Islamic Center Kota Makassar PDF
Islamic Center Kota Makassar PDF
ACUAN PERANCANGAN
Tugas Akhir 477 D51 06
Periode II
Tahun 2013-2014
Oleh :
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
segala rahmat dan hidayah-Nyalah, penulisan Skripsi Perancangan ini
sebagai persyaratan untuk ujian sarjana pada Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin dapat diselesaikan.
Penulisan ini merupakan Skripsi Perancangan Tugas Akhir Sarjana
Arsitektur dengan judul :
ISLAMIC CENTER DI MAKASSAR
Penulis menyadari dengan segala keterbatasan kemampuan, waktu
dan tenaga sehingga penulisan ini masih terdapat berbagai kekurangan.
Meskipun demikian diharapkan penulisan ini dapat memenuhi standar
persyaratan yang ada dan bermanfaat bagi kita semua.
Dengan segala kerendahan hati, ucapan terima kasih penulis haturkan
sebagai penghargaan atas segala bimbingan, bantuan dan dukungan,
kepada :
1. Bapak Ir. H. Samsuddin Amin, MT. selaku Dosen Pembimbing I dan
Ibu Imriyanti, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing II yang sabar
membimbing, memberikan arahan dan masukan selama penulisan.
2. Bapak Baharuddin Hamzah, ST., M. Arch., Ph.D selaku Penasehat
Akademik Tahun 2012-2014 dan Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin.
3. Bapak Ir. Waluya Hadi, MT., selaku Penasehat Akademik Tahun 20092012.
4. Bapak Abdul Mufti Radja, ST., MT., Ph.D dan Ir. H. Muh. Fathien
Azmy, Msi. selaku pengelola Studio Tugas Akhir Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas H asanuddin.
yang telah
Februari 2014
ABSTRAKSI
Pembangunan bidang agama yang telah dilaksanakan sejak Indonesia
merdeka telah memberikan dampak seperti meningkatnya pemahaman
keagamaan masyarakat, semaraknya kegiatan-kegiatan sosial keagamaan atau meningkatnya jumlah tempat-tempat ibadah serta meningkatnya
jumlah jamaah haji. Namun pada saat yang sama terjadi peningkatan
dekadensi moral melalui aksi pornografi kriminalitas maupun kenakalan
remaja. Dua fenomena tersebut tampaknya saling berseberangan. Di satu
sisi pembangunan agama terus berjalan tetapi di sisi lain perilaku negatif
tidak berkurang (Sumber : Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009), sehingga kehadiran suatu wadah yang dapat
memfasilitasi
dan
menjembatani
permasalahan
yang
ada
dalam
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................
ii
iii
ABSTRAKSI...................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................
vii
xii
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................
10
10
10
12
16
17
18
19
21
22
22
23
23
26
27
32
33
35
36
38
G. Studi Banding.......................................................................
42
42
42
43
44
45
47
49
1. Kota Makassar................................................................
49
49
51
c. Kondisi
Demografi
dan
Sosial
Budaya
Kota
Makassar ..................................................................
52
54
59
a. Luas Wilayah.............................................................
59
b. Jumlah Penduduk......................................................
60
c. Sosial.........................................................................
62
64
64
64
64
65
65
65
67
72
72
72
73
75
76
77
78
78
79
81
83
BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan Umum...............................................................
89
89
90
2. Sasaran Pelayanan..........................................................
91
92
92
93
93
95
96
96
100
100
100
100
2) Sirkulasi ...............................................................
100
101
101
101
102
102
8) Vegetasi ...............................................................
102
102
102
a. Kebutuhan Ruang......................................................
102
b. Besaran Ruang..........................................................
104
113
113
114
114
114
115
118
118
118
118
119
119
b. Perencanaan Lansekap.............................................
121
c. Plaza..........................................................................
121
121
a. Eksterior ....................................................................
121
b. Interior .......................................................................
121
122
123
123
124
124
124
124
9. Utilitas .............................................................................
125
125
127
c. Sistem Akustik...........................................................
129
130
130
130
131
h. Sistem Komunikasi....................................................
132
i.
132
j.
133
xvi
xviii
Lampiran
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
24
Gambar 2.
24
Gambar 3.
Hagia Sophia.........................................................
25
Gambar 4.
25
Gambar 5.
26
Gambar 6.
28
Gambar 7.
29
Gambar 8.
30
Gambar 9.
30
31
31
38
42
43
44
44
Kota
Makassar
Tahun
1999/2000-
2009/2010 .............................................................
56
58
66
69
71
77
82
84
86
87
88
88
94
94
97
98
99
131
131
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
33
Tabel 2.
45
Tabel 3.
47
Tabel 4.
49
Tabel 5.
Sebaran
dan
Kepadatan
Penduduk
di
Kota
Penduduk
menurut
Wilayah
Administrasi dan
Agama......................................................................
Tabel 7.
Data
Kependudukan
Kecamatan
60
Tabel 10.
57
Rappocini,
53
Tabel 8.
50
61
63
69
70
103
105
106
107
Islamic Center di
Makassar .................................................................
108
109
Ruang
Hunian
Islamic
Center
di
Makassar .................................................................
Tabel 20. Besaran Ruang Serbaguna
110
Islamic Center di
Makassar .................................................................
111
111
112
112
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan bidang agama yang telah dilaksanakan sejak
Indonesia merdeka telah memberikan dampak seperti meningkatnya
pemahaman keagamaan masyarakat, semaraknya kegiatan-kegiatan
sosial keagamaan atau meningkatnya jumlah tempat-tempat ibadah
serta meningkatnya jumlah jamaah haji. Namun pada saat yang sama
terjadi
peningkatan
dekadensi
moral
melalui
aksi
pornografi
2009),
sehingga
kehadiran
suatu
wadah
yang
dapat
mengumpulkan
data-data
yang
berguna
bagi
proses
Pengumpulan data dan informasi, dengan melakukan studi literature dan wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten,
kemudian melakukan survey lapangan.
2. Analisa data, dengan mengidentifikasi masalah dengan mengelompokkan dan mengaitkan masalah yang satu dengan yang lain.
3. Studi Literatur
Yaitu mencari data-data umum dari literatur yang berhubungan
dengan Islamic Center ini. Literatur yang digunakan adalah studi
ruang dan gerak, data arsitek, dan sebagainya.
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Penyusunan proposal perencanaan dan perancangan Islamic
Center di Makassar dibagi dalam beberapa bab, sebagai berikut :
1. Bagian I : PENDAHULUAN
Latar belakang dibuatnya Islamic Center di Makassar ini
yang sesuai dengan zaman Islam ini yang menggunakan arsitektur
Islam sebagai konsepnya, lingkup pembahasan perencanaan dan
perancangan Islamic Center di Makassar ini, serta sistematikanya
penulisan dan perancangan.
2. Bagian II : TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
Tinjauan teoritis umum terhadap perancangan Islamic
Center, dan tinjauan khusus mengenai bentuk dengan menerapkan
konsep Arsitektur Islam, serta kelengkapan relevansi data, pustaka
pendukung, dan studi banding yang relevan dengan Islamic Center.
3. Bagian III : PERMASALAHAN
Berisi
datadata
umum
yang
dibutuhkan
dalam
Kota
4. Bagian IV : ANALISIS
Merupakan tahap penyusunan, pendekatan konsep
dasar perencanaan yaitu mengatasi permasalahan dalam upaya
untuk mencari pemecahan masalah serta hubungan antara
berbagai elemen untuk mendapatkan penyelesaian yang terpadu.
Pendekatan konsep dasar perencanaan yang merupakan
konsep keseluruhan yang siap ditransformasikan ke arah perancangan yang meliputi:
a.
b.
c.
massa
bangunan,
utilitas
bangunan,
pencahayaan,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai
berikut:
Islamic
Center
adalah
lembaga
Disamping pendapat-pendapat tersebut di atas terdapat pendapat lain yang pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama
seperti yang dikatakan oleh Prof. Syafii Karim, yaitu: Islamic
Center merupakan istilah yang berasal dari negara-negara barat
yang dimana minoritas masyarakatnya beragama Islam. Jadi untuk
memenuhi segala kebutuhan akan kegiatan-kegiatan Islam mereka
kesulitan untuk mencari tempat. Untuk itu aktifitas-aktifitas Islam
tersebut dipusatkan dalam suatu wadah yang disebut Islamic
Center.
Jadi, dari beberapa pengertian di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa Islamic Center memiliki pengertian yaitu wadah
fisik yang menampung beberapa kegiatan dan penunjang keislaman. Diantara kegiatan-kegiatan tersebut terdiri dari kegiatan
ibadah, muamalah dan dakwah. Islamic Center juga mempunyai
peran sebagai pusat atau sentral informasi keislaman baik bagi
umat muslim maupun bagi masyarakat yang ingin mengetahui dan
ingin belajar tentang Islam.
2. Pengertian Kebudayaan Islam
Secara ontologis, kebudayaan ada karena adanya manusia.
Oleh karena itu, kebudayaan adalah manusia, jika tidak ada
manusia maka tidak akan ada kebudayaan. Kebudayaan adalah
manusia dalam arti manusia sebagai suatu eksistensi.
Budaya merupakan suatu hal yang bersifat totalitas komplek
dari gagasan-gagasan dan hal-hal yang dihasilkan oleh manusia di
dalam pengalaman sejarahnya. Budaya menjadi pola pikir dan
tindakannya yang melandasi kegiatan manusia yang membedakannya dengan manusia lainnya. Budaya juga dapat digambarkan sebagai cara manusia untuk beradaptasi dengan lingkungannya dalam mencapai keinginan serta tujuannya.
Adapun agama menyentuh aspek dasar yang paling menentukan dalam kehidupan usia, yaitu kepercayaan yang melekat pada
dirinya. Karena letaknya pada tempat yang mendasar itu, keyakinan agama dapat mempengaruhi pola pikir, pola tingkah laku,
dan bahkan etos kerja pemeluknya.
Bila ditarik garis batas antara agama dan kebudayaan, maka
akan terlihat benang merah yang membatasi antara Tuhan dan
manusia, maka wilayah agama dan kebudayaan itu menempati
wilayahnya sendiri-sendiri dan ada kalanya pula keduanya berada
dalam wilayah yang sama yaitu wilayah kebudayaan agama.
Dalam tinjauan sejarahnya, agama bukan hanya melahirkan
kebudayaan, akan tetapi juga menyebabkan transformasi kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat. Dalam pandangan
Islam, kebudayaan pada hakikatnya merupakan perjalanan panjang
manusia dari perjalanan manusia memasuki kehidupan masa
depan yang jauh menuju ke akhirat untuk memenuhi Tuhannya.
Kebudayaan merupakan bekal untuk memenuhi dan kembali
kepada-Nya, seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran yaitu :
Siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka
hendaklah mengerjakan amal saleh dan janganlah ia mempersetukukan Tuhannya dalam beribadat kepada-Nya. (QS. Al Kahfi :
110)
3. Konsep Kebudayaan Islam
Konsep kebudayaan Islam dalam tinjauan terminologinya ialah
tata cara atau perilaku hidup yang sesuai dengan ajaran Islam.
Maka seluruh aspek kehidupan manusia hendaknya berakar dari
Al-Quran dan Hadist. Adapun ciri kebudayaan Islam, antara lain :
a. Berdasarkan tauhid menolak segala bentuk keberhalaan yang
merupakan syirik.
sangat mengagungkan
a) Ibadah
Semua muslim yang telah baligh harus menunaikan
shalat lima kali sehari. Walaupun beberapa masjid hanya
buka pada hari jumat, tapi masjid yang lainnya menjadi
tempat shalat sehari-hari. Pada hari jumat, semua
muslim yang laki-laki baligh diharuskan pergi ke masjid
untuk melaksanakan ibadah shalat di masjid, berdasarkan surah Al-Jumah ayat 9:
Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu
kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui.
Shalat Jenazah, biasanya juga diadakan di masjid.
Shalat Jenazah dilakukan untuk muslim yang telah
meninggal, dengan dipimpim seorang imam. Shalat jenazah dilakukan di area sekitar masjid.
b) Amal
Rukun ketiga dalam Rukun Islam adalah zakat. Setiap
muslim yang mampu wajib menzakati hartanya sebanyak
dua setengah persen dari jumlah hartanya. Masjid,
sebagai pusat komunitas umat Islam, menjadi tempat
penyaluran zakat bagi yatim piatu dan fakir miskin. Pada
saat Idul Fitri, masjid menjadi tempat penyaluran zakat
fitrah dan membentuk panitia amil zakat.
2) Fungsi sosial
a) Pusat kegiatan masyarakat
Banyak pemimpin Muslim setelah wafatnya Nabi
Muhammad SAW, berlomba-lomba untuk membangun
masjid. Seperti kota Mekkah dan Madinah yang berdiri di
sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, kota Karbala
juga dibangun di dekat makam Imam Husein. Kota Isfahan, Iran dikenal dengan Masjid Imamnya yang menjadi
kota.
dengan
sistem
pengurus
dan
berarti
salam,
keselamatan,
penyerahan,
kesucian,
lingkungan
pemukiman,
lansekap
sekelompok
3) Masa Utsmaniyah
Ibukota: Istanbul
Negara : Turkey
Kerajaan Usmani (1300-1922) meninggalkan khadzanah
arsitektur yang kaya, mulai dan istana, benteng, masjid,
hingga makam. Ciri khas masjid di Turki terletak pada
kubahnya yang indah yang dikelilingi menara tinggi.
Masjid yang kini menjadi salah satu objek wisata dunia
itu memiliki interior yang megah, ratusan jendela yang
menawan, marmer mewah, serta dekorasi indah. Masjid itu
juga menampilkan pertautan simbolis antara kemegahan
masjid sebagai lambang sultan yang besar kekuasaannya
dan keagungan masjid sebagai sarana keagamaan.
Setelah mengenal bentuk atap meruncing yang merupakan titik awal dari pengembangan bangunan masjid yang
bersifat megah, berkesan perkasa dan vertikal. Pengembangan lengkungan-lengkungan pada pintu-pintu masuk,
untuk memperoleh kesan ruang yang lebih luas dan tinggi.
(www.belajardesaindanarsitektur.blogspot.com/2012)
b. Perkembangan Arsitektur Masjid Kuno di Indonesia
Berdasarkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
tahun 1999, arsitektur masjid-masjid kuno di Indonesia bila
dibandingkan dengan arsitektur masjid-masjid kuno di dunia
Islam lainnya, sangat sederhana. Arsitektur masjid suatu
tempat/wilayah seringkali dipengaruhi oleh kondisi setempat,
atau dengan kata lain dipengaruhi oleh arsitektural yang
berkembang di tempat itu, sebelum Islam masuk.
Mengenai atap yang bertingkat, rupanya dapat diwakili oleh
bangunan Jawa lainnya, yang disebut rumah joglo. Tipe atap
rumah joglo ini menjadi benih Bari atap tumpang pada masjid.
Alasan estetika kemudian menjadikan bentuk atap rumah joglo
pada masjid memakai bentuk tingkat untuk mengimbangi
ukuran ruangnya yang besar (Wirjosuparto 1961/1962; 1986).
mendesain
sebuah
masjid,
diperlukan
tiga
prasyarat, yang maksudnya untuk dapat menstimulir kekhusyukan dalam beribadat. Ketiga prasyarat itu antara lain :
a) Harus selalu bersih, dalam arti mudah dibersihkan dan
mudah pemeliharaannya.
b) Tenang, yaitu menciptakan suasana yang dapat mendorong lahirnya ketenangan.
c) Sakral tapi ramah.
3) Denah
Ada
beberapa
corak
ornamen
atau
ornamentik,
peribadatan
maupun
sekolah-sekolah
Islam.
b. Konsep kebudayaan setempat yang bersinergi dengan arsitektur Islami untuk menambah khasanah arsitektural.
c. Perencanaan perancangan rekayasa penataan suatu kawasan
perkotaan,
lingkungan
pemukiman,
lansekap
sekelompok
Kaligrafi
Kufi
Tsuluts
2
Naskhi
3
Sejarah
Model penulisan paling
tua di antara semua
gaya kaligrafi.
Berkembang pertama
kali di Kota Kufah, Irak.
Sangat ornamental
dengan banyak hiasan
tambahan dan mudah
dibentuk dalam
komposisi tertentu untuk
memenuhi ruang tulisan
yang tersedia.
Paling sering dipakai
umat Islam, baik untuk
menulis naskah
keagamaan maupun
tulisan sehari-hari. Gaya
Naskhi termasuk gaya
penulisan kaligrafi tertua.
Karakter
Huruf yang sangat
kaku, patah-patah,
dan sangat formal.
Penggunaan
Penyalinan AlQuran periode
awal
Ornamen
arsitektur
masjid, sampul
buku, dan
dekorasi interior.
Untuk menulis
mushaf Alquran
sampai
sekarang
Riq'ah
4
Ijazah
(Raihani)
5
Diwani
6
Diwani Jali
7
Farisi
8
Moalla
9
Hasil pengembangan
kaligrafi gaya Naskhi dan
Tsuluts, yang
dikembangkan oleh
kaligrafer Daulah
Usmaniyah
Perpaduan antara gaya
Tsuluts dan Naskhi, yang
dikembangkan oleh para
kaligrafer Daulah
Usmani.
Dikembangkan oleh
kaligrafer Ibrahim Munif.
Kemudian,
disempurnakan oleh
Syaikh Hamdullah dan
kaligrafer Daulah Usmani
di Turki akhir abad ke-15
dan awal abad ke-16.
Pengembangan gaya
Diwani. Gaya penulisan
kaligrafi ini diperkenalkan
oleh Hafiz Usman,
seorang kaligrafer
terkemuka Daulah
Usmani di Turki.
Dikembangkan oleh
orang Persia dan
menjadi huruf resmi
bangsa ini sejak masa
Dinasti Safawi sampai
sekarang.
Tergolong bagian
kaligrafi jenis yang
berkembang di Iran.
Kaligrafi ini
diperkenalkan oleh
Hamid Ajami, seorang
kaligrafer kelahiran
Teheran.
Hurufnya sangat
sederhana, tanpa
harakat, sehingga
memungkinkan
untuk ditulis cepat.
Untuk tulisan
tangan biasa
atau untuk
kepentingan
praktis lainnya
Hurufnya seperti
Tsuluts, tetapi lebih
sederhana, sedikit
hiasan tambahan,
dan tidak lazim
ditulis secara
bertumpuk
(murakkab).
Bulat dan tidak
berharakat.
Keindahan
tulisannya
bergantung pada
permainan
garisnya yang
kadang-kadang
pada huruf tertentu
meninggi atau
menurun, jauh
melebihi patokan
garis horizontalnya.
Mirip Diwani,
namun jauh lebih
ornamental, padat,
dan terkadang
bertumpuk-tumpuk.
Harakat yang
melimpah ini lebih
ditujukan untuk
keperluan dekoratif
dan tidak
seluruhnya
berfungsi sebagai
tanda baca.
Mengutamakan
unsur garis, ditulis
tanpa harakat, dan
tebal-tipis huruf
dalam 'takaran'
yang tepat.
Gaya yang tidak
standar, dan tidak
masuk dalam buku
panduan kaligrafi
yang umum
beredar.
