RENCANA TINDAK
PENATAAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN ( RTPLP )
PENDAHULUAN
LINGKUNGAN
1
RENCANA TINDAK PENATAAN
PERMUKIMAN
BAB 2
Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )
PENENTUAN
KAWASAN PRIORITAS
LINGKUNGAN
2
RENCANA TINDAK PENATAAN
PERMUKIMAN
BAB 3
Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )
GAMBARAN UMUM
KAWASAN PRIORITAS
LINGKUNGAN
3
RENCANA TINDAK PENATAAN
PERMUKIMAN
BAB 4
Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )
konsep pengembangan
KAWASAN PRIORITAS
LINGKUNGAN
4
RENCANA TINDAK PENATAAN
PERMUKIMAN
BAB 5
Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )
rencana umum
dan panduan rancangan
LINGKUNGAN
5
RENCANA TINDAK PENATAAN
PERMUKIMAN
BAB 6
Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )
rencana investasi
dan pentahapan pembangunan
LINGKUNGAN
6
RENCANA TINDAK PENATAAN
PERMUKIMAN
BAB 7
Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )
pedoman
pengendalian
LINGKUNGAN
7
RENCANA TINDAK PENATAAN
PERMUKIMAN
DAFTAR ISI
Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
LEMBAR
PENGESAHAN
Halaman Pengesahan
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)
Desa Pleret Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul
Pada hari ini, Minggu, 15 Mei 2011 bertempat di Balai Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, telah dilaksanakan pembahasan dan penyepakatan hasil
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret, Kecamatan Pleret, antara Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) dan Pemerintah Desa Pleret dengan
Tim Teknis PLPBK Kabupaten Bantul.
Dokumen ini, selanjutnya disebut RTPLP, akan menjadi dokumen yang sah dan resmi untuk menjadi acuan pelaksanaan kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis
Komunitas (PLPBK) P2KP di Desa Pleret. Segala hal yang berkaitan dengan proses penyusunan RTPLP ini menjadi dasar bagi seluruh masyarakat Desa Pleret untuk
melaksanakan dan mewujudkan pembangunan Desa Pleret menuju lingkungan hunian yang sehat, mandiri, tertib, selaras, sejahtera, produktif dan berkelanjutan.
Demikian dokumen RTPLP dibuat untuk menjadi dasar bagi kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Pleret.
Kepala Desa Pleret BKM Maju Makmur Ketua TIPP PLPBK Desa Pleret
KATA PENGANTAR
Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dan atas perkenan-Nya, dapat Kami selesaikan Dokumen Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Desa Pleret, Tahun
Anggaran 2011.
Dokumen RTPLP ini merupakan tindak lanjut dari dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret sebelumnya. Arahan-arahan pengembangan yang
merupakan terjemahan visi Desa Pleret yang termuat dalam RPLP pada akhirnya didetailkan secara teknis dalam dokumen RTPLP ini. Diantaranya dengan gambar-gambar,
desain, skema, dsb. Sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai panduan penataan lingkungan permukiman Desa Pleret ke depan, sebagai upaya mewujudkan visi/cita-
cita bersama masyarakat Desa Pleret.
Secara garis besar, penyusunan dokumen RTPLP bertujuan untuk mewujudkan pembangunan Desa Pleret menuju lingkungan hunian yang sehat, mandiri, tertib, selaras,
sejahtera, produktif dan berkelanjutan. RTPLP Desa Pleret ini diharapkan akan menjadi pedoman dalam rangka pencapaian cita-cita masyarakat Desa Pleret ke depan.
Melalui perencanaan yang dilaksanakan secara partisipatif dan berbasis komunitas, diharapkan produk perencanaan yang dihasilkan lebih dapat diterima oleh
masyarakat karena perasaan memiliki yang tinggi, serta dapat diimplentasikan secara berkelanjutan.
Demikian pengantar ini kami susun. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dokumen perencanaan ini, penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
BAB IV KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PRIORITAS
Halaman Pengesahan ii
IV.1. Visi Dan Misi Pengembangan Wilayah IV-1
Kata Pengantar iii
IV.2. Konsep Pengembangan Kawasan IV-2
Daftar Isi iv
IV.3. Skenario Pengembangan Kawasan Prioritas IV-3
BAB 1 PENDAHULUAN
I.1. Pengertian RTPLP I-1 BAB V RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN
I.2. Tujuan Penyusunan RTPLP I-1 V.1. Rencana Umum Pengembangan Kawasan Prioritas V-1
I.3. Kedudukan RTPLP dalam Kawasan Perencanaan I-1 A. Rencana Peruntukan Lahan V-1
I.4. Tata Cara Penyusunan Dokumen RTPLP I-2 B. Rencana Intensitas Pemanfaatan Lahan V-2
A. Mengenali Kondisi Kawasan Prioritas C. Rencana Tata Bangunan V-4
Melalui Survey I-2 D. Rencana Sistem Sirkulasi dan Pedestrian V-6
B. Melakukan Analisa RTPLP I-2 E. Rencana Sistem Ruang Terbuka Hijau V-9
C. Menyepakati Rencana Penataan F. Rencana Prasarana dan Utilitas Lingkungan V-9
I-2
Bangunan dan Lingkungan
V.2. Perencanaan Embung dan Sistem Pengendali banjir V-11
BAB 2 PENENTUAN KAWASAN PERENCANAAN
V.2. Perencanaan Kawasan Pasar Klitikan V-13
II.1. Kriteria Kawasan Perencanaan II-1
II.2. Analisa Kawasan Perencanaan BAB VI RENCANA INVESTASI DAN PENTAHAPAN BANGUNAN
II-2
A. Analisa Sektor-Sektor Utama Desa VI.1. Indikasi Program VI-1
Pleret Sesuai Kreteria yang disepakati II-2 VI.2. Rencana Investasi VI-2
B. Analisa Terhadap Sektor yang Paling
II-3
Potensial Dikembangkan BAB VII PEDOMAN PENGENDALIAN
BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS VII.1. Ketentuan Pengendalian Rencana VII-1
A. Aspek Pengendalian VII-1
III.1. Gambaran Umum Wilayah III-1
III-1 B. Strategi Pengendalian VII-1
A. Penggunaan Lahan
III-2
VII.2. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan VII-1
B. Kondisi Kependudukan
A. Aspek Pengendalian Pelaksanaan VII-1
C. Sebaran Fasilitas Umum dan Sosial III-3
B. Pengelolaan Kawasan Prioritas VII-2
D. Kondisi Sarana dan Prasarana Fisik III-4 C. Pelaku Pengelolaan Kawasan Prioritas VII-2
III.2. Potensi Pengembangan III-5 D. Sistematika Pedoman Pengelolaan VII-2
A. Potensi Pengembangan Pertanian III-5 E. Peran Pelaku Dalam Pengelolaan Kaw. Prioritas VII-3
B. Potensi Pengembangan Peternakan III-5 F. Proses Pelaksanaan Pembangunan VII-5
C. Potensi Pengembangan Perikanan III-5
D. Potensi Pengembangan Industri Rumah Tangga III-6
E. Potensi Pengembangan Perdagangan dan Jasa III-6
III.3. Identifikasi Kawasan Prioritas III-6
BAB 1
I.2. Tujuan Penyusunan RTPLP
PENDAHULUAN
Menteri Pekejaan Umun No.06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tindak
Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP). Secara sederhana diuraikan tujuan
penyusunan RTPLP adalah:
A. Fenomena pertumbuhan kawasan yang cepat, tidak terarah dan tidak
Dokumen Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) ini terkendali yang mendorong kearah keseragaman wajah/rupa kota.
merupakan aktifitas kelanjutan dari perencanaan lingkungan Makro Desa B. Tuntutan untuk mempertahankan keunggulan spesifik suatu
Pleret dalam RPLP. Lingkup RTPLP lebih bersifat mikro, yaitu pada kawasan sebagai kawasan yang berjatidiri.
C. Kebutuhan integrasi atas berbagai konflik kepentingan
kawasan skala kecil yang merupakan bagian dari wilayah Desa Pleret
dalam penataan :
yang telah disepakati sebagai kawasan prioritas untuk dikembangkan.
1. Antar bangunan
Kawasan Prioritas merupakan kawasan yang disepakati untuk ditata
2. Bangunan dengan lingkungannya
terlebih dahulu. Maksud penataan di kawasan prioritas ini adalah untuk 3. Bangunan dengan prasarana kota
memberikan contoh nyata tentang penataan lingkungan yang akan 4. Lingkungan dengan konteks regional
dikembangkan oleh masyarakat di masa yang akan datang 5. Bangunan dan lingkungan dengan aktivitas publik
6. Lingkungan dengan pemangku kepentingan (stakeholders)
I.1. Pengertian RTPLP
D. Kebutuhan tindak lanjut atas rencana tata ruang yang ada
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) di dalam kegiatan sekaligus manifestasi atas pemanfaatan ruang.
PLPBK adalah rencana teknis yang merupakan turunan dari Rencana Penataan E. Kebutuhan untuk merealisasikan, melengkapi, dan
mengintegrasikan berbagai peraturan yang ada pada suatu
Lingkungan Permukiman (RPLP). RTPLP di dalam kegiatan PLPBK mengadopsi kawasan, ataupun persyaratan teknis lain yang berlaku.
prinsip-prinsip Penataan Bangunan dan Lingkungan, terutama tentang D. Kebutuhan alternatif perangkat pengendali yang mampu
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dengan demikian, RTPLP dalam dilaksanakan langsung di lapangan.
kegiatan PLPBK merupakan panduan rancang bangun di kawasan prioritas yang
I.3. Kedudukan RTPLP Dalam Kawasan Perencanaan
dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang serta penataan bangunan Gambar I.1
dan lingkungan agar sejalan dengan gagasan sosial dan gagasan Kedudukan RTPLP (Setara RTBL) dalam Perencanaan Tata Bangunan dan
pengembangan ekonomi masyarakat sebagaimana tercantum di dalam RPLP. Lingkungan di Indonesia
RTPLP dalam PLPBK setidaknya memuat materi pokok mengenai:
A. Program Bangunan dan Lingkungan
B. Rencana Umum dan Panduan Rancangan
C. Rencana Investasi
D. Ketentuan Pengendalian Rencana
E. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
F. Skenario Pentahapan Pembangunan Infrastruktur Lingkungan
Secara hirarki, perencanaan Penataan Lingkungan kawasan prioritas
tersebut merupakan bagian dari RPLP yang dijabarkan dalam perencanaan
yang lebih rinci, dengan mengadopsi prinsip-prinsip dalam Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Umumnya diselenggarakan pada kawasan-
kawasan dengan karakteristik khusus. Misalnya kawasan bantaran sungai,
kawasan permukiman kumuh perkotaan, kawasan pusat perdagangan dan
jasa, kawasan bersejarah, kawasan perkampungan industri kecil, kawasan Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 06/PRT/M/2007 tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
BAB 1
pengamanan area konservasi, dll. Kegiatan analisis ini perlu
mengacu pada standar-standar teknis perencanaan pembangunan kawasan.
5. Melakukan analisis kebutuhan pembentukan kelembagaan baru,
PENDAHULUAN
sebagai pengelola pembangunan pada tingkat komunitas.
C. Menyepakati Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan
Rencana ini, menguraikan aturan-aturan kesepakatan rencana penataan
bangunan dan lingkungan, dalam rangka mewujudkan lingkungan yang
I.4. Tata Cara Penyusunan Dokumen RTPLP teratur, bersih, sehat, produktif dan berjatidiri. Pada tahap ini
Pada proses penyusunan rencana penataan bangunan dan lingkungan, tahap- diarapkan masyarakat dapat memahami dan mampu secara mandiri
mengelola pembangunan lingkungan yang berkelanjutan.
tahap yang telah dilakukan oleh Desa Pleret adalah:
Proses penyusunan rencana penataan bangunan dan lingkungan
A. Mengenali Kondisi Kawasan Prioritas Melalui Survey Informasi dilakukan oleh TIPP bersama Tim Teknis Pemda dan Tim Konsultan,
penting yang perlu diamati dan dicermati pada saat survey dengan melibatkan BKM, perangkat kelurahan, Pokja PLPBK dan pelaku
diantaranya adalah : pembangunan lainnya mellui kegiatan diskusi-diskusi dan musyawarah
1. Kondisi blok peruntukan lahan dan bangunan pada kawasan warga untuk menyepakati hasil-hasil perencanaan kawasan prioritas
prioritas terpilih yang mengadopsi prinsip-prinsip dalam RTBL, yaitu:
2. Kegiatan sosial ekonomi masyarakat setempat
1. Program Bangunan dan Lingkungan
3. Potensi lahan yang tersedia
4. Kondisi bangunan dan lingkungan bersejarah yang perlu
a.Merupakan penjabaran lebih lanjut dari perencanaan dan peruntukan
dilestarikan
lahan yang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu. Memuat
5. Kondisi danau/situ, sungai, lembah, pantai, dll yang potensial
6. Kondisi ruang terbuka hijau yang tersedia jenis, jumlah, besaran, dan luasan bangunan gedung, serta
7. Kondisi jaringan jalan lingkungan dan saluran pada kawasan kebutuhan ruang terbuka hijau, fasilitas umum, fasilitas sosial,
prioritas (baik/buruk) dan catat panjang dan lebar setiap prasarana aksesibilitas,sarana pencahayaan, dan sarana penyehatan
ruas jalan berdasarkan kondisinya lingkungan. Dapat berupa penataan prasarana dan sarana yang sudah
9. Kondisi pelayanan air bersih dan sanitasi pada kawasan ada maupun pengadaan sarana-prasarana baru.
prioritas, seperti: kondisi air, potensi sumberdaya air yang b.Penyusunan program bangunan dan lingkungan dilakukan melalui
tersedia (air tanah atau air permukaan)
analsis kawasan dan wilayah perencanaan termasuk mengenai
10. Kondisi kelembagaan, pengelolaan dan pembangunan yang sudah
pengendalian dampak lingkungan, dan analisis pengembangan
terbentuk pada tingkat komunitas
pembangunan berbasis peran masyarakat, yang menghasilkan
B. Melakukan Analisis Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman konsep dasar perancangan tata bangunan dan lingkungan.
Tahapan analisis yang dilakukan adalah:
2. Panduan Rancangan Kawasan Prioritas Terpilih
1. Melakukan penilaian dan selanjutnya menyepakati isi kebijakan
dan rencana-rencana pembangunan di atasnya. Seperti Rencana a.Merupakan ketentuan-ketentuan tata bangunan dan lingkungan pada
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bantul dalam konteks sutu lingkungan/kawasan yang memuat struktur peruntukan lahan
penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan prioritas. kawasan prioritas terpilih, rencana perpetakan, rencana tapak,
2. Mengkaji dan menyepakati upaya penanganan permasalahan renana sistem pergerakan, rencana aksesibilitas lingkungan,
pembangunan setiap blok peruntukan lahan dan bangunan rencana prasarana dan sarana lingkungan, rencana wujud visual
pada kawasan prioritas dalam rangka mewujudkan lingkungan bangunan, dan ruang terbuka hijau.
yang teratur, bersih, sehat dan berjatidiri. b.Bersifat melengkapi dan menjelaskan secara lebih rinci rencana umum
3. Mengkaji dan Mengkaji dan menyepakati pemanfaatan potensi
yang telah ditetapkan pada RPLP. Meliputi ketentuan dasar
lahan untuk penataan lingkungan blok peruntukan perumahan,
pertanian, industri kerajinan, pelestarian kawasan bersejarah, implementasi rancangan dan prinsip-prinsip pengembangan rancangan
pariwisata dll. kawasan. Dengan komponen penataan yang mengatur: KDB, KLB, KDH,
4. Melakukan analisis kebutuhan dasar dan kebutuhan program KTB, pengturan blok lingkungan, pengaturan kavling, pengaturan
pembangunan setiap blok peruntukan pada kawasan prioritas. bangunan, pengaturan ketinggian & elevasi lantai bangunan.
Seperti kebutuhan penanganan sampah, penanganan lokasi
3. Rencana Investasi
genangan/banjir, peningkatan jalan lingkungan dan saluran,
pemenuhan kebutuhan air bersih, penataan bangunan, peremajaan a.Merupakan tindak lanjut dari RPLP tingkat desa (makro) dan
kawasan, penanganan dan pemulihan kerusakan lingkungan, RTPLP pada tingkat kawasan prioritas (mikro).
rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas
DESA PLERET 2011 - 2015
Page I-3
RTPLP DESA PLERET
BAB 1
a. Dengan adanya pedoman ini, diharapkan:
- Menjamin pelaksanaan kegiatan berdasarkan RTPLP
- Menjamin pemanfaatan dan optimalisasi nilai investasi
PENDAHULUAN
- Menghindari fenomena lahan tidur/bangunan terbengkalai
akibat investasi yang tidak semestinya
- Menarik investasi lanjutan dalam pengelolaan lingkungan
setelah masa pasca-konstruksi
b. Merupakan rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk 6. Skenario Pentahapan Pembangunan Infrastruktur Lingkungan
menghitung kelayakan investasi dan pembiayaan suatu penataan, a.Merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan rencana investasi.
ataupun menghitung tolok ukur keberhasilan investasi. Skenario pentahapan pembangunan akan memberikan gambaran yang
Sehingga dapat tercapai kesinambungan pentahapan pelaksanaan
jelas terhadap rencana-rencana pembangunan yang akan di lakukan.
pembangunan.
b.Setidaknya menjelaskan tentang pentahapan pembangunan
c. Menjadi alat mobilisasi dana investasi masing-masing
infrastruktur yang direncanakan (dapat dalam hitungan bulan
pemangku kepentingan dalam pengendalian pelaksanaan sesuai
ataupun tahun), indikasi biaya yang dibutuhkan,serta indikasi
dengan kapasitas dan perannya dalam suatu sistem wilayah
yang disepakati bersama. Sehingga dapat tercapai kerjasama mitra potential yang akan diajak terlibat.
untuk mengurangi berbagai konflik kepentingan dalam
investasi/ pembiayaan.
d. Mengatur upaya percepatan penyediaan dan peningkatan kualitas
pelayanan prasarana/sarana dari suatu lingkungan/kawasan.
e. Juga mengatur Indikasi Program Pembangunan Desa, untuk
jangka waktu 5 tahun yang disusun berdasarkan hasil
perencanaan partisipatif.
f. Mengatur penetapan program-program prioritas pembangunan
untuk jangka waktu 5 tahun, atau program tahunan pembangunan
kawasan/sub kawasan prioritas. Pada tahap awal, program
prioritas terpilih yang akan dibiayai oleh BLM 2 dan 3
(Total alokasi Rp 700 juta), dapat diusulkan menjadi lokasi
uji coba pembangunan fisik Desa dan harus disepakati bersama
untuk dibuat Dokumen Perencanaan Teknis/DED.
4. Ketentuan Pengendalian Rencana
BAB 2
C. Komunitas
Komunitas berarti kelompok/masyarakat yang memiliki persamaan tujuan
tertentu. Dalam PLP-BK, berbasis komunitas berarti bahwa segala tahapan
kegiatan dilaksanakan dengan peran serta masyarakat, sebagai subyek
PENENTUAN KAWASAN sekaligus obyek penataan kawasannya. Masyarakat diberikan kesempatan aktif
beraspirasi dan berkontribusi untuk merumuskan program-program bangunan
dan lingkungan yang sesuai dengan tingkat kebutuhannya.
BAB 2
Gambar II.1
Proses Penentuan Kawasan Perencanaan
PENENTUAN KAWASAN
PERENCANAAN
Agar dapat memberikan penilaian secara berimbang pada kawasan-kawasan
yang dinominasikan sebagai kawasan prioritas dan kemudian menetapkannya,
TIPP Desa Pleret menyepakati kriteria-kriteria lain yang harus dipenuhi
oleh kawasan prioritas terpilih di Desa Pleret. Kriteria ini ditentukan
berdasar manfaat yang diperoleh bila dilakukan pengembangan pada kawasan
tersebut, dinilai dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan (SEL) sebagai Sumber:
berikut:
Analisa TIPP Desa Pleret, 2011
1. Aspek Lingkungan
a)Bangunan dan lingkungan yang tertata A.Analisa Sektor-Sektor Utama Desa Pleret Sesuai Kriteria yang Disepakati
b)Luasan lahan terkena dampak Sesuai dengan skema di atas, yang pertama dilakukan adalah analisa pada
c)Pemanfaatan lahan tidak produktif sektor-sektor utama penggerak perekonomian Desa Pleret. Sebagaimana
d)Peningkatan kualitas permukiman termuat dalam RPLP, kelima sektor ini adalah pertanian, peternakan,
2. Aspek Ekonomi
a)Peningkatan pendapatan industri rumah tangga, perdagangan dan jasa, serta perikanan.
b)Peluang pengurangan pengangguran Analisa dilakukan dengan memberikan peringkat pada kelima sektor sesuai
c)Multiplier effect dengan kriteria yang telah disepakati sebelumnya. Caranya, pada setiap
d)Pemanfaatan sumber daya (bahan baku) lokal kriteria diberikan peringkat berurutan pada sektor mana yang memiliki
e)Peningkatan nilai tambah produk (hasil)
3. Aspek Sosial potensi paling besar apabila dikembangkan. Peringkat 1 adalah sektor yang
a)Pemberdayaan wanita dipertimbangkan memiliki potensi berkembang paling besar, diikuti dengan
b)Pemberdayaan/pelibatan kelompok masyarakat sektor lain pada peringkat 2 dan seterusnya sampai dengan peringkat 5.
c)Perubahan perilaku masyarakat/transformasi sosial (hidup bersih,
Semakin kecil akumulasi peringkatnya, maka semakin besar potensi sektor
sehat, kesejahteraan)
d)Tingkat serapan tenaga kerja lokal tersebut untuk dikembangkan dan ditentukan prioritas pembangunan
kawasannya.
Setelah kriteria-kriteria kawasan prioritas ini disepakati, selanjutnya
Berikut ini adalah hasil analisa terhadap sektor-sektor utama penggerak
yang dilakukan adalah melakukan analisa terhadap potensi-potensi desa perekonomian di Desa Pleret sesuai dengan kriteria kawasan prioritas yang
yang akan dikembangkan, untuk kemudian dipilih dan ditentukan pembangunan telah disepakati:
yang sesuai atasnya
BAB 2
Dari hasil penilaian di atas, yang memiliki nilai peringkat kumulatif
terkecil adalah sektor pertanian, kemudian secara berurutan diikuti oleh
peternakan, industri rumah tangga, perdagangan dan jasa, dan perikanan .
PENENTUAN KAWASAN
Kriteria yang kurang optimal apabila dilakukan pengembangan pada sektor
pertanian adalah perubahan perilaku masyarakat secara sosial (poin l),
PERENCANAAN
serta bangunan yang terkena penataan (poin a). Hal ini dikarenakan
pengembangan pada sektor pertanian hanya akan berdampak pada kawasan
perumahan secara tidak langsung. Karena tentunya yang terkena dampak
Tabel II.1 langsung adalah lahan pertanian. Namun demikian, potensi peningkatan
Analisa Sektor-Sektor Utama Desa Pleret Sesuai Kriteria Kawasan
ekonomi cukup baik dengan pengembangan pertanian. terutama untuk
pertanian lahan kering.
Perdagangan
Akumulasi peringkat yang ke-2 adalah peternakan. Kriteria yang kurang
dapat dipenuhi adalah pemanfaatan sumber daya lokal (poin h),
Industri
Pertanian
Peternakan
Perikanan
RumahTangga
&Jasa
Alternatif pemberdayaan wanita (poin j), peningkatan pendapatan (poin e), dan
Parameter peluang pengurangan pengangguran (poin f).
l. Perubahan perilaku masyarakat 5 1 2 3 4 paling potensial dikembangkan di Desa Pleret secara berurutan adalah
(1) Pertanian, (2) Peternakan, (3) Industri Rumah Tangga, (4)
(hidup bersih & sehat)
Perdagangan dan Jasa, (5) Perikanan. Analisa terhadap sektor yang
m. Tingkat serapan tenaga kerja lokal 1 2 5 4 3
paling potensial dikembangkan seharusnya meliputi 3 sektor utama Desa
Total 26 34 35 46 54
Pleret, namun untuk memberikan pengetahuan secara umum, pada pembahasan
ini analisa akan dilakukan pada keseluruhan sektor.
PERENCANAAN Produksi
tidak optimal
Kurangnya
jumlah ternak
Manajemen
usaha
Jasa
Manajemen
usaha
Pasokan
air kurang
Diketahui kelima sektor ini mempunyai nilai lebih tersendiri yang saling karena untuk (modal, (modal, mencuku
berkaitan. Pertanian membutuhkan pupuk dari kotoran ternak untuk pasokan air pengembanga tenaga tenaga pi karena
kurang n peternakan kerja, kerja, adanya
kesuburan lahan, serta pasokan air yang tetap. Peternakan membutuhkan
Masalah
(faktor lokasi Manajemen distribusi, distribusi, sistem
hasil pertanian untuk makan ternak. Sinergi dua sektor ini akan optimal
yang ada di peternakan keterampilan dsb) jatah dan
bila dikerjakan secara beriringan. Pada akhirnya output 2 sektor utama hulu dan (pengelolaan , market, Penataan lokasinya
ini akan menjadi input bagi kegiatan-kegiatan di sektor lainnya, yaitu lahan limbah, lokasi) dsb) ruang dan di bagian
industri rumah tangga, perdagangan dan jasa, dan perikanan pertanian Masih ting ginya Limbah sarana hulu
Cukup jelas bahwa sektor basis Desa Pleret adalah pertanian, yang termasuk yang lebih biaya produksi industri yang prasarana
juga di dalamnya sektor peternakan. Dengan hasil ini, cita-cita masyarakat tinggi dari (pakan, obat, belum
Desa Pleret untuk mengembangkan pertanian dan peternakan yang sinergis permukaan dll) teratasi
bukan mustahil untuk diwujudkan karena telah memiliki embrio yang kuat. sungai)
Oleh karenanya prioritas pembangunan di Desa Pleret disepakati pada Mata Belum menjadi Mata Mata Sudah
pengembangan pertanian dan peternakan, dengan didukung kegiatan perikanan pencaharian sumber pencaharian pencaharian mengar
dan perdagangan jasa, yang pada akhirnya diharapkan dapat menjadi trigger utama dari pendapatan terbesar terbesar ah pada
atau penggerak berkembangnya sektor-sektor turunan lain di Desa sektor utama, setelah setelah perkemb
pertanian. kebanyakan pertanian & industri angan
Pleret. Detail pembahasannya adalah sebagai berikut:
Swadaya
Baik sebagai sebagai peternakan. rumah kegiatan
pemilik atau investasi Komoditasny tangga. yang
buruh, yang (tabungan) a beragam, potensial
telah memiliki walaupun namun
kemampuan sudah mulai kegiatannya
bertani. dirintis skala
pengembanga individu.
n kelompok
ternak.
BAB 2
PENENTUAN KAWASAN
PERENCANAAN Pertanian Peternakan Industri Rumah Perdagangan Perikanan
Tangga dan
Jasa
Meningkatkan Menumbuhkan Dibentuknya Kawasan Berpeluan
hasil panen kesadaran kelompok perdaganga g menjadi
alternati
sehingga bahwa industri dapat n menjadi f
dapat peternakan memudahkan lebih tertata sumber
mencukupi dapat menjadi akses ke dan pendapa
Pengembangan
cukup sulit ternak cukup banyak, desa atau Selain melihat dari visi Desa Pleret melalui potensi yang ada, penentuan
karena banyak dan namun akan Skala besar penyuluh kawasan prioritas juga melihat dari kebutuhan penataan lingkungan
biayanya beragam, baik lebih mudah dengan an permukiman yang sangat mendesak untuk diselesaikan, yang aman dari bahaya
cukup besar, dari pemerintah diperoleh bila kemitraan
bencana dan memiliki dukungan terhadap pengembangan potensi lain yang ada
namun masih maupun swasta. melalui
seperti industry dan perdagangan jasa.
terdapat kelompok/ko
peluang perasi
Dengan melihat kebutuhan baik secara potensi maupun mitigasi bencana,
kemitraan. maka penentuan kawasan prioritas diarahkan pada wilayah Desa Pleret
bagian Barat yang berbatasan langsung dengan Sungai Gajah Wong. Dimana
Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.
awal dari pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian lahan basah berada
pada kawasan hulu ini, tetapi kebutuhan akan prasarana dan sarana yang
II.3. KAWASAN PRIORITAS YANG DISEPAKATI
mampu mengendalikan limpahan air pada saat musim hujan dikarenakan
Sesuai dengan visi Desa Pleret dalam Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis posisi yang rendah dan berbatasan dengan sungai juga perlu diselesaikan
Komunitas yakni Tercapainya Kesejahteraan Masyarakat Desa Pleret Melalui
rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas
DESA PLERET 2011 - 2015
Page III-3
RTPLP DESA PLERET
BAB 3
A. Penggunaan Lahan
Kawasan Prioritas memiliki luas 48,8 Ha sebagian besar berupa tanah
pekarangan dan pemukiman, jalan lingkungan baik berupa jalan tanah,
PRIORITAS
lain.
Kawasan prioritas yang berbatasan langsung dengan Sungai Gajah Wong, pada
bagian bantaran masih belum tertata, hanya ditanami tanaman bambu yang
III.1.GAMBARAN UMUM WILAYAH mampu menahan arus sungai dan menjaga kestabilan tanah yang ada. Hanya
saja fungsi tanaman ini belum optimal untuk menahan arus sungai terutama
Kawasan prioritas yang diarahkan pada wilayah Desa Pleret bagian Barat
ketika musim penghujan, dimana limpahan air mampu membanjiri wilayah yang
yang berbatasan langsung dengan Sungai Gajah Wong, meliputi wilayah memang berada pada bagian hulu ini. Bahkan di beberapa wilayah, ada
sebagian Padukuhan Kanggotan dan sebagian Padukuhan Bedukan. permukiman yang berada dibawah ketinggian jalan, sehingga bisa dibayangkan
pada saat musim penghujan wilayah ini menjadi kawasan genangan yang besar,
Peta III.1 sehingga fungsi pengendali banjir memang menjadi kebutuhan kawasan ini
Peta Kawasan Prioritas
Peta III.2
Peta Pemanfaatan Lahan
Kawasan Prioritas
Bedukan
BEDUKAN
KANGGOTAN
DK.BEDUKAN
Luas wil. 26,9 Ha Kanggotan
DK.KANGGOTAN
Luas wil. 21,9 Ha
LEGENDA
Infrastruktur Pemanfaatan lahan
UTARA
BAB 3
Mata pencaharian penduduk di kawasan prioritas dominasi sebagai petani dan
buruh tani sebesar 12,6% dan pedagang sebesar 26,9%. Hal ini terkait
dengan fungsi kawasan yang tidak hanya memiliki potensi pertanian juga
GAMBARAN UMUM KAWASAN perdagangan dengan posisi wilayah yang berbatasan dengan jalan dan sungai.
Tabel III.3
PRIORITAS Padukuha
Tabel Jumlah Penduduk Kawasan Prioritas Berdasar Mata
Buruh Buruh Pedagan Swast Industri Lain-
n Petani tani bangunan g PNS a RT lain Jumlah
B. Kondisi Kependudukan
Bedukan 112 166 131 26 17 50 15 174 691
Jumlah Penduduk Desa Pleret seluruhnya 12.150 jiwa, sedangkan jumlah
Kanggotan 6 6 62 592 57 35 6 845 1.609
penduduk di kawasan prioritas ini sebanyak 2.199 jiwa, sehingga secara
Jumlah 118 172 193 618 74 85 21 1.019 2.300
prosentase kawasan prioritas memiliki penduduk sebesar 18% dari total
% 5,1 7,5 8,9 26,9 3,2 3,7 0,9 44,3 100
keseluruhan penduduk yang ada di Desa Pleret.
Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.
Tabel III.1 Sedangkan dominasi penduduk di kawasan prioritas adalah berada pada usia
Tabel Distribusi Penduduk Kawasan Prioritas produktif 25-49 sebesar 38,8%, sehingga ini menjadi potensi sumber daya
Luas manusia yang harus dioptimalkan dalam penataan kawasan prioritas ke depan.
Wilayah
Tabel III.4
Pedukuhan Jumlah KK Jumlah Jiwa
(Ha) Tabel Jumlah Penduduk Kawasan Prioritas Berdasar Kelompok Umur
Padukuha Jumla
Bedukan 26,9 203 691 n
Struktur Umur
h
0-14 15-24 25-49 50<
Kanggotan 21,9 460 1.609 Bedukan 143 104 240 204 691
Kanggotan 443 227 652 287 1609
Luas Total
Jumlah 586 331 892 491 2.300
Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.
% 25,5 14,4 38,8 21,3 100
BAB 3
C. Sebaran Fasilitas Umum dan Sosial
Kawasan prioritas yang sebagian wilayahnya berbatasan dengan pusat
pemerintahan desa dan dilewati jalan Kabupaten, memiliki fasilitas umum
GAMBARAN UMUM KAWASAN yang beragam diantaranya fasilitas pendidikan berupa PAUD, TK ABA ,
TPA, SMP Muhamadiyah Pleret, Pondok Pesantren An-Nikmah. Sedangkan
PRIORITAS
Fasilitas perdagangan dan jasa tersebar di kawasan prioritas
diantaranya jasa reparasi baik onderdil kendaraan maupun peralatan
rumah tangga, kios dan toko. Untuk fasilitas sosial yang ada di kawasan
Penduduk Desa Pleret terdiri dari 5.835 orang laki-laki dan 6.315 prioritas berupa masjid, mushola, makam bahkan Masjid Patok Negoro yang
orang perempuan, sehingga untuk prosentase penduduk laki-laki di merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Mataram yang masih
kawasan prioritas sebesar 19,5% dari total jumlah penduduk laki-laki tertinggal dan menjadi aset budaya yang perlu dipelihara dengan baik.
di Desa Pleret. Sedangkan prosentase penduduk perempuan di kawasan
prioritas sebesar 18,4% dari total jumlah penduduk perempuan di Desa
Pleret. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk
laki-laki, hal dianalisa karena adanya migrasi penduduk laki-laki
dewasa (usia produktif) yang meninggalkan desa untuk bekerja.
Tabel III.6
Tabel Jumlah Penduduk Kawasan Prioritas Berdasar Jenis Kelamin
Jenis kelamin
Padukuha Paud dan TPA
BEDUKAN
n L P Total KK
KANGGOKANGGOTANN
Bedukan 336 355 691 203
Musolah SMP Muhammadiyah
Pleret
Kanggotan 802 807 1.609 460
Jumlah 1.138 1.162 2.300 663 Peta III.3
Lapangan Volly
Masjid
Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011. SMA Muhammadiyah Umum dan Sosial di Kawasan Prioritas
Makam
Pleret
Dari data Pemetaan Swadaya PJM Pronangkis Desa Pleret tahun 2010,
terdata 1.839 KK yang termasuk dalam kriteria kemiskinan dari total
Kios/toko
3.577 KK yang ada di Desa Pleret, atau sekitar 51,41%. Sedangkan untuk
kawasan prioritas jumlah KK miskin adalah sebanyak 329 KK atau sebesar
17,9% dari jumlah KK miskin yang ada di Desa Pleret.
Jasa Pompa Air
Tabel III.7
TK ABA
Jumlah 329
Jembatan MUSOLA&MASJID
Sungai GARDU RONDA
LAPANGAN
Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011. UTARA MAKAM
rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas
DESA PLERET 2011 - 2015
Page III-4
RTPLP DESA PLERET
BAB 3
Sedangkan kondisi saluran drainase di kawasan prioritas yang ada masih
banyak yang berupa saluran terbuka, tetapi di beberapa titik sudah
berupa drainase tertutup. Sebagai wilayah yang selalu tergenang pada
prioritas terdiri dari jalan aspal, jalan cor blok dan jalan tanah Dimensi Konstruksi Kondisi
Padukuha
dengan kondisi mulai dari masih baik sampai dengan sudah rusak yang Beton Batu Bata
n Panjang Lebar Tanah Baik Sedang Buruk
Buk Buk
memerlukan penanganan. Untuk kelas jalan di kawasan prioritas berupa a Tutup a Tutup
kelas jalan lingkungan, jalan desa dan jalan Kabupaten. Bedukan
Kanggotan 440 50 100 150 10 180 320 120
Tabel III.8 Jumlah 440 50 100 150 10 180 320 120
Tabel Kondisi Jalan Kabupaten Kawasan Prioritas Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.
Tabel III.9
Tabel Kondisi Jalan Desa Kawasan Prioritas
Jln Lingkungan
BAB 3
Sedangkan kondisi saluran drainase di kawasan prioritas yang ada masih
banyak yang berupa saluran terbuka, tetapi di beberapa titik sudah
berupa drainase tertutup. Sebagai wilayah yang selalu tergenang pada
III.2.POTENSI PENGEMBANGAN
Tabel III.12
A. Potensi Pengembangan Pertanian Tabel Jumlah Kelompok Ternak di Kawasan Prioritas
Pengembangan pertanian Desa Pleret bertujuan untuk mengatasi masalah
Jumlah
utama sektor pertanian di Desa Pleret, yaitu masalah pengairan. Pengairan Padukuha
Kel.Ternak Jumlah ternak
yang ada saat ini masih belum mencukupi kebutuhan air di lahan pertanian, n
sehingga hasil panen tidak optimal. Padahal sumber mata pencaharian utama Sapi Kambing Sapi Kambing
Desa Pleret adalah dari sektor pertanian. Oleh karena itu, pilihan Bedukan 1 1 12 60
pembangunan pada kawasan pertanian adalah pengadaan sarana dan prasarana
yang dapat menambah debit air ke lahan pertanian Desa Pleret.
Kanggotan 1 1 10 30
Saat ini lahan pertanian mendapatkan pasokan air yang bersumber dari DAM
Jumlah 2 2 22 90
Karangploso (dari Sungai Opak) di wilayah Desa Sitimulyo, Kecamatan
Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.
Piyungan, yang berjarak sekitar 14 km dari Desa Pleret. Secara umum
jaringan irigasi ini mengaliri lahan pertanian Desa Pleret bagian barat. Jumlah ternak dalam tabel tersebut adalah ternak yang terdapat di
Air dari hulu mengalir sampai ke Desa Pleret, masuk mulai Pedukuhan kandang kelompok. Jumlah ini belum termasuk ternak yang dipelihara di
Gunungan, kemudian bercabang ke Pedukuhan Bedukan, Keputren, Kerto, lingkungan hunian karena alasan ketidaktersediaan ruang di kandang
hingga sampai ke Pedukuhan Karet. kelompok atau pemilik ternak ingin selalu dekat dengan ternaknya
Desa Pleret memiliki batas alam berupa Sungai Gajahwong di sebelah karena perasaan memiliki yang tinggi. Banyaknya ternak di lingkungan
barat dan Sungai Opak di sebelah timur yang akhirnya bertemu menjadi perumahan tentu menimbulkan gangguan-gangguan seperti gangguan
batas sebelah selatan Desa Pleret. Dengan kondisi ini sebenarnya Desa kesehatan, kenyamanan, serta keruangan.
Pleret memiliki potensi alam strategis untuk penyediaan pengairan bagi
C. Potensi Pengembangan Perikanan
lahan pertaniannya.
