Anda di halaman 1dari 7

METODE KENDALA DAN SOLUSI

TERHADAP PEKERJAAN PROYEK


Proyek begitu kompleks. Terlalu banyak masalah yang ada di dalamnya.
Menyelesaikan satu masalah mungkin adalah hal yang kecil di proyek. Setiap harinya
bisa jadi dituntut untuk menyelesaikan beberapa masalah sekaligus. Ada tantangan
agar beberapa masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Sehingga perlu
adanya modifikasi atas langkah-langkah dasar problem solving seperti yang telah
disampaikan pada posting sebelumnya.
Pada proyek yang menghadapi masalah yang rumit, sering terjadi masalah-masalah
tersebut berdampak pada lebih dari satu konstrain proyek (Lingkup, biaya, mutu,
waktu, dan safety). Tidak sedikit yang berdampak terhadap semuanya. Namun sering
terlihat pula bahwa solusinya terletak pada salah satu atau lebih tindakan jitu yang
berada tidak jauh dari masalah yang ada.
Mungkin pernah didengar bahwa obat suatu masalah adalah terselesaikannya
masalah yang lainnya. Berdasarkan pengalaman dan beberapa referensi, dapat
diambil kesimpulan sementara bahwa solusi ternyata ada tidak jauh dari masalahnya
sendiri. Lalu bagaimana tools problem solving dapat menyelesaikan dan menemukan
solusi tersebut?
Modifikasi langkah yang diajukan berikut bisa jadi bersifat sementara untuk kemudian
akan disempurnakan. Ini berdasarkan pada pengalaman saja. Tapi akan terbuka untuk
dikembangkan. Adapun modifikasi langkahnya adalah sebagai berikut :
1.

Tetapkan tujuan.
Pada langkah ini tujuan menjadi lebih dari satu berdasarkan kompleksitas
masalah yang ada. Penting untuk memulai langkah problem solving dengan
tujuan yang mulia yang memayungi beberapa tujuan yang ada. Ibaratnya
perlu niat yang baik dulu dalam memulai langkah untuk menyelesaikan
masalah yang rumit.

2.

Tulis atau petakan masalah yang ada.


Memetakan masalah pada masalah yang rumit, perlu didahului oleh langkah
memperoleh informasi yang lengkap. Setelah itu berdasarkan
pengelompokan masalah, informasi yang didapat juga dikelompokkan.
Langkah selanjutnya adalah menulis dan memetakan permasalahan yang
ada. Perlu alat bantu dalam memetakan masalah yang rumit. Dapat
digunakan alat Mind Mapping atau menggunakan software Mind Manager.
Usahakan peta masalah dapat dibuat hanya dalam selembar kertas. Ketika
telah terpetakan dengan baik, masalah akan terlihat kerumitannya. Hingga
disini, orang akan merasa lelah untuk memulai menyelesaikan masalah yang
ada. Untuk itu disarankan dilakukan penyederhanaan masalah dengan
pengelompokan masalah yang ada.
Kita ketahui bahwa satu sebab bisa menimbulkan beberapa akibat, dan satu
akibat bisa disebabkan oleh beberapa sebab. Atas dasar pertimbangan
bahwa problem solving adalah cara penyelesaian masalah berdasarkan akar
penyebab masalah, maka sebaiknya masalah-masalah tersebut
dikelompokkan berdasarkan perkiraan akar penyebab masalahnya.
Sehingga akhirnya kita akan mendapatkan beberapa masalah yang masingmasing masalah tersebut terlihat tidak begitu rumit untuk diselesaikan. Ini
adalah titik penting memulai penyelesaian beberapa masalah sekaligus.
Kompetensi mengurai masalah diperlukan pada tahap ini.

3.

Cari akar permasalahan yang mungkin.


Langkah ini dilakukan pada masing-masing masalah yang telah
dikelompokkan atau diidentifikasikan. Gunakan tools yang sama seperti RCA
5 whys analysis (akar masalah tunggal) dan fishbone (akar masalah tidak
tunggal) pada masing-masing masalah.

4.

Mengembangkan hipotesis.
Pengembangan hipotesis dilakukan pada masing-masing masalah.

5.

Tetapkan analisis dan informasi yang diperlukan untuk menguji


hipotesis.

Terapkan langkah ini pada masing-masing masalah.


6.

Kembangkan berbagai alternatif solusi.


Dilaksanakan pada masing-masing masalah yang terjadi.

7.

Seleksi alternatif solusi.


Pada tahap ini, sebaiknya didahului oleh langkah penggabungan hasil
langkah 2 hingga langkah 6. Ada kemungkinan solusi yang sama pada
beberapa masalah yang ada. Solusi tersebut berpotensi menjadi solusi yang
jitu. Dengan penggabungan, cikal bakal solusi jitu tersebut tidak dihilangkan
pada tahap ini. Langkah seleksi alternatif solusi dilakukan dengan mensortir
terlebih dahulu solusi yang dianggap tidak relevan dan dianggap secara
teknis berpeluang kecil dalam penyelesaian masalah atau effort yang sangat
sulit. Setelah itu akan didapat serangkaian solusi yang berpeluang
menyelesaikan beberapa masalah sekaligus.
Perlu dinilai juga solusi mana yang mampu menyelesaikan masalah dimana
masalah yang lain akan otomatis ikut terselesaikan bagai efek domino.
Solusi-solusi yang berciri seperti itu harus dipertajam dalam langkah
berikutnya sehingga harus menjadi prioritas. Solusi-solusi tersebut
dinamakan solusi yang berpeluang jitu.

8.

Menyusun prioritas tindakan.


Pada tahap ini, telah didapat beberapa solusi yang berpeluang jitu dalam
menyelesaikan masalah. Solusi tersebut dapat dikombinasikan lalu
dinilai. Trial-error kombinasi solusi tersebut kadang menghasilkan solusi baru
yang biasanya terlewatkan saat dilakukan pada langkah pengembangan
alternatif solusi (langkah no. 6) dan seringkali lebih baik dari yang ada dan
berciri out of the box. Sebaiknya langkah trial error kombinasi solusi ini
dilakukan dengan cara brainstorming dengan orang-orang yang terpilih dan
ahli dalam masalah terkait. Trial-error kombinasi sebaiknya dilakukan
berkali-kali, jika perlu tidak harus selesai dalam satu hari, karena untuk
mendapatkan strategi yang benar-benar jitu diperlukan ketekunan dan
suasana yang mampu memicu tercetusnya ide yang brillian.
Pada beberapa referensi disebutkan bahwa ide yang brilliant sering tercetus
saat pagi hari setelah bangun dari istirahat. Trial-error kombinasi ini akan
selesai sampai pada titik dimana didapat bahwa beberapa solusi berpeluang
jitu yang dikombinasikan merupakan strategi yang paling memuaskan dan

dirasa mampu untuk menyelesaikan beberapa masalah yang ada serta


diterima oleh banyak pihak.
9.

Mengembangkan rencana implementasi.


Rencana implementasi yang dikembangkan harus mencakup persiapan
pelaksanaan, fleksibilitas, parameter tingkat keberhasilan, plan B, Target
waktu, pembagian tugas yang tepat pada anggota tim proyek serta
komunikasinya berupa koordinasi-koordinasi yang diperlukan selama proses
problem solving berlangsung. Langkah evaluasi pelaksanaan juga perlu
ditetapkan untuk menilai dan menyempurnakan strategi

Pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan nantinya mungkin/ pasti akan ditemui


halangan. Karena tidak semua rencana berjalan dengan semestinya. Itu adalah
pengalaman kami sebagai kontraktor. Pada metode ini akan kami bahas tentang
kendala-kendala yang mungkin terjadi di lapangan nantinya.
Kami akan memberikan contoh kendala yang akan terjadi pada pelaksanaan proyek
ini. Kendala yang akan kami berikan contoh yaitu kendala selama 1 minggu dan 2
minggu terhadap khusus pekerjaan pemancangan, serta dilihat pengaruh daripada
kendala tersebut terhadap progress termijn kontraktor. Berikut penjelasannya :
Penyebab terjadinya kendala :
Tenaga kerja
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Keahlian tenaga kerja


Kedisplinan tenaga kerja
Motivasi kerja para pekerja
Angka ketidakhadiran tenaga kerja
Ketersediaan tenaga kerja
Pergantian tenaga kerja
Komunikasi antara tenaga kerja dengan kontraktor

Bahan/ material
a. Pengiriman material

b. Ketersediaan bahan/ material (kuantitas)


c. Kualitas bahan/ material
Peralatan
a. Ketersediaan peralatan
b. Kualitas peralatan
Karakteristik tempat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Keadaan permukaan dan dibawah permukaan tanah


Penglihatan atau tanggapan lingkungan sekitar
Karakteristik fisik bangunan sekitar lokasi proyek
Tempat penyimpanan bahan/material
Akses ke lokasi proyek
Kebutuhan ruang kerja
Lokasi proyek

Manajerial
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Pengawasan proyek
Kualitas pengontrolan pekerjaan
Pengalaman manajer lapangan
Perhitungan keperluan material
Perubahan desain
Komunikasi antara konsultan dan kontraktor
Komunikasi antara kontraktor dan pemilik
Jadwal pengiriman material dan peralatan
Jadwal pekerjaan yang harus diselesaikan
Persiapan/penetapan rancangan tempat

Keuangan
a. Pembayaran oleh owner

b. Harga material
Faktor lain
a.
b.
c.
d.
e.

Intensitas curah hujan


Keadaan alam
Kondisi ekonomi
Kecelakaan kerja
Kejadian tak terduga

Karena adanya kendala-kendala di lapangan selama pelaksanaan pekerjaan, maka


kami akan menyusun sebuah metode untuk mengejar ketinggalan progress akibat
kendala tersebut. berikut penjelasannya.
ALTERNATIF PERCEPATAN KERJA
DENGAN KERJA BERGANTIAN (SHIFT)
Pada alternatif ini manager proyek menyusun jadwal dalam pekerjaannya. Dalam hal
ini manager proyek harus memperhatikan beberapa asumsi, yaitu :
a. Tenaga kerja yang kerja bergantian (shift) bukan dari tenaga kerja yang bekerja
di proyek tersebut.
b. Tenaga kerja bergantian mulai bekerja setelah pekerja pagi selesai bekerja
sesuai jam kerjanya.
c. Adanya penurunan produktivitas pekerja bergantian sebab fase belajar dan
mereka bekerja pada malam hari, sedangkan produktivitas mereka bila bekerja
pagi hari, sama dengan pekerja yang sedang dipakai.
d. Upah pekerja bergantian lebih tinggi dari pekerja biasa.
e. Pengurangan durasi tiap kegiatan disamakan dengan metode pengurangan
durasi lembur.

ALTERNATIF PERCEPATAN KERJA


DENGAN MENAMBAH TENAGA KERJA BARU

Untuk pengurangan durasi dengan metode menambah tenaga kerja baru digunakan
beberapa asumsi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Tenaga kerja baru diambil dari luar daerah lokasi proyek.


Adanya biaya transportasi, uang makan dan lain-lain.
Upah buat tenaga baru lebih tinggi dari pekerja tetap.
Produktivitas dan jam kerja sama dengan pekerja tetap.
Jumlah yang dipakai pada setiap kegiatan sesuai kebutuhan pada kegiatan
tersebut.
Jumlah pengurangan durasi tiap kegiatan diambil sama dengan pengurangan
durasi dengan lembur.

Anda mungkin juga menyukai