Vol - IX No.01 I Puslit Januari 2017
Vol - IX No.01 I Puslit Januari 2017
Abstrak
Pemerintah membantah pemberitaan media mengenai serbuan tenaga kerja asing
(TKA) asal China di Indonesia dalam jumlah jutaan orang, namun melalui Kementerian
Ketenagakerjaan, pemerintah mengakui ditemukannya penyalahgunaan izin oleh
TKA. Hal ini menunjukkan adanya permasalahan pengawasan yang belum optimal
terhadap penggunaan TKA di Indonesia. Tulisan ini membahas bagaimana pemberian
izin dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap TKA. Peraturan
perundang-undangan yang mengatur penggunaan TKA telah memberikan acuan
yang jelas mengenai perizinan dan pengawasan, namun dalam tataran implementasi
belum sepenuhnya dapat dilakukan. Pelaksanaan pengawasan yang terkendala oleh
keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan anggaran serta kebijakan bebas visa
kunjungan yang disalahgunakan oleh TKA menjadi beberapa penyebab terjadinya
pelanggaran oleh TKA. Menghadapi era globalisasi ketenagakerjaan, Pemerintah perlu
mempersiapkan TKI yang kompeten dan profesional di bidangnya melalui pendidikan
dan pelatihan, serta mengoptimalkan sistem pengawasan penggunaan TKA.
Pendahuluan
Di tengah keterbatasan lapangan kerja
bagi angkatan kerja Indonesia, berita mengenai
serbuan tenaga kerja asing (TKA) asal China
ke wilayah Republik Indonesia menjadi
perbincangan di masyarakat. Sejumlah media
memberitakan jumlah TKA asal China yang
masuk ke Indonesia mencapai 10 juta orang,
tetapi angka tersebut dibantah oleh Pemerintah.
Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
Kementerian Ketenagakerjaan (Dirjen Binaperta
Kemenaker) Hery Sudarmanto mengungkapkan
bahwa jumlah TKA yang ada di Indonesia per
November 2016 adalah 74.183 orang. China,
dengan 21.271 orang tenaga kerja, menempati
*) Peneliti Madya Hukum Ekonomi pada Bidang Hukum, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: susidhan@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.puslit.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-1-
Prinsip
pengawasan
ketenagakerjaan
merupakan serangkaian kegiatan dalam mengawasi
dan menegakkan pelaksanaan peraturan di
bidang ketenagakerjaan. Oleh karena itu Pasal 176
UU Ketenagakerjaan menegaskan pengawasan
ketenagakerjaan dilakukan oleh pegawai pengawas
ketenagakerjaan yang mempunyai kompetensi dan
independen guna menjamin pelaksanaan peraturan
perundang-undangan ketenagakerjaan.
Pengawasan terhadap TKA dilakukan
terhadap penerapan norma hukum ketenagakerjaan
dengan cara melakukan pemeriksaan secara
rutin dan periodik terhadap perusahaan yang
mempekerjakan TKA. Pengawasan dilakukan antara
lain dengan memeriksa kelengkapan administrasi
yang harus dimiliki oleh perusahaan; kesesuaian
antara dokumen administrasi dengan pelaksanaan di
lapangan; penindakan terhadap pelanggaran norma
penggunaan TKA; dan merekomendasikan kepada
Ditjen Imigrasi atau Kantor Imigrasi setempat agar
dilakukan tindakan keimigrasian terhadap TKA.
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 2
Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah,
urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan
menjadi urusan bersama antara pemerintah
pusat dan pemerintah provinsi. UndangUndang ini mengamanatkan pemerintah pusat
berwenang menetapkan sistem pengawasan dan
mengelola petugas pengawas ketenagakerjaan,
sedangkan pemerintah provinsi berwenang
menyelenggarakan pengawasan ketenagakerjaan.
Dalam kaitan ini, untuk mengimplementasikan
sistem pengawasan ketenagakerjaan yang
memadai, dibutuhkan koordinasi dan kerja sama
pemerintah pusat dan daerah.
