Anda di halaman 1dari 16

Modul 7

Pendekatan Sistem
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) :
Setelah mempelajari modul ke-7, mahasiswa diharapkan mampu :
 Menyadari pentingnya pemecahan masalah;
 Mengerti hubungan antara pemecahan masalah dan pengambilan keputusan;
 Menjelaskan elemen-elemen yang harus ada untuk memecahkan suatu
masalah;
 Menjelaskan perbedaan antara masalah dan gejala;
 Mengetahui bagaimana struktur masalah dapat mempengaruhi pemecahan
masalah;
 Memahami langkah-langkah pendekatan sistem dan bagaimana hal itu
membentuk suatu perbaikan dalam pemecahan masalah yang ampuh;
 Menyadari perbedaan individual dalam gaya pemecahan masalah dan
bagaimana hal itu dapat mempengaruhi rancangan CBIS.

1. PENYELESAIAN MASALAH
Manajer memecahkan masalah agar perusahaan dapat mencapai tujuannya.
Selama proses pemecahan masalah manajer membuat berbagai keputusan, dan
beberapa elemen pemecahan harus ada. Ketika proses pemecahan masalah mulai
berjalan, manajer berhati-hati dalam membedakan gejala dengan sebab atau sumber
masalah.
Istilah pemecahan masalah mengingatkan pada perbaikan hal-hal yang salah.
Para manajer akan memberi respons yang cepat pada pengaruh-pengaruh yang
merugikan, untuk mencegah atau meminimumkan kerusakan. Namun, para manajer
juga merespons pada hal-hal yang lebih baik dari perkiraan sebelumnya.

Modul ke-7 / Hal.1


Dengan kenyataan demikian, kita mendefinisikan masalah sebagai suatu
kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian atau menghasilkan
keuntungan yang diluar kebiasaan. Jadi penyelesaian/pemecahan masalah
(problem solving) berarti tindakan memberi respons/reaksi terhadap permasalahan
dengan meminimalkan dampak buruknya dan memaksimalkan dampak baiknya.
Pentingnya penyelesaian masalah bukan didasarkan pada jumlah waktu yang
dihabiskan tetapi pada konsekuensinya. Serangkaian keputusan untuk
menyelesaikan suatu masalah mungkin hanya membutuhkan sedikit waktu namun
dapat mempengaruhi laba perusahaan hingga ribuan atau jutaan dolar.
Dalam menyelesaikan masalah, seorang manajer akan banyak membuat
keputusan. Adapun yang dimaksud dengan keputusan adalah suatu aksi atau
strategi yang dipilih. Sedangkan, tindakan dalam menentukan aksi atau strategi yang
dipilih dan diyakini akan memberikan solusi terbaik terhadap masalah yang dihadapi
dinamakan pengambilan keputusan. Biasanya ada beberapa aksi atau strategi yang
dapat dipertimbangkan oleh manajer. Perlu diperhatikan bahwa salah satu kunci
penyelesaian masalah adalah mampu mengidentifkasi berbagai alternatif keputusan.

2. ELEMEN-ELEMEN PROSES PENYELESAIAN


MASALAH
Agar seorang manajer mampu dan berhasil dalam menyelesaikan masalah
maka harus ada beberapa elemen, yaitu bentuk/aturan standar, informasi dan
pemecah masalah (manajer).
Bentuk standar, menggambarkan keadaan yang diharapkan, atau apa yang
harus dicapai oleh sistem. Sedangkan informasi yang tersedia menggambarkan
keadaan saat ini, atau apa yang sedang dicapai oleh sistem. Kedua Hal tersebut harus
dimiliki oleh manajer. Jika kedaan saat ini dan keadaan yang diharapkan sama, maka
hal tersebut berarti tidak terdapat masalah dan manajer tidak mengambil tindakan.
Namu, jika keadaan tersebut saling berbeda, maka berarti ada sejumlah masalah
yang merupakan penyebabnya dan manajer harus segera dipecahkan atau
diselesaikan.
Hubungan antar elemen proses pemyelesaian masalah dapat dilihat pada
Gambar 7.1.
Modul ke-7 / Hal.2
Masalah

Elemen-elemen Sistem Konseptual

Keadaan yang Berbagai


Standar diinginkan solusi
Pemecah alternatif
Masalah
(Manajer) Kendala
Informasi
Keadaan saat ini

Solusi

Gambar 7.1. Elemen-elemen dari Proses Penyelesaian Masalah

Dengan adanya masalah yang timbul maka munculah istilah kriteria solusi
(solution criterion). Kriteria solusi sesuatu yang menggambarkan perbedaan keadaan
saat ini dengan keadaan yang diharapkan, atau apa yang diperlukan untuk mengubah
keadaan saat ini menjadi keadaan yang diharapkan. Contohnya, jika standar
menetapkan sedikitnya produk yang dihasilkan adalah 100 unit TV per hari, dan
rata-rata produksi saat ini adalah 70 unit TV per hari. Solusi masalah ini adalah
meningkatkan produksi per hari sedikitnya 30 unit TV. 30 unit TV tersebut dalam
hal ini merupakan kriteria solusi. Contoh lainnya, jika standar menetapkan tingkat
kecelakaan lalulintas pada tahun ini adalah 2 kejadian per hari, dan rata-rata tingkat
kecelakaan saat ini adalah 10 kejadian per hari. Maka solusi dari masalah tersebut
adalah menurunkan tingkat kecelakaan perhari sedikitnya 8 kejadian. 8 kejadian
kecelakaan tersebut merupakan criteria solusi.
Disisi lain, jika keadaan saat ini menggambarkan tingkat kinerja yang lebih
tinggi daripada keadaan yang diharapkan, tugasnya bukanlah menurunkan keadaan
saat ini. Sebaliknya, tugasnya adalah menjaga keadaan saat ini pada tingkat yang

Modul ke-7 / Hal.3


lebih tinggi. Jika tingkat yang lebih tinggi dapat dipertahankan, maka keadaan yang
diharapkan harus ditingkatkan.
Salah satu langkah dalam proses penyelesaian masalah yakni
mengidentifikasi berbagai alternatif penyelesaian masalah. Tugas tersebut menjadi
tanggung jawab seorang manajer. Hal tersebut dilakukan dengan mengandalkan
pengalaman (experience), atau memperoleh bantuan dari bagian sistem informasi
yang non-komputer, seperti masukan dari berbagai pihak (di dalam dan di luar
organisasi).
Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, dan dengan memanfaatkan sistem
informasi maka dilakukanlah proses evaluasi setiap alternatif tersebut. Evaluasi
tersebut harus mempertimbangkan berbagai kendala (constraint) yang mungkin.
Kendala tersebut mencakup kendala :
 Internal; keterbatasan sumber daya.
 Eksternal; tekanan dari berbagai elemen lingkungan.

Jika semua elemen tersebut ada dan manajer memahaminya, maka solusi atas
permasalah tersebut dimungkinkan.

3. STRUKTUR MASALAH
Dalam proses mengidentifikasi permasalahan yang timbul, kadangkala kita
sering terjebak dengan suatu keadaan antara masalah dan gejala (symthoms).
Sehingga penting sekali untuk mengetahui perbedaan antara masalah dan gejala.
Gejala adalah kondisi yang dihasilkan oleh masalah. Sangat sering para manajer
melihat gejala daripada masalah. Secara umum karakteristik dari gejala yaitu :
 Menggambarkan masalah secara parsial
 Mengikuti kaidah gunung es
Dengan demikian manajer harus melihat di balik gejala untuk menemukan
penyebab masalah yang sesungguhnya.
Sebenarnya, ada baiknya untuk berpikir bahwa masalah adalah penyebab
dari persoalan, atau penyebab dari suatu peluang.

Modul ke-7 / Hal.4


Setelah ditemukan masalah dari suatu persoalan, langkah selanjutnya adalah
kita pahami bentuk atau struktur permasalahan tersebut. Dengan memahami bahan
sebagian persoalan akan lebih baik daripada yang lainnya.
Adapun struktur masalah (problem structure) dari suatu persoalan dibagi atas
tiga (3) bentuk, yaitu :
 Masalah yang terstruktur, penyelesaiannya dapat dibantu oleh
komputer. Permasalahannya memiliki elemen-elemen dan hubungan
antar elemen yang semuanya dipahami oleh manajer (pemecah
masalah).
 Masalah yang tidak terstruktur; merupakan permasalahan yang
memiliki elemen-elemen dan hubungan antar elemen yang sama
sekali tidak dipahami oleh manajer (pemecah masalah). Misalnya
masalah personil pada suatu departemen karena adanya perbedaan
prilaku, budaya, dan lain-lain.
 Masalah yang semi-terstruktur; merupakan permasalahan yang
memiliki elemen-elemen dan hubungan antar elemen yang
sebagiannya dipahami oleh manajer (pemecah masalah). Contohnya
adalah pemilihan lokasi untuk membangun pabrik baru. Sebagian
elemen misalnya biaya tanah, pajak, biaya pengiriman bahan baku,
dapat diukur. Namun, elemen lainnya seperti bencana alam, dan sikap
masyarakat, sukar diidentifikasi dan diukur.

Setelah prosedur dibuat, komputer dapat memecahkan masalah terstruktur


tanpa perlu melibatkan manajer. Sebaliknya, manajer harus melakukan sebagian
besar tugas memecahkan tak terstruktur. Untuk masalah semi terstruktur yang luas,
manajer dan komputer dapat bekerja sama untuk mencapai solusi.
Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey pada
awal abad 20. Ia mengidentifikasi tiga seri penilaian yang terlibat dalam
memecahkan suatu kontrovensi secara memadai, yaitu :
a. mengenali kontrovensi
b. menimbang klaim alternatif
c. membentuk penilaian.

Modul ke-7 / Hal.5


Solusi Solusi
Dengan DSS Oleh
DSS
kompute r Manaje r

Terstruktur Semi Te rstruktur Tidak


Terstruktur

Gambar 7.2. Penyelesaian Berdasarkan Struktur Masalah

Secara sederhana dapat kita lihat beberapa langkah penyelesaian masalah


secara Umum, sebagai berikut :
1. Pahami permasalahan tersebut dengan baik
Bedakan antara masalah dan gejala, dengan :
 Menganggap semua kondisi sebagai suatu gejala
 Mencari akar permasalahan sebenarnya dari gejala-gejala yang timbul
2. Identifikasi solusi sebanyak-banyak (alternatif solusi)
3. Evaluasi semua solusi yang telah diidentifikasi
Uji segi kelayakan dan dampak yang ditimbulkannya dengan
memperhitungkan semua kendala yang ada.
4. Putuskan, solusi yang dipilih untuk menyelesaikan masalah.

4. SOLUSI DENGAN PENDEKATAN SISTEM


Para pembuat komputer, management scientis dan spesialis informasi semua
mencari cara untuk menggunakan komputer dalam memecahan masalah yang
dihadapi manajer. Kerangka kerja yang dianjurkan untuk penggunaan komputer
dikenal sebagai pendekatan sistem, yakni serangkaian langkah penyelesaian masalah
Modul ke-7 / Hal.6
yang memastikan bahwa maslah tersebut pertama-tama dipahami, solusi alternatif
dipertimbangkan dan solusi yang dipilih bekerja.
Kerangka kerja untuk penyelesaian masalah berbasiskan komputer
(pendekatan sistem) memiliki tiga tahap utama yakni tahap persiapan, usaha definisi,
dan usaha solusi, (lihat Gambar 7.3). Dengan pendekatan sistem, ia dapat berfungsi
sebagai jembatan antara masalah dengan CBIS dan akan memberikan suatu
kerangka kerja untuk beragam keputusan.

Tahap I: Usaha Persiapan


Step 1. M emandang perusahaan sebagai suatu sistem
Step 2. M engenali sistem lingkungan
Step 3. M engidentifikasi subsistem perusahaan

Tahap II: Usaha Definis


Step 4. Proses bergerak dari tingkat sistem ke subsistem
Step 5. M enganalisis bagian sistem dalam urutan tertentu

Tahap III: Usaha Solusi


Step 6. M engidentifikasi solusi alternatif
Step 7. M engevaluasi solusi alternatif
Step 8. M emilih solusi terbaik
Step 9. M enerapkan solusi terbaik
Step 10. M embuat tindak lanjut untuk memastikan solusi tersebut efektif

Gambar 7.3. Tahap dan Langkah dari Pendekatan Sistem

Adapun tahapan dan langkah-langkahnya secara lebih rinci, sebagai berikut :


 Tahap persiapan
 Pandang, suatu organisasi sebagai suatu sistem
 Kenali, lingkungan dari organisasi tersebut
 Identifikasi, subsistem-subsistem yang ada dalam organisasi
tersebut antara lain mengenai :

Modul ke-7 / Hal.7


 Area-area fungsional (lihat Gambar 7.4), masing-masing
dapat dilihat sebagai suatu sistem tersendiri.
 Tingkatan manajemen yang ada (lihat Gambar 7.5),
subsistem memiliki hubungan atasan-bawahan dan
dihubungkan oleh informasi maupun arus keputusan. Top
management membuat keputusan yang mengalir turun melalui
seluruh organisasi. Perusahan membuat produk atau jasa pada
tingkat bawah, dan informasi yang menggambarkan aktivitas
tersebut mengalir naik melalui seluruh organisasi. Sehingga
pentingnya arus informasi terlihat jelas. Tanpa arus informasi
tersebut maka top management akan terpotong dari sistem
fisik perusahaan.
 Arus sumber daya, sebagai dasar pembagian perusahaan atas
subsistem-subsistem.

Direktur
Utama

Subsistem Pemasaran Subsistem Manufaktur Subsistem Keuangan

Subsistem Sumberdaya Subsistem


Manusia Jasa Informasi

Gambar 7.4. Setiap Bidang Fungsional Merupakan Subsistem

Modul ke-7 / Hal.8


Arus keputusan Standar Top Management
Arus Informasi

Proses
Input Transformasi
Outpu
t

Standar
Middle
Management

Proses
Input Transformasi
Outpu
t

Standar
Low
Management

Proses
Input Transformasi
Outpu
t
Gambar 7.5. Setiap tingkatan manajemen merupakan subsistem

Jika seorang manajer dapat melihat perusahaan sebagai sustu sistem


yang terdiri dari subsistem-subsistem, dan sistem tersebut berada
dalam suatu lingkungan, maka orientasi sistem telah tercapai.
Manajer telah menyelesaikan usaha persiapan dan sekarang siap
untuk menggunakan pendekatan sistem dalam penyelesaian masalah
pada tahap berikutnya.

 Tahap pendefinisian (identifikasi masalah)


Awalnya mencakup kesadaran bahwa suatu masalah ada atau akan
ada (identifikasi masalah) dan mempelajarinya untuk mencari solusi
(pemahaman masalah). Hal tersebut dirangsang oleh sinyal umpan
balik yang menunjukkan bahwa terjadi hal-hal yang lebih baik atau
lebih buruk dari yang direncanakan. Sinyal tersebut dapat berasal
Modul ke-7 / Hal.9
dalam perusahaan atau lingkungannya dan berfungsi sebagai pemicu
masalah (problem trigger).
Manajer atau seorang dalam unit manajer itu biasanya
mengidentifikasi masalah atau gejala. Orang-orang tersebut
mengalami dan memahami sistem tersebut. Dengan demikian mereka
berada dalam posisi yang lebih baik untuk mendeteksi kesulitan atau
peluang daripada pihak luar (misal analis sistem).

 Analisa seluruh sistem, setiap tingkat dari sistem ke subsistem:


Analisis top-down untuk mengidentifikasi pemicu masalah
(problem trigger) pada setiap tingkatan.

 Analisa bagian sistem tersebut dengan urutan tertentu :


1. Evaluasi standar yang digunakan; standar harus sah, realistis,
dimengerti dan terukur
2. Bandingkan output sistem dengan standar yang digunakan;
bila tidak sesuai evaluasi lagi standar yang digunakan.
3. Evaluasi manajemen; analisis sistem manajemen dan struktur
organisasi.
4. Evaluasi pengolah informasi; analisis sistem informasi yg ada.
5. Evaluasi input sistem dan input sumberdaya; analisis sistem
fisik dan dari lingkungan.
6. Evaluasi proses transformasi; analisis sistem dan prosedur,
sistem dan alat yang digunakan.
7. Evaluasi sumberdaya output; analisis sumberdaya fisik pada
output

Modul ke-7 / Hal.10


1.
Standar

3. 4.
Pengolah
Manajemen Informasi

5. Sumberdaya 6. 7. 2.
Input + Input
Prose s Sumberdaya Output
Transforma si Output

Gambar 7.6. Bagian Sistem yang Dianalisis secara Berurutan

 Tahap Solusi
 Identifikasi berbagai alternatif solusi, dengan :
 Tukar pikiran dalam tim
 Perancangan bersama

 Evaluasi alternatif solusi yang telah diidentifikasi

 Pilih solusi yang terbaik


ada tiga cara yang dilakukan manajer dalam memilih alternatif
terbaik :
 Analisis; suatu evaluasi sistematis atas pilihan yang ada
dengan mempertimbangkan keonsekuansi pilihan tersebut
pada tujuan organisasi.
 Penilaian; merupakan proses mental dari seorang manajer.
 Tawar menawar; negosiasi antara beberapa manajer.

Modul ke-7 / Hal.11


 Terapkan solusi yang dipilih.
Masalah tidak akan terpecahkan hanya dengan memilih solusi
yang terbaik. Solusi tersebut perlu diterapkan.

 Tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi tersebut efektif.


Manajer harus tetap mengatasi situasi untuk memastikan bahwa
solusi mencapai kinerja yang direncanakan. Jika solusi kurang
dari yang diharapkan, maka tahap-tahap penyelesaian masalah
perlu ditelusuri ulang untuk menentukan apa yang salah. Lalu
dicoba sekali lagi. Proses tersebut diulangi lagi hingga manajer
puas bahwa masalah tersebut telah terpecahkan.

Berdasarkan uraian rinci dari tersebut, dapat diidentifikasi syarat untuk dapat
melaksanakan penyelesaian masalah dengan pendekatan sistem. Syarat tersebut
yakni berupa kemampuan untuk melakukan integrasi dari sistem-sistem yang ada
dalam organisasi tersebut. Adapaun model integrative dari pendekatan sistem,
nampak pada Gambar 7.5.

1. Pandang perusahaan sbg. sistem

Usaha Solusi :
Usaha Defin isi : 6. Identifikasi solusi
4. Bergerak dari sistem alternatif
ke subsistem 7. Evaluasi solusi
peru sahaan

5. Menganalisis bagian Alternatif


sistem sesuai urutan 8. Pilih solusi terbaik
tertentu 9. Terapkan solusi
2.
M 10. Buat tindaklan jut
en
em

ge solusi efekt if
na
ist

li
bs

Sis
su

te i
m
lin ifi kas
gk
un Id en t
ga 3.
n

Gambar 7.7. Model Integratif dari Pendekatan Sistem


Modul ke-7 / Hal.12
5. FAKTOR-FAKTOR PRIBADI
Pendekatan sistem dalam memecahkan persoalan telah dipaparkan pada
bagian sebelumnya, yang juga masih bergantung pada peran manajer. Kenyataan
yang ada menunjukkan bahwa tidak semua manajer demikian proaktif. Mungkin
bukanlah sifat mereka, atau mungkin pula mereka tidak mempunyai waktu.
Setiap manajer memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya (style)
pribadi mereka mempengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam merasakan
masalah, mengumpulkan informasi, dan menggunakan informasi.
Adapun faktor-faktor tersebut secara rinci yaitu :
 Sensitifitas pada permasalahan (problem-sensing style),
 Penghindar masalah (problem avoider)
 Melihat masalah sebagai bukan masalah
 Berusaha sedemikian rupa sehingga masalah tidak timbul

 Penyelesai masalah (problem solver)


 Tidak mencari masalah dan tidak menghalanginya
 Jika ada masalah maka mereka pecahkan

 Pencari masalah (problem seeker)


 Sering menyelesaikan masalah dan selalu mencari masalah

 Mengumpulkan informasi (information-gathering style)


 Perceptive style (gaya teratur)
Hanya menerima informasi yang berkaitan dengan area fungsional
yang dikendalikannya.
Umumnya menggunakan manajemen by exception.

 Receptive style (gaya menerima)


Mengumpulkan semua informasi yang ada, kemudian melakukan
seleksi.

Modul ke-7 / Hal.13


 Menggunakan informasi (information-using style)
 Systematic style (gaya sistematis)
Mengacu pada metode-metode yang baku yang dianggap sistematis
Sering kali kurang fleksibel

 Intuitive style (gaya intuitif)


Memodifikasi metode-metode yang baku disesuaikan dengan situasi
dan kondisi yang dihadapi.

Dalam merancang sistem berbasis komputer, prlu disadari perbedaan-


perbedaan individual tersebut. Elemen penting dalam CBIS adalah manajer, dan tiap
manajer menggunakan sistem dengan cara yang berbeda.
Perlu juga diingat fakta bahwa para manajer jarang berusaha memecahkan
persoalan sendirian.pemecahan masalah secara kelompok namun perbedaan-
perbedaan prbadi memberi pengaruh yang kuat.

6. IKHTISAR
Manajer terlibat dalam penyelesaian masalah untuk memecahkan masalah
yang mungkin secara potensial berbahaya atau menguntungkan. Proses penyelesaian
masalah mengharuskan dibuat beberapa keputusan.
Sistem konseptual adalah sistem penyelesaian masalah yang terdiri dari
manajer, informasi dan standar. Dua elemen lain masuk dalam proses pengubahan
masalah menjadi solusi. Kedua elemen tersebut adalah solusi alternatif dan kendala.
Sangat penting bagi manajer untuk memisahkan masalah dengan gejala.
Cara popular untuk menggolongkan masalah adalah dengan
menempatkannya dalam suatu rangkaian dari yang terstruktur hingga yang tidak
terstruktur. Sebagian besar masalah berada di antaranya, yang bersifat semi
terstruktur dalam arti manajer memahami sebagian elemen dan hubungannya tetapi
tidak semuanya.
Pendekatan sistem adalah prosedur langkah demi langkah yang digunakan
dalam memecahkan masalah. Tiap langkah mencakup satu keputusan atau lebih, dan
tiap keputusan diperlukan informasi. CBIS dapat mendukung manajer dengan

Modul ke-7 / Hal.14


menyediakan informasi bagi tiap keputusan. Langkah-langkah pendekatan sistem
memberikan jembatan antara satu masalah dan beberapa keputusan yang diperlukan
untuk memecahkannya.
Pendekatan sistem mengharuskan seorang manajer melihat perusahan
sebagai suatu sistem, menyadari sistem lingkungannya, dan mengidentifikasi
subsistem di dalam perusahaan. Semua merupakan orientasi yang harus diambil oleh
manajer sebelum berusahan mendefinisikan masalah. Ketika mencari sumber
masalah dan memahamina, manajer bergerak dari tingkat sistem ke subsistem dan
menganalisis bagian-bagian tersebut dalam urutan tertentu. Setelah masalah
didefinisikan, manajer mengidentifikasi berbagai solusi alternatif, mengevaluasinya,
memilih dan menerapkan satu yang tampaknya paling baik serta menindaklanjuti
untuk memastikan bahwa solusi itu efektif.
Penjelasan mengenai pengambilan keputusan dan pembuat keputusan sering
melupakan pengecualian-pengecualian terhadap peraturan. Faktor-faktor pribadi
menciptakan tiga gaya dasar dalam merasakan masalah yakni penghindar masalah,
pemecah masalah dan pencari masalah. Manajer juga berbeda dalam cara mereka
mengumpulkan informasi (teratur dan menerima) dan cara mereka menggunakan
informasi untuk menyelesaikan masalah (sistematis dan intuitif).
Walau tidak semua manajer mengikuti pendekatan sistem dalam
penyelesaian masalah, pendekatan sistem merupakan metodologi sistem dasar.
Pendekatan sistem sebenarnya adalah pendekatan berdasarkan logika (akal
sehat / common sense). Pendekatan sistem sebenarnya hanyalah merupakan salah
satu cara penyelesaian masalah. Pendekatan sistem adalah metodologi sistem dasar.

7. PERTANYAAN / DISKUSI :
1. Haruskah seorang manajer merasa gembira atau sedih jika terdapat masalah ?
Jelaskan !
2. Elemen pemecah masalah manakah yang juga ada dalam model sistem umum
perusahaan ?
3. Elemen model sistem umum apakah yang akan memberikan keadaan yang
diharapkan / diinginkan ? dan selain itu yang akan memberikan keadaan saat
ini ?

Modul ke-7 / Hal.15


4. Agar suatu masalah menjadi terstruktur, apa yang harus diketahui oleh manajer
mengenai masalah itu ?
5. Sebutkan tiga tahap usaha dalam menerapkan pendekatan sistem guna
menyelesaikan masalah !
6. Apa perbedaan antara identifikasi masalah dengan pemahaman masalah ?
7. Sebutkan dan jelaskan karakteristik yang diharapkan dari standar !
8. Apakah perbedaan (jika ada) antara kriteria solusi dan kriteria evaluasi ?
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gaya dari manajer dalam hal sensitive
terhadap permasalahan !
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gaya dari manajer dalam menggunakan
informasi !

8. DAFTAR ACUAN :
[1]. McLeod, Raymond, Management Information System, 7th ed., Prentice Hall,
New Jersey, 1998.
[2]. McNurlin, Barbara C,; Sparague, Ralph H Jr., Information Systems
Management in Practice, 4th ed., Prentice Hall, New Jersey, 1998.

-----o0o-----

Modul ke-7 / Hal.16

Anda mungkin juga menyukai