Kegiatan perikanan di kawasan prioritas perlahan-
B. Potensi Pengembangan Peternakan lahan mulai bangkit, setelah sekian lama
Peternakan merupakan kegiatan yang paling banyak ditekuni masyarakat di
produktivitasnya menurun. Pemanfaatan lahan di
Kawasan Prioritas setelah bidang pertanian dan perikanan. Komoditasnya
bantaran sungai sebagai kolam-kolam perikanan, sudah
adalah kambing gimbal, kambing peranakan etawa (PE), sapi, serta unggas
diakomodir oleh Kelompok Ternak Niti Rejeki dengan
(ayam, bebek, puyuh). Usaha ternak terbanyak adalah kambing dan sapi.
rencana pembangunan embung yang tidak hanya berfungsi
Namun demikian, pengembangan ternak di kawasan prioritas diarahkan untuk
pemenuhan kebutuhan akan kambing peranakan etawa (PE) dan sapi, yang untuk pertanian tetapi juga perikanan, sehingga
didukung oleh karakteristik lahan yang sebagian berupa lahan pertanian kebutuhan air yang menjadi syarat utama kolam-kolam
perikanan akan terpenuhi. Kelompok perikanan di
dengan kondisi tanah berpasir sehingga cocok untuk budidaya peternakan.
kawasan prioritas sudah terbentuk 2 kelompok, yang ke
Dengan pengembangan peternakan, lahan pertanian akan berpeluang menjadi
depan akan mengembangkan tidak hanya budidaya
subur melalui pemakaian pupuk organik dari ternak. Sebaliknya, hewan
perikanan tetapi juga pembibitan perikanan.
ternak akan mudah mendapat pakan ternak karena luasnya lahan pertanian.
rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA
PLERET 2011 - 2015
Page III-6
RTPLP DESA PLERET
BAB 3
E. Perdagangan dan Jasa
Masyarakat Desa Pleret sudah mulai banyak yang menekuni bidang
perdagangan. Hal ini ditandai dengan semakin menjamurnya warung-warung
PRIORITAS sparepart otomotif baik baru, bekas, ataupun imitasi. Untuk perdagangan
di kawasan prioritas lebih banyak berupa took, warung dan kaki lima.
Tabel III.13
Tabel Jumlah Komoditas Perikanan di Kawasan Prioritas Tabel III.15
Tabel Aktivitas Perdagangan di Kawasan Prioritas
Komodita
Padukuha Kolam Komoditas s Aktivitas Perdagangan
Padukuhan Kaki Mini
n Toko
Kelompok Perikanan Unggulan Pasar Warung
Lima Market
Bedukan 3
Bedukan Ada Lele, gurameh Lele
Kanggotan 2 10 4
Kanggotan Ada Lele, gurameh Lele Jumlah 2 13 4
Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011. Sumber : Dokumen Usulan PLPBK BKM Maju Makmur Desa
Pleret, 2009.
BAB 3
GAMBARAN UMUM KAWASAN
PRIORITAS
C. Permukiman yang terkena dampak meliputi kawasan perumahan yang berada
di lingkup kawasan Bedukan dan Kanggota
Penataann kawasan prioritas ini tidak terlepas dari visi Desa Pleret yang
menjadikan pertanian, peternakan dimana didalamnya juga termasuk kegiatan
perikanan sebagai tujuan bersama masyarakat dengan didukung potensi industry
rumah tanggan, perdagangan dan jasa. Penataan kawasan ini juga menjadi upaya
dalam pengendalian mitigasi bencana terutama banjir yang setiap tahun menjadi
ancaman di wilayah ini.
BAB 4
Visi Desa Pleret yang telah disepakati masyarakat, dan terangkum dalam RPLP
Desa Pleret Tahun 2010 adalah:
Tercapainya Kesejahteraan Masyarakat Desa Pleret Melalui Pertanian &
KONSEP PENGEMBANGAN
Peternakan yang Moderen dan Mandiri, Didukung oleh Industri, Perdagangan &
Jasa
BAB 4
KONSEP PENGEMBANGAN
KAWASAN PRIORITAS
IV.2. KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN
BAB 4
KONSEP PENGEMBANGAN
RENC. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN
INDUSTRI RUMAH TANGGA
RENC PENGEMBANGAN,PERTANIAN
image embung dan pengendali banjir DAN PETERNAKAN
RENC PENGEMBANGAN,PERTANIAN
DAN PETERNAKAN
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDAGANGAN & JASA
UTARA
rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas
DESA PLERET 2011 - 2015
Page V-2
Peta V-2
RTPLP DESA PLERET
Peta Koefisien Dasar Bangunan
BAB 5
RENCANA UMUM DAN
PANDUAN RANCANGAN
B. Rencana Intesitas Pemanfaatan Lahan
1. Koefisien Dasar Bangunan
Bertujuan untuk menjaga keseimbangan pemanfaatan
lahan sehingga pemanfaatan ruang sesuai dengan daya dukung lahan.
1. Kawasan Lindung Sempadan Sungai
KDB : 10% KDH : 10 %
2. Zona Permukiman dan Fungsi Industri Rumah Tangga
KDB : 50% KDH : 20%
3. Zona Pertanian
Untuk pengembangan perumahan baru KDB : 40% KDH : 25%
BAB 5
RENCANA UMUM DAN
PANDUAN RANCANGAN
1. Koefisien Lantai Bangunan
Yang dimaksud dengan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka besaran luas
lantai bangunan (Berbagi tingkat lantai bila ada) di bagi luas kapling (petak
lahan tempat bangunan tersebut) dalam rasio angka desimal.
Secara matematis dapat di tuliskan sebagai berikut
Nilai KLB
1.Kawasan lindung 0
2.Kawasan Perdagangan jasa 1,4 = max 2 lantai UTARA
3.Kawasan Permukiaman dan fungsi industri, 1,2 = max 2
lantai 4.Kawasan pertanian 0 kawasan perdagangan dan jasa
rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas
DESA PLERET 2011 - 2015
Page V-4
RTPLP DESA PLERET Peta V-4
Peta Rencana Tata Bangunan
BAB 5
dan Industri Rumah Tangga
Renc.Pembuatan Embung
dan Pengendali Banjir
BAB 5
Renc Pengembangan Jalan Kawasan Prioritas
( Kawasan Bedukan dan Kanggotan)
Peta V-7
PANDUAN RANCANGAN
D. Rencana Sistem Sirkulasi dan Pedestrian
dan Pedestrian
KANGGOTAN BEDUKAN
Sungai
BAB 5
RENCANA UMUM DAN
PANDUAN RANCANGAN
1. Penataan Saluran Drainase
Saluran drainase harus tersedia baik pada kawasan
perumahan,maupun padatepi jalan. Hal ini dikarenakan
fungsinya yang penting untuk menampung air saat
hujan,mengurangi genangan,serta menyalurkan air buangan.
Saluran drainase dapat berada pada sisi/pinggir jalan,dan
dapa tpula berada dibawah jalan apabila lebar jalan tidak
mencukupi. Saluran drainase yang ada dibawah jalan adalah
saluran tertutup.
Pemilihan saluran terbuka atau tertutup dapat di sesuaikan
Rencana Pengembangan
dengan faktor keamanan dan karakteristik masing-masing
lokasi. Namun pada saluran drainase terbuka perlu
ditambahkan peraturan untuk tidak membuang
sampah,daun,sisamaterial,dsb kedalam saluran.
Kondisi Eksisting
rencana penataan
Pengaturan Sempadan Jalan (Jaarak antara jalan dengan
pemukiman ) lebar jalan,jalan khusus pejalan kaki.Penambahan Rencana Pengembangan
sarana jalan,persampahan,tamanisasi,perkerasan jalan,
Penataan kebun dan halaman rumah, optimaliasai drainase dan
saliran air hujan
rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas
DESA PLERET 2011 - 2015
Page V-8
RTPLP DESA PLERET
3. Rencana Penataan Jalan Kabupaten
3,5 m
7,5 m
Jalan Kabupaten
1. Jarak bangunan-jalan 3,5 m
2. Lebar jalan Kabupaten 9 m
Kondisi Eksisting 3. Lebar jalan dan pedistrian 1,5 cm 4. Lebar pedistrian 1,5
BAB 5
Peta Rencana Ruang Terbuka Hijau/vegetasi pagar tanaman
Rumah idealnya dikelilingi
pagar tanaman
Fungsi:
Menjaga kualitas air dan tanah ditepi
sungai,meminimalisir erosi,fungsi resapan &RTH,perindang.
KarakterTanaman:
Mampu mempertahankan tanah dari erosi,dapat menyimpan air.
Peletakan: Sepanjang tepian sungai,tinggi dan kerapatan tanaman
PANDUAN RANCANGAN 2
F. Rencana Prasarana dan Utilitas Lingkungan RENC SUMUR PERESAPAN(9 TTK) 3
1. Pengolahan sampah 4
5
Keterangan Rincian Kebutuhan BEDUKA
Sampah Rumah Tangga Satu set tempat sampah setiap 1 KK Wil Bedukan 203 KK = 203 Set Tempat Sampah 1
N
Wil Kanggotan 460 KK = 460 Set Tempat Sampah
Sampah dari rumah tangga dikumpulkan pada tempat
Dibagi dalam 5 blok untuk setiap wilayah
Sampah Komunal sampah komunal pada masing-masing RT untuk di
pilah terlebih dahulu sebelum dibawa ke TPA
untuk mempermudah pengelolaa 2
TPA Tempat Pembuangan Akhir yang menampung sampah dari 1 unit TPA untuk skala desa.
tempat sampah komunal Masih diperlukan kajian dan analisa
dalam pemilihan lokasilebih lanjut 2. Sistem Sanitasi
Perbedaan utama sistem sanitasi rumah
tangga dan sistem sanitasi industri
Teknis Pengolahan Sampah Rumah Tangga
3 adalah pada pengolahan limbah,sering
kali berupa limbah cair. Pada sistem
sanitasi rumah tangga,limbah cair akan
disalurkan langsung ke bak pembuangan
tanpa diolah terlebih dahulu. Hal ini
4 dikarenakan limbah rumah tangga pada
umumnya tidak banyak disertai zat
dengan kandungan berbahaya.Sedangkan
pada industri,limbah yang dihasilkan
biasanya memiliki kandungan berbahaya
yang apabila langsung dibuang tanpa
diolah terlebih dahulu akan berdampak
pada lingkngan sekitarnya.Oleh karena
itu,sistem sanitasi industri
dilengkapi d e n g a n p e n g o l a h
5 a n t e r l e b i h dahulu,sehingga
limbah yang dibuang keselokan/sungai
sudah aman.Setiap industri pengolahan
UTARA di Desa Pleret dianjurkan untuk
memiliki sistem pengolahan limbah.
