Anda di halaman 1dari 8

HIERARKI CARTHESIAN PADA KELAS SOSIAL

DALAM KARYA LLGANCE DU HERISSON

Disusun oleh:
RIZA ADY SAMPURNA
10/299051/SA/15266

JURUSAN SASTRA ROMAN


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
ABSTRAK

Metode Carthesian merupakan pemikiran yang dipelopori oleh filsuf dan matematikawan
Prancis, yaitu Ren Descartes. Secara mendasar, pemikiran tersebut menekankan pikiran
manusia dapat menganalisis, mengatur, membentuk suatu objek, sistem, maupun hierarki
secara sistematis dan ilmiah. Penggolongan kelas sosial seperti yang ada pada masa monarki
Bourbon nampaknya belum sepenuhnya hilang hingga kini. Walaupun pada zaman
pencerahan, penulis seperti Jean-Jaques Rousseau telah menyerukan kesetaraan. Dengan
metode penelitian lewat pembacaan singkat dan cepat novel Llgance du herisson karya
Muriel Barbery, ditemukan adanya bukti pengejawantahan metode carthesian dalam hierarki
kelas sosial. Kesimpulan superfisial dari karya tulis ini adalah metode tersebut telah
mengakar sangat kuat pada kesadaran kolektif masyarakat Prancis.
1. Pendahuluan

Pada masa sekarang ini, demokarasi telah dijadikan sebagai ideologi oleh sebagian
besar negara-negara di dunia, termasuk Prancis. Menurut Rousseau dalam karyanya yang
terkenal Le contrat social, Demokrasi berjalan ketika seluruh rakyat merupakan bagian dari
magistrat.(livre III:3). Namun pada kenyataannya, pengaruh aristokrasi yang ada sejak
zaman Napoleonik masih mengakar kuat hingga kini. Muriel Barbery, melihat fenomena
tersebut secara jelas dan berupaya untuk memberikan gambaran melalui novel karyanya
Llgance du herisson.
Llegance du herisson merupakan karya kedua dari Muriel Barbery, seorang penulis
asal Maroko yang kemudian menjalani kehidupannya di Prancis. Novel tersebut diterbitkan
pada tahun 2006 oleh penerbit Gallimard dan telah diterjemahkan dalam 40 bahasa. Karya ini
mendapat sebagian besar penghargaan tertinggi pada dunia literatur Prancis dan terjual lebih
dari 2 juta kopi di Prancis.
Di dalam cerita, terdapat gambaran hierarki yang ada pada struktur sosial masyarakat
Prancis yang dipengaruhi oleh filosofi terdahulu yang dipelopori Ren Descartes, yaitu La
mthode cartsienne. Metode ini mendasari ihwal berpikir masyarakat Prancis yang
menekankan analisis, keteraturan dan hierarki yang berguna secara universal. Contoh selain
klasifikasi kelas sosial adalah taman di Prancis. Taman-taman di Prancis tersusun secara
simetris, matematis, dan hierarkis, berbeda dengan taman-taman di Inggris yang cenderung
pragmatis dan abstrak. Oleh karena itu, kita dapat beranggapan bahwa masyarakat Prancis
masih menjunjung tradisi yang rigid ini.
Dari penjelasan singkat di atas, ditemukan permasalahan seperti contoh apa yang
dapat menggambarkan fenomena yang dimaksud pada masa sekarang ini beserta
penjelasannya demi mengetahui lebih lanjut ide-ide yang mengakar pada budaya Prancis.
Penulis memilih karya sebagai bahan penelitian karena novel Llegance du herisson
dianggap menarik untuk diteliti dan permasalahan yang diangkatpun dirasa cukup menarik
untuk ditelaah.

1.1 Rumusan Masalah


Klasifikasi kelas sosial yang ada pada masyarakat Prancis masih merunut pada tradisi
monaarki dan aristokrasi yang terdahulu sebagaimana dipapakarkan dalam novel Llegance
du herisson. Oleh karena itu, penulis mengangkat permasalahan sebagai berikut:
1. Apa contoh klasifikasi kelas sosial yang ada pada novel Llegance du herisson?
2. Bagaimana sejarah dan mekanisme yang mendasari klasifikasi kelas sosial pada
novel Llegance du herisson?

2. Pembahasan
Rene Michel merupakan sosok eksentrik yang bersembunyi dalam imej concierge de
Paris yang tipikal, yaitu gemuk, tua, pendek, jelek dan sendiri. Namun di balik semua itu
terdapat sisi elegan pada dirinya yang kemudian akan ditemukan oleh karakter-karakter
pendukung Rene di dalam cerita novel. Sisi tersebut adalah Rene yang walaupun selalu
miskin, kesepian karena menjanda, dan berasal dari desa seperti yang dikatakannya, Je nai
pas fait dtudes, ai toujours t pauvre, discrte et insignifiante., adalah sosok yang sama
sekali berlawanan dengan apa yang dikatakannya. Sebaliknya, dia adalah wanita yang
berwawasan luas dan kaya akan pengetahuan tentang seni dan filosofi. Namun, ia memang
sengaja menyembunyika semua itu agar tidak menarik perhatian orang lain, khususnya
penghuni apatemen mewah tempat dia bekerja.
Apartemen tempat Mme. Michel bekerja merupakan sebuah htel particulier di
daerah Paris. Para penghuninya merupakan keluarga-keluarga kaya yang merupakan bagian
dari bourgeosie. Mme. Michel terpaksa bersembunyi dan tidak menarik perhatian siapapun
karena identitas dan status yang dimilikinya dapat mengusik ketenangan hidupnya. Para
penghuni apartemen yang berasal dari derajat yang lebih tinggi tidak dapat menerima
kenyataan bahwa concierge yang merupakan bagian dari strata sosial terendah dapat memiliki
wawasan yang luas dan selera yang tinggi. Untuk itulah, Mme.Michel mendedikasikan
hidupnya dalam hidup clandestine.
Sementara Paloma, merupakan karakter paralel dari Mme. Michel. Paloma sesuai
dengan pendapat Mme Michel, Dans la famille Josse, il y a aussi la cadette, Paloma, qui est
si discrte et diaphane que je crois bien ne la voir jamais, quoiquelle se rende chaque jour
lcole.adalah gadis berusia 12 tahun, seorang anak dari salah satu keluarga penghuni
apartemen itu. Layaknya Michel, ia mengalami krisis eksistensi diri dan memutuskan untuk
mengakhiri hidupnya dengan meminum racun, . Keputusan semacam itu diambil karena ia
berpendapat bahwa hidupnya akan sia-sia karena sebagai gadis yang berusia 12 tahun,
pendapatnya tidak akan didengar walaupun dia pintar dan benar adanya. Hal tersebut
membuatnya frustasi. Seperti saat berdebat dengan teman ayahnya tentang permainan Go.
Paloma mencoba mengoreksi kesalahan teman ayahnya yang berpendapat bahwa Go berasal
dari Jepang. Padahal, kenyataannya Go berasal dari Cina dan Paloma mencoba menegaskan.
Tetapi, ia dihukum oleh ayahnya atas sikapnya yang dinilai kurang sopan.
2.1 Schema Actantiel

Eksistensi
Kesadaranny diri Dirinya
a sendiri

La Qute : Bersembunyi dan berpura-pura di balik karakter concierge de Paris tipikal sambil
terus belajar secara otodidak atas dasar kesadaran intelektual dan spiritual.

Manuella
Lopes
Penghuni
Paloma
hotel
Josse Rene
Michel Kenyataan
Kakuro Ozu

Rene Arti hidup


Michel Tujuan Hidup dan
kebahagiaan
Kematian
Paloma
Mme. Michel

La Qute : Mencari tujuan untuk hidup sebelum aksi bunuh diri terlaksana.

Orang
Marguerite tuanya
Rene Kerabat
Michel Paloma Josse
Kenyataan
Kakuro Ozu
2.2 Struktur Karya

Plot dari novel ini berdasarkan sudut pandang dan pemikiran dua tokoh utama yang
muncul seringkali silih berganti di tiap bagian/chapitre. Rene Michel (54) adalah seorang
concierge sebuah apartemen mewah di Paris, Prancis. Ia mendedikasikan dirinya untuk
mempelajari filosofi dan sastra secara otodidak demi menemukan makna kehidupan karena ia
percaya bahwa eksistensi manusia merupakan absurditas. Rene menyadari jika ia memiliki
otak yang brilian dan bakat yang potensial pada kedua bidang tersebut, namun kenyataan
bahwa ia hanyalah seseorang yang berasal dari keluarga miskin pedesaan dan selalu
mendapat tempat terbawah dalam hierarki kelas sosial, membuatnya untuk tetap diam dan
tidak menarik perhatian demi keselamatannya sendiri. Jika ada pihak yang mengetahui
kecerdasannya, khususnya pihak penghuni apartemen yang terdiri dari kalangan elit Paris,hal
itu akan menarik perhatian banyak orang dan ketenangan hidupnya bisa terancam karena
seorang concierge yang berwawasan dan berpendidikan bukanlah hal yang wajar.
Paloma Josse, seorang gadis berusia 12 tahun, anak dari salah satu keluarga kaya
penghuni apartemen di mana tempar Rene bekerja, memiliki kecerdasan luar biasa di atas
sebayaanya. Hal tersebut mempengaruhi paradigma yang dipilihnya dalam menyikapi hidup.
Ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya setelah libur sekolah tiba dengan menenggak
botol berisi racun dari obat tidur milik ibunya. Layaknya Rene, Paloma melihat bahwa
manusia tidak memiliki tujuan hidup yang berarti; mereka hidup hanya untuk memuaskan
nafsu dan berpura-pura. Hal itu membuatnya lelah dan sedih, hingga pada akhirnya Paloma
memperoleh sedikit demi sedikit jawaban atas kegelisahannya setela bertemu dengan Rene
berkat Kakuko Ozu.
Konflik yang ada pada cerita nampaknya menjadi bagian awal dari novel dan resolusi
demi resolusi terjadi seiring berjalannya cerita. Konflik batin yang ada pada kedua karakter
utama mendasari plot yang ada hingga akhir cerita di mana kematian Rene yang tidak
disangka membawa hikmah bagi Paloma untuk terus hidup di dunia, demi meneruskan tujuan
kemanusiaan.

3. Kesimpulan
Metode cartesian merupakan sebuah tradisi pemikiran yang telah mengakar kuat pada
masyarakat Prancis. Metode tersebut menekankan adanya analisis, aturan, dan hierarki pada
suatu sistem. Sesuatu dibedakan berdasarkan tingkat kepentingan secara sistematis. Begitu
pula pada tatanan sosial yang ada, sistem hierarki yang ada sejak zaman aristokrasi lama
masih berjalan secara lebih halus.
Pada dasarnya, seseorang yang berada di strata lebih rendah tidak bisa melampaui
derajat di atasnya. Hal tersebut yang menyebabkan Mme. Michel mencoba untuk
menyembunyikan jati dirinya, karena sesuai dengan buadaya Prancis, concierge merupakan
anggota kelas rendah. Jika ada seseorang dari kelas tersebut yang berpendidikan dan
mempunyai selera layaknya aristokrat, maka hal tersebut akan sulit diterima.
Hal serupa terjadi pada Paloma. Kecerdasannya merupakan siksaan, karena orang
dewasa tidak dapat mengalah dan mengakui kebenaran yang sering dipaparkan Paloma
karena ia hanyalah seorang gadis cilik. Hierarki yang berlaku mengatur setiap anggota dan
kelas sosial bekerja dan berlaku sesuai dengan tugas yang telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Barbery, Muriel. 2006. Llegance du herisson. Paris: Gallimard

DAFTAR LAMAN

http://www.philolog.fr/les-regles-de-la-methode-descartes/ , diakses pada 17 Juni pukul


21:21
http://www.sparknotes.com/philosophy/socialcontract/section8.rhtml, diakses pada 17
Juni pukul 22:22

Anda mungkin juga menyukai