Writing adalah salah satu kompetensi penting yang harus dimiliki oleh siswa Seko
lah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah karena dalam SKL nya kompetensi writ
ing ada didalamnya. Disamping itu bagaimana agar tulisan siswa dapat berterima d
i dunia internasional itu merupakan hal penting lainnya yang harus diupayakan da
pat dipahamai dan dikuasai oleh para siswa agar mereka memiliki ketrampilan hidu
p (life skill) untuk bekal hidup masa depan mereka.
Kenyataannya bahwa sebagian besar siswa Sekolah Menengah Pertana / Madrasah Tsan
awiyah, termasuk siswa kelas 3 SMP Negeri 2 Gombong tahun pelajaran 2006/2007 m
engalami kesulitan untuk menulis teks-teks bahasa Inggris (genres). Pemahaman te
ntang tujuan sosial, struktur umum dan fitur-fitur kebahasaan sebuah teks adalah
syarat penting bagi siswa agar hasil karya tulisnya dapat berterima di dunia in
ternasional. Untuk itu perlu adanya metode pembelajaran dan media pembelajaran y
ang tepat sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan aktif, kreatif, efektif
, efisien sekaligus menyenangkan. Dengan kondisi pembelajaran tersebut diatas di
harapkan hasil proses pembelajaran dapat optimal sehingga mutu pembelajaran dapa
t ditingkatkan .
Magic Whist adalah salah satu media yang saya gunakan melalui metode BangMoGI un
tuk menciptakan proses pembelajaran seperti tersebut diatas. Media ini telah say
a cobakan pada siswa kelas 3a SMP Negeri 2 Gombong pada semester 1 tahun pelajar
an 2006/2007 menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan pengamatan dan penilaian p
roses maupun hasil pembelajaran dan analisisnya menunjukkan adanya keberhasilan
pada setiap siklus antara lain; Sebagian besar siswa dapat menghasilkan teks-t
eks bahasa Inggris dengan baik dan benar hal ini dapat dilihat dari perolehan ni
lai writing rata-rata kelas 3a sebesar 78,68 (baik); Siswa begitu aktif dan antu
sias dalam pembelajarannya hal ini dapat dilihat dari data keaktifan siswa yang
mencapai .. tally yang terdiri dari questioning tally, aswering . tally, expressin
g . tally dan practicing . tally; Daya serap siswa meningkat dari siklus pertama k
e siklus kedua sebesar
Dengan demikian saya hentikan penelitian sampai dengan siklus kedua dan saya sim
pulkan bahwa media pembelajaran Magic Whist melalui metode BangMoGI telah dapat
menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dan media
tersebut telah berhasil mengoptimalkan proses pembelajaran bahasa Inggris khu
susnya pembelajaran teks report.
ABSTRACT
Purnomo, Bambang. 2006. Kontekstualisasi Pembelajaran Writing dengan Menggunakan
Magic Whist melalui Metode BangMoGI. Classroom Action Research.
Writing is one of the important competency which has to be mastered
by students of Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah because the SKL co
ntains the competency which the students of the junior high school must be able
to product English texts well, especially students of SMP Negeri 2 Gombong in th
e third year on the first semester in 2006/2007. Beside that, the product of st
udent writing must be able to known by the people internationally so that the st
udents has the competences in their life (life skill).
In fact, most the students of the junior high school include the stu
dents of SMP Negeri 2 Gombong have some difficulties to product English texts (g
enres). The comprehension of the social function, generic structure, and lexicog
rammatical of the genres are the important things in order to have the competenc
ies in product the good texts so that their writing are able to known by the peo
ple internationally. So the active, creative, effective and enjoyable English le
arning must be created to improve the quality of the process and result of the
English learning.
Magic Whist is one of the learning media that is used by me through
the BangMoGI metode. It had been implemented to my students of SMP Negeri 2 Gomb
ong class 3a on the first semester in 2006/2007. Based on the observing, analyz
ing of the process and result of the my English learning can reported e.g.; Mos
t the students are able to product English texts well, it is shown by the averag
e of writing marks of class 3a is 78.68; The active learning process can be sh
own by the total of the tallies, that is tallies which consist of questioning t
allies, answering tallies, expressing tallies and practicing tallies; The averag
e of the gaining score achievement of the first cycle is , the second cycle is .
