Anda di halaman 1dari 15

Peran Panglima Khalid bin Walid Dalam Ekspansi Islam Masa Rasulullah

Sampai Khalifah Umar bin Khattab

Khalid bin Walid merupakan salah satu penglima perang yang tangguh yang
dimiliki oleh Islam, banyak usaha-usaha yang ia lakukan dalam membela dan
menyebarkan ajaran Islam, salah satu usahanya yakni turut langsung dalam medan
peperangan yang dilakukan kaum mumslim dalam menghadapi musuh-musuh
Allah, Dalam esai ini akan mengkaji tentang Peran Panglima Khalid bin Walid
dalam ekspansi Islam
Fokus penelitian yang dibahas dalam tulisan ini meliputi; (1) Latar belakang
kehidupan Khalid bin Walid; (2) ekspansi-ekspansi yang diikuti Khalid bin Walid
dalam membela Islam (3) akhir perjuangan dan akhir masa Khalid bin Walid.
Nama lengkap Khalid adalah Khalid bin Al-Walid bin Al-Mughirah bin Abdullah
bin Umar bin Makhzum bin Yaqzhah bin Murrah, dan nasabnya bertemu dengan
Rasulullah SAW pada Murrah. Khalid dijuluki dengan nama Abu Sulaiman dan
juga dengan Abu Walid.1 Khalid bin Walid merupakan seorang dari keturunan
Bani Makhzum,2 yaitu salah satu Bani yang terpandang di Quraisy
Khalid adalah seorang bangsawan dikalangan kaum Quraisy pada masa
Jahilliyah. Ayah Khalid bernama Al-Walid bin Al-Mughirah. Pada permulaan
Islam ayah Khalid, Al-Walid bin Al-Mughirah sangat membenci Islam, bahkan dia
dikenal sebagai orang yang paling sengit memusuhi dakwah Islam. Al-Walid bin
Al-Mughirah adalah orang yang paling kuat tekanannya kepada para penganut
Islam.3 Ibunya bernama Lubabah Ash-Shughra binti Al-Harits dari Bani Hilal bin
Amir. Ia adalah saudara perempuan Ummul Mukminin Maimunah binti Al-Harits
istri Rasulullah SAW, dan saudara Lubabah AlKubra yang merupakan istri Al-
Abbas paman Rasulullah SAW dan dijuluki Ummul Fadhl. Ibunda Khalid bin Al-
Walid meninggal dunia sebagai seorang Muslimah setelah Khalid meninggal
dunia.
1
Mansur Abdul Hakim, Khalid Bin Al-Walid: Panglima Yang Tak Terkalahkan, Terj: Masturi
Irham (Jakarta: Al-Kautsar, 2014), 5.
2
Rasul Jafariyan, Sejarah Khilafah 11 H-35 H (Jakarta: Al-Huda, 2006), 41.
3
Nabawiyah Mahmud, 13 Jenderah Besar Islam Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah, Terj:
Ahmad Dzulfikar (Solo: Pustaka Arafah, 2013), 15.
Ayah Khalid yakni Walid merupakan salah seorang yang paling berkuasa diantara
suku Quraiys, ia dikenal sebagai orang kaya yang dermawan. Ia sangat
menghormati Kabah dan memulyakan para jamaah haji dengan memberikan
makanan secara cuma-cuma. Karena sifat-sifatnya ini, Rasulullah sangat berharap
Walid masuk Islam. Harapan rasulullah timbul selain karena kedermawanannya
juga dikarenakan Walid merupakan kesatria yang berani di mata rakyat, sehingga
ia sangat dikagumi dan dihormati oleh orang banyak. Jika ia masuk Islam, maka
akan banyak orang yang juga mengikutinya masuk Islam.4
Sebenarnya Walid tertarik dan ingin masuk Islam, bahkan secara jujur dan terang-
terangan bahwa dirinya tidak bisa berpisah dengan keindahan ayat suci Alquran.
Namun karena kebanggaan dirinya, Walid lebih meilih takut kehilangan
kedudukannya seagai bangsa Quraiys. Hal ini lah yang akhirnya mengahalanginya
masuk Islam. Sangat disayangkan orang sebaik dia akirnya mati sebagai kafir.
Khalid bin Walid Sebelum Masuk Islam
Khalid kecil lahir dan terdidik di suku bani Mahzumah, suku ini
mempunyai peranan tersendiri dalam bangsa Quraisy yakni menyediakan senjata
dan kuda-kuda perang perajurit, dalam hal kemiliteran, bangsa Quraiys sangat
mengandalkan suku Mahzumah. Ketika masih muda, Khalid sangat gemar sekali
dengan adu tinju dan berkelahi.
Satu-satunya keinginan kuat Khalid ialah agar menjadi orang yang unggul atas
teman-temannya dalam hal adu tenaga. Hal ini lah yang membuat Khalid giat
menempa dirinya dengan mendalami seni beladiri. Bahkan ia juga mempelajari
keahlian menunggangi kuda, memainkan pedang dan memanah. Khalid juga
mencurahkan perhatiannya dalam hal memimpin angkatan perang. Bakat-
bakatnya yang asli, ditambah dengan latihan yang keras telah membina Khalid
menjadi orang yang luar biasa dengan kemahiran dan keberaniannya yang
mengagumkan dalam kemiliteran.
Pandangan yang ditunjukannya mengenai taktik perang begitu menakjubkan
setiap orang. Dengan jelas orang akan dapat melihat bahwa Khalid akan menjadi
ahli dalam seni kemiliteran. Khalid akhirnya mampu mendapatkan tempat
4
Teguh Pramono, 100 Muslim Paling Berpengaruh dan Terhebat Sepanjang Sejarah (Yogyakart:
DIVA Press, 2015), 368.
istimewa dalam rakyat sukunya. Lama-kelamaan karir Khalid terus menanjak
hingga menjadi salah satu pemimpin suku Quraiys.5
Sejak kecil, pemuda Khalid bertekad untuk menjadi pahlawan Quraiys.
Kesempatan ini akhirnya diperolehnya ketika terjadi pertentangan- pertentangan
dengan orang Islam. Untuk membuktikan baat dan kecakapannya ia harus
menonjolkan diri dalam segala pertempuran. Ia harus memperlihatkan kepada
sukunya kualitasnya sebagai petarung.
Kekalahan kaum Quraiys dalam perang Badar membuat mereka semakin bringas.
Mereka merasa terhina, martabat suku Quraisy sudah terinjak-injak. Sebagai
pemuda Quraiys, Khalid bin Walid pun merasakn pahit getirnya keklahan itu.
Sebab itu ia ingin membalas dendam sukunya dalam Perang Uhud.
Perang ini terjadi pada pertengahan bulan Syaban tahun kedua Hijriyah. Khalid
bersama panglima perang kaum kafir Quraisy yang lain memimpi pasukan tiap
devisi.
Kuda-kuda pasukan Khalid menerobos masuk umat Islam dari arah belakang
hingga menyebabkan kecemasan luar biasa dikalangan umat Islam. Akibatnya,
umat Islam tercerai berai dan lari ke sana kemari seraya meninggalkan ghanimah
yang telah mereka ambil dan juga tawanan perang.
Dengan kejadian tersebut akhirnya kemenangan Perang Uhud diperoleh oleh
Kaum kafir Quraisy. Kemenangan ini berkat kejeniusan Khalid bin Walid yang
dapat melihat kesempatan dan mampu mengubah kekalahan Quraisy menjadi
sebuah kemenangan atas umat Islam. Selain Perang Uhud, Khalid bin Al-Walid
juga mengikuti Perang Khandaq untuk melawan umat Islam.
Khalid bin Walid Masuk Islam
Entah bagaimana hidayah yang diberikan Allah kepada hambanya yang dipilih.
Khalid yang awalnya sangat membenci Islam kemudian bisa tergugah hatinya dan
mau memerima Islam. Peristiwa masuk Islamnya Khalid bin Walid bermula ketika
terjadinya perjanjian antara umat Islam dengan kaum kafir Quraisy. Walaupun
secara tertulis perjanjian ini sangat merugikan umat Islam, namun hakikatnya
perjanjian ini menguntungkan bagi umat Islam, karena semakin banyaknya jumlah

5
Ibid., 369.
masyarakat kafir Quraiys yang masuk Islam serta banyaknya pembesar kafir
Quraiys yang mati terbunuh ketika melawan umat Islam, hal ini mengisyaratkan
janji Allah kepada Umat Islam akan kemenangan yang diraih umat Islam dalam
menguasai kota Makkah.
Atas dasar inilah yang membuat hati Khalid bin walid tergugah dan terketuk
pikirannya untuk masuk Islam sebelum terlambat. Ketika itu Khalid bin Walid
berkata pada orang-orang Quraiys : Telah tampak dengan jelas bagi setiap orang
berakal, bahwa Muhammad bukan tukang sihir dan bukan pula seorang penyair.
Bahwa kata-katanaya meruakan firman Tuhan semesta alam, maka sudah
seharusnya bagi setiap orang berakal menjadi pengikutnya.6
Mendengar pernyataan Khalid, para pemuka Quraiys seperti Ikrimah bin Abu
Jahal marah dan mengatakan bahwa Khalid sudah gila. Namun Khalid tidak
menghiraukan respon dari orang-orang kafir Quraiys dan tetap teguh pada
pendiriannya untuk masuk Islam. Ia berkata Demi Allah aku telah masuk Islam
saat tampak di mataku kebenaran Islam.
Selanjutnya Khalid bin Walid datang menemui Rasulullah, ketika sedang dalam
perjalanan ke Madinah, secara kebetulan ia bertemu dengan Amr bin Ash. Lalu
Khalid menanyakan akan kemanakah dia, ternyata Amr bin Ash juga ingin
menemui Rasulullah untuk menyatakan diri masuk Islam. Maka keduanya secara
bersamaan datang menemui Rasulullah sehingga sesampainya disana, Khalid
langsung masuk Islam dan membaiat Nabi. Kemudian Amr bin Ash mendekati
beliau dan berkata : Ya Rasulullah ! sesungguhnya aku akan membaiatmu dengan
catatan engkau berkenan memaafkan diriku atas dosa yang telah kulakukan
selama ini. Kemudian Rasulullah menjawab : Wahai Amr ! lakukanlah baiat,
karena sesungguhnya Islam menghapus dosa yang telah lalu dan begitu juga
sesungguhnya hijrah pun menghapus dosa selama ini.7
Masuknya Khalid bin Walid ke dalam Islam merupakan keuntugan dan berkah
yang didapat oleh umat Islam. Selain karena kekuatan kaum kafir Quraiys
berkurang karena masuk islamnya panglima kuat mereka Khalid juga
bertambahnya keukatan militer umat Islam dengan masuknya Khalid kedalam
6
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), 248.
7
Ibid., 249.
barisan Islam. Selain itu diharapkan dengan masuknya Khalid ke dalam Islam
akan mempengaruhi kaum kafir Quraiys yang lain karena Khalid dikenal orang-
orang Quraiys sebagai orang yang terpandang baik secara prestasinya maupun
nasab kebangsawanannya.
Awal perjuangan khalid bin Walid membela Islam pada masa Rasulullah
Pada tahun kedelapan Hijriah Rasulullah mengutus para sahabatnya kepada orang-
orang Ghassani, mereka adalah orang-orang Arab yang berdomisili di negeri
Syam untuk menyeru mereka masuk Islam, akan tetapi sambutan yang diberikan
kepada utusan Rasulullah tersebut tidak baik malah semua sahabat Rasulullah
tersebut dibunuh. Atas tindakan ini Nabi meresponnya dengan mingirim tiga ribu
pasukan muslim termasuk Khalid bin Walid berada dibawah pimpinan Zaid bin
Haritsah. Ketika sampai di Mutah, ia bertemu dengan pasukan tentara Heraclius
kaisar imperium Romawi. Disana Zaid mendapat ujian yang berat sehingga ia
gugur di jalan Allah.
Sepeninggal Zaid komando kaum muslimin dipimpin oleh Abdullah bin Abu
Rawahah, tetapi ia pun gugur sebagai syahid. Selanjutnya komando dipegang oleh
Jafar bin Abu Thalib, namun ia juga gugur sebagai syahid. Sesudah ketiga
panglima tersebut gugur menemui syahidnya, dengan cepat Tsabit bin Arqam
menuju bendera perang muslim dan meraihnya lalu ia menuju kearah Khalid dan
menyerahkan bendera tersebut agar komando pasukan muslim dipimpin oleh
Khalid bin Walid. Melihat tindakan Tsabit bin Arqam tersebut Khalid merasa
tidak pantas memimpin pasukan muslim yang didalamnya terdapat assabiqunal
awalun yakni orang-orang Muhajirin dan Anshor sedangkan ia adalah orang yang
baru masuk Islam. Namun setelah mendapat persetujuan dan kerelaan orang-orang
Muhajirin dan Anshor, akhirnya dengan penuh tanggugjawab Khalid menerima
bendera pasukan Islam dan memimpin perang tersebut.
Dalam perang ini Khalid sama seperti pendahulunya yang mendapat ujian berat.
Namun dengan keahliannya menunggangi kuda dan memainkan pedang serta
kecerdikannya dalam mengatur strategi perang yang ia miliki, dengan izin Allah ia
sanggup memberikan tekanan kepada pasukan Romawi bahkan mampu memukul
mundur lawannya dan memberikan kemenangan bagi umat Islam. Kemudian dia
membawa pulang tentara kaum Muslimin ke Madinah.
Setelah peristiwa ini turunlah wahyu kepada Rasulullah yang memberitakan
tentang syahidnya para komandan pasukan muslim dalam perang ini. Kemudian
Rasulullah naik mimbar seraya berkhutbah dihadapan kaum muslimin, Panji
perang di tangan Zaid bin Haritsah, ia bertempur bersama panjinya sampai ia
tewas. Kemudian panji tersebut diambil Abdullah bin Rawahah yang bertempur
pula bersama dengan panjinya sampai ia gugur pula. Kemudian giliran Jafar
memegang panji tersebut sambil bertempur maju hingga ia gugur sebagai syahid
pula,8 lalu Rasulullah melanjutkan khutbahnya, Kemudian sala seorang yang
menjadi pedang Allah, Khalid bin Walid mengambil alih posisi sebagai pembawa
panji sampai Allah membukakan jalan keluar melalui dia. Atas pencapain yang
dilakukan Khalid dan setelah khutbah Rasulullah tersebut, Khalid bin Walid
dijuluki sebagai Saifullah atau Pedang Allah.9
Pada Masa Abu Bakar
Ketika Rasulullah wafat, kekhalifahan umat Islam dipegang oleh Abu
Bakar ash-Shiddiq. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, permasalah-
permasalahan yang dihadapi ialah banyaknya kaum muslim yang tidak mau
membayar zakat, selain itu kaum muslim banyak yang murtad serta munculnya
nabi-nabi palsu sepeninggal Rasulullah SAW.
Karena permsalahan-permasalahn ini dianggap khalifah Abu BAkar sangat
membahayakan umat Islam serta keyakinan akidah umat Islam, maka khalifah
Abu Bakar memerintahkan umat Islam untuk memerangi para pembangkang yag
tidak mau membayar zakat, kaum murtadin serta nabi-nabi palsu. Kebijakan luar
negeri yang ditempuh Abu Bakar tidak terlepas dari program utama
kekhalifahannya, yaitu menciptakan stabilitas umat dan mengembalikan
kepercayaan serta keyakinan mereka yang terguucang setelah ditinggalkan oleh
Rasulullah saw. Dari situ khalifah Abu Bakar membentuk pasukan-pasukan
muslim untuk memerangi mereka.
Khalifah Abu Bakar membagi tentara Islam menjadi sebelas kesatuan,
8
Khalid Muhammad Khalid, Para Sahabat Yang Akrab Dalam Kehidupan Rasul (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2000), 291.
9
Hasan, Sejarah, 262.
masing-masing diberi tugas tertentu, sedang untuk kepala dari keseluruhan
kesatuan tersebut diangkatlah Khalid bin Walid. Dan setelah menyerahkan
bendera pasukan kepada masing-masing komandannya, khalifah Abu Bakar
mengarahkan mukanya ke Khalid lalu berkata aku pernah mendengar Rasulullah
bersabda: bahwa sebaik-baik hamba Allah dan teman sepergaulan, ialah Khalid
bin walid, sebilah pedang diantara pedang-pedang Allah yang ditebaskan kepada
orang-orang kafir dan munafik.10
Diantara pasukan-pasukan yang dibentuk oleh Abu Bakar ialah pasukan yang
dikomandoi oleh Khalid bin Walid. Pasukan Khalid diperintahkan untuk
menumpas gerakan Tulaihah ibn Khuwailid al-Asadi. Jika berhasil menjalankan
misi itu, ia diperintahakan untuk menyerang Malik ibn Nuwairah beserta para
pengikutnya. Itupun jika mereka melawan.11
Tulaihah sendiri telah menyiapkan pasukan yang terdiri dari penduduk bani Asad
dan Bani Ghatafan, kemudian bergabung juga Bani Abas dan Dzubyan serta Bani
Judailah, Gahuts dan Thayyi. Dari kabilah-kabilah trsebut mengirimkan beberapa
pasukan untuk bergabung dengan pasukan Thulaihah yang sedang bersiap-siap
menyongsong kebinasaannya.
Pasukan Khalid datang menyerang dan terjadilah peperangan sengit, dalam
peperanagn ini Khalid bin Walid mendapat kesulitan karena banyaknya pasukan
Thulaihah yang tergabung dari beberapa kabilah. Kemudian selang tiga hari Adi
ibn Hatim salah seorang sahabat mulia datang menemui Khalid bersama beberapa
kaumnya dari Bani Thayyi untuk masuk Islam serta tidak lagi menjadi pengikut
Thulaihah. Mereka kemudian bergabung dengan pasukan Khalid. Jumlah pasukan
yang bergabung dengan Khalid mencapai seribu pasukan kavaleri.
Ketika pasuakn Khalid datang menyerang pasukan Thulaihah, orang-orang
segera pergi meninggalkan Thulaihah. Kemudian Thulaiahah naik Unta yang telah
disiapkan dan kabur meninggalkan medan perang bersama istrinya pergi menuju
Syiria dan berlindung di Bani Kalb. Pasukannya terpecah dan lari kocar-kacir.
Allah memerangi orang-orang yang melindungi Thulaihah.
Ketika pasukan Thulaiha berhasil dikalahkan pasukan muslim, Bani Amir, Sulaim
10
Khalid, Para Sahabat, 298.
11
Musthafa Murad, Kisah Hidup Abu Bakar Al-Shiddiq (Jakarta: Zaman, 2014), 173.
dan Hawazin menyatakan diri keluar dari golongan Thulaihah dan menyatakan
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan kaum Thulaihah yang tidak mau
bertobat ditangkap dan ditawan Khalid kemudian dibawa ke Madinah.