Untuk penulisan
ijazah dari
seorang guru
kaligrafi kepada
muridnya.
Menulis kepala
surat resmi
kerajaan, untuk
ornamen
arsitektur dan
sampul buku
Untuk aplikasi
yang tidak
fungsional,
seperti dekorasi
interior masjid
atau benda hias
Dekorasi
eksterior masjid
di Iran, yang
dipadukan
dengan warnawarni arabes.
Kaligrafi ini
masih masuk
dalam daftar
jenis-jenis
kaligrafi dalam
wikipedia Arab
hablum
mina
annas
dan
zooning
yang
Bentuk
bangunan
ataupun
komponen-komponennya
arsitektur
masyarakat
tradisional
Bugis-Makassar
totalitas,
maka
rumah
tradisional
Bugis
Makassar
dan
dibangun
mengikuti
model
kosmos
menurut
pandangan hidup mereka, anggapannya bahwa alam raya (makrokosmos) ini tersusun dari tiga tingkatan, yaitu alam atas atau
banua atas, alam tengah banua tengah dan alam bawah banua
bawah. Banua atas adalah tempat dewa-dewa yang dipimpin oleh
seorang dewa tertinggi yang disebut Dewata Seuwae (dewa
rumah
harus
berdasarkan
kosmologis
yang
2) Konsep Perencanaan
Islamic Center lahir sebagai pemenuhan kebutuhan
peribadatan dan muamalah bagi umat muslim. Yang
menjadi landasan utamanya pun adalah taqwa semata-mata
Studi
Banding
Sejarah
Lokasi
Kapasitas
Besaran
Ruang
Al Markaz Al
Islami
Jakarta Islamic
Center
Islamic Center
of America
Kawasan JIC
dahulunya lebih
dikenal sebagai
tempat wisata
malam, Kramat
Tunggak. Kawasan
ini, di era tahun 1970an dan 1980-an
sangat populer
keberadaannya. tapi
upaya pemerintah
membersihkan
kawasan ini mulai
terealisasi pada awal
tahun 2000.
Didirikan pada
tahun 1963 dan
telah melayani
kebutuhan umat
Islam di daerah
Detroit yang lebih
besar serta di
seluruh Amerika
Serikat. Islamic
Center of America
memiliki masa lalu
yang panjang dan
kaya yang
mewujudkan
pencarian
Komunitas Muslim
Amerika.
di 19500 Ford
Road di Dearborn,
Michigan , Amerika
Serikat
3.000 jamaah
Luas bangunan
2
6.082 m di tanah
2
seluas 21.000 m
dengan kapasitas
dapat menampung
5.000 keluarga
Muslim di Kota
Michigan.
Struktur
Bangunan
Pencahayaan
Alami
Penghawaan
Alami
Estetika
Bangunan
Penggunaan struktur
bentang lebar. Masjid
ini tidak memiliki
kubah atau atap
bundar, tetapi kuncup
segi empat meniru
kuncup Masjid
Katangka dan rumah
Bugis-Makassar.
Cahaya alami melalui
jendela kaca dan
adanya kaca di
sekitar atap sehingga
memenuhi kebutuhan
cahaya pada ruang.
Cross ventilation
dengan bukaan di
sebelah kiri-kanan
ruang shalat dan
bagian atapnya
penghawaan alami.
Arsitek Ir. Achmad
Numan. Nuansa
warna hijau yang
sejuk dan teduh,
Masjid Al Markaz Al
Islami diharapkan
menjadi salah satu
pusat peradaban dan
pengkajian Islam di
Kawasan Indonesia
Timur. Sekaligus juga
menjadi kebanggan
masyarakat Sulawesi
Selatan. Masjid ini
memang nampak
megah dan
berarsitektur indah.
Arsitektur Al Markaz
Al Islami memang
dipengaruhi oleh
Masjidil Haram di
Makkah dan Masjid
Nabawi di Madinah Al
Munawwarah.
Penggunaan struktur
bentang lebar
dengan atap kubah.
Ruangan utama
masjid memiliki
bentangan 68 m,
tanpa tiang yang
merupakan
bentangan terbesar
di Asia Tenggara.
Cahaya alami melalui
jendela kaca bermotif
belum memenuhi
kebutuhan cahaya
pada ruang.
Bukaan untuk
penghawaan alami
dari rooster bunga
pada dinding
mengitari jendela.
Manifestasi dari sifatsifat keperkasaan (AlJabbaru),
Kemegahan (AlMutakabbiru),
sekaligus kelembutan
dan keindahan (AlLathief), yang
diharapkan dapat
menghapus stigma
lama lokasi, dengan
filosofi bangunan
yang bersifat
monumental yang
kontras dengan
lingkungan sekitar,
berbobot syiar yang
tinggi serta ramah
dan mengundang
umat untuk
beribadah. Arsitektur
kaya akan nuasa
Betawi yang identik
dengan nuansa Islam
dan memiliki menara
tinggi 114 meter yang
mengandung arti
jumlah surat dalam
Al-Quran.
Penggunaan
struktur dengan
atap kubah.
Ketinggian dome
mencapai 150 kaki.
Memiliki 4 Tiang di
dalam masjid.
Cahaya alami
melalui jendela
kaca bermotif
belum memenuhi
kebutuhan cahaya
pada ruang.
Bukaan untuk
penghawaan alami
dari jendela.
Bangunan dengan
batu ukir dan atap
kubah dari
fiberglass
rancangan oleh
David Donellon. Di
ruang dalamnya,
pengunjung dapat
melihat chandelier,
granit impor dan
ruang doa yang
dihiasi oleh motifmotif Islam dan
kaligrafi ayat-ayat
suci Al-Qur'an yang
didesain oleh artis
Libanon. Masjid
ICoA semakin
megah dengan
kubah kuning besar
yang menjadi
atapnya. Dua buah
menara tinggi
besar seolah
menjadi pengawal
masjid yang setia.
Pintu kayu besar
penuh ukiran indah.
Fasilitas
Penunjang
Bangunan utama
Sebuah bentuk
terdiri dari tiga lantai,
fasilitasi fungsi-fungsi
diperuntukkan untuk
kemakmuran masjid
ruang kantor
yang difasilitasi
sekretariat, aula,
secara total oleh
perpustakaan,
Pemda DKI Jakarta
pendidikan, koperasi, dengan ciri
dan kantor MUI
utamanya, terdapat
Sulsel. Di sini
fungsi peribadatan,
terdapat TK Islam Al
fungsi pendidikan
Markaz, pelatihandan fungsi
pelatihan, kuliah
perdagangan/ bisnis.
dhuha, dan
perkemahan remaja.
Sumber : Analisa Studi Banding, 2013
Berbagai fasilitas
seperti ruang
pertemuan, kantor
hingga sekolah
Islam. Kompleknya
begitu besar
mencapai puluhan
meter persegi.
Al Markaz Al
Islami
Jakarta Islamic
Center
Islamic Center
of America
2
1
3
3
3
2
1
3
3
2
2
2
3
3
1
2
1
1
1
1
2
15
18
Kapasitas
Besaran Ruang
Struktur Bangunan
Pencahayaan Alami
Penghawaan Alami
Estetika Bangunan
Fasilitas Penunjang
Hasil
Keterangan :
1 Kurang Memadai
2 Cukup Memadai
3 Sangat Memadai
Berdasarkan hasil analisa perbandingan studi banding pada
tabel di atas dapat diketahui bahwa di Kota Makassar, kebutuhan
akan bangunan pusat kegiatan Islami sangat besar namun harus
diimbangi dengan fasilitas yang memadai dari segi fungsinya.
Beberapa pokok pikiran yang dapat dijadikan acuan dalam
pendekatan
konsep
perancangan, yaitu :
perencanaan
maupun
konsep
dasar
bangunan
menggabung-kan
unsur
beraneka
arsitektur
ragam,
Islam
ada
dan
yang
arsitektur
warna yang
BAB III
TINJAUAN ISLAMIC CENTER DI MAKASSAR
KECAMATAN
LUAS (km2)
Tamalanrea
31,84
Biringkanaya
48,22
Manggala
24,14
Panakkukang
17,05
Tallo
5,83
Ujung Tanah
5,94
Bontoala
2,10
Wajo
1,99
Ujung Pandang
2,63
10
Makassar
2,52
11
Rappocini
9,23
12
Tamalate
20,21
13
Mamajang
2,25
14
Mariso
1,82
Total
175,77
Kecamatan
Penduduk
Laju Pertumbuhan
Penduduk 2001-2011
Tamalanrea
104.175
1,95
Biringkanaya
169.340
5,37
Manggala
118.191
3,83
Panakkukang
142.729
0.91
Tallo
135.574
1,09
Ujung Tanah
47.133
0.16
Bontoala
54.714
0.90
Wajo
29.639
1.90
Ujung Pandang
27.160
0,73
10
Makassar
82.478
0,22
11
Rappocini
152.531
1,45
12
Tamalate
172.506
2,48
13
Mamajang
59.560
0,39
14
Mariso
56.408
0,50
1.352.136
1,56
Kota Makassar
pantai
barat
Sulawesi
Selatan
pada
koordinat
11918'27,97" 11932'31,03" Bujur Timur dan 500'30,18" 514'6,49" Lintang Selatan dengan luas wilayah 175.77 km 2
dengan batas-batas berikut :
1) Batas Utara
2) Batas Selatan
: Kabupaten Gowa
3) Batas Timur
: Kabupaten Maros
4) Batas Barat
: Selat Makasar
Secara
administrasi
Kota
Makassar
terbagi
atas
14
masih
terkonsentrasi
diwilayah
kecamatan
kecamatan
dengan
kepadatan
penduduk
JUMLAH
MASJID
JUMLAH
MUSHALLAH
Mariso
46.018
39
Mamajang
53.935
42
Tamalate
124.020
114
Rappocini
121.478
93
Makassar
79.271
35
Ujung Pandang
23.958
38
Wajo
24.834
27
Bontoala
53.103
22
Ujung Tanah
42.338
37
Tallo
121.259
79
Panakkukang
105.014
95
Manggala
72.009
79
Biringkanaya
87.325
129
10
Tamalanrea
65.717
94
11
1.055.375
923
48
KECAMATAN
Jumlah
Masjid
paling
banyak
berdiri
di
Kecamatan
3) Pendidikan
Pembangunan bidang pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan Sumber Daya
Manusia (SDM) suatu Negara akan menentukan karakter
dari pembangunan ekonomi dan sosial, karena manusia
pelaku aktif dari seluruh kegiatan tersebut.
