Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan kini dihadapkan pada era perubahan lingkungan bisnis
yang sangat cepat, untuk itu diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri dalam
menghadapi persaingan pasar, dengan usaha menciptakan keunggulan produk
yang kompetitif, kreatif dan inovatif.
Produk utama perusahaan adalah furniture untuk budaya masyarakat
Jepang yang disebut Butsudan. Butsudan berfungsi sebagai tempat untuk
menghormati dan berkomunikasi dengan para leluhur yang telah wafat.
Terdapat berbagai macam jenis dan tipe Butsudan, namun umumnya
berbentuk lemari. Butsudan produksi PT Maruki Internasional Indonesia
berasal dari bahan baku Kayu. Komposisi penggunaan material kayu adalah
40% kayu lokal dan 60% kayu import. Negara asal kayu import, yakni Afrika
(Gabon), Asia (Thailand, Laos), dan Amerika (Mexico). Hasil produksi
Butsudan hanya di export ke Jepang, karena sifatnya sebagai produk budaya
Jepang.
Kegiatan industri adalah kegiatan yang meliputi proses untuk merubah
sifat dan bentuk suatu atau beberapa bahan baku menjadi bahan setengah jadi
atau bahan jadi

yang digunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan

industri lainnya. Dalam proses kegiatannya masalah lingkungan kimia


merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja
dan permasalahan lainnya pada kawasan industri.
Lokasi Perusahaan berada di Kawasan Industri Makassar (KIMA)
dengan luas sekitar 6 Ha. Areal perusahaan berdampingan dengan pemukiman
penduduk. Oleh karena itu sebagai bagian dari masyarakat, perusahaan sangat
memperhatikan kegiatan dan program Coorporate Social Responsibility ( CSR
) yang sudah berlangsung dan terus berlanjut, diantaranya adalah Program
Beasiswa, Penghijauan, Taman baca, Klinik kesehatan untuk masyarakat dan
18

Psikolog PT. Maruki

berbagai kegiatan sosial lainnya. CSR berhubungan dengan tanggung jawab


sosial perusahaan ke masyarakat.
Limbah perusahaan yang di salurkan ke bak penampungan yang di
dalamnya terdapat berbagai tahapan, agar hasil yang keluar dapat mengikuti
standarisasi limbah. Perusahaan mengedepankan konsep hijau dengan
membantu penghijauan di tingkat provinsi dan juga Kota Makassar,
menyediakan bibit, pengadaan tong sampah, penyediaan klinik kesehatan,
pemberian susu gratis kekaryawan serta pemeriksaan kesehatan rutin untuk
karyawan adalah bentuk-bentuk perhatian perusahaan untuk bina lingkungan,
kesehatan dan pendidikan karyawan maupun masyarakat.
Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), saat ini tercatat 510 orang
karyawan. Terdiri dari 390 orang laki-laki dan 120 orang perempuan. Hampir
60% dari jumlah karyawan merupakan warga sekitar areal perusahaan.
Fasilitas-fasilitas Perusahaan yang disediakan untuk karyawan antara lain :
Klinik kesehatan, Bus Karyawan, Asuransi Kesehatan, Jamsostek, sarana
ibadah, kantin dan ruang makan.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh psikologis karyawan PT. Maruki.
2. Untuk mengetahui proses kerja pengolahan kayu PT. Maruki.
C. Manfaat
1. Dapat mengetahui bgaimana kondisi psikologis karyawan PT. Maruki
2. Dapat mengetahui proses kerja pengolahan kayu PT. Maruki

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Psikologis
Psikologi Industri adalah cabang yang relatif baru psikologi yang
diciptakan untuk perusahaan dan organisasi yang dibutuhkan struktur yang
lebih. Psikologi Industri mampu menyediakan struktur ini dengan menilai
perilaku karyawan demi kebaikan perusahaan. Hal ini sering disebut
18