Because of the English learning process using the Magic Whist throug
h the BangMoGI metode had been success to create the learning process actively,
creatively, effectively and enjoyably and the media had been success to optimize
n the English learning process so that they have been able to product the Engl
ish text well. So I decided to finish my research until the second cycle.
Key words: Optimalisasi, Magic Whist, BangMoGI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidi
kan Nasional menyatakan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pe
merataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi m
anajemen pendidikan untuk menghadapai tantangan sesuai dengan tuntutan perubaha
n kehidupan local, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pen
didikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Oleh karena itu proses dan mutu pembelajaran perlu ditingkatkan agar pembelajara
n dapat dilaksanakan secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga an
ak didik dapat menggembangkan potensi diri dan dapat memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta ketra
mpilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kurikulum 2004 mengamanatkan bahwa setiap lulusan harus telah memiliki komp
etensi yang diprasaratkan dalam standar kompetensi maupun kompetensi dasar yang
sudah ditetapkan dalam kurikulum tersebut. Model kompetensi ini dirumuskan sebag
ai kompetensi berkomunikasi yang mempunyai tujuan akhir pada pencapaian kompeten
si wacana(discourse competence) Kompetensi wacana memprasaratkan bahwa peserta d
idik dalam menggunakan bahasa dalam komunikasi harus selalu secara tepat mempert
imbangkan konteks budaya dan konteks situasi. Kompetensi wacana tidak mungkin te
rcapai tanpa adanya kompetensi kebahasaan yang lain yang meliputi kompetensi tin
dak bahasa dan retorika (yang tercakup dalam actional competence), kompetensi li
nguistic (linguistic competence), kompetensi sosiokultural (sociocultural compet
ence) dan kompetensi strategis (strategic competence). Selain kelima kompetensi
tersebut, kurikulum 2004 juga melihat sikap sebagai hasil belajar. Oleh karena i
tu untuk mencapai hal tersebut perlu proses pembelajaran yang berkwalitas. Misal
nya kreatifitas dan inovatif pembelajaran guru perlu ditingkatkan, hasil pembela
jaran bahasa Inggris masih perlu ditingkatkan baik secara kwantitas
maupun kwalitasnya, keaktifan dan kreatifitas siswa perlu ditingkatkan, degradas
i moral dalam masyarakat khususnya siswa-siswa usia Sekolah Menengah Pertama ku
susnya dan usia remaja pada umumnya perlu dicegah dan ditangani dengan arif dan
bijaksana, pemilihan dan atau pembuatan bahan ajar yang sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai dan sekaligus dapat mengembangkan budaya nasional dan mengang
kat potensi yang dimiliki oleh daerah-daerah di Indonesia.
Keberhasilan atau kegagalan suatu pendidikan pada dasarnya dapat dilihat da
ri perubahan sikap dan tingkah laku atau dari prestasi hasil pembelajaran yang d
icapai oleh orang yang telah mendapat proses pembelajaran . Tetapi tidak semua k
egiatan pendidikan selalu mendapatkan hasil yang optimal, kadang-kala juga menem
ui kegagalan.
Mata pelajaran bahasa Inggris mempunyai karakteristik yang berbeda dengan m
ata pelajaran lain untuk itu agar dapat mengajar dengan baik, guru memerlukan in
formasi tentang karakteristik mata pelajaran bahasa Inngris. Perbedaan ini terle
tak pada fungsi bahasa sebagi alat komunikasi. Hal ini mengidikasikan bahwa bela
jar bahasa Inggris bukan hanya belajar kosakata dan tatabahasa dalam arti penget
ahuannya, tetapi harus berupaya menggunakan atau mengaplikasikan pengetahuan ter
sebut dalam kegiatan komunikasi. Seorang siswa belum dapat dikatakan menguasai b
ahasa Inggris jika dia belum dapat menggunakan bahasa Inggris untuk keperluan
komunikasi.
