Anda di halaman 1dari 15

INOVASI PEMBELAJARAN TEKS REPORT

MENGGUNAKAN PROGRAM POWER POINT


DENGAN METODE BANGMOGI
oleh:
Bambang Purnomo
ABSTRAK
Purnomo, Bambang. 2006. Optimalisasi Pembelajaran Teks Report dengan Menggunakan
Magic Whist melalui Metode BangMoGI

Writing adalah salah satu kompetensi penting yang harus dimiliki oleh siswa Seko
lah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah karena dalam SKL nya kompetensi writ
ing ada didalamnya. Disamping itu bagaimana agar tulisan siswa dapat berterima d
i dunia internasional itu merupakan hal penting lainnya yang harus diupayakan da
pat dipahamai dan dikuasai oleh para siswa agar mereka memiliki ketrampilan hidu
p (life skill) untuk bekal hidup masa depan mereka.
Kenyataannya bahwa sebagian besar siswa Sekolah Menengah Pertana / Madrasah Tsan
awiyah, termasuk siswa kelas 3 SMP Negeri 2 Gombong tahun pelajaran 2006/2007 m
engalami kesulitan untuk menulis teks-teks bahasa Inggris (genres). Pemahaman te
ntang tujuan sosial, struktur umum dan fitur-fitur kebahasaan sebuah teks adalah
syarat penting bagi siswa agar hasil karya tulisnya dapat berterima di dunia in
ternasional. Untuk itu perlu adanya metode pembelajaran dan media pembelajaran y
ang tepat sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan aktif, kreatif, efektif
, efisien sekaligus menyenangkan. Dengan kondisi pembelajaran tersebut diatas di
harapkan hasil proses pembelajaran dapat optimal sehingga mutu pembelajaran dapa
t ditingkatkan .
Magic Whist adalah salah satu media yang saya gunakan melalui metode BangMoGI un
tuk menciptakan proses pembelajaran seperti tersebut diatas. Media ini telah say
a cobakan pada siswa kelas 3a SMP Negeri 2 Gombong pada semester 1 tahun pelajar
an 2006/2007 menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan pengamatan dan penilaian p
roses maupun hasil pembelajaran dan analisisnya menunjukkan adanya keberhasilan
pada setiap siklus antara lain; Sebagian besar siswa dapat menghasilkan teks-t
eks bahasa Inggris dengan baik dan benar hal ini dapat dilihat dari perolehan ni
lai writing rata-rata kelas 3a sebesar 78,68 (baik); Siswa begitu aktif dan antu
sias dalam pembelajarannya hal ini dapat dilihat dari data keaktifan siswa yang
mencapai .. tally yang terdiri dari questioning tally, aswering . tally, expressin
g . tally dan practicing . tally; Daya serap siswa meningkat dari siklus pertama k
e siklus kedua sebesar
Dengan demikian saya hentikan penelitian sampai dengan siklus kedua dan saya sim
pulkan bahwa media pembelajaran Magic Whist melalui metode BangMoGI telah dapat
menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dan media
tersebut telah berhasil mengoptimalkan proses pembelajaran bahasa Inggris khu
susnya pembelajaran teks report.

