Michel Foucault lahir pada tanggal 15 Oktober 1926 di Poiters, Prancis dengan nama
Paul Michel Foucault. Ibunya bernama Anne Malapert, anak dari seorang dokter bedah.
Ayahnya juga seorang ahli bedah sekaligus guru besar dalam bidang anatomi di sekolah
kedokteran Poiters.
Foucault kecil tumbuh dalam keluarga yang menerapkan pendidikan ketat, yang
ternyata juga merupakan anti-klerikal. Keluarga yang cenderung menjaga nilai-nilai tradisi
daripada nilai-nilai agama dalam pendidikan keluarga. Sekolah dasarnya ia tempuh di Lycee
Henry IV dan College Saint Stanislas di Poiters. Ia selalu mendapat nilai terbaik (prix
d’excellence) untuk pelajaran Sejarah Yunani, bahasa Latin, dan bahasa Yunani. Hal inilah
yang kemudian mendorong Foucault masuk ke Ecole Normale Superieure (ENS), meskipun
pilihan tersebut bertetangan dengan ayah dan kakeknya yang menginginkannya meneruskan
keahlian mereka sebagai dokter bedah.
Foucault diterima di Ecole Normale Superiure pada tahun 1944 di bawah bimbingan G.
Canguilhelm, J. Hyppolite, dan G.Dumezil. lalu pada tahun 1948 ia mendapatkan lisensi dalam
filsafat dan disusul lisensi dalam psikologi pada tahun 1950. Foucault kemudian bekerja di
Ecole Normale Superiure dan menjadi anggota partai komunis di Perancis setelah perng dunia
ke-II selesai.
Pada tahun 1954 ia menerbitkan buku berjudul Meladie Mentale et Personnalite
(penyakit jiwa dan kepribadian). Selama periode 1954-1958 ia juga bekerja sebagai dosen di
Universitas Uppsala (Swedia) pada bidang sastra dan budaya Prancis, dan pada tahun 1958 ia
menjadi direktur kebudayaan Perancis di Warsawa. Pada tahun 1959 ia menjadi direktur juga
di Hamburg sekaligus menyelesaikan buku Folie et Deraison. Historie de la Folie a I’age
Classique’ (Kegilaan dan nir-rasio. Sejarah kegilaan dalam zaman klasik).
Pada akhir abad ke18 (setelah revolusi Prancis) sampai pertengahan abad 20 (Perang
Dunia II), konsentrasi wacana ilmiah pada masa ini adalah sejarah dan manusia sebagai
subjeknya. Manusia dibebaskan dari segala alienasi dan bebas dari determinasi dari segala
sesuatu. Manusia menjadi objek pengetahuan dan dengan demikian dia menjadi subjek dari
kebebasan dan eksistensinya sendir. Manusia menjadi pusat pemikiran. Hal ini terlihat dalam
perkembangan ilmu-ilmu sosial dan psikologi.
Suma Riella Rusdiarti, Struktur dan Sifatnyadalam Pemikiran Michel Foucault, Jakarta,
Universitas Indonesia, 2008
Stephen R.C.Hicks, Explaining Postmodernism, Skepticism and Socialism from Rousseau to
Foucault, New York, Scholargy Publishing, 2004