BAB I
PENDAHULUAN
Ditinjau dari segi administrasi, PT. Alas Kusuma berlokasi di unit industri
Kumpai, Desa Kuala Duala, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu
Raya, Propinsi Kalimantan Barat.
2
1. Segi Teknis
2. Segi Ekonomi
1.2 Tujuan
1.2.1 TujuanUmum
a. Untuk mengetahui sistem dan cara kerja hidrolik pada mesin cold press.
b. Untuk mengetahui komponen komponen dari setiap mesin cold press.
BAB II
PT.Harjohn Timber lebih dahulu berdiri yaitu pada tahun 1984 sedangkan
PT.Sari Bumi Kusuma berdiri pada tahun 1988 yang didirikan oleh Bapak Suhadi
selaku Chairman dari Group Alas Kusuma. Alas Kusuma ini merupakan
perusahaan milik keluarga. Pada awalnya perusahaan ini merupakan perusahaan
berbentuk sawmill, kemudian berkembang seiring berjalannya waktu perusahaan
ini menjadi perusahaan yang besar dengan berbagai macam-macam produk sesuai
kebutuhan konsumen.
1. Direktur
Direktur bertanggung jawab terhadap seluruh entitas yang tergabung dalam
perusahaan PT. Harjohn Timber.
2. Kepala Pabrik
Jabatan Kepala Pabrik dipegang oleh yang memiliki pengetahuan yang baik
tentang proses produksi, kemampuan manajerial yang handal dan mampu untuk
memimpin perusahaan. Kegiatan utama dari Kepala Pabrik adalah mengatur dan
memutuskan solusi suatu masalah demi kelancaran jalannya perusahaan, serta
memimpin seluruh kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tidak cuma itu Kepala Pabrik juga memberikan pedoman umum yang
dipakai dalam penyusunan anggaran perusahaan baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang.
3. Departemen Administrasi
Kepala departemen administrasi bertanggung jawab atas :
a. Koordinasi pembuangan limbah padat dan penjualan barang bekas dari pabrik.
b. Pemenuhan sistem manajemen lingkungan dan kebijakan perusahaan serta
tujuan dan sasaran yang dicapai.
c. Koordinasi dalam usaha kebersihan, keselamatan dan kesehatan dilingkungan
kerja.
d. Koordinasi aktifitas training dan koordinasi dalam keadaan darurat.
e. Penangananarea penyimpanan barang bekas dalam pabrik.
f. Penyimpanan dan pengawasan penyimpanan untuk barang barang masuk.
g. Koordinasi empat sub-departemen ( seksi ) dibawahnya yaitu :
1) Seksi Personalia/HumanResorce
Seksi ini menanggani keperluan yang berhubungan dengan karyawan
karyawan pabrik seperti recruitment, training, promotion, payroll dan
turnover serta masalah masalah mengenai karyawan pabrik.
2) Seksi Gudang Material
Seksi ini bertanggung jawab dalam pendistribusian bahan baku dan
bahan penunjang yang dibutuhkan dalam kebutuhan.
3) Seksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Seksi ini bertanggung jawab terhadap kesehatan dan keselamatan
kerja setiap karyawan baik dalam jam kerja maupun diluar jam kerja.
4) Seksi GeneralAffair
Seksi ini bertanggung jawab terhadap hal hal yang berhubungan
dengan humas, environmen ( lingkungan yang bersih, pertamanan dan lain
lain ), serta purchasing yaitu mengenai pembelian bahan penunjang produksi
untuk keperluan produksi perusahhan.
8
1) Seksi StockPreparation
Bertanggung jawab mempersiapkan bahan baku dengan
menambahkan bahan bahan sehingga memenuhi standar untuk diproses
lebih lanjut di papermachine.
2) Seksi PaperMachine
Bertanggung jawab dalam melaksanakan dan mengawasi proses produksi.
6. DepartemenFinishing dan Converting
Departemen ini melakukan pengawasan terhadap proses pensortiran
pengolahan dan pengepakan produk yang dihasilkan.
Departemen ini membawahi seksi :
a. Seksi finishing
Bertanggung jawab dalam menghasilkan produk akhir.
b. Seksi converting
9
Proses produksi kayu lapis dengan tahapan tahapan proses dan operasi
akan dijelaskan di bawah ini dengan singkat.