Key words: Optimalisasi, Magic Whist, BangMoGI

ABSTRACT
Purnomo, Bambang. 2006. Kontekstualisasi Pembelajaran Writing dengan Menggunakan
Magic Whist melalui Metode BangMoGI. Classroom Action Research.
Writing is one of the important competency which has to be mastered
by students of Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah because the SKL co
ntains the competency which the students of the junior high school must be able
to product English texts well, especially students of SMP Negeri 2 Gombong in th
e third year on the first semester in 2006/2007. Beside that, the product of st
udent writing must be able to known by the people internationally so that the st
udents has the competences in their life (life skill).
In fact, most the students of the junior high school include the stu
dents of SMP Negeri 2 Gombong have some difficulties to product English texts (g
enres). The comprehension of the social function, generic structure, and lexicog
rammatical of the genres are the important things in order to have the competenc
ies in product the good texts so that their writing are able to known by the peo
ple internationally. So the active, creative, effective and enjoyable English le
arning must be created to improve the quality of the process and result of the
English learning.
Magic Whist is one of the learning media that is used by me through
the BangMoGI metode. It had been implemented to my students of SMP Negeri 2 Gomb
ong class 3a on the first semester in 2006/2007. Based on the observing, analyz
ing of the process and result of the my English learning can reported e.g.; Mos
t the students are able to product English texts well, it is shown by the averag
e of writing marks of class 3a is 78.68; The active learning process can be sh
own by the total of the tallies, that is tallies which consist of questioning t
allies, answering tallies, expressing tallies and practicing tallies; The averag
e of the gaining score achievement of the first cycle is , the second cycle is .
Because of the English learning process using the Magic Whist throug
h the BangMoGI metode had been success to create the learning process actively,
creatively, effectively and enjoyably and the media had been success to optimize
n the English learning process so that they have been able to product the Engl
ish text well. So I decided to finish my research until the second cycle.
Key words: Optimalisasi, Magic Whist, BangMoGI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidi
kan Nasional menyatakan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pe
merataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi m
anajemen pendidikan untuk menghadapai tantangan sesuai dengan tuntutan perubaha
n kehidupan local, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pen
didikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Oleh karena itu proses dan mutu pembelajaran perlu ditingkatkan agar pembelajara
n dapat dilaksanakan secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga an
ak didik dapat menggembangkan potensi diri dan dapat memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta ketra
mpilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kurikulum 2004 mengamanatkan bahwa setiap lulusan harus telah memiliki komp
etensi yang diprasaratkan dalam standar kompetensi maupun kompetensi dasar yang
sudah ditetapkan dalam kurikulum tersebut. Model kompetensi ini dirumuskan sebag
ai kompetensi berkomunikasi yang mempunyai tujuan akhir pada pencapaian kompeten
si wacana(discourse competence) Kompetensi wacana memprasaratkan bahwa peserta d
idik dalam menggunakan bahasa dalam komunikasi harus selalu secara tepat mempert
imbangkan konteks budaya dan konteks situasi. Kompetensi wacana tidak mungkin te
rcapai tanpa adanya kompetensi kebahasaan yang lain yang meliputi kompetensi tin
dak bahasa dan retorika (yang tercakup dalam actional competence), kompetensi li
nguistic (linguistic competence), kompetensi sosiokultural (sociocultural compet
ence) dan kompetensi strategis (strategic competence). Selain kelima kompetensi
tersebut, kurikulum 2004 juga melihat sikap sebagai hasil belajar. Oleh karena i
tu untuk mencapai hal tersebut perlu proses pembelajaran yang berkwalitas. Misal
nya kreatifitas dan inovatif pembelajaran guru perlu ditingkatkan, hasil pembela
jaran bahasa Inggris masih perlu ditingkatkan baik secara kwantitas
maupun kwalitasnya, keaktifan dan kreatifitas siswa perlu ditingkatkan, degradas
i moral dalam masyarakat khususnya siswa-siswa usia Sekolah Menengah Pertama ku
susnya dan usia remaja pada umumnya perlu dicegah dan ditangani dengan arif dan
bijaksana, pemilihan dan atau pembuatan bahan ajar yang sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai dan sekaligus dapat mengembangkan budaya nasional dan mengang
kat potensi yang dimiliki oleh daerah-daerah di Indonesia.
Keberhasilan atau kegagalan suatu pendidikan pada dasarnya dapat dilihat da
ri perubahan sikap dan tingkah laku atau dari prestasi hasil pembelajaran yang d
icapai oleh orang yang telah mendapat proses pembelajaran . Tetapi tidak semua k
egiatan pendidikan selalu mendapatkan hasil yang optimal, kadang-kala juga menem
ui kegagalan.
Mata pelajaran bahasa Inggris mempunyai karakteristik yang berbeda dengan m
ata pelajaran lain untuk itu agar dapat mengajar dengan baik, guru memerlukan in
formasi tentang karakteristik mata pelajaran bahasa Inngris. Perbedaan ini terle
tak pada fungsi bahasa sebagi alat komunikasi. Hal ini mengidikasikan bahwa bela
jar bahasa Inggris bukan hanya belajar kosakata dan tatabahasa dalam arti penget
ahuannya, tetapi harus berupaya menggunakan atau mengaplikasikan pengetahuan ter
sebut dalam kegiatan komunikasi. Seorang siswa belum dapat dikatakan menguasai b
ahasa Inggris jika dia belum dapat menggunakan bahasa Inggris untuk keperluan
komunikasi.
Kenyataan siswa belajar bahasa Inggris selama empat jam pelajaran setiap mi
nggu di Sekolah Menengah Pertama, tetapi kemampuan berbahasa Inggris masih renda
h. Ada tiga masalah yang mengemuka dalam pembelajaran bahasa Inggris di Indonesi
a pada umumnya dan di Kabupaten Kebumen pada khususnya . Persoalan pertama adala
h masih rendahnya pencapaian hasil belajar bahasa Inggris siswa (real scholastic
achievement). Indikator kasarnya dapat dilihat dari hasil ujian nasional tahun
pelajaran 2005/2006 masih banyak anak yang tidak lulus.
Permasalahan kedua adalah ketidakmampuan siswa dalam menggunakan ketrampila
n berbahasa (language skill) yang mereka pelajari dalam komunikasi berbahasa Ing
gris. Hal tersebut berdasarkan pengamatan dan informasi gugu-guru bahasa Inggris
di Kabupaten Kebumen. Keadaan tersebut pada umumnya disebabkan pembelajaran bah
asa Inggris hanya mengacu pada soal-soal Ujian Nasional dalam hal ini hanya menc
akup terutama ketrampilan membaca pemahaman (Reading comphrehension), sedangkan
