Metoda dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu :
I. Metoda langsung, terdiri dari :
A. Metoda langsung di permukaan
B. Metoda langsung di bawah permukaan
II. Metoda tidak langsung, terdiri dari :
A. Metoda tidak langsung cara geokimia yang mencakup antara lain mengenai
bed rock, soil, air, vegetasi dan stream deposit.
B. Metoda tidak langsung cara geofisika yang mencakup beberapa cara yaitu
cara magnetik (sudah jarang digunakan), gravitasi (sudah jarang digunakan),
cara seismik yang terdiri dari cara reflaksi dan refleksi, cara listrik
(resistifity), dua cara yang terakhir yaitu cara radiokatif yang masih jarang
digunakan, hal ini disebabkan karena cara ini relatif lebih mahal dan lebih
rumit dari cara-cara sebelumnya.
I.
Metoda Langsung
Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan
dapat
dilakukan
dengan
kontak
visual
dan
fisik
dengan
kondisi
Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasiinformasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan
berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai
penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi
gejala-gejala
struktur
geologi
yang
mungkin
mempengaruhi
pola
dapat
didefinisikan
sebagai
bagian
dari
tubuh
perlu
diperhatikan,
informasi-informasi
yang
penampang
stratigrafi
dilakukan
untuk
mengetahui
zona
maka
sebaiknya
dilakukan
test
pitting
untuk
urat
mempunyai
lebar
yang
sempit
(jika
geser
(regangan),
sehingga
pada
kondisi
ini
2)
kadang-kadang
dapat
terganggu
oleh
adanya
tipe
endapan
ini,
termasuk
endapan
batubara,
3.
Bulk Sampling
Bulk sampling (conto ruah) ini merupakan metode sampling
dengan cara mengambil material dalam jumlah (volume) yang besar,
dan umum dilakukan pada semua fase kegiatan (eksplorasi sampai
dengan pengolahan). Pada fase sebelum operasi penambangan, bulk
sampling ini dilakukan untuk mengetahui kadar pada suatu blok atau
bidang kerja. Metode bulk sampling ini juga umum dilakukan untuk
uji metalurgi dengan tujuan mengetahui recovery (perolehan) suatu
proses pengolahan. Sedangkan pada kegiatan eksplorasi, salah satu
penerapan metode bulk sampling ini adalah dalam pengambilan
conto dengan sumur uji (lihat Gambar 6.5).
4. Chip sampling
Chip sampling (conto tatahan) adalah salah satu metode
sampling dengan cara mengumpulkan pecahan batuan (rock chip)
yang dipecahkan melalui suatu jalur (dengan lebar 15 cm) yang
memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat.
Jalur sampling tersebut biasanya bidang horizontal dan pecahanpecahan batuan tersebut dikumpulkan dalam suatu kantong conto.
Kadang-kadang pengambilan ukuran conto yang seragam (baik
ukuran butir, jumlah, maupun interval) cukup sulit, terutama pada
urat-urat yang keras dan brittle (seperti urat kuarsa), sehingga dapat
menimbulkan kesalahan seperti oversampling (salting) jika ukuran
fragmen dengan kadar tinggi relatif lebih banyak daripada fragmen
yang low grade.
5. Channel sampling
Channel sampling adalah suatu metode
pengambilan conto
teratur dan seragam (lebar 3-10 cm, kedalaman 3-5 cm) secara
horizontal, vertikal, atau tegak lurus kemiringan lapisan.
Ada beberapa cara atau pendekatan yang dapat dilakukan dalam
mengumpulkan fragmen-fragmen batuan dalam satu conto atau
melakukan pengelompokan conto (sub-channel) yang tergantung
pada tipe (pola) mineralisasi, antara lain :
a. Membagi panjang channel dalam interval-interval yang seragam,
yang diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona bijih relatif lebar.
