Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDEKATAN SISTEM KAITANNYA DENGAN PEMECAHAN MASALAH DAN


PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DISUSUN
OLEH :
FEBRIYANTI SALEH Y,S C 301 18 126

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr, Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikant ugas makalah yang berjudul PENDEKATAN
SISTEM KAITANNYA DENGAN PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN.
Makalah ini bertujuan guna untuk menyelesaikan salah satu Mata kuliah “SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN”. Dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada dosenp pembimbing Mata Kuliah sistem informasi manajemen
yang telah memberikan tugas kepada kami.
penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, dan kami
juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk lebih memperbaiki makalah
ini.
Penyusun berharap agar kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca pada umumnya.
WassalamuaiakumWr, Wb.

4 april, palu
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latara Belakang
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berintraksi untuk mencapai suatu
tujuan. Pendekatan sistem adalah serangkaian tahapan tahapan pemecahan masalah yang setiap
langka di pahami dan menghasilkan sebuah solusi alternatip di pertimbangkan dan solulusi yang
di pilih dapat di terapkan
Di dalam sebuah perusahaan manajer berperan penting dalam pengambilan keputusan
yang efektif dan efisien.sistem konseptual adalah suatu sistem pemecahan masalah yang terdiri
dari manajer ,informsi dan standart.2 elemen yang lain masuk dalam peroses perubahan masalah
menjadi solusi (solusi alternatif dan kendala).
Masalah adalah kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian luar biasa
atau menghasilkan keuntungan luar bisa. Jadi pemecahan masalah berarti tindakan memberi
respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang
keuntungannya. Keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan. Pengambilan
keputusan merupakan tindakan memilih strategi atau aksi yang memberikan solusi terbaik atas
masalah yang sedang di hadapi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemecahan Masalah
Istilah pemecahan masalah mengingatkan pada perbaikan hal-hal yang salah. Masalah
adalah suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian luar biasa atau
menghasilkan keuntungan luar biasa. Pemecahan masalah adalah tindakan memberi respon
terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya.
1. Pentingnya Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah mungkin hanya merupakan bagian kecil dari waktu manajer. Namun,
pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan tetapi
pada konsekuensinya. Satu set keputusan untuk memecahkan suatu masalah mungkin hanya
membutuhkan sedikit jam namun dapat mempengaruhi laba perusahaan.
2. Pembuatan Keputusan dan Pemecahan Masalah
Manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah. Keputusan adalah seleksi dari
strategi atau tindakan. Pembuatan keputusan adalah tindakan penyeleksian strategi atau
tindakan yang diyakini oleh pembuat keputusan akan memberikan pemecahan yang terbaik
terhadap masalah. Ada beberapa strategi atau tindakan yang dapat dipertimbangkan oleh
manajer dalam membuat keputusan. Salah satu kunci untuk memecahkan masalah adalah
pengidentifikasian pilihan atau alternatif keputusan.
3. Elemen Dalam Proses Pemecahan Masalah
Elemen pemecahan masalah yaitu manajer, standar, dan informasi. Pemecahan terhadap
masalah tersebut harus memberikan kemampuan terbaik kepada sistem untuk dapat mencapai
tujuannya, sebagaimana yang ditentukan dalam standar penampilan. Oleh karena itu standar
harus ditentukan dengan jelas. Standar ini menjelaskan keadaan yang diinginkan, yaitu apa
yang harus dicapai oleh sistem. Selanjutnya manajer harus mempunyai informasi yang
menjelaskan keadaan saat itu, yaitu apa yang dicapai sistem sekarang. Jika keadaan saat itu
dan keadaan yang diinginkan sama, maka tidak ada masalah dan manajer tidak mengambil
tindakan apa-apa. Jika kedua keadaan tersebut berbeda maka ada beberapa masalah yang
menjadi penyebabnya dan harus dipecahkan.
Perbedaan antara keadaan saat itu dan keadaan yang diinginkan menunjukkan kriteria
pemecahan, yaitu apa yang akan dilakukan untuk membuat keadaan pada saat itu menjadi
keadaan yang diinginkan. Bila keadaan pada saat itu mencapai tingkat penampilan yang lebih
tinggi dari keadaan yang diinginkan, maka tugas manajer bukannya membawa keadaan pada
saat itu pada jalur yang sama. Namun, menjaga keadaan pada saat itu berada pada tingkat
yang tinggi. Jika tingkat penampilan yang lebih tinggi lagi dapat dicapai, maka keadaan yang
diinginkan harus dinaikkan. Jika terjadi salah langkah dalam proses pemecahan masalah
maka tanggung jawab manajer untuk mengidentifikasi pemecahan pengganti dan untuk
mengevaluasi masing-masing. Didalam mengidentifikasi manajer dapat menggunakan sistem
informasi seperti input dari orang lain dalam organisasi maupun diluar organisasi. Bila
pilihan telah ditentukan sistem informasi dapat digunakan untuk mengevaluasi masing-
masing pilihan tesebut. Evaluasi ini harus mempertimbangkan kemungkinan adanya
hambatan yang bersifat internal maupun lingkungan, hambatan internal berupa terbatasnya
sumber, sedangkan hambatan lingkungan berupa tekanan dari berbagai elemen lingkungan
yang berlaku aneh atau tidak berlaku sama sekali. Hambatan yang dilakukan oleh pesaing,
pemasok, dan pemegang saham dapat membatasi adanya pilihan tertentu. Bila semua elemen
ini ada dan dipahami oeh manajer maka dimungkinkan terjadinya pemecahan terhadap
masalah.
4. Masalah dan Gejala
Gejala adalah kondisi yang dihasilkan oleh masalah. Manajer lebih sering melihat gejala
daripada masalah.gejala menyerupai puncak gunung es dimana manajer harus melihat
kebawah gejala tersebut agar dapat melihat penyebab masalah yang sebenarnya. Ketika
manajer menemukan adanya gejala, seperti keuntungan yang rendah. Sesuatu telah
menyebabkan rendahnya keuntungan. Masalahnya adalah penyebab keuntungan yang rendah.
5. Struktur Masalah
Ada beberapa jenis struktur masalah, yaitu :
a. Masalah terstruktur adalah masalah yang terdiri dari elemen-elemen dan hubungan-hubungan
antar elemen yang semuanya dipahami oleh pemecah masalah.
b. Masalah tak terstruktur berisi elemen-elemen atau hubungan-hubungan antar elemen yang
tidak dipahami oleh pemecah masalah.
c. Masalah semi-terstruktur adalah masalah yang berisi sebagian elemen-elemen atau hubungan
yang dimengerti oleh pemecah masalah.
B. Pendekatan Sistem
Proses pemecahan masalah yang sistematik ini dicetuskan oleh John Dewey, seorang
profesor filsafat dari columbia University, sekitar awal abad ini. Pada tahun 1990 ia
mengemukakan 3 pendapat atau keputusan yang dilibatkan dalam pemecahan perdebata secara
adil.
a. Mengetahui perdebatan tersebut
b. Mempertimbangkan tuntutan alternative
c. Membuat keputusan
Dewey tidak menggunakan istilah pendekatan sistem, namun ia mengetahui urutan dasar
dalam pemecahan masalah, yaitu dimulai dengan adanya masalah, mempertimbangkan
pemecahan pilihan, dan memilih pemecahan yang terbaik.
Selama akhir tahun 1960an dan awal 1970an, minat terhadap pemecahan masalah yang
sistematik mencapai puncaknya. Perusahaan komputer, ilmuan manajemen dan spesialis
informasi mencari cara penggunaan komputer untuk memecahkan masalah yang dihadapi
manajer. Kerangka yang dianjurkan bagi pengguna komputer dikenal sebagai pendekatan sistem
yaitu rangkaian langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa pertamakali masalah dapat
diketahui, pertimbangan pemecahan pilihan dan bentuk pemecahan yang terpilih tersebut.
1. Pendekatan Sistem, Pemecahan Masalah, dan Pembuatan Keputusan
Langkah pendekatan sistem memberikan cara yang baik dalam mengkategorisasikan
keputusan yang harus dibuat. Tiap-tiap langkah usaha definisi dan usaha pemecahan paling
sedikit membutuhkan satu keputusan.
2. Pendekatan sistem dan CBIS
Sistem informasi berbasis komputer atau CBIS dapat digunakan sebagai sistem pendukung
saat menerapkan pendekatan sistem. Sub sistem CBIS, seperti sistem pendukung keputusan,
sistem pakar, atau aplikasi otomatisasi kantor dapat mendukung tiap keputusan. Subsistem
CBIS juga mungkin untuk mendukung berapa keputusan, yang semuanya mungkin
diperukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan sistem bertindak sebagai jembatan
antara masalah dan CBIS, yang memberikan kerangka untuk berbagai keputusan.
C. Langkah Pendekatan sistem
Kita menggunakan 10 langkah yang dikelompokkan dalam 3 fase. Tiap fase terdiri atas
jenis usaha khusus yang harus dijalani oleh pemecah masalah, yaitu usaha persiapan, usaha
definisi, dan usaha pemecahan.
Usaha persiapan menyiapkan manajer dalam pemecahan masalah dengan memberikan
orientasi sistem. Usaha definisi terdiri atas pengidentifikasian masalah yang akan dipecahkan dan
kemudian memahaminya. Usaha pemecahan mencakup pengidentifikasian pemecahan pilihan,
pengevaluasiannya, pemilihan pemecahan yang dilihat paling baik, implementasinya, dan
aktivitas lanjutan untuk memastikan bahwa masalah telah dipecahkan.
1. Usaha persiapan
Tiga langkah persiapan tidak harus dilaksanakan secara berurutan, karena ketiganya
bersama-sama menghasilkan kerangka pikir yang diinginkan untuk menangani masalah.
Berikut ini adalah langkah-langkah usaha persiapan :
a. Melihat perusahaan sebagai sebuah sistem
Manajer harus dapat melihat perusahaannya sebagai sebuah sistem. Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan model sistem umum. Manajer harus dapat melihat sejauh mana
perusahaan cocok dengan model tersebut.
b. Memahami sistem lingkungan
Hubungan perusahan dengan lingkungannya juga penting. Lingkungan mewakili sistem yang
lebih besar. Disini perusahaan merupakan sub sistemnya. Lingkungan memerlukan produk
atau pelayann tertentu, dah hal inilah yang menjaadi alasan keberadaan perusahaan.
Lingkungan jug menyediakan semua sumber yang dibutuhkan oleh perusahaan, yang
digunakan untuk menghasilkan produk dan pelayanan. Oleh karena itu, perusahaan
diciptakan dari lingkungan dengan tujuan melayani lingkungan tersebut. Sistem lingkungan
terdiri atas dalapan elemen yang ada dalam sistem yang lebih besar, yang disebut
masyarakat. tiap elemen ini bisa berupa organisasi atau perorangan dan mereka dihubungkan
ke perusahaan dengan arus sumber. Gambar dibawah ini menunjukan perusahaan dalam
konteks lingkungannnya.
Pemasok (penjual) memasok bahan yang digunakan oleh perusaaahan untuk
memproduksi banrang dan jasa. Barang dan jasa dipasarkan kepelanggan perusahaan, yang
terdiri dari perorangan dan organisasi. Tenaga kerja mengacu kepada seluruh kelompok
pekerja yang potensial. Lembaga keuangan memberikan sumber keuangan bagi perusahaan.
Pemegang saham (pemilik) adalah orang ang menginvestasikan uangnya diperusahaan
tersebut dan mewakili tingkat manajemen tertinggi. Pada perusahaan korporasi, dewan
direktur hanya memmpertanggung jawabkan perusahaan kepada pemegang saham. Pada
perusahaan yang kepemilikannya bersifat pribadi, pemilik dan partnerlah yang memutuskan.
Pesaing meliputi semua perusahaan yang bersaing dengannya dalam pasar yang sama.