Dalam implementasinya, pengawasan terhadap
penggunaan TKA yang dilakukan oleh Kementerian
Ketenagakerjaan dan pemerintah provinsi belum
berjalan secara maksimal. Keterbatasan di bidang
sarana dan prasarana pengawasan, khususnya
jumlah SDM pengawas yang tidak seimbang dengan
jumlah perusahaan pengguna TKA dan anggaran
pelaksanaan pengawasan menjadi kendala utama.
Dirjen Binapenta Hery Sudarmanto mengakui
adanya ketimpangan jumlah pengawas dengan
jumlah perusahaan yang harus diawasi. Sebagai
contoh, di Provinsi Jawa Timur terdapat 40.000
perusahaan sedangkan jumlah pengawas hanya 200
orang. Demikian pula Kota Surabaya dengan 15.000
perusahaan, hanya memiliki 15 orang pengawas,
artinya rata-rata satu orang pengawas harus
mengawasi 1.000 perusahaan.
-3-
Referensi
Berapa Sebenarnya Jumlah Tenaga Kerja Asal
Cina yang Masuk ke Indonesia?, http://www.
bbc.com/indonesia/, diakses 5 Januari 2017.
Enny Sri Hartati, Jurus Menjinakkan
Fenomena Tenaga Kerja Ilegal, Kompas, 2
Januari 2017.
Imigrasi: Tenaga Kerja Asal China Mencapai 31
Ribu Orang, https://nasional. tempo.co/
read/news/, diakses 5 Januari 2017.
Moratorium
Bebas
Visa
Diperlukan,
Republika, 3 Januari 2017.
Penyalahgunaan Bebas Visa Kunjungan Imigrasi
Tiongkok Banyak Melakukan Pelanggaran,
http://rri.co.id/, diakses 6 Januari 2017.
Respons Pemerintah Tanggapi Isu Serbuan
Tenaga Kerja China, /http://nasional.
kompas.com/, diakses 5 Januari 2017.
Selidiki Tenaga Kerja Asing Asal China DPR
Dorong Gunakan Hak Angket, http://www.
kompas.com/, diakses 5 Januari 2017.
Siaran Pers: Puluhan Orang Asing Terjaring
Operasi Pengawasan Orang Asing, http://
www.imigrasi.go.id/, diakses 14 Januari 2017.
Suhandi, Pengaturan Ketenagakerjaan terhadap
Tenaga Kerja Asing dalam Pelaksanaan
Masyarakat Ekonomi ASEAN di Indonesia,
Perspektif Volume XXI No. 2 Edisi Mei
Tahun 2016, Jurnal-perspektif.org/index.
php/perspektif/ article/download/, diakses
4 Januari 2017.
Penutup
Ketentuan perizinan penggunaan TKA,
baik yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan,
UU Penanaman Modal, maupun peraturan
pelaksanaannya telah memberikan pengaturan
yang jelas sekaligus memberikan perlindungan
kepada TKI melalui beberapa ketentuan seperti
penempatan TKA harus sesuai keahlian yang
dibutuhkan perusahaan, hanya untuk posisi
jabatan tertentu yang ditetapkan oleh Menteri
Ketenagakerjaan, dan adanya kewajiban alih
keahlian kepada TKI pendamping melalui
pendidikan dan latihan. Namun, pengawasan
yang belum optimal dan kebijakan bebas visa
kunjungan berpengaruh terhadap munculnya
pelanggaran oleh perusahaan pengguna TKA
atau TKA yang bersangkutan.