Diagram alir produk dan tahap tahap proses produksi tersebut adalah sebagai
berikut :
A. Log Pond
Bahan baku kayu lapis adalah kayu bulat yang berupa kayu
gelondongan. Kayu tersebut didatangkan dari hutan, kemudian dibawa ke
pelabuhan kayu melalui sungaisungai dalam bentuk rakit. Setelah sampai
ditujuan, kayu-kayu tersebut dipersiapkan di log pond kemudian disortir, lalu
diserahkan ke bagian pemotongan kayu sesuai dengan permintaan di dalam
rencana produksi.
B. Penyortiran
Kayu bulat sebelum di potong, harus dilakukan pensortiran sesuai
dengan jenis kayu dan kelas (grade) nya. Jenis kayu dipisahkan untuk diolah
dalam proses produksi sesuai dengan persyaratan dalam kontrak penjualan.
Kelas kayu bulat dibagi atas :
11
yang akan dibuat menjadi core. Berdasarkan alasan diataslah, face sangat
diprioritaskan dalam setiap pengupasan log untuk menghasilkan finir.
G. Reeling ( Penggulung Finir )
Face, Back, ataupun Coreyang digulung oleh roll besi ataubobbin,
kemudian diangkat dan disusun di mesin penggulung yaitu reeling dan siap
untuk dikeringkan oleh mesin pengering kontinyu yaitu continuos dryer. Finir
yang digulung di reeling adalah finir dengan jenis kontinyu ( tidak berupa
potongan finir ).
H. Arisun Clipper ( Mesin Potong Finir Basah )
Potongan-potongan finir yang dihasilkan ketika pengupasan kayu dan
yang tidak dapat digulung pleh bobbin, akan dipotong oleh mesin pemotongan
finir basah atau Arisun Clipper. Hasil dari potongan tersebut disusun
bertumpuk diatas papan alas dan siap dikeringkan di mesin pengering roll atau
roll dryer.
I. Countinous Dryer ( Mesin Pengering Kontinyu )
Finir yang digulung di reeling akan disusun dikeringkan di countinous
dryer dengan bermaksud untuk menurunkan kadar air yang terkandung didalam
finir hingga mencapai kadar air yang dipersyaratkan. Finir-finir yang telah
kering kemudian akan dipotong-potong sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan. Pemotong ini dilakukan oleh mesin potong automaticmenggunakan
sensor yaitu auto clipper. Sesuai dengan namanya, countinus dryer
menggunakan belt conveyor dalam sistem transportasi finir yang dikeringkan.
J. Roller Dryer ( Mesin Pengering Roll )
Roller Dryer ini berfungsi untuk mengeringkan core yang umumnyan
lebih tebal jika dibandingkan dengan ketebalan face/back sehingga dicapai
kadar air finir yang sesuai dengan yang dipersyaratan. Finir-finir yang akan
hendak dikeringkan akan dialirkan diantara roll-roll yang akan memberikan
tekanan terhadap finir tersebut, sehingga finir kering yang keluar tidak akan
bergelombang. Finir hasil keluaran dari roller dryer ini, dapat berupa finir
dengan ukuran utuh sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
K. Core Builder ( Mesin Penyambung Core )
Potongan-potongan core yang kecil hasil pengeringan dari roller dryer
akan disambung menjadi lembaran besar (One Piece Core) sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan. Proses penyambungan ini dilakukan oleh mesin
penyambung core yaitu core builder. Prinsip kerjanya adalah dengan memotong
bagian core yang tidak diperlukan kemudian menyambung Poly Core-Poly
13
Core menjadi suatu bagian dengan size tertentu, dengan benang yang ditempel
di permukaan poly core sehingga poly core yang terpisah akan menjadi satu
lembar core.
L. Back Composer( Mesin Penyambung Back)
Finir potongan-potongan kecil hasil keluaran dari continous dryer yang
merupakan sisa-sisa dari potongan otomatis, perlu disambung sehingga
diperoleh ukuran finiryang sesuai dengan ketentuan. Penyambungan finir-finir
potongan kecil ini dilakukan oleh mesin penyambung back composer. Finir-finir
hasil sambungan ini umumnya adalah berupa back ..
