ABSTRAK
Bencana alam adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari oleh manusia.
Demikian juga yang terjadi di kabupaten Situbondo pada tahun 2008 lalu. Akibat
banjir berdampak pada kegiatan perekomian secara keseluruhan. Apabila diteliti
lebih jauh yang paling terkena dampak adalah sektor Usaha Mikro Kecil dan
Menengah. Sehingga perlu diketahui seberapa jauh dampak benjana alam banjir
terhadap perkembangan usaha mikro kecil dan menengah. Dalam penelitian yang
dilakukan akan diketahui kerugian, perjalanan usaha paska banjir dan prospek
pada masa mendatang.
Kata Kunci : Bencana Banjir, UMKM, Kerugian, Prospek.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bencana alam adalah fenomena
alam yang sangat menakutkan
manusia pada umumnya. Bencana
alam terjadi akibat gejala alam dan
akibat dari ulah manusia itu sendiri.
Gempa, tsunami, puting beliung,
adalah bencana alam yang tak bisa
dihindari oleh manusia akibat dari
gejala alam. Sedangkan banjir dan
tanah longsor sebetulnya bencana
alam yang bisa dihindari kalau
manusia itu sendiri tidak merusak
alam.
Dampak dari terjadinya bencana
alam akan mengganggu berbagai segi
kehidupan untuk jangka waktu yang
cukup lama. Pemerintahan mengalami
berbagai gangguan termasuk tidak
bisa melayani rakyat dengan baik.
Infrastruktur
banyak
mengalami
kerusakan, jembatan, bendungan,
saluran air, jalan membutuhkan dana
yang besar untuk mengembalikan
seperti kondisi semula. SumberJurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.6. No.16 April 2009
sumber
produksi
pertanian
,
perkebunan, peternakan, perikanan
dan berbagai alat-alat produksi juga
mengalami kerusakan.
Akibat
berbagai
kerusakan
tersebut akan berdampak pada
perekonomian secara keseluruhan.
Berbagai skala usaha atau bisnis akan
mengalami kemacetan dan gangguan,
penyediaan bahan baku, proses
produksi, distribusi, perdagangan,
tidak akan berjalan setelah terjadinya
bencana alam. Bila hal tersebut
terjadi, akan banyak pengangguran
yang akan menjadi masalah sosial
yang lebih luas.
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya
kering) karena volume air yang
meningkat. Banjir dapat terjadi karena
peluapan air yang berlebihan di suatu
tempat akibat hujan besar, peluapan
air sungai, atau pecahnya bendungan
sungai (Wikipedia Indonesia).
Jumlah curah hujan yang
melebihi kemampuan tanah untuk
menyerap air akan mengakibatkan
52
di
Kabupaten
Situbondo,
dengan
sasaran utama
adalah
wilayah
Desa/Kelurahan.
Kecamatankecamatan yang dimaksud meliputi:
Kapongan,
Panji,
Mlandingan,
Panarukan dan Situbondo.
Sasaran penelitian ini adalah usaha
mikro, kecil dan menengah yang
terkena bencana banjir di masingmasing kecamatan tersebut di atas.
Metode
yang
digunakan
untuk
penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif, dengan metode pengumpulan
data secara:
Observasi, dengan pengamatan
langsung
terhadap
obyek
penelitian
Interview/wawancara
kepada
pihak-pihak
yang
berkaitan
langsung
dengan
sasaran
penelitian
Dokumentasi, dengan mengumpulkan
data-data
yang
mendukung subyek penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi
Kabupaten Situbondo merupakan salah satu kabupaten di
kawasan timur Pulau Jawa yang
terletak di posisi antara 7 35 - 7 44
Lintang Selatan dan 113 30 114
42 Bujur Timur. Kabupaten Situbondo
berbatasan dengan Selat Madura di
sebelah utara, sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali, sebelah
selatan
berbatasan
dengan
Kabupaten
Bondowoso
dan
Banyuwangi, serta sebelah barat
berbatasan
dengan
Kabupaten
Probolinggo.
Luas
Kabupaten
Situbondo adalah 1.638,50 km atau
163.850 hektar, dan bentuknya
memanjang dari barat ke timur kurang
lebih 150 km. Sedangkan pantai utara
umumnya merupakan dataran rendah
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.6. No.16 April 2009
57
Kecamatan
Panarukan
Panji
Situbondo
Mlandingan
Bungatan
Kapongan
Desa
Sumberkolak
Wringinanom
Paowan
Peleyan
Kilensari
Ardirejo
Mimbaan
Seliwung
Patokan
Dawuhan
Potakan
Campoan
Alasbayur
Sumberanyar
Selowogo
Mlandingan wetan
Patewon
Londagan
Wonokoyo
JUMLAH
TOTAL
Sumber : Satlak PB Situbondo
HASIL PENDATAAN
Survei awal pemetaan korban
banjir
bandang
di
Kabupaten
Situbondo dilakukan di 9 Kecamatan
terpilih, yaitu Kecamatan Mlandingan,
Bungatan,
Kendit,
Panarukan,
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.6. No.16 April 2009
2106
2577
5140
Survei
awal
untuk
memetakan
konsentrasi korban banjir bandang
terparah
yang
memilki
usaha.
