Anda di halaman 1dari 2

Sistem International Institute for Aerial survey and Earth Sciences (ITC), Belanda

Pemetaan geomorfologi didasarkan pada unit bentanglahan, pemisah unit satu


dengan yang lain menggunakan warna. Penggunaan warna digunakan karena
pembentukan proses bentuklahan pun berbeda. Pemetaan pada area yang sempit hanya
digunakan dua warna, untuk proses fluvial dan denudasional. Kenampakan geomorfologi
yang kecil disimbolkan dengan simbol garis hitam. Simbol huruf digunakan untuk
mengindikasikan umur bentuklahan. Litologi digambarkan dengan warna kelabu pada
dasar peta. Bentukan hidrograf diberi warna biru. Sistem ini dapat digunakan secara
fleksibel untuk berbagai medan/ area dan berbagai skala.
Sistem ITC dipilih dan dipakai sebagai acuan mengingat sistem ini merupakan
gabungan dari beberapa sistem yang ada, baik di daerah tropis, sub tropis, kering dan
agak kering. Selain itu, didasarkan atas survei Analitik, Sintetik dan Pragmatik. Survei
analitik (mono disiplin) yan ditekankan pada morfometri, morfografi morfogenesa dan
morfokronologi. Survei sintetik (multi disiplin) merupakan hasil kerja sama dari berbagai
keahlian, sedangkan survei pragmatik disesuaikan dengan tujuan survei. Dalam
penyusunan peta geomorfologi, faktor pemanfaatan dan penampilannya perlu
dipertimbangkan, antara lain :
a. Dapat dipakai untuk aneka tipe terrain dan fleksibel.
b. Dapat dipakai dalam berbagai cara.
c. Sederhana dan informatif.
Hambatan pertama dari sistem ITC yaitu sistem ini mendasarkan klasifikasinya
pada pengamatan dan interpretasi dari foto udara. Kesulitan berikutnya dari sistem ITC
juga muncul pada penamaan dengan kode D1 sampai D3 dan S1 sampai S3 yang sangat
deskriptif dengan kalimat panjang dan tidak memberikan penamaan yang praktis. Selain
itu penamaan denudational origin agak sulit diterima mengingat pada dasarnya semua
bentuk muka bumi telah atau sedang mengalami proses denudasional. Hal lain adalah
tidak jelasnya kontrol geologis pada pembentukan morfologi, karena beberapa penamaan
menggunakan kriteria persen lereng.

Sistem Unified Key


Pemetaan geomorfologi sistem ini memperhatikan pada kemiringan lereng. Setiap
unit dikelompokkan lagi atas dasar perbedaan lereng. Penyimbolan bentuklahan yang
segenesis menggunakan simbol warna, sedangkan bayangan dari warna yang gradual
untuk membedakan besarnya lereng. Simbol huruf berwarna hitam digunakan untuk
menggambarkan umur bentuklahan.

Sistem SNI (Indonesia)


Pemetaan geomorfologi sistem SNI hampir sama dengan sistem ITC. Unit utama
geomorfologi didasarkan pada kelompok bentuklahan atas bentukan asalnya. Unsure
geomorfologi yang tercantum dalam peta geomorfologi meliputi satuan geomorfologi,
morfologi, jenis batuan, proses geomorfologi, tanah, dan tutupan lahan. Huruf digunakan
untuk menunjukkan bentukan asal dari satuan bentuklahan dan angka menunjukkan jenis
bentuklahan pada masing-masing bentukan asal. Warna digunakan untuk membedakan
satuan bentukan asal. Garis untuk mengekspresikan elemen geomorfologi dan batas
satuan pada geomorfologi.

Daftar Pustaka

Van Zuiam, R.A. 1985. Aerial Photo-Interpretation in Terrain Analysis and Geomorphological
Mapping. Smits, The Hague.

Brahmantyo dan Bandono. 2006. Klasifikasi Bentuk Muka Bumi (Landform)


untuk Pemetaan Geomorfologi pada Skala 1:25.000 dan Aplikasinya untuk
Penataan Ruang. Bandung: Jurnal Geoaplika Vol. 1 No. 2, 2006, hal. 71-
78.

Anda mungkin juga menyukai