Referensi Turbin 2 PDF
Referensi Turbin 2 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Instalasi turbin gas merupakan suatu kesatuan unit instalasi yang bekerja
sederhana biasanya terdiri dari kompresor, ruang bakar, turbin dan generator.
Di awal proses, udara ambient dimampatkan oleh kompresor sehingga menjadi udara
bertekanan, kemudian udara tersebut dialirkan ke ruang bakar, di dalam ruang bakar
disemprotkan pula bahan bakar gas, sehingga terjadi pembakaran isobarik. Gas hasil
pembakaran dialirkan ke turbin, dimana di dalam turbin terjadi proses ekspansi yang
mengakibatkan poros turbin berputar. Berputarnya poros turbin yang dikopel dengan
Gas
Buang
Ruang
Udara Bakar
Tenaga Bahan
Listrik Bakar
Siklus Terbuka
Dalam siklus ini, gas hasil pembakaran langsung dibuang ke udara bebas,
setelah mengalami proses ekspansi pada turbin, pada gambar 2.2 yang merupakan
skema instalasi turbin gas siklus terbuka terlihat bahwa instalasi ini memiliki struktur
yang sederhana, yaitu terdiri dari kompresor, ruang bakar, turbin dan beban.
Siklus Tertutup
menguntungkan dari segi pencegahan kerusakan yang disebabkan oleh erosi dan
korosi. Pada sistem ini dapat juga digunakan dengan tekanan tinggi (sampai 40 atm)
instalasi turbin gas siklus tertutup dapat dilihat pada gambar 2.3
Turbin gas dengan sistem ini konstruksinya lebih rumit, karena membutuhkan
pesawat pemanas dan juga membutuhkan pesawat pendingin udara sebelum masuk
1. Untuk daya yang sama, turbin ini mempunyai ukuran yang lebih kecil.
Siklus Kombinasi
buang, maka telah dilakukan beberapa upaya untuk memanfaatkan gas buang dengan
cara menambah beberapa macam proses baru setelah peralatan tambahan sehingga
energi yang terbuang dapat dimanfaatkan lagi untuk suatu proses tertentu sehingga
dengan demikian dapat meningkatkan efisiensi dari sistem tersebut. Tetapi seiring
peralatan baru. Dilihat dari segi ekonomisnya, turbin gas dengan siklus
kombinasi memiliki kebaikan bila turbin gas ini dijalankan untuk base load (beban
Ada beberapa macam turbin gas dengan siklus kombinasi, antara lain :
peralatan berupa alat penukar kalor (heat exchanger) yang diletakkan antara ruang
bakar dan saluran gas buang. Udara bertekanan dari kompresor mengalir dengan suhu
temperatur tinggi. Panas yang diberikan oleh heat exchanger diperoleh dari sisa gas
buang yang dilewatkan terlebih dahulu di dalam pesawat penukar kalor sebelum
dibuang ke udara bebas. Skema instalasi dapat dilihat pada gambar 2.4
Gambar 2.4 Skema instalasi turbin gas siklus regeneratif dengan heat exchanger
Keterangan Gambar :
K = Kompresor
RB = Ruang Bakar
TG = Turbin Gas
HE = Heat Exchanger
TU = Turbin Uap
C = Condensor
P = Pompa
Turbin gas ini digunakan sebagai pembangkit listrik pada perusahaan maupun
Jenis turbin ini digunakan untuk menahan beban dan torsi yang bervariasi. Poros
pertama turbin dikopel langsung dengan poros aksial. Turbin dengan tekanan tinggi
rendah. Turbin multi shaft ini juga digunakan untuk sentral listrik dan industri. Turbin
reduction gear.
a. Turbin aliran radial : dimana arah aliran fluida kerja dalam arah yang tegak
b. Turbin aliran aksial : dimana arah aliran fluida kerja diperoleh dalam arah
Turbin gas secara termodinamika bekerja dengan siklus Brayton. Siklus ini
merupakan siklus ideal untuk sistem turbin gas sederhana dengan siklus terbuka,
seperti terlihat pada gambar 2.2. Siklus ini terdiri dari dua proses isobar dan
isentropis.