Pemerintah
perlu
mengantisipasi
dampak globalisasi ketenagakerjaan
dengan
menyiapkan TKI yang memiliki kompetensi
dan profesional di bidangnya sehingga mampu
bersaing dengan TKA. Untuk itu pemerintah
perlu memperbanyak pendidikan vokasional yang
mampu menghasilkan tenaga kerja terdidik siap
pakai dan meningkatkan pengawasan penggunaan
TKA dengan memperbanyak SDM pengawas. Di
bidang keimigrasian, kebijakan pemberian bebas
visa kunjungan juga perlu dilakukan secara selektif
hanya kepada negara-negara yang dinilai mampu
memberikan kontribusi positif pada perekonomian
dan kerja sama antar-negara. Langkah tersebut
perlu didukung oleh DPR RI, baik melalui regulasi
maupun pengawasan kinerja Pemerintah melalui
komisi terkait. Dukungan regulasi dapat dilakukan
-4-
Majalah
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Abstrak
Kasus pelecehan terhadap Pancasila dan TNI telah berimplikasi pada dihentikannya
secara sepihak kerja sama militer Indonesia-Australia. Sikap ini memperoleh tanggapan
luas pro dan kontra di tanah air, selain perbedaaan pendapat di pemerintahan dan
parlemen. Selain respons yang keras di kalangan yang melihat hal ini sebagai pelecehan,
muncul tanggapan yang mengingatkan untuk bersikap hati-hati. Perkembangan
lingkungan strategis dan tantangan serta ancaman di kawasan dan tingkat global
mengingatkan TNI dan Indonesia agar mengambil keputusan yang tepat dalam
mengevaluasi hubungan bilateralnya dengan Australia.
Pendahuluan
Pada 4 Januari 2017 Panglima TNI
mengumumkan penghentian kerja sama
militer Indonesia-Australia, antara TNI
dan Australian Defence Force (ADF)
yang kemudian memperoleh perhatian
luas. Kerja sama dalam bentuk pelatihan
Bahasa Indonesia ini sendiri sebenarnya
telah dihentikan secara sepihak oleh TNI
sejak 18 Desember 2016. Pangkal masalah
adalah ditemukannya materi ajaran yang
melecehkan sejarah dan ideologi Indonesia,
yang dinilai telah dibuat secara sengaja
dan dibiarkan terjadi oleh institusi dan
aparat militer di sana. Ditemukan juga
pembuatan materi sejarah yang tidak
benar tentang peran Sarwo Edhie Wibowo,
mantan Komandan Komando Pasukan
Khusus (Kopassus-dulu RPKAD/Resimen
*) Research Professor Masalah-masalah Hubungan Internasional pada Bidang Hubungan Internasional, Pusat Penelitian,
Badan Keahlian DPR RI. Email: pptogin@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.puslit.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-5-
Dalam
menilai
kasus-kasus
pelanggaran hak asasi manusia (HAM)
Indonesia, perlu juga dipahami oleh
Pemerintah dan rakyat Australia secara
luas bahwa invasi Indonesia ke Timor
Timur pada masa lalu juga dilakukan atas
restu Pemerintah Australia di bawah PM
Gough Whitlam. Mereka tidak perlu seperti
tanpa dosa dengan tiba-tiba menyudutkan
Indonesia sebagai pihak yang sepihak harus
dituding atas kesalahan sejarah itu. Belum
lama publik di Indonesia juga dikejutkan
dengan terkuaknya aktivitas intelijen
Australia yang mengintersepsi pembicaraan
pemimpin Indonesia, tidak hanya dalam
peristiwa menjelang referendum di Timor
Timur, tetapi juga percakapan pribadi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Belum
lagi insiden pencemaran di perairan Nusa
Tenggara Timur (NTT) yang kaya ikan dan
sumber daya alam (SDA) laut lainnya oleh
perusahaan pertambangan minyak Australia,
Montara, yang telah merusak kehidupan
nelayan di sana dan sangat merugikan
lingkungan dan SDA Indonesia yang tidak
pernah mereka pedulikan.
Sementara
rakyat
Indonesia
di
perbatasan perairan NTT dengan Australia
tidak luput dari tindakan pelanggaran HAM
yang telah dilakukan oleh polisi Australia.
