Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Matematika dan Sains

Vol. 7 No. 1, April 2002, hal 15 - 19

Farmakokinetik dan Ketersediaan Hayati Relatif Sediaan Kapsul,


Tablet Salut Enterik dan Supositoria Ketoprofen

Yeyet C. Sumirtapura, Badruzzaman Saungnage, dan Mamat Rachmat


Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesa 10 Bandung 40132 Indonesia
e-mail: yeyet@fa.itb.ac.id
Diterima tanggal 11 Januari 2002, disetujui untuk dipublikasikan 15 Februari 2002

Abstrak
Telah dilakukan penelitian farmakokinetik dan ketersediaan hayati relatif ketoprofen pad a
pemberian sediaan kapsul, tablet salut enterik dan supositoria, dalam dosis tunggal 50 mg untuk kapsul dan
tablet salut enterik, dan 100 mg untuk supositoria. Penelitian dilakukan pada 6 sukarelawan sehat Indonesia
dengan disain percobaan silang lengkap (three-way crossover design) dengan menggunakan plasma sebagai
sampel. Kadar ketoprofen dalam sampel ditentukan secara KLT-densitometri. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa ketoprofen diabsorpsi dengan cepat dari saluran cerna setelah pemberian kapsul,
dengan kadar puncak dalam plasma lebih kurang 3,7 g/ml yang dicapai dalam waktu sekitar satu jam
setelah pemberian. Kadar puncak lebih kurang 4,3 g/ml dan 4,6 g/ml dicapai dalam waktu yang relatif
lambat, yaitu sekitar 2 jam dan 1,5 jam, masing-masing setelah pemberian tablet salut enterik dan
supositoria. Ketoprofen dieliminasi cukup cepat oleh tubuh dengan waktu paro eliminasi rata -rata sekitar
2,5 jam. Efisiensi absorpsi tertinggi ditunjukkan oleh sediaan tablet salut enterik, selanjutnya sediaan kapsul
dan yang terendah adalah sediaan supositoria.

Kata-kata kunci : Ketoprofen, relatif bioavailability, pharmakokinetik.

Abstract
Pharmacokinetics and relative bioavailability of ketoprofen in capsule, enteric coated tablet and
suppository, following si ngle dose administration (50 mg for capsule and tablet, and 100 mg for
suppository), had been studied in six healthy Indonesian volunteers with three -way crossover design. The
drug concentrations in the plasma samples were assayed by a TLC -densitometric method. The results showed
that ketoprofen was rapidly absorbed from the gastro -intestinal tract after administration of capsule with
peak plasma concentration of about 3.7 g/ml, which was reached in about one hour following the drug
administration. Mean peak plasma concentrations of about 4.3 and 4.6 g/ml were attained in relatively
delayed time, i.e. about 2 and 1.5 hours, respectively after administration of enteric coated tablet and
suppository. Ketoprofen was eliminated rapidly from the body with an el imination half-life of about 2.5
hours. The highest absorption efficiency was showed by the enteric coated tablet, followed by the capsule and
the suppository.

Key words : Ketoprofen, relative bioavailability, pharmacokinetics.

1. Pendahuluan badan, keadaan fisiologis, dll.), rute pemberian ,


bentuk sediaan obat yang diberikan, dll3) . Dua
Ketoprofen [2-(3-benzoyl phenyl)
faktor yang terakhir berkaitan dengan
propionic acid] adalah senyawa obat turunan ketersediaan hayati yang dapat dihasilkan oleh
asam fenilalkanoat yang bekerja sebagai masing-masing rute pemberian dan sediaan obat
antiinflamasi, antipiretik dan analgesik1). Di
tersebut.
Indonesia, ketoprofen tersedia dalam bentuk
sediaan kapsul, tablet salut enterik, supositoria Sehubungan dengan masalah ketersediaan
dan table t lepas lambat2). hayati tersebut di atas, maka untuk mendapatkan
efek terapeutik yang sama atau kadar obat dalam
Kerja farmakologi senyawa obat tubuh yang sama, dosis yang harus diberikan pada
berhubungan dengan kadar obat dalam tubuh tiap rute dan bentuk sediaan obat harus
yang ditentukan oleh berbagai macam faktor,
disesuaikan. Khusus untuk sediaan -sediaan yang
antara lain: karakteristik individu (ras, bobot
lepas segera, dosis atau kandungan ketoprofen

