Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MANAJEMEN FARMASI

ETIKA BISNIS INDUSTRI KOSMETIKA

Kelompok :

Dian Karasvita Latarigu 20141041031117

Rosmalina Laksmi R 201410410311178

Rika Rahim 201410410311179

Saulatun Nisa 20141041031118

Selvi Rahma Dewi 20141041031118

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

1
DAFTAR ISI

i. Daftar Isi....................................................................................................................ii

ii. Kata Pengantar....................................................................................................................iii

BAB I

iii. Pendahuluan.......................................................................................................................iv

iv. Rumusan Masalah..............................................................................................................iv

v. Tujuan Penulisan.................................................................................................................iv

BAB II

vi. Pembahasan......................................................................................................................1-9

BAB III

vii. Simpulan..........................................................................................................................10

viii. Daftar Pustaka.................................................................................................................11

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME, karena dengan limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah pembanding tentang
Etika Bisnis dan Kewirausahaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, guna memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Farmasi.

Dalam penyusunan makalah ini, banyak sekali pihak yang telah membantu. Untuk itu
tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu/Bapak dosen mata kuliah Manajemen Farmasi yang telah memberikan pengarahan
dalam penyusunan dalam laporan ini.
2. Teman-teman dan semua pihak yang ikut serta dalam pembuatan makalah ini.

Kami selaku penyusun sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat konstruktif.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kelangsungan proses belajar mengajar
dikelas khususnya.

Malang, 20 Oktober 2016

BAB I
3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang perilaku bisnis
terutama menjelang mekanisme pasar bebas. Dalam mekanisme pasar bebas diberi kebebasan
luas kepada pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam
pembangunan ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk berkembang
mengikuti mekanisme pasar. Dalam sistem perekonomian pasar bebas, perusahaan
diarahkan untuk mencapai tujuan mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin, sejalan
dengan prinsip efisiensi. Namun, dalam mencapai tujuan tersebut pelaku bisnis kerap
menghalalkan berbagai cara tanpa peduli apakah tindakannya melanggar etika dalam
berbisnis atau tidak. Hal ini terjadi akibat manajemen dan karyawan yang cenderung mencari
keuntungan semata sehingga terjadi penyimpangan norma-norma etis, meski perusahaan
perusahaan tersebut memiliki code of conduct dalam berbisnis yang harus dipatuhi seluruh
organ di dalam organisasi. Penerapan kaidah good corporate governace di perusahaan swasta,
BUMN, dan instansi pemerintah juga masih lemah. Banyak perusahaan melakukan
pelanggaran, terutama dalam pelaporan kinerja keuangan perusahaan. Peluang-peluang yang
diberikan pemerintah pada masa orde baru telah memberi kesempatan pada usaha-usaha
tertentu untuk melakukan penguasaan pangsa pasar secara tidak wajar. Keadaan tersebut
didukung oleh orientasi bisnis yang tidak hanya pada produk dan kosumen tetapi lebih
menekankan pada persaingan sehingga etika bisnis tidak lagi diperhatikan dan akhirnya telah
menjadi praktek monopoli, persengkongkolan dan sebagainya. Akhir-akhir ini pelanggaran
etika bisnis dan persaingan tidak sehat dalam upaya penguasaan pangsa pasar terasa semakin
memberatkan para pengusaha menengah kebawah yang kurang memiliki kemampuan
bersaing karena perusahaan besar telah mulai merambah untuk menguasai bisnis dari hulu ke
hilir. Perlu adanya sanksi yang tegas mengenai larangan prakti monopoli dan usaha yang
tidak sehat agar dapat mengurangi terjadinya pelenggaran etika bisnis dalam dunia usaha.

1.2 Rumusan Masalah

4
1. Menjelaskan pengertian bisnis industri kosmetik
2. Menyebutkan prinsip prinsip etika dan perilaku bisnis industri kosmetik
3. Memahami arti budaya organisasi
4. Mengerti budaya organisasi dalam suatu industri kosmettik

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Bisnis

Norma dan Etika Bisnis

Menurut Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha
berdasarkan nilai nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan
dan memecahkan persoalan.

Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin (200:80), etika bisnis adalah istilah yang
sering digunakan untuk menunjukkan perilaku dari etika seseorang manajer atau karyawan
suatu organisasi.