Contohnya pada pembuatan channel dalam sumur uji pada
endapan laterit atau residual
b. Membagi panjang channel dalam interval-interval tertentu yang
diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona mineralisasi.
c. Untuk kemudahan, dimungkinkan penggabungan sub-channel
dalam satu analisis kadar atau dibuat komposit.
d. Pada batubara atau endapan berlapis, dapat diambil channel
sampling per tebal seam (lapisan) atau ply per ply (jika terdapat
sisipan pengotor).
6. Preparasi conto
conto diperoleh, kemudian dibawa ke laboratorium untuk
dilakukan assay (analisis kadar). Karena yang dianalisis tersebut
hanya sebagian kecil dari conto, maka diperlukan preparasi conto,
agar bagian conto yang dianalisis masih representatif terhadap
kondisi yang sebenarnya. Namun secara umum, ukuran conto dapat
berpengaruh terhadap hasil analisis, sehingga biasanya analisis
dilakukan sedikitnya pada dua laboratorium yang berbeda, dan
sebagian conto lagi disimpan sebagai dokumentasi.
Pengurangan conto (reduksi sampel) sebaiknya dilakukan
setelah pengurangan ukuran partikel, atau dengan kata lain proses
D. Pemboran
Salah satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah
menentukan kapan kegiatan pemboran dimulai dan diakhiri. Pelaksanaan
pemboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan adalah
menentukan zona mineralisasi dari permukaan. Kegiatan ini dilakukan
untuk memperoleh gambaran mineralisasi dari permukaan sebaik
mungkin, namun demikian kegiatan pemboran dapat dihentikan jika telah
dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan mineralisasi bawah
permukaan secara menyeluruh.
Dalam melakukan perencanaan pemboran, hal-hal yang perlu
diperhatikan dan direncanakan dengan baik adalah :
1.
2.
3.
spasi pemboran,
4.
5.
1.
2.
5.
1.
2.
3.
4.
geometri endapan
5.
sampling, dll.
Umumnya mekanisme pemboran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
rotary drilling, percussive drilling, dan rotary-percussive drilling. Pada
mekanisme rotary drilling terdapat tiga macam penggerak atau pemutar
stang bor yaitu spindle, rotary table, dan top drive. Mesin penggerak
yang digunakan dapat bekerja secara mekanik (dengan bahan bakar)
maupun elektrik. Mata bor yang sering digunakan umumnya berupa
tricone bit untuk pemboran open hole (non coring) ataupun diamond bit
untuk pemboran inti (coring)
Fluida bor yang sering digunakan dalam suatu operasi pemboran
dapat berupa udara, air, lumpur atau campuran air dan lumpur. Fluida bor
pada umumnya berfungsi untuk : (a) pendingin mata bor, (b) pelumas, (c)
mengangkat sludge ke atas, (d) melindungi dinding lubang bor dari
runtuhan.
1. Perencanaan dan pola pemboran
Metode pemboran yang digunakan bergantung kepada asumsi
letak dan ketebalan target yang akan dibor berdasarkan pada
informasi/data permukaan yang diperoleh. Dengan melakukan
pemboran, maka dapat dievaluasi kembali konsep dan prediksi
geologi (interpretasi) yang telah ada sebelumnya.
Pembuatan lubang bor secara vertikal digunakan untuk kondisi
dimana zona mineralisasi diperkirakan pada kedalaman yang dangkal
atau pada endapan disseminated. Namun demikian kondisi lubang bor
Kontur struktur.
2)
Peta isopach.
3)
Kontur kadar.
4)
Peta ketebalan.
5)
4)
5)
2)
3)
4)
5)
6)
digunakan
untuk
menutupi
atau
menguatkan
lokasi
bor
untuk
menentukan
apakah
pemboran
Jenis batuan
Derajat pelapukan
Derajat pergerakan
Tekanan
Porositas (kadar air)
Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)
H. Mooney (1977) mengatakan bahwa harga cepat rambat
4. Metoda Geolistrik
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity)
dari batuan. Yang dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan
yang diberikan oleh masa batuan sepanjang satu meter dengan luas
penampang satu meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke ujung,
satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi
biasanya dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik
pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam
bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua
elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena