II.
:
:
: .
Ruangan / kelas
No. Kamar
IDENTITAS
1.
Nama
2.
Umur
3.
Jenis kelamin
4.
Agama
5.
Suku/bangsa
6.
Pendidikan
7.
Pekerjaaan
8.
Alamat
9.
Keluhan
utama :....................................................................................................................................................................................
.....
................................................................................................................................................................................................
..................
2.
3.
4.
Riwayat
Alergi : ....................................................................................................................................................................................
....
.
III.
sonde
IV.
Pemeriksaan Fisik;
Batas normal
Hasil pemeriksaan
Tanda-tanda vital
Tanda tanda vital
Suhu 36-37 C, nadi a. Suhu
: C
60-100 x/menit, tensi b. Nadi
: x/menit
rata-rata
130/80 c. Tekanan darah : mmhg
mmhg, RR 16-24 d. Respirasi rate : x/menit
x/menit
Pemeriksaan Head to toe (kepala ke kaki)
Kesadaran
compos a.
mentis, GCS 15,
b.
visus mata 6/6,tidak
buta warna, hidung,
skret jernih, telinga
bersih,
tidak
ada
ggn.
Pendengaran,
Bibir
normal, gigi
lengkap
bersih,
selaput lendir mulut
lembab, lidah normal
bersih,
tidak
ada
kesulitan menelan,
kelenjar thyroid tidak
teraba
Bentuk
dada
simetris, Pola nafas
reguler,
suara
tambahan tidak ada
c.
Kesadaran
Kepala
Rambut
d.
Muka
e.
Mata
:
:
:
f.Telinga
g.
h.
Hidung
Mulut
i. Gigi
j. Lidah
:
k. Tenggorokan
l. Leher
CM
Apatis
Somnolent
Sopor
Koma
tak
Mesosefal
asimetris
hematoma
lainnya :
tak
kotor
berminyak
kering
rontok
Lainnya :
:
tak
asimetris
bells palsy
tic facialis
kelainan congenital
Lainnya :
:
tak
ggn. Penglihatan
sclera anemis
tidak ada reaksi cahaya
Anisokor
midriasis/miosis
konjungtifitis
lainnya :
tak
berdengung
nyeri
tuli
keluar cairan
Lainnya :
:
tak
asimetris
epistaksis
lainnya : .
:
tak
asimetris
simetris
bibir pucat
kelainan congenital
Lainnya : ..
tak
karies
goyang
tambal
gigi palsu
Lainnya :.
tak
kotor
mukosa kering
gerakan asimetris
:
tak
faring merah
sakit menelan
tonsil membesar
Lainnya :
tak
pembesaran tiroid
pembesaran vena jugularis
Nadi frekuensi 80
100 x/mt reguler,
auskultasi
bunyi
jantung normal, tidak
ada suara tambahan
Abdomen
datar,
nyeri
umum
dan
nyeri khusus tidak
ada, ascites tidak
ada.
m. Dada
n.
o.
Abdomen
Integumen
:
:
p.
Extremitas
Kaku kuduk
keterbatasan gerak
lainnya :..
tak
asimetris
retraksi
ronchi
rales
Whesing
suara S1/S2
murmur
nyeri dada
aritmia
Takhikardi
bradikardi
palpitasi
lainnya :..
tak
ascites
nyeri
benjolan/masa di :
tak
turgor
dingin
bula
dekubitus
Fistula
pucat
baal
RL positif
lainnya : ..
tak
kejang
tremor
kelainan congenital
Inkoordinasi
plegi di :.
Parese di :.
lainnya : .
Warna
kulit
kemerahan
/
pigmentasi,
akral
hangat,
turgor
elastik, krepitasi dan
oedem tidak ada
Pergerakan
bebas,
kemampuan
kekuatan otot niali 5
V.
Pemeriksaan Penunjang
1. .....................................
.........
2. .....................................
..........
3. .....................................
..........
VI.
Diagnosa keperawatan
1. .....................................
..........
2. .....................................
..........
3. .....................................
..........
Surabaya,
Perawat
()
VII.
Analisa Data
no
VIII.
Data
RENCANA KEPERAWATAN
etilogi
masalah
Tgl.
IX.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
No dx
Tgl.Jam
Tindakan
TT
peraw
at
Tgl. Jam
Catatan Perkembangan
TT
peraw
at
S.
O.
A.
p.
IDENTITAS
Cukup jelas
II. RIWAYAT SAKIT & KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Keluhan yang sangat dirasakan pada saat dikaji, misalnya jika klien panas,
nyeri, mual dan muntah, maka dari beberapa keluahan tersebut mana yang
paling berat, sehingga kalau bisa dicantumkan satu keluhan saja. Keluhan
S : Severity
(keparahan), yaitu bagaimana intensitasnya jika
menggunakan skala1 10 dan bagaimana pengaruh hal tersebut pada
aktivitas?
T : Timing (waktu), yaitu Kapan hal itu mulai terjadi, berapa lama
terjadinya, bertahap atau tiba-tiba ?
2.
63 (fluh
technique)
2 tahun
96/30 mmhg
4 tahun
98/60 mmhg
6 tahun
105/60 mmhg
10 tahun
112/64 mmhg
Remaja
120/75 mmhg
Dewasa
130/80 mmhg
teratur
Kuat dan
mudah
dipalpasi
Untuk mengukur tekanan darah atur posisi klien duduk atau berbaring, pada
lengan kanan atau kedua lengan, memompa secepat mungkin sampai 20-30
mm diatas hilangnya nadi. Tempatkan stetoskop dengan benar dan turunkan
air raksa dengan kecepatan 3 mm/detik dan dengarkan suara korotkof
dengan seksama sambil menempatkan ketinggian kedua mata mengikuti
turunnya permukaan air raksa.
Bunyi korothkof akan terdengar dengan nadi/fase pemompaan ventrikel :
KIII : Adalah bunyi yang berubah menjadi keras, nada rendah, tanpa
bising (de:g, de:g)
KIV
: Saat pertama kali bunyi jelas melemah (de:g, de:g,)
4) Respirasi rate
Frekwensi nafas
: . X/ menit
Di kaji frekwensi nafasnya normalnya adalah : 16 - 24 x/mt, dengan cara lihat
naik turunnya dada saat klien bernafas, kalau gerakan dada tidak tanpak
maka boleh dilihat gerakan perut saat nafas dan dihitung selama 1 menit.
Pemeriksaan Head to toe (kepala ke kaki)
1. KESADARAN
Tingkat kesadaran :
a) Compos mentis, yaitu Sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelinglingnya.
b) Apatis, keadaan kesadaran yang segan untuk berhubunagn dengan
lingkungan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh, tidak segera menjawab bila
ditanya.
c) Somnolent, keadaan kesadaran yang mau tidur saja. penderita dapat
dibangunkan dengan rangsangan suara yang keras. Bila rangsangan tiada
klien tertidur lagi.
d) Sopor/semi koma, keadaan kesadaran yang menyerupai koma, Penderita
hanya dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri.
e) Koma, keadaan kesadaran yang hilang sama sekali, penderita tidak dapat
dibangunkan dengan rangsangan nyeri yang hebat.
GCS
Yaitu skala penilaian yang terdiri dari 3 indikator dari kesadaran, yaitu :
Membuka mata
Respon verbal
(bicara)
Respon motorik
(gerak)
Total skor 15
Total skor 8
parameter
Spontan
Atas perintah (suara)
Dirangsang (terhadap nyeri)
Tidak berespon
nilai
4
3
2
1
Orientasi baik
Bingung (kata baik, kalimat baik tetapi
membingunkan)
Kata baik tetapi kalimat tidak
Tidak keluar kata hanya suara
Tidak keluar suara sama sekali
5
4
Mengikuti perintah
Gerakan local (dapat menunjuk tempat)
Menarik diri (fleksi normal)
Fleksi abnormal
Ekstensi abnormal
Tidak ada gerakan
6
5
4
3
2
1
: compos mentis
: koma
3
2
1
a. Konjungtiva
diperiksa dengan cara klien melihat lurus kedepan, tarik kelopak mata
bagian bawah dengan menggunakan ibu jari dan amati warnanya ,
misalnya anemic, infeksi, ikterik.
b. Pupil
Normal berbentuk bulat, sama besar (isokor), bila disinari diamernya
akan mengecil kiri dan kanan yang disebut refleks cahaya langsung dan
tak langsung.
c. Visus / ketajaman penglihatan.
Visus diperiksa kanan dan kiri satu persatu. Digunakan Optotype Snellen
yang dipasang pada jarak 6 meter dari penderita. Teknik pemeriksaan,
klien disuruh menyebut huruf / angka yang ditunjuk oleh pemeriksa.
Kemampuan menyebut sampai deretan huruf yang mana tercantum
ditepi ototype snellen.
Ketentuan nilai visus sebagai berikut :
- Visus mata emetrop diberi angka 6/6.
- Visus 6/60 hanya bisa menghitung jari-jari dari jarak 6 meter.
- Visus 6 / 300 hanya bisa melihat gerak jari-jari dari jarak 6 meter.
- Visus 6/ 400 hanya bisa melihat terang gelap.
- Mata buta tidak bisa melihat terang.
d. Medan penglihatan :
Diamati normal atau menyempit. Caranya adalah perawat berdiri didepan
klien. Kaji kedua mata secara terpisah yaitu dengan cara menutup mata
yang tidak diperiksa. Beritahu klien untuk melihat lurus kedepan dan
memfokuskan pada satu titik pandang, misalnya hidung perawat. Secara
perlahan gerakkan jari anda pada suatu garis vertical / dari samping,
dekatkan kemata klien secara perlahan-lahan dan anjurkan klien untuk
13.
