Lift
Lift
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Laporan Kerja Pelatihan ini berdasarkan pada Pelatihan Berbasis Kompetensi
sebagai pendekatan untuk mendapatkan ketrampilan yang sesuai di tempat kerja.
Pelatihan kerja berbasis kompetensi berfokus pada ketrampilan seseorang yang harus
dimiliki di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian ketrampilan dan bukan
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan.Pada Pelatihan ini
disusun berdasarkan pada Standar Kompetensi Nasional . Standar Kompetensi adalah
pernyataan Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap yang diakui secara nasional. Laporan
pelatihan ini terdiri dari satu unit kompetensi yaitu Rangkaian Kontrol LIFT .Buku Kerja
pelatihan ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan. Informasi yang
dibutuhkan peserta pelatihan pada waktu melaksanakan praktek kerja Memasang
Rangkaian kontrol dan rangkaian utama.Buku Kerja Pelatihan ini digunakan sebagai
Kriteria atau langkah-langkah pelaksanaan pelatihan terhadap standar kompetensi
1.2 Latar Belakang Masalah
Dari masa ke masa seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
kemajuan teknologi, manusia menghendaki kehidupan yang lebih nyaman. Oleh sebab
itu keberadaan ilmu strategi pengajaran dalam system pendidikan memerlukan upaya
serius untuk tercapainya perkembangan yang optimal dari setiap mahasiswa teknik
elektro. Dengan demikian kita dapat bersaing di kancah industri yang semakin pesat
perkembangannya. Dewasa ini ilmu strategi pengajaran sudah berkembang seiring
dengan berkembangnya teknologi dan
seorang mahasiswa teknik elektro kita harus dapat memenuhi permintaan yang telah
ditentukan oleh masing-masing industri tersebut. Maka dari itu latihan merancang,
tugas
dan
evaluasi
merupakan
salah
satu
bahasan
dan
ilmu
strategi
dunia industri namun yang di titik beratkan bukan hanya menguasai tetapi memahami
keseluruhan dari Rangkaian Kontrol LIFT
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan laporan ini merupakan sebagai pernyataan bahwa mahasiswa
Politeknik Negri Jakarta telah melaksanakan mata kuliah
Rangkaian Kontrol
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
bertingkat.
Elevator
merupakan
alat
transportasi
yang
keberadaan
elevator
tidak
dikesampingkan
ini
dikarenakan
dapat
Elevator penumpang
2.
3.
Elevator service
4.
Elevator hidraulik
2.2
1. Button Switch
Switch button ini digunakan untuk pengendalian/pengaturan peralatan guna
memberikan tanda-tanda hubung putus dsb. dan sakelar terhubung/terputus dengan
cara menekan/menarik dengan tangan.
NC Button Switch.
b. Penggunaan
Contoh penggunaan button switch sesuai dengan typenya (bentuk tombolnya).
Type
Button
Switch
Type Flat
Penggunaanya
Type
konvensional
dan
banyak
Dapat
digunakan
dengan
beban,
Mudah
ditempatkan
dijalankan,
untuk
dan
mudah
penghentian
Warna
Fungsi
Pemakaian
Satu
atau
motor
stop,
tanpa
menggunakan
Stop
Merah
sebagian
chuk
magnet,
untuk
penghenti,
penghenti
putaran
Emergenci Stop
Semua stop
Kuning
pada
keadaan
henti mendadak
lain
Star putaran pada urutan
tertentu,
Hitam
Hijau
start
sebuah
peralatan
pada
tambahan
rangkaian,
unit
2. Select Switch
Switching kontak ini dilakukan melalui perputaran pada sudut batas tertentu dari
bagian push button (bagian yang bergerak).
CS
6
Automatic
Interlock
COS
Indenpendent
Bagian kontaknya terdiri dari kontak c dan sebelum bekerja keadaanya ON antara C-NC dan
akan OFF sesudah bekerja. Sedangkan antara C-NO, akan OFF sebelum bekerja dan ON
sesudah bekerja.
