Anda di halaman 1dari 3

Mengenal Bapak Biologi Muslim, Al-

Jahiz
Al-Jahiz juga menuliskan pengaruh cuaca dan pola makan terhadap manusia,
hewan, dan tumbuhan dalam berbagai wilayah geografis

Abad ke-9, terbitlah Kitab Al-Hayawan, berarti Buku Tentang Binatang, ditulis oleh
Abu Uthman Amr Ibn Bahr Al Qinanih Al Fuqaymih Al Basrih, ahli biologi yang lahir
di Basra, Iraq sekitar tahun 776.

PADA tahun 1831 hingga 1836, sebuah kapal kayu berlayar membelah
Samudra Atlantik. Kapal berbendera Inggris tersebut bernama HMS Beagle, dengan
Robert Fitzroy sebagai kaptennya. Kapal tersebut membawa misi memetakan jalur
pelayaran di perairan sebelah selatan Amerika Latin.
Penumpang kapal tersebut termasuk seorang fresh graduate dari Cambridge
University yang diterima Fitzroy karena dirinya membutuhkan seorang imuwan
dalam menjalankan misinya. Pemuda itu kelak akan menerbitkan buku fenomenal
berjudul The Origin of Species, yang mendeskripsikan tentang teori evolusi dan
seleksi alam yang membuat geger dunia.
Namun sebenarnya, Charles Darwin bukanlah pionir dalam dunia biologi. Jauh
sebelum Darwin, di masa Yunani kuno, sudah ada nama-nama seperti Aristoteles
yang menjelaskan tentang kesadaran bangsa Yunani mengenai keteraturan alam,
ataupun di masa kejayaan Romawi terdapat Pliny yang menulis buku setebal 37
volume berjudul Historia Naturalis, dimana di dalamnya terdapat fakta dan mitos
mengenai makhluk halus, binatang, alam, dan lain sebagainya.

1
Pada abad ke-9,
terbitlah sebuah buku
berjudul Kitab Al-Hayawan,
berarti Buku Tentang
Binatang. Buku tersebut
ditulis oleh Abu Uthman
Amr Ibn Bahr Al Qinanih Al
Fuqaymih Al Basrih, seorang
ahli biologi yang lahir di
Basra, Iraq sekitar tahun
776. Namun beliau lebih
dikenal dengan nama
julukannya, Al-Jahiz, yang berarti goggle-eyed (mata bundar seperti ikan).
Al-Jahiz tumbuh di masa paling menarik bagi ilmu pengetahuan, yaitu masa
transisi dimana sumber utama pengetahuan berpindah dari Yunani kuno ke dunia
Arab. Selain itu, masa tersebut adalah titik dimana buku bukan lagi barang mewah
yang hanya bisa didapat oleh golongan tertentu. Karena mulai menyebarnya
penggunaan kertas, buku-buku menjadi lebih mudah didapat, sehingga kesadaran
membaca juga meningkat. Di wilayah-wilayah dimana Islam berkuasa, banyak
ilmuwan yang lahir dari golongan rakyat jelata karena hal tersebut. Al-Jahiz adalah
salah satunya. Pada usia 20 tahun, dirinya harus berjualan ikan di sepanjang kanal
Basra sebagai mata pencaharian.
Dibalik kesederhanaannya, Al-Jahiz merupakan seorang yang cerdas dan haus
akan ilmu sedari kecil. Al-Jahiz menghadiri ceramah-ceramah di masjid dan kuliah-
kuliah umum yang diberikan oleh para ahli filologi, bahasa, dan para penyair seperti
Al-Asmai, Abu Ubayda, serta Abu Zayd. Hal ini membentuknya menjadi ahli Bahasa
Arab. Karena kecerdasannya, Al-Jahiz mendapatkan tempat di kalangan Mutazilah,
dimana Al-Jahiz mendapatkan teman untuk berdiskusi mengenai filosofi, agama,
dan ilmu pengetahuan.

200 Karya Ilmiah


Al-Jahiz mengawali karirnya sebagai juru tulis ketika masih di Basra, kemudian
pindah ke Baghdad, yang saat itu merupakan ibukota Dinasti Abbasiyah.
Kepindahannya diawali oleh essay yang ditulisnya mengenai institusi kekhalifahan,
dan hal tersebut mengundang pujian dari Khalifah Al-Mamun, khalifah ke-7 Dinasti
Abbasiyah. Namun sebenarnya, lebih tepat dirinya adalah penduduk komuter
daripada penduduk tetap, karena beliau membagi waktunya antara Baghdad dan
Basra, lalu kemudian antara Basra dan Samarra. Posisinya di pemerintahan
hanyalah sekertaris, dimana posisi fleksibel tersebut memungkinkan dirinya
mengembangkan hal yang lainnya.

2
Selama hidupnya, Al-Jahiz menulis sekitar 200 buah buku, sayangnya hanya
30-an saja yang masih ada. Kecerdasannya membuatnya mampu menulis buku
mengenai berbagai bidang. Mulai dari zoology, tata bahasa Arab, puisi, dan asal-
usul kata (lexicography).
Sementara, selera humornya membuat tulisan-tulisannya diselipi banyak
anekdot dan candaan. Namun dari sekian banyak karyanya, Kitab Tentang Binatang
adalah masterpiece-nya. Buku ini terdiri atas 7 volume, menjabarkan tentang lebih
dari 350 spesies hewan yang dilengkapi gambar-gambar. Buku ini menjadi rujukan
penting dalam ilmu zoology pada masanya.
Di dalam bukunya, Al-Jahiz menulis mengenai sistem mimikri, dimana beliau
menyadari bahwa parasit dapat menyamakan warna dirinya dengan warna
induknya. Juga terdapat informasi mengenai sistem komunikasi dan psikologis
hewan, serta tingkat kecerdasan serangga dan binatang lainnya.
Al-Jahiz juga menuliskan pengaruh cuaca dan pola makan terhadap manusia,
hewan, dan tumbuhan dalam berbagai wilayah geografis. Dalam buku itu pulalah,
Al-Jahiz mendiskusikan proses seleksi alam, hal yang sering diatribusikan dengan
Darwin. Ini adalah bukti bahwa Al-Jahiz adalah orang yang menemukan proses
seleksi alam, dan Darwin hanya melengkapi saja.
Ada sebuah cerita, dimana konon, British National Library (Perpustakaan
Nasional Inggris) memiliki salinan buku tersebut. Namun buku tersebut hilang,
karena peminjam terakhirnya tidak mengembalikan. Peminjam berhutang denda
milyaran tersebut adalah Charles Darwin! Namun cerita tersebut bisa jadi tidak
benar karena tidak ada British National Library, yang ada hanya British Library
(Perpustakaan Inggris). Lagipula buku tersebut bervolume banyak mirip
ensiklopedia, dan peraturan perpustakaan tidak membolehkan seseorang
meminjam buku ensiklopedia apalagi yang sudah uzur dan langka.
Terlepas dari benar tidaknya anekdot tersebut, Al-Jahiz telah memberikan
kontribusi yang besar dalam dunia biologi, tidak hanya bagi kaum Muslim, tapi bagi
seluruh umat manusia. Al-Jahiz meninggal pada usia 93 tahun, pada bulan
Desember 868, dalam sebuah kecelakaan dimana buku-bukunya yang menggunung
di perpustakaan pribadinya, jatuh dan menimpa dirinya hingga tewas. Cara pergi
yang satire untuk seorang ilmuwan humoris.*/Tika Afidah, dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai