Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Perubahan Metode Akuntansi

Salah satu tujuan penyusunan laporan keuangan adalah memberikan informasi


kepada pihak-pihak yang membutuhkan yang akan digunakan untuk membuat perban-
dingan, meramalkan dan menilai kemampuan suatu perusahaan. Untuk dapat
memenuhi tujuan di atas, laporan-laporan keuangan harus dapat diperbandingkan.
Perbandingan-perbandingan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu horizontal dan
vertikal. Perbandingan horizontal adalah perbandingan laporan keuangan suatu
perusahaan dengan perusahaan lain untuk periode yang sama. Sedangkan
perbandingan vertikal adalah perbandingan laporan keuangan dari suatu perusahaan
dengan laporan yang sama untuk periode-periode sebelumnya. Perbandingan antar
perusahaan harus memenuhi prinsip comparability, sedangkan perbandingan antar
periode harus memenuhi prinsip konsistensi.
Untuk menjaga agar prinsip comparability dan konsistensi ini dapat terlaksana,
perubahan-perubahan yang terjadi dipisahkan menjadi dua, yaitu perubahan metode-
metode akuntansi dan perubahan-perubahan yang terjadi karena koreksi kesalahan-
kesalahan dalam periode-periode yang lalu. Perubahan dalam metode akuntansi
dipisahkan menjadi tiga:
1. Perubahan dalam prinsip akuntansi.
2. Perubahan dalam taksiran-taksiran akuntansi.
3. Perubahan dalam kesatuan usaha.
Koreksi kesalahan tahun-tahun lalu dapat terjadi karena berbagai macam
sebab, seperti kesalahan-kesalahan perhitungan, kesalahan-kesalahan penggunaan
rekening, kesalahan-kesalahan dalam penerapan prinsip akuntansi dan Iain-lain. Tidak
ada pedoman khusus untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan ini, karena koreksinya
sangat tergantung pada jenis kesalahannya.

Perubahan Prinsip Akuntansi


Perubahan prinsip akuntansi adalah penggunaan suatu prinsip akuntansi yang
lazim yang berbeda dengan prinsip akuntansi yang lazim yang digunakan dalam
periode sebelumnya.Istilah prinsip akuntansi di sini mencakup juga metode-metode
yang digunakan.Perubahan dalam prinsip akuntansi ini dapat terjadi karena
perusahaan mempunyai beberapa alternatif metode untuk penerapan suatu prinsip.
Istilah perubahan dalam prinsip akuntansi ini tidak termasuk :
a. Pemakaian pertama suatu prinsip akuntansi untuk mencatat transaksi yang
baru pertama kali terjadi dalam perusahaan.
b. Penggunaan atau perubahan suatu prinsip akuntansi yang perlu dilakukan
karena adanya perubahan sifat transaksi.
c. Perubahan dari prinsip akumulasi yang tidak lazim ke prinsip yang lazim.
Beberapa contoh dari perubahan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Perubahan dalam metode pembebanan harga pokok persediaan, seperti dari
LIFO ke FIFO atau ke rata-rata tertimbang.
2. Perubahan dalam metode depresiasi aktiva tetap, seperti dari double declining
balance method ke straight line method.
3. Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang, seperti dari
metode kontrak selesai ke metode persentase penyelesaian.
4. Perubahan dalam perhitungan biaya produksi, seperti dari full costing ke direct
costing.
Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat kumulatif. Akibat kumulatif dari
perubahan prinsip akuntansi diperlakukan sebagai berikut:
1. Jumlah akibat kumulatif dari perubahan prinsip dilaporkan dalam laporan laba
rugi di antara elemen-elemen luar biasa dan laba bersih. Pelaporan- nya
dengan jumlah sesudah dikurangi pajak penghasilan.
2. Laporan keuangan periode-periode sebelumnya tidak perlu dikoreksi.
3. Laba sebelum elemen luar biasa dan laba bersih periode-periode sebelumnya
ditunjukkan dalam laporan laba rugi tahun sekarang (di bagian bawah halaman
pertama) dengan jumlah yang sudah dikoreksi.
Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat retroaktif, dimana
laporan keuangan periode-periode sebelumnya yang dilaporkan disusun kembali
sesuai dengan prinsip yang baru.Kalau masih terdapat sisa akibat kumulatif sesudah
laporan keuangan periode-periode sebelumnya yang dilaporkan, direvisi maka sisa
tersebut dikoreksikan ke saldo awal rekening laba tidak dibagi dari periode terawal
yang dikoreksi. Perubahan prinsip akuntansi yang memerlukan retroaktif adjustment
adalah:
a. Perubahan metode penentuan harga pokok persediaan dari LIFO ke metode
yang lain.
b. Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang, dan
c. Perubahan dari atau ke full cost method yang digunakan dalam industri
extractive.