4. Rele Magnet
Rele magnet merupakan switch yang bekerja secara otomatis karena efek medan
magnet. Ada dua type rele magnet yaitu rele type hinge, dimana titik kontaknya type C
(change over contact) dan rele type plunger, dimana titik kontaknya type A / B (NO /
NC).
Adapun kerja dari titik kontak a dapat dilihat pada gambar berikut.
Dikarenakan sifat titik kontak a yang pada kondisi normal berada dalam kondisi
terbuka, titik kontak a dinamakan juga titik kontak NO (Normally Opened).
10
Titik Kontak b
Titik kontak b merupakan titik kontak yang berada dalam kondisi terbuka apabila
diberi energi dari luar dan berada dalam posisi tertutup dalam keadaan normal atau
tidak mendapat energi dari luar. Dengan kata lain kontak b merupakan kontak pemutus.
11
Adapun simbol untuk kontak b diperlihatkan pada gambar dibawah ini, dimana
bagian yang bergerak (kontak gerak) diperlihatkan bersentuhan dengan bagian kiri dari
titik terminal (kontak diam).
Dikarenakan sifat titik kontak b yang pada kondisi normal berada dalam kondisi
tertutup, titik kontak b dinamakan juga titik kontak NC (Normally Closed).
Titik Kontak c
Titik kontak c merupakan gabungan dari titik kontak a dan titik kontak b. Titik kontak
ini mempunyai 3 terminal yaitu: terminal C (Common), Terminal NC (kontak b) dan
terminal NO (kontak a). Pada keadaan normal C-NC terhubung dan C-NO berada
dalam kondisi terputus. Dan apabila titik kontak ini mendapat energi dari luar, C-NO akan
terhubung dan C-NC menjadi terputus. Oleh karena itu kontak c dinamakan juga kontak ganti.
12
2.4
13
Konstruksi Motor Servo Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua
arah (CW dan CCW) dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan
dengan memberikan variasi lebar pulsa (duty cycle) sinyal PWM pada bagian pin
kontrolnya. Jenis Motor Servo Motor Servo Standar 180 Motor servo jenis ini hanya
mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) dengan defleksi masing-masing sudut
mencapai 90 sehingga total defleksi sudut dari kanan tengah kiri adalah 180.
Motor Servo Continuous Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan
CCW) tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinyu). Pulsa
14
Kontrol Motor Servo Operasional motor servo dikendalikan oleh sebuah pulsa selebar
20 ms, dimana lebar pulsa antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range sudut
maksimum. Apabila motor servo diberikan pulsa dengan besar 1.5 ms mencapai
gerakan 90, maka bila kita berikan pulsa kurang dari 1.5 ms maka posisi mendekati 0
dan bila kita berikan pulsa lebih dari 1.5 ms maka posisi mendekati 180.
Pulsa
Kendali Motor Servo Motor Servo akan bekerja secara baik jika pada bagian pin
kontrolnya diberikan sinyal PWM dengan frekuensi 50 Hz. Dimana pada saat sinyal
dengan frekuensi 50 Hz tersebut dicapai pada kondisi Ton duty cycle 1.5 ms, maka
rotor dari motor akan berhenti tepat di tengah-tengah (sudut 0/ netral). Pada saat Ton
duty cycle dari sinyal yang diberikan kurang dari 1.5 ms, maka rotor akan berputar ke
berlawanan arah jarum jam (Counter Clock wise, CCW) dengan membentuk sudut yang
besarnya linier terhadap besarnya Ton duty cycle, dan akan bertahan diposisi tersebut,
dan sebaliknya
15
Pulsa Kendali Motor Servo Motor Servo akan bekerja secara baik jika pada
bagian pin kontrolnya diberikan sinyal PWM dengan frekuensi 50 Hz. Dimana
pada saat sinyal dengan frekuensi 50 Hz tersebut dicapai pada kondisi Ton duty
cycle 1.5 ms, maka rotor dari motor akan berhenti tepat di tengah-tengah (sudut
0/ netral).