15
16 JMS Vol. 7 No. 1, April 2002

pada tiap bentuk sediaan yan g dipakai adalah 50 2.3 Sampling dan metode analisis
mg untuk sediaan kapsul dan tablet salut enterik, Sampling darah dilakukan sebelum
dan 100 mg untuk sediaan supositoria. pemberian obat dan dalam satu set waktu (0,25
Berkaitan dengan masalah faktor ras, pada jam s/d 8 jam) setelah pemberian, dengan
saat ini dosis obat yang dipakai di Indonesia memakai Venoject non -heparinized vacuum
disamakan dengan dosis obat yang dipakai pada blood collector. Serum dipisahkan dan disimpan
orang-orang Barat (caucasoid ), padahal dosis beku pada suhu -20 sampai dianalisis. Metode
yang sebenarnya dibutuhkan untuk orang analisis yang dipakai adalah cara kromatografi
Indonesia belum tentu sama dengan yang lapis tipis (KLT) dan spektrofotodensitometri.
dibutuhkan oleh orang Barat. Dalam sejumlah
2.4 Perhitungan parameter farmakokinetik
penelitian pada orang Indonesia dan pada ras
Melayu lain, karakteristik farmakokinetik dan ketersediaan hayati
senyawa obat pada orang Indonesia ada yang Perhitungan parameter farmakokinetik
sama/berdekatan dengan yang dihasilkan pada dilakukan dengan menggunakan model
orang Barat, tetapi untuk beberapa senyawa obat farmakokinetik satu kompartemen terbuka dengan
teramati ada yang berbeda4-8). Sejauh ini belum persamaan:
ditemukan data tentang farmakokinetik Ct = A.e-Ke.t A.e -Ka.t
ketoprofen pada orang Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari Parameter ketersediaan hayati dihitung
ketersediaan hayati relatif tiga bentuk sediaan dengan cara -cara yang sudah lazim dipergunakan.
ketoprofen yang ada dalam perdagangan (kapsul, Kadar maksimum yang dicapai (Cmaks)
ditetapkan dengan mengambil kadar dalam
tablet salut enterik dan supositoria), dan sekaligus
plasma yang paling tinggi dari data eksperimental
untuk mempelajari karakteristik farmakokinetik
yang diperoleh, dan luas di bawah kurva kinetik
ketoprofen pada orang Indonesia.
total (AUC0- ) dihitung dengan memakai metoda
2. Bahan dan Metode trapezium.
2.1 Produk Uji 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Produk yang diuji ada tiga macam, yaitu Pada Tabel 2 dan Gambar 1 diperlihatkan
sediaan Kapsul Profenid 50 mg, Tablet Salut perkembangan kadar rata-rata ketoprofen setelah
Enterik Profenid 50 mg dan Supositoria Profenid pemberian masing-masing sediaan. Parameter
100 mg. farmakokinetik yang berkaitan dan parameter
2.2 Subyek dan disain percobaan ketersediaan hayati disampaikan pada Tabel 3 dan
Penelitian dilakukan pada 6 sukarelawan 4. Seperti terlihat pada tabel-tabel dan gambar
(pria) sehat Indonesia yang berumur antara 21 tersebut, ketoprofen diabsorpsi dengan cepat dari
sampai 25 tahun, bobot badan antara 57 dan 72 saluran cerna setela h pemberian sediaan kapsul
kg, dengan tinggi badan antara 166 dan 170 cm dengan waktu pencapaian kadar maksimum lebih
(Tabel 1). Pengujian dilakukan menurut disain kurang satu jam. Setelah pemberian tablet salut
percobaan three-way crossover design dengan enterik terlihat adanya waktu tunda l(ag time),
selang waktu pemberian dua minggu. tetapi dengan harga yang relatif kecil, yaitu
sekitar setengah jam. Pada pemberian secara
rektal dalam bentuk supositoria absorpsi
Tabel 1. Karakteristik Sukarelawan Yang ketoprofen berlangsung lebih lambat dengan
Digunakan Dalam Percobaan waktu pencapaian kadar maksimum lebih kurang
1,5 jam. Hal ini sangat mungkin terjadi karena
Sukare- Umur Bobot Tinggi Badan tablet salut enterik baru akan hancur dan
lawan Badan melepaskan zat aktif saat masuk ke dalam usus,
No. (tahun) (kg) (cm)
dan pada pemberian secara rektal fasilitas
1 22 66 170 absorpsi jauh lebih terbatas dibandingkan pada
2 23 64 169 pemberian secara oral.
3 72 168
21
4 62 166
25
5 57 168
23
6 58 170
21
Rata-rata 23 63 169
S.D. 1,5 5,5 2
JMS Vol. 7 No. 1, April 2002 17

Tabel 2. Perkembangan Kadar Rata-rata


Ketoprofen Dalam Plasma (g/ml) Setelah 4,5
Pemberian Masing-masing Sediaan Dalam Dosis 4
Tungg al

Kadar ketoprofen dalam plasma (ug/ml)