Ternyata dari 9 kecamatan terpilih
hanya 6 kecamatan yang diputuskan
58
peralatan
usaha.
Selain
itu
permasalahan
permodalan
juga
menjadi permasalahan yang cukup
sulit bagi pelaku usaha. Karena selain
harus menanggung kerugian akibat
kehilangan ataupun perbaikan aset
usahanya, pelaku usaha juga harus
menyediakan modal yang cukup untuk
memulai kembali usahanya.
Pelaku usaha yang masuk
kategori menengah tidak begitu
kesulitan dalam memulai kembali
usahanya, karena umumnya memiliki
modal yang relatif cukup. Sedangkan
untuk pelaku usaha yang masuk
kategori mikro dan kecil cukup
kesulitan dalam memperoleh modal
untuk memulai kembali usahanya.
Umumnya pelaku usaha mikro dan
kecil memperoleh modal usaha hasil
pinjaman saudara, teman, koperasi
atau pemilik modal tidak resmi.
Bahkan ada beberapa pelaku usaha
jasa yang mendapatkan pinjaman
peralatan dari hasil sumbangan
beberapa teman pelaku usaha
sejenis.
Selain permasalahan tersebut,
kesulitan bahan baku juga menjadi
permasalahan tersendiri bagi pelaku
usaha. Dampak dari bencana ternyata
tidak
hanya
menimbulkan
permasalahan permodalan tetapi juga
menyulitkan ketersediaan bahan baku
produksi. Kesulitan bahan baku
tersebut selain adanya kenaikan
harga bahan baku juga kesulitan
memperolehnya.
Misalnya
saja
adanya kelangkaan dan kenaikan
harga kedelai.
Akibat bencana banjir tidak saja
menyulitkan pelaku usaha tetapi juga
mempengaruhi daya beli masyarakat.
Hal ini ditandai dengan berkurangnya
permintaan terhadap produk hasil
pelaku usaha mikro, kecil dan
menengah di Kabupaten Situbondo.
61
Jenis Usaha
Pengrajin Kerang , Kayu,
batok kelapa
Industri Makanan
( Tahu, tempe,keripik
ikan ,keripik
singkong,
kerupuk,tape,rengginang)
Meubel
62
Jasa
( Las, Elektronika,jok
Mobil,sablon,)
Nelayan
Pertanian
Perdagangan
pemasaran
(supermarket,
mall, restoran, hotel) untuk
memfasilitasi
penyediaan
tempat displai (pajangan) dan
fasilitasi penjualan produkproduk
unggulan
UMKM
dengan sistem yang saling
menguntungkan.
3. Pemerintah daerah diharap kan
dapat memfasilitasi UMKM dalam
menciptakan jaringan pemasaran
melalui pengembangan sentra pe
masaran terpadu yang sudah ada
menjadi sentra pemasaran terpadu (integrated) yang melibatkan
sektor perindustri an dan koperasi
(UMKM), sektor pariwisata, dan
sektor perhubungan.
Kegiatan ini adalah mengembangkan
sentra
pemasaran
terpadu bagi produk-produk unggulan UMKM di Kabupaten
situbondo, dalam sebuah kawasan Rest Area, yang selain menjual
produk barang hasil UMKM, juga
menyediakan jasa pariwisata,
seperti
penginapan,
tempat
rekreasi, hiburan dll, yang wajib
disinggahi bagi ken daraan yang
mengangkut wisatawan.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil
dari
survei
dan
pendataan
terhadap UMKM pasca bencana
banjir di Kabupaten Situbondo
adalah:
1. Perlu
perhatian
lebih
dari
pemerintah daerah terhadap aktivitas dan keberadaan pelaku
UMKM di Kabupaten Situbondo
2. Permasalahan
utama
pelaku
UMKM pasca bencana banjir
Situbondo adalah keterbatasan
64
4. Perlu
kebijakan
pemerintah
daerah yang memihak bagi
pemberdayaan
dan
pengembangan
UMKM
utamanya
dibidang
akses
permodalan,
pengembangan
sumberdaya
manusia, pengembangan produk
dan jaringan pemasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari, 2006, Kewirausahaan, Bambang, Alfabeta
Baswir, Revrisoud, 2000, Koperasi Indonesia, Yogyakarta. BPFE
Meredith, Geoffrey G, 2000 Kewirausahaan Teori dan Praktek Jakarta, PT
Pustaka Binawan Pressindo
Subanar, Herimurti Manajemen Usaha Kecil Yogyakarta BPFE
65