DADA
Simetris, yaitu ukuran dada kanan kiri sama.
Asimetris, yaitu ukuran dada kanan kiri tidak sama.
Retraksi, yaitu penarikan dada pada saaat bernafas kekanan atau kekiri,
kebawah, keatas dan lainnya
Ronchi, cirri khas ronchi adalah nada rendah dan sangat kasar terdengar
baik pada inspirasi maupun expirasi. Ciri lain akan hilang bila klien disuruh
batuk. Ronchi terjadi akibat terkumpulnya cairan mucus dalam trachea atau
bronkuhus bronchus besar (misalnya pada oedem paru).
Rales, bunyi yang dihasilkan oleh exudat lengket saat saluran-saluran halus
pernafasan mengembang pada inspirasi.
Whezing, adalah bunyi musical terdengar ngiiiik atau pendek ngiiik.
Yang bisa didapat. Pada fase inspirasi dan atau expirasi, bahkan biasanya
lebih jelas pada expirasi. Whesing terjadi karena adanya exudat, lengket
tertiup aliran udara dan bergetar nyaring. biasanya didapat pada bronchitis
akut.
Suara S1/S2 dan murmur
Yaitu mendengar bunyi jantung dengan alat stetoskop. Bunyi jantung adalah
bunyi menutupnya katup mitral dan trikuspidal serta bunyi menutupnya
katup aorta dan pulmonalis. Bunyi jantung pertama (S1) timbul akibat
penutupan katup mitralis dan trikuspidalis. Bunyi jantung kedua (S2) ,
timbul akibat penutupan katup aorta dan pulmonalis. Biasanya S1 lebih
keras dari pada S2, namun nada S1 lebih rendah sedangkan nada S2 tinggi.
S1 didiskripsikan sebagai bunyi lub, dan S2 sebagai dub,, jarak kedua
bunyi adalah satu detik atau kurang.
Secara normal tidak ada bunyi lain yang terdengar selama periode sistol
dan diastole, tetapi pemeriksa yang berpengalaman dapat mendengarkan
berbagai bunyi tambahan (S3 dan S4). S3 dan S4 dapat didengar lebih jelas
pada area apical dengan menggunakan bagian sungkup (bell) stetoskop. S3
timbul pada awal diatole yang terdengar seperti lub-dub-ee. S3 normal
terdengar pada anak-anak dan dewasa muda, maka bila didapatkan pada
orang dewasa maka dapat bertanda adanya kegagalan jantung. S4 jarang
terdengar pada orang normal , Bila ada ini terdengar saat mendekati akhir
diastole sebelum bunyi jantung pertama dan dinyatakan kira-kira seperti
dee-lub-dub (s4, s1, s2). S4 dapat sebagai tanda adanya hipertensi.
Auskultasi dilakukan pada 5 area utama untuk mendengarkan bunyi jantung
yaitu katup aorta, pulmonalis, trikuspidalis, apical dan epigastrik. Caranya
adalah anjurkan klien untuk bernafas secara normal dan kemudian tahan
napas saat ekspirasi, dengarkan S1 sambil melakukan palpasi pada nadi
karotis. Bunyi S1 seirama dengan nadi karotis berdenyut. Perhatikan
intensitas, adanya kelainan/variasi, pengaruh respires dan adanya splitting
S! (suara S1 ganda. Konsentrasikan pada diastole, perhatikan secara
seksama untuk mengetahui bunyi tambahan atau murmur, apakah ada
14.
ABDOMEN
Ascites, yaitu cairan dalam rongga perut mengikuti hukum gravitasi, selalu
berada dibagian bawah. Perkunsi dimulai dari tengah abdomen dengan klien
EXTREMITAS
Kejang, adanya kekakuan otot disetai hentakan pada tubuh
Tremor, gemetar pada bagian tubuh akibat kelainan syaraf
Inkoordinasi, adanya kelainan koordinasi antara anggota extremitas lainnya
Parese, yaitu tidak adanya rasa pada bagian tubuh / kulit tertentu
Plegi, adalah kelumpuhan
DAFTAR PUSTAKA
Bates, Barbara,.(1998). Pemeriksaan Fisik. Jakarta : EGC
Potter, A.P & Perry, G.. (1995) . Fundamental of Nursing. Mosby Company. St.Louis.
Priharjo, Robert,.(1996). Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta : EGC
PPNI. (200). Rancangan Standart Keperawatan. Jakarta : PPNI
Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian Fisik Keperawatan, Jakarta : EGC.
Santosa, Andi, Augustinus,.(1991). Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Akper ST. Carolus