukan sekali misalnya dalam situasi darurat dan persoalan-persoalan penting
(Rivai, 2003).
c. Akomodasi
Strategi ini digunakan untuk memfasilitasi dan memberikan wadah untuk menampung
keinginan pihak yang terlibat konflik. Dengan cara ini dimungkinkan terjadi
peningkatan kerjasama dan pengumpulan datadata yang akurat dan signifikan untuk
pengambilan suatu kesepakatan bersama (Arwani & Supriyanto, 2006). Strategi ini
bertujuan untuk memelihara kerjasama, membangun penghargaan sosial bagi isu-isu
berikutnya, meminimalkan kerugian, keharmonisan dan stabilitas dipandang lebih

penting, dan memberi kesempatan kepada bawahan berkembang dengan belajar dari
kesalahan (Rivai, 2003)
d. Smoothing
Strategi ini sering digunakan manajer agar seseorang mengakomodasikan atau
bekerjasama dengan pihak lain. Smoothing terjadi ketika satu pihak dalam konflik
berupaya untuk memuji pihak lain atau berfokus pada hal yang disetujui bersama,
bukan pada perbedaan. Pendekatan ini tepat digunakan pada perselisihan yang kecil
(Marquis & Huston, 2010).
e. Menghindar
Semua pihak yang terlibat dalam konflik menyadari masalah yang dihadapi tetapi
memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan masalah (Nursalam, 2009).
Strategi ini biasanya dipilih jika isu tidak gawat atau bila kerusakan yang potensial
tidak akan terjadi dan lebih banyak menguntungkan (Swanburg, 2000).
f. Kolaborasi
Strategi ini merupakan strategi winwin solution, dalam kolaborasi kedua belah pihak
menentukan tujuan bersama dan bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan, karena
keduanya meyakini akan tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan dan masing
masing pihak yang terlibat meyakininya (Nursalam, 2009).

Anda mungkin juga menyukai