Kasus pembakaran dan penenggelaman
kapal nelayan WNI yang dituding membawa
masuk imigran ilegal, namun aparat
pengadilan Australia telah memenangkan
gugatan yang diajukan nelayan kita, adalah
kasus lain yang menunjukkan arogansi dan
kesewenang-wenangan aparat Pemerintah
Australia pada masa lalu terhadap warga
Indonesia. Kondisi ini diperburuk oleh
kejadian terkini yakni kasus lompat pagar
separatis Papua ke Konsulat Jenderal RI di
Melbourne pada 6 Januari 2017, yang seperti
dibiarkan oleh aparat keamanan Australia,
padahal
dalam
hukum
internasional
mereka memiliki tanggung jawab untuk
mencegahnya.
beragam
seperti
Indonesia,
sehingga
tidaklah
mengherankan
jika
jurnalis
mereka selalu begitu kritis dan tajam dalam
menilai apa yang berlangsung di Indonesia,
walaupun bisa saja mereka berlebihan dan
keliru. Situasi Inilah yang perlu dipahami
pemerintah dan masyarakat Indonesia
sampai sekarang. Itulah sebabnya pada
masa lalu pihak Kementerian Luar Negeri
Indonesia selalu memberikan kriteria
tertentu dalam menunjuk Dubesnya untuk
Australia, yang biasanya mantan jurnalis
handal seperti Sabam Siagian.
Dalam sejarah hubungan bilateral
kedua negara terdapat luka lama yang
belum bisa disembuhkan, seperti tewasnya
3 orang jurnalis Australia dalam Insiden
Balibo tahun 1976. Perwira Kopassus, yang
kemudian menjadi tokoh di pemerintahan
telah menjadi sorotan atas kejadian itu.
Selain itu juga pernah terjadi konfrontasi
kecil antara prajurit TNI dengan pasukan
UNAMET yang mengakibatkan korban di
pihak pasukan Australia dalam pemulihan
keamanan Timor-Timur pasca-referendum.
Penutup
Rakyat Indonesia yang belajar sejarah
sampai sekarang tentu tidak bisa melupakan
begitu saja peran Australia yang berharga
dalam mendukung kemerdekaan Indonesia.
Bagaimanapun pemimpin dan rakyat kedua
negara, secara kritis harus dapat melihat
bahwa realitas tantangan dan ancaman yang
berkembang di kawasan dan tingkat global
membutuhkan peran kedua pemerintah
dan negara untuk meresponsnya, demi
mewujudkan stabilitas keamanan. Para
pemimpin dan rakyat kedua negara harus
cerdas menyadari tantangan global terkait
perkembangan lingkungan strategis, seperti
eskalasi ketegangan yang berlanjut di Laut
China Selatan, kebangkitan militer China
dan Jepang, dan beragamnya masalah
transnasional yang mengancam, terutama
dari para aktor nonnegara, seperti imigran
ilegal dan aksi terorisme ISIS/IS (Islamic
States in Iraq and Suriah). Secara rasional
harus dapat dilihat bahwa hal-hal yang baik
harus terus dipelihara.
Sebagai konsekuensinya, parlemen,
terutama Komisi I tidak perlu menyikapi
masalah yang terjadi secara emosional.
Panglima TNI dan Menlu dapat diundang
untuk melakukan hearing di DPR RI, agar
Problem Mendasar
Pemerintah dan rakyat Indonesia perlu
memahami bahwa masyarakat Australia
hidup dan dibesarkan dalam sistem liberal,
di tengah-tengah realitas yang tidak terlalu
-7-
Referensi
Australia Bantah Rekrut Prajurit Indonesia:
Polemik TNI-ADF, DPR Dukung TNI,
Suara Pembaruan, 5 Januari 2017.
Australia Tambah Aparat Keamanan,
Republika, 10 Januari 2017.
Demi Harga Diri, Kerja Sama Militer
Ditangguhkan, Media Indonesia, 5
Januari 2017.
