BIOMEKANIK DASAR
Tubuh manusia dapat diibaratkan seperti mesin hidup. Penting untuk mempelajari
bagaimana tubuh bergerak (kinesiologi) untuk mempelajari gaya yang menyebabkannya
bergerak. Seperti di gambar 8-1, mekanik adalah cabang dari fisika yang mempelajari gaya dan
gerakan. Biomekanik menggunakan prinsip dan metode mekanik dan mengaplikasikannya pada
struktur dan fungsi tubuh manusia. Seperti yang telah disebutkan di bab 1, mekanik dibagi
menjadi dua area utama: statik dan dinamik. Statik berhubungan dengan sistem yang tidak atau
hampir tidak bergerak. Dinamik berhubungan dengan sistem bergerak dan dapat dibagi menjadi
kinetik dan kinematik. Kinetik berkaitan dengan gaya yang menyebabkan gerakan pada sistem,
sedangkan kinematik melibatkan aspek waktu, ruang, dan massa. Kinematik juga dapat dibagi
menjadi osteokinematik dan artrokinematik. Osteokinematik berfokus pada gerakan tulang tanpa
terpengaruh permukaan sendi, seperti fleksi/ekstensi bahu. Artrokinematik mempelajari gerakan
sendi dan hubungannya satu sama lain, dalam gerakan yang sama atau berlawanan.
HUKUM GERAKAN
Gerakan terjadi di sekitar kita--orang berjalan, mobil melaju di jalan raya, pesawat
terbang di udara, air mengalir di sungai, bola dilempar, dan lainnya. Tiga hukum Isaac Newton
menjelaskan segala macam jenis gerakan. Hukum Newton I menjelaskan bahwa benda diam
cenderung tetap dalam keadaan diam, dan beda bergerak cenderung tetap dalam keadaan
bergerak. Hukum ini terkadang disebut Hukum Inersia, karena inersia adalah hal yang membuat
benda cenderung tetap diam atau tetap bergerak. Untuk mendemonstrasikan hukum ini,
bayangkan Anda sedang menyetir mobil. Jika mobil bergerak ke depan sangat cepat, tiba-tiba,
dan dari posisi berhenti, badan Anda akan sedikit tertinggal dan kepala Anda mungkin
hiperekstensi. Tubuh Anda dalam keadaan diam sebelum mobil bergerak, dan cenderung tetap
diam sampai mobil mulai bergerak. Jika mobil bergerak dan tiba-tiba berhenti, tubuh Anda akan
terdorong ke depan dan leher akan fleksi, karena tubuh masih dalam keadaan bergerak dan
cenderung masih bergerak ketika mobil berhenti. Sayangnya, banyak orang dengan luka leher
karena mengemudi mengalami hukum ini.
Gaya dibutuhkan untuk melawan inersia dari suatu benda dan menyebabkan benda
itu bergerak, berhenti, atau berganti arah. Percepatan benda tergantung pada kekuatan gaya dan
massa benda tersebut. Misalnya, tendang sebuah bola dan ia akan bergulir di lapangan. Jika tidak
ada gaya yang terjadi pada bola itu, bola akan bergulir selamanya. Namun, gaya friksi
mempengaruhi bola dan menyebabkan bola akhirnya berhenti. Selalu ada friksi di antara dua
permukaan yang bersentuhan. Dalam kasus ini, friksi permukaan lapangan terhadap bola yang
menyebabkan bola berhenti.
Bola sepak juga dapat menjelaskan Hukum Newton II. Pertama, tendang bola dengan
pelan dan lihat seberapa jauh dia bergulir. Selanjutnya, tendang bola dua kali lebih keras.
Perhatikan bahwa bola akan bergulir dua kali lebih jauh. Akselerasi (percepatan) adalah segala
perubahan velositi (kecepatan) dari suatu benda. Bola sepak mengalami akselerasi ketika ia
mulai bergerak. Jika Anda menendang bola lebih keras lagi, ia akan bergerak lebih jauh secara
proporsional. Ini merupakan Hukum Newton II, yaitu Hukum Akselerasi: besaran akselerasi
tergantung pada kekuatan gaya yang terjadi pada benda. Akselerasi juga berkenaan dengan
perubahan arah. Gaya dibutuhkan untuk perubahan arah; berdasarkan hukum tersebut, perubahan
arah tergantung pada gaya yang terjadi pada benda.
