1Pengertian stres
distress dan depresi, karena satu sama lainnya saling terkait. Stres merupakan
Ini merupakan reaksi kejiwaan terhadap stressor yang dialaminya. Dalam banyak
hal manusia akan cukup cepat untuk pulih kembali dari pengaruh-pengaruh
penyesuaian diri untuk dipakai dan diisi kembali bilamana perlu. Stres adalah
kehidupan (an internal and eksternal pressure and other troublesome condition
Menurut Caves (2014) ada tiga klasifikasi penyebab stres, antara lain,
dan fungsi secara langsung dengan pekerjaan. Kedua, life events yang tidak
Misalnya seperti:
• Pelarian
menimbulkan stress.
• Penenangan Instan
• Pemeriksaan kesehatan
putih.
Kehati-hatian adalah seni menerima kehidupan ketika kehidupan itu datang dan menikmatinya
olah setiap saat itu penting, yang berarti bahwa setiap saat harus
Aamodt, (2015) menunjukkan bahwa stres mungkin bisa diatasi melalui efek penyangga suatu
kualitas kepribadian yang disebut “daya tahan” (hardiness).
a.komitment
B.kontrol
C.tantangan
Manajemen harus mengambil langkah-langkah untuk menghilangkan atau mengurangi jumlah dan
intensitas stres dalam rangka peningkatan efektivitas organisasi.
Strategi menghadapi stres dapat diklasifikasikan dalam pendekatan individual dan organisasional.
Pendekatan individual dengan manajemen waktu, olahraga teratur, pelatihan rileks dan
memperluas jaringan dukungan sosial. Sedangkan pendekatan organisasional dengan
menggunakan kendali manajemen dalam bentuk perbaikan proses seleksi dan penempatan,
penggunaan prinsip-prinsip penentuan tujuan secara realistik, rancang bangun ulang pekerjaan,
pengambilan keputusan yang partisipatif, proses komunikasi, dan olah kebugaran (Daya et al.,
2013)
Rangkuman Bab 10
Manajemen Konflik
1.Pengertian
Weingart (2003) berpendapat bahwa untuk menjaga kinerja individu seseorang dan kelompok
kerjanya pada sebuah organisasi dibutuhkan suatu strategi manajemen konflik melalui lima
aktivitas seperti menghindari, mengakomodasi, mengkompromikan, mengompetisikan dan
berkolaborasi. (Wartini, 2015).
1. Menghindari (Avoiding)
Menghindar adalah cara yang tepat untuk pencegahan suatu konflik. Ada kecenderungan
seseorang untuk tidak terlibat dalam suatu konflik, mereka memilih untuk menghindarinya.
Cara menghindar dari konflik adalah tidak ikut berpihak pada salah satu anggota yang sedang
terlibat konflik, menciptakan suasana yang positif, toleransi terhadap berbagai perbedaan,
menghargai pendapat orang lain, dan komunikasi yang baik.
2.Akomodasi (Accomodating)
pendapat, kebutuhan, dan juga kepentingan dari pihak yang berselisih untuk dicari jalan
keluarnya dengan mengutamakan kepentingan dan tujuan bersama diatas kepentingan
pribadi para anggota organisasi. Masukan dari berbagai pendapat yang diperoleh dijadikan
sebagai dasar dari pengambilan keputusan untuk menyelesaikan konflik.
3. Kompromi (Compromising)
jalan tengah dari konflik yang terjadi. Melalui jalur kompromi, konflik dapat diselesaikan
dengan mempertimbangkan keinginan
yang berselisih.
4. Kompetisi (Competing)
Kompetisi merupakan jalan keluar konflik yang adil. Melalui kompetisi pihak yang berselisih
ditantang untuk bersaing secara sehat demi memenangkan hal yang dipertahankannya.
Kompetisi berfokus pada kemenangan. Masing-masing pihak akan berusaha sekuattenaga
untuk memenangkan persaingan. Kompetisi ini berfungsi untuk seleksi sosial. Dalam suatu
konflik, kompetisi berperan sebagai alat penentu kebenaran dan kemenangan dari pihak-
pihak yang terlibat konflik. Kompetisi harus dilakukan secara bersih, jika terjadi kekerasan,
ancaman, dan kecurangan dalam kompetisi maka hanya akan menambah panjang konflik
tersebut. Penyelesaian konflik melalui kompetisi terkait dengan istilah win-lose orientation.
Hanya kompetisi secara sehat yang dapat dijadikan jalan keluar dari sebuah konflik.
5. Kolaborasi (Collaborating)
kolaborasi adalah mencapai tujuan bersama. Kolaborasi dilakukan dengan pembagian tugas
yang jelas antara pihak yang terkait dengan saling membantu antara pihak satu dengan pihak
lainnya demi mencapai tujuan bersama.
1.diagnosis
Diagnosis merupakan pengamalan dari masalah yang ada. Proses diagnosis menelaah tentang
penyebab terjadinya konflik dan juga efek yang akan ditimbulkannya. Untuk melakukan
diagnosis dibutuhkan informasi mendalam terkait dengan terjadinya konflik, seperti:
penyebab konflik, kronologis terjadinya konflik, dan para pihak yang terlibat.
2. Intervensi
3.Konflik
yaitu: (1) konflik interpersonal, yaitu konflik yang mengacu pada konflik antara dua individu,
diri seseorang,
(3) konflik intragroup, yaitu konflik yang terjadi diantara individu dalam satu tim,
(4) konflik intergroup, yaitu konflik yang terjadi Ketika kesalahpahaman muncul di antara tim
yang berbeda dalam suatu organisasi. (Kristanto, 2020).
organisasi.
1.Mengevaluasi Sistem
2.Mengembangkan Kompetensi
3.Meningkatkan Produktivitas
5. Mengelola Resiko
Resume bab 11
Perubahan perlu dilakukan dikarenakan perkembangan teknologi yang sangat cepat, beragam
aplikasi/moda yang bermunculan, online class dan webinar yang semakin marak dan generasi
sekarang berinteraksi menggunakan media sosial atau semacamnya. Dengan mengamati dan
memahami gelombang inovasi teknologi informasi, maka semakin tidak dapat
dielakan/disanggah bahwasanya teknologi informasi sangat baik untuk diterapkan dalam
suatu organisasi. Organisasi yang dimaksud adalah dalam ruang lingkup yang luas, bisa
organisasi politik, organisasi teknis, organisasi sosial, organisasi bisnis, bahkan organisasi
pendidikan.
Dari pengertian tersebut penulis memandang inovasi diperlukan agar seseorang atau
sekelompok orang/organisasi dapat mengikuti perubahan zaman dan tetap dapat
berkompetisi/bersaing. Organisasi perlu membuat dan menciptakan suatu ide yang inovatif
yang dapat diimplementasikan dalam sebuah produk atau jasa. Hal ini dilakukan agar
organisasi dapat bersaing bahkan dapat keluar sebagai pemenang dalam persaingan tersebut.
G.R. Terry (2009) menyatakan 5 (lima) peranan mendasar teknologi informasi di dalam suatu
organisasi, yaitu sebagai berikut.
1.Fungsi Operasional
Dalam fungsi operasional, struktur organisasi akan menjadi lebih sederhana. Unit yang terkait
dengan manajemen teknologi informasi berfungsi sebagai supporting agency, yakni saat teknologi
informasi menjadi firm infrastructure. Hal ini disebabkan sifat penggunaannya yang menyebar di
seluruh fungsi organisasi.
Fungsi ini berperan untuk membawa informasi pada tataran yang lebih strategis karena fungsi ini
berperan sebagai enabler dari rencana bisnis perusahaan. Selain itu, fungsi ini juga berperan
sebagai generator bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk
mengambil keputusan-keputusan penting.
Teknologi informasi dan komunikasi bisa memudahkan pengawasan gerak-gerik yang dilakukan
dalam sebuah organisasi.
4. Fungsi Communication
Secara prinsip, fungsi ini termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi modern,
yakni menempatkan teknologi informasi sebagai media individu perusahaan dalam
berkomunikasi, berkolaborasi, bekerja sama, dan berinteraksi.
5. Fungsi Interorganisational
Fungsi ini dipicu oleh semangat globalisasi, sehingga memiliki peranan yang cukup unik. Fungsi ini
mendorong perusahaan untuk melakukan kolaborasi dan bermitra dengan sejumlah perusahaan
lain.
Teknologi Informasi semakin berkembang pada masa sekarang ini, hal ini disebabkan manusia
yang menuntut kecepatan untuk memenuhi segala kebutuhannya. Demikian pula halnya
dengan organisasi yang sengat membutuhkan kecepatan untuk mendukung seluruh
aktivitasnya dapat dilaksanakan secara cepat dan tentu saja dengan hasil yang baik, efektif, dan
efisien. Inilah penyebab mengapa teknologi sangat diperlukan dan semakin diperbarui.
Contoh positif dalam penerapan teknologi ini seperti:
Bab 12
Pengertian etika
Secara etimologi (bahasa) etika berasal dari kata bahasa Yunani ethos. Dalam bentuk tunggal,
ethos berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak,
perasaan, cara berpikir. Dalam bentuk jamak, ta etha berarti adat kebiasaan. Dalam istilah filsafat,
etika berarti ilmu t entang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Etika
dibedakan dalam tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral,
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang
dianut suatu golongan atau masyarakat. Dalam pembahasan kali ini, maka etika dapat diartikan
sebagai nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya.Etika sering disebut filsafat moral.
Pada pengertian yang paling dasar, etika adalah sistem nilai pribadi yang digunakan memutuskan
apa yang benar, atau apa yang paling tepat, dalam suatu situasi tertentu; memutuskan apa yang
konsisten dengan sistem nilai yang ada dalam organisasi dan diri pribadi. Dalam membahas etika
dalam organisasi, sejumlah pakar membedakannya:
1. Etika perorangan (personal ethics) yakni etika yang menentukan baik buruknya perilaku
individu seseorang dalam hubungannya dengan orang lain pada sebuah organisasi.