Pada saat Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan kurang dari 1.5 ms,
maka rotor akan berputar ke berlawanan arah jarum jam (Counter Clock wise,
CCW) dengan membentuk sudut yang besarnya linier terhadap besarnya Ton
duty cycle, dan akan bertahan diposisi tersebut. Dan sebaliknya, jika Ton duty
cycle dari sinyal yang diberikan lebih dari 1.5 ms, maka rotor akan berputar
searah jarum jam (Clock Wise, CW) dengan membentuk sudut yang linier pula
terhadap
besarnya
Ton
duty
16
cycle,
dan
bertahan
diposisi
C
x
10
50
Kum.
Kum.
pembantu utama
60
Kum. pembantu
Kum. utama
Misalnya pada terminal diatas yang tertera pada gambar kita ukur antara common
dengan starting sebagai contoh didapat dengan nilai 50 Ohm. Kemudian kita ukur lagi
antara common dengan running diperoleh nilai 10 Ohm. Maka apabila kita ukur antara
kumparan starting dengan running adalah hasil penjumlahan antara kumparan starting
dan running atau 50 Ohm + 10 Ohm = 60 Ohm.
Apabila kita menemukan motor yang tidak ada nama-nama terminalnya kita bisa
menentukan nama terminal-terminal motor tsb. dengan cara melakukan pengukuran
hambatan dari masing-masing terminal.
memperoleh tiga jenis hasil pengukuran. Langkah pertama adalah menentukan terminal
common, yaitu berada didepan nilai hambatan yang paling besar. Sedangkan kumparan
starting adalah urutan terbesar kedua. Dan untuk hambatan kumparan running adalah
nilainya terkecil.
17
NC
NC
NO
Gambar 39 Timer
NO
Coil
18
adalah
alat
pengangkat
yang
ditujukan
khusus
untuk
Pemasangan Lift
Ditinjau dari segi pemasangan, ada dua cara pemasangan lift, yaitu:
1. Pemasangan dengan satu sangkar (Single Car) Didalam suatu gedung
hanya terdapat satu sangkar saja atau dengan kata lain gedung tersebut
hanya dilayani oleh satu unit lift saja. Pemasangan ini biasanya terdapat
pada gedung yag tidak beitu tinggi dan tidak luas serta lalau lintas
pemakaiannya tidak ramai.
19
2.
20
Sangkar lift dan beban pengimbang ditahan oleh dua buah katrol,
selanjutnya pulli penggerak yang berada dibawah sangkar akan
memutar kedua katrol yang menggerakkna sangkar lift dan beban
pengimbang dalam arah yang saling berlawanan ( gambar a dan b )
(Lihat gambar 2.2. di bawah ini )
pertimbangan
dari
uraian
diatas
maka
pada
gerakan
sangkar
lift
ke
posisi
level
lantai
yang
24
Pada methode ini, secara otomatis sangkar lift akan melanyai semua
panggilan naik pada saat sangkar llift naik dan melaani semua
panggilan turun pada lantai yang dilaluinya.
Dengan demikian methode ini lebih efisien dalam menanggapi
panggilan dibanding dengan metode Single Automatic Push Bottom
karena sangkar lift dapat dipanggil walaupun lift dalam keadaan
sedang bekerja.
c. Metoded Duplex-Collective
Pada prinsipnya metode duplex collective ini hampir sama dengan
metode selective-Collective merupakan operasi gabungan dari dua
atau lebih lift yang bekerja secara Selective-Collective.
Pada metode ini, pada tiap lantai terdapat tombol bersama untuk
memanggil sangkar lift. Apabila tombol panggilan ditekan maka
sangkar dengan posisi paling dekat dan dengan arah yang sesuai
dengan panggilan, akan melayani panggilan tersebut. Hal ini
merupakan keistimewaan metode ini dibanding dengan metode
Selective-Collective. Tombol tujuan terdapat pada setiap sangkar yang
berfungsi untuk mengoperasikan sangkarnya masing-masing.