Hukum Newton II juga berkaitan dengan massa benda. Massa adalah jumlah zat
yang terkandung pada suatu benda. Akselerasi berbanding terbalik dengan massa benda. Jika
Anda menggabungkan dua gaya dari dua benda dengan massa berbeda, benda dengan massa
lebih besar menghasilkan akselerasi lebih rendah. Anda dapat mendemonstrasikan hukum ini
dengan menggulirkan bola sepak dan bola bowling dengan besaran gaya sama. Bola bowling
yang lebih berat tidak akan bergulir lebih jauh.
Hukum Newton III, Hukum Aksi-Reaksi, menjelaskan bahwa pada setiap aksi
menghasilkan reaksi dengan besar yang sama, tetapi arah berlawanan. Kekuatan reaksi selalu
sama dengan kekuatan aksi, dan terjadi pada arah yang berlawanan. Hal ini dapat dijelaskan
dengan trampolin. Aksi adalah ketika Anda melompat di trampolin (arahnya turun). Reaksi
adalah ketika trampolin mendorong Anda ke atas dengan besaran gaya yang sama. Kondisi ini
menyebabkan Anda memantul ke arah yang berlawanan dari Anda melompat. Lebih keras Anda
melompat, lebih tinggi pula Anda memantul ke atas.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tidak ada gerakan yang terjadi tanpa gaya.
Terdapat dua macam gaya yang menyebabkan tubuh bergerak. Gaya dapat berasal dari internal
tubuh, seperti kontraksi otot, tahanan ligamen, atau sokongan tulang. Gaya juga dapat bersifat
eksternal seperti berat, friksi, dan lain-lain.
GAYA
Gaya merupakan konsep yang mudah dimengerti, tetapi susah untuk dijelaskan.
Untuk menghasilkan gaya, sebuah benda harus diberi aksi. Gaya dapat berupa dorongan, yang
menghasilkan kompresi/desakan, atau tarikan, yang menghasilkan regangan. Gerakan terjadi bila
dorongan (atau tarikan) di satu sisi lebih besar dari sisi yang lain.
Gaya merupakan kuantitas vektor. Kuantitas ventor menggambarkan besaran dan
arah. Seseorang yang menarik beban berat dengan tali merupakan contoh vektor. Tegangan di tali
menggambarkan besaran, dan arah tarikan menggambarkan arah.
Vektor gaya dapat digambarkan
dengan garus lurus yang merepresentasikan
besaran dan arah. Gambar 8-2 menggambarkan
dua orang (merepresentasikan gaya) mendorong
rak, tetapi saling membentuk sudut siku-siku.
Ciri gaya termasuk:
1. Besaran (masing-masing orang
mendorong dengan besaran yang sama dalam
contoh ini)
2. Arah (ditunjukkan dengan anak
Gambar 8-2. Sistem gaya konkuren.
Dua orang mendorong pada sudut panah)
yang berbeda, tapi terhadap titip 3. Obyek gaya (sama untuk masing-
yang sama.
masing orang)
Gaya dapat digambarkan dari efek yang mereka hasilkan. Gaya linier dihasilkan bila
dua atau lebih gaya bekerja di garis yang sama. Gambar 8-3A menunjukkan dua orang menarik
perahu dengan tali yang sama namun arah berbeda. Gaya paralel terjadi di bidang yang sama dan
pada arah yang sama atau berlawanan. Misalnya, gaya paralel terjadi pada penjepit tiga titik
(Gambar 8-4). Dua gaya--pada kasus ini X dan Y--paralel satu sama lain dan mendorong ke arah
yang sama, sedangkan gaya ketiga (Z), penjepit yang belakang, mendorong melawan X dan Y.
Gaya tengah ini harus berada di antara dua gaya yang paralel. Supaya efektif, gaya tengah harus
cukup kuat untuk menahan dua gaya lainnya. Dua gaya tersebut dapat dikatakan harus cukup
kuat pula untuk mengimbangi gaya tengah.
Untuk menghasilkan gaya konkuren, dua atau lebih gaya harus beraksi pada titik
yang sama tetapi arah berbeda, seperri dua orang mendorong rak pada gambar 8-5. Efek
keseluruhan dari dua gaya berbeda disebut resultan gaya dan terletak di antaranya.