Perubahan Taksiran
Banyak alokasi atau pembebanan biaya didasarkan pada taksiran-taksiran di
mana taksiran ini dibuat dengan suatu kebijaksanaan, misalnya pembebanan kerugian
piutang, taksiran umur dalam perhitungan depresiasi, taksiran jumlah garansi yang
akan dibayar dan Iain-lain. Pada periode-periode berikutnya mungkin dapat diketahui
bahwa taksiran-taksiran yang sudah dibuat adalah tidak benar sehingga perlu direvisi.
Dalam hal taksiran sudah dibuat dengan sebaik-baiknya tetapi ternyata tidak tepat,
maka perubahan-perubahan yang dibuat sebaiknya dibebankan pada periode berjalan
dan periode-periode yang akan datang. Periode-periode yang lalu sudah tidak perlu
diubah karena perubahan taksiran ini baru diketahui pada periode berjalan. Seperti
pada contoh mesin harga perolehannya Rpl.000.000,- umurnya ditaksir 8 tahun.
Sesudah dipakai selama 5 tahun diketahui bahwa seharusnya mesin tadi umurnya 10
tahun. Depresiasi yang sudah dibebankan selama 5 tahun berjumlah 5 x Rpl25.000,- =
Rp625.000,-. Nilai buku mesin pada awal tahun keenam sebesar Rp375.000,-. Karena
taksiran umurnya berubah menjadi 10 tahun maka nilai buku sebesar Rp375.000,-
akan dibebankan dalam waktu lima tahun, yaitu tahun keenam sampai dengan tahun
kesepuluh. Beban depresiasi tiap tahun selama sisa umur mesin sebesar Rp375.000,- :
5 = Rp75.000,-.
Perubahan dalam taksiran akuntansi yang timbul sebagian atau seluruhnya dari
perubahan prinsip akuntansi harus dilaporkan sebagai perubahan taksiran
akuntansi.Dalam perubahan metode depresiasi, akibatnya dapat dipisahkan dari
perubahan taksir-an-taksiran akuntansi seperti umur, residu dan Iain-lain.Oleh karena
itu perubahan metode depresiasi harus diperlakukan sebagai perubahan prinsip
akuntansi dan perubahan taksiran umur, nilai residu dan Iain-lain diperlakukan
sebagai perubahan taksiran akuntansi.
Laporan keuangan bisa berubah karena adanya perubahan kesatuan usaha.
Perubahan kesatuan usaha ini terjadi dalam hal disusunnya laporan keuangan
konsolidasi sebagai ganti laporan keuangan masing-masing perusahaan, perubahan-
perubahan dalam anak perusahaan yang laporan-laporannya dikonsolidasikan, atau
terjadinya penggabungan-penggabungan baru.Apabila terjadi perubahan kesatuan
usaha maka laporan keuangan tahun berjalan harus menjelaskan sifat-sifat dan sebab-
sebab perubahan itu. Di samping itu akibat-akibat perubahan terhadap laba rugi juga
harus dicantumkan dalam laporan laba rugi sebelum elemen-elemen luar biasa, begitu
pula laba bersih dan jumlah pendapatan per lembar saham.Laporan keuangan tahun
berikutnya tidak perlu lagi mencantumkan penjelasan seperti laporan tahun
berjalan.Agar laporan keuangan tahun berjalan dapat dibandingkan dengan tahun-
tahun sebelumnya, laporan keuangan tahun sebelumnya harus disusun dengan
anggapan jika seandainya sudah terjadi perubahan kesatuan usaha.
Pelaporan Perubahan dalam Kesatuan
Yang dimaksud dengan konsep kesatuan usaha ialah bahwa sebuah perusahaan
yang harus dipandang sebagai suatu kesatuan usaha yang terpisah dari pemiliknya dan
juga dari perusahaan-perusahaan lainnya.
Konsep kesatuan usaha menyatakan bahwa setiap kesatuan usaha harus
membuat akuntansi perusahaan yang terpisah. Hanya aktiva, hutang, dan ekuitas
pemilik yang secara khusus berhubungan dengan suatu usaha tertentu yang harus
dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan tersebut. Walaupun demikian,
haruslah dicatat bahwa dalam beberapa keadaan investor atau pemilik perusahaan
secara hukum bertanggungjawab atas hutang atau kerugian. Kewajiban ini tergantung
dari bentuk hukum perusahaannya. Pada saat ketika seorang individu mempunyai
lebih dari satu jenis bisnis yang tidak berhubungan, setiap bisnis harus diperlakukan
sebagai suatu kesatuan yang terpisah.
Konsep kesatuan usaha telah menetapkan harus dipandang terpisah dari
perusahaan-perusahaan lain. Seseorang yang memiliki dua buah perusahaan misalnya
sebuah apotik dan sebuah bengkel mobil hendaknya mengadakan catatan-catatan
akuntansi tersendiri untuk Perusahaan itu.
Contoh perubahan dalam entitas pelaporan adalah:
1. menyajikan laporan konsolidasi untuk menggantikan laporan perusahaan individual
2. mengubah anak perusahaan tertentu yang terdiri dari kelompok perusahaan dimana
laporan keuangan konsolidasi disajikan
3. mengubah perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan gabungan
4. perubahan metode akuntansi biaya, ekuitas, atau konsolidasi untuk anak perusahaan
dan investasi. Perubahan dalam entitas pelaporan bukan berasal dari penciptaan,
pemutusan, pembelian atau disposisi anak perusahaan atau unit bisnis lainnya.
Laporan keuangan dari tahun dimana perubahan dalam entitas pelaporan
dilakukan harus mengungkapkan sifat perubahan itu serta alasannya. Pengaruh
perubahan ini terhadap laba sebelum pos-pos luar biasa, laba bersih, dan laba per
saham harus dilaporkan untuk semua periode yang disajikan. Pengungkapan ini tidak
perlu diulang pada laporan keuangan periode berikutnya.
Pelaporan koreksi kesalahan :
Kategori Akuntansi Jenis pelaporan Ulang
Pengakuan biaya Mencatat biaya pada periode atau dalam
nilai yang tidak tepat
Pengakuan pendapatan Perhitungan tidak tepat atas pendapatan.
Kategori ini mencakup pengakuan tidak tepat atas
pendapatan, pengakuan atas pendapatan yang
diragukan, atau sejumlah kesalahan pelaporan
atas pendapatan.
Misklasifikasi Misklasifikasi pos akuntansi yang
signifikan dalam neraca, laporan laba rugi atau
laporan arus kas. Mencakup pelaporan ulang
akibat misklasifikasi akun jangka pendek atau
panjang atau akun yang berpengaruh terhadap
arus kas operasi.
Ekuitas-lain-lain Perhitungan tidak tepat atas EPS, saham
terbatas, waran, dan instrumen ekuitas lain.
Cadangan/Kontinjensi Kesalahan yang mencakup piutang usaha
utang tak tertagih, cadangan persediaan,
penyisihan untuk pajak penghasilan, kontinjensi
dan rugi.
Aktiva berusia panjang Penurunan nilai aktiva properti, pabrik,
dan perlatan, goodwill, atau aktiva terkait lainnya.
Perpajakan Kesalahan yang mencakup koreksi atas
provisi pajak, penanganan tidak tepat atas
kewajiban pajak, dan pos-pos lain yang terkait
pajak.
Ekuitas-laba Penghitungan tidak tepat atas transaksi
komprehensif lainnya ekuitas yang terkait laba komprehensif antara lain
pos mata uang asing, penyesuaian keajiban
miinimum atas pensiun, keuntungan dan kerugian
yang tidak diakui atas investasi tertentu dalam
utang, sekuritas ekuitas, dan derivatif.
Persediaan Penilaian biaya persediaan, isu kuantitas,
dan biaya penyesuian penjualan.
Ekuitas-opsi saham Perhitungan tidak tepat atas opsi saham
karyawan.
Lain-lain Semua pelaporan ulang yang tidak
tercakup dalam kategori diaats antara lain yang
terkait penghitungan tidak tepat atas akuisisi atau
merger.