Pada tahun 2011/2012 di Kota Makassar, jumlah SD
sebanyak 463 unit dengan jumlah guru sebanyak 5.103
orang dan jumlah murid sebanyak 124.975 orang, jumlah
SLTP sebanyak 165 unit dengan jumlah guru sebanyak
4.027 orang dan jumlah murid sebanyak 55.997 orang,
jumlah SLTA sebanyak 106 unit dengan jumlah guru
sebanyak 1.533 orang dan jumlah murid sebanyak 35.674
orang.
2. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar
Kegiatan
penyusunan
rencana
RTRW
yang
akan
Kota
dilakukan
Makassar,
secara
dalam
garis
rangka
besar
perkotaan.
Kota
Makassar
memiliki
jangka
waktu
Industri
Terpadu,
Kecamatan
Tamalanrea
dan
Biringkanaya;
g. Kawasan Pergudangan Terpadu, Kecamatan Tamalanrea,
Biringkanaya dan Tallo;
j.
Gambar 17. Penentuan Fungsi Detail Tata Ruang Kota (DRTK) Kota
Makassar Tahun 1999/2000-2009/2010
Sumber : www.google.com
KECAMATAN
LUAS
(Ha)
Ujung Tanah
Ujung Pandang,
Wajo, Makassar,
Bontoala, Mariso,
dan Mamajang
594
1.331
FUNGSI
UTAMA
4
Transportasi laut,
Pelabuhan laut.
1. Pariwisata
2. Militer
3. Pemukiman
Pesat
perdagangan/perni
agaan (CBD), jasa
pelayanan sosial
1. Rekreasi, perhotelan.
2. Pemerintah Kota
3. Pemukiman
4. Hutan/Taman Kota.
Tamalate
2.021
Rekreasi pantai
dan jasa pariwisata
Rappocini
923
Jasa pelayanan
sosial/umum (JPS)
Panakkukang
1.705
Pusat perdagangan
dan jasa sosial
Manggala
2.414
Pemukiman
Tallo
Tamalanrea
3.184
Pendidikan tinggi
dan pemukiman
Biringkanaya
4.822
Industri dan
pemukiman
583
PENUNJANG
5
Pariwisata dan
Ruang Terbuka
Hijau (RTH)
1. Perdagangan
2. Pemukiman
3. Pendidikan Tinggi
4. Transportasi Darat
5. Hutan Kota
1. Perkantoran
2. Perdagangan
3. Pemukiman
1. Perdagangan
2. Pemukiman
3. Pendidikan Tinggi
4. Transportasi Darat
5. Hutan Kota
1. Pariwisata
2. JPS
3. Pendidikan Tinggi
4. RTH
1. JPS
2. Pemukiman
3. Hutan/Taman Kota
1. JPS
2. Industri
3. Perdagangan
1. Transportasi Darat
2. Militer
3. RTH
4. Perkuburan
: 70:30% - 60:40 %
b. KLB
: 70-100 %
d. GSB
: 10-20 meter
merupakan
kawasan
pemukiman
terpadu
adalah
Rappocini
merupakan
salah
satu
dari
14
Kecamatan
kelurahan
Karunrung
Penduduk
Kepadatan
Penduduk
per Km2
Luas Rumah
(Km2) Tangga
2
Gunung Sari
2,31
8.581
37.835
16.379
Karunrung
1,52
2.680
12.457
8.195
Mappala
0,50
1.904
9.609
19.217
Kassi-Kassi
0,82
3.574
16.929
20.645
Bonto Makkio
0,20
981
5.081
25.405
Tidung
0,89
3.711
14.949
16.797
Banta-Bantaeng
1,27
4.871
21.062
16.584
Buakana
0,77
3.570
13.450
17.468
Rappocini
0,36
2.022
8.991
24.975
10
Ballaparang
0,59
2.355
12.169
20.625
9,23
34.249
152.531
18.629
Kecamatan Rappocini
b. Jumlah Penduduk
Kecamatan Rappocini terdiri dari 10 kelurahan dengan luas
wilayah 9,23 km. Menurut hasil proyeksi penduduk pada tahun
2011 di Kecamatan Rappocini, jumlah penduduknya sekitar
152.531 jiwa. Angka proyeksi ini diperoleh dengan menghitung
pertumbuhan penduduk berdasarkan hasil Sensus Penduduk
yang dilakukan setiap 10 tahun sekali.
Berdasarkan jenis kelamin tampak bahwa jumlah penduduk
laki-laki sekitar 74.076 jiwa dan perempuan sekitar 78.455 jiwa.
Dengan demikian rasio jenis kelamin adalah sekitar 94,41 %
yang berarti setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat
sekitar 94 orang penduduk laki-laki.
Laki-Laki
Perempuan
1
1
Gunung Sari
Jumlah
4
18.920
18.916
37.836
Karunrung
6.038
6.419
12.457
Mappala
4.504
5.105
9.609
Kassi-Kassi
8.234
8.695
16.929
Bonto Makkio
2.521
2.560
5.081
Tidung
7.078
7.871
14.949
Banta-Bantaeng
10.391
10.671
21.062
Buakana
5.973
7.477
13.450
Rappocini
4.367
4.624
8.991
10
Ballaparang
6.051
6.118
12.169
74.077
78.456
152.531
Kecamatan Rappocini
P 2021
= P 2011 ( 1 + 0,0145)10
= 152.533 ( 1,0145)10
= 176.151 jiwa
c. Sosial
1) Pendidikan
Pada
tahun
ajaran
2011/2012.
Untuk
tingkat
TK
Departemen
Agama,
yaitu
Raudhatul
Atfal
3) Agama
Menurut hasil Sensus Penduduk 2010, tercatat bahwa
mayoritas penduduk Kecamatan Rappocini adalah beragama Islam. Jumlah tempat ibadah di Kecamatan
Rappocini terdapat 107 Masjid dan 4 Gereja.
Tabel 10. Data Jumlah Penduduk Beragama Islam dan
Jumlah Masjid di Kecamatan Rappocini, 2011
Desa/Kelurahan
Islam
Masjid
Gunung Sari
34.527
21
Karunrung
11.130
10
Mappala
8.043
Kassi-Kassi
14.798
13
Bonto Makkio
4.439
Tidung
13.965
14
Banta-Bantaeng
18.704
17
Buakana
11.241
Rappocini
7.179
10
Ballaparang
10.492
134.518
107
Kecamatan
134.518
152.533
4) Perdagangan
100% =
100%
,
kebutuhan
masyarakat
Kota
Makassar
akan
kebutuhan
masyarakat
Kota
Makassar
akan
3.
pelayanan,
informasi
yang
akurat
kepada
Lokasi perancangan berada di Jalan Letjen Hertasning BaruJalan Aroepala Kota Makassar. Tapak ini terpilih menjadi lokasi
desain karena kawasan ini merupakan kawasan pemukiman
yang untuk aktifitas perdagangannya sangat kecil. Selain itu
juga letak lokasi yang terletak di tengah kota dan juga memiliki
beberapa keuntungan, di antaranya:
1) Akses yang mudah dari segala arah.
2) Mempunyai jalur penghubung yang baik, tidak rawan kemacetan.
3) Jalur Makassar-Gowa.
4) Sarana dan Prasarana yang mendukung.
5) Menunjang sektor pariwisata yang sudah ada.
6) Percepatan sosialisasi dan informasi yang mudah.
Prioritas utama pemilihan lokasi adalah kondisi lahan yang
masih sangat terbuka dan kosong. Keadaan alam juga
mendukung untuk dibangun bangunan yang nantinya menjadi
landmark kawasan dalam bidang keagamaan khususnya agama
Islam, karena kondisi bangunan disekitar merupakan bangunan
pelayanan publik dan sekitar tapak merupakan wilayah pengembangan Kota Makassar. Selain itu, sesuai dengan RTRW Kota
Makassar Tahun 2016 yang ada kawasan tersebut adalah
diperuntukkan sebagai kawasan permukiman terpadu.
b. Pendekatan Penentuan Lahan/Tapak
Tanah atau lahan merupakan sarana utama untuk mengadakan sebuah pembangunan. Tanah adalah bahan asal
manusia diciptakan. Beberapa ayat Al-Quran, baik secara
tersirat atau tersurat, telah mengisyaratkan dengan ungkapanungkapan :
dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istanaistana di tanah datar-tanah datar, dan kamu pahat gununggunung untuk dapat didirikan atau dijadikan rumah (QS. 7:74)
Dan Kami telah jadikan untuk putra Maryam beserta Ibunya
suatu bukti nyata baginya, dan Kami melindungi mereka di
suatu tempat tinggi yang datar, banyak terdapat padang rumput,
dan banyak sumber mata air yang bersih mengalir. (QS 23 : 50)
1) Pencapaian
Pencapaian ke tapak adalah pencapaian melalui jalan
yang terdapat di sisi-sisi tapak. Adapun alat transportasi
yang digunakan untuk mencapai lokasi antara lain dengan
Pola Sirkulasi
1
Linier
Kelebihan
Kekurangan
Formal
Monoton
Radial
Boros Ruang
Monoton dan
cenderung
membingungkan
membingungkan
membingungkan
Spiral
3
Grid
Jaringan
5
Komposit
Vegetasi
Vegetasi
Penghisap Penyerap
CO2
Bau
Vegetasi
Penahan
Bising
Vegetasi
Penyerap
Timah
Hitam
Vegetasi
Penyerap
Debu Semen
dan Peneduh
Puring
Melati
Lidah Mertua Gardenia
Sedap
Sri Rejeki
Malam
Monstera
Pandan Bali Kemuning
Rumput
Gajah
Tehtehan
Pohon
Dolar
Bambu
Jepang
Asam
Jawa
Damar
Johar
Mahoni
Pala
Vegetasi
Toleran
terhadap
Logam
Berat
dan
Kontaminan
Bisbul
Bunga
Matahari
Kiara Payung
Indian
Kenari
Mustard
Meranti
Rumput
Merah
Bermuda/
Tanjung
Rumput Golf
Bunga Krisan
perencanaan
angin
adalah
memainkan
mempunyai
kekuasaan
untuk
membuat
dan
kegiatan
pertemuan,
keluarga.