Gambar 8-3. Gaya linier. A) Dua orang menarik pada arah yang
sama. B) Dua orang menarik pada arah berlawanan.
Gambar 8-4. Gaya paralel menghasilkan abduksi bahu. Jika tarikan kedua gaya
pada penjepit badan. Gaya X tidak sama (misal jika pars anterior lebih kuat daripada
dan Y paralel pada arah yang
pars posterior), resultan gaya akan menghasilkan gerakan
sama. Gaya Z harus di antara
gaya X dan Y untuk ke arah anterior. (Gambar 8-7) Bahu akan fleksi dan
menghasilkan stabilitas. Jika abduksi.
gaya Z tidak di tengah, akan
terjadi gerakan. Gaya couple terjadi bila dua atau lebih gaya
dengan arah yang berbeda, sehingga menghasilkan efek
balik. Pada gambar 8-8, perhatikan trapezius pars superior menarik ke atas-d alam, trapezius pas
inferior menarik ke bawah, dan serratus anterior menarik keluar. Efek yang keluar terkombinasi
yaitu scapula berotasi.
Gambar 8-5. Paralelogram yang
Gambar 8-7. Resultan gaya
menunjukkan resultan gaya dari
dari gaya yang tidak sama,
dua gaya konkuren yang
akhirnya mengarah pada gaya
mendorong rak.
yang lebih besar.
Gambar 8-6. Resultan gaya dari
gaya yang sama di anterior dan
posterior m. Deltoideus.
Gambar 8-8. Gaya couple dari
otot rotator scapula.
TORSI
Torsi, juga dikenal sebagai momen gaya, adalah kemampuan gaya untuk
menghasilkan rotasi pada aksis. Ia dapat dikenal juga sebagai gaya rotasi. Besar torsi dari sebuah
pengungkit tergantung pada besarnya gaya dan jarak
aksisnya. Contohnya adalah kunci Inggris. Gaya
memutarnya (torsi) dapat ditingkatkan dengan:
1. Meningkatkan gaya pada handel
2. Meningkatkan panjang handel.
Torsi juga merupakan jumlah gaya yang
dibutuhkan kontraksi otot untuk menghasilkan
gerakan sendi putar.
Seberapa besar torsi dapat dihasilkan tergantung pada kekuatan gaya dan jarak tegak
lurus antara garis gaya dan aksis rotasi. Gaya tegak lurus tersebut disebut lengan momen, atau
lengan torsi (Gambar 8-9). Oleh karena itu, lengan momen dari sebuah otot adalah jarak tegak
lurus antara garis tarik otot dan pusat sendi (aksis rotasi). Torsi paling besar dihasilkan ketika
sudut tarikan sebesar 90 derajat (Gambar 8-10A), dan menurun jika sudutnya menurun (Gambar
8-10B) atau meningkat (Gambar 8-10C) dari posisi tegak lurus tersebut.
Tidak ada torsi yang dihasilkan jika gaya diberikan langsung pada aksis rotasi.
Meskipun kecil kemungkinan terjadi di otot, tetapi dapat terjadi. Contohnya jika bisep
berkontraksi saat siku ekstensi maksimal, terdapat torsi yang sangat kecil (lihat gambar 8-10B).
Hal ini dikarenakan jarak tegak lurus antara aksis sendi dan garis tarikan sangat kecil. Oleh
karena itu, gaya yang dihasilkan otot utamanya gaya stabil, sehingga menarik kedua tulang
bersamaan.
Berkebalikan dengan hal tersebut, ketika sudutnya 90 derajat (lihat gambar 8-10A),
jarak tegak lurus antara aksis sendi dan garis tarikan menjadi besar. Oleh karenanya, gaya yang
dihasilkan otot utamanya adalah gaya anguler, atau gaya gerak, yang menyebabkan otot berotasi
(tidak stabil) terhadap sendi.
Ketika otot berkontraksi sesuai range of motion/ruang gerak (ROM), besaran gaya
angular atau gaya stabilisasi berubah. Semakin otot meningkatkan gaya angulernya, ia
menurunkan gaya stabilisasinya dan sebaliknya. Pada sudut 90 derajat, gaya stabilisasi menjadi
gaya dislokasi, karena gaya diarahkan menjauh dari sendi (Gambar 8-10C). Pada gambar 8-10B
dan C, ketika gaya stabilisasi dan gaya dislokasi meningkat, gaya anguler (rotasi) menurun.
Dengan kata lain, otot paling efektif ketika bergerak atau memutar pada sudut 90 derajat. Ia
menjadi kurang efisien pada gerakan atau putaran saat sudut sendi berada di permulaan atau
akhir ruang gerak sendi. Beberapa otot mempunyai gaya stabilisasi lebih besar daripada gaya
anguler, sehingga lebih efektif untuk stabilisasi sendi daripada menggerakkannya. Contoh
bagusnya adalah corachobrachialis di sendi bahu (Gambar 10-17). Garis tarikannya hampir
vertikal dan sangat dekat dengan aksis sendi bahu.
Oleh karenanya, ia hanya mempunyai lengan
momen yang pendek, sehingga otot ini lebih
efektif untuk menstabilkan caput humeri daripada
menggerakkan sendi bahu.
Gaya anguler otot quadriceps
meningkat dengan hadirnya patella. Patella, tulang
sesamoid yang terbungkus tendon, meningkatkan
Gambar 8-11. Lengan momen lengan momen otot quadriceps dengan cara
otot quadriceps dengan
Gambar 8-11. Lengan momen
patella (A) dan tanpa patella
otot quadriceps dengan
(B).
patella (A) dan tanpa patella
(B).
memegang tendon ke arah luar femur. Hal ini merubah sudut tarikan, menyebabkan gaya anguler
otot lebih besar. (Gambar 8-11A). Tanpa patella, lengan momen menjadi lebih kecil, membuat
garis tarikan otot lebih vertikal, dan lebih banyak gaya dari quadriceps yang diarahkan kembali
ke sendi. (Gambar 8-11B). Meskipun hal ini bagus untuk stabilisasi, tetapi kurang baik untuk
gerakan. Untuk menghasilkan gerakan yang efektif, penting untuk quadriceps memiliki gaya
anguler yang sangat kuat.
Kesimpulannya, jika lengan momen lebih besar, gaya anguler (torsi) juga lebih besar.
Lengan momen ditentukan dengan mengukur jarak tegak lurus antara aksis sendi dan garis
tarikan otot. Jika sudut sendi mendekati 0 derajat (hampir lurus), lengan momen kecil dan gaya
yang dihasilkan adalah gaya stabilisasi yang menggerakkan dua tulang bersamaan. Jika sudut
sendi mendekati 180 derajat, lengan momen kecil dan gayanya dislokasi, sehingga menarik dua
tulang ke arah berlawanan. Jika sudut sendi tepat di tengah lingkup gerak sendi, lengan momen
mencapai ukuran terbesar, dan kemampuan gerak sendi maksimal. Lengan momen, ukuran otot,
dan kekuatan kontraktil otot menentukan seberapa efektif otot menyebabkan gerak sendi.
STABILITAS
Ketika sebuah benda seimbang, semua torsi yang beraksi pada benda tersebut
setimbang dan inilah yang dinamakan state of equilibrium (keadaan seimbang). Seberapa rawan
keadaan seimbang ini tergantung hubungan pusat gravitasi benda dengan landasan
penyokongnya. Untuk memahami prinsip stabilitas, beberapa istilah perlu didefinisikan.
Gravitasi merupakan tarikan mutual antara bumi dan benda. Gaya gravitasi selalu mengarah
lurus ke bawah, menuju pusat bumi. Praktisnya, gaya gravitasi selalu mengarah ke bawah. Pusat
gravitasi (Center of Gravity, COG) merupakan titik seimbang dari suatu benda yang mana torsi
pada semua sisi sama besar. Ia juga merupakan titik dimana bidang-bidang tubuh beririsan,
seperti gambar 8-12.
Pada tubuh manusia, COG terletak di linea mediana setinggi sekitar vertebra sacral
dua pada orang dewasa. Karena proporsi tubuh berubah seiring usia, COG anak lebih tinggi
daripada dewasa. Untuk menunjukkan hal ini, gerakkan tangan kanan Anda ke atas kepala dan
sentuh telinga kiri (Gambar 8-13A). Sekarang, mintalah anak usia 3 tahun untuk melakukannya.