Ikhtisar Perubahan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan


v Perubahan prinsip akuntansi
Menggunakan pendekatan retrospektif dengan :
a) Menyatakan kembali laporan keuangan dn semua periode sebelumnya yang
disajikan
b) Mengungkapkan dalam tahun terjadinya perubahan pengaruh terhadap laba bersih
dan laba per saham dari semua periode sebelumnya yang disajikan
c) Melaporkan penyesuaian atas saldo awal laba ditahan dalam laporan laba ditahan
Jika penentuan efek periode lalu tidak praktis ( menggunakan perubahan ke
pendekatan LIFO) :
a. Tidak menyatakan kembali laba tahun sebelumnya
b. Menggunakan persediaan awal dlam tahun di mana metode baru mulai digunakan
sebagai tahun dasar persediaan untuk semua perhitungan LIFO berikutnya
c. Mengungkapkan pengaruh dari perubahan pada tahun berjalan, dan alas an-alasan
untuk mengabaikan perhitungan pengaruh kumulatif serta jumlah pro-forma dari
tahun sebelumnya.
v Perubahan estimasi akuntansi
Menggunakan pendekatan periode berjalan dan prospektif dengan :
a. Melaporkan laporan keuangan periode berjalan dan masa dating dasar baru
b. Menyajikan laporan keuangan periode sebelumnya seperti dilaporkan sebelumnya
c. Tidak melakukan penyesuaian atas saldo awal periode berjalan untuk tujuan catch-
up dan tidak melakukan penyajian pro-forma
v Perubahan dalam entitas pelaporan
Menggunakan pendekatan retroaktif dengan :
a. Menyatakan kembali laporan keuangan untuk semua periode sebelumnya yang
disajikan
b. Mengungkapkan dalam tahun terjadinya perubahan pengaruh terhadap data laba
bersih dan laba per saham untuk semua periode sebelumnya yang disajikan
v Perubahan karena kesalahan
Menggunakan pendekatan retroaktif dengan :
a. Memperbaiki semua laporan keuangan periode sebelumnya yang disajikan
b. Menyatakan kembali saldo awal laba ditahan untuk periode pertama yang disajikan
apabila pengaruh kesalahan terjadi dalam periode sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai