TINJAUAN PUSTAKA
1 Pengertian
Kejang demam adalah kejang yang disebabkan kenaikan suhu tubuh lebih
dari 38,40c tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit
akut pada anak berusia di atas 1 bulan tanpa riwayat kejang sebelumnya (IDAI,
Asia sekitar 70% - 90% dari seluruh kejang demam merupakan kejang demam
2008).
Kejang demam adalah kejang yang timbul pada saat bayi atau anak mengalami
demam akibat proses diluar intrakranial tanpa infeksi sistem saraf pusat. Kejang
kejadian pada bayi atau anak yang mengalami peningkatan suhu tubuh diatas
10
11
sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf
lingkungan sekitarnya.
a. Otak
Otak dibagi 2 yaitu otak besar (serebrum) dan otak kecil (serebelum). Otak
besar terdiri dari lobus frontalis, lobus parientalis, lobus oksipitalis dan
serebri.
Refleks : berbagai kegiatan refleks berpusat di otak dan batang
utama
Fungsi luhur : pusat berfikir, berbicara, berhitung dan lain-lain.
2) Otak Kecil (Serebelum)
carotis interna, anterior dan arteri serebral bagian tengah dan arteri
alternative pada aliran darah jika salah satu aliran darah arteri mayor
tersumbat.
b. Cairan Serebrospinal
Merupakan cairan yang bersih dan tidak berwarna dengan berat jenis 1,007
ketiga dan keempat, secara organik dan non organik LCS sama dengan
hanya mengandung sel darah putih sedikit dan tidak mengandung sel darah
c. Medula Spinalis
Merupakan pusat refleks-refleks yang ada disana
Penerus sensorik ke otak sekaligus tempat masuknya saraf sensorik
Penerus impuls motorik dari otak ke saraf motorik
Pusat pola gerakan sederhana yang telah lama dipelajari contoh
melangkah.
d. Saraf Somatik
13
Merupakan saraf tepi berupa saraf sensorik dari perifer ke pusat dan saraf
e. Saraf Spinal
Dari medulla spinalis keluar pasangan saraf kiri dan kanan vertebra :
masuk medula spinalis melalui akar belakang dan serat motorik keluar dari
untuk sensorik dan motorik daerah tungkai bawah. Daerah torakal tidak
(nervus inter kostalis). Umumnya didalam nervus ini juga berisi serat
daerah yang sesuai. Serat saraf dari pusat di korteks serebri sampai ke
f. Saraf Otonom
- Kesiagaan meningkat
- Denyut jantung meningkat
- Pernafasan meningkat
- Tonus otot-otot meningkat
- Gerakan saluran cerna menurun
- Metabolisme tubuh meningkat
- Kesiagaan menurun
- Denyut jantung melambat
- Pernafasan tenang
- Tonus otot-otot menurun
- Gerakan saluran cerna meningkat
- Metabolisme tubuh menurun
g. Saraf kranial :
1) Saraf Olfaktorius
Sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima
subkalosal pada sisi medial lobus orbitalis. Saraf ini merupakan saraf
dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus temporal bagian medial sisi
yang sama.
salivasi serta bau busuk yang dapat menimbulkan rasa mual dan
sistem limbik.
2) Saraf Optikus
Saraf optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di
arteri optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada
lateralis.
3) Saraf Okulomotorius
Nukleus saraf okulomotorius terletak sebagian di depan
dan inferior, otot oblikus inferior dan otot levator palpebra superior.
otot siliaris.
4) Saraf Troklearis
Nukleus saraf troklearis terletak setinggi kolikuli inferior di
kulit, dahi, wajah, mukosa mulut, hidung, sinus. Gigi maksilar dan
mandibula, dura dalam fosa kranii anterior dan tengah bagian anterior
7) Saraf Fasialis
Saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik
fungsi motorik berasal dari Nukleus motorik yang terletak pada bagian
wajah terdiri dari otot orbikularis okuli, otot buksinator, otot oksipital,
keseimbangan.
Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan
berjalan menuju inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral
lobus temporalis.