Siklus ideal adalah suatu siklus yang dibangun berdasarkan asumsi sebagai
berikut :
Perubahan energi kinetik dari fluida kerja antara sisi masuk dan sisi keluar
kompresor diabaikan
Tidak ada kerugian tekanan pada sisi masuk ruang bakar & sisi keluar ruang bakar
Adapun diagram T-S untuk siklus terbuka dapat dilihat sebagai berikut :
Proses-proses yang terjadi dari diagram tersebut diatas adalah sebagai berikut :
Dengan demikian pada proses steady state untuk masing-masing proses diatas
diperoleh :
Kerja spesifik kompresor ideal, titik 1-2 (WK) yaitu kalor spesifik yang
WK = Cp (T2 - T1)
0,02-0,03
Qin = Cp (T3-T2)
Dimana :
Untuk proses ekspansi ideal pada turbin, kerja yang terjadi adalah :
Wt = Cp (T3-T4)
Dimana :
Kerja spesifik siklus adalah selisih kerja yang dihasilkan turbin dengan kerja
yang dibutuhkan kompresor tiap kg gas, yang secara matematis dapat dituliskan :
Wnet = WT - WK
= (h3-h4) - (h2-h1)
= Cp(T3-T4) - Cp(T2-T1)
Maka, effisiensi total instalasi (total) adalah perbandingan antara kerja netto
Wnet
total =
Qin
Cp(T4 - T1)
= 1-
Cp (T3 - T2)
T1 T4 1
total = 1 - T1
T2 T3 1
T2
Oleh karena proses 1-2 dan 2-3 adalah proses yang berlangsung secara isentropis, dan
P2 = P3 dan P4 = P1
( - 1) ( - 1)
T2 P2 P3 T3
= = =
T1 P1 P4 T4
P2 P3
rp = =
P1 P4
1
total = 1 - ( - 1)
rp
tergantung kepada pressure ratio (rp). Jadi effisiensi akan naik apabila pressure ratio
yang digunakan lebih tinggi. Hubungan effisiensi, pressure ratio dan jenis fluida kerja
Proses kerja diatas terjadi secara isentropis, tetapi kenyataannya secara aktual
6. Proses pembakaran tidak berlangsung secara adiabatik serta tidak dapat menjamin
turbin yang ditetapkan diperlukan jumlah bahan bakar yang lebih banyak.
Kompresi berlangsung secara aktual, yaitu menurut garis 1-2, sedangkan pada
Proses ekspansi juga berlangsung secara aktual, yaitu menurut garis 3-4,
Wks
k = .... (lit. 3 hal 64)
Wka
Cp(T2 - T1) h2 - h1
k = =
Cp (T2 - T1) h2 - h1
WTa
T = .... (lit. 3 hal 64)
WTs
Cp(T3 - T4 ) h3 - h4
T = =
Cp (T2 - T1) h3 - h4
(T2s - T1)
k =
(T2a - T1)
T2s - T1
T2a = + T1
k
(T3 - T4a)
T =
(T3 - T4s)
Ditinjau dari arah aliran, turbin dapat dibagi atas dua bagian, yaitu :
Turbin radial adalah turbin dimana arah aliran fluida kerja dalam arah yang
tegak lurus terhadap sumbu poros, yakni arah aliran radial. Pada turbin ekspansi fluida
dari tekanan awal ke tekanan akhir terjadi di dalam laluan semua baris sudu-sudu
yang berputar.
Turbin radial umumnya digunakan untuk aliran yang kecil, dimana turbin
radial lebih murah dan sederhana untuk dibuat bila dibandingkan dengan turbin aksial,
misalnya pada instalasi turbin gas yang kecil, dalam bidang automotif dan pompa
Turbin aksial adalah turbin dimana arah aliran fluida kerja diperoleh dalam
Umumnya untuk kapasitas dan daya besar sering digunakan turbin aksial, karena
Ditinjau dari sistem konversi energinya, turbin aksial dapat dibagi menjadi 2
Turbin aksial reaksi adalah turbin yang proses ekspansinya terjadi tidak hanya
pada laluan-laluan sudu gerak, sehingga penurunan seluruh kandungan kalor pada
Turbin aksial aksi (impuls) adalah turbin yang proses ekspansinya (penurunan
tekanan) fluida hanya terjadi pada sudu diam, dan energi kecepatan diubah menjadi
energi mekanis pada sudu-sudu turbin (tanpa terjadinya ekspansi pada sudu gerak itu).
Dalam perancangan ini penulis memilih turbin aksial reaksi, karena pada tipe
bahwa effisiensi tingkat tipe reaksi lebih baik dibandingkan dengan tipe reteau (turbin
dengan tekanan bertingkat) dan curtis (turbin dengan kecepatan bertingkat), seperti
Effisiensi tingkat pada tipe reaksi lebih baik daripada yang lainnya, dengan
Pada tipe reaksi, effisiensi maksimum dapat tercapai pada daerah perbandingan
kecepatan () 0,8-1,0.
Pada tipe ini, kecepatan tangensial yang mengalir di antara sudu-sudu adalah tidak
terlalu besar, sehingga kerugian gesekan akibat kecepatan juga tidak terlalu besar.
Kalor spesifik yang masuk (qin) pada ruang bakar adalah gas hasil pembakaran.
n n n n
CmHn+ m + (O2+aN2+bH2O) mCO2+ a m + N2 + + b m + H2O
4 4 4 4
Dimana :
moludara x BMudara
AFRteo =
molbahan bakar x BMbahan bakar
massaudaraa
=
massabahan bakar
AFRakt - AFRteo
= x 100%
AFRteo
Untuk menentukan laju aliran massa udara dan bahan bakar maka keadaan
dihitung pada temperatur rata-rata udara atmosfir yang dihisap kompresor, hal ini
sangat berguna untuk mendapatkan perbedaan daya keluaran sistem tidak terlalu besar
Laju aliran massa udara dan bahan bakar dapat dihitung dengan menggunakan
PE = PT - PK
o o o
PE = ( m a + m f ) WTa - m a . WKa
o PE
ma =
m f
1 + . WTa - WKa
m a
Dimana :
o
ma = laju aliran massa udara (kg/s)
o
mf = laju aliran massa bahan bakar (kg/s)
listrik merupakan daya netto turbin. Daya netto haruslah lebih besar dari daya
keluaran generator, karena pada generator itu sendiri terdapat faktor daya dan
kerugian-kerugian.
langsung, namun dalam hal ini akan terjadi kerugian-kerugian mekanis, sehingga daya
yang dibutuhkan generator adalah daya semu (Volt Ampere, PB) dan daya keluaran
PN = PB Cos x g x m
kopling
T G PN = PG
PT PB
PG
Dimana :
PG = daya berguna pada generator
PE = daya reaktif
PE PB
Pada perencanaan turbin ini akan dibahas mengenai jumlah tingkat turbin,
2 . Cpg . Tos
=
Um 2
Dimana :
Tos = T3 - T4
Dimana :
To
n =
Tos
Dimana :
Kondisi gas dianalisa pada keadaan stagnasi dan statis, keadaan stagnasi adalah
kecepatannya, sedangkan keadaan statis adalah kondisi gas yang dianalisa dalam
Persamaan-persamaan stagnasi :
Ta
T01 =
- 1 x pf
Pa
P 01
Dimana,
Pa
= Perbandingan tekanan
P 01
Persamaan-persamaan statik :
Ca 2
T1 = T01
2 . Cpg
-1
T1
P1 = P01
T01
Dimana,
P . 100
=
R .T
Dengan menghitung laju aliran massa gas maka dapat dicari luasan yang ditempati
gas, yaitu :
o
mg
A =
. Ca
o
m g = Massa gas, yang dalam hal ini untuk tiap tingkat berbeda karena
A.n
h =
Um . 60
60 . Um
rm =
2 .n
Jari-jari akar sudu dan puncak sudu pada tiap tingkat turbin
h
rm = rm -
2
h
rt = rt +
2
hr
Wr =
3
c = 0,25 . Wr
kecepatan gas tersebut untuk sudut masuk dan sudut keluar relatif gas.
= 4 . . tg 2m + 2
= 4 . . tg 3m - 2
Poros turbin harus mampu menahan beban-beban yang diakibatkan berat turbin,
1
5,1 3
dp = a . Kt . Cb . T
Dimana :
Kt = faktor pembebanan
tegangan geser yang tinggi. Tetapi jangan sampai lebih tinggi dari kekuatan poros.
Tegangan geser pada pasak terjadi karena gaya tangensial dari poros yang besarnya :
2.T
Ft =
dp
Ft
g =
Ag
Dimana :
Ft
p =
As
Dimana :
2.9.3 Bantalan
Bantalan berfungsi sebagai penopang poros yang berputar. Pada dasarnya ada 3
1. Bantalan Aksial
Bantalan aksial yaitu bantalan yang berfungsi menahan beban-beban aksial atau
2. Bantalan Radial
Bantalan radial yaitu bantalan yang berfungsi menahan beban-beban radial atau
Dalam perancangan jenis ini bantalan yang digunakan adalah bantalan aksial-
radial sesuai dengan keadaan pada turbin gas, dimana pengekspansian gas ke arah
aksial yang menyebabkan gaya aksial pada poros. Begitu juga untuk gaya radial yang
tegak lurus poros, gaya ini disebabkan oleh berat poros itu sendiri, berat cakram, berat
sudu, berat selubung pemisah antar turbin dan kompresor dan beban-beban lainnya.
beban radial dan aksial. Pada bantalan terdapat angka karakterisitk bantalan atau
r .N
S = x
c P
Dimana :
S = angka Sommerfield