Sekarang ini, masyarakat lokal dianggap mempunyai peranan yang lebih besar dalam sistem
lingkungan ini. Perusahaan menunjukkan tanggung jawabnya kepada masyarakat loka ini
dengan digunakannya peralatan anti polusi, mentaati sistem keselamatan kerja, dan
mendukung adanya progam hibah dan kepentingan umum.
c. Mengidentifikasi subsistem perusahaan
Subsistem-subsistem utama perusahaan juga perlu diidentifikasi, dan subsistem tersebut
dapat mengambil beberapa bentuk. Yang paling mudah dilihat manajer adalah area-area
fungsional. Masing-masing dapat dilihat sebagai suatu sistem tersendiri.
Manajer dapat juga melihat tingkat-tingkat manajemen sebagai subsistem. Manajemen
puncak membuat keputusan yang mengalir turun melalui seluruh organisasi. Perusahaan
membuat produk dan jasa pada tingkat bawah, dan informasi yang menggambarkan aktifitas
tersebut mengalir naik melalui seluruh organisasi. Tanpa arus informasi manajemen tingkat
atas terpotong dari sistem fisik perusahaan.
Manajer dapat juga menggunakan arus sumber daya sebagai dasar membagi perusahaan
menjadi subsistem-subsistem. Bentuk fungsional dari organisasi menerapkan hal ini hingga
suatu tingkat tertentu. Fungsi keuangan mengkhususkan diri pada arus uang, dan fungsi
sumber daya manusia mengkhususkan diri pada arus personalia. Sebagian perusahaan
manufaktur telah menambah satu fungsi manjemen material tersendiri untuk menangani arus
material yang melalui fungsi manufaktur dan pemasaran. Tetapi, manajer harus melihat
melampaui struktur fungsional agar dapat mengisolasi semua arus.
Jika seorang manajer dapat melihat perusahaan sebagai suatu sistem yang terdiri dari
subsistem, dan sistem itu berada dalam suatu lingkunagan, maka orientasi sistem telah
tercapai. Manajer telah menyelesaikan usaha persiapan dan siap untu menggunakan
pendekatan sistem dalam pemecahan masalah.
2. Usaha definisi
Usaha definisi adalah, pertama kali menyadari bahwa suatu masalah ada atau akan ada
(identifikasi masalah) dan kemudian memahaminya sebaik mungkin untuk menciptakan
pemecahan (pemahaman masalah). Istilah definisi masalah dan analisis yang paling dikenal, dan
mintzberg menamainya dengan diagnosis.pada fase kedua dari pendekatan sistem ini, akan
dijelaskan dua prosedur yang mungkin dapat diikuti untuk mendefinisikan masalah.
Pemecahan masalah ditandai atau diawali dengan adanya sesuatu yang berjalan lebih baik atau
lebih buruk dari pada yang direncanakan sebelumnya. Tanda ini disebut picu masalah.
a. Memproses dari tingkat sistem ke subsistem
Analisis harus dimulai dengan sistem yang jadi tanggung jawab manajer, kemudian
memproses sistem menurut hirarkinya, yaitu tingkat demi tingkat.
Pertama yang dilakukan seorang manajer ialah harus mempelajari posisi sistem dalam
hubungannya dan lingkungannya. Selanjutnya, manajer menganalisis sistem berkenaan
dengan subsistemya. Tujuan analisis adalah untuk mengidentifikasi tingkatan sistem, tempat
penyebab masalah beranda. Dan sebelum melanjutkan ke langkah selanjutnya hendaknya
menetapkan perjanjian terlebih dahulu.
b. Menganalisis bagian sistem dalam
c. urutan tertentu
Tiap manajer mempelajari tiap elemen dari sistemnya secara urut, diantara elemen dari
sistemnya antara lain :
1) Mengevaluasi standart
Standar kinerja suatu sistem biasanya dinyatakan dalam bentuk rencana, anggaran, dan kuota.