Psikolog PT. Maruki

sebagai organisasi psikologi karena penekanannya pada analisis individu


yang bekerja untuk berbagai organisasi.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku
manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih
muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari
ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu
pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia
(psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan).
Jiwa secara harfiah berasal dari perkataan sansekerta JIV, yang
berarti lembaga hidup (levensbeginsel), atau daya hidup (levenscracht).
Oleh karena jiwa itu merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dilihat
dan belum bisa diungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih
cenderung mempelajari jiwa yang memateri atau gejala jiwa yang
meraga/menjasmani, yaitu bentuk tingkah laku manusia (segala aktivitas,
perbuatan, penampilan diri) sepanjang hidupnya. Oleh karena itu,
psikologi butuh berabad-abad lamanya untuk memisahkan diri dari ilmu
filsafat.
Kondisi psikologis dari lingkungan kerja dapat mempengaruhi
kinerja yang meliputi perasaan yang bersifat pribadi atau kelompok, status
dihubungkan dengan sejumlah lokasi ruang kerja dan sejumlah
pengawasan atau lingkungan kerja.
Perkataan tingkah laku/perbuatan mempunyai pengertian yang luas
sekali. Yaitu tidak hanya mencakup kegiatan motoris saja seperti berbicara,
berjalan, berlari-lari, berolah-raga, bergerak dan lain-lain, akan tetapi juga
membahas macam-macam fungsi seperti melihat, mendengar, mengingat,
berpikir, fantasi, pengenalan kembali, penampilan emosi-emosi dalan
bentuk tangis, senyum dan lain-lain.
Pada dasarnya, psikologi industri mempelajari perilaku karyawan
dalam lingkungan kerja. Walaupun psikologi industri tidak dimulai sampai
tahun 1920-an, disiplin telah berkembang pesat dan merevolusi tempat

18

Psikolog PT. Maruki

kerja dalam abad terakhir. Karena tempat kerja adalah suatu sistem sosial,
penerapan psikologi industri berguna dalam memahami kompleksitasnya.
B. Tinjauan Umum Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Secara umum kesehatan dan keselamatan kerja merupakan usaha
pencegahan dan penanggulangan kecelakaan di tempat kerja serta
meningkatnya social, ekonomi dan Kultural seperti kebiasaan
kebiasaan serta kepercayaan dan lain lain.
Kesehatan kerja yaitu spesialisasi dalam kedokteran serta
prakteknya yang bnertujuan agar pekerja memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi tingginya , sedangkan keselamatan kerja
yang jika didefinisikan berarti kejadian yang tidak diduga sebelumnya
atau mendadak yang menimbulkan luka tubuh atau kerusakan. (Ismail,
ST)
Adapun pengertian dari kesehatan dan keselamatan kerja yaitu
salah satu system pengujian terhadap kegiatan operasi yang dilakukan
secara kritis dan sistematis untuk menentukan kelemahan unsure
system (manusia, sarana, lingkungan kerja dan perangkat lunak)
sehingga dapat dilaksanakan perbaikan sebelum timbul kecelakaan
atau kerugian (Audit K3, DK3N, 1993).
2. Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja yaitu, antara lain:
Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatan dalam
melakukan

pekerjaan

untuk

kesejahteraan

hidup

dan

meningkatkan produktivitas.
Menjamin keselamatn orang lain yang berada di tempat kerja.
Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan
efesien.
C. Tinjauan Umum Tentang Kecelakaan Kerja
Menurut Sumamur P.K kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan
yang berhubungan dengan hubungan kerja yang berhubungan dengan

18

Psikolog PT. Maruki

hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan di sini berarti bahwa


kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu
melaksanakan pekerjaan.
1. Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Kalsifikasi kecelakaan kerja menurut organisasi perburuhan
internasional adalah, sebagai berikut :
Menurut jenis kecelakaan
Menurut penyebab
Menurut luka dan kelainan
Menurut letak kelainan atau luka tubuh
Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut Departemen Kesehatan
republic Indonesia tahun 2005 adalah sebagai berikut :
a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :
Terjatuh
Tertimpa benda jatuh
Tertumbuk atau terkena benda-benda terkecuali benda jatuh
Terjepit oleh benda
Pengaruh suhu yang tinggi
Tersengat arus listrik
Kontak dengan bahan-bahan yang berbahaya atau radiasi
Jenis-jenis lain atau kecelakaan yang belum masuk klasifikasi
tersebut.
2. Klasifikasi menurut penyebab :
Mesin : pembangkit tenaga terkecuali motor-motor listrik,
mesin penyalur, mesin-mesin untuk mengerjakan logam, mesin
pengolahan

kayu,

mesin-mesin

pertanian,

mesin-mesin

pertambangan, dan mesin-mesin lain.