3,5

3
Waktu Sediaan Kapsul
2,5 Tablet
(jam) I II III 2
Supositoria

0,25 0.99 + 1,20 - - 1,5

0,5 2,62 + 1,40 0,44 + 0,54 1,82 + 0,62 1

0,5
1 2,82 + 1,26 2,49 + 2,29 3,20 + 1,19
0
1,5 2,24 + 0,72 2,29 + 1,63 3,89 + 2,26 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Waktu (jam)
2 2,05 + 0,53 3,57 + 2,33 3,47 + 1,66
3 1,50 + 0,47 2,09 + 1,05 2,19 + 0,80
4 1,01 + 0,33 1,35 + 0,65 1,50 + 1,33 Gambar 1. Perkembangan kadar ketoprofen dalam
plasma setelah pemberian masing-masing sediaan
6 0,64 + 0,36 0,81 + 0,65 1,00 + 0,77
(rata-rata 6 sukarelawan)
8 0,36 + 0,43 0,48 + 0,56 0,36 + 0,42
I = Kapsul 50 mg ; II = Tablet Salut Enterik 50
mg ; III = Supositoria 100 mg

Tabel 3. Beberapa Parameter Farmakokinetik Ketoprofen Setelah Pemberian Masing-masing Sediaan Dalam
Dosis Tunggal

Ka Ke T 1/2 AUC 0- Lag time


Subyek
(jam -1 ) (jam -1) (jam) (g/ml.jam) (jam)

No. I II III I II III I II III I II III I II III

1 0,91 2,03 0,81 0,24 0,42 0,33 2,9 1,6 2,1 14,9 5,39 30,9 - - -
2 2,27 0,81 1,02 0,44 0,09 0,39 1,6 7,4 1,8 9,82 25,1 14,6 - - -

3 0,69 1,00 1,15 0,28 0,29 0,56 2,5 2,4 1,2 10,1 15,5 11,0 - - -

4 2,20 1,14 1,02 0,24 0,27 0,46 2,9 2,6 1,5 13,0 19,0 11,8 - 0,5 -

5 2,68 0,64 1,38 0,48 0,28 0,22 1,5 2,5 3,2 9,57 18,3 9,80 - 0,5 -
6 1,04 0,78 1,02 0,16 0,46 0,24 4,3 1,5 2,9 17,7 6,43 20,2 - 1,5 -

Rataan 1,63 1,06 1,07 0,31 0,30 0,36 2,61 3,0 2,1 12,5 14,9 16,4 - 0,42 -
S.D. 0,85 0,50 0,19 0,13 0,13 0,13 1,03 2,2 0,8 3,3 7,7 8,0 0,58

I = Kapsul 50 mg; II = Tablet Salut Enterik 50 mg ; III = Supositoria 100 mg; T1/2 = waktu paro eliminasi.
(Simbol yang lainnya dijelaskan dalam naskah)

Evaluasi harga luas di bawah kurva hayati s ediaan tablet ketoprofen memberikan
(AUC0-) setelah pemberian masing-masing ketersediaan hayati relatif sebesar 100%
sediaan memperlihatkan bahwa pemberian dibandingkan dengan sediaan injeksi
ketoprofen dalam bentuk sediaan tablet salut intramuskular9) . Sementara itu sediaan supositoria
enterik memberikan ketersediaan hayati yang menghasilkan ketersediaan hayati yang relatif
tinggi bahkan pada penelitian ini menghasilkan lebih rendah dibandingkan dengan sediaan kapsul
efisiensi absorpsi yang relatif lebih tinggi (rata- dengan nilai efisiensi absorpsi rata-rata sekitar
rata sekitar 130%) dibandingkan dengan sediaan 60%. Data ini membuktikan kerasionalan satuan
kapsul (Tabel 5). Ketersediaan hayati ketoprofen dosis yang diberikan untuk masing-masing bentuk
yang tinggi dari sediaan tablet sesuai dengan yang sediaan.
dilaporkan peneliti lain, yaitu bahwa ketersediaan
18 JMS Vol. 7 No. 1, April 2002

Tabel 4. Parameter Ketersediaan Hayati Ketoprofen Setelah Pemberian Masing-masing Sediaan Dalam Dosis
Tunggal

Subyek Cmaks (g/ml) Tmaks (jam) AUC0- (g/ml.jam)


No. I II III I II III I II III
1 4,34 1,76 8,11 1 1,5 1,5 14,9 5,39 30,9
2 4,32 7,28 4,72 0,5 2 1,5 9,82 25,1 14,6
3 2,07 4,96 5,35 2 1 1 10,1 15,5 11,0
4 4,39 5,70 2,81 0,5 1 2 13,0 19,0 11,8
5 4,59 3,76 2,49 2 3 1 9,57 18,3 9,80
6 2,58 2,22 4,08 1,5 2 1 17,7 6,43 20,2
Rataan 3,72 4,28 4,59 1,25 1,75 1,5 12,5 14,9 16,4
S.D. 1,09 2,11 2,04 0,69 0,75 0,5 3,3 7,7 8,0

I = Kapsul ; II = Tablet salut enterik; III = Supositoria

Tabel 5. Efisiensi Absorpsi (F) Ketoprofen (%)


Kesimpulan
setelah Pemberian Dalam Bentuk Tablet Salut
Enterik dan Supositoria Relatif Terhadap Sediaan Dari hasil-hasil yang diperoleh dalam
Kapsul penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
Subyek Sediaan 1. Ketoprofen diabsorpsi dengan cepat dari
saluran cerna setelah pemberian kapsul,
No II III
dengan kadar puncak dalam plasma lebih
1 36 104 kurang 3,7 ug/ml yang dicapai dalam waktu
2 255 74 sekitar satu jam setelah pemberian. Kadar
puncak lebih kurang 4,3 g/ml dan 4,6 g/ml
3 153 54 dicapai dalam waktu yang relatif lambat,
4 146 45 yaitu sekitar 2 jam dan 1,5 jam, masing-
masing setelah pemberian tablet salut enterik
5 191 51
dan supositoria. Ketoprofen dieliminasi
6 36 57 cukup cepat oleh tubuh dengan waktu paro
Rata-rata 136 64 eliminasi rata-rata sekitar 2,5 jam.
2. Sediaan tablet salut enterik memperlihatkan
S.D. 87 22 efisiensi absorpsi yang relatif lebih tinggi
dibandingkan terhadap sediaan kapsul,
II = Tablet Salut Enterik ; III = Supositoria
sedangkan sediaan supositoria memperlihat-
Pembandingan beberapa parameter kan hal yang sebaliknya.
farmakokinetik ketoprofen yang diperoleh dalam 3. Harga parameter farmakokinetik ketoprofen
penelitian ini dengan yang pernah dihasilkan pada yang diperoleh dalam penelitian ini
orang Barat (Caucasoid) menunjukkan bahwa berdekatan dengan yang pernah dilaporkan
untuk ketoprofen parameter farmakokinetik yang pada orang Barat (Caucasoid).
dihasilkan pada orang Indonesia sebanding
dengan yang dihasilkan pada orang Barat9-10).
Meskipun terlihat adanya perbedaan dalam nilai
rataan parameter-parameter tersebut, namun
dengan harga variasi yang cukup besar maka
perbedaan tersebut menjadi tidak berarti.
JMS Vol. 7 No. 1, April 2002 19

Daftar Pustaka setelah pemberian dalam dosis tunggal secara


oral, Prosiding Kongres Ilmiah VIII ISFI,
1. Reynolds, J.E.F. et al. (Eds .), Martindale: Jakarta, 103 -109 (1991).
The Extra Pharmacopoeia , 32nd ed., The 7. Setiabudy R. et al., Dapsone N-acetylation,
Pharmaceutical Press, London, 1999, p.48-
metoprolol alpha-hydroxylation,and S-
49. mephenytoin 4-hydroxylation polymor-
2. Hor H. et al. (Eds.), MIMS Indonesia (IIMS), phisms in an Indonesian population: A
MIMS Asia , Wancai (Hongkong), 1997.
cocktail and extended phenotyping assesment
3. Wagner, J.G., Fundamentals of Clinical trial, Clin. Phamacol. Ther., 56, 142-153
Pharmacokinetics , 2nd ed., Drug In telligence
(1994).
Publications, Inc., Hamilton-Illinois, 1979.
8. Johnson, J.A., Influence of race and
4. Rasyid, R. , Sumirtapura, Y.C. dan Fauzi,
ethnicity on pharmacokinetics of dru gs, J.
E.F., Profil ekskresi uriner chlorprothixene
Pharm. Sci., 86 : 12, 1328 -1333 (1997).
dan dua metabolit utamanya setelah
9. Kokki, H., Tuomilehto, H. and Karniven, M.,
pemberian dalam dosis tunggal pada
Pharmacokinetics of ketoprofen following
sukarelawan sehat Indonesia, Acta Pharm.
oral and intramuscular administration in
Ind., XIII (4), 163-174 (1988).
young children, Eur. J. Clin. Pharmacol.,
5. Sumirtapura, Y.C., Rasyid, R. dan Herwina,
57, 643-647 (2001).
W., Profil ekskresi uriner beberapa anti-
10. Geisslinger, G. et al., Pharmacokinetics of
infeksi saluran urin pada sukarelawan sehat
ketoprofen enantiomers after different doses
Indonesia, ibid, XVII (4), 112-125 (1992).
of the racemate, Br. J. Clin. Pharmacol., 40,
6. Sumirtapura, Y.C. dan Wibawati, W., Profil
73-75 (1995).
farmakokinetik plasmatik dan uriner
sefadroksil pada sukarelawan sehat Indonesia
20 JMS Vol. 7 No. 1, April 2002

Anda mungkin juga menyukai