BAGIAN
BAGIAN
UTAMA LIFT
Bagian-bagian
pada
Luar
atas
sangkar
Sebagian besar peralatan lift type Phenthouse Mechine Rooms ditempatkan dibagian
atas sangkar lift. (dapat lihat gambar 2.4. di bawah ini)
1. Electro Motor
Penggerak utama lift adalah sebuah electromotor yang digerakkan oleh listrik
PLN atau generator listrik yang dilengkapi dengan pengatur medan (Field Control)
yang dikontrol secara numeric (Numerical Control). Electro Motor dikopel ke rangkai
Gear Box yang berfungsi untuk mereduksi putaran electromotor dengan mesin lift
(Elevator Driving Mechine), Pulli dan rem Listrik.
2. Mesin Lift
Design lift disini digunakan mesin pengangkat jenis pulli dan roda pulli
penggerak. Pada design dengan drum, tali yang menahan sangkar diikatkan pada
drum dan dililitkan pada permukaannya sedangkan pada desingn pada roda pully
penggerak, penggerak tali melewati roda pulli yang digerakkan oleh gaya gesek.
Dalam perencanaan ini dipilih mesin pengangkat dengan pulli penggerak karena
memiliki beberapa kelebihan diataranya:
1) Dapat digunakan untuk mengangkat pada segala macam ketinggian
2) Ukurannya lebih kompak
3) Lebih efektif karena gaya teraksi pada roda pulli penggerak akan hilang bila
sangkar yang sedang turun terbentuk hambatan. Dalam hal ini, kelonggaran pada
bagian tali yang keluar dari pulli akan menyebabkan tergelincirnya oleh pulli pada
tali sehingga tali akan mengencang kembali
4) Penggunaan mesin pengangkat jenis roda pulli ini telah mengurangi kecelakaan
secara drastris akibat putusnya tali.
Mesin Lift penggerak roda pulli untuk elevator penumpang ditunjukkan pada gambar
2.5. dibawah ini :
27
3. Rem Lift
Prinsip Kerja Rem Lift sama dengan kontak NC dari suatu relay atau kontaktor,
dimana rem dalam keadaan menjepit poros mesin lift pada saat sangkar lift tidak
bekerja, sebaliknya rem akan melepaskan poros lift apabila coil rem listrik tersebut
terenergi. Dengan demikian apabila sumber arus dari panel utama putus pada saat
lift bergerak, penumpang akan aman dari bahaya benturan yang timbul apabila rem
tidak menjepit poros mesin tersebut. Di bawah ini gambar 2.6. akan diperlihatkan
konstruksi rem listrik untuk lift.
28
29
BAB III
KEGIATAN DI WORKSHOP
JOB 1
NO
1
2
3
4
INPUT
Button switch
Relay 24VDC
Sumber DC 24V
Sumber AC 100V
OUTPUT
Motor 100v
Limit Switch
Timer
Buzzer
KET :
- 3 buah button swicth berwarna Hijau Merah Hitam
30
Relay
:
roduct Range: OMRON - MY Series
Coil Voltage: 24VDC
Contact Current: 5A
Contact Voltage VAC: 250V
Contact Voltage VDC: 30V
Contact Configuration: 4PDT
Coil Resistance: 650ohm
Relay Mounting: Quick Connect
KESIMPULAN:
Komponen input adalah peralatan yang memberikan perintah langsung atau data
ke peralatan proses
Komponen proses adalah peralatan yang memproses data dari input dan akan
31
B . Keselamatan Kerja
Memperhatikan dan mematuhi instruksi dari instruktur.
Menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain, dan peralatan itu sendiri.
Berpakain sesuai yang telah ditentukan.
Bertindak dengan cepat dan benar ketika terjadi suatu kecelakaan.