M. Reparasi Face/Back
Finir face/back hasil pengeringan countinous dryer setelah dipotong
auto clipper akan menghasilkan finir kering yang merupakan potongan utuh
sesuai potongan yang ditentukan. Finir-finir ini harus disortir untuk
memisahkan finir face atau finir back, dan jika perlu dilakukan reparasi atau
perbaikan bila dijumpai adanya cacat yang akan mempengaruhi mutu. Cacat
pada finir ini biasanya berupa finir yang koyak atau bolong, untuk
mereparasinya dilakukan penambalan dengan menggunakan finir-finir kecil
dengan ketebalan dan jenis kayu yang sama.
N. Reparasi Core
Finir core yang merupakan hasil keluaran dari mesin core builder
maupun one piece core, semuanya harus diperiksa untuk memastikan bahwa
tidak ada core yang tidak memenuhi persyaratan yang ditemukan untuk
ditentukan ke proses selanjutnya. Cara reparasi pada core sama prinsipnya
dengan reparasi pada face/back
O. Face/Back setting
Finir face dan back yang telah disortir dan diperbaiki kemudian diatur
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, sehingga akan mendukung aktifitas
proses produksi selanjutnya baik dalam segi kuantitas maupun dalam segi
kualitas. Selain itu tujuan dari setting adalah menempatkan susunan atau urutan
face/back yang akan dibawa ke glue spreader, dimana face, back, dan core akan
dirakit menjadi kayu lapis atau plywood.
P. GlueMixer
Mesin pengaduk yang mempersiapkan campuran lem yang terdiri dari
campuran lem mentah, tepung terigu, hardener, dan bahan lainnya.
Pencampuran ini dilakukan sesuai dengan formula campuran yang telah
14
ditentukan dan instruksi kerja yang dikeluarkan oleh PPC (Production Planning
Control ).
Q. Gluespreader
Mesin ini merupakan tempat perakitan panel, finir core yang diberikan
campuran lem pada permukaan bawah dan atasnya oleh mesin ini, sedangkan
face/back akan dilapiskan di atas dan di bawah core tersebut.
sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Produksi yang telah digrading akan
diteruskan ke bagian packing.
X. Packing ( Pengemasan )
Produk akhir yang akan dikirim kepada konsumen, ditangani dan
dikemas sedemikian rupa sehingga dapat terhindar dari kerusakan kerusakan.
16
BAB III
KARYAWAN 1 KABAG
MAINTENANCE
4 2
TEKNISI 3 2
PENGAWAS
Keterangan:
maintenance untuk melakukan pengecekan di Lokasi PT. Harjohn Timber dan PT.
Sari Bumi Kusuma.
b. Kabag maintenance memberitahukan kepada Pengawas bahwa ada laporan
kerusakan.
c. Pengawas memerintahkan kepada teknisi untuk melakukan perawatan atau
perbaikan di lokasi kerusakan.
d. Teknisi menerima perintah, dan menyiapkan alat-alat yang diperlukan, lalu pergi ke
lokasi (tempat dimana terjadinya kerusakan atau gangguan), sampai dilokasi teknisi
menghubungi karyawan yang bersangkutan. Setelah itu dilakukan pengecekan, dan
bila kerusakan tidak cukup parah maka langsung dilakukan perbaikan di tempat,
dan jika kerusakan cukup parah atau persediaan (sparepart) tidak ada maka
perbaikan ditunda.
3.3 Peralatan Pendukung Proses Perawatan
a. Alat-alat untuk perbaikan
Peralatan yang umum digunakan untuk membantu proses perbaikan/perawatan
seperti, kunci ring, kunci pas, kunci inggris, kunci shock, screw driver/obeng, palu,
dll.
b. Toolbox
Sebagai tempat untuk membawa peralatan-peralatan perbaikan.
3.4 Personil Pendukung Proses
PT. Harjohn Timber dan PT. Sari Bumi Kusuma, tepatnya di bagian
Maintenance saat ini memiliki karyawan teknisi sebanyak 31 personil dan terbagi
dalam beberapa bagian yaitu:
a. Pengawas Mesin : 2 Personil
b. Pengawas Listrik : 2 Personil
c. Kasie Maintenance Teknik : 1 Personil
d. Kasie Miantenance Listrik : 1 Personil
e. Teknisi Mesin : 15 Personil
f. Teknisi Listrik : 10 Personil
Setiap teknisi dapat menangani semua kerusakan yang ada, dan dapat bekerja
sama untuk menutupi kekurangan masing-masing individu. Sehingga teknisi yang
belum terlalu menguasai suatau alat yang akan diperbaiki dapat dibantu oleh yang
lebih menguasai alat tersebut. Adapun pekerjaan yang sering ditangani atau dikerjakan
oleh teknisi Maintenance ialah sebagai berikut: instalasi listrik/jaringan, perbaikan
atau perawatan mesin, perawatan dan perbaikan genset, penggantian atau perbaikan
lampu di pabrik maupun di sekitar area pabrik, dan masih banyak lagi.
18
BAB IV
Pada bagian ini penulis di bimbing dan diajarkan oleh pembimbing lapangan dan
teknisi untuk mengetahui jenis-jenis mesin dan komponen mesin.
b. Perawatan dan perbaikan
Pada bagian ini penulis ditugaskan untuk melakukan perawatan mesin yang
mengalami masalah, penulis dibimbing oleh teknisi maupun pembimbing lapangan
di perusahaan pada saat melakukan pekerjaan perawatan mesin tersebut, sehingga
hasil pekerjaan yang dikerjakan dapat memenuhi persyaratan dan kepuasan.
c. Analisa kerusakan
Pada bagian ini penulis diberikan pengetahuan dalam menganalisa kerusakan-
kerusakan pada mesin serta cara untuk mengatasi kerusakan-kerusakan yang terjadi.
4.2 Lingkup Pekerjaan
Teknik Maintenance bertugas untuk melakukan perawatan dan perbaikan pada
setiap unit mesin yang bearada di lingkup PT. Harjohn Timber dan PT. Sari Bumi
Kusuma. Kegiatan perbaikan dan perawatan biasanya dilakukan di tempat terjadinya
kerusakan namun jika keadaan tidak memungkinkan untuk melakukan perawatan atau
perbaikan di tempat kejadian kerusakan tersebut, maka alat akan di bawa ke workshop
untuk dilakukan perawatan atau perbaikan.
4.3 Tugas Selama Praktik
Di hampir setiap pekerjaan pada PT. Harjohn Timber dan PT. Sari Bumi
Kusuma menggunakan mesin. Jadi sering terjadi laporan-laporan kerusakan atau
gangguan pada mesin. Selama proses praktik industri perawatan pada mesin cold press
tidak begitu maksimal yang dilakukan oleh teknisi perusahaan. Dan pada laporan ini
penulis akan membahas tentang perawatan sistem hidrolik pada mesin cold press.
4.3.1 Mesin Cold Press (Penempa Dingin)
Face/back dan coreyang telah diberi lem dan setelah dirakit cukup satu
tumpukkan, maka tumpukkan ini harus dilakukan pengepresan awal di mesin
coldpress. Tujuan dikempa adalah agar lem yang berada di permukaan core
masuk kedalam pori pori finir face/back ataupun core sendiri, sehingga
diperoleh daya rekat yang besar. Bahan baku yang telah dilaburi perekat
dimasukkan kedalam mesin kempa dingin.
Susunan bahan kayu lapis yang akan dikempa harus rapi sehingga
penekanannya merata pada seluruh permukaan. Pengempaan berlangsung pada
tekanan spesifik sekitar 10 kg/cm selama 15 menit. Hasil pengempaan dingin
diperiksa bila ada yang melipat, tumpang tindih atau bergeser kemudian
diperbaiki. Apabila ada sisa finir yang menempel dibersihkan. Mesin kempa
dingin terdiri dari satu celah, sekarang ada yang 4 celah maksudnya agar
penekanan lebih merata ke seluruh bahan yang dikempa (press).
20
mesin Cold press di PT.harjohn Timber dan PT. Sari Bumi Kusuma
memiliki dua cara kerja yaitucara kerja manual dan cara kerja secara otomatis,
dari rangkaian diatas dapat dijelaskan kedua cara kerja mesin tersebut yaitu
sebagai berikut :
1. Pompa Hidrolik
22
2. Valve Kontrol
Valve kontrol pada sebuah sistem hidrolik, selain berfungsi untuk mengatur
besar tekanan yang digunakan, juga berfungsi untuk mengatur arah aliran dari
fluida hidrolik. Arah aliran yang dimaksud adalah berhubungan dengan
sistem aktuator. Arah gerakan yang diinginkan pada aktuator dikontrol oleh
arah aliran dari fluida hidrolik, arah aliran inilah yang diatur oleh valve
kontrol. Valve kontrol yang berfungsi untuk mengatur arah aliran biasa
disebut dengan solenoid valve, sedangkan yang untuk mengatur besar tekanan
biasa disebut pressure regulating valve.
3. Aktuator
Aktuator sistem hidrolik adalah komponen yang melakukan aksi atau
meneruskan daya dari pompa untuk melakukan kerja.
4. Resevoir
Sebagai tempat penyimpanan fluida hidrolik untuk mengakumulasi perubahan
volume fluida pada saat sistem bekerja. Pada tangki hidrolik juga didesain
adanta suatu sistem untuk memisahkan udara dari fluida hidrolik, karena
adanya udara di dalam fluida dapat mengganggu kerja sistem.
5. Akumulator
Alat ini berfungsi sebagai penyimpan energi tekanan pada fluida hidrolik
dengan menggunakan gas. Alat ini termasuk alat tambahan yang tidak semua
23
Perawat Sistem Hidrolik Pada Mesin Cold Press akan menghabiskan biaya
yang sangat besar. Namun tidak demikian jika perawatan tersebut dilakukan berkala
dan ditangani oleh tenaga ahli, maka mesin akan menjadi lebih awet.
24
Perawatan terbaik pada mesin cold press harus dilakukan dengan cara
membuat jadwal perawatan secara berkala, selain dapat memantau kondisi mesin
dengan maksimal, secara otomatis juga akan membuat biaya perbaikan lebih murah.
Perawatan berkala untuk sistem hidrolik pada mesin cold press dapat dilakukan
sebagai berikut :
Kebocoran Oli
Semua jenis mesin hidrolik harus diperiksa karena kebocoran yang sangat
kecil pun dapat menimbulkan masalah yang sangat besar. Fittingyang longgar harus
dikencangkan dan bersih dari bocoran oli. Memelihara kebersihan mesin akan
membantu untuk masalah kebocoran oli yang mungkin terjadi.
Level Oli
Sebelum menggunakan mesin, periksa terlebih dahulu keadaan level oli.
Selalu perhatikan petunjuk pemakaian oli pada mesin, sehingga dapat menentukan
jenis oli yang harus digunakan.
Sekrup sekrup Longgar
Pada masalah ini merupakan masalah yang besar, jika dibiarkan tanpa
penanganan yang berkala atau dijadwalkan. Ada beberapa yang terjadi yaitu, alan
menimbulkan getaran dan guncangan yang dapat melonggarkan sekrup sekrup di
sekitar bidang tooling.
Guided Plantens
Beberapa bushing fitting harus memiliki film yang tipis pada rod.
Pelumasan yang berlebihan dapat menimbulkan akumulasi kotoran dan keausan
prematur bearing. Bushing lainnya mempunyai fitting jenis katup dengan
pemeriksaan dimana fraft diintragiskan menjadi perunggu. Bushing ini memerlukan
pemeliharaan yang sangat sedikit. Jangan pernah menggunakan gemuk untuk jenis
bearing ini.
Suhu Pemanas
Setelah mesin dipanaskan hingga temperatur beroperasi, periksa suhu pada
oli. Idealnya dengan temperatur tersebut adalah 48 derajat celcius.
Light Curtains
25
Waktu Service
Komponen
Haria Minggua Bulana 6 Tahuna
Mesin Keterangan
n n n Bulan n
frame machine X Bersihkan
Ram X Bersihkan
Bed X Bersihkan
Motor
penggerak X Service
Pompa oli X Service
Cek volume
fluida/oli X oli
Piston X Bersihkan
Bushing X Bersihkan
Deck roll X Bersihkan
Gambar 4.3. Table Perawatan
4.5 Pemeliharaan Pencegahan
Pemeliharaan pencegahan dari sistem hidrolik yang sangat dasar dan sederhana
dan jika diikuti dengan benar dapat menghilangkan kegagalan komponen hidrolik.
Pemeliharaan preventif disiplin dan harus diikuti seperti dalam rangka untuk
mendapatkan hasil. Kita harus melihat program AM sebagai kegiatan yang
berorientasi kinerja dan bukan berorientasi. Banyak organisasi memiliki prosedur AM
baik tetapi tidak memerlukan personil pemeliharaan untuk mengikuti mereka atau
menahan mereka bertanggung jawab untuk pelaksanaan yang tepat dari prosedur ini.
Dalam rangka mengembangkan program pemeliharaan preventif untuk sistem,
harus mengikuti langkah-langkah ini:
26
1. Planned Maintenance
27
1. Cleaning
Pekerjaan pertama yang paling mendasar dalam maintenance
adalah membersihkan (cleaning) peralatan/mesin dari debu maupun
kotoran kotoran lain yang mengganggu.
Pekerjaan ini sering diabaikan orang karena dianggap tidak
penting, dan hanya dianggap sebagai kotoran yang mengganggu tampak
luarnya saja.
Padahal sebenarnya debu yang menempel pada permukaan
mesin merupakan inti bermulanya proses kondensasi dari uap air yang
berada di udara sebagai awal terjadinya korosi.
2. Inspection
Inspection adalah tindakan pengecekan atau pemeriksaan secara
berkala kondisi suatu peralatan atau alat bantu untuk mendapatkan
informasi tentang keadaan mesin atau alat bantu tersebut yang hasilnya
dapat digunakan untuk pertimbangan dalam melakukan kegiatan
perawatan selanjutnya.
3. Small Repair
Small Repair adalah suatu tindakan perawatan ringan yang
menitik beratkan pada bagian terkecil (komponen) dari suatu mesin.
Kegiatan small repair merupakan perbaikan tindak lanjut dari kerusakan
ringan yang ditemukan pada waktu kegiatan inspeksi dan tidak
memerlukan waktu dan biaya yang tinggi.
4. Shutdown
Shutdown adalah pemeliharaan yang hanya dilakukan selama
mesin tersebut berhenti beroperasi atau mesin tersebut terpaksa
diberhentikan karena kerusakan yang serius.
B. Corrective Maintenance
Yaitu tindakan yang dilakukan terhadap mesin untuk mengendalikan
ke posisi semula akibat mengalami kerusakan atau karena tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Tindakan yang lebih cenderung tidak terjadwal ini
dilakukan setelah ditemukan kerusakan atau tidak berfungsi dengan normal.
Yang termasuk dalam kegiatan Correctiv maintenance adalah
Shutdown dan Breakdown maintenance yang di dalamnya sudah termasuk
minor overhoul (semi overhoul) dan mayor overhoul (general overhaoul).
1. Shutdown Maintenance
Shutdown Maintenanceadalah pemeliharaan yang hanya
dilakukan selama mesin tersebut berhenti beroperasi atau mesin tersebut
terpaksa diberhentikan karena kerusakan yang serius.
29
2. Breakdown Maintenance
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada
peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang,
material, alat alat dan tenaga kerjanya.
a. Major Overhoul (general overhoul)
Kegiatan maintenance yang dilaksanakan dengan
mengadakan pembongkaran menyeluruh dan penelitian terhadap
mesin, serta melakukan penggantian suku cadang yang sesuai
dengan spesifikasinya.
2. Unplanned Maintenance
1. Emergency Maintenance
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena
terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. PT. Harjohn Timber dan PT.Sari Bumi Kusuma bergerak di bidang industry
pengolahan hasil hutan, di antaranya adalah industri pengolahan kayu terpadu.
2. Perawatan yang dilakukan secara berkala dapat mencegah seringnya terjadi
kerusakan pada komponen dan mesin yang ada di industri.
3. Cara kerja sistem hidrolik pada mesin cold press. Pada saat tombol start ditekan
motor pompa menyala, dan pada saat tombol turun ditekan motor pompa
memompa oli ke katup/valve, kemudian dari katup oli langsung di alirkan ke
aktuator sehingga piston root bergerak turun.
4. Komponen komponen hidrolik pada mesin cold press meliputi motor pompa,
katup/valve, aktuator, resevoir, akumulator, fluida hidrolik/oli, filter dan pipa
aliran.
5.2. Saran
Setelah saya melakukan penulisan laporan ini, dan memahami isi
laporannya, saya ingin memberi saran sebagai berikut :
1. Mesin mesin harus dirawat sesuai dengan pearawat yang maksimal sehingga
dapat mengurangi masalah masalah yang akan terjadi.
2. Setiap perusahaan harus memiliki jadwal perawatan komponen komponen
hidrolik, sehingga mesin akan tahan atau awet.
DAFTAR PUSTAKA
34