Effective Communication
Effective Communication
Part 1 Introduction
Starring:
Brian as physician
Emma as patient with Creutzfeldt-Jakob disease
Logan as Emmas loyal husband
Perawat as nurse
dr. Brian : Sebelumnya sudah pernah ke dokter dan diberikan obat tertentu pak?
Logan : Belum dok, ini yang pertama saya bawa karena sebelumnya istri saya
enggan untuk diajak kedokter.
dr. Brian : Baiklah pak, untuk saat ini saya masih harus melakukan beberapa
pengecekan untuk mengetahui apa yang diderita istri anda. Nah, untuk sementara
waktu itu saya harap semoga bapak bisa tenang.
Logan : Permintaan dokter agak sedikit susah dok, susah sekali buat saya untuk
tenang karena saya merasa tiap hari saya semakin kehilangan istri saya dok. (suara
mulai serak) Dia sudah bukan lagi orang yang dulu saya kenali, saya tidak tahu apa
yang harus saya lakukan kalau sampai dia kenapa-napa.
dr. Brian : Memang sulit sekali untuk tenang di saat-saat seperti ini, tetapi pikiran
bapak harus tetap jernih supaya bapak bisa berpikir logis dan membantu menjaga
istri bapak. Jangan hilang harapan pak, saya akan berusaha semaksimal mungkin
untuk membantu istri bapak. Banyak berdoa ya pak, semoga istri bapak tidak
menderita hal yang serius. Bu, semangat ya bu. Ibu harus sembuh, kasihan tuh si
bapak (sambil tersenyum)
dr. Brian : Pak, akan saya buatkan surat pengantar lab sama MRI ya. Bapak bisa
tunggu diluar, nanti perawat yang akan membawakan suratnya ke bapak.
Logan : Terimakasih ya dok.
dr. Brian : Sama-sama pak, cepat sembuh ya bu (menjabat tangan Logan dan
Emma)
Part 2 Penyampaian yang Baik
(Sebuah ruangan putih bersih yang terletak di sebuah rumah sakit ternama. Brian
dan Emma memasuki ruangan dokter)
dr. Brian : (Berdiri dari kursinya sembari mengulurkan tangan) Selamat pagi, ibu
dan bapak. Apa kabar?
Logan : ( Menjabat tangan dokter) baik, dok
dr. Brian : Ibu, gimana? Apa kabarnya bu?
Emma : (Kepala tertunduk ke bawah dan tidak menjawab dokter)
dr. Brian : Oke. Hari ini saya akan membahas hasil pemeriksaan MRI dari Ibu
Emma.
dr. Brian : Jadi begini. Kami mendeteksi bahwa ada protein yang mengganggu
bagian dari otak istri anda. Protein tersebut dapat berasal dari konsumsi daging
import yang terkena penyakit sapi gila. Protein tersebutlah yang membuat istri anda
merasa depresif dan suka menyendiri.
Logan : Hah? Maksudnya apa ya dok?
dr. Brian : Iya pak. Jadi ibu anda menderita suatu penyakit yang bernama penyakit
Crutzfeld-Jakob atau. Penyakit ini sangat langka sekali dijumpai namun cukup
mematikan
Logan : Kalau begitu apa yang bisa kami lakukan?
dr. Brian : Maaf pak. Untuk sekarang kami belum menemukan obatnya.
Logan : Jadi bagaimana dok? Tapi istri saya bakal baik-baik saja kan?
dr. Brian : Tidak ada cara baik untuk mengatakannya, tapi bapak harus tau apa
yang akan terjadi kedepannya. Masa depan istri anda tidak terlalu baik. Gejalanya
hanya akan menjadi lebih buruk. Semakin lama, ibu Emma hanya akan menjadi
lebih menyendiri dan frekuensi kejangnya akan menjadi lebih sering.
Logan : (Memperlihatkan muka yang kebingungan)
dr. Brian :Penyakit ini fatal. Biasanya pasien hanya mempunyai waktu 6 sampai 8
bulan. Jika beruntung, pasien dapat bertahan selama 1 sampai 2 tahun. Biasanya
karena infeksi, gagal jantung atau kerusakan pada sistem pernapasan.
Logan : Benar dok? Tidak ada yang bisa saya lakukan? TIdak ada?
dr. Brian : Maafkan saya, tapi tidak ada jalan lainnya. Sekarang saya akan
memberikan beberapa obat yang bisa meredakan gejalanya. Bapak jangan putus
asa, banyak berdoa ya pak tidak ada yang mustahil. Istri bapak kalo bisa dibuat
senyum terus pak, kalo bisa keluarga berkumpul untuk lebih membuat ibu Emma
tenang. Maaf untuk pembawa berita ini. Jika ada hal lain yang ingin anda tanyakan,
silahkan hubungi saya.
Logan : (menangis) baiklah dok. Terimakasih banyak ya dok atas bantuan dokter
terhadap istri saya.
dr. Brian : Sama-sama pak. Senang bisa membantu bapak sekeluarga.
Loga, Emma, dr. Brian : (berjabat tangan)