Lingkup pengaturan dalam penyediaan dan pendistribusian LPG (tata niaga) LPG adalah kegiatan
penyediaan dan pendistribusian LPG dalam bentuk kemasan dan curah, dimana pengaturannya
meliputi :
Penyediaan LPG; Pendistribusian LPG; Pengguna LPG; Sistem Pendistribusian LPG; Harga LPG;
Standar & Mutu LPG; Keselamatan Migas serta Pengawasan.
1. Penyediaan LPG
A. Produksi dalam negeri :
1. Kilang
2. Pengolahan Lapangan Kegiatan Hulu
B. Impor
Pelasanaan impor LPG oleh Badan Usaha harus mendapatkan Izin dari Menteri Perdagangan dan
rekomendasi dari Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi atas nama Menteri ESDM.
Bagi pengguna langsung yaitu konsumen pengguna langsung untuk kepentingan sendiri dapat
melakukan impor LPG setelah mendapat rekomendasi dari Dirjen Migas atas nama Menteri
ESDM dan izin dari Menteri Perdagangan.
Badan Usaha yang memiliki Izin Pengolahan Minyak dan Gas Bumi dapat memiliki fasilitas untuk
melakukan kegiatan pengangkutan ataupun penyimpanan LPG sebagai kelanjutan kegiatan usaha
pengolahannya, dimana Badan Usaha tersebut dapat melaksanakan penjualan ke pengguna besar
dalam bentuk Bulk (Curah). Apabila ingin melakukan kegiatan niaga LPG kepada pengguna selain
pengguna besar, maka Badan Usaha tersebut wajib memiliki Izin Usaha Niaga LPG.
2. Pendistribusian LPG
Untuk melaksanakan pendistribusian LPG, terlebih dahulu memiliki Izin Usaha Niaga LPG.
Pendistribusian LPG dibedaka menjadi dua bagian yaitu :
A. Pendistribusian LPG Umum
B. Pendistribusian LPG Tertentu (Bersubsidi/PSO)
Page | 1
SUMMARY
Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niaga LPG yang melaksanakan pendistribusian LPG Umum
wajib melakukan kegiatan penyaluran LPG Umum kepada pengguna skala kecil, pelanggan kecil,
transportasi dan rumah tangga melalui penyalur yang ditunjuk oleh Badan Usaha pemegang Izin
Niaga LPG melalui seleksi. Disamping itu Badan Usaha pemegang Izin Niaga LPG tersebut dapat
melakukan pendistribusian LPG UMUM secara langsung kepada pengguna besar dalam bentuk
Bulk/Curah.
Bagi Badan Usaha pemegang Izin Niaga LPG diwajibkan memiliki sarana dan fasilitas untuk kegiatan
pengangkutan dan penyimpanan termasuk fasilitas pengisian tabung LPG (Filling Plant). Bagi Badan
Usaha yang melakukan kegiatan niaga LPG dalam bentuk curah atau sebagai bahan pendingin maka
Badan Usaha tersebut hanya wajib memiliki sarana pengangkutan dan penyimpanan saja.
Badan Usaha pemegang Izin Niaga LPG dapat menggunakan atau memanfaatkan sarana dan fasilitas
pengangkutan LPG milik Bada Usaha lain yang memiliki Izin Pengangkutan LPG.. Begitu juga dalam
hal sarana penyimpanan, Badan Usaha pemegang Izin Niaga LPG dapat memanfaatkannya dari Badan
Usaha lain pemegang Izin Usaha Penyimpanan LPG.
Keweajiban pemegang Izin Usaha Niaga LPG dalam melaksanakan pendistribusian LPG ::
a. menjamin kesinambungan penyaluran LPG pada jaringan distribusi niaganya, antara lain
dengan
1. memiliki cadangan operasional LPG minimum selama 7 (tujuh) hari untuk LPG Umum
yang dihitung dari volume penyaluran harian rata-rata pada tahun sebelumnya;
2. memiliki cadangan kerja minimum selama 3 (tiga) hari dan cadangan operasional
minimum selama 8 (delapan) hari untuk LPG Tertentu yang dihitung dari volume
penyaluran harian rata-rata pada tahun sebelumnya;
3. menjamin dan memiliki rencana tanggap darurat (emergency response) pasokan dan
distribusi LPG yang dapat diimplementasikan dalam jangka waktu 24 jam sejak
Page | 2
SUMMARY
terjadinya gangguan pasokan yang dapat menyebabkan kegagalan atau ketidaktersediaan
LPG Tertentu di suatu Wilayah Distribusi Tertentu; dan
4. menyediakan, memiliki atau menguasai Sarana dan Fasilitas Niaga LPG.
a. Menjamin standar, dan mutu/spesifikasi LPG yang ditetapkan oleh Menteri
b. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar yang berlaku
c. Menjammin ketepatan berat isi LPG sesuai dengan persyaratan ukuran tabung LPG yang
didistribusikan sampai tingkat konsumen akhir.
d. Menjamin keselamata dan kesehatann kerja serta pengelolaan lingkungan hidup.
e. Memenuhi ketentuan ketentuan yang telah disepakati dalam perjanjian jual beli LPG.
f. Mempunyai komitmen dalam peningkatan pelayanan kepada pengguna LPG
g. Memenuhi dan mematuhi peraturan perundang-undangan.
