Tugas Intoksikasi Pada Anak
Tugas Intoksikasi Pada Anak
Pembimbing :
dr. Sonny Kusuma Yuliarso SpA
Oleh :
Nur Afiqah binti Mohd Mataridi 11.2013.328
PENDAHULUAN
Keracunan
adalah
mengakibatkan
masuknya
gangguan
zat
ke
kesehatan
dalam
bahkan
tubuh
dapat
yang
dapat
menyebabkan
dan
harus
ditindaki
dengan
cepat
dan
tepat
karena
A. INTOKSIKASI OBAT-OBATAN
1) Analgetik
Salisilat (aspirin)
1,2,4
lemak,
juga
menyebabkan
terjadinya
uncoupling
fosforilasi
1,2,4
1,2,4
Kematian dapat terjadi sebagai akibat dari depresi SSP (susunan saraf
pusat)
konsentrasi salisilat plasma . Hal ini sebaiknya dilakukan pada 6 jam atau
lebih setelah konsumsi karena penyerapan lanjutan dari obat.
1,2,4
menelan
obat.
Pengobatan
masih efektif
lainnya
4 sampai 6 jam
adalah
pengobatan
asimptomatik.
Pasien seringkali sangat dehidrasi, dan kehilangan cairan dari muntah dan
berkeringat harus diganti dengan memberikan cairan intravena glukosa
dan NaCl,
konsentrasi
serum
diatas
700
mg
/L.
Indikasi
lain
untuk
berat seperti koma atau kejang-kejang, edema paru dan gagal ginjal akut.
1,2,4
N-acetylcysteine,
yang
memberikan
perlindungan
lengkap
1,2,4
1,2,4
1,2,4
1,2,4
B. INTOKSIKASI MAKANAN
1. Keracunan botulisme
Toksin botulinum adalah neurotoksin (eksotoksin) yang dikeluarkan
oleh Clostridium botulinum. Kuman anaerob ini tumbuh dalam media
minyak, daging, ikan yang tidak sempurna diproses atau diawetkan dan
dijual dalam kaleng.6
Toksin botulinum menyebabkan hambatan impuls saraf pada motor
endplate
dan
mengakibatkan
kelumpuhan.
Selain
itu
juga
dapat
keracunannya. Gejala awal dapat berupa suara parau, mulut kering dan
tidak enak di epigastrium. Gejala pada bayi meliputi hipotoni, konstipasi,
sukar minum atau makan, kepala sukar ditegakkan dan refleks muntah
hilang. 6
Tatalaksana.
Adapun tatalaksana dari keracunan botulisme adalah:
Tanda dan gejala. Gejala klinis utama adalah muntah dan diare
yang timbul 3-6 jam setelah makanan ditelan, berlanjut sampai 12-24
jam, dan kemudian mereda. Kadang-kadang timbul nyeri perut
hebat,
Tatalaksana
terutama
bersifat
suportif
dan
3. Keracunan jengkol
Definisi. Biji jengkol pada beberapa daerah tertentu di Indonesia
biasa dimakan. Jengkol sering menimbulkan gejala keracunan. Hal ini
diketahui bahwa yang menyebabkan keracunan adalah asam jengkol yang
merupakan asam amino yang mengandung belerang yang dapat isolasi
dari biji jengkol (Pithecolobiumlobatum) oleh Van veen dan Hyman pada
tahun 1933. 2,4
Epidemiologi.
penyelidikan
Angka
sadatun
dan
kejadian
suharyono
keracunan
adalah
jengkol
umur
4-7
menurut
tahun,
dari
hablur
(kristal)
dari
sam
jengkol
yang
menyebabkan
2,4
oliguria atau anuria, hematuria, gagal ginjal akut. Gejala tersebut timbul
sebagai akibat sumbatan saluran kemih oleh kristal asam jengkol
Pada anak gejala yang sering didapat ialah infiltrate urin pada penis,
skrotum, yang dapat meluas sampai didaerah suprapubic dan region
inguinal.
2,4
asam
jengkol
berupa
jarum
runcing
yang
kadang-kadang
4. Keracunan singkong
Penyebab keracuanan singong adalah asam sianida yang terkandung
dalamnya. Bergantung pada jenis singkong kadar asam sianidanya
berbeda-beda. Namun tidak semua orang yang memakan singkong akan
menderita keracunan. Hal ini disebabkan selain kadar asam sianida yang
terdapat
dalam
singkong
sendiri,
juga
dipengaruhi
oleh
cara
antara
sitokrom
dan
HCN
bersifat
reversible.