ketrampilan berbicara(speaking), mendengar(listening) dan menulis(writing) terab
aikan.
Kenyataan lain yang terjadi di lapangan adalah tidak optimalnya guru dalam
memilih bahar ajar, media pembelajaran dan metode pembelajaran sehingga pembelaj
aran tidak dapat mencapai kompetensi sesuai apa yang diharapkan, selain itu deng
an perubahan kurikulum 2004 belum semua guru mengetahui dam memahami isi dari ap
a yang dimaksud dalam kurikulum tersebut, maka dari itu profesionalisme guru ha
rus selalu ditingkatkan.
Writing adalah salah satu dari empat kompetensi yang seharusnya dikuasai ol
eh siswa-siswa Sekolah Menengah Pertama dalam proses pembelajaran bahasa Inggris
. Kenyataan yang ada bahwa banyak siswa yang belum memiliki kompetensi menulis t
ersebut. Kompetensi menulis merupakan kompetensi yang memerlukan pengetahuan yan
g komprehesif karena para siswa sebelum menulis suatu teks mereka harus mengetah
ui karakteristik dari sebuah teks tersebut agar hasil teks yang dihasilkan dapat
berterima oleh dunia international.
Writing merupakan kompetensi penting bagi siswa Sekolah Menengah Pertama k
arena writing merupakan salah satu SKL (Standar Kompetensi Lulusan) Ujian Nasio
nal bagi Sekolah Menegah Pertama / Madrasah Tsanawiyah.
Dari pengamatan yang saya lakukan bahwa sebagian besar siswa belum mengetah
ui tentang karakteristik dari teks-teks bahasa Inggris sehingga para siswa belum
tahu untuk membuat suatu teks bahasa Inggris dengan baik, benar dan berterima.
Pengetahuan tentang karakteristik teks bahasa Inggris para siswa harus tahu anta
ra lain: tujuan sosial, struktur umum dan fitur-fitur kebahasaan yang muncul dal
am suatu jenis teks bahasa Inggris. Dengan mengetahui karakteristik dari teks ba
hasa Inggris seperti tersebut diatas diharapkan para siswa dapat berkomunikasi s
ecara tulis dengan baik, benar dan berterima.
Dengan keadaan yang demikian kompetensi writing siswa menjadi hal yang sang
at penting karena kompetensi tersebut merupakan salah satu SKL yang harus dikuas
ai siswa dan hal tersebut diuji praktekan dalam Ujian Nasional.
Sebagai salah satu alternatif meningkatkan kompetensi writing siswa adalah
dengan mengoptimalkan pembelajaran menulis bahasa Inggris dengan menggunakan Mag
ic Whist melalui Metode BangMoGI.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana mengoptimalkan proses pembelajaran menulis bahasa Inggris siswa, s
ehingga hasil karya mereka dapat berterima?
Sejauh mana keefektifan media Magic Whist melalui metode BangMoGI dapat digu
nakan dalam proses pembelajaran menulis bahasa Inggris?
Dua masalah tersebut akan diintegrasikan sehingga merupakan suatu pemecaha
n masalah untuk meningkatkan kompetensi writing. Sehingga masalah tersebut saya
rumuskan Dapatkah media pembelajaran Magic Whist memberikan koteks kepada para sis
wa sehingga media tersebut dapat menimbulkan kreatifitas para siswa untuk memp
roduk suatu teks dalam bahasa Inggris melalui metode BangMoGI?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum kegiatan ini untuk meningkatkan kompetensi writing siswa.
2. Tujuan Khusus
Kegiatan ini memiliki tujuan khusus antara lain:
Agar guru dapat menyajikan pembelajaran yang kreatif, efektif dan menyenangk
an.
Mengoptimalkan kreatifitas siswa dengan penciptaan konteks yang beragam.
Mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan mengimplementasikan Pendekatan P
embelajaran Kontekstual (Cotextual Teaching and Learning).
D. Manfaat Peneltitian
a. Bagi Guru
1) Meningkatkan mutu pembelajaran.
2) Meningkatkan profesionalisme.
b. Bagi Siswa
1) Meningkatkan kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran.
2) Meningkatkan percaya diri siswa dalam berkomunikasi dalam bahasa Inggris k
hususnya ragam bahasa tulis.
3) Memberi peluang siswa untuk berfikir tingkat tinggi..
c. Bagi lembaga
Hasil karya tulis ilmiah ini sebagai bahan masukan dalam menyia
pkan program-program pembelajaran di awal tahun pelajaran.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
Bahasa memiliki peranan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional siswa dan merupakan kunci penentu menuju keberhasilan dalam mempelaja
ri semua bidang studi. Mengingat fungsi bahasa yang bukan hanya sebagai suatu bi
dang kajian, sebuah kurikulum bahasa untuk sekolah menengah sewajarnya mempersia
pkan siswa untuk mencapai kompetensi yang membuat siswa mampu merefleksi pengala
mannya sendiri dan pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan dan perasaan, da
n memahami beragam nuansa makna. Bahasa diharapkan membantu siswa mengenal dirin
ya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpart
isipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, membuat keputusan yan
g bertanggung jawab pada tingkat pribadi dan sosial, menemukan serta menggunakan
kemampuan-kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Untuk mencapai kompetensi berbahasa tersebut di atas, kurikulum ini berangk
at dari seperangkat rasional teoritis dan praktis yang mendasari semua keputusan
perumusan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dalam kurikulum in
i.
Terdapat beberapa landasan teoritis yang berimplikasi praktis dan mendukung
penyusunan kurikulum ini. Teori tersebut diadopsi sebagai kerangka berpikir sis
tematis dalam mengambil keputusan dalam berbagai perumusan. Landasan kerangka be
rpikir tersebut meliputi model kompetensi bahasa, model bahasa, tingkat literasi
yang diharapkan dicapai oleh lulusan, dan perbedaan hakikat bahasa lisan dan tu
lis.
1. Kompetensi
Kurikulum 2004 menyebutkan bahwa kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampi
lan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan berti
ndak. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsinten dan terus menerus memung
kinkan seseorang menjadi kompeten dalam arti memiliki pengetahuan, ketrampilan d
an nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.
2. Model Kompetensi
Sejauh ini terdapat sejumlah model kompetensi yang berhubungan dengan bidan
g bahasa yang melihat kompetensi berbahasa dari berbagai perspektif. Dalam kurik
ulum ini model kompetensi berbahasa yang digunakan adalah model yang dimotivasi
oleh pertimbangan-pertimbangan pedagogi bahasa yang telah berkembang atau berevo
lusi sejak model Canale dan Swain kurang lebih sejak tiga puluh tahun yang lalu.
Salah satu model terkini yang ada di dalam literatur pendidikan bahasa adal
ah yang dikemukakan oleh Celce-Murcia, Dornyei dan Thurrell (1995) yang kompatib
el dengan pandangan teoritis bahwa bahasa adalah komunikasi, bukan sekedar seper
angkat aturan. Implikasinya adalah bahwa model kompetensi berbahasa yang dirumus
kan adalah model yang menyiapkan siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa untuk b
erpartisipasi dalam masyarakat pengguna bahasa. Model ini dirumuskan sebagai Com
municative Competence atau Kompetensi Komunikatif (KK) yang direpresentasikan da
lam Celce-Murcia et al. (1995:10) sebagai berikut :

Sociocultural
Competence

Discourse Competence

Linguistic
Actional
Competence
Competence

Strategic
Competence

Gambar 1: Model Kompetensi Komunikatif (dari Celce-Murci


a et al.)
Kompetensi utama yang dituju adalah kompetensi wacana (Discourse Competence
) yang didukung oleh kompetensi linguistik (Linguistic Competence), Kompetensi s
osiokultural (Sociocultural Competence) dan Kompetensi Tindak Tutur (Actional Co
mpetence). Kompetensi writing ada di dalam Actional Competence.
3. Teks
Pada dasarnya, kegiatan komunikasi verbal adalah proses penciptaan teks, ba
ik lisan maupun tertulis, yang terjadi karena orang menafsirkan dan menanggapi t
eks dalam sebuah wacana. Maka teks adalah produk dari konteks situasi dan kontek
s budaya. Misalnya, ketika seseorang berbahasa Inggris, ia tidak hanya harus men
ggunakan kosa kata bahasa Inggris melainkan juga menggunakan tata bahasanya agar
ia dipahami oleh penutur aslinya. Sering ada anggapan bahwa berbahasa secara ko
munikatif tidak perlu terlalu memperhatikan tata bahasa. Akan tetapi, sering kur
ang disadari bahwa kalalaian bertata bahasa menimbulkan banyak miskomunikasi yan
g barangkali tidak berdampak serius dalam percakapan santai, tetapi bisa berdamp
ak sangat serius bahkan berakibat fatal dalam konteks formal atau akademis. Oleh
karena itu, target kegiatan writing dalam konteks situasi dan kondisi yang bera
gam akan membantu siswa dalam menghasilkan teks bentuk tulis.
4. Magic Whist
Magic Whist adalah nama media yang saya berikan untuk sebuah media pembelaj
aran dengan menggunakan permainan kartu. Dalam hal ini kartu dibuat oleh para si
swa sendiri dengan berisi gambar disisi yang satu dan sisi lainnya berisi inform
asi sesuai dengan jenis teks yang akan dibelajarakan. Ukuran kartu tersebut adal
ah 15 centimeter panjangnya dan 10 centimeter lebarnya. Contoh kartu dapat dilih
at pada lampiran karya tulis ini. Media tersebut dibuat oleh para siswa sebelum
pembelajaran suatu teks dilaksanakan. Siklus I menggunakan gambar benda mati dan
dibaliknya siswa menuliskan informasi/bagian-bagian dari gambar yang ada. Siklu
s II gambar tentang benda hidup dengan diberi bagian-bagiannya dan dibaliknya s
iswa menuliskan apa bagian-bagian tersebut dalam bahasa Inggris serta kebiasaan
hidup atau hobby dari gambar yang ada..
5. Contextual Teaching and Learning Approach (CTL)
CTL merupakan pendekatan pembelajaran dimana proses pembelajaran seoptimal
mungkin mengkaitkan materi pembelajaran dengan konteks yang ada di dunia nyata s
ehingga siswa dapat menerapkan ilmu dan pengalaman yang mereka dapatkan dari pro
ses pembelajaran untuk bisa survival dalam hidup yang sebenarnya kelak. Dan beka
l yang sudah mereka miliki merupakan modalitas untuk ketrampilan hidup (life ski
ll). Menurut Zahorik pengertiannya adalah sebagai berikut:
Knowledge is constructed by humans. Knowledge is not a set of facts, conc
ept, or laws waiting to be discovered. It is not something that exists
independent of a knower. Humans create or construct knowledge as they attempt
to bring meaning to their experience. Everything that we
know, we have made
Zahorik : Contextual Teaching-Learning (2003:3)
5. Metode BangMoGI
Metode BangMoGI adalah nama metode pembelajaran yang saya berikan dengan tu
juan mempermudah untuk diingat sehingga dengan menyebutkan satu kata guru akan m
engetahui tahap-tahap pembelajaran yang harus dilalui. Metode ini merupakan suat
u langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan prinsip-prinsip pendekatan pembe
lajaran kontekstual (CTL). Ada empat tahapan dalam langkah-langkahnya yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
Bang (Membangun/Mengembangkan/Building/Improving)
Mo (Model/Modeling)
G (Grup/Grouping)
I (Individual/Independent)
Gambar 2: Merupakan langkah-langkah metode BangMoGI
a. Bang (Membangun/Mengembangkan/Building/Improving)
Bang (Membangun/Mengembangkan/Building/Improving) suatu tahapan
dimana guru membangun/mengembangkan pengetahuan atau piranti atau hal-hal
yang berhubungandengan materi/bahan yang akan disampaikan/dipelajari
/didiskusikan pada tahap pembelajaran selanjutnya.Dalam hal ini dapat berupa
deskipsi, ilustrasi, inquiry, questioning ataupun hal lain yang berhubung
an dengan dunia nyata yang dapat mendukung untuk pembelajaran selanjutnya.
Misalnya teks-teks yang akan dibelajarakan report maka semua pembe
lajaran juga saya arahkan untuk bagaimana siswa memahami tujuan sosial, memaha
mi sturktur umum dan memahami fitur-fitur kebahasaan dari teks report ter
sebut.
b. Mo (Model/Modeling)
Mo (Model/Modeling) suatu tahapan pemberian satu atau beberapa mode
l dari materi yang telah diprogramkan. Kegiatan yang bisa dikembangkan misal
nya: questioning, constructivism dan modeling. Contoh kegiatan yang
saya lakukan antara lain; Saya memberikan contoh-contoh teks melalui
worksheet atau program power point yang ditayangkan dengan LCD; Saya
tanyakan isi informasi teks-teks tersebut baik informasi tersurat maupun tersi
rat; Saya juga menjelaskan tentang bagaimana retorika sebuah teks itu disusu
n.
c. G (Grup/Grouping)
G (Grup/Grouping) adalah merupakan tahap melatih siswa un
tuk dapat bekerja secara kelompok. Kelompok dapat terdiri 4 siswa atau lebih ter
gantung situasi dan kondisi kelas dan materi yang akan dikerjakan. Kegiatan yang
dapat dikembangkan misalnya: learning community, assessment, evaluation masih d
alam grup. Adapun contoh aktivitasnya adalah sebagai berikut, mereka pertama-tam
a mendiskusikan gambar mana yang dipilh untuk dibuat sebuah teks untuk kelompok
tersebut. Setelah terpilih gambar yang disukai siswa mendiskusikan secara kelomp
ok untuk dibuatkan tek sesuai dengan gambar tersebut dan kreatifitas masing-masi
ng kelompok tersebut. Hasilnya dipersiapkan untuk ditempel dipapan tempel, diket
ik dikomputer dan dipresentasikan. Saya membantu kelompok- kelompok yang memilik
i permasalahan, kesukaran atau keraguan.
d. I (Individual/Independent)
I (Individual/Independent) Tahapan ini merupakan tahap untuk menget
ahui pencapaian dari langkah-langkah sebelumnya. Target yang dituju a
dalah semua peserta didik tuntas. Sehingga prinsip-prinsip mastery lear
ning ada didalamnya. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan ini dapa
t berupa evaluasi maupun reflection atau pengambilan nilai end product.
Contoh kegiatannya adalah saya memerintahkan masing-masing siswa untuk
memproduk sebuah teks dikelas maupun dirumah.
Menurut Callaghan dan Rothery Pembelajaran bahasa Inggris memiliki 4 tahapa
n pembelajaran seperti yang terlihat dalam gambar dibawah ini.
The four steps in the Teaching Learning Cycle are:
Step One : Building the context or field of the topic or tex
t-type
Step Two : Modeling the genre under focus
Step Three : Joint Construction of the genre
Step Four : Independent Construction of the genre
Gambar 3 : The Teaching Learning Cycle. Source: Burns and Joyce: 199
1 (Adapted from Collaghan and Rothery 1988)
6. Genre
Yang dimaksud dengan Genre yaitu jenis-jenis teks. Kita mengenal istilah in
i dari Kurikulum 2004. Ada 12 jenis teks yang dijelaskan dalam kurikulum 2004 te
rsebut antara lain: Recount, Report, Discussion, Explanation, Analytical Exposit
ion, Hortatory Exposition, New Item, Anecdote, Narrative, Procedure, Descriptive
dan Review. Namun untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII, VIII
dan IX kompetensi yang harus dicapai hanya 6 jenis teks yaitu Descriptive, Reco
unt, Narrative, Anecdote, Procedure dan Report.
B. Penelitian Yang Relevan
Adapun jenis penelitian yang relevan dalam hal ini adalah Penelitian Tindak
an Kelas / PTK (Classroom Action Research / CAR), karena permasalahan yang ada m
erupakan wilayah kerja guru sekaligus sebagai peneliti, berorientasi pada pemeca
han masalah, berorientasi pada perbaikan, memerlukan barbagai macam data, memerl
ukan siklus, dan memerlukan kolaborasi.
C. Kerangka Berfikir
Berbicara tentang pencapaian hasil pembelajaran dapat dilihat dari berbagai
hal yang mempengaruhi antara lain: in-put siswa, kecerdasan, ketekunan, motivas
i siswa, motivasi guru dalam melaksanakan pembelajaran, kompetensi yang dimiliki
guru kususnya kompetensi bahasa Inggris yang dimilikinya, kreatifitas guru dala
m pembelajaran sehingga pembelajaran selalu mengalami inovasi sesuai dengan situ
asi kondisi yang ada dalam pembelajaranya, dan sarana prasarana agar pembelajara
n dapat berlangsung secara optimal sehingga pembelajaran dapat berlangsung denga
n aktif , efektif dan menyenagkan.
Kuriklulum 2004 hanya menetapkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ya
ng harus dimiliki oleh peserta didik setelah mendapat pembelajaran. Pemerintah m
elalui kurikulum hanya menetapkan kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh pes
rta didik yang dinyatakan lulus. Dengan demikian kreatifitas guru sangat diperlu
kan untuk meningkatkan pembelajarannya. Dengan proses pembelajaran yang semakin
meningkat secara kwalitas maupun kwantitas diharapkan hasil pembelajaran akan se
makin meningkat pula. Melalui pembelajaran teks(genre) guru dapat mengemas pembe
lajarannya dalam rangka untuk mencapai beberapa aspek . Aspek kognitif dan psiko
motor dapat dinilai dari penilaian tindak bahasa (actional competence) sesuai de
ngan kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum, antara lain kompetensi mendengar
, kompetensi berbicara, kompetensi membeca dan kompetensi menulis. Disamping kom
petensi-kompetensi tindak bahasa yang diukur guru seyogyanya mampu untuk meningk
atkan pembelajarannya misalnya meningkatkan kompetensi sikap. Yang dalam penguku
rannya bisa dilakukan dengan pengamatan, angket dan wawancara yang dituangkan da
lam bentuk deskripsi hasil penilaian.
Implementasi Kurikulum 2004 dan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (Contex
tual Teaching and Learning /CTL) perlu diupayakan dalam rangka untuk menciptakan
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Disamping situasi p
embelajaran seperti tersebut diatas pencapaian kompetensi merupakan prioritas ut
ama dalam tujuan pembelajaran untuk itu perlu diupayakan untuk mengoptimalkan pr
oses pembelajaran.
Media pembelajaran Magic Whist dengan langkah metode BangMoGI merupakan sal
ah satu alternatif model pembelajaran untuk mengoptimalkan proses pembelajaran,
khususnya pembelajaran teks report.
Adapun pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas saya laksanakan pada kelas 3 S
MP Negeri 2 Gombong semester 1 tahun pelajaran 2006/2007.
Berikut desain penelitian ini saya bagi dalam beberapa tahapan yakni:
1. Persipan (Preparing) : Juni 2006
2. Perencanaan(planning) : Juni-Juli minggu ke 2 2006
3. Pelaksanaan ( Acting) : Siklus I Juli minggu IV s/d Agustus minggu I
2006
: Siklus II Agustus minggu II da
n III
4. Pelaporan (Reporting) : Agustus minggu ke IV pengumpulan dan
analisis data-data ya
ng ada.
: September minggu I penulisan,
penjilidan dan
pelaporan penelitian
Pada tahap pelaksanaan (acting) saya bagi dalam siklus dan masing-masing s
iklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan reflek
si.
Optimalisasi pembelajaran teks report dengan menggunakan Magic Whist akan s
aya teliti melalui 2 siklus penelitian yaitu pembelajaran teks report benda mat
i dan teks report benda hidup. Pembelajaran teks report benda mati merupakan sik
lus I , pembelajaran teks report benda hidup merupakan siklus II. Masing-masing
pembelajaran jenis teks report ini saya alokasikan waktu dalam 8 pertemuan masin
g-masing selama 2 jam pelajaran. Untuk pengayaan dan peningkatan kwalitas maupu
n kwantitas hasil tulisan siswa, saya lakukan dalam bentuk penugasan di luar jam
pelajaran dan dibuktikan dengan kumpulan portofolio siswa. Saya menggunakan med
ia pembelajaran Magic Whist dengan langkah-langkah metode BangMoGI pada kedua si
klus tersebut.
a. Siklus I : Pembelajaran menulis teks report benda mati
Pembelajaran pada siklus I menggunakan media pembelajaran Magic Whist denga
n langkah-langkah pembelajaran metode BangMoGI. Magic Whist pada siklus I ini me
nggunakan gambar-gambar barang atau benda mati. Pembelajaran yang dibelajarkan a
dalah menulis teks report benda mati. Langkah-langkah dalam siklus ini adalah se
bagai berikut:
1) Perencanaan(Planning), meliputi:
a) Penyusunan lesson plan.
b) Menyiapkan materi berdasarkan Teacher s notes.
c) Menyiapkan media pembelajaran Magic Whist.
d) Menyiapkan model-model teks report benda mati.
e) Menyiapkan showing board.
f) Menyiapkan instrumen penilaian.
g) Menyiapkan blangko pengamatan.
2) Pelaksanaan Tindakan(Acting)
Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan Lesson Plan dengan langkah-langk
ah sebagai berikut:
a) Pre-activity meliputi: greeting, check the class, motivating activities.
b) While-activity, meliputi:
1)) Bang (membangun/building)
Langkah pertama adalah membangun motivasi, pengetahuan baru dan menggali pengeta
huan yang sudah siswa miliki, dengan cara tanya jawab, kuis, dan inqury. Dalam s
iklus I semua kegiatan untuk membangun pengetahuan hal-hal yang berhubungan deng
an teks report benda mati.
2)) Mo (Model/modeling)
Langkah kedua adalah untuk memberikan model teks report benda mati ragam tulis y
ang memberikan informasi tentang tujuan sosial, struktur umum dam fitur-fitur ke
bahasaan.
3)) G (Grup/grouping)
Langkah ketiga adalah memberikan pembelajaran bagaimana kerja kelompok sehingga
masing-masing siswa dalam kelompok itu bisa saling berkolaborasi. Dengan kerja k
elompok siswa mendapatkan pengalaman yang sangat memberikan nilai positif dan me
mberikan pengetahuan bahwa manusia bukan makhluk individual tetapi makhluk sosia
l yang dalam kehidupan sehari-hari agar dapat saling memberi dan menerima (take
and give).
4)) I (Individual/Independent)
Langkah keempat adalah untuk memberikan penugasan secara individual. Langkah ini
memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran dikuasai siswa
. Selaras dengan nafas mastery learning dikatakan bahwa setiap siswa dapat mengu
asai pembelajaran yang disajikan dengan kecepatan yang berbeda-beda. Dalam tahap
inilah suatu kompetensi yang sesungguhnya dapat dilihat/diukur/dinilai. Hati-ha
tilah untuk masuk ke langkah kerja individual karena jumlah siswa yang banyak, a
kan banyak juga waktu untuk mengkoreksi hasil siswa. Untuk itu pada tahap kerja
kelompok pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah para siswa sudah menguasa
i apa belum, jika belum alangkah bijak jika pembelajaran diulang untuk memberika
n pengetahuan yang cukup untuk menuju ke-kegiatan individual. Karena sedapat mun
gkin peran guru diminimalkan, bila perlu para siswa betul-betul sudah mampu untu
k melakukan tugas tanpa bantuan orang lain.
c) Post-activity meliputi: refleksi, pemberian tugas untuk dikerjakan di lu
ar jam pelajaran dan closing.
3) Pengamatan (Observing)
Selama kegiatan dilakukan pengamatan hal-hal sebagai berikut:
a) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran seperti: berapa kali siswa ber
tanya, berapa kali siswa menjawab, berapa kali siswa berekspresi dan berapa kali
siswa mempraktekkan.
b) Seberapa jauh siswa mengerjakan tugas yang saya berikan.
c) Seberapa cepat siswa melaksanakan tugas dengan waktu terbatas.
d) Seberapa jauh siswa dapat berkolaborasi dengan teman kelompoknya.
4) Refleksi (Reflecting)
Refleksi digunakan untuk mengetahui seberapa besar perolehan proses dan hasil pe
mbelajaran yang saya lakukan. Sejauh mana pelaksanaan tindakan pada siklus I ber
jalan efektif dan berdampak positif bagi proses pembelajaran. Kekurangan dan kel
ebihan yang terjadi, selanjutnya menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan tin
dakan pada siklus II.
a. Siklus II : Pembelajaran menulis teks report benda hidup
Pembelajaran pada siklus II menggunakan media pembelajaran Magic Whist deng
an langkah-langkah pembelajaran metode BangMoGI. Magic Whist pada siklus II ini
menggunakan gambar-gambar benda hidup. Pembelajaran yang dibelajarkan adalah men
ulis teks report benda hidup. Langkah-langkah dalam siklus ini adalah sebagai be
rikut:
1) Perencanaan(Planning), meliputi:
a. Penyusunan lesson plan.
b. Menyiapkan materi berdasarkan Teacher s notes.
c. Menyiapkan media pembelajaran Magic Whist.
d. Menyiapkan model-model teks report benda hidup.
e. Menyiapkan showing board.
f. Menyiapkan instrumen penilaian.
g. Menyiapkan blangko pengamatan.
2) Pelaksanaan Tindakan(Acting)
Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan Lesson Plan dengan langkah-langk
ah sebagai berikut:
a. Pre-activity meliputi: greeting, check the class, motivating activities.
b. While-activity, meliputi:
1)) Bang (membangun/building)
Langkah pertama adalah membangun motivasi, pengetahuan baru dan menggali pengeta
huan yang sudah siswa miliki, dengan cara tanya jawab, kuis, dan inqury. Dalam s
iklus I semua kegiatan untuk membangun pengetahuan hal-hal yang berhubungan deng
an teks report benda hidup.
2)) Mo (Model/modeling)
Langkah kedua adalah untuk memberikan model teks report benda hidup ragam tulis
yang memberikan informasi tentang tujuan sosial, struktur umum dam fitur-fitur k
ebahasaan.
3)) G (Grup/grouping)
Langkah ketiga adalah memberikan pembelajaran bagaimana kerja kelompok sehingga
masing-masing siswa dalam kelompok itu bisa saling berkolaborasi. Dengan kerja k
elompok siswa mendapatkan pengalaman yang sangat memberikan nilai positif dan me
mberikan pengetahuan bahwa manusia bukan makhluk individual tetapi makhluk sosia
l yang dalam kehidupan sehari-hari agar dapat saling memberi dan menerima (take
and give).
4)) I (Individual/Independent)
Langkah keempat adalah untuk memberikan penugasan secara individual. Langkah ini
memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran dikuasai siswa
. Selaras dengan nafas mastery learning dikatakan bahwa setiap siswa dapat mengu
asai pembelajaran yang disajikan dengan kecepatan yang berbeda-beda. Dalam tahap
inilah suatu kompetensi yang sesungguhnya dapat dilihat/diukur/dinilai. Hati-ha
tilah untuk masuk ke langkah kerja individual karena jumlah siswa yang banyak, a
kan banyak juga waktu untuk mengkoreksi hasil siswa. Untuk itu pada tahap kerja
kelompok pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah para siswa sudah menguasa
i apa belum, jika belum alangkah bijak jika pembelajaran diulang untuk memberika
n pengetahuan yang cukup untuk menuju ke-kegiatan individual. Karena sedapat mun
gkin peran guru diminimalkan, bila perlu para siswa betul-betul sudah mampu untu
k melakukan tugas tanpa bantuan orang lain.
c. Post-activity, meliputi: refleksi, pemberian tugas untuk dikerjakan di
luar jam pelajaran dan closing.
3) Pengamatan (Observing)
Selama kegiatan dilakukan pengamatan hal-hal sebagai berikut:
a. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran seperti: berapa kali siswa be
rtanya, berapa kali siswa menjawab, berapa kali siswa berekspresi dan berapa kal
i siswa mempraktekkan.
b. Seberapa jauh siswa mengerjakan tugas yang saya berikan.
c. Seberapa cepat siswa melaksanakan tugas dengan waktu terbatas.
d. Seberapa jauh siswa dapat berkolaborasi dengan teman kelompoknya.
4) Refleksi (Reflecting)
Refleksi digunakan untuk mengetahui seberapa besar perolehan proses dan hasil pe
mbelajaran yang saya lakukan. Sejauh mana pelaksanaan tindakan pada siklus II be
rjalan efektif dan berdampak positif bagi proses pembelajaran. Kekurangan dan ke
lebihan yang terjadi, selanjutnya menjadi bahan pertimbangan/masukan untuk pelak
sanaan Penelitian Tindakan Kelas selanjutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan, penilaian dan hasil tulisan siswa dari siklu
s I dan siklus II menunjukkan bahwa pencapaian hasil belajar dan kompetensi yang
diharapkan sudah dapat diketahui dan keefektifan media pembelajaran Magic Whist
telah dapat mengoptimalkan pembelajaran teks report pada siswa kelas 3 SMP Nege
ri 2 Gombong semester 1 tahun pelajaran 2006/2007. Untuk itu penelitian tindakan
kelas dalam pembelajaran teks report menggunakan media pembelajaran Magic Whist
dengan metode BangMoGI saya hentikan pada siklus II.
D. Hipotesis tindakan
Atas dasar kajian teori diatas dapat ditarik hipotesis tindakan bahwa media
pembelajaran Magic Whist dengan metode BangMoGI telah berhasil dalam mengoptima
lkan proses pembelajaran teks report.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Gombong Kabupaten Kebumen Propinsi Jaw
a Tengah. Sekolah tersebut merupakan sekolah negeri yang sejak tahun pelajaran 2
004/2005 ditetapkan sebagai salah satu rintisan Sekolah Standar Nasional (SSN).
Letak sekolah ada di kota kecamatan Gombong kearah barat kurang lebih 24 ki
lometer dari kota Kebumen yang beralamatkan di jalan Kartini 2 Gombong.
SMP Negeri 2 Gombong memiliki fasilitas gedung yang terbagi menjadi beberap
a ruang. Ruang-ruang tersebut adalah: limabelas ruang kelas terbagi 3 tingkatan
masing-masing tingkat terdiri dari 5 kelas paralel yaitu: kelas 7a, 7b, 7c, 7d,
7e, 8a, 8b, 8c, 8,d, 8e, 9a, 9b, 9c, 9d dan 9e; satu ruang perpustakaan; satu r
uang laboratorium IPA; satu ruang computer; satu ruang multimedia; satu ruang ke
senian; satu ruang penyimpanan peralatan drumband dan alat musik; satu ruang BP;
satu ruang Kepala Sekolah; satu ruang guru; satu ruang TU; satu ruang UKS dan O
SIS; satu ruang gudang; dua kamar mandi guru dan karyawan; dua belas kamar mandi
/wc siswa; dua tempat parkir sepeda siswa; sebuah tempat parkir kendaraan guru d
an karyawan; sebuah kantin siswa dan sebuah koperasi siswa.

