Disusun oleh:
PASURUAN
JAWA TIMUR
2022
A. PENDAHULUAN
Banjir dapat terjadi sebagai salah satu dampak dari prilaku manusia yang lalai akan
keseimbangan lingkungan. Pengambilan sumberdaya terus menerus dan perubahan lahan
secara menyeluruh menjadi pengganggu kesemimbangan alam. Banjir didefinisikan sebagai
massa air yang diproduksi dari limpasan air di permukaan tanah yang relatif tinggi dan tidak
dapat ditampung yang meluap secara alami serta menimbulkan genangan (Ward, 1978 dalam
Qodriyatun, 2020). Banjir dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat, selain kerugian
harta benda dan dampak psikologis. Banjir juga dapat menyebabkan terganggunya jalur
transportasi lalu lintas. Banjir dapat berdampak pula menghambat akses dan transportasi.
Selain itu dapat merusak fasilitas sosial dan fasilitas umum yang dapat membantu kegiatan
pemenuhan kebutuhan masyarakat sehari-hari (Pemkomedan, 2018).
Terganggunya akses transportasi ini menjadi salah satu dampak yang di timbulkan
oleh banjir, seperti yang terjadi di kecamatan Kraton kabupaten Pasuruan. Kecamatan Kraton
yang terletak pada 7.30’-8.30’ LS dan 112°30’-113°30’ BT merupakan salah satu kecamatan
di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, yang memiliki 25 desa, terbagi menjadi 106 dusun, 130
rukun warga (RW), dan 408 rukun warga (RT) (Bilqis, 2018). Kecamatan Kraton memiliki
karakteristik dataran rendah karena berbatasan langsung dengan Selat Madura dengan
ketinggian rerata 0—55 mdpl. Data curah hujan pada wilayah studi yang meliputi sebagian
desa di Kecamatan Kraton memiliki curah hujan 1.739 mm/tahun. Bagian yang lain memiliki
curah hujan diatas 1.750 mm/tahun. Kondisi kelerengan wilayah perencanaan yang meliputi
seluruh desa di Kecamatan Kraton memiliki wilayah berupa dataran yang relatif landai
dengan permukaan yang miring ke arah timur dan utara dengan nilai kelerengan 0˚-14˚.
Curah hujan yang tinggi, morfologi daerah didataran rendah serta dekat dengan pantai
menjadi penyebab utama banjir di Kecamatan Kraton.Curah hujan yang tinggi menyebabkan
sungai welang di Kraton meluap ke desa dan kerumah warga serta kejalan raya. Curah hujan
tinggi menyebabkan debit air Sungai Welang meluap dan meluber ke jalan raya pantura.
Ironisnya, banjir ini merupakan musibah tahunan yang tak kunjung bisa diatasi (Rochim,
2022).
Salah satu contohnya adalah jalur pantura yang tergenang banjir setinggi 60 cm
mengakibatkan kendaraan bermotor tidak bisa melintas. Kerugian ini cukup krusial karena
mengganggu pergerakan manusia dan barang. Dikarenakan tidak ada jalan nasional yang
memadai sebagai alternatif, terkadang kendaraan distribusi barang memutar arah sehingga
menimbulkan kerugian waktu dan biaya. Masyarakat sekitar juga tidak dapat beraktivitas
seperti biasa sehingga memengaruhi perekonomian (Bilqis, 2018).
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Definisi
tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia.
Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan
mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana nonalam adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Dengan demikian
dapat kita ketahui bahwa bencana ialah suatu peristiwa yang mengganggu ekosistem dan
linggkungan sekitar atau peristiwa alam yang di sebabkan oleh factor alam atau non alam
yang merusak keadaan dan tatanan lingkungan sekitar dan mengganggu kondisi psikologis
manusia.
Banjir Menurut Suripin (2003) adalah suatu kondisi di mana tidak tertampungnya air
dalam saluran pembuang (palung sungai) atau terhambatnya aliran air di dalam saluran
pembuang, sehingga meluap menggenangi daerah (dataran banjir) sekitarnya. Banjir menurut
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2002) adalah aliran yang relatif tinggi dan
tidak tertampung lagi oleh alur sungai atau saluran. Dengan demikian curah hujan yang
tinggi membuat air yang tidak dapat tertampung di aliran air sungai atau kurangnya daya
tampung pada volume air sungai membuat air sungai meluap ke lingkungan sekitar yang
mana membuat genangan besar dan mengganggu aktifitas warga serta mengacaukan kondisi
sekitar seperti kondisi lalu lintas, terjadi kemacetan akibat banjir sering terjadi di daerah
yang terkena banjir. Hal tersebut seperti yang terjadi di kecamatan kraton, sering terjadi
banjir dan mengganggu kondisi lalu lintas daerah tersebut.