(d) Pulang
(3) Kegiatan Pengelola.
(a) Datang
(b) Parkir
yaitu
shalat,
atau
jalan-jalan,
kegiatan
wisata
(c) Memberikan layanan pada pengunjung dan berkuasa untuk membuat dan melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk mengatur.
(d) Pulang
(4) Penjaga keamanan dan kebersihan.
(a) Datang
(b) Parkir
(c) Bertanggungjawab atas keamanan dan kebersihan Islamic Center.
(d) Pulang
(5) Pengajar/Pelatih.
(a) Datang
(b) Parkir
(c) Kegiatan belajar-mengajar, shalat, makan-minum,
atau memberikan pelatihan.
(d) Pulang.
b) Wadah Aktifitas
(1) Publik
(a) Area Parkir
i.
Parkir Pengunjung
Area shalat
Pendidikan Mengaji
Dari hasil analisis fungsi dan studi literatur, maka ruangruang yang dibutuhkan dalam Islamic Center adalah:
1) Kelompok primer, merupakan kelompok yang terdiri dari
fungsi ibadah, pembinaan, pengembangan dan penelitian
(PPP) dan pengelolaan, yaitu:
a) Masjid
b) Kantor pengelola
c) Pusat Pembinaan, Pengembangan dan Penelitian
d) Perpustakaan
e) Pusat Konsultasi Ke-Islaman
2) Kelompok sekunder, merupakan kelompok yang terdiri dari
fungsi komersil dan informasi dan hiburan, yaitu:
a) Ruang Pertemuan
b) Taman
3) Kelompok penunjang, merupakan kelompok yang terdiri dari
servis, yaitu:
a) Pos keamanan
b) Gudang
c) Parkir
c. Pendekatan Besaran Ruang.
Besaran ruang yang dibutuhkan pada perancangan Islamic
Center didasarkan pada standar luasan yang umum dipakai,
yaitu:
1) NAD : Neufert Architects Data
2) BPDS: Building Planning and Design Standart
3) BAER: Building for Administration Entertaintment and
Recreation
4) TSS
5) PPM
Keterangan gambar :
a = Masjid dan Alun-alun (Pusat Permukiman)
kemudian
menjadi
suatu
bentuk
aliran
dalam
perkembangan
mendatar
(meluas)
tanda
arah
kiblat.
Tempat
wudhu
untuk
untuk
mengkumandangkan
adzan
sebagai
dan
juga
patung
pada
elemen-elemen
terbuka
merupakan
faktor
yang
sangat
dari
kenikmatan
surga,
sebagaimana
seharusnya
digunakan
memiliki
dengan
manfaat
maksimal,
dan
tentunya
dapat
selain
yang
mudah
dibersihkan,
tidak
dipilih yang berkarakter minimalis dan mudah dibukatutup sehingga ada kontrol untuk debu yang datang dari
luar, tetapi masih mempunyai cukup cahaya dan sirkulasi
udara. Sabda Rasulullah SAW.
Sesungguhnya Allah itu baik, dan menyukai kebaikan.
Dia juga bersih, dan menyukai kebersihan. Dia juga
mulia, dan menyukai kemuliaan. Dia juga dermawan, dan
menyukai kedermawanan. Maka, bersihkanlah halaman
(rumah)mu. Dan, janganlah kalian menyerupai seperti
orang-orang Yahudi. (HR. Tirmizi)
Kebersihan itu sebagian dari iman. (HR. Muslim)
Agama itu dibangun di atas kebersihan. (Ihlau Ulumiddin
; Imam Al-Ghazali)
Sesungguhnya Islam itu bersih, hendaklah kamu
mewujud-kan kebersihan, karena sesungguhnya tidak
akan masuk surga kecuali orang yang bersih. (HR.
Khatib)
Salah satu hal yang mempengaruhi suatu tata letak
atau orientasi bangunan dan ruang ialah kiblat, dimana
kiblat adalah arah orientasi bagi umat Islam dalam
menjalankan ibadah shalat yang menghadap ke Kabah
di Mekkah. Juga merupakan penentu posisi atau tata
letak ruang dan perabot, misalnya penggunaan kamar
mandi (WC), posisi tempat tidur mempengaruhi tata letak
perabot, dan sebagainya.
Adapun Untuk daerah Makassar dan sekitarnya arah
orientasi tersebut berada pada 22 kearah Barat Laut.
22 29
lipatan
ialah
beton
dan
aluminium.
Hanya
kesulitannya di Indonesia mengenai pelaksanaannya, berhubungan kekurangan alat yang modern dan tenaga yang
terlatih.
Kemungkinan-kemungkinan: Dari bentuk-bentuk dasar yang
telah diterangkan, kita akan mendapatkan bermacam-macam
bentuk lipatan di antaranya: lipatan biasa baik yang tertutup
maupun yang terbuka, lipatan dengan bentuk conis dan busur
lipatan.
kaku,
biasanya
sebagai
batang
yang
tidak
batu
kali
sering
ditemukan
pada
b) Pondasi dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang kedalamannya
lebih dari 2 meter dan biasa digunakan pada bangunanbangunan bertingkat. Jenis pondasi dalam, yaitu :
(1) Pondasi Poer
Pondasi ini merupakan pondasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia ketika mendirikan
sebuah bangunan. Terutama bangunan bertingkat 2-3
lantai, serta bangunan yang berdiri di atas tanah
lembek.
Pondasi poer sangat baik untuk beban yang
merata. Sistem pondasi ini mampu mendukung beban
500-600 ton per kolom. Dalam hal ini, di bagian bawah
kolom
dibuatkan
suatu
telapak
beton,
untuk
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan Umum
Berikut kesimpulan dari bab sebelumnya mengenai perancangan
bangunan Islamic Center di Makassar ditinjau dari berbagai aspek
yang ada :
1. Dasar pemikiran pengadaan Islamic Center di Makassar
a. Memenuhi kebutuhan masyarakat muslim di Kota Makassar
akan wadah bagi pelaksanaan kegiatan Islam berupa dakwah,
pembinaan umat maupun muamalah.
b. Menarik minat masyarakat dan umat Islam di Kota Makassar
untuk mengadakan kegiatan-kegiatan Islam baik itu ibadah
fardiyah maupun muamalah antar sesama umat Islam.
c. Memenuhi
kebutuhan
masyarakat
Kota
Makassar
akan
kebutuhan
masyarakat
Kota
Makassar
akan
pelayanan,
informasi
yang
akurat
kepada
2. Sasaran pelayanan
Sasaran pelayanan Islamic Center yaitu seluruh umat muslim
Kota Makassar yang ingin melakukan kegiatan peribadatan dan
wisata religi. Berdasarkan skala pelayanannya, Islamic Center yang
akan direncanakan adalah Islamic Center berskala kecamatan,
yaitu dengan jumlah penduduk pendukung 120.000 jiwa dengan
luas lantai masjid minimal 3.600 m2 dan luas lahan 5.000 m2
dengan standar 0,03 m2/jiwa dengan kriteria lokasi perancangan
berdekatan dengan pusat lingkungan/ kelurahan. Sebagian sarana
berlantai 2, KDB 30 %.
BAB V
ACUAN PERANCANGAN
ISLAMIC CENTER DI MAKASSAR
suatu
lokasi
yang
tepat
sebagai
peruntukan
pengembangan
sehingga
kedepannya
Islamic
b. Kecamatan Rappocini
cukup
mudah,
berada
disekitar
permukiman,
percontohan
pengembangan
tata
ruang
terpadu
di
Islamic
pemenuhan tapak:
Center.
Berikut
kriteria
pertimbangan
Jl. Areopala
2) Alternatif 2
Jl. Areopala
Perumahan
Lahan Kosong
Perumahan
terpilih
dengan
fungsi
utama
sebagai
kawasan
jasa
Sebelah timur
Sebelah selatan
Sebelah barat
c) Zona Privat
Untuk daerah kegiatan yang membutuhkan ketenangan seperti ruang ibadah, ruang belajar/kajian, dan
hunian.
6) Orientasi Matahari dan Arah Angin
Sinar matahari yang menyinari bangunan dalam tapak
tidak
hanya
berpengaruh
teknis
saja,
namun
dapat
pohon-pohon
yang
dapat
menyaring
sinar
matahari langsung.
7) Sistem utilitas
Pada umumnya disekitar tapak telah tersedia jaringan
utilitas seperti listrik, PAM, telepon, hanya tinggal penyalurannya ke dalam tapak sehingga bisa teratur dan baik.
8) Vegetasi
Vegetasi di dalam tapak sangat penting karena memiliki
beberapa fungsi diantaranya yaitu untuk memberikan
keindahan, meredam kebisingan, menyaring debu dan asap
kendaraan, sebagai peneduh, pelindung atau sebagai
pengarah di dalam tapak.
1. Tata Ruang Dalam
Merupakan usaha untuk mewujudkan penampilan bangunan di
dalam wadah Islamic Center agar menunjang aktifitas peribadatan
dan menimbulkan kenyamanan, suasana rekreatif pada fasilitas
penunjangnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan
ruang dalam, yaitu :
a. Keserasian/harmoni
selain sebagai
dirancang
bermassa
dengan
tetap
mem-
jenis
kualitas
lampu
penerangan
jalan,
5) Pagar pengaman
Diletakkan pada titik tertentu yang berbahaya dan
memerlukan perlindungan dengan tinggi 90 cm, dan bahan
yang digunakan adalah metal/beton yang tahan terhadap
cuaca, kerusakan, dan murah pemeliharaannya.
6) Tempat Sampah
Terletak setiap 20 meter dengan besaran sesuai
kebutuhan, dan bahan yang digunakan adalah bahan
dengan durabilitas tinggi seperti metal dan beton cetak.
Jenis tempat sampah yang disediakan memiliki tipe yang
berbeda-beda sesuai dengan fungsinya ( tempat sampah
organik dan tempat anorganik). Selain itu, desain dari
ketinggian tempat sampah harus dapat dijangkau dengan
tangan dalam memasukkan kotoran / sampah ( tinggi 60
70 cm ).
7) Marka, Perambuan, dan Papan Informasi (Signage)
Marka dan perambuan, papan informasi (signage)
diletakan pada titik interaksi sosial, pada jalur dengan arus
pedestrian padat, dengan besaran sesuai kebutuhan, dan
bahan yang digunakan terbuat dari bahan yang memiliki
durabilitas tinggi, dan tidak menimbulkan efek silau. Selain
itu dapat mengefisiensikan dan memudahkan orang membaca, terletak di tempat terbuka, ketinggian papan reklame
yang sejajar dengan kondisi jalan, tanda petunjuk ini
memuat informasi tentang lokasi dan fasilitasnya serta tidak
tertutup pepohonan.
b. Perencanaan lansekap
Taman yang berfungsi sebagai pengarah sirkulasi dan
sebagai penghalang dari efek bising yang ditimbulkan oleh
aktifitas kendaraan dari luar site. Taman juga berfungsi sebagai
pemberi kesan artistik.
merupakan
penghubung
sirkulasi
yang
mengikat
bangunan.
D. Konsep Tata Ruang Mikro
1. Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Berdasarkan kegiatan pemakai maka dibutuhkan ruang-ruang
sebagai berikut :
a. Kebutuhan Ruang
Tabel 13. Analisa Keb. Ruang Berdasarkan Pelaku dan Jenis Kegiatan
No.
Kelompok
Kegiatan
Kegiatan Ibadah
Utama (Ritual)
Kegiatan
Pendidikan dan
Pelatihan
Kegiatan
Pertemuan
Pelaku
Kegiatan
Umat Muslim
1. Peserta
pelatihan
(santri)
2. Pembina
3. Siswa TK dan
TPA
4. Guru TK &
Pembina
(Ustadz)
Masyarakat
umum /
Pengunjung
Jenis
Kegiatan
1. Bersuci
2. Adzan
3. Shalat
1. Kajian Umum
2. Belajar Bhs.
Arab dan
Inggris
3. Belajar Seni
Kaligrafi dan
Nasyid
4. Mengajar
5. Istirahat
6. Belajar
7. Baca Tulis AlQuran
8. Bermain
9. Mengajar
10. Istirahat
1. Seminar
2. Perayaan Hari
Besar Islam
3. Tabligh Akbar
Kebutuhan
Ruang
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
1.
2.
3.
Rg. Wudhu
Lavatory
Menara
Rg. Shalat
Rg.Mihrab
Rg. Kajian
Rg. Kelas Bhs.
Arab & Inggris
Rg. Kelas Seni
Kaligrafi &
Nasyid
Rg. Kelas
Rg. Pembina
Rg. Kelas TK
Rg. TPA
Rg. Bermain
Rg. Guru TK
Rg. Pembina
Lavatory
Gudang
Rg. Serba guna
(Auditorium)
Stage
Rg. Ganti
4. Pernikahan
Kegiatan
Pengelolaan
1.
2.
3.
4.
Pimpinan
Sekretaris
Bendahara
Staf Divisi
1.
2.
3.
4.
Kegiatan
Pemberian Data
dan Informasi
1. Masyarakat
Umum/Pengu
njung
2. Pengelola
1.
2.
3.
Perpustakaan
Kegiatan
Pameran
Kegiatan Sosial
Kewirausahaan
Kegiatan
Service
Kegiatan
Penunjang
1. Masyarakat
Umum/Pengu
njung
2. Pengelola
3. Pelajar
3. Masyarakat
Umum/Pengu
njung
4. Pengelola
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
1. Penjualan
2. Makan &
Minum
3. Perbankan
Pengelola
5. Masyarakat
Umum/Pengu
njung
6. Pengelola
7. Satpam
Melayani Adm
Terima Tamu
Rapat
Menyimpan
Arsip
Menitipkan
Barang
Mencari Buku
Mencari
Informasi
Media Online
Mendaftar
Membaca
Meminjam
Fotocopy
Administrasi
Pameran
Karya Seni
Menyimpan
1.
2.
3.
4.
Melayani
kebutuhan ME
Memarkirkan
kendaraan
Berkunjung
Menjemput
Mejaga
Keamanan
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
Rg. Kontrol
Rg. Persiapan
Rg. Konsumsi
Rg. Seminar
Gudang alat
Lavatory
Rg. Seminar
Gudang alat
Lavatory
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
1.
2.
3.
Rg. Penitipan
Rg. Katalog
Rg. Koleksi
Rg. Baca
Rg. Multimedia
Rg. Registrasi
Rg. Peminjaman
Rg. Fotocopy
Rg. Staf
Gudang Buku
Lavatory
Rg. Pameran
Rg. Koleksi
Gudang Alat
1. Toko Busana
Muslim
2. Toko Buku
3. Toko Souvenir
4. Mini Market
5. Kafetaria
6. Bank Syariah
7. ATM
8. Tempat
Pemotongan
Hewan Qurban
Rg. ME
1.
2.
3.
4.
5.
Parkir Mobil
Parkir Motor
Taman
Rg. Tunggu
Pos Jaga
b. Besaran ruang
Besaran ruang yang dibutuhkan ditetapkan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1) Jumlah / kapasitas pelaku kegiatan yang diwadahi
Ruang
Standar
Sumber
R. Imam/Mihrab
dan Mimbar
PPM
R. Shalat Utama
PPM
R. Serambi Luar
PPM
R. Wudhu Pria
Tempat Wudhu =
0,01 x kapasitas.
Satu tempat wudhu
= 0,9 x 1 = 0,9
2
m /orang
PPM
R. Wudhu
Wanita
Tempat Wudhu =
0,01 x kapasitas.
Satu tempat wudhu
= 0,9 x 1 = 0,9
2
m /orang
PPM
Perhitungan
0,72 x 4 org = 2,88
2
m
Asumsi jemaah
yang akan
ditampung adalah
4000 orang, maka :
2
0,72 m x 4000
2
orang = 2880 m
Asumsi jemaah
yang akan
ditampung adalah
2000 orang, maka :
2
0,72 m x 2000
2
orang = 1440 m
Asumsi jemaah pria
adalah 70 % x
6000 orang = 4200
Tempat Wudhu =
0,01 x 4200 = 42
maka 0,9 x 42 =
2
37,8 m
Asumsi jemaah
wanita adalah 30 %
x 6000 orang =
1800 Tempat
Wudhu = 0,01 x
1800 = 18 maka
2
0,9 x 18 = 16,2 m
Luasan
2,88 m
2880 m
1440 m
37,8 m
16,2 m
R. Toilet
Pria/Urinoir
Jumlah urinoir =
0,003 x kapasitas.
Satu Urinoir = 0,6 x
2
0,8 = 0,48 m /orang
PPM
1 WC untuk 500
orang. 1 WC = 1,25
2
x 2 = 2,5 m /orang
PPM
Toilet wanita
(WC)
1 WC untuk 250
orang. 1 WC = 1,25
2
x 2 = 2,5 m /orang
PPM
R. Electrikal/
audio
NAD
10
Gudang
Asumsi
11
Sirkulasi
TOTAL
6,24 m
20 m
17,5 m
10 m
20 m
890,124
2
m
5340,744
2
m
2) Pengelola
Tabel 15. Besaran Ruang Pengelola Islamic Center di Makassar
No.
1
2
3
4
5
6
Ruang
R. Ketua
R. Sekretaris
R. Kabag adm.
umum
R. Kabag
publikasi
R. Kabag
keuangan
R. Kabag
personalia
Standar
Sumber
Perhitungan
Luasan
NAD
NAD
1 ruang
2
2 ruang, 2 x 10 = 20 m
49 m
2
20 m
12 m
BPDS
1 orang
12 m
12 m
BPDS
1 orang
12 m
12 m
BPDS
1 orang
12 m
12 m
BPDS
1 orang
12 m
49 m
2
10 m
8
9
R. Kabag.
Perijinan,
Properti dan
Maintenance
R. Kabag
pemasaran
R. Staf
administrasi
umum
12 m
BPDS
1 orang
12 m
12 m
BPDS
1 orang
12 m
NAD
2 orang, 2 x 2 = 4 m
4m
NAD
4 orang, 4 x 2 = 8 m
8m
NAD
2 orang, 2 x 2 = 4 m
4m
NAD
2 orang, 2 x 2 = 4 m
4m
NAD
2 orang, 2 x 2 = 4 m
4m
NAD
8m
NAD
4 orang
65 m
NAD
Asumsi untuk 20
2
orang , 20 x 2 = 40 m
40 m
10 m
10 m
0,8 m s/d 2 m
per orang
2
10
R. Staf publikasi
11
R. Staf
Keuangan
12
13
14
R. Staf
Personalia
R. Staf
Perijinan,
Properti dan
Maintenance
R. Staf
Pemasaran
0,8 m s/d 2 m
per orang
2
2
0,8 m s/d 2 m
per orang
2
0,8 m s/d 2 m
per orang
2
0,8 m s/d 2 m
per orang
2
0,8 m s/d 2 m
per orang
15
R. Editor dan
Percetakan
65 m s/d 70 m
16
R. Rapat
0,8 m s/d 2 m
per orang
17
R. Tamu
0,8 m s/d 2 m
per orang
18
R. Arsip
0,27 m
19
R. Istirahat dan
Pantry
20
Locker
21
Toilet
22
Gudang
23
Sirkulasi
5% dari luas
kantor
2% dari luas
kantor
WC pria = 1,8
2
m /unit Urinoir =
2
0,4 m /unit
Wastafel = 0,54
2
m /unit WC
wanita = 1,8
2
m /unit Wastafel
2
= 0,54 m /unit
4% dari luas
kantor
NAD
NAD
NAD
5 % x 298 = 14,9 m
14,9 m
NAD
2 % x 298 = 5,96 m
5,96 m
NMH
2 WC pria (2 x 1,8 = 3,
2
6 m ) 4 urinoir (4 x 0,4
2
= 1,6 m ) 2 wastafel (2
2
x 0,54 = 1,08 m ) 2
WC wanita (2 x 1,8 =
2
3, 6 m ) 2 wastafel (2
2
x 0,54 = 1,08 m )
NAD
4 % x 298 = 11,92 m
2
20% x 341,74 m =
2
68,348 m
Luasan total +
sirkulasi = 341,74 +
2
68,348 = 410,088 m
10,96 m
11,92 m
68,348
2
m
410,088
2
m
Ruang
Standar
Sumber
Perhitungan
Luasan
Asumsi
150 m
NAD
1 kelas = 20 orang,
maka : 1 kelas = 20 x 2
2
= 40 m Kebutuhan
sebanyak 5 kelas,
2
maka : 5 x 40 = 200 m
200 m
NAD
Kebutuhan untuk 20
orang, maka : 1 ruang
2
= 20 x 2 = 40 m
40 m
NAD
Kebutuhan untuk 20
orang, maka : 1 ruang
2
= 20 x 2 = 40 m
40 m
NAD
Kebutuhan untuk 20
orang, maka : 1 ruang
2
= 20 x 2 = 40 m
40 m
NAD
Kebutuhan untuk 20
orang, maka : 1 ruang
2
= 20 x 2 = 40 m
40 m
Hall room
R. Kelas
1,8 m s/d 2 m
per orang
R. Pengajar
1,8 m s/d 2 m
per orang
R. Laboratorium
bahasa
1,8 m s/d 2 m
per orang
R. Laboratorium
komputer
1,8 m s/d 2 m
per orang
R. Laboratorium
Kajian Al Quran
1,8 m s/d 2 m
per orang
Auditorium
0,8 m per
orang
Klinik
0,8 m per
orang
Toilet
WC pria/wanita
2
= 1,8 m /unit
Urinoir = 0,4
2
m /unit
Wastafel = 0,54
2
m /unit
10
Gudang
11
Sirkulasi
CCEF
CCEF
400 m
400 m
NMH
2 WC pria (2 x 1,8 = 3,
2
6 m ) 2 urinoir (2 x 0,4
2
= 0,8 m ) 2 wastafel (2
2
x 0,54 = 1,08 m ) 3 WC
wanita (3 x 1,8 = 5,4
2
m ) 2 wastafel (2 x 0,54
2
= 1,08 m )
11,96 m
Asumsi
20 m
20% x luas
total
20% x 941,96 =
2
188,392 m
188,392
2
m
1130,352
2
m
TOTAL
4) Perpustakaan
Tabel 17. Besaran Ruang Perpustakaan Islamic Center di Makassar
No.
Ruang
Standar
Sumber
Lobby
0,9 m
NAD
R. Penitipan
Asumsi
R. Baca
1,92 m
R. Koleksi
10.000 per 50 m
R. Katalog
1 unit komputer =
2
1x1=1m
R. Audio visual
R. Diskusi
R. Administrasi
R. Fotokopi
70 80 m
Asumsi
Asumsi
NAD
Asumsi
20 25 m
NAD
Asumsi
WC pria/wanita =
2
1,8 m /unit Urinoir
2
= 0,4 m /unit
Wastafel = 0,54
2
m /unit
10
Toilet
11
Gudang
15 s/d 20 m
12
Sirkulasi
NMH
NAD
Perhitungan
10% x jumlah
pengunjung (ruang
baca), maka : 10% x
200 = 20 Sehingga :
2
20 x 0,9 = 18 m
Asumsi untuk loker
2
60/1 m dan petugas
3 orang
200 orang x 1,92 =
2
384 m
Buku yang
dibutuhkan dalam
perpustakaan
adalah 15.000 buku,
maka : N = (15.000
x 50) / 10.000 N =
2
75 m
Komputer yang
dibutuhkan adalah
3, maka : 3 x 1 = 3
2
m
2
70 80 m untuk
menampung 20
orang
Untuk menampung
10 15 orang
2
20 25 m adalah
untuk menampung 8
orang
2 WC pria (2 x 1,8 =
2
3, 6 m ) 2 urinoir (2
2
x 0,4 = 0,8 m ) 2
wastafel (2 x 0,54 =
2
1,08 m ) 3 WC
wanita (3 x 1,8 = 5,4
2
m ) 2 wastafel (2 x
2
0,54 = 1,08 m )
Untuk menampung
2 orang
20% x 686,96 =
2
137,392 m
Luas total + sirkulasi
= 686,96 + 137,392
2
= 824,352 m
Luasan
18 m
30 m
384 m
75 m
3m
80 m
30 m
25 m
10 m
11,96 m
20 m
137,392
2
m
824,352
2
m
5) Ruang Makan
Tabel 18. Besaran Ruang Islamic Center di Makassar
No.
Ruang
Standar
Sumber
Perhitungan
Luasan
NAD
40 orang, maka :
2
40 x 0,9 = 36 m
36 m
240 m
Hall
R. Makan
NAD
Dapur
30% R. Makan
BPDS
30% x 240 = 72 m
Pantry
25% R. Makan
BAER
Counter
12% R. Makan
BAER
28,8 m
Gudang
50% Pantry
BAER
25% x 240 = 60 m
12% x 240 = 28,8
2
m
2
50% x 60 = 30 m
11,96 m
Toilet
Sirkulasi
72 m
60 m
30 m
WC pria/wanita =
2
1,8 m /unit Urinoir
2
= 0,4 m /unit
Wastafel = 0,54
2
m /unit
NMH
2 WC pria (2 x 1,8
2
= 3, 6 m ) 2 urinoir
2
(2 x 0,4 = 0,8 m ) 2
wastafel (2 x 0,54 =
2
1,08 m ) 3 WC
wanita (3 x 1,8 =
2
5,4 m ) 2 wastafel
2
(2 x 0,54 = 1,08 m )
20% x 478,76 =
2
95,752 m
95,752
2
m
478,76 +95,752 =
2
574,512 m
574,512
2
m
TOTAL
6) Hunian (Mess)
Tabel 19. Besaran Ruang Hunian Islamic Center di Makassar
No.
Ruang
Lobby
Hall
R. Receptionist
Standar
Sumber
Perhitungan
NAD
10% x 150= 15 m
NAD
NAD
0,8 s/d 2 m
Luasan
2
15 m
40 orang, maka :
2
40 x 0,9 = 36 m
36 m
Untuk 5 orang,
maka : 5 x 2 = 10
2
m
10 m
TSS
Asumsi pengguna
kamar 150 orang. 1
kamar untuk 3
orang, maka 150 /
3 = 50 kamar.
Luasan kamar yang
dibutuhkan 50 x
2
22,5 = 1125 m
1125 m
NAD
Jumlah yang
dibutuhkan 20,
maka : 2,5 x 20 =
2
50 m
50 m
R. Kamar
Kamar Mandi +
Toilet
Dapur
Asumsi
16 m
16 m
Pantry
Asumsi
10 m
10 m
Gudang
Asumsi
Asumsi untuk 5
orang
20 m
Sirkulasi
20% x 1282 =
2
256,4 m
256,4 m
Luasan total +
sirkulasi = 1282 +
2
256,4 m = 1538,4
2
m
1538,4
2
m
TOTAL
7) Ruang Serbaguna
Tabel 20. Besaran Ruang Serbaguna Islamic Center di Makassar
No.
