Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
Dosen Pengampu Rizan Mahmud, S. Kom., M.M

DI SUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 7
WANDI PATALANI 911420130

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
agung Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafa’atnya di Yaumul
Kiamah nanti.
Dengan pertolongan Allah dan usaha yang sungguh-sungguh, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul : “Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan”. Saya selaku penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini,
masih jauh dari bentuk kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari bapak dan juga teman-teman sekalian, adapun kritik dan sarannya,
semoga menjadi motivasi bagi penulis.
Dengan hasil yang tak seberapa ini, semoga menjadi segudang manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan yang luas bagi penulis dan pembaca. Selain itu,
semoga makalah ini dapat diterima dan menjadi amal ibadah yang ditempatkan di
sisi Allah SWT. Amin.

Gorontalo, 02 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................3
A. Apa Yang Disebut Dengan Pembuatan Keputusan .............................3
B. Membuat Konsep..................................................................................4
C. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan........................................4
D. Pemodelan Matematik..........................................................................
E. Pemodelan Matematika Menggunakan Lembar Kerja Elektronik.......4
F. Kecerdasan Buatan...............................................................................5
G. Sistem Pendukung Pengambilam Keputusan Kelompok.....................
BAB III PENUTUP...................................................................................7
A. Kesimpulan...........................................................................................7
B. Saran ............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

i
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan


1. Pemecahan masalah dan Pembuatan Keputusan
Pemecahan masalah (problem solving) terdiri atas respon terhadap
hal yang berjalan dengan baik, serta terhadap hal yang berjalan dengan
buruk dengan cara mendefinisikan masalah. (problem) sebagai kondisi
atau peristiwa yang berbahaya atau dapat membahayakan perusahaan, atau
yang bermanfaat atau dapat memberikan manfaat. Telah dijelaskan bahwa
dalam proses penyelesaian masalah manajer terlibat dalam pembuatan
keputusan (decision making), yaitu tindakan memilih di antara berbagai
alternatif solusi pemecahan masalah. Keputusan (decision) didefinisikan
sebagai tindakan pilihan dan seringkali perlu untuk mengambil banyak
keputusan dalam proses pemecahan satu masalah saja.
2. Fase Pemecehan Masalah
Proses pemecahan masalah dengan menggambarkan empat tahap dari
Herbert A.Simon. Menurut Simon,orang yang memecahkan masalah
terlibat dalam;
a. Aktivitas intelijen. Mencari di sekitar lingkungan kondisi yang harus
dipecahkan.
b. Aktivitas perancangan. Menemukan,Mengembangkan, dan
menganalisis tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan.
c. Aktivitas pemilihan. Memilih tindakan tertentu dari beberapa yang
tersedia
d. Aktivitas pengkajian. Memeriksa pemilihan-pemilihan yang lalu.
Dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas ini, orang yang memcahkan
masalah harus memiliki informasi, dan hal ini diilustrikan dalam Figur
1.13.
3. Kerangka Pikiran Pemecahan Masalah
Sebelumnya, telah ditampilkan dua karangka berpikir yang
berguna dalam pemecahan masalah, yaitu model sistem umum perusahaan
dan model delapan elemen lingkungan.Model sistem umum digambarkan
dalam Figur 2.1 dan ditampilkan sebagai kerangka berpikir perusahaan
sebagai suatu sistem, dan keputusan yang menghubungkan elemen-elemen
tersebut. Model lingkungan diilustrasikan dalam Figur 2.2 dan
penggunaannya direkomendasikan untuk memahami lingkungan
perusahaan dan interaksi antara perusahaan dan masing-masing elemen
dalam bentuk aliran sumber daya.
4. Pendekatan Sistem
Perlakuan pemecahan masalah yang paling detail digambarkan di
Bab 7 ketika menyajikan pendekatan sistem, yaitu sederetan langkah yang
direkomendasikan ke dalam tiga tahap upaya persiapan,upaya pendefisian,
dan upaya pemecahan. Pendektan ini digambarkan dalam Figur 7.1 dan
model sistem umum disarankan untuk digunakan dalam memandang
perusahaan sebagai suatu sistem dan model lingkungan digunakan untuk
mengenali sistem lingkungan. Elemen-elemen sistem juga disarankan
untuk dianalisis dengan urutan tertentu dan urutan tersebut digambarkan
dalam Figur 7.3.
5. Pentingnya Cara Pandang Sistem
Dalam menggunakan model sistem umum dan model lingkungan
sebagai dasar pemecahan masalah, kita mengambil cara pandang sistem
(System View), yang memandang operasional usaha sebagai sistem yang
menjadi bagian dari lingkungan yang lebih luas. Ini merupakan cara
pemikiran yang abstrak, namun memiliki nilai yang potensial untuk
manajer. Cara pandang secara sistem akan:
a. Mencegah manajer agar tidak bingung karena kompkeksitas struktur
organisasidan detail pekerjaan
b. Menekankan pentingnya memiliki tujuan yang baik.
c. Menekankan pentingnya semua bagian organisasi untuk bekerja sama.
d. Mengangkat hubungan antara organisasi dalam lingkungannya.
e. Menempatkan nilai tinggi pada informasi yang didapat dari input yang
hanya dapat dicapai melalui sistem perputaran tertutup.
Jika anda bertanya kepada pada manajer apakah mereka memiliki
cara pandang sistem, anda mungkin akan mendapatkan jawaban negatif
“saya tidak tahu. Saya tidak pernah memikirkan hal itu.” Namun,
kemungkinan besar mereka akan mengenali definisi dan upaya solusi dari
pendekatan sistem sebagai hal yang mereka lakukan dan mengenali lima
hal yang tercakup dalam cara pandang sistem sebagai tujuan yang mereka
