Pada minggu kemarin kita telah melihat jalan panjang
proses persebaran ilmu pengetahuan dalam Islam melalui buku Kaya J. Pedersen. Dalam buku tersebut dijelaskan adanya sebuah profesi penyalin buku atau yang disebut dengan Warraq. Jasa Warraq dalam dunia intelektual Islam sangatlah besar. Berkat jasa-jasa mereka, Ilmu pengetahuan dapat disebarluaskan melalui lembaran kitab (buku). Hal ini dikarenakan pada zaman dahulu belum ada mesin cetak/fotokopi sehingga sosok warraq satu-satunya sangat berperan penting dalam penyebaran ilmu pengetahuan pada waktu itu.
Kali ini, saya akan menyambung apa yang sudah dibahas
minggu lalu. Dalam kesempatan ini, saya akan mengulas tentang Kitab Al-Fihrist yang merupakan karya monumental dari seorang tokoh Islam bernama Ibn Nadhim.
Bapak Ibu yang saya hormati......
Dalam sejarah Islam, terdapat seorang Warraq yang
masyhur bernama Ibn Nadhim. Ibn Nadhim inilah yang kemudian menulis kitab Al-Fihrist.
Profesi Warraq yang dijalani oleh Abu al-Faraj Muhammad
Ibn Ishaq membuat ia dikenal oleh banyak kalangan. Saking luasnya, maka Abu al-Faraj Muhammad Ibn Ishaq diberi gelar al-Nadhim yang artinya "sahabat-sahabat orang terkemuka".
Gelar al-Nadhim ini kemudian jamak dan familiar
digunakan sebagai panggilan akrab yang merujuk pada Abu al- Faraj Muhammad Ibn Ishaq. Jika ditulis secara lengkap, maka namanya menjadi:
(Abu al-Faraj Muhammad bin Ishaq bin Muhammad bin
Ishaq al-Warraq al-Baghdadi an-Nadhim). Dari nama tersebut, dapat dilihat bahwa setelah kata "Ishaq" terdapat kata "al-Warraq" yang menunjukkan ia adalah seorang penyalin buku/ naskah. kemudian di belakangnya ada kata "al-Baghdadi" yang menunjukkan ia berkebangsaan/ berasal dari Baghdad. dan terakhir ada kata "an-Nadhim" yang bermakna ia adalah seseorang yang menjadi sahabat-sahabat orang terkemuka.
Kecintaannya pada buku dan ilmu pengetahuan
mendorong dia mendirikan sebuah toko yang besar yang dilengkapi dengan perpustakaan dan ruang diskusi. Ia juga seorang pembuat kaligrafi yang menyalin manuskrip untuk dijual kepada orang lain
Kitab Al-Fihrist itu sendiri merupakan karya bibliografi
Islam yang menggambarkan perkembangan intelektual & literatur yang terbit dalam dunia Islam. Kitab Kitab Al-Fihrist ini pertama kali ditulis pada 938 M atau sekitar Abad 10 Hijriyah.
Hingga saat ini, Kitab Al-Fihrist sudah diterjemahkan
dalam Bahasa Inggris. Sementara dalam Bahasa Indonesia belum ada. Namun pembahasan terkait Ibn Nadhim dan AL- Fihrist sudah bisa ditemukan dalam beberapa artikel jurnal, dan lainnya.
Kitab ini terdiri dari 10 Bab pembahasan.
Pada bagian pertama, Ibn Nadhim menjelaskan tentang
ragam bahasa dari bangsa-bangsa di wilayah Arab maupun Non-Arab, seperti Eropa. Pada Bab pertama ini pula Ibn Nadhim menjelaskan keanekaragaman tulisan mulai dari bentuk dan karakteristik tulisan tersebut.
Bab kedua berisi tentang ilmu tata bahasa dan filologi.
Pada bab ini juga dijelaskan sosok para tokoh yang ahli di bidang bahasa dan fililogi.
Bab ketiga berisi mengenai sejarah, biografi, dan silsilah.
Bab keempat berisi tentang puisi dan penyair pada masa
sebelum Islam, masa bani Umayyah dan masa bani Abbasiyah. Bab kelima menjelaskan tentang filsafat dan para cendekiawan skolastik.
Bab keenam tentang hukum, ahli fikih dan ahli hadis.
Bab ketujuh tentang filsafat dan ilmu pengetahuan kuno.
Bab kedelapan tentang legenda, dongeng, sihir dan sulap.
Bab kesembilan tentang sekte dan kepercayaan.
Bab terakhir tentang ahli kimia dan farmasi
Dalam menyajikan daftar literatur, Ibn Nadhim menyusun
karyanya berdasarkan nama pengarang lalu diikuti dengan nama-nama kitab atau judul-judul karangan atau karyanya. Di samping itu ia juga menerangkan tentang riwayat kehidupan pengarang buku, asal-usul, negeri tempat tinggal, dan jasa- jasanya.
Secara keseluruhan, Kitab Al-Fihrist ini telah memberikan
banyak sumbangan bagi dunia untuk mengetahui pencapaian umat Islam pada waktu itu di bidang karya tulis dan ilmu pengetahuan. Ibn Nadhim telah berjasa besar mengenalkan karya-karya yang pernah dicapai oleh umat Islam waktu itu.