Diberitakan Ditegur Presiden: Jenderal
Gatot Dijailin Media Asing, Rakyat
Merdeka, 12 Januari 2017.
Hutton,
Jerry
and
Gerry
Mullany.
Indonesia, saying it was insulted, halts
military work with Australia, The New
York Times International, January 6,
2017.
Menhan: Jangan Gegabah, Kerja Sama
Militer
Indonesia-Australia
Tidak
Mudah Dibatalkan, Kompas, 5 Januari
2017.
Mursid, Fauziah dan Fira Nursyabani,
Australia Minta Maaf, Republika, 6
Januari 2017.
Parlina, Ina and Haeril Halim. Palace
denies
Jokowi-Gatot
spat
over
Australia, The Jakarta Post, January 11,
2017.
Pasang
Surut
Indonesia-Australia,
Kompas, 8 Januari 2017.
-8-
Majalah
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Abstrak
Globalisasi meningkatkan kerja sama ekonomi global, regional, dan bilateral
antarnegara. Dunia semakin tanpa batas dan masyarakatnya membentuk komunitas
global. Integrasi ekonomi global seperti ini, secara otomatis mendorong mobilitas
Tenaga Kerja Asing (TKA) semakin terbuka. TKA dari negara lain masuk ke Indonesia
dalam jumlah besar, terutama dari negara anggota Association of Southeast Asian
Nations/ASEAN dan ASEAN Plus Three (China, Korea Selatan dan Jepang). Masuknya
TKA ini menimbulkan berbagai dampak dan permasalahan, termasuk terjadinya
perdagangan orang. Perempuan merupakan kelompok yang rentan menjadi korban.
Perdagangan perempuan merupakan isu global yang menjadi ancaman nyata.
Pemerintah perlu melakukan pencegahan dan penanganan terhadap ancaman
perdagangan perempuan melalui kerja sama dengan negara-negara lain.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Kajian Gender pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: dina8333@gmail.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.puslit.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-9-
Tabel1.JumlahTKAdiIndonesiaTahun2011-2016
Tahun
Jumlah TKA
2011
77.307
2012
72.427
2013
68.957
2014
68.762
2015
69.025
2016 (November)
74.183
Negara Asal
Jumlah TKA
2011
Kamboja
7 orang
2012
Myanmar
5 orang
2013
Myanmar, Thailand,
Kamboja
33 orang
2014
33 orang
2015
Myanmar
5 orang
- 10 -
Berdasarkan
Mutual
Recognition
Arrangement (MRA) dalam MEA, ada 8 profesi
tenaga kerja terampil yang disepakati, yaitu:
insinyur, perawat, arsitek, tenaga survei, dokter
gigi, akuntan, jasa wisata, dan dokter. Hasil riset
ASEAN Secretariat Projected Gender Impact
of the ASEAN Economic Community yang
dipublikasikan pada tahun 2016 menjelaskan
bahwa TKA perempuan berisiko mengalami
perdagangan orang, terutama pada pekerjaan
yang terkait dengan sektor pariwisata.