RENCANA UMUM DAN lindung sempadan sungai. Yang berarti membebaskan tepian
sungai dari segala aktivitas budidaya. Jarak minimal rumah
PANDUAN RANCANGAN
yang diijinkan adalah18 meter dari tepi sungai. Untuk
selanjutnya,bangunan lapis pertama dari tepi sungai dianjurkan
untuk menghadap atau memiliki muka bangunan kearah sungai agar
G. Rencana Pengembagan Embung Dan Sistem Pengendali Banjir lingkungan antaranya tidak terbegkalai. Jarak jalan minimal
adalah 23 meter sejajar dari tepi sungai.
Rencana Embung
Kaw. Lindung Sempadang Sungai 2 Pengembangan kawasan ini juga akan berimplikasi pada
Lokasi pengembangan Embung pengurangan dampak banjir/luapan Sungai Gajah wong.
Pengembagan Pengembangan Peternakan
Pembangunan embung secara langsung akan meliputi sistem
Peternakan Permukiman
pengendali banjir disepanjang tepi sungai yang manfaatnya akan
Pertanian
dirasakan langsung oleh warga yang tinggal disekitar sungai.
3 Konservasi juga dilakukan dengan penghijauan sepanjang tepi
sungai untuk mencegah erosi. Vegetasi yang dianjurkan adalah t
a n a m a n - t a n a m a n r e n d a h u n t u k m e n i n g
k a t k a n keamanan/keselamatan disekitar sungai.
Optimalisasi pencegahan erosi juga didukung dengan pembanketan
Kanggotan Bedukan tepi sungai dan pembuatan tanggul penanggulangan banjir.
Peta V-10 Selain untuk konservasi,kawasan ini juga berfungsi rekreasi.
Peta Rencana Pengembangan Embung
4 Penggunaan embung utamanya adalah saat musim kemarau. Pada
Luas tanah kas desa yang tersedia untuk pembangunan embung dan sarana-
prasarana kelengkapannya adalah sekitar 2.000m2. Luas bak penampung musim penghujan sawah mendapat pasokan air yang
diperkirakan sebesar 1.080 m2 dengan kedalaman 4 meter. Pembangunan fasilitas cukup,sehingga air dari embung akan disalurkan kekolam-kolam
pendukungnya antara lain pengadaan pintu air,pengadaan bak ikan disekitar embung yang akan direvitalisasi.
resorvoir,pengadaan pompa dan rumah pompa,pengadaan saluran irigasi dan
5 Pemanfaatan tanah kas Desa Pleret juga akan dioptimalkan
drainase,serta perbaikan akses menuju ke embung.
untuk menunjang pengembangan peternakan. Saat ini diBedukan
Selisih ketinggian permukaan air Sungai Opak dengan permukaan tanah sawah telah dirintis kandang kelompok sapi dan kambing peranakan
diDesa Pleret adalah 7 meter. Oleh karena itu,diperlukan pompa untuk Etawa yang juga merupakan kandang sub Desa Pleret. Kandang
mengangkat air dari embung kebak reservoir/bakur untuk selanjutnya di ini juga sebagai percontohan pengembangan sistem beternak
distribusikan kesaluran irigasi dengan sistem gravitasi. moderen dan mandiri. Dalam jangka pendek direncanakan adanya
Tidak jauh dengan embung terdapat zona peternakan dan perikanan. Peternakan pembangunan kandang sapi,pembuatan pupuk organik dan
diPedukuhan Bedukan juga merupakan sub dari kandang ternak sentral yang pengembangan biogas sebagi sumber energi untuk penerangan
direncanakan di Pedukuhan Gunungan. Selain ternak sapi dan kambing yang sudah dan kebutuhan rumah tangga lain.
berkembang,saat ini mulai dirintis budidaya unggas dan kolam. 6 Pengembangan peternakan juga meliputi ternak unggas yang
PrinsipUmum: juga menggunakan teknik moderen. Konsentrasi kandang unggas
1.Pembangunan embung bertujuan mengatasi masalah utama pertanian disebagian terpisah dari hunian warga dan menggunakan peralatan moderen
wilayah Desa Pleret. seperti mesin penetas tenaga surya.
2.Selain untuk fungsi pengairan,pembangunan embung berdampak pada penataan 7 Penataan kawasan inijuga akan menjadi solusi bagi pencemaran
kawasan sekitar sungai,yaitu sistem pengendali banjir/luapan,sehingga akibat pembuangan sampah. Warga biasanya membuang sampah
kualitas lingkungan meningkat. kekawasan ini karena menganggap lahan ini tidak
dimanfaatkan. Penataan kawasan sekitar sungai dengan
UTARA AturanWajib:
pembangunan sarana prasarana yang baik tentu dapat menjadi
tidak diperkenankan ada bangunan tinggal
motivasi warga untuk tetap menjaga lingkungannya
AturanAnjuran:
mempertahankan kawasan sempadan sungai dengan konservasi.
rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas
DESA PLERET 2011 - 2015
Page V-12
RTPLP DESA PLERET
BAB 5
RENCANA UMUM DAN
PANDUAN RANCANGAN
BAB 5
RENCANA UMUM DAN
PANDUAN RANCANGAN
E. RENCANA PENGEMBANGAN PASAR KLITIKAN PREPEKTIP
Keberadaan pasar klitikan saat ini yang kurang akomadatif dan representatif, perlu adanya
pembenahan atau rehabilitasi baik dalam penataan struktur maupun infrastruktur.
Rencana pengembangan/rehabilitasi pasar klitikan meliputi ;
1. Penataan los pasar dengan volume 4 m2 (2x2),diharapkan mampu
menampung keberdaan pedagang saat ini yang + mencapai 70 orang
2. Penataan lahan parkir yang berfungsi penampung para pembeli
3. Penataan Bak sampah untuk menjaga kebersian kawasan
4. Penataan sistem infrastruktur yang meliputi saluran Drainase dan Sanitasi
(KM/WC)
Peta V-11
Peta Rencana Penataan Pasar Klitikan Pleret
2,00 2,00
1 5
2 6 rencana los
Kaw. Lindung Sempadang Sungai 200 x 200 cm
Lokasi pengembangan Pasar Klitikan 3 7 Area Parkir
cm
Pengembangan Peternakan Kios 200x200 cm
Permukiman 4 8 cm
4150
Pertanian
3900
denah los
TOTAL LOS
Area Parkir
BERJUMLAH 50 LOS
Fasilitas Pasar Klitikan
1. Los berjumlah 50 los
2. KM/WC 2 buah
3. Lahan Parkir
4. Bak Sampah
BAB 5
RENCANA UMUM DAN
PANDUAN RANCANGAN
GAMBAR 3D RENCANA PASAR KLITIKAN
BAB 6
RENCANA INVESTASI DAN
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN
VI.1. INDIKASI PROGRAM
Indikasi program penataan Kawasan Prioritas Desa Pleret pada
dasarnya akan merupakan suatu urutan pengembangan untuk
mencapai tujuan pembangunan dalam jangka menengah, Pembangunan
sendiri
merupakan suatu proses yang terus menerus dilakukan untuk mencapai
tujuan akhir penataan lingkungan permukiman.
BAB 6
RENCANA INVESTASI DAN
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN VI.2. RENCANA INVESTASI Tabel VI.1
Tabel Rencana Investasi
Tahu
Sumber Dana n
No Harga Estimasi Pelaksanaa
Kegiatan Detail Lokasi Volume Biaya
. Satuan n Keterang
Swasta
Desa
Govt
Swada
ya
.
2011 2011 an
(Rp) BLM
I II III IV V
PERTANIAN
3 Pengadaan saluran irigasi Beduka 850 m 953.600 810.560.000 X X SDA Provinsi, DPU
n
PETERNAKAN
1 Pemeriksaan kesehatan untuk Cek up kesehatan hewan Beduka 75 ekor 100.000 7.500.000 X X X Dispertahut
hewan ternak n
2 Pelatihan dan penyuluhan Pelatihan pupuk organik Beduka 2 1.000.000 2.000.000 X X X Dispertahut
pengelolaan kotoran ternak n kelomp
ok
3 Pengolahan kotoran ternak di Pengadaan sarana pupuk Beduka 2 65.000.000 130.000.000 X Dispertahut
kandang kelompok menjadi organik n kelomp
pupuk organik ok
BAB 6
RENCANA INVESTASI DAN
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN
INDUSTRI RUMAH TANGGA
4 Adanya pelatihan pembuatan Pelatihan peningkatan skill Beduka 20 org 30.000 600.000 X X Disperindagkop
produk setempat di tingkat Desa n
5 Pelatihan inovasi dan variasi Pelatihan peningkatan Bedukan 11 org 100.000 1.100.000 X X Disperindagkop
(diversifikasi
) produk industri produk ,
Kanggot
an
7 Bimbingan manajemen usaha Pelatihan manajemen dan Bedukan, 20 org 60.000 1.200.000 X X Disperindagkop
untuk produsen industri pengembangan industri Kanggot
an
rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas
DESA PLERET 2011 - 2015
Page VI-4
RTPLP DESA PLERET
BAB 6
RENCANA INVESTASI DAN
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN
PERDAGANGAN DAN JASA
1 Adanya lokasi -lokasi pendukung Pembangunan Los Pasar Kanggot 1 unit 100.000.000 100.000.000 X
kegiatan perdagangan dan jasa Klitikan an
warga
PERIKANAN
2 Bimbingan/penyuluha n tentang Penyuluhan pembibitan ikan Bedukan 17 org 60.000 1.020.000 X X X Wewenang Dinas
pembibitan ikan , Kelautan dan Perikanan
Kanggot
an
4 Bimbingan/penyuluhan tentang Penyuluhan pengadaan Bedukan 17 org 60.000 1.020.000 X X X Wewenang Dinas
pembuatan/pengadaan pakan pakan ikan , Kelautan dan Perikan an
ikan Kanggot
an
5 Menjaga keamanan di sekitar Menjaga keamanan di Bedukan 2 unit 2.000.000 4.000.000 X X Swadaya masyarakat
kolam kelompok sekitar kolam kelompok , bersama Pemdes
Kanggot
an
6 Pengadaan bibit dan pakan ikan Pengadaan bibit dan pakan Bedukan 1 unit 20.000.000 20.000.000 X X X Wewenang Dinas
Kelautan dan Perikanan
BAB 6
RENCANA INVESTASI DAN
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN
Pengadaan pos keamanan Pembangunan pos ronda Bedukan 1 unit 6.000.000 6.000.000 X Swadaya masyarakat
Pengadaan gedung serbaguna Sebagai tempat pertemuan Kanggot 1 unit 10.000.000 10.000.000 X Wewenang Pemerintah
dan interaksi warga an Desa
Keterlibatan swasta
Pengadaan taman bacaan Pembangunan Kanggot 1 unit 61.000.000 61.000.000 X dan
perpustakaan warga an Dinas Pendidikan
Keterlibatan
Pengadaan taman bermain Pembangunan tempat Kanggot 1 ttk 7.500.000 7.500.000 X swasta
bermain anak an melalui CSR
Pengadaan MCK MCK pribadi di tiap rumah Bedukan 50 KK 504.000 25.200.000 X Keterlibatan masyarakat
dan desa
rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas
DESA PLERET 2011 - 2015
Page VI-6
RTPLP DESA PLERET
BAB 6
RENCANA INVESTASI DAN
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN
SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN
1 Peningkatan status menjadi jalan Perkerasan aspal Beduka 600 m 700.000 420.000.000 Wewenang Pemprov DIY,
X
kabupaten n DPU, Dishub
2 Perbaikan jalan lingkungan Perkerasan jalan tana h ke Beduka 960 m 500.000 480.000.000 DPU
X X X
cor n
3 Pengadaan jembatan Pleret Sesuai rencana peningkatan Beduka 1 unit 225.000.000 225.000.000 Wewenang Pemprov DIY,
X
Wonokromo status jalan n DPU
6 Pembanketan/bronjong tepi Pengamanan sungai Bedukan 450 m 667.500 300.375.000 X DPU, SDA Provinsi
sungai
7 Penghijauan jalan kabupaten Penambahan pohon Bedukan 610 50.000 30.500.000 BLH
X X X X
perindang pohon
8 Program 1 rumah 1 pohon Jenis pohon buah, Bedukan 203 25.000 5.075.000 BLH
X X X X
perindang pohon
9 Pengadaan set tempat sampah Menampung sampah rumah Bedukan 203 set 25.000 5.075.000 BLH
X X X X
rumah tangga tangga yang sudah dipilah
10 Pengadaan tempat sampah Dibagi menurut blok Bedukan 5 unit 33.275.000 166.375.000 BLH
X X X X
komunal pengelolaan
11 Pengadaan TPA Untuk skala desa, lokasi Beduka 1 unit 250.000.000 250.000.000 BLH
X X X X
dibahas lebih lanjut n
12 Penyuluhan dan Pelatihan Dilakukan dalam basis Bedukan 2 lokasi 650.000 1.300.000 BLH
pengelolaan sampah padukuhan ,
X X
Kanggot
an
PEDOMAN PENGENDALIAN mencantumkan organisasi pelaksana, SDM yang terlibat, dan aturan tata
laksana kelembagaannya. Detail rencana kelembagaan ini terdapat dalam
VII.1.KETENTUAN PENGENDALIAN RENCANA AD/ART kawasan prioritas yang telah disepakati warga, baik untuk
Ketentuan Pengendalian Rencana ini bertujuan untuk: pengelolaan kawasan pertanian maupun kawasan peternakan.
1. Mengendalikan berbagai rencana kerja, program kerja maupun VII.2.PEDOMAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN
kelembagaan kerja pada masa pemberlakuan aturan dalam RTPLP dan Pengendalian pelaksanaan dilakukan oleh perangkat desa, BKM dan
pelaksanaan penataan kawasan prioritas Desa Pleret. jajarannya, serta Tim Pelaksana Pembangunan (TPP) Desa Pleret yang telah
2. Mengatur pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam ditetapkan berdasarkan kesepakatan, dengan dampingan dari Tim Teknis
mewujudkan RTPLP pada tahap pelaksanaan penataan bangunan dan Kabupaten Bantul yang terkait dan Tim Konsultan (Tenaga Ahli, Asot,
lingkungan, yaitu pada tahun perencanaan 2011-2015. Korkot, Fasilitator, dll). Selain itu juga dituntut kesadaran dan peran
Ketentuan Pengendalian Rencana dapat menjadi alat mobilisasi peran serta masyarakat Desa Pleret untuk melakukan perannya mengawasi
masing-masing pemangku kepentingan pada masa pelaksanaan atau masa pelaksanaan pembangunan di wilayahnya, khususnya masyarakat pada kawasan
pemberlakuan RTPLP sesuai dengan kapasitasnya dalam suatu sistem yang prioritas.
Arahan pengembangan dan pembangunan fisik kawasan di Desa Pleret
disepakati bersama, serta berlaku sebagai rujukan bagi para pemangku
adalah pada sektor pertanian dan peternakan. Oleh karenanya, pedoman
kepentingan untuk mengukur tingkat keberhasilan kesinambungan
pengendalian pelaksanaan pembangunan ini akan mengacu pada rencana
pentahapan pelaksanaan pembangunan.
pengembangan kawasan yang telah disepakati. Pedoman pengendalian
pelaksanaan pembangunan Desa Pleret didetailkan dalam dokumen Aturan
A. Aspek Pengendalian
Bersama (AB) dan Detail Engineering Design (DED).
Aspek Pengendalian Rencana meliputi:
A. Aspek Pengendalian Pelaksanaan
1. Ketentuan administratif serta kelembagaan yang diperlukan pemerintah
1.Penetapan alat-alat dan prosedur pengendalian pelaksanaan. Antara
daerah mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, maupun provinsi,
lain melalui mekanisme perizinan IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
untuk mengendalikan pelaksanaan seluruh rencana dan program dalam
yang sesuai untuk kawasan dengan fungsi utama pertanian-peternakan,
rangka mendorong pelaksanaan materi RTPLP agar terlaksana secara
review tim ahli pengelolaan air untuk embung dan ahli pengelolaan
efektif. Diantaranya melalui mekanisme perizinan seperti IMB (Izin
pertanian-peternakan, serta penerapan insentif dan disinsentif
Mendirikan Bangunan), pembentukan kelembagaan terkait, dsb.
khususnya untuk warga pada kawasan prioritas, dsb.
2. Arahan yang bersifat mengantisipasi terjadinya perubahan pada tahap
2.Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan materi teknis dokumen
pelaksanaan, tetapi masih dapat memenuhi persyaratan daya dukung dan
RTPLP. Caranya dengan rutin melakukan pertemuan dan koordinasi
daya tampung lahan,kapasitas prasarana lingkungan binaan, masih
pihak-pihak terkait untuk mereview progres pelaksanaan agar sesuai
sejalan dengan rencana dan program penataan kota, serta masih dapat
menampung aspirasi masyarakat. Antara lain arahan penggunaan lahan dengan tujuan yang telah disepakati.
selama tahun perencanaan RPLP, pembatasan konversi lahan pertanian 3.Evaluasi pelaksanaan peran para pemangku kepentingan sesuai
menjadi kawasan terbangun maupun penambangan, ketentuan KDB dan KLB kesepakatan dalam penataan bangunan dan lingkungan, baik pemerintah
yang sesuai dengan fungsi utama sebagai kawasan pertanian dan daerah, dunia usaha, masyarakat, maupun pemerintah. Dengan kata
peternakan, dsb. lain, melakukan public hearing atau diskusi/rembug antar pihak-
pihak terkait secara rutin.
rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis
komunitas DESA PLERET 2011 - 2015
Page VII-2
RTPLP DESA PLERET
BAB 7
PEDOMAN PENGENDALIAN
4.Pengawasan teknis atas pelaksanaan sistem perizinan dan pelaksanaan Pihak pengelola kawasan berfungsi sebagai lembaga
kegiatan pembangunan di lokasi penataan, baik secara aktif oleh tim perantara/penghubung dan lembaga perwakilan di antara berbagai pelaku
teknis dan TPP, maupun melalui peran serta masyarakat untuk ikut yang berkepentingan dalam pengelolaan aset properti. Pihak pengelola
mengawasi proses pelaksanaan pembangunan di kawasannya. merumuskan program pengelolaan yang dirangkum dari berbagai
kepentingan beragam pelaku. Pada kasus pengelolaan dengan
5.Penerapan mekanisme sanksi dalam penyelenggaraan pembangunan sesuai
kompleksitas tinggi, pihak pengelola diizinkan untuk mendelegasikan
peraturan perundang-undangan dan Aturan Bersama yang disepakati.
atau mengontrakkannya secara profesional kepada suatu lembaga/pihak
B. Pengelolaan Kawasan Prioritas lain secara kompetitif sesuai peraturan perundang-undangan.
D. Sistematika Pedoman Pengelolaan
Pengelolaan kawasan mencakup kegiatan pemeliharaan atas investasi
fisik yang telah terbangun beserta segala aspek non-fisik yang Sistematika Pedoman Pengelolaan kawasan prioritas yang dapat
diwadahinya, kegiatan penjaminan, pengelolaan operasional, dijadikan acuan secara umum adalah sebagai berikut:
pemanfaatan, rehabilitasi/pembaharuan, serta pelayanan dari aset
properti kawasan prioritas.
Jenis aset properti yang dikelola di Desa Pleret antara lain sumber
daya alam, bangunan fisik (embung, saluran pendistribusi air, kandang
ternak sentral Desa Pleret, beserta sarana-prasarana lingkungan
kelengkapannya), lahan (pertanian, sungai dan lingkungan perumahan),
lansekap dan tata hijau, serta infrastruktur kawasan. Baik yang
merupakan aset bersama dengan kepemilikan publik setempat, atau pun
aset properti pribadi yang harus dikontrol pemanfaatan dan
perkembangannya sesuai dengan RTPLP yang disepakati.
C. Pelaku Pengelolaan Kawasan Prioritas
Wewenang atas pelaksanaan pengelolaan kawasan prioritas dilakukan oleh
Pihak Pengelola Kawasan, yaitu oleh P3A pada kawasan pertanian dan
kelompok ternak yang disepakati pada kawasan peternakan, yang anggota
dan programnya disusun sesuai kesepakatan antara masyarakat (pemilik
lahan/bangunan, pengguna), swasta (pengembang/investor/penyewa),
pemerintah daerah dan pelaku pembangunan lain, termasuk
pengguna/pemakai/penyewa dari luar kawasan.
BAB 7 Tahap
Evaluasi
Prosedur Kegiatan Monitoring Evaluatif
Rencana Kegiatan
Penanggung
Jawab
a. Membuat laporan
pertanggungjawaban seluruh
kegiatan monev dan anggaran
biaya yang telah dipergunakan
Pasca
Proyek kepada Pemdes dan BKM Tim Monev
PEDOMAN PENGENDALIAN ii.Pengetahuan dasar tentang prinsip dan standar bangunan tahan gempa,
sehingga peserta mampu mengawasi pelaksanaan proyek pembangunan
Tim Monev ini akan bertanggung jawab kepada Pemdes dan Masyarakat melalui prasarana/sarana umum sederhana di wiyahnya (dusun) yang memenuhi
BKM Maju Makmur. Seluruh operasional kegiatan tim ini akan dibebankan standar tahan/aman gempa.
pada APBDes dan kontribusi dari BKM sehingga diharapkan kinerja tim ini iii.Kemampuan mengembangkan mekanisme pelaksanaan dan pengawasan
bisa maksimal memberikan hasil kerjanya. Masa kerja tim ini akan dimulai
bangunan sesuai dengan kebutuhannya.
setelah RPLP disahkan oleh Kepala Desa dan berakhir setelah RPLP selesai
tahun pelaksanaannya. b. Pelatiahan dan Bimbingan Pengelolaan Keuangan
Pembentukan tim maupun evaluasi kinerja tim disesuaikan setiap tahun
Adalah serangkaian kegiatan pengelolaan yang meliputi penerimaan,
dengan waktu bersamaan pelaksanaan RWT (Rembug Warga Tahunan) BKM Maju
pencatatatan, pembelanjaan, & pertanggungjawaban keuangan terkait dengan
Makmur Desa Pleret. Diharapkan hasil dari Monev ini tidak saja
pelaksanaan implementasi hasil RPLP, khususnya pengelolaan dana bersumber
mengutamakan hal-hal yang terkait dengan proyek yang tengah berjalan
dari BLM 3 maupun 4.
saja, melainkan, dan ini jauh lebih penting dari kepentingan dalam skala
Pihak-pihak yang perlu dilatih adalah anggota TIPP, UPL, TPP (Tim Pelaksana
proyek, adalah juga sebagai arena belajar bersama para-pihak tentang hal-
Pembangunan)/KSM terutama para pihak yang ditunjuk mengelola keuangan proyek
hal yang terkait dengan kepentingan komunitas yang lebih luas.
implementasi tersebut, serta relawan masyarakat yang akan ikut
F. Proses Pelaksanaan Pembangunan membantu mengawasi jalannya pekerjaan.
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Fisik PLP-BK adalah serangkaian kegiatan Pengerjaan proyek implementasi RPLP dilakukan dengan pola Community
pelaksanaan/implementasi hasil-hasil perencanaan yang telah disepakati Contracting dimana TPP/KSM yang dibentuk/diberi mandat oleh
bersama dan yang tercantum dalam Rencana Penataan Lingkungan masyarakat, bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan program di
Permukiman (RPLP) yang di dalam pelaksanaanya akan menggunakan BLM lapangan sehingga prinsip keterbukaan dan transparansi menjadi syarat
maupun dana dari hasil tahap pemasaran. utama dalam pengadaan/pembelian barang yang akan digunakan untuk
Adapun langkah-langkah tahapan Pelaksanaan Pembangunan akan meliputi: melaksanakan pekerjaan.
Pengadaan/pembelian barang dalam hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan
1. Tahap Persiapan Konstruksi dimaksudkan agar diperoleh harga yang bersaing dan efisien yaitu harga
a.Pelatiahan Dan Bimbingan Teknik Konstruksi yang sebanding dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai persyaratan dari
Adalah serangkaian kegiatan pelatihan yang diupayakan untuk pekerjaan tersebut.
memberikan pemahaman yang cukup tentang kesadaran dan standar Di dalam pengadaan barang maupun jasa, TPP/KSM wajib menjamin
teknis bangunan,kesadaran tentang bahaya kegempaan di wilayah terwujudnya asas-asas berikut ini:
Indonesia dan hal-hal teknis terkait.Pelatihan ini ditujukan bagi
i.Transparan.
masyarakat,khususnya pihak-pihak yang terkait langsung dengan
Segala informasi yang berkaitan dengan keputusan pengadaan/pembelian
pembangunan fisik,yang didanai dengan menggunakan dana BLM 3 maupun 4.
Pihak-pihak yang perlu dilatih adalah anggota TIPP, TPP (Tim Pelaksana barang dapat diakses dan diketahui oleh masing masing pihak yang
Pembangunan)/KSM, UPL, LPMD serta relawan yang akan ikut membantu terlibat (TPP/KSM, TIPP, BKM maupun masyarakat lain secara umum)
mengawasi jalannya pekerjaan. ii.Akuntabilitas.
Hasil yang diharpakan terjadinya pemahaman dan dimilikinya Segala bentuk pengadaan/pembelian barang harus melalui prosedur
yang telah disepakati bersama dengan dilengkapi berkas-berkas
administrasi pembelian/pengadaan yang dapat dipertanggungjawabkan.
rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis
komunitas DESA PLERET 2011 - 2015
Page VII-6
RTPLP DESA PLERET
BAB 7
PEDOMAN PENGENDALIAN
iii.Pengetahuan dasar tentang prinsip dan standar bangunan tahan c.Pelaksanaan Konstruksi
gempa, sehingga peserta mampu mengawasi pelaksanaan proyek i. Persiapan Pelaksanaan Konstruksi
pembangunan prasarana/sarana umum sederhana di wiyahnya (dusun) - Persiapan Pelaksanaan Konstruksi
yang memenuhi standar tahan/aman gempa. -Mmbentuk struktur organisasi & pengurus pemanfaatan &
pemeliharaan (pengelola) prasarana (termasuk rencana kerja dan
iv.Kemampuan mengembangkan mekanisme pelaksanaan dan pengawasan aturan mainnya)
bangunan sesuai dengan kebutuhannya. - Mengikuti musyawarah persiapan pelaksanaan konstruksi (MP2K)
- Melaksanakan penandatanganan Surat Perjanjian Pemanfaatan
2.Tahap Pelaksanaan Konstruksi Dana (SPPD)
a.Penyiapan Usulan Teknis Pelaksanaan Per Sub Proyek - Mengikuti kegiatan coaching/pelatihan teknis dan administrasi
Usulan Teknis merupakan rencana teknis kegiatan yang lebih rinci dan yang diselenggarakan oleh BKM dan UPL
- Pembuatan & pemasangan papan nama kegiatan di lokasi kegiatan
detail yang menjadi muatan/substansi usulan kegiatan per sub proyek. - Sosialisasi kegiatan KSM/panitia kepada warga
Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah :
ii.Pelaksanaan Konstruksi
i. Penyediaan lahan
Pada tahap ini KSM/panitia melaksanakan kegiatan-kegiatan
ii. Survey dan identifikasi.Dilakukan untuk swadaya masyarakat, teknik
pembangunan infrastruktur dan melakukan pengendalian. Kegiatan-
ifrastruktur,harga satuan upah/bahan/alat, serta calon tenaga
kerja. iii.Dokumentasi (gambar) infrastruktur kondisi awal (0%) kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi :
iv.Pembuatan desain/gambar-gambar perencanaan - Pencairan dana (uang muka dan termin)
sederhana v.Pengamanan dampak lingkungan dan sosial - Mobilisasi tenaga kerja/bahan/alat
vi.Pembuatan rencana anggaran biaya (RAB) pelaksanaan - Melaksanakan kegiatan pembangunan prasarana/fisik
pekerjaan vii.Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan - Supervisi kegiatan konstruksi
viii.Pembuatan rencana pengadaan bahan/alat. - Musyawarah pengadaan bahan dan alat (bila ada)
ix.Penyusunan struktur organisasi & tim pelaksana pekerjaan
x.Penyusunan dokumen proposal pelaksanaan kegiatan iii.Pelaporan Kemajuan Pekerjaan Fisik
xi.Pembuatan rencana pemeliharaan setelah tahap pembangunan - Membuat administrasi/laporan harian, mingguan
b.Verifikasi Usulan Teknis Per Sub Proyek - Membuat dokumentasi (photo-photo) kondisi 50%, 100%
Verifikasi Usulan Teknis per Sub Proyek disepakati bersama dalam forum - Pemantauan dampak lingkungan kondisi 50%, 100%
- Melakukan rapat evaluasi kemajuan mingguan lapangan
rembug selanjutnya diverifikasi. Verifikasi perlu dilakukan dalam - Melakukan pemeriksaan & membuat Berita Acara
upaya menjamin optimalisasi pemanfaatan dana BLM maupun mobilisasi Penyelesaian Pekerjaan (BAP2)
sumber daya lokal yang ada.
Hal yang perlu diperhatikan dalam verifikasi lapangan adalah implementasi
dari desain yang cocok dengan tradisi lingkungan setempat (catatan: semua
proyek yang akan diimplementasikan harus mampu memberikan nilai tambah
terhadap potensi lokal dan bukan sebaliknya), penerapan teknologi tepat
guna dengan memanfaatkan material yang mudah didapat disekitar lokasi,
dan pola pengerjaan yang mampu untuk diadaptasi dan atau dilakukan oleh
masyarakat sendiri dengan sedikit bantuan dari pihak luar.
rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA
PLERET 2011 - 2015