Tekstur Khusus Pada Batuan Beku Dan Petrogenesanya
Tekstur Khusus Pada Batuan Beku Dan Petrogenesanya
2. Cummulate texture
Tekstur ini memiliki kenampakan yang dicirikan
dengan adanya agregat kristal mineral dengan
densitas tinggi pada bagian dasar tubuh intrusi batuan
beku. Tekstur ini terbentuk akibat berat jenis mineral
yang terbentuk pada awal pendinginan magma yang
cenderung lebih berat daripada magma sehingga
menyebabkan terjadinya gravity settling yang
menyebabkan mineral tersebut terkumpul di bagian
bawah tubuh batuan beku.
Gambar 3. Cummulate texture dari mineral olivine,
piroksen, plagioklas, dan magnetit
Sumber : http://www4.nau.edu/meteorite/Meteorite/Book-
Textures.html
3. Intersertal
Tekstur ini tercirikan dengan adanya kenampakan
gelas vulkanik yang mengisi ruang-ruang di antara
tubuh kristal mineral plagioklas. Tekstur ini sering
ditemukan pada batuan beku vulkanik intermediet
atau basa seperti andesit hingga basalt. Tekstur ini
terbentuk melalui proses yang hampir mirip dengan
tekstur porfiritik, di mana mineral plagioklas terbentuk
terlebih dahulu lalu ketika magma muncul ke
permukaan terjadi pendinginan yang cepat yang
menyebabkan lava cenderung membentuk gelas
vulkanik yang seolah-olah mengelilingi tubuh mineral
plagioklas yang terbentuk terlebih dahulu.
5. Mikroporfiritik
Tekstur ini memiliki kenampakan khas yang
menyerupai tekstur khusus porfiritik, namun yang
membedakan adalah kenampakan tekstur
mikroporfiritik ini hanya dapat diamati melalui
pengamatan mikroskopis. Tekstur ini memiliki genesa
yang relatif sama dengan tekstur porfiritik, hanya saja
batuan beku dengan tekstur ini cenderung ditemukan
pada batuan beku vulkanik ataupun hipabisal yang
dekat dengan permukaan. Tempat pendinginan yang
sedemikian rupa ini menyebabkan pendinginan
berlangsung cepat sehingga kristal-kristal mineral
cenderung terbentuk dalam ukuran kecil atau halus.
6. Trakhitik
Tekstur ini memiliki kenampakan yang cukup menarik
berupa adanya mikrolit atau cryptocrystalline
plagioklas yang menunjukkan kesejajaran di antara
mineral lain. Tekstur trakhitik sering ditemukan pada
batuan beku vulkanik. Tekstur ini terbentuk akibat
adanya aliran magma atau lava yang membuat
orientasi penyusunan mineral menjadi sejajar. Hal ini
cenderung disebabkan karena bentuk kristal
plagioklas yang cenderung memanjang akan lebih
mudah mengikuti arah aliran lava atau magma sesuai
dengan arah memanjangnya kristal. Hal tersebut
dapat dianalogikan dengan aerodinamika.
7. Pilotasitik
Tekstur ini memiliki kemiripan dengan tekstur trakhitik
dimana terdapat penyejajaran mikroli-mikrolit
plagioklas. Namun letak perbedaannya adalah pada
tekstur ini penyusunan mikrolit-mikrolit plagioklasnya
cenderung sub-paralel. Kehadiran mikrolit plagioklas
ini juga sering disertai mikrokristalin lain. Tekstur ini
terbentuk juga karena aliran magma atau lava yang
memperngaruhi penyusunan mikrolit-mikrolit
plagioklas pada batuan beku, namun pengaruh aliran
tidak terlalu dominan sehingga penyusunannya
cenderung sub-paralel. Aliran seperti ini bisa terjadi
karena aliran lambat atau aliran lava kental.
8. Poikilitik
Tekstur ini menunjukkan kenampakan adanya inklusi
mineral-mineral secara acak dan tidak teratur pada
suatu tubuh kristal mineral yang besar. Tekstur ini
terbentuk akibat mineral-mineral yang menginklusi
terbentuk terbentuk terlebih dahulu. Selanjutnya
terjadi pembentukan mineral yang diinklusi melalui
pendinginan magma secara lambat akibat perubahan
kondisi sekitar sehingga mineral yang terbentuk ini
memiliki waktu lebih untuk tumbuh dengan nukleasi
yang lambat. Keadaan ini akan menyebabkan mineral
yang besar tampak diinklusi oleh mineral-mineral yang
lebih kecil.
b. Granophiric
Terdapat kuarsa berbentuk anhedral dengan
letak tidak teratur. Hal ini disebabkan mineral
kuarsa yang mengkristal bersama mineral
feldspar terbentuk pada daerah batas kristal
lain.
c. Myrmekitic
Menunjukkan intergrowth antara kuarsa dan
plagioklas dengan ciri khas berupa bentuk
kuarsa yang berbentuk seperti cacing di antara
plagioklas. Hal ini terbentuk ketika kristalisasi
plagioklas belum sempurna di saat itulah kuarsa
masuk mengisi rongga yang belum terkristalisasi
sempurna.