Kenyataan siswa belajar bahasa Inggris selama empat jam pelajaran setiap mi
nggu di Sekolah Menengah Pertama, tetapi kemampuan berbahasa Inggris masih renda
h. Ada tiga masalah yang mengemuka dalam pembelajaran bahasa Inggris di Indonesi
a pada umumnya dan di Kabupaten Kebumen pada khususnya . Persoalan pertama adala
h masih rendahnya pencapaian hasil belajar bahasa Inggris siswa (real scholastic
achievement). Indikator kasarnya dapat dilihat dari hasil ujian nasional tahun
pelajaran 2005/2006 masih banyak anak yang tidak lulus.
Permasalahan kedua adalah ketidakmampuan siswa dalam menggunakan ketrampila
n berbahasa (language skill) yang mereka pelajari dalam komunikasi berbahasa Ing
gris. Hal tersebut berdasarkan pengamatan dan informasi gugu-guru bahasa Inggris
di Kabupaten Kebumen. Keadaan tersebut pada umumnya disebabkan pembelajaran bah
asa Inggris hanya mengacu pada soal-soal Ujian Nasional dalam hal ini hanya menc
akup terutama ketrampilan membaca pemahaman (Reading comphrehension), sedangkan
ketrampilan berbicara(speaking), mendengar(listening) dan menulis(writing) terab
aikan.
Kenyataan lain yang terjadi di lapangan adalah tidak optimalnya guru dalam
memilih bahar ajar, media pembelajaran dan metode pembelajaran sehingga pembelaj
aran tidak dapat mencapai kompetensi sesuai apa yang diharapkan, selain itu deng
an perubahan kurikulum 2004 belum semua guru mengetahui dam memahami isi dari ap
a yang dimaksud dalam kurikulum tersebut, maka dari itu profesionalisme guru ha
rus selalu ditingkatkan.
Writing adalah salah satu dari empat kompetensi yang seharusnya dikuasai ol
eh siswa-siswa Sekolah Menengah Pertama dalam proses pembelajaran bahasa Inggris
. Kenyataan yang ada bahwa banyak siswa yang belum memiliki kompetensi menulis t
ersebut. Kompetensi menulis merupakan kompetensi yang memerlukan pengetahuan yan
g komprehesif karena para siswa sebelum menulis suatu teks mereka harus mengetah
ui karakteristik dari sebuah teks tersebut agar hasil teks yang dihasilkan dapat
berterima oleh dunia international.
Writing merupakan kompetensi penting bagi siswa Sekolah Menengah Pertama k
arena writing merupakan salah satu SKL (Standar Kompetensi Lulusan) Ujian Nasio
nal bagi Sekolah Menegah Pertama / Madrasah Tsanawiyah.
Dari pengamatan yang saya lakukan bahwa sebagian besar siswa belum mengetah
ui tentang karakteristik dari teks-teks bahasa Inggris sehingga para siswa belum
tahu untuk membuat suatu teks bahasa Inggris dengan baik, benar dan berterima.
Pengetahuan tentang karakteristik teks bahasa Inggris para siswa harus tahu anta
ra lain: tujuan sosial, struktur umum dan fitur-fitur kebahasaan yang muncul dal
am suatu jenis teks bahasa Inggris. Dengan mengetahui karakteristik dari teks ba
hasa Inggris seperti tersebut diatas diharapkan para siswa dapat berkomunikasi s
ecara tulis dengan baik, benar dan berterima.
Dengan keadaan yang demikian kompetensi writing siswa menjadi hal yang sang
at penting karena kompetensi tersebut merupakan salah satu SKL yang harus dikuas
ai siswa dan hal tersebut diuji praktekan dalam Ujian Nasional.
Sebagai salah satu alternatif meningkatkan kompetensi writing siswa adalah
dengan mengoptimalkan pembelajaran menulis bahasa Inggris dengan menggunakan Mag
ic Whist melalui Metode BangMoGI.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana mengoptimalkan proses pembelajaran menulis bahasa Inggris siswa, s
ehingga hasil karya mereka dapat berterima?
Sejauh mana keefektifan media Magic Whist melalui metode BangMoGI dapat digu
nakan dalam proses pembelajaran menulis bahasa Inggris?
Dua masalah tersebut akan diintegrasikan sehingga merupakan suatu pemecaha
n masalah untuk meningkatkan kompetensi writing. Sehingga masalah tersebut saya
rumuskan Dapatkah media pembelajaran Magic Whist memberikan koteks kepada para sis
wa sehingga media tersebut dapat menimbulkan kreatifitas para siswa untuk memp
roduk suatu teks dalam bahasa Inggris melalui metode BangMoGI?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum kegiatan ini untuk meningkatkan kompetensi writing siswa.
2. Tujuan Khusus
Kegiatan ini memiliki tujuan khusus antara lain:
Agar guru dapat menyajikan pembelajaran yang kreatif, efektif dan menyenangk
an.
Mengoptimalkan kreatifitas siswa dengan penciptaan konteks yang beragam.
Mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan mengimplementasikan Pendekatan P
embelajaran Kontekstual (Cotextual Teaching and Learning).
D. Manfaat Peneltitian
a. Bagi Guru
1) Meningkatkan mutu pembelajaran.
2) Meningkatkan profesionalisme.
b. Bagi Siswa
1) Meningkatkan kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran.
2) Meningkatkan percaya diri siswa dalam berkomunikasi dalam bahasa Inggris k
hususnya ragam bahasa tulis.
3) Memberi peluang siswa untuk berfikir tingkat tinggi..
c. Bagi lembaga
Hasil karya tulis ilmiah ini sebagai bahan masukan dalam menyia
pkan program-program pembelajaran di awal tahun pelajaran.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
Bahasa memiliki peranan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional siswa dan merupakan kunci penentu menuju keberhasilan dalam mempelaja
ri semua bidang studi. Mengingat fungsi bahasa yang bukan hanya sebagai suatu bi
dang kajian, sebuah kurikulum bahasa untuk sekolah menengah sewajarnya mempersia
pkan siswa untuk mencapai kompetensi yang membuat siswa mampu merefleksi pengala
mannya sendiri dan pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan dan perasaan, da
n memahami beragam nuansa makna. Bahasa diharapkan membantu siswa mengenal dirin
ya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpart
isipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, membuat keputusan yan
g bertanggung jawab pada tingkat pribadi dan sosial, menemukan serta menggunakan
kemampuan-kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Untuk mencapai kompetensi berbahasa tersebut di atas, kurikulum ini berangk
at dari seperangkat rasional teoritis dan praktis yang mendasari semua keputusan
perumusan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dalam kurikulum in
i.
Terdapat beberapa landasan teoritis yang berimplikasi praktis dan mendukung
penyusunan kurikulum ini. Teori tersebut diadopsi sebagai kerangka berpikir sis
tematis dalam mengambil keputusan dalam berbagai perumusan. Landasan kerangka be
rpikir tersebut meliputi model kompetensi bahasa, model bahasa, tingkat literasi
yang diharapkan dicapai oleh lulusan, dan perbedaan hakikat bahasa lisan dan tu
lis.
1. Kompetensi
Kurikulum 2004 menyebutkan bahwa kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampi
lan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan berti
ndak. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsinten dan terus menerus memung
kinkan seseorang menjadi kompeten dalam arti memiliki pengetahuan, ketrampilan d
an nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.
2. Model Kompetensi
Sejauh ini terdapat sejumlah model kompetensi yang berhubungan dengan bidan
g bahasa yang melihat kompetensi berbahasa dari berbagai perspektif. Dalam kurik
ulum ini model kompetensi berbahasa yang digunakan adalah model yang dimotivasi
oleh pertimbangan-pertimbangan pedagogi bahasa yang telah berkembang atau berevo
lusi sejak model Canale dan Swain kurang lebih sejak tiga puluh tahun yang lalu.
Salah satu model terkini yang ada di dalam literatur pendidikan bahasa adal
ah yang dikemukakan oleh Celce-Murcia, Dornyei dan Thurrell (1995) yang kompatib
el dengan pandangan teoritis bahwa bahasa adalah komunikasi, bukan sekedar seper
angkat aturan. Implikasinya adalah bahwa model kompetensi berbahasa yang dirumus
kan adalah model yang menyiapkan siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa untuk b
erpartisipasi dalam masyarakat pengguna bahasa. Model ini dirumuskan sebagai Com
municative Competence atau Kompetensi Komunikatif (KK) yang direpresentasikan da
lam Celce-Murcia et al. (1995:10) sebagai berikut :
Sociocultural
Competence
Discourse Competence
Linguistic
Actional
Competence
Competence
Strategic
Competence
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Gombong Kabupaten Kebumen Propinsi Jaw
a Tengah. Sekolah tersebut merupakan sekolah negeri yang sejak tahun pelajaran 2
004/2005 ditetapkan sebagai salah satu rintisan Sekolah Standar Nasional (SSN).