C. Langkah Kerja
Pastikan alat berfungsi dengan baik dan benar
Rangkailah rangkaian lift naik turun bebas pada tempat kerja
Berikan tegangan sesuai pada rangkaian
Check dan analisa kerja rangkaian tersebut apabila menemukan kesalahan pada
rangkaian
Perbaikilah rangkaian jika cara kerja tidak benar
D. Gambar Kerja :
32
E. DESKRIPSI KERJA
33
:
Pada saat posisi lift di lantai 1 dan call 1 ditekan maka lift akan berada di lantai 1
Pada saat posisi lift di lantai 1 dan call 2 ditekan maka lift akan naik ke lantai 2
Pada saat posisi lift di lantai 2 dan call 3 ditekan maka lift akan naik ke lantai 3
Pada saat posisi lift di lantai 3 dan call 2 ditekan maka lift akan turun ke lantai 2
Pada saat posisi lift di lantai 2 dan call 1 ditekan maka lift akan turun ke lantai 1
Pada saat posisi lift di lantai 1 dan call 3 ditekan maka lift akan naik ke lantai 3
Pada saat posisi lift di lantai 3 dan call 1 ditekan maka lift akan turun ke lantai 1
F. MASALAH
Push button pada call 2 tidak berfungsi dengan baik karena harus di tekan ke
dalam
G. Solusi Masalah
34
Ran
gkaian Kontrol Lift Secara Acak Jilid 1
JOB 3
A. Tujuan Praktek
Mahasiswa dapat menerapkan hasil pembelajaran tentang sistem kontrol
mekanik pada Rangkaian Kontrol Lift Secara Acak.
Mahasiswa dapat melakukan pengawatan Rangkaian Kontrol Lift Secara Acak.di
tempat kerja.
Mahasiswa dapat menganalisa permasalahan yang mungkin terjadi pada
rangkaian .
B . Keselamatan Kerja
35
C. Langkah Kerja
Pastikan alat berfungsi dengan baik dan benar
Rangkailah rangkaian lift naik turun bebas pada tempat kerja
Berikan tegangan sesuai pada rangkaian
Check dan analisa kerja rangkaian tersebut apabila menemukan kesalahan pada
rangkaian
Perbaikilah rangkaian jika cara kerja tidak benar
D.Gambar Kerja :
36
E. DESKRIPSI KERJA :
5 Pada saat Call 2 ditekan kemudian Call 1 ditekan maka lift akan naik ke
lantai 2 lalu akan turun ke lantai 1
6 Pada saat Call 2 dan Call 3 ditekan kemudia Call 1 ditekan maka lift akan
naik terlebih dahulu ke lantai 2 lalu ke lantai 3 kemudian akan turun ke
lantai 1
akan turun ke lantai 1 lalu akan naik ke lantai 2 kemudian naik ke lantai 3
Posisi lift pada lantai 3
1 Pada saat Call 2 ditekan maka lift akan turun ke lantai 2
2 Pada saat Call 1 ditekan maka lift akan turun ke lantai 1
3 Pada saat Call 2 ditekan kemudian Call 3 ditekan maka lift akan turun ke
lantai 2 kemudian akan naik ke lantai 3
4 Pada saat Call 1 ditekan kemudian Call 3 ditekan maka lift akan turun ke
lantai 1 kemudian akan naik ke lantai 3
5 Pada saat Call 2 dan Call 1 ditekan maka lift akan turun ke lantai 2
kemudian akan turun ke lantai 1
6 Pada saat Call 2 ditekan kemudian Call 1 dan Call 3 ditekan maka lift
akan turun terlebih dahulu ke lantai 2 lalu akan turun ke lantai 1 kemudian
akan naik ke lantai 3
F. MASALAH :
Pada saat praktek terdapat kesalahan pembacaan gambar dengan hasil
yang di praktekan. Akibat dari salah pembacaan gambar rangkaian pada saat
call 3 di tekan maka tidak bisa UP dan merusak dari fungsi call yang lain
38
G. SOLUSI MASALAH :
Memeriksa kembali gambar rangkaian dan meneliti setiap rangkaian pada
panel terdapat pada titik kontak NC k4 yang seharusnya NC K3
39
Rangk
aian Kontrol Lift Secara acak menggunakan timer
JOB 4
A. Tujuan Praktek
Mahasiswa dapat menerapkan hasil pembelajaran tentang sistem kontrol
mekanik pada Rangkaian Kontrol Lift Secara Acak.
Mahasiswa dapat melakukan pengawatan Rangkaian Kontrol Lift Secara Acak.di
tempat kerja.
Mahasiswa dapat menganalisa permasalahan yang mungkin terjadi pada
rangkaian .
B . Keselamatan Kerja
Memperhatikan dan mematuhi instruksi dari instruktur.
Menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain, dan peralatan itu sendiri.
Berpakain sesuai yang telah ditentukan.
Bertindak dengan cepat dan benar ketika terjadi suatu kecelakaan.
C. Langkah Kerja
Pastikan alat berfungsi dengan baik dan benar
Rangkailah rangkaian lift naik turun bebas pada tempat kerja
Berikan tegangan sesuai pada rangkaian
Check dan analisa kerja rangkaian tersebut apabila menemukan kesalahan pada
rangkaian
Perbaikilah rangkaian jika cara kerja tidak benar
D.Gambar Kerja :
40
E. DESKRIPSI KERJA :
41
3. Pada saat Call 3 ditekan kemudian Call 2 ditekan maka lift akan naik ke
lantai 3 dan berhenti sesuai dengan waktu yang ditentukan kemudian
turun ke lantai 2
4. Pada saat Call 1 ditekan kemudian Call 2 ditekan maka lift akan turun ke
lantai 1 dan berhenti sesuai waktu yang ditentukan kemudian akan naik ke
lantai 2
5. Pada saat Call 3 ditekan kemudian Call 2 dan Call 1 ditekan maka lift
akan naik ke lantai 3 dan berhenti sesuai dengan waktu yang ditentukan
lalu akan turun ke lantai 2 dan berhenti sesuai dengan waktu yang
ditentukan kemudian turun ke lantai 1
6. Pada saat Call 1 ditekan kemudian Call 2 dan Call 3 ditekan maka lift
akan turun ke lantai 1 dan berhenti sesuai dengan waktu yang ditentukan
lalu akan naik ke lantai 2 dan berhenti sesuai waktu yang ditentukan
lift di lantai 2, di call lantai satu tidak akan berfungsi karena tidak ada arus
yang masuk yang disebabkan pada NO k4
G. SOLUSI MASALAH :
Memeriksa kembali gambar rangkaian dan meneliti setiap rangkaian pada
panel setelah di analisa terdapat pada titik kontak NOk4 yang seharusnya
NC K4
44
BAB IV
PENUTUP
4.1 Penutup
laporan ini menyimpulkan bahwa sebelum praktikum mahasiswa harus memakai
alat pelindung diri, Serta mengetahui dan memahami cara kerja dari setiap
komponen yang akan digunakan. Mahasiswa dapat memahami rangkaian control
dari setiap job rangkaian agar mudah untuk menganalisa apabila terjadi kesalahan
pada pengawatan rangkaian. Sebelum merancang pada panel harus memeriksa
alat terlebih dahulu dan teliti dalam melakukan pengawatan agar tidak terjadi
kesalahan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain maupun peralatan
disekeliling area kerja.
45
46
DAFTAR PUSTAKA
http://kahael.com/product.php?cid=220
http://overseas.sanwa-meter.co.jp/
http://www.google.com.2012.lift atau elevator.
http://www.ia.omron.com/
JICA, 1986. Pengaturan Urutan Kerja.
Pengaturan Urutan Kerja (Sequence Control): MAR.LS.002.06.01.2005. Versi:
November .
47
48