Poedji Rochjati
Poedji Rochjati
Kehamilan Risiko Tinggi adalah salah satu kehamilan yang di dalamnya kehidupan
atau kesehatan ibu atau janin dalam bahaya akibat gangguan kehamilan yang kebetulan
namun dengan tujuan yang sama mencoba mengelompokkan kasus-kasus risiko tinggi.
B.1. Risiko
Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya
suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa mendatang, seperti
kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak nyamanan, atau ketidak puasan (5K) pada ibu dan
bayi.
angka bulat di bawah 10, sebagai angka dasar 2, 4 dan 8 pada tiap faktor untuk
membedakan risiko yang rendah, risiko menengah, risiko tinggi. Berdasarkan jumlah skor
Kehamilan tanpa masalah / faktor risiko, fisiologis dan kemungkinan besar diikuti oleh
Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya yang
memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun janinnya, memiliki risiko
banyinya, membutuhkan di rujuk tepat waktu dan tindakan segera untuk penanganan
membutuhkan pertolongan persalinan di rumah sakit oleh dokter Spesialis. (Poedji Rochjati,
2003).
1. Primi muda
Ibu hamil pertama pada umur 16 tahun, rahim dan panggul belum tumbuh mencapai
ukuran dewasa. Akibatnya diragukan keselamatan dan kesehatan janin dalam kandungan.
2. Primi tua
Lama perkawinan 4 tahun
Ibu hamil pertama setelah kawin 4 tahun atau lebih dengan kehidupan perkawinan biasa:
Suami istri tinggal serumah
pre-eklamsia.
Persalinan tidak lancer. (Poedji Rochjati, 2003).
Ibu yang hamil pertama pada umur 35 tahun. Pada usia tersebut mudah terjadi penyakit
pada ibu dan organ kandungan yang menua. Jalan lahir juga tambah kaku. Ada
kemungkinan lebih besar ibu hamil mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet dan
Pre-eklamsia
Persalinan tidak lancar atau macet: ibu mengejan lebih dari satu jam, bayi tidak dapat lahir
Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) < 2500 gr. (Poedji Rochjati, 2003).
Usia ibu hamil 35 tahun ke atas dapat berisiko mengalami kelainan-kelainan antara lain:
Frekuensi mola hidantidosa pada kehamilan yang terjadi pada awal atau akhir usia subur
relatif lebih tinggi. Efek paling berat dijumpai pada wanita berusia lebih dari 45 tahun.
Frekuensi abortus yang secara klinis terdeteksi meningkat 26% pada mereka yang usianya
mengalami kehamilan ektopik daripada wanita kulit putih berusia 15 sampai 24 tahun.
Risiko nondisjungsi meningkat seiring dengan usia ibu. Oosit tertahan dalam midprofase
dari miosis 1 sejak lahir sampai ovulasi, penuaan diperkirakan merusak kiasma yang
menjaga agar pasangan kromosom tetap menyatu. Apabila miosis dilanjutkan sampai
selesai pada waktu ovulasi, nondisjungsi menyebabkan salah satu gamet anak mendapat
dua salinan dari kromosom yang bersangkutan, sehingga terbentuk trisomi, anak lahir
dengan cacat bawaan sindrom down. (F. Garry C, add all, 2001)
Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun. Kesehatan fisik dan
rahim ibu masih butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan ibu masih menyusui. Selain itu
anak masih butuh asuhan dan perhatian orang tuanya. Bahaya yang dapat terjadi:
Perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu lemah
Bayi dengan berat badan rendah / BBLR < 2500 gr. (Poedji Rochjati, 2003).
persalinan ini seolah-olah menghadapi persalinan yang pertama lagi.Kehamilan ini bisa
terjadi pada:
Anak pertama mati, janin didambakan dengan nilai sosial tinggi
Penyakit ibu: Hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, dan lain-lain. (Poedji Rochjati,
2003).
5. Grande multi
Ibu pernah hamil / melahirkan 4 kali atau lebih. Karena ibu sering melahirkan maka
Persalinan lama
Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau
jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu ada kecenderungan
didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi:
Tekanan darah tinggi dan pre-eklamsia
kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal ini ada dua kemungkinan yang terjadi:
Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin / kepala tidak besar.
Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi mati dalam waktu
lahir rendah < 2500 gram. Bahaya yang dapat terjadi: persalinan berjalan tidak lancar, bayi
sukar lahir, dalam bahaya. Kebutuhan pertolongan medik : persalinan operasi sesar. (Poedji
Rochjati, 2003).
Keguguran
Lahir mati
Kehamilan ketiga atau lebih, kehamilan yang lalu pernah mengalami keguguran 2 kali
Kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam kandungan
Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau per-vaginam:
Tindakan dengan cunam / forcep / vakum. Bahaya yang dapat terjadi:
Uri manual, yaitu: tindakan pengeluaran plasenta dari rongga rahim dengan menggunakan
Setelah bayi lahir serta uri belum lahir terjadi perdarahan banyak > 500 cc
Perdarahan
Ibu diberi infus / tranfusi pada persalinan lalu. Persalinan yang lalu mengalami perdarahan
pasca persalinan yang banyak lebih dari 500 cc, sehingga ibu menjadi syok dan
Ibu hamil, pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena itu pada dinding
rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya pada robekan rahim : kematian janin
Mata berkunang-kunang
Jantung berdebar
Menghambat pertumbuhan janin, sehingga janin lahir dengan berat badan lahir rendah
Persalinan premature
Bahaya yang dapat terjadi bila terjadi anemia berat (Hb < 6 gr%):
Kematian janin mati
Persalinan lama
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11 g% pada
trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 g% pada trimester 2. Hipoksia akibat anemia dapat
menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan sulit, walaupun tidak terjadi
perdarahan. Juga bagi hasil konsepsi, anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang
baik, seperti:
kematian mudigah
kematian perinatal
prematuritas
b. Malaria
Sakit kepala
Muntah-muntah
Bila penyakit malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia, maka akan
IUFD
c. Tuberculosa paru
Batuk darah
Penyakit ini tidak secara langsung berpengaruh pada janin. Janin baru tertular setelah
dilahirkan. Jika TBC berat dapat menurunkan fisik ibu, tenaga, dan ASI ikut berkurang.
d. Payah jantung
Jantung berdebar
Nadi cepat
Kaki bengkak
Kelahiran prematur
Dalam persalinan:
BBLR
Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan janin dalam
kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil konsepsi dapat menderita
pula dan mati, yang kemudian disusul oleh abortus. (Abdul Bari S., 2002)
e. Diabetes mellitus
Pernah mengalami kematian janin dalam rahim pada kehamilan minggu-minggu terakhir
Hydramnion
Kelainan bawaan
Makrosomia
Kematian bayi perinatal (bayi lahir hidup, kemudian mati < 7 hari). (Poedji Rochjati, 2003).
insufisiensi plasenta
Diabetes lebih sering mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis, dan menghambat
penyembuhan luka jalan lahir, baik ruptur perinea maupun luka episiotomi. (Hanifa
Wiknjosastro, 1999)
f. HIV / AIDS
Kehamilan memperburuk progesifitas infeksi HIV, HIV pada kehamilan adalah pertumbuhan
intra uterin terhambat dan berat lahir rendah, serta peningkatan risiko prematur
Bayi dapat tertular dalam kandungan atau tertular melalui ASI. (Poedji Rochjati, 2003).
g. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis penularannya melalui makanan mentah atau kurang masak, yang tercemar
Rochjati, 2003).
2. Pre-Eklamsia ringan
Tanda-tanda:
Edema pada tungkai, muka, karena penumpukan cairan disela-sela jaringan tubuh
Sedikit bengkak pada tungkai bawah atau kaki pada kehamilan 6 bulan ke atas mungkin
masih normal karena tungkai banyak di gantung atau kekurangan Vitamin B1. tetapi
bengkak pada muka, tangan disertai dengan naiknya tekanan darah sedikit, berarti ada Pre-
Eklamsia ringan.
3. Hamil kembar
Ibu hamil dengan dua janin (gemelli), atau tiga janin (triplet) atau lebih dalam rahim. Rahim
Varises
Hemorrhoid
Hidramnion
Anemia
Persalinan prematur
Kelainan letak
Persalinan sukar
Kehamilan kembar ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan dan persalinan
Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi cairan amnion > 2 liter
Kelainan letak
Persalinan prematur
Hidramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal,
biasanya kalau lebih dari 2 liter. Walau etiologi belum jelas, namun ada faktor-faktor yang
nefritis
anomaly congenital (pada anak), seperti enensepali, spina bifida, atresia atau striktur
Payudara mengecil
Pada kehamilan normal gerakan janin dapat dirasakan pada umur kehamilan 4-5 bulan. Bila
gerakan janin berkurang, melemah, atau tidak bergerak sama sekali dalam 12 jam,
Ibu dengan umur kehamilan 42 minggu. Dalam keadaan ini, fungsi dari jaringan uri dan
7. Letak sungsang
Letak sungsang: pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), letak janin dalam rahim dengan
8. Letak lintang
Merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan): kepala
ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu. Bayi letak lintang tidak dapat lahir melalui
jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh janin melintang terhadap sumbu tubuh ibu.
Pada janin letak lintang baru mati dalam proses persalinan, bayi dapat dilahirkan dengan
alat melalui jalan lahir biasa. Sedangkan pada janin kecil dan sudah beberapa waktu mati
Bahaya yang dapat terjadi pada kelainan letak lintang. Pada persalinan yang tidak di tangani
Infeksi
1. Perdarahan antepartum
Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil setelah 28 minggu, disebut
perdarahan antepartum.
Perdarahan antepartum harus dapat perhatian penuh, karena merupakan tanda bahaya
yang dapat mengancam nyawa ibu dan atau janinnya, perdarahan dapat keluar:
Sedikit-sedikit tapi terus-menerus, lama-lama ibu menderita anemia berat
Sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok, lemah nadi dan tekanan darah menurun.
rahim.
Solusio Plasenta plesenta sebagian atau seluruhnya lepas dari tempatnya. Biasanya
disebabkan karena trauma / kecelakaan, tekanan darah tinggi atau pre-eklamsia, maka
terjadi perdarahan pada tempat melekat plasenta. Akibat perdarahan, dapat menyebabkan
dengan benar. Pre-eklamsia berat bila tidak ditangani dengan benar akan terjadi kejang-
kejang, menjadi eklamsia. Pada waktu kejang, sudip lidah dimasukkan ke dalam mulut ibu
Dalam kehamilan ada gangguan pertumbuhan janin dan bayi lahir kecil
kesehatan. Untuk deteksi dini factor risiko maka pada semua ibu hamil perlu dilakukan
skrining antenatal. Untuk itu periksa ibu hamil paling sedikit dilakukan 4 kali selama
kehamilan:
KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) kepada ibu hamil, suami dan keluarganya tentang
Perawatan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala dan teratur selama masa
kehamilan sangat penting, sebab merupakan upaya bersama antara petugas kesehatan dan
1. Aspek kesehatan dari ibu dan janin untuk menjaga kelangsungan kehamilan, pertumbuhan
janin dalam kandungan, kelangsungan hidup ibu dan bayi setelah lahir.
2. Aspek psikologik, agar menghadapi kehamilan dan persalinannya ibu hamil mendapatkan
rasa aman, tenang, terjamin dan terlindungi keselamatan diri dan bayinya. Pendekatan
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), dengan sikap ramah, penuh pengertian, diberikan
secara sederhana, dapat ditangkap dan dimengerti melalui dukungan moril dari petugas,
3. Aspek social ekonomi, ibu hamil dari keluarga miskin (gakin) pada umumnya tergolong
dalam kelompok gizi kurang, anemis, penyakit menahun. Ibu risiko tinggi atau ibu dengan
komplikasi persalinan dari keluarga miskin membutuhkan dukungan biaya dan transportasi
Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan persalinan berakhir dengan:
1. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa trauma fisik
4. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga berencana
dalam pelayanan kehamilan, yang harus diikuti dengan komunikasi, Informasi, dan Edukasi
(KIE) kepada ibu hamil, suami, dan keluarga, untuk perencanaan persalinan aman dilakukan
Melalui kegiatan ini beberapa factor risiko yang ada pada ibu hamil telah dapat
dilakukan prediksi / perkiraan kemungkinan macam komplikasi yang akan terjadi. Oleh
karena itu kegiatan skrining harus dilakukan berulang kali sehingga dapat ditemukan secara
dini factor risiko yang berkembang pada umur kehamilan lebih lanjut. (Poedji Rochjati,
2003).
Batasan Pengisian Skrining Antenatal Deteksi dini Ibu Hamil Risiko Tinggi Dengan
Berupa kartu skor untuk digunakan sebagai alat skrening ANTENATAL berbasis
keluarga guna menemukan faktor risiko ibu hamil, yang selanjutnya dilakukan upaya
2. Dipantau ole Ibu PKK, Kader Posyandu, Tenaga Kesehatan.(Poedji Rochjati, 2003).
Pencatatan kondisi ibu selama kehamilan, persalinan, nifas mengenai ibu / bayi
Validasi data kehamilan, persalinan, nifas dan perencanaan KB. (Poedji Rochjati, 2003).
Sistem SKOR
Untuk umur dan paritas pada semua ibu hamil sebagai skor awal
Untuk bekas operasi sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan antepartum dan pre-
Format : kartu skor disusun dengan format kombinasi antara cecklis dan system skor.
Cecklis dari 19 faktor resiko dengan skor untuk masing-masing tenaga kesehatan maupun
non kesehatan PKK (termasuk ibu hamil, suami dan keluarganya) mendapat pelathan dapat
Ibu hamil dengan SKOR 6 atau lebih, dianjurkan bersalin dengan tenaga kesehatan:
Bila SKOR 12 atau lebih dianjurkan bersalin di RS / SpOG (Poedji Rochjati, 2003).
Untuk meningkatkan sensitivitas dan spesifitas system scoring mengenai cara persalinan
yang dibutuhkan, harus ditambahkan satu alat yang mudah digunakan dan dapat
dimulai, sehingga rujukan terlambat dapat dicegah. Alat tersebut adalah kartu prakiraan
Grafiknya terdiri dari 4 area / daerah, yaitu: hijau tua, hijau muda, kuning, dan merah:
1. Daerah Hijau tua menunjukkan distosia hampir tidak mungkin terjadi, persalinan di rumah
3. Daerah kuning menunjukkan distosia sering terjadi, persalinan harus ditangani tenaga
4. Daerah merah menunjukkan distosia kemungkinan besar terjadi, rujukan mutlak di lakukan.
Dua kali pada triwulan ketiga (antara minggu 28 36 dan sesudah minggu ke 36)
Perencanaan persalinan
2. Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk :
Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
Pelayanan / asuhan antenatal ini hanya diberikan oleh tenaga kesehatan professional dan
Asuhan Antenatal
1. Anamnesis
Riwayat kehamilan ini Riwayat obstetri lalu Riwayat penyakit Riwayat sosial ekonom
Usia ibu hamil Jumlah kehamilan Jantung Status perkawinan
Hari pertama haid Jumlah persalinan Tekanan darah tinggi Respon ibu da
terakhir, siklus haid Jumlah Diabetes Melitus
persalinan keluarga terhada
Perdarahan per cukup bulan TBC kehamilan
vagina Jumah persalinan
Pernah operasi Jumlah keluarga d
Keputihan prematur Alergi obat / makanan rumah yang membantu
Mual dan muntah Jumlah anak hidup Ginjal Siapa pembua
Masalah / kelainan Jumlah keguguran keputusan dalam
Asma
pada kehamilan Jumlah aborsi keluarga
Epilepsy
sekarang Perdarahan pada Kebiasaan makan da
Penyakit hati minum
Pemakaian obat kehamilan, persalinan, Pernah kecelakaan Kebiasaan merokok
obat (termasuk jamu nifas terdahulu.
jamuan) Adanta hipertensi menggunakan obat
dalam kehamilan pada obatan dan alkohol
kehamilan terdahulu Kehidupan seksual
Berat bayi <2,5 kg Pekerjaan dan aktivita
atau berat bayi 4 kg sehari hari
Adanya masalah Pilihan tempat untu
masalah selama melahirkan
kehamilan, persalinan, Pendidikan
nifas terdahulu Penghasilan
(Sarwono P, 2002)
2. Pemeriksaan
Fisik umum Pemeriksaan Pemeriksaan Laboratorium
luar dalam
Kunjungan pertama: Pada setiap Pada kunjungan Kunjungan pertama:
Tekanan darah kunjungan : Varises Darah :
Suhu badan Mengukur tinggi fundus
Kondiloma Hemoglobin
Nadi uteri Edema Glukosa
Pernafasan Palpasi untuk
Hemeroid VDRL
Berat badan menentukan letak janin
Kelainan lain
(atau lebih 28 minggu) Urin:
Tinggi badan
Auskultrasi detakPemeriksaan dengan Warna, bau, kejernihan
Muka : Edema, pucat
jantung janin Spekulum Protein
untuk
Mulut & Gigi :
kebersihan, karies, menilai: Glukosa
tonsil, paru Serviks Nitrit/LEA
Tiroid / gondok Tanda-tanda infeksi
Tulang belakang/ Cairan dari ostium uteri
punggung : scoliosis
Payudara : puting
susu, tumor Pemeriksaan untuk
menilai:
Abdomen : bekas
Serviks*
operasi Uterus*
Ekstermitas : edema, Adneksa*
varises, reflesk Bartholin
patella Skene
Costrovertebral Angle Uretra
Tenderness (CVAT) *bila usia kehamilan
Kulit : kebersihan/ <12 minggu
penyakit kulit
Kunjungan berikut:
Tekanan darah
Berat badan
Edema
Masalah dari
kunjungan pertama
(Sarwono P, 2002)
Perkusi
Palpasi
Ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai
bantal. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu hamil. Dengan sikap hormat
Gerakan janin,
Menurut Knebel,
Menurut Ahlfeld
Manuver palpasi menurut Leopold:
Leopold I :
pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil
konsistensi uterus
simfisis
Leopolld II :
menentukan batas samping rahim kana-kiri
Leopold IV:
pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil
bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk pintu atas
panggul
gerakan janin, kontraksi uterus (his), dan apakah ada lingkaran van Bandl. (Rustam M,
1998)
Hubungan tua kehamilan (bulan), besar uterus, dan tinggi fundlus uteri.
Akhirbulan Besar uterus Tinggi fundus uteri
Cara lain untuk menentukan tuanya kehamilan dan berat badan janin dalam
kandungan:
(2) Ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup felling life(quickening)
(3) Menurut Mac Donald : adalah modifikasi Spiegelberg, yaitu jarak fundus-simfisis dalam cm
(4) Menurut Ahlfeld : Ukuran kepala-bokong= 0,5 panjang anak sebenarnya. Bila diukur jarak
bising aorta
peristaltic usus
dihitung 3x5 detik secara berurutan, dengan cara ini dapat diketahui teratur tidaknya djj,
contoh:
11 12 11
djj = 4x(11+1213) = 136 permenit teratur
10 14 9
(Rustam M, 1998)
Pemeriksaan Dalam
(2) Kalau bagian yang terbawah adalah kepala, dapat ditentukan posisi uuk. uub, dagu, hidung,
(4) Pembukaan serviks, turunnya bagian terbawah janin, kaput suksedaneum, dan sebagainya
(5) Secara umum dapat dievaluasi keadaan vagina, serviks, dan panggul
Perlvimetri klinik :
Pemeriksaan dalam memakai jari telunjuk dan jari tengah dengan mencoba meraba
promontorium. Bila teraba, batasnya ditandai dengan telunjuk tangan kiri lalu telunjuk
dikeluarkan dan diukur (lihat Gambar 9-5). Akan diperoleh konyugata diagonal, bila dikurangi
(1) Indikasi sosial untuk menentukan keadaan kehamilan atau persalinan sebelum ditinggalkan
oleh penolong
(2) Jika pada pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat ditentukan
(Rustam M, 1998)
Pemeriksaan Rontgenologik
keragu raguan pada pemeriksaan obstetrik. Misalnya, pada wanita yang selalu gemuk
(obesitas), penderita yang tidak tenang (nervous), dan dinding perut yang tegang.
Untuk diagnosa kehamilan positif, boleh dilakukan pada kehamilan 4-5 bulan dan
dalam kandungan :
Letak dan posisi janin
Pemeriksaan Laboratorium
Ibu hamil hendaknya diperiksa air kencing dan darahnya sekurang kurangnya 2 x
selama kehamilan, sekali pada permulaan dan sekali lagi pada akhir kehamilannya.
Ultrasonografi
karena memakai prinsip sonar (bunyi). Jadi, boleh dipergunakan pada kehamilan muda.
Pada layer dapat dilihat letak, gerakan, dan gerakan jantung janin. (Rustam M, 1998)
3. Diagnosis
4. Penatalaksanaan
Kategori Gambaran
Kehamilan normal 1. Anamnesis dan pemeriksaan lengkap pada kunjungan
antenatal awal.
Lihat bagian penilaian