Kepemimpinan Kepala Ruang Dalam Pelaksanaan Strategi Manajemen Konflik
Kepemimpinan Kepala Ruang Dalam Pelaksanaan Strategi Manajemen Konflik
4 2018
Perawat sangat rentan menghadapi konflik selama menjalankan tugas, baik itu
konflik dengan pasien, teman sejawat maupun dengan atasan. Jika konflik tidak
diatasi maka akan mempengaruhi pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.
Kepala ruang berperan penting dalam memfasilitasi penyelesaian konflik, agar
tidak menjadi hambatan dalam meningkatkan kinerja baik individu maupun tim.
Pada umumnya strategi akomodasi dilakukan jika konflik dianggap tidak terlalu
bernilai tinggi bagi pihak yang mengakomodasi. Sehingga dalam hal ini tidak ada
pihak yang dirugikan (Marquis & Huston, 2015).
Pada strategi ini, individu yang terlibat dalam konflik berupaya mencapai
kebersamaan dari pada perbedaan dengan penuh kesadaran dan intropeksi diri.
Strategi ini bisa diterapkan pada konflik yang ringan, tetapi tidak dapat digunakan
pada konflik yang besar, misalnya persaingan pelayanan atau hasil produksi
(Marquis & Huston, 2015).
Hal ini serupa dengan yang hasil penelitian Nisa (2015) disimpulkan bahwa
tindakan menghindri konflik dilakukan jika salah satu pihak menghindar dari
situasi tersebut secra fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah
menunda konflik yang terjadi. Meghindari konflik bisa dilakukan jika masing-
masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana terlebih dahulu.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fakhruddin, Darmawansyah & Razak (2014)
di Puskesmas Pesisir Kabupaten Pangkep, disimpulkan bahwa sebagian kecil
responden menggunakan manajemen konflik menghindar yaitu 5 responden
(8,8%). Hal ini berarti tenaga kesehatan di Puskesmas Bowong Cindea lebih
banyak menggunakan strategi mencari alternatif titik tengah dalam menghadapi
konflik dibandingkan harus menghindari konflik yang sedang dialaminya.
Pelaksanaan Strategi Kolaborasi Kepala Ruang
Kolaborasi adalah cara penyelesaian konflik yang asertif dan kooperatif yang
menghasilkan penyelesaian menang-menang. Dalam pendekatan ini semua pihak
mengesampingkan tujuan awal dan bekerjasama untuk menentukan tujuan umum
prioritas (Marquis & Huston, 2015).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nisa (2015) didapatkan bahwa strategi
kolaborasi merupakan strategi pemecahan masalah dengan hasil kedua belah
pihak menang, dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.
Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling
mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.