Prinsip prinsip Etika dan Perilaku Bisnis


Menurut pendapat Michael josephson (1998) yang dikutip oleh zimmerer (1996: 27 28),
secara universal, ada 10 prinsip etika yang mengarahkan perilaku, yaitu:
1. Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh sungguh, terus terang,
tidak curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, tidak berbohong.
2. Integritas, yaitu memegang prinsip melakukan kegiatan yang terhormat, tulus hai, berani
dan penuh pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat, dan dapat
dipercaya.
3. Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh komitmen, patuh,
tidak menginteprestasikan persetujuan dalam bentuk teknikal atau legalistic dengan
dalih ketidakrelaan.
4. Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan Negara, tidak
menggunakan atau memperlihatkan informasi rahasia, begitu juga dalam suatu konteks
professional, menjaga/melindungi kemampuan untuk membuat keputusan professional
yang bebas dan teliti, dan menghindari hal yang tidak pantas serta konflik kepentngan.
5. Kewajaran/ keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui
kesalahan, memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan
toleran terhadap perbedaan, serta tidak bertindak melampaui batas atau mengambil
5
keuntungan professional yang bebas dan teliti, dan menghindari hal yang tidak pantas
serta konflik kepentingan.
6. Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan, tolong
menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang
lain.
7. Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain, kebebasan dan hak
menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, tidak merendahkan dan
memperlakukan martabat orang lain.
8. Warga Negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu menaati hukum/aturan, penuh
kesadaran social, dan menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan.
9. Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam
pertemuan personal maupun pertanggungjawaban professional, tekun, dapat
dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan
kemampuan terbaik, dan mengembangkan serta mempertahankan tingkat kompetensi
yang tinggi.
10. Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan menerima tanggung jawab atas
keputusan dan konsekuensinya serta selalu memberi contoh.

Etika terbagi atas dua :

a. Manusia Etika umum ialah etika yang membahas tentang kondisi-kondisi dasar bagaimana
itu bertindak secara etis. Etika inilah yang dijadikan dasar dan pegangan manusia untuk
bertindak dan digunakan sebagai tolok ukur penilaian baik buruknya suatu tindakan.

b.Etika khusus ialah penerapan moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus misalnya
olah raga, bisnis, atau profesi tertentu. Dari sinilah nanti akan lahir etika bisnis dan etika
profesi (wartawan, dokter, hakim, pustakawan, dan lainnya).

Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis
lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business,
dari kata dasar busy yang berarti sibuk dalam konteks individu, komunitas, ataupun
masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan
keuntungan.

6
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis
dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik
dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau
kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini,
misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau
institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti
ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh
pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk
melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata bisnis sendiri memiliki tiga
penggunaan, tergantung skupnya, penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan
usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba
atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu,
misalnya bisnis pertelevisian. Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas
yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi
bisnis yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini. Secara sederhana yang
dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai
dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun
perusahaan di masyarakat.

Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar
yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan
bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.

Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988),
memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :

a) Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh


karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi
manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan
dengan biaya serendah-rendahnya.
7
b) Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki
hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
c) Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang
kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur
yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan
perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :

1. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik


intern perusahaan maupun dengan eksternal.
2. Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
3. Melindungi prinsip kebebasan berniaga.
4. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra
produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan
lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya
termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama
apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam
sistem remunerasi atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling
berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus
mempertahankan karyawannya.

8
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:

1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan
Etika bisnis merupakan aspek penting dalam membangun hubungan bisnis dengan pihak lain.
Sukses atau gagalnya suatu bisnis sangat ditentukan oleh etika bisnis seseorang. Etika bisnis
yang baik juga dapat membangun komunikasi yang lebih baik dan mengembangkan sikap
saling percaya antarsesama pebisnis. Ada dua hal yang harus Anda perhatikan dalam
berbisnis. Yang pertama adalah memerhatikan kepentingan dan menjaga perasaan orang lain.
Yang kedua adalah mencegah terjadinya salah paham dengan orang lain, karena masing-
masing budaya atau negara mempunyai etika bisnis yang berbeda. Meski begitu, terdapat
beberapa etika yang berlaku umum. Perilaku dan sikap Anda bisa mencerminkan tentang diri
Anda. Perilaku juga mencerminkan watak Anda sehingga ada beberapa hal yang harus
dihindari. Perilaku yang hanya mementingkan diri sendiri, tidak disiplin, dan tidak bisa
dipercaya, dapat membuat bisnis tidak berkembang. Etika bisnis yang tepat dapat
membangkitkan sifat-sifat yang positif. Tunjukkan sifat positif Anda. Misalnya, Anda perlu
tahu kapan harus menunjukkan perhatian dan belas kasih tanpa menjadi emosional.
Tanamkanlah rasa percaya pada diri sendiri tanpa harus bersifat sombong. Dengan
mempelajari etika bisnis, Anda akan menunjukkan bahwa diri Anda memiliki pikiran yang
terbuka, sehingga akan membuat Anda dihargai oleh orang lain.