Ruang
Standar
Hall
Lobby
Loket
5 m per orang
R. Antri loket
5 m per orang
Stage/panggung
Tribun
R. Ganti
R. Kontrol
Sumber
Asumsi
NAD
BAER
BAER
167,22 m
1 m per orang
8m
TSS
Asumsi
Asumsi
Asumsi
Perhitungan
Luasan
300 m
100 m
20 m
20 m
167,22
2
m
400 m
50 m
8m
9
10
11
Gudang
instrumen
Gudang
peralatan
panggung
R. Staf
panggung
12
Toilet
13
Sirkulasi
BAER
30 instrumen, maka
2
: 30 x 0,5 = 15 m
15 m
Asumsi
30 m
NAD
5 orang, maka : 5 x
2
5,5 = 27,5 m
27,5 m
WC pria/wanita =
2
1,8 m /unit Urinoir
2
= 0,4 m /unit
Wastafel = 0,54
2
m /unit
NMH
4 WC pria (4 x 1,8
2
= 7,2 m ) 6 urinoir
2
(6 x 0,4 = 2,4 m ) 4
wastafel (4 x 0,54 =
2
2,16 m ) 8 WC
wanita (8 x 1,8 =
2
1,44 m ) 4 wastafel
2
(4 x 0,54 = 2,16m )
28,31 m
20% x 1166,03 =
2
233,206 m
233,206
2
m
1166,03 + 233,206
2
= 1399,236 m
1399,236
m2
TOTAL
8) Pos Keamanan
Tabel 21. Besaran Ruang Pos Keamanan Islamic Center di Makassar
No.
Ruang
Pos pusat
Pos penjagaan
Standar
2
5 m per orang
2
5 m per unit
Sumber
-
TOTAL
Perhitungan
5 orang, maka : 5 x
2
5 = 25 m
5 unit, maka : 5 x 5
2
= 25 m
25 + 25 = 50 m
Luasan
25 m
25 m
50 m
Ruang
Standar
61 m
Sumber
Perhitungan
Luasan
TSS
61 m
Loading dock
R. Genzet
Asumsi
40 m
R. Pompa
Asumsi
30 m
R. Mesin AC
Asumsi
70 m
R. Trafo listrik
Asumsi
20 m
Tandon air
Asumsi
30 m
Gudang
15 s/d 20 m
NAD
Untuk 2 orang
160 mobil, maka
160 x 12,5 = 2000
2
m 720 motor,
maka : 720 x 2,1 =
2
1512 m , bus =80,
maka 80 x 45
2
2
m =3600 m
20% x 7112 =
2
1422,4 m
Parkir
Sirkulasi parkir
NAD
TOTAL
15 m
7112 m
8800,4 m
Luasan
Masjid
5340,744 m
Pengelola
410,088 m
PPP
1130,352 m
2
2
Perpustakaan
824,352 m
Ruang Makan
574,512 m
Hunian
1538,4 m
R. Serbaguna
8
9
Pos Keamanan
Servis dan Parkir
TOTAL
1399,236 m
50 m
2
8800,4 m
2
20068,084 m
1422,4 m
No.
: Semi publik
: Semi publik
: Semi publik
: Privat
: Semi publik
: Publik
: Publik
: Publik
: Servis
b. Pengelompokan ruang
1) Zona publik dan zona semi public, kedua zona ini
berhubungan erat karena pengunjung dapat melakukan
kegiatan di kedua zona ini walaupun untuk melakukan
kegiatan di zona semi publik diperlukan persyaratan tertentu.
Karena itu dalam perencanaanya, kedua zona ini harus
diletakkan secara berdekatan.
d) Ruang pengelola
Lobby
Rg. Pimpinan
Rg. Sekretaris
Rg. Bendahara
Rg. Bg. Administrasi
Rg. Bag.Humas
Rg. Staf Divisi
Rg. Tamu
Rg. Rapat
Rg. MUI
Rg. BASIZ
Rg. Arsip
Rg. Keamanan
Rg. Cleaning Servis
Gudang
Lavatory
e) Ruang perpustakaan
Rg. Penitipan
Rg. Katalog
Rg. Baca
Rg. Koleksi
Rg. Peminjaman
Rg. Registrasi
Rg. Multimedia
Rg. Fotocopy
Rg. Staf
Gudang
Lavatory
f) Ruang pameran
Rg. Pameran
Rg. Workshop
Rg. Koleksi
Gudang
b. Interior
1) Pada ruang ibadah, harus memberikan kesan suci, khusyu
dan agung. Kesan suci bisa didapatkan dengan warna putih
serta warna-warna alam pada dinding dan keramik, dan
didukung oleh ornnamen kaligrafi pada dindingnya.
2) Pada
ruang
pendidikan
dan
pelatihan,
serta
ruang
ruang
pameran,
dengan
mempertimbangkan
ruang
yang
menampung
peralatan
dan
ruang,
misalnya
untuk
kegiatan
pendidikan
b) Kemudahan pelaksanaan.
c) Daya tahan yang tinggi terhadap api dan cuaca.
Sistem supertstruktur yang direncanakan yaitu dengan
menggunakan sistem struktur lipatan, plat beton yang
diberikan lapisan water proofing, atap perisai, dan atap hijau.
6. Utilitas
a. Sistem pencahayaan
1) Pencahayaan alami
Pada bangunan Islamic Center ini, pencahayaan alami
diupayakan semaksimal mungkin, dimana antara pukul
08.00-18.00 intensitas cahaya matahari masih dianggap
cukup merata. Untuk menghindari efek silau dan panas
digunakan material kaca dengan daya serap radiasi yang
tinggi serta oversteak.
Untuk ruang belajar, penerangan alami dimanfaatkan
semaksimal mungkin, sedangkan untuk ruang tertentu
dengan pertimbangan dari segi pemakaian per-alatan yang
membutuhkan
pengaturan
kelembaban
udara
maka
= 1/8 1/6
b) Ruang Administrasi
= 1/6 1/5
c) Ruang belajar
= 1/6 1/5
d) Ruang makan
= 1/5 1/3
e) Gudang
= 1/10 1/5
2) Pencahayaan buatan
Guna menciptakan kesan
konsep
pencahayaan
yang
menggunakan
jenis
lampu
dan
penempatannya.
Untuk
sebagai penerangan
pada
= 50 70 fc
b) Ruang pameran
= 15 30 fc
c) Hall
= 10 20 fc
d) Dapur
= 30 50 fc
e) Kegiatan santai
= 10 20 fc
f) Open space
= 15 30 fc
fasilitas
publik
yang
menerapkan
jenis
yang
memiliki
sensor
yang
dapat
mengukur
Pengolahan
Sampah
Penjualan
Sampah anorganik
Gambar 34. Skema Sistem Pengolahan Sampah
Sumber : Hasil Analisa, 2013
Panel cabang
Massa bangunan
Genset
Gambar 35. Skema Sistem Jaringan Listrik
Sumber : Hasil Analisa, 2013
h. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi meliputi area pelayanan kedalam (intern)
dan keluar bangunan. Untuk komunikasi didalam (intern) yang
mencakup unit-unit kegiatan perwadahan dapat menggunakan
sistem intercom, untuk petugas dan staf pengelola demi
kelancaran koordinasi pelayanan diluar ruangan dapat menggunakan walkie talkie. Sedangkan untuk komunikasi keluar
(ekstern) dengan menggunakan fasilitas.
1) Telepon
2) PMBX (Private Manual Branch Exchange) untuk hubungan
ke luar bangunan tanpa operator.
3) PABX
(Private
Automatic
Branch
Exchange)
untuk
ruang-ruang
mesin,
pompa,
dan
lain-lain.
fire
house
cabinet
dengan
hydrant
sepanjang
bangunan.
2) Penangkal bunyi, berupa konduktor yang ke bawah dan
dihubungkan dengan massa
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
PERHITUNGAN KEBUTUHAN PARKIR
Sumber
: www.buyastudio.blogspot.com
Perhitungan Parkir
Pengunjung
Pengunjung kendaraan
(4.000 orang)
(2.000 orang)
Pengunjung Biasa
Pengunjung Rombongan
(60%x4.000 = 2.400
orang)
(40%x4.000= 1.600
orang)
1 bus = 20 orang,
1.600/20= 80 bus.
45m2/bus, 80 x 45 =
3.600 m2
Perhitungan Parkir
Pengelola (30
orang)
Pengunjung Naik
Mobil, 60 % x 30 =
18 orang
Pengunjung Naik
Motor, 40 % x 30 =
12 orang
parkir service,
direncanakan 3
buah mobil box
standar 1 mobil
box = 17,25M
1 mobil = 2 orang,
18/2 = 9 mobil, 1
mobil = 10,35 m2,
9 mobil = 93,15 m2
1 motor = 2 orang,
12/2 = 6 motor, 1
motor = 2 m2, 6
motor = 12 m2
total kebutuhan
parkir service = 3 x
17,25 = 51,75 M
LAMPIRAN 2
PERENCANAAN AIR BERSIH
Sumber
Bak Penampungan :
Luas Bak
= 864
Air Bersih
LAMPIRAN 3
ATAP EKOLOGIS
Sumber
: www.google.com
LAMPIRAN 4
KONSEP PERANCANGAN
Sumber
LAMPIRAN 5
RUANG SIRKULASI HORISONTAL
Sumber
LAMPIRAN 6
UKURAN TUBUH MANUSIA SESUAI DENGAN KEBUTUHAN TEMPAT
Sumber
LAMPIRAN 7
JENIS DAN UKURAN TANAMAN PADA LANSEKAP
Sumber
MPIRAN 8
STANDAR AREA PARKIR
Sumber
LAMPIRAN 9
MENGHITUNG POSISI ARAH KIBLAT KOTA MAKASSAR
Sumber
: www. didimathscienctech.blogspot.com
Sisi a = 90- (- 5 8) = 95 8
Sisi b = 90 21 25 = 68 35
Sudut c = 119 27 39 56 = 79 31
Catatan :
1. Perhitungan harus menggunakan Kalkulator dan berpedoman pada
data Astronomi (Ilmu Falaq)
2. Bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiyah dan akademis