Anda akan mengetahui bahwa Anda dapat menyentuh telinga dengan mudah, tetapi tangan anak
hanya sampai atas kepala (Gambar 8-13B). Sesuai proporsinya, kepala anak lebih lebar
dibandingkan lengan
dan keseluruhan
tubuhnya.
Menariknya,
height-arm span
Gambar 8-12. Pusat gravitasi Gambar 8-13. Proporsi badan
(COG) adalah titik dimana berubah seiring adalah ilustrasi
bidang tubuh beririsan. pertumbuhan. A) Orang proporsi tubuh yang
dewasa dapat menyentuh
telinga sisi sebelahnya dari dibuat oleh
atas kepala. B) Anak hanya Leonardo da Vinci.
dapat menyentuh atas
Panjang tangan
kepala.
orang dewasa yang
terentang sama dengan tingginya (Gambar 8-14).
Base of support (BOS) adalah bagian tubuh yang terpapar landasan. Jika Anda
menggambari tubuh Anda yang terkena permukaan tanah, Anda akan mendapati BOS. Line of
gravity (LOG) adalah garis vertikal imajiner yang melewati COG ke pusat bumi. Lihat gambar
8-15.
Terdapat tiga posisi
seimbang (Gambar 8-16).
Keseimbangan stabil terbentuk
ketika benda pada posisi yang
hanya bisa diubah jika
menaikkan COG. Contoh mudahnya adalah batu bata. Ketika permukaan terluas bata berkontak
dengan landasan (BOS), ia sangat stabil (Gambar 8-16A). Untuk mengubah posisinya, bata harus
dimiringkan ke berbagai arah, yang mana menaikkan COGnya. Hal yang sama berlaku pada
orang yang berbaring di lantai. Keseimbangan non-stabil terbantuk ketika hanya sedikit gaya
yang digunakan untuk mengganggu posisi benda. Menyeimbangkan pensil pada ujung
runcingnya merupakan contoh yang bagus. Contoh lainnya adalah orang yang berdiri di satu
kaki. Seimbang, tetapi hanya butuh sangat sedikit gaya untuk menjatuhkan pensil atau orang tadi.
(Gabar 8-16B). Keseimbangan netral terjadi ketika COG benda tidak dinaikkan maupun
diturunkan ketika posisi benda tersebut terganggu. Contoh bagusnya adalah bola. Selama bola
bergulir di tanah, COG nya tetap sama. (Gambar 8-16C). Orang yang bergerak di kursi roda juga
menggambarkan keseimbangan netral.
Prinsip-prinsip berikut menunjukkan
hubungan antara keseimbangan, stabilitas, dan gerak:
1. Semakin rendah COG, semakin stabil
suatu benda. Pada gambar 8-17, kedua
segitiga mempunyai BOS yang sama.
Namun, segitiga sebelah kiri lebih tinggi
(COG lebih tinggi), sehingga lebih tidak
stabil daripada segitiga yang di kanan.
Hanya dibutuhkan gaya yang sedikit untuk
mengganggu segitiga yang lebih tinggi.
2. COG dan LOG harus berada dalam LOG
untuk menjaga benda agar stabil. Semakin
luas BOS, semakin stabil benda.
Contohnya pada gambar 8-18A, BOS
merupakan permukaan buku yang paling
luas, dan ia sangat stabil. Ketika Anda
dorong sisinya, (Gambar 8-18B), buku
menjadi kurang stabil. Ketika COG tidak
lagi di atas BOG (gambar 8-18C), buku
jatuh.
Contoh lainnya adalah wanita yang berdiri dengan kedua kaki (Gambar 8-19A).
COGnya terletak dekat dengan pusat BOS. Saat ia miring ke kiri, (gambar 8-19B)
COGnya pindah ke tepi BOS. Ketika COG sudah melewati BOS, ia menjadi tidak
stabil. Jika postur tubuhnya tidak benar atau jika BOS tidak diperlebar, ia akan jatuh.
3. Stabilitas meningkat seiring BOS yang melebar pada arah gaya. Seseorang yang
berdiri di tempat berangin akan lebih stabil bila menghadap ke arah datangnya angin
dan meletakkan satu kaki di belakang kaki yang lain, sehingga memperlebar BOS
pada arah angin (Gambar 8-20).