9
Semua etika bisnis yang baik harus didasari dengan kepekaan dan tenggang rasa. Sebaiknya
Anda pelajari etika umum (termasuk juga dari negara-negara lain), mulai dari cara merespon,
menyapa, dan sebagainya. Hal ini akan mampu membangun hubungan bisnis yang kuat.
Anda juga harus berbicara secara hati-hati. Saat bicara pada rekan bisnis sebaiknya pikirkan
kata-kata yang tepat, agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, seperti misalnya
membuat orang tersinggung. Etika bisnis mendorong kehati-hatian dalam berkomunikasi dan
memilih bentuk-bentuk ekspresi yang bisa diterima. Cobalah untuk berpakaian secara tepat,
berdiri dan duduk di tempat sesuai dengan posisi Anda pada waktu yang tepat. Jaga postur
tubuh yang baik, sehingga akan menciptakan kesan yang baik dan menghindari
kesalahpahaman.

Perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang
memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak
mentolerir tindakan yang tidak etis misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau
jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan
oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan. Untuk memudahkan
penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung
dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara
menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct), memperkuat sistem
pengawasan, menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang
kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur
yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

2.2 Budya organisasi

Edgar H.Schein (1992) mendefinisikan budaya organisasi yaitu: sebagai sistem makna
bersama yang dianut oleh anggota-anggotanya untuk membedakan organisasi itu dengan
organisasi lainnya. Schein menjelaskan unsur-unsur budaya organisasi menyangkut; ilmu
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, perilaku/kebiasaan (norma)

10
masyarakat, asumsi dasar, sistem nilai, pembelajaran/pewarisan dan masalah adaptasi
eksternal dan integrasi internal.

Begitupun Stephen Robbins (2006) ia mengajukan beberapa hal yang menjadi karakteristik
budaya organisasi, bahwa (1). budaya organisasi bisa menjadi pembeda yang jelas antara satu
organisasi dengan organisasi lainnya. (2).Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas
bagi anggota-anggota organisasi/perusahaan. (3).budaya organisasi mempermudah timbulnya
komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan individual seseorang. (4).
Budaya orgnisasi merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan
organisasi/perusahaan itu dengan memberikan standa-standar yang tepat untuk dilakukan oleh
karyawan. (5). Budaya organisasi menjadi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali
yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan sebagai anggota
organisasi.
Pembentukan budaya organisasi pada setiap organisasi/perusahaan melewati proses yang
berbeda-beda. Ada perusahaan yang merancang nilai-nilai budaya didasarkan pada sejarah
hidupnya suatu organisasi. Misalkan, bagaimana organisasi itu jatuh bangun menghadapi
berbagai krisis, kesuksesan dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman itu pada akhirnya bisa
menjadi pelajaran penting untuk kemudian diformulasikan dalam bentuk nilai-nilai atauran
yang menjadi semangat bersama. Ada pula budaya organisasi yang secara sengaja dirancang
berdasarkan kesepakatan para anggota manajemen puncak organisasi tersebut.

Menurut Schein, budaya organisasi terdiri dari tiga lapisan yaitu yang pertama, berkaitan
dengan artefats. Hal ini mengacu kepada tingkatan atau bentuk organisasi seperti: struktur
organisasi, lingkungan fisik organisasi dan produk-produk yang dihasilkan. Kedua berkaitan
dengan Espoused Values. Hal ini menyangkut nilai-nilai yang didukung yang terdiri dari
strategi, tujuan, filosofi organisasi. Tingkat ini mempunyai arti penting dalam kepemimpinan,
dan nilai-nilai ini harus ditanamkan pada diri setiap anggota organisasi. Ketiga, yang disebut
dengan underlying assumption yang berkaitan dengan keyakinan, pemikiran dan keterikatan
persaaan terhadap organisasi.
Sebagai pihak yang berperan untuk mendukung manajemen, Humas harus mampu
mengkomunikasikan nilai-nilai itu kepada anggota organisasi. Melalui berbagai media
komunikasi yang dimiliki Humas harus mampu mensosialisasikan budaya organisasi kepada
para karyawan sebagai internal public. Humas pun harus mampu menyampaikan betapa
pentingnya peran budaya itu bagi kelangsungan hidup organisasinya.
11
Perlu diingat, banyak organisasi yang bisa bertahan terhadap berbagai perubahan serta
tantangan eksternal karena memiliki kekuatan budaya. Atau sebaliknya pula banyak pula
organisasi yang roboh, karena tidak memiliki kekuatan budaya organisasinya. Hal-hal seperti
ini akan menjadi catatan penting yang perlu disampaikan pihak Humas bagi seluruh anggota
organisasinya.

2.3 Sejarah Martha Tilaar Group

Sejarah Martha Tilaar Group dipelopori oleh DR. (H.C.) Martha Tilaar pada tahun 1970
dengan membuka sebuah salon kecantikan Martha di kediaman orangtuanya, Yakob
Handana, di Jalan Kusuma Atmaja No.47 Menteng, Jakarta Pusat.

Berikut perkembangan Martha Tilaar Group dari masa ke masa:

Tahun 1970. DR. Martha Tilaar memulai usahanya di garasi kediaman orangtuanya, Yakob
Handana, di Menteng, Jakarta Pusat.
Tahun 1972. Pembukaan salon kecantikan kedua DR. Martha Tilaar, yaitu Martha Griya
Salon di Menteng. Di salon inilah, untuk pertama kalinya perawatan kecantikan tradisional
berbasis tanaman herbal dan bisnis kecantikan dimulai.
Tahun 1977. PT Martina Berto didirikan oleh DR. Martha Tilaar bersama mitra usaha yaitu
Bernard Pranata (almarhum) dan Theresia Harsini Setiady.
Tahun 1977. Bekerjasama dengan Theresia Harsini Setiady yang merupakan pendiri Kalbe
Group, PT Martina Berto meluncurkan brand Sariayu sebagai produk kecantikan dan jamu
modern.
Tahun 1981. PT Martina Berto mendirikan pabriknya sendiri di kawasan industri
Pulogadung.
Tahun 1983. PT Martina Berto kembali mendirikan pabrik keduanya di Pulogadung.
Tahun 1983. Di tahun yang sama, PT SAI Indonesia yang sebelumnya adalah PT Sari
Ayu Indonesia didirikan untuk mendukung PT Martina Berto dalam mendistribusikan
produk-produk kosmetiknya.
Tahun 1988-1990. PT Martina Berto melahirkan merek-merek kosmetika baru seperti
Cempaka, Jamu Martina, Pesona, Biokos Martha Tilaar, Caring Colours Martha Tilaar, dan
Belia Martha Tilaar.

12
Tahun 1993-1995. Terjadi proses akuisisi oleh sejumlah perusahaan ke dalam PT
Martina Berto.
Tahun 1996. PT Martina Berto menjadi pabrik kosmetika pertama di Indonesia yang
mendapatkan sertifikat mutu ISO 9001.
Tahun 1999. PT Martina Berto membeli saham Kalbe Group, dan sejak saat itu Kalbe Group
sepenuhnya berada di bawah manajemen Martha Tilaar Group.
Tahun 2000. PT Martina Berto mendapatkan sertifikat ISO 14001.
Tahun 2001-2009. PT Martina Berto menambahkan merek-merek baru di segmen pasar
berbeda, yaitu Professional Artist Cosmetics (PAC), Dewi Sri Spa, Jamu Garden dan
sebagainya.
Tahun 2010. Martha Tilaar Group memasuki usia 40 tahun.
Tahun 2011. PT Martina Berto menjadi PT Martina Berto Tbk.
Tahun 2011. Martha Tilaar Group terpilih menjadi salah satu dari 55 perusahaan dunia yang
menjadi anggota Global Conpact Lead PBB di Davos, Switzerland.
Tahun 2012. PT Martina Berto Tbk menerima penghargaan sebagai Pioneer in Technology
dari Kementrian Industri, yang diserahkan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Tahun 2012. PT Martina Berto Tbk mendapat penghargaan dalam Asia Responsible
Entrepreneurship Awards 2012 untuk kategori Green Leadership.
Tahun 2013. PT Martina Berto Tbk mendapatkan Corporate Image Award 2013
Tahun 2015. Martha Tilaar Group memasuki usia 45 tahun.
Tahun 2015. PT Martina Berto Tbk mendapatkan 1st Outstanding Corporate Innovation
Award 2015.
Tahun 2016. Dr. (H.C.) Martha Tilaar menerima Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama
Dharma dari Pemerintah Republik Indonesia.
Tahun 2016. PT Martina Berto Tbk mendapatkan Sustainable Business Award 2016.
Tahun 2016. PT Martina Berto Tbk mendapatkan Anugerah Abyudaya 2016.
Tahun 2016. Martha Tilaar Group mendapatkan Family Business Award 2016 : "Building
Family Reputation".
Kini, Martha Tilaar Group terdiri atas:
1. PT Martina Berto Tbk (perusahaan pemasaran dan produksi)
2. PT Cedefindo (perusahaan produksi dan maklon)
3. PT SAI Indonesia ( perusahaan distributor dan logistik )

13
4. PT Martha Beauty Gallery (sekolah dan pendidikan kecantikan Puspita Martha
International School)
5. PT Cantika Puspa Pesona (perusahaan jasa spa dan salon termasuk usaha waralaba)
6. PT Creative Style Mandiri (perusahaan agensi periklanan)
7. PT Kreasi Boga Primatama (perusahaan penyedia tenaga kerja

2.4 Etika Bisnis Martha Tilaar Group


DR. Martha Tilaar diberikan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon pada UN Global
Compact Leaders Summit di New York karena menjalankan perusahaan yang memiliki
program meliputi 10 prinsip Global Compact etika, seperti hak asasi manusia, tenaga kerja,
konservasi pengendapan, dan anti- korupsi sejalan dengan delapan tujuan pembangunan
milenium.

Sepuluh Prinsip Global Compact

HAM
Prinsip 1 : Bisnis harus 2 dan menghargai perlindungan HAM yang sepakati
Secara internasional dalam segala lingkaran pengaruh kekuasaan.
Prinsip 2 : Memastikan bahwa bisnis perusahaan tidak terlibat dalam dalam
pelanggaran HAM

BURUH
Prinsip 3 : Bisnis seharusnya mendorong kebebasan berserikat dan pengakuan
tentang hak melakukan negosiasi secara kolektif.
Prinsip 4 : Penghapusan segala bentuk kekerasan dan beban kepada buruh
Prinsip 5 Penghapusan segala bentuk buruh anak
Prinsip 6 : Penghapusan diskriminasi untuk menghargai semua buruh

LINGKUNGAN
Prinsip 7 : Bisnis seharusnya mendukung pendekatan kehati-hatian dalam
perubahan lingkungan.
14
Prinsip 8 : Mengambil inisiatif untuk mendorong lebih luas pertanggungjawaban
bisnis terhadap lingkungan
Prinsip 9 : Mendorong pembangunan dan meyebarkan teknologi akrab lingkungan

ANTI KORUPSI
Prinsip 10 : Bisnis seharusnya melawan semua bentuk korusi, termasuk pemerasan
Dan penyuapan

Sebagai sebuah gerakan yang bersifat internasional dan sukarela, Global Compact bertujuan
untuk mengajak para pimpinan perusahaan, institusi dan LSM di seluruh dunia untuk
mendukung dan melaksanakan 10 prinsip Global Compact yang bersandar pada nilai-nilai
hak asasi manusia, ketenagakerjaan, pelestarian lingkungan hidup dan anti korupsi.
Pada prakteknya, masing-masing perusahaan bisa menerapkan 10 prinsip Global Compact
sesuai dengan core values bisnisnya masing-masing. Pelaksanaan dari perusahaan ataupun
institusi masing-masing lebih merupakan tanggung jawab moral, dan bukan berupa sanksi
hukum. Jadi seluruhnya diserahkan kepada kesadaran dan komitmen tiap pihak untuk
merealisasikannya

2.5 Budaya Organisasi Martha Tilaar Group


Martha Tilaar sebagai pendiri MARTA TILAAR GRUP selalu menekankan beberapa hal
yang dilakukannya agar memperoleh kesuksesan seperti sekarang. Yang pertama kali harus
dimiliki adalah jiwa DJITU. Djitu disini adalah jujur, inovasi tekun dan ulet. Sikap ini yang
terus ada dalam diri Martha sehingga membawa kesuksesannya sampai dengan sekarang.
Mental DJITU ini yang harus dimiliki oleh semua entrepreneurship agar dapat mencapai
kesuksesan ditengah dunia yang semakin banyak tantangan. Sebelum memulai usaha juga
harus meneliti lingkungan yang ada yaitu dengan melakukan riset pasar agar yang diperbuat
oleh perusahaan dapat menarik pasar. Konsisten adalah kata yang selalu melekat dalam
MARTA TILAAR GRUP. Kata ini diterapkan dalam semua bidang baik konsistensi terhadap
produknya, konsistensi terhadap semua unsur manusia dan lingkungan yang terlibat baik
langsung maupun tidak langsung kepada MARTA TILAAR GRUP.

15
DISIPLIN
Menjadi sebuah sikap yang menunjukkan komitmen setiap karyawan dalam menepati waktu
demi efisiensi jalannya setiap kegiatan dalam perusahaan.

JUJUR
Dari sikap jujur para karyawannya, sebuah perusahaan dapat tumbuh menjadi sebuat
perusahaan yang sehat dan mampu terus berkembang.

INOVATIF
Karyawan dengan pola pikir yang inovatif dan sikap yang proaktif adalah aset berharga bagi
perusahaan, yang penting untuk terus dijaga. Dari pola pikir inovatif inilah akan tercipta
terobosan-terobosan baru dalam perusahaan.

TEKUN
Sikap tekun dan selalu fokus dalam melakukan dan mengembangkan hal-hal yang berkaitan
dengan tanggung jawab akan memungkinkan pencapaian target perusahaan sesuai waktu
yang telah ditentukan, dan ketekunan juga akan meningkatkan kualitas karyawan.

ULET
Mau bekerja keras, berkomitmen, dan gigih dalam menggali setiap tugas yang belum
terselesaikan menunjukkan bahwa seseorang memiliki rasa tanggung jawab pada
pekerjaannya. Hal ini penting bagi keberlangsungan dan kemajuan perusahaan

16
Terinspirasi oleh nilai dan budaya Timur, Founder dan Chairwoman Martha Tilaar Group,
DR. (H.C.) Martha Tilaar, selalu memiliki semangat untuk terus menggali kekayaan alam dan
budaya Indonesia untuk mempercantik wanita Indonesia dan dunia. Semangat tersebut
dituangkan dalam 4 Pilar Martha Tilaar Group yang menjadi landasan dalam setiap kegiatan
grup perusahaan dan setiap unit bisnis yang dijalankan Martha Tilaar Group.

BEAUTY CULTURE
Martha Tilaar Group begitu peduli pada kelestarian budaya Indonesia, dan kepedulian ini
diwujudkan lewat penciptaan rangkaian warna tata rias Trend Warna Sariayu setiap tahun.
Sejak tahun 1987, Trend Warna Sariayu telah menjadi barometer dan kiblat tata rias wanita
Indonesia. Selain dengan hadirnya Trend Warna Sariayu, peran serta dan dukungan Martha
Tilaar Group dalam industri kreatif dan budaya Indonesia, salah satunya seperti yang terlihat
pada ajang JJeemmbbeerr FFaasshhiioonn CCaarrnnaavvaall ((JJFFCC)) dan penggunaan
konsep SSPPAA IInnddoonneessiiaa sebagai sarana melepas lelah serta menyegarkan pikiran
dan tubuh, menjadi wujud penerapan Beauty Culture.

BEAUTY EDUCATION
Martha Tilaar Group yakin, berbagi ilmu pada masyarakat yang tertarik pada dunia
kecantikan menjadi salah satu upaya mempercantik wanita Indonesia dan dunia. Karena itu,
Martha Tilaar Group terus berbagi pendidikan kecantikan dengan mendirikan lembaga
belajar, mengadakan beauty class, hingga bekerjasama dengan instansi pendidikan dan
pemerintah dalam memperluas wawasan masyarakat, khususnya wanita Indonesia, mengenai
kecantikan alami.
Puspita Martha International Beauty School, diharapkan tidak hanya dapat menciptakan
tenaga terampil profesional yang mampu menghasilkan pekerjaan bagi dirinya sendiri, tetapi
juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Beauty Class yang meliputi
langkah demi langkah tata rias yang baik dan benar, motivasi, kepribadian, tata busana, serta
jiwa enterepreneurship. Martha Tilaar Group juga bekerjasama dengan Universitas Indonesia
mendirikan Magister S2 Herbal UIagar Indonesia sebagai negara dengan kekayaan alam
terbesar kedua setelah Brazil memiliki industri herbal yang maju dan menghasilkan devisa
negara. Dan sejak tahun 2007 menyelenggarakan Martha Tilaar Innovatin Center (MTIC)
Award yang bekerjasama dengan Kementrian Riset dan Teknologi dan didukung oleh
Sariayu, yaitu sebuah penghargaan bagi kegiatan penelitian dan karya tulis mengenai riset
17
berbahan alam yang bermanfaat bagi dunia kecantikan dan kesehatan, yang tetap
memperhatikan prinsip-prinsip ramah lingkungan.

BEAUTY GREEN
Kecantikan sejati terpancar dari dalam hati. Dan salah satu wujud hati yang cantik adalah hati
yang memiliki kepedulian pada lingkungan sekitar. Meyakini hal tersebut, Martha Tilaar
Group pun berkomitmen untuk ikut menjaga dan melestarikan lingkungan hijau untuk
kehidupan yang lebih baik denngan membangun Kampoeng Djamoe Organik (KaDO) pada
tahun 1997.
KaDO merupakan sebuah lahan konservasi bagi tanaman obat, kosmetik, dan aromatik
(TOKA) khas Indonesia yang dibangun di atas lahan hijau seluas 10 hektar di tengah
kawasan industri Cikarang. Langkah visioner DR. (H.C.) Martha Tilaar terhadap lingkungan
ini mendapat perhatian dari PBB dan mendapatkan pernghargaan dari United Nation Global
Compact. Tidak hanya menjadi tempat wisata yang dapat dikunjungi masyarakat, KaDO juga
memberikan Pelatihan Petani Organik Seluruh Indonesiadari seluruh provinsi Indonesia
dan membekali petani dengan pendidikan dan praktek langsung mengenai organic farming,
mulai dari pengolahan tanah, pembibitan, panen, hingga produksi dan pendistribusiannya.
Martha Tilaar Group juga mengimplementasikan Green Science. Green Science merupakan
sebuah konsep dari produk Sariayu Putih Langsat yang mencakup 4 hal, yang memperhatikan
kelestarian lingkungan, yaitu Green Resources (penggunaan bahan dasar alami), Green
Development (proses pengembangan ramah lingkungan), Green Process ( proses produksi
yang aman, efisien, dan ramah lingkungan), dan Green Output (hasil produk yang aman dan
ramah lingkungan).
Martha Tilaar Group juga berkomitmen mengajak masyarakat untuk turut
melakukan Pelestarian Bumi Bersama WWF Indonesia, di mana untuk setiap pembelian
produk Sariayu Trend Warna, konsumen turut berkontribusi dalam pelestarian alam
Indonesia.

EMPOWERING WOMAN
Martha Tilaar Group memiliki program pemberdayaan wanita lewat beragam dukungan dan
pelatihan, diantaranya melalui program-program sebagai berikut:

Jamu Gendong yang memberi pelatihan bagi para wanita yang berprofesi sebagai
penjual jamu gendong
18
Wanita Terampil Mandiri yang memberi pelatihan bagi para wanita di daerah pasca
bencana
Miss Indonesia yang merupakan ajang pencarian role model bagi generasi muda yang
cantik, cerdas, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi
Martha Tilaar Training Center yang merupakan pusat pelatihan terapis spa
profesional di Cikarang, yang bertujuan memberdayakan wanita muda agar terhindar
dari women trafficking yang banyak terjadi di daerah miskin dan tertinggal.
Roemah Martha Tilaar menjadi wahana pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat yang handal dan terpercaya di wilayah Gombong dan sekitarnya sebagai
bagian dari kontribusi terhadap pembangunan Indonesia.

2.6 MENEJEMEN MARTHA TILAAR GROUP

19
Unit perusahaan Martha Tilaar Group terdiri atas tiga bagian yang mencakup:

INDUSTRI & PEMASARAN


20
Martha Tilaar Group memiliki dua anak perusahaan yang memproduksi dan memasarkan
produk-produknya, yaitu
PT Martina Berto Tbk dan PT Cedefindo. Dengan kemampuannya memproduksi produk
berkualitas dan menyusun strategi pemasaran, kedua perusahaan terus berkembang menjadi
bagian dari Martha Tilaar Group yang mulai go global.