2. Waktu Penelitian
Adapun pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan pada semest
er 1 tahun pelajaran 2006/2007. Berikut jadwal waktu penelitian yang saya bagi d
alam beberapa tahapan yakni:
a. Persipan (Preparing) : Juni 2006
b. Perencanaan(planning) : Juni-Juli minggu ke 2 2006
c. Pelaksanaan ( Acting) : Siklus I Juli minggu IV s/d Agus
tus minggu I 2006
: Siklus II Agustus
minggu II dan III
d. Pelaporan (Reporting) : Agustus minggu ke IV pengumpulan
dan analisis d
ata-data yang ada.
: September mingg
u I penulisan, penjilidan
dan pelaporan penelitian
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah guru dan siswa. Obyek penelitian adalah siswa, med
ia Magic Whist, metode BangMoGI keaktifan siswa, performance, end product siswa
dan portfolio siswa. Guru peneliti adalah saya, guru SMP Negeri 2 Gombong kelas
3 yang dalam hal ini sebagai subyek penelitian. Saya mulai mengajar di SMP sejak
tahun 1989 sampai sekarang. Saya lulus D2 pendidikan Bahasa Iggris tahun 1987 I
KIP Negeri Yogyakarta, dan pada tahun 2003 menyelesaikan S1-nya melalui Universi
tas terbuka. Saya pernah mengajar di SMP Negeri 3 Suai Kabupaten Covalima sejak
tahun 1989 sampai dengan tahun 1999. Dan sejak Oktober 1999 saya mengajar di SMP
Negeri 2 Gombong sebagai guru bahasa Inggris sampai dengan sekarang.
Siswa yang dilibatkan dalam penelitian adalah siswa kelas 3 SMP Negeri 2 Go
mbong tahun pelajaran 2006/2007. Jumlah siswa pada setiap kelasnya ada 40 siswa.
Kelas yang saya gunakan untuk penelitian adalah kelas 3a yang sebenarnya kondis
i siswa masing-masing kelas relatif sama dalam hal kepandaiannya karena pembagia
n diatur sedemikian rupa agar kodisinya relatif sama. Siswa yang masuk di SMP Ne
geri 2 Gombong adalah siswa yang sebagian besar anak-anak yang berprestasi di SD
asal karena SMP Negeri 2 Gombong diakui sebagai SMP tujuan utama bagi siswa SD
yang berprestasi di Gombong. Dengan demikian tugas sekolah untuk meningkatkan se
mua potensi yang sudah dimiliki sebelum siswa tersebut menjadi murid SMP Negeri
2 Gombong .
C. Sumber data
Sumber data yang akan saya teliti antara lain hasil isian blangko Students
self-assessment untuk mengetahui keaktifan siswa, nilai perfomance, authentic ass
essment baik proses maupun hasil dan data-data lain yang mendukung penelitian.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Analisis data keaktifan siswa.
Observasi kelas dilakukan untuk memperoleh data tentang keaktifan siswa s
elama proses pembelajaran maupun sikap dan tingkah laku sehari-hari melalui tabe
l aktivitas siswa yang diisi oleh siswa sendiri dengan memberi tally pada kolom
aktivitas pada minngu ke berapa dan bulan apa.
b. Performance assessment.
Melalui performance siswa saya lakukan authentic assessment. Performance s
iswa dapat individual, pasangan atau kelompok. Kegiatan ini dilakukan selama pro
ses pembelajaran.
c. End-product assessment dan portfalio
Data saya ambil dari hasil penilaian hasil tulisan siswa secara individual
maupun hasil portfolio siswa.
2. Alat Pengumpulan Data
Adapun alat pengumpulan data antara lain: blangko Student Self-Assessment,
rubrik penilaian performace siswa, dan rubrik penilaian menulis siswa.
E. Validitas data
Untuk memenuhi validitas data maka saya dan semua yang terlibat dalam penel
itian tindakan ini menggunakan lima kriteria seperti yang dikemukakan oleh Burns
(1999 :61) yaitu:
1. Valitiditas demokratik (Democratic validity).
Kriteria ini memberi kesempatan yang luas pada saya untuk benar-benar kolab
oratif dan menerima masukan dari berbagai pendapat. Semua yang berhubungan denga
n penelitian tindakan dapat dijadikan bahan masukan data. Kriteria ini untuk men
cegah terjadinya penelitian yang bias karena keterandalan penelitian merupakan h
al yang berpengaruh terhadap keberhasilan dari suatu penelitian.
2. Validitas hasil (Outcome validity)
Kriteria ini berhubungan dengan hasil dalam hal ini dalam konteks penelitia
n. Hasil penelitian yang dimaksud bukan hanya pemecahan masalah tetapi juga munc
ulnya pertanyaan baru yang semua ini juga tergantung pada validitas proses.
3. Validitas katalistik (Catalytic validity)
Kriteria ini berhubungan dengan sejauh mana penelitian ini dapat memberi ke
sempatan pada peserta penelitian untuk merespon perubahan yang terjadi pada diri
mereka kesiapan mereka dengan perubahan-perubahan tersebut.
4. Validitas dialogis (Dialogic validity)
Kriteria ini dilaksanakan dengan cara dialog dengan praktisi sebaya, atau m
elalui kolaboratif inkuiri atau dialog reflektif dengan teman yang kritis atau d
engan praktisi peneliti yang lain, yang dapat memberi ktitik dan saran.
F. Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kwantitatif be
rupa analisa hasil asseesmen
t baik lisan maupun tertulis, performance, end-product dan portfolio. Dalam hal
ini saya lakukan analisa data yang ada. Hasil analisa untuk melaksanakan kegiata
n tindak lanjut pada siklus-siklus berikutnya termasuk didalamnya untuk menyelen
ggarakan program perbaikan dan pengayaan serta penelitian tindakan kelas selanju
tnya.
G. Indikator Kinerja
Adapun indikator keberhasilan penelitian adalah jika kondisi siswa menunjuk
kan adanya keaktifan dalam proses pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenang
kan serta adanya hasil end-product teks report bentuk tulis yang berterima.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Resear
ch) yang berfokus pada keefektifan media pembelajaran Magic Whist melalui metode
BangMoGI dalam mengoptimalkan pembelajaran teks report. Alur penelitian saya la
kukan secara sirkulasi. Maksudnya tindakan I, II dan seterusnya merupakan lingka
ran penelitian yang saling mendukung dan saling berhubungan. Saya gambarkan sep
erti dalam diagram pada gambar 4.
Cycle Diagram

Up Arrow: Kegiatan Awal

Gambar 4: Alur Sirkulasi Penelitian Tindakan


Penelitian dilakukan secara kontinuitas dan siklik, yakni amusing (perenung
an) untuk menentukan masalah, preparing (persiapan), planning (perencanaan) dila
njutkan dengan tindakan dalam siklus yang masing-masing siklus mangalami empat t
ahapan kegiatan yaitu: planning ( perencanaan), acting (tindakan), observing (pe
ngamatan) dan reflecting (refleksi). Peningkatan validasi hasil juga dilakukan d
engan melibatkan barbagai unsur yang terkait dalam penelitian tindakan kelas ini
. Karena dalam pembelajaran pembelajaran teks report ada dua jenis teks yaitu te
ks report benda mati dan teks report benda hidup maka saya lakukan penelitian ti
ndakan kelas ini dalam dua siklus dan saya hentikan pada siklus ke dua karena k
eberhasilan sudah dapat dilihat.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Helena I.R, Dra., M.A., PhD. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa
Inggris. Jakarta : Dirjendikdasmen.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pel
ajaran Bahasa Inggris SMP dan MTs. Jakarta : Puskur Balitbang Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Panduan Materi Ujian Nasional Tahun Pelaja
ran 2005/2006.. Jakarta : Balitbang Pusat Penilaian Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004.Pelajaran Bahasa Inggris kelas IX Sekolah L
anjutan Pertama Edisi 2. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Mene
ngah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pendekatan Kontekstual. Direktorat Jendera
l Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
DePorter,Bobbi,&Hernacki,Mike. 2005. Quantum Learning. Bandung: Mizan
Leonhardt, Mary. 2005. Cara Menjadikan Anak Anda Bergairah Menulis. Bandung: PT
Mizan Pustaka.
Priyono, Andreas, Drs. , Dipl,Art,M.Sc.Ed. dan Drs. H. Djunaedi. 2001. Petunjuk
Praktis Classroom Based Action Reseach. Semarang : Proyek Perluasan dan Peningka
tan Mutu SLTP Jateng.
Purnomo, Bambang. 2006. Implementasi Kurikulum 2004 dan Contextual Teaching and
Learning Approach (CTL) melalui Metode BangMoGI. Kebumen: SMP Negeri 2 Gombong

Anda mungkin juga menyukai