Anda di halaman 1dari 12

USAHA KECIL DAN MENENGAH

SEBAGAI TULANG PUNGGUNG


PEREKONOMIAN INDONESIA,
KEMAJUAN EKONOMI BAGI USAHA
KECIL MENANGAH DAN KOPERASI
Aulia Rosanti 19.11.1001.3443.121
Bi’ul Novitasari 19.11.1001.3443.101
Christian Geraldus Owen
19.11.1001.3443.108
Sri Devi 19.11.1001.3443.118
Tyentie 19.11.1001.3443.123
Yono 19.11.1001.3443.096
UMKM PEREKONOMIAN
DIINDONESIA
UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian
Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan
UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan
kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai
8.573,89 triliun rupiah.

Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia


meliputi kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja
yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total
investasi. Namun, tingginya jumlah UMKM di Indonesia juga
tidak terlepas dari tantangan yang ada.
PERANAN UMKM DIINDONESIA

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memainkan peran penting di dalam
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara berkembang ,
tetapi juga di negara-negara maju .

Di negara maju, UMKM sangat penting, tidak hanya sebuah kelompok usaha justru UMKM
salah satu kelompok usaha yang menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha
besar , seperti halnya di negara sedang berkembang, tetapi juga kontribusinya terhadap
pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha
besar.
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki
peran penting dalam perekonomian masyarakat
Indonesia. Pemerintah Indonesia pun memandang
penting keberadaan para pelaku UMKM.
Buktinya, UMKM bersama dengan Koperasi memiliki
wadah secara khusus di bawah Kementerian Koperasi
dan UKM. Perhatian tinggi yang diberikan kepada para
pelaku UMKM tersebut tidak lain sebagai wujud
pemerintah dalam menyangga ekonomi rakyat kecil.
Apalagi, UMKM mampu memberikan dampak secara
langsung terhadap kehidupan masyarakat menengah ke
bawah.
Dalam perspektif perkembangannya, Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki
jumlah paling besar.

Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam


guncangan krisis ekonomi. Maka, sudah menjadi keharusan
penguatan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang
melibatkan banyak kelompok. 
KLASIFIKASI UMKM DI INDONESIA
01 Livelyhood Activities 03 Small Dynamic
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Enterprise
(UMKM) yang digunakan sebagai
Usaha Mikro Kecil dan Menengah
kesempatan kerja untuk mencari nafkah,
(UMKM) yang telah memiliki jiwa
yang labih umum biasa disebut sektor
kewirausahaan dan mampu menerima
informal. Contohnya pedagang kaki lima.
pekerjaan subkontrak dan ekspor.

02 Micro Enterprise 04 Fast Moving Enterprise


Usaha Mikro Kecil dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Menengah (UMKM) yang (UMKM)
memiliki sifat pengrajin tetapi yang telah memiliki jiwa kewirausahaan
belum memiliki sifat dan akan melakukan transformasi
kewirausahaan. menjadi usaha besar
BAGAIMANA KEADAAN UMKM
DI ERA PANDEMI SEKARANG?
Masa pandemi Covid19 telah menyebabkan krisis multidimensi di
Indonesia dan berbagai negara di dunia. Sejak awal diumumkan adanya
Covid-19, UMKM telah menjadi salah satu sektor yang terpuruk dan
terdampak hingga munculnya pemberlakuan PSBB dan juga new
normal.

Banyak dari pelaku usaha UMKM mengalami kerentanan, gulung tikar,


dan hanya mampu bertahan dalam kurun waktu tertentu, sehingga
dampak negatif selama masa pandemi Covid-19 senantiasa mengiringi
perjalan UMKM. Selain itu berbagai dampak negatif selama masa
pandemi Covid-19 telah mendapatkan perhatian berbagai pihak untuk
dapat mencegah dan menangani permasalahan yang dihadapi UMKM
selama masa pandemi Covid-19.
Masa pandemi Covid-19 telah memberikan dampak negatif
terhadap kerentanan UMKM. Selain itu pandemi Covid-19 juga
telah memberikan pengaruh terhadap penurunan perekonomian
UMKM, serta mempengaruhi perubahan kondisi pelaku usaha
UMKM untuk melakukan perdagangan dengan e-commerce dan
pemasaran digital untuk dapat bertahan dan berkembang
menghadapi perubahan.

Covid-19 berdampak besar terhadap UMKM di Indonesia. Padahal


sebanyak 64 juta UMKM di Indonesia berkontribusi terhadap 61%
PDB, tetapi hanya 16% saja yang menyediakan e-commerce untuk
program pemasaran.
Covid-19 menyebabkan 63,9% pelaku UMKM mengalami
penurunan omset lebih dari 30%. Masalah utama yang dialami oleh
UMKM pada masa pandemi, yakni kesulitan bahan baku,
terhambatnya distribusi, sulitnya permodalan, produksi terhambat,
dan penjualan yang menurun
Upaya pemerintah dalam membantu memulihkan umkm. Dilakukan
restrukturisasi kredit debitur yang terkena dampak pandemi ditetapkan
lancar sejak direstrukturisasi serta dilakukan tanpa batasan jenis
pembiayaan ataupun plafon.

Dilakukan juga penundaan pokok dan subsidi dengan memberikan


subsidi bunga atau margin kepada debitur UMKM dengan plafon kredit
atau pembiayaan paling tinggi Rp 10 miliar dengan jangka waktu paling
lama 6 bulan.
Pemerintah memberikan kredit modal kerja berbunga murah dengan cara
penempatan uang negara dalam bentuk deposito dan atau giro pemerintah
pada bank umum mitra. Sebesar Rp 30 triliun rupiah ditempatkan pemerintah
di bank umum mitra selama 6 bulan. Tak hanya itu, pemerintah juga
memberikan penjaminan atas kredit modal kerja pelaku UMKM.

Dukungan lainnya

Pemerintah juga memberikan dukungan lainnya untuk membantu UMKM


pada masa pandemi. Dikeluarkannya insentif PPh final UMKM ditanggung
pemerintah serta bantuan produktif usaha mikro.
Pemerintah menetapkan untuk UMKM dengan penghasilan Rp 4,8 miliar
setahun tidak perlu membayar PPh final. Dilakukan juga pemberian banpres
produktif usaha mikro (BUM). Selain pembiayaan, pemerintah juga
mendorong pekerja UMKM untuk memanfaatkan program Kartu
Prakerja.Despite
THANK'S

Anda mungkin juga menyukai