4. Semakin besar massa suatu benda, semakin besar stabilitasnya. Konsep ini didapat
dengan memperhatikan ukuran pemain di tim sepak bola. Back biasanya lebih berat,
oleh karenanya susah ditembus, tetapi mereka kurang cepat. Penyerang yang tugasnya
mengambil bola, lebih ringan dan mudah untuk didorong. Dengan kata lain, semakin
tinggi stabilitas suatu benda, semakin menurun kecepatannya.
5. Semakin besar friksi antara permukaan landasan dan BOS, semakin stabil beda yang
di atasnya. Berjalan di atas es membuat mudah terpeleset, karena tidak ada friksi
antara es dan sepatu. Pengampelasan trotoar meningkatkan friksi pada permukaan es,
sehingga memperbaiki traksi. Mendapati permukaan yang tinggi friksi tidak selalu
bagus. Mendorong kursi roda di lantai kayu lebih mudah dibanding di lantai
berkarpet. Karpet membuat friksi, sehingga menyulitkan kursi roda bergerak.
6. Manusia
mempunyai
keseimbangan
yang lebih baik
ketika bergerak,
jika mereka fokus
pada obyek statis
dibanding pada
obyek bergerak.
Oleh karena itu,
orang yang belajar
berjalan menggunakan kruk lebih stabil bila fokus pada obyek di depan, ketimbang
memperhatikan kaki mereka bergerak.
MESIN SEDERHANA
Pada teknik, berbagai mesin digunakan untuk mengubah getaran atau arah gaya. Empat
mesin sederhana adalah pengungkit, katrol, roda dan gear, dan bidang miring. Contoh pada tiap
mesin ini, selain bidang miring, dapat ditemukan pada tubuh manusia. Pengungkit, roda dan
gear, serta bidang miring memperbolehkan seseorang untuk mendesak gaya yang lebih besar dari
yang dapat didesak dengan menggunakan kekuatan ototnya sendiri; Pengungkit membuat gaya
diaplikasikan lebih efisien. Peningkatan gaya ini biasanya pada kecepatan dan dapat
diekspresikan pada keuntungan mekanik yang akan dideskripsikan nanti.
Pengungkit
Terdapat 3 kelas pengungkit, tiap kelas memiliki tujuan yang berbeda dan keuntungan
mekanik yang berbeda. Kita menggunakan pengungkit sehari-hari untuk membantu kita
menyelesaikan berbagai aktivitas. Biasanya sebuah pengungkit akan menyesuaikan kekuatan
atau jarak (ruang gerak), tapi tidak keduanya. Namun, aturan utama dari semua mesin sederhana
adalah keuntungan yang didapat pada kekuatan adalah kehilangan jarak. Terkadang, kekuatan
yang besar diperlukan, seperti menggerakkan batu berat. Saat lain, jarak (ruang gerak)
dibutuhkan, seperti menggoyangkan raket tenis. Kereta sorong, linggis, pembuka botol manual,
gunting, tongkat golf, dan jungkat-jungkit adalah beberapa contoh pengungkit. Beberapa tipe
pengungkit yang berbeda dapat juga ditemukan di tubuh manusia. Tiap tipe pengungkit akan
menggunakan kekuatan atau jarak, tapi tidak keduanya.
Untuk mengerti struktur dan fungsi pengungkit, anda harus terbiasa dengan beberapa
istilah. Sebuah pengungkit adalah kaku dan dapat berputar pada titik yang terfiksasi ketika gaya
diaplikasikan. Sebuah tulang adalah salah satu contoh pengungkit pada tubuh manusia. Titik
yang terfiksasi di sekitarnya dimana pengungkit berotasi adalah sumbu (A), terkadang diartikan
sebagai fulcrum. Pada tubuh, sendi adalah sumbunya. Gaya (F), terkadang disebut usaha, yang
menyebabkan pengungkit yang bergerak adalah otot. Tahanan (R), terkadang disebut load, harus
overcome untuk gerakan yang terjadi termasuk berat dari bagian tubuh yang digerakkan (lengan,
kaki, etc.), penarikan gravitasi pada suatu bagian, atau pada beban eksternal yang digerakkan
oleh bagian tubuh. Ketika melihat peran otot (gaya atau tahanan), hal ini penting untuk
digunakan pada titik penempelan di tulang, bukan di otot perut, sebagai titik referensi. Ketika
melihat tahanan pada bagian tertentu, gunakan COG.