2. Etika organisasi (organizational ethics), yakni etika yang menetapkan parameter dan
merinci kewajiban-kewajiban (obligations) organisasi, serta menggariskan konteks tempat
keputusan-keputusan etika perorangan itu dibentuk (Vasu, Stewart dan Garson, 2017).
Komunikasi Organisasi
komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang atau kelompok kepada
penerima pesan baik itu secara verbal agar dapat dimengerti oleh kedua belah pihak dan juga
komunikasi dapat dilakukan dengan non verbal atau dengan gerak-gerik tubuh misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, yang bertujuan untuk memengaruhi sikap atau perilaku orang
lain. Menurut Schein (1983) bahwasanya organisasi adalah suatu hal mengatur dengan hal adanya
kegiatan dalam tujuan utama melalui penggolongan pekerjaan serta fungsi dan harus bertanggung
jawab. Organisasi juga mempunyai karakter yaitu tujuan,struktur, yang saling berkaitan satu
bagian dengan bagian lain serta tergantung kepada komunikasi untuk mengatur aktivitas
organisasi dimaksud.Komunikasi organisasi merupakan sebuah proses pertukaran informasi di
antara orang-orang dalam suatu organisasi, yang di dalamnya terdapat tahapan komunikasi
meliputi: atensi/perhatian (attention), komprehensif(comprehension), kebenaran/fakta
(acceptance as true), dan retensi (retention) (Panuju, 2001).
Dalam komunikasi organisasi terdapat tiga aliran komunikasi. Aliran komunikasi kebawah adalah
komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam kelompok atau organisasi ke tingkat yang lebih
bawah. Pola ini digunakan oleh kelompok untuk menetapkan sasaran, memberikan instruksi
pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur bawahan, menunjukkan masalah yang
memerlukan perhatian dan mengemukakan umpan balik tentang kinerja.
Aliran komunikasi ke atas, sebuah proses komunikasi yang mengalir setingkat yang lebih tinggi
dalam kelompok atau organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik ke
atasan, menginformasikan mengenai kemajuan ke sasaran dalam menyampaikan masalah-
masalah yang dihadapi.
Aliran komunikasi yang ketiga adalah komunikasi horizontal. Aliran ini terjadi ketika komunikasi
terjadi di antara anggota kelompok kerja yang sama, di antara anggota kelompok kerja pada
tingkat yang sama, atau di antara manajer pada tingkat yang sama, atau di antara setiap personel
yang secara horizontal disebut komunikasi horizontal.
Kurangnya pemahaman antar sesama dapat memunculkan miss comunication atau bahkan
menimbulkan suatu permasalahan dalam organisasi dan berujung timbulnya berbagai macam
prasangka dan salah paham. Dalam berbagai perbedaan tersebut, kita harus mampu beradaptasi
dengan cepat. Nilai-nilai yang membentuk etika harus kita pahami dengan benar karena
sebenarnyatidak ada komunikasi yang tidak menggunakan nilai-nilai etika di dalamnya, setiap
bentuk komunikasi selalu menggunakan etika walaupun dalan kadarnya masing-masing sesuai
konteks, tujuan dan situasi yang ada. Maka dari itu etika komunikasi itu sangatlah penting dalam
suatu organisasi harus ada nilai-nilai atau norma mengenai benar atau salah yang dianut suatu
golongan dan menjadi pegangan seseorang atau kelompok untuk menghargai lawan bicara serta
mengatur tingkah lakunya tanpa menyakiti hati orang lain.
Etika komunikasi mencoba untuk mengelaborasi dan menelaah suatu etika komunikasi yang
digunakan oleh komunikator dan komunikan melalui perspektif, di antaranya (Mufid, 2012):
1. Perspektif Politik
2. Perspektif Sifat Manusia
3. Perspektif Situasional
4. Perspektif Dialogis
5. Perspektif Religius
6. Perspektif Utilitarian
untuk mengevaluasi cara dan tujuan komunikasi dapat dilihat dari adanya kegunaan,
kesenangan, dan kegembiraan.
7.Perspektif Legal
Perilaku komunikasi yang legal, sangat disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan
dianggap sebagai perilaku yang etis.
Dimensi etika dalam berkomunikasi organisasi selalu dihadapkan dengan berbagai masalah, yaitu
antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab terhadap pelayanan publik itu
Pada dasarnya etika komunikasi kelompok tidak berbeda begitu banyak dengan etika komunikasi
antarpribadi ataupun organisasi, aturan-aturan etika seperti kejujuran dan kehati-hatian serta
tidak kecurangan yang disengaja, merupakan hal krusial dalam etika komunikasi kelompok. Hanya
dalam etika komunikasi kelompok harus diperhatikan partisipan yang disampaikan pesan.
Diperlukan sikap adil dan saling mendengarkan di antara anggota partisipan agar komunikasi yang
terjadi bisa berjalan dengan baik dan sehat.
Terimakasih