Pada tataran lapangan, hasil pengawasan
pihak yang berwenang terhadap TKA di
Indonesia
telah
menemukan
beberapa
kasus TKA yang terlibat pekerjaan jasa
terkait pariwisata, tempat hiburan, dan
prostitusi. Beberapa kasus tersebut antara
lain: 1) ditangkapnya ratusan orang asing
oleh Ditjen Imigrasi Kemenkumham dalam
operasi pengawasan orang asing. Operasi ini
dilaksanakan pada 30-31 Desember 2016 di
sejumlah tempat hiburan malam yang diduga
memfasilitasi kegiatan ilegal. Sebanyak 76
orang merupakan perempuan warga negara
China yang menyalahi izin tinggal kunjungan
dengan menjadi terapis pijat, pemandu lagu, dan
pekerja seks; 2) dalam tindakan pemberantasan
terhadap pekerja asing ilegal, Kantor Imigrasi
Batam menangkap 10 orang perempuan dari
Vietnam dan China yang bekerja sebagai pekerja
seks di Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Meskipun dari kasus tersebut di atas
belum ada penyidikan lebih lanjut terhadap
kepastian terjadinya perdagangan orang, namun
indikasinya sangat kuat. Sebagaimana dinyatakan
Solidaritas
Perempuan,
pekerja
migran
perempuan lebih rentan mengalami perdagangan
orang. Indikasinya dapat terlihat dari proses
perekrutan dan penempatan yang tidak resmi,
adanya pemalsuan dokumen, penggunaan visa
turis (bukan visa kerja) dan modus berpindahpindah majikan atau pekerjaan terkait industri
seks. Country Program Coordinator of
Australia-Asia Program to Combat Trafficking
in Persons (AAPTIP) Fatimana Agustinanto
menjelaskan bahwa dari 10 negara anggota
ASEAN, Indonesia saat ini telah menjadi negara
tujuan utama perdagangan orang. Semakin
banyak TKA ABK bekerja di pelabuhan dan
pekerja seks asing dari negara Eropa Timur dan
Asia Timur ditemui di kota-kota besar seperti
Jakarta, Medan, dan Surabaya.
Ancaman perdagangan perempuan ini
juga terjadi di negara lain, misalnya di China
dan Vietnam. Dalam Trafficking in Person 2016
Upaya Pemerintah
Pengawasan orang asing merupakan
bagian dari Pengawasan Keimigrasian. Sebagai
upaya untuk mengawasi keberadaan TKA,
Pemerintah telah membentuk Tim Pengawas
Orang Asing (Timpora). Hal ini sesuai dengan
ketentuan Pasal 69 Ayat (1) Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian
dan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun
2013 sebagai peraturan pelaksananya. Menteri
Hukum dan HAM membentuk Timpora yang
terdiri atas badan atau instansi pemerintah
terkait, baik di pusat maupun di daerah.
Keberadaan dan peran Timpora ini harus
dioptimalkan tidak hanya mengawasi persoalan
keimigrasian, melainkan juga adanya potensi
TKA sebagai korban perdagangan orang.
Timpora dapat bekerja sama dengan Gugus
Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak
Pidana Perdagangan Orang (Gugus Tugas
Trafficking) yang sebelumnya sudah dibentuk
oleh Pemerintah.
Selain itu, dalam Protokol Trafficking
diserukan bagi negara-negara di dunia untuk
melakukan atau memperkuat tindakan untuk
memberantas faktor-faktor yang membuat
perempuan dan anak-anak rentan terhadap
perdagangan orang, termasuk melalui kerja
sama bilateral dan multilateral. Di tingkat
regional, The ASEAN Convention Against
Trafficking in Persons, Especially Women and
Children (ACTIP) telah ditandatangani dalam
ASEAN Summit ke-27 di Kuala Lumpur pada
21 November 2015. Ini merupakan instrumen
pertama yang mengikat negara-negara ASEAN
untuk memerangi perdagangan orang. Saat ini
Indonesia masih dalam proses perencanaan
untuk meratifikasi konvensi tersebut dan
melakukan harmonisasi dengan peraturan
- 11 -
Penutup
Kerja sama global, regional, dan bilateral
yang telah membuka kran arus TKA ke
Indonesia menyebabkan berbagai permasalahan
yang membutuhkan tindakan tegas. Persoalan
TKA ini harus dilihat pula dari perspektif gender,
terutama ancaman terjadinya perdagangan
perempuan dan kesenjangan gender lainnya.
Oleh karena itu, agar TKA perempuan dapat
terus menikmati kondisi kerja yang layak dan
mengambil keuntungan dari MEA atau kerja
sama ekonomi lainnya, sangat penting untuk
melakukan pengawasan ketat dan tindakan tegas
terhadap setiap pelanggaran.
Keberadaan Timpora masih harus terus
diperkuat, terutama dalam hal koordinasi
antarlembaga dan peningkatan peran. Pemerintah
diharapkan dapat mempercepat proses ratifikasi
konvensi ACTIP, sehingga dapat segera
berkomitmen melaksanakannya. DPR-RI dapat
membentuk Panitia Khusus (Pansus) tentang
TKA, sehingga pengawasan dapat dilakukan lintas
kementerian/lembaga. Pengawasan terhadap
persoalan TKA ini hendaknya dilakukan dengan
memperhatikan isu perdagangan orang dan
menggunakan perspektif gender. Diperlukan
pula partisipasi masyarakat untuk aktif
melaporkan kepada pihak yang berwenang apabila
menemukan indikasi adanya TKA ilegal dan
perdagangan orang atau perempuan.
Referensi
Devin Brewer, 2011, Globalization and Human
Trafficking. http://www.du.edu/korbel/hrhw/
researchdigest/trafficking/Globalization.pdf,
diakses 16 Januari 2017.
Di hadapan Menlu ASEAN Plus Three Menlu Retno
Sampaikan Prioritas Indonesia,http://nasional.
kompas.com/read/2016/07/26/21574951/
di.hadapan.menlu.asean.plus.three.menlu.
retno.sampaikan.prioritas.indonesia, diakses 11
Januari 2017.
Dirjen Imigrasi Ungkap Data WN China yang Keluar
Masuk Indonesia, http://nasional.kompas.com/
read/2016/12/24/14435601/dirjen.imigrasi.
ungkap.data.wn.china.yang.keluar-masuk.
indonesia, diakses 11 Januari 2017.
- 12 -
Majalah
Abstrak
Perekonomian pada tahun 2017 diprediksi masih menghadapi kendala eksternal maupun
internal yang mempengaruhi perekonomian nasional. Permasalahan eksternal akibat masih
berlangsungnya perlemahan pertumbuhan ekonomi global, pengetatan perekonomian
Republik Rakyat China (RRC), rendahnya harga komoditas ekspor utama Indonesia serta
kebijakan baru Amerika Serikat di bawah presiden Donald Trump yang akan dilantik
pada 20 Januari 2017 yang cenderung memproteksi perekonomiannya. Masalah internal
diakibatkan oleh rendahnya realisasi penerimaan perpajakan, dampak inflasi energi dan
pangan, serta ketimpangan dan pemerataan pembangunan yang belum efektif. Oleh karena
itu, Pemerintah dan DPR RI harus melakukan kebijakan yang konkret untuk mengatasi
kendala tersebut agar target pertumbuhan ekonomi 2017 dapat tercapai.
Pendahuluan
Optimisme
terhadap
perekonomian
Indonesia tahun 2017 muncul karena ada
beberapa catatan keberhasilan pemerintah
yang telah dicapai pada tahun 2016. Beberapa
catatan tersebut antara lain laju pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada tahun 2016 sebesar 5%
walaupun pertumbuhan ini lebih rendah dari
asumsi dalam Anggaran Pendapatan Belanja
Negara Perubahan (APBN-P), namun relatif
lebih baik dari tahun 2015 yang hanya mampu
tumbuh sebesar 4,8%. Dan pertumbuhan
ekonomi tahun 2016 ini jauh lebih baik
dibandingkan pertumbuhan ekonomi negaranegara lain seperti negara-negara Association
of South East Asia Nations (ASEAN), bahkan
Amerika Serikat maupun Uni Eropa.
*) Peneliti Muda Ekonomi Terapan pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
E-mail: ari.ginting@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.puslit.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 13 -
Referensi
Bappenas, 2016, Outlook Perekonomian
2017: Tantangan Menghadapi Resiko
Global, Kementerian PPN/Bappenas.
Fungsi
Fiskal
untuk
Pemerataan
Pembangunan Belum Efektif, Kompas,
6 Januari 2016.
Ketika Amnesti Pajak Keluar Jalur?,
Harian
Ekonomi
Neraca
Edisi
Weekend, 8 Januari 2017.
Pembangunan lewat Tiga Sektor, Media
Indonesia, 3 Januari 2017.
Pemerataan Menjadi Prioritas Pemerintah,
Kompas, 5 Januari 2017.
Pemerintah
Mengubah
Strategi
dan
Kebijakan, Kompas, 3 Januari 2017.
Repatriasi
Jadi
Andalan
Dorong
Perekonomian 2017, Kontan, 3 Januari
2017.
Waspadai Dampak Inflasi Energi dan
Pangan, Media Indonesia, 9 Januari
2017.
World Bank, 2016, Poverty and Shared
Prosperity 2016: Taking on Inequality,
Washington DC: The World Bank.
Penutup
Perekonomian
Indonesia
tahun
2017 dihadapkan pada faktor eksternal
dan internal yang menjadi hambatan dan
dapat menjadi ancaman bagi perekonomian
Indonesia. Melihat kenyataan yang ada
maka pemerintah bersama DPR RI harus
melakukan langkah konkret terhadap
beberapa hal tersebut.
DPR RI juga harus dapat memastikan
bahwa program dan kegiatan Pemerintah
yang telah dan akan dilakukan harus
berjalan sesuai dengan koridor untuk
mengatasi
permasalahan
internal.
Permasalahan internal tersebut antara lain
rendahnya penerimaan perpajakan negara,
risiko kenaikan inflasi akibat kenaikan
administered price listrik, dan tabung gas
- 16 -
Majalah
Abstrak
Berita bohong (hoax) di media sosial tumbuh subur pada kondisi masyarakat yang
menginginkan kemudahan dalam melakukan interaksi komunikasi melalui media sosial.
Berita bohong memang diproduksi tidak dengan memperhatikan kaidah penulisan berita
yang menjadi panduan dalam penulisan berita pada pelaksanaan tugas jurnalistik media.
Berita bohong melalui media sosial tidak boleh dibiarkan, karena kemampuan media sosial
yang dimanfaatkan untuk menyajikan berita yang tidak dilandasi fakta peristiwa cenderung
menimbulkan ketidakpastian informasi, mampu menciptakan opini publik yang tidak
berlandaskan fakta berita, dan menyebabkan keresahan dalam masyarakat. Produksi berita
perlu diberikan landasan regulasi terkini yang disesuaikan dengan fenomena penyajian berita
yang terjadi di masyarakat. Penggunaan media sosial perlu diberikan landasan terbaru, agar
dapat mengakomodasi praktek produksi berita yang berdalih kegiatan jurnalsitik dalam media
sosial.
Pendahuluan
Secara
khusus
Presiden
Joko
Widodo menyampaikan pesan agar aparat
hukum menindak tegas para penyebar
berita bohong. Presiden juga meminta
aparat bekerja sama dengan Pemerintah
mengevaluasi media yang memproduksi
informasi bohong tanpa sumber yang jelas.
Presiden mencontohkan dalam beberapa
waktu terakhir ini banyak informasi di
media sosial yang meresahkan dan memecah
belah masyarakat. Sementara itu, Menteri
Komunikasi dan Informasi menjelaskan
telah melakukan pemblokiran 800 ribu situs
berkonten negatif. Konten yang diblokir
*) Peneliti Madya Komunikasi Politik pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Penelitian,
Badan Keahlian DPR RI. Email: ahmad.budiman@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.puslit.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 17 -
Penutup
Hal penting yang perlu dimuat dalam
definisi berita yaitu fakta atau ide termasa,
ditulis oleh orang yang menjalankan tugas
- 19 -
Referensi
Andreas M Kaplan & Michael Haenlein.
Business Horizons 53: User of the world,
unite! The Challenges and opportunities
of Social Media, 2010.
- 20 -