Gaya lengan (FA) adalah jarak antara gaya dan
sumbu, sedangkan tahanan lengan (RA) adalah
jarak antara tahanan dan sumbu (Gambar 8-21).
Penyesuaian dari sumbu (A) pada relasi gaya (F)
dan tahanan (R) menentukan tipe pengungkit.
Makin panjang FA, makin mudah untuk menggerakkan bagian. Sebaliknya, makin panjang RA,
makin sulit untuk bergerak. Ingat, selalu terdapat trade-off. Dengan makin panjang FA, makin
mudah untuk bergerak, tetapi FA akan seharusnya bergerak ke jarak yang lebih besar. Ketika RA
lebih panjang, tidak akan bergerak jauh, tetapi akan lebih sulit untuk bergerak.
Kelas pengungkit
Pada pengungkit kelas satu, sumbu terletak di antara gaya dan tahanan. Jika sumbu dekat
dengan tahanan, RA akan lebih pendek dan FA lebih panjang. Hal tersebut akan lebih mudah
untuk menggerakkan tahanan. Jika sumbu dekat dengan gaya, kebalikannya akan terjadi; akan
lebih sulit untuk menggerakkan tahanan.
Cobalah dengan pensil (sumbu), penggaris (gaya), dan buku yang cukup berat (tahanan).
Sesuatu yang kecil yang tidak berputar dengan mudah akan membuat sumbu lebih baik;
sedangkan seseorang memegang pensil pada
tempatnya. Penggaris- atau pensil yang lebih
panjang- dapat digunakan, tapi harus kaku.
Letakkan penggaris sekitar 2 inchi di bawah buku
sehingga akan tetap terletak di bawah buku
walaupun dinaikkan. Letakkan pensil di bawah
lenggaris dekat buku (gamb.8-22A). Anda harus
membuat FA panjang dan RA pendek. Mendorong ke bawah pada luar akhir penggaris dan
perhatikan 2 hal: (1) bagaimana mudahnya untuk mengangkat buku, dan (2) seberapa jauh ke
bawah Anda harus mendorong penggaris. Selanjutnya, pindahkan pensil (sumbu) ke luar tepi
penggaris, dan mendorong ke bawah penggaris (gamb.8-22b). Saat ini Anda harus
memperhatikan bahwa lebih sulitbmengangkat buku, tapi anda tidak harus mendorong penggaris
ke bawah sangat jauh. Anda harus mendemonstrasikan bahwa dengan FA lebih panjang (atau RA
lebih pendek),
1. Mudah untuk memindahkan tahanan (buku)
2. Tahanan berpindah hanya pada jarak pendek, dan
3. Gaya harus diaplikasikan melalui jarak yang panjang
Namun, dengan FA yang lebih pendek (atau RA lebih panjang),
1. Lebih sulit untuk menggerakkan tahanan
2. Tahanan bergerak pada jarak lebih panjang
3. Gaya diaplikasikan melalui jarak yang rendah
Hal ini merupakan contoh dari pengungkit kelas 1, karena sumbunya ada di tengah,
dengn gaya pada satu sisi dan tahanan pada sisi satunya. Dengan meletakkan sumbu dekat
dengan tahanan, anda memiliki pengungkit dengan gaya. Dengan meletakkan sumbu dekat
dengan gaya, anda dapat pengungkit dengan jarak (ruang gerak) dan kecepatan. Jika anda
meletakkan sumbu pada bagian tengah di antara gaya dan tahanan (diasumsikan dengan berat
yang sama), pengungkit mengutamakan keseimbangan.
Gamb.8-23 menunjukkan seorang pekerja
membawa dua ikat jerami. Tiap ikat (satu gaya, yang
lainnya tahanan) kira-kira berat dan jarak sama dari
sumbu. Pundak adalah sumbunya. Jika satu ikat
lebih berat, harus digerakkan mendekat ke arah
sumbu untuk menjaga keseimbangan seluruhnya.