coba pakai.
B. Membangun Konsep
Dengan pemahaman mengenai dasar konsep pemecahan masalah ini,
kita sekarang dapat menggambarkan bagaimana konsep ini diterapkan ke
dalam sistem pendukung keputusan.
1. Elemen Proses Pemecahan Masalah
Beberapa elemen harus tersedia jika seorang manajer sedang terlibat
dalam pemecahan masalah. Elemen-elemen ini ditunjukkan dalam Figur
11.1.
Kebanyakan masalah yang dipecahkan manajer dapat dianggap
sebagai permasalahan sistem. Sebagai contoh, perusahaan sebagai suatu
sistem tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Atau, terdapat masalah
dengan sistem persediaan, sistem komisi penjualan, dan seterusnya. Solusi
masalah sistem adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi
tujuannya dengan paling baik, seperti yang dicerminkan dalam standar
kinerja sistem. Standar ini menggambarkan situasi yang diinginkan
(desired state)-apa yang harus dicapai sistem tersebut. Sebagai tamabahan,
manajer tersebut harus memiliki informast yang menggambarkan keadaan
saat ini (current state)-apa yang dicapai sistem tersebur sekarang ini. Jika
dua keadaan ini berbeda, maka ada masalah yang menjadi penyebabnya
dan harus dipecahkan.
Perbedaan antara keadaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan
disebut dengan kriteria solusi (solution criterion), atau apa yang harus
terjadi agar situasi saat ini berubah menjadi situasi yang diinginkan. Tentu
saja, jika situasi saat ini menunjukkan tingkat kinerja yang lebih tinggi
dibandingkan dengan keadaan yang diinginkan, maka tugas yang harus
dilakukan bukanlah menyamakan keadaan saat ini. Melainkan, tugas yang
harus dilakukan adalah menjaga agar situasi saat ini tetap berada pada
tingkatan yang lebih tinggi. Jika kinerja tingkat tinggi dapat dipertahankan,
maka situasi yang diinginkan harus ditingkatkan.
Tanggung jawab manajer adalah mengidentifikasi solusi alternatif,
yang selalu ada. Ini merupakan satu langkah dari proses penyelesaian
masalah di mana komputer tidak terlalu banyak membantu. Manajer
biasanya mengandalkan pengalaman sendiri atau mencart bantuan dari
pemroses informasi nonkomputer, seperti mput dari pihak lain baik di
dalam maupun di luar perusahaan.
Setelah berbagai alternatif dudentifikasi, sistem informasi dapat
digunakan untuk mengevaluasinya. Evaluasi ini harus mempertimbangkan
batasan (constraint) yang ada, yang dapat berasal baik dari internal
maupun lingkungan. Batasan internal (internal constraint) biasanya
berbentuk sumber daya yang terbatas yang ada di dalam perusahaan.
Sebagai contoh, unit TI tidak dapat merancang sistem CRM karena
kurangnya keahlian dalam OLAP Batasan lingkungan (environmental
constraint) berbentuk tekanan dari berbagai elemen lingkungan yang
membatasi aliran sumber daya dari dan keluar perusahaan. Salah satu
contoh adalah peningkatan suku bunga oleh Federal Reserve Board yang
meningkatkan biaya ekspansi pabrik.
Jika semua elemen ini dapat dikumpulkan dan manajer dapat
memahaminya, solusi masalah dapat ditemukan.
2. Memilih Solusi Yang Terbaik
Pemilihan solusi yang terbaik dapat dicapai dengan berbagai cara.
Herry Mintzberg, seorang ahli teori manajemen, telah mengidentifikasi
tiga pendekatan:
a. Analisis - Evaluasi atas pilihan-pilihan secara sistematis, dengan
mempertimbangkan konsekuensi pilihan-pilihan tersebut pada tujuan
organisasi. Salah satu contohnya adalah pertimbangan yang dilakukan
oleh para anggota komite pengawas SIM untuk memutuskan
pendekatan mana yang harus diambil dalam mengimplementasikart
sistem informasi eksekutif.
b. Penilaian - Proses pemikiran yang dilakukan oleh seorang manajer.
Sebagai contoh, manajer produksi menerapkan pengalaman dan intuisi
dalam mengevaluasi gambar pabrik baru yang diusulkan dari model
matematika.
c. Penawaran - Negosiasi antara beberapa manajer. Salah satu contoh