Ikaan
ini
Gejala klinik yang mulai muncul adalah kejang dan kematian oleh karena
kegagalan pernafasan. Kerja dari racun ini sangat cepat, hanya dalam
hitungan menit. Apabila HCN murni ditelan dala keadaan lambung kosong
dalam kadar asam yang tinggi, maka kerja dari racun ini akan sangat
cepat sekali. 2,4
Dosis lethal dari HCN adalah 60-90 mg. tubh sebenarnya mempunyai
kemampuan mendetoksikasi HCN tetapi sistem enzim rodanase ini bekerja
sangat lambat sehingga keracunan masih dapat timbul. Kerja enzim ini
dapat dipercepat dengan memasukkan sulfur kedalam tubuh. Secara
klinis hal inilah yang dipakai sebagai dasar menyuntikkan natrum tiosulfat
pada pengobatan keracunan oleh singkong, HCN pada umumnya. 2,4
C. INTOKSIKASI GAS DAN ZAT KIMIA
a) Karbon monoxide dan rokok
Definisi. Karbon monoksida (CO) adalah penyebab utama kematian
karena keracunan, dan sangat berbahaya karena tidak berwarna, noniritan dan tidak berbau. Hal ini dihasilkan oleh pembakaran tidak
sempurna dari bahan organik terutama di rumah-rumah dengan kompor
gas dan beberapa jenis sistem pemanas yang membakar gas alam, kayu,
batu bara atau parafin, dan asap knalpot kendaraan.
1,2,4
ventilasi.
CO
mengikat
hemoglobin
untuk
membentuk
klinik.
1,2,4
Gambaran
klinis
awal
keracunan
karbon
monoksida yang parah akut adalah sakit kepala, mual dan muntah,
ataksia dan nistagmus, mengantuk, hiperventilasi, hiper-refleksia dan
menggigil. Kemudian lesu, koma, kejang, hipotensi, depresi pernapasan,
kolaps kardiovaskular dan kematian. Beberapa pasien mengalami gelisah
atau agresif dari pada mengantuk.
1,2,4
dapat
hadir.
CO-diinduksi
rhabdomyolysis
menyebabkan
1,2,4,5
1,2,4
1,2,4.5
1,2,4
1,2,4.5
Pada oksigen 100% pada tekanan ambien, waktu paruh dari COHb
berkurang menjadi sekitar 40 menit. Dengan demikian, oksigen aliran
tinggi harus diberikan, misalnya 8 liter per menit, idealnya melalui
sungkup ketat seperti yang digunakan untuk CPAP. Ini harus dilanjutkan
sampai COHb kurang dari 5 % dan setidaknya 6 jam setelah paparan. 1,2,4
Kadang-kadang ini memakan waktu 12-20 jam. Intravenous NaHCO3
harus dihindari, karena mengganggu pelepasan oksigen ke jaringan.
Pemberian cairan intravena berlebihan juga harus dihindari, terutama
pada orang tua, karena risiko edema paru. Kejang dikendalikan dengan
diazepam. Sebagian besar kematian terjadi pada mereka yang telah
ditemukan di tempat kejadian atau yang tidak sadar pada saat
kedatangan di rumah sakit. Penggunaan oksigen hiperbarik adalah
kontroversial. 1,2,4
b) Organophoidesphorus insectide
Organofosfat
(OP)
senyawa
yang
banyak
digunakan
sebagai
1,2,4
1,2,4.5
1,2,4
1,2,4
pusat
pusat
pernapasan,
1,2,4
sekresi
berlebihan,
yang
pemantauan.
memerlukan
1,2,4
dukungan
kardiorespirasi
intensif
dan
Cholinesterase
(ChE)
estimasi
(butiril
plasma
1,2,4
karbamat
(misalnya
aldicarb,
karbofuran,
methomyl)
1,2,4
rangsang
anak
untuk
muntah
atau
apapun
evaluasi
bedah
esofagus.
e) Senyawa hidrokarbon
melalui
untuk
mulut
dan
memeriksa
siiapkan
kerusakan
rangsang
anak
untuk
muntah
atau
nafas
dan
1,2,4
Prinsip
penatalaksanaan
keracunan
melalui
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu
DAFTAR PUSTAKA