Contoh pengungkit kelas satu pada tubuh
manusia adalah kepala yang didudukkan paxa
vertebra cervicL pertama, bergerak ke atas dan ke
bawah pada fleksi dan hiperekstensi servikal. Vertebra adalah sumbunya, tahanannya adalah
berat pada salah satu sisi kepala, dan gayanya adalah otot yang menarik ke bawah dan ke sisi
kebalikan pada kepala. Gaya dan tahanan akan mengubah tempat, berdasarkan pada arah kepala
digerakkan. Misalnya, pada Gamb.8-24A, jika kepala Anda ditekuk kea rah dada dan Anda ingin
mengembalikan ke posisi semula, otot leher posterior Anda (gaya) harus berkontraksi menarik
beban pada pengangkatan kepala Anda melawan gravitasi (tahanan). Jika anda melihat ke langit,
kepala anda akan ke belakang dan anda akan
menggunakan otot anterior leher anda untuk menarik
kepala ke posisi semula (Gamb. 8-24B). Meskipun
gaya dan tahanan berpindah posisi, berdasarkan
gerakan, sumbunya selalu di tengah pada pengungkit
kelas satu.
Pada pengungkit kelas dua, tahanan di
tengah, dengan sumbu pada akhir salah satu sisi dan
gaya pada sisi satunya. Kereta sorong adalah contoh
dari pengungkit kelas dua (Gamb.8-25). Roda depan
adalah sumbunya, isi dari kereta sorong adalah
tahanannya, dan orang yang mendorong kereta sorong
Katrol
Katrol terdiri dari roda beralur yang berbalik pada poros dengan tali atau kebal yang
mengendarai alur. Tujuannya untukk mengganti arah gaya atau untuk meningkatkan atau
menurunkan besarnya. Katrol terfiksasi adalah katrol sederhana yang menempel pada balok. Hal
ini berperan pada pengungkit kelas satu dengan F pada satu sisi katrol (sumbu) dan R pada sisi
lain. Ini digunakan hanya untuk mengganti arah. Contoh klinis dapat ditemukan pada katrol
dinding (Gamb.8-32) dan pada unit traksi cervical. Pada tubuh, malleolus lateral pada fibula
berperan sebagai katrol untuk tendon peroneus longus dan mengubah arah tariknya (Gamb.8-33).
Contoh lain adalah tali Velcro pada sepatu. Tali melewati slot dan mengikat sendiri.
Katrol yang dapat digerakkan memiliki
satu tali di akhir yang menempel pada balok; tali
melewati katrol ke sisi lain dimana gaya terjadi.
Beban (tahanan) ditangguhkan dari katrol yang
bisa digerakkan (Gamb.8-34). Tujuan dari tipe
katrol ini adalah meningkatkan keuntungan
mekanik dari gaya. Keuntungan mekanik adalah
jumlah berapa kali mesin memperbanyak gaya.
Beban didukung oleh kedua segmen tali pada sisi
lain katrol sehingga memilki keuntungan mekanis
2. Hal ini akan membutuhkan hanya setengah dari
jumlah gaya untuk mengangkat beban karena
jumlah gaya yang diperoleh ganda. Meskipun hanya setengah gaya yang dibutuhkan, tali harus
ditarik dua kali lebih jauh. Dengan kata lain, lebih mudah untuk menarik tali, tetapi tali harus
ditarik lebih jauh. Tubuh manusia tidak memilki contoh seperti katrol yang bias digerakkan.
Bidang miring
Meskipun tidak ada contoh dari bidang miring pada tubuh manusia, konsep asesibilitas
kursi roda seringkali berdasarkan pada tipe mesin sederhana ini. Sebuah bidang miring adalah
permukaan datar yang miring. Hal ini meningkatkan jarak dengan usaha yang minimal. Semakin
panjang jarak lereng kursi roda, semakin besar jarak yang harus ditempuh kursi roda; Namun, ini
membutuhkan usaha lebih kecil untuk menaikkan kursi ke lereng, karena kemiringan lereng
kecil. Sebagai contoh, jika beranda berada 2 kaki
dari tanah dan lereng berada 24 kaki panjangnya,
akan lebih mudah untuk mendorong kursi roda
menaiki lereng panjang (Gamb.8-39). Jika lereng
hanya 12 kaki, lebih mudah ditempuh. Orang
tersebut tidak harus mendorong kursi roda jauh tapi
dapat menggunakan gaya lebih untuk melakukannya
(Gamb. 8-39B). Mengulang prinsip utama dan
mesin sederhana: keuntungan didapat dari gaya
(menurunkan usaha yang dibutuhkan) adalah
kehilangan jarak (lereng yang lebih panjang
diperlukan).