adalah proses memberi dan menerima yang berlangsung antara para
anggota komite eksekutif mengenai pasar yang mana yang harus
dimasuki selanjutnya. Di sinilah tempat di mana pengaruh politik dalam
perusahaan dapat dilihat dengan jelas.
Penekanan dalam buku ini adalah pada analisis. Namun, penilaian
dan penawaran tidak boleh diacuhkan begitu saja. Ketiga cara dapat
digunakan dalam pemilihan alternatif untuk menyelesaikan masalah-
masalah penting.
3. Permasalahan versus Gejala
Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara masalah dan
gejala dari suatu masalah. Jika tidak demikian, kita dapat menghabiskan
banyak waktu dan uang untuk menyelesaikan permasalahan yang salah
atau sesuatu yang sesungguhnya bukanlah suatu masalah. Gejala
(symptom) adalah kondisi yang dihasilkan masalah. Sering kali seorang
manajer melihat gejala dan bukan masalah.
Seorang dokter mengikuti proses yang sama untuk menilik gejala-
gejala dan menemukan penyebab dari suatu penyakit ("Apa yang
menyebabkan Anda kurang bersemangat?"): Seorang manajer menghadapi
tugas yang sama ketika menghadapi gejala seperti rendahnya keuntungan.
Sesuatu telah menyebabkan keuntungan menjadi rendah. Masalahnya
adalah penyebab dari keuntungan yang rendah. Bahkan, kita dapat
memandang suatu masalah sebagai penyebab permasalahan atau penyebab
kesempatan.
4. Struktur Permasalahan
Seorang manajer dapat memahami beberapa masalah lebih baik
dibandingkan yang lain. Masalah mengenai berapa banyak persediaan
yang harus dipesan merupakan sebuah contoh permasalahan yang dapat
dipahami dengan baik oleh seorang manajer. Bahkan, model matematika
yang disebut formula EOQ (economic order quantity) dapat memberitahu
bagaimana masalah tersebut harus diselesaikan. Masalah seperti ini disebut
masalah terstruktur (structured problem) karena terdiri atas unsur dan
hubungan antara berbagai elemen yang semuanya dipahami oleh orang
yang memecahkan masalah.
Namun, manajer tersebut mungkin sama sekali tidak dapat
memahami masalah yang lain. Masalah ini disebut dengan masalah yang
tidak terstruktur Masalah yang tidak terstruktur (unstructured problem)
adalah masalah yang tidak memiliki elemen atau hubungan antarelemen
yang dipahami oleh orang yang memecahkan masalah. Salah satu contoh
dari masalah yang tidak terstruktur adalah memutuskan film yang mana
yang paling kita sukai. Manajer bisnis sering kali tidak memiliki perangkat
yang cukup untuk mendefinisikan masalah seperti ini dengan cara yang
terstruktur.
Sebenarnya, hanya sedikit permasalahan dalam suatu organisasi
yang benar-benar terstruktur atau benar-benar tidak terstruktur.
Kebanyakan masalah adalah permasalahan di mana manajer memiliki
pemahaman yang kurang sempurna akan berbagai elemen dan hubungan di
antaranya. Masalah semiterstruktur (semistructured problem) adalah
masalah yang terdiri atas beberapa elemen atau hubungan yang dipahami
oleh si pemecah masalah dan beberapa yang tidak dapat dipahami. Salah
satu contoh adalah pemilihan lokasi untuk membangun sebuah pabrik
baru. Beberapa elemen, seperti harga tanah, pajak, dan biaya-biaya untuk
mengirimkan bahan baku, dapat diukur dengan tingkat ketepatan yang
tinggi. Tetapi elemen-elemen lain, seperti bahaya dari lingkungan dan
perilaku masyarakat sekitar, sulit untuk diidentifikasi dan diukur.
Setelah prosedur ditentukan, komputer dapat memecahkan masalah
yang terstruktur tanpa keterlibatan manajer. Namun, manajer sering kali
harus melakukan semua pekerjaan untuk memecahkan masalah yang tidak
terstruktur. Dalam wilayah masalah semiterstruktur yang luas, manajer dan
komputer dapat bekerja sama dalam menemukan solusi.
5. Jenis Keputusan
Selain memberikan tahap-tahap pemecahan masalah, Herbert A.
Simon juga menemukan metode untuk mengklasifikasikan keputusan. Ia
percaya bahwa keputusan terletak pada suatu kontinum, dengan keputusan
yang terprogram pada satu sisi dan keputusan yang tidak terprogram di sisi
yang lain. Keputusan terprogram (programmed decision) bersifat "repetitif
dan rutin, dalam hal prosedur tertentu digunakan untuk menanganinya
sehingga keputusan tersebut tidak perlu dianggap de novo (baru) setiap
kali terjadi." Keputusan yang tidak terprogram (nonprogrammed decision)
bersifat "baru, tidak terstruktur, dan penuh konsekuensi. Tidak terdapat
metode yang pasti untuk menangani masalah seperti ini karena masalah
tersebut belum pernah muncul sebelumnya, atau karena sifat dan
strukturnya sulit dijelaskan dan kompleks, atau karena masalah tersebut
demikian penting sehingga memerlukan penanganan khusus."
Simon menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah
merupakan gambaran hitam putih dari kontinum tersebut. bahwa
kebanyakan masalah di wilayah abu-abu. Namun, konsep keputusan
terprogram dan tidak terprogram penting rletak untuk diketahui, karena
masing-masing harus ditangani dengan teknik yang berbeda.
C. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Pada 10 tahun pertama, penggunaan komputer di dunia usaha terbatas
pada pemrosesan transaksi. Pada pertengahan 1960-an, konsep SIM muncul
setelah ditemukannya kebutuhan untuk menyediakan informasi kepada para
manajer. Pendekatan SIM amatlah luas, dan berusaha untuk memberikan
informasi kepada semua manajer di perusahaan untuk digunakan dalam
penyelesaian semua permasalahan. Ini merupakan upaya yang amat ambisius,
dan banyak sistem gagal untuk memenuhi ekspektasi.
Dua profesor MIT, G. Anthony Gorry dan Michael S. Scott-Morton,
percaya bahwa sistem informasi yang berfokus pada masalah tertentu yang
ditemui manajer tertentu akan memberikan dukungan yang lebih baik.
Mereka menggambarkan konsep mereka dalam artikel yang berjudul "A
Framework for Management Information Systems, yang diterbitkan pada
tahun 1971 di Sloan Management Review. Inti dari konsep mereka adalah
tabel yang disebut grid Gorry dan Scott-Morton. Grid ini, yang diilustrasikan
dalam Figur 11.2. mengklasifikasikan masalah ke dalam struktur
permasalahan dan tingkat manajemen. Gorry dan Scott-Morton menggunakan
istilah-istilah yang dibuat oleh Robert N. Anthony untuk tingkatan-tingkatan
dalam grid tersebut. Anthony menyebut tingkat yang paling atas tingkat
perencanaan strategis, tingkat tengah tingkat pengendalian manajemen, dan
tingkat yang paling rendah tingkat pengendalian operasional.
Sel-sel di grid tersebut berisikan contoh masalah yang umum ditemui
dalam tingkatan manajemen dan struktur masalah yang bersangkutan. Pada
waktu itu, masalah-masalah di atas garis putus-putus horizontal telah dapat
ditangani komputer. Istilah sistem keputusan terstruktur (structured decision
system-SDS) digunakan untuk mendeskripsikan sistem sistem yang mampu
menyelesaikan masalah yang teridentifikasi. Masalah-masalah di bawah garis
menyulitkan pemrosesan komputer, dan Gorry dan Scott-Morton
menggunakan istilah sistem pendukung pengambilan keputusan (decision
support system-DSS) untuk menggambarkan sistem yang dapat memberikan
dukungan yang dibutuhkan.
Istilah sistem pendukung pengambilan keputusan (decision support
system-DSS) tetap digunakan untuk mendeskripsikan sistem yang didesain
untuk membantu manajer memecahkan masalah tertentu. Penekanannya
terletak pada kata membantu, DSS tidak pernah ditujukan untuk
menyelesaikan masalah tanpa bantuan dari manajer. Ide dasarnya adalah agar
manajer dan komputer dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah
tersebut. Jenis masalah yang dapat diselesaikan adalah masalah yang
semiterstruktur. Komputer dapat menyelesaikan bagian yang terstruktur, dan
manajer dapat menyelesaikan bagian yang tidak terstruktur.
Gorry dan Scott-Morton mencapai lebih banyak hal dibandingkan yang
mereka kira sebelumnya. Seperti yang ditunjukkan oleh judul artikel mereka,
mereka berusaha menambahkan beberapa hal ke dalam konsep SIM.
Sebaliknya, mereka telah mengidentifikasi suatu jenis baru sistem informasi.
Sejak 1971, DSS telah menjadi jenis sistem informasi yang paling
sukses dan kini menjadi aplikasi komputer untuk pemecahan masalah yang
paling produktif.
1. Model DSS
Figur 11.3 menunjukkan suatu model DSS. Figur ini menunjukkan,
dari kiri ke kanan, bagaimana konsep tersebut berkembang seiring dengan
waktu. Ketika DSS untuk pertama kalinya dirancang, model ini
menghasilkan laporan khusus dan berkala serta output dari model
matematika. Laporan khusus ini berisikan respons terhadap permintaan ke
basis data. Setelah DSS diterapkan dengan baik, kemampuan yang
memungkinkan para pemecah masalah untuk bekerja sama dalam
kelompok ditambahkan ke dalam model tersebut. Penambahan peranti
lunak groupware memungkinkan sistem tersebut untuk berfungsi sebagai
sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision
support system-GDSS). Yang terbaru, kemampuan kecerdasan buatan juga
telah ditambahkan beserta kemampuan untuk terlibat dalam OLAP
OLAP telah digambarkan di Bab 8 ketika membahas penggudangan,
dan materi tersebut tidak akan diulangi di sini. Pada sisa bab ini, akan
dibahas mengenai model-model matematika dan kecerdasan buatan.
D. Pemodelan Matematika
Model adalah abstraksi dari sesuatu. Model mewakili suatu objek atau
aktivitas, yang disebut entitas (entity). Manajer menggunakan model untuk
mewakili permasalahan yang harus diselesaikan. Obejek atau aktivitas yang
menyebabkan masalah disebut dengan entitas.
1. Jenis Model
Terdapat empat jenis dasar model: fisik, naratif, grafis, dan
matematis.
a. Model Fisik
Model fisik (physical model) merupakan gambaran tiga dimensi
entitasnya. Model fisik yang digunakan di dunia bisnis mencakup
model skala untuk pusat perbelanjaan dan prototipe mobil baru.
Model fisik dibuat untuk mencapai tujuan yang tidak dapat
dipenuhi oleh benda sesungguhnya. Sebagai contoh, model fisik
memungkinkan desainer untuk mengevaluasi desain objek, seperti
pesawat terbang, dan membuat perubahan-perubahan sebelum
konstruksi sesungguhnya. Ini akan menghemat waktu dan uang.
b. Model Naratif
Salah satu jenis model yang digunakan oleh manajer setiap hari
adalah model naratif (narrative model), yang menggambarkan entitas
dengan kata-kata yang terucap atau tertulis. Pendengar atau pembaca
dapat memahami entitas tersebut dari naratifnya. Semua komunikasi
bisnis adalah model naratif, sehingga membuat model naratif jenis
model yang paling populer.
c. Model Grafis
Jenis model lain yang terus digunakan adalah model grafis. Model
bentuk. Model grafis dalam Figur 11.4 menggambarkan salah satu
konsep yang paling populer di dalam bisnis-jumlah pemesanan
ekonomis. Jumlah pemesanan ekonomis (economic order quantity-
EOQ) adalah jumlah optimum penambahan stok yang harus dipesan
dari pemasok. EOQ menyeimbangkan biaya pembelian stok dan biaya
untuk menyimpannya hingga stok tersebut digunakan atau dijual. Garis
menurun dari kiri di dalam gambar menunjukkan biaya pembelian per
unit, yang menurun ketika jumlah pemesanan meningkat. Garis yang
naik dari kiri ke kanan menunjukkan bagaimana biaya penyimpanan
meningkat secara linear ketika jumlah pemesanan meningkat. Kedua
biaya tersebut kemudian ditambahkan agar menghasilkan kurva biaya
total. Titik rendah pada kurva biaya total adalah EOQ.
Model grafis juga digunakan dalam desain sistem informasi.
Kebanyakan perangkat yang digunakan oleh pengembang sistem
bersifat grafis. Diagram relasi entitas, diagram kelas, dan diagram aliran
data merupakan beberapa contoh.
d. Model Matematis
Setiap rumus atau persamaan matematika adalah model matematis
(mathematical model). Kebanyakan model matematika yang digu
manajer bisnis sama kompleksnya dengan yang digunakan untuk
menghitung EOQ:

2 PS
EOQ-
√ M
di mana P adalah biaya pembelian per
unit (dalam dolar), S adalah penjualan per tahun (dalam unit), dan M
adalah biaya penyimpanan tahunan per unit (dalam dolar). Biaya
penyimpanan mencakup semua biaya yang terjadi dalam penyimpanan
barang, seperti asuransi, kerusakan, dan kehilangan karena pencurian.
Beberapa model matematika menggunakan ratusan atau bahkan
ribuan persamaan. Sebagai contoh, model perencanaan keuangan yang
dirancang Sun Oil Company pada tahun-tahun pertama penggunaan
SIM-nya menggunakan sekitar 2.000 persamaan." Model besar seperti
ini cenderung lamban dan sulit untuk digunakan. Tren yang
berlangsung saat ini adalah penggunaan model yang lebih kecil.
2. Penggunaan Model
Keempat jenis model memberikan pemahaman dan memfasilitasi
komunikasi. Selain itu, model matematis memiliki kemampuan prediktif.

MEMBERIKAN PENGERTIAN Model biasanya lebih sederhana


dibandingkan entitasnya

entitas adalah objek atau proses. Entitas dapat lebih mudah dimengerti jika
berbagai elemen
dan hubungan yang terdapat di dalamnya ditampilkan secara lebih
sederhana. Setelah

model yang sederhana dapat dipahami, model tersebut secara bertahap


dapat dibuat lebih kompleks sehingga dapat mewakili entitasnya secara
lebih kompleks. Tetapi, model tersebut hanya dapat mewakili entitasnya;
model tersebut tidak dapat benar-benar berlaku seperti entitas
sesungguhnya. MEMFASILITASI KOMUNIKASI Keempat jenis model
dapat mengomunikasikan informasi secara akurat dan cepat kepada orang-
orang yang memahami makna bentuk, kata-kata,

grafis, dan matematis.

MEMPREDIKSI MASA DEPAN Ketepatan yang ditunjukkan model


matematis untuk mewakili entitasnya merupakan kemampuan yang tidak
terdapat pada model lain. Model matematis dapat memprediksi apa yang
akan terjadi di masa depan, namun tidak 100 persen akurat. Tidak ada
model yang sebaik itu. Karena asumsi biasanya harus dibuat berdasarkan
banyaknya data yang dimasukkan ke dalam model tersebut, manajer harus
menggunakan penilaian dan intuisi dalam mengevaluasi outputnya.

Kelas Model Matematis

Model matematis dapat diklasifikasikan ke dalam tiga dimensi: pengaruh


waktu, tingkat keyakinan, dan kemampuan untuk mencapai optimisasi.

MODEL STATIS ATAU DINAMIS Model statis (static model) tidak


melibatkan waktu sebagai salah satu variabel. Model ini berkenaan dengan
situasi pada waktu tertentu. Dengan kata lain, bersifat seperti cuplikan
keadaan. Model yang melibatkan waktu sebagai salah satu variabel disebut
model dinamis (dynamic model). Model ini menggambarkan perilaku
entitas seiring dengan waktu, seperti gambar bergerak atau film.

MODEL PROBABILITAS ATAU DETERMINISTIK Cara lain untuk


mengklasifikasi beragam model didasarkan pada apakah suatu formula
melibatkan probabilitas atau tidak. Probabilitas (probability) adalah
kesempatan bahwa sesuatu akan terjadi. Probabilitas berkisar dari 0,00
(untuk sesuatu yang tidak memiliki kesempatan terjadi) hingga 1,00 (untuk
sesuatu yang pasti terjadi). Model yang melibatkan probabilitas disebut
model probabilitas (probability model). Jika tidak, maka model tersebut
adalah model deterministik (deterministic model).

MODEL OPTIMISASI ATAU SUBOPTIMISASI Model optimisasi


(optimizing model) adalah model yang memilih solusi terbaik dari
berbagai alternatif yang ditampilkan. Agar suatu model dapat melakukan
hal ini, masalah tersebut harus terstruktur dengan amat baik.

Anda mungkin juga menyukai