Berdasarkan cara transmisi dan resiko infeksi terhadap penyakit yang berbeda,
pencegahan dalam menangani jenazah dibagi dalam 3 kategori:
Tujuan Pelayanan
A. Pencegahan penularan penyakit
Apabila kamar jenazah menerima korban yang meninggal karena
penyakit menular misalnya HIV atau AIDS, maka dalam perawatan jenazah
perlu diterapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Jangan sampai petugas yang merawat dan orang-orang sekitarnya
menjadi tertular
2. Segala sesuatu yang keluar dari tubuh jenazah ( kencing, darah, kotoran,
dan laim-lain) bisa mengandung kuman sehingga menjadi sumber
penularan.
3. Penerapan universal precaution :
a. Menggunakan tutup kepala
b. Menggunakan Google
c. Menggunakan masker
d. Sarung tangan
e. Skot
f. Sepatu laras panjang ( Boot)
4. Alat yang dipakai merawat jenazah diperlakukan khusus dengan cara
dekontaminasi ( direndam ) dengan Chlorin 0,5 % selama sepuluh menit.
Pada kasus kematian tidak wajar dengan korban yang diduga mengidap
penyakit menular ( mislanya HIV/AIDS) maka pelaksanaan otopsi tetap
mengacu prinsip-prinsip universal precaution. Tetapi apabila dapat
dikordinasikan dnegan penyidik untuk tidak dilakukan otopsi, cukup
pemeriksaan luar
B. Penegakan Hukum
sesuai dengan peraturan atau perundang-undangan yang berlaku
yaitu undang-undang no 8 tahun 1981 ( KUHAP), setiap dokter baik dokter
umum dokter ahli kedokteran kehakiman ( dokter spesialis forensik),
maupun dokte spesialis klinik lain wajib memberi bantuang kepada pihak
yang berwajib untuk kepentingan peradilan, bila diminta oleh petugas
kepolisian atau pihak penyidik yang berwenang.
Pada pelaksanaan pelayanan pemeriksaan medis secara kedokteran
forensik sekalipun dapat dimintakan kepada setiap doter, baik dokter
umum, dokter spesialis klinik, dokter sepsialis forensik, namun untuk
memproleh hasil yang optimal baik ditinjau dari segi kepentingan
pelayanan, bantuan untuk proses peradilan dan segi kepentingan
pelayanan kesehatan sebaiknya pemeriksaan dilakukan oleh dokter
spesialis forensik.
Peralatan
Peralatan yang harus disediakn untuk mendukung kegiatan atau aktivitas pada
kamar jenazah adalah:
- Mobile:
Brankar jenazah terbuat dari almunium atau stainless steel, hanya
sedikit memiliki cekungan, memiliki saluran pembuangan air , dapat
merangkap sebagai meja otopsi, mudah dibersihkan ( Brankar Roda
dan Brankar angkat)
Ambulans jenazah
- Nonmobile:
1. Pada kondisi normal atau sehari-hari
a. Peralatan otopsi
b. Peralatan Embalming
c. Peralatan Radiologi Portable ( bila mungkin juga Fluoroscope)
d. Peralatan antropometri
e. Sistem komunikasi internal ( Intercom) dan eksternal ( telepone,
fax, email)
f. Komputer : database, office, dan fasilitas internet
g. Kantong mayat
h. Sarung tangan panjang karet
i. Apron plastik
j. Masker
k. Tutup kepala
l. Formulit surat kematian
m. Formulir victim identifikasi missing person
n. Formulir vistim identifikasi dead body
o. Label jenazah
2. Pada kondisi Bencana
Pada saat terjadi bencana kemungkinan akan jatuh korban dalam
jumlah yang banyak dan tim identidikasi dituntut untuk bekerja
dilapangan atau lokasi kejadian bencana.
Untuk itu maka diperlukan peralatan yang mudah dan cepat dibawa
berupa :
a. Kit identifikasi bencana masal lapangan
b. Perlengkapan Laboratorium
c. Viewer( lampu baca foto )