19
9) Saraf Glosofaringeus
Saraf glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan
foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena jugularis
terletak dekat neuron dari saraf vagus. Saraf aksesorius adalah saraf
setiap sisi garis tengah dan depan ventrikel ke empat dimana semua
20
motorik untuk lidah dan mempersarafi otot lidah yaitu otot stiloglosus,
2) Refleks biceps
Lengan difleksikan terhadap siku dengan sudut 90, supinasi
dan lengan bawah ditopang pada alas tertentu (meja periksa). Jari
maka akan terjadi penyebaran gerakan fleksi pada lengan dan jari-jari
diketok dengan refleks hammer (tendon triceps berada pada jarak 1-2
cm diatas olekranon)
Respon yang normal adalah kontraksi otot triceps, sedikit
goreslah kuat-kuat bagian lateral telapak kaki dari tumit kearah jari
babinski timbul bila ibu jari kaki melakukan dorsifleksi dan jari-jari
kaki.
j. Pemeriksaan Khusus Sistem Persarafan
22
dilakukan pemeriksaan :
1) Kaku kuduk
Bila leher ditekuk secara pasif terdapat tahanan, sehingga dagu
tidak dapat menempel pada dada berarti kaku kuduk positif (+).
2) Tanda brudzinski I
Letakan satu tangan pemeriksa dibawah kepala klien dan tangan
bila kedua tungkai bawah akan fleksi pada sendi panggul dan sendi
lutut.
3) Tanda brudzinski II
Tanda brudzinski II positif (+) bila fleksi tungkai klien pada
sendi panggung secara pasif akan diikuti oleh fleksi tungkai lainnya
bawah pada sendi lutut. Normal, bila tungkai bawah membentuk sudut
135 terhadap tungkai atas. Kernig + bila ekstensi lutut pasif akan
3 Etiologi
Etiologi dari kejang demam masih tidak diketahui. Namun pada
sebagian besar anak dipicu oleh tingginya suhu tubuh bukan kecepatan
peningkatan suhu tubuh. Biasanya suhu demam diatas 38,8C dan terjadi
disaat suhu tubuh naik dan bukan pada saat setelah terjadinya kenaikan suhu
meningkat sebanyak 20%. Pada seorang anak yang berumur 3 tahun sirkulasi
otak mencapai 65% dari seluruh tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa
yang hanya 15%. Pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat menyebabkan
yang singkat terjadi difusi dari ion Kalium maupun ion Natrium melalui
listrik ini dapat meluas ke seluruh sel maupun membran sel tetangganya
24
ambang kejang yang berbeda dan tergantung pada tinggi atau rendahnya
kejadian kejang pada suhu 38C, anak tersebut mempunyai ambang kejang
yang rendah, sedangkan pada suhu 40 C atau lebih anak tersebut mempunyai
ambang kejang yang tinggi. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa
terulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada ambang kejang yang
Bagan 2.1
Proses Penyakit
KEJANG
5 Manifestasi Klinis
25
Kejang demam berlangsung singkat, berupa serangan kejang klonik atau tonik
anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik
atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa defisit neurologis. Adapun
6 Pemeriksaan Diagnostik
Beberapa pemeriksaan penunjang yang diperlukan dalam
misalnya darah perifer, elektrolit, gula darah dan urinalisis (Saharso et al.,
2009). Selain itu, glukosa darah harus diukur jika kejang lebih lama dari
15 menit dalam durasi atau yang sedang berlangsung ketika pasien dinilai
dilakukan dan bayi > 18 bulan tidak rutin dilakukan pungsi lumbal. Pada
dkk, 2006).
c. Elektroensefalografi (EEG)
Pemeriksaan ini tidak direkomendasikan setelah kejang demam
yang kompleks atau dengan faktor risiko lain untuk epilepsi. EEG pada
(Jonston, 2007).
jarang sekali dikerjakan dan dilakukan jika ada indikasi seperti kelainan
7 Manajemen Medik
a. Terapi farmakologi
Pada saat terjadinya kejang, obat yang paling cepat diberikan untuk
kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis
mempunyai berat badan lebih dari 10 kg. Selain itu, diazepam rektal
dengan dosis 5 mg dapat diberikan untuk anak yang dibawah usia 3 tahun
atau dosis 7,5 mg untuk anak di atas usia 3 tahun. Apabila kejangnya
cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit. Anak seharusnya
intravena dengan dosis awal 10-20 mg/ kg/ kali dengan kecepatan 1 mg/
kg/ menit atau kurang dari 50 mg/menit. Sekiranya kejang sudah berhenti,
dosis selanjutnya adalah 4-8 mg/ kg/ hari, dimulai 12 jam setelah dosis
awal. Jika kejang belum berhenti dengan pemberian fenitoin maka pasien
IDAI, 2006).
Seterusnya, terapi antipiretik tidak mencegah kejang kekambuhan.
empat dosis harian (100 mg/ kg/ hari), parasetamol 10 sampai 15 mg/ kg/
dosis, juga sampai empat dosis harian (sampai 2,6 g/hari) dan pada anak-
mg/ kg/ dosis dalam tiga atau empat dosis terbagi (sampai 40 mg/ kg/ hari
pada anak-anak dengan berat kurang dari 30 kg dan 1200 mg) (Siqueira,
2010).
Pengobatan jangka panjang atau rumatan hanya diberikan jika kejang
dipertimbangkan jika kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam,
kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan dan kejang demam
berlangsung lebih dari 4 kali per tahun. Obat untuk pengobatan jangka
29
panjang adalah fenobarbital (dosis 3-4 mg/ kgBB/ hari dibagi 1-2 dosis)
atau asam valproat (dosis 15-40 mg/ kgBB/ hari dibagi 2-3 dosis). Dengan
b. Terapi non-farmakologi
darah, SaO2).
4) Berikan oksigen, jika perlu (SaO2 <90%)
5) Mengadministrasikan bolus intravena diazepam dengan dosis 0,5
ketika kejang berhenti. Dosis ini dapat diulang jika perlu, setelah 10
menit.
6) Memantau kelebihan elektrolit dan glukosa darah.
7) Jika kejang tidak berhenti, meminta saran seorang spesialis (ahli
Sederhana
1. Pengkajian
Riwayat Keperawatan
Kaji gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh, terutama pada malam
Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa keluhan utama pasien,
muncul.
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama.
e. Riwayat psikososial
g. Pemeriksaan Fisik
dibutuhkan (Wijaya,2013).
2. Diagnosa keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses patologis
b. Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhann tubuh b.d peningkatan
suhu tubuh
c. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d peningkatan sekresi mucus
d. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang
3. Perencanaan
Tabel 2.1
N Diagnosa Perencanaan
O Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Peningkatan suhu Tupan: 1. Pantau suhu 1. Suhu 38,9-41,1
0
tubuh Setelah pasien (derajat C menunjukkan
berhubungan dilakukan dan pola): proses penyakit
dengan proses tindakan perhatikan infeksius akut.
patologis keperawatan menggigil?
selama 4 x 24 diaforesi.
suhu tubuh 2. Pantau suhu 2. Suhu ruangan,
normal. lingkungan, jumlah selimut harus
Tupen: batasi/tambahkan dirubah untuk
Setelah linen tempat tidur mempertahankan
dilakukan sesuai indikasi. suhu mendekati
tindakan normal
perawatan
selama 3 x 24 3. Berikan kompres 3. Dapat
jam proses hangat: hindari membantu
patologis teratasi penggunaan mengurangi demam,
dengan kriteria: kompres alkohol. penggunaan air
TTV stabil es/alkohol mungkin
Suhu tubuh menyebabkan
dalam batas 4. Berikan selimut kedinginan
normal pendingin 4. Digunakan untu
kengurangi demam
umumnya lebih besar
dari 39,5-40 0C pada
waktu terjadi
Kolaborasi: gangguan pada otak.
5. Berikan
antipiretik sesuai 5. Digunakan
indikasi untuk mengurangi
demam dengan aksi
sentral
Kolaborasi :
4. Pelaksanaan
intervensi disusun dan ditujukkan pada nursing orders untuk membantu klien
5. Evaluasi