Letak sekolah ada di kota kecamatan Gombong kearah barat kurang lebih 24 ki
lometer dari kota Kebumen yang beralamatkan di jalan Kartini 2 Gombong.
SMP Negeri 2 Gombong memiliki fasilitas gedung yang terbagi menjadi beberap
a ruang. Ruang-ruang tersebut adalah: limabelas ruang kelas terbagi 3 tingkatan
masing-masing tingkat terdiri dari 5 kelas paralel yaitu: kelas 7a, 7b, 7c, 7d,
7e, 8a, 8b, 8c, 8,d, 8e, 9a, 9b, 9c, 9d dan 9e; satu ruang perpustakaan; satu r
uang laboratorium IPA; satu ruang computer; satu ruang multimedia; satu ruang ke
senian; satu ruang penyimpanan peralatan drumband dan alat musik; satu ruang BP;
satu ruang Kepala Sekolah; satu ruang guru; satu ruang TU; satu ruang UKS dan O
SIS; satu ruang gudang; dua kamar mandi guru dan karyawan; dua belas kamar mandi
/wc siswa; dua tempat parkir sepeda siswa; sebuah tempat parkir kendaraan guru d
an karyawan; sebuah kantin siswa dan sebuah koperasi siswa.
2. Waktu Penelitian
Adapun pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan pada semest
er 1 tahun pelajaran 2006/2007. Berikut jadwal waktu penelitian yang saya bagi d
alam beberapa tahapan yakni:
a. Persipan (Preparing) : Juni 2006
b. Perencanaan(planning) : Juni-Juli minggu ke 2 2006
c. Pelaksanaan ( Acting) : Siklus I Juli minggu IV s/d Agus
tus minggu I 2006
: Siklus II Agustus
minggu II dan III
d. Pelaporan (Reporting) : Agustus minggu ke IV pengumpulan
dan analisis d
ata-data yang ada.
: September mingg
u I penulisan, penjilidan
dan pelaporan penelitian
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah guru dan siswa. Obyek penelitian adalah siswa, med
ia Magic Whist, metode BangMoGI keaktifan siswa, performance, end product siswa
dan portfolio siswa. Guru peneliti adalah saya, guru SMP Negeri 2 Gombong kelas
3 yang dalam hal ini sebagai subyek penelitian. Saya mulai mengajar di SMP sejak
tahun 1989 sampai sekarang. Saya lulus D2 pendidikan Bahasa Iggris tahun 1987 I
KIP Negeri Yogyakarta, dan pada tahun 2003 menyelesaikan S1-nya melalui Universi
tas terbuka. Saya pernah mengajar di SMP Negeri 3 Suai Kabupaten Covalima sejak
tahun 1989 sampai dengan tahun 1999. Dan sejak Oktober 1999 saya mengajar di SMP
Negeri 2 Gombong sebagai guru bahasa Inggris sampai dengan sekarang.
Siswa yang dilibatkan dalam penelitian adalah siswa kelas 3 SMP Negeri 2 Go
mbong tahun pelajaran 2006/2007. Jumlah siswa pada setiap kelasnya ada 40 siswa.
Kelas yang saya gunakan untuk penelitian adalah kelas 3a yang sebenarnya kondis
i siswa masing-masing kelas relatif sama dalam hal kepandaiannya karena pembagia
n diatur sedemikian rupa agar kodisinya relatif sama. Siswa yang masuk di SMP Ne
geri 2 Gombong adalah siswa yang sebagian besar anak-anak yang berprestasi di SD
asal karena SMP Negeri 2 Gombong diakui sebagai SMP tujuan utama bagi siswa SD
yang berprestasi di Gombong. Dengan demikian tugas sekolah untuk meningkatkan se
mua potensi yang sudah dimiliki sebelum siswa tersebut menjadi murid SMP Negeri
2 Gombong .
C. Sumber data
Sumber data yang akan saya teliti antara lain hasil isian blangko Students
self-assessment untuk mengetahui keaktifan siswa, nilai perfomance, authentic ass
essment baik proses maupun hasil dan data-data lain yang mendukung penelitian.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Analisis data keaktifan siswa.
Observasi kelas dilakukan untuk memperoleh data tentang keaktifan siswa s
elama proses pembelajaran maupun sikap dan tingkah laku sehari-hari melalui tabe
l aktivitas siswa yang diisi oleh siswa sendiri dengan memberi tally pada kolom
aktivitas pada minngu ke berapa dan bulan apa.
b. Performance assessment.
Melalui performance siswa saya lakukan authentic assessment. Performance s
iswa dapat individual, pasangan atau kelompok. Kegiatan ini dilakukan selama pro
ses pembelajaran.
c. End-product assessment dan portfalio
Data saya ambil dari hasil penilaian hasil tulisan siswa secara individual
maupun hasil portfolio siswa.
2. Alat Pengumpulan Data
Adapun alat pengumpulan data antara lain: blangko Student Self-Assessment,
rubrik penilaian performace siswa, dan rubrik penilaian menulis siswa.
E. Validitas data
Untuk memenuhi validitas data maka saya dan semua yang terlibat dalam penel
itian tindakan ini menggunakan lima kriteria seperti yang dikemukakan oleh Burns
(1999 :61) yaitu:
1. Valitiditas demokratik (Democratic validity).
Kriteria ini memberi kesempatan yang luas pada saya untuk benar-benar kolab
oratif dan menerima masukan dari berbagai pendapat. Semua yang berhubungan denga
n penelitian tindakan dapat dijadikan bahan masukan data. Kriteria ini untuk men
cegah terjadinya penelitian yang bias karena keterandalan penelitian merupakan h
al yang berpengaruh terhadap keberhasilan dari suatu penelitian.
2. Validitas hasil (Outcome validity)
Kriteria ini berhubungan dengan hasil dalam hal ini dalam konteks penelitia
n. Hasil penelitian yang dimaksud bukan hanya pemecahan masalah tetapi juga munc
ulnya pertanyaan baru yang semua ini juga tergantung pada validitas proses.
3. Validitas katalistik (Catalytic validity)
Kriteria ini berhubungan dengan sejauh mana penelitian ini dapat memberi ke
sempatan pada peserta penelitian untuk merespon perubahan yang terjadi pada diri
mereka kesiapan mereka dengan perubahan-perubahan tersebut.
4. Validitas dialogis (Dialogic validity)
Kriteria ini dilaksanakan dengan cara dialog dengan praktisi sebaya, atau m
elalui kolaboratif inkuiri atau dialog reflektif dengan teman yang kritis atau d
engan praktisi peneliti yang lain, yang dapat memberi ktitik dan saran.
F. Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kwantitatif be
rupa analisa hasil asseesmen
t baik lisan maupun tertulis, performance, end-product dan portfolio. Dalam hal
ini saya lakukan analisa data yang ada. Hasil analisa untuk melaksanakan kegiata
n tindak lanjut pada siklus-siklus berikutnya termasuk didalamnya untuk menyelen
ggarakan program perbaikan dan pengayaan serta penelitian tindakan kelas selanju
tnya.
G. Indikator Kinerja
Adapun indikator keberhasilan penelitian adalah jika kondisi siswa menunjuk
kan adanya keaktifan dalam proses pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenang
kan serta adanya hasil end-product teks report bentuk tulis yang berterima.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Resear
ch) yang berfokus pada keefektifan media pembelajaran Magic Whist melalui metode
BangMoGI dalam mengoptimalkan pembelajaran teks report. Alur penelitian saya la
kukan secara sirkulasi. Maksudnya tindakan I, II dan seterusnya merupakan lingka
ran penelitian yang saling mendukung dan saling berhubungan. Saya gambarkan sep
erti dalam diagram pada gambar 4.
Cycle Diagram