Penyaluran LPG Tertentu dilaksanakan oleh Penyalur LPG yang telah ditunjuk oleh Badan Usaha
pemegang Izin Usaha Niaga LPG yang mendapat penugasan melalui seleksi. Untuk menjamin
kelancaran pendistribusian LPG Tertentu, Badan Usaha yang mendapat penugasan dapat menunjuk
sub Penyalur berdasarkan usulan Penyalur LPG Tertentu.
3. Pedoman dan Tata Cara Penugasan Penyediaan dan Pendistribusian LPG Tertentu Melalui
Lelang dan Penunjukan Langsung.
3.1. Lelang
Volume LPG tertentu yang akan didistribusikan didasarkan pada penghitungan anggaran untuk
penyediaan dan pendistribusian volume LPG Tertentu yang terdapat dalam Undang Undang APBN
Harga jual LPG Tertentu adalah harga jual eceran termasuk PPN yang ditetapkan oleh Menteri ESDM
pada titik serah penyalur
Harga Patokan LPG Tertentu adalah harga yang didasarkan pada harga indeks pasar LPG yang
berlaku pada bulan yang bersangkutan ditambah biaya distribusi (termasuk handling) dan margin
usaha yang wajar.
Page | 3
SUMMARY
Wilayah Distribusi LPG Tertentu ditetapkan oleh Menteri ESDM dengan mempertimbangkan pada
wilayah administrative propinsi.
Direktur Jenderal menyampaikan kepada Menteri mengenai usulan besaran volume LPG Tertentu,
harga patokan LPG Tertentu dan Wilayah Distribusi LPG Tertentu yang akan ditawarkan kepada
Badan Usaha
Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan syarat-syarat dan ketentuan ketentuan
(terns and conditions) kontrak penugasan penyediaan dan pendistribusian LPG Tertentu
Wilayah Distribusi LPG Tertentu, besaran volume LPG Tertentu, dan harga patokan LPG Tertentu
yang telah ditetapkan oleh Menteri beserta syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan (terms and
conditions) kontrak ditawarkan kepada Badan Usaha melalui mekanisme lelang
Pembentukan Tim Lelang oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Tim Lelang menyiapkan dan menerbitkan Dokumen Lelang (Bid Document) untuk setiap Wilayah
Distribusi LPG Tertentu yang akan ditawarkan setelah mendapat pengesahan Direktur Jenderal
Badan Usaha yang telah memenuhi persyaratan wajib mengambil Dokumen Lelang sesuai jadwal
yang ditetapkan oleh Tim Lelang
Penetapan pemenang lelang penugasan pendistribusian LPG Tertentu oleh Menteri ESDM
Dalam surat kontrak penugasan penyediaan dan pendistribusian LPG Tertentu , memuat :Hak dan
kewajiban Badan Usaha; Jangka waktu penugasan; Volume LPG Tertentu; Harga Patokan dan Harga
Jual LPG Tertentu; Wilayah distribusi LPG Tertentu; Tata cara pembayaran; pengalihan hak dan
kewajiban; force majure dan sanksi.
3.2. Penunjukan langsung
Volume LPG tertentu yang akan didistribusikan didasarkan pada penghitungan anggaran untuk
penyediaan dan pendistribusian volume LPG Tertentu yang terdapat dalam Undang Undang APBN
Page | 5
SUMMARY
Harga jual LPG Tertentu adalah harga jual eceran termasuk PPN yang ditetapkan oleh Menteri ESDM
pada titik serah penyalur.
Harga Patokan LPG Tertentu adalah harga yang didasarkan pada harga indeks pasar LPG yang
berlaku pada bulan yang bersangkutan ditambah biaya distribusi (termasuk handling) dan margin
usaha yang wajar.
Wilayah Distribusi LPG Tertentu ditetapkan oleh Menteri ESDM dengan mempertimbangkan pada
wilayah administrative propinsi.
Dirjen Migas menyampaikan usulan penetapan wilayah distribusi LPG Tertentu, volume LPG
Tertentu, biaya distribusi, penyediaan tabung LPG 3 Kg serta term and conditions kontrak
penugasan penyediaan dan pendistribusian LPG Tertentu kepada Menteri ESDM
Menteri menetapkan wilayah distribusi LPG Tertentu, volume LPG Tertentu, biaya distribusi,
penyediaan tabung LPG 3 Kg serta term and conditions kontrak penugasan penyediaan dan
pendistribusian LPG Tertentu
Penawaran kepada Badan Usaha melalui penunjukan langsung oleh Direktur Jenderal Migas
Penilaian dan evaluasi oleh Direktur Jenderal Migas terhadap Badan Usaha yang ditunjuk
langsung melaksanakan penyediaan dan pendistribusian LPG Tertentu
Direktur Jenderal Migas mengusulkan Badan Usaha yang ditunjuk langsung kepada Menteri
setelah melaksanakan penilaian dan evaluasi
Berdasarkan usulan dari Direktur Jenderal Migas, Menteri ESDM menetapkan Badan Usaha
pelaksana penugasan penyediaan dan pendistribusian LPG Tertentu
Dalam surat kontrak penugasan penyediaan dan pendistribusian LPG Tertentu , memuat :Hak dan
kewajiban Badan Usaha; Jangka waktu penugasan; Volume LPG Tertentu; Harga Patokan dan Harga
Jual LPG Tertentu; Wilayah distribusi LPG Tertentu; Tata cara pembayaran; pengalihan hak dan
kewajiban; force majure dan sanksi.
Pelaksanaan Sistem Pendistribusian LPG Tertentu dilakukan secara bertahap sesuai wilayah distribusi
yang ditetapkan Dirjen Migas dengan mempertimbangkan :
1. Kemampuan daya beli pengguna LPG Tertentu.
2. Jaminan dan kesinambungan penyediaan dan pendistribusian LPG Tertentu
3. Ketersediaan fasilitas dan sarana pendistribusian LPG Tertentu.
5. Penyalur LPG
Page | 7
SUMMARY
Penyalur LPG yang telah ditunjuk oleh Badan Usaha Pemegang Izin Niaga LPG wajib memiliki
Sarana dan Fasilitas penyimpanan (gudang) dan pengangkutan tabung LPG untuk mendukung
Kegiatan Penyalurannya pada wilayah penyalurannya..Disamping itu penyalur juga dapat
memanfaatkan danlatau menguasai Sarana dan Fasilitas pengangkutan milik pihak lain.Selain dalam
bentik kemasan / tabung, penyalur LPG juga dapat menyalurkan LPG kepada pengguna besar LPG
(dalam bentuk curah)
Penyalur LPG yang melakukan kegiatan penyaluran LPG dalam bentuk kemasan atau curahlbulk
dapat menggunakan atau menguasai Sarana dan Fasilitas transportasi lauttsungai yang dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyalur LPG wajib melaksanakan Kegiatan
Penyaluran pada wilayah penyaluran sesuai penunjukan dari Badan Usaha pemegang lzin Usaha
Niaga LPG dan wajib memiliki Surat Keterangan Penyalur.
.
Poin poin dalam perjanjian kerjasama antara Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niaga LPG dengan
penyalur adalah :
1. Jaminan kesinambungan penyaluran LPG pada jaringan distribusinya
2. Jaminan standar dan mutu / spesifikasi LPG yang ditetapkan oleh Menteri.
3. Penggunaan peralatan sesuai dengan standar yang berlaku.
4. Jaminan ketepatan berat isi LPG.
5. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup.
Penunjukan penyalur oleh Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niaga LPG harus dilaporkan kepada
Menteri ESDM melalui Dirjen Migas, dimana laporan tersebut memuat data mengenai nama penyalur,
surat perkankian kerjasama/surat penunjukan penyalur, sarana dan fasilitas yang dimiliki oleh
penyalur.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi akan memberikan Surat Keterangan Penyalur, apabila
data data yang diberikan mengenai penyalur telah lengkap paling lama 10 hari kerja setelah laporan
masuk. Surat Keterangan Penyalur memuat antara lain :
a. Bana dan alamat penyalur
b. Nama Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niaga LPG
c. Nomor dan tanggal surat perjanjian kerja sama / surat penunjukan.
d. Wilayah penyaluran.
e. Masa berlaku Surat Keterangan Penyalur.
Page | 8
SUMMARY
Harga jual LPG untuk pengguna LPG Tertentu terdiri dari harga patokan LPG dan harga jual eceran
LPG Tertentu, dimana harga patokan merupakan harga yang didasarkan pada harga patokan yang
ditetapkan oleh Menteri ESDM.
Page | 9
SUMMARY
Beberapa tindakan tertentu (emergency response) yang dapat dilakukan oleh Direktur Jenderal
Minyak dan Gas Bumi terkait dengan kelangkaan LPG yang mengakibatkan terjadinya lonjakan
harga, antara lain:
a. Pemanfaatan bersama infrastruktur termasuk jaringan distribusi LPG sampai ke penyalur
dengan pihak lain.
b. Memberikan penugasan kepada Badan Usaha untuk menyediakan dan mendistribusikan LPG
untuk memenuhi kebutuhan konsumen
c. Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi terkait.
d. LPG hasil pengolahan lapangan pada kegiatan usaha hulu dan LPG hasil dari pengolahan
kilang diprioritaskan utnuk kebutuhan dalam negeri
Peraturan Menteri ESDM ini mencabut Peraturan Menteri ESDM Nomor 21 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Penyediaaw Dan Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas Tabung 3
Kilogram.
Jakarta 14/2/2010
Andi Febriyanto
Ifnaldi Sikumbang
Page | 10