Manajemen menetapkan standart dan harus memastikan standart itu memiliki karakteristik
tertentu, antar lain :
a) Standar harus sah (valid)
b) Standar harus realistis
c) Standar harus dimengerti
d) Standar harus terukur
2) Membandingkan output dengan standart
Jika manajer telah setuju dengan standart yang ditentukan, selanjutnya ia mengevaluasi
output sistem dengan membandingkannya dengan standart.
Jika sistem itu sesuai standar, maka tidak perlu melakukan pendekatan sistem untuk
pemecahan masalah karena tidak ada masalah yang perlu dipecahkan, namun ia harus
melakukan revaluasi terhadap standart yang dipandang dari sudut penampilan yang baik pada
saat ini. Mungkin standart tersebut harus ditingkatkan.
Jika sistem tidak sesuai standartnya, maka manajer mengidentifikasi penyebabnya dan ada
masalah yang harus dipecahkan. Elemen elemen sistem yang ada mungkin merupakan letak
dari masalah tersebut.
3) Mengevaluasi manajemen
Kualitas team manajemen juga harus diperiksa, karena penilaian yang tepat terbuat dari
manajemen sistem.
Dimana kualitas team yang tidak memuaskan dapat dilihat dari kesalahan keputusan, biaya
yang membengkak, dan tingginya frekuensi keluar masuknya karyawan. Pengetahuan yang
baik mengenai teori manajemen akan berguna dalam menganalisis.
4) Mengevaluasi pemroses informasi
Jika suatu team tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan, mungkin saja manajer tidak
ada waktu untuk mencurahkan pada pemproses informasinya. Atau karena hal yang lain telah
berjalan dengan baik sehingga pemroses informasi disisihkan. Tidak adanya pengadaan
pemroses informasi lebih mudah dipecahkan persoalannya dibanding dengan buruknya suatu
manajemen.
5) Mengevaluasi sumber input perusahaan
Ketika tingkat analisis sistem tercapai maka, sistem konseptual tidak lagi merupakan
persoalan dan permaslah berada pada sistem fisik. Suatu analisis dibuat mengenai sumber
daya fisik dan elemen input maupun sumber daya yang mengalir dari elemen tersebut dari
lingkungan.
6) Mengevaluasi proses transformasi
Prosedur dan praktek yang tidak efisien mungkin menyebabkan kesulitan dalam mengubah
input menjadi output. Contoh modern dari usaha untuk memecahkan masalah transformasi
adalah penggunaan robot
3. Usaha pemecahan
a. Mengidentifikasi pemecahan pengganti
Manajer mengidentifikasi bermacam-macam cara untuk memecahkan permasalahan yang
sama. Hal ini lebih mudah bagi manajer berpengalaman, yang dapat menerapkan solusi-
solusi yang telah berhasil di masa lalu, tetapi kreativitas dan intuisi juga berperan penting.
Manajer jarang berusaha memecahkan masalah sendirian tetapi menerima bantuan dari
manjer lain. Para pemecah masalah sering terlibat dalam tukar pikiran (brainstorming), suatu
kegiatan informal yang para anggotanya mengungkapkan pandangan mereka, lalu
didiskusikan. Pendekatan yang lebih formal disebut sesi JAD. JAD merupakan singkatan join
application design (rancangan aplikasi bersama) dan merupakan pendekatan sistem
pendukung keputusan secara berkelompok (group decision support sistem) untuk
memecahkan masalah. Diskusi kelompok diarahkan oleh seorang pemimpin, dan dicatat
secara tertulis oleh juru tulis.
b. Mengevaluasi pemecahan pengganti
Semua alternatif harus dievaluasi dengan menggunakan criteria evaluasi yang sama, yang
mengukur seberapa baik suatu alternatif dapat memecahkan masalah. Walau criteria evaluasi
dapat menyediakan banyak jalan menuju solusi masalah, ukuran dasarnya adalah seberapa
jauh suatu alternatif memampukan sistem untuk mencapai tujuannya keuntungan dan
kerugian dari tiap alternatif perlu dipertimbangkan.
c. Menentukan pemecaha yang terbaik
Setelah mengevaluasi berbagai alternatif, selajutnya perlu memilih satu alternatif yang
tampak terbaik. Mintzberg mengemukakan tiga cara yang dapat dilakukan manajer dalam
menentukan pilihan yang baik :
1) Analisis : evaluasi pilihan yang sistematik, dengan mempertimbang- kan akibatnya
pada tujuan organisasi.
2) Keputusan atau ketetapan : proses mental dari seorang manajer.
3) Penawaran : negosiasi antara beberapa manajer
d. Menerapkan pemecahan
Masalah tidak dapat hanya dipecahkan dengan penentuan atau pemilihan pemecahan
yang terbaik. Pemecaha tersebut perlu diterapkan.
e. Tindak lanjut untuk memastikan bahwa pemecahan tersebut efektif
Manajer harus melakukan indak lanjut untuk memastikan bahwa pemecahan dapat
mencapai penampiln yang direncanakan. Mungkin pemecahan tersebut diharapkan dapat
menurunkan biaya operasi, namun penurunan ini tidak pernah dialami. Maka, kemudian kita
perlu mencari penyebabnya. Oleh karena iu, manajer harus tetap dengan pemecahan tersebut
sampai dapat dipastikan bahwa masala dapat dipecahkan.
D. Faktor Manusia Yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Tiap manajer mempunyai pemecahan masalah yang berbeda. Tiga dimensi dari cara
(style) itu dapat ntuk mengklasifikasikan manajer menurut perbedaan perorangnya. Dimensi
ini mempunyaikaitan dengan penangkapan masalah, pengumpulan informasi, dan
penggunaan informasi.
1. Penangkapan masalah
Manajer dapat dibagi menjadi tiga kategori dalam hal cara penangkapan masalah, yaitu
cara mereka dalam menghadapi masalah.
a. Penghindar masalah. Manajer melakukan sikap positif dan menganggap segala sesuatunya
berjalan dengan baik. Usaha dilakukan untuk menutup atau tidak menampilkan
kemungkinan adanya masalah dengan cara mengabaikan informasi atau menghindari
perencanaan yng teliti.
b. Pemecah masalah. Manajer tidak mencari masalah dan tidak menutup adanya masalah yang
mncul. Jika masalah muncul, ia akan menyelesaikannya.
c. Pencari masalah. Ia merupakan manajer yang agresif.
2. Pengumpulan informasi
Manajer dapat melakukan satu dari dua cara pengumpulan informasi, yaitu mengenai
sikapnya terhadap volume keseluruhan informasi yang ada padanya.
a. Cara memerintah. Manajer melakukan manajemen degan pengecualian dan
menampilkan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kriteria tertentu, seperti
relevansinya dengan wilayah taggung jawabnya.
b. Cara menerima. Manajer ingin melihat segala sesuatu dan kemudian menentukan
apakah ia kan berguna bagi dirinya sendiri, atau berguna bagi orang lain dalam
organisasi.
3. Penggunaan informasi
Manajer juga cenderung untuk menggunakan satu dari dua cara penggunaan informasi,
yaitu cara ia menggunakan informasi untuk memecahkan masalah.
a. Cara sistematik. Manajer memberikan perhatian khusus untuk mengikuti metode
pemecahan masalah yang telah ditentukan, seperti pendekatan sistem.
b. Cara intuitif. Manajer tidak menggunakan suatu metode tertentu, namn ia menyesuaikan
pedekatan dengan situasi yang ada.
BAB III
PENUTUP
1.2. Kesimpulan
Dalam pembuatan keputusan kita penting memperhatikan masalah apa yang sedang di
hadapi, agar kita bisa menemukan titik terang dari suatu permasalahan. Dalam hal pembuatan
keputusan kita dapat memilih tahapan pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan
sistem. Selain itu dalam pembuatan keputusan kita juga harus melihat dari faktor manusia
dalam pemecahan masalah, supaya tidak ada masalah yang muncul kembali ketika kita telah
mengambil sebuah keputusan.
DAFTAR PUSTAKA

https://nurida-sy.blogspot.com/2018/02/makalah-pemecahan-masalah-dan.html

Anda mungkin juga menyukai