Merupakan sebuah produk inovasi yang mana menggunakan diesel dan dipadukan
dengan WIPP (Water Inflated Property Protector). WIPP merupakan sebuah produk dari
negara Selandia Baru yang telah mejadi solusi pertama menangani banjir yang terjadi di
negara tersebut. Negara Selandia Baru telah melakukan berulang kali uji coba WIPP dan
memberikan hasil yang baik. Berdasarkan keberhasilan negara Selandia Baru menggunakan
WIPP untuk mengatasi banjir maka penulis tertarik untuk mengaplikasikan ke negara
Indonesia. Selama ini WIPP menjadi alat yang sangat sering digunakan untuk mengatasi
banjir di Selandia Baru “The Water Inflated Property Protector Also called the WIPP®
system, the inflatable and environmentally safe product is placed around the premises of your
home or business to guard incoming water. It’s crafted from industrial grade polyester
coated vinyl and laminated with a base of woven polyester between two layers of flexible
polyvinyl chloride. The unique use of fabrics allows them to be easily repaired, to be used in
wet or dry conditions, are reusable and are compact for storage or transportation. The
special blend of materials makes the WIPP® customizable in various sizes to fit your specific
needs.”(Aqua-Barrier, 2015).
Dari dua pendapat tersebut ada beberapa persamaan untuk menanggulangi banjir
dengan DWIPP yang memiliki persamaan prinsip dengan rubber dam. Dan ternyata ada
beberapa cara menanggulangi banjir yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Salah
satunya menggunakana karung yang telah di isi pasir yang akan menjadi padat dan mampu
menghambat aliran banjir dan penggunaannya tidak efektif jika digunakan sebagai
penanggulangan banjir, selain itu massa yang berada di karung pasir juga begitu berat hingga
tidak mudah di bawa ke berbagai tempat. Oleh karena diperlukan sebuah inovasi untuk
mengatasi bencana banjir yang lebih efektif. Salah satunya menurut penulis yaitu
penggunaan DWIPP.
WIPP dibuat dari vinil berlapis poliester kelas industri dan dilaminasi dengan dasar
poliester tenunan di antara dua lapisan polivinil klorida fleksibel, karena sifatnya yang ringan
dan fleksibel maka WIPP lebih mudah digunakan di Indonesia. Penggunaaan WIPP di negara
Indonesia sebagai inovasi penggunaan kembali air banjir menjadi penangkal banjir atau
mendaur ulang air banjir guna menangani banjir di jalan raya khususnya di Kecamatan
Kraton. Penggunaan diesel ini berfungsi memompa air yang tergenang di jalan raya pantura
menjadi masuk kedalam WIPP untuk menahan banjir, diesel yang di gunakan sama dengan
diesel yang di manfaatkan untuk irigasi. Fungsi dari diesel ini berguna untuk memompa air
banjir dan memasukkannya pada WIPP.
Berikut gambar dan cara kerja Inovasi DWIPP :
Air Banjir
WIPP WIPP
DIESEL
Jalan Raya
Gambar 1. 1 Mengenal DWIPP
Penguanaan alat DWIPP memiliki kapasitas yang besar. Penggunannya hanya dengan
menghidupkan diesel untuk mengisi air pada karet bendung hingga penuh. Apabila karet
bendung sudah terisi penuh mesin diesel dapat di matikan. Penggunaan mesin diesel yang
hanya sebatas sampai karet bendung penuh berpengaruh terhadap konsumsi bakan bakar solar
yang tidak terlalu banyak. Konsumsi bahan bakar soal yang tidak terlalu banyak otomatis
dapat menghemat biaya operasional.
Ukuran karet bendung pada DWIPP berkisar tingginya 0,3 meter sampai 2,4 meter.
Penggunaannya bisa diatur sesuai kebutuhan daya tampung banjir. Karet bendung DWIPP
semakin banyak diisi oleh air banjir maka ukuran volumenya semakin besar. Pada saat
ukuran karet bendung DWIPP semakin besar maka kemampuan menahan banjirnya semakin
baik. Sehingga aliran banjir dari sungai Welang Kecamatan Kraton dapat ditahan untuk tidak
membanjiri jalan pantura disekitar Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan. Ukuran volume
yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dalam mengantisipasi banjir,
diharapkan keberadaan dari DWIPP sangat membantu masyarakat dalam menanggulangi
banjir.
C. PENUTUP
Mr. Giri Prakash Laxma and Prof.Shirsath M. N..2021.Techno Feasibility Analysis and
Design of Inflatable Rubber Dam.
Bilqis, Zaqiyyah Salsabila, 2018. Zonasi Risiko Bencana Banjir Di Daerah Aliran Sungai
Welang Kecamatan Kraton. Skripsi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
BNPB. 2020. Hujan Lebat, 6.379 KK Kabupaten Pasuruan Terdampak Banjir, (Online),
(https://bnpb.go.id/berita/hujan-lebat-6-379-kk-kabupaten-pasuruan-terdampak-
banjir), di akses 5 April 2022.
Pemerintah Kota Medan. 2018. Beberapa dampak banjir bagi masyarakat, (Online),
(https://pemkomedan.go.id/artikel-18051-beberapa-dampak-banjir-bagi-
masyarakat.html), di akses 9 April 2022.
Rochim, Moch. 2022. Terendam Banjir, Jalur Pantura Pasuruan Lumpuh, (Online),
(https://www.pantura7.com/2022/03/30/terendam-banjir-jalur-pantura-pasuruan-
lumpuh-2/), di akses 9 April 2022.