Khalid tinggal di Bazakhah selama sebulan untuk mengatur dan membereskan
berbagai hal yang diamanatkan Abu Bakar. Ia berusaha mengembalikan
kedamaian dan ketentraman diwilayah itu serta membersihkan dari musuh-musuh
Islam. Namun ia masih ragu untuk menindak orang yang telah membunuh
sebagian muslim di medan tempur. Karena itu ada diantara mereka yang dibakar
ada juga yang dirajam, juga ada yang dijatuhkan dari tebing yang tinggi. Semua
itu dilakukan untuk mmeberi pelajaran kepada orang-orang yang berani murtad
dan memusuhi Islam.12
Khalid bin Walid dikenal total dalam membela Islam dari musuh Allah. Setelah
menumpas gerakan nabi palsu Thulaiahah, Khalid bin Walid membantu pasukan
muslim yang lain. Ia berpindah-pindah dari pertempuran satu ke pertempuran lain
dari medan satu ke medan lain. Mendekati akhir tahun Khalid bersama tentaranya
berangkat ke Yamamah untuk membantu pasukan yang dipimpin Ikrimah bin Abu
Jahal yang akan menyerang pasukan nabi palsu Musailamah.13 Namun secara
bersamaan pasukan Musailamah sedang menghadapi pasukan Tsamamah ibn Atsal
dan datangnya serangan lain dari pasukan nabi palsu yang lainnya yakni Sajah.
Namun karena kelicikan Musailamah ia mencoba untuk melakukan negosiasi
dengan Sajah agar tidak jadi menyerangnya dengan tawaran Musailamah akan
memberikan sebagian tanah kekuasaannya kepada Sajah dan melalui wahyu
palsunya Musailamah memberikan kemudahan dalam hal beribadah kepada Sajah
dan kaumnya yakni cukup sholat fardhu sehari dua kali saja. Tawaran itu
kemudian diterima oleh Sajah. Praktis fokus utama Musilamah setelah ini yakni
hanya menghadapi kaum muslim.
Selanjutnya Khalid bin Walid berangkat ke Yamamah dengan membawa sejumlah
besar pasukan muslim. Mereka berjalan dan menyeru orang-orang murtad yang
ditemui disepanjang jalan agar kembali memeluk Islam. Jika mereka enggan
mereka diperangi dan ditumpas. Mereka juga bertemu para pengikut Sajah yang
12
Ibid. 193
13
Jalal ad-Din asy-Suyuti. Sejarah Khulafaur Rasyidin (Jakarta: Lintas Pustaka, 2003), 61.
lngsung iperangi dan diusir dari Jazirah Arab.
Pasukan besar dibawah komando Khalid itu diikutioleh pasukan kecil yang diutus
oleh Abu Bakar untukmenopang pasukan Khalid. Sebelumnya Abu Bakar sudah
mengutus Ikrimah bin Abu Jahal bersama pasukannya, namun Ikrimah kesulitan
menghadapi pasukan Musailamah yang berjumlah banyak. Akhirnya Irimah
menghentikan serangannya kepada pasukan Musaiamah dan menunggu datangnya
bantuan dari Khalid bin Walid.
Ketika Musailamah mengetahui bahwa Khalid sedang di tengah perjalanan
menuju tempatnya, kembali ia memperkuat susunan pasukannya, karena ia benar-
benar menganggapnya sebagai suatu ancaman dan bahaya. Musailamah segerera
memusatkan pasukannya di tempat yang bernama Aqrabah, di tapal batas
Yamamah dan menunggu pasukan muslim dibelakang bukit. Setibanya di
Yamamah, Khalid dan pasukannya mengambil posisi di dataran bukit Yamamah
sehingga kedua pasukan saling berhadap-hadapan.
Kemudian perang berkecamuk tiada hentinya, kedua pasukan saling menyerang
da bertempur rapat. Dari pihak muslim banyak korban yang berguguran menjadi
syuhada' dikarenakan banyaknya pasukan Musailamah yang tiada habisnya.
Namun sebagai komandan utama pasukan muslim, Khalid bin Walid membakar
semangat pasukannya sembari menantang Musailamah, Aku adalah putra al-
Walid al-Ud, aku adalah putra Amir dan Zaid. Wahai orang-orang yang
mencintai Muhammad, kobarkanlah semangat juang kalian.14
Khalid dapat membunuh setiap musuh yang maju untuk melawannya. Setiap
musuh yang mendekat pasti ditebas dengan pedangnya. Tak ada seorang usuh pun
yang bisa menumbangkannya. Pasukan muslim merasakan kemengan semakin
dekat. Khalid menyerukan kepada pasukan musuh untuk segera menyerah dan
bertobat kembali kepada kebenaran. Namun karena kesombongan Musailamah
yang tidak mau menyerah, akhirnya Khalid bertekad untuk menumpas mereka
semua.
Pasuakan Khalid terus merangsek dan menyerang pasukan kafir sehingga mereka
tedesak dan lari ke perkebunan yang berpagar tinggi. Di dalamnya telah

14
Musthafa, Kisah Hidup, 220.
berlindung Musailamah. Khalid kemudian memerintahkan pasukannya untuk
mengepung mereka dan terus mengejar merreka di perkebunan. Banyak pasukan
kafir yang dibunuh, Musailamah lari namun ia tidak dibiarkan lolos. Abu Dujana
Samak ibn Khursyah mengejarnya dan menebaskan pedangnya hingga ia tewas.
Kemudian Khalid dan pasukannya keluar dari kebun dengan meraih kemengan
atas Izin Allah. Dari peperangan tersebut jumlah korban pasukan yang terbunuh
sekitar sepuluh ribu orang, bahkan riwat lain mengatakan dua puluh satu ribu
orang. D ari pihak muslim yang syahid sekitar enam ratus oang.15
Ekspansi Ke Iraq dan Persia
Setelah melakukan perang Riddah melawan kaum murtad dan nabi-nabi palsu
serta orang-orang yang tiddak mau membayar zakat, kini Abu Bakar
memfokuskan perhatiannya untuk melakukan ekspansi atau perluasan wilayah ke
negeri Irak dan Persia. Karena negeri persia dianggap sangat kuat, maka Abu
Bakar menyiapkan peyerangannya dengan matang. Abu Bakar kemudian
mengutus Khalid bin Walid untuk memimpin dan mengomandoi pasukannya.16
Menurut pendapat yang paling masyhur, setelah Khalid menyelesaikan misinya di
Yammamah, Ia mendapatkan surat dari Abu Bakar agar ia pergi ke Irak.
Kemudian Khalid bersama pasukannya langsung bertolak ke Irak pada Muharram
12 H., melewati Bashrah dan Kufah hingga nantinya berhenti sampai ke Hirah.
Selama melakukan ekspansi ke Irak, Khalid dan pasukannya terlibat banyak
peperangan diantaranya yakni perang melawan penduduk Baniqiya dan Burusma,
namun perang ini dapat berhenti secara damai dengan kesepakatan penduduk
Baniqiya dan Burusma mau membayar jizyah sebagai perlindungan. Kemudian
ketika Khalid dan pasukannya memasuki daerah Hirah, ia mengirimkan surat
wakil penguasa kisra Persia (gubernur) di Hirah agar mereka mau masuk Islam
atau memilih untuk membayar jizyah. Dan mereka lebih memilih membayar
jizyah ketimbang melawan Khalid dan pasukannya.
Khalid melanjutkan perjalannya masuk ke daerah kekuasaan Persia hinnga sampai
ke sebuah egunungan al-Hind. Daerah tersebut merupakan kekuasaan Persia yang
sulit dilewati dan penuh rintangan. Pemimpinnya ialah Hormus, salah seorang
15
Musthafa, Kisah Hidup, 222.
16
Hasan, Sejarah, 418.
wakil kisra yang dikenal sangat sadis dan kuku dalam kekafiran dan
kesombongan. Disini Khalid bersama pasukannya yang berjumlah delapan belas
ribu terlibat perang melawan Hormus dan pasukannya, namun Khalid mampu
mengalahkannya serta membunuh Hormus. Kemenangan yang diperoleh setelah
mengalahkan Hormus, pasukan Islam mendapat Ghonimah yang sangat banyak
sekali.
Khalid mengirim beberapa kelompok pasukannya untuk menguasai benteng-
benteng di Irak. Mereka menjalankan tugas dengan baik dan menjalin perdamain
dengan penduduk yang mereka temui. Selama ekspedisi militernya itu, Khalid
tidak pernah memerangi para petani kecuali yang melawannya, tidak juga anak-
anak dan kaum wanita. Ia hanya memerangi pasukan Persia yang melawannya
dalam medan perang.
Pada bulan safar tahun yang sama ketika melewati daerah Madzar, pasukan
Khalid berhadapan dengan pasukan sisa bantuan kisra Persia unu Hormus.
Kemudian kedua pasukan terlibat peperangan. Perang ini disebut juga perang
Tsana. Terjadilah perang besar disana. Namun seperti biasanya atas izin Allah
pasukan muslim mampu mengatasi pasukan kafir. Banyak panglimanya yang
tewas terbunuh dan pasukannya lari kocar-kacir dan pasukan muslim
mengejarnya. Jumlah pasukan kafir yang terbunuh dalam perang ini sekitar
30.000.
Tak lama setelah itu, Khalid dan pasukan muslim terlibat perang melawan
pasukan kafir Persia dibawah panglima pemberani yang dikirim kisra Persia yakni
al-Andzar Zighar. Kedua pasukan ini bertemu di tempat yang bernama Walijah,
sehingga perang ini disebut perang Walijah. Peperanagn ini brlangsung sangat
dahsyat. Namun karena kecerdasan Khalid bin Walid dalam mengatur strategi,
pasukan muslim mampu mengalahkan pasukan al-Andzar.
Setelah melawan pasukan al-Andzar, Khalid dan pasukannya terus merangsek
masuk melewati daerah Hirah. Selama ekspedisinya ia dan pasukannya
dihadapkan pada pasukan-pasukan yang dikirim kisra Persia untuk menghentikan
Khalid dan pasukannya dan terlibat peperangan. Diantara peperangan itu yakni
perang Ullayas, perang Dzatul Uyun (penaklukan daerah Anbar), perang Ainu
Tamar, perang Daumah Jandal, perang Hashid dan Mudhayyah dan yang terakhir
perang Faradh.
Pada akhir masa pemerintahan Abu Bakar tahun 634 M (13 H), Abu Bakar
mengalihkan Khalid dan pasukannya untuk membantu kaum muslim dalam
peperangan menghadapi Romawi, Syam dan Palestina. 17 diawal tahun ketiga
belas Hijriyah, Khalifafah Abu Bakar mengumpukan seluruh komandan-
komandan terbaiknya dan menginstruksikan mereka untuk bergabung
menaklukan daerah Romawi di Syam.
Dalam peperangan ini pasukan Islam dibawah komando Khalid bin Walid yang
berjumlah 24.000 (ada yang mengatakan berjumlah 40.000 orang) menghadapi
pasukan Romawi dibawah pimpinan Heraklius yang berjumlah sekitar 120.000
orang (ada juga yang mengatakan 240.000 orang). Sungguh selisih yang sangat
jauh sekali. Peperangan ini sangat dahsyat sekali dan berlangsung sangat lama.
Perang ini terjadi di Yarmuk bulan Rabiul Akhir, sehingga perang ini dinamakan
perang Yarmuk. Dalam peperangan ini pasukan muslim terpecah-pecah kedalam
bebrapa pasukan, sehingga mereka kesuliatn mengalahkan pasukan Romawi.
Kemudian Khalid menyarankan agar pasukan muslim disatukan dan bergerak
secara bersama. Para komandan pasukan muslim setuju atas usulan Khalid dan
menyerahkan komando tertinggi kepada Khalid bin Walid. Khalid membuktikan
kecakapannya dalam hal militer pada hari itu dengan memberikan kemenangan
kepada pasukan muslim.
Namun saat pasukan muslim merayakan kemengan pertama mereka, tersiar kabar
wafatnya sang Khalifah Abu Bakar dan digantikan oleh Umar bin Khattab.
Kemudian Umar memerintahkan agar komando tertinggi pasukan muslim di
Syiria yang dipegang oleh Khalid bin walid diberikan kepada Abu Ubadah. Khalid
yang pertama kali mendapat surat itu lalu menyembunyikannya agar tidak
didengan pasukan muslim sehingga nantinya akan menyurutkan semangat
pasukan muslim sebelum meraih kemengan sepenuhnya.18
Akhirnya pasukan muslim dibawah komando Khalid bin Walid berhasil

17
Hasan, Sejarah, 418.
18
Musthafa, Kisah Hidup, 269.
mengalahkan pasukan Romawi Byzantium pada tahun 634 M. 19 namun pemecatan
yang dilakukan oleh khalifah Umar terhadap Khalid sebagai panglima utama
pasukan muslim tersebut tidak lain karena kekecewaan serta kekhawatiran Umar
terhadap sikapnya yang keji terhadap lawannya dan Umar juga mengatakan di
dalam pedang Khalid terdapat pembalsan dan sifat aniaya. Namun dikisahkan
bahwa pemecatan Khalid yang dilakukan Umar ialah karena ia Khawatir orang-
orang akan khawatir terfitnah karenanya. Lain daripada itu, Umar hendak
menjadikan Khalid sebagai gubernur seusai ia melaksanakan Ibadah haji.20
Pada masa Umar bin Khattab
Walaupun Khalid bin Walid dipecat dari posisinya sebagai komandan
tertinggi pasukan Islam dan digantikan Abu Ubaidah, akan tetapi Khalid tetap
menyerahkan tenaga serta jiwa dan raganya membela Islam di jalan Allah.
Dibawah komando Abu Ubadah Khalid turut serta dalam misi yang diberikan
Umar kepada Abu Ubadah utuk melakukan ekspansi-ekspansi ke wilayah-wilayah
yang dikuasai oleh Romawi dan Persia.
Pada masa Khalifah Umar, Khalid bin Walid dibawah komando Umar dan
Abu Ubaidah turut dalam peperangan yang dihadapi pasukan Muslim serta
ekspansi-ekspansi yang dilakukan Umar. Diantara ialah ketika menaklukan
Damaskus dari Romawi pada Februari 635 M. Dibawah komando Abu Ubadaih,
Khalid bersama pasukan lainnya berhasil menaklukan Damskus setelah
mengepung kota Damaskus selama enam hari.21
Setelah menaklukan Damaskus, Khalid bersama pasukan Islam yang
lainnya terus bergerak maju menaklukan wilayah-wilayah kekuasaan Romawi.
Antara lain Fihl, Baalbek dan Himsh, Qinnasrin, Aleppo dan Antiokia. Tak
berhenti disitu pada tahun 635 khalifah Umar mengintruksikan kepada
pasukannya untuk merebut Palestina. Khalid juga turut serta dalam misi tersebut.
Dibawah komando Abu Ubaidah, Khalid bersama pasukan Islam lain bergerak
dengan menklukan daerah-daerah seperti Galileia, Pesisir Levantina, terlibat
pertempuran Ajnadin melawan Pangeran Konstantin II hingga pada tahun 636 M
19
Yusuf Efendi, Kebangkitan Kedua Umat Islam, Jalan Menuju Kemuliaan (Jakarta: PT Mizan Publika,
2015), 43.
20
Hasan, Sejarah, 437.
21
Musthafa Murad, Kisah Hidup Umar ibn Khattab (Jakarta: Zaman, 2014), 93.
pasukan Islam berhasil menguasai Yerussalem.
Perjalanan karir Khalid bin Walid berakhir dengan munculnya surat
pelengseran dirinya dari wilayah Qansarin sebagai komandan militer pada tahun
17 H. Khalid menderita sakit ketika berumur 58 tahun, penyakit tersebut
berlangsung cukup lama dan membuat kondisi kesehatan semakin memburuk. Ia
senantiasa terbaring di atas tempat tidurnya. Saat ajal menjelang, Khalid bin Walid
merasa ada sesuatu yang selalu merisaukan pikirannya, yaitu bila ia mati di atas
tempat tidur, padahal ia telah menghabiskan seluruh umurnya di atas punggung
kuda perangnya, dan dibawah kilatan pedangnya. Dan ia sempat berkata Aku telah
berjuang dalam banyak pertempuran demi mencari kematian secara syahid.
Tidak ada tempat di anggota tubuhku ini melainkan terdapat bekas luka tebasan
pedang, tusuk dari tombak, sayatan, atau bekas luka terkena anak panah. Meski
demikian, inilah aku sekarang, aku akan mati di tempat tidur layaknya seekor
unta tua. Maka tidak akan tidur mata orang-orang pengecut.22
Khalid bin Walid pun akhirnya wafat, semua orang menagis. Air mata
mengantarkan kepergian jenazah Khalid yang diusung di atas di atas pundak ke
peristarahatan terakhir. Ibu Khalid memandangnya dan meratapi jenazahnya
seraya berkata, Engkau lebih baik daripada jutaan orang, Karena engkau berhasil
membuat wajah mereka tunduk. Soal keberanian, engkau lebih berani daripada
singa betina yang sedang mengamuk melindungi anaknya. Soal kedermawanan,
engkau lebih dermawan daripada air yang mengalir deras uang terjun dari celah
bukit curam ke lembah.
Umar bin Al-Khathab mendengar ucapan tersebut, maka hatinya bertambah duka
dan terharu. Air matanya jatuh berderai, lalu berkata, Engkau benar! Demi Allah,
ia memang seperti itu. Khalid bin Al-Walid wafat pada tahun 21 Hijriyah di
Himsh Syiria. Adapun usia Khalid saat meninggal terdapat perbedaan pendapat.
Ada yang berpendapat meninggal di usia 52 tahun31. Menurut pendapat yang
paling unggul, umur Khalid ketika meninggal dunia adalah 58 tahun. Innalillahi
wa inna ilaihirajiun...

22
Khalid, Para Sahabat, 319.
DAFTAR PUSTAKA
ASy-Suyuti, Jalal ad-Din. Sejarah Khulafaur Rasyidin. Jakarta: Lintas Pustaka,
2003.
Efendi, Yusuf. Kebangkitan Kedua Umat Islam, Jalan Menuju Kemuliaan.
Jakarta: PT Mizan Publika, 2015.
Hakim, Mansur Abdul. Khalid Bin Al-Walid: Panglima Yang Tak Terkalahkan.
Terj: Masturi Irham, Jakarta: Al-Kautsar, 2014.
Hasan, Hasan Ibrahim. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Kalam Mulia,
2001.
Jafariyan, Rasul. Sejarah Khilafah 11 H-35 H. Jakarta: Al-Huda, 2006.
Khalid, Khalid Muhammad. Para Sahabat Yang Akrab Dalam Kehidupan Rasul.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000.
Mahmud, Nabawiyah. 13 Jenderah Besar Islam Paling Berpengaruh Sepanjang
Sejarah. Terj: Dzulfikar, Ahmad. Solo: Pustaka Arafah, 2013.
Murad, Musthafa. Kisah Hidup Abu Bakar Al-Shiddiq. Jakarta: Zaman, 2014.
Murad, Musthafa. Kisah Hidup Umar ibn Khattab. Jakarta: Zaman, 2014.
Pramono, Teguh. 100 Muslim Paling Berpengaruh dan Terhebat Sepanjang
Sejarah. Yogyakart: DIVA Press, 2015.

Nama : Abdul Muhyi


NIM : A7221314
Kelas : 7B

Anda mungkin juga menyukai