DISTRIBUSI
Martha Tilaar Group memiliki dua anak perusahaan yang bertanggungjawab menangani
masalah distribusi produk-produknya, yaitu PT SAI Indonesia yang menangani distribusi
lokal, dan Martina Berto International yang bertanggungjawab mengurus distribusi
internasional.

PELAYANAN
Selain memproduksi produk-produk kecantikan berkualitas, Martha Tilaar Group juga
memiliki anak perusahaan yang menawarkan pelayanan jasa di bidang kecantikan. Empat
anak perusahaan adalah PT Martha Beauty Gallery yang menawarkan pelayanan jasa
pendidikan, salon, kesenian dan kecantikan, PT Cantika Puspa Pesona yang menawarkan
kerjasama manajemen waralaba baik lokal maupun internasional untuk salon dan spa, PT
Creative Style yang merupakan agensi periklanan,serta PT Kreasi Boga Primatama yang
merupakan agensi sumber daya manusia.

NET - I3
Martha Tilaar Group mengembangkan manajemen perusahaan sesuai dengan fungsinya
sebagai "Blanket Corporate Brand", yang menciptakan NET-I3. NET merupakan singkatan
dari Natural (Alami), Eastern (Ketimuran), dan Technology (Teknologi), sedangkan I3 adalah
singkatan untuk Icon (Ikon), Innovation (Inovasi), dan Intitution (Institusi).
Konsep NET terfokus pada keunikan brand dan konsep pengembangan bisnis yang
dipengaruhi oleh nilai-nilai adat ketimuran dan didesain dengan penggunaan teknologi
modern. Perusahaan ini yakin bahwa pengimplementasian konsep NET akan memberikan
keuntungan dalam meningkatkan keuntungan kompetitif baik pada industri kosmetik lokal
maupun global. Lebih dari itu, secara luas konsep ini bertujuan untuk memberi manfaat pada
para pemegang saham, karyawan, konsumen, dan lingkungan.

21
Konsep I3 terfokus pada tiga elemen dasar masing-masing produk Martha Tilaar, yaitu Ikon,
Inovasi, dan Institusi.

IKON
mengacu pada brand positioning Martha Tilaar sebagai ikon kecantikan, di mana citra DR.
(H.C.) Martha Tilaar sebagai ikon wanita dalam dunia kecantikan tradisional dan mode,
sekaligus sebagai seorang wanita karier serta tokoh terkemuka dalam dunia pendidikan dan
kegiatan sosial diharapkan dapat menginspirasi masyarakat Indonesia.

INOVASI
mengacu pada kemampuan melanjutkan pengembangan produk dan pelayanan dengan lebih
baik, seperti yang telah dibuktikan oleh Martha Tilaar Group dalam menjaga kestabilan
pemenuhan kepuasan terhadap lini produk di antara industri kosmetik, seperti Sariayu Martha
Tilaar, Biokos Martha Tilaar, dan Dewi Sri Spa Oil of Jawa Martha Tilaar.

INSTITUSI
mengacu pada kesuksesan Martha Tilaar Group sebagai brand kosmetik tradisional terdepan
dengan profesionalisme tinggi, serta kualitas produk dan layanan yang terjamin.

BAB III
KESIMPULAN

etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai nilai moral dan
norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai

22
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang
kokoh. Pembentukan budaya organisasi pada setiap organisasi/perusahaan melewati proses
yang berbeda-beda. Ada perusahaan yang merancang nilai-nilai budaya didasarkan pada
sejarah hidupnya suatu organisasi. Misalkan, bagaimana organisasi itu jatuh bangun
menghadapi berbagai krisis, kesuksesan dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman itu pada
akhirnya bisa menjadi pelajaran penting untuk kemudian diformulasikan dalam bentuk nilai-
nilai atauran yang menjadi semangat bersama. Ada pula budaya organisasi yang secara
sengaja dirancang berdasarkan kesepakatan para anggota manajemen puncak organisasi
tersebut. Martha Tilaar Group adalah salah satu perusahaan yang telah menjalankan program
meliputi 10 prinsip Global Compact etika, seperti hak asasi manusia, tenaga kerja, konservasi
pengendapan, dan anti- korupsi sejalan dengan delapan tujuan pembangunan milenium.

23

Anda mungkin juga menyukai