Alat angkat atau alat angkut : mesin angkut dan peralatannya,
alat angkut di atas rel, alat angkutan lain yang beroda,

terkecuali kereta api, alat angkutan udara, dan alat angkutan air.
Peralatan lain : bejana bertekan, dapur pembakar dan pemanas,
instalasi pendingin, instalasi listrik, tangga, dan peralatan lain

yang belum termasuk klasifikasi tersebut.


Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi : bahan peledak, debu, gas,
cairan dan zat kimia.

18

Psikolog PT. Maruki

Lingkungan kerja : diluar, di dalam dan di bawah bangunan.

Klasifikasi menurut sifat luka dan kelainan


Patah tulang
Diskolasi atau keseleo
Ragang otot atau urat
Amputasi
Luka-luka lain, dll.
Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh
Kepala
Leher
Badan
Anggota badan
3. Sebab Sebab Kecelakaan Kerja
Suatu kecelakaan kerja tidak terjadi secara kebetulan, melainkan
ada sebabnya oleh karena itu kecelakaan dapat dicegah asal cukup
kemauan untuk mencapainya. Secara sistematis faktor faktor yang
mempengaruhi

penyebab

terjadinya

kecelakaan

kerja

dapat

dikelompokann sebagai berikut :


a. Faktor Lingkungan kerja
b. Faktor pekerjaan
c. Faktor manusia,
Sedangkan menurut sumamur secara umumkecelakaan disebabkan
oleh dua golongan, yaitu tindakan manusia yang tidak memenuhi
keselamatan (unsafe action) dan keadaan keadaan lingkungan yang tidak
memenuhi keselamatan (unsafe condition).
4. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja
Menurut benny L dan Umar Fahmi, 1993, kerugian-kerugian yang
dapat terjadi akibat dari kecelakaan kerja adalah sebagai berikut :
a. Kerusakan bahan-bahan material sehingga menyebabkan kerugian
pada perusahaan
b. Sistim manajemen yang tidak teraplikasi dengan baik sehingga
menyebabkan kekacauan organisasi di perusahaan tersebut.
c. Keluhan atau kesedihan dari anggota keluarga yang mengalami
kecelakaan.

18

Psikolog PT. Maruki

d. Terjadinya kelainan atau cacat pada karyawan yang mengalami


kecelakaan, terkadang menyebabkan kematian.
Produktivitas dan kinerja yang tinggi akan lebih terjamin, jika
organisasi mempunyai cara yang tepat untuk menjaga produktivitas
karyawan. Melalui pemeriksaaan psikologis dalam rekruitmen dan seleksi,
organisasi akan memperoleh karyawan potensial yang sesuai dengan
tuntutan pekerjaan.
Demikian pula halnya untuk evaluasi potensi dan promosi
karyawan, dapat dilakukan pemeriksaan psikologi yang berkaitan dengan
prestasi kerja sehingga manajemen dapat mengambil keputusan dan
penanganan yang tepat dalam mengembangkan SDM organisasi atau
perusahaan.
Upaya - upaya peningkatan kualitas dan perilaku kerja karyawan
pada umumnya bertujuan akhir pada usaha peningkatan produktivitas
karyawan yang salah satu faktornya adalah semangat kerja. menegaskan
bahwa segala macam bentuk peningkatan produktivitas tidak akan bisa
memberikan hasil yang maksimal bila dalam diri karyawan tidak ada suatu
semangat. Menurut Nitisemito (Anoraga & Widiyanti, 1993) semangat
kerja dapat diartikan sebagai melakukan pekerjaan secara lebih giat
sehingga pekerjaan diharapkan dapat selesai dengan lebih cepat dan lebih
baik. Dalam hal ini semangat kerja merupakan kondisi mental yang
mencerminkan bagaimana perasaan seseorang untuk bekerja secara pribadi
maupun kelompok.
Kecelakaan industri adalah kejadian kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja khususnya di lingkungan industri. Menurut International
Labour Organization (ILO) setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang
disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan
Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya
adalah kematian akibat penyakit akibat hubungan pekerjaan.
Kecelakaan industri secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok
yaitu perilaku kerja yang berbahaya (unsafe human act) dan kondisi yang
berbahaya (unsafe condistions). Beberapa hasil penelitian menunjukkkan

18

Psikolog PT. Maruki

bahwa faktor manusia memegang peranan penting timbulnya kecelakaan


kerja. Hasil penelitian menyatakan bahwa 80%-85% kecelkaan keja
disebebkan oleh kelalaian atau kesalahan faktor manusia.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal
23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja
wajib diselenggarakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja
yang mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar
dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan
masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang
optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.
D. Tinjauan tentang PT. Maruki
PT. Maruki Internasional Indonesia merupakan perusahaan industri
yang memproduksi lemari khas Jepang yang penjualannya hanya di ekspor
ke Jepang saja. PT. Maruki Internasional Indonesia berdiri pada tanggal 18
juni 1997 dengan nama PT. Tokai Material Indonesia dan pada tanggal 14
Januari 2003 berubah nama menjadi PT. Maruki Internasional Indonesia.
Perusahaan ini dipimpin oleh Mr. Yukihiro Kitagawa selaku Presiden
Direktur.
Lokasi Perusahaan berada di Kawasan Industri Makassar (KIMA)
dengan luas sekitar 6 Ha. Areal perusahaan berdampingan dengan
pemukiman penduduk. Oleh karena itu sebagai bagian dari masyarakat,
perusahaan sangat memperhatikan kegiatan dan program Coorporate
Social Responsibility ( CSR ) yang sudah berlangsung dan terus berlanjut,
diantaranya adalah Program Beasiswa, Penghijauan, Taman baca, Klinik
kesehatan untuk masyarakat dan berbagai kegiatan sosial lainnya. CSR
berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan ke masyarakat.

18

Psikolog PT. Maruki

BAB III
METODOLOGI PENELTIAN
A. Jenis Praktikum
Pelaksanaannya bersifat survey lapangan. Data yang digunakan adalah
data primer dengan wawancara secara langsung dengan pegawai kantor PT.
Maruki Internasional Indonesia, begitupun dengan data sekunder, yaitu datadata yang didapatkan dikantor PT.Maruki Internasionala Indonesia.
B. Waktu dan Pelaksanaan
Hari/Tanggal
: Kamis, 20 Oktober 2016
Waktu
: 13.00 WITA- selesai
Lokasi
: PT. Maruki Internasional Indonesia

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi
Lokasi dan Waktu Kunjungan
Lokasi kunjungan yang dilakukan pada PT. Maruki
Internasional Indonesia Makassar yang termasuk dalam Kelurahan
Kapasa

Kecamatan

Biringkanaya

Kota

Makassar

Propinsi

Sulawesi Selatan yang terletak di Jl. Kapasa Baru. Waktu

18

Psikolog PT. Maruki

kunjungan dilakukan pada, Hari Kamis Tanggal 20 Oktober 2016,


Pukul 13.00 WITA.
Jumlah karyawan dan pengaturan Shift
Jumlah Karyawan.
Untuk menghasilkan produk-produk

yang

bermutu,

perusahaan didukung oleh tenaga kerja yang berjumlah 510 orang.


Sementara jam kerja adalah 8 jam untuk kerja dan 1 jam untuk
istirahat.
2. Pengaturan Shift Kerja
Staff Kantor
- Jam kerja : Pukul 08.00 17.00
- Istirahat
: Pukul 12.00 13.00
Karyawan Produk
- Jam kerja : Pukul 08.00 17.00
- Istirahat
: Pukul 12.00 13.00
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Terwujudnya kesejahteraan seluruh tenaga kerja merupakan
sesuatu yang diharapkan bersama. Oleh karena itu PT. Maruki
Internasional Indonesia Makassar menyediakan sarana klinik
sebagai pusat pelayanan kesehatan kerja bagi seluruh tenaga kerja
yang berada pada perusahaan tersebut dan juga masyarakat sekitar
yang kurang mampu.
B. Gambaran Umum Proses produksi
Bahan Baku
Kayu
Kos tangan

Factori I

Tangan

Pengeringan

Melepuh

Factori II
Cutting/Pemotongan

Masker

Factori III
Pembuatan rangka
Factori IV

18

Psikolog PT. Maruki

Penghalusan secara manual

Gangguan
pernafasan

Masker

Factori V

Sarung
tangan

Paintig/Pengecetan

Terpapar
bahan kimia

Factori VI
Gambar 1. BaganPacking/Pengemasan
alur produksi lemari di PT. MII
Keterangan Gambar 1 :
1. Proses pengeringan
Pada proses pengeringan, kayu dapat dikeringkan dengan dua tahap yaitu
secara manual dan dengan menggunakan mesin boyler (panas uap).
2. Proses pemotongan (cutting)
3. Proses pembuatan rangka
Pada proses ini dilakukan laminathing. Pada saat laminathing bahan harus
dalam keadaan lembab baru kemudian dijemur kembali.
4. Proses penghalusan secara manual
5. Proses pengecetan (painting)
Pada proses pengecetan dilakukan pengaliran air, hal ini berfungsi untuk
meminimalisasi debu dan bahan-bahan kimia di udara.
6. Proses pengemasan (packing)
Pada proses packing ini terdapat ruang penyimpanan tertutup atau ruang
sterilisasi untuk menyimpan barang produksi yang siap dipasarkan.
Pada setiap proses produksi diwajibkan pada setiap tenaga kerja untuk
menggunakan masker adapun Alat Pelindung Diri (APD) yang lainnya seperti
sarung tangan, sepatu, helm dll dianjurkan sesuai dengan peruntukan jenis
kegiatan yang dilakukan. Misalnya, pada proses painting memakai sarung
tangan agar bahan kimia yang digunakan tidak bersentuhan langsung dengan
tangan dan pada proses pengeringan dengan mesin boyler juga menggunakan
sarung tangan karena suhu yang panas. Sedangkan pada proses pemotongan
tidak menggunakan sarung tangan karena dikhawatirkan pada saat memotong
sarung tangan ikut tersangkut sehingga dapat menyebabkan kecelakaan.

18

Psikolog PT. Maruki

C. Pembahasan
1. Kondisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Bagi setiap tenaga kerja di PT. Maruki Internasional Indonesia
disediakan Jamsostek.

Di perusahaan juga telah disiapkan Kantor

Pengobatan/Perawatan bagi tenaga kerja untuk melakukan pemeriksaan


kesehatan serta melayani pekerja yang mengalami keluhan kesehatan.
2. Identifikasi Masalah
Kejadian kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Maruki Internasional
-

Indonesia disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain :


Faktor teknis, misalnya saat bangun tidur dengan kondisi yang kurang fit

serta pengaruh stress yang dibawa dari rumah.


Faktor individu, yaitu faktor-faktor yang disebabkan akibat kelalaian oleh
pekerja yang tidak mematuhi peraturan.
Penyebab kecelakaan yang paling dominan yaitu disebabkan oleh

faktor individu (human error) sebesar 90%.


1. Faktor Resiko Yang Terjadi
Faktor-faktor resiko yang terjadi pada karyawan/pekerja yang dapat
mengganggu kondisi psikologis antara lain:
Pada faktori I, yaitu pada proses pengeringan dengan dua tahap
yaitu, menggunakan mesin boyler dan secara manual. Pengaruh
psikologis yang terjadi pada faktori ini yaitu saat karyawan
melakukan pengeringan secara manual akan menimbulkan rasa

gerah saat pengeringan.


Pada faktori IV, yaitu pada proses penghalusan secara manual.
Proses penghalusan yang dilakukan pada faktori ini setiap
karyawan seharusnya mengenakan masker dan kacamata pada saat
bekerja, karena pada proses ini debu yang dihasilkan saat
penghalusan dapat masuk kehidung sehingga akan menimbulkan

penyakit pada ganguan pernapasan.


Pada faktori V, yaitu pada proses pengecatan/painting. Proses ini
juga diharuskan pada setiap karyawan untuk menggunakan APD

18

Psikolog PT. Maruki

seperti masker, kacamata, dan kaos tangan. Pada saat proses


pengecatan/painting zat kimia yang digunakan akan masuk
kehidung dan mata sehingga dapat menyebabkan gangguan
pernapasan pada karyawan/pekerja.
2. Alternatif Pemecahan Masalah
Adapun alternatif pemecahan masalah yang telah dilakukan pihak
industri untuk meminimalisasi kejadian kecelakaan kerja yaitu antara lain :
Mengadakan senam pagi setiap hari sebelum mulai bekerja
Pengadaan papan informasi berisi intruksi-intruksi kerja disetiap

tahapan proses produksi


Banyak peringatan peringatan bahaya yang di akibatkan jika

tidak memetuhi peraturan menggunakan alat pelindung diri.


Salah satu contoh alterntif pemecahan masalah yaitu adanya slogan
slogan tanda pemberitahuan skema yang ada di lokasi pada saat
itu

Sebagai bahan masukan bagi pihak industri yaitu sebaiknya bagi


semua tenaga kerja yang tidak mengindahi peraturan yang telah ditetapkan
diberikan sanksi yang tegas agar para tenaga kerja taat dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Selain itu peningkatan keselamatan kerja bagi tenaga kerja dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut :
Pekerja-pekerja harus dilatih dan dididik agar mengetahui bahaya-bahaya
yang ada dan menghindarinya dengan memakai alat-alat kesehatan yang

standar.
Sarung tangan, kacamata, masker dan pakaian pelindung harus dipakai dal
hal diperlukan dalam menjalankan pekerjaan yang telah disesuaikan

dengan peruntukannya.
Pakaian-pakaian pelindung yang dipakai harus dicuci setiap hari.
Pekerja-pekerja yang mengolah bahan beracun harus diwajibkan mencuci
tangan sebersih-bersihnya, sebelum minum atau makan.

18

Psikolog PT. Maruki

Pekerja harus memeriksakan kesehatannya setiap 6 bulan sekali sampai


setahun sekali sebagai penilaian efek pekerjaan kepada mereka dan usaha-

usaha pencegahan.
Alat-alat harus diperiksa tiap-tiap minggu atau tiap bulan untuk menilai
bahaya-bahaya yang mungkin timbul.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil observasi yang telah kami lakukan pada PT. Maruki
Internasional Indonesia maka dapat disimpulkan sebagai berikut, antara lain :

18

Psikolog PT. Maruki

1. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja telah diterapkan dengan cukup


baik karena telah di lengkapi dengan kantor pengobatan/perawatan serta
penyediaan jamsostek bagi semua tenaga kerja.
2. Penggunaan APD hanya digunakan sesuai dengan peruntukan yang
nyaman bagi pekerja. Namun masih ada tenaga kerja yang dalam
menjalankan tugasnya tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai.
B. Saran
1. Perlunya peningkatan keselamatan kerja bagi tenaga kerja dengan
melakukan hal-hal seperti pengadaan pendidikan bagi tenaga kerja,
penggunaan APD yang tepat serta pemeliharaannya, pemeriksaan
kesehatan serta peralatan kerja.
2. Bagi pihak pengelola untuk melakukan penegakan disiplin kerja dan
memberlakukan teguran dan memberikan sanksi kepada tenaga kerja yang
melanggar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1.http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/kondisi-kerja-definisi-danjenis.html. Diakses pada tanggal 28 September 2016.

18

Psikolog PT. Maruki

Anonim2.http://www.google.com/search?
sclient=psyab&hl=en&site=&source=hp&q=kondisi+psikologis+karyawan&b
tnG. Diakses pada tanggal 28 September 2016.

Anonim3. http://Makalah Keselamatan Kerja Emperordevas Weblog.htm. Diakses


pada tanggal 28 September 2016.
Anonim4. http://etd.eprints.ums.ac.id/1220/1/A210040046.pdf. Diakses pada tanggal
28 September 2016.
Anonim5.http://budygaara.blogspot.com/2011/06/pengertian-kesehatan-dankeselamatan.html Diakses pada tanggal 28 September 2016.

18

Psikolog PT. Maruki

Anda mungkin juga menyukai